Download - Sejarah indonesia
ISLAM MASUK ISTANA RAJA
2. KERAJAAN
ISLAM DI
KALIMANTAN
3. KERAJAAN
ISLAM DI
SULAWESI
1. KERAJAAN
ISLAM DI
JAWA
A. KERAJAAN
DEMAK
B. KERAJAAN
MATARAM
C. KESULTANAN
BANTEN
A. KERAJAAN
PONTIANAK
A. KERAJAAN
GOWA TALLO
Islam masuk ke Jawa melalui pesisir utara
Pulau Jawa.
Bukti sejarah tentang awal mula
kedatangan islam di Jawa antara lain
ialah makam Fatimah binti Maimun bin
Hiballah yang wafat tahun 475 H atau 1082
M di Desa Leran, Kecamatan
Manyar,Gresik.
Diperkirakan Kerajaan Demak berdiri pada
tahun 1500 M
Raja pertama Kerajaan
Demak adalah Raden Fatah,
yang bergelar Sultan Alam
Akbar Al-Fatah (1500 – 1518 M)
Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden
Fatah merupakan keturunan raja terakhir dari
Kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V.
Menurut Babad tanah jawi , perkawinan
antara brawijaya dengan putri champa
(Tiongkok)ditentang kalangan istana.
Dan akhirnya Brawijaya menghibahkan putri
campa yang telah mengandung kepada
Arya Damar adipati palembang(bagian dari
majapahit).
Kemudian sang putri melahirkan dan di beri
nama Raden Fatah.Raden fatah menolak
menggantikan posisi ayah tirinya menjadi
adipati palembang.Dengan diam – diam
raden fatah menumpang kapal dagang
untuk sampai ke pulau jawa
Raden fatah mendarat di Surabaya danmenjadi murid Sunan Ampel. Tahun 1475 Raden Fatah pindah ke Jawa Tengah danmembuka huan Glagahwangi atau hutanbintara menjadi sebuah pesantren atasperintah Sunan Ampel dan menyebarkanagama islam disana.Lamban laun daerahitu menjadi pedesaan yang ramai.
Brawijaya akhirnya mengakui Raden Fatah dan mengukuhkannya sebagai bupatidemak.raden fatah sendiri mengubahanama demak menjadi bintara sehinggaada yang menyebutnya sebagai DemakBintara.
Karena sudah ada tanda- tandamajapahit akan hancur karenabanyaknya pemberontakan danperebutan tahta di kalangan keluargakerajaan.Hal ini membuat raden Fatah ingin menyerang majapahit. Tapi usaha itudilarang oleh sunan Ampel karenameskipun ayahnya berbeda agama diaadalah ayahnya. Kemungkinan besarRaden Fatah menyerang majapahit padamasa pemerintahanRanawijaya(brawijaya VI) dan ada yang bilang brawijaya VII
Ketika malaka di kuasai portugis iamengutus anaknya yaitu Pati Unus untukmenyerang portugis,serangan itudilakukan untuk membendung invasiportugis atas Jawa.Karena keberaniannyaia di juluki Pangeran Sebrang Lor. Padamasa Raden Fatah di bangun masjid Demak yang berdiri sampai sekarang.
Pati Unus kemudian naik tahtamenggantikan ayahnya (memerintah 1518 – 1521). Karena Pati Unus tidak berputramaka ia digantikan oleh saudaranyabernama Raden Trenggana(1521- 1546)
Dibawah sultan Trenggana Demak berkembang
pesat dan ekspansi demak itu membuat pajajaran
(sunda ) merasa cemas.Dari itu pajajaran
bersekutu dengan portugis dan membuat
benteng. Namun portugis gagal memenuhi
janjinya untuk kembali ke tahun berikutnya karena
ada masalah di india.Dibawah pimpinan Fatahillah
terlebih dahulu menyerang pajajaran dan
mengusainya.Saat portugis datang dalam kuasa
demak, pada tanggal 22 juni tahun 1527 portugis
dipukul mundur oleh kerajaan Demak dan
Fatahillah mengganti nama Jayakarta yang berarti
kemenangan yang gemilang
Menurut Babad Tanah Jawi, Speninggal
Trenggana, terjadi konflik perebutan tahta di
kalangan keluarga kerajaan bahkan menjadi
perang saudara. Bermulai masa pangeran sedo
lepen ,saudara trenggana di bunuh oleh anak
trenggana sendiri yaitu pangeran prawoto.Karena
dendam anak sedo lepen (Aryo Penangsan
membunuh balik prawoto.Hal ini membuat murka
Jaka Tingkir(hadiwijaya) ipar dari sedo lepen dan
para sesepuh terutama Ki Gede Pamanahan dan
Ki Penjawi.Arya Penangsang dikalahkan oleh Jaka
Tingkir dan Demak jatuh ke tangannya(1568).
Kerajaan Pajang berada di bawahpemerintahan SultanHadiwijaya . Di bawah kekuasaannya, Pajangberkembang baik. Bahkan berhasil mengalahkanArya Penangsang yang berusaha merebutkekuasannya.
Tokoh yang membantu mengalahkan AryaPenangsang di antaranya Ki Ageng Pemanahan(Ki Gede Pemanahan), ia diangkat sebagaibupati di Mataram
Pada tahun 1582, Sultan Hadiwijayameninggaldunia. Penggantinya adalahPangeran Benowo.
Pangeran Benowo merupakan raja yang lemah
hingga akhirnya Istana Pajang pun jatuh ke tangan
Sutawijaya.
Sutawijaya sebagai raja pertama dengan gelar :
Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin
Panatagama.
Pusat kerajaan ada di Kota Gede.
Kemudian Senopati di gantikan oleh putranya
bernama Sultan Agung Dalam bidang politik
pemerintahan, Sultan Agung berhasil memperluas
wilayah Mataram ke berbagai daerah, yaitu :
Surabaya, Lasem, Pasuruhan, dan Tuban.
Sultan Agung juga ingin mengusir VOC dari
kepulauan Indonesia. Kemudian diadakan dua kali
serangan tentara Mataram ke Batavia pada tahun
1628 dan 1629
Mataram mengembangkan Birokrasi
dan Struktur Pemerintahan yang teratur.
Seluruh wilayah Mataram diatur dan
dibagi menjadi beberapa bagian,
sebagai berikut:
1. Kutagara, daerah Keraton dan
sekitarnya
2. Negara Agung, daerah sekitar Kutagara
3. Mancanegara, daerah di luar negara
agung
4. Pesisiran, daerah yang ada di pesisir
Selain tangguh , Sultan Agung juga dikenal
sebagai seorang ahli politik, sastra , filsafat (jawa)
serta agama.Ia menyusun sebuah karya sastra
yang berjudul Sastra Geding serta kitab undang –
undang yang merupakan perpaduan antara adat
istiadat Jawa dan hukum islam yang berjudul Surya
Alam.ia juga membuat kalender jawa.
Dan masa ini tumbuh kebudayaan kejawen, yaitu
alkulturasi antara kebudayaan asli, hindu, buddha
dan islam
Kegiatan perekonomian yang di terapkan adalah
agraris dan maritim.
Pada masa ini, mataram menjadi negara
pengekspor beras
Setelah Sultan Agung wafat ia digantikan oleh
putranya Amangkurat I (1645-1677). Ia bertindak
kejam dan lalim, sehingga Mataram cepat
mengalami kemunduran dan Ia juga menjalin
hubungan dekat dengan belanda. Bahkan
belanda diperbolehkan membangun benteng di
Mataram.dan akhirnya timbul pemberontakan di
mana – mana.
Setelah wafat Amangkurat I di gantikan oleh
amangkurat II.Dia sangat patuh pada VOC sampai
sebagian besar wilayah jatuh ke belanda.Tapi
akhirnya Amangkurat II menyingkir ke pedesaan
dan membangun ibu kota Mataram yang baru di
desa Wonokerto yang kemudian di beri nama
Kartasura.
Penggantian Amngkurat II berturut –
turut adalah Amangkurat III (1703-
1708),Pakubuwana I (1704-1719),
Amangkurat IV (1719- 1726)
Pakubuwana II(1726- 1749).VOC tidak
menyukai Amangkurat III karena
menentang VOC dan VOC pun
mengangkat Pakubuwana I sebagai
sultan.Akhirnya Mataram mempunyai 2
sultan. Amangkurat III pun tertangkap di
Batavia dan di buang ke
Ceylon(Srilanka).
Kekacauan barulah berakhir pada masa
Pakubuwana III setelahpembagian mataram
menjadi 2 yaitu kesultanan Ngayokyakarta dan
Kasuhan Surakarta pada 13 Februari
1755.Pembagian ini tertuang dalam perjanjian
Giyanti(Karanganyar-Jawa Tengah)
Pada tahun 1757, dengan invansi Belanda dan
berdasarkan Perjanjian Salatiga,Kesultanan
Mataram di pecah lagi menjadi 3 yaitu Kesultanan
Yogyakarta, Kasuhunan Surakarta, dan
Mangkunegara.
Pada tahun 1813 Kesultanan Yogyakarta menjadi 2
yaitu kesultanan Yogyakarta dan pakualaman
Kesultanan Banten berawal sekitar tahun1526
Asal mula Kesultanan Banten adalahdengan didirikannya benteng pertahananyang dinamakan Surosowan yang dibuatoleh Maulana Hasanuddin (Fatahillah) yang dikemudian hari menjadi pusatpemerintahan.
Pada awalnya kawasan Banten dikenaldengan nama Banten Girang yang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda.
Dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-Portugis
dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini
dianggap dapat membahayakan kedudukan
Kerajaan Demak selepas kekalahan mereka
mengusir Portugis dari Malaka tahun1513.
Atas perintah Sultan Trenggono, Fatahillah
melakukan penyerangan dan penaklukan
Pelabuhan Sunda Kelapa sekitar tahun 1527, yang
waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari
Kerajaan Sunda
Seiring dengan kemunduran Demak terutama
setelah meninggalnya Sultan Trenggono, maka
Banten melepaskan diri dan menjadi kerajaan
mandiri.
Maulana Hasanudin adalah sultan
pertama kerajaan Banten.Maulana
Hasanudin menyebarkan islam ke
wilayahnya dengan mengirimkan
mubaligh.
Pengganti maulana Hasanudin adalah
Maulana Yusuf. Ia nai tahta pada tahun
1570(memerintah (1570-1580)
Ia melanjutkan ekspansi banten ke
kewasan pedalaman sunda dengan
menaklukan pakuan pajajaran 1579.
Ia digantikan oleh Maulana
Muhammad.Karena masih sangat muda
maka pemerintahan dijalankan oleh
semacam dewan (Kali) yang terdiri atas
badan pengadilan dan empat orang
menteri.
Kemudian Maulana Muhammad
digantikan oleh putra Pangeran Ratu.
Sultan ini menjalin hubungan dengan
negara lain termasuk raja Inggris, James I
tahun 1605 dan tahun 1629 dengan
Charles I.
Pangeran ratu digantikan oleh Sultan AgengTirtayasa(1651-1692).Pada masa ini bantenmengalami masa keemasaan.
Pada tahun 1671 Sultan Ageng mengangkatanaknya Sultan Haji untuk memerintah.SementaraSultan Ageng mengawasinya saja.Tetapi sultan haji menjalani hubungan baik dengan belanda danmembuat sultan ageng kecewa.dan inginmencabut kekuasaan Sultan Haji. Tapi Sultan Haji berhasil mempertahankan posisinya dan Seltanageng pun menyingkir dari kerajaan
Dukungan VOC di bayar mahal: bantenmenyerahkan lampung kepada VOC.
Setelah Sultan haji meninggal VOC semakinmencekram banten
Pada tahun 1813 banten resmi di hapus olehpemerintah kolonial inggris.
Selain di Jawa, ternyata di Kalimantan
juga terdapat beberapa kerajaan yang
bercorak islam.
Diantaranya Kesultanan pasir (1516),
Kesultanan Banjar (1526-1905),
Kesultanan Pagatan (1750), Kesultanan
sambas (1671), Kesultanan Berau (1400),
Kesultanan Sambaliung (1810),
Kesultanan Pontianak(1771)
Kerajaan pontianak berdiri sejak tahun
1771.
Kerajaan yang terletak di daerah
Kalimantan Barat antara lain
Tanjungpura dan Lawe
Kesultanan ini didirikan oleh Syarif Abdurrahman
Alkadrie, seorang putra ulama keturunan Arab
Hadramaut dari Kerajaan Mempawah, pada hari
Rabu, 23 Oktober 1771 (14 Rajab 1185 H) yang
ditandai dengan membuka hutan di
persimpangan Sungai Landak, Sungai Kapuas
Kecil, dan Sungai Kapuas Besar untuk mendirikan
balai dan rumah sebagai tempat tinggal. Pada
tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman
dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak. Letak pusat
pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid
Jami Pontianak (kini bernama Masjid Sultan Syarif
Abdurrahman) dan Istana Kadariyah yang
sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis,
Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak.
Pada tahun 1778, kolonialis Belanda dari Batavia
memasuki Pontianak dengan dipimpin oleh Willem
Ardinpalm. Belanda saat itu menempati daerah di
seberang istana kesultanan yang kini dikenal
dengan daerah Tanah Seribu atau Verkendepaal.
Palm kemudian digantikan oleh Wolter Markus
Stuart yang bertindak sebagai Resident van
Borneo’s Wester Afdeling I (1779-1784) dengan
kedudukan di Pontianak. Semula, Sultan Syarif
Abdurrahman Alkadrie menolak tawaran
kerjasama dengan negeri asing dari Eropa itu.
Namun setelah utusan itu datang untuk kedua
kalinya, Syarif menerima Belanda sebagai rekan
persemakmuran dengan tangan terbuka.
Pada tanggal 5 Juli 1779, Belanda membuat
perjanjian dengan Sultan mengenai penduduk
Tanah Seribu agar dapat dijadikan daerah
kegiatan bangsa Belanda yang kemudian menjadi
kedudukan pemerintahan Resident het Hoofd
Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah
Keresidenan Borneo Barat) dan Asistent Resident
het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asisten
Residen Kepala Daerah Kabupaten Pontianak).
Area ini selanjutnya menjadi Controleur het Hoofd
Onderafdeeling van Pontianak atau Hoofd
Plaatselijk Bestuur van Pontianak.
Pada tahun 1808, Sultan Syarif Abdurrahman wafat. Diadimakamkan di Batu Layang, Pontianak. Selanjutnya, Syarif Kasim Alkadrie (1808-1819) naik tahta menjadiSultan Pontianak menggantikan ayahnya. Di bawahkekuasaan Sultan Syarif Kasim, Kesultanan Pontianak semakin mempererat kerjasama dengan KerajaanBelanda dan kemudian Kerajaan Inggris sejak tahun1811.
Setelah Sultan Syarif Kasim wafat pada 25 Februari1819, Syarif Usman Alkadrie (1819-1855) naik tahtasebagai Sultan Pontianak. Pada masa kekuasaanSultan Syarif Usman, banyak kebijakan bermanfaatyang dikeluarkan olehnya, termasuk denganmeneruskan proyek pembangunan Masjid Jami’ pada 1821 dan perluasan Istana Kadriyah padatahun 1855. Pada April 1855, Sultan Syarif Usmanmeletakkan jabatannya sebagai sultan dankemudian wafat pada 1860.
Anak tertua Sultan Syarif Usman, Syarif Hamid
Alkadrie (1855-1872), kemudian dinobatkan
sebagai Sultan Pontianak pada 12 April 1855. Dan
ketika Sultan Syarif Hamid wafat pada 1872, putra
tertuanya, Syarif Yusuf Alkadrie (1872-1895) naik
tahta sebagai beberapa bulan setelah ayahanya
wafat. Sultan Syarif Yusuf dikenal sebagai satu-
satunya sultan yang paling sedikit mencampuri
urusan pemerintahan. Dia lebih aktif dalam bidang
keagamaan, sekaligus merangkap sebagai
penyebar agama Islam.
Pemerintahan Sultan Syarif Yusuf berakhir pada 15 Maret 1895. Dia digantikan oleh putranya, Syarif Muhammad Alkadrie (1895-
1944) yang dinobatkan sebagai Sultan Pontianak pada Agustus
1895. Pada masa ini, hubungan kerjasama Kesultanan Pontianak
dengan Belanda semakin erat dan kuat. Masa pemerintahan
Sultan Syarif Muhammad merupakan masa pemerintahan
terpanjang dalam sejarah Kesultanan Pontianak. Ia sangat
berperan dalam mendorong terjadinya pembaruan dan
moderenisasi di Pontianak. Dalam bidang sosial dan
kebudayaan, dia adalah sultan Melayu di Kalimantan Barat
yang pertama kali berpakaian kebesaran Eropa di sampingpakaian Melayu, Teluk Belanga, sebagai pakaian resmi. Dia juga
orang yang menyokong majunya bidang pendidikan serta
kesehatan. Selain itu, ia juga mendorong masuknya modal
swasta Eropa dan Cina, serta mendukung bangsa Melayu dan
Cina mengembangkan perkebunan karet, kelapa, dan kopra
serta industri minyak kelapa di Pontianak. Sementara dalamaspek politik, Sultan memfasilitasi berdiri dan berkembangnya
organisasi-organisasi politik, baik yang dilakukan oleh kerabat
kesultanan maupun tokoh-tokoh masyarakat.
Didaerah Sulawesi juga tumbuh
kerajaan bercorak islam.
Munculnya kerajaan Islam di Sulawesi
tidak terlepas dari perdagangan yang
berlangsung ketika itu.
Sebelum Kerajaan Gowa Tallo menjadiKerajaan islam, sering berperang dengankerajaan lainnya di Sulawesi Selatan, Seperti dengan Luwu, Bone, Soppeng, danWaji.
Sejak kerajaan GowaTallo resmi sebagaikerajaan bercorak islam pada 1605, makaGowa Tallo meluaskan pengaruh politiknya.
Kerajaan yang tunduk pada Gowa Talloantara lain Wajo pada 10 Mei 1610, dnBone pada 23 November 1611
Raja Gowa Daeng Manrabia bergelar Sultan Sultan
Alaudin.Sedangkan Raja Tallo Karaeng Mantoaya
menjadi perdana mentri bergelar Sultan
Abdullah.Goa Tallo juga disebut Kerajaan Makasar
Pada masa Sultan Muhammad Said (1591-1638)
dan Sultan Hasanudin (1653 – 1669) Kesultanan
Makasar mengalami masa keemasan.
Pada Sultan Hasanaudin, kesultanan
makasarterlibat perang besar dengan VOC yang
dikenal dengan perang Makasar(1666-1669). VOC
menganggap Sultan Hasanudin sebgai
penghalang untuk belanda berkuasa rempah –
rempah di maluku.
Karena belanda semakin terdesak, belanda
membuat perjanjian Bongaya pada tahun 1667 :
Voc memperoleh monopoli perdagangan di
Makasar
Belanda mendirikan benteng di makasar (kelak
bernama Rotterdam)
Makasar melepas wilayah penjajahannya seperti
bone dan pulau – pulau di sekitar makasar
Makasar mengakui Aru Palaka sebagai raja
bone.
Keberanian Hasanudin memporak porandakan
pasukan Belanda membuatnya dia mendapat
gelar “Ayam Jantan dari Timur”.
Sepeninggalan Hasanudin, ia
digantikan oleh putra putra,
Mapasomba.Dia dikenal sebagai raja
yang sangat keras menentang
belanda.
Dan belanda mengirimkan pasukannya
di makasar.
Dan pasukan mapasomba hancur dan
nasib mapasomba tidak di ketahui.
Belanda pun berkuasa sepenuhnya
atas makasar