kavitasi pada pompa
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-
Nya, meminta ampunan dari-Nya dan meminta perlindungan kepada-Nya dari
kejahatan diri kita serta keburukan amal perbuatan kita. Shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Kavitasi pada Pompa” ini sebagai tugas dari mata kuliah Pompa dan
Kompresor tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs. Winarno Dwi Rahardjo, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pompa dan Kompresor yang telah banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan; rekan-rekan, serta semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Akhirnya penulis mohon kritik dan saran untuk lebih sempurnanya makalah ini.
Selanjutnya penulis berharap makalah yang sederhana ini bermanfaat, terutama bagi
yang membutuhkannya.
Semarang,16 April 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Perumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan dan Manfaat.........................................................................
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kavitasi.........................................................................
B. Pengaruh Kavitasi terhadap kinerja pompa....................................
C. Cara menghindari kavitasi..............................................................
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kavitasi didefinisikan sebagai pembentukan uap dalam suatu aliran fluida
sebagai akibat turunnya tekanan pada saat temperature konstan.Fenomena ini
sangat berbahaya dan diketahui sebagai fenomena yang bersifat merusak pada
bagian-bagian penting instrumen dalam sebuah proses diantaranya kontrol valve yang
bila sangat tinggi akan mengakibatkan valve menjadi getas dan akhirnya pecah. Jika
terjadi kavitasi, maka zat cair yang bercampur uap itu akan masuk ke titik isap
impelerdalam pompa. Tentulah hal ini akan mengakibatkan tumbukan-tumbukan
antara cairan dan uapdengan impeler dan rumah pompa. Makin ke ujung impeler,
tekanan kembali membesar, sehingga uap tadi pecah (kembali menjadi cair,
mengembun). Akibat lanjutnya pompa makin berisik, performansi rendah dan
kerusakan pada bagian dalam pomsemua, gejala kavitasi harus dihindari.
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Kavitasi?
2. Bagaimana pengaruh kavitasi pada pompa?
3. Bagaimana cara menghindari kavitasi?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan Manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana kavitasi bekerja pada pompa dan apa pengaruhnya.
2. Mengetahui cara mencegah terjadinya kavitasi pada pompa.
3. Mengetahui bagaimana cara memilih pompa yang baik dan benar.
iv
BAB II. PEMBAHASAN
KAVITASI PADA POMPA
A. PENGERTIAN KAVITASI
Kavitasi adalah fenomena perubahan fase uap dari zat cair yang sedang mengalir,
karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa
bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi hisap pompa. Misalnya, air pada
tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 100 derajat celcius.
Gambar 1. Kavitasi pada Pompa
Tetapi jika tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur yang
lebih rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air bisa mendidih pada suhu
kamar.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal
ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun didalam
pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi di
dalam aliran, maka akan sangat rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada pompa
maka bagian yang akan mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya.
1
Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap terlalu rendah.
Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung
sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0,003 detik. Gelembung
ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai
tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut
gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di
dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat
pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan.
Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa sehingga
bisa menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut dengan
erosi kavitasi sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah
pada dinding secara terus menerus.
B. PENGARUH KAVITASI TERHADAP KINERJA POMPA
Pengaruh kavitasi pada umumnya adalah sebagai berikut :
Berkurangnya kapasitas pompa.
Berkurangnya head( pressure)
Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah
di dalam selubung pompa.
Suara bising saat pompa berjalan
Kerusakan pada impeller atau selubung pompa(volute)
Gelembung terbentuk tatkala cairan mendidih. Hati-hati untuk menyatakan mendidih
itu sama dengan air yang panas untuk disentuh, karena oksigen cair juga akan
mendidih dan tak seorang pun menyatakan itu panas.
Mendidihnya cairan terjadi ketika ia terlalu panas atau tekananya terlalu rendah. Pada
tekanan permukaan air laut 1 bar (14,7 psia) air akan mendidih pada suhu 212oF
2
(100oC). Jika tekanannya turun air akan mendidih pada suhu yang lebih rendah. Ada
tabel yang menyatakan titik didih air pada setiap suhu yang berbeda.
Satuan tekanan di sini yang digunakan adalah absolute bukan pressure gauge, ini
jamak dipakai tatkala kita berbicara mengenai sisi isap pompa untuk menghindari
tanda minus. Maka saat menyebut tekanan atmosfir nol, kita katakan 1 atm sama
dengan 14,7 psia pada permukaan air laut dan pada sistim metrik kita biasa memakai
1 bar atau 100 kPa. Kita balik ke paragraf pertama untuk menjelaskan akibat dari
kavitasi, sehingga kita lebih tahu apa sesungguhnya yang terjadi.
Kapasitas Pompa Berkurang
Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat (space),
dan kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama.
Otomatis cairan yang kita perlukan menjadi berkurang. Jika gelembung itu besar pada
eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan akhirnya perlu priming
(tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara)
Tekanan (Head) kadang berkurang
Gelembung-gelembung tidak seperti cairan, ia bisa dikompresi (compressible). Nah,
hasil kompresi inilah yang menggantikan head, sehingga head pompa sebenarnya
menjadi berkurang. Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena tidak bisa
terbentuk pada tekanan tinggi.
Kita harus selalu ingat bahwa jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida
akan berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan
rendah. Ini akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa
terbatas, volute atau perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran
fluida pada penampang kecil antara ujung impeller dengan volute cut water.
Bagian-bagian pompa rusak
3
• Gelembung-gelembung itu pecah di dalam dirinya sendiri, ini dinamakan imploding
kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari segala sisi, tetapi bila
ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau volute ia tidak bisa pecah
dari sisi tersebut, maka cairan masuk dari sisi kebalikannya pada kecepatan yang
tinggi dilanjutkan dengan gelombang kejutan yang mampu merusak part pompa. Ada
bentuk yang unik yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti
dipukul dengan ball peen hamme..
• Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal, tetapi
pengalaman menunjukan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya datang dari
segala sudut.
Gambar 2. Kerusakan impeler karena kavitasi
4
Semakin tinggi kapasitas pompa, kelihatannya semakin mungkin kavitasi terjadi.
Nilai Specific speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang
memungkinkan untuk beroperasi pada kapasitas yang tinggi dengan power yang
rendah dan kecil kemungkinan terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada casing
yang berbentuk pipa, dari pada casing yang berbentuk volute seperti yang sering kita
lihat
C. CARA MENGHINDARI KAVITASI
Kavitasi juga menyebabkan suara yang berisik, getaran, korosi yang disebabkan
karena adanya reaksi kimia gas-gas dan logam, dan juga dapat menyebabkan
performansi pompa akan menurun secara tiba-tiba sehingga pompa tidak dapat
bekerja dengan baik.
Cara-cara yang bisa digunakan untuk menghindari terjadinya kavitasi antara lain :
1. Tekanan sisi isap tidak boleh terlalu rendah. Pompa tidak boleh diletakkan jauh di
atas permukaan cairan yang dipompa sebab menyebabkan head statisnya besar.
2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar. Bagian yang mempunyai
kecepatan tinggi maka tekanannya akan rendah. Oleh karena itu besarnya kecepatan
aliran harus dibatasi, caranya dengan membatasi diameter pipa isap tidak boleh
terlalu kecil.
3. Menghindari instalasi berupa belokan-belokan tajam. Pada belokan yang tajam
kecepatan aliran fluida akan meningkat sedangkan tekanan fluida akan turun sehingga
menjadi rawan terhadap kavitasi.
4. Pipa isap dibuat sependek mungkin, atau dipilih pipa isap satu nomer lebih tinggi
untuk mengurangi kerugian gesek.
5.Tidak menghambat aliran cairan pada sisi isap.
6. Head total pompa harus sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi
sesungguhnya.
5
Berikut adalah cara cepat menentukan apakah pompa mengalami kavitasi / tidak:
1. Hitung pressure static di suction pompa (tidak termasuk pressure akibat velocity
fluida), Pakai software simulasi jika sistemnya kompleks. Pastikan anda memasukkan
komponen2 yang berpengaruh (valve, orifice, elbow, panjang pipa, dan lain-lain)
2. Pakai HYSYS, masukkan komposisi fluida, masukkan temperatur operasi dan
masukkan nilai 0 atau 1 pada vapour/phase fraction, kita peroleh vapour pressure.
3. Bandingkan kedua nilai diatas. Ubah valuenya ke feet head (inilah NPSHA anda)
dengan persamaan)
4. Cek NPSHR di curve dari manufacturer pompa anda (Pada umumnya pompa ditest
menggunakan water pada temperature kamar, jadi berhati-hatilah jk fluida anda
bukan water)
5. GPSA databook memberikan guide safety margin 2-3 ft NPSHA lebih tinggi dari
NPSHR.
Menyambung dengan ekspander setidaknya akan membuat restriksi ke suction pompa
anda berkurang (meninggikan NPSHA). Menggunakan expander juga akan
memperkecil resiko udara terperangkap. Namun dibandingkan dengan menggunakan
pipa yang sesuai, grafik sistem anda akan berubah (perubahan diameter dianggap
restriksi).
Beberapa efek yang ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi, yaitu :
1. Vaporisation - Penguapan.
Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang kedua :
2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam Sistem
Pompa sentrifugal hanya mampu meng'handle' 0.5% udara dari total volume. Lebih
dari 6% udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen pompa.
Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa sebab, antara lain :
• Dari packing stuffing box (Bagian A - Lihat Gambar). Ini terjadi, jika pompa
dari kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada kondisi vakum.
• Letak valve di atas garis permukaan air (water line).
6
• Flens (sambungan pipa) yang bocor.
• Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid).
• Jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan menambah
suhu udara pada sisi isap.
• Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan terlalu
rendah.
3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System
Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat dengan
diameter luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi
awal isap pompa.
Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap dan
kemudian pecah ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu terjadi
pada pompa dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus
tahu nilai Suction Spesific Speed , yang dapat digunakan untuk mengontrol pompa
saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teraman terhadap nilai BEP(Best
Efficiency Point) pompa yang harus diambil untuk mencegah terjadinya masalah.
7
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kavitasi adalah fenomena perubahan fase uap dari zat cair yang sedang mengalir,
karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada
pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi hisap pompa. Misalnya,
air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 100 derajat
celcius.
2. Pengaruh kavitasi pada umumnya adalah sebagai berikut :
Berkurangnya kapasitas pompa.
Berkurangnya head( pressure)
Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah
di dalam selubung pompa.
Suara bising saat pompa berjalan
Kerusakan pada impeller atau selubung pompa(volute)
3. Cara mencegah terjadinya kavitasi adalah:
Tekanan sisi isap tidak boleh terlalu rendah
Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar
Menghindari instalasi berupa belokan-belokan tajam
Pipa isap dibuat sependek mungkin, atau dipilih pipa isap satu nomer lebih
tinggi untuk mengurangi kerugian gesek.
Tidak menghambat aliran cairan pada sisi isap
Head total pompa harus sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi
operasi sesungguhnya
B. SARAN
Pompa sebaiknya dijauhkan dari terjadinya kavitasi dengan dilakukan tindakan-
tindakan pencegahan terhadap terjadniya kavitasi pada pompa karena kavitasi
hanya akan memberikan dampak yang buruk bagi pompa dan menyebabkan
kerusakan pada pompa.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
1. Anis,Samsudin., Karonowo (2008). Dasar Pompa. Semarang : Universitas Negeri
Semarang
2. http://awankboys.blogspot.com/2010/05/ kavitasi - pada - pompa .html . Diakses pada
Hari Senin, 15 April 2013 pukul 08.00 WIB
10