Download - Rencana Mutu Kontrak RMK
-
KANTOR CABANG : JL. TEUKU UMAR KOMPLEK PERUM. BUKIT INDAH PERMAI BLOK K.NO 6 SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR INDONESIA.
Phone: 0541-271733 ; Fax : 0541-272443
PAKET :
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN.
PROGRAM SISTEM MANAJEMEN MUTU
SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU
PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAGIAN PELAKSANA KEGIATAN PEMELIHARAAN
JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN TIMUR
-
KANTOR CABANG : JL. TEUKU UMAR KOMPLEK PERUM. BUKIT INDAH PERMAI BLOK K.NO 6 SAMARINDA
PAKET :
PEMELIHARAAN BERKALA JALAN.
PROGRAM SISTEM MANAJEMEN MUTU
SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU
PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAGIAN PELAKSANA KEGIATAN PEMELIHARAAN
JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN TIMUR
-
DAFTAR ISI
I. UMUM
1.1 DATA TEKNIK
1.2 JADWAL1 Jadwal pelaksanaan Pekerjaan
2 Jadwal kebutuhan bahan
3 . Jadwal kebutuhan Tenaga
4 . Jadwal kebutuhan alat
1.3 Struktur Organisasi
II. RENCANA MUTU PROYEK ( PROJECT QUALITY PLAN, PQP )
II.1. Quality Policy ( Kebijakan Mutu )
II.2. Quality System ( sistem mutu )
II.3. Ringkasan spesifikasi
A. stndartd / peraturan yang di pakai
B. Proses Produksi dan uraian Pekerjaan
C. Bahan / Matrial
II.4. Daftar Peraturan / Standard Internal dan External
II.5. Daftar Barang Langsung
II.6. Prosedur Koordinasi
II.7. Identifikasi Produk Proyek
III. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
IV. JOB DESCRIPTION
-
I. UMUM
NAMA PAKET PEKERJAAN1 . Nama proyek : Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
2 . Nama paket Pekerjaan : Pemeliharaan berkala jalan
3 . Lokasi Pekerjaan :
4 . Panjang efektif : .
5 . Panjang fungsional : .
I.1. DATA TEKNIK
1 . kode Proyek
2 . Nama Proyek Pemeliharaan jalan dan jembatan kalimantan
3 . Nama identitas Pemeliharaan Berkala jalan
4 . jenis Proyek / Pekerjaan Pemeliharaan Berkala jalan
5 . Lingkup Pekerjaan * Drainase berupa pekerjaan Galian untuk Selokan dan Saluran Air, Pasangan Batu dengan Mortar, Gorong-gorong pipa
beton bertulang . 70 - 100 cm
* Pekerjaan Tanah berupa pekerjaan Galian Biasa danTimbunan Biasa dari selain galian Sumbrr Bahan.
* Perbaikan Tepi Perkerasan dan Bahu Jalan dengan LapisPondasi Klas B.
* Perkerasan Berbutir Lapis Pondasi Klas A.
* Perkerasan aspal berupa Lataston Lapis Aus HRS - WC,Laston Lapis Pondasi HRS- Base dan Lataston Lapis
Pondasi HRS - Base Leveling.
* Pekejaan Struktur berupa Beton K - 125 dan Pasangan batu
* Pekerjaan Minor lainya.6 . Lokasi Proyek/Pekerjaan
7 . Nomor Kontrak
Tanggal Kontrak
Waktu Pelaksanaan
Waktu Pemeliharaan
8 . Nomor SPMK
Tanggal SPMK
9 . Penguna Jasa Pemimpin Pelaksana Kegiatan Pemeliharaan Jalan
Alamat Penguna Jasa
Telp./Fax./Email
Nama Penguna Jasa
Jabatan
10 . Konsultan Pengawas
Alamat Konsultan
Kontrak Personal
-
I.2. JADWAL
1 . Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ( Master Time Schedule )
Dapat di lihat pada lampiran
-
2 . Jadwal kebutuhan Bahan ( Matrial Schedule )
Dapat dilihat pada lampiran.
-
SCHEDULE PENGUNAAN MATRIAL DAN BAHAN
BAGIAN PELAKSANAAN : KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN
KET : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
NO URAIAN Satuan Bulan 1 2 3
1 . LPB utk Bahu Jalan M3
2 . LPB M3
3 . LPA M3
4 . Timbunan Biasa M3
5 . Timbunan Pilihan M3
6 . Semen M3
7 . Pasir M3
8 . Aspal Kg
9 . Agregat Kasar utk HRS Base M3
10 . Agregat halus utk HRS Base M3
11 . Gorong-gorong Buah
12 . Batu Kali M3
13 . Patok Pengarah Buah
14 . Cat Marka Kg
JUMLAH TAHUN 2011
-
4 5 6 7 8
TAHUN 2011
KETERANGAN
-
3 . Jadwa Kebutuhan Tenaga
Dapat dilihat Pada Lampiran
-
SCHEDULE PERSONIL ( STAFF ) PROYEK
BAGIAN PELAKSANA : KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN
KETERANGAN : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
NO URAIAN Orang Bulan 1 2
1 General superintendent
2 Site Manager
3 Quality Engineer
4 Quantity Engineer
5 Adminitrasi teknik
6 Pelaksana
7 Pembantu Pelaksana 1
8 pembantu Pelaksana 2
9 Surveyor
10 Draft man
11 Keuangan Proyek dan HRD
12 Logistik Proyek
13 Ass.logistik
14 Cheker 1
15 cheker 2
16 Mekanik 1
17 Mekanik 2
18 Mekanik 3
19 Operator AMP
20 Operator Stone Crusher
21 Operator Excavator 1 (wedining)
22 Operator Excavator 2
23 Operator Excavator 3
24 Operator Motor Grader
25 Operator Vibrator Roller
26 Operator Baby Roller
27 Operator W. Loader
28 Operator Aspal Sprayer
29 Operator Aspal Finisher
30 Operator Tandem Roller
31 Operator Pheu. T. Roller
32 Supir Dump Truck
33 Supir ligh Truck
34 Supir Pick up
35 Juru Masak
JUMLAH TAHUN 2011
-
36 Keamanan
-
KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN KALIMANTAN
3 4 5 6 7 8
TAHUN 2011 KETERANGAN
-
4 . Jadwal Kebutuhan Alat
Dapat dilihat pada Lampiran.
-
SCHEDULE PERALATAN PRROYEK
BAGIAN PELAKSANA : KEGIATAN PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
PAKET : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
NO URAIAN Unit Bulan 1 2 3
Asphal Mixxing Plant (AMP)
Stone Crusing Plant
Exavator 1 (Widening)
Exavator 2
Exavator 3
Motor Grader
Vibrator Roller
Baby Roller
Wheel Loader
Asphal Sprayer
Asphal Finisher
Tandem Roller
Pheu. T. Roller
Dump truck
Light Truck
Pick Up
Survey Equipment
JUMLAH TAHUN 2011
-
4 5 6 7 8
TAHUN 2011
KETERANGAN
-
I.3. STRUKTUR ORGANISASI
Dapat dilihat pada Lampiran
-
STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA
PAKET : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
SITE MANAGER KA. QUARRY / HANDAK
LOGISTIK QUANTITY ENGINEER SURVEYOR QUALITY ENGINEER
LAB. TENHNICIAN
PEL. PEK. SIPIL
OPERATOR / MANDOR
PEKERJA HARIAN
PT. BUDI BAKTI PRIMA
GENERAL SUPERINTENDENT
ADM. KEUANGAN
-
STRUKTUR ORGANISASI PENYEDIA JASA
PAKET : PEMELIHARAAN BERKALA JALAN
KA. QUARRY / HANDAK KA. PERALATAN
QUALITY ENGINEER MEKANIK
LAB. TENHNICIAN
PT. BUDI BAKTI PRIMA
-
II . RENCANA MUTU PROYEK ( PROJECT QUALITY PLA, PQP )
Rencana mutu proyek ini, akan dimutahirkan setiap saat bila dirasa perlu adanya perubahan.
Ringkasan spesifikasi
Flowchart Kegiatan
Daftar prosedur
Rencana inspeksi dan Uji
Dan lain lain.
Dalam rencana mutu proyek ini, Hanya tercantum daftar gambar sebagai mana diterima pada saat penanda
tanganan kontrak atau surat perintah mulai kerja, tambahan atau pengurangan gambar yang terjadi selama
berlangsunya suatu proyek akan di catat dalam daftar agenda gambar ( dalam berbagai jenisnya ) yang
dikendalikan.
Perubahan dalam lingkup pekerjaan, khususnya yang menyangkut item pekerjaan baru akan sesegera mungkin
ditambahkan pada rencana mutu proyek, termasuk pada uraian-uraian yang terkait seperti :
Rencana Mutu Proyek ini disusun untuk di gunakan sebagai pedoman pelaksanaan paket Pemeliharaan jalan,
Bagian Pelaksana Kegiatan Pemeliharaan jalan pada satuan kerja non vertikal tertentu Pemeliharaan jalan dan
jembatan kalimantan Tahun angaran, dengan maksud agar dalam pelaksanaanya dapat dihindari terjadinya
ketidak sesuaian, sehingga dapat dihasilkan produk yang dapat terjamin mutunya.
Rencana mutu proyek ini akan merupakan bagian yang saling melengkapi dari berbagai dokumen yang di siapkan
dalam pelaksaan suatu proyek, khususnya dengan dokumen yang dikenal sebagai buku biru.
-
Dalam rencana mutu proyek ini, Hanya tercantum daftar gambar sebagai mana diterima pada saat penanda
tanganan kontrak atau surat perintah mulai kerja, tambahan atau pengurangan gambar yang terjadi selama
berlangsunya suatu proyek akan di catat dalam daftar agenda gambar ( dalam berbagai jenisnya ) yang
dikendalikan.
Perubahan dalam lingkup pekerjaan, khususnya yang menyangkut item pekerjaan baru akan sesegera mungkin
ditambahkan pada rencana mutu proyek, termasuk pada uraian-uraian yang terkait seperti :
Rencana Mutu Proyek ini disusun untuk di gunakan sebagai pedoman pelaksanaan paket Pemeliharaan jalan,
Bagian Pelaksana Kegiatan Pemeliharaan jalan pada satuan kerja non vertikal tertentu Pemeliharaan jalan dan
jembatan kalimantan Tahun angaran, dengan maksud agar dalam pelaksanaanya dapat dihindari terjadinya
ketidak sesuaian, sehingga dapat dihasilkan produk yang dapat terjamin mutunya.
Rencana mutu proyek ini akan merupakan bagian yang saling melengkapi dari berbagai dokumen yang di siapkan
dalam pelaksaan suatu proyek, khususnya dengan dokumen yang dikenal sebagai buku biru.
-
KEBIJAKAN MUTU
1 .
2 .
3 .
Samarinda, 02 april 2011
P T . BUDI BAKTI PRIMA
KACAB
Melakukan pelatihan pada seluruh karyawan secara intensif dan terus menerus sehingga mempunyai
tingkat kesadaran yang tinggi akan mutu dan meningkatkan kemampuan dan produktivitas.
Segenap manajemen PT. BUDI BAKTI PRIMA Bertekad untuk memberikan pelayanan yang bermutu,
Berkesinambungan serta berupaya terus menerus untuk meningkatkan kepuasan pelangan dengan
meningkatkan kemampuan sumberdaya.
Dengan dukungan dan komitmen penuh dari seluruh jajaran manajemen, maka kami berupaya terus
untuk menempatkan PT. BUDI BAKTI PRIMA sebagai perusahaan jasa konstruksi yang terkemuka yang
memiliki reputasi dan daya saing global di kawasan asean.
Dengan motto " alon alon asal kelakon " segenap jajaran manajemen dan karyawan PT. BUDI BAKTI PRIMA
akan mewujudkan kebijakan mutu di atas dengan strategi :
Menghasilkan produk sektor jasa konstruksi terutama infrastruktur yang berkualitas tinggi sebagai
prioritas untuk mencapai kepuasan penguna jasa/pelanggan dengan menerapkan SMM ISO
9001:2000.
Melakukan pengembangan perusahaan secara terus menerus untuk meningkatkan mutu produk dan
daya saing.
-
II.2. QUALITY SYSTEM ( SISTEM MUTU )
1. Kebijakan mutu PT. BUDI BAKTI PRIMA
2. Corporate Quality Manual
3. Manual mutu jasa konstruksi
4. prosedur dan petunjuk kerja
5. berbagai ketentuan atau standar ekternal yang diberlakukan di proyek ini.
II.3. RINGKASAN SPESIFIKASI
A. STANDAR / PERATURAN YANG DIPAKAI
1. Spesifikasi teknik ( dokumen kontrak )
2. Gambar rencana
3. Ketentuan- ketentuan umum Departemen Pekerjaan Umum
4. Peraturan Presiden RI. No. 70 Tahun 2005
5. UU No. 18 Th. 1999 Tentang Jasa kontruksi
B. PROSES PRODUKSI DAN URAIAN PEKERJAAN
1. Galian tanah untuk saluran drainase dan saluran air
Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai gambar kerja dengan
elevasi sesuai disain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat
berupa exavator. Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan
dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan
secara manual.
Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan, maka pelaksanaan pekerjaan akan dilaksanakan dengan
berpedoman pada :
Prosedur atau petunjuk kerja bersifat umum, sedangkan prosedur atau petunjuk kerja akan
diterbitkan bila mana diperlukan, adapun prosedur dan persaratan-persaratan guna memenuni
kebutuhan dan harapan pelangan.
Dalam penerbitan prosedur atau petunjuk kerja harus mengacu pada prosedur atau petunjuk kerja
dari tingkat perusahaan, unit atau cabang yang bersangkutan. Acuan dalam penerbitan prosedur atau
petunjuk kerja dapat diambil dari standar-standar internal maupun ekxternal.
Di dalam rencana mutu proyek ini hanya prosedur / petunjuk kerja yang berkenaan dengan
pelaksanaan produksi ( yang dibuat di proyek ) dalam prosedur / petunjuk kerja pelaksanaan proyek,
sedangkan untuk prosedur korporat yang tidak mengatur kegiatan produksi tidak akan ditampilkan
atau disebutkan, walaupun digunakan / ditetapkan di proyek ini.
Daftar prosedur / petunjuk kerja secara lengkap dapat dilihat pada daftar penerimaan dokumen dan
daftar induk dokumen tersedia dan dipelihara Secretariat ISO.
-
Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai gambar kerja dengan
elevasi sesuai disain, atas persetujuan direksi. Pekerjaan galian ini dapat memanfaatkan bantuan alat
berupa exavator. Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan
dasarnya dengan baik sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan
secara manual.
Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan, maka pelaksanaan pekerjaan akan dilaksanakan dengan
berpedoman pada :
Prosedur atau petunjuk kerja bersifat umum, sedangkan prosedur atau petunjuk kerja akan
diterbitkan bila mana diperlukan, adapun prosedur dan persaratan-persaratan guna memenuni
kebutuhan dan harapan pelangan.
Dalam penerbitan prosedur atau petunjuk kerja harus mengacu pada prosedur atau petunjuk kerja
dari tingkat perusahaan, unit atau cabang yang bersangkutan. Acuan dalam penerbitan prosedur atau
petunjuk kerja dapat diambil dari standar-standar internal maupun ekxternal.
Di dalam rencana mutu proyek ini hanya prosedur / petunjuk kerja yang berkenaan dengan
pelaksanaan produksi ( yang dibuat di proyek ) dalam prosedur / petunjuk kerja pelaksanaan proyek,
sedangkan untuk prosedur korporat yang tidak mengatur kegiatan produksi tidak akan ditampilkan
atau disebutkan, walaupun digunakan / ditetapkan di proyek ini.
Daftar prosedur / petunjuk kerja secara lengkap dapat dilihat pada daftar penerimaan dokumen dan
daftar induk dokumen tersedia dan dipelihara Secretariat ISO.
-
2. Pasanagan batu dengan mortar
3. Galian tanah biasa dan galian stuktur
4. timbunan biasa / pilihan
Persiapan
Pengankutan
Penghamparan
Pemadatan
Segerah setelah dilakukan penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan
memakai vibrator roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan
harus dimulai dari tepi jalan dan dilakukan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang
dan diusahakan terus berlangsungtanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. pada
bagian bagian yang diberi super elevasi, pemadatan dari bagian yang paliang rendah dan dilanjutkan
kearah bagian sisi yang lebih tinggi. dan bila suatu tempat , karena sesuatu hal belum rata maka
segerah di tambah matrial dengan cara di tebar saja dengan cangkul dan pengki sampai permukaan
rata sesuai dengan rencana.
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi
pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Setelah itu di persiapkan matrial yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus di
perhitungkandengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien. Perlu diperhatikan dimensi
batu yang di gunakan jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil agar dapat mempermudah dalam
pelaksanaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Pekejaan galian dilakukan sesuai gambar kerja. Pengalian dapat dilaksanakan setelah blowplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu setelah diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudian dilakukan
pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang mungkin menganggu,pekerjaan galian tanah.
Cara pengalian debngan mengunakan exavator atau dengan mengunakan tenaga manusia dengan
mengunakan alat berupa linggis atau blencong untuk daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau dengan
excavato. Tanah hasil galian dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan
Sebelum dimulai pekerjaan timbunan pilihan, permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari
kotoran dan mendapat persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan.
Matrial timbunan pilihan yang telah disetujui direksi atau pengawas lapangan ( sesuai hasil pengetesan
laboratorium yang telah ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai
dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan matrial
diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata
sehingga mempermudah dalam pelaksanaan penghamparan.
Matrial timbunan pilihan dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tenaga manusia
dengan mengunakan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang disaratkan dalam spesifikasi sambil
dijaga agar tidak terjadi pemisahan partikel-partikel agregat halus dan agregat kasar.
-
Pengendalian mutu
5. Penyiapan badan jalan
6. lapis Bawa pondasi Aggregat Kelas A / B
Persiapan.
Pengangkutan
Penghamparan
Pemadatan
Khusus untuk pelebaran dimana lebar terbatas maka untuk lebar pondasi Aggregat kelas B (sub base
kelas B) dilaksanakan dengan Baby vibatory roller secara lapis per lapis agar didapat pemadatan yang
maksimal selain jumlah lintasan juga matrial harus dijaga kadar air (optimal) agar efisien dan
pemadatan bisa maksimal.
Segerah setelah dilakukan penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan
memakai vibrator roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan
harus dimulai dari tepi jalan dan dilakukan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang
dan diusahakan terus berlangsungtanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. pada
bagian bagian yang diberi super elevasi, pemadatan dari bagian yang paliang rendah dan dilanjutkan
kearah bagian sisi yang lebih tinggi. dan bila suatu tempat , karena sesuatu hal belum rata maka
segerah di tambah matrial dengan cara di tebar saja dengan cangkul dan pengki sampai permukaan
rata sesuai dengan rencana.
Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, maka dipadatkan dengan
mengunakan pemadat tanggan ( stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan
maksimum 8-10 cm. dan secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tidak bergerk
lagi.
Pengendalian mutu terhadap bahan bahwa tiap matrial harus diperiksa dan memenuhi persaratan
yang ditentuka ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis
field test untuk mengetahui CBR yang dipakai setelah pemadatan.Bahan timbunan yang akan
digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan, Pekerjaan ini meliputi penghamparan
dan pemadatan, sedangkan peralatan yang di gunakan antara lain Dump truk, motor grader dan Vibro
roller.
Setelah mendapat persetujuan dari direksi, Motor grader meratakan permukaan tanah hasil galian.
Motor grader tidak hanya meratakan namun juga membentuk permukaan badan jalan sesuai
kemiringan yang telah ditentukan. Kemudian vibro roller memadatkan permukaan yang telah
dipotong/diratakan oleh motor grader, dengan dibantu oleh sekelompok orang yang turut membantu
untuk perapian.
Aggregat kelas B dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tenaga manusia dengan
pengki dan cangkul sesuai dengan ketebalan yang disyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar
tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan secara merata sehingga mempermuda dalam penghamparan
nanti.
Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, Pekerjaan lapis pondasi aggregat kelas B siap
dilaksanakan.
Sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B, permukaan jalan yang akan di gelar harus di bersikan dari
debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi.
Pada pekerjaan pelebaran jalan / widening harus di gali sesuai dengan lebar dan kedalaman rencana,
baik pada salah satu sisi ataupun pada sisi kiri/ kanan.
Untuk sisi yang relatif sangat sempit ( 0.75 meter ) maka pemadatan tanah dasar harus dilakukan
sebelum lapis pondasi Aggregat kelas B digelar.
Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui oleh direksi ( sesuai hasil pengetesan laboratorium yang
ditunjuk ) dibawah ke lapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak
tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan dilapangan. Penumpukan matrial diatur sedemikian rupa,
tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermuda dalam
penghamparan nanti.
-
Pengendalian mutu
7. Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Perekat (Tack Coat)
8. HRS WC / HRS Base
1 . Persiapan
Kotoran yang belum terangkat dapat dibersikan dengan alat bantu atau dgn manual.
Kesiapan alat-alat Paving ( alat dalam pengaspalan ) dan alat bantu diperiksa kembali.
Lokasi penghamparan di Marking terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat.
Sebelunya diukur dan diketahui seta disetujui oleh direksi.
Secara umum metode untuk pekerjaan hot mix adalah serupa, adapun metode pelaksanaan dari
pekerjaan ini sebagai berikut :
Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan di layer harus dibersikan terlebih dahulu dengan
compresor agar bersih dari debu dan kotoran / benda - benda asing.
Pekerjaan lapis perekat/tack coat dihampar diatas permukaan yang ber aspal dan prime coat
diaplikasikan untuk permukaan yang belum ber aspal seperti lapis pondasi aggregat Atas (base course)
soil cement.
Permukaan yang akan di tack coat / prime coat dibersikan dari kotoran mengunakan alat berupa
compresor.
Permukaan jalan yang sudah bersih diberi lapisan tack coat/ prime coat sesuai dengan spesifikasi
dengan asphalt Sprayer sampai rata.
Dalam penyemprotan harus memperhatikan beberapa hal seperti : Suhu penyemprotan,
kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, Ketinggian batang penyemprot dan penempatan Nozel
harus dipasang sesuai ketentuan, sebelu dan selama penyemprotan.
Lebar penyemprotan Tack Coat / Prime Coat harus menutup batas pelaksanaan Hot Mix yang akan
digelar.
Khusus untuk pelebaran dimana lebar terbatas maka untuk lebar pondasi Aggregat kelas B (sub base
kelas B) dilaksanakan dengan Baby vibatory roller secara lapis per lapis agar didapat pemadatan yang
maksimal selain jumlah lintasan juga matrial harus dijaga kadar air (optimal) agar efisien dan
pemadatan bisa maksimal.
Setelah subbase B selesai dilanjutkan penhamparan lapis pondasi Aggregat kelas A (base A) diatasanya
harus dipadatkan memakai Vibrator roller 8-10 ton dan tire roller sambil dimonitoring elevasi dan
kemiringan perkerasan.
Secara umum pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat
menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tampa berhenti
sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian-bagian yang diberi super elevasi,pengilasan
dimulai dari bagian yang paling rendah dandilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. Bila suatu
tempat, karena sesuatu hal belum rata maka segerah ditambah matrial dengan cara ditebar saja
dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan hasil rencana.
Pada daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller 8-10 ton dan tire roller, maka di
padatkan dengan alat pemadat tangan (sstmper) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan
ketebalan lapisan maksimum 8-10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila Aggregat base
B sudah tidak bergerak lagi dan apabila diberikan butir aggregat base baru diatasnya butiran tersebut
menjadi pecah atau tidak terbenam sewaktu digilas.
Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebutkan di depan, bahwa tiap matrial harus diperiksa
dan memenuni persaratan yang ditentukan menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field test untuk
mengetahui CBR yang dicapai setelah pemadatan.
-
2. Pengangkutan
Hot mix diangkut dengan dump truck kelapangan.
3. Penghamparan
Setelah sampai dilapangan, temperatur harus berkisar antara 120c - 135c.
4. Pemadatan
Apabila tidak sesuai maka segerah diperbaiki.
Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisaratkan oleh spesifikasi.
9. Pekerjaan Pasangan Batu
Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk melindungi campuran dari pengaruh
cuaca, karena temperatur hot mix (HRS-WC/HRS-Base) ini harus tetap dijaga.
Hot mix dituang kedalam Hoper Asphalt Finisher dengan cara: dump truck dalam posisi mundur
berhenti + 15 cm di depan Asphalt Finisher, kemudian Aspahlt Finisher menuju tempat dimana roller
bar menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai didorong oleh mesin penghampar dan
bergerak bersama sama sambil menuang campuran kedalam hoper dan dibentuk sesuai dengan
kemiringan penampang melintang sesuai dengan gambar.
Setelah campuran Hot mix digelar sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, permukaan harus
segerah diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalanya.
Hot mix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari Aggregat kasar, Aggregat
halus, dan filler serta aspal.
Aggregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai
sehingga didapat gradasi campuran yang diisaratkan dalam spesifikasi/dokumen. Mengenai campuran
ini terdapat dalam spesifikasi.
Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih, dan terbuat
dari metal yang telah disemprotkan dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah
melekatnya aspal dengan alas bak.
Pemadatan dapat dilaksanakan apbila hamparan benar-benar dalam kondisi yang dikehendaki
serta disetujui oleh direksi.
Pemadatan awal dengan tendem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alat penghampar
sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km/jam.
Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara (intermedieate rolling)
dengan mesin gilas roda karet (pneumatic tire roller)
Pemadatan akhir (Finishing rolling) dikerjakan dengan mesin gilas Tandem roller 8-10 ton, dengan
kecepatan antara 5-8 km/jam.
Pemadatan finishing ini berakhir sampai alu-alur roda bekas tire roller rata/hilang. Pemadatan ini
dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ketengah dengan sejajar asjalan yang di jejak roda
dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butir-butir campuran melekat
pada roda mesin gilas maka roda tersebut selalu dibasahi dengan air.
Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang diisaratkan.
Apabilah jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaanya dipindah kejalur yang bersisian
-
Setelah itu kemudian dipersiapkan material yang dibutuhkan.
Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
C. BAHAN MATERIAL
1. Batu pecah/split berbagai ukuran disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Pasir
3. Semen
4. Aspal
5. Besi beton
6. Minyak tanah
7. Solar
8. Dll.
II.4. DAFTAR PERATURAN / STANDARD INTERNASIONAL DAN EXTERNAL
NO NO. DOK
1 Manual mutu
2 Prosedur mutu
3 Instruksi kerja
II.5. DAFTAR BARANG LANGSUNG
.
Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu besar ataupun terlalu kecil agar
mempermuda dalam pelaksanaan.
NAMA DOKUMEN KETERANGAN
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada
lokasi pasangan batu itu sudah selesai.
Sebelum memulai pekerjaan ini, dimulai dengan membuat stake out dari dimensi pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efektif dan
efisien.
-
Segerah setelah dilakukan penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan
memakai vibrator roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan
harus dimulai dari tepi jalan dan dilakukan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang
dan diusahakan terus berlangsungtanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. pada
bagian bagian yang diberi super elevasi, pemadatan dari bagian yang paliang rendah dan dilanjutkan
kearah bagian sisi yang lebih tinggi. dan bila suatu tempat , karena sesuatu hal belum rata maka
segerah di tambah matrial dengan cara di tebar saja dengan cangkul dan pengki sampai permukaan
rata sesuai dengan rencana.
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi
pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Setelah itu di persiapkan matrial yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus di
perhitungkandengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien. Perlu diperhatikan dimensi
batu yang di gunakan jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil agar dapat mempermudah dalam
pelaksanaan. Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Pekejaan galian dilakukan sesuai gambar kerja. Pengalian dapat dilaksanakan setelah blowplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu setelah diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudian dilakukan
pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang mungkin menganggu,pekerjaan galian tanah.
Cara pengalian debngan mengunakan exavator atau dengan mengunakan tenaga manusia dengan
mengunakan alat berupa linggis atau blencong untuk daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau dengan
excavato. Tanah hasil galian dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan
Sebelum dimulai pekerjaan timbunan pilihan, permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari
kotoran dan mendapat persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan.
Matrial timbunan pilihan yang telah disetujui direksi atau pengawas lapangan ( sesuai hasil pengetesan
laboratorium yang telah ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai
dengan lokasi dan jarak tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan matrial
diatur sedemikian rupa, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata
sehingga mempermudah dalam pelaksanaan penghamparan.
Matrial timbunan pilihan dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tenaga manusia
dengan mengunakan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang disaratkan dalam spesifikasi sambil
dijaga agar tidak terjadi pemisahan partikel-partikel agregat halus dan agregat kasar.
-
Khusus untuk pelebaran dimana lebar terbatas maka untuk lebar pondasi Aggregat kelas B (sub base
kelas B) dilaksanakan dengan Baby vibatory roller secara lapis per lapis agar didapat pemadatan yang
maksimal selain jumlah lintasan juga matrial harus dijaga kadar air (optimal) agar efisien dan
pemadatan bisa maksimal.
Segerah setelah dilakukan penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan
memakai vibrator roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan. Pekerjaan pemadatan
harus dimulai dari tepi jalan dan dilakukan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang
dan diusahakan terus berlangsungtanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. pada
bagian bagian yang diberi super elevasi, pemadatan dari bagian yang paliang rendah dan dilanjutkan
kearah bagian sisi yang lebih tinggi. dan bila suatu tempat , karena sesuatu hal belum rata maka
segerah di tambah matrial dengan cara di tebar saja dengan cangkul dan pengki sampai permukaan
rata sesuai dengan rencana.
Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, maka dipadatkan dengan
mengunakan pemadat tanggan ( stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan
maksimum 8-10 cm. dan secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tidak bergerk
lagi.
Pengendalian mutu terhadap bahan bahwa tiap matrial harus diperiksa dan memenuhi persaratan
yang ditentuka ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis
field test untuk mengetahui CBR yang dipakai setelah pemadatan.Bahan timbunan yang akan
digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan, Pekerjaan ini meliputi penghamparan
dan pemadatan, sedangkan peralatan yang di gunakan antara lain Dump truk, motor grader dan Vibro
roller.
Setelah mendapat persetujuan dari direksi, Motor grader meratakan permukaan tanah hasil galian.
Motor grader tidak hanya meratakan namun juga membentuk permukaan badan jalan sesuai
kemiringan yang telah ditentukan. Kemudian vibro roller memadatkan permukaan yang telah
dipotong/diratakan oleh motor grader, dengan dibantu oleh sekelompok orang yang turut membantu
untuk perapian.
Aggregat kelas B dihampar mengunakan motor grader atau mengunakan tenaga manusia dengan
pengki dan cangkul sesuai dengan ketebalan yang disyaratkan dalam spesifikasi sambil dijaga agar
tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan secara merata sehingga mempermuda dalam penghamparan
nanti.
Setelah pekerjaan penyiapan badan jalan selesai, Pekerjaan lapis pondasi aggregat kelas B siap
dilaksanakan.
Sebelum dimulai pekerjaan aggregat kelas B, permukaan jalan yang akan di gelar harus di bersikan dari
debu dan kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi.
Pada pekerjaan pelebaran jalan / widening harus di gali sesuai dengan lebar dan kedalaman rencana,
baik pada salah satu sisi ataupun pada sisi kiri/ kanan.
Untuk sisi yang relatif sangat sempit ( 0.75 meter ) maka pemadatan tanah dasar harus dilakukan
sebelum lapis pondasi Aggregat kelas B digelar.
Bahan aggregat kelas B yang telah disetujui oleh direksi ( sesuai hasil pengetesan laboratorium yang
ditunjuk ) dibawah ke lapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak
tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan dilapangan. Penumpukan matrial diatur sedemikian rupa,
tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan merata sehingga mempermuda dalam
penghamparan nanti.
-
Lokasi penghamparan di Marking terlebih dahulu dengan bantuan tali tambang dan cat.
Secara umum metode untuk pekerjaan hot mix adalah serupa, adapun metode pelaksanaan dari
pekerjaan ini sebagai berikut :
Sebelum dimulai permukaan jalan yang akan di layer harus dibersikan terlebih dahulu dengan
compresor agar bersih dari debu dan kotoran / benda - benda asing.
Pekerjaan lapis perekat/tack coat dihampar diatas permukaan yang ber aspal dan prime coat
diaplikasikan untuk permukaan yang belum ber aspal seperti lapis pondasi aggregat Atas (base course)
soil cement.
Permukaan yang akan di tack coat / prime coat dibersikan dari kotoran mengunakan alat berupa
compresor.
Permukaan jalan yang sudah bersih diberi lapisan tack coat/ prime coat sesuai dengan spesifikasi
dengan asphalt Sprayer sampai rata.
Dalam penyemprotan harus memperhatikan beberapa hal seperti : Suhu penyemprotan,
kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, Ketinggian batang penyemprot dan penempatan Nozel
harus dipasang sesuai ketentuan, sebelu dan selama penyemprotan.
Lebar penyemprotan Tack Coat / Prime Coat harus menutup batas pelaksanaan Hot Mix yang akan
digelar.
Khusus untuk pelebaran dimana lebar terbatas maka untuk lebar pondasi Aggregat kelas B (sub base
kelas B) dilaksanakan dengan Baby vibatory roller secara lapis per lapis agar didapat pemadatan yang
maksimal selain jumlah lintasan juga matrial harus dijaga kadar air (optimal) agar efisien dan
pemadatan bisa maksimal.
Setelah subbase B selesai dilanjutkan penhamparan lapis pondasi Aggregat kelas A (base A) diatasanya
harus dipadatkan memakai Vibrator roller 8-10 ton dan tire roller sambil dimonitoring elevasi dan
kemiringan perkerasan.
Secara umum pekerjaan pemadatan dimulai dari sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat
menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan diusahakan terus berlangsung tampa berhenti
sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian-bagian yang diberi super elevasi,pengilasan
dimulai dari bagian yang paling rendah dandilanjutkan kearah bagian sisi yang lebih tinggi. Bila suatu
tempat, karena sesuatu hal belum rata maka segerah ditambah matrial dengan cara ditebar saja
dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan hasil rencana.
Pada daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller 8-10 ton dan tire roller, maka di
padatkan dengan alat pemadat tangan (sstmper) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan
ketebalan lapisan maksimum 8-10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila Aggregat base
B sudah tidak bergerak lagi dan apabila diberikan butir aggregat base baru diatasnya butiran tersebut
menjadi pecah atau tidak terbenam sewaktu digilas.
Pengendalian mutu terhadap bahan, sudah disebutkan di depan, bahwa tiap matrial harus diperiksa
dan memenuni persaratan yang ditentukan menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis field test untuk
mengetahui CBR yang dicapai setelah pemadatan.
-
Pemadatan ini harus kontinyu sampai batas temperatur yang diisaratkan oleh spesifikasi.
Tiap dump truck harus dilengkapi dengan tutup terpal untuk melindungi campuran dari pengaruh
cuaca, karena temperatur hot mix (HRS-WC/HRS-Base) ini harus tetap dijaga.
Hot mix dituang kedalam Hoper Asphalt Finisher dengan cara: dump truck dalam posisi mundur
berhenti + 15 cm di depan Asphalt Finisher, kemudian Aspahlt Finisher menuju tempat dimana roller
bar menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai didorong oleh mesin penghampar dan
bergerak bersama sama sambil menuang campuran kedalam hoper dan dibentuk sesuai dengan
kemiringan penampang melintang sesuai dengan gambar.
Setelah campuran Hot mix digelar sesuai dengan ketebalan yang diinginkan, permukaan harus
segerah diperiksa untuk mengawasi kerataan, bentuk serta ketebalanya.
Hot mix yang dipakai adalah campuran aspal beton yang terdiri dari Aggregat kasar, Aggregat
halus, dan filler serta aspal.
Aggregat yang terdiri dari beberapa fraksi harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai
sehingga didapat gradasi campuran yang diisaratkan dalam spesifikasi/dokumen. Mengenai campuran
ini terdapat dalam spesifikasi.
Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus rapat, bersih, dan terbuat
dari metal yang telah disemprotkan dengan air sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah
melekatnya aspal dengan alas bak.
Pemadatan dapat dilaksanakan apbila hamparan benar-benar dalam kondisi yang dikehendaki
serta disetujui oleh direksi.
Pemadatan awal dengan tendem roller 6-8 ton yang bekerja dibelakang alat penghampar
sebanyak + 4 lintasan dengan kecepatan 3-4 km/jam.
Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara (intermedieate rolling)
dengan mesin gilas roda karet (pneumatic tire roller)
Pemadatan akhir (Finishing rolling) dikerjakan dengan mesin gilas Tandem roller 8-10 ton, dengan
kecepatan antara 5-8 km/jam.
Pemadatan finishing ini berakhir sampai alu-alur roda bekas tire roller rata/hilang. Pemadatan ini
dimulai dari tepi dan berangsur-angsur bergeser ketengah dengan sejajar asjalan yang di jejak roda
dan harus saling menutup pada lebar yang cukup. Untuk mencegah butir-butir campuran melekat
pada roda mesin gilas maka roda tersebut selalu dibasahi dengan air.
Permukaan lapisan harus halus dan rata berbentuk sesuai dengan kemiringan yang diisaratkan.
Apabilah jalur yang sebelah sudah selesai maka pengerjaanya dipindah kejalur yang bersisian
-
Perlu diperhatikan dimensi batu yang digunakan jangan terlalu besar ataupun terlalu kecil agar
mempermuda dalam pelaksanaan.
KETERANGAN
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada
lokasi pasangan batu itu sudah selesai.
Sebelum memulai pekerjaan ini, dimulai dengan membuat stake out dari dimensi pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan dengan baik agar dapat bekerja dengan efektif dan
efisien.
-
II.6. PROSEDUR KOORDINASI
SATKER KORLAP GS SM/SV SOE
REQUES
LAPORAN
HARIAN
LAPORAN
MINGGUAN
LAPORAN
BULANAN
TAGIHAN
SHOP DRAWING
AS BUILT DRAWING
II.7. IDENTIFIKASI PRODUK PROYEK
Identifikasi terhadap barang akan dilakukan melalui 3 ( tiga ) tahap, yaitu :
1. Identifikasi in coming inspection
2. Identifikasi in process inspection
3. Identifikasi in final inspection
1. Identifikasi barang dan produk saat datang ( In coming inspection )
kop BBP
Spesifikasi :
Asal :
Vendor :
Inspeksi :
Rekomendasi :
Paraf QA :
IDENTIFIKASI BARANG
PEMBERI TUGAS KONTRAKTORKONSULTAN AKTIFITAS
Identifikasi ini dilakukan dengan melakukan penandaan terhadap barang/matrial yang datang oleh logistik.
Adapun penandaan itu dengan cara memasang patok/papan bertuliskan memakai format sebagai berikut :
-
2. Identifikasi Barang dan Produk saat dalam proses ( in process inpection )
kop BBP IDENTIFIKASI PROSES
PEKERJAAN
NO JENIS PEKERJAAN INSPEKSI INSPEKSI PENGAWAS KET.
PELAKSANA
Keterangan :
. Pekerjaan ditolak/diterima = Warna Merah
. Pekerjaan ditunda/dihentikan = Wana Kuning
. Pekerjaan diterima = Warna Biru
3. Identifikasi barang dan produk telah selesai (In Final inspection)
kop BBP IDENTIFIKASI PROSES
PEKERJAAN
NO JENIS PEKERJAAN INSPEKSI INSPEKSI PENGAWAS KET.
PELAKSANA
Untuk identifikasi produk yang telah selesai cara penandaanya sama dengan identifikasi produk pada saat
dalam proses.
MUTU
Pemberian status untuk identifikasi produk telah selesai (in final inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana
tanpa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini, pengawas mutu hanya memverifikasi atas
inspeksi yang diberikan oleh pelaksana saja atau dengan kata lain hasil produk/yang berhubungan dengan
pekerjaan yang diinpeksi dapat diterima dan diberi status oleh pelaksana.
Pemberi status untuk identifikasi produk saat dalam proses (in process inspection) bisa dilaksanakan oleh
pelaksana tampa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini pengawas mutu hanya memverifikasi
atas inspeksi yang telah dilakukan oleh pelaksa atau dengan kata lain proses produk/pekerjaan berikutnya
yang berhubungan dengan pekerjaan yang telah diinspeksi ditrima dan diberi status oleh pelaksana.
Cara penandaanya adalah dengan cara mengisikan tanggal inspeksi dan membubuhkan paraf disampingnya
padakolom status, lalu memberi warna padakolom tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :
Dan pada kolom keterangan dituliskan kriteria inspeksi yang dilakukan (baik inspeksi yang diterima, ditunda
maupun yang ditolak)
Langkah-langkah inspeksi yang dilakukan pada matrial yang datang. Apabila material datang tidak sesuai
dengan spesifikasi/pesanan yang diminta, maka dilakukan identifikasi dengan melakukan penandaan dengan
pemasangan patok bertuliskan : TELAH DITERIMA / TIDAK BISA
Semua jenis produk saat dalam proses setelah dilakukan inspeksi diberi identifikasi dengan melakukan
penandaan sebagai berikut :
MUTU
-
Hasil produk rusak/cacat total/diluar ketentuan Warna merah
hasil produk rusak/cacat ringan/masih dalam toleransi Warna kuning
Hasil produk dapat diterima Warna biru
Pemberian status untuk identifikasi produk telah selesai (in final inspection) bisa dilaksanakan oleh pelaksana
tanpa menunggu inspeksi dari pengawas mutu. Dalam hal ini, pengawas mutu hanya memverifikasi atas
inspeksi yang diberikan oleh pelaksana saja atau dengan kata lain hasil produk/yang berhubungan dengan
pekerjaan yang diinpeksi dapat diterima dan diberi status oleh pelaksana.
Cara penandaanya adalah dengan cara mengisikan tanggal inspeksi dan membubuhkan paraf disampingnya
pada kolom status, lalu memberi warna pada kolom tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :
-
Paket :
II.9. RENCANA INSPECTION & TEST ( PENCANA INPEKSI DAN TEST )
II.9. Rencana Inspecksi terhadap Kedatangan Material ( In Coming Inspection )
NO Jenis bahan Toleransi
1 Semen PC Visual Semen type 1 -
Volumme jum.sak -
Vol(jml sak)
rusak max 5%
2 Pasir cor Visual Bukan pasir dari laut tidak ada
lokal Volume Sesuai sampel matrial
Dibandingkan dgn Volume sesuai
sampel kedatangan
3 Besi beton Visual sesuai permintaan polo/ulir Dia. 1mm
Pemeriksa ukuran Diameter sesuai ukuran pjg 50 cm
Panjang sesuai pemesanan
Sertifikat pabrik
4 Aspal Visual Sesuai permintaan/pesanan Tidak ada
Pemeriksaan ukuran Sertifikat pabrik
5 Solar Visual Sesuai permintaan/pesanan Tidak ada
Pemeriksaan Ukuran
Warna
Bau
6 Minyak tanah Visual Sesuai permintaan/pesanan Tidak ada
Pemeriksaan Ukuran
Warna
Bau
7 Paku Visual Berat Sesuai Pesanan Berat 5%
Pemeriksaan Ukuran Bersih, Tidak cacat & lurus
8 Batu Pecah Visual Bersi dari bahan organi/ uk.butiran
Dibandingkan dengan Sampah >5mm
sampel Butiran tidak berpori sesuai
sampel
9 Lapis Pondasi Visual Bersi dari bahan organi/ uk.0,5cm
Aggregat Klas Diukur sampel batu Sampah
A Butiran tidak berpori sesuai
sampel
Rencana mutu kontrak
Kemasan tdk rusak dan semen
tdk mengeras
Jumlah zak sesuai dengan
kedatangan
ukuran panjang dan lebar
Cara pemeriksaan Kriteria penerimaan
-
10 Lapis Pondasi Visual Bersi dari bahan organi/ uk.0,5cm
Aggregat Klas Diukur sampel batu Sampah
B ukuran panjang dan Butiran tidak berpori sesuai
lebar sampel
-
Referensi Frekuensi Alat yang Penanggung
digunakan jawab
PBI 1971 pasal 3.2 setiap kedatangan Logistik
PMU
Pbi 1997 pasal 3.3 Setiap kedatangan Meteran Logistik
sampel PMU
ACI 3.1.5 Setiap kedatangan jangka sorong Logistik
PBI 1997 pasal 3.7 meteran Laborat
sertifikat PMU
Sertifikat pabrik Setiap kedatangan Jembatan Logistik
Timbnagan Laborat
PMU
SPBU Setiap kedatangan Jembatan Logistik
Test Lab Timbnagan Laborat
PMU
SPBU Setiap kedatangan Jembatan Logistik
Test Lab Timbnagan Laborat
PMU
Spesifikasi Teknis Setiap kedatangan Timbangan Logistik
PU Paasal I.II.1- Laborat
Pasal I.II.3
PBI 1997 Pasal 3.4 Setiap kedatangan Meteran Pengawas
Sampel Mutu
material Logistik
janka sorong Laborat
SKSNI S-04-1989-F Setiap kedatangan Meteran Pengawas
Sampel Mutu
material Logistik
janka sorong Laborat
Rencana mutu kontrak
-
SKSNI S-04-1989-F Setiap kedatangan Meteran Pengawas
Sampel Mutu
material Logistik
janka sorong Laborat
-
II.92 Rencana Inspeksi Terhadap Pekerjaan ( In Process Inspection )
NO
1
2
3
4
-
II.92 Rencana Inspeksi Terhadap Pekerjaan ( In Process Inspection )
NO
1
2
3
4
-
II.92 Rencana Inspeksi Terhadap Pekerjaan ( In Process Inspection )
Jenis bahan Toleransi
PEKERJAAN TANAH Visual Tebal lapisan tanah / layer 10 cm terhadap
1. Timbunan biasa Diukur 30 cm elevasi
Panjang lintasan50 cm
PEKERJAAN TANAH Visual Tebal lapisan tanah / layer 10 cm terhadap
1. Timbunan Diukur 30 cm elevasi
pilihan Panjang lintasan50 cm
PEMBESIAAN Visual Beton decking pd balok 1 beton decking
1.Tul. Pokok dan Diukur bh tiap 1m' pd plat 2 bh m2 1 bh besi
pembagi Volume dan dihitung Diameter,panjang dan pot 1cm bengkokan
2. Beton decking bengkok sesuai rencana 1 panjang
3. Penyetelan sambungan mim.40 D dan sambungan
dililit bendrat 2
Posisi dan jumlah tulangan
harus sesuai rencana
BETON Visual Diameter dan jumlah besi Slump test 7-9
1.baja tulangan U32 Dimensi Diukur beton yang digunakan cm
2.Bekisting sesuai dgn rencana Dimensi 5 mm
3.Dimensi/sparing Panjang potongan & beng Penyiraman 2
4.Level kokan sesuai rencana hari
5.Keropos Sambungan mimn. 40D dan
6.Mutu beton dililit bendrat
7.Perawatan Beton Multiplek dan kayu dalam
keadaan baik,tdk bengkok
dan melengkung
Ukuran penampang beton
sesuai dgn gambar
Campuran sesuai dengan
mix design
Tidak boleh terlihat Agr.
kasar saat dibuka bekisting
Harus disiram air/curing
compound selama 14 hari
Cara pemeriksaan Kriteria penerimaan
-
Dokumen standart Frekuensi Alat yang Penanggung
acuan digunakan jawab
SNI -1991 Pada lokasi tiap Alat ukur Logistik
pelaksanaan Meteran PMU
Surveyor
SNI -1991 Pada lokasi tiap Alat ukur Logistik
pelaksanaan Meteran PMU
Surveyor
Beton decking pasal Pada lokasi tiap Alat ukur PMU
5.5(3) PBI 1997 pelaksanaan Meteran Pelaksana
Sambungan tulangan Jangka sorong
pasal 8.11,8.12 & 8.13
Slum tabel 4.4.1 pasal Tiap pengecoran Merteran Logistik
4.4 PBI 1971 P dan pembukaan Waterpas PMU
Perawatan beton pa bekistin PMU
sal 6.6 PBI 1997
-
II.9.3 Rencana inspeksi terhadap Final Pekerjaan ( In Final Inspection )
NO Jenis bahan
1 PEKERJAAN TANAH Diukur elevasi Elevasi sesuai dgn gambar Tinggi elevasi ; 5 cm
Diukur lebar rencana
Lebar sesuai dgn gambar
rencana
2 PEK. BETON Diukur panjang leb
Sesuai dgn gambar rencana
1
c
m
ar dan tinggi kuat tekan beton memenuhi
Cek kuat tekan beton sarat
3 LAPISAN PONDASI Visual Mutu bahan sesuai dgn
AGGREGAT KLAS A Diukur tebal dan spesifikasi
lebarnya Tebal = ; lebar =
4 LAPISAN PONDASI Visual Mutu bahan sesuai dgn
AGGREGAT KLAS B Diukur tebal dan spesifikasi
lebarnya Tebal = ; lebar =
5 PRIME COAT Visual Mutu bahan sesuai dgn
Diukur tebal dan spesifikasi
lebarnya Tebal = ; lebar =
6 TACK COAT Visual Mutu bahan sesuai dgn
Diukur tebal dan spesifikasi
lebarnya Tebal = ; lebar =
7 HRS-BASE Visual Mutu bahan sesuai dgn
Diukur tebal dan spesifikasi
lebarnya Tebal = ; lebar =
8 HRS-WC Visual Mutu bahan sesuai dgn
Diukur tebal dan spesifikasi
lebarnya
9 ASPAL PANAS Visual Mutu bahan sesuai dgn
Diukur tebal dan spesifikasi
lebarnya
Cara pemeriksaan Kriteria penerimaan Toleransi
-
Frekuensi Alat yang Penanggung
digunakan jawab
Tinggi elevasi ; 5 cm Pada tiap tahapan Waterpas Pelaksana
(tim.tanah biasa Meteran PMU
tim.tanah pilihan) Surveyor
1 cm Pada tiap tahapan Alat ukur Pelaksana
sesuai rencana Meteran PMU
Hammer test Surveyor
Tebal 3 cm Pada tiap tahapan Waterpas Pelaksana
Lebar 50 cm Meteran PMU
Surveyor
Tebal 3 cm Pada tiap tahapan Waterpas Pelaksana
Lebar 50 cm Meteran PMU
Surveyor
Tebal 3 cm Pada tiap tahapan Timbangan Pelaksana
Lebar 50 cm Meteran PMU
Surveyor
Tebal 3 cm Pada tiap tahapan Timbangan Pelaksana
Lebar 50 cm Meteran PMU
Surveyor
Tebal 3 cm Pada tiap tahapan Timbangan Pelaksana
Lebar 50 cm Meteran PMU
Surveyor
Tebal Pada tiap tahapan Timbangan Pelaksana
Lebar Meteran PMU
Surveyor
Tebal Pada tiap tahapan Timbangan Pelaksana
Lebar Meteran PMU
Surveyor
Toleransi
-
Jenis bahan ; Nomor ;
Kwantitas ; ; Tgl. Inspeksi ;
Pemasok ;
lokasi ;
DITERMA
DITOLAK
Petugas Inspeksi dan Tes
INSPEKSI DAN TES BAHAN / MATRIAL
KRITERIA TOLERANSI HASIL INSPEKSI
KESIMPULAN HASIL INSPEKSI
-
INSPEKSI DAN TES BAHAN / MATRIAL
-
Jenis bahan ; Nomor ;
Kwantitas ; ; Tgl. Inspeksi ;
Pemasok ; Acuan Gbr. No ;
lokasi ;
TAHAP I
DITERMA
DITOLAK
TARGET PENYELESAIAN
TAHAP II
DITERMA
DITOLAK
TARGET PENYELESAIAN
TAHAP III DITERMA
Petugas Inspeksi dan Tes
INSPEKSI DAN TES PROSES PEKERJAAN
KRITERIA PENERIMAAN TOLERANSI HASIL INSPEKSI
KESIMPULAN HASIL INSPEKSI
-
INSPEKSI DAN TES PROSES PEKERJAAN
-
Jenis bahan ; Nomor ;
Kwantitas ; ; Tgl. Inspeksi ;
Pemasok ; Acuan Gbr. No ;
lokasi ;
TAHAP I
DITERMA
DITOLAK
TARGET PENYELESAIAN
TAHAP II
DITERMA
DITOLAK
TARGET PENYELESAIAN
TAHAP III DITERMA
Petugas Inspeksi dan Tes
FINAL INSPEKSI DAN TES PEKERJAAN
KRITERIA PENERIMAAN TOLERANSI HASIL INSPEKSI
KESIMPULAN HASIL INSPEKSI
-
FINAL INSPEKSI DAN TES PEKERJAAN
-
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN CONS TRUCTION DRAWING ( SHOP DRAWAING )
General
superintenden
Site Office
Engineer
( SOE )
Surveyor Draftman
- contract drawing - Adenda ; dll
Data Hasil Pengukuran Existing (0%)
Proses Pengambaran shop drawing
Check persetujuan
Pengendalian dan distribusi
Arsip
-
ProjectQuantity Pengawas Konsultan
Check terhadap kondisi
lapangan
Check persetujuan
Check persetujuan
Arsip
Arsip
Arsip
Arsip
-
Pembuatan shop drawing
juga memperhatikan
spesifikasi cara
pengukuran pembayaran
dan bersifat memperjelas
dari gambar kontrak.
Keterangan
-
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN VOLUME PEKERJAAN
General
superintenden Engineer
( SOE )
Site Office Surveyor Draftman Quantity
- contract drawing - Adenda ; dll
Data Hasil Pengukuran Existing (0%)
Proses perhitungan volume pekerjaan
Check persetujua
n
Pengadaan dan distrbusi
Arsip Distribusi
Shop drawing
Penyusunan calculationbook Volume Pekerjaan
-
Referensi :
- Spesifikasi teknis kontrak
Project KeteranganQuantity Pengawas Konsultan
Proses perhitungan volume pekerjaan
Check persetujua
n
Check persetujua
n
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Penyusunan calculation Volume Pekerjaan
-
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN PROGREES MINGGUAN
General
superintenden Engineer
( SOE )
Site Office Surveyor Draftman Quantity
Distribusi
Proses pengukuran joint
inspecktion
Prosespengukuran joint
inspecktion
Data ukur Opname / joint inpection ( Ditanda tangani
kontrktor, konsultan & direksi )
Data ukur Opname / joint inpection ( Ditanda tangani
kontrktor, konsultan & direksi )
Proses calkulation Book, Penyusunan Laporan Progres
Fisik
Check &
Persetujuan
Check &
Persetujuan
Penggandaan & Distribusi
-
Referensi :
- Spesifikasi teknis kontrak
Project KeteranganQuantity Pengawas Konsultan
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
HASIL PEKERJAAN FISIK DI LAPANGAN
Proses pengukuran joint
inspecktion
Proses pengukuran joint
inspecktion
Proses pengukuran joint
inspecktion
Data ukur Opname / joint inpection ( Ditanda tangani
kontrktor, konsultan & direksi )
Proses calkulation Book, Penyusunan Laporan Progres
Fisik
Check &
Persetujuan
Check &
Persetujuan
Penggandaan & Distribusi
-
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN MONTHLYCERTIFICATE & BACK UP DATA
General
superintenden Engineer
( SOE )
Site Office Surveyor QUANTITY Quantity
Distribusi
Penyusunan Back up Data Quality untuk monthly certifikate
Check &
Persetujuan
Check &
Persetujuan
Penggandaan & Distribusi
CALKULATION BOOK LAP. pROGRES fOTO DAN dOKUMENTASI
Data Test ( Quality Report )
Surat Jalan, Tiket Bahan/Matrial
Penyusunan Back up Data Quality dan Pendukung lainya
Penyusunan Calculation Book
Monthly Certificate
-
Referensi :
- Spesifikasi teknis kontrak
Project KeteranganQuantity Pengawas Konsultan
Distribusi
Distribusi
Check &
Persetujuan
Check &
Persetujuan
Penggandaan & Distribusi
Surat Jalan, Tiket Bahan/Matrial
Distribusi
-
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN PEMBUATAN TAGIHAN TERMIJN / MONTHLY CERTIFICATE ( MC )
General
superintendenDIREKTUR UTAMA
ADM & FINANCIAL
ADM & FINANCIAL
Site Office QUANTITY
Engineer
( SOE )
Chek & tanda
Tangan
bERKAS tAGIHAN /MONTHLY
CERTIFIKATE(mc)
Proses penyiapan kelengkapan administrasi
Chek & tanda
Tangan
Pengandaan ; Distribusi,
Pengajuan
Arsip (copy)
Arsip (copy)
-
FLOW CHAT PROSES PEMBUATAN PEMBUATAN TAGIHAN TERMIJN / MONTHLY CERTIFICATE ( MC )
ACOUNTING & CASHIER KA.SATKERNAS/
PIMBAKLAK
ADM & FINANCIAL
ADM & FINANCIAL
Project
BENDAHARA
Konsultan
Distribusi
Proses Pembukuan
Proses penyiapan kelengkapan administrasi
Distribusi
Chek & tanda
Tangan
Menyiapkan SPMU dan Data
lainya
Chek & tanda
Tangan
Pengandaan ; Distribusi, dan
Pengajuan
Distribusi
Arsip (copy)
-
Kelengkapan Administrasi
2. Berita Acara Pembayaran
3. Faktur Pajak & SPP
4. Kwitansi
5. Monthly Certificate
6. B.A Pemeriksaan Pekerjaan
1. Pelaksana SP2D
2. Draft SP2D (no,tgl,Sp2d)
3. Bank tunggal KPPN
4. Bank penyalur
1. Surat permohonan
Pembayaran
Setelah pengajuan masuk
diloket Masuk KPPN,maka
monitor posisi Tagihan(SP2D)
KPPN ; BANK
Keterangan
Pengajuan Berkas Tagihan
Termijn/MC
Arsip (asli)
-
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
INFORMASI PENGADAAN
1. Satuan kerja NVT ;
2. Paket Pekerjaan ;
3. Panjang Penanganan Paket ;
4. Panjang Efektif ;
Cross Section ;
5. Panjang Fungsional ;
6. Jangka waktu Pelaksanaan ;
7. Lokasi pekerjaan ;
8. Ruas ;
9. Propinsi ;
10. Sumber Dana ;
11. Tahun Anggaran ;
-
II. LINGKUP PEKERJAAN
A. Pekerjaan Persiapan meliputi
1. Pengukuran dan Pematokan ( stake out )
2. Dokumentasi Proyek 0 %
3. Pembuatan papan nama proyek
4. Pembuatan shop Drawing dll.
B. Pelaksanaan Pekerjaan Utama antara lain meliputi :
1. 4.2(2) Lapisan Pondasi Aggregat Klas B
2. 6.1(2) Lapis perekat
3. 6.3(3) Lataston Lapis Aus ( HRS WC )
4. 6.3(4) Lataston ( HRS BASE )
5. 6.3(4a) Lataston Lapis Pondasi ( HRS BASE ) Levelling
6. 7.1(8) Beton K 125 - K 250
7. 8.1(5) Campuran Aspalt Panas Untuk Pekerjaan Minor
8. 10.1(2) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan
III. MANAJEMEN PROYEK
1. Struktur Organisasi
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh bagian logistik dan peralatan.
Pada pelaksaan Pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga - tenaga yang berkompeten dari PT> Budi Bakti
Prima yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek - proyek sejenis, untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
Pelaksanaanproyek dilapangan dikelola oleh suatu tim manajemenyang dipimpin Generl Superintendent yang
dalam pelaksanaanya sehari hari dibantu tenaga ahli antara lain Quality Engineer, Quantity Engineer, Site
Manager dan beberapa tenaga staf serta tenaga pelaksana lapangan yang mempunyai kompetensi dibidangnya
masing - masing.
General superintendent memimpin seluruh kegiatan diproyek, baik dibidang adminitrasi kontrak, teknik,
keuangan, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Untuk masalah teknik / enginering dan Quality control, General superintendent dibantu oleh quality
engineer dan Quantity engineer beserta stafnya.
Urusan keuangan, Administrasi umum, dan personalia, dibantu oleh bagian Personalia dan keuangan
beserta stafnya.
-
2. Sub Kontraktor
IV. METODE PENCAPAIAN SASARAN PROYEK
V. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas ;
>. General Superintendent sebagai kepala proyek
>. Quality engineer, Quantity engineer dan site manager serta staf inti proyek.
>. Pekerja ( mandor,tukang, kenek, Operator )
Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub kontraktor yang akan ditentukan
kemudian, Umumnya item pekerjaan minor.
Agar sistem manajemen dapat berjalan dengan baik,P.T BUDI BAKTI PRIMA telah mengeluarkan kebijakan mutu
untuk memberikan jaminan mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem manajemen tersebut diatas dalam
pelaksanaanya ditunjang sarana sarana lain, berupa perangkat lunak ( softwer ) sebagai sarana pengendali, dan
perangkat keras ( hard wer ) sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
>. Tenaga operasional lapangan, meliputi : Pelaksana Lapangan ( supervisor ), Surveyor, Mekanik,
Operator dan Supir ( Driver )
Personil yang akan ditugaskan sebagai opersional inti dalam organisasi proyek, dipilih yang telah berpengalaman
dalam proyek sejenis. Sementara tenaga kerja yang terampil akan dipilih dan didatangkan dari daerah setempat
atau dari luar daerah.
-
Metode Pengendalian Proyek
Metode pengendaliaan di proyek dapat dijelaskan pada skema dibawah ini :
PERUSAHAAN
Rencana mutu terdiri dari : >. Manual/prosedur >. Standart peraturan
>. Metode konstruksi >. Adminitrasi Keppres, Keppem,
>. Instruksi kerja >. Prosedur Perda DLL.
>. Jadwal waktu >. Organisasi
pelaksanaan >. Personal
>. Keuangan
INPUT
>. Bahan
>. Alat Produk akhir BMW
>. Tenaga kerja biaya, mutu,waktu
INSPEKTION & TEST
KRITERIA SERAH TERIMA
>. Gambar
>. Spesifikasi
>. Back Up Data
Pemilihan Alat
Pengadaan Bahan
Pengamanan ( Security )
SUPERVISI
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan
kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
PROYEK EKSTERNAL
SUPERVISI
PROCES
CONSTRUKTION OUTPUT
Diusahakan pemilihan peralatan secara tepat, baik dari segi jenis, Jumlah maupun kapasitasnya, disesuaikan
dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran
pelaksanaan pekerjaan, yaknni tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu.
Pendatangan bahan bahan dikendalikan oleh bagian logistik dengan mengikuti pada jadwal kebutuhan material
dan spesifikasi teknik.
PELAPORAN + MONITORING
-
>. Pengamanan terhadap proyek pada umumnya.
>. Pengamanan terhadap bahan bahan dan peralatan untuk mencegah dari pencurian.
Program K3
Untuk tugas tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut :
V. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN
Untuk mengatur kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan akan dilaksanakan :
Rapat Koordinasi
Program dan Scheduling
Dalam proses penyelesaian secara menyeluruh, keterbatasan areal yang ada dapat saling mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan masing masing pekerja, misal perbaikan lantai jembatan beton dan kelancaran lalulintas
disekitarnya.
Disamping itu keterlibatan beberapa sub kontraktor, para mandor, sampai dengan tenaga harian lepas, juga turut
meramaikan areal kerja.
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan tepadu, untuk menhindari terjadinya
hambatan pada pelaksanaan salah satu jenis pekerjaan yang akan mempenggaruhi pekerjaan lainya.
Rapat Koordinasi lengkap diadakan seminggu sekali yang dihadiri oleh para personil inti terkait,
pelaksana lapangan, para sub kontraktor, sampai dengan para mandor, yang berfungsi membahas dan
mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan, yang menyangkut evaluasi realisasi terhadap
rencana, program pelaksanaan pekerjaan yang akan datang, dan hambatan yang dihadapi selama
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Jadwal pelaksanaan yanga akan dijabarkan secara lebih mendetail secara bulanan ataupun mingguan,
yang realisasinya dilapangan akan di monitor secara cermat untuk mengantisipasi keterlambatan yang
mungkin timbul. Pengontrolan secara menyeluruh dituangkan dalam master schedule / bar chart yang
dijadikan acuan kontrak.
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan dibentuk unit K3 yang
membuat program seperti tersebut diatas dan melakukan pengawasan. Untuk mengantisipasi kemungkinan yang
tidak diinginkan, maka unit K3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit terdekat maupun
instansi instansi lain yang terkait.
Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran diproyek, dengan menyediakan tabung pemadam
kebakaran dan melatih pemakaianya.
Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman,
sepatu, sarung tangan dan sebagainya.
-
VI. PROGRAM JAMINAN MUTU / QUALITY ASSURANCE
Material yang akan digunakan, dengan cara pengetesan sesuai syarat.
Kualifikasi tenaga kerja yang akan di gunakan
Prosedur inspeksi dan test sebagai persaratan mutu.
VII. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. MOBILISASI DAN PEKERJAAN PERSIAPAN
peralatan berat yang akan dimobilisasi sesuai yang telah ditentukan dalam daftar mobilisaasi.
A.1. PERSIAPAN PEKERJAAN
1 Pengukuran dan Pematokan ( stake out )
Meskipun untuk hal hasl tersebut diatas sudah ada personil yang bertanggung jawab secara langsung, namun
tetap ada petugas khusus quality control yang mengkoordinasi proses Quality control sesuai standart sistem
Manajemen Mutu ISO 9001-2000 yang prosedurnya telah diberlakukan untuk diimplementasikan diseluruh
proyek yang dilaksanakan oleh PT. Budi Bakti Prima . Dengan manajemen mutu, team proyek akan melaksanakan
semua kegiata sitematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk
menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek dilakukan secara terkendali dan konsisten untuk mencapai semua
rencana sasaran dan persyaratan mutu yang diminta pada spesifikasi pekerjaan.
Untuk tercapainya hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang diisaratkan, perlu disusun
program pengendalian mutu ( quality control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain melakukan
pengontrol terhada :
Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standart instruksi kerja untuk mencapai maksimal sesuai syarat.
Pengendalian mutu akan dapt dijalankan dengan baik karena adanyasasaran mutu yang jelas, sumberdaya
manusia yang profesional dengan tanggung jawab yang jelas, Organisasi proyek yang handal, sisten dan prosedur
mutu yang baku, penerapan manajemen mutu secara konsisten.
Langkah pertam dalam pelaksanaan adalah mobilisasi peralatan berat, personil, Penyiapan fisilitas kontraktor,
fasilitas direksi, dan fasilitas laboratorium dilapangan serta komunikasi elektronik.
Untuk base camp/kontor lapangan dll, ditempatkan pada daerah strategis yaitu daerah yang ada aliran airnya
cukup lancar dan mudah dijangkau untuk memperlancar suplai logistik dan bahan bakar, serta dapat melakukan
monitoring pelaksanaan pekerjaan dengan leluasa.
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, bersama direksi tentukan titik BM. Denagan patok BM tersebut yang
mempunyai koordinat X,Y dan elevasiatau ketinggian , ini menjadi referensi atau acuan pekerjaan selanjutnya.
Dengan bantuan Theodolit, Waterpass, Meteran dan Patok dipasang stake out atau pematokan semua titik titik
pada gambar rencana atau peta lapangan kemudian dibuatkan gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan
direksi.
-
Gambar orang ngintip
2 Dokumentasi Foto Visual
B KEGIATAN UMUM
VIII. METODE KONSTRUKSI
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan tersebut antalain sebagai berikut :
PEKERJAAN DRAINASE
1.1 Galian tanah untuk saluran drainase dan saluran air
Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai dengan gambar kerja
dengan elevasi sesuai dengan design, atas persetujuan direksi, pekerjaan galian ini dapat
memanfaatkan bantuan alat berat berupa exavator.
Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik
sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual dengan
mengunakan cangkul.
Selain kegiatan mobilisasi peralatan, personil dan penyiapan fasilitas fasilitas, pada tahapan awal juga dilakukan
kegiatan survey lapangan ( Rekayasa Lapangan ). Yang disurvey melipiti kondisi Drainase, Daerah yang akan
dilebarkan, bahu jalan, badan jalan, perkerasan, stuktu dan hal hal yang terkait dengan ruas jalan yang akan
ditangani.
Kemudian pihak direksi melakukan peninjauan kembali rancangan berdasarkan data rekayasa lapangan untuk
kemudian diterbitkan detail pelaksanaan dan perkiraan kuantitas untuk pelaksanaan.
Dalam melaksanakan konstruksi untuk paket tersebut diatas disusun metode konstruksi untuk melaksanakan
pekerjaan yang secara garis besar akan menguraikan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan,
sebagaimana lingkup pekerjaan yang harus ditangani.
Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan patok papan nama, maka dilaksanakan foto visual 0%
pertama dengan kamera ataupun handy camp. Pengambilan foto diharuskan pada titik yang ditentukan oleh
direksi, minimal dari satu tititk pengambilan dan tidak berubah ubah. dan untuk selanjutnya pada pengambilan
foto 50 % dan 100 % pun dilakukan pada titik yang sama.
-
Gambar pekerjaan saluran
1.2 Pasangan Batu dengan Mortar ( jika ada )
PEKERJAAN TANAH
2.1 Galian tanah biasa dan Galilian struktur
gamb. Louding tanah
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi
pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Setelah itu dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan
dengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien, Perlu diperhatikan dimensi batu yang
digunakan jangan terlalu kecil dan jangan terlalu besar agar dapat mempermudah dalam pelaksanaan.
Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Pekerjaan galian dilakukan sesuai dengan gambar, Pengalian dapat dilaksanakan setelah bouplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudian dilakukan
pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang akan menggangu, pekerjaan galian tanah. Cara
pengalian dengan mengunakan exavator atau mengunakan tenega manusia dengan linggis dan
blencong untuk daerah daerah yang tidak dapat dijangkau atau digali exavator. Tanah hasil galian
dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan .
-
2.2 Timbunan Biasa / Pilihan
2.2.1 Persiapan
2.2.2 Pengangkutan
2.2.3 Penghamparan
2.2.4 Pemadatan
2.2.5. Pengendalian Mutu
Pada daerah daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, dapat dipadatkan dengan alat
pemadat tanggan ( Stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan lapisan
maksimum 8 - 10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tidak bergerak
lagi.
Pengendalian mutu terhadap bahan material harus diperiksa dan memenuhi persaratan yang
ditentukan ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis test
untuk mengetahui CBR yang dicapai.
Bahan timbunan yang akan digunakanharus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan. Pekerjaan
ini meliputi penhamparan dan pemadatan sedangkan peralatan yang diperlukan antara lain dump
truk, motor grader dan vibro roller.
segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai vibrator
roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan, pekerjaan pemadatan dimulai dari
sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan
diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian
bagian yang diberi super elevasi, Pengilasan dimulai pada bagian yang paling renda dan dilanjutkan
kearah bagian sisi yang tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu yang belum rata maka segerah
ditambah material dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai dengan
rencana.
Material timbunan pilihan yang telah disetujui direksi ( sesuai hasil pengetesan laboratorium yang
ditunjuk ) dibawah kelapangan mengunakan dump truk dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak
tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan. Penumpukan material diatur sedemikian rupa,
tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit dan dilaksanakan secara merata sehingga
mempermudah dalam penghamparan nanti.
Material timbunan pilihan dihampar mengunakan motor grader atau menggunakan tenaga manusia
dengan pengki dan cangkul sesuai ketebalan yang diisyaratkan dalam spesifikasi sambil di jaga agar
tidak terjadi pemisahan antara partikel partikel aggregat halus dan kasar.
Sebelum dimulai pekerjaan timbunan pilihan, permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari
kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi.
-
2.2.6. Flow Chart - Proses pekerjaan Timbunan Biasa / Pilihan :
Tidak
Ya
Tidak
Ya
MULAI
survey Lokasi dan Pengambilan sampel material
Menguji Sifat Material
PI,OMC,CBR lab, dsb.
Percobaan Penghamparan
Penghamparan
Pemadatan
Test send cone di site & Pengukuran
Selesai
-
Pada pelaksaan Pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga - tenaga yang berkompeten dari PT> Budi Bakti
Prima yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek - proyek sejenis, untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
Pelaksanaanproyek dilapangan dikelola oleh suatu tim manajemenyang dipimpin Generl Superintendent yang
dalam pelaksanaanya sehari hari dibantu tenaga ahli antara lain Quality Engineer, Quantity Engineer, Site
Manager dan beberapa tenaga staf serta tenaga pelaksana lapangan yang mempunyai kompetensi dibidangnya
masing - masing.
General superintendent memimpin seluruh kegiatan diproyek, baik dibidang adminitrasi kontrak, teknik,
keuangan, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Untuk masalah teknik / enginering dan Quality control, General superintendent dibantu oleh quality
engineer dan Quantity engineer beserta stafnya.
Urusan keuangan, Administrasi umum, dan personalia, dibantu oleh bagian Personalia dan keuangan
beserta stafnya.
-
Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub kontraktor yang akan ditentukan
kemudian, Umumnya item pekerjaan minor.
Agar sistem manajemen dapat berjalan dengan baik,P.T BUDI BAKTI PRIMA telah mengeluarkan kebijakan mutu
untuk memberikan jaminan mutu terhadap proses yang dihasilkan. Sistem manajemen tersebut diatas dalam
pelaksanaanya ditunjang sarana sarana lain, berupa perangkat lunak ( softwer ) sebagai sarana pengendali, dan
perangkat keras ( hard wer ) sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
>. Tenaga operasional lapangan, meliputi : Pelaksana Lapangan ( supervisor ), Surveyor, Mekanik,
Operator dan Supir ( Driver )
Personil yang akan ditugaskan sebagai opersional inti dalam organisasi proyek, dipilih yang telah berpengalaman
dalam proyek sejenis. Sementara tenaga kerja yang terampil akan dipilih dan didatangkan dari daerah setempat
atau dari luar daerah.
-
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan
kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
Diusahakan pemilihan peralatan secara tepat, baik dari segi jenis, Jumlah maupun kapasitasnya, disesuaikan
dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran
pelaksanaan pekerjaan, yaknni tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu.
Pendatangan bahan bahan dikendalikan oleh bagian logistik dengan mengikuti pada jadwal kebutuhan material
dan spesifikasi teknik.
-
Dalam proses penyelesaian secara menyeluruh, keterbatasan areal yang ada dapat saling mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan masing masing pekerja, misal perbaikan lantai jembatan beton dan kelancaran lalulintas
disekitarnya.
Disamping itu keterlibatan beberapa sub kontraktor, para mandor, sampai dengan tenaga harian lepas, juga turut
meramaikan areal kerja.
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan tepadu, untuk menhindari terjadinya
hambatan pada pelaksanaan salah satu jenis pekerjaan yang akan mempenggaruhi pekerjaan lainya.
Rapat Koordinasi lengkap diadakan seminggu sekali yang dihadiri oleh para personil inti terkait,
pelaksana lapangan, para sub kontraktor, sampai dengan para mandor, yang berfungsi membahas dan
mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan, yang menyangkut evaluasi realisasi terhadap
rencana, program pelaksanaan pekerjaan yang akan datang, dan hambatan yang dihadapi selama
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Jadwal pelaksanaan yanga akan dijabarkan secara lebih mendetail secara bulanan ataupun mingguan,
yang realisasinya dilapangan akan di monitor secara cermat untuk mengantisipasi keterlambatan yang
mungkin timbul. Pengontrolan secara menyeluruh dituangkan dalam master schedule / bar chart yang
dijadikan acuan kontrak.
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan dibentuk unit K3 yang
membuat program seperti tersebut diatas dan melakukan pengawasan. Untuk mengantisipasi kemungkinan yang
tidak diinginkan, maka unit K3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit terdekat maupun
instansi instansi lain yang terkait.
Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran diproyek, dengan menyediakan tabung pemadam
kebakaran dan melatih pemakaianya.
Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman,
sepatu, sarung tangan dan sebagainya.
-
Meskipun untuk hal hasl tersebut diatas sudah ada personil yang bertanggung jawab secara langsung, namun
tetap ada petugas khusus quality control yang mengkoordinasi proses Quality control sesuai standart sistem
Manajemen Mutu ISO 9001-2000 yang prosedurnya telah diberlakukan untuk diimplementasikan diseluruh
proyek yang dilaksanakan oleh PT. Budi Bakti Prima . Dengan manajemen mutu, team proyek akan melaksanakan
semua kegiata sitematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk
menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek dilakukan secara terkendali dan konsisten untuk mencapai semua
rencana sasaran dan persyaratan mutu yang diminta pada spesifikasi pekerjaan.
Untuk tercapainya hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang diisaratkan, perlu disusun
program pengendalian mutu ( quality control ) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain melakukan
pengontrol terhada :
Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standart instruksi kerja untuk mencapai maksimal sesuai syarat.
Pengendalian mutu akan dapt dijalankan dengan baik karena adanyasasaran mutu yang jelas, sumberdaya
manusia yang profesional dengan tanggung jawab yang jelas, Organisasi proyek yang handal, sisten dan prosedur
mutu yang baku, penerapan manajemen mutu secara konsisten.
Langkah pertam dalam pelaksanaan adalah mobilisasi peralatan berat, personil, Penyiapan fisilitas kontraktor,
fasilitas direksi, dan fasilitas laboratorium dilapangan serta komunikasi elektronik.
Untuk base camp/kontor lapangan dll, ditempatkan pada daerah strategis yaitu daerah yang ada aliran airnya
cukup lancar dan mudah dijangkau untuk memperlancar suplai logistik dan bahan bakar, serta dapat melakukan
monitoring pelaksanaan pekerjaan dengan leluasa.
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, bersama direksi tentukan titik BM. Denagan patok BM tersebut yang
mempunyai koordinat X,Y dan elevasiatau ketinggian , ini menjadi referensi atau acuan pekerjaan selanjutnya.
Dengan bantuan Theodolit, Waterpass, Meteran dan Patok dipasang stake out atau pematokan semua titik titik
pada gambar rencana atau peta lapangan kemudian dibuatkan gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan
direksi.
-
Pekerjaan galian untuk drainase dilaksanakan pada lokasi dan dimensi sesuai dengan gambar kerja
dengan elevasi sesuai dengan design, atas persetujuan direksi, pekerjaan galian ini dapat
memanfaatkan bantuan alat berat berupa exavator.
Pengalian tanah untuk saluran drainase ini harus memperhatikan kemiringan dasarnya dengan baik
sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Perbaikan dan perapian dilakukan secara manual dengan
mengunakan cangkul.
Selain kegiatan mobilisasi peralatan, personil dan penyiapan fasilitas fasilitas, pada tahapan awal juga dilakukan
kegiatan survey lapangan ( Rekayasa Lapangan ). Yang disurvey melipiti kondisi Drainase, Daerah yang akan
dilebarkan, bahu jalan, badan jalan, perkerasan, stuktu dan hal hal yang terkait dengan ruas jalan yang akan
ditangani.
Kemudian pihak direksi melakukan peninjauan kembali rancangan berdasarkan data rekayasa lapangan untuk
kemudian diterbitkan detail pelaksanaan dan perkiraan kuantitas untuk pelaksanaan.
Dalam melaksanakan konstruksi untuk paket tersebut diatas disusun metode konstruksi untuk melaksanakan
pekerjaan yang secara garis besar akan menguraikan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan,
sebagaimana lingkup pekerjaan yang harus ditangani.
Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan patok papan nama, maka dilaksanakan foto visual 0%
pertama dengan kamera ataupun handy camp. Pengambilan foto diharuskan pada titik yang ditentukan oleh
direksi, minimal dari satu tititk pengambilan dan tidak berubah ubah. dan untuk selanjutnya pada pengambilan
foto 50 % dan 100 % pun dilakukan pada titik yang sama.
-
Pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah pada lokasi
pasangan batu itu sudah selesai. Melakukan stake out dari dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Setelah itu dipersiapkan material yang dibutuhkan. Kebutuhan tenaga kerja harus diperhitungkan
dengan baik agar dapat bekerja dengan efekti dan efisien, Perlu diperhatikan dimensi batu yang
digunakan jangan terlalu kecil dan jangan terlalu besar agar dapat mempermudah dalam pelaksanaan.
Campuran adukan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Pekerjaan galian dilakukan sesuai dengan gambar, Pengalian dapat dilaksanakan setelah bouplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi kemudian dilakukan
pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang akan menggangu, pekerjaan galian tanah. Cara
pengalian dengan mengunakan exavator atau mengunakan tenega manusia dengan linggis dan
blencong untuk daerah daerah yang tidak dapat dijangkau atau digali exavator. Tanah hasil galian
dibuang mengunakan dump truk kelokasi yang telah ditentukan .
-
Pada daerah daerah yang tidak bisa dipadatkan dengan vibrator roller, dapat dipadatkan dengan alat
pemadat tanggan ( Stamper ) / Baby vibrating roller secara bertahap dengan ketebalan lapisan
maksimum 8 - 10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup apabila lapisan sudah tidak bergerak
lagi.
Pengendalian mutu terhadap bahan material harus diperiksa dan memenuhi persaratan yang
ditentukan ( spesifikasi ) dan setiap volume tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis test
untuk mengetahui CBR yang dicapai.
Bahan timbunan yang akan digunakanharus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan. Pekerjaan
ini meliputi penhamparan dan pemadatan sedangkan peralatan yang diperlukan antara lain dump
truk, motor grader dan vibro roller.
segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka setiap lapisan harus dipadatkan memakai vibrator
roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan perkerasan, pekerjaan pemadatan dimulai dari
sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan
diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagian
bagian yang diberi super elevasi, Pengilasan dimulai pada bagian yang paling renda dan dilanjutkan
kearah bagian sisi yang tinggi. Bila suatu tempat, karena sesuatu yang belum rata maka segerah
ditambah material dengan cara ditebar saja dengan pengki sampai permukaan rata sesuai