efektivitas mudabbir dalam pembinaan ibadah praktis …repository.uinjambi.ac.id/3869/1/skripsi agus...

98
EFEKTIVITAS MUDABBIR DALAM PEMBINAAN IBADAH PRAKTIS MAHASANTRI MA’HAD AL-JAMI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI SKRIPSI AGUS SALIM NIM. TP.160994 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • EFEKTIVITAS MUDABBIR DALAM PEMBINAAN IBADAH

    PRAKTIS MAHASANTRI MA’HAD AL-JAMI’AH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN

    THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    SKRIPSI

    AGUS SALIM

    NIM. TP.160994

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • ii

    EFEKTIVITAS MUDABBIR DALAM PEMBINAAN IBADAH

    PRAKTIS MAHASANTRI MA’HAD AL-JAMI’AH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN

    THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

    (S.1) Pendidikan Agama Islam

    AGUS SALIM

    NIM. TP.160994

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    PERSEMBAHAN

    ِحيمِبِْسمِِ ْحَمِنِالره ِِالره َّللاه

    Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku ini

    untuk orang-orang yang kusayangi:

    M.Amin (bapak) dan Saidah (Ibu) tercinta, motivator terbesar dalam hidupku

    yang tak pernah jemu mendo’akan dan menyanyangiku, atas semua pengorbanan

    dan kesabaran mereka mengantarkan ku sampai kini. Tak pernah cukup ku

    membalas cinta bapak ibu padaku dan Keluarga besarku yang telah memberikan

    semangat dan motivasi sehingga aku dapat melaksanakan perkuliahan hingga

    penyusunan skripsi ini sampai tuntas.

    Untuk dosen pembimbing skripsi Drs. H. Kasful Anwar, M.Ag dan Drs. H.

    Nazari,M.Pd.I yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan serta

    bimbingannya

    Keluarga besar Ma’had Al-Jami’ah UIN STS Jambi, Ustadz, Ustadzah dan dan al

    akh demisioner yang telah memberikan kami izin serta masukan-maasukan untuk

    penulis membuat karya tulis ini

    Sahabat-sahabat seperjuangan PAI A angkatan 2016, sahabat satu kepengurusan

    La-Pasma putra 2017 wabil khusus sahabatku yang senasib dan sepenanggungan

    pada masanya (Halim, Hanafi, Fahrizal, Dan Naza)

    yang saya sayangi dan saya banggakan tak bisa penulis sebutkan satu persatu, For

    U All I Miss U and Don’t Forget Me

    Selanjutnya kepada

    Orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.

  • viii

    MOTTO

    َِواإِْلنَسِِإالهِليَْعبُُدونِِ …َوَماَخلَْقُتِاْلِجنه

    Artinya: “…, Dan Aku tidak menciptkan jin dan manusia melainkan supaya

    mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S. Adz-Dzaariyat: 56)

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

    mencurahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul:

    “Efektivitas Mudabbir Dalam Pembinaan Ibadah Praktis Terhadap Mahasantri

    Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi”.

    Dapat penulis selesaikan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar

    Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah Institut

    Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    Shalawat serta salam tidak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Besar

    Muhammad saw yang telah membimbing umatnya kejalan Islam dan Ilmu

    pengetahuan.

    Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya

    kekurangan maupun kesalahan, unyuk itu kritik dan saran sangat diharapkan

    untuk menyempurnakannya. Selanjutnya penulis mengaturkan terima kasih dan

    penghargaan yang setinggi-tinggi kepada :

    1. Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A, Ph.D, sebagai Rektor UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin.

    2. Dr. Hj. Fadlillah, M. Pd, sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Drs. H. Kasful Anwar, M. Ag, sebagai Dosen Pembimbing I dan Drs. H.

    Nazori, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

    waktunya dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam

    penyelesaian skripsi ini.

    4. Drs. H. Lahmuddin, M.Ag sebagai Mudir Ma’had Al-Jami’ah UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi yang telah berkenan memberikan informasi kepada

    Penulis dalam memperoleh data di lapangan.

    5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan semangat motivasi

    tiada henti hingga menjadi kekuatan bagi Penulis dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    6. Kepada sahabat Pendidikan Agama Islam lokal A, Kuliah Kerja Nyata,

    Praktek Pengalaman Lapangan, dan Pemuda-pemuda Camp Ganteng yang

  • x

    sudah membantu memberikan kemudahan dan motivasi kepada penulis

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Dan akhirnya semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkenan membalas

    segala kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini

    bermanfaat bagi pengembangan ilmu

    Jambi, Februari 2020

    Penulis

    Agus Salim

    NIM: TP160994

  • xi

    ABSTRAK

    Nama : Agus Salim

    Nim : TP.160994

    Jurusan/prodi : Pendidikan Agama Islam

    Judul : Efektivitas Mudabbir dalam Pembinaan Ibadah Praktis

    Terhadap Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Skripsi ini membahas tentang Efektivitas Mudabbir dalam Pembinaan Ibadah

    Praktis Terhadap Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini adalah penelitian diskriftif kualitatif

    dengan menggunakan data primer dan sekunder. Untuk memproleh data tersebut

    peneliti menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Tujuan

    penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Efektivitas mudabbir dalam

    pembinaan ibadah praktis bagi mahasantri ma’had al-jami’ah, apa saja kendala,

    dan bagaimana Pembinaan mudabbir dalam meningkatkan ibadah praktis terhadap

    Mahasantri. Hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas mudabbir dalam

    membina ibadah praktis terhadap mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sudah sesuai dengan visi misi yang

    memantapkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Adapun kendala dalam

    pembinaan ibadah praktis yaitu, Lemahnya pengetahuan Mudabbir dalam

    menerapkan pembinaan ibadah praktis bagi mahasantri, Kurangnya Kerja Sama

    Mudabbir Perbidang, Sarana dan prasarana yang kurang memadai, Latar belakang

    pendidikan tiap-tiap mahasantri, Kurangnya Pemberian Sanksi Atau Hukuman,

    Masjid Yang Lumayan Jauh Dari Asrama Ma’had Al-Jami’ah. Adapun dalam

    peningkatan pembinaan ibadah praktis yaitu, Memberikan Motivasi, Dengan

    Memberikan Sanksi/Hukuman, Meningkatkan Kerja Sama Mudabbir Perbidang,

    Mengadakan Pengajian Setelah Shalat Magrib, Membuat Sumur Bor,

    Mengupayakan Mahasantri Tetap Melalui Jalan Besar Menuju Kemasjid

    Kata Kunci : Efektivitas, Membina, Ibadah Praktis.

  • xii

    ABSTRACT

    Name : Agus Salim

    Nim : TP.160994

    Department/Major : Islamic Education

    Title :Effectivity Of The Mudabbir In Fostering Practical Worship

    Of Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah State Islamic University Of Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi

    This thesis discusses the Effectiveness of Practical Worship Mudabbir Towards

    Mahasantri Ma'had Al-Jami'ah Sulthan State Islamic University Thaha Saifuddin

    Jambi, this study is a qualitative descriptive study using primary and secondary

    data. To obtain the data, researchers used observation, documentation, and

    interview methods. The purpose of this research is to find out how the

    effectiveness of mudabbir in the guidance of practical worship for mahasantri

    ma'had al-jami'ah, what are the obstacles, and how to establish mudabbir in

    improving practical worship of Mahasantri. The results showed that the

    effectiveness of mudabbir in fostering practical worship of Mahasantri Ma'had

    Al-Jami'ah Sulthan State Islamic University Thaha Saifuddin Jambi was in

    accordance with the vision and mission that established faith and piety in Allah

    SWT. As for the obstacles in fostering practical worship, namely, Weak

    Mudabbir knowledge in implementing practical worship guidance for mahasantri,

    Lack of Field Cooperation Mudabbir, Inadequate Facilities and Infrastructure,

    Educational Background of each Mahasantri, Lack of Imposition of Sanctions or

    Punishment, Fairly Distant Mosque From the Ma'had Al-Jami'ah Hostel. As for

    the improvement of practical religious guidance namely, Providing Motivation,

    By Providing Sanctions / Punishment, Increasing Cooperation in Field

    Cooperation, Conducting Prayer After Maghrib Prayer, Making Drilling Well,

    Making Permanent Students Through A Large Road Toward Mosque.

    Keywords: Effectiveness, Fostering, Practical Worship.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

    NOTA DINAS ............................................................................................. iii

    HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................... v

    PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

    MOTTO ....................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

    ABSTRAK .................................................................................................. x

    DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

    B. Fokus Permasalahan ........................................................... 5

    C. Rumusan Masalah .............................................................. 5

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 6

    BAB II KERANGKA TEORI

    A. Kajian Teoritik ................................................................... 7

    1. Pengertian Efektivitas .................................................. 7

    2. Pengertian Mudabbir .................................................... 8

    3. Kewajiban Mudabbir Terhadap Mahasantri................. 9

    4. Pengertian Membina .................................................... 10

    5. Pengertian Ibadah Praktis ............................................. 12

    6. Pengertian mahasantri .................................................. 13

    7. Pengertian asrama ........................................................ 14

    B. Studi Relevan ..................................................................... 15

  • xiv

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian ..................................... 17

    B. Setting dan Subjek Penelitian............................................. 17

    C. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 18

    D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 20

    E. Teknik Analisis Data ......................................................... 22

    F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................... 22

    G. Jadwal Penelitian ................................................................ 26

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum................................................................... 27

    B. Temuan Khusus dan Pembahasan ...................................... 49

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................ 71

    B. Saran .................................................................................. 72

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 : Jadwal Penelitian................................................................... 28

    Tabel 2 :Kedaan Dosen Ma’had Al-Jami’ah UIN STS Jambi 42

    Tabel 3 : Keadaan Sarana dan Prasarana .............................................. 43

    Tabel 4 : Jumlah Mudabbbir Ma’had Al-Jami’ah ................................ 48

    Tabel 5 : Jadwal pengontrolan mudabbir ............................................. 48

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 : Struktur Organisasi Ma’had Al-Jami’ah ................................ 35

    2 : Struktur Organisasi La-PASMA ............................................. 48

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada

    jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur pendidikan

    sekolah, pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Pendidikan

    tinggi bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat

    yang memiliki kemampuan akademik dan memperkaya khasanah ilmu

    pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengembangkan dan menyebarluaskan

    ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian untuk mengupayakan penggunaannya

    untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan

    nasional. (UU No. 2, 1999, pasal 1 dan 2)

    Sejalan dengan tuntutan era globalisasi yang ditandai dengan semakin

    tingginya kompetisi dalam berbagai lapangan kehidupan, penguasaan ilmu

    pengetahuan dan keterampilan mutlak diperlukan. Dalam keikutsertaan kompetisi

    dimaksud, semua pihak selain dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan

    teknologi mutakhir, juga dituntut untuk memiliki pengetahuan keagamaan yang

    mendalam, sehingga melahirkan para generasi yang memiliki moralitas yang

    handal, mempunyai etos kerja yang tinggi dan bekerja secara profesional.

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi akan berbuat

    semaksimal mungkin untuk memenuhi tuntutan lokal dan menjawab tantangan

    global dengan meningkatkan kualitas ilmu-ilmu keagamaan, juga dengan

    membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di era

    modernisasi seperti ilmu pengetahuan manajemen, ekonomi, politik, hukum,

    komputer dan keterampilan berbahasa asing, khususnya bahasa Arab dan bahasa

    Inggris.

    Ma’had Al-Jami’ah merupakan suatu lembaga pendidikan dibawah naungan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang dimulai sejak

    tahun akademik 2008/2009. Dalam hal ini Ma’had Al-Jami’ah juga sebagai

    tempat atau wadah penambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

  • 2

    2

    Ma’had Al-Jami’ah juga sebagai Icon Universitas Islam Negri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi karena banyak menghasilkan Mahasantri -Mahasantri

    yang berprestasi dibidang akademik, tidak hanya dibidang akademik saja bahkan

    banyak dibidang lain, dan juga Ma’had Al-Jami’ah menghasilkan kader kader

    umat dalam meneruskan estapet pejuang islam dalam menerapkan amar’ ma’ruf

    nahi mungkar.

    Ma’had Al-Jami’ah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan diantaranya

    adalah pembelajaran bahasa Arab, bahasa Inggris dan Ibadah Praktis, seperti

    pembinaan shalat berjamaah, mulai dari shalat Subuh berjamaah sampai shalat

    Isya’, Mahasantri dituntut untuk melakukan shalat berjamaah pada waktu shalat

    Subuh, Magrib dan Isya’, sedangkan pada waktu Zuhur dan Ashar Mahasantri

    lebih cenderung shalat berjamaah diluar karena aktifitas dan rutinitas kampus.

    Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah terdiri dari berbagai macam jurusan dan

    fakultas di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. dalam hal ini

    Ma’had Al-Jami’ah menyatukan mahasiswa dalam suatu wadah dengan tujuan

    memantapkan ahklak, dan ketakwaan kepada Allah SWT. Mahasantri Ma’had Al-

    Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi bermula dari

    semester awal masuknya di Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi, yang mana Mahasantri terdaftar di Ma’had Al-Jami’ah baik itu jalur

    reguler, khususnya dijalur bidik misi, yang terfokus kepada jurusan yang tertentu,

    bagi Mahasantri yang jalur bidik misi diwajibkan tinggal di Ma’had Al-Jami’ah

    selama satu tahun lamanya, umumnya Ma’had Al-Jami’ah ini menerima

    Mahasantri berbagai fakultas dan jurusan.

    Ma’had Al-Jami’ah didalamnya ada suatu organisasi yang bernama

    La_PASMA (Lembaga Pengurus Ma’had Al-jami’ah) yang didalamnya ada

    disiplin Mahasantri, pengurus Ma’had Al-jami’ah umumnya mahasiswa

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang semester 3 dan

    semester 5 yang terpilih setelah selama setahun menetap di Ma’had Al-Jami’ah.

    Sebutan bagi pengurus Ma’had Al-Jami’ah ialah Mudabbir (asrama putra) dan

    Mudabbiroh (asrama putri). Mudabbir adalah penggerak disiplin Mahasantri yang

  • 3

    3

    mengatur dan mengurus di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah, termasuklah membina

    ibadah praktis bagi Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah.

    Ibadah dilakukan menjadi salah satu media dakwah dan ukhuwah islamiyah

    yang sangat efektif dan merupakan lambang kekuatan umat islam, tentu saja

    keefektifannya tergantung kepada frekuensi pelaksanaan atau pembinaan ibadah

    praktis Mahasantri, artinya pelaksana pembinaan ibadah praktis yang semakin

    baik dan rutin maka akan lebih besar dampaknya bagi pembentukan karakter,

    kebiasaan, dan kerukunan umat muslim khususnya Mahasantri diwilayah Ma’had

    Al-Jami’ah dan sekitarnya. Ibadah merupakan suatu bentuk ketundukan dan

    ketaatan yang mencapai puncaknya sebagai dampak dari rasa peragungan yang

    bersemai dalam lubuk hati seseorang terhadap siapa yang kepada-Nya tunduk.

    Rasa itu lahir akibat adanya keyakinan dalam diri yang beribadah bahwa objek

    yang kepadanya ditujukan ibadah itu memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau

    hakikatnya. Maksimal yang dapat diketahui adalah bahwa yang disembah itu dan

    yang kepadanya tertuju ibadah-Nya adalah dia yang mengusai jiwa raganya,

    namun Dia berada di luar jangkauannya”. Demikian lebih kurang Muhammad

    ‘Abduh menjelaskan arti ibadah ketika mentafsirkan Surah Al-Fatihah. (Shihab,

    1999: 3).

    َِواإِْلنَسِ ِإالهِليَْعبُُدونَوَماَخلَْقُتِاْلِجنه …

    Artinya: “…, Dan aku tidak menciptkan jin dan manusia melainkan supaya

    mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S. Adz-Dzaariyat: 56)

    Ulama besar Ibn Taimiyah dalam bukunya, Al- ‘Ubudiyah, yang berupaya

    menjelaskan cakupan dan bentuk-bentuk ibadah, antara lain menulis “Ibadah

    adalah sebutan yang mencakup segala sesuatu yang disukai dan diridhai Allah

    SWT. Dalam bentuk ucapan dan perbuatan lahir dan bathin, seperti shalat, puasa,

    haji, kebenaran dalam berucap, penunaian amanah, kebaktian kepada ibu dan

    bapak, silahturahmi, dan lain-lain”. (Shihab, 1999: 3).

    Didalam kepengurusan La_PASMA mempunyai sembilan bidang, yaitu

    Keamanan, Ta’lim, Bahasa, Kebersihan dan Kesehatan, Informasi, Pertamanan,

    Koperasi Mahasantri, Dapur dan Perpustakaan, bidang-bidang diatas yang

    berperan dalam keseharian di Ma’had Al-Jami’ah. Dari bidang tersebut yang

  • 4

    4

    mengurus ibadah seperti pembinaan ibadah praktis yaitu bidang Pengajaran

    (Ta’lim) dan bidang Keamanan terkait kegiatan ataupun program-program yang

    ada di Ma’had Al-Jami’ah. Dikarenakan tugas bidang Ta’lim yang mengontrol

    dan membina ibadah praktis maka muddabir juga diikut sertakan saling bekerja

    sama dalam membina Mahasantri untuk berjalannya suatu kegiatan yang

    diterapkan, melainkan bidang ini memiliki beberapa program kerja yang

    dikelolanya, mudabbir asrama yang juga merupakan tugasnya mengurus

    Mahasantri berkaitan dengan kegiatan yang diamanahkan salah satunya dalam hal

    keagamaan dan pembinaan ibadah praktis bagi Mahasantri.

    Berdasarkan grand tour awal yang peniliti lihat di lapangan di Ma’had Al-

    Jami’ah, yang dimana Mahasantri datang dari berbagai daerah dan dari pendidikan

    yang berbeda-beda seperti pendidikan SMA, SMK dan Aliyah dan Pondok

    Pesantren. Mahasantri yang ada di Ma’had Al-Jami’ah SMA 20%, SMK 10%

    Aliyah dan Pondok Pesantren 70 % Mereka yang belum bisa menyesuaikan diri

    dengan teman sesamanya maupun sistem pendidikan yang ada di Ma’had Al-

    Jami’ah maka disini mudabbir sangat berperan aktif dalam kegiatan sehari-hari

    Mahasantri Ma’had Al-Jami'ah. Ma’had Al-Jami’ah ini mempunyai visi dan misi

    untuk mengantarkan Mahasantri yang berintelektual islam, qur’ani dan bertaqwa

    kepada Allah SWT, upaya untuk mewujudkan visi misi tersebut salah satunya

    adalah melalui pembinaan ibadah praktis bagi Mahasantri.

    Salah satu bentuk lain dalam mengupayakan pembinaan ibadah praktis

    tehadap Mahasantri adalah dengan menciptakan buku peraturan (GBHO dan

    GBHK), hal ini untuk lebih menjamin kepastian dan ketertiban kegiatan di

    asrama, serta memberikan pemahaman yang benar kepada mahasantri, dengan

    harapan para Mahasantri mentaati semua peraturan yang telah ditetapkan dan

    mengimplementasikan nila-nilai keagamisan serta menanamkan pembelajaran

    ibadah praktis dengan demikian mereka mencerminkan sikap sebagaimana

    mestinya seorang Mahasantri.

    Seiring berjalanya aktifitas kegiatan di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah,

    seluruh Mahasantri diberikan pembelajaran tentang ibadah praktis yang dibina

    langsung oleh Ustad melalui kepengurusan yang disebut sebagai mudabbir.

  • 5

    5

    Mudabbir diberikan amanah sebagai pemberi layanan yang berkenaan dengan

    seluruh aktifitas Mahasantri di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah, salah satunya

    dalam melaksanakan kegiatan ibadah praktis. Dengan berdirinya Ma’had Al-

    Jami’ah ini diharapkan terwujudnya sentral pemantapan iman dan taqwa, amal

    shaleh, pengembangan ilmu keislaman, dan taqwa islamiyah. Juga agar

    terciptanya pusat memperbaiki akhlak, asrama Ma’had Al-Jami’ah juga sebagai

    wadah terbentuknya intelektual muslim yang alim, dinamis, kreatif dan mandiri.

    Melihat dari latar belakang Mahasantri yang terdaftar ataupun yang

    mendaftarkan diri di Ma’had Al-jami’ah memiliki latar belakang pendidikan yang

    berbeda seperti ada yang dari SMA, SMK, Aliyah, dan Pondok Pesantren. Hal ini

    menjadi alasan bagi penulis untuk membahas tentang “Efektivitas Mudabbir

    Dalam Pembinaan Ibadah Praktis Mahasantri Di Ma’had Al-Jami’ah

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi”

    B. Fokus Penelitian

    Penelitian ini hanya terfokus pada Efektivitas Mudabbir Dalam Pembinaan

    Ibadah Praktis seperti bacaan dalam sholat, wirid, penyelengaraan jenazah dan

    haji serta do’a-do’a yang diajarkan bagi Mahasantri Di Ma’had Al-Jami’ah

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat mengamati

    beberapa masalah dan dapat diangkat menjadi rumusan masalah dalam penelitian

    ini yaitu:

    1. Bagaimana pembinaan mudabbir dalam meningkatkan ibadah praktis

    terhadap Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi?

    2. Bagaimana efektivitas mudabbir dalam pembinaan ibadah praktis terhadap

    Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi?

    3. Apa saja kendala mudabbir dalam membina ibadah praktis terhadap

    Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi?

  • 6

    6

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan,

    mengembangkan, dan membuktikan pengetahuan, secara khusus tujuan penelitian

    ini adalah:

    1. Ingin mengetahui pembinaan mudabbir dalam meningkatkanibadah praktis

    terhadap Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    2. Ingin mengetahui keefektifan mudabbir dalam pembinaan ibadah prakitis

    terhadap Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Ingin mengetahui apa kendala mudabbir dalam membina ibadah praktis

    terhadap Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi.

    Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan

    ini adalah sebagai berikut:

    1. Hasil dari penelitian ini dapat menambah khazanah pengetahuan bagi

    penulis sendiri dan bagi para mahasiswa dan masyarakat, sehingga dapat

    menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

    2. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi mudabbir bidang

    Ta’lim dalam menerapkan pembinaan ibadah praktis.

    3. Hasil penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan

    strata 1 di program studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

  • 7

    BAB II

    KERANGKA TEORI

    A. Kajian Teoritik

    Kajian teoritik yang mendukung penelitian ini adalah yang meliputi masalah

    yang berkenaan dengan efektivitas mudabbir dalam membina ibadah praktis

    terhadap Mahasantri di Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi. Oleh karenanya peneliti akan mengemukakan beberapa

    definisi yanng berkaitan dengan penlitian.

    Peneliti akan mengemukakan beberapa konsep yang berkaitan dengan

    pokok penelitian dengan analisis selanjutnya adapun kerangka teoritik dalam

    penelitian ini yaitu sebagai berikut:

    1. Pengertian Efektivitas

    Efektif adalah ada efeknya, manjur atau mujarab, dapat membawa hasil,

    berhasil guna dan mulai berlaku.Sementara itu pengertian efektivitas memiliki

    pengertian keefektifan adalah keadaan berpengaruh, kemanjuran, keberhasilan dan

    hal mulai berlaku. Agar lebih memahami tentang pengertian efektif maupun

    efektivitas dapat dipahami menurut beberapa ahli , seperti : Efektivitas merupakan

    tercapainya suatu sasaran yang telah ditentukan pada waktunya dengan

    mengunakan sumber-sumber data tertentu yang dialokasikan untuk menjalankan

    kegiatan-kegiatan organisasi tertentu (Siagian, 2012 : 151). Kata efektivitas tidak

    dapat disamakan dengan efisien. karena keduanya memiliki arti yang berbeda

    walupun dalam berbagai penggunaan kata efisien lekat dengan efektivitas.

    Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil,sedangkan

    efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan. Kamus Ilmiah

    populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan pengguna, hasil guna atau

    menunjang tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas,

    yaitu mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal,yaitu mengarah

    kepada pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

  • 8

    Efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah

    didentukan sebelumnya. ( Soewarno, 1988: 16)

    Efektivitas adalah suatu pengukuran terhadap penyelesaian suatu pekerjaaan

    tertentu dalam suatu organisasi (Kumorotomo, 2015: 362).

    Ada aspek-aspek atau indikator efektivitas yang ingin dicapai dalam suatu

    kegiatan. Mengacu pada pengertian efektivitas di atas, berikut adalah beberapa

    aspek tersebut:

    1. Aspek Peraturan/ Ketentuan

    Peraturan dibuat untuk menjaga kelangsungan suatu kegiatan berjalan sesuai

    dengan rencana. Peraturan atau ketentuan merupakan sesuatu yang harus

    dilaksanakan agar suatu kegiatan dianggap sudah berjalan secara efektif.

    2. Aspek Fungsi/ Tugas

    Individu atau organisasi dapat dianggap efektif jika dapat melakukan tugas

    dan fungsinya dengan baik sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu setiap

    individu dalam organisasi harus mengetahui tugas dan fungsinya sehingga dapat

    melaksanaannya.

    3. Aspek Rencana/ Program

    Suatu kegiatan dapat dinilai efektif jika memiliki suatu rencana yang akan

    dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tanpa adanya rencana

    atau program, maka tujuan tidak mungkin dapat tercapai.

    4. Aspek Tujuan/ Kondisi Ideal

    Yang dimaksud dengan kondisi ideal atau tujuan adalah target yang ingin

    dicapai dari suatu kegiatan dengan berorientasi pada hasil dan proses yang

    direncanakan.

    Beberapa pengertian efektivitas diatas, maka disini peneliti ambil

    kesimpulan Efektivitas diartikan sebagai suatu proses pencapaian atau

    penyelesaian yang telah ditetapkan sebelumnya oleh suatu kegiatan atau

    organisasi telah mencapai tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud adalah tujuan

  • 9

    suatu organisasi maka proses pencapaiannya dengan melaksanakan program atau

    kegiatan menurut wewenang, tugas, dan fungsi dari organisasi.

    2. Pengertian Mudabbir

    Mudabbir terdiri dari bahasa arab, yang mana asal katanya adalah Dabbara

    Yudabbiru, artinya; mengatur, memimpin, atau orang yang mengurus dalam suatu

    lembaga pendidikan yang sangat cenderung pada pondok pesantren khususnya di

    Ma’had Al-Jami’ah.

    Mudabbir diistilahkan sebagai pengurus bagi Mahasantri Ma’had Al-

    Jami’ah baik dalam mengontrol, mengawasi dan membina kegiatan Mahasantri

    tersebut, pengurus adalah orang yang mengurus atau sekelompok orang yang

    mengurus dan memimpin perkumpulan. Pengurus salah satu syarat menjalankan

    organisasi. La_PASMA, adalah lembaga pengurus asrama Ma’had Al-Jami’ah

    yang dibentuk sejak tahun 2010-2011 yang berada di Ma’had Al-Jami’ah

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang tidak terkait

    dengan organisasi manapun (Tim penyusun, 2016: 13)

    1) Struktur organisasi La_PASMA terdiri:

    a) Dewan Pelindung.

    b) Dewan Penasehat.

    c) Dewan Pembina.

    d) Dewan Pembimbing.

    e) Pengurus Asrama atau Mudabbir:

    1) Ketua Umum.

    2) Sekretaris Umum.

    3) Bendahara Umum.

    4) Ketua Bidang-Bidang.

    5) Sekretaris Bidang-Bidang.

    6) Bendahara Bidang-Bidang.

    7) Anggota.

    2) Status dan Fungsi La_PASMA

    a) Secara formal La_PASMA berfungsi sebagai wadah pembentukan,

    pembinaan dan pengembangan intelektual, karakter dan mentalitas

  • 10

    Mahasantri yang berada di asrama Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    b) Secara informal La_PASMA berfungsi sebagai pencetak kader ummat

    yang melitan, mandiri dan tanggung jawab.

    c) La_PASMA berfungsi sebagai badan pelaksana pembinaan terhadap

    pengurus dan Mahasantri dari program dasar Ma’had Al-Jami’ah yang

    berada dalam pembinaan Ma’had Al-Jami’ah.

    3) Tujuan dan kegiatan La_PASMA

    a) La_PASMA bertujuan menciptakan suasana yang kondusif bagi

    pengembangan kepribadian mahasantri yang memiliki kemantaban iman

    dan taqwa, keagungan akhlak atau moral, dan kedalaman ilmu

    penegtahuan.

    b) La_PASMA bertujuan menciptakan suasana yang kondusif bagi

    pengembangan kegiatan keagamaan.

    c) La_PASMA membentuk lingkungan bahasa resmi.

    d) Memperkuat rasa persaudaraan, kebersamaan dan persatuan antara

    Mahasantri, Pengurus Dan Asatidz Ma’had Al-Jami’ah.

    e) Membina mentalitas Pengurus Dan Mahasantri untuk mencapai akhlakul

    karimah.

    f) Meningkatkan mentalitas Pengurus Dan Mahasantri yang bertaqwa

    kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu dan bertanggung jawab dalam

    mengamalkan ilmunya serta menghidupkan nilai-nilai keislaman dalam

    masyarakat.

    g) Terciptanya profesionalitas dan intelektualitas yang islami di kalangan

    Pengurus Dan Mahasantri.

    h) Terciptanya lingkungan yang kondusif bagi peningkatan minat bakat

    (Tim penyusun, 2016: 30)

    3. Kewajiban Mudabbir Terhadap Mahasantri

    Mudabbir merupakan Pengurus bagi Mahasantri Ma’had Al-Jamia’ah yang

    sangat bertanggung jawab atas permasalahan bagi Mahasantri, karena mudabbir

    dalam kesehariannya adalah mengontrol kegiatan Mahasantri dilingkungan

  • 11

    Ma’had Al-Jamiah, baik itu mengontrol, mengawasi dan membina belajarnya,

    aktivitas siang dan malam sekaligus kegiatan ibadah praktis.

    Mudabbir memegang peranan penting dan sangat berpengaruh atas

    pendidikan Mahasantri dilingkungan Ma’had Al-Jami’ah karena mudabbir sebagai

    pengayom utama dijadikan sebagai contoh yang baik bagi mahasantri

    dilingkungan Ma’had Al-Jami’ah, yang selalu menegakkan disiplin Mahasantri.

    Pengaruh mudabbir juga sangat besar terhadap Mahasantri, Mahasantri akan

    mengikuti tingkah mudabbir yang menjadikan sebagai Contoh, kalau saja

    mudabbir atau pengurusnya tidak benar, maka yang diikuti ikut tidak benar juga,

    karena mudabbir harus memberikan contoh yang baik atas Mahasantri itu sendiri,

    mudabbir yang tidak disiplin maka Mahasantri ikut tidak disiplin.

    Peran mudabbir sebagai pengurus atau pemimpin bagi Mahasantri Ma’had

    Al-Jami’ah adalah menentramkan dan menghidupkan perdamaian antara sesama

    dilingkungan Ma’had Al-Jami’ah bagi Mahasantri, memberikan pelajaran yang

    baik, menghidupkan disiplin Mahasantri untuk membiasakan diri hidup dengan

    berdisiplin.

    Dengan demikian, mudabbir adalah yang bertanggung jawab dalam

    membina ibadah praktis terhadap Mahasantri dilingkungan Ma’had Al-Jami’ah

    dengan selalu mengawasi, mengontrol, dan memberikan pelajaran yang

    bermanfaat bagi Mahasantri.

    Pengawasan secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi

    mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung

    terwujudnya visi misi organisasi. (Fahmi, 2013: 138).

    Menurut Brantas: Pengawasan ialah proses pemantauan, penilaian, dan

    pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan

    korektif guna penyempurnaan lebih lanjut. (Fahmi, 2013: 138).

    4. Pengertian Membina

    Membina memiliki kata dasar bina, yang berarti membangun, membentuk,

    mendirikan, menyelenggarakan, memupuk, membina adalah penyempurnaan

    proses, cara, perbuatan membina, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan

    secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Seperti

  • 12

    pembinaan watak, berarti pembinaan watak manusia sebagai pribadi dan makhluk

    sosial melalui pendidikan dikeluarga, sekolah, organisasi, pergaulan, ideoligi, dan

    agama. (Tim Penyusun, 2016: 193).

    Agar dapat lebih memahami mengenai pengertian membina, dapat dipahami

    dari pendapat para ahli, diantaranya yaitu menurut Pamudji, S

    (1985:7)mengatakan bahwa: Membina berasal dari kata bina yang berarti sama

    dengan bangun, jadi membina dapat diartikan sebagai kegunaan yaitu merubah

    sesuatu sehingga menjadi baru yang memiliki nila-nilai yang tinggi, dengan

    demikian membina juga mengandung makna sebagai pembaharuan yaitu

    melakukan usaha-usaha untuk membuat sesuatu menjadi lebih sesuai atau cocok

    dengan kebutuhan dan menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Membina adalah mengusahakan

    supaya lebih baik, maju dan sempurna. (Anonim, 1988: 193).

    Berhubungan dengan hal tersebut membina juga memiliki peran penting

    dalam meningkatkan spirit maupun keinginan guna memacu dan menumbuhkan

    semangat dalam mengerjakan suatu aktifitas yang sifatnya mengatur.

    Kemudian dijelaskan juga bahwa “Membina adalah suatu usaha yang

    dilakukan dengan sadar, terencana, teratur dan terarah untuk meningkatkan sikap

    dan keterampilan anak didik dengan tindakan-tindakan, pengarahan,

    pembimbingan dan pengembangan, stimulasi dan pengawasan untuk mencapai

    suatu tujuan”. Sedangkan menurut psikologi, membina dapat diartikan sebagai

    upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau

    menjaga keadaan sebagaimana seharusnya. (http//www.onlinesyari’ah.com

    Diakses 15 april 2014).

    Membina dipercayai sebagai suatu kekuatan untuk menghasilkan aktifitas

    yang baik serta sesuai dengan perubahan. Dalam hal ini lebih menjabarkan

    pembinaan mahasantri yang dilakukan oleh lembaga pengurus asrama Ma’had Al-

    Jami’ah dalam menerapkan berbagai aktifitas yang dikerjakanya. Penerapan

    membina yang dilaksanakan oleh lembaga pengurus asrama Ma’had Al-Jami’ah

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi diharapkan dapat

    memberikan peningkatan dalam suatu wadah yang lebih baik sesuai dengan

  • 13

    ketentuan efisiensi dan efektivitas yang sesuai serta dikerjaan oleh Mahasantri itu

    sendiri. Menurut Rochman Natawidjaja (1972). Didalam buku “Bimbingan

    Pendidikan Dalam Pesantren Pembangunan”, ia mendifinisikan, Membina di

    pesantren adalah proses pemberian bantuan kepada murid/santri, dengan

    memperhatikan murid/santri itu sebagai individu dan mahkluk sosial serta

    memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu, agar murid/santriitu dapat

    membuat tahap maju seoptimal mungkin dalam proses perkembangannya dan agar

    ia dapat menolong dirinya, menganalisis dan memecahkan masalah-masalahnya,

    semuanya itu demi memajukan kebahagiaan hidup, terutama ditekankan pada

    kesejahteraan mental (Mastuki, Dkk, 2013: 125).

    Berdasarkan beberapa keterangan diatas dapat peneliti pahami bahwa

    membina adalah suatu rencana, usaha, dan tindakan yang dilakukan untuk

    membantu suatu proses yang sedang berlangsung agar yang dibina menjadi baik

    dan semakin sempurna sesuai dengan apa yang diharapkan dalam mencapai suatu

    tujuan dan maksud tertentu, seperti membina ibadah praktis bagi Mahasantri

    Ma’had Al-Jami’ah, berarti melakukan suatu usaha upaya dan tindakan

    bagaimana para Mahasantri agar melaksanakan ibadah-ibadah praktis yang telah

    ditetapkan oleh pihak mudabbir dan aturan di Ma’had Al-Jami’ah.

    5. Pengertian Ibadah Praktis

    Secara umum ibadah memiliki arti segala sesuatu yang dilakukan manusia

    atas dasar patuh terhadap pencipta-Nya. Ibadah menurut bahasa (etimologis)

    diambil dari kata ta’abbud yang berarti menundukan dan mematuhi. Di dalam Al-

    Qamus ibadah menurut bahasa ialah al-‘abdiyah, al-‘ubudiyah berarti ketaatan.

    Ibadah dalam bahasa arab berasal dari kata ‘abda’ yang berarti menghamba. Jadi,

    menyakini bahwasanya dirinya hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki

    keberdayaan apa-apa sehingga ibadah bentuk taat dan hormat kepada tuhan-Nya.

    Sedangkan praktis yaitu berdasarkan praktik, mudah dan senang memakainya

    (menjalankan dan sebagainya).

  • 14

    .…َواْعبُُدواِهللاََِوالَتُْشِرُكواِبِِهَِشْيئًا

    Artinya “ Beribadahlah kamu kepada Allah (Esakan olehmu akan

    Allah) dan jangan lah kamu menyekutukan sesuatu dengan Dia”…(Q.S. An-Nisa’

    (4):36)

    الدعاءِهوِالعبادة

    Artinya “Do’a adalah sesuatu yang sangat mendasar dalam ibadah (tauhid)”.

    (H.R. Bukhori).

    Sedangkan menurut jumhur ulama’, ibadah adalah: “ibadah adalah nama

    yang mencangkup segala sesuatu yang disukai Allah dan yang diridhai-Nya, baik

    berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun diam-diam”.

    (http://seputarpengertian.blogspot.com/pengertian-ibadah-serta-fungsi-dan-

    jenisnya. Diakses pada tanggal 10 April 2019)

    Jadi dari bahasan pengertian ibadah praktis yang dijelaskan diatas maka

    peneliti mengambil kesimpulan yang dimana ibadah praktis adalah sesuatu yang

    mencakup segala perkataan, perbuatan yang Allah SWT perintahkan dan diridhoi-

    Nya dan dikerjakan setiap hari serta dilakukan secara mudah dan praktis.

    6. Pengertian Mahasantri

    Santri adalah orang yang menuntut ilmu agama di pasantren dan lebih

    banyak bertempat tinggal disana (syuropati, 2015: 230). Mahasiswa orang yang

    terdaftar dan menjalani pendidikan pada perguruan tinggi (Tim Penyusun, 2016:

    906).

    Mahasantri orang yang belajar diperguruan tinggi dan tinggal di asrama

    Ma’had Al-Jami’ah selanjutnya dinamakan Mahasantri (Tim Penyusun, 2016: 15)

    dengan adanya penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa Mahasantri

    adalah yang dipakai untuk gelar anak tersebut yang sudah menduduki bangku

    kuliahan atau yang sederajat dengannya yang statusnya tinggal di asrama Ma’had

    Al-Jami’ah. Sedangkan santri dipakai untuk menengah atas kebawah.

    7. Asrama (Ma’had Al-Jami’ah)

    Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk

    sementara waktu, terdiri dari sejumlah kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala

    asrama (Tim Penyusun, 2016: 95).

    http://seputarpengertian.blogspot.com/pengertian-ibadah-serta-fungsi-dan-jenisnyahttp://seputarpengertian.blogspot.com/pengertian-ibadah-serta-fungsi-dan-jenisnya

  • 15

    Asrama adalah suatu tempat penginapan yang ditujukan untuk anggota suatu

    kelompok, umumnya muri-murid sekolah/ mahasiswa. Asrama biasanya

    merupakan sebuah bangunan dengan kamar-kamar yang dapat ditempati oleh

    beberapa penghuni di setiap kamarnya. Para penghuninya menginap di asrama

    untuk jangka waktu yang lebih lama daripada dihotel atau losmen. Alasan untuk

    memilih menghuni sebuah asrama bisa berupa tempat tinggal asal sang penghuni

    yang terlalu jauh, maupun untuk biayanya yang terbilang lebih murah

    dibandingkan bentuk penginapan lainnya, misalnya apartemen.

    Selain itu banyak sekolah dan perguruan tinggi di indonesia yang memiliki

    asrama. Salah satunya adalah asrama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi, contoh lainnya adalah asrama ITS, asram UI, asrama UGM,

    asrama UB dan lain sebagainya.

  • 16

    B. Studi Relevan

    Penelitian relevan merupakan penelitian yang hampir serupa dilakukan oleh

    penelitian lain relevan dengan masalah yang diteliti. oleh sebab itu, dikemukakan

    beberapa penelitian lain yang pernah dilakukan berikut ini:

    1. Sri Wahyuni, 2011 Dengan Judul Pembinanaan Guru Dalam meningkatkan

    Ibadah Bagi Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 3 Muaro Jambi. Penelitian

    ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran guru dalam pendidikan

    ibadah shalat berjama’ah di Madrasayah Aliyah Negeri 3 Muaro Jambi,

    untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan guru dalam

    membina shalat berjamaah bagi siswanya, serta mengetahui kendala-kendala

    apa saja yang dialami guru dalam membina shalat berjamaah bagi siswanya.

    Dari kajian skripsi diatas dan penelitian penulis membahas tentang

    efektivitas mudabbir dalam membina ibadah praktis bagi Mahasantri Ma’had Al-

    Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memiliki

    kesamaan pada kajian dalam ibadah. Akan tetapi pada setting dan isi kajiannya

    memiliki perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian saya adalah yang diteliti

    mahasiswa Universitas Islam Negeri Suthan Thaha Saifuddin Jambi yang tinggal

    di Ma’had Al-Jami’ah yang disebut mahasantri. Sedangkan sri wahyuni siswa

    Madrasyah Aliyah.

    2. Ahmad Nur Santo tahun 2011, penelitiannya mengenai menanamkan

    kegemaran shalat pada anak dalam lingkungan keluarga. Penelitian dalam

    skripsi ini dilatar belakangi oleh sebuah fenomena bahwa di masyarakat

    masih banyak ditemukan muslim yang meninggalkan kewajiban shalat,

    padahal shalat bukan hanya kewajiban tetapi juga kebutuhan karena itu

    orang tua dituntut mendidik anaknya agar mau melaksanakan perintah shalat

    dan terlebih memiliki kegemaran dalam melaksanakannya.

    Dari kajian skripsi diatas dan penelitian penulis membahas efektivitas

    mudabbir dalam membina ibadah praktis bagi Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memiliki kesamaan

    terhadap kajian tentang shalat, akan tetapi penelitian penulis fokus kepada shalat

  • 17

    berjamaah dan hanya saja setting dan isi kajiannya memiliki perbedaan yang

    signifikan, dalam penelitian saya lebih menekankan pada pembinaan shalat

    berjamaah, Ahmad Nur Santo adalah keluarga harus menanamkan kegemeran

    shalat pada anak.

    3. Amalia Tusalliha tahun 2011, penelitiannya mengenai pembinaan orang tua

    membiasakan ibadah-ibadah praktis kepada anak. Penelitian dalam skripsi

    ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena bahwa anak anak usia akhil baliq

    belum membiasakan ibadah-ibadah dengan kurangnya perhatian orang tua

    yang sibuk bekerja sehingga sedikit bimbingan dan arahan terhadap anak

    untuk beribadah khususnya bab shalat, pada anak usia 7-10 tahun sudah

    wajib dibina dan harus dipukul jika tidak melaksanakan ibadah shalat.

    Dari kajian skripsi diatas dan penelitian penulis membahas tentang

    efektivitas mudabbir dalam membina ibadah praktis bagi mahasantri. Memiliki

    kesamaan terhadapa kajian tentang shalat, hanya saja setting dan isi kajiannya

    memiliki perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian saya lebih kepada kajian

    tentang ibadah praktis yang dibina oleh para mudabbir Ma’had Al-Jami’ah

    sedangkan Amalia Tusalliha mengkaji ibadah praktis yang dibina oleh orang tua.

  • 18

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian

    Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut

    pandang pendidikan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data

    wawancara, observasi dan dokumentasi. Disebut kualitatif karena sifat data yang

    dikumpulkan dianalisis secara kualitatif bukan dengan kuantitatif yang

    menggunakan alat ukur tertentu.

    Menurut Miles Dan Huberman, (1986) Megungkapkan Bahwa, Analisis

    data kualitatif tentang mempergunakan kata-kata yang selalu disusun dalam

    sebuah teks yang diperluas atau dideskripsikan. pada saat memberikan makna

    pada data yang dikumpulkan, maka penulis menganalisis dan menginterpretasikan

    data. Karena penelitian bersifat kualitatif, maka analisis data berlangsung mulai

    dari awal penelitian sampai penelitian berakhir yang dituangkan dalam laporan

    penelitian yang dilakukan secara simultan dan terus menerus. Selanjutnya

    interpretasi atau penafsiran data dilakukan dengan mengacu kepada rujukan

    teoritis yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan. (Iskandar, 2008:

    221).

    Penggunaan pendekatan kualitatif ini, maka pada prosesnya digunakan

    metode-metode dan teknik teknik penelitian sesuai pendekatan kualitatif.

    penelitian ini berupaya mendeskripsikan secara utuh efektivitas mudabbir dalam

    pembinaan ibadah praktis terhadap mahasantri di Ma’had Al-Jami’ah Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    1) Setting Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro

    Jambi. pemilihan Ma’had Al-Jami’ah tersebut sebagai tempat penelitian,

    didasarkan atas pemikiran bahwa fokus permasalahan penelitian yang akan

    menjadikan objek ini relevan dengan keadaan pokok permasalahan penelitian ini.

  • 19

    Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa

    pertimbangan, yaitu:

    a) Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga

    maupun efisiensi waktu.

    b) Sistuasi sosial sebelum mendapatkan izin formal, memasuki lokasi ini

    peneliti telah mengadakan komunikasi informal dengan pihak Ma’had

    Al-Jami’ah sehingga dapat izin secara informal.

    c) Waktu penelitian yang dilakukan peneliti di Ma’had Al-Jami’ah adalah

    dari tanggal 21 Desember 2019 sampai 21 Maret 2020.

    2) Subjek Penelitian

    Subjek penelitian dilingkungan Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang dijadikan subjek penelitian adalah:

    a) Kemahasantrian ma’had al-jami’ah

    b) Ustad dan ustazah

    c) Mudabbir

    d) Mahasantri

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    a) Data Primer

    Data primer adalah berupa data teks hasil wawancara dan diperolehkan

    melalui wawancara dengan informan yang dijadikan sampel dalam penelitiannya,

    data dapat direkam atau di catat oleh peneliti (Iskandar, 2009: 118) dalam hal ini

    yang dimaksud adalah data yang diproleh langsung dari sumber data.

    Data primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data

    tentang:

    1) Pembinaan mudabbir dalam meningkatkan ibadah praktisterhadap

    Mahasantri Ma’had Al-Jami’ahUniversitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi

  • 20

    2) Efektivitas mudabbir dalam pembinaan ibadah prakitis terhadap

    Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    3) Kendala mudabbir dalam membina ibadah praktis terhadap Mahasantri

    Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    b) Data Sekunder

    Data sekunder ialah berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat

    diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan,

    (Iskandar, 2009: 119) data sekunder merupakan data yang diproleh atau

    dikumpulkan oleh orang yangmelakukan penelitian dari sumber-sumber yang

    telah ada, seperti melalui dokumen atau memanfaatkan informasi orang lain.

    Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai

    gambaran umum Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi:

    1) Historis dan geografis.

    2) Struktur organisasi.

    3) Keadaan dosen, pengurus asrama dan mahasantri.

    4) Keadaan sarana dan prasarana.

    5) Buku peraturan Ma’had Al-Jami’ah.

    6) Dokumen yang bersangkutan.

    2. Sumber Data

    Sumber data adalah dimana data dapat diperoleh. Apabila penelitian

    menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka

    sumber data tersebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab

    pertanyaan tertulis maupun lisan. (Moleong, 2016: 157).

    Sumber data disini merupakan subjek dari mana data dapat diproleh, sumber

    data dapat berupa orang, proses dan dokumentasi, photo kegiatan, arsip

    dokumentasi yang berhubungan dengan efektivitas mudabbir dalam pembinaan

    ibadah praktis terhadap mahasantri di Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, sumber data dalam penelitian ini adalah:

  • 21

    a) Kemahasantrian Ma’had Al-Jami’ah.

    b) Devisi ibadah.

    c) Ustadz.

    d) Mudabbir.

    e) Mahasantri.

    f) Arsip/dokumentasi.

    g) Peristiwa/kejadian.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling stategis dalam

    penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa

    mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

    yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2014: 231). Untuk

    mendapatkan data yang dibutuhkan, metode pegumpulan data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1) Observasi

    Metode observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan

    pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indra. (Arikunto,

    2010: 156).

    Observasi dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang

    disiapkan untuk memudahkan dan membantu peneliti dalam memperoleh data.

    Panduan tersebut dikembangkan dan diperbaharui selama penulis berada dilokasi

    penelitian:

    Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    observasi non partisipan, yang mana peneliti tidak melibatkan diri secara langsung

    dalam lingkungan penelitian mengenai efektivitas mudabbir dalam membina

    ibadah praktis terhadap mahasantri Ma’had Al-Jami’ah yang meliputi:

    a) Pembinaan mudabbir dalam meningkatkanibadah praktis terhadap

    Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi

  • 22

    b) Efektivitas mudabbir dalam pembinaan ibadah prakitis terhadap

    Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    c) Kendala mudabbir dalam membina ibadah praktis terhadap Mahasantri

    Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    2) Wawancara

    Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian

    ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

    diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

    mendalam. Teknik pengumpulan ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

    sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

    keyakinan pribadi (Sugiyono, 2014: 231).

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara itu

    dilakukan oleh dua pihak, yaitu: pewawancara (Interviewer) yang mengajukan

    pertanyaan dan terwawancara (Interviewee) yang memberikan jawaban atas

    pertanyaan itu. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

    terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.

    1. Wawancara terstruktur

    Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

    peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang

    akan diperoleh. Oleh karena itu dalam wawancara, peneliti telah menyiapkan

    instrument penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternative jawabanyapun

    sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi

    pertanyaan yang sama dan peneliti mencatatnya.

    2. Wawancara tidak terstruktur

    Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti

    tidak mengunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

    lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

    berupa garis-garis besar pertanyaan.

  • 23

    Disini peneliti mengunakan wawancara tidak terstruktur sebagai instrumen

    pelengkap observasi untuk mengumpulkan data dari kemahasantrian Ma’had Al-

    Jami’ah, ustadz, mudabbir asrama dan mahasantri di Ma’had Al-Jami’ah seperti:.

    a) Pembinaan mudabbir dalam meningkatkan ibadah praktis terhadap

    Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi

    b) Efektivitas mudabbir dalam pembinaan ibadah prakitis terhadap

    Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    c) Kendala mudabbir dalam membina ibadah praktis terhadap Mahasantri

    Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    3) Dokumentasi

    Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel-

    variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

    notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274).Dokumen

    merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berebntuk tulisan,

    gambar, karya-karya monumental dari seseorang dokumen merupakan pelengkap

    dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif

    (Sugiyono, 2014: 240). Dokumentasi penulis gunakan sebagai instrumen utama

    untuk memproleh semua data-data yang berhubungan dengn gambaran umum

    ma’had al-jami’ah seperti:

    a) Historis dan geografis Ma’had Al-Jami’ah.

    b) Struktur organisasi Ma’had Al-Jami’ah.

    c) Keadaan dosen, ustad, ustazah dan mahasantri Ma’had Al-Jami’ah.

    d) Keadaan sarana dan prasarana Ma’had Al-Jami’ah.

    e) Buku peraturan Ma’had Al-Jami’ah.

    E. Teknis Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

    yang diproleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

    cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

  • 24

    melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

    yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

    diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2014: 244)

    Untuk menganalisa berbagai data yang diperoleh, maka dari itu penelitian

    menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

    1) Analisis Domain

    Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memproleh gambaran

    yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek

    penelitian. Data diproleh dari grand tour dan minitior question. Hasilnya berupa

    gambaran umum tentang obyek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah

    diketahui. Dalam analisis ini informasi yang diproleh belum mendalam masih

    dipermukaan,namun menemukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial

    yang diteliti (Sugiono, 2014: 256).

    2) Analisis Taksonomi

    Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan domain-

    domain atau kategori dari situasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang

    dipilih oleh peneliti dan selnjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu

    diperdalam lagi melalui pengumpulan data lapangan. Pengumpulan data dilakukan

    secara terus menerus melalui pengamatan, wawancara mendalam dan

    dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi banyak. Oleh karena itu pada

    tahap ini diperlukan analisis lagi yang disebut dengan analisis taksonomi

    (Sugiono, 2014: 261)

    3) Analisis Komponensial

    Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam

    domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki

    perbedaan atau yng kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan

    dokumentasi yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat

    triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap

    elemen akan dapat ditemukan (Sugiono, 2014: 264).

    F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

  • 25

    Didalam teknik ini menggunakan tringulasi yaitu teknik pemeriksaan

    keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk

    keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Triangulasi

    sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

    penyidik, dan teori (Meolong, 2016: 330).

    Triangulasi dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek balik

    derajat kepercayaan atau informasi yang diproleh melalui waktu dan alat yang

    berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan:

    1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

    2) Membandingkan apayang dikatakan apa yang dikatakan orang didepan

    umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

    3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

    dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

    4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

    pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan

    menengah atau tinggi, orang kaya, pemerintahan.

    5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

    berkaitan (Sugiono, 2014: 273).

    Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: pertama, pengecekan

    derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan

    data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

    metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik memanfaatkan peneliti atau

    pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data

    atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis

    lainnya. Sedangkan, triangulasi dengan teori dapat dilakukan dengan dua cara

    yaitu secara induktif dan secara logika (Sugiono, 2014: 141).

    Teknik triangulasi jenis penyidik ini ialah dengan jalan memanfaatkan

    peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat

    kepercayaan data.Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi

  • 26

    kemelencengan dalam pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim

    penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara lain ialah

    membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya.

    Triangulasi dengan teori, berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat

    diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. (Meolong, 2016:

    330)

    Berdasarkan teknik triangulasi diatas tersebut, maka dimaksud untuk

    mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh dilapangan tentang

    Efektivitas Mudabbir Dalam Membina Ibadah Praktis Terhadap Mahasantri

    Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dari

    sumber hasil observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi sehingga dapat

    dipertanggung jawab keseluruhan data yang diproleh di lapangan dalam penelitian

    tersebut.

  • 27

    G. Jadwal Penelitian

    Untuk memudahkan penelitian dalam melakukan penelitian dilapangan,

    maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal

    penelitian sebagai:

    Tabel III.1

    Jadwal Penelitian.

    No

    Kegiatan

    2019 2020

    Oktober November Desember Januari Februari

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pengajuan

    Judul

    X

    2 Pembuatan

    Proposal

    X

    3 Perbaikan

    Proposal dan

    Seminar

    X X

    4 Surat Izin

    Riset

    X X

    5 Pengumpulan

    Data

    X

    6 Pengolahan

    dan Analisis

    Data

    X

    7 Pembuatan

    Laporan

    X

    8 Bimbingan

    dan

    Perbaikan

    X X

    9 Agenda dan

    Ujian Skripsi

    X

    X

    10 Perbaikan

    dan

    Penjilidan

    X

    X

  • 28

    BAB IV

    TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum

    1. Historis

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai perguruan

    tinggi agama terbesar di propinsi Jambi diharapkan mampu memberikan layanan

    yang bermutu kepada penggunanya, sehingga dapat meningkatkan mutu layanan

    pendidikan, peningkatan kualitas lulusan, serta peningkatan kiprah lulusan atau

    alumni Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi di tengah-tengah

    masyarakat.

    Pentingnya pengembangan kualitas Ma’had Al-Jami’ah dirasakan karena

    selama ini kemampuan bahasa asing bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi belum menunjukkan hasil yang menggembirakan,

    salah satu faktornya adalah karena pengelolaan bahasa asing belum dilakukan secara

    maksimal. Dengan melihat kondisi obyektif inilah yang menjadi keprihatinan semua

    pihak, khususnya umat Islam. Oleh karena itu, pimpinan Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang saat itu menjabat sebagai rektor adalah Bapak

    Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd bertekat untuk mengupayakan secara optimal

    mengembalikan citra bahwa propinsi Jambi merupakan salah satu sentral pencetak

    kader-kader ulama.

    Upaya ke arah itu telah dirumuskan melalui beberapa langkah strategis, di

    antaranya dengan membentuk suatu lembaga dengan program kekhususan yang

    bersifat kurikuler, yaitu Program Ma’had Al-Jami’ah yang dimulai sejak tahun

    akademik 2008/2009. (Dokumentasi,Ma’had Al-Jami’ah tahun 2020).

    Untuk mewujudkan layanan tersebut, maka upaya pengembalian pencitraan

    lembaga, pendidikan yang tertua dan sangat monumental, peningkatan moralitas dan

    akhlak bangsa, pembinaan dasar yang kuat terhadap agama, bahasa Arab dan bahasa

    Inggris, teknologi dan budaya, serta peningkatan daya saing Perguruan Tinggi

  • 29

    menuju kompetisi sumber daya manusia, kelembagaan, maka Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi haruslah didukung oleh tersedianya lembaga

    studi sebagai pendukung terciptanya mutu pendidikan yang unggul dan dapat menjadi

    pelopor pendidikan.

    Dalam mewujudkan keinginan dimaksud, maka salah satu lembaga studi yang

    dianggap relevan dan dapat meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan

    mendirikan Ma’had Al-jami’ah di lingkungan Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi, lembaga Ma’had Al-Jami’ah ini diharapkan dapat berperan

    efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi

    kemampuan berbahasa asing (Arab dan Inggris). Dan pendalaman kompetensi basic

    agama bagi mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. (Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun 2020).

    Adapun yang menjadi dasar hukum pelaksanaan Ma’had Al-Jami’ah ini adalah :

    1. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

    2. Undang-undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen.

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan

    4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi

    5. Surat Keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia tentang Statuta

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. (Dokumentasi,

    Ma’had Al-Jami’ah tahun 2020).

    Yang menjadi alasan dibentuknya Program Ma’had Al-Jami’ah Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi antara lain:

    Pertama, menjawab tuntutan lokal dan tantangan global. Disadari bahwa pada

    awal dekade delapan puluhan telah tumbuh dan berkembang lembaga pendidikan

    agama tingkat menengah atas seperti Madrasah Aliyah Negeri atau Swasta dan

    Pondok Pesantren dengan berbagai coraknya, ”Tradisional dan Modern”. Namun

    keberadaan kedua model lembaga pendidikan tersebut dengan berbagai perubahan

    materi yang diajarkan berdampak pada kelulusan yang keilmuannya tidak mendalam.

    Berbeda dengan lembaga yang pernah diperankan oleh lembaga-lembaga pendidikan

  • 30

    sejenis pada masa sebelumnya. Kendala itu berimplikasi terhadap semakin langkanya

    figur ulama yang memenuhi kualifikasi sebagai panutan umat, sekaligus sebagai

    tokoh terkemuka di bidang agama, khususnya untuk wilayah propinsi Jambi.

    Di sisi lain, lembaga-lembaga pendidikan umum maupun agama memang

    mampu mencetak sarjana-sarjana muslim yang mahir dan menguasai ilmu

    pengetahuan kontemporer maupun teknologi modern, namun tidak didukung dengan

    ilmu-ilmu keislaman yang mendasar dan memadai, sehingga tidak mampu membuat

    keselarasan dan keseimbangan antara tuntutan kemajuan zaman dan prinsip ajaran

    agama. Konsekuensinya, gagasan, pemikiran dan solusi yang mereka tawarkan dalam

    pemecahan berbagai permasalahan umat tidak mempunyai pijakan yang kuat dari

    kaidah-kaidah keagamaan.

    Dalam kompleksitas inilah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi merasa terpanggil dan ikut bertanggung jawab untuk menemukan solusi yang

    tepat bagi pemecahan masalah dimaksud dengan mencetak kader–kader yang

    memiliki basis ilmu–ilmu keagamaan tradisional dan menguasai ilmu pengetahuan

    kontemporer secara seimbang.

    Untuk itu Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi akan

    melakukan pendekatan-pendekatan yang bersifat multi disipliner agar melahirkan

    ulama-ulama yang intelek profesional atau intelek profesional yang ulama.

    Selain berkiprah di bidang pendidikan tinggi, Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi juga tidak terlepas dari tantangan globalisasi yang ditandai

    dengan semakin kompleksnya masalah kehidupan umat dewasa ini dan munculnya

    tantangan kehidupan masa depan. Tantangan dimaksud telah meniscayakan

    Universitas Islam Negeri Sulthan untuk eksis dan memerankan diri sebagai salah satu

    lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam yang mampu berdiri sejajar dengan

    lembaga Pendidikan Tinggi lainnya dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

    sebagai pusat peradaban Islam.

    Hal itu mungkin saja dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas program

    pengajaran di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, juga dengan

  • 31

    melakukan kerja sama dalam berbagai kegiatan akademik dan non akademik dengan

    beberapa lembaga pendidikan tinggi lainnya, baik yang berskala nasional maupun

    internasional.

    Sejalan dengan tuntutan era globalisasi yang ditandai dengan semakin tingginya

    kompetisi dalam berbagai lapangan kehidupan, penguasaan ilmu pengetahuan dan

    keterampilan mutlak diperlukan. Dalam keikutsertaan kompetisi dimaksud, semua

    pihak selain dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, juga

    dituntut untuk memiliki pengetahuan keagamaan yang mendalam, sehingga

    melahirkan para generasi yang memiliki moralitas yang handal, mempunyai etos

    kerja yang tinggi dan bekerja secara profesional.

    Dalam hal ini Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi akan

    berbuat semaksimal mungkin untuk memenuhi tuntutan lokal dan menjawab

    tantangan global dengan meningkatkan kualitas ilmu-ilmu keagamaan, juga dengan

    membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di era modernisasi

    seperti ilmu pengetahuan manajemen, ekonomi, politik, hukum, komputer dan

    keterampilan berbahasa asing, khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris.

    Kedua, bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai sumber keilmuan. Penguasaan

    bahasaArab dan bahasa Inggris bagi mahasiswa sebuah perguruan tinggi merupakan

    prasyarat mutlak dalam pengkajian ilmu-ilmu keislaman maupun umum. Terkait

    dengan hal itu, sebagian besar mahasiswa yang masuk ke Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi berasal dari tamatan Madrasah Aliyah Negeri/Swasta

    dan Pondok Pesantren maupun sekolah umum yang pada umumnya kualifikasi

    kemampuan mereka di bidang bahasa Arab maupun bahasa Inggris belum memadai

    dan kurang menggembirakan, hal ini berimplikasi pada rendahnya kemampuan

    mereka dalam mempelajari dan menguasai ilmu-ilmu keislaman maupun umum dari

    sumber-sumber asalnya secara langsung dalam menyelesaikan jenjang pendidikan S1

    di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. (Wawancara Dengan

    Libra Khusayni Selaku Kemahasantrian, 2020)

  • 32

    Fenomena ini pada dasarnya sudah terdeteksi dari awal penerimaan mahasiswa,

    di mana sebagian besar calon mahasiswa mengalami kesulitan dalam menjawab ujian

    bahasa Arab dan bahasa Inggris. Dengan demikian, dalam pengembangan Universitas

    Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ke depan, hal ini dianggap sebagai

    persoalan yang krusial yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus sebagai

    daya peningkatan mutu pengajaran secara umum.

    Berdasarkan kedua tuntutan di atas, juga dengan melihat banyaknya gedung

    kampus Telanai yang kosong dapat dijadikan asrama sementara yang dapat

    menampung kurang lebih 1000 orang mahasiswa baru, maka pada tanggal 1

    September 2007 terbentuklah kepengurusan Program Ma’had Al-Jami’ah melalui

    surat keputusan rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    nomor: IN/12/R/SK/HM.01/2257. Dengan demikian Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memandang bahwa pendirian Ma’had Al-Jami’ah

    dirasakan sangat urgen untuk merealisasikan semua program kerjanya secara integral

    dan sistematis sejalan dengan visi dan misi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi. (Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun 2020)

    2. Visi, Misi, dan Tujuan Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    1. Visi

    Visi Ma’had Al-jami’ah adalah terciptanya sentral pemantapan iman dan taqwa

    sebagai wadah terbentuknya intelektual yang dinamis, kreatif dan inovatif.

    2. Misi

    a. Mengantarkan mahasiswa agar memiliki kemantapan aqidah, akhlak mulia,

    keluasan ilmu dan keterampilan social.

    b. Memberikan keterampilan berbahasa Arab dan Inggris.

    c. Memperdalam Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar.

    3. Tujuan

    a. Terwujudnya suasana yang kondusif bagi kegiatan keagamaan

  • 33

    b. Terciptanya suasana yang kondusif bagi pengembangan kepribadian yang

    memiliki kemantapan iman dan takwa, keagungan akhlak, dan kedalaman

    ilmu pengetahuan.

    c. Terbentuknya bi’ah lughawiyah dan language environment (lingkungan

    berbahasa Arab dan Inggris).

    d. Terwujudnyasarana dan prasaranaserta suasana yang kondusif bagi

    pengembangan minat dan bakat.

    e. Terciptanya pola pengelolaan yang efektif dalam membaca, memahami dan

    menghafal Al-Qur’an. (Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun 2020)

    3. Lokasi Ma’had Al-jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi

    Ma’had Al Jamiah adalah suatu lembaga pendidikan yang dikelola oleh sebuah

    lembaga perguruan tinggi Islam yang ada di provinsi Jambi. Ma’had Al-jamiah

    terletak di kawasan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yaitu

    Mahasantri putra berada di kampus Simpang Sungai Duren sedangkan Mahasantri

    putri di kawasan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi kampus

    Telanaipura.

  • 34

    4. Pengelola Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulhan Thaha

    Saifuddin Jambi

    A. Struktur Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi Tahun 2019-2020 Struktur Organisasi

    (Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun 2020)

    DEVISI KEMAHASANTRIAN

    LIBRA KHUSYAINI, S.IP

    DEVISI AKADEMIK

    H. ZULFADLI, LC

    DEVISI TAHFIZ

    SITI PATIMAH, LC

    REKTOR

    PROF. DR. H. SU’AIDI. MA. P.hD

    ppPPh.D

    MUDIR

    DRS.LAHMUDIN, M.Ag

    SEKRETARIS

    H.ABU MANSHUR M ,LC,M.HI

    BENDAHARA

    NUR HASANAH,S.SY

    STAF SEKRETARIS

    ROHANA, S.PD.I

    STAF KEMAHASANTRI AN

    SHELVI ANNISA Nst, S.PD.I

    STAF AKADEMIK

    HENDRA M.PD.I

    STAF TAHFIZ

    ARDIANSAH S.HUM

    STAF AKADEMIK

    KHOLIKUL ROZIK, LC

    DEVISI IBADAH

    H.BAKRI HUSEIN, LC

    DEVISI UMUM

    M. KAILANI M.Ud

    STAF UMUM

    ANDES SAPUTRA SE.SY

    DEVISI IT

    SHINTAWATI, M.Pd.I

  • 35

    B. Unsur Organisasi Ma’had Al-Jami’ah beserta tugasnya

    Mengacu pada Surat Keputusan rektor No:in.08/R/SK/KP.07.6/2256/2013,

    tentang pengurus Ma’had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi, maka struktur Ma’had terdiri dari: (Dokumentasi, Ma’had Al-

    Jami’ah tahun 2020).

    1) Pelindung, adalah Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi yang bertugas menetapkan garis-garis besar pengelolaan Ma’had

    sehingga Ma’had menjadi bagian yang integral dari sistem akademik institut.

    2) Pembina, adalah para wakil Rektor (WR) yang bertindak sebagai supervisor

    dan evaluator terhadap kinerja pengurus Ma’had secara keseluruhan.

    3) Mudir/Direktur Ma’had, adalah yang secara spesifik dipandang sebagai

    orang yang memiliki kompetensi keilmuan keagamaan dan

    mendedikasikannya terhadap peserta didik, serta mempunyai kompetensi

    dalam manajemen kepengurusan, yang ditunjuk langsung oleh Rektor sebagai

    kepala pusat Ma’had Al-Jami’ah, kemudian ditetapkan dalam surat Keputusan

    rektor (SK Rektor), yang bertugas sebagai :

    a. Penanggung jawab atas segala penyelenggaraan program dan pengelolaan

    di Ma’had Al-Jami’ah,

    b. pengambil kebijakan atas segala kepentingan Ma’had berdasarkan hasil

    rapat pimpinan (RAPIM).

    c. Mengadakan evaluasi kinerja pengurus dan menegur bagi yang tidak

    melaksanakan tugas pokok dengan baik dan yang tidak absen bila mana

    perlu.

    4) Sekretaris/Staf Bidang Administrasi (ketatausahaan), memiliki fungsi

    membantu mudir dalam penyelenggaraan program Ma’had dan melaksanakan

    fungsi manajerial terutama dalam bidang administrasi, yang tertuang dalam

    tugas-tugas pokok sebagai berikut:

    a. Membantu Direktur dalam mengondisikan program kerja tiap bidang

  • 36

    b. Mencatat dan mengarsipkan surat keluar dan surat masuk

    c. Mengumpulkan dan mengarsipkan data base pengurus Ma’had dan tenaga

    dosen.

    d. Menyelenggarakan rapat pimpinan sesuai arahan direktur Ma’had bilamana

    perlu yang dihadiri oleh direktur/kepala pusat, sekretaris, staf, staf bidang,

    musyrif, pengurus asrama yang dipandang perlu.

    e. Mengatur penjadwalan rapat koordinasi, rapat pimpinan, evaluasi dan rapat

    umum minimal tiap semester sekali, dengan berkoordinasi bersama

    direktur.

    f. Mengatur penjadwalan dan memimpin rapat umum bersama staf dan staf

    bidang.

    g. Mengevaluasi program kerja tiap bidang bersama pimpinan sekurang-

    kurangnya sekali dalam semester.

    5) Staf pengelola keuangan (Bendahara) adalah penanggungjawab atas

    jalannya sirkulasi keuangan Ma’had Al-Jami’ah yang memiliki fungsi

    membantu mudir dalam pelaksanaan dan pengelolaan keuangan, maka diatur

    dalam tugas-tugas pokok sebagai berikut:

    a. Menyiapkan pengajuan Rancangan anggaran belanja (RAB) Ma’had al-

    Jami’ah dalam setahun bersama pimpinan

    b. Bekerja sama dengan semua bendahara dalam lingkungan Ma’had dan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi bilamana

    diperlukan

    c. Berkoordinasi dengan bagian pengelola keuangan Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    d. Membuat laporan sirkulasi keuangan kepada pimpinan Ma’had bilamana

    diperlukan.

    e. Membuat laporan tutup buku tiap akhir tahun akademik

  • 37

    6) Staf bidang kemahasantrian berfungsi sebagai penanggung jawab terhadap

    pendataan dan perkembangan mahasantri, terhadap pembinaan mentalitas,

    kepemimpinan dan keorganisasian, untuk itu maka tugas pokoknya:

    a. Memberikan motivasi dan bimbingan berorganisasi dan berkreasi dalam

    upaya menggali dan mengembangkan potensi mahasantri dalam

    mengekspresikan jiwa seni,olah raga dan minat bakat lainnya.

    b. Bekerja sama dengan Musyrif, pengurus asrama (mudabbir) dalam

    memberikan bimbingan kedisiplinan

    c. Membuat diagram perkembangan jumlah mahasantri perbulan dan

    sekurang-kurangnya data awal dan akhir semester

    d. Membuat catatan penilaian kepribadian mahasantri setiap akhir semester,

    bekerja sama dengan Musyrif dan pengurus asrama

    e. Membuat diagram fluktuasi pelanggaran berat mahasantri tiap satu

    semester.

    f. Memberikan motivasi dan evaluasi, terhadap kinerja dan tanggung jawab

    musyrif dan pengurus asrama minimal sebulan sekali

    g. Mengkoordinir proses rekrutment pengurus asrama (Mudabbir) sebelum

    akhir periode kepengurusan lama

    h. Memastikan pelaksanaan musyawarah kerja (MUKER) tahunan La-

    PASMA dan pergantian pengurus

    i. Bekerjasama dengan bagian akademik dalam menyelenggarakan Usbu’

    Ta’aruf bagi mahasantri baru

    j. Memastikan disiplin dan aktivitas asrama berjalan dengan baik

    k. Mengkoordinir perizinan keluar dan masuk mahasantri

    l. Menentukan masa awal dan akhir liburan mahasantri sesuai dengan

    kalender akademik.

    m. bekerja sama dengan bidang lain.

    7) Staf bidang Akademik adalah penanggung jawab atas hal-hal yang

    berkenaan dengan aktivitas akademik dan mempunyai tugas sebagai berikut:

  • 38

    a. Memastikan pendataan dan pengarsipan mahasantri tiap tahun akademik

    dan memastikannya melalui data base

    b. Penanggung jawab atas penyiapan sistem pendidikan dan pengajaran baik

    konsep maupun teknis operasionalnya.

    c. Menyusun Kalender akademik tahunan

    d. Menyiapkan materi pengajaran bahasa Arab, Inggris dan

    mendistribusikannya

    e. Mengembangkan materi bahasa dengan referensi kitab-kitab yang

    berbahasa Arab maupun Inggris sekurangnya sekali dalam setahun

    f. Mengadakan kompetisi bidang bahasa (Arab/ Inggris) antar kelas sekurang-

    kurangnya sekali dalam semester

    g. Menyelenggarakan Placement Test dalam masa Usbu’ Ta’aruf mahasantri

    baru

    h. Mengevaluasi dan apresiasi pembelajaran dan prestasi mahasantri tiap

    akhir periode dalam acara takrim al-Najihin.

    i. Menegakkan kedisiplinan mahasiswa dan dosen dalam proses belajar

    mengajar serta memberikan sanksi akademik bagi mahasantri yang

    melanggar

    j. Melakukan koordinasi kerja wali kelas, team teaching dosen dalam

    memberikan bimbingan kepada mahasiswa di dalam pembelajaran

    k. Menyelenggarakan ujian tahapan atau evaluasi, mulai dari menentukan

    Minggu tenang sampai masa liburan.

    l. bekerja sama dengan bidang lain

    8) Staf bidang Tahfidz adalah penanggungjawab atas pengelolaan Al-Qur’an

    dan tahfiz mahasantri Ma’had Al-Jami’ah dan sertifikasi tahfiz Juz ‘Amma

    mahasiswa strata satu dan pasca sarjana, untuk itu maka tugas pokoknya:

    a. Menyusun program tahfidz mahasantri dalam tiap semester

    b. Menyediakan buku tahfidz dan pembimbing tahfiz

  • 39

    c. Mengkoordinir proses sertifikasi tahfidz juz 'Amma mahasiswa pasca

    sarjana dan mahasiswa semester atas Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi

    d. Menyelenggarakan pengembangan kompetensi mahasiswa dalam metode

    pembelajaran Al-Qur’an

    e. Menyelenggarakan kompetisi berkala musabaqah hifdzil Qur’an sekurang-

    kurangnya sekali dalam satu semester

    f. Menyelenggarakan evaluasi hafalan mahasantri tiap akhir semester

    g. Memotivasi mahasantri untuk menghafal al-Qur’an dan menyangsi bagi

    yang tidak menghafal sesuai yang telah ditetapkan.

    h. Mengontrol pengabsenan tasmi’ dan merekapnya tiap ujung minggu untuk

    tambahan nilai ujian akhir semester.

    i. Membina mahasantri yang kurang mampu membaca al-Qur’an secara lebih

    komprehensif

    j. Menyelenggarakan peringatan Hari Besar Islam

    k. Bekerja sama dengan bidang lain.

    9) Staf bidang Ibadah adalah penanggungjawab atas penanaman nilai-nilai

    spiritual serta penciptaan tradisi ibadah bagi semua unsur di Ma’had. dengan

    tugas pokok:

    a. Menyusun jadwal PAMI (pengajian maghrib dan isya) mahasantri Ma’had

    Al-Jami’ah

    b. Memotivasi mahasantri dalam pelaksanaan ibadah ritual serta shalat-shalat

    dan puasa sunnah

    c. Membina para calon imam shalat fardhu maupun khatib dan bilal tarawih

    dan Jum’at

    d. Menyelenggarakan praktek penyelenggaraan mayit (Tajhizul Mayyit)

    sekurang-kurangnya sekali setiap periode / semester

    e. Mengkoordinir peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

    f. Bekerja sama dengan bidang lain

  • 40

    10) Staf bidang Multimedia (IT) penanggungjawab terhadap hal-hal yang

    berkenaan dengan teknologi dan multimedia dalam lingkungan Ma’had al-

    Jami’ah. Adapun tugas pokoknya yaitu:

    a. Meng-updatewebsite secara berkala dan continue

    b. Mengelola dan mengusahakan berjalannya warnet dan rental komputer bagi

    mahasantri

    c. Pembina dan Pencetak kader-kader dalam bidang IT Ma’had Al-Jami’ah

    d. Mengadakan pelatihan/ pengenalan IT minimal sekali dalam satu semester

    e. Menjaga, memelihara sarana dan prasarana komputer Ma’had Al-Jami’ah

    f. Berusaha membuka link-link networking internal maupun eksternal

    kampus Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    g. Mengusahakan penyediaan peralatan Audio dan laboratorium bahasa

    khusus Ma’had Al-Jami’ah

    h. Mengadakan kursus pengenalan software dan hardware bagi mahasantri

    secara berkala dan kontinu.

    i. Bekerja sama dengan pengelola PUSKOM dalam hal yang berkenaan

    dengan IT (Information Technology)

    j. Mengatur waktu pemakaian warnet dan aktifasi hot spot di kalangan

    mahasantri

    11) Staf bidang umum adalah sebagai penanggung jawab atas sarana dan

    prasarana Ma’had Al-Jami’ah. Adapun tugas pokoknya yaitu:

    a. Memastikan kelengkapan sarana pembelajaran kelas Ma’had al-Jami’ah

    b. Memastikan kelengkapan dan menjaga inventaris Ma’had al-Jami’ah

    c. Mendata dan mencatat inventaris Ma’had Al- Jami’ah serta menjaga dan

    merawatnya.