ibuprofen

21
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SEMESTER V – 2014 Nama/NPM Eko Yudi W. / A 0121 054 Zat Akti f : Ibuprofen Jumlah Tablet : 4 0 .000 tablet Dosis : 2 0 0 mg I. PREFORMULASI I.1. Nama Zat Aktif : Ibuprofen Struktur : Berat Molekul : 206,3 g/mol Rumus Molekul : C 13 H 18 O 2 Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas lemah Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut

Upload: rizal

Post on 10-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

dd

TRANSCRIPT

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIALABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAANSEMESTER V 2014

Nama/NPM

Eko Yudi W. / A 0121 054Zat Aktif: Ibuprofen

Jumlah Tablet: 40.000 tablet

Dosis: 200 mgI. PREFORMULASI

I.1.Nama Zat Aktif

: Ibuprofen

Struktur

:

Berat Molekul

: 206,3 g/mol

Rumus Molekul

: C13H18O2

Pemerian

: Serbuk hablur, putih hingga hampir putih, berbau khas lemah

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam methanol, dalam aseton dan dalam kloroform, sukar larut dalam etil asetat

Titik Leleh

: 75-780 C

pH

: 5,0-6,4 OTT

: antikoagulan, antitrombotik, dan obat obat AINS lain, juga obat-obat ACE inhibitor.

Penggunaan Terapi

: analgetik, antipiretik dan antiinflamasi (Sumber : generic formulation hal:163)

I.2.ADME

A. Absorbsi OralIbuprofen diserap dengan sangat cepat dalam saluran cerna, kadar serum tertinggi terjadi dalam 1-2 jam setelah pemberian oral. Adanya makanan akan memperlambat absorbsi tetapi tidak mengurangi jumlah yang diabsorbsi. 98% ibuprofen berikatan pada albumin plasma pada dosis terapi.B. Waktu ParuhKadar serum tertinggi terjadi dalam 1-2 jam setelah pemberian oral dengan waktu paruh 1,8-2 jam.C. DistribusiBerbagai jenis transporter berinteraksi dengan NSAID, seperti organic transporter pada ginjal dan GI tract, multidrug resistance protein transporter. Ibuprofen bersifat asam lemah dan larut lemak sehingga ini memungkinkan ibuprofen untuk menembus membrane tanpa membutuhkan perantara spesifik.D. MetabolismeMetabolism primer dari ibuprofen adalah oksidasi dan peningkatan enzim cytochrome P450. Metabolit primer yang paling banyak ditemukan pada urin adalah karboksi-ibuprofen dan hidroksi-ibuprofen. Metabolit ini tidak menunjukan adanya efek farmakologi.E. EliminasiEkskresi bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolit inaktif sempurna dalam 24 jam.F. DosisUntuk analgesic dan antiinflamasi :

Dosis yang dianjurkan : sehari 3-4 kali 400mgPada permulaan pemakaian sebaiknya menggunakan dosis minimum yang efektif yaitu 400mg 3 kali sehari

Anak : 10 mg per kgBBG. Mekanisme kerjaBekerja pada enzim yang membantu terjadinya inflamasi yaitu dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 terganggu.H. Efek SampingEfek samping adalah ringan dan bersifat sementara berupa mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri lambung, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing dan heart burn.I.3.Zat Tambahan

A. Sodium Starch Glucolate

Rumus Kimia:

Pemerian: serbuk putih atau hampir putih, sangat higroskopis

Kegunaan dalam Formula: penghancur (desintegrant) 2 - 8%

Kelarutan: praktis tidak larut dalam metilen klorida, membentuk suspense yang transparan dalam air

pH: tipe A (5,5 7,5), tipe B (3,0 5,0), tipe C (5,5 7,5)

Densitas: 1,56 g/cm3 (Primojel);

1,49 g/cm3 (Tablo)

Aliran: -

Kelembaban: sangat higroskopis

Stabilitas: bersifat stabil meskipun sangat higroskopis, dan harus disimpan dalam tempat tertutup untuk melindungi dari pengaruh kelembaban dan perubahan suhu, yang dapat mengakibatkan caking(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, page: )

B. Laktosa

Rumus Kimia: C12H22011

Pemerian: putih serbuk atau partikel crystaline

Kegunaan dalam Formula: pengisi pada tablet

Kelarutan: tidak larut dalam chloroform,etanol,eter larut dalam air 1:5:24

pH: -

Densitas: 1,545 g/cm3

Aliran: 25,0 g/detik

Kelembaban: -

Stabilitas: tidak boleh disimpan di tempat yang lembab(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, page: 663-665)

C. Kalsium Stearat

Rumus Kimia

:

Pemerian: serbuk ringan, putih atau putih kekuningan, berbau khas

Kegunaan dalam Formula: glidan 1 %

Kelarutan: praktis tidak larut dalam etanol (95%), eter, kloroform, aseton, dan air. Sedikit larut dalam alcohol panas dan minyak sayur dan minyak mineral panas. Larut dalam piridin panas

pH: 6,5 7,5

Densitas: 1,0641,096 g/cm3

Aliran: 21,222,6 %

Kelembaban: 2,96%

Stabilitas: stabil, penyimpanan pada wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering

(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, halaman 103 105)

D. sodium lauryl sulfate

Rumus Kimia

:

Pemerian: Kristal putih atau krem sampe kuning,menyabun,dan tidak berasa

Kegunaan dalam Formula: lubrikan

Kelarutan: larut dalam air dan tidak larut dalam kloroform dan eter

pH: -

Densitas: 1.07 g/cm3

Aliran: -

Kelembaban: - Stabilitas : Kurang stabil dalam penyimpanan, pH 2.5, bisa terhidrolisis menjadi lauril alkohol dan sodium bisulfat

(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, halaman 651)E. Kollidon

Rumus Kimia:

Pemerian: serbuk hablur putih sampai putih kekuningan

Kegunaan dalam Formula: pengikat 2 - 5%

Kelarutan: lebih dari 10% larut dalam gliserol, butanol, methanol, etanol 95%. Kurang dari 1% larut dalam sikloheksana dan dietil eter

pH: -

Densitas: 0,24-0,28 g/cm3

Aliran: -

Kelembaban: kurang higroskopis

Stabilitas: stabil dan harus disimpan ditempat tertutup baik, sejuk dan kering.(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, page:202 )F. Starch

Rumus Kimia: -

Pemerian: serbuk putih sangat kecil tidak berbau dan tidak berasa

Kegunaan dalam Formula: disintegran 3-15%

Kelarutan: praktis tidak larut dalam etanol 95% dan air.

pH: 5,5-6,5 dispersi 2% b/v

Densitas: 0,462 g/cm3

Aliran: -

Kelembaban: tidak higroskopis

Stabilitas: stabil dan harus disimpan ditempat tertutup baik, sejuk dan kering.(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, page:202 )II. FORMULASI/TEKNIK PEMBUATAN

II.1.Formula yang akan dibuat

R/Ibuprofen 400 mg

Sodium Starch Glucolate36mg

Kollidon 18mg

Laktosa92mg

Aquadestqs

Kalsium stearat12mg

Sodium lauryl sulfate12mg

Starch

30mgII.2.Metode yang digunakan

Granulasi BasahII.3.Alasan Pemilihan Metode dan Zat Tambahan

Ibuprofen tablet dibuat dengan metode granulasi basah, karena dosis yang besar dan sifat alir yang buruk juga stabil pada pemanasan dengan suhu yang ditetapkan untuk pengeringan yaitu 50oC.

Sodium Starch Glucolate digunakan sebagai desintegran. Pada saat tablet dimasukkan ke dalam tubuh (oral) maka obat akan mudah hancur ketika kontak dengan cairan tubuh.

Laktosa digunakan sebagai pengisi. Pengisi digunakan untuk mendapatkan bobot yang sesuai sehingga layak untuk dikempa menjadi tablet.

Kollidon digunakan sebagai pengikat. Pengikat berfungsi untuk menambah daya kohesif serbuk, sehingga dapat terbentuk massa yang kohesif atau kompak.

Kalsium stearat digunakan sebagai glidan untuk memperbaiki sifat aliran serbuk.

Aquadest digunakan sebagai zat pembasah.

Starch digunakan sebagai disintegrator luar, untuk memecah tablet menjadi granulnya.

Natrium lauryl sulfat digunakan sebagai lubrikan untuk mengurangi gesekan antara permukaan tablet dengan dinding die, selain itu juga untuk mencegah penempelan tablet pada punch.III. PERHITUNGAN

a. Setiap Tablet Mengandung : Ibuprofen 400 mg

b. Bobot Tablet: 600 mg

c. Jumlah Tablet: 40.000 tablet

III.1.Untuk Tiap Tablet

1. Fasa Dalam

Ibuprofen

: 400 mg

Sodium starch glucolat

: 36mg

Lactose monohidrat

: 92 mgKollidon

: 18mg

Aquadest

: qs2. Fasa Luar

Sodium lauryl sulfat

: 12 mg

Kalsium stearat

: 12 mgStarch

: 30mgIII.2.Untuk 40.000 tablet

1. Ibuprofen: 400 mg x 40.000 = 16000 g 2. Sodium starch glucolat: 36 mg x 40.000 = 1440 g3. Lactose monohidrat : 92 mg x 40.000 = 3680 g4. Kalsium stearat: 12 mg x 40.000 = 480 g5. Sodium lauryl sulfat: 12mg x 40.000 = 480 g6. Kollidon : 18mg x 40.000 = 720 g7. Starch: 30mg x 40.000 = 1200gIV. PROSEDUR PEMBUATAN

Semua bahan diayak dengan ayakan no.16 satu per satu dan ditimbang sesuai dengan bobot yang diperlukan. Campurkan laktose , Sodium starch glucolat, ibuprofen dengan kolidon yang telah dilarutkan dalam air, aduk hingga homogen dan terbentuk massa yang dikehendaki.

Ayak massa melewati ayakan no.16 lalu keringkan pada suhu 500C sampai LED kurang dari 2%.

Setelah itu, granul dicampurkan dengan fase luar sodium lauril sulfat, starch dan kalsium stearate. Dilakukan evaluasi serbuk siap cetak, meliputi bobot jenis, kompresibilitas, waktu alir dan sudut istirahat. Serbuk siap cetak yang telah memenuhi syarat dicetak.

V. EVALUASI YANG DILAKUKAN

V.1.Evaluasi Massa Siap Cetak

V.1.1 Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat, Kadar Pemampatan, dan Porositas

Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan alat. Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan perhitungan sebagai berikut:

BJ nyata = g/mLBJ mampat =g/ml

Kadar Pemampatan =

Porositas=

V.1.2

Kecepatan aliran dan Sudut Istirahat

Ditimbang beker glass kosong (Wo), skala di set pada posisi 0. Kemudian dimasukkan granul ke corong, alat dihidupkan, dan dicatat waktu alir (t). Diukur tinggi puncak taburan granul (h) dan diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan granul (d = 2r). Dihitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut antara bidang datar dengan tinggi granul: tan a = h / r

V.2.Evaluasi Tablet

V.2.1 Penampilan

Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau bintik-bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.

V.2.2 Keseragaman Ukuran

Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan jangka sorong.

V.2.3 Keragaman Bobot

Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masing-masing tablet. Hitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.

V.2.4 Kekerasan Tablet

Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil secara acak. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.V.2.5 Friabilitas

Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk, terlalu banyak serbuk halus, pemakaian bahan yang tidak tepat, massa cetak terlalu kering.

Diambil 20 tablet secara acak. Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo). Tablet dimasukkan dalam alat dan dinyalakan selama 4 menit. Kemudian tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt). Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1 %.

V.2.6 Friksibilitas

Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan antar tablet selama waktu tertentu.

Diambil 20 tablet secara acak. Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo), dimasukkan dalam alat, dan dinyalakan selama 4 menit. Kemudian tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)

V.2.7 Uji Waktu Hancur Tablet Tidak Bersalut (FI IV)

Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, dimasukkan 1 cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan, digunakan air bersuhu 37 + 2 sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, diangkat keranjang dan diamati semua tablet : semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, diulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna

VI. KEMASAN

VI.1.Logo

VI.2.Label

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

VI.3.Penjelasan pada Kemasan dan Brosur ProdukIndikasi:Terapi simptomatis rematoid artritis dan osteoarthritis, mengurangi rasa nyeri setelah operasi pada gigi dan dismenorre.

Dosis:

Dewasa : 400 mg, 3-4 kali sehari

Cara kerja obatIbuprofen merupakan derivate asam fenil propionate dari kelompok obat antiinflamasi nonsteroid. Bekerja melalui penghambatan enzim siklooksigenase pada biosintesis prostaglandin sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.

Kontraindikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap asetosal atau obat antiinflamasi non steroid lainnya, wanita hamil dan menyusui, serta anak dibawah usia 14 tahun.

Penderita dengan syndrome nasal polyps, angioderma dan reaksi bronchospasma terhadap asetosal atau antiinflamasi non steroid lain. Dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.

Interaksi obat

Hindari pemberian bersamaan dengan antikoagulan, antitrombotik, dan obat obat AINS lain, juga obat-obat ACE inhibitor.Efek samping

Efek samping adalah ringan dan bersifat sementara berupa mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri lambung, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing dan heart burn.Peringatan dan perhatian

Hati-hati pemberian pada penderita tukak lambung atau mempunyai riwayat tukak lambung dan penderita payah jantung, gangguan fungsi ginjal dan hipertensi.Hai-hati pada penderita yang sedang mendapat antikoagulan kumarin.VII. DAFTAR PUSTAKA

C, Raymond Rowe. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009. USA: Pharmaceutical Press.Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. 1995. JakartaFacts & Comparisons. 2006. Drug Facts and Comparisons 2006. London: Wolters Kluwer HealthHandbook of Pharmaceutical Excipient. Fifth edition. Pharmaceutical Press : London15

_1481723866.unknown

_1481723868.unknown

_1481723869.unknown

_1481723870.unknown

_1481723867.unknown

_1481723865.unknown