Download - Sistem penggerak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1986 Nicholas August Otto mulai dengan motor
pembakarannya yang di kenal sampai sekarang. Motor pembakaran ini
kemudian berkembang dan diadakan perbaikan sehingga bentuknya menjadi
lebih kecil sedangkan tenaganya menjadi besar. Dikarenakan mudah di
hidupkan dan sangat praktis, maka memberikan kemungkinan dapat
menggunakan motor pembakaran ini di berbagai lapangan dengan aneka
ragamnya. Nikolaus August Otto adalah seorang berkebangsaan Jerman
yang pada tahun 1876 telah menciptakan mesin/motor dengan pembakaran
empat langkah. Suatu jenis mesin yang dipakai jutaan manusia yang dibuat
sejak saat itu hingga kini untuk menggerakkan mobil dan kendaraan lainnya.
Proses pembakaran pada bagian dalam mesin yang diciptakan Otto
merupakan suatu hasil pemikiran yang cermat dan brilian. Mesin jenis ini
mulanya digunakan untuk menggerakkan perahu motor dan sepeda motor.
Pada prinsipnya motor bakar bekerja karena adanya energi panas
yang diperoleh dari pembakaran bahan bakar. Energi panas tersebut
diperoleh dari siklus kerja dari motor bakar tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
tentang motor bensin atau motor bakar adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan motor bensin ?
2. Bagaimana langkah kerja motor bensin ?
3. Apa saja bagian-bagian dari motor bensin ?
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. untuk mengetahui apa itu motor bensin,
2. bagaimana langkah kerja dari motor bensin, dan
1
3. untuk mengetahui apa saja komponen atau bagian dari motor
bensin.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah “diharapkan hasi
daril penyusunan makalah ini dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca
dan terutama bagi penyusun sebagai syarat atau sebagai salah satu tugas
dalam mata kuliah sitem penggerak”.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalh dalam penulisan makalah motor bensin ini adalah:
1. Pengertian motor bensin secara umum.
2. Langkah kerja motor bensin.
3. Komponen atau bagian-bagian dari motor bensin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Motor Bensin
Motor bakar atau motor bensin adalah mesin atau pesawat yang
menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan
cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas, dan
menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik. Energi
termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada masin itu sendiri. Jika
ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan
bakar), maka motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor
pembakaran luar dan motor pembakaran dalam.
Pada motor pembakaran luar ini, proses pembakaran bahan bakar
terjadi di luar mesin itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran
digunakan mesin tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak
langsung diubah menjadi tenaga gerak, tetapi terlebih dulu melalui media
penghantar, baru kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Misalnya pada
ketel uap dan turbin uap. Pada motor pembakaran dalam, proses
pembakaran bahan bakar terjadi di dalam mesin itu sendiri, sehingga panas
dari hasil pembakaran langsung bisa diubah menjadi tenaga mekanik.
Misalnya : pada turbin gas, motor bakar torak dan mesin propulasi pancar
gas.
2.2 Motor Bensin 2 Tak dan 4 Tak
Ada perbedaan yang mendasar pada motor bensin 2 tak dan motor
bensin 4 tak terutama dalam pemakaian bahan bakar dan konstruksinya.
Motor bensin 2 tak lebih banyak dipergunakan pada mesin mesin kecil
seperti sepeda motor dan motor motor kecil lainnya (stasioner) sedangkan
motor bensin 4 tak lebik banyak dipergunakan pada kenderaan yang lebih
3
besar seperti kenderaan pribadi dan bisnis dan tidak tertutup kemungkinan
bahwa kenderaan dan motor motor kecil juga dipergunakan.
1. Motor bensin 2 tak
Yang dimaksud dengan motor bensin 2 tak atau 2 langkah adalah
setiap 2 kali langkah piston atau 1 kali putaran poros engkol
menghasilkan 1 kali langkah usaha.
Gambar 2.1: Motor bensin 2 tak
Adapun prinsip kerja motor bensin 2 tak adalah sebagai berikut:
Langkah 1, piston bergerak dari TMA ke TMB
1. Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan
ruang bilas yang berada di bawahnya. Semakin jauh piston
meninggalkan TMA menuju TMB akan semakin meningkat
pula tekanan di ruang bilas.
2. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang
pembuangan gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-
masing lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya
ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih
dahulu.
3. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di
dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
4
4. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang
tertekan di dalam ruang bilas akan terpompa masuk ke dalam
ruang bakar, sekaligus mendorong keluar gas yang ada di
dalam ruang bakar menuju lubang pembuangan.
5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus
memompa gas dalam ruang bilas menuju ke dalam ruang
bakar.
Langkah 2, piston bergerak dari TMB ke TMA
1. Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas
hasil percampuran udara, bahan bakar dan pelumas ke dalam
ruang bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau
sistem injeksi
2. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan,
piston akan mengkompresi gas yang terjebak di dalam ruang
bakar.
3. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar
sampai TMA.
4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi akan
menyala untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu
nyala busi tidak terjadi saat piston sampai ke TMA,
melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan agar puncak
tekanan akibat pembakaran dalam ruang bakar bisa terjadi
saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB, karena proses
pembakaran membutuhkan waktu untuk bisa membuat gas
terbakar dengan sempurna oleh nyala api busi.
Kelebihan dari motor bensin 2 tak ini adalah Proses pembakaran
terjadi setiap putaran poros engkol, sehingga putaran poros engkol lebih
halus untuk itu putaran lebih rata. Tidak memerlukan klep, komponen
part lebih sedikit, perawatan lebih mudah dan relatif murah. Momen
puntir untuk putaran lanjutan poros lebih kecil sehingga menghasilkan
5
gerakan yang halus. Bila dibandingkan dengan mesin empat langkah
dalam kapasitas yang sama, tenaga yang dihasilkan lebih besar.Proses
pembakaran terjadi 2 kali, sehingga tenaga lebih besar.
Dan kekurangan boros bahan bakar Dengan adanya oli samping,
biaya yang dikeluarkan oleh pengguna sepeda motor lebih banyak. Asap
knalpot yang dihasilkan dari proses pembakaran lebih banyak
mengakibatkan polusi udara.
Contoh motor bensin 2 tak adalah Suzuki Satria, Tornado GS,
Yamaha Rx King, F1ZR, dan lain-lain.
Gambar 2.2: Yamaha RX King 2002
2. Motor bensin 4 tak
Yang dimaksud dengan motor bensin 4 langkah, adalah setiap 4
kali langkah piston atau 2 kali putaran poros engkol berputar
menghasilkan 1 kali langkah usaha.
Prinsip kerja motor bensin 4 tak adalah sebagai berikut:
1. Langkah isap, Piston bergerak dari TMA ke TMB katup masuk
terbuka dan katup buang terutup,campuran bahan bakar dan udara
masuk kedalam silinder karena adanya pebe-daan tekanan luar dan
tekan dalam silinder.
6
Gambar 2.3: Langkah isap
2. Langkah kompresi, Pada langkah kompresi piston bergerak dari Titik
Mati Bawah ke Titik Mati Atas, katup masuk tertutup dan katup buang
juga tertutup, campuran yang masuk kedalam silinder dikompresikan.
Gambar 2.4: Langkah kompresi
Beberapa saat sebelum piston mencapai Titik Mati Atas maka
datanglah loncatan bunga api dari busi yang mengaakibatkan
campuran bahan bakar dan udara terbakar, yang akan mengakibatkan
terjadinya tekanan sehingga piston akan terdorong kebawah.
3. Langkah usaha, piston bergerak dari Titik Mati Atas menuju Titik
Mati Bawah pada waktu itu katup masuk tertutup, katup buang juga
tertutup piston terdorong kebawah akibat tekanan dari hasil
pembakaran.
7
Gambar 2.5: Langkah usaha
4. Langkah buang, pada langkah ini piston akan bergerak dari Titik Mati
Bawah ke Titik Mati Atas, pada waktu ini katup masuk masih tertutup
sedangkan katup buang akan terbuka. Piston bergerak ke atas akan
mendorong sisa-sisa pembakaran keluar melalui katup buang yang
terbuka.
Gambar 2.6: Langkah buang
Adapun kelebihan dari motor bensin 4 tak adalah pemakaian bahan
bakar lebih hemat. Putaran rendah lebih baik dan panas mesin lebih dapat
didinginkan oleh sirkulasi oli. Langkah pemasukan dan buang lebih panjang
sehingga efisiensi pemasukan dan tekanan efektif rata-rata lebih baik. Panas
mesin lebih rendah dibanding mesin dua langkah.
Perawatan mesin relative lebih sulit karena konstruksi mesin lebih
rumit dibandingkan dengan mesin 2-tak. Oli mesin lebih boros dan lebih
8
cepat encer karena melumasi seluruh bagian mesin dan bersirkulasi sampai
ke silinderkop. Suara mesin lebih kasar dan kontruksi mesin lebih rumit.
Contoh motor bensin 4 tak adalah Honda Grand, Supra, Yamaha
Vega, Jupiter, Suzuki Smash, Shogun, dan lain-lain.
Gambar 2.7: Yamaha Jupiter Z
2.3 Konstruksi dan Komponen Mesin
1. Konstruksi mesin
Kontruksi mesin adalah bentuk dasar dari suatu mesin, bentuk
mesin atau perencanaan mesin akan lebih tergantung kepada perancang
mesin itu sendiri, pada prinsipnya mesin memiliki kesamaan dalam
kerjanya mungkin sistemnya yang mengalami perobahan sesuai dengan
perkembangan zaman. hal yang penting kita pelajari adalah bagian dasar
mesin dan komponennya. Dan disamping itu untuk diketahui bagaimana
komponen dibuat, apa bahannya, bagaimana membuatnya dan bagaimana
memelihara tiap komponen tersebut.
2. Komponen mesin
a. blok silinder
Blok silinder merupakan inti daripada mesin yang terbuat dari
besi tuang. Belakangan ada beberapa silinder mesin yang terbuat dari
paduan alumanium. Seperti diketahui alumanium ringan dan
meradiasikan panas yang lebig efisien dibandingkan dengan besi
tuang. Blok silinder dilengkapi rangka pada dinding bagian luar untuk
memberikan kekuatan pada mesindan membantu meradiasikan panas.
9
Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder yang
didalamnya terdapat torak (piston) yang bergerak turun naik. Silinder-
silinder ini ditutup bagian atasnya oleh kepala silinder yang dijamin
oleh gasket kepala silinder yang letaknya antara blok silinder dan
kepala silinder. Crankcase terpasang di bagian bawah blok silinder
dan poros engkol dan bak oli termasuk dalam crankcase. Poros nok
juga diletakkan dalam blok silinder. Pada mesin modern pros nok
berada di dalam kepala silinder. Silinder-silinder pada blok silinder
dikelilingi oleh mantel pendingin. Perlengkapan lainnya seperti motor
starter, alternator, pompa bensin , distributor dipasangkan pada bagian
samping blok silinder.
Gambar 2.8: blok silinder
b. silinder
Tabung silinder berbentuk lubang bulat di dalam blok silinder.
Tabung silinder ini yang pertama dimasukkan dalam blok kemudian
dibor dengan mesin khusus dan kemudian dihoning untuk
menghaluskan permukaannya.
Tabung silinder yang baik tidak berombak lebih dari 0,0005
inch. Bandingkan kertas percetakan pun sekitar 0,004 inch
ketebalannya. Tabung silinder adalah sebagai penghantar piston dan
juga menjadi tabung untuk langkah hisap, kompresi, pembakaran,
usaha dan buang.
10
Gambar 2.9: silinder mesin
Tabung silinder dibuat dari dua bahan yaitu baja dan besi tuang.
Besi tuang adalah lebih populer digunakan. Bila tabung silinder baja
diinginkan adalah bentuk tabung kering. Tabung silinder itu ada yang
dituang bersama blok dan ada yang dipres ke dalam blok.
Tabung silinder kering
Beberapa mesin menggunakan tabung silinder kering yang
dapat dicabut (diganti). Tabung tersebut dipres ke dalam lubang
silinder yang telah diperbesar. Tabung tersebut bulat seperti pipa.
Bila silinder aus, tabung silinder dapat ditekan keluar dan diganti
dengan yang baru lalu dipres ke dalam. Tabung silinder kering
lebih banyak digunakan pada mobil yang mempunyai beban berat
dan mesin industri. Kebanyakan dinding silinder yang rusak,
tabung silinder yang lama diganti dengan yang baru.
Gambar 2.10: tabung silinder kering
Tabung silinder basah
Tabung basah juga dipres ke dalam blok tabung itu hanya
ditumpu di atas dan di bawah. Air pendingin mesin langsung
11
berhubungan dengan dinding silinder. Tabung basah konstruksinya
lebih berat sebab tidak mempunyai titik tumpuan sentral pada blok.
Gambar 2.11: tabung silinder basah
Penguat tabung silinder
Tabung silinder dapat ditumpu pada blok dengan beberapa
cara. Di mana tabung besi tuang atau baja digunakan pada blok
aluminium untuk mencegah keausan permukaan, tabung itu dapat
dituang pada tempatnya. Tabung silinder yang dapat dicabut terikat
dalam blok. Tetapi, memerlukan kedudukan yang sangat kuat dan
tidak semuanya terikat rapat.
Bila kepala silinder diikat dengan baut, kepala silinder itu
menekan flens dan semakin kuat pada tempatnya.Jenis tabung ini
dapat dipasang dengan sudut kebebasan yang lebih besar. Berbagai
tabung harus cocok kedudukannya, kemudian bila panas naik
dalam silinder akan berhubungan dengan bahan blok
sekelilingnya.
Kepala silinder
Kepala silinder ditempatkan dibagian blok silinder. Pada bagian
bawah kepala silinder terdapat ruang bakar dan katup-katup.
Kepala silinder harus tahan terhadap temperatur dan tekanan yang
tinggi selama mesin bekerja. Sebab itu umumnya kepala silinder
terbuat dari besi tuang.
12
Gambar 2.12: kepala silinder
Akhir-akhir ini banyak mesin yang kepala silindernya dibuat
dari paduan alumanium. Kepala silinder yang terbuat dari paduan
alumanium memiliki kemampuan pendingin lebih besar dibanding
dengan yang terbuat dari besi tuang.
Pada kepala silinder juga dilengkapi dengan mantel
pendingin yang dialiri air pendingin yang datang dari blok silinder
untuk mendinginkan katup-katup dan busi.
Ruang bakar
Bentuk ruang bakar sangat berpengaruh dengan adanya
penempatan dua buah katup dan busi. Ada beberapa macam atau
jenis ruang bakar yang umum digunakan.
a. Ruang bakar model setengah bulat
Ruang bakar model setengah bulat ini mempunyai
permukaan yang kecil dibanding dengan jenis ruang bakar lain
yang sama kapasitasnya. Ini berarti panas yang hilang sedikit
dibanding dengan model lainnya. Disamping itu memungkinkan
efisiensi pemasukan dan pembuangan lebih tinggi.
Gambar 2.13: ruang bakar model setengah bulat
13
b. Ruang bakar model baji
Ruang bakar model baji ini kehilangan panasnya juga
kecil, konstruksi mekanisme katupnya lebih sederhana
dibandingkan dengan ruang bakar model setengah bulat.
Gambar 2.14: ruang bakar model baji
c. Ruang bakar model bak mandi
Ruang bakar model bak mandi kontruksinya sederhana dan
biaya produksinya lebih rendah. Hal ini disebabkan diameter
katupnya lebih kecil tetapi saat pengisapan atau pembuangan
kurang sempurna dibanding dengan jenis ruang bakar model
setengah bulat.
Gambar 2.15: ruang bakar model bak mandi
d. Ruang bakar model pent roof
Ruang bakar model pent roof ini umumnya digunakan pada
mesin yang mempunyai jumlah katup hisap atau katup buang
lebih dari 2 dalam tiap-tiap silinder, yang disusun sedemikian
rupa antara katup dan poros noknya. Disebut model pent roof
sebab membentuk segi empat baik tegak atau mendatar. Bila
14
dihubungkan ke titik pusat akan menyerupai atau suatu
bangunan. Model ini selain memberikan efek semburan yang
baik dan lebih cepat terbakar, juga penempatan businya
ditengah-tengah ruang bakar.
Gambar 2.16: ruang bakar model pent roof
Gasket kepala silinder
Gasket kepala silinder letaknya antara blok silinder dan
kepala silinder, fungsinya untuk mencegah kebocoran gas
pembakaran, air pendingin dan oli. Gasket kepala silinder harus
tahan panas dan tekanan dalam setiap perubahan temperatur.
Umumnya gasket terbuat dari gabungan karbon dengan lempengan
baja. Karbon itu sendiri melekat dengan graphite dan kedua-duanya
berfungsi untuk mencegah kebocoran yang ditimbulkan antara blok
silinder dan kepala silinder, serta untuk menambah kemampuan
melekat pada gasket.
Gambar 2.17: gasket kepala silinder
15
Bak oil (Oil Pan)
Bagian bawah dari blok silinder disebut bak engkol. Bak oli
dibautkan pada bak engkol dengan diberi paking seal atau gasket.
Bak oli dibuat dari baja yang dicetak dan dilengkapi dengan
penyekat separator untuk menjaga agar permukaan oli tetap rata
ketika kenderaan pada posisi miring.
Selain itu juga dirancang sedemikian rupa agar oli mesin
tidak akan berpindah pada saat kenderaan berhenti secara tiba-tiba
dan menjamin bekerjanya pompa oli tidak akan kekurangan oli
pada setiap saat. Penyumbat oli letaknya pada bagian bawah bak oli
dan fungsinya oli mesin bekas
Gambar 2.18: bak oil (oil pan)
c. Piston Piston adalah sumbat yang meluncur (bergerak) keatas dan
kebawah dalam silinder. Hal inilah yang dilakukan piston dengan skuensi
yang baik.
Piston bergerak dari atas kebawah untuk mendapatkan kevakuman
guna mengisap bahan bakar ke dalam ruang silinder. bila piston bergerak
keatas dalam ruang silinder mengkompresikan campuran bahan baker
dan udara. Bila campuran bahan bakar dalam silinder terbakar, tekanan
dan pengembangan gas bekerja pada permukaan atas piston. Tekanan dan
pengembangan gas ini mendorong piston di dalam silinder sehingga
bergerak ke bawah dengan gaya yang besar. Piston harus memindahkan
tenaga hasil langkah pembakaran ke poros, engkol.
16
Gambar 2.19: piston
Piston bergerak kembali ke atas di dalam silinder dan membuang
gas bekas. Seluruh tugas yang dilakukan piston adalah berat. Piston
mendapat panas yang tinggi dari hasil pembakaran. Piston berubah arah
pada kecepatan tinggi. Piston bergesekan dengan dinding selinder.
Tambahannya dari semua itu piston menerima tekanan yang luar
biasanya sehingga tekanan inilah yang diteruskan keputaran poros
engkol.
1. Bahan piston
Piston umumnya diperbuat dari aluminium. Sering piston
aluminium dilapisi dengan timah yang membuat pelayanan starting
dapat dengan baik. Piston aluminium dapat ditempa tetapi umumnya
adalah dituang.
Piston aluminium adalah ringan dan penggunaan umumnya
lebih menguntungkan dari jenis besi tuang. Piston berubah arah pada
setiap akhir langkah. Dan kecepatan kadang-kadang empat ribu
putaran per menit (rpm). Hal itu dapat dilakukan piston yang ringan
dan efisiensi lebih baik. Besi tuang adalah bahan yang baik untuk
piston pada mesin kecepatan lambat. Karakteristik keausannya baik
dan penggunaannya sangat baik bagi mesin yang menggunakannya.
Piston yang akan dipasang kedalam selinder harus memenuhi
persyaratan yang sesuai dengan spesifikasi hal ini untuk mencegahnya
dari ketukan sisi ke sisi. Piston harus menerima proses pembakaran
pada bagian atas dan cukup mampu membentuk vakum, pemampatan
dan membuang gas bekas.
17
Piston akan memuai bila mendapat panas, kemudian celah harus
cukup mengatasinya. Piston aluminium lebih besar pemukaannya dari
besi tuang, piston aluminium celahnya cukup mencegah pemuaian dan
tetap mempunyai celah untuk oli film. Untuk mengatasi pemuaian
maka piston direncanakan mampu untuk mengatasi pemuain in
dengan beberapa cara diantaranya: I slot dengan pemuaiannya
diarahkan kebagian yang dibelah.
Jenis lain adalah T slot. Dengan prinsip yang sama dengan lain
bahwa alur T adalah tempat arahan pemuaian. Jenis U slot juga
bertujuan yang sama dengan atas. Pemasangan ring baja pada piston
juga dapat mengatasi hal yang sama. ring baja dituang ke dalam piston
aluminium.
Piston yang lebih populer bagian atasnya berbentuk sehingga
piston akan menjadi bulat setelah temperatur mesin menjadi
normal(temperatur kerja mesin) Diameter A lebih besar dari diameter
B. Diameter A dibentuk mempunyai celah terhadap silinder. Celah ini
sekitar 0,001 inch, celah ini dibutuhkan tempat oli film antara piston
dan dinding silinder. Diameter A yang lebih besar selalu posisi 90
derajat pada blok (sesuai dengan gerak engkol). Bila piston telah
panas diameter A lebih kecil pemuaiannya dari diameter B. Hal ini
mengakibatkan piston menjadi bulat bila panas penuh.
Gambar 2.20: jenis piston
18
2. Temperatur pistonKepala piston terpengaruh langsung dari panas pembakaran
bahan bakar. Panas ini dapat menaikkan temperatur puncak kepala
piston (crown) sekitar di atas 6000F. Temperatur akan turun bila
piston bergerak ke bawah. Bagian bawah dinding piston
temperaturnya sekitar 3000F, Temperatur sangat sesuai pada
perencanaan mesin dan usaha yang dilakukan.bagian bawah piston
lebih dingin, beberapa piston dinding bawahnya lebih lebar (besar)
pada bagian bawahnya. Luas permukaan atas dinding piston
diameternya sedikit lebih kecil.karena kepala piston lebih besar
temperaturnya dibandingkan dengan bagian bawah piston.
3. Bentuk Kepala Piston
Beberapa piston puncaknya bentuknya rata. Yang lain
bentuknya setengah bulat. Ada lagi bentuknya tidak teratur (sisir
piston) yang maksudnya untuk membantu pembuangan gas bekas
dan juga untuk membantu membuat pusaran yang cepat untuk
membentuk percampuran bahan bakar pada langkah kompresi.
Salah satu jenis dari bentuk ruang bakar pada kepala piston,
kemudian memungkinkan penggunaan permukaan kepala silinder
rata.
Gambar 2.21: bentuk kepala piston
4. Celah Piston ( Celah Antara Piston denga Silinder)
Pada saat piston menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian
dan mengakibatkan diameternya akan bertambah. Untuk mencegah
19
hal ini terjadi pada mesin harus ada semacam celah yaitu jarak
yang disediakan untuk temperatur ruang lebih kurang 250C, antara
piston dan silinder. Jarak ini disebut celah piston (piston clearance).
Celah piston bervariasi dan ini tergantung dari model
mesinnya dan umumnya antara 0,02 – 0,12 mm, Bentuk piston
agak sedikit tirus, diameter bagian atasnya lebih kecil dibandingkan
diamater bagian bawahnya. Selain itu celah piston bagian atasnya
lebih besar daripada bagian bawahnya.
Gambar 2.22: celah piston
d. Ring pistonMengatasi masalah kebocoran digunakan ring piston. Konstruksi
ring yang baik dan dipasang akan merapat melawan dinding silinder
dengan kontak yang baik sekeliling silinder. Ring dipasang pada alur
sekeliling kepala piston sisi ring dipasang pada alur sangat rapat (celah
kecil). Kelonggaran sisi sekitar 0,002 inch. Ring tidak bersinggungan
dengan dasar alur. Kemudian dengan kenyataan ring bersinggungan
dengan dinding silinder pada semua bagian tetapi tidak ring pada piston.
Ring dibuat harus menekan bersama pada tempatnya di dalam
silinder. Hal ini mengakibatkan ring berusaha menekan keluar dan
diharapkan kuat melawan dinding silinder.
Ring tidaklah padu seluruh lingkaran tetapi pemotongan pada satu
tempat. Pemotongan ini membentuk celah dan ini disebut kelonggaran
ujung.
Bila ring terpasang dalam silinder, kedua ujungnya tidak
bersinggungan. Bila ring panas, akan memanjang, selamanya ring tidak
20
memuai keluar, celah ring tertutup. Jika tidak ada lagi celah, ujungnya
bersentuhan dan demikian ring seterusnya memanjang, ring akan patah
dalam beberapa bagian. Hal ini akan merusak mesin. Umumnya celah
ring adalah 0,003 – 0,004 tiap inch diameter silinder. Sebagai contoh 4
inch diameter silinder, celah ring 0,012 – 0,16 inch.
Gambar 2.23: ring piston
Banyak jenis sambungan ring digunakan mencoba untuk menahan
kebocoran melalui celah ring. Kebocoran umumnya berhubungan dengan
peniupan. Hal ini ditemukan umumnya tentang efektifnya sambungan
tabung dan lebih sederhana untuk mengaturnya.
Illustrasi sederhana dari jenis sambungan yang digunakan. Ring
ditempatkan dalam alur dengan mengembangkannya keluar sampai
melewati diameter kepala piston dan meluncur ke bawah dan ke alur
ring. Beberapa mesin menggunakan pena kecil dalam alur ring. Celah
ring harus normal dengan tambahan diameter pena. Pena tersebut harus
ditempatkan di antara kedua ujung ring dan kemudian mencegah ring
bergerak sekeliling alur. Teknik pemasangan pena sering digunakan pada
mesin mobil..
1. Jenis Ring Piston
Ada dua jenis ring piston. Yang pertama disebut Ring Kompresi
dan yang kedua disebut Ring Pengatur Pelumas. Umumnya mesin
menggunakan tiga buah ring piston, dua ring kompresi dan satu ring
21
pengatur pelumas. Cara lain dua ring kompresi dan dua ring pengatur
pelumas. Beberapa mesin diesel menggunakan lima atau lebih ring.
Semua ring dapat di atas pena piston, atau ring kedua dari ring
pengatur pelumas mungkin dipasang dalam alur pada bagian bawah
piston. Ring kompresi selalu dipasang pada alur atas dan ring pengatur
pelumas pada alur bagian bawah.
a. Ring Kompresi
Ring kompresi dibuat untuk mencegah kebocoran di antara
piston dan silinder. Beberapa bentuk digunakan untuk mencapai
kebaikan. Beberapa ide di belakang alur, bevel, chamfers adalah
lebih baik tekanan dalam dengan ring. Tekanan ring menggeliat di
dalam seperti bentuk tekanan rendah pada dinding silinder pada
langkah pemasukan. Hal ini mengakibatkan ring melakukan
pengikisan yang lunak. Pengaruh pengikisan akan menimbulkan
untuk menolong mengikis pelumas yang surplus kemudian dapat
mengurangi tugas ring pengontrol pelumas.
Gambar 2.24: ring kompersi
Pada langkah kompresi dan pembuangan, ring akan meluncur
ringan di atas oli film. Hal ini memperpanjang umur ring. Pada
langkah usaha, tekanan pembakaran akan menekan sudut atas ring
ke bawah. Hal ini mengakibatkan ring menekan dinding silinder
dengan kontak penuh dan menimbulkan perapatan untuk
menimbulkan tekanan yang kuat dengan langkah usaha.
Khusus untuk ring kompresi yang dipengaruhi panas yang
tinggi. Diusahakan sedikit mungkin pemindahan panas dari kepala
piston pada ring kompresi pertama, suatu alur bendungan panas
22
kadang-kadang digunakan. Alur bendungan panas ini adalah alur
yang tipis pada kepala piston di antara alur ring pertama dengan
puncak atas piston. Panas mengalir pada piston aluminium ke ring,
kemudian ke alur bendungan panas. Alur bendungan panas ini
mentransfer panas seminimumnya.
Beberapa piston aluminium menggunakan besi nikel atau
perpaduan logam besi tuang pada kepala piston. Alur ring atas
dibentuk pada bagian logam tersebut. Demikian alur ring atas pada
piston aluminium bentuk pelindung luar, alur ini disisip penuh
sepanjang alur ring.
b. Ring Pengatur Pelumas
Ring pengatur pelumas digunakan untuk mengikis minyak
pelumas yang surplus pada dinding silinder. Hal ini bukan
pekerjaan yang mudah, banyak waktu dan uang yang habis
merencanakan ring pengatur pelumas.
Ring pengatur pelumas alur dan sisi pengikis yang
direncanakan untuk mengikis pelumas yang surplus dari dinding
silinder. Minyak pelumas di antara sisi pengikis melalui lubang
pada ring pada lubang laluan atau lubang bor pada dasar alur ring.
Dari sana minyak pelumas keluar dan jatuh ke rongga engkol.
Gambar 2.25: ring pengatur pelumasan (ring oli)
Ring pengatur pelumas sering juga disebut ring ketiga (Third
Ring). Ada dua tipe ring pengatur pelumasan tipe integral dan tipe
three piece yang sering digunakan.
23
Tipe Integral
Tipe integral ini, pegas olinya dilengkapi dengan beberpa
lubang untuk pengembalian oli. Lubang-lubang ini menembus
lubang pada alur pegas piston. Kelebihan oli yang dikikis oleh
ring ini masuk ke dalam lubang ini dan kembali kedalam piston.
Tipe Three Piece
Ring pengatur pelumasan tipe ini terdiri dari side rail yang
fungsinya untuk mengikis kelebihan oli dan expander yang
mendorong side rail dan menekan pada dinding silinder dan ring
groove. Tipe three piece ini fungsinya sama dengan tipe integral
c. Celah Ujung Pegas Ring
Ring piston akan mengembang bila dipanaskan sama
halnya dengan piston. Dengan alasan ini ring piston dipotong pada
satu tempat dan celahnya diposisikan di sebelah kiri ketika
terpasang didalam silinder. Celah ini disebut celah ujung pegas ring
(ring end gap). Besarnya celah bermacam-macam tergantung pada
jenis mesin dan umumnya antara 0,2 – 0,5 mm pada temperatur
ruangan.
Celah ujung ring yang berlebihan akan menurunkan
tekanan kompresi, sebaliknya celah yang kecil dapat menyebabkan
kerusakan pada mesin bila ujung ring saling berhubungan akibat
dari pemuaian, ring menjadi melengkung dan merusak dinding
silinder.
Gambar 2.26: celah ujung pegas ring
24
e. Pena piston
Piston ditumpu pada batang torak dengan pena baja. Pena ini
disebut Pena Piston (Pin Piston) dapat dimasukkan dari satu sisi piston,
melalui lubang puncak batang torak kemudian melalui sisi lain dari
piston.
Pena piston umumnya berlubang, untuk mengurangi berat. Pena ini
dikeraskan untuk mencegah keausan permukaan memanjang. Proses
pengerasan untuk mengeraskan permukaan baja tetapi bagian dalamnya
lebih lunak untuk mencegah kegetasan. Pengerasan ini setebal 0,004 inch
sampai pada berapa dalam yang diinginkan. Tetapi, hal ini memberi
sedikit keuntungan dalam membuat pengerasan beberapa kedalaman
kemudian hanya beberapa per ribu inch. Pena piston dikerjakan sangat
teliti dan pengasahan yang sangat halus.
Gambar 2.27: pena piston (pin piston)
1. Pemasangan Pena Piston
Pena piston dipasang antara batang piston dan pistonnya dengan
cara yang berbeda.
Cara pertama pena piston terikat pada batang piston dan piston
menggunakan bantalan selubung. Pada tempat itu bantalan/ kuningan
di pres ke piston untuk mencegah permukaan bantalan.Dalam
prakteknya memerlukan pres yang sesuai (gesekan pada dua batang)
di antara pena piston dan batang piston, dengan gerakan pena pada
bantalan aluminium piston.
25
Dengan cara lain pena piston diikat pada satu bantalan dan
membuat batang piston bergerak pada pena. Cara ini, batang piston
bagian atas bantalannya dari kuningan.
Cara selanjutnya, pena berada pada kedua tumpuan bantalan
piston dan dijamin Snap Ring yang ditempatkan pada alur pada ujung
bantalan pena piston. Pena piston ini bebas dari putaran pada bantalan
piston dan batang torak. Pena piston ini disebut pena mengapung
bebas.
Gambar 2.28: jenis pemasangan pin piston
f. Batang piston
Batang piston digunakan untuk menghubungkan piston dengan
poros engkol. Lengan batang piston bagian atas dari suatu batang
bergerak (mengayun turun naik) di mana batang pemutar (big end
bearing) bagian bawah berputar. Bantalan pada lengan batang torak
gerakannya sangat sedikit permukaan bantalan dapat kecil. Batang
pemutar putarannya sangat cepat dan pena engkol berputar di dalam
batang torak. Kecepatan putar ini cenderung untuk memproduksi panas
dan keausan. Pembuatan batang torak sebaiknya, bagian batang pemutar
yaitu tempat bantalan menginginkan yang lebih besar.
Ujung lengan pemutar mempunyai lubang untuk pena piston.
Ujung bagian batang pemutar terbagi dua dan dapat dipasang pada pena
engkol. Bagian bawah dan atas dari lengan pemutar diikat dengan baut.
Bagian bawah dan atas harus diberi nomor dan bila memasang nomor
tersebut harus berpasangan pada satu sisi. Hal ini untuk mencegah
terbaliknya posisi tutup bantalan bila dipasang pada pena engkol.
26
Gambar 2.29: batang piston
Terbaliknya posisi tutup bantalan akan membuat lubang bantalan
menjadi oval. Dalam pembuatan pena engkol, lubang batang pemutar
bagian atas dan bawah diikat dengan baut dan lubangnya dibor dengan
ukuran yang teliti. Lubangnya mungkin tidak pada titik tengahnya. Jika
tutupnya posisinya salah, lubang atasnya mungkin tidak segaris dengan
lubang bawah.
1. Konstruksi Batang Piston
Batang torak umumnya terbuat dari baja campuran. Batang torak
ini ditempa dengan mesin tempa. Yang paling diinginkan adalah
bentuk konstruksi I. Beberapa batang torak dibuat dari aluminium.
Umumnya untuk mesin kecil/tenaga ringan.
Mesin kecil sering menggunakan bahan batang torak bantalan
bawah dan atas dari aluminium. Khusus batang torak aluminium untuk
yang berkecepatan tinggi, mesin berkemampuan tinggi dapat dibeli
dari toko mesin khusus.
2. Bantalan Batang Piston
Seperti yang telah diterangkan bantalan pena torak dibuat dari
bantalan selubung kuningan untuk permukaan bantalan. Jika dengan
torak diikat dengan baut atau dipres terhadap pena piston, tidak dapat
digunakan bantalan khusus.
Untuk hal ini bantalan pada lubang pena piston pada piston.
Pada batang pemutar digunakan bantalan daun yang disisipkan yang
presisi. Lubang bantalan pada batang pemutar lubangnya lebih besar
dari pada pena engkol dan suatu Bantalan Daun Piston ditempatkan di
27
antara batang pemutar dan pena engkol. Suatu bantalan daun sisipan
umumnya tidak dapat berputar pada batang pemutar. Bantalan ini
terjamin di tempatnya dengan bibir pengunci pada bantalan daun dan
ditempatkan sesuai dengan kebutuhan batang pemutar.
Bantalan daun harus duduk baik pada batang pemutar untuk
memudahkan panas pada batang pemutar. Untuk meyakinkan
kedudukan yang sempurna, bantalan daun dibuat muncul sedikit dari
permukaan untuk bantalan. Pemunculan ini tidak kurang dari 0,001 –
0,002 inch.
Pemunculan ini disebut tinggi kekuatan merapat. Bila tutup
bantalan bawah dan atas dipasang bersama, bantalan daun merapat
pada tutup atas dan bawah, menekan bantalan lebih merapat pada
kedua tutup bantalan
Suatu bantalan daun dasar pertama adalah plat baja. Bentuknya
dibuat sedemikian rupa dan padu. Bagian dalam dilapisi dengan bahan
yang lain, dan lapisan ini berhubungan dengan poros.
Beberapa bantalan daun plat baja dilapisi dengan timah hitam
dengan tebal 0,002 – 0,005 inch. Bantalan yang lainnya plat baja
dilapisi dengan tembaga, timah hitam, timah dituang sangat tipis 0,001
inch timah putih murni. Pada pemakaian yang lain dilapisi dengan
aluminium.
Bantalan yang ideal tidak mudah membuatnya, dari berbagai
keuntungan, ada juga kerugiannya. Suatu bantalan yang baik
mempunyai beberapa karakteristik.
Bantalan dipengaruhi tekanan berbahaya dari langkah
pembakaran. Hal ini sebagaimana menarik poros engkol ke atas dan
menekan ke bawah. Bantalan harus tidak menjadi berubah dan retak
atau harus tidak mengembang dari perubahan tekanan.
28
Gambar 2.30 bantalan batang piston
Bahan bantalan harus terjadi lapisan permukaan pelumas tidak
sempurna, poros duduk atau poros jalan tidak akan rusak oleh kikisan
dan goresan. Disamping itu bahan bantalan harus tahan terhadap
berbagai pengaruh karat bila terjadi penguapan atau zat asam dalam
rongga engkol.
Tidak ada permukaan yang sempurna benar. Rata-rata suatu
poros engkol, batang torak, bantalan sangat presisi, kita tidak
mengharapkan pemasangan poros engkol tidak sempurna dalam
beberapa detik. Jika benda kecil masuk pada permukaan bantalan,
benda kecil tersebut masuk ke dalam bahan bantalan dan tidak
melakukan pengikisan atau penggoresan pada poros engkol.
Kekuatan bahan harus tidak kurang bila pada temperatur kerja.
Kekuatan-nya harus tetap bila keadaan dingin dan panas, beberapa
gaya dan usahan merusak bantalan. Tiap bantalan daun mempunyai
lubang kecil untuk saluran minyak pelumas. Beberapa bantalan daun
mempunyai alur dangkal pada permukaan untuk saluran pelumas
untuk memancarkan keluar.
g. Poros engkol
Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan roda kenderaan
dihasilkan gerakan batang piston dan dirubah menjadi gerakan putaran
pada poros engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari piston
dan batang piston serta berputar dengan kecepatan tinggi. Dengan alasan
tersebut poros engkol umumnya dibuat dari baja carbon dengan tingkatan
29
serta mempunyai daya tahan yang tinggi konstruksi poros engkol seperti
diperlihatkan di bawah ini.
Gambar 2.31: poros engkol
1. Bantalan Poros Engkol
Crankpin dan jounal poros engkol menerima beban yang besar
dari tekanan gas pembakaran dari piston dan berputar pada putaran
tinggi. Oleh sebab itu digunakan bantalan-bantalan antara pin dan
journal yang dilumasi dengan oli untuk mencegah keausan serta
mengurangi gesekan. Poros engkol atau bagian-bagian lainnya yang
berputar pada kecepatan tinggi di bawah beban besar menggunakan
bantalan tipe sisipan (insert type bearing), tipe ini mempunyai daya
tahan serta kemampuan mencegah keausan yang baik. Tipe bantalan
sisipan ini terdiri dari lapisan baja dan lapisan metal di dalamnya.
Bantalan ini berhubungan langsung dengan crankpin atau journal
Lapisan baja mempunyai bibir pengunci untuk mencegah agar
bantalan tidak ikut berputar.
Gambar 2.32: bantalan poros engkol
30
Tipe bantalan sisipan ini ada beberapa macam, masing-masing
mempunyai lapisan metal yang berbeda. Umumnya bantalan model
sisipan dibuat dari metal putih, kelmet metal atau alumanium
h. Roda penerus
Roda penerus (flywheel) dibuat dari baja tuang dengan mutu
yang tinggi yang diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol
pada kenderaan yang menggunakan transmisi manual. Poros engkol
menerima tenaga putar dari piston selama langkah usaha. Tetapi tenaga
itu hilang pada langkah-langkah lainnya seperti kehilangan momen
enersia dan kehilangan akibat gesekan
Roda penerus menyimpan tenaga putar selama proses langkah
lainnya kecuali langkah usaha oleh sebab itu poros berputar secara terus
menerus. Hal ini menyebabkan mesin berputar dengan lembut yang
diakibatkan getaran tenaga yang dihasilkan.
Gambar 2.33: roda penerus
2.4 Mekanisme Katup.
Suatu poros bubungan mesin digunakan untuk membuka dan menutup
katup. Satu bubungan pada poros bubungan untuk setiap katup pada mesin.
Umumnya hanya satu poros bubungan pada setiap mesin. (Pada mesin
sederhana digunakan dua poros bubungan dan susunan katup T sebagai
illustrasi lebih baik hubungan kerjanya pada ujung poros engkol).
31
Gambar 2.34: mekanisme katup
Suatu poros bubungan mempunyai bantalan tumpuan seri sepanjang
poros. Poros bubungan berputar setengah putaran dari poros engkol.
Bubungan penekan umumnya tidak datar, sepanjang puncaknya kuat.
Bagian bawah tappet halus dan rata dan bubungan penekan tirus. Bidang ini
bubungan penekan berhubungan dengan tappet pada satu sisi garis tengah.
Sebuah gigi pada poros bubungan untuk memutarkan distributor dan
pompa pelumas. Poros bubungan gerak bebasnya menggunakan washer
(cincin) penjamin tempatnya di belakang gigi timing poros bubungan yang
diikat baut pada blok mesin. Atau, sebuah pegas penekan plunyer digunakan
untuk menekan pada ujung poros bubungan. Sebuah bubungan tambahan
pada poros bubungan untuk menggerakkan pompa bahan bakar.
Jenis poros bubungan terbuat dari baja tuangan atau baja tempa.
Sepanjang bubungan penekan dikeraskan. Poros bubungan dapat diputar
dengan gigi timing, rantai timing, atau sabuk bergigi. Gigi poros bubungan
terbuat dari baja tuang, aluminium atau fiber pres khusus. Gigi untuk rantai
timing terbuat dari baja tuang.
a. Katup
Tiap silinder mesin umumnya mempunyai dua katup. Tetapi,
beberapa mesin mobil balap menggunakan empat katup tiap silinder.
Katup buang terbuat dari logam tahan panas, sebab panas kerja katup
temperaturnya 1300F. Panas tersebut nyatanya untuk konstruksi katup
digunakan kua1itas baja yang baik.
32
Dalam pengaturan pencegahan terbakarnya, katup harus
menyalurkan panas pada dudukan katup dan batang katup. Katup harus
berhubungan yang baik dengan dudukan katup dan harus dapat berputar
pada penghantarnya dalam kelonggaran yang minimal. Beberapa katup
mempunyai pengerasan permukaan yang khusus pada permukaan katup
untuk menambah umum pemakaiannya.
Gambar 2.35: katup masuk dan katup buang
Pada gangguan yang lain menggunakan batang katup yang
berongga dan diisi dengan metalik sodium. Pada temperatur kerja,
metalik sodium menjadi cair dan memercik pada kepala katup. Hal ini
akan memindahkan panas pada batang penghantar di mana panas itu
disalurkan ke penghantar katup.
b. Dudukan katup
Umumnya dua jenis sudut yang digunakan dudukan katup yait 30
dan 45 derajat. Berbagai pengerjaannya digerinda berbeda satu derajat
antar permuka-an katup dan dudukan katup untuk membuat kedudukan
yang lebih kuat.
Dudukan katup dasarnya 45 derajat dan katup 44 derajat, atau
sebaliknya. Dudukan katup dapat dipotong pada blok logam (jika besi
tuang), atau khusus, baja keras disisipkan dapat dipres ke dalam blok.
Dudukan katup dapat juga dikeraskan. Permukaan katup dan dudukannya
harus dibuat dengan kontak yang baik untuk meyakinkan operasi kerja
yang efisien.
33
Gambar 2.36: dudukan katup
c. Penghantar katup
Penghantar katup dapat dibuat pada kepala silinder, atau dapat
dibuat terpisah, kemudian dipres ke dalam lubang pada kepala silinder
atau blok silinder, bergantung pada jumlah katupnya. Jenis penghantar
katup yang dipres dibuat dari besi tuang. Batang katup harus sesuai
dengan penghantar katup dengan kelonggaran sekitar 0,002 – 0,003 inch.
d. Pegas katup
Katup menutup karena tekanan pegas bila posisi bubungan penekan
di bawah. Sejak pegas memendek dan memanjang lebih dari 70.000 kali
per jam pada 50 mph, pegas tersebut harus dibuat dari kawat pegas
kualitas yang baik.
Gambar 2.37: pegas katup
Telah diterangkan bagaimana pegas dipasang pada katup dengan
per-tolongan piringan pegas dan cincin penjamin. Beberapa pegas
mempunyai belitan lebih rapat pada satu ujung dan renggang pada satu
ujung. Pada pemasangan jenis ini, ujung belitan yang rapat harus
ditempatkan melawan kepala silinder atau blok silinder, di mana dapat
34
menimbulkan akibat. Beberapa mesin menggunakan dua pegas, pegas
yang satu lagi ditempatkan di dalam belitan pegas yang lebih besar.
e. Tappet
1. Tappet (mekanik)
Tappet mekanik umumnya dibuat dari besi tuang. Bagian bawah
yang berhubungan dengan bubungan adalah dikeraskan. Beberapa
tappet adalah berongga untuk mengurangi beratnya. Suatu pasangan
baut nyetel dan mur pengikat ditempatkan di bagian atas untuk
menyetel jarak ujung batang katup dengan tappet.
Gambar 2.38: tappet mekanik
2. Tappet (hidrolik)
Tappet hidrolik tugasnya sama dengan tappet mekanik.
Perbedaan besar, tappet hidrolik adalah menyetel pendiri, bekerja
dengan tidak ada jarak (celah) tappet dengan lengan penekan, dan
bekerjanya di bawah tekanan kerja minyak pelumas mesin.
Gambar 2.39: tappet hidrolik
35
Bekerjanya, minyak pelumas di bawah tekanan kerja masuk ke
bodi tappet hidrolik. Minyak pelumas melalui sebuah saluran kecil di
bawah piston tappet, ke dalam belokan lubang piston. Minyak
pelumas mengangkat piston ke atas hingga batang penumbuk dengan
tappet berhubungan. (Tidak begitu besar tekanan minyak pelumas
untuk membuka katup tappet hidrolik). Bila bubungan mengangkat
tappet, tekanan bekerja pada piston tappet, Piston tappet mencoba
memancarkan minyak pelumas kembali melalui lubang kecil tetapi
tidak dapat kemudian katup bola kecil menutup salurannya.
Sejak bubungan mengangkat, tappet menjadi rongga tertutup
dan mengangkat katup. Bila bubungan posisi tidak menekan, tappet
terdorong ke bawah oleh batang pendorong. Kemudian tappet
menyetel otomatis untuk membentuk kelonggaran (celah )
3. Bantuan putaran tappet
Jika katup bergerak ke atas dan ke bawah dalam tempat yang
sama secara terus-menerus, karbon timbul di antara permukaan katup
dan permukaan katup dapat mengakibatkan katup menjadi tetap
terbuka (bocor). Hal ini akan dapat mengakibatkan katup terbakar.
Jika katup sering berputar dengan derajat yang kecil tiap putaran,
suatu pembersihan di antara permukaan katup dan dudukan akan
terbentuk. Hal inilah yang mengatasi pembentukan karbon. Putaran
dapat juga membantu untuk mencegah lokasi titik panas selama
gerakan katup terpelihara dari bidang panas.
4. Putaran bebas
Ada beberapa cara mengakibatkan katup berputar saat membuka
dan menutup. Satu dengan menggunakan jenis mekanisme bebas. Hal
ini bebas dari tekanan pegas dari katup, bila terbuka, dan putaran
timbul dari getaran mesin.
5. Jenis putaran positif
Suatu contoh pemutar positif seperti dalam mekanismenya, bila
tappet menekan batang katup atau batang pendorong, tekanan pegas
36
katup pada dudukan kolar (piringan) tertekan ke bawah pada cincin
fleksibel. Cincin fleksibel kemudian tertekan ke bawah pada bola,
mengakibat-kannya bergerak putar arah ke bawah dalam alurnya (alur
kecil sebagai penghantar bola). Gerak putar bola memegang kuat dan
katup berputar beberapa derajat. Bila katup menutup, tekanan tappet
terlepas dan pegas bola mengakibatkan bola bergerak putar kembali
dalam alurnya. Bagian ini kemudian kembali lagi pada fungsinya.
f. Diagram Katup
Kedua katup pemasukan dan pembuangan membukanya lebih lama
dari pada langkah piston. Berbagai derajat pembukaan atau penutupan
katup sebelum TMA atau TMB, bergantung pada perencanaan mesin.
Deraiat pembukaan atau penutupan adalah satu spesifik mesin. Dapat
dilihat derajat pembukaan katup masuk 20 derajat sebelum TMA pada
langkah pemasukan. Menutup sekitar 67 derajat sesudah TMB.
Katup buang membuka 69 derajat sebelum TMB pada langkah
usaha. Katup ini tidak tertutup sampai 27 derajat sesudah TMA pada
langkah usaha.
Gambar 2.40: diagram katup
37
Mempercepat menutup dan memperlambat menutup kedua katup
lebih besar untuk memperbaiki pemasukan kesegaran campuran bahan
bakar dengan udara dan melanjutkan pembuangan gas bekas.
Katup masuk dan buang bagiannya sama terbuka dalam waktu
yang sama. Sebagai contoh, katup buang terbuka 20 derajat sebelum
TMB dan katup buang terbuka 27 derajat sesudah TMA pada waktu yang
sama langkah pemasukan. Hal ini tidak merugikan bekerjanya mesin.
Bila suatu katup menutup atau membuka, berapa cepat katup itu akan
semakin membuka atau menutup, berapa lama katup itu membuka, dan
berapa cepat katup akan menutup bergantung pada bentuk bubungan
penekan dan posisi poros bubungan dalam hubungannya pada poros
engkol. Kedua gigi rantai timing umumnya diberi tanda untuk
meyakinkan diagram katup yang benar. Bila garis lurus melalui garis
tengah kedua poros segaris dengan tanda pengapian, berarti tanda
pengapian sudah benar.
Poros bubungan didudukkan pada satu sisi poros engkol umumnya
pada mesin segaris (terkecuali mesin yang menggunakan poros bubungan
di atas kepala). Pada mesin jenis V, poros bubungan umumnya
ditempatkan di atas poros engkol pada daerah garis tengah blok. Katup
mesin tidak selalu bekerja langsung pada poros bubungan. Mesin
katupnya di atas kepala menggunakan mekanik tambahan.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas kita dapat kita simpulkan pembahasan tentang
Teori Motor Bakar Bensin, yaitu :
1. Dilihat dari prinsip kerjanya, bahwa motor bakar itu terbagi ke dalam 2
macam, yaitu :
- Motor Bakar Bensin 4 Langkah yaitu Motor 4 langkah adalah motor
yang sekai usaha memerlukan 4 langkah piston atau 2 putaran
crankshaft.
- Motor Bakar Bensin 2 Langkah yaitu Motor 2 langkah adalah motor
yang sekali usaha (menghasilkan tenaga) memerlukan 2 langkah
piston sekali putaran crankshaft.
2. Komponen motor bensin terdiri dari:
- Blok silinder
- Silinder
- Piston
- Ring piston
- Pena piston
- Batang piston
- Poros engkol
- Roda penerus
3. Mekanisme katup terdiri dari:
- Katup
- Dudukan katup
39
- Penghantar katup
- Pegas katup
- Tappet
- Diagram katup
40