kandungan neutral detergent fiber (ndf) dan … · tentang solidaritas serta kekeluargaan yang...

50
i KANDUNGAN NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) DAN ACID DETREGENT FIBER (ADF) SILASE BERBAHAN DASAR RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) DAN DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) SKRIPSI OLEH: IBRAHIM I111 12 278 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: vohanh

Post on 14-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

KANDUNGAN NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) DAN ACID

DETREGENT FIBER (ADF) SILASE BERBAHAN DASAR

RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) DAN

DAUN GAMAL (Gliricidia sepium)

SKRIPSI

OLEH:

IBRAHIM

I111 12 278

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

ii

KANDUNGAN NEUTRAL DETERGENT FIBER (NDF) DAN ACID

DETREGENT FIBER (ADF) SILASE BERBAHAN DASAR

RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) DAN

DAUN GAMAL (Gliricidia sepium)

SKRIPSI

OLEH :

IBRAHIM

I 111 12 278

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

iii

iv

v

IBRAHIM (I111 12 278)Kandungan NDF (Neutral Detergent Fiber) dan ADF

(Acid Detergent Fiber) Silase Berbahan Dasar Rumput Benggala (Panicum

maximum) dan Daun Gamal (Gliricidia sepium). (Dibawah bimbingan

BUDIMAN NOHONG sebagai pembimbing utama dan MUHAMMAD

RUSDY sebagai pembimbing anggota)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan NDF dan ADF dari

beberapa level pencampuran yang berbeda antara rumput benggala dan daun

gamal yang dibuat silase. Pada penelitian ini digunakan 4 perlakuan yang disusun

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Setiap perlakuan dilakukan 3

kali ulangan sehingga menghasilkan 12 unit percobaan. Perlakuan tersebut

sebagai berikut: P0 = 100% rumput benggala segar (tanpa dibuat silase); P1 =

100% rumput benggala (dibuat silase) + 5% molases; P2 = 85% rumput benggala

+ 15% daun gamal (dibuat silase) + 5% molases; P3 = 70% rumput benggala +

30% daun gamal (dibuat silase) + 5% molases. Hasil penelitian ini membuktikan

bahwa penambahan daun gamal yang semakin tinggi berpengaruh nyata terhadap

penurunan kandungan NDF dan ADF dari silase yang dibuat.

Kata kunci: Silase, Rumput benggala, Daun gamal, NDF, ADF

vi

IBRAHIM (I111 12 278)The Contents of Neutral Detergent Fiber (NDF) and

Acid Detergent Fiber (ADF) Silage Made from Mixingof Different Levels of

Guinea Grass (Panicum Maximum) and Gliricidia (Gliricidia Sepium) (Under the

guidance of BUDIMAN NOHONG as main supervisor and MUHAMMAD

RUSDY as athe second supervisor

ABSTRACT

This study aims to determine the content of NDF and ADF from different levels

mixing ofguinea grass and gliricidia silage. This study used four treatments that

arranged using a completely randomized design (CRD). Each treatment was

consisted of three replication resulting in tweleve experimental units.

Thetreatment was as follows: P0 = 100% fresh guinea grass (control); P1 =

ensiled 100% guinea grass+ 5% molasses; P2 = ensiled 85% guinea grass + 15%

gliricidia leaves+ 5% molasses; P3 = ensiled 70% guinea grass + 30% gliricidia

leaves+ 5% molasses. The results of this study showed that as increasing gliricidia

level, NDF and ADF contents of silage decreased

Keywords: Silage, Guineaa Grass, Gliricidia leaves, NDF, ADF

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan

kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengansegala berkah, kehendak, rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga

penyusunan tugas akhir yang berjudul “Kandungan Neutral Detergent Fiber

(NDF) Dan Acid Detregent Fiber(ADF) Silase Berbahan Dasar Rumput

Benggala (Panicum maximum) Dan Daun Gamal (Gliricidia sepium)”, sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan pada Nabiullah

Muhammad SAW sebagai suri tauladan ummat manusia. Ucapan terima kasih

penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada keluarga Ayahanda tercinta Muh.

Dukudan Ibunda tersayang Eja, KakakterbaikAbdul Rahman, dan adik

tersayangRahmawatidanHamzahyang telah banyak memberikan dukungan bagi

penulis baik dalam bentuk moril maupun materi.

Penulisan tugas akhir ini juga tidak terlepas dari bantuan, petunjuk,

arahan, dan masukan yang berharga dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala

kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Budiman Nohong, MP selaku pembimbing utama dan Bapak

Prof. Dr. Ir. Muhammad Rusdy, M.Agr sebagai pembimbing anggota yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

mulai dari awal penelitian hingga selesainya penulisan tugas akhir ini

2. BapakProf. Dr. Ir. Ismartoyo, M.Agr. S; Ibu Dr. Andi Mujnisa, S.Pt, MP;

IbuDr. Ir. Hj. Rohmiyatul Islamiyati, MP dan Ibu Dr. Jamila,

viii

S.Pt.,M.Si.sebagai pembahas yang telah memberikan masukan dalam

perbaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc selaku penasehat akademik yang

senantiasa memberikan arahan dan motivasi kepada penulis selama berada di

bangku perkuliahan.

4. Sahabat -Sahabat terbaik ku Nurseha, SS, Kartina, S.Pt, Wahyuddin Abbas,

SP,Sukri B, Muhammada Rusliadi, Andi sri wahyuni, S.Sos yang juga

menjadi sumber semangat ku dalam meraih impian ku.

5. Teman teman seperjuangan di kepengurusan IKAB (Suardi, Supi Asriani, Ika

Ristiana, Ayu Merdeany, Nurul Asri Rahayu, Aridah Arifin, Herman

Suparman, Muh Harianto, Irma Juwita, Reny, Muh Firdauz, Yusuf)

6. Keluarga besar IKAB UNHAS yang telah banyak memberikan banyak hal

tentang solidaritas serta kekeluargaan yang erat.

7. Saudara-Saudariku SOLKARS “kurni, eni, sukma, laras, irene, anti, ayu, iin,

wendy, rahma, kamal, rahmat, baim, wawan, ichwan, wahyu, hady, kawang,

rozi, agus, asfar dan teman-teman lainnya serta rekan seperjuangan Flock

Mentality 012yang telahbanyak membantudan memberikandukungannya.

8. Teman-teman HUMANIKA UNHAS yang menjadi tempat ku belajar. Serta

teman teman KKN Tematik Jogjakarta Gel. 90terutama teman teman di Desa

Gading harjo dan terkhusus buat Posko Dusun Daleman (Ika ristiana, Weni

suciyana, dan Aisyah Nauli Sihotang)

9. Semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung

dalam penyelesaian tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran

ix

ataupun kritikan yang bersifat konstruktif dari pembaca demi penyempurnaan

karya tulis ini.

Akhir kata, semoga Tuhan yang Maha Esa melimpahkan Rahmat-Nya

kepada kita, dan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang berkepentingan.

Makassar, 08 Agustus 2016

Nesmawati

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

Latar Belakang ...................................................................................... 1

Rumusan Masalah ................................................................................. 2

Hipotesis ............................................................................................... 2

Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 3

Silase ..................................................................................................... 4

Rumput Benggala (Panicum Maximum) .............................................. 7

Gamal (Gliricidia Sepium) ................................................................... 9

Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Acid Detergent Fiber (ADF) ...... 11

Kualitas Silase ...................................................................................... 13

xi

METODE PENELITIAN ............................................................................... 15

Waktu dan Tempat ................................................................................ 15

Materi Penelitian ................................................................................... 15

Rancangan Penelitian............................................................................ 15

Pelaksanaan Penelitian.......................................................................... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 19

Kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF) ........................................ 19

Kandungan Acid Detergent Fiber (ADF) ............................................. 21

PENUTUP

Kesimpulan ........................................................................................... 23

Saran ..................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

LAMPIRAN ................................................................................................... 27

RIWAYAT HIDUP

xii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Kriteria Kualitas Silase ......................................................................... 14

2. Rataan Kandungan ADF dan NDF Pada Silase Dengan Lama Penyimpanan

21 Hari ................................................................................................... 5

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Panicum Maximum ........................................................................................ 8

2. Gliricidia Sepium .......................................................................................... 10

3. Skema Pemisahan Bagian-Bagian Hijauan Segar (Pemotongan Forage) Dengan

Menggunakan Detergent ............................................................................... 12

4. Proses Pembuatan Silase Berbahan Dasar Rumput Benggala Dan Daun Gamal 17

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

2. Hasil Analisis Ragam Kandungan ADF ............................................... 27

3. Hasil Analisis RagamKandungan NDF ................................................ 30

4. Dokumentasi Selama Penelitian ............................................................ 33

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kekurangan hijauan segar sebagai pakan ternak sudah lama dirasakan pada

musim kemarau oleh peternak di Indonesia. Seringkali peternak

menanggulanginya dengan cara memberikan pakan seadanya yang diperoleh

dengan mudah dari lingkungan di sekitarnya. Pemberian pakan ternak yang

seadanya sangat mempengaruhi produktivitas ternak, terlihat dari lambatnya

pertumbuhan atau minimnya peningkatan berat badan bahkan sampai mengalami

sakit. Ketersediaan pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya suhu

harian, iklim, dan ketersediaan air tanah. Faktor tersebut sangat mempengaruhi

ketersediaan hijauan pakan ternak yang diharapkan kontinyu sepanjang tahun.

Rumput benggala (Panicum maximum) merupakan rumput yang memiliki

kadar serat yang cukup tinggi, sehingga susah untuk dicerna oleh ternak. Perlu

pengolahan dalam bentuk pembuatan silase dengan penambahan daun gamal yang

diharapkan mampu menurunkan kandungan seratnya. Gamal merupakan

leguminosa yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Sebaiknya

gamal diberikan bersama-sama dengan pemberian rumput. Kandungan nutrisi

hijauan gamal yaitu kadar protein 25,7%, serat kasar 13,3%, abu 8,4%, dan BETN

4,0% (Hartadi dkk., 1993).

Pengawetan hijauan segar atau yang disebut silase diharapkan dapat

mengatasi permasalahan kekurangan hijauan segar terutama pada musim kemarau

yang selanjutnya dapat memperbaiki produktivitas ternak. Produktivitas ternak

2

merupakan fungsi dari ketersediaan pakan dan kualitasnya (Ridwan dan

Widyastuti, 2001).

Kandungan serat pada hijauan pakan dapat diketahui melalui

sistem“Neutrient Detergent Fiber” (NDF)dan “Acid Detergent Fiber” (ADF).

Kandungan NDFdan ADF yang rendah baik untuk ternak, karena hal tersebut

menandakan bahwa serat kasarnya rendah, sedangkan untuk ternak ruminansia

serat kasar diperlukan dalam sistem pencernaan dan berfungsi sebagai sumber

energi. Kandungan NDF yang tinggi menyebabkan konsumsi lebih rendah dan

ADF yang tinggi menyebabkan kecernaan bahan kering yang rendah.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka dilakukan pembuatan silase

berbahan rumput benggala dan daun gamal untuk mengetahui kandungan NDF

dan ADF silase yang dibuat.

Rumusan Masalah

1. Apakah dengan penambahan daun gamal akan menurunkan kandungan NDF

dan ADF silase ?

2. Apakah dengan level campuran yang berbeda pada perbandingan yang terbaik

dapat menurunkan kandungan NDF dan ADF silase?

Hipotesis

Diduga bahwa dengan penambahan daun gamal pada pembuatan silase

berbahan dasar rumput benggala, dapat menurunkan kandungan NDF dan ADF

silase.

3

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Neutral Detergent

Fiber dan Acid Detergent Fiber dari silase campuran rumput benggala dan daun

gamal.

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

memanfaatkan rumput benggala dan daun gamal dalam pembuatan silase dan

dapat menjadi informasi yang bermanfaat serta dapat diaplikasikan di masyarakat.

4

TINJAUAN PUSTAKA

Silase

Silase merupakan pakan ternak yang dihasilkan melalui proses fermentasi

alami oleh bakteri asam laktat (BAL) dengan kadar air yang sangat tinggi dalam

keadaan anaerob. Pembuatan silase bertujuan mengatasi kekurangan pakan pada

musim kemarau, penyimpanan dan pengawetan pakan ketika produksi pakan

berlebih atau ketika penggembalaan ternak tidak mungkin dilakukan. Tujuan

pembuatan silase adalah sebagai cara alternatif untuk mengawetkan pakan segar

sehingga kandungan nutrient yang ada dalam pakan tersebut tidak hilang atau

dapat dipertahankan, serta pembuatannya tidak tergantung musim (Bolsen dan

Sapienza, 1993)

Manurut Jajo (2008), tujuan utama pembuatan silase adalah untuk

mengawetkan dan mengurangi kehilangan zat makanan suatu hijauan untuk

dimanfaatkan pada masa mendatang. Silase dibuat jika produksi hijauan dalam

jumlah yang banyak atau pada fase pertumbuhan hijauan dengan kandungan zat

makanan optimum. Dibandingkan pengawetan dengan pembuatan hay, pembuatan

silase lebih mempunyai keunggulan karena kuarng tergantung pada kondisi cuaca

harian.

Proses respirasi akan tetap terjadi setelah hijauan pakan dipotong. Hal itu

akan terjadi sampai sel sel tanaman mati. Respirasi merupakan pengubahan

karbohidrat menjadi energi maka apabila berjalan lama akan menurunkan

kandungan karbohidrat pakan. Proses respirasi memerlukan oksigen sehingga

untuk menghentikan proses ini dapat dilakukan dengan menempatkan bahan pada

5

kondisi anaerob. Oleh karena itu kita memampatkan bahan silase dan menutup

rapat silo agar proses respirasi tidak berlangsung lama (Kartasudjana, 2001).

Proses yang terjadi selanjutnya apabila respirasi terhenti, adalah

fermentasi. Proses ini menyebabkan turunnya pH (derajat keasaman) bahan baku

silase hingga tidak ada lagi organisme yang bisa tumbuh. Proses fermentasi bisa

terjadi karena adanya bakteri pembentuk asam laktat yang mengkonsumsi

karbohidrat dan menghasilkan asam laktat. Asam laktat akan terus diproduksi

hingga tercapai pH yang rendah (4.2) yang tidak memungkinkan bakteri

beraktifitas lagi dan tidak ada lagi perubahan . Keadaan inilah yang disebut

keadaan terfermentasi, dimana bahan dalam keadaan tetap atau awet. Pada kondisi

anaerob silase dapat disimpan bertahun-tahun (Hanafi, 2008)

Contoh bakteri asam laktat diantaranya adalah Streptococcus

thermophillus, Streptococcus lactis, Lactobacillus lactis, Leuconostoc

mesenteroides . Selain bakteri pembentuk asam laktat, dalam bahan baku silase

terdapat juga bakteri Clostridia. Bakteri ini mengkonsumsi karbohidrat, protein

dan asam laktat sebagai sumber energi dan memproduksi asam butirat. Bakteri ini

merugikan karena menguraikan asam amino (menurunkan kandungan protein dan

menghasilkan ammonia) sehingga menyebabkan pembusukan silase. Keadaan

yang mendukung pertumbuhan bakteri Clostridia adalah tingginya kadar air,

terlalu lamanya proses respirasi, kurangnya bakteri asam laktat dan rendahnya

karbohidrat. Inilah yang menyebabkan perlunya pelayuan bila kadar air bahan

lebih dari 75% dan bahan tambahan dalam pembuatan silase hijauan (Hanafi,

2008).

6

Stefani et al. (1998) proses fermentasi silase memiliki 4 tahapan. Tahapan

pertama adalah fase aerobik, normalnya fase ini berlangsung sekitar 2 jam yaitu

ketika oksigen yang berasal dari atmosfir dan berada diantara partikel tanaman

berkurang. Oksigen yang berada diantara partikel tanaman digunakan oleh

tanaman, mikroorganisme aerob dan fakultatif aerob seperti yeast dan

enterobacteria untuk melakukan proses respirasi. Tahapan kedua adalah fase

fermentasi, fase ini merupakan fase awal dari reaksi anaerob. Fase ini berlangsung

beberapa hari hingga beberapa minggu tergantung dari komposisi bahan dan

kondisi silase. Jika proses silase berjalan sempurna maka BAL (Bakteri Asam

Laktat) sukses berkembang. Bakteri asam laktat pada fase ini menjadi bakteri

predominan dengan pH silase sekitar 3,8 sampai 5. Tahapan ketiga merupakan

fase stabilisasi, fase ini merupakan kelanjutan dari fase kedua. Tahapan keempat

merupakan fase feed-out atau fase aerobik. Silo yang sudah terbuka dan kontak

langsung dengan lingkungan maka akan menjadikan proses aerobik terjadi. Hal

yang sama terjadi jika terjadi kebocoran pada silo maka akan terjadi penurunan

kualitas silase atau kerusakan silase.

Kualitas silase yang baik, dibutuhkan kisaran kadar air antara 60-80%.

Guna menghindari kebusukan akibat kadar air bahan tinggi, dilakukan pelayuan

agar kadar air bahan menurun. Namun pelayuan yang terlalu lama akan

menurunkan kualitas nutrien hijauan yang ditandai dengan tingginya respirasi

tanaman dan tumbuhnya bakteri aerob (Ohmomo et al., 2002).

Ciri-ciri fermentasi silase yang kurang baik yaitu tingginya kadar asam

butirat, pH, kadar ammonia dan amin, sedangkan ciri-ciri proses fermentasi yang

7

sempurna yaitu pH turun dengan cepat, tidak adanya bakteri clostridia dan kadar

ammonia rendah. Selain itu, kualitas silase yang baik memiliki kandungan bahan

kering antara 35% - 40% dan cukup mengandung gula >2% bahan segar

(Ohmomo et al., 2002).

Rumput Benggala(Panicum maximum)

Rumput Panicum maximum atau rumput benggala telah tersebar di daerah

tropis. Rumput ini tidak diragukan lagi yang terbaik di Asia Tenggara sebagai

rumput pastura atau diintegrasikan dengan karet dan lamtoro (Mannetje dan

Jones, 1992).

Rumput Benggala (Panicum maximum) merupakan rumput unggulan

alternatif yang dapat diintroduksikan kepada petani, yang selama ini cenderung

hanya menanam rumput raja dan rumput gajah. Menurut Aganga dan Tshwenyane

(2004), Panicum maximum digunakan sebagai salah satu spesies rumput yang

paling baik untuk produktivitas sapi potong.

Penanaman rumput Panicum maximum, dapat menggunakan sobekan

(vegetatif) atau menggunakan biji (generatif). Penggunaan asal bahan tanam yang

berbeda, masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Perbedaan bahan

tanam yang digunakan biasanya akan mempengaruhi pertumbuhan dan

produktivitas tanaman karena bahan tanam yang berbeda memiliki fase

pertumbuhan yang berbeda (Hobir dkk., 1998).

8

Gambar 1Panicum maximum

Menurut Humphreys dan Patridge (1995) dalam taksonomi, tumbuhan ini

diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Angiospermae

Klass : Monocotyledoneae

Ordo : Graminales

Family : Graminaceae

Genus : Panicum

Spesies : Panicum maximum

Menurut Adedji dan Faluyi (2006) secara karakteristik agronomi terdapat

dua kelompok utama Panicum maximum, yang terdiri dari tipe besar atau sedang

yang sesuai untuk silase dan grazing dan tipe kecil yang cocok untuk grazing.

Panicum maximum cv Gatton berasal dari Zimbabwe dan merupakan salah

satu kultivar tipe medium (Humphreys dan Patridge 1995). Memiliki daun yang

berwarna hijau gelap dan batang buku yang halus. Kultivar ini bisa cepat tumbuh

dengan baik jika dibandingkan dengan Green panic (Panicum maximum var

Trichoglume) dan menghasilkan produksi yang baik pada musim pertamanya,

9

serta lebih mudah pemeliharaan dan pemanenan hijauannya dibandingkan dengan

Panicum maximum tipe besar atau tinggi.

Gamal (Gliricidia sepium)

Tanaman gamal (Gliricidia maculata) adalah nama jenis perdu dari

kerabat polong - polongan (suku Fabaceae atau Leguminosae). Penyebaran alami

tidak jelas karena telah dibudidayakan sejak lama, tetapi bukti kuat menunjukkan

bahwa penyebarannya terbatas pada hutan musim kering gugur daun di dataran

rendah pesisir Pasifik dan beberapa lembah pedalaman di Amerika Tengah dan

Meksiko. Tanaman ini sekarang sudah menyebar di seluruh daerah tropika

termasuk Indonesia (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, 2002).

Menurut Elevitch and John (2006) dalam taksonomi, tumbuhan ini

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Ordo : Fabales

Famili ` : Fabaceae

Subfamili : Faboideae

Genus : Gliricidia

Spesies : Gliricidia maculata atau Gliricidia sepium

Gamal terutama ditanam sebagai pagar hidup, peneduh tanaman, atau

sebagai rambatan untuk vanili dan lada. Tanaman ini berfungsi pula sebagai

pengendali erosi dan gulma terutama alang-alang. Bunga-bunga gamal merupakan

pakan lebah yang baik dan dapat pula dimakan setelah dimasak (Jensen, 1999).

10

Gambar 2 Gliricidia sepium

Gamal merupakan sumber kayu api yang baik, terbakar perlahan dan

menghasilkan sedikit asap. Kayu gamal memiliki nilai kalori sebesar 4.900

kkal/kg. Kayunya awet dan tahan rayap dan baik untuk membuat perabot rumah

tangga, mebel, konstruksi bangunan dan lain-lain. Daun, biji, dan kulit batang

gamal mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia dan ternak, kecuali

ruminansia. Ramuan bahan-bahan itu digunakan sebagai pestisida dan rodentisida

alami (Jensen, 1999).

Gamal merupakan tanaman yang cocokuntuk tanah asam dan marginal

(Szott at all., 1991). Whiteman at all., (1986) menilai gamaldapat beradaptasi

dengan baik pada tanah dengankandungan kalsium rendah seperti di

Australia.Namun pada tanah yang mengandung saturasialuminium cukup tinggi

seperti beberapa daerahdi Indonesia, gamal tumbuh kurang baik danmemiliki

tingkat tahan hidup yang rendah(Dierolf dan Yost, 1989).

Gamal merupakan tanaman yang cepattumbuh. Keterlambatan

pemotongan akanmemperkecil imbangan daun dan batang sehinggaproduksi

11

hijauan semakin rendah. Terutama padamusim berbunga atau selama musim

kemaraugamal akan merontokkan daunnya yang hanyamenyisakan batang.

Pemotongan secara rutin danteratur, terutama pada musim kemarau,

akanmenghindarkan gamal merontokkan daunnya.

Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Acid Detergent Fiber (ADF)

Sebagian besar dinding sel tumbuhan tersusun atas karbohidrat struktural.

Kandungan serat kasar dalam dinding sel tumbuhan dapat diekstrasi dengan

metode Neutral Detergent Fiber (NDF) (Arora, 1989).

Analisis Van Soest merupakan sistem analisa bahan pakan yang relevan

bagi ternak ruminansia, khususnya sistem evaluasi nilai gizi hijauan berdasarkan

kelarutan dalam detergent. Sistem analsis Van Soest menggolongkan zat pakan

menjadi isi sel (cell content) dan dinding sel (cell wall). NDF mewakili

kandungan dinding sel yang terdiri dari lignin, sellulosa, hemisellulosa, dan

protein yang berikatan dengan dinding sel. Bagian yang tidak terdapat sebagi

residu dikenal sebagai Neutral Detergent Soluble (NDS) yang mewakili isi sel dan

mengandung lipid, gula, asam organik, non protein nitrogen, pektin, protein

terlarut dan bahan yang larut dalam air. ADF mewakili sellulosa dan lignin dalam

dinding sel tanaman. Analisis ADF dibutuhkan untuk evaluasi kualitas serat pakan

ternak ruminansia dan herbivora lain (Suparjo, 2000).

12

Bahan Pakan

Neutral Dtergent Solution

Isi Sel Dinding Sel

Acid Detergent Solution

Gambar 3 Skema pemisahana bagian-bagian hijauan segar pemotongan forage)

dengan menggunakan detergent (Van Soest, 1982)

Hemiselulosa merupakan polisakarida terbesar kedua setelah selulosa.

Hemiselulosa terdiri dari xilan, mannan, arabinogalaktan dan arabinan. Xilan

NDF

(Neutral Detergent Fiber)

(Hemisellulosa, Dinding Sel

yang mengandung N)

ADF

(Acid Detergent Insoluble

Fiber)(Lignisellulosa)

Dicerna dengan H2SO4 72%

Soluble

(Sellulosa)

Acid Insoluble

(lignin)

Lignin Hilang dengan pembakaran

sampai menjadi Acid Insoluble

(ASH) abu tak larut dalam asam

13

adalah komponen utama hemiselulosa pada dinding sel tanaman jerami padi, dan

degradasi xilan akan menghasilkan xilosa yang mempunyai potensi sebagai

pemasok kebutuhan energi bagi ternak ruminansia (Chuzaemi, 1994).

Penyusun utama pakan serat adalah selulosa dan hemiselulosa. Selulosa

dan hemiselulosa adalah bentuk polimer dari glukosa. Hemiselulosa lebih

sederhana dibandingkan dengan selulosa sehingga mudah dihidrolisis menjadi

gula atau produk lain. Proses pembentukan serat banyak terdapat dibagian yang

mengayu dari tanaman seperti serabut kasar, akar, batang dan daun. Kadar

lignoselulosa tanaman bertambah dengan bertambahnya umur tanaman, sehingga

terdapat daya cerna yang makin rendah dengan bertambahnya lignifikasi (Tillman

dkk.,1989).

Kualitas Silase

Pengukuran bahan kering, pH, kandungan protein, amonia, asam organik,

kadar gula, serta jumlah mikrobial merupakan parameter yang umum dijadikan

untuk menggambarkan kualitas fermentatif silase. Silase yang terlalu banyak

kandungan asam asetat akan menghasilkan berwarna kekuning-kuningan,

sementara kalau kelebihan asam butirat akan berlendir dan berwarna hijau-

kebiruan. Penentuan kualitas suatu fermentasi juga dapat ditentukan melalui

bau.Pada fermentasi asam laktat hampir tidak mengeluarkan bau, sementara

fermentasi asam propionat menimbulkan aroma wangi yang menyengat,

sedangkan fermentasi Clostridia akan menghasilkan bau busuk (Kung dan Nylon,

2001).

14

Seperti halnya yang dijelaskan oleh Macaulay (2004), kualitas silase

dapat digolongkan menjadi empat kriteria berdasarkan pH yaitu baik sekali

dengan pH 3,2-4,2, baik pH 4,2-4,5, sedang pH 4,5- 4,8, dan buruk pH >4,8.

Tabel 1. Kriteria kualitas silase

Kriteria Baik sekali Baik Sedang Buruk

Warna

Cendawan

Hijau tua

Tidak ada

Hijau kecoklatan

Sedikit

Hijau kecoklatan

Lebih banyak

Tidak hijau

Banyak

Bau Asam Asam Kurang asam Busuk

pH 3,2-4,2 4,2-4,5 4,5-4,8 >4,8

N-NH3 <10% total N 10-15% total N >20% total N >20% total N

Sumber : Wilkins, 1988

15

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2016, tahap

pertama dari penelitian ini yaitu pembeuatan silase yang bertempat dikebun

rumput Fakultas Peternakan, dan tahap kedua yaitu analisis kandungan NDF dan

ADF di Laboratorium Kimia Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan

Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, timbangan, kantong

plastik (silo), parang, gunting,terpal,ember, serta alat-alat laboratorium dalam

analisis kandungan NDF dan ADF.

Bahan yang digunakn dalam penelitian ini adalah rumput benggala, daun

gamal, Lakban, Molases, serta bahan-bahan laboratorium dalam analisis

kandungan NDF dan ADF.

Rancangan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan 4 perlakuan yang disusun menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Gazperz, 1991). Setiap perlakuan dilakukan 3

kali ulangan sehingga menghasilkan 12 unit percobaan. Perlakuan tersebut

sebagai berikut:

P0 = 100% rumput benggala segar (tanpa dibuat silase)

P1 = 100% rumput benggala (dibuat silase) + Molases

P2 = 85% rumput benggala + 15% daun gamal (dibuat silase) + Molases

P3 = 70% rumput benggala + 30% daun gamal (dibuat silase) + Molases

16

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan silase

Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama pembuatan

silase.Sebelum dilakukan pembuatan silase, langkah awal yaitu menyiapkan

bahan utama yaitu rumput benggala dan daun gamal. Rumput benggala yang

digunakan adalah rumput benggala yang sedang berbunga. Rumput benggala

tersebut dipotong-potong sepanjang 3 cm, setelah itu dilayukan bersama daun

gamal selama 1 hari hingga kadar airnya mencapai kurang lebih 60%. Setelah layu

bahan tersebut dicampur sesuai dengan perbandingan campuran, lalu ditambahkan

molases sebanyak 5% dari berat bahan. Setelah tercampur merata bahan

dimasukkan dalam silo sedikit demi sedikit lalu ditekan dan dipadatkan. Setelah

itu silo ditutup rapat sehingga udara tidak masuk lalu difermentasi dalam keadaan

anaerob dan disimpan ditempat teduh selama 21 hari.

Tahap kedua analisis Van Soest untuk mengetahui kandunganNDF dan

ADF pada silase.

Adapun proses pembuatan silase berbahan dasar rumput benggala dan

daun gamal dapat dilihat pada gambar 2.

17

Gambar 4 Proses pembuatan silase berbahan dasar rumput benggala dan daun

gamal

Parameter yang diamati

Penentuan Neutral Detergen Fiber (NDF) dan Kadar Acid Detergent Fiber

(ADF)

Kadar Neutral Detergent Fiberdan kadar Acid Detergent Fiberdi tentukan

dengan menggunakan metode Van Soest (1982).

Menyiapkan bahan-bahan utama (daun gamal dan

rumput benggala)

Melayukan bahan utama (daun gamal dan rumput

benggala) hingga kadar airnya mencapai 60%

Mencacah rumput benggala dan daun gamal sepanjang

3 cm

Mixing/ pencampuran bahan utama dan molases

kemudian dimasukkan dalam silo

Fermentasi anaerob selama 21 hari

Analisis kandungan NDF dan ADF

18

Perhitungan

c - b

Kadar Neutral Deteregent Fiber (NDF) = X 100%

a

c - b

Kadar Acid Deteregent Fiber (ADF) = X 100%

a

Dimana :

a = Berat sampel

b = Berat sinetred glass kosong

c = Berat sinetred glass + residu penyaring setelah diovenkan

Pengolahan Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik untuk melihat pengaruh dari

masing masing perlakuan terhadap setiap variabel yang diamati dengan

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila perlakuan berpengaruh

nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk mengetahui

perbedaan pengaruh antar perlakuan (Stell dan Tornie, 1993). Model

matematikanya yaitu:

Yij = μ + τі + ԑij

i = 1, 2, 3, 4

j = 1, 2, 3

Keterangan :

Yij = Hasil pengamatan perlakuan ke-i dan dengan ulangan ke-j

μ = Nilai tengah umum

τi = Pengaruh perlakuan ke-i

ԑij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rata rata kandungan NDF dan ADF silase berbahan dasar rumput

benggala (Pannicum maximum) dan daun gamal (Gliricidia maculata) dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Kandungan ADF dan NDF pada Silase dengan lama

penyimpanan 21 hari

Parameter Perlakuan

P0 P1 P2 P3

ADF 46,16 ± 0,14b 47,19 ± 0,99b 45,65 ± 1,29ab 44,01 ± 0,99a

NDF 83,77 ± 0,40c 64,90 ±1,07b 61,50 ± 0,78a 59,88 ± 1,05a

Ket : P0: 100% rumput benggala segar (tanpa dibuat silase); P1: 100% rumput benggala

(dibuat silase); P2: 85% rumput benggala + 15% daun gamal (dibuat silase); P3: 70%

rumput benggala + 30% daun gamal (dibuat silase).

Berdasarkan analisis ragam dari data penelitian diperoleh hasil bahwa

silase berbahan dasar rumput benggala dicampur daun gamal berpengaruh nyata

(P<0.05) terhadap kandungan NDF dan ADF.

Kandungan NDF (Neutral Detergent Fiber)

Dari Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan NDF pada setiap

perlakuan. Namun penurunan terbesar terjadi pada perlakuan P3 dengan

penambahan daun gamal sebanyak 30%. Jumlah kandungan NDF pada P3 yakni

59,88. Hal ini mengindikasikan bahwa penambahan daun gamal pada pembuatan

silase berbahan dasar rumput benggala berpengaruh terhadap penurunan

kandungan NDF. Penurunan kandungan NDF dapat terjadi selama proses

fermentasi disebabkan oleh adanya mikroba yang dapat mencerna komponen

dinding sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Crampton dan Haris (1969) yang

a, b, ab, c : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang

signifikan pada P<0,05.

20

menyatakan bahwa penurunan kadar NDF disebabkan karena meningkatnya lignin

pada tanaman mengakibatkan menurunnya hemiselulosa. Fungsi dari penambahan

daun gamal adalah karena daun gamal merupakan legum yang memiliki

kandungan protein yang tinggi seperti Nitrogen yang nantinya akan menjadi

sumber protein bagi mikroba yang akan mencerna Hemisellulosa dan sellulosa

yang terdapat pada rumput benggala. Semakin tinggi penambahan daun gamal

maka semakin tinggi pula sumber protein bagi mikroba tersebut sehingga jumlah

mikroba yang tumbuh semakin banyak.

Silase yang memiliki kadar NDF yang rendah mudah dicerna oleh ternak oleh

karenanya perlu dilakukan penambahan legum berupa daun gamal sehingga

kandungan NDF menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat (Preston dan

Leng,1987) yang menyatakan bahwa semakin rendah fraksi Neutral Detergent

Fibre, kecernaanpakan semakin tinggi.

Mikroba yang terlalu sedikit tidak mampu merombak senyawa kompleks

menjadi senyawa yang lebih sederhana. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan

nutrisi atau protein yang sedikit sehingga laju pertumbuhan mikrobia selulolitik

menurun dan tidak optimal dalam mensekresikan enzim. Oleh sebab itu perlunya

penambahan suatu bahan yang dapat menghasilkan sumber protein bagi mikrobia

agar miroba banyak hidup. Salah satu upaya yang dilakukan yakni penambahan

daun gamal yang kaya akan protein bagi mikroba. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Judoamidjojo et al. (1989) yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan

mikrobia akibat persediaan nutrisi berkurang dan terjadi akumulasi zat-zat

metabolik yang menghambat pertumbuhan. Mikrobia selulolitik yang tidak

21

optimal menyebabkan kerja enzim selulase dalam merombak dinding sel (NDF)

yang sebagian besar mengandung selulosa dan lignin menjadi senyawa yang lebih

sederhana tidak cukup sehingga porsi dinding sel (NDF) meningkat. Judoamidjojo

et al. (1989) menyatakan bahwa enzim selulase yang diproduksi oleh mikrobia

selulolitik digunakan untuk menghidrolisis selulosa.

Kandungan ADF (Acid Detergent Fiber)

Berdasarkan analisis ragam dari data penelitian diperoleh hasil bahwa

silase berbahan dasar rumput benggala dicampur daun gamal berpengaruh nyata

(P<0.05) terhadap kandungan ADF.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa kandungan ADF terendah yaitu pada P3

dengan penambahan daun gamala 30% (44.01), selanjutnya pada P0, P1, P2

masing masing 46.16, 47,19, dan 45,65. Namun kandungan ADF tertinggi

terdapat pada perlakuan P1 (47.19). Hal ini dikarenakan pada perlakuan P1 tidak

ditambahkan daun gamal sebagai bahan yang diindikasikan dapat menurunkan

kandungan ADF. Meskipun demikian secara umum dapat dilhat bahwa

kandungan ADF menurun pada perlakuan P2 dan P3 yang ditambahkan dengan

daun gamal dengan proporsi yang berbeda. Kandungan ADF secara proporsiaonal

menurun pada perlakuan P3 (46.65) menunjukkan bahwa aktivitas mikrobia

meningkat. Aktivitas mikrobia meningkat disebabkan karena banyaknya

penambahan daun gamal yang banyak mengandung sumber protein untuk memicu

pertumbuhan mikroba. Semakin tingginya jumlah mikroba pada proses

pembuatan silase maka kandungan ADF menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat

Judoamidjojo et al. (1989) menyatakan bahwa enzim selulase yang diproduksi

22

oleh mikrobia selulolitik digunakan untuk menghidrolisis komponen-komponen

ADF sehingga kandungan ADF menurun.

Penurunan kadar ADF terjadi pada perlakuan penambahan daun gamal

30% dari berat bahan. Hal ini dikarenakan terjadi perombakan dinding sel menjadi

komponen yang lebih sederhana yaitu hemiselulosa dan glukosa selama proses

fermentasi. Kadar ADF menurun disebabkan oleh terlarutnya sebagian protein

dinding sel dan hemiselulosa dalam larutan deterjen asam sehingga meningkatkan

porsi ADS dan menyebabkan menurunnya kadar ADF. Hal ini sesuai dengan

pendapat Anggorodi (1994) yang menyatakan bahwa hemiselulosa larut dalam

larutan alkali dan terhidrolisis dengan larutan asam encer. Sutardi (1980)

menyatakan bahwa fraksi yang larut dalam pemasakan deterjen asam sebagian

besar terdiri atas hemiselulosa dan sedikit protein dinding sel.

Semakin tinggi Acid Detergent Fibre, kualitas atau daya cerna hijauan

semakin rendah (Crampton dan Haris, 1969). Untuk itu, kandungan kedua fraksi

dimaksud hendaknya seminimal mungkin agar pakan yang diberikan kepada

ternak ruminansia bermanfaat dengan baik.

23

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa

semakin tinggi penambahan daun gamal (Gliricida sepium) dapat menurunkan

kandungan NDF dan ADF pada silase yang dibuat. Pada perlakuan penambahan

daun gamal 30% menghasilkan NDF dan ADF yang paling rendah.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat kecernaan

NDF dan ADF yang dibuat dari campuran rumput benggala dan daun gamal.

24

DAFTAR PUSTAKA

Adedji, O and J.O. Faluyi. 2006. Morphological, agrobotanical and reproductive

studies in 35 accessions of Panicum maximum jacq. In South Western

Nigeria. Res J Botany. 1:64-74.

Aganga, A. A and S. Tshwenyane. 2004. Potentials of guinea grass (panicum

maximum) as forage crop in livestock production.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan V. PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Arief, R. 2001. Pengaruh penggunaan jerami pada amoniasi terhadap daya cerna

NDF, ADF dan ADS dalam ransum domba lokal. Jurnal Agroland. 8

(2) : 208-215.

Arora. 1989. Pencernaan Mikroba Rumen. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta

Bolsen, K. K dan D. A. Sapienza. 1993. Teknologi Silase. Diterjemahkan Oleh

R.B. Sudjono. Pioneer Seed.

Chuzaemi, S. 1992. Potensi Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak Ditinjau dari

Kinetika Degradasi dan Retensi Jerami Padi di Dalam Rumen.

Disertasi. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Crampton, E.W. dan L. E. Haris. 1969. Applied Animal Nutrision 1st E. d. The

Engsminger Publishing Company, California, U. S. A.

Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. 2002. Informasi Singkat Benih. Direktorat

Perbenihan Tanaman Hutan. Bandung.

Elevitch, C.R. and K.John. 2006. Gliricidia sepium (Gliricidia) Fabacceae

(legume family) Species Profiles For Pacific Island Agrofrorestry.

www.traditionaltree.org. Diakses 15 januri 2016.

Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Bandung : Armico. Bandung.

Hanafi, ND. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Universitas Sumatera

Utara

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan

Untuk Indonesia. Cetakan III. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

25

Humphreys, L.R and I. J. Patridge. 1995. A Guide to Better Pastures For The

Tropics And Sub Tropics. Published by NSW Agriculture. 5th

Ed:

Grasses for the tropics: Guinea grass (Panicum maximum).

Jajo. 2008. Prinsip Dasar Pembuatan Silase. Jakarta : Bina Aksara

Jensen, M. 1999. Tress Commonly Cultivated In Southeast Asia: An Ilustrated

Field Guide.RAP Publications. http://www.wapedia.org.id/gamal.

Kartasudjana R, 2001. Mengawetkan Hijauan Pakan Ternak. Direktorat

Menengah Kejuruan. Jakarta

Kung, L and J. Nylon. 2001. Management Guidelines During Harvest And

Storage Of Silage. Proceedings of Tri State Dairy Conf; Fort Wayne,

17─18 April 2001.Fort Wayne. hlm 1−10

L.T’mannetje and R. M. Jones., 1992. Forages (Edi). Plant Resource of South-

East Asia (PROSEA). No.4. Wageningen, Netherlands and Bogor

Indonesia.

Macaulay, A. 2004. Evaluating Silage Quality. http: //www1. agric. go. ab.

ca/department/deptdocs.nsf/all/for4909.Html.

Ohmomo, S., O. Tanaka., H. K. Kitamoto and Y. Cai. 2002. Silage and microbial

performance, old story but new problem. JARQ Vol 36(2):59-71.

Ridwan, R dan Y. Widyastuti, 2001. Membuat silase: upaya mengawetkan dan

mempertahankan nilai nutrisi hijauan pakan ternak. Warta Biotek-LIPI

15 (1): 9-14.

Stefani, J. W. H., F. Driehuis., J. C. Gottschal, and S. F. Spoelstra. 1998. Silage

fermentation processes and their manipulation: 6-33. Electronic

conference on tropical silage. Food Agriculture Organization.

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu

Pendekatan Biometrik. Edisi Ketiga. Terjemahan: Bambang Sumantri.

PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Sukanten, S., K. Puma and I. M.Nitis. 1994. Effect of cutting height on the growth

ofGlirisidia sepium provenances grown under alleycropping system. Proc.

7th

MAP. Animal Congress.Bali. ISPI. 505 -506.

Suparjo. 2000. Analisis Secara Kimiawi. Fakultas Peternakan, Jambi.

Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan

Ternak. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

26

Van Soest, P. J. 1982. New Chemical Methods for Analysis of Forages for the

Purpose of Predicting Nutritive Value. Pref IX International Grassland

Cong.

Wilkins, M.B. 1988. Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Kedua. Jakarta: Bina Aksara.

27

HASIL SPSS UNTUK ADF

Between-Subjects Factors

Value Label N

Perlakuan 0 P0 3

1 P1 3

2 P2 3

3 P3 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Hasil_ADF

Perlakuan Mean Std. Deviation N

P0 46.1633 .14189 3

P1 47.1933 .98673 3

P2 45.6533 1.28889 3

P3 44.0133 .99229 3

Total 45.7558 1.44967 12

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Hasil_ADF

F df1 df2 Sig.

3.936 3 8 .054

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal

across groups.

a. Design: Intercept + Perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Hasil_ADF

28

Post Hoc Tests

Perlakuan

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Hasil_ADF

(I)

Perlak

uan

(J)

Perlak

uan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound Upper Bound

LSD P0 P1 -1.0300 .77885 .223 -2.8260 .7660

P2 .5100 .77885 .531 -1.2860 2.3060

P3 2.1500* .77885 .025 .3540 3.9460

P1 P0 1.0300 .77885 .223 -.7660 2.8260

P2 1.5400 .77885 .083 -.2560 3.3360

P3 3.1800* .77885 .004 1.3840 4.9760

P2 P0 -.5100 .77885 .531 -2.3060 1.2860

P1 -1.5400 .77885 .083 -3.3360 .2560

P3 1.6400 .77885 .068 -.1560 3.4360

P3 P0 -2.1500* .77885 .025 -3.9460 -.3540

P1 -3.1800* .77885 .004 -4.9760 -1.3840

P2 -1.6400 .77885 .068 -3.4360 .1560

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,910.

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 15.838a 3 5.279 5.802 .021

Intercept 25123.155 1 25123.155 2.761E4 .000

Perlakuan 15.838 3 5.279 5.802 .021

Error 7.279 8 .910

Total 25146.272 12

Corrected Total 23.117 11

a. R Squared = ,685 (Adjusted R Squared = ,567)

29

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Hasil_ADF

(I)

Perlak

uan

(J)

Perlak

uan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound Upper Bound

LSD P0 P1 -1.0300 .77885 .223 -2.8260 .7660

P2 .5100 .77885 .531 -1.2860 2.3060

P3 2.1500* .77885 .025 .3540 3.9460

P1 P0 1.0300 .77885 .223 -.7660 2.8260

P2 1.5400 .77885 .083 -.2560 3.3360

P3 3.1800* .77885 .004 1.3840 4.9760

P2 P0 -.5100 .77885 .531 -2.3060 1.2860

P1 -1.5400 .77885 .083 -3.3360 .2560

P3 1.6400 .77885 .068 -.1560 3.4360

P3 P0 -2.1500* .77885 .025 -3.9460 -.3540

P1 -3.1800* .77885 .004 -4.9760 -1.3840

P2 -1.6400 .77885 .068 -3.4360 .1560

*. The mean difference is significant at the ,05 level.

Homogeneous Subsets

Perlakuan N

Subset

1 2

Duncana P3 3 44.0133

P2 3 45.6533 45.6533

P0 3 46.1633

P1 3 47.1933

Sig. .068 .094

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,910.

30

HASIL UNTUK NDF

Univariate Analysis of Variance

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Hasil_NDF

F df1 df2 Sig.

1.102 3 8 .403

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal

across groups.

a. Design: Intercept + Perlakuan

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Between-Subjects Factors

Value Label N

Perlakuan 0 P0 3

1 P1 3

2 P2 3

3 P3 3

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Hasil_NDF

Perlakuan Mean Std. Deviation N

P0 83.7733 .40464 3

P1 64.8967 1.07510 3

P2 61.5000 .77660 3

P3 59.8833 1.04701 3

Total 67.5133 10.01305 12

31

Post Hoc Tests

Perlakuan

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Hasil_NDF

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1096.835a 3 365.612 484.430 .000

Intercept 54696.602 1 54696.602 7.247E4 .000

Perlakuan 1096.835 3 365.612 484.430 .000

Error 6.038 8 .755

Total 55799.475 12

Corrected Total 1102.873 11

a. R Squared = ,995 (Adjusted R Squared = ,992)

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Hasil_NDF

(I)

Perlak

uan

(J)

Perlak

uan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD P0 P1 18.8767* .70933 .000 17.2409 20.5124

P2 22.2733* .70933 .000 20.6376 23.9091

P3 23.8900* .70933 .000 22.2543 25.5257

P1 P0 -18.8767* .70933 .000 -20.5124 -17.2409

P2 3.3967* .70933 .001 1.7609 5.0324

P3 5.0133* .70933 .000 3.3776 6.6491

P2 P0 -22.2733* .70933 .000 -23.9091 -20.6376

P1 -3.3967* .70933 .001 -5.0324 -1.7609

P3 1.6167 .70933 .052 -.0191 3.2524

P3 P0 -23.8900* .70933 .000 -25.5257 -22.2543

P1 -5.0133* .70933 .000 -6.6491 -3.3776

P2 -1.6167 .70933 .052 -3.2524 .0191

32

Homogeneous Subsets

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,755.

*. The mean difference is significant at the ,05 level.

Hasil_NDF

Perlakuan N

Subset

1 2 3

Duncana P3 3 59.8833

P2 3 61.5000

P1 3 64.8967

P0 3 83.7733

Sig. .052 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,755.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

33

LAMPIRAN

Proses pengambilan Rumput Benggala

Proses pengambilan Daun Gamal

Proses Pelayuan Rumput Benggala dan Daun Gamal

34

Proses Pembuatan Silase

Silase Yang Telah Dibuat Disimpan 21 Hari Untuk Proses Fermentasi

35

Silase Yang Telah Difermentasi Selama 21 Hari

36

RIWAYAT HIDUP

Ibrahim, lahir di Pattengko, Kecamatan Tomoni Timur

Kabupaten Luwu Timur pada tanggal 22 september 1993, anak

kedua dari empat bersaudara dari pasangan Muh. Duku dan

eja. Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah

pendidikan tingkat dasar di bangku Sekolah Madrasah

Ibtidaiyyah Cendana Hitam (2006), kemudian melanjutkan pendidikan menengah

pertama pada Madrasah Tsanawiyah Sabilittaqwa (2009). Kemudian melanjutkan

pendidikan menengah atas pada SMK Negeri 1 Tomoni (2012). Setelah itu

melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui SNMPTN

jalur tertulis Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.