kementrian pendidikan dan kebudayaan · 2018-02-16 · 28 9 ,8 (1 67×10−27) ... planetesimal...

7
____________________________________________________________________________________________ Olimpiade Sains Nasional Bidang Astronomi 2012 Solusi Teori ESSAY 1) [IR] Tekanan (P) untuk atmosfer planet bersuhu tetap sampai ketinggian Z dinyatakan oleh = 0 /. P 0 adalah tekanan (atm) di permukaan laut (Z=0) dianggap hampir tidak berubah selama evolusi atmosfer planet. Z adalah ketinggian dari permukaan laut dan h skala ketinggian atmosfer planet. Pada harga Z = h, tekanan atmosfer berkurang dengan 1/. Besar = , dengan = berat molekul (relatif terhadap hidrogen), = massa atom hidrogen, k = konstanta Boltzmann, T = temperatur mutlak dalam Kelvin dan g = percepatan gravitasi. Atmosfer Bumi berevolusi dari dominasi senyawa CO2 ( = 44) di awal pembentukan menjadi dominasi senyawa N2 sekarang ( = 28) dengan suhu T = 300 K tetap. Hitunglah tekanan atmosfer di puncak Trikora Pegunungan Jayawijaya (tinggi 5 km) saat planet Bumi: a. Didominasi atmosfer N2 b. Didominasi atmosfer CO2 c. Dari perhitungan a dan b di atas, jelaskan kaitan antara tekanan atmosfer dan berat molekul. Jawab soal 1). = 0 /a. = = 1,38×10 23 (300) 289,8(1,67×10 27 ) = 9 km untuk atmosfer N 2 [2pt] Jadi 0 = /= 5/9 = 0,57 maka P = 0,57 P 0 atm [3pt] b. =9× 28 44 = 5,7 km untuk atmosfer CO 2 [2pt] Jadi 0 = 5/5,7 = 0,42 maka P = 0,42 P 0 atm [3pt] c. Terlihat semakin berat atmosfer (CO 2 ), tekanan di puncak atmosfer (di puncak Jayawijaya), berkurang sebanyak 1/ dari tekanan di permukaan, dibandingkan pengurangan tekanan di atmosfer (N 2 ) Bumi, sekarang ini. [2pt] Penalti: kalau tidak lengkap dengan satuan dikurangi 0,5pt. KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Upload: trandien

Post on 12-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

____________________________________________________________________________________________

Olimpiade Sains Nasional Bidang Astronomi 2012

Solusi Teori

ESSAY

1) [IR] Tekanan (P) untuk atmosfer planet bersuhu tetap sampai ketinggian Z dinyatakan oleh 𝑃 = 𝑃0 𝑒−𝑍/ℎ . P0 adalah

tekanan (atm) di permukaan laut (Z=0) dianggap hampir tidak berubah selama evolusi atmosfer planet. Z adalah

ketinggian dari permukaan laut dan h skala ketinggian atmosfer planet. Pada harga Z = h, tekanan atmosfer

berkurang dengan 1/𝑒. Besar ℎ =𝑘 𝑇

𝜇 𝑔 𝑚𝐻 , dengan = berat molekul (relatif terhadap hidrogen), 𝑚𝐻 = massa atom

hidrogen, k = konstanta Boltzmann, T = temperatur mutlak dalam Kelvin dan g = percepatan gravitasi.

Atmosfer Bumi berevolusi dari dominasi senyawa CO2 ( = 44) di awal pembentukan menjadi dominasi senyawa N2

sekarang ( = 28) dengan suhu T = 300 K tetap. Hitunglah tekanan atmosfer di puncak Trikora Pegunungan

Jayawijaya (tinggi 5 km) saat planet Bumi:

a. Didominasi atmosfer N2

b. Didominasi atmosfer CO2

c. Dari perhitungan a dan b di atas, jelaskan kaitan antara tekanan atmosfer dan berat molekul.

Jawab soal 1).

𝑃 = 𝑃0 𝑒−𝑍/ℎ

a. ℎ =𝑘 𝑇

𝜇 𝑔 𝑚𝐻=

1,38×10−23 (300)

28 9,8 (1,67×10−27 ) = 9 km untuk atmosfer N2 [2pt]

Jadi 𝑃

𝑃0 = 𝑒−𝑍/ℎ = 𝑒−5/9 = 0,57 maka P = 0,57 P0 atm [3pt]

b. ℎ = 9 ×28

44 = 5,7 km untuk atmosfer CO2 [2pt]

Jadi 𝑃

𝑃0 = 𝑒−5/5,7 = 0,42 maka P = 0,42 P0 atm [3pt]

c. Terlihat semakin berat atmosfer (CO2), tekanan di puncak atmosfer (di puncak

Jayawijaya), berkurang sebanyak 1/𝑒 dari tekanan di permukaan, dibandingkan

pengurangan tekanan di atmosfer (N2) Bumi, sekarang ini. [2pt]

Penalti: kalau tidak lengkap dengan satuan dikurangi 0,5pt.

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

2) [IR] Menurut teori akresi planet, planetesimal terbentuk dari kumpulan gas yang memampat. Saat sekumpulan

planetesimal bertumbukan membentuk planet yang bermassa M (kilogram) dan berjejari R (meter), maka energi

panas (Q) terbentuk dari energi potensial () hasil akresi. Bayangkan jika Bumi terbentuk dari awan Silikon yang

terdistribusi secara homogen. Hitunglah temperatur T dari Bumi saat terbentuk. Diketahui massa 1 atom Silikon =

30 kali massa 1 atom Hidrogen.

Jawab soal 2).

Q =

Q = 3

5 (𝐺 𝑀2)

𝑅 [5pt]

3

2𝑁𝑘𝑇 =

3

5 (𝐺 𝑀2)

𝑅

𝑇 =2

5 (𝐺 𝑀2)

𝑁𝑘𝑅 [2pt]

Tetapi, 𝑀

𝑁= 𝑚𝑆𝑖 = 30 𝑚𝐻 [1pt]

𝑇 = 12 𝐺 𝑚𝐻 𝑀

𝑘𝑅=

= 12 6,67×10−11 1,67×10−27 (5,98×1024 )

1,38×10−23 (6,3×106)

𝑇 = 77.000 K [4pt]

Penalti: Jika tidak menggunakan Q = 3

5 (𝐺 𝑀2)

𝑅 maka dikurangi

setengah dari total atau [6pt].

3). [CK]

Tanggal 6 Juni 2012 terjadi transit Venus dengan denah peristiwa seperti pada gambar di atas. Pengamatan

dilakukan di Manado, sehingga waktu yang dipakai adalah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA).

Kontak pertama I (saat Venus mulai menyentuh lingkaran Matahari) terjadi pada pukul 06:09:38.

Kontak kedua II (saat Matahari dan Venus bersinggungan dalam untuk pertama kali) terjadi pukul 06:27:34.

Puncak transit terjadi pada 9:29:36.

Kontak ketiga III (saat Matahari dan Venus bersinggungan dalam lagi menjelang akhir gerhana) terjadi pada pukul

12:31:39.

Kontak keempat IV (saat Venus tepat berpisah lagi dengan Matahari) terjadi pada pukul 12:49:35.

Gunakanlah asumsi-asumsi berikut dalam menjawab pertanyaan :

1. Venus dan Bumi mengelilingi Matahari dalam orbit lingkaran

2. Lintasan Venus di piringan Matahari sejajar dengan ekliptika

3. Diameter sudut Matahari saat pengamatan : 0,5º

4. Lamanya satu tahun 365,25 hari

Hitunglah jarak Bumi ke Venus pada saat transit dengan menggunakan gambar dan data waktu transit di atas.

Jawab soal 3).

Ukur panjang lintasan Venus di piringan Matahari dibandingkan dengan diameter

Matahari, diperoleh panjang lintasan Venus = 0,354º = 0,006181 rad [1pt]

Andaikan kecepatan sudut relatif Venus terhadap Bumi :ωr=ωV-ωB

Lamanya pusat lingkaran Venus di piringan Matahari diambil dari :

22

IIIIVIII tttt

= 6 jam 22 menit 1 detik=0,26529 hari [1pt]

I

II

III

IV

Lanjutan Jawab soal 3).

Maka kecepatan sudut relatif Venus terhadap Matahari adalah :

i0,26529har

rad006181.0r =0,023300 rad/hari [2pt]

Kecepatan sudut Bumi :

25,365

2 B =0,017202 rad/hari [2pt]

Maka kecepatan sudut Venus :

BrV =0,040503 rad / hari. [2pt]

Periode orbit Venus :

V

VP

2 =155 hari = 0,42437 tahun [2pt]

Dengan menggunakan hukum Kepler

23 Pa

Diperoleh: jarak Venus Matahari adalah 0,535 SA maka saat transit jarak Bumi –

Venus = 1-0,564 = 0,436 SA [2pt]

4). [SS-MR] Seorang astronom mengamati bintang dengan kelas spektrum yang sama di arah dua medan

langit, A dan B. Di arah medan langit A magnitudo terlemah yang dapat dicapai adalah 20 mag,

sedangkan di medan langit B adalah 15 mag. Hitunglah perbandingan jumlah bintang di medan langit A

terhadap jumlah bintang di medan langit B, dengan mengandaikan rapat jumlah bintang di kedua

daerah tersebut sama.

Jawab soal 4).

Jumlah bintang dalam daerah A dan daerah B adalah

𝑁𝐴 = 𝜌𝑉𝐴

𝑁𝐵 = 𝜌𝑉𝐵 [1pt]

𝑚𝐴 − 𝑀 = −5 + 5 𝑙𝑜𝑔 𝑑𝐴

𝑑𝐴 = 10 𝑚𝐴−𝑀+5 /5 [2pt]

𝑚𝐵 − 𝑀 = −5 + 5 𝑙𝑜𝑔 𝑑𝐵

𝑑𝐵 = 10 𝑚𝐵−𝑀+5 /5 [2pt]

Perbandingan jumlah bintang

𝑁𝐴

𝑁𝐵= 𝑉𝐴 𝑉𝐵

= 𝑉𝐴 𝑉𝐵

Dengan

𝑉~𝑑3 [4pt]

maka

𝑁𝐴

𝑁𝐵=

103 𝑚𝐴−𝑀+5 /5

103 𝑚𝐵−𝑀+5 /5=

100,6 𝑚𝐴−𝑀+5

100,6 𝑚𝐵−𝑀+5 = 100,6 𝑚𝐴−𝑚𝐵

[3pt]

5). [Rhom]Satelit survey RI-2012N memiliki orbit lingkaran yang tidak sebidang dengan ekuator Bumi dengan periode P =

201,2 menit. Pada t = 0 detik, satelit melintas di atas kota A (λ = 20° BT dan φ = 12° LU). Beberapa saat kemudian,

tepatnya pada t = 2012 detik, satelit berada di atas kota B (φ = 20° 12" LU).

a. Buatlah sketsa orbit satelit RI-2012N dari t = 0 detik hingga t = 2012 detik, pada bola langit!

b. Hitunglah bujur geografis kota B (yang berada di sebelah timur kota A)!

c. Hitunglah kemiringan orbit satelit terhadap ekuator (sudut inklinasi, i)?

(DIterima , ASBOL, Medium,Analisis)

Jawab soal 5).

a. Sketsa orbit satelit

Gambar 1 Ilustrasi orbit satelit RI-2012N dari titik A menuju titik B

yang ditempuh dalam waktu 1/6P. Bila busur BA diperpanjang,

maka akan berpotongan dg equator pada titik E. [2pt]

b. Bujur geografis kota B

Sudut x pada sketsa menunjukkan perbedaan bujur kota A dan

kota B, sehingga bujur kota B adalah 𝜆𝐵 = 𝜆𝐴 + 𝑥. Nilai x sendiri

dapat dihitung menggunakan geometri segitiga bola ABP, yakni

dengan hubungan cosinus.

cos 60 = cos 90 − 𝜙𝐴 cos 90 − 𝜙𝐵 + sin 90 − 𝜙𝐴 sin 90 − 𝜙𝐵 cos 𝑥

cos 𝑥 =

12 − cos 90 − 𝜙𝐴 cos 90 − 𝜙𝐵

sin 90 − 𝜙𝐴 sin 90 − 𝜙𝐵

𝑥 = 62,19° [3pt]

Lanjutan Jawab soal 5).

Dengan demikian,

𝜆𝐵 = 𝜆𝐴 + 𝑥

𝜆𝐵 = 82,19° 𝐵𝑇 [2pt]

c. Kemiringan orbit satelit

Besar sudut inklinasi dapat dihitung berdasarkan geometri segitiga

bola APE, dan tentu sudut y perlu dihitung terlebih dahulu.

sin 𝑦

sin 90 − 𝜙𝐵 =

sin 𝑥

sin 60

sin 𝑦 =sin 𝑥

sin 60 sin 90 − 𝜙𝐵 [2pt]

Salah satu titik potong orbit satelit dengan equator adalah titik E

dan inklinasi satelit adalah 𝑖 = 90 − 𝑧 seperti tampak pada sketsa.

Besar sudut z sendiri dapat dihitung dengan cara sbb:

sin 𝑧

sin 90 − 𝜙𝐴 =

sin 180 − 𝑦

sin 90

sin 𝑧 =sin 𝑦

1sin 90 − 𝜙𝐴

sin(𝑧) = 64,10° [2pt]

Diperoleh 𝑖 = 90 − 𝑧 = 25,90°. [1pt]