pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

119
PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI PERTIMBANGAN AUDITOR DENGAN MODERASI KREDIBILITAS KLIEN MADE EDY SEPTIAN SANTOSA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Upload: ledung

Post on 31-Dec-2016

238 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI

PERTIMBANGAN AUDITOR DENGAN MODERASI

KREDIBILITAS KLIEN

MADE EDY SEPTIAN SANTOSA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

i

TESIS

PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI

PERTIMBANGAN AUDITOR DENGAN MODERASI

KREDIBILITAS KLIEN

MADE EDY SEPTIAN SANTOSA

NIM 1191661018

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

ii

TESIS

PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI

PERTIMBANGAN AUDITOR DENGAN MODERASI

KREDIBILITAS KLIEN

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi

Program Pascasarjana Universitas Udayana

MADE EDY SEPTIAN SANTOSA

NIM 1191661018

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

ii

Page 4: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 14 JANUARI 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE,MM,Ak.,CPA. Dr. Dewa Nyoman Badera, SE, MSi.

NIP. 19590510 199003 1 001 NIP. 19641224 199103 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Magister Akuntansi Direktur

Program Pascasarjana Program Pascasarjana

Universitas Udayana, Universitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama, SE.,MSBA., Ak. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).

NIP. 19641224 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001

Page 5: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

iv

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI

TESIS

Tesis ini telah diuji pada

Tanggal 14 Januari 2015

Panitia Penguji Tesis berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No. : 4522/UN14.4/HK/2014, tanggal 31 Desember 2014

Ketua : Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak., CPA

Anggota :

1. Dr. Dewa Nyoman Badera, SE, MSi.,

2. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, MSi.,

3. Dr. I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE, MSi.,

4. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, MSi.,Ak

Page 6: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Made Edy Septian Santosa

Nim : 1191661018

Program Studi : Magister Akuntansi

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

karya ilmiah tesis ini merupakan hasil karya sendiri dan bebas dari plagiasi.

Apabila di kemudian hari terbukti plagiasi dalam karya ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 dan peraturan Undang-Undang yang

berlaku.

Denpasar, 14 Januari 2015

Made Edy Septian Santosa

NIM: 1191661018

Page 7: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur

kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya

atas asung wara nugraha-Nya/kurnia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak.,CPA

selaku pembimbing utama yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran

dalam memberikan bimbingan, dorongan, dan arahan selama penulis mengikuti

program magister, terutama dalam penyelesaian tesis ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Dewa Nyoman

Badera, SE, MSi selaku dosen pendamping atas perhatian, bimbingan, dorongan,

semangat dan saran kepada penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana yang

dijabat oleh Prof. Dr. A A Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan

untuk menjadi mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Ucapan

yang sama juga penulis sampaikan kepada Dr. Dewa Gede Wirama, SE.,MSBA,

Ak., selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Magister

Akuntansi.

Page 8: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

vii

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada penguji tesis yaitu

Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, MSi., Dr. I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE,

MSi., dan Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, MSi.,Ak yang telah banyak

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Ucapan terima kasih

juga penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Program Magister

Akuntansi Universitas Udayana yang memberikan bimbingan kepada penulis

selama mengikuti pendidikan, serta para pegawai yang telah membantu dalam

proses pendidikan selama ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang

tua Bapak I Nyoman Nuriana dan Ibu Ni Nengah Surniwi, saudara Luh Sri

Pujiastuti yang telah banyak memberikan motivasi, doa, dan semangat sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Teman-teman seangkatan di Program

Magister Akuntansi Universitas Udayana angkatan VIII.

Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan teori dan

diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi Kantor Akuntan Publik di Bali,

untuk itu saran dan kritik penulis harapkan demi penyempurnaan tesis ini.

Denpasar, 14 Januari 2015

Penulis,

Page 9: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

viii

ABSTRAK

PENGALAMAN AUDIT SEBAGAI EKSPLANASI PERTIMBANGAN

AUDITOR DENGAN MODERASI KREDIBILITAS KLIEN

Faktor yang dapat memengaruhi pertimbangan auditor dalam

mengevaluasi bukti audit, di antaranya adalah pengalaman auditor. Namun

seringkali auditor dihadapkan pada situasi yang sulit untuk menentukan judgment

ketika adanya kredibilitas klien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti

empiris mengenai pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor yang

selanjutnya dimoderasi kredibilitas klien. Selain itu penelitian ini ingin

mengkonfirmasi penelitian dari Susetyo (2009) dengan alasan: (1) adanya

pengadopsian International Standards On Auditing (ISA), (2) terbitnya Undang-

Undang Akuntan Publik No.5 tahun 2011, (3) disahkannya Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara.

Penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh dan diperoleh sampel

sebanyak 74 auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Pengujian hipotesis

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis uji interaksi

moderated regression analysis (MRA).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel pengalaman audit

berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan auditor. Sedangkan pengaruh

moderasi kredibilitas klien adalah signifikan dan memperkuat pengaruh positif

pengalaman audit pada pertimbangan auditor

Kata kunci: Pengalaman Audit, Pertimbangan Auditor, Kredibilitas Klien

Page 10: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

ix

ABSTRACT

AUDIT EXPERIENCE AS AN JUDGMENT AUDITOR EXSPLANATION

WITH MODERATION CLIENT CREDIBILITY

Factor that can influence the judgment auditors evaluate evidence in an

audit, among which are the auditors experience. But often the auditor is a difficult

situation to determine when the credibility of the judgement of the client. This

research was to obtain empirical evidence on the effect of audit experience on the

effect of auditor‟s judgement that further moderated client credibility. And than to

confirm the research of the susetyo (2009) for this reason: (1) the presence of

adopting the International Standards On Auditing (ISA ), (2) Public Accountant

Regulation No.5 In 2011, (3) Minister Of Finance Regulation Number

25/PMK.01/2014 about state accountant. This research using a technique all sample and obtained samples from 74

an auditor in public accountant in Bali. The testing of hypotheses in this research

was done using analysis test interaction Moderated Regression Analysis (MRA).

The hypotesis testing showed that audit experience have positive

relationship to judgment auditor. While moderating influence is significant client

credibility and strengthen the positive effect on the judgment auditor's of audit

experience.

Keywords : Audit Experience, Judgment Auditor, and Client Credibility

Page 11: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ............................................................................. i

PRASYARAT GELAR ...................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................ iii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS .................. iv

PRASYARATAN BEBAS PLAGIAT ............................................. v

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................. vi

ABSTRAK .......................................................................................... viii

ABSTRACT ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................... 8

1.4.2 Manfaat Praktis............................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................. 9

2.1 Teori Kontijensi ........................................................................ 9

2.2 Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory) ............... 13

2.3 Pertimbangan Auditor..........................................................….. 13

2.4 Pengalaman Auditor ..........................................................….... 14

2.5 Kredibilitas Klien …………....................................................... 16

2.6 Penelitian Sebelumnya .............................................................. 17

BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ................................................................................... 20

3.1 Rerangka Berpikir.................................................................... 20

3.2 Konsep Penelitian ..................................................................... 23

3.3 Rumusan Hipotesis ................................................................. 24

3.3.1 Pengaruh Pengalaman Audit Pada Pertimbangan Auditor.. 24

3.3.2 Kredibilitas Klien Memoderasi Pengaruh Pengalaman

Audit Pada Pertimbangan Auditor …………………….... 25

Page 12: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

xi

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................... 27

4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 27

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 29

4.3 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 29

4.4 Penentuan Sumber Data.......................................................... 29

4.4.1 Jenis dan Sumber Data ................................................. 29

4.4.2 Populasi dan Sampel .................................................... 30

4.5 Prosedur Penelitian ................................................................... 30

4.6 Variabel Penelitian ................................................................... 32

4.6.1 Identifikasi Variabel ...................................................... 32

4.6.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............. 32

4.6.2.1 Pertimbangan Auditor ……................................ 32

4.6.2.2 Pengalaman Auditor .......................................... 34

4.6.2.3 Kredibilitas Klien ........................................... 35

4.7 Analisis Data ............................................................................ 37

4.7.1 Statistik Deskriptif .......................................................... 37

4.7.2 Uji Kualitas Data ............................................................. 37

4.7.3 Analisis Faktor Konfirmatori ……………...................... 38

4.7.4 Uji Asumsi Klasik ……………....................................... 41

4.7.4.1 Uji Normalitas……………............................... 42

4.7.4.2 Uji Heteroskedastisitas……………..................... 42

4.7.5 Analisis Regresi................................................................ 43

4.7.6 Uji Kelayakan Model ....................................................... 44

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................... 46

5.1 Data Penelitian……. ............................................................... 46

5.1.1 Deskripsi Responden …................................................... 46

5.1.2 Karakteristik Responden ................................................. 46

5.2 Hasil Penelitian ...........................................................……..… 49

5.2.1 Hasil Statistik Deskriptif ………………………..…….... 49

5.2.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ……………..……….….. 51

5.2.2.1 Uji Reliabilitas ……............................................ 51

5.2.2.2 Uji Validitas ….…............................................... 52

5.2.3 Analisis Faktor Konfirmatori …………………………… 52

5.2.4 Hasil Uji Asumsi Klasik …………………………..……. 57

5.2.4.1 Uji Normalitas ……............................................. 58

5.2.4.2 Uji Heterokedastisitas ........................................... 59

5.2.5 Koefisien Determinasi …..…………………………….… 59

5.2.6 Uji Statistik F (F test) ……..…………………………….. 60

5.2.7 Hasil Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis ………… 61

Page 13: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

xii

5.2.7.1 Uji Hipotesis 1 …….............................................. 62

5.2.7.2 Uji Hipotesis 2 …….............................................. 62

BAB VI PEMBAHASAN .....................................................………. 63

6.1 Pengalaman Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan

Auditor ………………………………………………………. 63

6.2 Kredibilitas Klien Memoderasi Pengaruh Pengalaman Auditor

Pada Pertimbangan Auditor ………………………………… 64

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN………………………………. 65

7.1 Simpulan………………………………………………………. 65

7.2 Saran ………………………………………………………… 66

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 67

LAMPIRAN …………………………………………...……………… 72

Page 14: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Rerangka Berpikir............................................................. 22

Gambar 3.2 Konsep Penelitian ........................................................... 23

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian .......................................................... 28

Page 15: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel ……..................................... 31

Tabel 4.2 Operasional Variabel ………............................................. 36

Tabel 5.1 Rincian Kuisioner Penelitian ………................................. 46

Tabel 5.2 Profil Responden ………...…............................................. 47

Tabel 5.3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel …………..................... 50

Tabel 5.4 Rekapitulasi Hasil Uji Realibilitas Instrumen Peneltian .... 51

Tabel 5.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Peneltian …… 52

Tabel 5.6 Hasil Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) ……….................. 53

Tabel 5.7 Nilai Measures of Sampling Adquancy (MSA).................. 54

Tabel 5.8 Nilai Percentage of Variance………............................... 55

Tabel 5.9 Komponen Faktor ………………................................... 56

Tabel 5.10 Hasil Ketepatan Model ………....................................... 57

Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas………............................................. 58

Tabel 5.12 Uji Heterokedastisitas ………......................................... 59

Tabel 5.13 Uji F ………………………............................................. 60

Tabel 5.14 Hasil Analisis Regresi Moderasi (MRA) ……............... 61

Page 16: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Kuisioner .................................................. 72

Lampiran 2 Penelitian-Penelitian Sebelumnya ..................... 79

Lampiran 3 Deskripsi Data Penelitian .................................... 81

Lampiran 4 Uji Reliabilitas …………………………............ 87

Lampiran 5 Uji Validitas ........................................................ 90

Lampiran 6 Uji Analisis Faktor .............................................. 93

Lampiran 7 Uji Normalitas ..................................................... 101

Lampiran 8 Uji Heterokedastisitas ........................................ 102

Lampiran 9 Regresi Moderasi ................................................ 103

Page 17: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif dan turbolen pada era

globalisasi saat ini menuntut perusahaan meningkatkan kemampuan segala sumber

dayanya. Banyak cara dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan

kredibilitas agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan tersebut. Salah satu

kebijakan yang diambil perusahaan untuk meningkatkan kredibilitasnya adalah

menggunakan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk mengaudit kelayakan

laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang telah diaudit diharapkan

memberikan informasi yang tidak menyesatkan kepada masyarakat maupun pemakai

laporan keuangan. Masyarakat serta pemakai laporan keuangan memiliki harapan

agar auditor mampu memberikan jaminan mutlak (absolute assurance) atas laporan

keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen.

Kepercayaan masyarakat dan pemakai laporan keuangan akan menurun ketika

opini yang diberikan tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Banyak

kasus laporan keuangan suatu perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa

pengecualian, namun mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan

(Arum, 2008). Kegagalan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Anderson terhadap

kliennya Enron tahun 2002 adalah salah satu kasus kegagalan audit berskala besar

Page 18: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

2

yang menjadi perhatian dunia. Beberapa kasus yang sempat menjadi perhatian publik

di Indonesia juga terjadi, di antaranya adalah mark up atas laporan keuangan tahun

2001 oleh manajemen PT. Kimia Farma Tbk. yang terbukti melaporkan overstated

laba bersih sebesar Rp 32 miliar dan laporan keuangan ganda Bank Lippo untuk

periode 30 September pada tahun 2002 (Arum, 2008). Berbeda dengan Kasus Enron

yang kesalahannya jelas-jelas pada auditornya yang ikut dalam proses manipulasi

keuangan, dalam kasus Kimia Farma dan Bank Lippo sebenarnya kesalahannya

diakibatkan karena bukti audit yang seharusnya kompeten dan cukup dalam proses

audit kurang memadai, serta auditor terlambat menyadari dan melaporkan adanya

ketidakberesan yang dilakukan pihak manajemen perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2011) dalam Standar Pekerjaan Lapangan ke - 3,

menyatakan bahwa “Bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai

untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”. Keyakinan atas

kompetensi dan kecukupan bahan bukti diperlukan untuk menentukan sifat, lingkup,

saat pengujian, dan menetapkan staf yang akan melakukan pekerjaan.

Berkenaan dengan lingkup pengujian, hal-hal yang sangat memengaruhi

lingkup pengujian tersebut adalah penentuan ukuran sampel, item yang akan diuji,

dan pertimbangan (judgment) auditor. Pertimbangan (judgment) auditor dalam hal ini

mencakup materialitas, risiko, biaya, manfaat, ukuran, dan karakteristik populasi.

Oleh karena itu, kesalahan dalam pernyataan pendapat dapat saja terjadi apabila

Page 19: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

3

auditor tidak berhati-hati dalam menentukan pertimbangannya. Pertimbangan auditor

merupakan dasar sikap profesional, dari hasil beberapa faktor seperti pendidikan,

budaya, dan sebagainya. Namun yang paling tampak mengendalikan pertimbangan

tersebut adalah pengalaman, dimana perasaan auditor dalam menghadapi situasi

dengan mengingat keberhasilan dari situasi sebelumnya. Pertimbangan auditor juga

merupakan perilaku yang paling berpengaruh dalam mempersepsikan situasi, dimana

faktor utama yang memengaruhinya adalah materialitas dan apa yang kita yakini

sebagai kebenaran (Siegel dan Marconi 1989). Pertimbangan auditor atas materialitas

pada audit merupakan penilaian profesional (professional judgement). Materialitas

dinilai dalam hal pengaruh potensial atas salah saji pada keputusan yang dibuat oleh

pengguna laporan keuangan (Messier dkk, 2014).

Banyak faktor yang dapat memengaruhi pertimbangan auditor dalam

mengevaluasi bukti audit, di antaranya adalah pengalaman auditor. Menurut kamus

besar bahasa Indonesia (1997) pengalaman adalah yang pernah dialami (dijalani,

dirasakan, ditanggung dan sebagainya). Menjadi seorang auditor harus memiliki

pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung di bidang auditing serta

memiliki latar belakang pendidikan formal akuntansi dan auditing (Meidawati, 2001).

Standar umum yang pertama mensyaratkan akuntan publik harus menjalani pelatihan

teknis yang cukup dalam praktik akuntansi dan prosedur audit. Pendidikan formal

akuntan publik dan pengalaman kerja dalam profesinya merupakan dua hal yang

saling melengkapi (Mulyadi, 2002). Keunggulan auditor yang memiliki pengalaman

Page 20: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

4

antara lain: (1) mereka lebih banyak mengetahui kesalahan, (2) mereka lebih akurat

mengetahui kesalahan, (3) mereka tahu kesalahan tidak khas, (4) pada umumnya hal-

hal yang berkaitan dengan faktor-faktor kesalahan (ketika kesalahan terjadi dan

tujuan pengendalian internal dilanggar) menjadi lebih menonjol (Tubbs 1992).

Studi yang dilakukan Arum (2008) menemukan bahwa auditor dengan tingkat

pengalaman yang hampir sama (memiliki masa kerja dan penugasan yang hampir

sama) ternyata memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dan sangat bervariasi.

Winarna (2001) mengemukakan seorang auditor dalam membuat laporan audit harus

memiliki pengalaman yang cukup, karena pengalaman yang berbeda, akan berbeda

pula dalam memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan

pemeriksaan dan juga dalam memberi kesimpulan audit terhadap obyek yang

diperiksa berupa pemberian pendapat. Pada saat auditor mempertimbangkan

keputusan mengenai pendapat apa yang akan dinyatakan dalam laporan audit,

material atau tidaknya informasi, memengaruhi jenis pendapat yang akan diberikan

oleh auditor.

Rachmawati dkk (2013) menemukan pengalaman audit memengaruhi

pertimbangan auditor. Pengalaman auditor meliputi lamanya bekerja dalam

melakukan pemeriksaan audit dan banyaknya penugasan yang sudah pernah

dilakukan dalam bidang audit. Temuan Rachmawati dkk (2013) konsisten dengan

hasil studi yang dilakukan Arum (2008) yang menemukan bahwa persuasi atas

preferensi klien berpengaruh positif terhadap pertimbangan auditor dalam

Page 21: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

5

mengevaluasi bukti audit. Begitu pula dengan pengalaman audit yang menunjukkan

pengaruh positif terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit,

namun bertentangan dengan hasil temuan Yustrianthe (2012). Hasil penelitiannya

menemukan bahwa tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas berpengaruh terhadap

Audit Judgement. Namun gender dan pengalaman justru menunjukkan tidak

mempunyai pengaruh terhadap Audit Judgement. Sama halnya dengan hasil

penelitian yang dilakukan Susetyo (2009) yang mengungkapkan pengalaman auditor

tidak berpengaruh terhadap pertimbangan auditor. Hal ini dikarenakan prosedur pada

penyampelan tidaklah sempurna karena jumlah responden yang tidak terlalu besar

serta untuk jabatan yang hasilkan dari responden tidak merata terutama di antara

manajer dan partner.

Penelitian ini ingin mengkonfirmasi penelitian dari Susetyo (2009) dengan

jumlah responden yang lebih besar sehingga hasil penelitian ini yang menggunakan

variabel pengalaman audit, pertimbangan auditor dan kredibilitas klien bisa lebih

digeneralisasi. Alasan menggunakan variabel-variabel yang sama dengan penelitian

Susetyo (2009) adalah (1) adanya pengadopsian International Standards On Auditing

(ISA) dalam audit laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013.

Pengadopsian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan investor global

terhadap kualitas informasi keuangan di Indonesia (Tuanakotta, 2014: iv). (2)

terbitnya Undang-Undang Akuntan Publik No.5 tahun 2011 yang membuat auditor

lebih hati-hati dalam membuat judgment dan diharapkan tidak terpengaruh oleh

Page 22: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

6

kredibilitas klien atau keinginan dari klien, (3) telah disahkannya Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014 tentang Akuntan Beregister Negara.

PMK ini akan menjadi landasan baru bagi profesi akuntan dalam membangun

kualitas keprofesian yang lebih handal dan mumpuni, untuk bersaing di kancah

global. PMK ini antara lain mengatur mekanisme registrasi ulang, pembinaan akuntan

profesional Indonesia, pendidikan profesi akuntan dan ujian sertifikasi akuntan

profesional, serta mekanisme pendirian kantor jasa akuntansi (KJA). Penelitian ini

melakukan analisis faktor konfirmatori yang tidak dilakukan pada penelitian Susetyo

(2009). Analisis faktor konfirmatori dilakukan sebelum analisis regresi yang

bertujuan untuk meyakinkan data-data yang digunakan dalam penelitian dan

menkonfirmasi faktor-faktor yang membentuk suatu variabel.

Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan

kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan

kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama konferensi. Kesaksian haruslah

kompeten dan kredibel apabila ingin diterima sebagai bukti dari sebuah isu yang

diperdebatkan (Kode Etik Profesi Akuntansi). Jenkins dan Haynes (2003) dalam

penelitiannya mengemukakan bahwa kredibilitas klien merupakan bagian dari

pengaruh persuasi atas preferensi klien terhadap pertimbangan auditor dalam

mengevaluasi bukti audit.

Peecher (1996) menyatakan kredibilitas klien akan mempengaruhi evaluasi

terhadap bukti yang ada ketika kredibilitas dioperasionalisasikan sebagai suatu bentuk

Page 23: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

7

kompetensi atau kecakapan, obyektivitas, dan atau integritas, maka hasil akhir yang

diperoleh memberikan indikasi bahwa auditor akan merasakan bahwa bukti yang

diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya akan lebih bisa dihandalkan

kebenarannya, lebih logis, dan memberikan nilai diagnosis yang lebih tinggi

dibandingkan informasi yang sama yang diperoleh dari sumber yang kurang dapat

dipercaya kredibilitasnya.

Kredibilitas klien juga bisa berupa tekanan psikologis yang dilakukan

perusahaan kepada auditor agar memberikan opini yang positif atas laporan keuangan

yang diperiksanya. Kondisi ini membuat akuntan berada diposisi yang sulit, dimana

apabila auditor tidak mengikuti keinginan klien, diperiode yang akan datang

perusahaan tidak akan menggunakan jasanya kembali, di pihak lain auditor juga harus

mencegah kerugian di masa datang yang diakibatkan adanya tuntutan atau litigasi

hukum dan hilangnya reputasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Apakah pengalaman auditor berpengaruh pada pertimbangan auditor?

2) Apakah kredibilitas klien memoderasi pengaruh pengalaman auditor pada

pertimbangan auditor?

Page 24: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

8

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1) Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pengalaman auditor

pada pertimbangan auditor.

2) Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh pengalaman auditor

pada pertimbangan auditor yang dimoderasi kredibilitas klien.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dalam bidang

akuntansi khususnya auditing yaitu hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh pengalaman auditor pada

pertimbangan auditor dan pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor

yang dimoderasi kredibilitas klien.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yaitu

menjadi bahan informasi bagi Ikatan Akuntan Indonesia dalam pembuatan

pengambilan keputusan pada saat membuat aturan-aturan atau kebijakan-

kebijakannya yang akan dipakai oleh para anggotanya. Bagi Auditor diharapkan

dapat memberikan kontribusi dalam menjalankan tugas profesionalnya, khususnya

pada saat membuat pertimbangan auditor yang dipengaruhi oleh kredibilitas klien.

Page 25: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Kontijensi

Kontijensi (contingency) adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan

akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi (Oxford Dictionary &

BNPB 2011 dalam Rezki 2012). Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen

didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara

universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap

keadaan, tetapi sistem akuntansi manajemen tergantung juga pada faktor-faktor

situasional yang ada dalam organisasi. Begitu juga pada audit, faktor-faktor

situasional yang sering dihadapi auditor pada saat penugasan audit adalah ketika bukti

yang telah dikumpulkan yang mengarah pada temuan audit dapat dipengaruhi oleh

kredibilitas klien. Bagi auditor yang kurang profesional, ketika mendapat tekanan

yang berupa kredibilitas dari klien membuat judgment menjadi tidak tepat.

Auditor tidak dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai auditor,

bertindak dengan meletakkan keamanan di atas semua faktor yang dikaitkan dengan

kerja, sehingga ketika mendapat tekanan maupun menghadapi tugas yang kompleks

maka ia akan cenderung mencari jalan yang aman dan bahkan berperilaku

disfungsional dalam membuat judgment. Sedangkan auditor yang dapat bertanggung

jawab atas tugasnya dan tetap bersikap profesional dalam menjalankan tugas sebagai

Page 26: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

10

auditor, tidak akan terpengaruh meskipun ia mendapat tekanan dan menghadapi tugas

audit yang kompleks, sehingga dapat membuat judgment yang lebih baik dan tepat

(Praditaningrum 2012).

Tekanan berupa kredibilitas dari klien dapat diartikan sebagai tekanan dari

entitas yang diperiksa untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar etika

dan profesionalisme (Jamilah 2007). Hal ini dapat disebabkan oleh keberadaan

kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power. Kredibilitas

klien dapat semakin kompleks ketika auditor dihadapkan pada situasi konflik. Di satu

sisi auditor harus bersikap independen dalam memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan, akan tetapi di sisi lain auditor juga harus bisa memenuhi

tuntutan yang diinginkan oleh entitas yang diperiksa agar entitas yang diperiksa puas

dengan pekerjaannya. Adanya kredibilitas klien dapat menghasilkan variasi pada

judgment auditor dan memperbesar kemungkinan pelanggaran standar etika dan

profesional.

Teori kontijensi harus diidentifikasi pada aspek yang spesifik dari sistem

akuntansi yang digabungkan dengan keadaan yang telah ditentukan secara tepat

dengan perbandingan yang sesuai. Suatu gagasan yang menjustifikasi pengadopsian

teori kontijensi pada akuntansi manajemen muncul sebagai suatu kebutuhan untuk

menginterpretasikan hasil riset empiris. Dalam mendesain sistem pengendalian

manajemen diperlukan pendekatan kontijensi, agar sistem yang dihasilkan sesuai

dengan karakteristik lingkungan bisnis yang dimasuki perusahaan.

Page 27: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

11

Pada audit pendekatan kontijensi juga diperlukan agar auditor mengetahui

karakteristik klien yang akan di audit, apakah itu perusahaan jasa, perusahaan dagang,

perusahaan manufaktur, perbankan, dan sebagainya. Setelah itu auditor harus bisa

menyesuaikan strategi audit yang tepat digunakan dalam penugasan audit. Strategi

audit ini bertujuan sebagai proses penyusunan arahan atau petunjuk audit dan

penyelarasan antara pemahaman auditor atas kegiatan klien dengan fokus audit yang

akan dilakukan. Auditor harus mempertimbangkan kegiatan utama (main activity)

klien dan indikator kinerja untuk industri atau perusahaan sejenis yang dapat

berpengaruh terhadap proses audit. Auditor perlu juga mengidentifikasi faktor-faktor

penting bagi keberhasilan pelaksanaan audit, baik dalam menyusun program audit

untuk merumuskan opini audit maupun dalam menyediakan jasa pelayanan

profesional bermutu lainnya yang diharapkan klien.

Pendekatan kontijensi banyak menarik minat peneliti karena mereka ingin

mengetahui apakah tingkat keandalan sistem akuntansi manajemen dan sistem

pengendalian manajemen akan selalu berpengaruh sama atau tidak pada setiap

kondisi. Beberapa hasil penelitian yang menggunakan pendekatan kontijensi dalam

mendesain sistem akuntansi manajemen, sistem pengendalian, efektivitas organisasi

dan menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi prestasi organisasi (individu).

Psikologi sosial sudah menelaah bagaimana sebuah proses waktu

penyampaian suatu informasi dapat mempengaruhi dan menyakinkan suatu pesan

atau tidak. Meskipun terlihat membingungkan, mayoritas atau sebagian besar bukti

Page 28: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

12

yang ada memberikan indikasi bahwa informasi yang disajikan di tahap awal

pengungkapan laporan keuangan perusahaan berlangsung akan cenderung lebih

bersifat persuasif atau meyakinkan dibandingkan informasi yang disajikan pada tahap

akhir. Sedangkan Eagly dan Chaiken (1993) dalam penelitiannya menyanggah bahwa

efek atau pengaruh utama ini terjadi karena informasi di tahap awal akan membentuk

sebuah kerangka pikiran atau mindset yang tercipta di benak pendengarnya dan

digunakan untuk menilai sebuah informasi berkelanjutan.

Kerangka pengendalian kontijensi perlu dibuat untuk memahami bagaimana

sebuah variabel kontijensi berpengaruh pada kredibilitas klien dan berikutnya

berpengaruh pada tercapainya pertimbangan auditor. Seorang auditor yang menerima

suatu proses auditing akan melakukan evaluasi terhadap bukti yang saling

berkelanjutan dengan harapan bahwa mereka akan mendapatkan hasil sesuai dengan

yang diinginkan. Hal ini menyebabkan kemampuan audit untuk menilai bukti

berkelanjutan secara objektif mungkin akan terhambat.

Pertimbangan auditor dapat dipengaruhi oleh kredibilitas klien jika terjadi

pada tahap awal proses audit dilaksanakan. Namun apabila kredibilitas dari klien

dilakukan pada tahap akhir dimana auditor sudah membentuk sebuah opini terlebih

dahulu berdasarkan bukti yang telah terkumpul, diperkirakan tidak akan terpengaruh

oleh kredibilitas atau keinginan pihak klien.

Page 29: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

13

2.2. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)

Teori pembelajaran sosial (social learning theory) merupakan teori yang

berasumsi bahwa manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari beragam

kecakapan bersikap maupun berperila ku dan bahwa titik pembelajaran terbaik dari

itu semua adalah adanya pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious

experiences).

Teori yang dikemukakan oleh Albert Bandura ini memiliki sudut pandang

bahwa manusia sebagai „agen‟ (human agency) yaitu makhluk yang sanggup

mengatur dirinya, proaktif, reflektif dan mengorganisasikan dirinya. Selain itu,

mereka juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi tindakan mereka sendiri demi

menghasilkan konsekuensi yang diinginkan (Feist dan Feist, 2008). Apabila teori ini

mampu diaplikasikan dalam pelaksanaan audit sebagai keyakinan auditor tentang

kemampuannya untuk mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif dan tindakan

yang diperlukan, maka tidak ada kesulitan bagi auditor untuk berhasil melaksanakan

tugas dan penentuan judgment yang tepat meskipun adanya kredibilitas atau

keinginan dari klien.

2.3. Pertimbangan Auditor

Hogart (1992) mengartikan pertimbangan auditor sebagai proses yang terus

menerus dalam perolehan informasi, pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, dan

penerimaan informasi lebih lanjut yang dilakukan oleh auditor. Pentingnya

Page 30: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

14

pertimbangan dalam proses pengauditan telah berterima secara umum sebagai sesuatu

yang melekat hampir pada setiap tahap pengauditan. Contoh penggunaan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan audit berkaitan dengan penetapan

materialitas, penilaian sistem pengendalian internal, penetapan tingkat risiko,

penentuan strategi audit yang digunakan, penentuan prosedur audit yang

dilaksanakan, evaluasi bukti yang diperoleh, penilaian going concern perusahaan, dan

sampai pada opini yang akan diberikan oleh auditor.

America Institute of Certified Public Accountant (AICPA) menyatakan bahwa

pertimbangan merupakan faktor yang sangat penting dalam semua tahapan

pengauditan, tetapi dalam banyak situasi adalah tidak mungkin secara praktikal untuk

menetapkan standar mengenai bagaimana pertimbangan diterapkan oleh auditor.

Hogarth (1992) mengartikan pertimbangan sebagai proses pemahaman yang

merupakan perilaku pemilihan keputusan. Proses pertimbangan tergantung pada

kedatangan informasi yang terus-menerus dapat memengaruhi pilihan yang akan

diambil auditor. Setiap langkah dalam proses pertimbangan jika informasi terus-

menerus datang, akan muncul pertimbangan dan keputusan baru.

2.4. Pengalaman Auditor

Pengalaman yang dimaksud ini adalah pengalaman auditor dalam melakukan

pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya

penugasan yang pernah dilakukan. Gusnardi (2003:8) mengemukakan bahwa

Page 31: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

15

pengalaman audit (audit experience) dapat diukur dari jenjang jabatan dalam struktur

tempat auditor bekerja, tahun pengalaman, gabungan antara jenjang jabatan dan tahun

pengalaman, keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit, serta

pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit. Masalah penting

yang berhubungan dengan pengalaman auditor akan berkaitan dengan tingkat

ketelitian auditor.

Butt (1998) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa auditor yang

berpengalaman akan membuat pertimbangan yang relatif lebih baik dalam tugas-

tugas profesionalnya, daripada auditor yang kurang berpengalaman. Jadi seorang

auditor yang lebih berpengalaman akan lebih tinggi tingkat skeptisisme

profesionalnya dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman.

Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas yang dilakukan secara

berulang-ulang memberikan peluang untuk belajar melakukannya dengan yang

terbaik. Menurut Herliansyah (2006), seseorang dengan lebih banyak pengalaman

dalam suatu bidang memiliki lebih banyak hal tersimpan dalam ingatannya dan dapat

mengembangkan suatu pemahaman yang baik mengenai peristiwa-peristiwa.

Kemudian auditor yang berpengalaman membuat pertimbangan lebih baik dalam

tugas-tugas profesional dibandingkan auditor yang belum berpengalaman. Hal ini

dipertegas oleh Haynes et al. (1998) yang menemukan bahwa pengalaman audit yang

dimiliki auditor ikut berperan dalam menentukan pertimbangan yang diambil.

Page 32: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

16

2.5. Kredibilitas Klien

Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan

kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan

kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama konferensi. Kesaksian haruslah

kompeten dan kredibel apabila ingin diterima sebagai bukti dari sebuah isu yang

diperdebatkan (Kode Etik Profesi Akuntansi).

Taylor et al. (2000: 148) menyatakan bahwa kredibilitas terdiri atas dua

komponen, yaitu keahlian (expertise) dan kelayakan untuk dipercaya

(trustworthiness) dari sumber yang menyampaikan suatu informasi. Kredibilitas

sumber yang menyampaikan informasi selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu

kredibilitas tinggi dan kredibilitas rendah. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi

akan lebih dapat meyakinkan daripada yang memiliki kredibilitas rendah.

Semakin tinggi keahlian/kompetensi suatu sumber semakin tinggi pula

keyakinan terhadap sumber tersebut. Pengaruh ini diharapkan dibatasi oleh kondisi

preferensi awal karena auditor akan lebih sensitif terhadap preferensi klien hanya jika

preferensi diketahui sebelum mengevaluasi bukti. Hasilnya, interaksi yang

diprediksikan dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien secara diferensial

dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal.

Riset-riset keprilakuan dalam auditing menyatakan bahwa kredibilitas klien

yang dalam hal ini bagian dari preferensi klien akan berdampak terhadap

Page 33: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

17

pertimbangan (judgement) audit hanya bila ada sejumlah kondisi-kondisi tertentu

terjadi dalam konteks audit itu. Bila auditor mendapat pernyataan eksplisit mengenai

preferensi klien yang bertentangan dengan preferensi auditor atau standar akuntansi

sehingga terdapat hubungan berlawanan yang terbentuk antara auditor dan klien,

maka studi-studi yang telah dilakukan melaporkan efek preferensi klien yang kecil

atau tidak ada (Gramling, 1999). Sedangkan bila hubungan berlawanan itu dikurangi

dengan memasukkan skenario tidak adanya pedoman otoritatif dalam standar

akuntansi (Trompeter, 1994), maka hasil studi menunjukkan efek preferensi klien

yang lebih kuat. Dengan demikian, tingkat ambiguitas menentukan pengaruh

preferensi klien terhadap pertimbangan audit (Koroy, 2005).

2.6. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan Susetyo (2009) menemukan bahwa pengalaman

audit tidak memiliki pengaruh terhadap pertimbangan auditor. Begitu juga

kredibilitas klien tidak dapat memengaruhi pengalaman audit terhadap pertimbangan

auditor.

Penelitian ini ingin mengkonfirmasi penelitian dari Susetyo (2009) dengan

jumlah responden yang lebih besar sehingga hasil penelitian ini yang menggunakan

variabel pengalaman auditor, pertimbangan auditor dan kredibilitas klien bisa lebih

digeneralisasikan. Persamaan penelitian ini dengan Susetyo (2009) terletak pada

variabel dependen, independen, dan moderasinya. Peneliti tetap menggunakan

Page 34: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

18

variabel yang sama dengan alasan (1) adanya pengadopsian International Standards

On Auditing (ISA) dalam audit laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1

Januari 2013, (2) terbitnya Undang-Undang Akuntan Publik No.5 tahun 2011, (3)

telah disahkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 25/PMK.01/2014

tentang Akuntan Beregister Negara sehingga hasilnya mungkin berbeda dengan

penelitian Susetyo (2009).

Perbedaan penelitian ini dengan Susetyo (2009) terletak pada analisis faktor

konfirmatori yang tidak dilakukan pada penelitian Susetyo (2009). Analisis faktor

konfirmatori dilakukan sebelum analisis regresi yang bertujuan untuk meyakinkan

data-data yang digunakan dalam penelitian dan menkonfirmasi faktor-faktor yang

membentuk suatu variabel. Selain itu perbedaan peneltian ini dengan Susetyo (2009)

terletak pada lokasi penelitian dan tahun penelitian. Susetyo (2009) melakukan

penelitian di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Jawa Tengah dan Daerah

Istimewa Yogyakarta dan tahun penelitian 2009, sedangkan pada penelitian ini

dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bali dan tahun penelitian 2014.

Penelitian yang berkaitan dengan pertimbangan auditor juga dilakukan oleh

Arum (2008) yang menunjukkan pengalaman audit memiliki pengaruh positif

terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian yang dilakukan Arum (2008) adalah terletak pada dengan teknik

penarikan sampel yang digunakan. Penelitian Arum (2008) menggunakan Simple

Random Sampling yaitu responden yang digunakan hanya auditor senior (memiliki

Page 35: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

19

masa kerja lebih dari 2 tahun) sedangkan penelitian ini menggunakan teknik sampel

jenuh yaitu semua auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik di Bali. Perbedaan

kedua adalah penambahan variabel moderasi yaitu kredibilitas klien. Lokasi

penelitian juga menjadi perbedaan penelitian Arum (2008) dan penelitian ini, dimana

Arum (2008) melakukan penelitian di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Kota

Bandung, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di

wilayah Bali.

Penelitian yang dilakukan Yustrianthe (2012) menemukan pengalaman audit

tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Judgement. Hal tersebut bisa terjadi

karena (1) baik auditor laki-laki maupun perempuan dituntut untuk profesional (2)

Masa jabatan auditor yang tidak diimbangi oleh berbagai jenis penugasan audit dan

berbagai jenis perusahaan yang telah diaudit dan diyakini memiliki dampak pada

keakuratan penilaian yang dibuat auditor. Penelitian ini memiliki persamaan dengan

penelitian Yustrianthe (2012) yaitu sama-sama menggunakan variabel pengalaman

audit dan pertimbangan auditor. Penelitian ini ingin mengembangkan penelitian

Yustrianthe (2012) yaitu menambah jumlah responden, karena jumlah responden

yang digunakan sebelumnya hanya sebesar 52,5 persen. Dengan jumlah responden

lebih banyak lagi diharapkan hasilnya dapat merepresentasikan hasil penelitian yang

yang berhubungan dengan pengalaman audit dan pertimbangan auditor. Selanjutnya,

ringkasan penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada lampiran 2

Page 36: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

20

BAB III

RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS

3.1. Rerangka Berpikir

Rerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting. Rerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang

disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang

telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,

sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa

tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan

hipotesis. Tujuan pembentukan rerangka berpikir adalah untuk menjawab dan

memecahkan persoalan penelitian, yaitu penyusunan hipotesis penelitian. Penelitian

ini berfokus pada teori kontijensi untuk memecahkan persoalan penelitian.

Pendekatan teori kontijensi pada audit berkaitan dengan faktor-faktor

situasional yang sering dihadapi auditor di lapangan. Situasi yang sering dihadapi

auditor adalah ketika bukti yang telah dikumpulkan yang mengarah pada temuan

audit dapat dipengaruhi oleh kredibilitas klien.

Page 37: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

21

Hal ini membuat auditor berada pada situasi sulit dimana apabila auditor tidak

mengikuti keinginan klien, diperiode yang akan datang perusahaan tidak akan

menggunakan jasanya kembali, di pihak lain auditor juga harus mencegah kerugian di

masa datang yang diakibatkan adanya tuntutan atau litigasi hukum dan hilangnya

reputasi. Pendekatan kontijensi juga diperlukan agar auditor mengetahui karakteristik

klien yang akan di audit. Setelah itu auditor harus bisa menyesuaikan strategi audit

yang tepat digunakan dalam penugasan audit yang bertujuan sebagai proses

penyusunan arahan atau petunjuk audit dan penyelarasan antara pemahaman auditor

atas kegiatan klien dengan fokus audit yang akan dilakukan.

Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh pengalaman auditor

terhadap pertimbangan auditor masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten.

Berdasarkan kajian empiris, kredibilitas klien dipercaya dapat memengaruhi

pertimbangan auditor baik itu auditor berpengalaman maupun auditor kurang

berpengalaman. Gambaran rerangka berpikir penelitian ini yang disajikan pada

Gambar 3.1.

Page 38: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

22

Gambar 3.1

Rerangka Berpikir

Kajian Teoritis

Teori

Kontijensi

Kajian Empiris

Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap

Pertimbangan Auditor dengan Kredibilitas

Klien Sebagai Variabel Moderating

(Susetyo,2009)

Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien dan

Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan

Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit

(Arum,2008)

The Persuasiveness of Client Preferences:

An Investigation of the Impact of Preference

Timing and Client Credibility (Jenkins dan

Haynes, 2003)

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit

Judgment Auditor Pemerintah

(Yustrianthe,2012)

Pengaruh Preferensi Klien Dan Pengalaman

Audit Terhadap Pertimbangan Auditor

(Koroy,2005)

Pengaruh Risiko Audit, Pengalaman Audit

Dan Kompleksitas Dokumen Audit

Terhadap Pertimbangan Auditor

(Rachmawati dkk, 2013)

Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap

Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam

Auditor Judgment (Herliansyah, 2006)

Hipotesis

Hasil Penelitian

Pengujian Statistik

Rumusan Masalah

Pengaruh Pengalaman Audit

Pada Pertimbangan Auditor

Kredibilitas klien memoderasi

pengaruh pengalaman audit

pada pertimbangan auditor

Page 39: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

23

3.2. Konsep Penelitian

Konsep adalah terminologi teknis yang merupakan komponen-komponen dari

kerangka teori. Kerangka konsep dapat berbentuk bagan, model matematik atau

perumusan fungsional yang dilengkapi uraian kualitatif serta menunjukkan semua

variabel yang berpengaruh pada penelitian. Dalam penelitian ini, konsep penelitian

berbentuk bagan, yang ditunjukkan pada Gambar 3.2

Gambar 3.2

Konsep Penelitian

Gambar 3.2 memaparkan bahwa melalui penelitian ini peneliti ingin menguji

pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor. Hasil-hasil peneliti

sebelumnya berkaitan dengan pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan

auditor tidak konsisten maka peneliti akan mengembangkan dengan memoderasi

pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor dengan kredibilitas klien.

Pengalaman Audit

Kredibilitas Klien

Pertimbangan Auditor

Page 40: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

24

3.3. Rumusan Hipotesis

3.3.1. Pengaruh Pengalaman Auditor Pada Pertimbangan Auditor

Shelton (1999) menyatakan bahwa pengalaman auditor dapat mengurangi

pengaruh informasi yang tidak relevan dalam pertimbangan (judgment) auditor.

Auditor yang berpengalaman (partner dan manajer) dalam membuat pertimbangan

(judgment) mengenai going concern tidak dipengaruhi oleh kehadiran informasi

yang tidak relevan. Sedangkan auditor yang kurang pengalamannya dalam membuat

pertimbangan (judgment) mengenai going concern dipengaruhi oleh kehadiran

informasi yang tidak relevan.

Penelitian Haynes et al. (1998) yang menyelidiki pengaruh peran auditor

dalam melayani kepentingan klien menemukan bahwa auditor tidak secara otomatis

mengambil posisi advokasi bagi klien, terutama bila kepentingan klien tidak dibuat

eksplisit. Tetapi bila kepentingan itu ditonjolkan (salient), auditor khususnya yang

berpengalaman akan berperilaku konsisten dengan posisi advokasi.

Pengalaman auditor memiliki peran dalam menentukan judgment sebagai

dasar menyatakan opini yang layak dan sesuai diberikan atas keadaan laporan

keuangan yang diaudit. Bagi auditor yang kurang memiliki pengalaman audit,

biasanya cenderung mengalami kesulitan dalam menentukan judgment, sehingga

opini yang diberikan kurang tepat. Oleh karena itu Hipotesis H1 dinyatakan sebagai

berikut:

H1: Pengalaman auditor berpengaruh terhadap pertimbangan auditor.

Page 41: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

25

3.3.2. Kredibilitas Klien Memoderasi Pengaruh Pengalaman Auditor Pada

Pertimbangan Auditor

Kredibilitas klien yang dikomunikasikan pada pihak auditor awal dari sebuah

proses evalusi bukti yang ada mungkin akan menghambat pihak auditor dari proses

evaluasi terhadap bukti yang ada dengan cara yang tidak bias. Sebaliknya, preferensi

awal mungkin bisa berfungsi sebagai sinyal atau pemberi tanda „red flag‟ dan pihak

auditor akan merespon dengan tetap memelihara kewaspadaan atau rasa skeptis yang

tinggi sepanjang proses evaluasi akan bukti yang ada (Susetyo, 2009).

Jenkins dan Haynes (2003) mengemukakan bahwa tidak ada pengaruh yang

ditimbulkan oleh kredibilitas dari pihak klien. Insentif yang saling bertentangan yang

dihadapi oleh auditor akan memotivasi studi lainnya tentang kredibilitas dari pihak

klien. Sebaliknya, auditor akan dibayar oleh pihak klien yang berkeinginan untuk

memuaskan mereka guna mempertahankan kesinambungan bisnis mereka. Sebagai

akibatnya penilaian audit mungkin akan mengalami bias sesuai dengan arah dari

perlakukan akuntansi yang diinginkan oleh klien.

Gibbins and Newton (1994) mengemukakan bahwa saat kredibilitas klien

diterima, maka seorang auditor mungkin akan mengakui bahwa mereka diminta

untuk menjustifikasi keputusan mereka di waktu yang akan datang. Sedangkan

Koonce et al, (1995) menyatakan saat seorang auditor akan mengantisipasi untuk

menjustifikasi penilaian mereka terhadap pihak lain, mereka akan mengakumulasikan

Page 42: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

26

bukti yang lebih banyak dan meningkatkan anggaran waktunya untuk meninjau bukti

yang ada.

Judgment auditor sering kali dapat berubah ketika adanya kredibilitas dari

pihak klien. Kesaksian, penjelasan, alasan, bahkan bujukan dari klien mengenai

bukti-bukti penyimpangan atau kesalahan yang ditemukan auditor untuk tidak

dipermasalahkan dalam laporan audit membuat auditor merubah judgment

sebelumnya. Namun untuk auditor yang memiliki pengalaman audit yang cukup,

tidak akan terpengaruh oleh kredibilitas klien yang berupa kesaksian, penjelasan,

alasan, atau bujukan dari pihak klien. Oleh karena itu Hipotesis H2 dinyatakan

sebagai berikut:

H2: Kredibilitas klien memoderasi pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan

auditor.

Page 43: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

27

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang mencakup

tahapan-tahapan penelitian yang dimulai dari latar belakang, masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, kajian pustaka serta penelitian-penelitian sebelumnya untuk dapat

merumuskan suatu hipotesis penelitian. Tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan

data penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan penelitian.

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data primer yang

diperoleh dari jawaban responden terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti. Sedangkan responden yang menjawab daftar pertanyaan tersebut adalah auditor

yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Bali. Berdasarkan hipotesis yang diajukan,

variabel-variabel yang digunakan yaitu variabel independen (pengalaman auditor),

variabel dependen (pertimbangan auditor) dan variabel moderasi (kredibilitas klien).

Teknik analisis yang digunakan Moderated Regression Analysis (MRA)

untuk menguji hipotesis interaksi yang diajukan. Hasil analisis kemudian

diinterpretasikan untuk menjawab permasalahan yang ada. Langkah terakhir dari

penelitian ini adalah membuat suatu kesimpulan dan saran penelitian. Berikut ini

adalah skema dari rancangan penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Page 44: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

28

Gambar 4.1

Rancangan Penelitian

Latar

Belakang

Masalah

Penelitian

Kajian Pustaka dan

Penelitian sebelumnya

Manfaat

Penelitian

Tujuan

Penelitian

Data

Penelitian

Hipotesis

Penelitian

Kuantitatif

Data Primer

Kuisioner

Kesimpulan

Penelitian

Independen:

Pengalaman Auditor

Dependen:

Pertimbangan Auditor

Variabel

Penelitian

Sampel Jenuh

Hasil Pengujian dan

Pembahasan

Saran dan

Implikasi

Moderated

Regression

Analysis (MRA)

Moderasi:

Kredibilitas

Klien

Page 45: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

29

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Kantor Akuntan Publik di Bali. Berdasarkan

Direktori Kantor Akuntan Publik dari Institut Akuntan Publik Indonesia terdapat 8

Kantor Akuntan Publik di Bali. Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2014.

4.3. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berada dalam ruang lingkup auditing dengan menguji pengaruh

variabel bebas pengalaman auditor, variabel moderasi kredibilitas klien dan variabel

terikat pertimbangan auditor.

4.4. Penentuan Sumber Data

4.4.1. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan

(Sugiyono, 2009), yaitu hasil dari kuisioner yang disebarkan ke semua Kantor

Akuntan Publik di Bali. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang

secara langsung diperoleh dari hasil jawaban dari sejumlah pertanyaan yang dijawab

oleh responden dalam hal ini auditor dari Kantor Akuntan Publik di Bali.

Page 46: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

30

4.4.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek atau obyek yang

mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi dalam

penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali.

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel jenuh. Teknik sampel

jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel (Sugiyono, 2009). Jadi sampel dalam penelitian ini adalah semua

auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Bali.

4.5. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian memuat tentang cara, alur dan prosedur pengumpulan

data. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survei dengan

teknik kuesioner. Teknik kuisioner merupakan serangkaian pernyataan yang diajukan

kepada responden (Sugiyono, 2009). Kuesioner yang disebar berupa daftar

pernyataan tertulis kepada responden mengenai pengaruh pengalaman auditor

terhadap pertimbangan auditor yang dimoderasi oleh kredibilitas klien. Selanjutnya

tiap pertanyaan diukur dengan skala numerik yang menggunakan 5 alternatif skor

untuk mengukur sikap responden. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Page 47: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

31

Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel

No. Nama Kantor

Akuntan Publik

Alamat Kantor Akuntan

Publik

Jumlah

Populasi

Jumlah

Sampel

1. KAP Drs. Ida

Bagus Djagera

Jl. Hasanuddin No.1

Denpasar/Tlp. 27460

2 2

2. KAP Drs. Johan,

Malonda, Mustika,

& Rekan (Cab.)

Jl. Muding Indah I No.5 Kuta

Utara, Kerobokan/Tlp.

434884

20 20

3. KAP K. Gunarsa Jl. Tukad Banyu Sari II No.5

Denpasar/Tlp. 225580

7 7

4. KAP Drs. Ketut

Budiartha

Perumahan Padang Pesona

Graha Adhi Blok A 6, Jl.

Gunung Agung Denpasar

Barat

5 5

5. KAP Drs. Sri

Marmo

Djogosarkoro

Jl. Gunung Muria Blok VE

No.4 Denpasar/ Tlp. 480033

18 18

6. KAP Drs. Wayan

Sunasdyana

Jl. Pura Demak I Gang Buntu

No. 89, Pemecutan Kelod

Denpasar/Tlp. 7422329

9 9

7. KAP I Wayan

Ramantha

JL. Rampai No. 1 A Lantai 3 10

10

8. KAP Drs. Ketut

Muliartha R.M. &

Rekan

Gedung Guna Teknosa, Jl.

Drupadi No.25 Renon,

Denpasar/ Tlp. 248110

3 3

Jumlah 74 74

Sumber :Directory IICPA, 2014

Page 48: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

32

4.6. Variabel Penelitian

4.6.1. Identifikasi Variabel

Variabel adalah suatu atribut yang padanya dapat dilekatkan bilangan

atau nilai (Ikhsan, 2008). Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam

penelitian ini adalah variabel dependen, variabel independen dan variabel

moderasi. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1). Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertimbangan

auditor.

2). Variabel bebas atau independen adalah variabel yang langsung

memengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pengalaman auditor.

3). Variabel moderasi adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah

hubungan antara variabel terikat dan bebas. Variabel moderasi dalam

penelitian ini adalah kredibilitas klien.

4.6.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

4.6.2.1. Pertimbangan Auditor

Pertimbangan auditor adalah proses yang terus menerus dalam perolehan

informasi, pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, dan penerimaan

informasi lebih lanjut yang dilakukan oleh auditor (Hogart, 1992). Variabel ini

Page 49: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

33

diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Jenkins dan

Haynes (2003) yang terlihat dari:

1) Kasus pertama, pertimbangan yang diminta adalah mengungkapkan atau tidak

perkara hukum yang akan menimbulkan kewajiban bersyarat bagi klien dan

seberapa besar keinginan merekomendasikan klien untuk mengungkapkan

kejadian tersebut dalam laporan keuangannya.

2) Kasus kedua, pertimbangan yang diminta adalah seberapa besar keyakinan

akan tertagihnya saldo piutang dagang salah satu debitur klien dan seberapa

besar keinginan merekomendasikan klien untuk membuat penyesuaian

penyisihan piutang tak tertagih.

3) Kasus ketiga, pertimbangan yang diminta adalah seberapa besar keinginannya

untuk memperluas sampel bukti audit untuk akun persediaan barang dagang

dan seberapa besar keinginannya untuk membuat penyesuaian atas akun

persediaan barang dagang.

4) Kasus keempat, pertimbangan yang diminta adalah seberapa besar

keinginannya untuk memperluas pengujian atas indikasi perekayasaan

transaksi antar group perusahaan dan seberapa besar keinginannya

merekomendaasikan klien untuk membuat penyesuaian atas selisih harga beli

dalam laporan keuangan klien.

Page 50: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

34

Masing-masing kasus diukur dengan skala numerik yang menggunakan 5

alternatif skor untuk mengukur sikap responden.

Rendah 1 2 3 4 5 Tinggi

Sekali Sekali

4.6.2.2. Pengalaman Auditor

Pengalaman auditor yang dimaksud adalah pengalaman audit dalam

melakukan pemeriksaan laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu,

maupun banyaknya penugasan yang pernah dilakukan. Gusnardi (2003:8)

mengemukakan bahwa pengalaman auditor (audit experience) dapat diukur

dari jenjang jabatan dalam struktur tempat auditor bekerja, tahun

pengalaman, gabungan antara jenjang jabatan dan tahun pengalaman,

keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit, serta

pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit.

Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang

dikembangkan oleh Suraida (2003). Dalam pertanyaan yang disampaikan

pada kuesioner dikombinasi untuk pengalaman audit adalah lama bekerja

sebagai auditor dan berapa banyak penugasan yang pernah ditangani.

Page 51: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

35

4.6.2.3. Kredibilitas Klien

Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk

menimbulkan kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas

berkaitan dengan kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama

konferensi. Kesaksian haruslah kompeten dan kredibel apabila ingin diterima

sebagai bukti dari sebuah isu yang diperdebatkan (Kode Etik Profesi

Akuntansi).

Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang

dikembangkan oleh Hovland dan Weiss (1952) dalam Taylor et al. (2000).

Dalam hal ini pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner dikombinasi

untuk kredibilitas klien dalam kasus pengungkapan kewajiban bersyarat,

kasus pengukuran ketertagihan piutang dagang, kasus penentuan tingkat

materialitas, dan kasus perekayasaan transaksi.

Selanjutnya tiap pertanyaan diukur dengan skala numerik yang

menggunakan 5 alternatif skor untuk mengukur sikap responden.

Rendah 1 2 3 4 5 Tinggi

Sekali Sekali

Selanjutnya, ringkasan operasional variabel dari penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel

4.2.

Page 52: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

36

Tabel 4.2

Operasional Variabel

Variabel

Dimensi

Indikator

No. Butir

Pertanyaan

Pertimbangan

auditor

Pertimbangan

auditor (Jenkins &

Haynes, 2003)

dengan kasus:

- Kewajiban

Bersyarat

- Keinginan untuk mengungkapkan atau

tidak perkara hukum yang sedang

dihadapi klien

- Keinginan merekomendasikan klien

untuk mengungkapkan perkara hukum

tersebut didalam laporan keuangannya

8

9

- Kolektibilitas

Piutang Dagang

- Keinginan mempercayai tertagihnya

piutang dagang klien

- Keinginan merekomendasikan klien

untuk mengalokasikan piutang

bermasalah ke dalam penyisihan piutang

tak tertagih

11

12

- Penentuan

Tingkat

Materialitas

- Keinginan memperluas sampel bukti

audit untuk akun persediaan barang

dagang

- Keinginan merekomendasikan klien

untuk membuat penyesuaian persediaan

barang dagang

14

15

- Perekayasaan

Transaksi

- Keinginan memperluas pengujian atas

indikasi perekayasaan transaksi

- Keinginan merekomendasikan klien

untuk membuat penyesuaian atas selisih

harga beli dalam laporan keuangannya

17

18

Pengalaman

Auditor

Lamanya auditor

bekerja dibidang

audit dan banyaknya

penugasan audit

yang pernah

ditangani (Suraida,

2003)

- Lamanya bekerja sebagai auditor

- Banyaknya penugasan yang pernah

ditangani

5

6

Kredibilitas

Klien

Kredibilitas klien

(Hovland & Weiss,

1952 dalam Taylor

dkk, 2000)

- Sumber yang kompeten dan dapat

dipercaya (kredibilitas tinggi)

- Sumber yang kurang kompeten dan

kurang dapat dipercaya (kredibilitas

rendah)

7 & 13

10 & 16

Page 53: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

37

4.7. Analisis Data

4.7.1. Statistik Deskriptif

Untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden (jenis

kelamin, umur, jabatan, dan jenjang pendidikan) dan deskripsi mengenai

variabel-variabel penelitian (pengalaman auditor, pertimbangan auditor, dan

kredibilitas klien sebagai moderating), peneliti menggunakan tabel distribusi

frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata, median, kisaran, dan

standar deviasi. Data yang diperoleh dari kuesioner merupakan data ordinal.

Data ordinal adalah data kualitatif yang menggunakan angka sebagai symbol

data kualitatif atau bukan angka sebenarnya dan dalam prosedur statistik,

seperti: regresi, uji t dan lain sebagainya, mengharuskan data berskala

interval. Tahap awal yang akan dilakukan adalah mengolah data dengan

merubah data ordinal menjadi data interval menggunakan Method Successive

Interval dengan bantuan program Excel (file stat97.xla). Method Successive

Interval merupakan proses mengubah data ordinal menjadi data interval

(Sarwono dan Budiono, 2012).

4.7.2. Uji Kualitas Data

Kualitas data yang di hasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat

dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Uji tersebut masing-masing untuk

mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan

Page 54: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

38

instrumen. Terdapat dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk uji

kualitas data, yaitu:

1) Uji reliabilitas dengan melihat koefsien (Cronbach) Alpha, dan

2) Uji validitas dengan melihat analisa faktor MSA.

Nilai reliabilitas dilihat dari Cronbach Alpha masing-masing instrument

penelitian (≥ 0,60 dianggap tidak reliabel) sebagaimana yang dianjurkan

Nunally, 1967 dalam Ghozali (2007). Sedangkan validitas dilihat dari MSA lebih

besar 0,50 dianggap valid. Semua perhitungan dilakukan dengan bantuan

program Statistics Package of Social Science (SPSS) for Windows versi 17.0.

4.7.3. Analisis Faktor Konfirmatori

Menurut Ghozali (2007) analisis faktor digunakan untuk mengidentifikasi

dimensi suatu struktur dan kemudian menentukan sampai seberapa jauh setiap

variabel dapat dijelaskan oleh setiap dimensi. Dalam penelitian ini, analisis

faktor dilakukan menggunakan komputer dengan paket program SPSS 17.0.

Tahapan dalam menggunakan analisis faktor adalah sebagai berikut.

1) Merumuskan masalah

Dalam merumuskan masalah perlu dilakukan perumusan secara jelas dari

analisis faktor tersebut dan variabel-variabel yang akan disertakan harus

diterapkan berdasarkan penelitian, teori dan pendapat peneliti. Variabel-

Page 55: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

39

variabel dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan model

analisis faktor sebagai berikut.

Xi = Ai1F1 + Ai2F2 +…+….+AimFm+ViUi ……………………………… (1)

Keterangan:

Xi = variabel ke I yang terstandarisasi

Aij = koefisien regresi berganda yang distandarisasi dari variabel (i) pada

common factor j

F = faktor umum

Vi = koefisien standar regresi dari variabel I pada faktor khusus

Ui = unique factor untuk variabel (i)

m = jumlah dari faktor-faktor umum

Faktor-faktor umum (F) dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear

dari variabel-variabel yang dapat diamati dengan formula sebagai berikut.

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3+….+ WikXk………………………………. (2)

Keterangan:

F = estimasi faktor ke-i

Wi = bobot atau koefisien nilai faktor ke-i

K = jumlah variabel

2) Membuat matrik korelasi

Semua data yang masuk akan diolah sehingga menghasilkan matrik

korelasi. Dengan adanya matrik korelasi dapat diidentifikasikan variabel-

variabel tertentu yang tidak memiliki hubungan dengan variabel-variabel

yang lain, sehingga dapat dikeluarkan dari analisa. Pada tahap ini diketahui

variabel-variabel yang menimbulkan multikolinearitas yaitu dua variabel

dengan koefisien korelasi tinggi dan variabel tersebut dijadikan satu atau

Page 56: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

40

dipilih salah satu untuk dianalisa lebih lanjut (bariett’s test of spehericity).

Kemudian digunakan uji Kaiser Mayer Olkin (KMO) untuk mengetahui

kecukupan sampelnya. Analisis faktor dikatakan layak apabila besaran

KMO minimal 0,5.

3) Menentukan jumlah faktor

Variabel disusun kembali berdasarkan pada pola korelasi hasil langkah di

atas, untuk menentukan jumlah faktor yang diperlukan untuk mewakili data.

Untuk menentukan jumlah faktor yang dapat diterima secara empirik dapat

dilakukan berdasarkan eigenvalue setiap faktor yang muncul. Semakin

besarnya eigenvalue setiap faktor semakin respentatif faktor tersebut

tersebut untuk mewakili sekleompok variabel. Faktor yang dipilih adalah

faktor yang mempunyai eigenvalue lebih besar atau sama dengan 1.

Demikian juga didasarkan pada percentage of variance suatu faktor dapat

menjadi pertimbangan konsumen apabila memilih nilai lebih besar dari 5

persen, dan apabila didasarkan pada cumulative of variance ketentuannya

adalah nilai minimum sebesar 60 persen, maka faktor tersebut digunakan

dalam model.

4) Rotasi Faktor

Hasil penyederhanaan faktor dalam matrik memperlihatkan hubungan antara

faktor variabel individual, tetapi dalam faktor-faktor tersebut terdapat

banyak variabel yang berkorelasi sehingga sulit untuk diinterpretasikan.

Page 57: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

41

Oleh karena faktor yang dibuat hanya satu, maka tidak perlu dilakukan

rotasi faktor, karena memberikan hasil yang sama.

5) Interpretasi faktor

Interpretasi faktor dapat dilakukan dengan mengelompokkan variabel-

variabel yang mempunyai faktor loading tinggi di dalam faktor tersebut.

Untuk interpretasi hasil penelitian ini, besarnya loading faktor yang dipakai

adalah minimum sama dengan nilai rata-rata faktor loading ditambah

dengan standar deviasi yang ada pada masing-masing faktor. Variabel yang

mempunyai faktor loading kurang dari nilai minimum tersebut di atas,

dikeluarkan dari model.

6) Menentukan ketepatan model

Tahap terakhir dari analisis faktor adalah mengetahui mampu tidaknya

model yang menjelaskan dengan baik. Fenomena data yang ada perlu diuji

dengan teknik Principal Componen Analysis (PCA), yaitu dengan melihat

jumlah residual antara korelasi yang diamati dengan korelasi yang

diproduksi.

4.7.4. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini tidak semua asumsi model regresi tersebut akan diuji.

Asumsi yang tidak akan diuji adalah autokorelasi. Autokorelasi tidak diuji

dengan alasan karena data yang akan dikumpulkan dan diolah merupakan data

cross section bukan data time series yang merupakan penyebab terjadinya

Page 58: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

42

autokorelasi. Dengan demikian dalam penelitian ini asumsi model regresi yang

akan diuji adalah pengujian disturbance error (normalitas), heteroskedastisitas,

dan multikolinieritas.

4.7.4.1. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dengan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak normal.

Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi normal (Ghozali,

2007:110). Caranya adalah dengan membandingkan hasil dari Kolmogorov-

Smirnov hitung dengan Kolmogorov-Smirnov tabel. Dengan menggunakan

hasil olahan SPSS kesimpulan dapat ditarik dengan melihat Sig (2-tailed).

Jika Sig (2-tailed) lebih besar dari level of significant yang dipakai, maka

dapat disimpulkan bahwa residual yang dianalisis berdistribusi normal.

4.7.4.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2007:105). Pengujian ini dilakukan dengan

uji Glejser yakni dengan cara meregresi nilai absolute residual dari model

yang diestimasi terhadap variabel independen. Jika tidak ada satupun

variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai absolute

Page 59: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

43

residual atau nilai signifikansinya di atas 5 persen, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

4.7.5. Analisis Regresi

Dari model analisis regression analysis, maka pengujian terhadap

hipotesis dengan tingkat keyakinan 5 persen dapat dilakukan dengan bantuan

komputer program SPSS 17.00 for Windows. Model regresi akan

menghasilkan R2 yang menyatakan pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen yang diuji. Hipotesis satu (H1) diuji dengan melihat nilai t

hitung atau ρ value dan melihat rumus persamaan (3) dengan ketentuan

hipotesis alternatif diterima jika t hitung > t tabel atau ρ value ≤ 5 persen

(Nunally, 1967 dalam Ghozali, 2007). Untuk pengujian hipotesis dua (H2)

diuji dengan Moderated Regression Analysis (MRA). MRA merupakan

aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya

mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen)

dengan rumus persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1*X2 + ε ……………………………………. (3)

Keterangan:

Y : Pertimbangan Auditor

X1 : Pengalaman auditor

X2 : Kredibilitas Klien

a : Konstan

b1, b2, b3 : Koefisien Regresi

ε : error

Page 60: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

44

Selanjutnya, dari hasil analisis regresi moderasi akan diamati goodness of fit

yaitu: Koefisien determinasi (R2), Uji F, dan Uji T.

4.7.6. Uji Kelayakan Model

Uji kelayakan model bertujuan untuk mengetahui apakah model yang

tersebut layak atau tidak digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Uji kelayakan model dan uji hipotesis dilakukan

dengan bantuan software SPSS 17.0 for windows. Uji kelayakan model menurut

(Ghozali, 2007) dapat diukur dari:

1) Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan presentase pengaruh semua

variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi R2

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Hasil perhitungan Adjusted R2

dapat dilihat pada output Model Summary. Pada kolom Adjusted R2 dapat

diketahui berapa persentase yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel

bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan sisanya dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian.

Page 61: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

45

2) Uji Statistik F

Uji kelayakan model dilakukan dengan uji F dengan tujuan untuk

mengetahui apakah semua variabel independen maupun variabel moderasi

mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) pada variabel

terikat/dependen. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku

untuk populasi. Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig.

3) Uji Statistik t

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model uji regresi

moderasi (MRA) dengan melihat hasil uji t. Penarikan simpulan dari

hipotesis didasarkan pada nilai probabilitas dari uji t baik pada variabel

bebas maupun variabel moderasi yang terdapat dalam model uji. Jika

probabilitas nilai t atau signifikansi ≤ 0,05, maka dapat dikatakan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel moderasi secara

parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka

dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

masing-masing variabel bebas terhadap variabel moderasi.

Page 62: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

46

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Data Penelitian

5.1.1 Deskripsi Responden

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 74 auditor. Dari 74 kuesioner yang

disebar, kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 67 kuesioner (90,54

persen) sedangkan 7 kuesioner (9,45 persen) tidak dapat digunakan karena 5

kuesioner tidak kembali dan 2 kuesioner tidak dijawab dengan lengkap. Ringkasan

distribusi kuesioner penelitian disajikan dalam Tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1 Rincian Kuesioner Penelitian

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang disebar 74 100%

Kuesioner yang tidak kembali 5 6,75%

Kuesioner yang kembali 69 93,24%

Kuesioner yang gugur/tidak lengkap 2 2,7%

Kuesioner yang dapat digunakan 67 90,54%

Tingkat pengembalian : 69/74 x 100% = 93.24%

Tingkat pengembalian yang digunakan : 67/74 x 100% = 90,54%

Sumber: data diolah, 2014

5.1.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden penelitian merupakan profil dari 67 responden yang

berpartisipasi dalam pengisian kuesioner penelitian ini. Profil responden memaparkan

mengenai jenis kelamin, umur, jabatan responden, jenjang pendidikan, lamanya

Page 63: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

47

responden bekerja sebagai auditor, dan jumlah penugasan audit yang pernah

ditangani. Berikut adalah Tabel yang menunjukkan profil responden yang

berpartisipasi dalam penelitian ini:

Tabel 5.2 Profil Responden

Keterangan Jumlah Persentase

Gender

1. Laki-laki

2. Perempuan

Umur

1. 19 – 23 tahun

2. 24 – 28 tahun

3. 29 – 33 tahun

4. 34 – 38 tahun

5. > 39 tahun

Jabatan

1. Partner

2. Manajer

3. Supervisor

4. Senior

5. Junior

Jenjang Pendidikan

1. Diploma

2. S1

3. S2

4. S3

Lama bekerja

1. < 5 tahun

2. 6 - 10 tahun

3. 11 - 15 tahun

4. 16 - 20 tahun

5. > 20 tahun

Jumlah Penugasan

1. < 10 penugasan

2. 11 - 20 penugasan

3. 21 - 30 penugasan

4. 31 - 40 penugasan

5. > 41 penugasan

32

35

28

27

8

3

1

1

3

7

19

37

12

54

1

-

61

1

4

1

-

37

24

2

-

4

47,76

52,24

41,79

40,30

11,94

4,48

1,49

1,49

4,48

10,45

28,36

55,22

17,91

80,60

1,49

-

91,05

1,49

5,97

1,49

-

55,22

35,83

2,98

-

5,97

Sumber: Data diolah, 2014

Page 64: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

48

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa gender responden dalam penelitian

ini didominasi perempuan sebanyak 35 responden atau (52,24 persen) sedangkan

responden laki-laki sebanyak 32 responden atau (47,76 persen). Umur auditor yang

berusia muda lebih banyak menjadi responden dalam penelitian ini, terutama pada

umur 19 - 28 tahun sebanyak 55 responden atau (82,09 persen), dan responden diatas

umur 29 sebanyak 12 responden atau (17,91 persen). Sedangkan jabatan yang paling

banyak menjadi responden adalah junior auditor yaitu sebanyak 37 responden atau

(55,22 persen). Jabatan sebagai partner 1 responden atau (1,49 persen), manajer

sebanyak 3 responden atau (4,48 persen), supervisor sebanyak 7 responden atau

(10,45 persen), senior sebanyak 19 responden atau (28,36 persen).

Selanjutnya jenjang pendidikan, rata-rata pendidikan auditor yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah S1 yaitu sebanyak 54 responden atau (80,60

persen). Hal ini berarti jenjang pendidikan sebagai auditor khususnya di Kantor

Akuntan Publik di Bali sudah memadai. Selanjutnya Diploma sebanyak 12 responden

atau (17,91 persen) dan S2 sebanyak 1 responden atau (1,49 persen). Tabel 5.2

menunjukkan pengalaman audit yang dimiliki responden masih rendah. Hal ini

terlihat dari waktu responden menjadi auditor lebih banyak dibawah 5 tahun. Begitu

juga dari banyaknya penugasan yang pernah ditangani masih sedikit (dibawah 20

penugasan).

Page 65: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

49

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Hasil Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik variabel

penelitian seperti: jumlah amatan, nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean dan

standar deviasi. Nilai minimum adalah nilai terkecil atau terendah pada suatu gugus

data, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai terbesar atau nilai tertinggi pada

suatu gugus data. Nilai mean (nilai rata-rata dari suatu gugus data) merupakan suatu

ukuran pusat data bila data itu diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau

sebaliknya. Rata-rata (mean) merupakan cara yang paling umum digunakan untuk

mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data yang diteliti. Standar deviasi

merupakan ukuran penyimpangan sejumlah data dari nilai rata-ratanya. Berdasarkan

Tabel 5.3 nilai N yang ditunjukkan adalah banyaknya kuesioner yang diolah yaitu

sebanyak 67 kuesioner. Data olah pada regresi ini telah dilakukan transformasi data

dari data ordinal ke interval. Data yang tersaji pada tabel 5.3 menyajikan total

jawaban responden pada masing – masing variabel.

Page 66: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

50

Tabel 5.3

Hasil Statistik Deskriptif Variabel

Variabel N Minimum Maksimum Rata-

rata

Simpangan

baku

X1(Pengalaman Auditor) 67 2,00 10,96 2,95 1,91

X2 (Kredibilitas Klien) 67 4,00 22,26 17,86 3,69

Y (Pertimbangan Auditor) 67 11,59 45,78 22,09 7,10

Valid N 67

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata

pengalaman auditor sebesar 2,95 dengan nilai minimum 2,00 dan maksimum

10,96. Nilai rata-rata sebesar 2,95 lebih cenderung pada nilai minimum 2,00.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar auditor memiliki pengalaman audit

yang rendah. Nilai rata-rata kredibilitas klien sebesar 17,86 dengan nilai

minimum 4,00 dan maksimum 22,26. Nilai rata-rata sebesar 17,86 lebih

cenderung pada nilai maksimum 22,26. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi

auditor terhadap kredibilitas klien relatif tinggi. Nilai rata-rata pertimbangan

auditor sebesar 22,09 dengan nilai minimum 11,59 dan maksimum 45,78. Nilai

rata-rata sebesar 22,09 lebih cenderung pada nilai maksimum 45,78. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata auditor menggunakan professional judgment

untuk melaksanakan dan memutuskan tugas auditnya.

Page 67: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

51

5.2.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian

5.2.2.1 Uji Reliabilitas

Rekapitulasi hasil uji realibilitas instrumen penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4

Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian

Variabel Jumlah

Item

Cronbach’s Alpha Keterangan

X1 (Pengalaman Auditor) 2 0,886 Reliabel

X2 (Kredibilitas Klien) 4 0,921 Reliabel

Y (Pertimbangan Auditor) 8 0,968 Reliabel

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa indikator dari variabel

independen memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6

sehingga dapat dikatakan instrumen pernyataan yang digunakan dalam

penelitian ini sudah reliabel atau dapat dihandalkan.

Page 68: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

52

5.2.2.2 Uji Validitas

Tabel 5.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Nilai MSA Kesimpulan

Pengalaman

Auditor (X1)

X1.1 0,510 Valid

X1.2 0,510 Valid

Kredibilitas

Klien (X2)

X2.1 0,674 Valid

X2.2 0,709 Valid

X2.3 0,774 Valid

X2.4 0,827 Valid

Pertimbangan

Auditor (Y)

Y1.1 0,887 Valid

Y1.2 0,951 Valid

Y1.3 0,808 Valid

Y1.4 0,887 Valid

Y1.5 0,957 Valid

Y1.6 0,819 Valid

Y1.7 0,913 Valid

Y1.8 0,896 Valid

Sumber: Lampiran 5

Uji validitas diukur dengan melihat nilai Measures of Sampling

Adquacy (MSA). Rekapitulasi hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada

Tabel 5.5 diatas. Berdasarkan Tabel 5.5 di atas, semua instrumen penelitian

mempunyai nilai MSA lebih besar dari 0,5 Jadi, dapat disimpulkan bahwa

semua instrumen penelitian adalah valid.

5.2.3 Analisis Faktor Konfirmatori

Analisis faktor konfirmatori berfungsi untuk mengkonfirmasi faktor-

faktor yang membentuk suatu variabel. Tujuan penggunaan analisis ini

adalah untuk memperoleh skor regresi faktor untuk masing-masing

Page 69: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

53

variabel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini disajikan hasil

analisis faktor berdasarkan tahapan yang ada dalam analisis faktor, yaitu

sebagai berikut.

1) Kaiser Meyer Olkin (KMO)

Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) untuk mengetahui kecukupan

sampelnya. Analisis faktor dianggap layak jika besaran KMO

nilainya minimal 0,5. Hasil uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) disajikan

pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6

Hasil Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO)

No. Variabel KMO

1 Pengalaman Auditor (X1) 0,500

2 Kredibilitas Klien (X2) 0,734

3 Pertimbangan Auditor (Y) 0,891

Sumber: Lampiran 6

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO)

untuk masing-masing variabel lebih besar atau sama dengan 0,5. Jadi

dapat dinyatakan bahwa, masing-masing variabel memiliki

kecukupan sampel untuk melakukan analisis faktor.

2) Measures of Sampling Adquancy (MSA)

Kelayakan model uji faktor untuk masing-masing variabel dapat

dilihat dari nilai Measures of Sampling Adquancy (MSA). Dalam

penelitian ini variabel bebas adalah pengalaman auditor (X1), variabel

Page 70: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

54

moderasi kredibilitas klien (X2) dan variabel terikatnya adalah

pertimbangan auditor (Y). Berikut nilai MSA instrument dari masing-

masing variabel disajikan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7

Nilai Measures of Sampling Adquancy (MSA)

Variabel Indikator Nilai MSA

Pengalaman

Auditor (X1)

X1.1 0,510

X1.2 0,510

Kredibilitas Klien

(X2)

X2.1 0,674

X2.2 0,709

X2.3 0,774

X2.4 0,827

Pertimbangan

Auditor (Y)

Y1.1 0,887

Y1.2 0,951

Y1.3 0,808

Y1.4 0,887

Y1.5 0,957

Y1.6 0,819

Y1.7 0,913

Y1.8 0,896

Sumber: Lampiran 6

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai MSA instrumen dari masing-

masing variabel lebih besar dari 0,5. Jadi dapat dinyatakan bahwa,

masing-masing model layak digunakan dalam model uji faktor.

3) Percentage of Variance

Percentage of Variance menjelaskan kemampuan dari masing-masing

faktor intuk menjelaskan variasinya. Nilai Percentage of Variance

untuk masing-masing variabel disajikan pada Tabel 5.8.

Page 71: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

55

Tabel 5.8

Nilai Percentage of Variance

No. Variabel Percentage of Variance

1 Pengalaman Auditor (X1) 93,152

2 Kredibilitas Klien (X2) 81,868

3 Pertimbangan Auditor (Y) 85,929

Sumber: Lampiran 6

Tabel 5.8 menunjukkan Percentage of Variance untuk masing-masing

variabel lebih besar dari 60 persen. Jadi dapat dinyatakan bahwa,

faktor dari masing-masing variabel memiliki kelayakan kemampuan

untuk menjelaskan variasi faktornya.

4) Komponen Faktor

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengalaman auditor (X1)

yang terdiri dari dua indikator, sedangkan variabel moderasi adalah

kredibilitas klien (X2) yang terdiri dari empat indikator, serta variabel

terikat adalah pertimbangan auditor (Y) yang terdiri dari delapan

indikator. Hasil dari rotasi faktor untuk masing-masing variabel dapat

ditunjukkan pada Tabel 5.9.

Page 72: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

56

Tabel 5.9

Komponen Faktor

Sumber: Lampiran 6

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa seluruh instrumen dari masing-masing

variabel telah memenuhi syarat dan menunjukkan korelasi yang

sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari nilai rotasi yang lebih besar dari

0,7.

5) Ketepatan Model

Tahap terakhir dari teknik analisis faktor adalah mengetahui apakah

model mampu menjelaskan dengan baik. Fenomena data yang ada

perlu diuji dengan teknik Principal Component Analysize (PCA)

yaitu, dengan melihat jumlah residual antara korelasi yang diamati

Variabel Indikator Nilai Faktor Korelasi

Pengalaman

Auditor (X1)

X1.1 0,965 Sangat Kuat

X1.2 0,965 Sangat Kuat

Kredibilitas Klien

(X2)

X2.1 0,956 Sangat Kuat

X2.2 0,910 Sangat Kuat

X2.3 0,939 Sangat Kuat

X2.4 0,807 Sangat Kuat

Pertimbangan

Auditor (Y)

Y1.1 0,912 Sangat Kuat

Y1.2 0,928 Sangat Kuat

Y1.3 0,877 Sangat Kuat

Y1.4 0,940 Sangat Kuat

Y1.5 0,969 Sangat Kuat

Y1.6 0,853 Sangat Kuat

Y1.7 0,956 Sangat Kuat

Y1.8 0,973 Sangat Kuat

Page 73: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

57

dengan korelasi yang diproduksi. Ketepatan model untuk masing-

masing variabel disajikan pada Tabel 5.10

Tabel 5.10

Hasil Ketepatan Model

No. Variabel Nonredundant

Residuals

Ketepatan

Model (%)

1 Pengalaman Auditor (X1) 1 100,0

2 Kredibilitas Klien (X2) 4 66,0

3 Pertimbangan Auditor (Y) 5 17,0

Sumber: Lampiran 6

Tabel 5.10 menunjukkan uji ketepatan model dalam penelitian ini

sebagai berikut.

(1) Satu indikator pada variabel X1 dapat menjelaskan kondisi

pengalaman auditor sebesar 100,0 persen.

(2) Empat indikator pada variabel X2 dapat menjelaskan kondisi

kredibilitas klien sebesar 66,0 persen.

(3) Lima indikator pada variabel Y dapat menjelaskan kondisi

pertimbangan auditor sebesar 17,0 persen

5.2.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik (classical linear regression model (CLRM) adalah

persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda

yang berbasis ordinary least square (OLS). Model regresi akan lebih tepat

Page 74: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

58

bila beberapa asumsi berikut ini terpenuhi. Uji asumsi klasik tersebut, antara

lain: uji normalitas data dan uji multikolinearitas.

5.2.4.1 Uji Normalitas

Uji ini dapat dianalisa melalui uji one-sample Kolmogorov-Smirnov

dengan melihat tingkat signifikansi. Jika tingkat signifikansi berada di atas

0,05 maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi

normal. Hasil analisis uji kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada Tabel 5.11

berikut ini:

Tabel 5.11

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized

Residual

N 67

Normal Parametersa,,b Mean 0,0000000

Std. Deviation 0,60269279

Most Extreme Differences Absolute 0,203

Positive 0,203

Negative -0,093

Kolmogorov-Smirnov Z 1,063

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,079

Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas untuk semua

variabel dalam penelitian ini menunjukkan nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar

0,079 yaitu lebih besar dari 0,05 yang berarti data dalam penelitian ini

berdistribusi normal.

Page 75: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

59

5.2.4.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Uji ini dapat dianalisa melalui uji glejser dengan

melihat tingkat signifikansi. Jika tingkat signifikansi berada diatas 5 persen

maka model regresi ini bebas dari masalah heterokedastisitas. Hasil uji

heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut ini.

Tabel 5.12

Uji Heterokedastisitas

Sumber : Lampiran 8

Tabel 5.12 diatas menunjukkan dengan jelas bahwa seluruh variabel

memiliki nilai signifikansi diatas 5 persen, sehingga model regresi ini tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas.

5.2.5 Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan persentase pengaruh semua

variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi (R2)

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized

Coefficients

T

Sig

B Std.

Error

Beta 1 (Constant) 0,411 0,086 4,764 0,000

Pengalaman Auditor -0,018 0,045 -0,076 -0,392 0,697

Kredibilitas Klien -0,043 0,038 -0,154 -1,137 0,260

Interaksi Pengalaman Auditor

dengan Pertimbangan Auditor 0,044 0,073 0,117 0,602 0,550

Page 76: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

60

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi dengan

adjusted (R2) adalah sebesar 0,729 yang berarti variabilitas variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 72,9 persen,

sedangkan sisanya sebesar 27,1 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar model penelitian.

5.2.6 Uji statistik F (F test)

Uji statistik F (F test) bertujuan untuk mengetahui kelayakan model

regresi linear berganda sebagai alat analisis yang menguji semua variabel

independen maupun variabel moderasi mempunyai pengaruh secara bersama-

sama (simultan) pada variabel terikat/dependen. Bila nilai signifikansi annova

< α = 0,05 maka model ini layak atau fit. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel

5.13 berikut ini.

Tabel 5.13

Uji F

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 7,513 3 2,504 60,050 0,000

Residual 2,627 63 0,042

Total 10,140 66

Sumber : Lampiran 9

Page 77: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

61

Tabel 5.13 menunjukkan nilai signifikansi annova < α = 0,05 sehingga model

regresi ini layak atau fit.

5.2.7. Hasil Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis

Hipotesis 1 dan 2 diuji menggunakan analisis regresi berganda dengan

metode interaksi (Moderated Regression Analysis). Hasil yang diperoleh

dapat dilihat pada Tabel 5.14 berikut ini.

Tabel 5.14

Hasil Analisis Regresi Moderasi (MRA)

Variabel Unstandardized Coefficients

(b)

Nilai t Nilai Signifikan

a 0,081 1,596 0,115

X1 0,381 4,867 0,000

X2 0,305 5,329 0,000

X1*X2 0,304 3,418 0,001

Nilai R2 = 0,729, F-test = 60,050, (Sig. 0,000)

Sumber: Lampiran 9

Berdasarkan Tabel 5.14 persamaan regresi adalah sebagai berikut:

Y = 0,081 + 0,381 X1 + 0,305 X2 + 0,304X1*X2 + e

Keterangan:

Y : Pertimbangan Auditor

X1 : Pengalaman Auditor

X2 : Kredibilitas Klien

a : Konstanta

b1, b2, b3 : Koefisien Regresi

X1*X2 : Interaksi Pengalaman Auditor dengan Pertimbangan Auditor

e : error

Page 78: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

62

5.2.7.1 Uji Hipotesis 1

Rumusan hipotesis 1 pada penelitian ini adalah pengalaman auditor

(X1) berpengaruh terhadap pertimbangan auditor (Y). Dari hasil analisis

regresi pada Tabel 5.14 menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,000 < 0,05

menunjukkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh terhadap pertimbangan

auditor sehingga hipotesis pertama (H1) diterima (didukung data). Kemudian

dilihat dari nilai koefisien beta (b1) adalah 0,381 menunjukkan arah yang

positif. Hal ini bermakna bahwa semakin banyak pengalaman auditor maka

semakin baik juga pertimbangan auditor.

5.2.7.2 Uji Hipotesis 2

Rumusan hipotesis 2 pada penelitian ini adalah kredibilitas klien

memoderasi pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor. Hasil

uji hipotesis 2 yang disajikan pada Tabel 5.14 menunjukkan tingkat

signifikansi sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 maka berarti variabel

kredibilitas klien merupakan variabel moderasi. Dengan demikian hasil

penelitian ini mendukung hipotesis kedua (H2) yang berarti kredibilitas klien

mampu memoderasi pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan

auditor.

Page 79: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

63

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pengalaman Auditor Berpengaruh Terhadap Pertimbangan Auditor

Pengalaman auditor memiliki peran dalam menentukan judgment

sebagai dasar menyatakan opini yang layak dan sesuai diberikan atas keadaan

laporan keuangan yang diaudit. Bagi auditor yang kurang memiliki

pengalaman audit, biasanya cenderung mengalami kesulitan dalam

menentukan judgment, sehingga opini yang diberikan kurang tepat.

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa pengalaman

auditor berpengaruh terhadap pertimbangan auditor. Pengaruh ini

menunjukkan arah positif yang bermakna bahwa semakin banyak pengalaman

yang dimiliki auditor, maka semakin baik judgment yang diberikan oleh

auditor. Hal ini menunjukkan bahwa bagi auditor yang memiliki banyak

pengalaman, baik dari lamanya bekerja dalam melakukan pemeriksaan audit

maupun banyaknya penugasan yang sudah pernah dilakukan dalam bidang

audit tidak akan kesulitan dalam memberikan judgment secara tepat kepada

klien. Temuan ini berbeda dengan hasil penelitian Susetyo (2009) dan

Yustrianthe (2012), yang menyatakan bahwa pengalaman audit tidak

memengaruhi pertimbangan auditor.

Page 80: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

64

6.2 Kredibilitas Klien Memoderasi Pengaruh Pengalaman Auditor Pada

Pertimbangan Auditor

Kredibilitas dari klien berupa kesaksian, penjelasan, alasan, bahkan

bujukan dari klien mengenai bukti-bukti penyimpangan atau kesalahan yang

ditemukan auditor sering kali berdampak pada berubahnya judgment auditor.

Namun untuk auditor yang memiliki pengalaman audit yang cukup, tidak akan

terpengaruh oleh kredibilitas klien.

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa kredibilitas klien

mampu memoderasi pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor.

Pengaruh interaksi bernilai positif yang artinya bahwa kredibilitas klien audit

meningkatkan (memperkuat) pengaruh positif pengalaman auditor pada

pertimbangan auditor. Hal ini bermakna bahwa semakin banyak pengalaman

yang dimiliki auditor, maka makin baik pertimbangan auditor terutama ketika

adanya kredibilitas dari klien. Temuan ini berbeda dengan hasil penelitian

Susetyo (2009) yang menyatakan bahwa kredibilitas klien tidak mampu

memoderasi pengaruh pengalaman auditor pada pertimbangan auditor.

Page 81: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

65

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

hipotesis dari permasalahan yang diangkat mengenai pengaruh pengalaman

auditor pada pertimbangan auditor dengan kredibilitas klien sebagai variabel

moderasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka simpulan yang dapat

diambil yaitu:

1) Pengalaman auditor berpengaruh positif signifikan pada pertimbangan

auditor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman auditor,

baik dari lamanya bekerja dalam melakukan pemeriksaan audit maupun

banyaknya penugasan yang sudah pernah dilakukan dalam bidang audit maka

semakin baik judgment yang diberikan.

2) Kredibilitas klien mampu memoderasi pengaruh pengalaman auditor pada

pertimbangan auditor. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi kredibilitas

klien maka akan memperkuat pengaruh pengalaman auditor pada

pertimbangan auditor.

Page 82: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

66

7.2 Saran

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi Kantor Akuntan

Publik dalam meningkatkan kualitas laporan audit. Bagi auditor, penelitian ini

dapat menjadi sumber tambahan informasi dalam membantu auditor membuat

keputusan dalam pertimbangannya pada saat mengaudit. Berdasarkan hasil

penelitian, maka masih diperlukan pengembangan untuk memperoleh hasil

penelitian yang lebih baik pada penelitian selanjutnya. Saran yang dapat

disampaikan dari hasil penelitian adalah auditor diharapkan tidak terpengaruh

akan adanya kredibilitas klien atau bujukan dari pihak klien dan tetap patuh

terhadap etika profesi dalam setiap pelaksanaan proses audit serta tetap

bersikap independen agar laporan keuangan auditan yang dihasilkan lebih

berkualitas.

Berdasarkan nilai koefisien determinasi dengan adjusted (R2) adalah

sebesar 0,729 yang berarti pertimbangan auditor dapat dijelaskan oleh

pengalaman auditor sebesar 72,9 persen, sedangkan sisanya sebesar 27,1

persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Variabel

lain di luar model penelitian dapat menjadi rekomendasi untuk penelitian

selanjutnya. Misalnya kompleksitas tugas, dan fee audit sebagai variabel

moderating.

Page 83: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

67

DAFTAR PUSTAKA

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 2002. Statement

on Auditing Standards. New York: AICPA.

Anderson, B.H. dan Maletta. M. 1994. Auditor attendance to negative and

positive Accounting 6: 1-20.

Arens. A. A., R. J. Elder dan Beasley. M. S. 2006. Auditing and Assurance

Services: An Integrated Approach, 11th Edition. Jilid 1. New Jersey: Pearson

Prentice Hall.

Arum, Enggar Diah Puspa 2008. Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien dan

Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti

Audit, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol.5 No.2 Desember: 157-159.

Badjuri, Achmat 2011. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas

Audit Auditor Independen Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Jawa Tengah,

Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol.3 No.2 Nopember: 183-197.

Bapepam. 2002. Siaran Pers Badan Pengawas Pasar Modal. Melalui

http://www.bapepam.go.id [27/12/02]

Bazerman, M.H, K.P. Morgan dan G. Loewenstein. 1997. The impossibility

of auditor Independence. Sloan Management Review, 38 (Summer): 89-94.

Boynton, William C., Johnson, Walter G. Kell dan Ray Johnson. 2003.

Modern Auditing, 7th Edition. New York: John Willey Sons Inc.

Buchman, T.A., P.E. Tetlock, and R.O. Reed. 1996. Accountability and

Auditor‟s Judgments about Contingent Events. Journal of Business, Finance, and

Accounting 23: 379 – 398.

Butt J. L. 1988. Frequency Judgment in an Auditing related task. Journal of

Accounting Research. Vol. 26. Hal: 315-30.

Eagly, A.H., and S. Chaiken. 1993. The Psychology of Attitudes. Fort Worth,

TX: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers.

Farmer, T.A, L.E. Rittenberg dan G.M. Trompeter. 1987. An investigation of

the impact of economic and organizational factors on auditors independence.

Auditing: A Journal of Practice and Theory 7 (Fall): 1-14.

Page 84: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

68

Feist, J. and Feist, G. J. (2008). Theories of Personality. (6th

ed). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Fisher, G Joseph, 1998, Contingency Theory, Management Control System

and Firm Outcomes: Past Results and Future Directions. Behavioural Research in

Accounting Vol. 10. Supplement: 47-64

Ghozali. I, 2007, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Badan Penerbit UNDIP. Semarang

Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS19. Edisi kelima. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gibbins, M dan J. D. Newton. 1994. An Empirical exploration of complex

accountability in public accounting. Journal of Accounting Research. Autumn: 165 –

186.

Goodwin, J. 1999. The Effect of source Integrity and Consistency of Evidence

on Auditors‟ Judgment. Auditing: A Journal of Practice dan Theory 18 (Fall): 1-6

Gramling, Audrey A. 1999. External Auditor‟s Reliance on Work Performed

by Internal Auditors: The Influence of Fee Pressure on this Reliance Decision.

Auditing. Sarasota. Vol. 18: 117 – 136.

Gusnardi, 2003. Analisis Perbandingan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Judgment Penetapan Risiko Audit oleh Auditor yang Berpengalaman dan Auditor

yang belum Berpengalaman.Tesis. Universitas Padjadjaran.

Halim. A, 2003. Auditing dan Sistem Informasi, Edisi Pertama. UPP AMP

YKPN. Yogyakarta

Harun Al Rasyid. 1993. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.

Bandung: Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Haynes, C. M., J. G. Jenkins and S. R. Nutt. 1998. The Relationship between

Client Advocacy and Audit Experience: An Exploratory Analysis. Auditing: A

Journal of Practice dan Theory. Vol.17 (2) Fall: 88 – 104.

Herliansyah, Yudhi. Meifida Ilyas. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman

Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment.

Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang

Page 85: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

69

Hogart, R. M. 1991. A Perspective On Cognitive Research In Accounting,

The Accounting Review 66 (2): 277-290

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.

Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. 2013. Direktori

Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik. IAI KAP. Jakarta

Ikhsan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:

Graha Ilmu.

Jamilah, Siti, Zaenal Fanani dan Grahita Chandrarin, 2007. Pengaruh gender,

tekanan ketaatan, dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment. Simposium

Nasional Akuntansi X. Universitas Hasanudin. Makasar. 26-28 Juli

Jenkins, J. Gregory and C. M. Haynes. 2003. The Persuasiveness of Client

Preferences: An Investigation of the Impact of Preference Timing and Client

Credibility. Auditing: A Journal of Practice dan Theory. Vol.22. No.1, Maret: 143 –

154.

Koonce, L., U. Anderson, and G. Marchant. 1995. Justification of decisions in

auditing. Journal of Accounting Research 33 (autumn): 369-384

Koroy, T Ramaraya 2005. Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit

terhadap Pertimbangan Auditor, Simposium Nasional Akuntansi VIII, September:

917 – 928.

Libby, R. 1995. The role of knowledge and memory in audit judgment. Dalam

R.H.Ashton dan A.H. Ashton (Eds.), Judgment and Decision Making Research in

Accounting and Auditing. New York: Cambridge.

Meidawati, Neni. 2001. Meningkatkan Akuntabilitas Auditor Independen

Melalui Standar Profesional. Media Akuntansi, Edisi 16-Januari-Februari

Merawati, Luh Komang 2013. Pegaruh Moderasi Karakteristik Komite Audit

Dengan Opini Audit Going Concern Pada Pergantian Auditor. Tesis. Program

Pascasarjana Universitas Udayana.

Messier, Glover and Prawit 2014. Auditing and Assurance Services: A

Systematic Approach. Edisi ke-8. Jakarta: Salemba Empat

Page 86: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

70

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6 Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Outley, David. 1980. The Contingency Theory of Management Accounting:

Achievement and Prognosis. Accounting and Organization Society 5 (4): 413-428

Peecher, M.E. 1996. The Influence of Auditors‟ justification processses on

their Decisions: A Cognitive Model and Experimental Evidence. Journal of

Accounting Research 34 (Spring): 125-140

Pikiran Rakyat. 2003. Direksi Bank Lippo Didenda Rp 2,5 Miliar.

http://www.pikiran-rakyat.com [18/03/03]

Praditaningrum, Anugrah Suci 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Audit Judgement. Tesis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Rachmawati, Yuni, Darwanis, dan Bakar, Usman 2013. Pengaruh Risiko

Audit, Pengalaman Audit Dan Kompleksitas Dokumen Audit Terhadap

Pertimbangan Auditor (Studi Pada Auditor Kantor Bpk-Ri Perwakilan Aceh), Jurnal

Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. . Vol.2. No. 2.Mei: 91 – 102.

Said, S. 2002. Enron dan Akuntan Publik. Majalah Tempo. No. 49/XXX.

Pebruari. Schuetze, W.P. 1994. A mountain or a molehill? Accounting Horizons 8

(March): 69-75.

Sarwono, Jonathan, dan Herlina, Budiono. 2012. Statistik Terapan. Aplikasi

untuk Riset Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Menggunakan SPSS, AMOS, dan Excel).

Jakarta. PT Elex Media Komputindo.

Shelton, S. W. 1999. The Effect of Experience on the Use of Irrelevant

Evidence in Auditor Judgment. The Accounting Review. Vol.74. No. 2. April: 217 –

224.

Siegel, Gary dan Marconi, H. Ramanauskas. 1989. Behavioral Accounting.

Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing Co. Simamora, H. 2002. Auditing. UPP

AMP YKPN. Yogyakarta.

Page 87: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

71

Singgih Santoso. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suraida, Ida 2003. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman, dan Risiko

Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian opini

Akuntan Publik dalam Audit Laporan Keuangan Perusahaan. Disertasi. Bandung:

Universitas Padjadjaran.

Susetyo, Budi 2009. Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan

Auditor Dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating (Survey Empiris

Auditor Yang Bekerja Pada Kantor Akuntan Publik dan Koperasi Jasa Audit di

Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta), Tesis. Program

Pascasarjana Universitas Diponegoro

Taylor, S. E, Letitia A. P. dan David O. S. 2000. Social Psychology. New

Jersey: Prentice-Hall Inc.

Trompeter, Greg. 1994. The Effect of Partner Compensation Schemes and

Generally Accepted Accounting Principles on Audit Partner Judgment, Auditing

Sarasota, Vol.13, Iss.2, Fall: 56 – 69.

Tuanakotta, Theodorus M. 2014. Audit Berbasis ISA (International Standards

On Auditing). Jakarta: Salemba Empat

Tubbs, R.M. 1992. The Effect of Experience on The Auditor‟s Organization

and Amount of Knowledge. The Accounting Review.Oktober. p. 783-801

Winarna, 2001. Pengaruh Gender dan Perbedaan Disiplin Akademis Terhadap

Penilaian Etika Oleh Mahasiswa, Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah

Mada. Yogyakarta

Yustrianthe, Rahmawati Hanny 2012. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi

Audit Judgment Auditor Pemerintah, Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 4, No. 2,

September 2012, Hal: 72-82

Page 88: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

72

Lampiran1

Denpasar, Juni 2014

Perihal : Permohonan menjadi Responden

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

di tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penulisan tesis dan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Magister Sains (MSi), maka dengan ini saya:

Nama : Made Edy Septian Santosa

Nim : 1191661018

Universitas : Program Pascasarjana Universitas Udayana

Bermaksud untuk melakukan penelitian pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Bali. Adapun

topik yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Pengalaman Audit Sebagai Eksplanasi

Pertimbangan Auditor Dengan Moderasi Kredibilitas Klien”

Untuk itu, saya mohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuisioner ini sesuai

dengan petunjuk pengisian, dengan lengkap dan jujur. Adapun tujuan dari penelitian ini semata-

mata hanya untuk kepentingan ilmiah dan segala identitas yang anda berikan akan dijaga

kerahasiaannya.

Atas kerjasama dan kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Made Edy Septian Santosa

Page 89: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

73

DAFTAR KUESIONER

Identitas Responden

1. Jenis Kelamin:

Laki-laki Perempuan

2. Umur Tahun

3. Jabatan Bapak/Ibu/Sdr di Kantor Akuntan Publik Saat ini:

Partner Senior

Manajer Junior

Supervisor

4. Jenjang Pendidikan:

D3 S1

S2 S3 Lain-lain

Kuesioner Pengalaman Audit

Petunjuk: Isilah jawaban dari pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada angka

yang berada pada garis kontinum sesuai dengan keterangan yang ada dibawah setiap

pertanyaan.

5. Berapa lama Bapak/Ibu/Sdr menjadi auditor di Kantor Akuntan Publik?

1 2 3 4 5

Baru Lama

3 s.d 5 tahun > 20 Tahun

Keterangan:

1. 3 s.d 5 tahun 2. 6 s.d 10 tahun 3. 11 s.d 15 tahun

4. 16 s.d 20 tahun 5. Lebih dari 20 tahun

Page 90: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

74

6. Berapa Jumlah penugasan audit yang pernah Bapak/Ibu/Sdr tangani sampai dengan sekarang?

1 2 3 4 5

Sedikit Banyak

< 10 Penugasan > 40 Penugasan

Keterangan:

1. Kurang dari 10 penugasan 4. 31 s.d 40 penugasan

2. 11 s.d 20 penugasan 5. Lebih dari 40 penugasan

3. 21 s.d 30 penugasan

Kuesioner Keyakinan Atas Kredibilitas Klien dan Pertimbangan Auditor

Petunjuk:

Sebelum menjawab pertanyaan, bacalah terlebih dahulu setiap skenario kasus yang

berhubungan dengan pertanyaan.

Isilah jawaban setiap item dengan memberi tanda silang (X) pada angka yang menurut

Bapak/Ibu/Sdr paling sesuai.

Setiap item hanya dijawab dengan satu tanda silang (X).

Skenario 1: Kasus Pengungkapan Kewajiban Bersyarat

PT. A adalah perusahaan besar yang memproduksi Kecap dan memiliki kinerja yang sangat

baik. Pada saat Bpk/Ibu/Sdr melakukan audit terhadap laporan keuangan PT. A untuk tahun 2013,

banyak terdengar keluhan dari masyarakat sekitar lokasi pabrik kecap ini atas pencemaran udara dan

limbah cair yang dialirkan ke sungai di dekat pabrik. Akibat dari pencemaran tersebut banyak

masyarakat yang terkena penyakit karena terhirup udara dan penggunaan air sungai untuk mandi

dan mencuci. Menurut kontroller PT. A yang dihubungi, mereka tidak terlalu menghiraukan keluhan

masyarakat karena telah membayar retribusi limbah kepada Pemda setempat, karena itu PT. A

beranggapan bahwa hal tersebut bukan menjadi tanggung jawab mereka lagi.

Akibat dari permasalahan ini, masyarakat dibantu oleh sebuah LSM mendaftarkan

gugatannya ke pengadilan setempat untuk menuntut PT. A bertanggungjawab atas pencemaran yang

disebabkan aktivitas produksinya. Selama ini PT. A belum pernah terlibat dalam suatu perkara

hukum baik sebagai terdakwa maupun penggugat.

Page 91: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

75

Sebelum Bapak/Ibu/Sdr mereview bukti audit, kontroller PT. A meminta untuk tidak

mempermasalahkan klaim tersebut dengan alasan bahwa PT. A pasti akan memenangkan perkara

hukum tersebut. Bapak/Ibu/Sdr diminta memberikan pertimbangan untuk masing-masing situasi

berikut:

7. Jika kontroller PT. A tersebut merupakan orang yang selama ini dapatBpk/Ibu/Sdr percaya

karena kompetensi dan kelayakannya untuk dipercaya, maka seberapa besar keyakinan

Bpk/Ibu/Sdr terhadap pernyataannya?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

8. Seberapa besar keinginan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengungkapkan klaim atas kewajiban bersyarat

tersebut?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

9. Seberapa besar keinginan Bpk/Ibu/Sdr merekomendasikan PT. A untuk mengungkapkan kasus

tersebut dalam laporan keuangannya?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

Skenario 2: Kasus Kolektibilitas Piutang Dagang

Bpk/Ibu/Sdr sedang mengaudit PT. B, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis

perdagangan alat berat. Untuk mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan akun piutang dagang,

dilakukan konfirmasi terhadap 40 (empat puluh) pelanggan PT. B Review atas aktivitas dalam

rekening PT. Y (salah satu pelanggan yang memiliki saldo piutang yang besar dan sangat

berpengaruh terhadap aktivitas PT. B) menunjukkan bahwa PT. Y tidak melakukan pembayaran

selama tujuh bulan, padahal sebelumnya PT. Y selalu membayar tepat waktu. Menurut pegawai

bagian kredit, PT. Y sedang mengalami permasalahan dengan arus kasnya. Baru-baru ini PT. Y

membayar kira-kira 3% dari saldo utangnya, tetapi setelah itu tidak ada lagi pembayaran yang

Page 92: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

76

diterima sampai dengan tanggal neraca bahkan sampai saat dilakukan audit. Secara umum, syarat

kredit yang ditetapkan perusahaan adalah 2/10, n/30, tetapi karena PT. Y adalah pelanggan lama dan

sangat berpengaruh terhadap aktivitas PT. B maka jangka waktu pembayaran untuk PT. Y diberikan

kelonggaran dan belum dimasukkan kedalam akun penyisihan piutang tak tertagih.

Pada saat Bpk/Ibu/Sdr telah selesai mereview bukti yang berkenaan dengan hal ini

tetapi belum membuat suatu judgment, manajer PT. B meminta agar hal ini tidak terlalu

dipermasalahkan karena ia merasa yakin bahwa PT. Y pasti akan membayar kewajibannya dalam

waktu dekat. Bapak/Ibu/Sdr diminta memberikan pertimbangan untuk masing-masing situasi

berikut:

10. Jika manajer PT. B tersebut merupakan orang yang baru Bpk/Ibu/Sdr kenal dan belum diketahui

kompetensi dan kelayakannya untuk dipercaya, maka seberapa besar keyakinan Bpk/Ibu/Sdr

terhadap pernyataannya?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

11. Seberapa besar Bapak/Ibu/Sdr mempercayai bahwa saldo tersebut pasti akan tertagih?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

12. Seberapa besar keinginan Bpk/Ibu/Sdr merekomendasikan PT. B untuk membuat penyesuaian

penyisihan piutang tak tertagih dalam laporan keuangannya?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

Page 93: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

77

Skenario 3 : Kasus Penentuan Tingkat Materialitas

PT. C merupakan sebuah perusahaan dagang besar yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek.

Laporan keuangan yang diaudit untuk tahun 2013 menunjukkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp

130 miliar, dengan saldo persediaan barang dagang akhir sebesar Rp 13 miliar. Pada saat

mengevaluasi bukti audit, untuk sampel dari persediaan barang dagang yang diperiksa, ditemukan

adanya ketidaksesuaian antara pencatatan persediaan dengan hasil pemeriksaan fisik persediaan

yang berjumlah Rp 1,3 juta.

Sebelum membuat suatu judgment atas review bukti tersebut, klien meminta

Bpk/Ibu/Sdr untuk tidak mempermasalahkan hal tersebut karena mereka beranggapan

jumlah tersebut sangatlah tidak material. Bapak/Ibu/Sdr diminta memberikan pertimbangan

untuk masing-masing situasi berikut:

13. Jika Selama ini PT. C merupakan perusahaan yang kinerja manajemennya dinilai sehat dan

diyakini memiliki kompetensi yang tinggi dan layak untuk dipercaya, maka seberapa besar

keinginan Bpk/Ibu/Sdr untuk menerima permintaannya?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

14. Seberapa besar keinginan Bapak/Ibu/Sdr untuk memperluas sampel bukti audit yang akan

dievaluasi untuk akun persediaan barang dagang?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

15. Seberapa besar keinginan Bpk/Ibu/Sdr merekomendasikan PT. C untuk membuat penyesuaian

persediaan barang dagang dalam laporan keuangannya?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

Page 94: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

78

Skenario 4 : Kasus Upaya Perekayasaan Transaksi

PT. D merupakan perusahaan yang memproduksi IC (spare part elektronik) dengan bahan

baku utama diperoleh dari induk perusahaan. Karena keberadaan hubungan ekonomis klien dengan

perusahaan induknya, maka Bpk/Ibu/Sdr melakukan evaluasi mengenai pencatatan transaksi antar pihak

terkait. Sebelum mengevaluasi bukti audit yang berkenaan dengan pembelian bahan baku, dilakukan

survey untuk mengetahui harga pasar. Ternyata harga pasar bahan baku untuk IC hanya Rp 480,- perunit,

lebih rendah daripada harga beli dari perusahaan induknya yaitu Rp 550,- perunit. Ketika

dikonfirmasikan kepada klien, mereka beralasan bahwa barang yang diperoleh dari perusahaan induk

sudah pasti dapat diyakini mutu dan layanan purna jualnya daripada membeli di pasar dengan harga yang

lebih murah. Waktu ditanyakan kepada beberapa penjual produk yang sama di pasar, ternyata barang

yang mereka jual juga diperoleh dari produsen yang sama.

Ketika akan mengevaluasi bukti atas transaksi antar group tersebut, klien berusaha

meyakinkan bahwa hal tersebut tidaklah berdampak besar terhadap kinerja keuangan mereka.

Padahal dalam hal ini kelihatannya ada sesuatu yang berusaha disembunyikan oleh kilen dan perusahaan

induknya. Bapak/Ibu/Sdr diminta memberikan pertimbangan untuk masing-masing situasi berikut:

16. PT. D merupakan perusahaan yang baru pertama kali Bpk/Ibu/Sdr audit karena itu belum dapat

diyakini kompetensi manajemennya, maka seberapa besar keinginan Bpk/Ibu/Sdr untuk mengikuti

permintaannya?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

17. Seberapa besar keinginan Bapak/Ibu/Sdr untuk memperluas pengujian atas indikasi perekayasaan

transaksi tersebut?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

18. Seberapa besar keinginan Bpk/Ibu/Sdr merekomendasikan PT. D untuk membuat penyesuaian atas

selisih harga beli bahan baku dalam laporan keuangannya?

1 2 3 4 5

Rendah Tinggi

Sekali Sekali

Page 95: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

79

Lampiran 2

Penelitian-Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti (Tahun),

Judul Variabel

Teknik

analisis

Hasil Penelitian

1 Susetyo (2009)

Pengaruh Pengalaman

Audit Terhadap

Pertimbangan Auditor

dengan Kredibilitas Klien

Sebagai Variabel

Moderating

Independen:

Pengalaman

Auditor

Dependen:

Pertimbangan

Auditor

Moderating:

Kredibilitas Klien

Moderated

Regression

Analysis

(MRA)

Hasil penelitian menemukan

bahwa pengalaman audit

tidak memiliki pengaruh

terhadap pertimbangan

auditor. Begitu juga

kredibilitas klien tidak dapat

memengaruhi pengalaman

audit terhadap pertimbangan

auditor

2 Arum (2008)

Pengaruh Persuasi Atas

Preferensi Klien dan

Pengalaman Audit

Terhadap Pertimbangan

Auditor dalam

Mengevaluasi Bukti Audit

Independen:

Persuasi atas

Preferensi Klien

dan Pengalaman

Audit

Variabel

dependen;

Pertimbangan

Auditor

Regresi

berganda

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

persuasi atas preferensi klien

berpengaruh positif terhadap

pertimbangan auditor dalam

mengevaluasi bukti audit.

Begitu pula dengan

pengalaman audit yang

menunjukkan pengaruh

positif terhadap

pertimbangan auditor dalam

mengevaluasi bukti audit

3 Jenkins dan Haynes

(2003)

The Persuasiveness of

Client Preferences: An

Investigation of the

Impact of Preference

Timing and Client

Credibility.

Variabel

independen:

Waktu preferensi

dan kredibilitas

klien

Variabel dependen:

Pertimbangan

Auditor

Regresi

berganda

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

kredibilitas klien

berpengaruh pada

tercapainya pertimbangan

auditor. Hal ini dikarenakan

bahwa auditor mungkin lebih

terbujuk oleh sebuah sumber

terpercaya dibandingkan

bukti yang kuat yang tidak

jelas apakah bukti tersebut

mendukung atau menolak

kredibilitas dari pihak klien

akan perlakuan akuntansi

yang diinginkan.

Page 96: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

80

Lampiran 2 (Lanjutan)

No Nama Peneliti (Tahun),

Judul Variabel

Teknik

analisis

Hasil Penelitian

4 Yustrianthe (2012)

Beberapa Faktor yang

Mempengaruhi Audit

Judgment Auditor

Pemerintah

Variabel

independen:

Tekanan Ketaatan,

Kompleksitas Tugas,

Gender, dan

Pengalaman Audit

Variabel dependen:

Audit Judgment

Regresi

berganda

Hasil penelitian menemukan

bahwa tekanan, ketaatan dan

kompleksitas tugas

berpengaruh terhadap Audit

Judgment. Namun gender dan

pengalaman justru

menunjukkan tidak mempunyai

pengaruh terhadap Audit

Judgment.

5 Koroy (2005)

Pengaruh Preferensi Klien

Dan Pengalaman Audit

Terhadap Pertimbangan

Auditor

Variabel

independen:

Preferensi Klien,

Pengalaman Audit

Variabel dependen:

Pertimbangan

Auditor

Regresi

berganda

Hasil penelitian menemukan

bahwa preferensi klien

cenderung dapat memengaruhi

pertimbangan auditor yang

kurang berpengalaman

dibandingkan auditor yang

berpengalaman

6

Rachmawati dkk (2013)

Pengaruh Risiko Audit,

Pengalaman Audit Dan

Kompleksitas Dokumen

Audit Terhadap

Pertimbangan Auditor

(Studi Pada Auditor

Kantor Bpk-Ri Perwakilan

Aceh)

Variabel

independen: risiko

audit, pengalaman

audit dan

kompleksitas,

Variabel dependen:

pertimbangan

auditor

Regresi

berganda

Hasil penelitian menunjukkan

baik secara bersama maupun

terpisah bahwa risiko audit,

pengalaman audit dan

kompleksitas dokumen audit

berpengaruh terhadap

pertimbangan auditor

7

Herliansyah (2006)

Pengaruh Pengalaman

Auditor Terhadap

Penggunaan

Bukti Tidak Relevan

Dalam Auditor Judgment

Variabel

independen:

pengalaman auditor

Variabel dependen:

bukti tidak relevan

dalam Auditor

Judgment

Regresi

berganda

Hasil penelitian menemukan

bahwa pengalaman

mengurangi dampak informasi

tidak relevan terhadap

judgment auditor. Artinya

auditor berpengalaman (partner

dan Manajer) tidak terpengaruh

oleh adanya informasi tidak

relevan dalam membuat

judgment

Page 97: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

81

Lampiran 3

Deskripsi Data Penelitian

Statistics

X1.1 X1.2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Y.1

N Valid 67 67 67 67 67 67 67

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 1.1791 1.6567 4.0597 4.0896 4.0000 4.5970 2.3284

Mode 1.00 1.00 4.00 4.00 4.00 5.00 2.00

Std. Deviation .60114 1.00833 .73610 .73302 .69631 .90553 .84186

Minimum 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 1.00

Maximum 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Sum 79.00 111.00 272.00 274.00 268.00 308.00 156.00

Statistics

Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8

N Valid 67 67 67 67 67 67 67

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.4328 2.7463 2.2388 2.3433 2.8060 2.3284 2.2687

Mode 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00

Std. Deviation .83890 .76561 .81816 .84481 .76354 .82367 .88046

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Sum 163.00 184.00 150.00 157.00 188.00 156.00 152.00

Frekuensi Jawaban Responden

X1.1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 61 91.0 91.0 91.0

2.00 1 1.5 1.5 92.5

3.00 4 6.0 6.0 98.5

4.00 1 1.5 1.5 100.0

Total 67 100.0 100.0

Page 98: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

82

Lampiran 3 (Lanjutan)

X1.2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 37 55.2 55.2 55.2

2.00 24 35.8 35.8 91.0

3.00 2 3.0 3.0 94.0

5.00 4 6.0 6.0 100.0

Total 67 100.0 100.0

X2.1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 5 7.5 7.5 7.5

3.00 1 1.5 1.5 9.0

4.00 46 68.7 68.7 77.6

5.00 15 22.4 22.4 100.0

Total 67 100.0 100.0

X2.2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 1 1.5 1.5 1.5

2.00 2 3.0 3.0 4.5

3.00 3 4.5 4.5 9.0

4.00 45 67.2 67.2 76.1

5.00 16 23.9 23.9 100.0

Total 67 100.0 100.0

X2.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2.00 5 7.5 7.5 7.5

3.00 1 1.5 1.5 9.0

4.00 50 74.6 74.6 83.6

5.00 11 16.4 16.4 100.0

Total 67 100.0 100.0

Page 99: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

83

Lampiran 3 (Lanjutan)

X2.4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 1 1.5 1.5 1.5

2.00 4 6.0 6.0 7.5

3.00 1 1.5 1.5 9.0

4.00 9 13.4 13.4 22.4

5.00 52 77.6 77.6 100.0

Total 67 100.0 100.0

Y.1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 3 4.5 4.5 4.5

2.00 48 71.6 71.6 76.1

3.00 11 16.4 16.4 92.5

4.00 1 1.5 1.5 94.0

5.00 4 6.0 6.0 100.0

Total 67 100.0 100.0

Y.2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 1 1.5 1.5 1.5

2.00 46 68.7 68.7 70.1

3.00 14 20.9 20.9 91.0

4.00 2 3.0 3.0 94.0

5.00 4 6.0 6.0 100.0

Total 67 100.0 100.0

Y.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 3 4.5 4.5 4.5

2.00 19 28.4 28.4 32.8

3.00 39 58.2 58.2 91.0

4.00 4 6.0 6.0 97.0

5.00 2 3.0 3.0 100.0

Total 67 100.0 100.0

Page 100: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

84

Lampiran 3 (Lanjutan)

Y.4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 4 6.0 6.0 6.0

2.00 52 77.6 77.6 83.6

3.00 5 7.5 7.5 91.0

4.00 3 4.5 4.5 95.5

5.00 3 4.5 4.5 100.0

Total 67 100.0 100.0

Y.5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 2 3.0 3.0 3.0

2.00 50 74.6 74.6 77.6

3.00 9 13.4 13.4 91.0

4.00 2 3.0 3.0 94.0

5.00 4 6.0 6.0 100.0

Total 67 100.0 100.0

Y.6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 3 4.5 4.5 4.5

2.00 15 22.4 22.4 26.9

3.00 44 65.7 65.7 92.5

4.00 2 3.0 3.0 95.5

5.00 3 4.5 4.5 100.0

Total 67 100.0 100.0

Y.7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 2 3.0 3.0 3.0

2.00 50 74.6 74.6 77.6

3.00 10 14.9 14.9 92.5

4.00 1 1.5 1.5 94.0

5.00 4 6.0 6.0 100.0

Total 67 100.0 100.0

Page 101: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

85

Lampiran 3 (Lanjutan)

Y.8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1.00 5 7.5 7.5 7.5

2.00 49 73.1 73.1 80.6

3.00 7 10.4 10.4 91.0

4.00 2 3.0 3.0 94.0

5.00 4 6.0 6.0 100.0

Total 67 100.0 100.0

Page 102: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

86

Lampiran 3 (Lanjutan)

Statistik Deskriptif Data Uji

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 67 2.00 10.96 2.9485 1.91157

X2 67 4.00 22.26 17.8581 3.69439

X1_X2 67 11.97 201.96 51.4231 34.33400

Y 67 11.59 45.78 22.0901 7.10008

Valid N (listwise) 67

Page 103: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

87

Lampiran 4

Uji Reliabilitas pada Variabel Pengalaman Audit

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 40.0

Excludeda 45 60.0

Total 75 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.886 2

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.1 1.3667 .85029 30

X1.2 1.9000 1.37339 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

X1.1 1.9000 1.886 .889 .a

X1.2 1.3667 .723 .889 .a

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This

violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

3.2667 4.685 2.16450 2

Page 104: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

88

Lampiran 4 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Variabel Kredibilitas Klien

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 40.0

Excludeda 45 60.0

Total 75 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.921 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X2.1 4.1000 .84486 30

X2.2 4.2000 .71438 30

X2.3 3.9667 .76489 30

X2.4 4.5000 .86103 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

X2.1 12.6667 4.368 .898 .869

X2.2 12.5667 5.082 .827 .898

X2.3 12.8000 4.717 .888 .875

X2.4 12.2667 4.892 .688 .945

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

16.7667 8.254 2.87298 4

Page 105: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

89

Lampiran 4 (Lanjutan)

Uji Reliabilitas pada Variabel Pertimbangan Auditor

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 40.0

Excludeda 45 60.0

Total 75 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.968 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Y.1 3.9667 .61495 30

Y.2 3.8333 .69893 30

Y.3 4.4667 .97320 30

Y.4 3.7667 .85836 30

Y.5 3.8333 .69893 30

Y.6 4.3667 .96431 30

Y.7 3.9000 .95953 30

Y.8 3.8333 .83391 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Y.1 28.0000 30.483 .823 .967

Y.2 28.1333 29.775 .811 .967

Y.3 27.5000 26.466 .902 .962

Y.4 28.2000 27.131 .959 .958

Y.5 28.1333 29.016 .922 .962

Y.6 27.6000 27.145 .833 .967

Y.7 28.0667 26.478 .916 .961

Y.8 28.1333 27.775 .908 .961

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

31.9667 36.447 6.03715 8

Page 106: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

90

Lampiran 5

Uji Validitas pada Variabel Pengalaman Auditor

Anti-image Matrices

X1.1 X1.2

Anti-image Covariance X1.1 .255 -.220

X1.2 -.220 .255

Anti-image Correlation X1.1 .510a -.863

X1.2 -.863 .510a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Page 107: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

91

Lampiran 5 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Variabel Kredibilitas Klien

Anti-image Matrices

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4

Anti-image Covariance X2.1 .075 -.079 -.061 -.004

X2.2 -.079 .117 .021 .011

X2.3 -.061 .021 .184 -.145

X2.4 -.004 .011 -.145 .422

Anti-image Correlation X2.1 .674a -.844 -.516 -.022

X2.2 -.844 .709a .142 .049

X2.3 -.516 .142 .774a -.520

X2.4 -.022 .049 -.520 .827a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Page 108: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

92

Lampiran 5 (Lanjutan)

Uji Validitas pada Variabel Pertimbangan Auditor

Anti-image Matrices

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8

Anti-image

Covariance

Y.1 .128 -.024 .062 -.037 -.012 -.060 -.012 -.009

Y.2 -.024 .146 .027 -.018 -.023 -.035 .007 -.018

Y.3 .062 .027 .120 -.043 -.006 -.097 .003 -.024

Y.4 -.037 -.018 -.043 .095 -.028 .054 -.017 .005

Y.5 -.012 -.023 -.006 -.028 .076 -.017 -.005 -.012

Y.6 -.060 -.035 -.097 .054 -.017 .168 .008 .004

Y.7 -.012 .007 .003 -.017 -.005 .008 .063 -.035

Y.8 -.009 -.018 -.024 .005 -.012 .004 -.035 .046

Anti-image

Correlation

Y.1 .887a -.174 .500 -.340 -.121 -.409 -.135 -.114

Y.2 -.174 .951a .208 -.157 -.223 -.225 .075 -.224

Y.3 .500 .208 .808a -.402 -.062 -.686 .029 -.330

Y.4 -.340 -.157 -.402 .887a -.330 .432 -.214 .073

Y.5 -.121 -.223 -.062 -.330 .957a -.151 -.068 -.195

Y.6 -.409 -.225 -.686 .432 -.151 .819a .073 .049

Y.7 -.135 .075 .029 -.214 -.068 .073 .913a -.650

Y.8 -.114 -.224 -.330 .073 -.195 .049 -.650 .896a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Page 109: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

93

Lampiran 6

Uji Analisis Faktor

Analisis Faktor pada Variabel Pengalaman Audit

Correlation Matrix

a

X1.1 X1.2

Correlation X1.1 1.000 .863

X1.2 .863 1.000

Sig. (1-tailed) X1.1 .000

X1.2 .000

a. Determinant = .255

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .500

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 37.561

Df 1

Sig. .000

Anti-image Matrices

X1.1 X1.2

Anti-image Covariance X1.1 .255 -.220

X1.2 -.220 .255

Anti-image Correlation X1.1 .510a -.863

X1.2 -.863 .510a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

X1.1 1.000 .932

X1.2 1.000 .932

Extraction Method: Principal

Component Analysis.

Total Variance Explained

Compon

ent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total

% of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

%

1 1.863 93.152 93.152 1.863 93.152 93.152

2 .137 6.848 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 110: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

94

Lampiran 6 (Lanjutan)

Component Matrixa

Component

1

X1.1 .965

X1.2 .965

Extraction Method:

Principal Component

Analysis.

a. 1 components extracted.

Reproduced Correlations

X1.1 X1.2

Reproduced Correlation X1.1 .944a .944

X1.2 .944 .944a

Residualb X1.1 -.056

X1.2 -.056

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. Reproduced communalities

b. Residuals are computed between observed and reproduced

correlations. There are 1 (100.0%) nonredundant residuals

with absolute values greater than 0.05.

Rotated Component

Matrixa

a. Only one component

was extracted. The solution

cannot be rotated.

Page 111: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

95

Lampiran 6 (Lanjutan)

Analisis Faktor pada Variabel Kredibilitas Klien

Correlation Matrixa

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4

Correlation X2.1 1.000 .937 .859 .640

X2.2 .937 1.000 .770 .561

X2.3 .859 .770 1.000 .759

X2.4 .640 .561 .759 1.000

Sig. (1-tailed) X2.1 .000 .000 .000

X2.2 .000 .000 .001

X2.3 .000 .000 .000

X2.4 .000 .001 .000

a. Determinant = .013

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .734

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 116.579

df 6

Sig. .000

Anti-image Matrices

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4

Anti-image Covariance X2.1 .075 -.079 -.061 -.004

X2.2 -.079 .117 .021 .011

X2.3 -.061 .021 .184 -.145

X2.4 -.004 .011 -.145 .422

Anti-image Correlation X2.1 .674a -.844 -.516 -.022

X2.2 -.844 .709a .142 .049

X2.3 -.516 .142 .774a -.520

X2.4 -.022 .049 -.520 .827a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

X2.1 1.000 .915

X2.2 1.000 .829

X2.3 1.000 .881

X2.4 1.000 .651

Extraction Method: Principal

Component Analysis.

Page 112: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

96

Lampiran 6 (Lanjutan)

Total Variance Explained

Compon

ent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total

% of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

%

1 3.275 81.868 81.868 3.275 81.868 81.868

2 .515 12.868 94.736

3 .163 4.087 98.823

4 .047 1.177 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

Component

1

X2.1 .956

X2.2 .910

X2.3 .939

X2.4 .807

Extraction Method:

Principal Component

Analysis.

a. 1 components

extracted.

Reproduced Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4

Reproduced Correlation X2.1 .915a .871 .898 .771

X2.2 .871 .829a .854 .734

X2.3 .898 .854 .881a .757

X2.4 .771 .734 .757 .651a

Residualb X2.1 .066 -.038 -.131

X2.2 .066 -.084 -.174

X2.3 -.038 -.084 .002

X2.4 -.131 -.174 .002

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. Reproduced communalities

b. Residuals are computed between observed and reproduced correlations. There are 4

(66.0%) nonredundant residuals with absolute values greater than 0.05.

Page 113: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

97

Lampiran 6 (Lanjutan)

Rotated Component

Matrixa

a. Only one component

was extracted. The

solution cannot be

rotated.

Page 114: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

98

Lampiran 6 (Lanjutan)

Analisis Faktor pada Variabel Pertimbangan Auditor

Correlation Matrixa

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8

Correlation Y.1 1.000 .873 .665 .865 .880 .732 .870 .867

Y.2 .873 1.000 .729 .861 .897 .761 .864 .887

Y.3 .665 .729 1.000 .794 .824 .850 .804 .850

Y.4 .865 .861 .794 1.000 .921 .694 .913 .908

Y.5 .880 .897 .824 .921 1.000 .793 .921 .937

Y.6 .732 .761 .850 .694 .793 1.000 .739 .789

Y.7 .870 .864 .804 .913 .921 .739 1.000 .962

Y.8 .867 .887 .850 .908 .937 .789 .962 1.000

Sig. (1-tailed) Y.1 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y.2 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y.3 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y.4 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y.5 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y.6 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y.7 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

Y.8 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

a. Determinant = 1.25E-006

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .891

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 346.598

df 28

Sig. .000

Page 115: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

99

Lampiran 6 (Lanjutan) Anti-image Matrices

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8

Anti-image

Covariance

Y.1 .128 -.024 .062 -.037 -.012 -.060 -.012 -.009

Y.2 -.024 .146 .027 -.018 -.023 -.035 .007 -.018

Y.3 .062 .027 .120 -.043 -.006 -.097 .003 -.024

Y.4 -.037 -.018 -.043 .095 -.028 .054 -.017 .005

Y.5 -.012 -.023 -.006 -.028 .076 -.017 -.005 -.012

Y.6 -.060 -.035 -.097 .054 -.017 .168 .008 .004

Y.7 -.012 .007 .003 -.017 -.005 .008 .063 -.035

Y.8 -.009 -.018 -.024 .005 -.012 .004 -.035 .046

Anti-image

Correlation

Y.1 .887a -.174 .500 -.340 -.121 -.409 -.135 -.114

Y.2 -.174 .951a .208 -.157 -.223 -.225 .075 -.224

Y.3 .500 .208 .808a -.402 -.062 -.686 .029 -.330

Y.4 -.340 -.157 -.402 .887a -.330 .432 -.214 .073

Y.5 -.121 -.223 -.062 -.330 .957a -.151 -.068 -.195

Y.6 -.409 -.225 -.686 .432 -.151 .819a .073 .049

Y.7 -.135 .075 .029 -.214 -.068 .073 .913a -.650

Y.8 -.114 -.224 -.330 .073 -.195 .049 -.650 .896a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Communalities

Initial Extraction

Y.1 1.000 .833

Y.2 1.000 .862

Y.3 1.000 .768

Y.4 1.000 .884

Y.5 1.000 .939

Y.6 1.000 .728

Y.7 1.000 .914

Y.8 1.000 .946

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

Total Variance Explained

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total

% of

Variance

Cumulative

% Total

% of

Variance

Cumulative

%

1 6.874 85.929 85.929 6.874 85.929 85.929

2 .479 5.984 91.913

3 .262 3.281 95.194

4 .128 1.597 96.791

5 .107 1.339 98.130

6 .067 .841 98.971

7 .052 .653 99.624

8 .030 .376 100.000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 116: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

100

Lampiran 6 (Lanjutan)

Reproduced Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8

Reproduced

Correlation

Y.1 .833a .847 .800 .858 .884 .779 .872 .887

Y.2 .847 .862a .814 .873 .899 .792 .888 .903

Y.3 .800 .814 .768a .824 .849 .748 .838 .853

Y.4 .858 .873 .824 .884a .911 .803 .899 .915

Y.5 .884 .899 .849 .911 .939a .827 .926 .942

Y.6 .779 .792 .748 .803 .827 .728a .816 .830

Y.7 .872 .888 .838 .899 .926 .816 .914a .930

Y.8 .887 .903 .853 .915 .942 .830 .930 .946a

Residualb Y.1 .027 -.135 .007 -.004 -.046 -.003 -.020

Y.2 .027 -.085 -.012 -.002 -.031 -.024 -.016

Y.3 -.135 -.085 -.030 -.026 .102 -.034 -.002

Y.4 .007 -.012 -.030 .009 -.109 .014 -.007

Y.5 -.004 -.002 -.026 .009 -.034 -.005 -.005

Y.6 -.046 -.031 .102 -.109 -.034 -.077 -.041

Y.7 -.003 -.024 -.034 .014 -.005 -.077 .032

Y.8 -.020 -.016 -.002 -.007 -.005 -.041 .032

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. Reproduced communalities

b. Residuals are computed between observed and reproduced correlations. There are 5 (17.0%)

nonredundant residuals with absolute values greater than 0.05.

Rotated Component

Matrixa

a. Only one component was

extracted. The solution

cannot be rotated.

Component Matrixa

Component

1

Y.1 .912

Y.2 .928

Y.3 .877

Y.4 .940

Y.5 .969

Y.6 .853

Y.7 .956

Y.8 .973

Extraction Method: Principal

Component Analysis.

a. 1 components extracted.

Page 117: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

101

Lampiran 7

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 67

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation .60269279

Most Extreme Differences Absolute .203

Positive .203

Negative -.093

Kolmogorov-Smirnov Z 1.063

Asymp. Sig. (2-tailed) .079

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 118: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

102

Lampiran 8

Uji Heterokedastisitas

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X1_X2, X2, X1, X1_X2a . Enter

a. All requested variables entered.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .411 .086 4.764 .000

X1 -.018 .045 -.076 -.392 .697

X2 -.043 .038 -.154 -1.137 .260

X1_X2 .044 .073 .117 .602 .550

a. Dependent Variable: Absolut Residual

Page 119: pengalaman audit sebagai eksplanasi pertimbangan auditor

103

Lampiran 9

Regresi Moderasi

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X1_X2, X2, X1a . Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .861a .741 .729 .20422

a. Predictors: (Constant), X1_X2, X2, X1

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 7.513 3 2.504 60.050 .000a

Residual 2.627 63 .042

Total 10.140 66

a. Predictors: (Constant), X1_X2, X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .081 .051 1.596 .115

X1 .381 .078 .426 4.867 .000

X2 .305 .057 .363 5.329 .000

X1_X2 .304 .089 .303 3.418 .001

a. Dependent Variable: Y