PEMIKIRAN DAN PERJUANGAN POLITIK DR. BURHANUDDIN
AL-HELMY
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)
Oleh:
MUHAMMAD AMIR NAIM BIN SAMSUDIN
NIM: 108045200014
KONSENTRASI SIYASAH SYARIYYAH
PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta: ______03 Agustus 2010 M
22 Sya’ban 1431 H
Muhammad Amir Naim
Bin Samsudin
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Yang Maha
Esa, Yang Maha Kaya, Yang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu
yang ada di langit dan di bumi, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat-Nya, atas segala nikmat dan karunia-Nya, dan semua yang telah
dianugerahkan-Nya kepada penulis.
Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada pembawa risalah
Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, yang telah
menunjukkan jalan hidayah dan pembuka ilmu pengetahuan dengan agama Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi yang
berjudul "Pemikiran dan Perjuangan politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy" ini,
masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dimiliki penulis. Namun berkat
bantuan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih secara
khusus yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr. H.
Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, serta staf-stafnya.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah; Dr. Asmawi, M.Ag, bapak Afwan
Faizin, MA dan ibu Sri Hidayati, M.Ag (mantan sekretaris), yang telah
memberikan kemudahan administratif dan bimbingan akademik sejak awal
perkuliahan, yang dengan sabar telah memberikan banyak masukan dan saran
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
3. Prof. Dr. Masykuri Abdillah selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan masa, perhatian bimbingan kritikan dan saran dengan penuh
kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap dosen dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen
dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum, para karyawan Perpustakaan
Fakultas Syariah Dan Hukum, juga para karyawan Perpustakaan Utama
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Juga kapada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang telah memberikan izin tinggal, UIN Syarif
Hidayatullah yang telah menerima kami untuk menimba ilmu.
5. Ayahanda dan ibunda tercinta, Samsudin A. Rahman dan Faridah Abd. Hamid,
atas kasih sayang dan pengorbanan kepada penulis selama menimba ilmu, juga
kepada Kak long, Kak tan, Tikah, Balqis, Iman, Kak yang, Amir, Mewan, Sarah,
Jabbar yang penulis sayangi. Begitu juga dengan Mazlan A. Hamid (cik Lan) dan
keluarga, Khairul A. Hamid (cik rol) dan semua kerabat keluarga yang telah
memberikan 100 peratus sokongan untuk penulis menghabiskan kuliah di Bumi
Indonesia.
6. Ust. Muhaiyat, ust. Md. Zain, Ustz. Hasanah, Ustz Jun, Ust. Zai dan semua staf
dari Institut Pengajian Al-Azhar (IPA). Tidak lupa juga kepada Ustaz dan Ustazah
di APID. Ust. Sabri Arshad, Ustz. Zainab, Ust. Helmi dari Maahad Ad-Da’wah
Al-Islamiyyah P. Pinang yang telah mendidik penulis dalam ilmu agama dengan
penuh kesabaran. Tidak dapat penulis lupakan juga jasa-jasa mereka yang berada
dikampung seperti Ust. Omar, Cik Rais, Aca, Angah, Along (dan keluarga) Nali
(dan Keluarga), semua teman-teman dari kampung di Malaysia, penduduk
disekitar rumah penulis di Indonesia yang telah banyak memberi support.
7. Teman-teman seperjuangan dari IPA; Man, Khalil, Syamil, Munir, Farid, Nas,
Najmi, Syuk, Hanz, Us. Azhari, Madan, Wan, emi, apis, fuad, teman-teman dari
APID; Pijol, Mizi, Muiz, Muhibburrahman dan semua yang tidak dapat
disebutkan. Begitu juga dengan teman-teman dari KUDQI; Puloh, Faiz, Zaki,
Fawwaz, Keri, Pian, Ukasyah, Sabri, Ridhuan, Muaz, Zailani dan semua yang
tidak disebut disini. Juga kepada semua teman yang tidak dapat penulis sebut
semuanya di sini karena keterbatasan ruang, semoga teguran dan tunjuk ajar dari
kalian semua mendapat ganjaran dari-Nya.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik
dari semua yang telah mereka berikan dan lakukan untuk penulis khususnya dan
kepada semua pihak pada umumnya. Penulis juga menyampaikan harapan yang besar
agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian,
semoga Allah SWT menjadikan skripsi ini sebagai satu amal yang baik disisi-Nya.
Akhir kata, segala yang baik datang dari-Nya dan yang kurang baik terbit dari
kelemahan dan kekurangan diri penulis sendiri.
Jakarta: ______03 Agustus 2010 M
22 Sya’ban 1431 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5
D. Review Studi ................................................................................. 6
E. Metode Penelitian .......................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 9
BAB II GAMBARAN UMUM MALAYSIA
A. Kondisi Sosial ................................................................................ 11
B. Sejarah Perkembangan Politik ....................................................... 13
BAB III RIWAYAT HIDUP
A. Biografi .......................................................................................... 27
B. Latar Belakang Pendidikan ........................................................... 31
C. Karier dan Karya ........................................................................... 33
BAB IV IDEALISME DAN PERJUANGAN
A. Idealisme Politik ............................................................................ 36
1. Islam ........................................................................................ 39
2. Kebangsaan Melayu ................................................................ 42
3. Kemerdekaan ........................................................................... 46
B. Perjuangan politik .......................................................................... 49
1. Masa Pendudukan Jepang ....................................................... 52
2. Pasca Pendudukan Jepang ....................................................... 54
3. Partai Islam se-Malaysia ......................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 66
B. Saran-saran .................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 69
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada abad ke-18 dan 19 telah menyaksikan masa keghairahan
perluasan kuasa Barat keatas Negara Timur, dan mereka telah bersaing
diantara satu sama lain untuk melaksanakan Imperialisme. Kuasa yang
bersaing itu seperti Inggris, Belanda, Jerman, Portugis, Itali dan beberapa
Negara lain.1
Malaysia adalah satu dari kebanyakan Negara yang menjadi korban
penjajahan ini, sebagaimana dituliskan dalam sejarah, dimulai dengan
penjajahan Portugis, Belanda, Inggris. Malaysia juga adalah satu diantara
banyak Negara yang mayoritasnya penduduk Muslim. Jepang juga tidak
terlepas dari catatan sejarah yang mana menjadi salah satu dari penjajah-
penjajah yang telah menjajah Tanah Melayu pada masa itu. Dan pada masa
pendudukan Jepang ini dapat dilihat perjuangan-perjuangan para ulama’ yang
telah sekian lama berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan yang akan
menemui kejayaan. Diantara para ulama’ Islam yang turut berjuang pada masa
penjajahan Jepang ini, ialah Dr. Burhanuddin Al-Helmy dan sahabatnya.
Akan tetapi Inggris kembali menjajah, dan menyebabkan kemerdekaan yang
1Riduan Mohamad Nor, Mohd Fadli Ghani, Ulama dalam Sorotan Perjuangan
Kemerdekaan,, (Selangor Darul Ehsan, MHI Publication 1547386-K, 2007), h. 17
akan dicapai ini terbantut. Jepang akhirnya menyerah kalah pada 14 Agustus
1945.
Dan masa kemerdekaan yang mimpikan oleh seluruh rakyat akhirnya
telah datang. Yang mana Tanah Melayu telah mendapatkan kemerdekaannya
dari penjajah Inggris pada 31 Agustus 1957. Tetapi amat disayangkan pabila
golongan-golongan yang turut memperjuangkan untuk mendapatkan
kemerdekaan ini tidak diberi apresiasi oleh masyarakat. Dan golongan-
golongan yang dimaksudkan ini ialah golongan para ulama’ yang turut
berjuang, hanya karena perjuangan golongan para ulama tidak sehaluan
dengan cara yang digunakan oleh pemerintah pada masa itu. Dan diantara
orang didalam golongan yang seakan dilupakan ini ialah Dr. Burhanuddin Al-
Helmy, yang suatu ketika dahulu dimasa penjajahan Jepang, dialah salah satu
orang yang banyak berjasa dalam mendapatkan kemerdekaan, tetapi nasib
tidak memihaknya pabila gagal mendapatkan kemerdekaan yang sepertinya
hampir didapatinya dimasa Jepang. Tapi oleh kerana Inggris kembali
menjajah, maka proses itu terbantut. Tapi bukanlah kegagalan yang akan
dilihat didalam ini, sebaliknya perjuangan yang telah dilakukan oleh tokoh
ulama ini.
Dalam sejarah Malaysia, nama Dr. Burhanuddin Al-Helmy sangat sulit
didengar dan dikenal sebagai antara salah seorang pejuang kemerdekaan di
Malaysia. Dan mungkin juga jarang ditemui namanya dalam tulisan-tulisan
sejarah tentang kemerdekaan. Mungkin tidak keterlaluan juga jika dikatakan
bahwa mungkin banyak masyarakat di Malaysia yang tidak mengenali tokoh
ini. Sumbangannya, jasa-jasanya dan banyak lagi tentang tokoh ini yang
masih menjadi persoalan atau yang masih tidak diketahui.
Peranan yang dimainkan oleh Dr. Burhanuddin ketika menuntut
kemerdekaan untuk Tanah Melayu (sekarang Malaysia) seharusnya mendapat
apresiasi masyarakat Malaysia khususnya, setelah berbagai macam halangan
untuk mendapatkan kemerdekaan yang dilalui oleh beliau. Walaupun
kemerdekaan yang dituntut pada masanya tidak tercapai oleh kerana nasib
yang tidak memihaknya. Bukanlah kegagalan yang ingin dilihat, tapi
perjuangan-perjuangannya dalam menuntut kemerdekaan sangatlah penting
dan harus diperhatikan oleh semua masyarakat di Malaysia khususnya. Jika
dilihat dari penulisan dan perjuangannya, maka akan didapati bahwa ciri
pemikiran Dr. Burhanuddin mempunyai tiga ciri utama yaitu Islam,
Kebangsaan Melayu dan Semangat menentang penjajahan.
Diatas ini adalah deskripsi singkat mengenai pemikiran dan
perjuangan Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Dan masih banyak lagi perkara-
perkara mengenai Dr. Burhanuddin Al-Helmy samada dari segi
perjuangannya, pemikirannya dan tentang diri beliau sendiri yang masih
menjadi persoalan kepada penulis sebagai pengkaji untuk membuat kajian
yang lebih mendalam tentang sesosok tokoh kemerdekaan sekaligus tokoh
politik ini.
Atas sebab-sebab diatas, penulis sebagai mahasiswa hanya boleh
memberi sumbangan peringatan dan penghargaan dalam bentuk kajian dan
penulisan mengenai tokoh kemerdekaan ini sekaligus tokoh politik di
Malaysia sebagai satu usaha untuk mengingatkan kembali masyarakat,
mahasiswa khususnya terhadap pengorbanan yang telah dilakukan oleh
sesosok pejuang ini. Untuk mengetahui lebih lanjut dan lebih mendalam lagi
tentang sosok pejuang kemerdekaan di Malaysia ini, maka perlu dilakukan
penelitian yang mendalam, sehingga terdorong untuk menganalisa lebih jauh
melalui penelitian skripsi dengan judul “Pemikiran dan Perjuangan Politik
Dr. Burhanuddin Al-Helmy”.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Sebagai pengkaji, maka penulis akan membuat kajian terhadap
perjuangan yang telah dilalui oleh Dr. Burhanuddin Al-Helmy dan
pemikirannya tentang Islam, kebangsaan Melayu dan kemerdekaan.
2. Perumusan Masalah
Penulis akan merumuskan kajian terhadap berikut:
a) Bagaimanakah posisi Islam dalam pemikiran Dr. Burhanuddin?.
b) Apakah maksud Kebangsaan Melayu dalam pemikiran Dr.
Burhanuddin?.
c) Bagaimanakah pentingnya kemerdekaan dalam pemikiran beliau?.
d) Bagaimanakah perjuangan politik Dr. Burhanuddin?.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan di antaranya:
1. Untuk memberikan kefahaman tentang bagaimanakah posisi Islam dalam
pemikiran Dr. Burhanuddin.
2. Supaya dapat diketahui apakah maksud Kebangsaan Melayu dalam
pemikiran Dr. Burhanuddin.
3. Untuk mendapatkan kefahaman tentang bagaimanakah pentingnya
kemerdekaan dalam pemikiran beliau.
4. Untuk mengetahui bagaimanakah perjuangan politik Dr. Burhanuddin.
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Secara akademis untuk mendapatkan pendedahan tentang antara salah satu
antara tokoh kemerdekaan sekaligus tokoh politik di Malaysia ini, dan
memberikan pengetahuan dan informasi tentang tokoh ini.
2. Sebagai sumbangan untuk mengingati dan mengingatkan kembali pejuang ini
yang semakin dilupai jasa-jasanya. Dan sebagai penulisan untuk
pengembangan khazanah keilmuan khususnya dibidang ketatanegaraan di
Malaysia khususnya dan memberikan manfaat kepada seluruh dunia Islam
pada umumnya.
D. Review Studi Terdahulu
Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang pemikiran-pemikiran
tokoh-tokoh telah dilakukan, baik mengkaji secara spesifik topik tersebut
ataupun yang mengkajinya secara umum yang sejalan dengan bahasan
penelitian ini. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian
karya-karya penelitian tersebut baik yang berupa buku maupun penulisan-
penulisan, di antaranya:
“Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran” karya saudara Ishak Saat.2
Didalam buku ini menceritakan asal permulaan politik Melayu yang berbagai
aliran. Termasuklah gerakan politik pejuang berhaluan kiri atau yang disebut
sebagai radikalisme Melayu yang mana dalam gerakan radikalisme Melayu ini
antara sosok pejuangnya adalah Dr. Burhanuddin dan beberapa orang lagi.
Dalam buku ini dijelaskan siapa antara tokoh-tokoh berhaluan kiri, dari mana
gerakannya dimulakan, dasar pejuangan gerakan ini dan banyak lagi. Dalam
buku ini tidak menyentuh perjuangan Dr. Burhauddin secara spesifik, karena
buku ini menceritakan semua tokoh yang terlibat dalam gerakan berhaluan
kiri. Dalam erti kata yang lain, buku ini membahaskan secara umum tentang
perjuangan Dr. Burhanuddin.
2Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication SDN.
BHD, 2007).
“Gagasan Nasionalisme Melayu Raya” karya saudara Roslan
Saadon.3 Dalam buku ini menceritakan seputar sejarah permulaan gagasan
nasionalisme Melayu Raya, permasalahannya, aliran-aliran nasionalisme,
tokoh-tokoh yang berjuang atas gagasan ini dan berbagai lagi. Dalam
penulisan ini hanya menyinggung tentang perjuangan Dr. Burhanuddin dalam
Partai Islam se-Malaysia.
“Ulama’ Dalam Sorotan Perjuangan Kemerdekaan” penulisan
saudara Riduan Mohamad Nor dan Mohd Fadli Ghani.4 Dalam buku ini
menceritakan peranan ulama-ulama dalam perjuangan menuntut kemerdekaan
diseluruh dunia. Dan dalam buku ini ada menyinggung tentang peranan Dr.
Burhanuddin dalam memartabatkan Islam pada masa pendudukan Jepang.
“Dr. Burhanuddin: Kajian Mengenai Kegiatannya dalam PKMM
1946-1948” hasil karya Ramlah Adam.5 dalam buku ini menuliskan tentang
perjuangan Dr. Burhanuddin ketika beliau berada dalam Partai Kebangsaan
Melayu Malaya (PKMM) selama dua tahun dan pada ketika itu beliau menjadi
ketua tertinggi dalam Partai itu.
Begitu juga dengan beberapa artikel dalam internet yang secara
keseluruhannya hanya menyinggung tentang Dr. Burhanuddin pada
3 Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangannya,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD, 2009). 4 Riduan Mohamad Nor MA UKM, Mohd Fadli Ghani MA UKM, Ulama’ Dalam Sorotan
Perjuangan Kemerdekaan, (Selangor: MHI Publication 1547386-K, 2007). 5 Ramlah Adam, Dr. Burhanuddin: Kajian Mengenai Kegiatannya Dalam PKMM 1946-1948,
(Kuala Lumpur: Titian Akademik Pengajian Melayu, Universiti Malaya, 1994).
biografinya sahaja. Dari beberapa hasil pembacaan di atas, penulis masih tidak
menjumpai kajian mengenai pemikiran Dr. Burhanuddin dan perjuangannya
yang ditulis secara bersamaan. Yang ada kebanyakannya hanya menyinggung
seputar perjuangan Dr. Burhanuddin yang merupakan fakta yang akan
dijadikan bahan rujukan oleh penulis sendiri.
E. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
Pada prinsipnya penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan
(library research), pendekatan yang digunakan deskriptif analisis. Deskriptif
analisis ialah mencakup segala macam bentuk penelitian baik historis atau
penelitian eksperimental dalam arti luas.6 Penelitian deskriptif adalah dengan
mengkaji pemikiran Dr. Burhanuddin terkait Islam, kebangsaan Melayu dan
kemerdekaan.
2. Obyek Penelitian
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah pemikiran dan perjuangan
Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, teknik pengumpulan data
dilakukan dengan studi dokumenter dari bahan-bahan tertulis yakni dengan
6 Drs. Sumardi Suryabrata, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D. Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2006) h. 75.
mencari bahan-bahan yang terkait serta mempunyai kaitan dengan obyek
penelitian. Termasuk buku-buku dari kalangan politisi, tulisan-tulisan
mahasiswa, dan situs internet yang berkaitan dengan obyek penelitian.
Data yang diperolehi dapat dibedakan menjadi data primer dan
sekunder. Termasuk ke dalam sumber data primer adalah buku Perjuangan
Kita dan Falsafah Kebangsaan Melayu, sedangkan Sumber data sekunder
adalah artikel-artikel dan yang berkaitan dengan penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis penulis menggunakan teknik deskriptif
analitis. Teknik deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status kelompok,
obyek, set kondisi ataupun suatu sistem pemikiran. Pendekatan yang bersifat
deskriptif dalam pendekatan ini diperlukan untuk menggambarkan pemikiran
dan perjuangan politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Dan metode analitis
dimaksudkan untuk menelaah pemikiran beliau tentang Islam, kebangsaan
Melayu, kemerdekaan dan perjuangannya.
5. Teknik Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2007” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi atas (5) lima bab, tiap-tiap bab
terdiri dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut:
Bab I Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II Pada bab ini menceritakan tentang gambaran umum tentang
Malaysia yang berisi Kondisi sosial di Malaysia dan latar belakang
politik serta perkembangannya di Malaysia.
Bab III Menceritakan tentang biografi, latar belakang pendidikan, karir
dan karya.
Bab IV Merupakan bab yang membahaskan tentang idealisme dan
perjuangan politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
Bab V Merupakan bab penutup, yang di dalamnya terdapat kesimpulan
dan saran.
BAB II
GAMBARAN UMUM MALAYSIA
A. Kondisi Sosial
Malaysia merupakan sebuah gambaran umum akan realitas kamunitas
Melayu yang merupakan penduduk asli Malaysia pada saat kejayaan kerajaan
Melaka sekitar abad ke-16. Semenanjung Malaya merupakan wilayah religio-
Islam namun kedatangan Portugis disusul Belanda dan akhirnya Inggris,
Semenanjung Malaya perlahan berubah menjadi wilayah multirasial dengan
datangnya berbagai kelompok etnis dan agama. Kedatangan imigran India dan
Cina yang didatangkan Inggris akhirnya mencampuri homogenitas etnis
Melayu yang terbesar sepanjang kepulauan Tanah Melayu. Kedatangan
imigran Cina tentu merupakan tidak semata-mata kepentingan percepatan
produksi di perusahaan-perusahaan Inggris, melainkan juga upaya pemetaan
politik lokal oleh Inggris untuk menghindari sentimen-sentimen komunitas
Melayu yang sudah menyatu dengan tradisi pertanian. Demikian juga etnis
India, sengaja didatangkan untuk hal yang sama, bahwa jika etnis Melayu
dipaksakan untuk menjadi buruh pabrik maupun perkebunan, akan
mempercepat kesadaran mereka untuk menuntut hak dan pergerakan menuju
kemerdekaan dan berarti mengancam kekuasaan Kolonial. Kolonial Inggris
menilai dengan terlibatnya etnis Melayu dalam kegiatan bisnis akan
mempermudah mereka mengatur massa.7
Maka dengan strategi Kolonial Inggris, para sultan yang memiliki
legitimasi kekuasaan mengakar di rakyat Melayu, tetap dipertahankan sebagai
klaim simbolik kebesaran Melayu, namun pada saat yang sama mereka adalah
boneka-boneka dari etnis Melayu dalam program Kolonial termasuk
penarikan pajak.
Komunitas Melayu sendiri hampir tidak ada pengecualian, kecuali
semuanya adalah menganut agama Islam yang beraliran Sunni. Etnis Cina
hampir semuanya adalah panganut Kristen bawaan Inggris dan setengahnya
Budha, sementara etnis India tetap dengan agama bawaan mereka, Hindu.
Kenyataan etnis yang begitu jelas dengan kepercayaan yang jelas berbeda
pula, maka Malaysia adalah multirasial sekaligus multi religious.
Dengan demikian Malaysia, sebagaimana yang telah dijelaskan
merupakan fenomena etnis yang selalu mewarnai dinamika politik bangsa
Malaysia. Agama dalam titik tertentu nampak lebih kecil perannya sebagai
sebuah instrument politik bila dibandingkan besarnya pengaruh etnis.
7 Ahmad Baha, Analisis Pemikiran Politik anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998, (Skripsi S1
Fakultas Syariahdan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 17.
B. Sejarah Perkembangan Politik
Secara politik, Malaysia adalah sebuah Negara yang berbentuk
Monarki konstitusional, yaitu sebuah Negara Kerajaan yang dibatasi oleh
konstitusi atau undang-undang.8 Artinya bahwa seorang Raja yang berkuasa
tidak bersifat absolut karena seorang Raja adalah lebih berrsifat sebagai
simbol Negara, sedangkan urusan pemerintahan dijalankan oleh Perdana
Menteri yang dilantik secara rasmi oleh Yang di-Pertuan Agong dan biasanya
Perdana Menteri merupakan pimpinan partai politik yang berkuasa dalam
Parlemen atau yang menang dalam pemilihan umum (di Malaysia disebut
sebagai pilihanraya).
Partai-partai politik di Malaysia mempunyai asal-usul dan bertitik
tolak daripada konflik kelompok. Orang-orang Melayu bersatu untuk
membentuk UMNO9 sebagai sebuah benteng pertahanan terhadap ancaman
hak-hak orang Melayu oleh Malayan Union pada tahun 1946. Maka kaum
Cina (Tionghua) telah memberi reaksi terhadap perjanjian Melayu-Inggris
1947 dan langkah drastis yang telah diambil terhadap penduduk Cina pada
zaman darurat yang menyebabkan orang-orang Cina telah mewujudkan
8 Ahmad Baha, Analisis Pemikiran Politik anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998, (Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 26. 9 Pada mulanya penubuhan UMNO telah di usulkan dalam rapat yang berlangsung di Kuala
Lumpur pada tanggal 1-3 Maret 1946, namun secara resminya UMNO telah ditubuhkan pada 11 Mei
1946 di Istana Besar Johor Baharu, Johor. Sila rujuk dalam buku Ibrahim Mahmood, Sejarah
Perjuangan Bangsa Melayu, (Kuala Lumpur: Pustaka Ankara, 1981), h. 109
MCA10
untuk menjaga kepentingan dan memberi perlindungan kepada orang
Cina. Inilah permulaan terwujudnya partai politik yang mencoba untuk masuk
dalam urusan pemerintahan Negara yang asalnya ditangani oleh penjajah.
Oleh karena hendak membela hak dan kepentingan etnis masing-masing,
maka bermulalah perjalanan politik yang menimbulkan perlawanan antar etnis
dibidang politik di Malaysia. Perkembangan politik di Malaysia boleh dibagi
kepada beberapa tahapan yaitu gagasan Malayan Union yang menjadi satu
diantara lain yang menjadi pembangkit semangat etnis Melayu untuk bangun
dan lebih peka terhadap perpolitikan.
Malayan Union ini merupakan gagasan yang telah diperkenalkan oleh
Partai Buruh Inggris beberapa bulan setelah Inggris menduduki semula Tanah
Melayu setelah Jepang mundur. Bagi Inggris, Malayan Union adalah satu
langkah kebijakan dan politik yang sangat maju.11
Pelaksanaan Malayan
Union pada April 1946 di Tanah Melayu telah menaikkan semangat
nasionalisme penduduk setempat khususnya orang Melayu, yang merasakan
adat dan tradisi mereka terancam. Malayan Union juga secara drastis menukar
taraf negeri-negeri Melayu daripada negeri-negeri dibawah Inggris kepada
jajahan langsung Inggris, menghapuskan hak istemewa orang Melayu sebagai
10
Malaysian Chinese Association (MCA) Ditubuhkan pada ditubuhkan pada 27 Februari
1948 dan Tun Tan Cheng Lok sebagai Presiden pertama. pada mulanya didirikan hanyalah untuk
menjaga kepentingan mayarakat Cina, tapi pada tahun 1950-an beralih perannya menjadi aliran politik
yang kemudiannya berkoalisi dengan partai UMNO. Sila rujuk Malaysia Kita, (Selangor: International
Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 149 11
Ramlah Adam , Dato’ Onn Jaafar: Pengasas Kemerdekaan, (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, 1993), h . 25.
Bumiputra dengan memperkenalkan konsep kerakyatan “Jus Soli” 12
,serta
menghapuskan kedaulatan Raja-Raja Melayu. Orang-orang Melayu merasa
terancam berikutan langkah Inggris yang mempersilahkan orang bukan
Melayu terutama etnis Cina dan etnis India menjadi rakyat di Tanah Melayu.
Hal ini telah menimbulkan perlawanan yang dipimpin oleh pegawai-pegawai
dan golongan cendekiawan Melayu seperti Dato’ Onn Jaafar, Dr
Burahnauddin Al-Helmy dan beberapa lagi orang yang berpendidikan. Orang-
orang Melayu khususnya golongan berpendidikan ini merasa terhina dengan
tindakan pihak Inggris yang angkuh dan bertindak sesuka hati dalam
menjalankan pembaruan. Dan perlawanan ataupun kritikan tidak hanya
diterima dari etnis Melayu, akan tetapi turut menerima kritikan dari pihak
Inggris sendiri yaitu golongan pegawai Inggris yang telah pensiun seperti
Frank Swettanham, George Maxwell dan Winstedt yang diekspresikan
melalui tulisan mereka di koran-koran Inggris yang menyatakan kekesalan
mereka terhadap cara ketidakadilan Inggris melakukan pembahruan
perlembagaan. Begitu juga etnis Melayu melakukan penentangan dengan
lebih teratur dan bersifat kolektif, antaranya berbentuk demonstrasi jalanan.
Dan begitu juga dengan perjumpaan yang dilakukan oleh orang Melayu pada
11 Maret 1946 yaitu Kongres Melayu pertama yang menggabungkan 41
12
“Jus soli” ialah kewarganegaraan diberikan kepada semua orang asing yang lahir di Tanah
Melayu setelah Malayan Union ditubuhkan maka mereka berhak menerima kerakyatan. Sila rujuk
Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 71.
pertubuhan Melayu termasuklah PKMM13
dan sepakat membentuk Kongres
Melayu seluruh Tanah Melayu. Kongres ini bertujuan menyatukan orang
Melayu dalam satu perjuangan supaya kuat dalam menentang Malayan
Union.14
Akhirnya setelah melakukan perlawanan yang berat dari etnis
Melayu yang membantah Malayan Union, Inggris pun akur hingga akhirnya
satu perubahan perundangan pun dilakukan yang kemudiannya melahirkan
Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1948. Dan tahapan selanjutnya yang
berlaku setelah terjadi penentangan terhadap Malayan Union ciptaan Inggris
oleh golongan-golongan Melayu yang berpendidikan adalah lahirnya
persekutuan Tanah Melayu.
Lahirnya Persekutuan Tanah Melayu 1 Februari 194815
adalah hasil
daripada rundingan jawatankuasa kerja yang dianggotai wakil-wakil kerajaan,
Sultan-Sultan dan UMNO, telah berjaya membentuk perlembagaan baru yaitu
Persekutuan Tanah Melayu 1948. Antara ciri-cirinya ialah pemerintahan
Negeri-Negeri Melayu Bersekutu, Negeri-Negeri Melayu Tidak Bersekutu
dan Negeri-Negeri Selat diletakkan dibawah satu pemerintahan manakala
Singapura menjadi tanah jajahan Inggris. Mengenai pemerintahan, kerajaan
13
PKMM ialah Partai Kebangsaan Melayu Malaya didirikan pada 17 Oktober 1945 di Ipoh
Negara Bagian Perak. Didirikan oleh Dr. Burhanuddin dan rekan-rekannya dan Dr. Burhanuddin pada
mulanya memegang jabatan Timbalan Presiden, kemudian beliau diangkat menjadi Presiden. Sila
rujuk Kamaruddin Ja’far, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Yayasan Anda SDN. BHD.
1980), h. 5. 14
Ibid, h, 9. 15
Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam), 2005, h 77.
persekutuan diperintah oleh Pesuruhjaya Inggris. Manakala berkenaan hak-
hak orang Melayu dan agama Islam diletakkan dibawah Raja-Raja Melayu.
Dengan ini maka dengan ini hak-hak bumiputra (orang-orang Melayu) diakui,
dan ini telah membolehkan orang-orang Melayu memegang tampuk pimpinan
dalam Negara.
Begitu juga dengan kemunculan partai etnis selain Melayu yang
mencoba memberi reaksi terhadap penubuhan partai etnis Melayu yang coba
membela hak etnis Melayu, begitulah juga yang coba dilakukan oleh etnis
lain. Ini boleh didapati dengan berdirinya partai MCA yang mewakili
kepentingan etnis Cina, yang mana mendapat dukungan dari pihak Inggris
untuk mengimbangi dan menarik etnis Cina yang menyokong pergerakan dan
perjuangan etnis Melayu. Pada mulanya MCA hanyalah sebuah badan
kebajikan yang diasaskan oleh tauke-tauke Cina untuk menjaga kepentingan
diri mereka. MCA telah berubah menjadi partai politik pada 1952, dan partai
yang membawa kepentingan etnis Cina ini mempunyai dua sebab. Alasan
pendiriannya yang pertama, sebagai reaksi kepada politik Melayu yang sudah
mempunyai sebuah partai. Dan yang keduanya ialah untuk menyatukan
masyarakat Cina supaya mempunyai kesetiaan politik terhadap MCA dan
bukannya PKM, yang pada waktu sebelum berdirinya partai MCA, tidak
kurangnya etnis Cina yang turut mendukung perjuangan orang-orang Melayu
khususnya dukungan mereka terhadap PKM.
Dan begitu juga dapat dilihat kepada etnis India yang mendirikan
partai MIC16
pada Agustus 1946. Partai MIC ini asalnya adalah merupakan
persatuan kelas pertengahan India yang dianggotai oleh ahli professional
berpendidikan Inggris yang mempunyai kepentingan diri sendiri. pada
mulanya partai ini dilihat meyertai perjuangan bersama orang-orang Melayu
yang tergabung dalam AMCJA,17
tapi dalam masa keadaan darurat partai ini
menjadi partai yang berbasis kelompok juga. Jelaslah disini jika dilihat partai-
partai yang ditubuhkan setelah perang semuanya adalah partai yang berbasis
kelompok semata dan hanya untuk membela kepentingan masing-masing.
Pernah suatu ketika Dato’ Onn Jaafar mendirikan satu partai untuk
menyatukan semua etnis, tapi tidak dapat diterima oleh semua etnis karena
jelas pada ketika itu kepentingan kelompok lebih menguasai politik dan
menjadi perjuangan untuk hanya membela etnis masing-masing.
Walaupun usaha yang pernah dilakukan oleh Dato’ Onn Jaafar untuk
menyatukan semua etnis menemui kegagalan, pada hakikatnya telah
menimbulkan semangat untuk bersama antar etnis. Ini dapat dilihat pada masa
16
MIC ialah Malaysia Indian Congress, ditubuhkan pada 1946dan Presien pertamanya ialah
Tun V.T Sambanthan. Sila rujuk Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet.
Keenam, 2005), h. 149. 17
AMCJA ialah singkatan dari All Malaya Council Of Joint Action, yang ditubuhkan pada 7
Disember 1946 di Singapura. Pada mulanya pertubuhan ini adalah hasil koalisi beberapa pertubuhan
non-Melayu yang diketuai oleh Tan Cheng Lock. Sila rujuk Ibrahim Mahmood, Sejarah Perjuangan
Bangsa Melayu, (Kuala Lumpur: Pustaka Ankara, 1981), h. 180.
Tunku Abdul Rahman18
yang mendirikan Partai Perikatan19
yang tergabung
didalamnya Partai UMNO dan Partai MCA yang bersama untuk menuntut
kemerdekaan.20
Begitu juga dengan bergabungnya Partai MIC kedalam Partai
Perikatan ini pada Oktober 1954. Dan dengan penyatuan partai antar etnis ini
adalah merupakan partai yang terbesar dalam Tanah Melayu pada masa itu.
Setelah berlaku penyatuan tiga partai dalam Partai Perikatan ini,
akhirnya UMNO menuntut untuk diadakan pemilihan umum Majelis
Menyuarat Persekutuan, yang mana majlis ini mempunyai 52 anggota. Maka
pada Juli 1955 pun berlakulah pemilihan umum untuk pertama kalinya dalam
sejarah Tanah Melayu. Dan yang mengambil bagian dalam pemiliham ini
selain Partai Perikatan seperti Partai Negara, Partai Islam se-Tanah Melayu,
Partai Progresif Rakyat, Partai Buruh se-Malaya, Ikatan Melayu Perak dan
lain-lain lagi. Dan setelah pemilihan ini, akhirnya keputusan pemilihan umum
ini berpihak kepada Partai Perikatan yang memenangi 51 daripada 52
kekosongan yang ada.21
Dan setelah lama melalui keadaan penjajahan, Tanah
Melayu akhirnya merdeka dari Inggris pada 31 Agustus 1957 dengan Tunku
Abdul Rahman menjadi Perdana Menteri yang pertama.
18
Tunku Abdul Rahman ialah Perdana Menteri Malaysia yang pertama, dari Partai UMNO. 19
Perikatan adalah koalisi antara Partai UMNO dan MCA yang ditubuhkan pada awal-awal
tahun 1952. Sila rujuk Ibrahim Mahmood, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu, (Kuala Lumpur:
Pustaka Ankara, 1981), h. 343. 20
Ramlah Adam, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: Kajian Mengenai Kegiatannya dalam PKMM
1946-1948, (Kuala Lumpur: Titian Akademik Pengajian Melayu, Universiti Malaya), 1993, h. 14. 21
Ibid, h. 14.
Pada 9 Juli 1963, satu perjanjian penting telah dipersetujui di
Malborough House, London. Malborough ini merupakan tempat perhubungan
Komanwel, yang mana perjanjian penubuhan Malaysia telah dipersetujui oleh
kerajaan Inggris, Persekutuan Tanah Melayu, Sabah, Sarawak dan
Singapura.22
Pembentukan Malaysia ini menunjukkan persefahaman yang wujud
dalam Negara Malaysia yang baru ini. Kestabilan politik dan ekonomi
menjadi agenda utama disamping mengukuhkan keselamatan Negara. Setelah
pembentukan Malaysia ini, akhirnya Singapura menarik diri persekutuan ini
dan menjadi Negara sendiri yang merdeka dan berdaulat.
Setelah merdekanya Tanah Melayu hingga akhirnya menjadi Malaysia
yang ada pada hari ini, dan peristiwa pemisahan Singapura dari Malaysia,
telah berlaku juga satu peristiwa berdarah yang amat di ingati oleh rakyat
Malaysia, yaitu peristiwa berdarah 13 Mei 1969 yang hampir-hampir saja
menjadi peruntuh politik dan kestabilan Malaysia. Dan peristiwa ini antara
satu sebabnya adalah politik itu sendiri. Peristiwa ini berlaku pada pemilihan
umum 10 Mei 1969 yang mana sentimen kelompok yang mengacau kembali
dibangkitkan dengan keras.23
Keadaan kekacauan politik ini telah diambil
kesempatan oleh pihak-pihak tertentu untuk tujuan politik mereka. Hasil dari
pemiliham umum itu telah dimenangi oleh Partai Perikatan dan Partai
22
Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 37. 23
Ibid, h. 289.
Perikatan telah bisa memimpin kerajaan sekali lagi tetapi kali ini tanpa
perwakilan dari MCA.24
Akibat peristiwa yang berlatarbelakang kekacauan politik ini telah
menyebabkan banyak nyawa yang tidak berdosa menjadi korban dan banyak
yang dirugikan karena peristiwa ini. Dan peristiwa ini juga merupakan satu
sebab perubahan sosio-politik dan ekonomi Malaysia. Juga menyadarkan
semua pihak betapa jurang perbedaan sosial, ekonomi dan kelompok sempit
adalah merupakan masalah asas bagi masyarakat Malaysia saat itu. Untuk
mengawal keadaan tindakan cepat telah diambil oleh kerajaan dengan
mengisytiharkan darurat di seluruh Negara oleh Seri Paduka Baginda Yang di-
Pertuan Agung sebagai kepala pimpinan Negara.25
Pada keesokan harinya setelah pengishtiharan darurat, MAGERAN26
telah didirikan, dan pada 16 Mei 1969 wakil Perdana Menteri pada masa itu
yaitu Tun Abdul Razak telah dilantik sebagai pengarah MAGERAN.27
Oleh
karena darurat, maka DYMM Yang di-Pertuan Agung melakukan
pembubaran parlemen. Dan MAGERAN pun mendirikan Majelis Perundingan
Negara pada Januari 1970 yang terdiri dari 66 orang ahli dari
24
www.beritasemasa.com- sejarah hitam peristiwa 13 Mei 1969, diakses pada tanggal 25 Juli
2009 jam 15.00. 25
Ahmad Boestaman, Merintis Jalan Ke Puncak, (Kuala Lumpur: Pustaka Kejora,1972), h.
30. 26
Majlis Gerakan Negara atau singkatnya MAGERAN, ialah majlis yang ditubuhkan untuk
bertindak sebagai badan pemerintah pada masa darurat dan telah memerintah selama 18 bulan. Sila
rujuk Malaysia Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h. 124. 27
Ibid, h. 125.
semua golongan masyarakat beebagai kelompok. Majlis Perundingan Negara
ini berfungsi sebagai tempat dialog untuk mencari jalan penuntasan terhadap
peristiwa berdarah ini oleh anggotan-anggotanya. Dan dialog ini juga
bertujuan mencari jalan perpaduan Negara dan untuk mencari asas yang
kukuh dan kekal untuk kembali kepada demokrasi berparlemen, dan
mendapatkan satu panduan yang positif dan praktikal dalam usaha menggapai
kesetaraan antar etnis dan identitas masyarakat yang sejati. Daripada
perbincangan dari semua kaum ini, maka lahirlah konsep Rukun Negara
(seperti Pancasila) sebagai manifestasi ideologi kebangsaan.28
Berdasarkan
kepada semangat Rukun Negara maka lahirlah kebijakan baru yang disebut
“The New Economic Policy”.29
Begitu juga dengan perkembangan keadaan politik yang dilihat setelah
terjadi peristiwa 13 Mei itu, Partai Perikatan telah diatur semula dan menjadi
Barisan Nasional (BN) oleh Tunku Abdul Razak sebagai barisan dengan
bidang yang luas dalam spektrum partai-partai politik. Dan oleh karena
kebijakannya, Tunku Abdul Razak juga berjaya menarik Parti Islam se-
Malaya untuk masuk bergabung bersama Barisan Nasional.
28
Ibid, h. 37. 29
Dasar ini diperkenalkan oleh Tunku Abdul Razak, yaitu satu rancangan menyangkut hak-
hak istimewa, kuota serta subsidi untuk meningkatkan ekonomi dan pendidikan demi keseimbangan
antara komunitas Melayu dan bukan Melayu, meskipun fokus utama dasar itu adalah pembangunan
ekonomi Melayu. Sila rujuk Kita, (Selangor: International Law Book Service, Cet. Keenam, 2005), h.
126.
Kebijakan yang dicetuskan oleh Tun Razak ini diteruskan di-era
pemerintahan Tun Dr. Mahathir Mohamad30
yang mencanangkan bahwa
Malaysia harus menjadi Negara Industri berat pada tahun 2020 (terkenal
dengan disebut sebagai wawasan 2020).
Dasar Ekonomi Baru (DEB) diwujudkan untuk membasmi kemiskinan
tanpa memandang etnis dan penyusunan semula masyarakat bagi
mengurangkan dan menghapuskan perbedaan kelompok mengikut fungsi-
fungsi ekonomi. DEB telah beroperasi sehingga tahun 90-an dengan harapan
masyarakat Melayu memiliki sekurang-kurangnya 30% sektor ekonomi
modern yaitu bidang perniagaan dan pelaburan.31
Jika dilihat tulisan Tun Dr.
Mahathir ini, jelas dapat dilihat semangat etnis atau kaum yang kuat, dalam
erti kata lain, semangat untuk meperbaiki kondisi dan membangunkan
ekonomi etnis atau kaum Melayu.
Begitu juga dengan perkembangan politik yang dilihat dalam kondisi
politik Malaysia hari ini, Partai BN telah memegang kekuasaan dengan tiga
komponen utama didalamnya yaitu UMNO,MCA, MIC dan beberapa partai
lain didalamnya.
Pada tahun 1998, sekali lagi skenario politik Malaysia berubah setelah
pemecatan Dato’ Seri Anwar Ibrahim oleh Tun Dr. Mahathir yang mana
30
Dr. Mahathir Mohamad ialah Perdana Menteri Malaysia yang keempat, dari Partai UMNO.
Seorang yang kuat berpegang kepada semangat Melayu. 31
Dr. Mahathir Mohamad, The Early Years 1947-1972, (Kuala Lumpur: Berita Publishing
SDN. BHD. 1995), h. 23.
Dato’ Seri Anwar merupakan wakil Perdana Menteri pada masa itu atas
tuduhan korupsi.32
Tapi menurut Dato’ Seri Anwar Ibrahim (DSAI) pula,
penyingkirannya atau pemecatannya adalah dikarenakan perbedaan politik
antaranya dan Tun Dr. Mahathir. DSAI pernah melancarkan beberapa siri
demonstrasi yang mendesak diadakan reformasi pada sistem politik Malaysia.
Dan akhirnya DSAI ditangkap dan dijatuhkan hukuman penjara selama 9
tahun. Dan hukuman ini dipandang oleh pengamat lokal dan antarabangsa
sebagai tidak adil.33
Oleh karena penangkapan yang dipandang tidak adil ini,
maka terjadi gerakan-gerakan reformasi yang dipimpin oleh partai oposisi dan
disertai oleh rakyat yang menuntut keadilan ditegakkan.
Dalam pemiliham umum 1999, BN sekali lagi berkuasa dengan
kemenangan tiga perempat dari pemilihan tersebut. Tapi popularitas BN
khususnya UMNO telah jatuh. Kelompok oposisi yaitu Barisan Alternatif
(BA) yang menggabungkan PAS dan Partai Keadilan tapi dipimpin oleh PAS,
kembali menguasai Negara Bagian Kelantan dan berjaya memenangkan pula
Negara Bagian Terengganu.
Setelah pengunduran Tun Dr. Mahathir Mohamad dari kursi
pemerintahan, penggantinya yaitu Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi
(DSAAB) mengambil kursi pemerintahan Negara. Dalam pemilihan umum
tahun 2004, dibawah pemerintahannya yang mengetuai BN telah
32
Utusan Malaysia, Kuala Lumpur ,1998. 33
Harakah, Kuala Lumpur, Mac 2008.
memperolehi hasil kemenangan yang besar dengan kemenangan dua pertiga,
yang mana telah memenangkan kembali Negara Bagian Terengganu dari PAS
dan mengurangi mayoritas PAS di Negara Bagian Kelantan. Dan ini dilihat
satu perubahan yang besar dalam perpolitikan Malaysia, yang mana kebijakan
yang dibuat oleh DSAAB diterima oleh rakyat.
Sekali lagi perubahan berlaku dalam perpolitikan Malaysia dilihat juga
dalam pemilihan umum pada tahun 2008, yang mana Kelompok oposisi
berhasil menghalang BN dari meraih majoritas dua pertiga, yaitu Kelompok
Oposisi mendapatkan 82 kursi dari 222 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat
(Parlemen). Kelompok oposisi setelah berhasil menghalang BN, akhirnya
membentuk satu koalisi yang disebut dengan Kelompok Rakyat (PR), yang
mana komponen PR ini terdiri dari tiga partai utama oposisi yaitu, Partai
Islam se-Malaysia (PAS), Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan Democratic
Action Party (DAP).34
Hari ini politik Malaysia berada dalam kondisi tidak menentu.
Pemecahan Melayu kini jelas dilihat. Dan ini merupakan kerugian kepada
UMNO yang dahulunya menjadi partai yang mendapat suara mayoritas
Melayu. Justeru berbeda dengan PAS dan PKR, ini merupakan satu kelebihan
bagi kedua Partai ini yang menjadi alternatif baru bagi orang Melayu untuk
berpolitik. Walaupun hakikatnya masih ada orang Melayu yang menyokong
34
Ibid.
UMNO, tetapi jelas semakin hari semakin banyak yang meninggalkan
perjuangan bersama UMNO dan terjun bersama Kelompok Rakyat Khususnya
PAS yang dilihat satu kejayaan yang amat besar pabila dapat memerintah tiga
Negara Bagian di Malaysia.
Sekarang ini UMNO hanya dapat mengandalkan sokongan dari Partai
koalisisnya untuk terus duduk ditampuk pemerintahan Negara, yang
dahulunya UMNO cukup memimpin dengan dirinya sendiri.secara teorinya
jika dilihat UMNO sekarang seakan mempertaruhkan rekan komponennya
dalam kemelut politik yang dibuat oleh UMNO sendiri. Bagi UMNO,
sokongan etnis Cina dan India kepada BN adalah harapan dan nyawa bagi
mereka untuk terus memerintah Negara. Pengamat politik memprediksikan
bahwa penubuhan partai politik yang berbasis kelompok-kelompok tidak lagi
relevan untuk 10 tahun akan datang.35
35
Sinar Harian, Kuala Lumpur, Mac 2008.
BAB III
RIWAYAT HIDUP
A. Biografi
Namanya ialah Burhanuddin bin Hj. Muhammad Noor, Dibelakang
nama Dr. Burhanuddin ada diletakkan “Al-Helmy”, dikatakan bahwa itu
adalah gelaran masyarakat kepada bapanya. Pada asalnya Dr. Burhanuddin
meletakkan “Al-Hulaim” pada hujung namanya, kemudiannya dipopulerkan
oleh masyarakat dengan panggilan “al-Helmy”, yang bermaksud “orang yang
bersabar”.36
Karena itulah namanya menjadi Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
dilahirkan di Changkat Tualang, Negara Bagian Kelantan Malaysia pada
tanggal 29 Agustus 1911. Bapanya ialah (seorang Ulama’ dan juga ahli
Tasawuf) adalah seorang petani, dan dikatakan juga bahwa ia berketurunan
daripada keluarga bangsawan di Sumatera. Ibunya pula bernama Sharifah
Zahrah yang juga berasal dari keluarga yang ternama di kampung tersebut.37
Dalam buku “Hundred Muslim Heroes of The World” menuliskan, Dr.
Burhanuddin dilahirkan pada tanggal 29 November 1911 di Kota Taiping,
Negara bagian Perak.38
Dan dalam buku yang sama juga menuliskan, bahwa
36
Saliha Hj. Hassan, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: A Political Biography, (Jabatan Sejarah,
Universiti Malaya, 1997), h. 20. 37
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD., 1980), h. 4. 38
M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Bangladesh: Al-Furqan
Publication, Dhaka, 2007), h. 225.
Dr. Burhanuddin mendapat didikan awal dari ibunya sendiri, dalam
bidang pendidikan Islam dan begitu juga dengan pendidikan Sekular.39
Dr. Burhanuddin mempunyai ketertarikan dalam mencari ilmu secara
umum. Dan beliau juga amat tertarik untuk menjadi pemerhati keadaan
lingkungan masyarakat sekitarnya. Dan Dr. Burhanuddin juga mempelajari
bahasa Cina dan India,40
yang merupakan bahasa minoritas yang ada di
Malaysia. Kepandaiannya dalam berbahasa Cina dan India adalah bukti bahwa
dia adalah seorang yang amat peka dan ramah dengan keadaan lingkungan.
Dan begitu juga dengan bahasa-bahasa lain yang dapat dikuasai oleh Dr.
Burhanuddin Al-Helmy. Mengenai perkara ini Dr. Burhanuddin menukilkan
dalam penulisannya bahwa, “masa saya di India saya dapat mempelajari
bahasa Inggris dan Perancis, dan dalam mempelajari ilmu kedokteran
Homeopathy asas bahasa Belanda memudahkan saya mempelajari bahasa
Jerman”.41
Berdasarkan penulisan ini dapatlah diketahui bahwa Dr.
Burhanuddin selain ahli dalam ilmu perubatan Homeopathy, beliau juga ahli
dalam banyak bahasa. Maka dapatlah dipastikan bahwa Dr. Burhanuddin
dapat menguasai enam bahasa, yaitu Cina, India, Arab, Inggris, Perancis,
Belanda dan Jerman. Dr. Burhanuddin juga dikenal dalam masyarakat pada
ketika itu sebagai seorang yang mempunyai sifat terus terang, jujur, tulus dan
39
Ibid, h. 226. 40
Ibid, h. 226. 41
http://zabidin13.wordpress.com/page/9/ artikel tentang biografi Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
Diakses pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00.
seorang yang bekerja keras.42
Sifat yang dimiliki oleh Dr.
Burhanuddin ini menunjukkan beliau adalah seorang yang disukai oleh
masyarakat, dan mungkin juga menjadi contoh kepada anak-anak muda
masyarakat seusianya pada ketika itu.
Dijelaskan oleh Mustapha Hussin (yaitu seorang rekan Dr.
Burhanuddin dalam perjuangan) tentang peribadi seorang yang bernama Dr.
Burhanuddin Al-Helmy. Katanya, “dalam perdampingan saya dengan Dr.
(dikalangan para sahabatnya, Dr. Burhanuddin digelar Pak Doktor)43
, saya
dapati bahwa beliau ialah seorang yang rajin, amat berjiwa rakyat, tulus dan
ikhlas. Ilmu agama yang dipelajarinya di Sumatera dan India, telah digunakan
sepenuhnya untuk perjuangan rakyat. Tetapi beliau ada satu kelemahan.
Orang-orang yang dicurigai oleh puak kiri sebagai “musang berbulu ayam”,
telah diterima dan dilayan seperti adik kandungnya sendiri, sehinggakan
banyak rahasia partai yang diketahui oleh pihak penentang”.44
Dari perkataan banyak sahabat Dr. Burhanuddin tentang dirinya,
menunjukkan bahwa Dr. Burhanuddin tidak suka bersangka buruk terhadap
orang lain. Ini menunjukkan betapa Dr. Burhanuddin ini seorang yang
menjunjung apa yang diperintah dan dilarang Islam dalam kehidupan
42
M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Bangladesh: Al-Furqan
Publication, Dhaka, 2007), h. 225. 43
Saliha Hj. Hassan, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: A Political Biography, (Jabatan Sejarah,
Universiti Malaya, 1997), h. 20. 44
http://zabidin13.wordpress.com/page/9/ artikel tentang biografi Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
25 Juli 2009 jam 15.00.
bermasyarakat. Karena Islam tidak membenarkan untuk berprasangka buruk
terhadap orang lain.
Dan begitu juga dengan pernyataan teman Dr. Burhanuddin tentang
pribadi dirinya. Temannya ini menyatakan bahwa, “saya belum pernah lagi
bertemu dengan orang-orang yang berkebolehan seperti Dr. Burhanuddin.
Ramai ahli Sufi tapi tidak ahli dalam banyak bahasa, ramai pula yang ahli
dalam banyak bahasa, tapi tidak Sufi. ramai yang ahli dalam banyak bahasa
tapi tidak ahli politik. Ramai pula ahli politik tapi bukannya ahli Sufi. Ada
juga agaknya yang ahli bahasa dan politik tapi bukannya seorang Doktor
perubatan, atau mungkin ada yang memiliki segala-galanya yang dimiliki oleh
Dr. Burhanuddin, tetapi tidak serendah hati beliau terhadap semua manusia”.45
Begitulah diantara pengakuan atau pernyataan yang diberikan oleh rekan-
rekan perjuangan Dr. Burhanuddin tentang peribadinya yang dianggap
berakhlak mulia oleh rakan-rakannya dam masyarakat sekitar.
Berbagai penulis dari kalangan masyarakat tentang seorang yang
bernama Burhanuddin, menunjukkan bahwa pupolaritasnya kepada
masyarakat, hinggakan ada pelbagai penulisan mengenainya. Dan ini juga
menunjukkan popularitas Dr. Burhanuddin juga tidak kurang hebatnya jika
dibandingkan dengan pejuang-pejuang kemerdekaan yang lain. Jika tidak
45
Ibid. h. 20.
masakan Dr. Burhanuddin turut termasuk dalam 100 pahlawan Muslim yang
mengubah dunia dalam konteks perjuangannya untuk memartabatkan Islam.
B. Latar Belakang Pendidikan
Dr. Burahnuddin Al-Helmy menerima pendidikan awal di Sekolah
Melayu di Behrang Ulu, kemudian di Bakap selama tahun 3. Selepas itu dia
melanjutkan pengajiannya di Kota Bahru, dan disinilah dia pertama kali terjun
diri dalam bidang penulisan dengan menerbitkan sebuah koran mingguan
“Berita Minggu” yang menyiarkan berita-berita didalam dan sekitar kampung.
Kemudian pada tahun 1924, setelah tamat Sekolah Melayu, Dr. Burhanuddin
diantar pula ke Sungai Jambu di Sumatera untuk pendidikan Islam. Selama
dua tahun belajar, dia dididik dan dipengaruhi oleh guru-guru dan ajaran-
ajaran kaum muda. Sekembalinya dia setelah tamat pengajiannya, bapanya
mengantar pula ke sebuah Sekolah Pondok (pesantren) di Pulau Pisang, Jitra,
Negara bagian Kedah Darul Aman. Tetapi Dr. Burhanuddin tidak tinggal lama
disini karena dia mendapati yang metode mengajar, guru-guru dan sukatan
pelajaran adalah terlalu rendah ataupun tidak cocok dengannya. Oleh karena
itu pada tahun 1927, bapanya memasukkannya pula ke Madrasah al-Manshor
al-Islamiah, Negara bagian Pulau Pinang. Dalam
jangka waktu yang singkat, Dr. Burhanuddin telah berjaya menguasai bahasa
Arab.46
Kemudian, pada tahun 1928, Dr. Burhanuddin pergi ke India untuk
mengembara dan juga menuntut ilmu. Di antara pengalamannya disana ialah
mengikuti pergerakan Mahatma Ghandi dan juga berkenalan dengan Mohd
Ali Jinnah dan Pandit Nehru serta beberapa pemimpin-pemimpin
kemerdekaan India yang lain47
.
Dalam bidang ilmu pula, Dr. Burhanuddin berhasil memperoleh
kepakaran dalam bidang yang amat diminatinya yaitu bidang pengobatan
Homeopathy. Ijazah didalam bidang perubatan Homeopathy ini diperoleh dari
Ismaeliah Medical College, New Delhi.48
Dan ada juga menyebutkan bahwa
Dr. Burhanuddin telah menuntut di Aligarh Muslim University dalam Filsafat
dan Metafizik,49
hingga beliau berjaya mendapat ijazah Ph.D.50
dalam buku
yang lain juga ada yang menuliskan bahwa, Dr. Burahanuddin menerima
Doctorate of Naturopathy dari London School of Naturopathy dan Doctorate
of Divinity dari International Academy of Canada.51
46
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD., 1980), h. 4. 47
Ibid, h. 4. 48
Ibid, h. 4. 49
M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Dhaka: Al-Furqan
Publication,2007), h. 225. 50
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangnnya,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD., 2009), h. 199. 51
M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Dhaka: Al-Furqan
Publication,2007), h. 225.
Dari berbagai bahan bacaan yang menuliskan tentang latar belakang
pendidikan Dr. Burhanuddin, jelaslah bahwa Dr. Burhanuddin bukan hanya
seorang yang pandai dalam bidang agama Islam, akan tetapi turut mahir dalam
bidang-bidang akademik yang lain, seperti kedoktoran, filasafat dan lain-lain.
Dan pengalamannya yang lama dalam perantauan menunjukkan bahwa, Dr.
Burahanuddin ialah seorang yang amat berpengalaman dengan keadaan
lingkungan masyarakat setelah lamanya beliau mengembara dan dapat melihat
keadaan masyarakat diluar Tanah Melayu.
C. Karier dan Karya
Sekembalinya Dr. Burhanuddin dari pengembaraannya pada tahun
1935, dia bekerja sebagai guru bahasa Arab di Sekolah Arab Al-Juned,
Singapura. Dan pada tahun 1937 beliau telah menerbitkan sebuah majalah
(magazine) bernama “Taman Bahagia”. Majalah ini nyata sekali dianggap
berbahaya oleh pemerintah Inggris. Kekhuatiran Inggris ini dapat dilihat pada
penahanan Dr. Burhanuddin selepas satu jam nomor pertama majalahnya
dipublikasikan. Selepas itu Dr. Burhanuddin telah membuka Rumah Sakit
kecil (Klinik) di Singapura dan Johor Bharu (Negara Bagian di Malaysia)
dengan bantuan seorang doktor India bernama Dr. Rajah.52
Dan beliau juga
terus aktif dalam bidang penulisan selepas pembebasannya sebagai
52
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), hal. 6.
Penyunting majalah. Antara majalah yang terbit semasa Dr. Burhanuddin
menjadi penyunting seperti, Kehidupan Dunia Akhirat, Mutu Kerajinan,
Asuhan Kesihatan, Mencari Allah53
dan berbagai lagi.
Selama penjajahan Jepang di Tanah Melayu, Dr. Burhanuddin telah
diberikan salah satu jawatan tertinggi bagi seorang Melayu yaitu sebagai
Penasihat Adat Istiadat dan Kebudayaan Melayu (Advisor on Malay Custom
and Culture) dan bertempat di Markas Pemerintahan Tentera Jepang di
Taiping, Perak. Dr. Burahanuddin juga semasa menjabat jabatan ini, beliau
telah mendampingi sekaligus melindungi dan membantu Maahad Il-Ihya As-
Syarif, yaitu sebuah madrasah pendidikan Islam yang terkenal dari segi sosial
dan politik, yang terletak di Gunung Semanggol, Taping, Perak.54
Mengenai karya, Dr. Burahanuddin adalah salah seorang ahli politik
yang banyak mengeluarkan buku-buku hasil nukilannya sendiri. Dalam hal
tentang karya Dr. Burhanuddin Al-Helmy, saudara Kamaruddin Jaffar
menuliskan bahwa, “Dr. Burhanuddin adalah “bahan” yang agak senang untuk
dikaji karena beliau telah menulis beberapa buah buku. Malah adalah
53
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangnnya,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD. 2009), h. 199. 54
Nabir Hj. Abdullah, Maahad Il-Ihya As-Syarif Gunung Semanggol 1934-1959, (Kuala
Lumpur: UKM, 1976), h. 87.
merupakan satu fakta yang jarang tertulis bahwa Dr. Burhanuddin salah
seorang tokoh politik Malaysia yang paling banyak menghasilkan karya.55
Antara penulisan Dr. Burhanuddin yang dikenal ialah, seperti
Perjuangan Kita,56
dan yang tidak kurang karangannya yang dikenali yang
menceritakan tentang falsafah perjuangan bangsa Melayu yaitu “Falsafah
Kebangsaan Melayu,57
Ugama dan Politik58
Dan banyak lagi buku-buku yang
ditulis Dr. Burhanuddin Al-Helmy, samada mengenai perjuangan Bangsa
Melayu dalam menentang penjajah, dalam bidang perubatan Homeopathy,
dalam bidang tasawuf (juga seorang ahli Tasawuf karena beliau mengikut
jejak langkah ayahnya yang merupakan seorang Ulama’ dan ahli Taswauf)
seperti “Simposium Tasawuf”. Banyaknya buku yang ditulis oleh Dr.
Burhanuddin, menjelaskan bahwa inilah diantara satu lagi kebolehan dan
betapa spesialnya tokoh politik ini. dan beberapa lagi karyanya yang mungkin
penulis belum jumpai saat penulisan kajian ini.
55
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 6. 56
Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946, (Singapura:
Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946). 57
Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Pulau Pinang: pustaka
Semenanjung, 1954). 58
Burhanuddin Al-Helmy, Ugama dan Politik, (Singapura: Buana, 1954).
BAB IV
IDEALISME DAN PERJUANGAN
A. Idealisme Politik
Dr. Burhanuddin ialah sosok pejuang yang telah lama berada dalam
arena politik di Tanah Melayu. Segala ilmu dan pengalaman hidup yang
dipelajari ketika beliau belajar di luar Negeri seperti mengikuti pergerakan-
pergerakan dan berkenalan dengan pejuang-pejuang kemerdekaan dari Negeri
luar menjadikan beliau seorang pejuang yang kuat. Segala pengalaman dan
ilmu yang ditimba ketika beliau belajar, diimplimentasikan ke dalam
perjuangannya dalam belajar kemerdekaan untuk Tanah Melayu. Biografi
hidupnya juga menggambarkan beliau ialah seorang yang taat dan alim
mengenai Islam. Hasil dari keikut sertaan dan pembacaan yang banyak
tentang gerakan-gerakan kemerdekaan dan pendidikan-pendidikan Islam,
menjadikan beliau seorang yang mempunyai kesadaran yang tinggi tentang
agama, bangsa dan Negara. Bagi Dr. Burhanddin politik ialah alat kepada
agama, karena politik boleh berubah dan agama adalah tetap, ini terdapat
dalam tulisannya yang bertajuk Ugama dan Politik59
beliau menuliskan bahwa
politik berubah-ubah tetapi agama tetap. Agama tidak boleh disesuaikan
dengan politik, tetapi politik itulah yang mesti disesuaikan dengan agama.
Jelas disini bahwa Dr. Burhanuddin menekankan politiklah yang harus
59
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Ugama dan Politik, (Singapura: Buana, 1954), h. 8.
mengikuti acuan agama dan bukanlah politik yang harus mengikuti perubahan
politik beliau berargumen bahwa politik adalah berdasarkan kepada akal dan
kebijaksanaan, maka tiadalah tetap, malah ia berubah dan berganti caranya
mengikut keadaan zaman dan tempat.60
Jelas dari tulisannya, Dr. Burhanuddin
berpendapat bahwa politik penting dan diperlukan untuk dapat meninggikan
agama.
Dari apa yang boleh didapati dari penulisan dan perjuangannya, Dr.
Burhanuddin secara umumnya mempunyai tiga ciri dasar pemikiran yaitu
Islam, Kebangsaan Melayu dan Kemerdekaan. Dan ini dipertegaskan lagi
dengan pendapat ilmuan yang lain. Menurut W. Mohd Azam Mohd Amin
bahwa idealisme politik Dr.Burhanuddin mempunyai tiga dasar utama yaitu,
semangat keislaman, semangat kebangsaan yang luas dan penentangan
terhadap penjajah.61
Dan ditegaskan disini, bahwa adalah agak sukar untuk
mendapati bahwa yang mana dari tiga ciri di atas yang lebih diutamakan oleh
Dr. Burhanuddin. Tetapi secara umumnya dapatlah dilihat bahwa Islam adalah
landasan utama dalam pemikirannya.
Dr. Burhanuddin ada mengutip satu kata arab yang terkenal mengenai
Negeri yang berbunyi “Kasihkan watan (Tanah Air) itu daripada iman.”62
Dan
ini dilihat sebagai kesesuaian terhadap pemikirannya. Dan beliau juga
60
Ibid, h. 9. 61
http// Zabidin13.wordpress.com/page/9 artikel tentang biografi Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00. 62
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan Kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946,
(Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946), h. 18.
menyambung dalam tulisannya bahwa, kita pandang dari segi falsafah dan
kita susunkan dengan pemandangan yang dekat adalah begini: 1- Iman
(nyawa) 2- Tubuh 3- Bangsa 4- Watan (Tanah Air).63
Dan beliau
menyebutkan susunan ini sebagai empat serangkai dalam binaan watan. Dr.
Burhanuddin juga memberikan sebab kenapa harus empat serangkai ini.
Beliau menyebutkan bahwa iman berdiri di atas tubuh. Tubuh berdiri di atas
bangsa dan bangsa berdiri di atas watan.salah satu daripada yang empat ini
tidak boleh bercerai tinggal dalam binaannya tetapi watan jadi pokok. Ada
watan ialah dengan kuat bangsa. Kuat bangsa keluar dari tubuh diri yang sehat
kuat dan perkasa seperti pekerja, pahlawan, prajurit dan lain-lainnya. Maka
dalam jiwa pekerja pahlawan prajuritnya terletak iman.64
Jelas disini bahwa
kempat di atas yaitu iman, tubuh, bangsa dan watan dalam pendangan Dr.
Burhanuddin adalah satu kesatuan. Dimulai dengan kekuatan iman
menguatkan tubuh, tubuh menguatkan bangsa hingga akhirnya menguatkan
watan. Dan ini jika dilihat dari susunan atas ke bawah yang digambarkan oleh
Dr. Burhanuddin, jika dilihat dari susunan sebaliknya akan didapatkan bahwa
kekuatan watan menjamin kekuatan bangsa dan hingglah kekuatan iman. Ini
penjelasan yang cuba dibuat oleh Dr. Burhanuddin bahwa watan memerlukan
iman dan sebaliknya iman juga memerlukan watan. Karena Dr. Burhanuddin
menyebut bahwa kebebasan dan kemerdekaan bangsa barulah betul merdeka
63
Ibid, h. 18. 64
Ibid. h. 19.
ugama yang dianuti oleh seseorang itu.65
Karena bagi Dr. Burhanuddin,
agama akan lemah dan diperendah pabila bangsanya lemah. Jelas disini bahwa
untuk memelihara agama adalah dengan hanya “bebas dan merdeka bangsa
dan watan.” Dan jelas juga disini bahwa merdeka itu adalah antara matlamat
utama beliau.
Di atas ini ialah sedikit gambaran singkat mengenai pemikiran Dr.
Burhanuddin Al-Helmy. Untuk mengkaji lebih dalam maka sebagai pengkaji,
penulis membuat beberapa bagian pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
Yang pertama mengenai Islam, yang kedua mengenai kebangsaan Melayu dan
yang ketiga mengenai kemerdekaan.
1. Islam
Ciri pertama dari pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy ialah Islam.
Beliau selalu akan mengaitkan Islam dengan segala sesuatu. Ini dapat
dipastikan dari tulisan Dr. Burhanuddin, beliau menyebutkan bahwa Islam
memandang kebangsaan itu sebagai suatu alat dan bukan tujuan. Kebangsaan
hendaklah mengambil tempat yang sederhana dan bulat sebagai suatu
lambang yang boleh menarik dan menyatukan suatu bagian tenaga untuk
mencapai cita-cita mulia yang besar dan abadi, sebagaimana Islam
memandang Dunia bukan tujuan tetapi sebagai satu alat perantara yang
65
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan Kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946,
(Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946), h. 18.
menyampaikan ke Akhirat.66
ini jelas dilihat perbedaan pandangan antara Dr.
Burhanuddin dengan pejuang nasionalis yang lain dalam soal kebangsaan. Dr.
Burhanuddin selalu akan mengaitkan sesuatu itu dengan Islam, apakah
bertepatan atau pun berseberangan dengan Islam. Dan dalam hal kebangsaan
Melayu, Dr. Burhanuddin dalam tulisannya banyak memetik ayat Al-Quran
yang menceritakan tentang kebangsaan. Dr. Burhanuddin mempertahankan
kebangsaannya dengan menggunakan ayat Al-Quran, Hadith dan kisah-kisah
dari sejarah Islam. Antara ayat Al-Quran yang dipetik oleh Dr. Burhanuddin
ialah ayat 13 dari Surah al-Hujurat, Allah Berfirman :
/
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku ialah supaya
kamu berkenal-kenalan (Diantara satu bangsa dengan bangsa yang lain)
sesungguhnya yang lebih mulia diantara kamu ialah yang lebih bertakwa.67
(QS. Al-Hujurat / 49:13)
Dari ayat ini Dr. Burhanuddin mentafsirkan apakah artinya perkenalan
jika tidak terlebih dahulu terdiri kekuatan dan kelayakan gabak, kaum dan
bangsa yang hari ini terkenal dengan kebangsaan itu dengan suatu kebangsaan
66
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Bukit Mertajam: Pustaka
Semenanjung, 1954), h. 24. 67
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Pt Syamil Cipta Media, h. 516.
yang lain.68
Dan dalam perkara kebangsaan Melayu ini Dr. Burhanuddin
menolak fahaman kebangsaan yang sempit atau racist nationalism atau
Assabiyyah Jahiliyyah. Dr. Burhanuddin telah memetik sebuah Hadith Nabi
untuk mentafsirkan perkara assabiyyah jahiliyyah atau kebangsaan sempit ini
yang bermaksud: Bukan dari kami (orang Islam) orang yang menyeru kepada
assabiyyah. Dr. Burhanuddin mentafsir hadith ini bahwa assabiyyah yang
dimaksud disini katanya perasaan membuta tuli dan degil, atau boleh disebut
dengan kebangsaan sempit, atau faham berdaerah-daerah sebagaimana yang
pernah berlaku kepada kaum jahiliyyah terdahulu.69
Dan beliau menyebut juga
bahwa assabiyyah ini ialah terambil dari kata “ta’sub” yang disebut dalam
bahasa Inggris “fanatic”. Jelas di atas ini bahwa Dr. Burhanuddin
menekankan kebangsaan yang diperjuangkan adalah kebangsaan dalam erti
yang luas, dan bukannya fahaman perkauman sempit yang hanya memandang
kaum lain lebih hina dari kaumnya, dan Dr. Burhanuddin juga memberikan
contoh seperti arab jahiliyyah dizaman dahulu.
Dr. Burhanuddin juga menegaskan bahwa agama Islam diturunkan
untuk menyusun hidup manusia, mengatur hubungan dengan Allah,
menyempurnakan hubungan manusia dengan manusia. Beliau menyebutkan
lagi, dan bagaimanakah kita akan mengembalikan agama kita, hingga agama
68
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Bukit Mertajam: Pustaka
Semenanjung, 1954), h. 27. 69
Ibid. h. 29.
dapat berjalan menurut yang dikehendaki Allah, jika kita belum bebas
merdeka dan berdaulat? Tentu tidak boleh, melainkan sudah bebas merdeka
dan berdaulat.70
dalam penulisan ini juga dilihat perhubungan antara Islam
dan ciri pemikirannya yang lain. Dan telah dijelaskan dahulu bahwa ketiga-
tiga ciri pemikiran Dr. Burhanuddin adalah berkait rapat dan tidak dapat
diketahui manakah yang menjadi keutamaan kepada Dr. Burhanuddin.
Walaupun secara luasnya terkadang dilihat secara luasnya Islam menjadi
keutamaan dan terkadang ciri-ciri pemikirannya yang lain menjadi keutamaan
kepada sosok pejuang yang turut diiktiraf oleh sesetengah masyarakat sebagai
antara 100 pahlawan Muslim yang mengubah Dunia.
2. Kebangsaaan Melayu
Sebelum mengkaji lebih jauh, haruslah diketahui bahwa aliran
nasionalisme ada dua aliran. Pentingnya untuk diketahui aliran-aliran
nasionalisme ini adalah mudah untuk mengetahui aliran nasionalisme
manakah yang Dr. Burhanuddin (sebagai bahan kajian) pilih sebagai pegangan
perjuangannya. Dalam hal ini saudara Sidek Fazil membagi nasionalisme
kepada dua aliran, yang pertama nasioanalisme Islam dan yang kedua ialah
nasionalisme Sekular.71
70
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Ugama dan Politik, (Singapura: Buana, 1954), h. 15. 71
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangan,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD, 2009), h. 15.
Yang lalu telah dituliskan mengenai hubungan antara Islam dan kebangsaan
Melayu dalam pemikiran Dr. Burhanuddin. Sebagai pemimpin PKMM yang
dipengaruhi dengan sejarah Nusantara, Dr. Burhanuddin mencoba
memaparkan ide penyatuan Alam Melayu dan perlunya didirikan semula yang
dinamakan dengan Alam Melayu atau Melayu Raya. Dr. Burhanuddin dalam
Koran Pelita Hidup ada menuliskan idenya yang menyebut bahwa bersatu itu
ialah kekuatan kita. Dan apabila ada kekuatan kita akan berupaya membuat
atau menghasilkan apa yang kita cita-citakan, menyeberang Selat Melaka,
mengibarkan bendera Merah Putih, Merdeka bahkan mendirikan kembali
Kerajaan Melayu yang maha besar itu pun boleh dan tentu akan berhasil.72
Dari tulisannya dalam Koran Pelita Malaya ini, Dr. Burhanuddin merasakan
penting dan perlu dibangunkan semula Melayu Raya untuk memartabatkan
bangsa Melayu yang berada di bawah penjajahan. Dan Dr. Burhanuddin turut
menyuarakan cita-citanya mengenai kebangsaan Melayu yaitu memunculkan
kembali nasib bangsa Melayu yang tenggelam dan terkandas selama beratus-
ratus tahun sudah dengan slogan “membela hak dan keadilan Putra Melayu”
dan beserta itu terus maju menuju cita-cita mulia dan suci yaitu mencapai
kemerdekaan bangsa dan tanah air.73
72
Ibid, h. 201. 73
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan Kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946,
(Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946), h. 24.
Dalam membicarakan konsep Kebangsaan Melayu, Dr. Burhanuddin
telah mengemukakan satu konsep kebangsaan Melayu yang luas, menurut
beliau, Kebangsaan Melayu itu bukan dibina hanya karena seseorang itu
bangsa Melayu atau bapanya Melayu, keturunannya Melayu dan bakanya
Melayu. Di sini Dr. Burhanuddin cuba menerangkan bahwa menjadi bangsa
Melayu itu bukan dipandang dari aspek darah keturunannya. Dan beliau
menyebutkan lagi tiap-tiap orang dari apa puak (etnis) atau bangsa pun yang
telah putus atau memutuskan pertalian dan perhubungannya dengan
kebangsaan asalnya, lalu menumpahkan taat setia dan memenuhi syarat dan
kehendak kebangsaan Melayu maka seseorang itu jadilah berkebangsaan
Melayu menurut istilah politik. Sebaliknya pula tidaklah dapat dimasukkan
seorang baka Melayu kepada kebangsaan Melayu jika seseorang itu telah
memutuskan daripada kebangsaan Melayunya dengan pilihannya sendiri
dengan cukup keterangan-keterangannya pula.74
Ini penjelasan yang dibuat
oleh Dr. Burhanuddin mengenai pengertian kebangsaan Melayu yang mana
beliau tidak mengkhususkan dalam arti kata lain beliau tidak memaksudkan
kebangsaan Melayu itu sebagai Assabiyyah atau fahaman etnis sempit yaitu
kebangsaan Melayu hanya untuk orang yang berketurunan darah Melayu
sebaliknya ia terbuka kepada semua etnis (dalam konteks Malaysia pada masa
itu ialah Cina, India dan lain-lain) dengan syarat mereka mau menumpahkan
74
Ibid, h. 75.
taat setia mereka kepada kebangsaan Melayu dan tidak boleh kepada
kebangsaan yang lain. Dan begitu juga dengan sebaliknya orang yang
berketurunan Melayu, menurut Dr. Burhanuddin apabila sudah memutuskan
dirinya dari kebangsaan Melayu atas opsi dirinya sendiri, maka dia bukanlah
berkebangsaan Melayu.
Mengenai Kebangsaan Melayu juga, Dr. Burhanuddin selalu
mengaitkan Kebangsaan Melayu dengan prinsip Islam. Ini dipastikan oleh
beliau supaya Kebangsaan Melayu itu selaras dan tidak berseberangan dengan
prinsip Islam. Seperti yang telah diterangkan diawal perbahasan ini, bahwa
aliran nasionalisme Melayu ada dua yaitu nasionalisme Islam dan
nasionalisme Sekular. Menurut pendapat yang dikeluarkan oleh Sidek Fazil
mengenai Dr. Burhanuddin, beliau berpendapat bahwa Dr. Burhanuddin
berbeza dengan pejuang nasionalis yang lain, walaupun Dr. Burhanuddin
merupakan pendukung kuat nasionalisme Melayu, namun Kebangsaan
Melayu yang dipegang oleh beliau hanyalah sebagai alat untuk mencapai cita-
cita Islam.75
Dari kajian yang di atas ini, jelas Dr. Burhanuddin
menghubungkan Kebangsaan Melayu dengan Islam. Dr. Burhanuddin juga
menjelaskan bahwa Kebangsaan Melayu ini adalah sebagai satu kekuatan
untuk bangsa bersatu. Disinilah dilihat beliau menghubungkan antara
Kebangsaan Melayu dengan kemerdekaan.
75
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangan,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD., 2009), h. 18.
3. Kemerdekaan
Seperti yang diterangkan di atas bahwa bebas dan merdeka bangsa dan
watan adalah antara ciri pemikiran Dr. Burhanuddin Al-Helmy. Sebagai
penjelasan terhadap pemikirannya, Dr. Burhanuddin dalam tulisannya
menyebutkan bahwa kita sekarang masih terjajah. Politik kita masih jauh lagi
mengatur Negara (sebab Negara) tak ada dalam tangan kita. Sudah merdeka
dan berdaulat barulah kita dapat mengatur sesuatu yang dinamakan Negeri
Melayu. Jadi politik kita hari ini, mestilah kita kumpulkan dan kita atur serta
susun untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaan, supaya nanti dapat
mendirikan Negeri yang teratur, berdaulat, aman dan makmur.76
Jelas dari
tulisan ini Dr. Burhanuddin menekankan bahwa penting untuk merdeka dari
penjajahan dulu sebelum membuat usaha untuk mengatur dengan apa yang
dinamakan Negeri Melayu.
Dan kemerdekaan ini selalu ditekankan oleh Dr. Burhanuddin dan juga
dikaitkan antara satu dengan ciri pemikiran beliau yang lain. Kalau dilihat dari
tulisan Dr. Burhanuddin yang dulu (di atas), disini dilihat hubungan antara
Islam dan kemerdekaan. Karena bagi Dr. Burhanuddin selagi Negeri tidak
bebas merdeka, maka tidaklah merdeka agama yang dianut oleh seseorang itu.
Dalam arti kata yang lain, Islam tidak akan bebas dianuti oleh seseorang itu
sebelum Islam (dalam konteks Tanah Melayu atau Malaysia) itu betul-betul
76
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Ugama dan Politik, (Singapura, Buana, 1954), h. 8.
ditinggikan serta diakui dan ini hanya boleh didapati dengan merdekanya
Tanah Melayu. Sebab itulah pentingnya kemerdekaan dalam pemikiran Dr.
Burhanuddin Al-Helmy.
Dan dalam perkara kemerdekaan ini, Kamaruddin Jaffar dalam
tulisannya telah mengakui Dr. Burhanuddin bukan hanya sebagai pejuang
kemerdekaan untuk Tanah Melayu tetapi juga sebagai pejuang kemerdekaan
Internasional. Karena menurutnya Dr. Burhanuddin mempunyai sikap bukan
hanya kemerdekaan untuk Tanah Melayu sahaja bahkan secara menyeluruh
untuk Negeri-negeri yang terjajah. dan Kamaruddin Jaffar menyebutkan lagi,
bahwa apa yang membedakan Dr. Burhanuddin dengan pejuang-pejuang
kemerdekaan yang lain ialah tentang keterlibatan luas Dr. Burhanuddin dalam
menunutut kemerdekaan. Dengan ini dimaksudkan bahwa Dr. Burhanuddin
bukan saja melibatkan diri beliau dalam gerakan nasionalisme Melayu di
Tanah Melayu saja tetapi juga terlibat di India dan dalam isu Palestina dan
juga persidangan-persidangan Internasional yang menyentuh soal
kemerdekaan dan anti penjajahan.77
atas sebab inilah saudara Kamaruddin
Jaffar yang merupakan seorang ilmuan politik mengiktiraf Dr. Burhanuddin
sebagai seorang nasionalis Internasional.
Dalam pidatonya di kongres Partai rakyat 1955, Dr. Burhanuddin
menyatakan sebab penentangan terhadap penjajah atau anti-penjajahan dalam
77
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur:Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 11.
perjuangannya. Beliau menyatakan bahwa kita menentang penjajahan tetapi
tidak pula pro-komunis. Kita menginginkan kembali hak keadilan Tanah Air
kita dan kebangsaan kita yang berdaulat, sebagaimana kita belum dipengaruhi
dan dijajah seperti dulu. Dan beliau menyebutkan lagi bahwa, kita bangun
kembali ialah karena menegakkan semula kebebasan dan kemerdekaan bangsa
dan Tanah Air Nusantara kita supaya setaraf kedudukannya dengan bangsa-
bangsa didunia sekarang ini.78
Dari tulisan Dr. Burhanuddin ini dapat dilihat
semangat nasionalisme Melayu dalam perjuangan dan pemikirannya. Jelas
bahwa Dr. Burhanuddin dalam perjuangan selalu menekankan Melayu atau
nasionalisme Melayu. Ini dapat dilihat tulisannya di atas mengenai “Tanah Air
Nusantara”, yang dimaksud dengan Tanah Air Nusantara ialah kepulauan
Melayu atau pun nama-namanya yang lain seperti Malaysia, Pulau-pulau
Rempah, Melayu Raya dan Indonesia Raya. Dan Dr. Burhanuddin turut
menjelaskan lagi bahwa Tanah Air ini telah ada semenjak tiga ribu tahun yang
lalu, telah terdapat tiga kerajaan terkemuka yaitu Sri Vijaya, Majapahit dan
Melaka. Dan tiga kerajaan itu menurut beliau berdiri sendiri dengan mulia dan
agung, bebas merdeka, berbaik-baik, bersahabat dan berhubungan dengan
kerajaan-kerajaan dan kerajaan yang berdekatan dengannya seperti India dan
Cina.79
Disini Dr. Burhanuddin memberi pengertian apa dan siapa yang
78
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Pidato Sambutan Dr. Burhanuddin Al-Helmy kepada Kongres
Partai Rakyat 24.12.1955, (Singapura: Partai Rakyat 1955), h. 5. 79
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan Kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946,
(Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946), h. 4.
dipanggil Melayu. Karena itulah beliau selalu menekankan tentang kesatuan
Melayu karena menurutnya yang dipanggil Melayu itu ialah pulau-pulau dari
ketiga kerajaan di atas dan begitu jugalah dengan rakyat-rakyat ketiga
kerajaan itu. Dari ayat yang di atas terlihat ada keterkaitan didalam pemikiran
Dr. Burhanuddin diantara kemerdekaan dengan Kebangsaan Melayu.
B. Perjuangan Politik
Dalam mengkaji perjuangan Dr. Burhanuddin ini, penting untuk
diketahui apakah maksud radikal, dimana Dr. Burhanuddin termasuk dalam
takrifan yang telah dibuat oleh masyarakat yaitu beliau salah satu antara
banyak pejuang radikal dalam menentang penjajahan. Radikalisme
mempunyai pengertian yang berbeda terkait waktu, keadaan dan sudut
pandangan. Perkataan radikal itu berasal dari isitilah Latin, radix,80
yaitu
gerakan di Barat khususnya di Eropa pada awal abad ke-19 yang dipelopori
oleh Charles James Fox yang belajar kerajaan Inggris supaya lebih
demokratik. Beliau memperjuangkan reformasi dari segi politik, ekonomi dan
sosial untuk mengakkan keadilan dengan tujuan memperbaiki kehidupan
masyarakat. Memperjuangkan perubahan secara drastis.81
Dan radikal disini
juga membawa maksud akar umbi. radikalisme adalah semangat perjuangan
80
Ishak Bin Saad, Tesis Ijazah Doktor Falsafah, Radikalisme Melayu Dari Perak1945-1970:
Kebangkitan Rakyat, Pemikiran, Sumbangan dan Pengorbanan. (Universiti Sains Malaya (USM),
2007), hal. 1. 81
http//:www.bookrags.com/wiki/Radicalism_historical. Diakses pada tanggal 25 Juli 2009
jam 15.00.
yang membela masalah akar umbi masyarakat yang merangkumi aspek
politik, ekonomi sosial. Justeru itu radikalisme adalah perjuangan menentang
keburukan bagi mendapatkan kebaikan-kebaikan asas dan agar dasar diubah
untuk memperolehi keadilan.82
Istilah ini bermula di Barat dalam konteks
perjuangan menentang kezaliman pihak berkuasa. Umumnya istilah ini
digunakan bagi menunjuk kepada pembelaan dalam pelbagai aspek
kehidupan. Dalam konteks perjuangan menentang penjajahan, ia merupakan
satu bentuk falsafah politik golongan yang dilabelkan oleh penjajah sebagai
golongan kiri atau penentang kepada status quo dan kekuasaan penjajah.83
Pelabelan penjajah ini memberi makna yang bertentangan dengan pengertian
yang digunakan dalam konteks radikal barat. Pelabelan radikal pihak penjajah
kepada golongan berfalsafah atau ideologi kiri berdasarkan kepada unsur
anarkis dan pembangkangan terhadap golongan pemerintah kolonial dan
establishment tempatan.84
Pelabelan ini jika dilihat secara mudah, tidak
memberikan unsur-unsur yang signifikan kepada perjuangan golongan radikal,
yang hanya sebagai penentang. Pemahaman sedemikian tidak menjelaskan
ciri-ciri dan falsafah politik golongan kiri atau radikal secara tepat. Perjuangan
kiri atau radikal dalam konteks kajian tentang perjuangan
82
Dewan Bahasa dan Pustaka, Kamus Dewan, Edisi Baru, (Kuala Lumpur: 1993), h. 1010. 83
Ishak Bin Saad, Tesis Ijazah Doktor Falsafah, Radikalisme Melayu Dari Perak1945-1970:
Kebangkitan Rakyat, Pemikiran, Sumbangan dan Pengorbanan. (Universiti Sains Malaya (USM),
2007), h. 2. 84
Ibid. h.2.
Dr. Burhanuddin juga mempunyai unsur-unsur pembelaan yang dipakai dalam
pengertian radikalisme di Barat. Artinya perjuangan golongan ini mempunyai
falsafah politik yang berakar kepada prinsip, idea dan keinginan pembelaan
yang diterjemahkan dalam bentuk tindakan serta dilaksanakan secara rasional
dan konsisten. Falsafah perjuangan mereka adalah menghapus penindasan
dalam kehidupan masyarakat.85
Dalam konteks perjuangan Dr. Burhanuddin
yang turut dikategorikan berada dalam golongan yang berhaluan kiri atau
radikal, adalah untuk menuntut kemerdekaan. Dan dalam buku “Sejarah
Politik Melayu Pelbagai Aliran”86
menuliskan bahwa sejarah perjuangan
gerakan berhaluan kiri atau radikalisme Melayu bermula dengan semangat
yang dipelopori oleh kaum muda dan Kesatuan Melayu Muda (KMM) dalam
tahun 1920-an dan 1930-an lagi, gerakan ini berhasil membangkitkan
semangat menentang terhadap penjajah Inggris. Kaum muda yang kebanyakan
mereka mendapat pendidikan dari Timur Tengah pulang dengan membawa
ilmu pengetahuan agama yang tinggi bersama-sama dengan semangat
“Reformis Islah Islam” atau dikenali dengan semangat gerakan Ikhwanul
Muslimin dari Mesir untuk menentang penjajahan Barat, telah berhasil
membangkitkan gerakan-gerakan Islam dalam langkah politik di Tanah
Melayu.87
85
Ibid, h. 2. 86
Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication SDN.
BHD, 2007). 87
Ibid, h. 85-86.
Aksi politik Dr. Burhanuddin Al-Helmy dapat dilihat dan dibahagi
kepada tiga masa. Masa yang pertama ialah di masa pendudukan Jepang,
kedua pasca pendudukan Jepang dan ketiga di masa beliau dalam Partai Islam
se-Malaysia
1. Masa pendudukan Jepang
Pada tahun 1939 beliau telah diperkenalkan kepada KMM oleh
Mustapha Husain88
. Tetapi nampaknya Dr. Burhanuddin tidaklah bergerak
aktif didalam KMM ini dikarenakan pemimpin-pemimpin KMM yang lain
seperti Ibrahim Yaakob, Ishak Hj Mohamad, Ahmad Boestaman, Sutan
Djenain dan lain pemimpin KMM ditangkap oleh pemerintah Inggris pada
tahun 1940.89
Dan gerakan ini telah diharamkan oleh pemerintah pada masa
itu. Dr. Burhanuddin tidak ditangkap karena tidak dianggap berbahaya oleh
Inggris. Oleh itu pergerakan politiknya yang pertama dilihat (tapi tidak secara
jelas) pada bulan Juli 1945, setelah itu beliau, Ibrahim Yaakob, Onan Siradj
dan beberapa pemimpin KMM yang lain membentuk pula Kesatuan Rakyat
Indonesia Semenanjung (KRIS) yang dirancangkan dengan sokongan pihak
Jepang untuk menguruskan kemerdekaan Malaya sebagai sebagian daripada
88
Mustapha Hussain termasuk dalam salah seorang pemimpin Kesatuan Melayu Muda
(KMM). 89
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur : Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 5.
Indonesia Raya90
. Rencana mereka itu, tidak dapat dilaksanakan oleh karena
pihak Jepang telah mengumumkan penyerahan diri mereka sebelum
tercapainya kemerdekaan yang direncanakan.91
Dan penyerahan Jepang yang
secara kepada Kuasa Berikat setelah Nagasaki dan Hiroshima dimusnahkan
oleh dua bom Atom Amerika Serikat pada 6 Agustus 1945 sehingga
menyebabkan peluang kepada Inggris menduduki Malaya semula.92
Dan pada
masa pendudukan Jepang ini dapat dilihat sumbangan Dr. Burhanuddin dalam
Dunia Islam. Sumbangannya yang amat berjasa dalam Dunia Islam khususnya
di Tanah Melayu ialah beliau telah mengadakan Persidangan Ulama Malay-
Sumatera di Syonan To (Singapura) pada 5-6 April 1943.93
Walaupun
persidangan ini telah dibuat oleh Senden-Bu (Jabatan Propaganda Jepang)
namun peranan Dr. Burhanuddin amat besar dalam mengumpulkan ulama-
ulama dari Tanah Melayu dan Sumatera. Dan dalam persidangan ini
memberikan ulama-ulama kesempatan untuk mengatur strategi walaupun pada
kenyataannya ini ulama-ulama dilihat seakan-akan pro-Jepang,
90
Dr. Burhanuddin dan Ibrahim Yaakob mewakili KRIS mengadakan pertemuan dengan Ir.
Soekarno dan Dr. Hatta di Taiping, Negara Bagian Perak, bagi membincang untuk mengisytiharkan
kemerdekaan Tanah Melayu dan Indonesia secara bersamaan pada 17 Agustus 1945. Sila lihat dalam
website, http// Zabidin13.wordpress.com/page/9. artikel tentang biografi Dr. Burhanuddin Al-Helmy.
Diakses pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00. 91
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 5. 92
http// Zabidin13.wordpress.com/page/9. Artikel tentang biografi Dr. Burhauddin al-Helmy
Diakses pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00. 93
Riduan Mohamad Nor MA. UKM, Mohd Fadli Ghani MA. UKM, Ulama Dalam Sorotan
Perjuangan Kemerdekaan, (Selangor: MHI Publication, HS Massyi Printing SDN. BHD., Edisi
Pertama, 2007), h. 137.
dikarenakan persidangan ini dibuat oleh Jepang. Ini dapat dibuktikan dengan
pernyataan yang dibuat oleh Hamka bahwa “Jepang bukanlah datang untuk
memerdekan Tanah Melayu, sebaliknya menjajah.”94
Karena itulah ulama-
ulama mengambil kesempatan ini untuk menyusun strategi dalam membangun
umat.
Antara ulama-ulama yang hadir semasa persidangan itu ialah Hamka
yang mewakili Kesultanan Deli, Tengku Yafizham (Serdang), Sheikh
Abdullah Afifuddin (Langkat), Teungku Daud Beureueh, Teungku
Muhammad Hasbi, Tuank Abdul Aziz (Aceh), AHA Mun’im, Hj. Abdul Aziz,
Marah Bagindo (Tapanuli), KH Chik Wan (Palembang), KH Nawawi dan
Taha (Lampung), Seikh Ibrahim Musa, Sheikh Sulaiman Rasuli, AR St.
Mansor, H. Sirajuddin Abbas dan Muhammad Yunus (Sumatera Barat), Haji
Ali (Singapura) dan wakil-wakil kerajaan dari Tanah Melayu termasuk Sheikh
Tahir Jalaluddin.95
2. Pasca Pendudukan Jepang
Pergerakan politik Dr. Burhanuddin yang dilihat sebagai pergerakan
pertamanya (sebelum ini pergerakan politiknya dilihat tidak terlalu aktif,
seperti ditulis di atas), ialah setelah kembalinya Inggris menjajah semula
94
Dr. Hamka, Kenang-Kenangan Hidup, (Kuala Lumpur : Penerbitan Pustaka Antara, 1982),
h. 34. 95
Riduan Mohamad Nor MA. UKM, Mohd Fadli Ghani MA. UKM, Ulama Dalam Sorotan
Perjuangan Kemerdekaan, (Selangor: MHI Publication, HS Massyi Printing SDN. BHD. Edisi
Pertama, 2007), h. 138.
Tanah Melayu. Dengan didirikan Partai Kebangsaan Melayu Malaya
(PKMM).96
Kekuatan utama menubuhkan PKMM ini datangnya daripada
Mukhtaruddin Lasso dan Ahmad Boestaman. Semasa pertemuan
pembentukan PKMM itu telah memilih Muktaruddin Lasso sebagai Presiden
dan Dr. Burhanuddin sebagai Wakil Presiden walaupun Dr. Burhanuddin
tidak menghadiri pertemuan itu.97
Setelah beberapa hari setelah Kongres
Pertama PKMM Mukhtaruddin Lasso “menghilang” diri secara tiba-tiba, dan
Dr. Burhanuddin terpaksa mengambil tempat sebagai Presiden PKMM
menggantikan Mukhtaruddin Lasso dan Wakil Presiden ialah Ishak bin Hj.
Mohamad setelah disepakati oleh pimpinan PKMM.98
Ketika di bawah
pemerintahan Dr. Burhanuddin, PKMM bersama dengan 39 gabungan Melayu
yang berbeda berkoalisi dan telah membentuk Pertubuhan Kebangsaan
Melayu Malaya (PEKEMBAR)99
atau United Malay National Organisation
(UMNO) pada 11 Mei 1946 karena menentang rancangan Malayan Union
Inggris. PKMM bagaimanapun akhirnya keluar dari koalisi UMNO pada
bulan Juli 1946 karena tidak sepakat dengan sifat UMNO yang dianggap
mewujudkan hubungan dan toleransi oleh pemimpin-pemimpin UMNO
96
Partai Kebangsaan Melayu Malaya PKMM didirikan pada 17 Oktober 1945 di Ipoh Negara
Bagian Perak. Sila rujuk Dr.Burhanuddin al-Helmy, Perjuangan Kita, (Singapura: Parti Kebangsaan
Melayu Malaya, 1946), h. 25. 97
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 6. 98
Ahmad Boestaman, Dr. Burhanuddin: Putera Setia Melayu Raya, (Kuala Lumpur: 1972),
h. 9 99
http// Zabidin13.wordpress.com/page/9. artikel tentang biografi Dr. Burhanuddin Al-
Helmy. Diakses pada tanggal 25 Juli 2009 jam 15.00.
dengan Inggris.100
Dengan pemisahan ini jelaslah bahwa Dr. Burhanuddin
tidak pernah bertoleransi dengan golongan penjajah karena beliau ialah
seorang pejuang radikal yang membawa semangat nasionalisme yang tinggi.
Dan beliau juga tidak mau ada pengaruh Inggris dalam perjuangan orang-
orang Melayu untuk mendapatkan kemerdekaan Tanah Melayu.
Pada bulan Februari 1947 PKMM berkoalisi dengan Angkatan
Pemuda Insaf (API), Angkatan Wanita Sedar (AWAS) dan beberapa lagi
kelompok yang lain ikut berkoalisi sebagai satu barisan politik Melayu yaitu
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) untuk menentang UMNO dalam
menentukan corak dan lanskap politik Malaya. Kemudian PUTERA berkoalisi
pula dengan All Malaya Council for Joint Action (AMCJA) untuk
memperkuatkan lagi dalam menentang UMNO dan Inggris. Koalisi ini
diketuai oleh Dr. Burhanuddin, dan koalisi ini juga menjelaskan pendirian dan
sikap politiknya yang tidak akan menjadi alat penjajah dan akan terus
berjuang dengan semangat nasionalisme Melayu. Semasa menjadi ketua
tertinggi PKMM, Dr. Burhanuddin telah berhasil mengadakan Persidangan
Ekonomi-Ugama se-Malaya pada 22-24 Maret 1947 di Maahad Il-Ihya as-
Asyarif, Gunung Semanggol, Negeri Bagian Perak. Pada persidangan ini telah
100
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 6.
berhasil didirikan Pusat Perekonomian Melayu seMalaya (PEPERMAS) dan
Majlis Agama Tertinggi seMalaya (MATA).101
Setelah dalam beberapa waktu Dr. Burhanuddin menjadi ketua
tertinggi dalam PKMM, akhirnya jabatan beliau cuba dicabar oleh Ahmad
Boestaman dan Ishak Hj. Mohamad.102
Akan tetapi amat sulit bagi Ahmad
Boestaman dan Ishak Hj. Mohamad untuk merebut jabatan tersebut
dikarenakan popularitas Dr. Burhanuddin yang kuat didalam PKMM. Menurut
Ahmad Boestaman, tujuan beliau yang mahu merebut jabatan dari Dr.
Burhanuddin adalah dikarenakan Dr. Burhanuddin terlalu lurus dan jujur
sehingga merugikan PKMM.103
Sebenarnya pergerakan radikal terpecah
kepada tiga ideologi, yaitu ideologi Islam, Kebangsaan dan Komunis.104
Menurut John Funston pula, penggulingan Dr. Burhanuddin adalah
manifestasi perebutan kuasa antara “Sayap Islam” dan “Sayap Kiri” didalam
pimpinan PKMM.105
PKMM pada asalnya ada pengaruh ideologi Komunis
sewaktu penubuhannya. Tetapi ketika Dr. Burhanuddin menjabat sebagai
Presiden, beliau mencuba dan akhirnya berhasil membersihkan pengaruh
101
Nabir Hj. Abdullah, Maahad Il-Ihya As-Syarif Gunung Semanggol 1934-1959, (Kuala
Lumpur: UKM, 1976), h. 110. 102
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 6. 103
Ahmad Boestaman, Dr. Burhanuddin: Putera Setia Melayu Raya, (Kuala Lumpur: 1972),
h. 32. 104
Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication SDN.
BHD, 2007), h. 88. 105
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 20.
ideologi Komunis dari PKMM.106
Dan ini disebabkan latar belakang beliau
yang dididik dengan didikan agama dan hidup dalam lingkungan masyarakat
yang taat kepada Islam. Maka tidak heranlah jika beliau mencuba untuk
membersihkan ideologi Komunis yang ada dalam PKMM.
Pada akhir tahun 1947, Dr. Burhanuddin mengetuai perwakilan
Malaya ke Inter-Asian Relations Conference di New Delhi.107
Dan dalam
persidangan ini membuka peluang kepada beliau untuk berkenalan dan
berdiskusi tentang gerakan-gerakan menentang penjajahan dengan bersama
dengan pemimpin-pemimpin kemerdekaan Negeri-Negeri Asia. Pada 14
Maret 1948 pula, Dr. Burhanuddin telah terlibat dalam pembentukan Partai
Hizbul Muslimin108
di Maahad Il-Ihya As-Syarif, Gunung Semanggol,
perak.109
Peran Dr. Burhanuddin dalam Partai Hizbul Muslimin ini tidak terlalu
aktif. Karena pada bulan Juni 1948, Undang-undang Darurat telah di
umumkan oleh pihak pemerintah Inggris di Tanah Melayu. Dan ini
menyebabkan PKMM diharamkan oleh Inggris, dan beberapa pemimpin
106
Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication SDN.
BHD, ,2007), h. 90. 107
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda,
SDN. BHD. 1980), h. 7. 108
Hizbul Muslimin ditubuhkan pada 14 Maret 1948, dan mempunyai tiga tujuan dasar
utama, yaitu Islam semata-mata bagi mencapai kemerdekaan, mencipta masyarakat berdasarkan Islam
dan ketiga menjadikan Tanah Melayu berdasarkan Islam. Sila rujuk Riduan Mohamad Nor MA. UKM,
Mohd Fadli Ghani MA. UKM, Ulama Dalam Sorotan Perjuangan Kemerdekaan, (Selangor: MHI
Publication, HS Massyi Printing SDN. BHD. Edisi Pertama, 2007), h. 163. 109
Nabir Hj. Abdullah, Maahad Il-Ihya As-Syarif Gunung Semanggol 1934-1959, (Kuala
Lumpur: UKM, 1976), h. 59.
politik penentang telah ditangkap termasuklah pemimpin-pemimpin dalam
Partai Hizbul Muslimin seperti Ustaz Abu Bakar Baqir dan Ustaz Abrab
Tamimi.110
Semasa penangkapan secara besar yang dilakukan oleh pemerintah
Inggris di Tanah Melayu ini, Dr. Burhanuddin telah berpindah ke Singapura.
Tetapi pada bulan Desember 1950, beliau telah ditangkap oleh Inggris karena
terlibat dalam kasus Natrah Hertogh,111
dan beliau dibebaskan setahun
kemudian.112
Pada bulan April 1955, beliau telah dijemput untuk menghadiri
Kongres Pemuda Melayu se-Malaya di Kuala Lumpur. Dan dalam kongres
tersebut beliau telah dilantik sebagai Steering Commitee dan diberikan
tanggung jawab kepada beliau untuk mewakili Pemuda Melayu se-Malaya di
Persidangan Asia-Afrika yang diadakan di Bandung.113
Sekembalinya Dr.
Burhanuddin dari persidangan yang diadakan di Bandung, beliau telah
110
http://ibnugharib.blogspot.com/2009/04/prof-dr-burhanuddin-al-helmy.html. Diakses pada
tanggal 25 Juli 2009 pukul 15.00. 111
Maria Hurbendina Hergtogh atau nama Islamnya Natrah atau Nadra Hertogh ialah anak
pasangan beragama Kristen yang menjadi anak angkat kepada seorang wanita Islam di Singapura pada
tahun 1942. Natrah kemudia berkahwin dengan seorang Islam yang bernama Mansoor Adabi. Tetapi
pada tahun 1950 Ibu dan Bapa Natrah meminta Mahkamah Singapura mengembalikan hak ke atas
Natrah kepada mereka. Selepas melalui satu proses kehakiman yang amat rumit, akhirnya Mahkamah
Singapura menyetujui tuntutan Ibu dan Bapa Natrah. Jawatankuasa Bertindak Nadra (yang turut
dianggotai oleh Dr. Burhanuddin) memberikan reaksi menentang putusan yang dikeluarkan oleh
Mahkamah Singapura itu. Dan ini juga menimbulkan rusuhan dari orang-orang Islam pada masa itu
karena ia melibatkan persoalan akidah seorang Islam yang bernama Natrah Hertogh. Untuk rujukan
sila baca tulisan Mustapha Hussein, Memoir Mustapha Hussein: Kebangkitan Nasionalisme Melayu
Sebelum UMNO, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1999), h. 503. 112
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 7. 113
Ibid, h. 7.
berkampanye dalam Pemilihan Umum (di Malaysia disebut Pilihanraya) pada
bulan Juli 1955 di atas platform Barisan Kebangsaan Melayu.114
Menurut
Means, Dr. Burhanuddin dalam pidatonya pada Pemilihan Umum itu telah
mengkritik UMNO dan juga menyatakan keraguannya terhadap Pemilihan
Umum tersebut.115
Tetapi Means tidak pula menyebutkan apakah sebab Dr.
Burhanuddin mengkritik Pemilihan Umum Tersebut. Dr. Burhanuddin dalam
pidatonya di Kongres Partai Rakyat116
menyebutkan bahwa itu adalah suatu
Pilihanraya yang tidak sesuai dengan kehendak rakyat dan palsu jika
dibandingkan dengan tuntutan yang sebenarnya diperjuangkan oleh rakyat.
Setelah Pemilihan umum itu Dr. Burhanuddin terlihat memfokuskan
tenaganya untuk merancang pembentukan partai baru yaitu Partai Rakyat
Malaya dan Partai ini dideklarasikan pada 11 November 1955, diketuai oleh
Ahmad Boestaman dengan persetujuan Dr. Burhanuddin.117
3. Partai Islam se-Malaya (PAS)
Partai Islam se-Malaya (juga disebut Partai Islam se-Tanah Melayu)
(PAS) dibentuk pada 24 November 1951 dalam persidangan ulama di
114
Ibid, h. 8. 115
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD., 1980), h. 8. 116
Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Pidato Di Kongres Partai Rakyat 21.12.55, Partai Rakyat,
(Singapura: 1955), h. 130. 117
Ahmad Boestaman, Dr. Burhanuddin: Putera Setia Melayu Raya, (Kuala Lumpur :
Pustaka Kejora, 1972), h. 52.
Kampung Baru dan Tuan Haji Ahmad Fuad sebagai Presiden pertamanya.118
Pada awalnya nama PAS ini ialah Persatuan Ulama se-Malaya, kemudian
ditukar menjadi Partai Islam se-Malaya karena PAS ini bukan hanya
dianggotai oleh ulama, bahkan turut dianggotai oleh golongan-golongan muda
Islam. Dan PAS juga ialah sebagai mata rantai dari perjuangan Partai Hizbul
Muslimin119
setelah Hizbul Muslimin diharamkan pihak pemerintah Inggris
(seperti yang ditulis di atas). PAS sebagaimana Hizbul Muslimin juga
mengambil Islam sebagai asas perjuangan kemerdekaan dan dasar kepada
Negeri dengan berlandaskan Al-Quran dan Sunnah. Dan panduan dasar untuk
Negeri merdeka ialah Islam, adalah dasar yang dibawa oleh semua pemimpin
tertinggi PAS samada dibawah pimpinan Tuan Haji Ahmad Fuad, Dr. Haji
Abbas Alias hingga di bawah Dr. Burhanuddin Al-Helmy, Islam tetap menjadi
dasar untuk Negeri.
Perjuangan Dr. Burhanuddin Al-Helmy adalah istimewa dibandingkan
Ibrahim Yaakob dan Ahmad Boestaman. Mereka ini sama-sama
mengamalkan politik berhaluan kiri dan berpegang kepada konsep
Kebangsaan Melayu yang luas, inilah persamaan diantara mereka bertiga.
Sedangkan perbedaan antara kedua orang itu dengan Dr. Burhanuddin ialah,
118
Riduan Mohamad Nor MA. UKM, Mohd Fadli Ghani MA. UKM, Ulama Dalam Sorotan
Perjuangan Kemerdekaan, (Selangor: MHI Publication, HS Massyi Printing SDN. BHD. Edisi
Pertama, 2007), h. 174. 119
Ibid, h. 174.
Dr. Burhanuddin berpegang kepada prinsip-prinsip Islam120
. Maka tidaklah
heran akhirnya Dr. Burhanuddin menyertai PAS pada bulan Maret 1956121
.
Dan pada 25 Desember 1956 pada rapat tahunan PAS yang ke-5, Dr.
Burhanuddin telah diangkat menjadi Presiden.122
Pada awal penubuhan PAS pihak Inggris tidak memandang
pembentukan itu sebagai ancaman kepada pemerintahan Inggris, malah
Inggris memandang PAS hanyalah satu partai yang tidak akan mampu
mengancam kedudukan Inggris karena pada masa itu hanya membicarakan
persoalan yang berkaitan dengan keagamaan dan tidak membicarakan soal-
soal politik. Namun di sinilah dapat dilihat kehebatan keperibadian dan
perjuangan politik Dr. Burhanuddin dalam memimpin PAS dan telah berjasa
dalam mentranformasikan PAS dari partai yang hanya dipandang “sebelah
mata” kepada partai yang dominan untuk memberi reaksi dan berhadapan
dengan Partai Perikatan maupun Inggris.123
Dibawah kepimpinan Dr.
Burhanuddin juga, PAS menjadi lebih sukses dan kuat. Ini diakui oleh PAS
dalam buku rasminya yang dikeluarkan oleh Panel Researhcer Sejarah PAS.124
Keterlibatan Dr. Burhanuddin kedalam PAS ini telah membuatkan Inggris
120
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangan,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD. 2009), h. 207. 121
Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication SDN.
BHD, 2007), h. 208. 122
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur : Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 8. 123
Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication SDN.
BHD, 2007), h. 98. 124
Ibid, h. 101
bimbang karena Inggris mengetahui bahwa Dr. Burhanuddin ialah seorang
pemimpin Melayu yang berpengaruh dan disegani oleh teman dan lawan, dan
beliau juga ialah seorang yang anti Inggris serta menginginkan Tanah Melayu
menjadi sebuah Negeri Islam.125
Dan oleh karena kepribadiannya dan
ketokohannya yang amat disanjung oleh masyarakat, PAS di bawah pimpinan
Dr. Burhanuddin Al-Helmy telah berhasil menguasai Negeri Bagian Kelantan
dan Terengganu pada Pemiliham Umum pada tahun 1959.126
Dan ini
merupakan satu prestasi yang membanggakan dalam sejarah perjuangan
PAS.127
Dr. Burhanuddin juga merupakan Calon Legislatif Dewan Negeri (di
Malaysia disebut Ahli Dewan Undangan Negeri) bagi kawasan Besut, Negeri
Bagian Terengganu, pada Pemilihan Umum tahun 1959.128
Pada Pemilihan
Umum yang berikutnya pada tahun 1964 karena Komisi Pemilihan Umum
Malaysia (di Malaysia disebut Suruhanjaya Pilihanraya SPR) telah
mengumumkan bahwa beliau tidak layak untuk bersaing karena telah
dikenakan sanksi senilai $25,360 oleh Mahkamah atas satu kesalahan teknikal
125
Buku Panel Pengkaji Sejarah PAS, PAS: Dalam Arus Perjuangan Kemerdekaan, (Kuala
Lumpur :PAS Pusat, , 1999), h. 9. 126
Ramlah Adam, Sumbanganmu Dikenang, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka,
1999), h. 139. 127
Ishak Saat, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication SDN.
BHD, 2007), h. 101. 128
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 8.
didalam sebuah syarikat perniagaan,129
tapi tidak disebutkan kesalahan
teknikal yang bagaimana.
Apa yang menarik dalam perjuangan Dr. Burhanuddin selama beliau
menjadi anggota Parlemen, beliau ialah seorang yang tidak pernah putus
dalam memperjuangkan nasib bangsa didalam sidang pembahasan di Dewan
Negeri itu. Beliau sering menimbulkan isu-isu yang berkait dengan aspek
ekonomi, sosial dan politik. Dan apabila Dato’ Onn mengusulkan menjadikan
Kebangsaan Persekutuan Tanah Melayu dengan nama Melayu, beliau telah
mendokong usul tersebut.130
Ini jelaslah bahwa Dr. Burhanuddin tidak pernah
meninggalkan prinsip politiknya yang berdasarkan semangat nasionalisme
Melayu karena rancangan ini pernah dibuat dalam tahun 1947 bersama dengan
rekan-rekan seperjuangannya yang lain ketika berada didalam PUTERA.131
Selanjutnya pada bulan Januari 1965, beliau telah ditahan di bawah
Internal Security Act (ISA) karena dituduh terlibat dalam satu plot untuk
menentang Malaysia. Semasa beliau didalam tahanan, beliau telah jatuh sakit,
dan kondisinya itu semakin tidak membaik apabila beliau dibebaskan pada
129
Ibid, h. 8. 130
Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangan,
(Selangor: Karisma Publication SDN. BHD. 2009), h. 210. 131
Berkenaan dengan aktivitas PUTERA sila rujuk Ramlah Adam, Sumbanganmu Dikenang,
(Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1999), h. 139.
bulan Maret 1966,132
yaitu setahun setelah beliau ditahan. Dan pembebasan
beliau itu adalah dengan syarat, yaitu tidak lagi boleh melibatkan diri dalam
politik. Dan setelah beberapa lama akhirnya syarat itu ditarik balik oleh
pemerintah pada 22 September 1969.133
Setelah satu bulan dari penarikan
syarat bahwa tidak lagi boleh aktif dalam politik yaitu pada 25 Oktober
1969134
Dr. Burhanuddin yang pada ketika itu masih menjadi ketua tertinggi
dalam PAS, dalam kondisinya yang tidak kunjung membaik akhirnya telah
menghembuskan nafasnya terakhir. Dan kepergian Dr. Burhanuddin itu jelas
merupakan satu kehilangan yang besar dalam Dunia Islam khususnya di
Malaysia.
132
Kamaruddin Jaffar, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Terbitan Yayasan Anda
SDN. BHD. 1980), h. 8. 133
Ibid. h.8. 134
Ibid. h.8.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kajian pada bab-bab yang lalu, dapatlah diambil konklusi bahwa:
1. Dr. Burhanuddin Al-Helmy menekankan bahwa segala sesuatu harus
berdasarkan Islam tidak kira dari sudut politik, ekonomi maupun sosial. Ini
menunjukkan bahwa Islam adalah antara tujuan yang mendasar kepada beliau.
2. Masyarakat Melayu adalah masyarakat asal penduduk Kepulauan Melayu
sebelum dijajah, maka apabila telah dijajah haruslah berjuang untuk mendirikan
Kebangsaan Melayu sebagai lambangnya, dan inilah perjuangan Kebangsaan
Melayu. inilah pemahaman yang coba diserapkan oleh Dr. Burhanuddin Al-
Helmy. Tapi Dr. Burhanuddin menyatakan bahwa Kebangsaan Melayu itu
tidaklah sempit atau bukanlah Racist Nationalisme karena Dr. Burhanuddin
menjelaskan bahwa kebangsaan Melayu itu terbuka kepada semua etnis yang ada
di Tanah Melayu dan bukan hanya kepada etnis Melayu, dengan syarat haruslah
menumpahkan taat setia kepada Kebangsaan Melayu dan bukan kepada
kebangsaan yang lain. Inilah penjelasan tentang Kebangsaan Melayu yang
diterangkan oleh Dr. Burhanuddin.
3. Bagi Dr. Burhanuddin Al-Helmy, kemerdekaan itu amat penting karena bagi
beliau, Islam hanya dapat dimartabatkan dan dijalani dengan sempurna setelah
kemerdekaan itu diraih.
4. Selama tiga puluh tahun Dr. Burhanuddin Al-Helmy berada dipentas politik
Tanah Melayu, perjuangan beliau tidak terlepas dari tribulasi dan ujian dimasa
penjajahan maupun setelah kemerdekaan. Perjuangan politik beliau pada masa
penjajahan ialah menyatukan masyarakat dan melakukan penentangan terhadap
penjajahan. Diwaktu penjajahan juga beliau pernah ditangkap, begitu juga
diwaktu selepas merdeka, beliau masih menerima ujian yang sama ketika diwaktu
melakukan penentangan terhadap penjajahan demi menuntut kemerdekaan dan
memartabatkan Islam di Tanah Melayu (Malaysia).
B. Saran-saran
1. Dr. Burhanuddin telah menghabiskan separuh dari kehidupannya untuk
perjuangan kemerdekaan hanya untuk memartabatkan Islam, Bangsa Melayu dan
memerdekakan Malaysia dari penjajahan. Kepada pihak pemerintah dan
masyarakat Malaysia haruslah memberi apresiasi yang tinggi kepada beliau,
setelah apa yang dilaluinya dan pengorbanan yang beliau curahkan semata-mata
hanya untuk bangsa dan tanah air.
2. Kepada Kementerian Pendidikan Malaysia, penulis menyarankan supaya
menulis nama Dr. Burhanuddin Al-Helmy dalam mata kuliah sejarah sebagai
salah satu pejuang yang turut berkontribusi memperjuangkan Negara Malaysia.
3. Tidak ketinggalan kepada partai yang pernah dipimpin oleh Dr. Burhanuddin
Al-Helmy, Partai PAS dan pejuang-pejuang Islam lain secara umumnya,
contohilah sifat konsisten dan tidak mudah menyerah Dr. Burhanuddin Al-Helmy
dalam memperjuangkan agama, bangsa dan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Nabir, Maahad Il-Ihya As-Syarif Gunung Semanggol 1934-1959, (Kuala
Lumpur: UKM, 1976).
Ahmad Baha, Analisis Pemikiran Politik anwar Ibrahim di Malaysia 1982-1998,
(Skripsi S1 Fakultas Syariahdan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009).
Ahmad Boestaman, Dr. Burhanuddin: Putera Setia Melayu Raya, (Kuala Lumpur:
Muda Printing, 1972).
Adam, Ramlah, Dr. Burhanuddin: Kajian Mengenai Kegiatannya Dalam PKMM
1946-1948, (Kuala Lumpur: Titian Akademik Pengajian Melayu, Universiti
Malaya, 1994).
Adam, Ramlah, Dato’ Onn Jaafar: Pengasas Kemerdekaan, (Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, 1993).
Adam, Ramlah, Sumbanganmu Dikenang, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1999).
Buku Panel Pengkaji Sejarah PAS, PAS: Dalam Arus Perjuangan Kemerdekaan,
(Kuala Lumpur: PAS Pusat, 1999).
Burhanuddin Al-Helmy, Perjuangan kita 17 Oktober 1945-17 Oktober 1946,
(Singapura: Partai Kebangsaan Melayu Malaya, 1946).
Burhanuddin Al-Helmy, Falsafah Kebangsaan Melayu, (Bukit Mertajam: pustaka
Semenanjung, 1954).
Burhanuddin Al-Helmy, Ugama dan Politik, (Singapura: Buana, 1954).
Burhanuddin Al-Helmy, Pidato Di Kongres Partai Rakyat 21.12.55, (Singapura:
Partai Rakyat, 1955).
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Pt Syamil Cipta Media
Kamus Dewan, Edisi Baru, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka,1993).
Hamka, Kenang-Kenangan Hidup, (Kuala Lumpur: Penerbitan Pustaka Antara,
1982).
Hassan, Saliha, Dr. Burhanuddin Al-Helmy: A Political Biography, (Kuala Lumpur:
Jabatan Sejarah, Universiti Malaya, 1997).
Hussein, Mustapha, Memoir Mustapha Hussein: Kebangkitan Nsionalisme Melayu
Sebelum UMNO, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1999
Ja’far, Kamaruddin, Politik Melayu dan Islam, (Kuala Lumpur: Yayasan Anda SDN.
BHD. 1980).
Mahmood, Ibrahim, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu, (Kuala Lumpur: Pustaka
Ankara, 1981).
-----------,Malaysia Kita, (Selangor: Golden Books Centre SDN. BHD. International
Law Book Service, Cet. Keenam, 2005).
Mohamad, Mahathir, The Early Years 1947-1972, (Kuala Lumpur: Berita Publishing
SDN. BHD. 1995).
Mohamad Nor, Ridhuan MA. UKM, Mohd Fadli Ghani MA. UKM, Ulama Dalam
Sorotan Perjuangan Kemerdekaan, (Selangor: MHI Publication, HS Massyi
Printing SDN. BHD., Edisi Pertama, 2007).
M. Atiqul Haque, Hundred Muslim Heroes of The World, (Bangladesh: Al-Furqan
Publication, Dhaka, 2007).
Saat, Ishak, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Shah Alam, Selangor, Karisma
Publication SDN. BHD, 2007).
Saadon, Roslan, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan
Perkembangannya, (Selangor: Karisma Publication SDN. BHD, Shah alam,
2009).
Saat, Ishak, Tesis Ijazah Doktor Falsafah, Radikalisme Melayu Dari Perak1945-
1970: Kebangkitan Rakyat, Pemikiran, Sumbangan dan Pengorbanan. (Pulau
Pinang: Universiti Sains Malaya (USM), 2007).
Saat, Ishak, Sejarah Politik Melayu Pelbagai Aliran, (Selangor: Karisma Publication
SDN. BHD, Shah Alam, 2007).
Situs
http://www.beritasemasa.com.
http//:www.bookrags.com.
http://www.ibnugharib.blogspot.com.
http://www.zabidin13.wordpress.com.
http://www.harakahdaily.net.
Koran
Harakah, Kuala Lumpur, Mac 2008.
Sinar Harian, Kuala Lumpur, Mac 2008.
Utusan Malaysia, Kuala Lumpur ,1998.