Download - STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
1/25
Ekonomi Industri2010
STRATEGI INDUSTRIALISASI
INDONESIA
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010
Di susun oleh:
Mister Candera
Lulus Yuni Tika R
Maemunah
Syahidah Rohmah
Editor:
Mister Candera (Pend
Ekonomi 08)
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
2/25
Ekonomi ndu ri
STR TE I
I STRI LISASI
I ESIA
Oleh
Mister Candera
Lulus Yuni Ti a R
Maemunah
SyahidahR hmah
Edit r
Mister Candera (Pend E nomi 08)
UNIVERSITAS JAMBI
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
3/25
Hakcipta dilindungi:
Dilarang keras memperbanyak, memfotocopi sebagian atau seluruh
Isibuku ini,serta memperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari
Penulis/editor
2010, penulis/editor, Jambi
Judulbuku : Strategi Industrialisasi Indonesia
Penulis : MisterCandera
Lulus Yuni Tika R
Maemunah
Syahidah Rohmah
Editor : Telp. 0852 66993746
Email: [email protected]
Pendidikan Ekonomi angkatan 2008
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
4/25
KATA PE ANTAR
Pertama dan yang paling utama, penulis mengucapkan puji syukurkhadiat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat sertaHidayah-Nya dalam penyusunan makalah
yangberjudul Strategi Industri Indonesia ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnyakepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah ekonomi industri DR. Muazza, M.Si yang telahmemberikan masukkan sertabimbingan dalam penyusunan makalah ini
2. Timjajaran dalam kelompokEkonomi Industri yang telah bekerjasama dalampenyelesaian makalah ini.
3. Para teman-teman yang telah memberikan partisipasi baik itu moril, materimaupun material
Makalah yang berjudul Strategi Industrialisasi Indonesia ini merupakan
makalah yang sederhana, dan berfungsi sebagai acuan sertasebagai bahan bacaan kita
dalam mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi berbagai tantangan
globalisasi dibidang perekonomian.
Makalah ini disusun dari berbagai refrensi yang relevan dengan mata kuliah
ekonomi industri, sehingga penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunannya,
sebagai manusiabiasa pasti ada kesalahan dan kekhilafan baik itu materi, maupun
bahasanya. Maka dari pada itu penulis mengharapkan kepada para pembacaagardapat
memberikan saran ataupun kritikyang membangun sebagai acuan penyusunan makalahkedepan.
Jambi, Mei 2010
Penulis
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
5/25
DAFTARISI
KATA PENGANTAR
DAFTARISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang Penulisan ................................ ................................ ... 11.2 Rumusan Masalah ................................ ................................ .............. 21.3 Tujuan Penulisan ................................ ................................ ............... 21.4 Manfaat Penulisan ................................ ................................ .............. 2
BAB II PE BAHASAN
2.1 Industrialisasi Berbasis Pertanian ................................ ........................ 3
2.2 Tantangan yang Dihadapi SektorIndustri ................................ ............ 3
2.3 Strategi Industri: Dari Substitusi ImporKe Substitusi Ekspor .............. 4
2.4 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Nasional .................... 6
2.5 Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah ..................... 9
2.6 Strategi Baru dalam Mengahadapi ACFTA: Mendorong Kemandirian 102.7 Butir-Butir Kebijakan Pengembangan Industri ................................ ... 10
2.8 Alternatif Strategi Industrialisasi ................................ ......................... 14
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ................................ ................................ ............................. 18
3.2 Saran ................................ ................................ ................................ ... 18
Daftar Pustaka
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
6/25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang PenulisanEra globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi,
berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan
usaha. Produk-produk hasil manufaktur di dalam negeri saat ini begitu keluar dari
pabrik langsung berkompetisi dengan produk luar, dunia usaha pun harus menerima
kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi telah mengakibatkan cepat
usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya masa edar produk, serta semakin
rendahnya margin keuntungan. Dalam melaksanakan proses pembangunan industri,
keadaan tersebut merupakan kenyataan yang harus dihadapi serta harus menjadi
pertimbangan yang menentukan dalam setiap kebijakan yang akan dikeluarkan,
sekaligus merupakan paradigmabaru yang harus dihadapi oleh negara manapun dalam
melaksanakan proses industrialisasi negaranya.
Atas dasarpemikiran tersebut kebijakan dalam pembangunan industri Indonesia
harus dapat menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi
perkembangan perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan
suatu perspektifbarubagi semua negara,sehingga fokusstrategi pembangunan industri
pada masa depan adalah membangun daya saing sektor industri yang berkelanjutan di
pasardomestik.
Dalam situasi yang seperti itu, maka untukmempercepat proses industrialisasi,
menjawab tantangan dari dampak negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi
dunia, serta mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang, pembangunan
industri nasional memerlukan arahan dan kebijakan yangjelas. Kebijakan yang mampu
menjawab pertanyaan,kemana dan seperti apabangun industri Indonesia dalamjangka
menengah, maupunjangka panjang.
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
7/25
(http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=
76)
Dariberbagai permasalahan yang telah dijelaskan di atas penulis menariksebuah
judul yaitu Strategi Industrialisasi Indonesia
1.2Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu strategi seperti apa yang
perlu dilakukan dalam mengahadapi berbagai tantangan dan persaingan global dalam
kaitannya dengan industrialisasi di Indonesia?
1.3Tujuan PenulisanAdapun tujuan dalam penyusunan makalah ini yaitu:
y memenuhi persyaratan dalam matakuliah ekonomi industri yaitu tugaskelompoky agar mahasiswa dapat mengetahui strategi-strategi dalam menghadapi berbagai
persaingan dibidang industri
y agar mahasiswa dapat menjadikan pelajaran yang tersirat dalam makalah inisebagai sebuah acuan dalam menghadapi tantangan industri global
1.4Manfaat PenulisanAdapun manfaat dalam penulisan makalah ini yaitu:
y Terpenuhinya persyaratan matakuliah ekonomi industri yaitu tugaskelompoky Mahasiswa dapat mengetahui berbagai strategi dalam menghadapi tantangan dan
persaingan industri global
y Mahasiswa mendapat suatu pelajaran yang dapat dijadikan suatu acuan dalammenghadapiberbagai tantangan dan persaingan industri global
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
8/25
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Industrialisasi Berbasis Pertanian
Tidak dapat diingkari bahwa krisis ekonomi yang dialami Indonesia selama
periode 1997-1999, salah satu penyebabnya adalah karena kesalahan strategi
industrialisasi selama pemerintahan ordebaru yang tidakberbasis pada sektor yang
mana Indonesia mamiliki keunggulan komparatif yang sangat besar, yaitu pertanian.
Selamakrisis terbuktibahwasektorpertanian masih mampu memiliki laju pertumbuhan
yang positif, walaupun dalam persentase yang kecil. Sedangkan sektor industri
manufakturmengalami laju pertumbuhan yang negatif di atassatu digit.
Adabeberapaalasan kenapa pembangunan sektorpertanian yang kuat esensial
dalam proses industrialisasi di Negaraseperti Indonesia, yakni sebagaiberikut:
1. Sektorpertanian yang kuat,berarti ketahanan pangan terjamin. Hal ini merupakansalah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada khususnya dan
pembangunan ekonomi pada umumnyabisaberlangsung denganbaik.2. Dari sisi permintaan agregat, pembangunan sektorpertanian yang kuat membuat
tingkat pendapatan riil perkapita di sektortersebut tinggi.
3. Dari sisi penawaran,sektorpertanian merupakan salah sumber input bagi sektorindustri manufaktur yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif.
Dalam perkataan lain, lewat keterkaitan produksi, pertumbuhan produktivitasatau
output di sektor pertanian bisa menjadi sumber pertumbuhan output di sektor
industri manufaktur.
2.2 Tantangan yang Dihadapi Sektor Industri
Tantangan utama yang dihada pi oleh industri nasional saat ini adalah
kecenderungan penurunan daya saing industri di pasar internasional. Penyebabnya
antara lain adalah meningkatnyabiaya energi, ekonomi biaya tinggi, penyelundupan
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
9/25
sertabelum memadainya layanan birokrasi. Tantangan berikutnya adalah kelemahan
struktural sektor industri itu sendiri,seperti masih lemahnyaketerkaitan antar industri,
baik antara industri hulu dan hilir maupun antara industri besardengan industri kecil
menengah, belum terbangunnya struktur klaster (industrial cluster) yang saling
mendukung, adanya keterbatasan berproduksi barang setengah jadi dan komponen di
dalam negeri, keterbatasan industri berteknologi tinggi, kesenjangan kemampuan
ekonomi antardaerah,sertaketergantungan eksporpadabeberapakomoditi tertentu.
Sementara itu, tingkat utilisasi kapasitas produksi industri masih rata-rata di
bawah 70 persen, dan ditambah dengan masih tingginya imporbahan baku, maka
kemampuan sektorindustri dalam upaya penyerapan tenagakerja masih terbatas.
Di sisi lain, industri kecil dan menengah (IKM) yang memiliki potensi tinggi
dalam penyerapan tenaga kerja ternyata masih memiliki berbagai keterbatasan yang
masih belum dapat diatasi dengan tuntas sampai saat ini. Permasalahan utama yang
dihada pi oleh IKM adalah sulitnya mendapatkan akses permodalan, keterbatasan
sumberdaya manusia yang siap,kurang dalam kemampuan manajemen danbisnis,serta
terbatasnyakemampuan akses informasi untukmembaca peluang pasarserta mensiasati
perubahan pasaryang cepat.
2.3 Strategi Industri: Dari Substitusi Impor Ke Substitusi Ekspor
a. strategi inward vs outward-lookingsejarah perdagangan mencatat beragamnya strategi kebijakan yang di anut
masing-masing Negara. Ada yang berusaha memacu pembangunan ekonomi melalui
espansi perdagangan internasional dan sekaligus membuka pintu lebar-lebar terhadap
investasi asing,bantuan luar negeri dan imigrasi.di lain pihak, tak sedikit negara
membangun perekonomiannya dengan menerapkan strategi industrialisasi substitusi
impor dan menggunakan perencanaan ekonomi sebagai prisain untuk menangkis
pengaruh eksternal yang dianggap mengganggu dan tidakdikehendaki.
Perbedaan strategi outward vs inward- looking.
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
10/25
Strategi outward-looking
1. perdaganganbebas dan kebijakan ekspansi ekspor2. kebijakan ekonomi tipe terbuka3. kebijakan pintu terbuka terhadapbantuan luarnegeri kesektorpemerintah4. kebijkan pintu terbuka terhadap PMA5. kebijakan pintu terbuka terhadap imigrasi
Strategi inward-looking
1. kebijakan proteksionis dan substitusi impor2. kebijakan ekonomi dalam negeri tipe tertutup3. ketergantungan pada tabungan falam negeri dan swasembadasumberdaya4. hambatan terhadap PMA5. hambatan terhadap imigrasi (M. Kuncoro, 2007:112)
Berbagai jenis industri yang dikembangkan di Indonesia sangat beraneka
sehingga tidak mudah untuk dianalisis. Jenis industri manufaktur di Indonesia terdiri
dari :
1. Industri padat karya, dengan ciri-ciri : penyerapan tenga kerja tinggi,berorientasi ekspor,sebagianbesardimiliki swasta, dan tingkat konsentrasi yang
rendah.
2. Industri padat modal dan tenaga trampil, dengan ciri-ciri : berorientasi pasardomestik, sebagian besar kendali ada di pemerintah atau PMA, dan tingkat
konsentrasi yang tinggi.
3. Industri padat sumberdayaalam, dengan ciri-ciri : orientasi eksporyang tinggi,sebagian besar kepemilikan di tangan swasta, dan tingkat konsentrasi yang
rendah.
4. Industri padat teknologi, dengan ciri-ciri : semakin berorientasi ekspor,kepemilikan ada di tangan asing dan swasta, kandungan impor dan tingkat
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
11/25
konsentrasi yang tinggi. (http://yasinta.net/strategi-industrialisasi-dan-
proteksionisme/)
2.4 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Nasional
Arah kebijakan pembangunan industri nasional mengacu kepada agenda dan
prioritas pembangunan nasional Kabinet Indonesia Bersatu. Dalam kerangka tersebut,
maka visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah membawa
Indonesia untuk menjadi sebuah negara industri tangguh di dunia dengan visi antara
yaitu Pada tahun 2024 Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru.
Untuk mewujudkan visi tersebut, sektor industri mengemban misi sebagai
berikut:
1. Menjadi wahana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat;2. Menjadi dinamisatorpertumbuhan ekonomi nasional;3. Menjadi penggandakegiatan usaha produktif di sektorriilbagi masyarakat;4. Menjadi wahana untukmemajukan kemampuan teknologi nasional;5. Menjadi wahana penggerakbagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasanbudaya
masyarakat;
6. Menjadi salah satu pilarpenopang penting bagi pertahanan negara dan penciptaanrasaaman masyarakat.
Tujuan pembangunan industri nasional baikjangka menengah maupun jangka
panjang ditujukan untukmengatasi permasalahan dan kelemahanbaikdi sektorindustrimaupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu (1) Meningkatkan
penyerapan tenaga kerja industri; (2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-
dayaan pasardalam negeri; (3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yangberartibagi
perekonomian; (4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur; (5) Meningkatkan
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
12/25
kemampuan teknologi; (6) Meningkatkan pendalaman strukturindustri dan diversifikasi
produk; dan (7) Meningkatkan penyebaran industri.
Bertitiktolakdari hal-hal tersebut dan untukmenjawab tantangan di atas maka
kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab
tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mampu mengantisipasi perkembangan
perubahan lingkungan yang sangat cepat. Persaingan internasional merupakan suatu
perspektifbaru bagi semua negaraberkembang, termasuk Indonesia, sehingga fokus
dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing
industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional. Untuk itu, strategi
pembangunan industri manufaktur ke depan dengan memperhatikan kecenderungan
pemikiran terbaru yang berkembang saat ini,adalah melalui pendekatan klasterdalam
rangka membangun dayasaing industri yang kolektif.
Industri manufakturmasa depan adalah industri-industri yang mempunyai daya
saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia
(comparativeadvantage),seperti luasbentang wilayah,besarnyajumlah pendudukserta
ketersediaan sumberdaya alam, tetapi jugaberdasarkan kemampuan atau daya kreasi
dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya manusia Indonesia (competitive
advantage).
Bangun susun sektor industri yang diharapkan harus mampu menjadi motor
penggerak utama perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung ketahanan
perekonomian nasional di masa yang akan datang. Sektor industri prioritas tersebut
dipilih berdasarkan keterkaitan dan kedalaman strukturyang kuat serta memiliki daya
saing yangberkelanjutan serta tangguh di pasarinternasional.
Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing,
pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya
pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada
kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut,
industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-
menengah tertentu.
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
13/25
Pengembangan industri agro dalam jangka menengah adalah ditujukan untuk
memperkuat rantai nilai (value chain) melalui penguatan struktur, diversifikasi,
peningkatan nilai tambah, peningkatan mutu, serta perluasan penguasaan pasar.
Sedangkan dalam jangka panjang, difokuskan pada upaya pembangunan industri agro
yang mandiri danberdayasaing tinggi.
Pengembangan industri alat angkut dalam jangka menengah adalah
memfokuskan peningkatan kemampuan industri komponen, dan untukjangka panjang
selanjutnya diarahkan pada pembangunan kapasitas nasional di bidang teknologi agar
memiliki kemandirian dalam rancang bangun (design) dan rekayasa (engineering)
komponen,sub-assembly, maupunbarangjadi.
Pengembangan industri telematika dilakukan dengan membangun sentra-sentra
industri telematika, aliansi strategis, serta peningkatan kemampuan sumber daya
manusia. Diharapkan dalam jangka panjang, industri telematika Indonesia dapat
menjadibasis produksi industri telematika global.
Perkuatanbasis industri manufakturditujukanbagi kelompokindustri yang telah
ada dan sudahberkembang saat ini,agarketergantungannya terhadap sumberdayaalam
dan sumberdaya manusia yang relatifkurang terampil menjadiberkurang, industri padakelompokini harus didorong agarmampu menjadi industri kelas dunia.
Basis industri manufaktur perlu direstrukturisasi dan dikonsolidasikan segera
agar efisiensi dan daya saingnya di dunia internasional meningkat, selain itu untuk
jangka panjang, perlu didorong terselenggaranya peningkatan kemampuan penelitian
dan pengembangan (R&D), teknologi dan desain di industri, dalam rangka membangun
kemampuanbersaingjangka panjang.
Dengan memperhatikan permasalahan yang bersifat nasional baik di tingkat
pusat maupun daerah dalam rangka peningkatan daya saing, maka pembangunan
industri nasional yang sinergi dengan pembangunan daerah diarahkan melalui dua
pendekatan. Pertama, pendekatan top-down yaitu pembangunan industri yang
direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
14/25
nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah. Kedua, pendekatanbottom-up yaitu melalui
penetapan kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya
saing. Dalam pendekatan ini Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secaraaktif
dalam membangun dan mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini
sekaligus merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang
pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
2.5 Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai peran yang strategis dalam
perekonomian nasional, terutama dalam penyerapan tenaga kerja, meningkatkan
pendapatan masyarakat serta menumbuhkan aktivitas perekonomian di daerah. Di
samping itu, pengembangan IKM merupakanbagian integral dari upaya pengembangan
ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.
Ada pun tujuan pengembangan IKM adalah (1) Meningkatkan kesempatan
berusaha, lapangan kerja dan pendapatan; (2) Memperkuat struktur industri; (3)
Meningkatkan IKM berbasis hasil karya intelektual (knowledge-based); (4)
Meningkatkan persebaran industri; dan (5) Melestarikan senibudayakegiatan produktif
yang ekonomis.
Bagi IKM, peningkatan kemitraan,baik dalam bidang pemasaran, teknologi
maupun permodalan perlu segera dilakukan. Fasilitasi pemerintah masih tetap sangat
diperlukan dan dalam intensitas yang tinggi. Pengembangan IKM perlu dilakukan
secara terintegrasi dan sinergi dengan pengembangan industri berskala menengah dan
besar, karena kebijakan pengembangan sektoral tidak bisa mengkotak-kotakkan
kebijakan menurut skala usaha. Untuk itu strategi pengembangan IKM dilaksanakan
melalui (1) Pemberdayaan IKM yang sudah ada; (2) Pembinaan IKM secara terpadu;
dan (3) Meningkatkan keterkaitan IKM dengan industri besar dan sektor ekonomi
lainnya
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
15/25
(http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=
76).
2.6 Strategi Baru dalam Mengahadapi ACFTA: Mendorong Kemandirian
Dengan strategibaru industrialisasi,seperti gambaran itujuga dapat mendorong
kemandirian pertumbuhan industri nasional dengan target penguasaan dan pendalaman
teknologi tepat gunabaik teknologi tinggi, menengah, maupun sederhanabergantung
padakebutuhan skalaekonomi dan prioritas. Terlebih lagi dalam menghadapi ACFTA,
langkah untuk menggalakkan produksi dalam negeri yang berulang-ulang disuarakan
kalangan pemerintah, pengamat, dan dunia usaha patut didukung. Tapi semestinya
dikaitkan juga dengan sebuah grand strategy untuk kebangkitan dan kemandirian
industri nasional dalam berbagai skala usaha (kecil, menengah, dan besar) dengan
pengembangan, penguasaan, dan pendalaman teknologi tepat guna yang dibutuhkan. Itu
biasanyaakan dikritikbahkan disabet oleh kalangan ekonom neolib domestikmaupun
asing karena terutamakalangan asing takmau kehilangan pangsa pasarprodukbarang
danjasa mereka.
Dalam perspektif itulah keperluan strategibaru industrialisasi yang menekankan
kemandirian ekonomi dan industri nasional sebagai kelanjutanberkembangnyaekonomi
rakyat (karena bermitra dengan usaha besar nasional maupun asing) sehingga
menciptakan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan berkualitas. Hal ini karena
secara empiris, ekonomi yang bertumpu ekonomi rakyat yang berbasis luas akan
memiliki multiplier effect yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan skalabesar
nasional maupun asing akan sangat dibutuhkan mendongkrak transfer teknologi,
manajemen, dan pengetahuan. (http://bataviase.co.id/node/117582).
2.7 Butir-Butir Kebijakan Pengembangan Industri
Dengan memperhatikan pentingnya wawasan dan pola pikir dan bertolak dari
hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai sampai saat ini, potensi yang dimiliki
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
16/25
bangsa dan Negara Indonesia, serta lingkungan strategis saat itu dan kecenderungan
perkembangannya, sembari memperhatikan kelestarian lingkungan, maka digariskan
kebijakan pola pengembangan industri nasional sebagaiberikut:
a. Kebijakan strategis utamaKebijakan strategis utamaberupa pola pengembangan Industri Nasional yang terdii
dari 6butirkebijakan sebagaiberikut:
1. Pendalaman strukturindustriYang perlu dilakukan adalah pengembangan industri yang sejauh mungkin
dikaitkan dengan sectorekonomi lainnya; upaya ini untukdapat mengembangkan
idustri hulu, antara, menengah, dan kecil. Dengan demikian langkah ini dapat
memperdalam struktur industri nasional. Apabila didalam neeri tidak terdapat
bahanbaku, makabahanbaku tersebut dapat diimpor,asalkanbahanbaku tersebu
tersediasecara memadai diluarnegeri seperti kapas, gandum, garam industri,kulit.
Selain itu, harus diupayakan agarbahan baku tersebut juga dapat diperoleh dari
beberapa Negarasehingga tidakakan terjadi ketergantungan padasatu-dua Negara
penghasil saja.
2. Pengembangan industri permesinan dan elektonikaKebijakan kedua adalah pengembangan industri permesinan, mesin
peralatan pabrik, mesin-mesin listrik, elektronika, utamanya yang mempunyai
pasar yang jeas dan berulang baik dalam negeri maupun ekspor dan
berkembang, melalui penerapan standard an penguasaan rangcang bangun dan
perekayasaan,baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Upaya
pengembangan teknologi masih sanat berat kita lakukan dan bahkan sebagian
besarindustri di negeri kitabelum mampu melakukannya,karena itu upaya litbang
terapan haruskita dorong, dengan pemberian fasilitas fiscal.
3. Pengembangan industri kecilKhusus dalam sektor industri kecil, setiap tahun selalu tumbuh dan
berkemabgn usaha kecil, walaupun sebagian besar lemah. Tumbuh dan
berkembangnya ini perlu kitakitasyukuri dn karenanyakita harus memantapkan
system pembinaannya, antara lain dengan penekanan pemecahan masalah
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
17/25
pemasaran melalui kemitraan. Sertabimbingan teknis dan permodalan dengan
dukungan perbankan.
4. Pengembangan eksporhasil industri.Pengembangan ekspor hasil industri dengan upaya meningkatkan daya
saing secara kontinyu agar peranan ekspor hasil industri semakin meningkat.
Pengembangan eksporhasil industri dilandaai atas polabroad based/spectrum.
5. Pengembangan litbang terapan,rancangbangun dan perekayasaan,serta perangkatlunak
Kebijakan lain yang diperlukan adalah Pengembangan litbang terapan,
rancang bangun dan perekayasaan, serta pengembangan sistem perangkat lunak
lainnya dalam arti luas,baik untuk pembuatan mesin, mesin peralatan pabrik,
pembuatan pabri secarutuh, maupun untukmengembangkan industri elektronika.
6. Pengembangan kewiraswastaan dan tenga profesiHal terakhir dalam arah kebijakan strategi utama adalah perlunya
pengembangan kewiraswastaan dan tenaga profesi termasukpara manajer,enaga
ahli, tenaga trampil, terdidik, dan sebagainya.
b. Kebijakan strategis penunjang1. Perlunya peletakan landasan hukum dan peraturan perundang-undangan untuk
mengatur, membina, dan mengembagnkan industri nasional. (UU Nomor5 tahun
1984 tentang perindustrian dan peraturan-peraturan pelaksanaannya).
2. Diadakannya pengelompokkan industri nasional dalam tigakelompokutama, yaituindustri dasar, Aneka Industri, dan Industri Kecil, lengka p misi, pilihan
penggunaan pendekatan, apakah padat karya atau padat modal, sehingga
memudahkan penggunaanya.
3. Ditingkatkannya pelaksanaan program keterkaitan secara luas dan salingmenguntungkan,saling menunjang baikantara industri kecil, industri menengah,
dan industi besar. AntarIndustri Hilir, Industri antara, dan Industri Hulu maupun
antara sektor ekonomi dengan sektor lainnya. Supaya pelaksanaan program
keterkaitan ini akan mampu meningkatkan nilai tambah dan diharapkan secara
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
18/25
bertahap dapat memperkokoh dasar dasarbagi perkembangan perekonomian
nasional.
4. Pemanfaatan secara efektif pasar dalam negeri yang dapat merupakan landasankuat untukpelaksaan program ekspor.
5. Peningkatan kemampuan dunia usaha.c. Langkah operasional
Dalam melaksanakan kebijakan strategis perlu ditempuh langkah langkah
operasional yang mencakup langkah makro, langkah mikro, keterpaduan, dan
pemantauan.
- Langkah makroLangkah operasional makro pada dasarnya merupakan upaya untuk
menciptakan iklim yang kondusifbagi pengembangan industri. Implementasi
langkah tersebut akan dilakukan melalui rangkaian langkah langkah kebijakan
deregulasi dan debirikrasi yang dinamis danberkelanjutan. Ini dilakukan dengan
bentukbentukantara lain.
y Stabilitas moneterdan dukungan perbankany Dukungan kebijakan fiskaly Penurunan tarif hinggaakhirnya mencapai 0% serta penghapusan hambatan
dan tarif dan monopoli
y Deregulasi kepabeanan dan tataniagay Pengaturan tataruang wilayah industri antara lain dengan penyediaan zona
industri,kawasan industri,kawasan terikat, entreport, cluster,serta industri
kecil
y Penyediaan informasi industri, utamanya untukpengusaha UKM
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
19/25
y Penerapan standarisasi industri- Langkah mikro
Langkah operasional mikro berupa pembinaan dan pengembangan
industri dengan pendekatan komoditi atau cabang industri dengan
memperlihatkan aspek keterkaitan secara luas dan sejauh mungkin dilandasi
dengan studi nasional sekaligus membeikan dorongan kepada dunia usaha untuk
meningkatkan profesionalismeagardapat memanfaatkan peluang yang tumbuh.
Berdasarkan studi nasional komoditi atau cabang industri dapat
dikembangkan strategi yang tepat untuk ditempuh dalam mengembangkan
komoditi atau cabang industri yangbersangkutan yang mencakup: peluang pasar
baikdalam negeri maupun eksport, potensi kebijakan kemanfaatan sumberdaya
alam yang akan diolah, arahan pengembangan industri yang bersangkutan,
penggunaan teknologi, serta langkah langkah promosi investasi, sehingga
dunia usaha tertarikuntukmenanamkan modalnya(Hartanto, 2006:)
2.8A
lternatifS
trategi Industrialisasi
Selain meningkatkan kesempatan kerja, ada tiga tujuan penting lainnya dari
industrialisasi yang harus dicapai,yaitu sebagaiberikut:
1. Menciptakan atau meningkatkan nilai tambah ekonomi, yakni nilai tambah darisemuasektorekonomi yang ada, termasukindustri, pertanian dan pertambangan.
2. Meningkatkan efisiensi ekonomi.3. Mengurangi ketergantungan pada impor.
Dalam memilih alternatif strategi industrialisasi yang tepat untuk diterapkan di
Indonesia untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, ada sejumlah aspek yang harus
diperhatikan, yaitu sebagaiberikut:
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
20/25
1. Melihat kenyataan bahwaada duasektorekonomi yang besardi mana Indonesiamemiliki keunggulan komparatif atas sektor-sektor tersebut, yaitu pertanian dan
pertambangan, maka dalam proses industrialisasi harus dibangun / dikembangkan
keterkaitan produksi ke depan dan kebelakang antara kedua sektror primer
tersebut dengan sektro industri manufaktur.
2. Selain dengan duasektorprimer,juga harus dibangun / dikembangkan keterkaitanproduksi antarasektor industri manufakturdenagn sektor-sektorsekunderlainnya
dan sektor tersier. Di samping itu, juga harus dibangun / dikembangkan
keterkaitan produksi di dalam sektor industri manufaktur antarsubsektor /
kelompokindustri dan antarunit produksi dari skala yangberbeda di dalam setiap
kelompokindustri.
3. Strategi industrialisasi yang tepat bagi Indonesiaadalah yang memfokuskan padaperkembangan kelompok-kelompokindustriberikut :
a. Industri industri yang memakai komoditas komoditas pertanian danpertambangan sebagai bahan baku utama. Strategi ini akan menghasilkan
berbagai jenis downstream industries di dalam negeri yang berdaya saing
tinggi.
b. Industri- industri mesin, alat-alat produksi, komponen, spare part, danmaterial- material lain. Strategi in akan menghasilkan supporting industries
atau meadstream industries yang berarti akan mengurangi ketergantungan
sektor-sektor ekonomi di dalam negeri terhada p impor. Ini yang dimaksud
dengan pendalamanbasis industri.
c. Industri-industri yang outward looking- oriented. Ini tidak arusberartibahwa yang dibangun hanya industri-industri yang menghasilkan barang-
barang untuk tujuan ekspor, tetapi juga industri-industri yang membuat
barang-barang untuk kebutuhan pasar domestic dengan daya saing global
yang tinggi sehingga mampu bersaing dengan barang-barang impor dalam
system mekanisme pasar bebas. Dalam strategi pengembangan /
pembangunan industri yang berorientasi ekspor, hal pertama yang perlu
dikembangkan adalah industri-industri yang padat karya. Setelah Indonesia
siap, terutama dalam hal SDM, teknologi, dan knowkedge. Akan tetapi, ini
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
21/25
tidakharusberartibahwa Indonesia harus mengembangkan industri industri
berteknologi tinggi, melainkan yang harus dikembangkan adalah industri-
industri yang mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif; dan ini tidak harus selalu berarti industri-industri
yang padat modal atauberteknologi canggih.
4. Pengembangan sektor industri manufaktur harus berdasarkan spesialisasiberdasarkan faktor-faktor keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia dan
faktor-faktor keunggulan kompetitif yang dapat dikembangkan; tidak lagi
industrialisasi berspektrum luas (broad based industry ) seperti pada zaman
pemerintahan ordebaru.
5. Industrialisasi harus memberi dampakpositif terhadap saldo neraca pembayaran,khususnya saldo neraca perdagangan, tidak hanya dengan cara meningkatkan
eksporbarang-barang dengan nilai tambah tinggi ( manufaktur ), tetapi juga
dengan cara mengurangi impor.
6. Industrialisasi harus mendukung potensi daerah, yang sekaligus mendukungpelaksanaan otonomi daerah. Industrialisasi tidakboleh lagi terpusatkan hanya di
jawa, teta pi harus menyebar ke wilayah-wilayah di luar jawa. Akan tetapi
penyebaran tersebut harus tetap memegang pada prinsip optimal location;
penempatan suatu industri di suatu lokasi yang strategis dengan totalbiaya paling
minimum, yang mencakupbiaya biaya transportasi, informasi , pengadaanbahan
baku, produksi, distribusi, dan lain-lain.
7. Strategi industrialisasi yang tepat adalah yang bisa meningkatkan kemampuanperusahaan-perusahaan local / nasional dalam produksi, mengembangkan
teknologi dan produkdengan mereksendiri,serta membangun jaringan distribusi
global sehingga dapat mengurangi ketergantungan pembangunan industri nasional
terhadap investasi asing ( PMA ).
8. Industrialisasi harus menciptakan atau mempercepat proses pendalaman strukturindustri ( diversifikasi ).
9. Pola industrialisasi juga harusberorientasi pada peningkatan dan pemerataanpendapatan masyarakat, tentu tanpa mengurangi tingkat efisiensi dan
produktivitas. Artinya, perkembangan sektor industri manufaktur harus
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
22/25
menciptakan kesempatan kerja, tetapi tidaksemata- mata hanyaberlandaskan pada
prinsip full employment, melainkan produvtive employment, yakni menciptakan
kesempatan kerja sebanyak mungkin teta pi produktif. Ini tidakberarti bahwa
semua industri harus padat karya, teta pi harus ada pemilihan industri-industri
menurut intensitas pemakaian tenagakerja dan modal. Adajenis- jenis industri (
ataubagian-bagian tertentu dalam suatu proses produksi ) yang memang tidakbisa
dilakukan metode produksi yang padat karya, dan ini tidak harus berarti
dampaknya sangat kecil terhadap kesempatan kerja. Melalui total keterkaitan
produksi (keterkaitan langsung plus tidak langsung ) ke depan dan kebelakang
dari industri yang padat modal tersebut dengan industri industri yang lain yang
padat karya akan menciptakan total employment effect yang besar. Selain
meningkatkan kesempatan kerja, demi tujuan pemerataan, lokasi pembangunan
industrijuga harus diusahakan menyebarkeseluruh pelosoktanah air.
10.Jenis-jenis insentif yang akan diberikan oleh pemerintah dengan maksud untukmendukung proses industrialisasi harus yangbisa dibuktikan memiliki social cost
effectiveness-nya yang tinggi, artinya social benefit lebih besar daripada social
cost-nya. Selain itu,kebijakan ini harus transparan,bersifat sementara, dan dalam
pelaksanaannya haruskonsisten denagn ketetapan pemerintah yang ada.
Dari uraian di atas,jelasbahwa untukdapat melaksanakan pola industrialisasi
yang tepat di Indonesia dengan memperhatikan aspek-aspektersebut, diperlukan sarana
dan prasarana, terutama penyediaan SDM ( termasukwiraswasta, manajer, tenagaahli,
tenaga terampil, tenaga terdidik, dan sebagainya ) dengan kualitas tinggi sesuai dengan
kebutuhan saat ini dan yang akan datang; teknologi yang tepat guna dan infrastruktur
fisikdan nonfisik( termasukkelembagaan ).
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
23/25
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Industri merupakan suatu unit ekonomi yang kegiatannya mengelolah barang
mentah menjadi barang setengah jadi dan/atau barang jadi yang mempunyai nilai
ekonomis yang lebih tinggi.
Kemajuan sertaberkembangnya industri-industribaru diberbagaibelahan dunia
sekarang ini menjadikan salah satu tantangan baru serta motivasi baru di Negara
berkembang seperti Indonesia. Mengapa tidak? Berkembangnya industri di Negara maju
menjadikan Indonesia untuk terusberinovasi,berkretifitas, dan selalu aktif dalam
mencariberbagai informasi tentang industri itu sendiri.
Perkembangan jaman yang menuntut Negara kita untuk terus meningkatkan
persaingan dibidang industri menjadikan manusia Indonesiabaik itu pemerintah, serta
masyarakat untuk terus menciptakan strategi baru dalam menghadapi berbagai
persaingan tersebut.
Alternatif Strategi Industrialisasi
a. Menciptakan atau meningkatkan nilai tambah ekonomi, yakni nilai tambah darisemuasektorekonomi yang ada, termasukindustri, pertanian dan pertambangan.
b. Meningkatkan efisiensi ekonomi.c.
Mengurangi ketergantungan pada impor.
3.2 Saran
Era perkembangan dan persaingan industri yang semakin meningkat. Di mana
sekarang perkembangan serta kemajuan suatu Negara lebih di tentukan oleh industri-
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
24/25
industri yang dimiliki. Begitujuga dengan Negarakita. Pemerintah sebagai pihakyang
lebih menentukanberbagai kebijakan dalam perspektif industri harus lebih serius dalam
menangani persaingan industri secara global dan kita sebagai bagian dari masyarakat
yang turut campur tangan dalam persaingan tersebut harus lebih mampu berekspresi,
berkarya, dan terusberinovasi terhadap hasil produksi yang lebih mampubersaing dan
berkualitas.
-
8/9/2019 STRATEGI INDUSTRIALIASASI INDUSTRI
25/25
DAFTARPUSTAKA
http://bataviase.co.id/node/117582. diakses tanggal 25 mei 2010
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=76.
diakses tanggal 25 mei 2010
http://yasinta.net/strategi-industrialisasi-dan-proteksionisme/. diakses tanggal 25 mei
2010
Kuncoro, Mudrajad, 2007. Ekonomika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri
Baru 2030?. Andi.Yogyakarta
Sastrosoenarto, Hartanto. 2006. Industrialisasi Serta Pembangunan Sektor Pertanian
dan Jasa: Menuju Visi Indonesia 2030. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta