kast rasi

15
KASTRASI UNTUK MENGENDALIKAN TETUA TANAMAN YANG AKAN DISILANGKAN Diajukan Sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Tanaman Kelas G Kelompok 14 Anggota: 1. Meta Rona Iqrimah (141510601115) 2. Dewi Syarifah Bulan (141510601117) 3. Andila Purnomo R. (141510601118) 4. Ulil Amri (141510601121)

Upload: dhevi-dwi

Post on 09-Apr-2016

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

U

TRANSCRIPT

Page 1: Kast Rasi

KASTRASI UNTUK MENGENDALIKAN TETUA TANAMAN YANG AKAN DISILANGKAN

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Tanaman

Kelas G

Kelompok 14

Anggota:

1. Meta Rona Iqrimah (141510601115)2. Dewi Syarifah Bulan (141510601117)3. Andila Purnomo R. (141510601118)4. Ulil Amri (141510601121)

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Kast Rasi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan pertanian suatu negara sangat bergantung pada jumlah varietas

unggul yang dihasilkan. Keadaan ini menjadi suatu kesempatan persaingan bagi

perusahaan swasta yang mengusahakan benih yang lebih baik dan disukai para

konsumen. Benih idaman konsumen adalah benih yang mempunyai kemampuan

produksi yang tinggi, kualitas yang baik serta ketahanannya terhadap hama dan

penyakit. Benih dengan varietas unggul tersebut dapat diwujudkan dan dipenuhi

dengan adanya perlakuan pemuliaan tanaman.

Dunia pertanian, khususnya pada ilmu pemuliaan tanaman ada yang

disebut dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman. Kastrasi dan hibrididasi

merupakan suatu teknik yang digunakan oleh pemuliaan tanaman untuk

mengembangkan dan memperbanyak tanaman dengan tujuan meningkatkan

produktivitas dari tanaman yang dimuliakan. Kastrasi merupakan proses untuk

menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk mencegah

terjadinya penyerbukan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman tidak melakukan

penyerbukan sendiri, jika tanaman melakukan penyerbukan sendiri secara terus

menerus maka akan terjadi ketidak optimalannya produksi dari tanaman itu

sendiri. Kastrasi diharapkan dapat menghasilkan individu baru yang tumbuh

secara vegetatif (penguatan batang yang lebih besar) dan untuk merangsang

pembentukan bunga betina yang sempurna.

Pada tanaman yang melakukan penyerbukan silang terjadi secara spontan,

penyerbukan tersebut terjadi karena bantuan angin, serangga pollination dan

binatang lainnya. Pada penyerbukan alami tidak diketahui sifat-sifat dari pohon

induk baik buruknya, sehingga tidak dapat dilakukan pengontrolan akibatnya hasil

tidak maksimal. Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan secara hibridisasi.

Hibridisasi bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua atau

induknya, sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki oleh keturunannya.

Page 3: Kast Rasi

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi, dihasilkan dari sejumlah

enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tersebut. Pembentukan bunga

dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis yang diinduksikan oleh

perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan

ketersediaan air. Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan(benang

sari) dan alat betina(putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Organ betina

adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah

(ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji didalam kantung embrio.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mekanisme kastrasi pada tanaman?

2. Bagaimana teknik penyerbukan silang pada tanaman?

3. Apa saja factor yang mempengaruhi keberhasilan kastrasi dan persilangan

pada tanaman?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1. Dapat mengetahui mekanisme kastrasi pada tanaman.

2. Dapat mengetahui teknik penyerbukan silang buatan pada tanaman?

3. Dapat mengetahui factor yang mempengaruhi keberhasilan kastrasi dan

persilangan pada tanaman.

1.3.2 Manfaat

1. Agar mengetahui dan memahami mekanisme kastrasi pada tanaman.

2. Agar mengetahui dan memahami teknik penyerbukan silang pada tanaman.

3. Agar mengetahui factor yang mempengaruhi keberhasilan kastrasi dan

persilangan pada tanaman.

.

Page 4: Kast Rasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Bansir dkk. (2006), kastrasi adalah membuang semua benang sari

dari kuncup bunga yang akan dijadikan sebagai induk betina dalam penyerbukan

silang. Kastrasi dilakukan sebelum bunga mekar dengan sempurna (putik dan

benang sari belum masak). Selain itu kastrasi juga bertujuan untuk menghindari

bunga melakukan penyerbukan sendiri.

Kastrasi juga cara mengebiri bunga atas emaskulasi yaitu membuang

benangsari yang masih muda atau belum masak dari sebuah bunga atau kuncup

bunga dari induk betina. Pada umumnya kastrasi dilakukan satu atau dua hari

sesaat bunga itu mekar. Sehubungan dengan itu maka pertumbuhan kuncup bunga

perlu dipelajari atau diamati secara sesksama. Emaskulasi atau sering disebut

kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar tidak

terjadi penyerbukan sendiri.

Emaskulasi atau sering disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung

sari pada kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses

pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak

agar lebih menjaga dan memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan

(Allard, 1995).

Kastrasi atau emaskulasi adalah membuang bagian tanaman yang tidak

diperlukan. Kegiatan ini biasa disebut dengan pengebirian. Kastrasi dilakukan

sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna saat

penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi. Setiap bunga

(spikelet) terdapat enam benang sari. Dua kepala putik yang menyerupai rambut

tidak boleh rusak. Oleh karena itu perlu hati-hati dalam melakukan kastrasi.

Bunga pada malai yang akan dikastrasi dijarangkan hingga tinggal 15-50 bunga.

Sepertiga bagian bunga dipotong miring menggunakan gunting kemudian benang

sari diambil dengan alat penyedot vacuum pump. Bunga yang telah bersih dari

benang sari ditutup dengan glacine bag agar tidak terserbuki oleh tepung sari yang

tidak dikehendaki (Wawan, 2002).

Page 5: Kast Rasi

Sumber lain menyebutkan bahwa kastrasi atau emaskulasi adalah

membuang bagian tanaman yang tidak diperlukan. Kegiatan ini biasa disebut

dengan pengebirian. Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik

menjadi masak sempurna saat penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan

lebih tinggi. Setiap bunga (spikelet) terdapat enam benang sari. Dua kepala putik

yang menyerupai rambut tidak boleh rusak. Oleh karena itu perlu hati-hati dalam

melakukan kastrasi (Supartopo, 2006).

Persiapan bunga tetua jantan dilakukan pada pagi hari saat akan

melakukan persilangan. Pada tanaman tetua jantan, bunga yang akan digunakan

serbuk sarinya dipetik dengan pinset/gunting, lalu diletakkan pada cawan petri.

Bunga yang dipilih adalah yang baru mekar, kepala sarinya belum pecah, tumbuh

normal, serta bebas hama dan penyakit. Selanjutnya, bunga dijemur pada sinar

matahari pagi. Jika kepala sari sudah mulai pecah berarti penyerbukan ke tetua

betina dapat dilakukan. Kepala sari yang telah pecah akan mengeluarkan serbuk

sari berwarna kuning. Jika lokasi tanaman tetua jantan jauh dari tetua betina atau

karena sebab lainnya, maka pemetikan bunga dilakukan pada saat kastrasi.

Selanjutnya, bunga yang telah dipetik ditaruh dalam wadah yang tertutup rapat

dan disimpan di tempat yang sejuk dan kering (Sukarmin, 2008).

Kastrasi adalah proses membuang bagian bunga jantan pada tetua betina,

dengan cara membuka mahkota bunga dan membuang serbuk sari sebelum terjadi

persarian sendiri. Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan, pada sore hari.

Pada tanaman tetua betina dipilih bunga yang tumbuh normal dan bebas hama

penyakit. Bunga dipilih yang masih kuncup yang diperkirakan keesokan harinya

akan mekar. Mahkota bunga dibuka dengan menggunakan pinset kecil. Seluruh

kepala sarinya dibuang dengan gunting kecil. Pembuangan kepala sari dilakukan

dengan hati-hati agar tangkai putik tidak terluka atau patah. Bunga yang sudah

dikastrasi selanjutnya dibungkus dengan kertas minyak agar tidak terserbuki oleh

serbuk sari pada malai yang lain atau oleh serangga, hingga saat dilakukan

penyilangan (Sukarmin Dan Farihul, 2008).

Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis

spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh

Page 6: Kast Rasi

organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada

peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetik yang diperoleh melalui

persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering

disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar

tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengambilan tepung sari tersebut

dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan

memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan (Allard, 1995).

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Mekanisme Kastrasi

Kastrasi dilakukan melalui dua tahap, yang pertama saat pembuangan

bunga mekar. Tetua betina dipilih malai bunga yang tumbuh normal, sehat, dan

tidak terkena hama penyakit. Tahap pertama ini dilakukan sebelum persilangan

(pada sore hari) agar buah hasil persilangan tidak tercampur dengan yang tidak

dipersilangkan. Ada beberapa teknik kastrasi, antara lain

1. Kastrasi Menggunakan Pompa Pengisap

Kastrasi menggunakan pompa pengisap dilakukan saat bunga jantan yang

akan dikastrasi harus benar-benar sudah keluar tetapi belum pecah. Tandan bunga

dipegang dan kotak sari yang sudah keluar diisap dengan pompa pengisap. Cara

ini dinilai kurang maksimal dikarenakan butuh waktu yang cukup lama dan harus

tepat, hasil katrasi juga kurang bersih. Kastrasi harus dilakukan setiap hari selama

6-12 hari, sehingga kepala putik banyak mengalami kerusakan mekanis karena

sering dipegang dan terkena alat penghisap. Akibatnya kepala putik banyak yang

mengalami keguguran pada bunga sebelum disilangkan.

2. Kastrasi Menggunakan Alkohol

Kastrasi menggunakan alkohol dilakukan saat berumur 5-12 hari dan

bunga jantan sudah keluar tetapi kotak sarinya belum pecah. Bunga jantan ditetesi

alkohol 40-90% dengan menggunakan alat suntik. Cara ini menyebabkan

kekeringan pada bunga jantan dan tetesan alkohol bisa menyebabkan pelebaran ke

Page 7: Kast Rasi

bunga betina. Akibatnya kepala putik menjadi kering dan bunga betina tidak

reseptif lagi untuk disilangkan, bahkan tandan bunga menjadi hangus terbakar dan

gugur sebelum disilangkan.

3. Kastrasi menggunakan cara manual

Kastrasi menggunakan cara manual dilakukan saat tandan bunga yang

sudah masak dilakukan persilangan dengan tepung sari dari varietas atau spesies

yang diinginkan. Dalam persilangan dilakukan 2-3 kali agar peluang kepala putik

dibuahi cukup besar. Kastrasi dilakukan dengan cara mengambil kotak sari

dengan pinset atau jarum. Dalam satu tandan, kastrasi dapat berlangsung selama 6

hari tergantung pada tipe bunga. Kastrasi dilakukan saat pagi agar putik yang baru

mekar tidak terkontaminasi oleh benang sari yang sudah mekar. Pada varietas

Lampung Daun Lebar (LDL), bunga betina masak lebih cepat dibandingkan

bunga jantan sehingga memudahkan dalam proses persilangan.

3.2 Teknik Penyerbukan Silang Buatan

Teknik penyerbukan silang buatan/persilangan diperlkan beberapa tahapan

sebagai berikut.

1. Persiapan

Pesiapan dilakukan dengan pengamatan pada bunga mengenai

pembungaan, benang sari dan putik. Selain pengamatan, juga diperlukan

mengumpulkan informasi mengenai asal usul dan sifat tanaman, waktu

penyerbukan yang baik, pemilihan induk jantan dan betina, dan pemilihan bunga-

bunga yang akan disilangkan.

2. Isolasi Kuncup Terpilih

3. Kastrasi/Emaskulasi

Semua benang sari dari kuncup bunga yang akan dijadikan induk betina

dalam penyerbukan dibuang. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan penyerbukan

sendiri. Dilakukan sebelum bunga mekar atau putik dan benang sari belum masak.

Page 8: Kast Rasi

4. Pengumpulan dan Penyimpanan Serbuk Sari

Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengumpulkan dan menyimpan

serbuk sari antara lain:

Serbuk sari tidak dapat disimpan terlalu lama pada kelembaban relatif tinggi,

makin tua umur serbuk sari makin rendah kemampuan kecambahnya untuk

membentuk tabung serbuk sari,

Serbuk sari membutuhkan penyimpanan dengan kelembaban rendah (10-

50%) dan suhu rendah (2-8ºC).

Biasanya serbuk sari disimpan dalam desiccator yang diisi CaCl2 atau

H2SO4 dengan konsentrasi tertentu.

5. Melakukan Penyerbukan Silang

Sebelum penyerbukan silang, kastrasi harus dilakukan pada bunga

hemafrodit. Sedangkan pada tanaman yang hanya menghasilkan bunga betina,

putik dapat langsung diserbuki tanpa dilakukan kastrasi terlebih dahulu ketika

bunga mekar. Waktu yang tepat untuk penyerbukan adalah ketika bunga lebat.

3.3 Factor yang Mempengaruhi Keberhailan Kastrasi dan Persilangan

Kondisi lingkungan mempengaruhi terjadinya penyerbukan pada tanaman.

Penyerbukan sering mngalami kegagalan jika dilakukan pada saat kondisi yang

tidak mendukung atau dilakukan saat benang sari atau kepala putik belum matang.

Hal ini menyebabkan penyerbukan yang tepat merupakan factor penting yang

harus diperhatikan sehingga dapat menghailkan penyerbukan yang baik. Untuk

melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh terlambat

dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar, sehat, telah

matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan baik. Waktu yang baik

untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar, karena jika

bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri pada bunga

yang dijadikan induk jantan).

Hal penting lain yang harus diperhatikan dalam penyerbukan adalah cara

meletakkan serbuk ari dari induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan

Page 9: Kast Rasi

menjaganya supaya kepala pitik tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain

yang tidak dikehendaki maupun dari tanaman yang sama. Oleh sebab itu, agar

tidak terserbuk bunga lain dan agar tidak rusak, setelah polinasi bunga

ditutup/dibungkus dengan menggunakan plastik.

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Kastrasi dilakukan melalui dua tahap, yang pertama saat pembuangan bunga

mekar. Tetua betina dipilih malai bunga yang tumbuh normal, sehat, dan

tidak terkena hama penyakit. Ada beberapa teknik kastrasi, antara lain:

kastrasi menggunakan pompa pengisap, kastrasi menggunakan alkohol,

kastrasi menggunakan cara manual .

2. Teknik penyerbukan silang buatan/persilangan diperlkan beberapa tahapan

sebagai berikut: persiapan, isolasi kuncup terpilih, kastrasi/emaskulasi,

pengumpulan dan penyimpanan serbuk sari, melakukan penyerbukan silang.

3. Untuk memperoleh keberhasilan dalam melakukan penyerbukan dengan

kastrasi dan persilangan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh

terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan

segar, sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan

baik. Waktu yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi selain itu

juga dengan cara meletakkan serbuk sari dari induk jantan ke atas kepala putik

induk betina.

4.2 Saran

Kastrasi sangat diperlukan dalam mengendalikan tetua tanaman yang akan

disilangkan sehingga menghasilkan prosuksi yang optimal. Dalam melakukan

kastrai dan persilangan harus seuai dengan tahapannya dan memperhatikan

factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan kastrasi

ataupun persilangan pada tanaman.

Page 10: Kast Rasi

DAFTAR PUSTAKA

Allard, R. W. 1995. Pemuliaan Tanaman Jilid 2. Jakarta: Rineka Cipta.

Bansir, L., Sumeru A., dan M. Syaiful A. 2006. Persilangan Durian Antar Spesies (Durio zibethinus X Durio kutejensis). Program Doctoral Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, 1(1):1-5.

Dodik. 2013. “http://dodikfaperta.blogspot.com/2013/04/kastrasi-dan-hibridisasi.html” (diakses tanggal 4 Desember 2014).

Tebuwung, Aini. 2013. “http://khurotulaini.guru-indonesia.net/artikel_detail-36611.html#” (diakses tanggal 4 Desember 2014).

Supartopo. 2006. Teknik Persilangan Padi (Oryza Sativa L.) untuk Perakitan Varietas Unggul Baru. Buletin Teknik Pertanian, 11(2).

Wawan, L. 2002. Teknik Kastrasi Pada Persilangan Buatan Tanaman Lada Secara Konvensional. Buletin Teknik Pertanian, 7(2).

Sukarmin. 2008. Teknik Persilangan Jeruk (Citrus sp.) Untuk Perakitan Varletas Unggul Baru. Buletin Teknik Pertanian,13(1).