TERJElVIAHAN A Y AT-A Y AT SENI
QURAISH SHIHAB PADA TAFSIR AL-lVIISBAH
(Studi lVlodel dan Gramatikal)
Disusun Oleh :
QOMARUDDIN NllVI. 100024 018576
JURUS1\N TARJAMAI-1
FAKULTAS ADAB DAN 1-IUMANIORA
UIN SY ARIF I-IIDA YA TULLAR
JAlv\RT1\
1427 H I 2006 !VI
TERJEMAHAN AYAT-AYAT SENI
QURAISH SHIHAB P ADA TAFSIR AL-MISBAH
(Studi Model dan Gramatikal)
SKRIP SI
Diajukan pad a F akultas Adah dan Humaniora untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S-l)
Disusun Oleh :
QOMARUDDIN NIM. 100024 018576
~~~;~:~ingan: 6~ 7_r/
Drs. HD. Sirafuddm AR, M.Ag. Nil/1so 234 so1
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SY ARIF HIDA YA TULLAI-I
JAIURTA
1427 HI 2006 M
PENGESAHAN PANITIA UJL\N
Skripsi yang berjudul "Terjemahan Ayat-ayat Seni Quraish Shihab
pada Tafsir Al-Misbah (Studi Model dan Gramatikal)" telah di ujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN SyarifHidayatullah Jakarta pada
tanggal 23 Nopember 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana program strata satu ( S 1 ) pada jurnsan Tarjamah
Jakarta, 23 Nopember 2006
Sidang Munaqasyah
""'"' ~•oglo>p A"ggob
Drs. bdullah, M. Ag
Sekretaris Merangkap Anggota
~/}~ Drs.Ikhwan AzciMA ' NIP. 150268589 NIP. 150262446
Anggota
{J} H.Ahmad Syaechudin. M. Ag
NIP. 150303001
\ Pembimbing
CJ-~~rs.Z:tdin ARM.Ag
NIP jl 50234507
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmm1irrahim,
Assalamu 'alaikwn Wr. Wb,
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
proteksi berupa taufik dan hidayah -Nya, serta kesehatan jasmani dan rohani,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Salawat dan salam
semoga tercurah kepada tokoh pembaharu sepanjang masa Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini Penulis susun guna memenuhi salah satu syarat dalam melengkapi
UJiall akhir untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S-- I ) Jurusan Tarjamah
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Dalam Penulisan skripsi ini, banyak hambatan dan kesulitan yang Penulis
hadapi, namun alhamdulillah berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT serta
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul" TER!EMAHAN AYAT-AYAT SEN! QURAISH SHIHAB PADA TAFSIR
AL - MISBAH (STUD! MODEL DAN GRAMATIKAL)." Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
I. Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. H. Abd Chair, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Ull'.' Jakarta
3. Bapak Drs. Abdullah M. Ag, Ketua Jurusan Tarjamah
4. Bapak Drs. Ikhwan Azizi, Sekretaris Jurusan Tarjamah
5. Bapak Drs. H.D. Sirojuddin AR, M. Ag, selaku Dasen Pembimbing Materi dan
Teknis dalam menyusun skripsi ini
6. Para Dasen dan Seluruh Staf pada Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan
Tarjamah, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada kami semua,
terutama kepada Penulis
7. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
8. Penghargaan setinggi tingginya Penulis sampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda
tercinta yang dengan susah payah membimbing penulis sejak kecil sampai
sekarang dan selalu memberikan support sehingga dapat menyelesaikan studi ini.
Berjuta terima kasih ananda haturkan kepada kalian
9. Kakak - kakak dan adik tercinta, terima kasih Penulis ucapkan atas motivasi dan
nasehat yang telah kalian berikan
10. Teman - teman seperjuangan Jurnsan Tarjamah angkatan 2000, atas kebersamaan
mereka yang senantiasa memberi semangat kepada Penulis terutama untuk Rohit,
Carsan, Oby, Rahma, Vita, Mayang, Yuni, Juhairiyah, Siwi, Umanih, yang
tersayang Neang, Ncing di mana pun mereka berada, sehingga Penulis pun
terdorong untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik
11. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang memberikan
kontribusi dan motivasi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
Semoga bantuan dan partisipasi tersebut menjadi amal saleh, dan semoga
Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Terakhir Penulis
berharap semoga penulisan skripsi ini berguna bagi kita semua terntama bagi Penulis
sendiri, Amin.
Jakarta, l 0 Nop'cmber 2006
Penulis
Qomaruddin
DAFTAR ISI
KATA PENGAi'\lTAR.
DAFTAR ISi IV
PEDOMAN TRANSLITERASI ... . ........... VI
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masai ah ...................................... .
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... .
C. Tu ju an Penelitian ................ .
D. Metode Penelitian ................................................................... .
E. Sistematika Penulisan
6
6
7
8
BAB II KERANGKA TEORI
A Teori Penerjemahan Secara Urnum.
I. Definisi Penerjemahan .
2. Prinsip-prinsip Penerjernahan .....
B. Teori Penerjernahan al-Qur'an ..
L Definisi Penerjemahan al-Qur' an
2. Metode Penerjemahan al-Qur'an ................................. .
9
9
12
15
15
16
3. Cara Menerjernahkan al-Qur' an. . . . . . . . . . . . . . . 19
4. Hukum Menerjemahkan al-Qur'an 20
5. Sejarah Penerjernahan al-Qur'an ... 22
a. Penerjemahan al-Qur'an ke dalam Bahasa Barnt 22
b. Penerjemahan al-Qur'an kedalam Bahasa Indonesia.. 23
C. Tipologi Terjemahan al-Qur'an di Indonesia.. 25
D. Hakekat Gaya Bahasa ................................ .
E. Pengertian Kali mat Efektif ............................... .
1. Definisi Kalima! Efektif ................................ .
2. Ciri-ciri Kalima! Efektif .............................................. .
F. Pengertian Seni .................................................................... .
BAB III BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN TAFSIR AL-MISBAH
A. Riwayat Hidup Quraish Shihab .............................. .
B. Karya-karyanya ..
C. Sekelumit Tafsir Al-Misbah ...
BAB IV ANALISA DATA
27
28
28
30
34
37
41
42
A. Analisis Model Hasil Terjemahan ............................................... 45
B. Analisis Gramatikal Terjemahan Quraish Shihab ..................... 48
C. Keunggulan dan Kelemahan Terjemahan Quraish Shihab ... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... ························ ····································· 59
B. Saran .... ··························· ···································· 61
DAFTAR PUSTAKA
PEDOMAN TRANSLITERASI
Skripsi ini menggunakan transliterasi yang bersumber bagi pedoman transliterasi
Arab atas keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 158 tahun 1987 dan No. 0543 b/u/87, dengan sedikit memodifikasi
pada sistem penulisan sebagaimana di jelaskan di bawah ini :
f
q
k
m
n
w
h
J
y ti
Vokal Pendek
=A
=1
=u
Keterangan:
z
s
sy
~
d
z
g
.)
..b
.];
t
t
Vokal Panjang
y =A
,_,,..., =1
3;! =D
b
t
J
h
kh
d
r
c
c
.)
Tanwin
'·'An
=In ' ,
=Un
1. Kata sandang (JI) al- I ditulis secara berbeda antara kata sandang yang ditulis oleh
huruf Qomariyah dengan kata yang diikuti oleh huruf syamsiyah.
a. Kata sambung yang diikuti oleh huruf Qomariyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya, yaitu al-/
b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya yaitu huruf I -I I diganti dengan huruf yang sama langsung
dengan kata sandang itu.
2. Syaddah ditandai dengan hurufkembar, contoh: ~I I al-jannatu I
3. Setiap fonem dipisah dengan tanda minus ( - ) seperti I al-jannah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur'an adalah bacaan yang mulia dengan menggunakan bahasa Arab
standar dan telah dijamin keotentikannya oleh Allah SWT. Penyusunan
al-Qur' an pada masa pemerintahan Khulafaurasyidin berpengaruh besar terhadap
kebijakan pengajaran bahasa Arab pada masyarakat Islam, karena al-Qur'an
merupakan kumpulan firman Allah SWT yang terdiri dari huruf, kata dan angka.
Hal itulah yang menjadikan struktur bahasa dalam al-Qur'an. Oleh karena itu
pengetahuan tentang ilmu al-Qur' an selalu meliputi bahasa dan tata bahasa yang
merupakan alat penting dalam studi dan analisa. 1
Dalam kehidupan manusia tak lepas dari rasa akan keindahan atau disebut
sem. al-Qur'an juga telah menjelaskan tentang ha! itu, karena Allah SWT
menganugerahkan manusia potensi untuk menikmati dan mengekspresikan
keindahan. Keindahan merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang
mengandung unsur-unsur sem dalam diri manus1a. Kemampuan berseni
merupakan salah satu perbedaan manus1a dengan makhluk lain; jika demikian
Islam pasti mendukung kesenian selama penampilannya lahir dan mendukung
1 Howard M. Fedespicl, Kajian Qur 'an di Indonesia, te1j. Drs. T. Arifin (Bandung: Mizan, l 996), h. 79.
2
fitrah manusia yang suci itu. Tetapi mengapa selama ini ada kesan bahwa Islam
menghambat perkembangan seni dan memusuhinya.
Menurut Sayid Quthub tentang seni pada masa nabi dan sahabatnya
dikatakan berhasil dalam karyanya jika ia dapat berinteraksi dengan gagasan,
menghayatinya secara sempurna sampai mengatur dengan jiwanya, lalu kemudian
mencetuskannya dalam bentuk karya seni. Nah, pada masa nah' dan sahabat
proses penghayatan nilai-nilai Islami barn dimulai bahkan sebagian mereka barn
dalam tahap upaya membersihkan gagasan jahiliyah yang telah meresap selama
ini dalam jiwa masyarakat sehingga kehati-hatian amat diperlukan baik dari nabi
sendiri sebagai pembimbing maupun dari kaum muslimin lainnya. Atas dasar
inilah kita hams memahami larangan-larangan yang ada, kalau kita menerima
adanya larangan penampilan karya sem tersebut. Apalagi apresias1 al-Qur'an
terhadap seni sedemikian besar. 2
Terdorong oleh keinginan Penulis ingin mengkaji terjer;:ahan Quraish
Shihab pada ayat-ayat seni dalam al-Qur' an dan macam-macam seni yang
terdapat di dalamnya antara lain : seni lukis, seni pahat atau patung .dan seni
suara. Perkembangan seni pada zaman sekarang semakin pesat dan ha! itu timbul
dari inspirasi tentang seni yang telah ada kemudian menjadi bagian-bagian
tertentu seperti seni tari, seni drama, seni musik dan bahkan sem
menterjemahkan dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa).
2 :tvL Quraish Shihab, fVaH1asan al-Qur 'an, 'Ta/sir j\/Jandhui /ltas }":te/bagai [>ersoalan U111at (Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-VIII, h. 385
3
Al-Qur'an te1jemah merupakan salah satu cara memberi jalan kepada
masyarakat muslim yang belum memahami al-Qur'an, termasuk juga kaum 11011
muslim yang tidak dapat berbahasa Arab dan bahkan sama sekali tidak
memahami bahasa Arab u11tuk memahami kandungan al-Qur'an lewat terjemahan
kitab suci ke dalam bahasa ibu mereka.
Dalam me11erjemahkan sebuah al-Qur'a11 seorang penerjemah harus benar
benar mengerti bahasa sumber yang akan diterjemahka11 serta mahir mengolah
kata ke dalam bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia, yang semua itu akan sangat
membantu dalam menerjemahkan al-Qur'an.
Kemahiran mengolah kata sangat berkaita11 erat dengan pemilihan diksi,
arti kata dan perolehan makna. Berbicara tentang makna bahasa dalam
penerjemahan tidak dapat dipisahkan dari penerjemahan. Hal ini penting karena
mempelajari makna berarti mempelajari bagaimana sikap pemakai bahasa
memiliki caranya tersendiri dalam membentuk makna setiap katanya. Oleh karena
itu agar pengalihan suatu bahasa terjemahan tersebut dapat dipahami dan
dimengerti, maka harus diperhatikan bentuk bahasa sasaran (BSa). Kridaklasana
(1985), mendefinisikan "Penerjemahan sebagai pemindahan amanat dari bahasa
sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) dengan mengungkapkan maknanya
dan kemudian gaya bahasanya."
Ada empat unsur yang terlibat dalam proses penerjemahan, yaitu berupa
(!) unsur isi, (2) unsur pembaca, (3) situasi dan kondisi pada saat terjemahan itu
di bu at, dan ( 4) situasi dan kondisi pada saat berita itu diterima.
4
Agar penilaian pembaca juga akan tetap baik terhadap penerjemah maka
perlu kiranya penerjemah memiliki pengetahuan tentang 2 modal : (a) mgam
terjemahan, (b) cam menerjemahkan. Dengan kelengkapan itu pmktis penerjemah
mudah menjatuhkan pilihannya terhadap ragam terjemah dan mengetahui cam
menggarap naskah atau teks lewat ragam itu dengan tepat.
Banyak ragam terjemahan di antaranya : (a) model kata demi kata, (b)
model harfiah, (c) model bebas, (d) model dinamis, (e) model simentic, (f) model
sintaktik, (g) model pragmatik, (h) model interlingual, (i) model tmnsformasional,
(j) model komunikatif, (k) model esteti-puitik. 3
Seorang penerjemah adalah seorang penulis, tentu saja ia bukan pengarang
(author) bukunya sendiri. Gagasan yang ada di dalam terjemahan tetap mempakan
gagasan pengarang itu, dan ia menyampaikan gagasan-gagasan pengarang secara
efektif Oleh karena itu, penerjemah hams mampu menyusun suatu leksi (diksi)
kalimat, dan idiom dengan benar yang semuanya disebut dengan gramatikal. Di
dalam leksikal, idiom dan kalimat efektif kesemuanya ada aturan tertentu, seperti
dalam leksikal ada aturan yang hams ditaati oleh penerjemah yaitu bempa
ketepatan dalam memilih kata, dan kesesuaian dalam pemilihan kata, begitu pula
ada ha! yang perlu diperhatikan antara lain : (1) kesepadanan dan kesatuan,
(2) kesejajaran, (3) penekanan dalam kalimat, ( 4) kehematan, dan (5) kevariasian.
Masih banyak lagi aturan-aturan yang terdapat dalam gmmatikal. Oleh
karena itu, tidak semua hasil terjemahan diterima apa adanya. Karena setiap hasil
3 A. Widyamanaya, Seni Mene1jemahkan (Bandung : Kanisius, 1989), h. 20-36
5
terjemahan perlu dianalisis dan dikritisi dengan beberapa acuan standar
penerjemahan yang menopang diakuinya mutu karya te1jemahan tersebut.
Dalam penerjemahan yang disusun oleh Quraish Shihab b«Hyak dijumpai
kalimat terjemahan yang tetap dapat dipahami maknanya namun terlalu bebas
dalam mene1jemahkannya, seperti contoh berikut :
Artinya : "Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikaimya dan menghiasinya dan tiada baginya sedikit pun retak-retak ? " (QS. 50:6)
Dari contoh ayat di atas Quraish Shihab memilih kata yang k<irang tepat atau
tidak efektif seperti kata [.JY U,., t+l r.;.J beliau lebih suka diterjemahkan dengan
"Dan tiada baginya sedikit pun retak-retak" menurut penulis kalimat yang lebih
tepat adalah "Dan langit itu tidak mempunyai retak sedikit pun." Karena pada
te1jemahan Quraish Shihab mengulang kata retak dan hal itu tidak sesuai dengan
gramatikal bahasa Indonesia walaupun dalam bahasa Arab bentuknya jamak.
Berdasarkan contoh di atas, jelaslah bahwa banyak hasil terjemahan
al-Qur'an. Tetapi, di antara terjemahan itu ada yang mudah dipahami, walaupun
teks sumbernya satu, yaitu al-Qur'an. Bila diterjemahkan ke dalam teks sasaran
akan menjadi beragam versi. Untuk menghasilkan terjemahan yang mudah
dipahami, tentulah seorang penerjemah harus menguasai dengan baik metode
terjemahan, bentuk dan makna sasaran, dengan begitu hasil terjemahan dapat
dipahami oleh pembaca.
6
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, Penulis ingin mengkaji
lebih jauh fagi tentang bentuk atau model dan gramatikal yang sesuai dengan
judul skripsi.
Te1je111ahan ayat-ayat seni Quraish Shihab pada Tafsir Al-lvlisbah (Studi
lviodel dan Gramatikal).
B. Pembatasan dan Pernmusan Masalah
Sebagaimana telah Penulis kemukakan di atas bahwa analisis tentang
model dan gramatikal terjemahan ayat-ayat yang berkaitan dengan seni karya
Quraish Shihab memberi motivasi dan inspirasi kepada Penulis untuk mengangkat
permasalahan tersebut. Maka masalah yang diuraikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
I. Model terjemahan apakah yang dipakai oleh Quraish Shihab ?
2. Apakah pengaruh gramatikal terhadap terjemahan ?
3. Apakah terjemahan Quraish Shihab terhadap ayat-ayat ser11 telah sesua1
dengan tata bahasa Indonesia dan Arab ?
C. Tuj nan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
I. Mengetahui model terjemahan yang dipakai oleh Quraish Shihab.
2. Mengetahui gambaran terjemahan, apakah sesuai dengan tata bahasa
Indonesia dan Arab.
7
3. Mengetahui pengamh gramatikal terhadap terjemahan.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada model terjemahan tersebut.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan penelitian pustaka (library, research),
data diambil dari tulisan tokoh dalam bentuk buku, makalah-makalah seminar dan
artikel-artikel jurnal serta majalah. Data ini mempakan sumber primer yang
dijadikan rujukan utama dalam penulisan skripsi ini.
Metode yang digunakan oleh Penulis adalah metode deskriptif analitif,
yaitu mencari data-data yang berkaitan dengan penelitian ini.
Penelitian skripsi ini mengacu pada buku-buku Pedoman Penulisan
S!a·ipsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah dan
diterbitkan oleh UIN Jakarta Press 2002. Adapun sumber data dalam penelitian
ini diambil dari ayat-ayat al-Qur'an tentang seni yaitu sebagai berikut:
I. Surat Ali Imran ayat 49
2. Surat Al-A' raf ayat 64
0 Surat Al-Anbiya ayat 58, 63-64 0.
4. Surat Luqman ayat 6
5. Surat Yunus ayat 24
6. Surat Qaf ayat 6
8
E. Sistematilrn Penulisan
Sistematika yang penulis gunakan, mengacu kepada Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi, yang disusun oleh Tim UIN Syarif Hidayatullah dan
diterbitkan oleh UIN Jakarta Press 2002. Adapun sistematika penulisannya
sebagai berikut :
Bab I
Bab ll
Bab Ill
Bab IV
Bab V
Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
Berisi kerangka teori meliputi : Definisi Terjemahan Secara Umum,
Prinsip-prinsip Penerjemahan, Metode Penerjemahan al-Qur'an,
Hukum Menerjemahkan al-Qur'an, Sejarah Penerjemahan al-Qur'an,
Tipologi Terjemahan al-Qur'an di Indonesia, Hakekat Gaya Bahasa,
Kalimat Efektif dan Gambaran Unmm Tentang Seni.
Biografi Quraish Shihab meliputi riwayat hidup dan karya-karyanya.
Berisi tentang analisis data yang terdiri dari analisis model hasil
terjemahan Quraish Shihab serta keunggulan dan kelemahan
terjemahannya.
Penutup berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Teori Penerjemahan Secara Umum
Perbincangan tentang penerjemahan kiranya patut dimulai dengan
perumusan tentang definisi penerjemahan itu sendiri. Dalam bidang penerjemahan
terdapat istilah Translation dan Interpretation yang digunakan dalam konteks yang
berbeda meskipun kedua istilah itu fokus pada peralihan pesan dari bahasa
sumber ke bahasa sasaran.
Pada umumnya istilah Translation mengacu pada peralihan pesan tertulis
dan lisan. Namun jika istilah tersebut dibahas secara bersamaan, maka istilah
translation menunjukkan pada peralihan pesan tertulis dan istilah interpretation
mengacu hanya pada peralihan pesan lisan. Perlu pula kita bedakan antara kata
penerjemahan dengan terjemahan sebagai padanan dari translation. Kata
penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan sedangkan kata
terjemahan artinya basil dari suatu penerjemahan.
1. Definisi Penerjemahan
Penerjemahan atau translation selama ini didefinisikan melalui
berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda-beda
dari berbagai segi, baik segi semantik (kemaknaan) maupun linguistik
(kebahasaan) dan sebagainya.
10
Secara luas, terjemah dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia
dalam mengalihkan pesan atau makna, baik verbal atau non verbal, dari suatu
bentuk kebentuk yang lain. Sedangkan dalam pengertian atau cakupan yang
Jebih sempit, terjemah (translation) diartikan sebagai suatu proses pengalihan
pesan yang terdapat di dalam teks bahasa pertama atau bahasa sumber (source
language) dengan padanannya di dalam bahasa kedua atau bahasa sasaran
(target language). 1
Seperti halnya ilmu-ilmu lain, dalam bidang penerjemahan ditemukan
banyak definisi, berikut ini penulis akan menguraikan beberapa definisi yang
sering dikutip dalam buku-buku tentang penerjemahan.
J,C. Catford mengatakan dalam bukunya yang berjudul A Linguistic
7heo1y of a Translation, seperti yang dikutip oleh A Widyamartaya, tentang
definisi penerjemahan yaitu "The replace111en of textual 111aterial in one
language (The source language SL), by equivalent textual material in another
language (the target language TL) "(mengganti bahan teks dalam bahasa
s11111ber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran). 2
Pada definisi diatas tidak ditemukan konsep tentang makna sementara
itu secara garis besar pene1jemahan tidak dapat dipisahkan dari persoalan
makna atau informasi. Sebagai ganti dari konsep "ma/ma " adalah materi
1 Suhcndra Yusuf, Teori Te1je111ah Pengantar Ice .. Arah Pendekatan Linguistik dan Sosiolinguistik,(Bandung: Mandar Maju, 1994), h.3
'A.Widyamartaya, Seni Mene1jemahkan, (Yogyakm1a: Kanisius, 1998), h.12
11
tekstual yang padan. Kesepadanan yang dimaksud adalah padan maknanya,
panjangnya, gaya tulisannya atau bahkan padan kualitas· cetakannya. 3
Newmark JUga memberikan definisi yang serupa tentang
penerjemahan. Namun, lebih jelas lagi. Seperti yang dikutip oleh Rochayah
Machali yaitu "Rendering the meaning of the text into another language in the
way that another intended the text" (menerjemahkan ma/ma suatu teks
kedalam bahasa lain sesuai yang dimaksud pengarang). 4
Nida dan Taber dalam buku mereka The The01y and Practice of
Translation, mereka menyatakan secara lebih jelas proses penerjemahannya,
seperti yang dikutip oleh Suryawinata tentang definisi penerjemahan yaitu :
"Translating consits of reproducing in the receptor language the closet
natural equivalent of the source language missage, first in terms of meaning
and secondly in terms of style" (pene1jemahan adalah usaha menciptakan
kembali pesan dalam bahasa sumber (Bsu) kedalam bahasa sasaran (Bsa)
dengan padanan a!ami yang sedekat mungkin, pertama-tama dalam hal
ma/ma dan kemudian gaya bahasanya). 5
Sementara itu, J.Levy lebih menekankan proses kreatif seorang
penerjemah, seperti yang dikutip oleh Nurachman Hanafi tentang definisi
penerjemahan yaitu : "71-anslation is a creative process which always leaves
3Zuhridin SUI}'a\vinat dan Sugeng I-Iariyanto, 1'rans/ation Bahasa Teori clan Penuntun Prak/is Menerjemahkan; (yogyakarta :kanisius, 2003), h. 11
'' Rochayah Machali, Pedoman bagi Peneijemahan, (Jakarta: PT.Grasindo, 2000), h. 5 5 Zuhridin Suryawinat dan Sugeng Hariyanto, Op. Cit, h. 12
12
the translator of freedom of choice between several appproximately
equivalent possibilities of realizing situatsional meaning " (terjemahan
111erupaka11 proses kreatif yang memberikan kebebasan bagi pene1jemah buat
memilih kem1111gki11an padanan yang de/wt dalam mengungkapkan makna
yang sesuai dengan sit11asi11ya. 6
Dengan melihat definisi diatas baik definisi penerjemai1an dalam arti
Juas maupun sempit , baik tinjauan semantik maupun linguistik sekilas
masing-masing definisi tersebut berbeda-beda, namun sebenarnya kita dapat
menemukan/menarik benang merah antara pendapat para ahli penerjemah
yaitu penerjemahan merupakan upaya pemindahan atau pencarian padanan
dari teks bahasa sumber kedalam bahasa sasaran dengan memperhatikan
makna yang diinginkan oleh penulis kemudian memperhatikan gaya
bahasanya sesuai dengan kreatifitas penerjemah.
2. Prinsip-Prinsip Penerjemahan
Para ahli terjemah memberikan prinsip-prinsip dasar penerjemahan
secara berbeda, namun penulis cenderung memilih pendapat Ian Finlay
(1971), seperti yang dikutip oleh Suhendra Yusuf. Menurut Ian Finlay,
seorang penerj emah harusl ah:
a. Memiliki pengetahuan bahasa sumber yang sempurna dan up to date
b. Memahami materi yang akan diterjemahklannya
6 Nuraclunan Hanafi, Teori dan Seni Afenerjenzahkan, (Ende- Flores-N',, T: Nusa Indah, 1986), h. 24
13
c. Mengetahui terminologi-terminologi padanan terjemahannya di dalam
bahasa sasaran.
d. Berkemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan se11a merasakan
gaya, irama, nuansa serta register kedua bahasa yaitu bahasa sumber dan
bahasa sasaran hal demikian akan sangat membantu menciptakan 'mood'
atau keadaan yang diinginkan penulis aslinya. 7
Sedangkan menurut Az-Zarqany dalam bukunya Manahilu al-!Jjanfi
Ulumi al-Qur 'an seperti yang dikutip oleh Ismail Lu bis tentang persyaratan
pene1j emahan antara lain :
a. Penerjemahan hams sesuai dengan konteks bahasa sumber (Bsu) dan
konteks bahasa sasaran (Bsa)
b. Penerjemahan hams sesuai dengan gaya bahasa sumber (Bsu) dan gaya
bahasa sasaran (Bsa)
c. Penerjemahan hams sesua1 dengan cm khas bahasa sumber (Bsu) dan
gaya bahasa sasaran (Bsa). 8
Prinsip penerjemahan diatas sudah dianggap oleh penulis mewakili
prinsip-prinsip penerjemahan yang ditawarkan oleh pakar lainnya. Karena
tanpa pengetahuan yang up to date seorang penerjemah akan kesulitan dalam
memahami objek-objek terjemahan, apalagi bila objek itu merupakan study-
study barn. Jika seorang penerjemah memiliki banyak pengetahuan tetapi
7 Suhenclra Yusuf, Op.Cit., h. 67 8 Isn1aiI Lubis, Falsijikasi Terjernahan ,:11-Qur 'an De1>arten1en ,:Jgan1a Edisi 1990,
(Yogyakarta: PT.Tiara Wacana Yogya, 2001), h. 349
14
tidak memahami objek terjemahannya maka akan mustahil hasi I
terjemahannya akan sesuai dengan konteks bahasa sumber.
Apabila seorang penerjemah mengetahui padanan-padanan
terminologi objek terjemahan, maka hasil terjemahannya akan sesuai dengan
bahasa sumber dan akan lebih sempurna. Di antara masalah-masalah yang
dihadapi oleh seorang penerjemah adalah ketika ia menerjemahkan istilah-
istilah atau terminologi objek terjemahan, bila ia menguasainy;, maka proses
penerjemahan akan berjalan lancar dan bila tidak akan sebaliknya.
Contoh dalam al-Qur'an surat al-An' am ayat 31 sebagai berikut:
(f \ : it....;'}\)
Artinya : "Sehingga apabila kiamat datang pada mereka dengan tiba-tiba."
Berbeda dengan kata <Ll'.uJI dalam konteks di bidang teknologi pada
zaman sekarang, kata tersebut dalam al-Qur' an diartikan hari kiamat sedangkan
dalam teknologi sekarang diariikan dengan waktu atau jam.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan tidak cuknp
hanya dengan konteks bahasa sumber (Bsu) dan bahasa sasaran, akan tetapi harus
pula mencerminkan bahan yang akan diterjemahkan. Oleh karena itu penguasaan
bahan yang akan diterjemahkan menjadi penting bagi seorang penerjemah.
15
B. Teori Penerjemahan al-Qur'an
1. Definisi Penerjemahan al-Qur' an
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, dijumpai arti terjemah yaitu
menyalin (memindahkan) dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain atau
mengalihbahasakan sedangkan terjemahan berarti salinan bahasa ke bahasa
lain.9
Menurut Muhammad Husayn al-Dzahaby, salah seorang ulama
al-Qur'an dari al-Azhar Univercity, Mesir. Kata te1jemah lazim digunakan
untuk dua pengertian, yaitu :
a Mengalihkan atau memindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke
bahasa lain, tanpa menerangkan makna dari bahasa asal yang
diterjemahkan
b Menafsirkan suatu pembicaraan dengan menerangkan maksud yang
terkandung di dalamnya, dengan bahasa lain. 10
Menurut Muhammad Abdul Azim al-Zarqany, menerjemahkan al-
Qur'an yaitu :
a Menyampaikan berita kepada yang terhalang menerima berita
b Menjelaskan maksud kalimat
c Dengan menggunakan bahasa aslinya
9 Pusat Pe1nbinaan dan Penge1nbangan Bahasa, Kan1us 13esar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pus1aka, 1988) cet, ke-L h. 938
10Muhmmnad Husayn Al- Dzahaby, al-Taj,ir wa a/-Mufassirin , (tt: ptpn, 1976), jilicl 1, h .23
16
d Menjelaskan maksud suatu kalimat dengan perantara bahasa di luar bahasa
sumber
e Alih bahasa, yaitu pengalihan makna atau amanat dari bahasa tertentu ke
bahasa lain. 11
Menurut Muhammad Aly asy-Syabuny dalam bukunya Pengantar
Study Al-Qur'an (at-tibyan), terjemahan al-Qur'an aiiinya memindahkan al-
Qur'an pada bahasa Arab dan mencetak terjemahan ke dalam beberapa
naskah, agar dapat dibaca orang yang tidak dapat mengerti bahasa Arab
sehingga orang bisa memahami maksud kitab Allah dengan perantara
. I P te1Jema 1an. -
Dari pendapat tentang definisi al-Qur'an dapatlah diketahui bahwa
kata terjemah dalam tuturan bahasa Arab meliputi berbagai makna, bahkan
kata terjemah sering dikaitkan pada situasi dimana kata itu diucapkan, namun
secara umum penerjemahan al-Qur'an berarti memindahkan suatu kalam
(pembicaraan) dari satu bahasa ke bahasa lain, dengan memenuhi arti dan
maksud yang terkandung dalam al-Qur'an.
2. Metode Penerjemahan al-Qur'an
Sesuai dengan pengertian penerjemahan yang telah dibahas sebelum
ini secara umum ada 2 metode penerjemahan al-Qur'an yaitu :
11 Muhammad Abdul Azim Az-Zarqany, Aianahil al-flfan fl Ulum al-Qur'an, (t.t; Matbaah: Isa al-Babi Halabi wa Syarakahu, tth), jilid II, h. I 09
12 Muhanuuad Aly asy-Syabuny Pengantar Study al-Qur'an (at-Tibyan), (Bandung: PT. AlMaarif, 1996), h. 276
17
a) Penerjemahan Harfiyah
Menurut Manna 'Khalil al-Qattan, penerjemahan harfiyah yaitu
mengalihkan lafadz-lafadz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa,
sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan
tertib bahasa pertama. 13
Selanjutnya menurnt Husain al-Zahaby, .terjemahan harfiyah
terbagi menjadi dua, seperti yang dikutip oleh Muhammad Amin Suma,
yaitu :
a. Terjemahan hwfiyah bi-al-Mitsl, yaitu menerjemahkan al-Qur'an yang
dilakukan apa adanya, terikat dengan susunan dan struktur bahasa asal
yang diterjemahkan.
b. Terjemahan hwfiyah bi ghairi al-1\!!itsl yaitu terjemahan yang pada
dasarnya sama dengan terjemahan hwfiyah bi al-Mils! hanya saja
sedikit lebih longgar keterikatannya dengan susunan dan stuktur
bahasa asal yang diterjemahkan. 14
b) Penerjemahan Tafsiriyah
Menurut Manna 'Khalil al-Qattan penerjemahan tafsiriyah atau
maknawiyah yaitu menjelaskan pembicaraan dengan bahasa lain tanpa
13 Manna 'khalil al-Qattan, Study I/mu Al-Qur 'an, (Jakarta: PT. Pustaka Li tern antar Nusa, 1996), cct. Kc-3, h.442
" Muhammad Amin Suma, Study I/mu Al-Qur'an (!), (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000), h.131
18
terikat dengan tertib bahasa asal atau memperhati:<an susunan
k l. 15
a 1matnya.
Selanjutnya, terjemahan tafsiriyah atau maknawiyah menurut al-
Dzahaby, yaitu memberikan syarah (menjelaskan suatu perkataan dan
menjelaskan maknanya dengan menggunakan bahasa lain tanpa
memperhatikan susunan bahasa asli (asal) dan susunannya serta tanpa
memelihara semua makna yang di kehendakinya). 16 Cara seperti ini
dinamakan terjemah tafsiriyah dalam arti memberikan syarah (keterangan)
dan menjelaskan maknanya dengan bahasa lain.
Dalam prakteknya penerjemahan tafsiriyah berusaha menangkap
makna atau pengertian yang dimaksud oleh ungkapan-ungkapan kalimat
bahasa pertama, kemudian ungkapan itu dituangkan ke dalam bahasa
terjemah sesuai dengan maksud penuturnya tanpa memaksa diri untuk
mencari makna kata perkata yang ada dalam bahasa pertama.
Misalnya masih ada dalam al-Qur'an surat al-Isra ayat 29 jika
seorang hendak menerjemahkan secara tafsiriyah, maka terlebih dahulu ia
harus memahami pesan ayat tersebut yakni "melarang kikir dan berlaku
sangat pemurah" pemahaman seperti ini bisa diperoleh, misalnya melalui
telaah terhadap Asbabun Nuzul, Munasabah ayat dan sebagainya. Setelah
pesan dan maksud ayat dipahami lalu diungkapkan ke dalam bahasa
15 Manna 'khalil al-Qattan, Loe.cit 16 Muhan1n1ad Husayn al- Dzahaby, op-cit, h.24
19
terjernahan dengan rnenggarnbarkan adanya larangan kikir dan boros itu.
Dengan terjernahan tafsiriyah dari al-Qur'an surat al-Isra; ayat 29 sebagai
berikut:
"Dan janganlah kamu ter/a/u kikir dan jangan pu/a ter/a/11
pemurah (boros) karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. "
3. Cara menerjemahkan al-Qnr'an
.. Cara menerjemahkan al-Qur'an hams me!alui beberapa tahapan
sebagaimana yang dikernukakan oleh Alam Datuk dalam buk'Unya Metode
Menerjemahkan JOO Kali Pandai, ia memberikan beberapa tahapan yang
harus dilalui oleh seorang penerjemah al-Qur'an, antara Iain:
Tahapan pertama yaitu menerjemahkan secara harfiyah dan menurnt
laggam susunan bahasa Arabnya yang sudah tentu tidak cocok dengan
susunan bahasa Indonesia yang baik. Hal ini dilakukan pada tahapan pertama
supaya dalam penerjemahan dapat mengenal kedudukan dan hukum kata-kata
itu.
Tahapan kedua yaitu membuang kata-kata yang ada dalam al-Qur'an
ke dalam terjemahan.
Tahapan ketiga yaitu menggeser atau menyusun kalimatnya dalarn
terjemah untuk mencapai bahasa Indonesia yang baik, yaitu di awal digeser ke
belakang dan di akhir diletakkan ke muka sesuai dengan susunan kalimat
dalam bahasa Indonesia (S.P.O.K), tahapan ini boleh dipergunakan jika
20
diperlukan. Akan tetapi jika seorang penerjemah ingin dikatakan hasil
terjemahannya itu baik, maka tahap ini harus dipenuhi. 17
4. Hukum Mene1jemahkan al-Qur'an
Adapun mengenai hukum menerjemahkan al-Qur'an jika dilihat dari
pengertian yang telah dijelaskan di alas maka hukum menerjemahkan
al-Qur'an sebagai berikut:
a. Hukum Terjemahan Harfiyah
Menurut sebagian ulama, penerjemahan al-Qur'an secara harfiyah
itu dianggap haram. Alasan yang diperkuat oleh para ulama tentang
haramnya menerjemahkan al-Qur'an adalah kalam Allah (kalamullah)
yang di turunkan kepada Rosul-Nya merupakan mukjizat dengan lafadz
dan maknanya serta membacanya dipandang sebagai ibadah. 18 Di samping
itu tidak seorang pun yang berpendapat bahwa kalimat-kalimat al- Qur'an
yang diterjemahkan maka dinamakan kalam Allah sebab Allah tidak
berfirman kecuali dengan al- Qur'an yang kita baca dalam bahasa Arab
dan kemukjizatannya pun tidak terjadi dengan terjemahan, kemudian yang
dipandang sebagai ibadah, yaitu membaca al- Qur'an dengan bahasa
Arab berikut lafadz-lafadz serta huruf-huruf dan tertib katanya. 19
17 Sci. H. Datuk Tombak Alam, Me/ode Menerjemahkan al-Qur'an al-Karim JOO Kali Pandai, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h.19
18 Manna Khalil al-Qattan, op-cit, h.44 19 Ibid
21
b. Hukum Terjemahan Tafsiriyah
Para ulama Islam melakukan penafsiran al- Qur'an dengan cara
mendatangkan makna yang dekat, mudah dan kuat. Kemudian penafsiran
ini cliterjemahkan dengan penuh kejujuran clan kecermatan. Terjemah
tafsiriyah berarti mensyarahi (mengomentari) perkataan dan menjelaskan
maknanya dengan bahasa lain. Usaha penerjemahan al- Qur'an tafsiriyah
tidak ada halangan karena Allah mengutus Nabi Muhammad untuk
menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia dengan segala
bangsa dan ms yang berbeda. 20
Al-Qur'an yang diturunkan dalam bahasa Arab itu
penyampaiannya kepada umat manusia merupakan suatu keharusan, akan
tetapi umat lainnya yang tidak pandai bahasa Arab atau tidak mengerti
sama sekali, penyampaian dakwah itu ke dalam bahasa ibu mereka.
Sebagaimana uraian di atas, kemustahilan terjemah harfiyah dan
keharamannya, oleh sebab itu satu-satunya jalan yang dapat ditempuh
ialah menerjemahkan secara tafsiriyah yang· mengandung asas-asas
dakwah dengan cara yang sesuai dengan nash-nash kitab dan sunah ke
dalam bahasa setiap suku bangsa. Maka dengan earn ini sampai !ah dakwah
al -Qur'an kepada orang-orang non Arab. 21
20 Ibid, h.446 21 Ibid, h.447
22
5. Sejarah Penerjemahan al -Qur'an
Setiap muslim mempuhyai keinginan dapat membaca dan memahami
al -Qur'an dalam bahasanya yang asli, yakni bahasa Arab, tetapi orang itu
tidak mempunyai kemampuan dan kesempatan yang sama, maka tidaklah
keinginan tersebut dapat dicapai oleh setiap Muslim. Untuk itulah al -Qur'an
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa (di Barat dan di Timur).
a. Penerjemahan al -Qur'an ke dalam Bahasa Barat
Penerjemahan al -Qur'an dalam bahasa barat dilah1kan pertama
kalinya ke dalam bahasa Latin Terjemahan tahun 1135. Dari terjemahan
bahasa Latin inilah kemudian al -Qur'an diterjemahkan ke dalam bahasa
Eropa, yaitu terjemahan Schweigger ke dalam bahas? German di
Nurenburg (Bovaria) pada tahun 1616, terjemahan ke dalam bahasa
Perancis dilakukan oleh Du Ryer diterbitkan di Paris pada tahun 1647.
Perhatian untuk menterjemahkan al -Qur'an terus bermunculan.
Pada tahun 1649 Alexander Ross menerjemahkan al -Qur'an ke dalam
bahasa Perancis. Pada tahun yang sama Ludovicci Moracci menerbitkan
terjemahan al -Qur'an dalam bahasa Latin dengan dilengkapi teks Arab
dan beberapa dipilih sedemikian rupa untuk memberikan kesan yang
buruk tentang Islam. Ludovicci Moracci adalah seorang Roma Katolik dan
terjemahannya itu dipersembahkan kepada Emperor Romawi. Pada
terjemahannya itu diberi kata pengantar yang isinya adalah "Bantahan
terhadap Islam", terjemahan al -Qur'an ke dalam bahasa Arab dilakukan
23
untuk kepentingan politik, permusuhan dan rasa benci kepada umat Islam,
karena konclisi clan situasi umat beragama pada saat itu sesudah Perang
Salib.
Di kalangan umat Islam bamlah timbul usaha penerjemahan al-
Qur'an ke clalam bahasa Inggris. Faktor pendorong menerjemahkan al-
Qur'an adalah meluasnya pengertian yang salah penyimpangan tersebut
terjacli karena kesenjangan untuk menyimpangkan ajaran dan kandungan
al- Qur'an yang benar atau karena kesalahpahaman dan keterbatasan
pengetahuan mereka tentang bahasa Arab dan ajaran Islam Sarjana-
sarjana muslim yang telah menerjemahkan al- Qur'an ke dalam bahasa
lnggris antara lain, Muhammad Abdul Hakim Chan pada tahun 1905,
Mirza Hazrat pada tahun 1919 dan masih banyak lagi sarjana-sarjana
muslim yang telah mene1jemahkan al- Qur'an hingga sekarang.22
b. Penerjemahan al- Qur'an ke dalam Bahasa Indonesia
Terjemahan Ice dalam bahasa Indonesia (bahasa Melayu) untuk
pertama kalinya dilakukan oleh Abdul Rauf Al-Fansuri, seorang ulama
Aceh yang berasal dari Singkel pada Abad ke-17. Terjemahan al- Qur'an
ke dalam bahasa Indonesia dilalOJkan sejak tahun 1928, antara lain :
Kemajuan Islam Y ogyakmta dengan judul Qur'an Kejawen dan
Q11r'a11 Sudawiyah Penerbitan percetakan AB Siti Syamsiah Solo, di
22 Departc1ncn Agama, .'11-Qur'an dan Terjenrahannya (Medinah: Muj;;unma '.Khaditn alHaramacn asy-Syarifein (pelayan tanah suei) al-Malik Fadhli Tiba'ah al-Mushaf asy-Syarif. 1990), h. 30-32
24
Surakarta. K.I-1 Munawar Khalil menulis Ta/sir al- Furqon dan A. Hakim
Hasan menyelesaikan Ta/sir al- Qur'an dan diterbitkan oleh Pustaka
Islamiyah, Medan pada tahun 1939. Mahmud Yunus menulis Ta/sir al
Qur'an pada tahun 193 5. J-1. Zainuddin Hamidi menulis Tajsir al- Qur'an,
al Hakim pada tahun 1960. T.M. J-Jasbi Asy Shiddiqy mulai menulis Ta/sir
an- Nur pada tahun I 959 Abdul Malik Amrullah menyusun Ta/sir al
Azhar 30 .Juz selesai pada tahun 1973, Fakhrudin I-IS dan I-1.Zainuddin
menulis al- Qur'an dan te1jemahnya dalam bahasa Indonesia pada tahun
1987. Sastrawan Indonesia dari angkatan 1945. J-JB Yassin menulis Ta/sir
al- Qur'an Bacaaan Mulia pada tahun 1991. Dr. M. Quraish Shihab
menulis Tqfsir al-Amanah, pemerintah R1 Departemen Agama
membentuk yayasan penyelenggara penafsiran dan penerjemah al- Qur'an
pada tahun 1967.
Kehadiran lebih dari 10 kitab terjemahan al- Qur'an dalam bahasa
Indonesia, amat menggembirakan umat Islam, sehingga mereka dapat
mengerti, memahami dan mudah menghayati isi kandungan al- Qur'an
dalam upaya meningkatkan iman dan takwa kepada Allah.23
C. Tipologi Terjcmahan Al Qur'an di Indonesia
Tipologi secara bahasa berarti ilmu tentang bentuk-bent11'c atau watak,
sedangkan dalam aiti luas yaitu ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk
23 Ibid, h.34
25
dalam suatu bahasa-bahasa di dunia khususnya dalam ff: ;ngkaji ilmu
·pengetahuan.
Dalam hal ini penulis mengkaji tipologi terjemahan-terjemahan al- Qur'an
yang ada di Indonesia dari segi bahasa dan gramatikalnya yang digunakan dalam
penerjemahan tersebut dan ingin mengetahui tipe-tipe apa saja yang dipakai
dalam penerjemahan al- Qur'an di Indonesia da.ri awal penerjemahannya hingga
sekarang.
Pada masa awal penerjemahan al- Qur'an di Indonesia lebih banyak
menggunakan bahasa-bahasa melayu dari pada bahasa Indonesia karena waktu itu
bahasa ibu lebih dikenal dari pada bahasa negara yaitu bahasa Indonesia, namun
setelah itu barulah tersusun beraneka ragam terjemahan al- Qur'an dengan
mengikuti Jatar belakang masing-masing para penerjemah.
Para pene1jemah al- Qur'an di Indonesia lebih banyak menggunakan
terjemahan harfiyah dan tafsiriyah untuk menerjemahkan al- Qur'an ke dalam
bahasa Indonesia walaupun pada awal penerjemahan al- Qur'an itu diturunkan
menurut sebagian ulama tetapi karena termotivasi untuk kemaslahatan umat Islam
Indonesia agar lebih memahami isi kandungan al- Qur'an, maka para pene1jemah
menerjemahkan al- Qur'an ke dalam bahasa Indonesia dengan mengikuti aturan
dalam terjemahan.
26
Menurut Muhammad Husain al-Dzahabi membedakan terjemah Harfiyah
ke dalam 2 model 24: terjemah harfiyah bil al Mitsl dan terjemah harfiyah bighair
al mitsl. Terjemah harfiyah bi al-mitsl ialah terjemah yang dilakukan apa adanya,
terkait dengan susunan dan struktur bahasa asal yang diterjemahkan, sementara
te1jemah harfiyah bighair al-mitsl ialah terjemah yang pada dasarnya sama
dengan terjemah harfiyah bi al-mitsl, hanya saja sedikit lebih longgar
keterikatannya dengan susunan dan struktur bahasa asal yang diterjemahkan.
Adapun yang dimaksud dengan terjemah tafsiriyah atau juga disebut
dengan terjemah maknawiyah ialah terjemahan yang dilakukan mutarjim dengan
lebih mengedepankan maksud atau isi kandungan yang terkandung dalam bahasa
asal yang diterjemahkan, tidak terkait dengan susunan dan struktur gaya bahasa
yang diterjemahkan. Dengan demikian maka dapatlah dikatakan bahwa terjemah
harfiyah identik dengan terjemah leterlek atau terjemah lurus dalam bahasa
Indonesia sedangkan terjemah tafsiriyah identik dengan terjemah bebas.
Menurut al-Dzahabi penerjemah al- Qur'an secara harfiyah, dapat diterima
sepanjang terjemahan yang dilakukan mutarjim bermaksud untuk menerangkan
isi kandungan al- Qur'an yang sangat luas dan dalam itu. Akan tetapi boleh jadi
tidak tepat apabila sasaran yang dituju atau motivasi penerjemah hanya sebatas
memperkenalkan makna kosa kata al- Qur'an secara utuh dan menyeluruh
24 Muhammad Husayn al-Dzalrnby, a/-Tafsir wa al- Aiu/assirin, J.I,[t.k.] [t.p.],1396 H/1976 M, h.23-24
27
(holistik) dengan cara menerjemahkannya secara tahlili kata demi kata dari awal
hingga akhir.
Jadi tipe penerjemahan al- Qur'an tersebut culcup banyak terutama di
Indonesia, diantaranya adalah Ta/sir al- Qur'an 30 juz Twjamah lafziah yang
disusun dan diterbitkan penerbit Firma Sumatera dalam bahasa Arab melayu, Al-
Qur'cm te1jemah Indonesia oleh tim penulis Direktorat Pembinaan Mental
Angkatan Darat (DITBINTALAD) dan Te1jemah al- Qur'an oleh Abdul
Muhaimin As' ad dan Muhammad Anis Adnan.25
D. 1-Iakekat Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bagian dari ilmu bahasa, oleh karena itu bahasa
sebagai alat bantu untuk memahami beragam karya baik berbentuk tulisan bebas
atau pun sastra. Sementara gaya bahasa sering dikenal dalam retorika dengan
istilah style, yaitu kemampuan dan keahlian menulis atau menggunakan kata-kata
dengan alat bantu lidah.
Dalam kaidah bahasa, gaya bahasa adalah suatu ungkapan pikiran melalui
bahasa, yang secara tersendiri memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. 26
Menurut HB Yassin gaya bahasa adalah "Perihal memilih dan
mempergunakan kata sesuai dengan isi yang ingin disampaikan, menyangkut
"Muhammad Amin Suma, Study I/mu al-Our'an (!), (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000), h.134 06 GOl)'S Kera[, Diksi dan Gaya Bahasa, (J;kmta: PT. Gramedia, 1985), h. 13
28
juga 111asalah 111a11a menyususn kalimal secarct ejektif, estetis dan mampu
memberika11 gambaran konkril pada benak pembaca". 27
Jadi gaya bahasa adalah "Penggunaan bahasa secara khusus untuk
mendapatkan ni/ai seni, yaitu cara yang khas dipakai seseorang untuk
mengungkapkan diri atau kepribadian (gaya pribadi)."
Secara umum, gaya bahasa dalam ungkapan untuk menunjukkan efek
tersendiri, baik bernpa estetis atau pun kepuitisan dengan jalan membandingkan
satu hal atau permasalahan dengan hal yang lain.
Pemakaian bahasa digunakan secara imajinatif bukan dalam pengertian
yang benar-benar secara ilmiah (pembicaraan) saJa, tetapi bertujuan untuk
meyakinkan dan mempengaruhi penyimak dan pembaca. 28
E. Kalimat Efektif
1. Definisi Kalima! Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali .gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca
seper1i apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis, 29 kalimat efektif
harnslah memenuhi syarat-syarat sebagai kalimat yang baik, strnkturnya
teratur, kata yang digunakan mendukung makna secara tepat dan hubungan
27 Liberatus Tengdoe "fyahyonio, 5·astra Indonesia Pengantar dan Teori, (Flores: Nusa Indah, Gajah Mada Universty Press, 1997), h. 264
28 Hendri Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1985), h.5 29 Zainal Arifin.S. A1nran Tasai, Cern1at Jlerbahasa Jndones;a, (Jakarta: Akaden1ika
Prcssindo, 2004), h.89
29
antar bagiannya logis. Susunan kata yang tak teratur, penggunaan kata
berlebih penggunaan kata tak tepat makna, penggunaan kata tugas yang tak
tepat dalam kalimat, semuanya dapat membuat kalimat tidak efektif
Dalam menerjemahkan suatu karya, seorang penerjemah dituntut
untuk menyampaikan ide dasar yang akan disampaikan seorang pengarang
lewat terjemahannya, maka tidak heran jika seorang penerjemah harus mampu
menyusun kalimat-kalimat efektif dalam penyampaian bahasa sasaran yang
dipakai, karena tanpa itu semua seorang penerjemah belum tentu bisa
menyampaikan pesan yang terdapat dari karya aslinya.
Secara garis besar pengertian kalimat efektif dikenal dalam hubungan
fungsi kalimat selaku alat komunikasi. Hubungan itu dijabarkan dengan
adanya keterlibatan setiap kalimat dalam proses penyampaian dan
penerimaan. Apa yang disampaikan dan diterima itu mungkin berupa ide,
gagasan, pesan atau informasi. Jadi setiap kalimat dikatakan efektif bila
mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan atau berlangsung
secara · sempurna, kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang
disampaikannya tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca),
persis seperti apa yang disampaikan pada teks atau ide dasar.
30
2. Ciri-ciri Kalimat Efektif
a. Mengandung Kesatuan Gagasan
Untuk men3aga kesatuan gagasan penerjemah harus selalu
mengupayakan berbagai hal, di antaranya agar:
I) Subjek/predikat kalimatjelas
Kalimat di bawah ini tidak efektif karena ada kata berlebih
yang mengganggu subjek misalnya:
"Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
ku/iah ". 30
Penggunaan kata depan Bagi dalam kalimat diatas, membuat
kalimat itu tidak efektif karena tidak jelas lagi mana subjek kalimat
jika dilihat dari segi predikatnya. Jadi kata Bagi tidak perlu digunakan
dalam kalimat itu.
Penghilang kata depan Bagi dalam kalimat diatas tidak akan
mempengaruhi makna kalimat secara keseluruhan. Jadi kalimat itu
dapat diganti sehagai berikut:
"Semua mahasiswa perguruan tinggi ini hams membayar uang
kuliah. "
2) Kalimat bersih dari
a) Kontaminasi (pemakaian bentuk rancu)
b) Pleonasme dan Tautologi (penambahan yang tidak perlu)
30 Ibid, h. 90
31
c) Hiporkorek (membetulkan apa yang sudah betul sehingga jadinya
salah bentuk).31
b. Mewujudkan koherensi yang baik dau kompak
Koherensi ialah pertautan antara unsur-unsur yang membangun
kalimat dan alenia. Tiap kata atau frase dalam kalimat hams bertautan.
Untuk menjaga koherensi itu hendaknya penerjemah memperhatikan
pemakaian kat<i depan.32
Adakalanya pemakaian kata depan yang sebenarnya salah karena
memerlukan pasangan yang selalu hadir bersama-sama yaitu pasangan
idiomatik. Pasangan ini sudah tetap padu dan senyawa. Serndainya salah
satu unsurnya ditinggalkan, frase idiomatik itu menjadi pincang dan
dikategorikan pemakaian yang salah, misalnya dalam terjemahan berikut
1111 :
Artinya: "Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disehahkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran hagi kaum yang mengetahui ".
Contoh kalimat di atas sehamsnya tidak meng6unakan kata
disebabkan yang mempakan terjemahan dari kata "Lo, " tetapi hams
menggunakan frase idiomatik yaitu 'disebabkan oleh'. kata disebabkan dan
31 Ibid, h.123 32 Ibid. h. 130
32
oleh harus bersama-sama. Karena termasuk frase idiomatik yang unsur-
unsurnya tidak boleh dihilang-hilangkan.
c. Memperhatikan Paralisme
Paralisme (kesejajaran) ialah penggunaan bentuk gramatikal yang
sama untuk unsur-unsur kalimat yang sama fungsinya. Jika satu gagasan
dinyatakan dengan kata kerja bentuk me-33 dan sebaginya, maka gagasan
lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan _kata kerja bentuk me-
seperti kalimat terjemahan berikut ini:
lyl J! ~ lyl 1_,l)\.; ':} J ~4 ~11) J.,:;;':1 J ~lyl if\::)\ 1_,;1, J
Ip-,) 4.r- 0\5' .;,;\ ~ Artinya: "Berikan/ah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh)
harta mereka, jangan ka11111 menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu 111emakan harta mereka bersama hartanya. "
d. Kalimat Balm
Kalimat adalah gugusan yang berstruktur atau bersistem yang
mampu menimbulkan makna sempurna. Malena sempurna adalah makna
yang dapat diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki
pembuat kalimat. 34
33 ibid, h. 136 34 J(usno Budi Santoso, Problen1atika Bahasa Indonesia: Sebuah Analisis Prakt;s Bahasa
Baku, Jakarta; Rineka Cipta, 1990), h. 128
33
Kalimat baku adalah kalimat yang mengikuti kaidah/ragam bahasa
yang telah di tentukan atau dilazimkan_ Kalimat tidak baku adalah kalimat
yang dari segi bentuknya tidak memenuhi persyaratan s..:ouah kalimat,
sedangkan dari segi isinya tidak mampu menjadi sarana komunikasi yang
sempurna kalimat yang tidak baku dapat saja berupa kalimat yang tidak
efektif, tidak normatif dan tidak logis.
Dikatakan tidak efektif apabila kalimat itu tidak memberikan
pengertian kepada pembaca sesuai dengan maksud penulis dan penutur.
Kalimat tidak normatif adalah kalimat yang tidak memenuhi norma-norma
pembuatan kalimat, misalnya unsur minimal tidak terpenuhi_ Sedangkan
kalimat yang tidak logis adalah kalimat yang hubungan antar makna
gramatikal dan makna leksikal tidak logis. 35
(I) Buku itu diberi ke saya
(2) Buku itu diberikan kepada saya
Kali mat (1) tidak baku karena diberi dan ke tidak lengkap,
sedangkan kalimat (2) adalah bentuk yang baku karena kata dit>erikan dan
kepada strukturnya dan ejaannya suclah lengkap.
Ragam bahasa baku dipergunakan dalam:
(I) Komunikasi resmi ( dalam surat menyurat resmi, penmdang-undangan,
pengumuman-pengumuman resmi dan peristilahan resmi)
(2) Wacana teknis (laporan resmi, karya ilmiah)
35 Ibid
34
(3) Pembicaraan di depan umum (pidato, ceramah, khutbah, kuliah,
mengajar dan sebagainya).
( 4) Pembicaraan dengan orang-orang dihormati
Diantara ragam-ragam yang di pergunakan dalarn masyarakat,
ragam bahasa yang rnempunyai nilai komunikatif yang tinggi adalah
bahasa baku atau bahasa standar yang menyangkut kepentingan nasional.
F. Pengertian Seni
Seni merupakan salah satu ekspresi manusia untuk menjadikan sesuatu
agar lehih indah, karena dengan rasa keindahan manusia akan merasa jiwanya
arnan damai dan tenteram dan hanya manusia yang memiliki untuk memandang
dan berpikir tentang alam semesta yang indah ini, kemudian diekspresikan dengan
jiwanya melalui berbagai bentuk seni.
Sedangkan sem menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu:
kesanggupan aka! untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa) dan
karya yang bermutu dilihat dari segi kehalusan dan keindahannya.36
Seni merupakan bagian dari kebudayaan, sedangkan kebudayaan
mempunyai pengertian yang lain. Kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang
berupa ide, tindakan dan basil karya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pribadi maupun kebutuhan orang banyak.
36 Departe1nen Pendidikan dan Kcbudayaan, Kanzus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 816
35
Dari masa ke masa terutama di negara kita, ternyata kebudayaan telah
berkembang dengan pesat, dengan beraneka ragam bentuk yang bersifat dinamis
sehingga dapat menambah kekayaan yang membanggakan bagi kita sebagai
bangsa yang berbudaya.
Banyak orang berpendapat bahwa pengertian seni selalu dikaitkan dengan
keindahan.Artinya semua karya seni tersebut selalu dianggap indah. Padahal
dalam kenyataan tidaklah demikian yang jelas seni mempakan bentuk curahan
perasaan yang dapat memberikan kepuasan, kelegaan bagi orang yang
mengamatinya. Hasil dari pengamatan tersebut kadang-kadang tidak hanya
menghadirkan kesan indah, namun bisa pula menimbulkan rasa angker, seram,
aneh, lucu dan sebagainya.37
Beberapa ahli telah dapat menyimpulkan tentang batasan sem sebagai
berikut :38
I. Menurut Herbert Read
Seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang
menyenangkan.
2. Menurut Thomas Munro
Seni adalah alat buatan manus1a untuk menimbulkan efek-efek
psikologis atas manusia lain yang melihatnya.
37 Drs. H. Sunaryoto Dkk. Kerajinan Tangan dan Kesenian, (Jakarta CV.Bina Muda Prntama, 2003 ), h.146
"Ibid
36
3. Menurut Kihajar Dewantoro
Seni adalah segala perbuatan manus1a yang timbul dan hidup
perasaannya dan bersifat inclah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan
manusia lainnya.
Berdasarkan pengamatan sehari-hari dari beberapa basil karya seni yang
telah kita nikmati dan juga terinsfirasi oleh ayat-ayat al-Qur' an yang berkenaan
dengan seni. Maka clari itu seni clapat di bedakan menjadi 5 cabang, yaitu ·39
Seni tari, seni !eater, seni suara, seni sastra dan seni rupa.
Dalam al-Qur'an juga banyak ayat-ayat yang menyuruh kita untuk selalu
berpikir dan kemudian diekspresikan dengan jiwa tentang kejaclian-kejadian di
alam ini baik yang tersurat maupun yang tersirat.
39 !bid
BAB III
BIOGRAFI QURAISH SHIHAB DAN
T AFSIR AL-MISBAH
A. Latar Belakang
Nama lengkap beliau adalah Muhammad Quraish Shihab lahir di
Rappang, Sulawesi Selatan, pada tanggal 16 Februari 1944. Sosok yang
berperawakan tegap dan kharismatik ini telah terlahir pada disiplin tafsir
al-Qur'an. 1 Ayahnya Abdurrahman Shihab (1905 - 1986), seorang gum besar
dalam bidang tafsir, seringkali mengajak Quraish Shihab bersama saudaranya
yang lain untuk duduk bercengkrama bersama dan sesekali memberikan petuah-
petuah keagamaan. Dari sinilah rupanya mulai bersemi cinta dalam diri Quraish
Shihab terhadap studi al-Qur'an.2
Pengkajian terhadap al-Qur'an dan tafsirnya kemudian lebih beliau dalami
di Universitas Al-Azhar Kairo, setelah melalui pendidikan dasarnya yaitu (SD -
SLTP) di Ujung Pandang dan pendidikan menengahnya di Malang (1956 - 1958)
sambil nyantri di Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah, Malang. Beliau
berangkat ke Kairo pada tahun 1958. Namun pada awalnya hanya diterima di
kelas II Tsanawiyah Al-Azhar. Pada tahun 1967, beliau mernih gelar Le (setingkat
S 1) pada Fakultas Ushuluddin Jumsan Tafsir dan Hadits Universitas Al-Azhar.
1 wa,vancara, Ko1npas, Jakarta, 18 Februari 1996, h. 2. 2 Quraish Shihab, Membumikan al-Qur 'an, (Bandung : Mizan, 2000), h. 14.
38
Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Fakultas yang sama, dan pada
tahun 1968 meraih gelar MA untuk spesialisasi di bidang Tafsir al-Qur'an
dengan tesisnya berjudul "Al-I'jaiz al-Tasyri' Li al-Qur'an al-Karim." Dengan
rasa suka cita beliau lalu pulang membawa gelar Magi stern ya. 3
Sekembalinya dari Mesir, di Ujung Pandang Quraish Shihab dipercaya
untuk menjabat Pembantu Rektor di bidang Akademik dan Kemahasiswaan pada
IAIN Alauddin, Ujung Pandang. Selain itu, beliau juga mendapat tugas dan
jabatan-jabatan lain, pihak di dalam kampus, seperti koordinator perguruan tinggi
swasta (wilayah VII Indonesia bagian timur), maupun di luar kampus, seperti
Pembantu Pimpinan Kepolisian Indonesia Timur dalam pembinaan mental.
Selama di Ujung Pandang ini, beliau juga sempat melakukan berbagai penelitian
antara lain : penelitian dengan tema "Penerapan Kerukunan Hidup Beragama di
Indonesia Timur (1975) dan "Masai ah Wakaf Sulmvesi Selatan" (1978). 4
Pada tahun 1980, Quraish Shihab kembali ke Kairo dan melanjutkan
pendidikan di almamaternya yang sama, yakni Universitas Al-Azhar pada tahun
1982, dengan disertasi "Nazhun al-Dhuhar Ii al-Baga 'i Tahqiq Wa Dirasah'',
beliau meraih gelar doktor dalam bidang ilmu-ilmu al-Qur'an. Beliau
mendapatkan Yudisium Summa Cumlaude disertai penghargaan Tingkat I
(Mumtaz Ma'a Martabat al-Syaraf al-Ula) yang artinya dengan pujian tingkat
3 Ibid. ·1 Ibid. h. 6.
39
pertama. 5 Beliau merupakan orang pertama di Asia Tenggara yang meraih gelar
Doktor di bidang llmu Tafsir. Sementara dalam lingkup keluarganya merupakan
doktor keempat dari anak-anak Shihab yang berjumlah 12, terdiri dari enam putra
d . 6
an enam putn.
Di Indonesia, sekembalinya dari Mesir, beliau sejak tahun I984
ditugaskan ·di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pasca Smjana IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang pada tahun 2000 berubah menjadi IAIN Jakarta. Selain
itu, di luar kampus, dia juga dipercayakan untuk menduduki berbagai jabatan,
antara lain Ketua MUI Pusat sejak tahun 1984, anggota Laznah Pentashih
Mushaf al- Qur' an Departemen Agama sejak pada tahun 1989 dan anggota Badan
Pertimbangan Pendidikan Nasional pada tahun 1989. Ia juga banyak terlibat
dalam beberapa organisasi profesional, antara lain : Pent,>urusan Perhimpunan
Ilmu-ilmu Syariah, Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dan Asisten Ketua Umum Cendekiawan Muslim se-
Indonesia (ICMI). Di sela-sela kesibukannya itu, dia juga terlibat dalam berbagai
kegiatan ilmiah, di dalam maupun di luar negeri.7
Di samping itu beliau juga pernah tercatat sebagai Menteri Agama Rl pada
tahun 1998. Namun seiring dengan bergantinya tampuk kepemimpinan bangsa
dari Orde Baru ke Orde Reformasi akhirnya jabatan yang diembannya ini tidak
begitu lama. Dan ini tidak menghilangkan kepercayaan dalam karya yang lain,
5 Ibid. 6 Loe. Cit. h. 2 7 Quraish Shihab, ,\Je111bu111ikan al-Qur 'an, Loe.Cit.
40
beliau pada tahun 1999. Pada Pemerintahan Habibie diangkat menjrdi Duta Besar
Republik Indonesia untuk Arab Mesir, yang berkedudukan di Kairo. Tugas ini
dilaksanakan dengan baik sampai pada tahun 2002. Setelah selesai menjalankan
tugasnya sebagai Duta Besar, beliau kembali ke almamaternya dan menekuni
tugasnya sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat dan Program Pasca
Sarjana UIN Jakarta. 8 Dan sekarang mendirikan sebuah Yayasan Lentera Hati
yang terletak di Ciputat.
Aktifitas keorganisasian Quraish Shihab memang sangat padat, namun itu
tidak berarti beliau kehabisan waktu untuk bisa tetap aktif dalam dunia
intelektuaL Ide-ide segarnya senantiasa hadir di beberapa media massa. Dulu di
surat kabar Pelita, pada setiap hari Rabu beliau mengisi rubrik "Felita Hati".
Begitu pula fatwa-fatwa di Harian Republik dan !vlajalah Umat, selalu segar di
tengah-tengah masyarakat. Beliau juga mengasuh rubrik "Taf~ir Al-Amanah"
dalam majalah dua mingguan terbit, di Jakarta, Amanah. Selain itu, beliau juga
tercatat sebagai Anggota Dewan Redaksi Jurnal Studia Islamika, Indonesian For
Journal Islamic Studies, Ulumul Quran dan Mimbar Ulama, dan Rejleksi Jurna!
Kajian Agama dan Filsafal, kesemuanya terbit di Jakarta. 9
Quraish Shihab dikenal sebagai penulis dan penceramah yang handaL
Dengan background keilmuan yang ditempuh secara formal (by training), dan
kemampuan menyampaikan pendapat dengan bahasa yang sederhana, tetapi lugas
8 Ha1ndani An\var, Telaah Krilis 1'erhadap Ta/sir .41-1'vfisbah ka1:v·a Quraish Shihab da/an1 Jumal Mimbar Agama dan Budaya, Vol. XXX, No. 2, L 172.
9 M. Qurnish Shihab, Membumikan al-Qur 'an, Loe.Cit.
41
dan rasional, 10 serta kecenderungan pemikirannya yang moderat", beliau tampil
sebagai penceramah dan penulis yang bisa diterima oleh semua lapisan
masyarakat.
B. Karya-karyanya
Muhammad Quraish Shihab adalah termasuk tokoh muslim kontemporer
Indonesia yang produktif Dalam waktu yang relatif singkat beliau mampu
menghasilkan karya yang sangat banyak dan culcup bercorak, sesuatu yang luar
biasa, karyanya itu sangat populer dan bisa diterima di berbagai kalangan, bahkan
sangat dinanti oleh masyarakat.
Dalam memetakan karyanya m1, sekurang-kurangnya kita bisa
membedakan pada tiga judul besar.
Pertama, karya yang ditulis dengan metode tematik (maudhui), yaitu
penjelasan Tafsir al-Qur'an tentang tema-tema aktual tertentu yang syarat dengan
referensi kitab terkait, seperti : Membumikan al-Qur 'an (1992), Wawasan
al-Qur 'an, Mukjizal al-Qur 'an, ditinjau dari aspek kebahasaan, Isyarat Ilmiah
dan Pemberitaan Ghaib (1997), Fatwa-fatwa Seputar al-Qur 'an dan Hadits
(1999), Haji Mabrur Bersama Quraish Shihab (I 997), Saum Bersama Quraish
Shihab di RCTI I Presenter Arif Rahman (1999), Secercah Cahaya Jlahi,
Kehidupan Bersama al-Q11r 'an (1998), Mengungkap Tabir Ilahi, Asmaul Husna
Dal am Perspektif al-Qur 'an ( 1998), Fatwa-fatwa Seputar Agama (1999).
'0 Ahmad Abrori, Ta/sir kl. Quraish Shihab tentang Hak-hak Politik Perempuan, Skripsi,
(Jakarta: IAIN, 2000), ha!. 4 7
42
Kedua, karya yang menggunakan metode uraian (tahlili) yaitu, menulis
Tafsir al-Qur' an sesuai dengan urutan ayat per ayat · atau per surat, menurut
kriteria turunnya ayat atau menurut urutan tertib mushafusmani.
Adapun yang termasuk dalam kategori kedua ini misalnya Mahkota Tuntutan J!ahi
(Ta/sir surat al-Fatihah) (1998), Ta/sir al-Amanah (1992), Ta/sir al-Quran al-Karim
Alas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu (1997), Hidangan
J!ahi Ayat-ayat Tahlili (1997), dan karya terbesarnya Ta/sir al-Misbah, Pesan, Kesan
dan Keserasian al-Qur 'an (2000). I I
Ketiga adalah karya khusus di luar kategori di alas, berupa laporan
penelitian, kupasan tentang karya seorang tokoh atau tentang suatu tema tertentu,
contoh : Peranan Kerukunan Hidup Beragama di Indonesia Timur (1975),
lvfasa!ah Waka/ di Sulawesi Selatan (1978), Studi Kritis al-Manar, karya
Muhammad Abduh dan M. Rasyid Ridho, Sejarah dan Ulum Qur'an (1999),
sebuah karya akademis tentang Ilmu Tafsir, I2
C. Tafsir Al-Misbah M. Quraish Shihab
Pada akhir dari "Sekapur Sirih" ini, M. Quraish Shihab yang terdapat pada
setiap volume, tercantum keterangan bahwa awal penulisan Ta/sir Al-Misbah ini
bertempat di Kairo, Mesir pada hari Jum'at, 4 Rabi'ul Awai 1420 H, bertepatan
dengan tanggal 18 Juni 1999 M dan kemudian untuk pertama kalinya pada bulan
11 M, Qurnish Shihab, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur 'an (Jakarta : Lenlera Hati, 2000), CeL Ke-1, Vol-I, h. viii
10 Ahmad Abrori, Loe.Cit., h. 47
43
Sya'ban 1421 H, bertepatan pula bulan November 2000 M oleh penerbit Lentera
Hati di Jakarta.
Adapun latar belakang penulisan Tajsir Al-Mishah ini didasarkan pada
keinginan Quraish Shihab melayani semua masyarakat pembacanya yang ingin
memahami al-Qur' an sebagaimana tulisan-tulisannya yang Jain, beliau ingin
bahwa al-Qur'an menjadi Hudan (petunjuk) yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya
oleh semua kalangan masyarakat Islam. Di samping karena memang usaha
menafsirkan al-Qur'an adalah usaha yang sangat mulia sekaligus merupakan
kewajiban para ulama yang punya kemampuan di bidang itu untuk menyuguhkan
pesan-pesan yang terkandung dalam al-Qur' an sesuai dengan harapan dan
kebutuhan.
Penamaan al-Qur' an pada kitab tafsirnya ini tentunya tidaklah tanpa
alasan. Dalam analisis Prof Dr. I-Iamdani Anwar, MA, alasan pemilihan nama
Al-Misbah ini paling tidak mencakup dua ha!, 13 yaitu : Pertama, pemilihan nama
itu didasarkan pada fungsinya. Al-Misbah artinya lampu yang fungsinya untuk
menerangi kegelapan. Menurut Hamdani dengan memilih nama ini penulisnya
berharap agar karyanya itu dapat dijadikan sebagai pegangan bagi mereka yang
berada dalam suasana kegelapan dalam mencari petunjuk yang dapat dijadikan
pedoman hidup. Kedua, pemilihan nama Al-Misbah ini berasal dari kumpulan
tulisan pada rubrik "Peli/a Hati" yang diterbitkan dengan judul "Len/era Hali".
Lentera merupakan padanan kata dari pelita yang arti dan fungsinya sama. Dalam
13 Hamdani Anwar, Te/aah Krisis Terhadap Tafsir Al-i'vlisbah, Op.Cit., h. 176-177
44
bahasa Arab, lentera, pelita atau lampu itu disebut misbah, dan kata inilah yang
kemudian dipakai oleh Quraish Shihab untuk menjadikan nama karyanya itu.
Penerbitnya pun menggunakan nama serupa yaitu Lentera Hati.
BAB IV
ANALISIS DAT A
A. Analisis Model Hasil Terjemahan
Menerjemahkan berarti berkomunikasi, maksudnya bahwa apa yang kita
terjemahkan hams dapat dimengerti oleh orang-orang yang akan membaca hasil
terjemahan itu, Akan lebih baik lagi kalau para pembaca itu dapat mengerti dan
menikmati hasil terjemahan itu, tanpa merasa bahwa karya itu sebenarnya adalah
hasil terjemahan. Untuk menghasilkan terjemahan yang demikian itu tidaklah
mudah, Ada empat unsur yang terlibat dalam proses terjemahan, yaitu : Unsur isi,
unsur pembaca, situasi dan kondisi pada saat berita atau message itu di terima. 1
Setiap penerjemah perlu mempertimbangkan gaya b.ahasa dalam konteks
penerjemahannya. Namun dalam penerjemahan buku-buku ilmiah, biasanya para
penerjemah tidak terlalu menghadapi kesulitan, sebab gaya bahasa yang di
pergunakan pengarang sumbernya formal dan informatif, sehingga informasi yang
terkandung dalam buku itu dapat dengan mudah dialihkan. 2
Sementara terjemahan al-Qur' an ke dalam bahasa Indonesia telah ban yak
kita ketahui. Dengan banyaknya terjemahan yang kita ketahui, tidaklah serta
1 E. Sadtrono, Pedon1an Penerjen1ahan, (Jaktu1a Pusat Pe1nbinaan d:u1 Penge1nbang::m Bahasa, 1985), cet. Kc - 1, h. vii
1 Suhcndra Yusuf, Teori Terjernah ; J>engantar Ke arah J)endekatan Linguistik clan Sosioliguislik, (Banduug: Mandar Maju, 1994), h. 104
46
me11a terjemahan itu kita terima begitu saJa, tanpa rnengoreksi dan
menganalisisnya.
Dalarn penerjernahan Quraish Shihab, dijurnpai kalirnat terjernahan yang
tetap dapat dipaharni rnaknanya, tapi jika diteliti dengan sesunggv hnya, kalirnat
tersebut rnengandung kesalahan yaitu terdapat kalirnat yang tidak efektif sehingga
susunan kalirnatnya rnasih rancu dan banyak rnenyalahi kaidah struktur bahasa
Indonesia.
Dengan pernyataan di atas, Penulis rnencoba untuk rnenganalisis model
terjernahan yang di pakai oleh Quraish Shihab dalarn bukunya : "Tajsir Al
Misbah " karena bukunya ini sangat tebal dan terdiri dari beberapa jilid yang
mencakup 30 juz dan 114 surat rnaka Penulis hanya akan rnernaparkan ayat-ayat
yang berkaitan dengan seni saja.
Setiap penerjemahan harus rnenentukan ragarn bahasa te1jernahan dengan
jenis teks yang sedang diterjernahkan, jika dia rnenerjernahkan suatu teks ilrniah,
dia harus rnenggunakan ragam bahasa ilrnu dalarn terjemahannya. Hal yang sarna
juga berlaku dalarn penerjernahan kitab suci dalam hal ini al-Qur'an.
Untuk lebih jelasnya, Penulis akan rnencoba rnernberikan contoh
berdasarkan hasil terjernahan Quraish Shihab :
"Dan Rasul kepada Bani Jsrail (yang berkata kepada mereka), sesungguhnya
aku le/ah datang kepada kamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari
fohan kamu, yaitu a/cu membuat untuk kamu dari tanah r:~esuatu yang) berbentuk
seperti burung ; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung
47
dengan seizin A I/ah ; dan ak11 me11yemh11hka11 orang yang hula s<Jjak lahir dan
orang yang he1penyakit sopak; dan ak11 menghidupkan orang mati dengan seizin
Allah; serta aku kabarkan kepada kamu apa yang kamu makan dan kamu simpan
di rumah11111. Seszmgguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda
(kehenaran kerasulanku) bagi kam11, jika kamu orang-orang mukmi11." (Q.S. Al
Imran: 49)
Berdasarkan hasil pantauan Penulis, Quraish Shihab dalam terjemahan
bukunya yang berjudul " Tafsir Al-Misbah " lebih bersifat bebas, bebas di sini
bukan berarti penerjemah boleh menerjemahkan sekehendak hatinya sehingga
esens1 terjemah itu sendiri hilang. Bebas di sini berarti penerjemah dalam
menjalankan misinya tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur kalimat
yang terdapat pada naskah bahasa sumber. Ia boleh melakukan modifikasi kalimat
dengan tujuan agar pesan atau maksud penulis naskah mudah dimengerti secara
jelas oleh pembacanya.
Dari hasil analisis Penulis bahwa terjemahan yang di lakukan oleh Quraish
Shihab tidak terlalu mengikuti struktur kalimat bahasa sumber, sebingga
penerjemahan ini Jebih cenderung bebas dan motivasi penerjemab Iebih memilib
model terjemahan tersebut. Mungkin akan lebib dipabami dan dimengerti oleb
pembaca tidak hanya itu, tetapi juga dengan ha! tersebut akan terjaga keotentikan
pesan atau amanat dari bahasa sumber yang di sampaikan kepada pembaca.
Setiap penerjemah pasti berharap agar terjemahannya dibaca oleb orang
lain. Jika demikian halnya, maka pembaca perlu mendapatkan perhatian.
48
Penerjemah harus tahu kepada siapa terjemahan diperuntukan dan bagaimana
tingkat kemampuan khusus para pembaca. Hal ini dianggap perlu karena
kemampuan seseorang yang belum ahli dalam memahami teks terjemahan yang
ada kaitanya dengan biclang ilmu yang mereka geluti. Apabila terjemahan itu
clitujukan kepacla para pembaca yang bukan ahli dalam clisipl.n ilmu yang
diterjemahkan, penerjemah perlu menyederhanakan .kalimat terjemahan atau
menghilangkan pesan yang terkandung clalam bahasa sumber. 3
B. Analisis Gramatikal Terjemahan Quraish Shihab
Seorang penerjemah adalah seorang penulis. Tentu saJa, ia bukan
pengarang (author) bukunya sendiri. Gagasan -gagasan yang acla dalam
terjemahan tetap merupakan gagasan-gagasan pengarang. Meskipun dia menulis
gagasan pengarang itu, clan dia ingin menyampaikan gagasan pengarang itu
seefektif mungkin. Oleh karena itu penerjemah harus mampu menyusun kalimat -
kalimat yang efektif clalam bahasa sasaran (bahasa penerima) yang dipakainya.
Jacli sesuai clengan pemakaian kalimat efektif 4 .
Dari sini Penulis akan mencoba menganalisa penerjemahan Quraish
Shihab pada bukunya yang sangat terkenal clan merupakan karyanya yang paling
besar" Ta/sir Al-Misbah " Penulis akan menganalisis terjemahan Quraish Shihab
secara gramatikal khususnya yang berhubungan dengan kalimat efektif, dan
3 M. Rudolf Nababan, M. Ed, Teori Menerjemahkan Bahasa Inggris, (YOh')'akarta: Pnstaka Pelajar, 1999), cet, ke-1, h. 20
"A. Widyamartaya, Seni lvfenerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), cet, kc-12, hal. 119
49
kalimat efektif ini pembahasannya sangat luas dan banyak, maka penulis akan
membatasi pada :
I . Kesalahan penggunaan kata depan dan kata sambung
2. Kesalahan penggunaan kata ganti dalam kalimat
3. Kesalahan Ejaan
4. Pengulangan kata yang tidak perlu
5. Penggunaan kata tanya yang tidak efektif
Adapun ayat - ayat yang jadi objek analisis adalah ayat - ayat yang
berkenaan dengan seni sebanyak 8 ayat. Sementara untuk memperrrudah analisis,
Penulis akan menganalisis ayat tersebut satu persatu.
Ayat yang pertama Q.S. Al - Imran : 49
Artinya "Dan Rosul kepada Bani Jsrail (yang berkata kepada mereka), sesungguhnaya aku telah datang kepada kamu dengan membawa sesua/11 tanda (mukjizat) dari li1han kamu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah (sesuatu yang) berbentuk seperti burung dengan seizin Allah ; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang be1penyakit sopak ;dan aku menghidupkcm orang ma ti dengan seizin Allah ; serta aku kabarkan kepada kamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya
50
pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerosulanku) bagi kamu, jika kamu orang- orang mulanin." (QS. Ali Imran: 49)
Humf wau pada teks ini adalah wau Jbtida (yaitu humf pembuka). Humf
ini berpadanan dengan kata "dan " , dalam bahasa Indonesia kata " dan " dj/.fobut
sebagai konjungsi. Kata konjungsi menumt kaidah tata bahasa Indonesia tidak
boleh diletakkan diawal kalimat. Sementara dhomir kaf pada konteks ayat ini, ~
yang menerangkan kata ganti untuk orang kedua, menumt Penulis lebih tepat jika
diberikan padanan "mu" saja.
Kemudian pada kalimat .&I tA-1 pada konteks ini, kata tersebut tidak hams
diartikan "dengan seizin Allah", tetapi lebih tepat jika diartikan " dengan izin
Allah".
Selanjutnya dalam menerjemahkan bentuk kalimat L,_, uJSb \...,; ~I_,
u...i_?:S, boleh mengulang kata \..., dalam menerjemahkannya, dengan alasan
sebagai bentuk gaya bahasa seperti "serta aku kabarkan kepadamu apa yang
kamu makan dan apa yang kamu simpan ".
Kalimat lJ!i<> Y> ~ U) menurut Penulis tidak efektif kalau diartikan "
jika kamu orang --orang mukmin ", tetapi yang lebih tepat adalah "jika kamu
beriman " alasannya adalah pengulangan kata dan tidak menerjemahkan kata
lJ!i<> Y> dengan padananya beriman.
51
Ayat yang kedua Q S. Al-A'raf: 74
Artinya "Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah - khalijah (yang berkuasa) setelah Ad, Dia menempatkan kamu di bumi, kamu membuat. pada dataran -dataran rendahnya jadi bangzman -bangzman besar, dan kamu pahat gzmung - gzmungnya menjadi rumah - rumah ; maka ingatlah nikmat - ni/anat Allah dan janganlah merusak di bumi dengcm menjadiperusak-perusak". (QS. Al-A'raf 74)
Pada konteks di atas, kalimat ini mengisahkan tentang Nabi Shaleh a.s.
dan kaumnya Tsamud, dalam menerjemahkan kata •lib. tidak harus diulang -
ulang, dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia), walaupun dalam bahasa Arab
bentuknya jamak. Karena akan terjadi pengulangan kata yang tidak perlu,
sehingga akan te1jadi pemborosan kata. Jadi kata •lib. cukup diartikan dengan
kata "para khalifah "saja.
Kemudian kalimat lain yang menurut Penulis kurang sesuai adalah
kalimat cY>)ll c} ~i_;-u Quraish Shihab menerjemahkan dengan "Dia
menempatkan kamu di bumi" sedangkan pada hurufwaunya tidak diterjemahkan
karena itu ad al ah wm1 athaj Wau athaf berfongsi mengikuti kalimat sebelumnya,
jadi jika ada subjek atau kata ke1ja tidak perlu disebutkan lagi dan menurut
penulis terjemahan yang lebih tepat adalah "dan memberikan tempat bagimu di
bunz("
52
Sementara kalimat lain yang kurang sesuai maknanya adalah ~ ly-=J '13
U!~ cY>).11 beliau menerjemahkan dengan "dan janganlah merusak di bumi
dengan menjadi perusak - perusak " dan menurut Penulis harus diterjemahkan
apa adanya dengan tidak menyalahi kaidah -- kaidah bahasa sumber. Sedangkan
kata U!~ beliau mene1jemahkan dengan " perusak - perusal: " walaupun
bentuknya jamak tidak harus diartikan seperti itu yang lebih tepat adalah "para
perusak atau pembuat kerusakan" , jadi cukup diartikan dengan "dan janganlah
merajalela dengan menjadi para perusak di muka b11111i."
Ayat yang ketiga Q.S.Yuunus: 24
Artinya "Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi, adalah seperti air yang Kami turunkan dari langit, lalu bercampur o/ehnya tanaman -tanaman bu mi, di antaranya ada yang dimakan manusia clan binatang temak, hingga apabila bumi itu telah sempuma keindahannya, clan berhias (pula) dan para pemiliknya menduga bahwa mereka pasli kuasa atasnya, tiba - tiba clatanglah kepaclanya azab kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan ia laksana tanaman - tanaman yang sudah disabit, seakan - akan be/um pemah ada kemarin Demikianlah Kami menjelaskan ayat - ayat Kami kepada orang -orang yang be1fikir." (QS. Yunus: 24)
53
Pada konteks ayat di alas Allah SWT menjelaskan tentcng kehidupan
duniawi, khususnya tempac tinggal kita yaitu bumi yang kita cintai . Kemudian
kata "-! .bh;,.L; tidak harus diartikan " bercampur " tetapi menurut Penulis yang
lebih tepat adalah "tumbuh/ah ", karena melihat kata setelahnya yaitu I.fa _)';/I uw
yang diartikan " tanaman ·- tanaman bumi."
Kemudian dalam masalah dhomir hatta, pada kalimat lo) ~ pada konteks
m1, untuk huruf nasab seperti hat/a, kata tersebut tidak harus diartikan dengan
"hingga" tetapi lebih tepat kalau yang harus diartikan kata setelahnya yaitu iza.
Selanjutnya kata <.::>;'ii ~ beliau terjemahkan der;5an " Kami
menje/askan ayat ··· ayat Kami " dan menurut Penulis yang lebih cocok dan lebih
dapat dipahami oleh pembaca yang masih awam dengan padanan sinonim "tanda
- tanda kekuasaan Kami ", jadi menurut Penulis diai1ikan dengan " Kami
menje/askan tanda -tanda kekuasaan Kami."
Artinya
Ayat yang keempat Q.S. Al- Anbiya :58
"Maka dia pun membuat mereka hancur berkeping - keping kecua/i yang terbesar agar mereka kembali kepadanya". (QS. Al-Anbiya: 58)
Pada ayat di atas Allah SWT menjelaskan kisah Nabi Ibrahim yang
menghancurkan berhala - berhala sesembahan orang - orang kafir. Kemudian
pada kalirnat ~ kata fa di sini tidak perlu dite1jernahkan, karena jika
diterjemahkan akan terjadi pemborosan kata, dam kalimat I~ lebih sesuai jika
54
diterjemahkan dengan " besar" saja dan bukan " terbesar " karena dari kaidah
bahasa sumbernya bukan isim tafdil yang berarti "paling. ter atml maha."
Ayat yang kelima dan keenam Q.S. Al - Anbiya : 63-64
Artinya "Dia menjmvab : " Sebenamya yang te!ah melakukannya adalah yang besar dari mereka, ini - maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara. Maka mereka kembali ke diri mereka sendiri lalu mereka berkata : " sesungguhnya kamu sekalian adalah orang -orang yang zalim ". (QS. Al-Anbiya: 63-64)
Kata ganti orang ketiga atau dhomir hum pada kata f"" ~ menurut Penulis
tidak perlu diterjemahkan karena untuk penghematan sebuah kalimat dan tanpa
diterjemahkan pun telah dapat dipahami maksudnya karena ada kata selanjutnya
yang menjelaskan ha! itu.
Kemudian kalimat 0_,..JU; t"i r&! menurut Penulis tidak perlu
diterjemahkan dengan" sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-- orang yang
za!im ", tetapi hams dihilangkan kata "kamu" karena hal itu adalah pemborosan
kata dan tanpa kata itu pun telah diwakilkan dengan kata " kalian " karena
bentuknya jamak.
Ayat yang ketujuh Q.S. Luqman: 6
55
Artinya "Dan ada di antara manusia yang membeli ucapan yang melengahkan untuk menyesatkan dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan mereka itulah yang buat mereka siksa yang menghinakan ". (QS. Luqman: 6)
Huruf ww1 pada konteks ini, adalah wau ibtida dan di ikuti dengan huruf
jar atau preposisi dalam bahasa Indonesia, contohnya huruf min di samping
sebagai huruf ta 'diyah, juga digunakan dalam bermacam - macam ungkapan.
Sehingga mempunyai bermacam - macam padanan makna yang disesuaikan
dengan padanan yang bersangkutan. 5
Pada pengertian di atas kata" min " lebih cocok jika diartikan dengan kata
" sebagian " dan huruf jar pada kalimat LY'Ull CY> J lebih tepat jika diberikan
padanan "sebagian "jadi terjemahannya yaitu "sebagian manusia ".
Kemudian kalimat ~ c,.olk ~ &l) lebih tepat jika diartikan dengan "
mereka itulah yang 111e11dapat siksa yang menghinakan" karena menurut Penulis
lebih efektif dan dapat di pahami menurut kaidah bahasa sasaran yaitu bahasa
Indonesia dan Quraish Shihab menerjemahkan dengan "mereka itulah yang buat
mereka siksa yang me11ghi11aka11 "
Ayat yang kedelapan Q.S. Qof: 6
Artinya "lvfaka apakah mereka tidak me!ihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan tiada baginya sedikitp1111 retak ·- retak ? "(QS. Qaf: 6)
5 Dr. H. Rofi, Dali/ Ji al-Tarjamah, Bimbingan Tetjemah Arab-Indonesia, (Jakarta: Persada Kemala, 1989), cet. Ke-I, Ii. 51
56
Pad.a konteks ayat di atas adalah bentuknya pertanyaan. Jadi kata "makd'
tidak perlu diterjemahkan karena tidak sesuai dengan bahasa sasaran (bahasa
Indonesia), kalimat pertanyaan atau kalimat tanya tidak jauh berbeda dengan
kalimat berita. Malah banyak kalimat berita dipakai sebagai kalimat tanya hanya
dengan earn menggubah lagu. Jadi, ada kalimat tanya yang menggunakan kata
tanya diiringi lagu tanya dan ada juga bentuk kalimat berita yang dijadikan
kalimat tanya hanya dengan mengubah lagu atau intonasi. Biasanya bagian yang
dipentingkan diletakkan di depan dalam kalimat ditambah akhiran :-kah. Kalau
kalimat tanya ditulis, di akhir kalimat di beri tanda (?) contoh :
I. Pergi ke sekolahkah Anda ?
2. Maniskah kekasihmu ?
Sedangkan kata kapan, bila, bilamana, apabila dipakai untuk menanyakan
waktu contohnya :
I. Kapan hari kiamat datang ?
2. Bilamana gedung itu dibangun ?6
Selanjutnya kata c;:.JY. tidak harus ada pengulangan kata dalam
menerjemahkannya walaupun dalam bahasa sumber bentuknya jamak, tetapi
cukup diaitikan dengan " retak " saja. Karena kata sebelumnya telah
menjelaskannya, dan kalimat c;:.JY. Li"" 4.l l...9 menurut Penulis lebih tepat
diterjemahkan dengan" dan tidak ada retak sedikit pun".
6 Sudarno clan E1nan A. Ralunan, Ke111an1puan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta : PT. Hikmat Syahid lndah, 1986), cet, ke - 1, h. 81-82
57
C. Keuuggulan dan Kelemahan Terjemahau Quraish Shihab
Dalam setiap ragam penerjemahan pasti mempunyai kelebihan dan
kekurangan, baik terjemahan kata demi kata atau pun bebas, di sini penulis
clengan analisis Penulis sendiri mencoba menganalisis terjemahan Qurais Shihab,
tanpa bermaksud membenarkan atau menyalahkan terjemahan ini, akan tetapi
Penulis mencoba memaparkan data yang menurut penulis bisa dijadikan
perbandingan atau studi atas karya Quraish Shihab ini.
Terlepas dari subjektifitas penulis, di sini Penulis akan mencoba
menganalisis keunggulan apa saja yang terdapat pada karya terbesar Quraish
Shihab ini, sekaligus juga kekurangan - kekurangannya clapat clisebutkan clengan
pisau Analisis Kaidah Bahasa Indonesia.
Keunggulan - keunggulan terjemahan Quraish Shihab di antaranya :
I. Baik segi bentuk maupun struktur kalimatnya lebih sesuai clengan aslinya.
2. Gaya penulisan terjemahan lebih sesuai clan tepat dengan struktur bahasa
sasaran.
3. lngin mencoba memberikan penerjemahan yang terbilang bebas atau apa
adanya, namun tidak menyalahi kaidah bahasa sasaran.
Seclangkan kelemahan - kelemahanya di antaranya :
1. Karena Bentuk terjemahan terlalu bebas atau menerjemahkan bahasa
sumber ke bahasa sasaran dengan apa adanya, akhirnya seakan - akan
kurang dipahami oleh pembaca.
58
2. Bentuk terjemahan Quraish Shihab terlalu bebas, sehingga menghasilkan
produk yang kurang teliti dalam menangkap pesan - pesan dari bahasa
sumber.
3. Dalam menerjemahkan Quraish Shihab kurang memperhatikan kaidah
bahasa Arab, misalnya dalam masalah huruf jar, Quraish Shihab sering
menerjemahkannya dengan satu kata, padahal huruf ini dalam tata Bahasa
Arab sering berubah arti, sesuai dengan sambungan kata dan konteksnya.
4. Quraish Shihab dalam menerjemahkan juga kurang mengikuti kaidah
Bahasa Indonesia, misalnya dalam pengulangan kata "retak - retak ",
Kalima! ini jika ditinjau dari seg1 kaidah Bahasa Indonesia akan
menimbulkan pemborosan kata.
A. Kesimpulau
BABY
PENUTUP
Setelah melakukan analisis secara keseluruhan dari berbagai aspek yang
dibutuhkan, Penulis berusaha menyajikan kesimpulan - kesimpulan dari seluruh
hasil analisis sesuai dengan rumusan -rumusan masalah yang telah dipaparkan
pada bab I. Kesimpulan - kesimpulan tersebut adalah :
I. Setelah melihat hasil terjemahan Quraish Shihab terhadap bukunya "Tafsir Al
- Misbah " khususnya pada ayat - ayat yang berkaitan dengan seni, dapat di
simpulkan bahwa model terjemahan yang digunakan oleh Quraish Shihab
adalah model terjemahan bebas.
2. Karena Quraish Shihab terlalu bebas dalam penerjemahannya, maka bentuk
terjemahan yang dihasilkannya banyak menyalahi atau tidak sesuai dengan
kaidah bahasa sasaran yakni bahasa Indonesia, apabila di lihat dari
keefektifan kalimat.
3. Seperti terjadi pada umumnya, hasil terjemahan Quraish Shihab pun memiliki
kelebihan walaupun tidak luput dari kelemahan. Adapun kelebihannya adalah:
a. Bentuk dan struktur kalimat bahasa sasaran lebih sesuai dengan bahasa
sumber.
60
b. Gaya penulisan lebih relevan dan tepat, serta setiap kata tidak di
terjemahkan apa adanya.
Sedangkan kelemahannya adalah :
a. Hasil terjemahannya agak terasa bebas, karena penerjemah rnencoba
mengalihkan idenya sendiri dalam bahasa sumber kepada stmktur bahasa
sasaran.
b. Hasil terjemahannya yang terlalu bebas tersebut terasa kurang dimengerti
dan komunikatif, khususnya dalarn bahasa sasaran.
4. Analisis terjemahan Quraish Shihab, pada ayat - ayat seni yang telah Penulis
paparkan di atas, rnengidentifikasikan bahwa hasil terjemahan tersebut sedikit
telah rnengalami kesesuaian antara bahasa sumber dan bahasa sasaran,
sehingga dengan terjemahan tersebut penerjemah rnampu rnenyarnpaikan
arnanat pengarang walau secara tidak utuh. Dengan dernikian relevansi antara
teori dan kaidah yang ada tergantung pada hasil terjemahan tenebut. Apabila
baik rnaka bisa dikatakan bahwa terjemahan itu adalah baik, karena pada
substansinya bahasa berkaitan pada stmktur kalimat. Apabila bisa dipaharni
dalarn bentuk bahasa sasaran, serta tidak mengurangi dan tidak rnenambah
apa yang tertulis pada bahasa sumber ini sudah menunjukkan pada taraf
kesernpurnaan. Narnun Penulis melihat bahwa, terjernahan Quraish Shihab
belum sarnpai pada taraf kesempurnaan, karena penerjemah terlalu bebas
pada kaidah bahasa sumber. Sehingga basil terjemahan yang diperoleh seakan
61
keluar dari bahasa sumber dan kurang dipahami, karena susunan kalimatnya
masib rancu dan tumpang tindih. ·
B. Saran - Saran
Penelitian yang Penulis lakukan ini masib perlu diperbaiki dan dilanjutkan
oleb peneliti lainnya, karena di dalam al - Qur' an dan te1jemahan Quraisb Sbibab
ini masib terdapat kesalahan lain yang belum dikaji di antaranya penggunaan
tanda baca (pungtuasi) yang tidak sesuai dengan EYD. Dengan adanya penelitian
tersebut selain dapat membantu dalam melakuka.n kegiatan analisis, juga
memberika.n ko.ntribusi terbadap basil terjemaban, untuk mengetahui sejauh mana
basil terjemahan tersebut layak sebagai karya terjemahan yang baik.
Tak pelak lagi, pengetahuan tentang kaidab bahasa Arab dan bahasa
Indonesia menjadi prasyarat penting bagi para penerjemah dalam menerjemahkan
kedua bahasa tersebut sehingga bahasa sumber dapat dicerna pada bahasa sasaran.
Oleh karena itu, seorang penerjemah dalam menejemahkan teks - teks bahasa
sumber ke dalam bahasa sasaran dituntut sedapat mungkin menyusun kata - kata
yang dapat dipahami pembaca dengan memperhatikan kaidah - kaidah yang ada
pada kedua bahasa tersebut. Sebingga ketika membaca karya terjemahannya,
seolah-olah membaca karya asli penulis. ltulah seorang penerjemah yang berhasil
menjalankan profesinya sebagai penerjemah yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Abrori, Ahmad, Tqfsir M. Quraish Shihab Tentang Hak - hale Politik Perempuan, Skripsi, Jakarta : IAIN, 2000
Anwar, Hamdani, Quraish Telaah Kritis Terhadap Tajsir Al - Misbah Karya M Shihab, dalam Mimbar Agama dan Budaya, Vol. XIX, no. 2, 2002
-Arifin, Zaenal, Amran Tasai, S, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Pe1guruan Tinggi, Jakarta : Akademi Pressindo, 2004
Departemen Agama.Republik Indonesia, Al -Qur 'an dan Terjemahnya, 1984/1985
Dzahaby, al, Muhammad Husayn, al-Ta/sir wa al-Mufassirin, (tt : rtpn, 1976) Jilid I
E. Sadtrono, Pedoman Pene1jemahan, Jakarta : Pusat Pembinaan clan Pengembangan Bahasa, 1985, eet. Ke - I
Fedespiel, M. Howard, Ka ii an Qur 'an di Indonesia, Ter. T. Arifin, Bandung : Mizan, 1996
Hanafi, Nuraehman, Teori dan Seni Mene1jemahkan, Flores NTT : Nusa Indah, 1986, eet. Ke - I
Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia, 1985
Lu bis, Ismail, Falsifikasi Terjemahan Al - Qur 'an Depag, Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 2001
Maehali, Roehayah, Pedoman Bagi Pene1jemah, Grasindo: Jakarta, 2000
Martaya, A. Widya, Seni Mene1jemahka11, Yogyakarta : Kanisius, 1989 eet. 12
_______ , Seni Menerjemahkan, Yogyakarta : Kanisius, 1998
Nababan, M. Rudolf, M. Ed, Teori Mene1jemahkan Bahasa Inggris, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999, eel. Ke - I
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 1988
Qattan, al, Manna Khalil, Study !!11111 Al - Qur 'an, Jakarta : PT. Pustaka Litera Anta Nusa, 1996, eet. Ke - 3
Rofi', Dali! fi al-Tarjamah, Bimbingan Te1jemah Arab - Indonesia, k:rnrta: Persada Kemala, 1989, eel. Ke - 1
Santoso, Kusno Budi, Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis Prak/is Bahasa Baku, Jakarta : Rineka Cipta, 1990
Shabuni, al, Muhammad Ali, Pengantar Study Al-Qur'an (at - Tibyan), Bandung : PT. Al - Maarif, 1996
Shihab, M.Quraish, Pesan, Kesan dan Keserasian Al - Qur'an, Jakarta : Lentera Hati, 2000, eel. Ke - I, vol.1
Wawasan Al -Qur'an, Tafsir Maudhui Alas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung : Mizan, 1998, eet. Ke - VIII
-------, Membumikan Al - Qur 'an, Bandung : Mizan, 2000
Suma, Muhammad Amin, Study !!mu Al - Qur 'an (1 ), Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000
Sunaryoto, DRS, H, et al, Kerajinan Tangan dan Kesenian, Jakarta : CV. Bina Muda Pratama, 2003
Suryawinata, Zuhrudin dan Haryanto, Sugeng, Translation (Bahasa Teori dan Penuntun Praktis Mene1jemahkan), Y ogyakarta : Kanisius, eet.ke - 1
Tarigan, Hendri Guntur, Pengajaran Caya Bahasa, Bandung : Angkasa, 1985
Tombak, Alam Datuk Sei. H., Jvfetode Jvfe11e1jemahkan Al - Qur 'an Al -Karim JOO kali Pandai, Jakarta : Re_nika Cipta, 1992
Tyahyonio, Liberatus Tengdoe, Sastra Indonesia Pengantar dan Teori, Flores : Nusa Indah, Gajah Mada University Press, 1997
Wawancara, Kompas, Jakarta, 18 Februari 1996
Yusuf, Suhendra, Teori Te1jemah (Pengantar Ke Arah Pendekatan Linguistik dan Sosiolinguistik), Bandung : Mandar Maju, 1994 eet. l
Zaeqani, al, Muhammad 'Abd al - 'Azhim ivfanahil al 'bfanfi 'Ufum al, Qur'an [t.k.], Isa al - Babi al - Halabi, [ t. t. ]