Transcript
Page 1: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ramalan pertama Sri Aji Joyoboyo

"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong"

Sri Aji Joyoboyo yang hidup pada abad keduabelas

masehi (1100-an) memprediksi agama Hindu-Buddha

berkembang 1000 tahun di Nusantara beserta kejayaan

bagi kerajaan yang memeluk agama tersebut. Seiring

dengan perkembangan Hindu-Buddha di Tanah Jawa

dan Nusantara juga lahir pula seorang utusan-Nya

pembawa Islam pada 571 Masehi di Mecca yakni

Rasulullah Muhammad s.a.w. sang penerima firman

Allah s.w.t. tersusun dalam Al-Qur'an yang mahasuci

didampingi Hadist Nabi yang dimuliakan.

Usai 1000 tahun berkembang Hindu-Buddha maka

sudah pada tempatnya giliran bagi yang lain, yakni akan

digantikan oleh Islam sebagai agama negara bagi

kerajaan di Jawa dan Nusantara. Sri Aji Joyoboyo juga

menyatakan Dang Hyang Tanah Jawi Sabdo Palon dan

pendahulunya Noyo Genggong akan murca dari

marcapada selama perkembangan agama Islam pada

abad kelimabelas masehi (1400-an) yang ditandai

dengan bangkitnya kerajaan Islam di Jawa. Sabdo Palon

Page 2: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

tidak akan mencampuri Islam dan perkembangannya di

Jawa dan Nusantara demi membikin manusianya jadi

manusia seutuhnya, komplit, dan sempurna.

Maka terimalah, sudah menjadi takdir kerajaan

Hindu-Buddha yang gemilang Majapahit berganti

kerajaan Islam pertama di Nusantara Demak. Dan

sayang sekali karena baru berdiri kerajaan Demak yang

tidak memiliki angkatan laut sekuat Majapahit harus

berhadapan dengan kekuatan unggul dari Eropa

sehingga hanya dapat sedikit menahan masuknya pelaut

bersenjata Portugis, bahkan Portugis berhasil memasuki

Nusantara tanpa menemui lawan tangguh di medan

laut. Dan berturut-turut bangsa Barat berikutnya

Belanda bahkan sangat cerdik untuk mengadu domba

kerajaan-kerajaan sisa Majapahit sehingga saling

bertempur satu sama lain. Selanjutnya Belanda tinggal

memetik hasilnya yakni menguasai kedua belah pihak

dalam segala hal, terutama mengandalkan keunggulan

kekuatan laut dan persenjataan maju yang berhasil

dikembangkan Eropa, mesiu atau senjata api mulai

ukuran senapan hingga meriam.

Dengan demikian kekalahan kerajaan Islam terhadap

gempuran bangsa Eropa bukanlah menjadi tanggung

Page 3: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

jawab danghyang tanah Jawi Sabdo Palon Noyo

Genggong. Dan andai kata kerajaan Islam atau negara

yang menjunjung Islam memperoleh kejayaan maka itu

pun bukan melalui campurtangan sang pepunden

Nusantara.

Tiap-tiap masa sebuah kerajaan bangkit dan hancur

mengalami hal yang sama dengan siklus bintang. Dan

semua kerajaan di Jawa mengakui Semar sebagai

penguasa gaib dari dunia gaib dengan kemampuan

khususnya mengejawantah sebagai manusia biasa.

Semar bisa berperan sebagai abdi, punakawan, dan

bahkan penasihat utama negara. Tokoh ini selalu turut

hadir bersama jatuh-bangunnya kehidupan sederhana

maupun sebuah pemerintahan rumit dalam kerajaan.

Dan Semar yang terakhir dalam siklus perkembangan

1000 tahun Hindu-Buddha ialah Sabdo Palon Noyo

Genggong.

Majapahit yang jaya di laut dan di bumi Selatan,

sementara Tiongkok yang berada di bumi Utara adalah

pengimbang tatanan politik dunia pada masa itu. Bumi

Selatan ada dalam genggaman Majapahit dan dengan

keruntuhan Majapahit maka tatanan politik dunia

menjadi jomplang dan dengan mudah pula bangsa Barat

Page 4: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

berkulit putih mengkolonisasi bumi selatan mulai

dengan Afrika, Amerika Latin, dan Asia Selatan menjadi

jalur tanpa ada penjagaan laut yang kuat.

Kehancuran Majapahit oleh berkembangnya Islam

yang masuk ke Jawa adalah sebuah siklus sejarah

perkembangan kelas, dan perjuangan kelas. Sabdo Palon

Noyo Genggong tahu bahwa Islam harus berkembang di

Jawa dan Nusantara maka dari itu ia bersiap-siap untuk

murca dari peranannya mengawal takhta dalam kurun

1000 tahun terakhir. Dalam sumpahnya, ia akan hadir

kembali dalam jangka 500 tahun, adakah itu

mengisyaratkan Islam akan menemui persoalan rumit

setelah berkembang 500 tahun di Nusantara?

"Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong" ramalan

Prabu Joyoboyo yang pertama memang menjadi

kenyataan tatkala Raja Majapahit yang terakhir

Brawijaya memilih meninggalkan agama negara sendiri

dan memeluk Islam. Dengan sendirinya Sabdo Palon

memutuskan untuk menghilang atau murca dengan cara

baik-baik dari hadapan Sri Brawijaya, "Yang Mulia,

kami tidak akan melawan perkembangan sejarah,

sejarah yang terus berkembang maju tak pernah

mundur seinci pun itu, dan di hadapan Yang Mulia

Page 5: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

maka Kami berjanji akan kembali kelak di mana bumi

manusia mengalami gonjang-ganjing dan segalanya

harus dimulai dari awal lagi. Demi melindungi Tanah

Jawa dan Nusantara serta bumi selatan. Howght!"

demikianlah ucapan terakhir sebagai kata pamit Sabdo

Palon. Majapahit tak pelak lagi meluncur menemui

kehancurannya, atas kehendak takdir sejarah.

Page 6: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ramalan Kedua

"Semut ireng anak-anak sapi"

Marcopolo penjelajah Italia pada 1292 meninggalkan

daratan Tiongkok setelah bermukim sekian

tahun membawa berita dunia menakjubkan bagi benua

Eropa. Duaratus tahun kemudian 1492 Christophorus

Columbus juga orang Italia mendarat di benua milik

bangsa Indian Amerika Utara dan mengabarkan bahwa

dunia berbentuk bulat, bundar bola.

Bangsa Eropa berkulit putih terkenal sangat rajin dan

ulet bekerja bagai semut hitam, dan selalu meminum

susu sapi sejak bayi. Mereka mulai gelisah dan

menyiapkan diri dengan kapal-kapal layar kecil gesit

dan cepat begitu mengetahui kabar ada dunia besar lain

penuh tantangan petualangan. Bertahun-tahun mereka

perlukan mendesign kapal yang dipersenjatai untuk

mengarungi samudera menemukan dunia baru dalam

rangka mencari bahan mentah baru, dan rempah-

rempah dari sumbernya langsung di dunia Timur atau

Page 7: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

di belahan dunia lain.

Ramalan Sri Aji Joyoboyo kedua, "semut ireng anak-

anak sapi" telah terbukti kebenarannya sejak pertama

kali dikumandangkan duaratus tahun yang

silam dihitung sejak Marco Polo tiba di Tiongkok

bersamaan waktunya dengan berdirinya Majapahit.

Majapahit berdiri 1293 bersamaan waktunya bangsa

Eropa mulai memodernisasi kapal-kapal laut mereka

dengan bantuan orang semacam Marcopolo yang

kembali dari negeri Timur terutama Tiongkok dengan

membawa cerita hebat kemajuan teknologi baru dan

menerapkannya di Eropa.

Majapahit dan benua Eropa berlomba membangun

kebesaran masing-masing dengan kapal-kapal laut yang

siap bertempur di tengah samudera, Majapahit berada

di balik bumi daripada benua Eropa maupun Amerika.

Kelak bangsa Eropa berhasil memasuki wilayah

Majapahit Nusantara tak perlu berperang menghadapi

kekuatan hebat Majapahit karena sedang mengalami

konflik intern yang menghancurkan diri-sendiri dalam

perang paregreg. Kekuatan adidaya di bumi belahan

Selatan itu hancur sama sekali sehingga tidak pernah

Page 8: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

berkesempatan menghadapi bangsa kulit putih yang

datang untuk menginvasi dunia.

Hindu-Buddha Majapahit tergusur oleh kerajaan

Islam yang tidak memiliki angkatan laut yang sekuat

Majapahit, akan tetapi memiliki angkatan darat yang tak

kalah hebat dengan milik Majapahit. Mereka berhimpun

dengan kekuatan Islam di mana-mana yang siap siaga

menghadapi bangsa Eropa Nasrani dengan kapal perang

bersenjata yang sulit ditaklukkan di mana-mana. Siapa

yang lebih unggul dalam pertarungan itu? Konflik

perang salib di Eropa dan perbatasan dengan Asia

berpindah ke dunia baru, Asia Selatan, Afrika, Amerika

Latin, dan Asia Tenggara serta Asia Timur. Pasukan

Tiongkok yang dikirimkan ke perairan Selatan (Nan

Yang) tidak begitu kuat untuk membantu kerajaan-

kerajaan kecil di Nusantara menahan banjir bandang

kapal-kapal orang Eropa. Tiongkok bahkan berperan

dalam merontokkan kekuatan Majapahit sehingga tak

ada tameng di perairan Selatan yang cukup disegani di

masa sebelumnya. Kekuatan Tiongkok lebih dipusatkan

untuk menjaga keamanan di belahan bumi Utara.

Sehingga tidak mampu mengisi kekosongan yang

ditinggalkan Majapahit.

Page 9: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Paus Leo X gerah dengan pertikaian sesama bangsa

Eropa Nasrani memperebutkan daerah baru di belahan

dunia lain, sudah menjadi kewajiban Sri Paus untuk

mendamaikan hal tersebut dengan mengeluarkan Jus

Patronatus atau Padroado pada 1514. Spanyol

mendapat bagian berlayar ke Barat dan Portugis

mendapat bagian berlayar ke Timur.

Dua kekuatan Nasrani yang berlayar berlawanan arah

ini akhirnya benar-benar mengelilingi dunia dan

bentrok di kepulauan Philipina, Spanyol bertahan di

kepulauan tersebut, Portugis mencelat ke Timor Timur.

Dua-duanya berusaha memantau dan tetap "ndedepi"

kepulauan Maluku penghasil rempah-rempah antara

lain pala, minyak kayuputih, dan cengkeh.

Sementara itu ada sebuah bangsa Eropa lain, semut

ireng paling rajin bekerja: membendung laut untuk

dijadikan daratan dan memiliki sapi penghasil susu

paling banyak di daerah Friesland, dan meminum

susunya lebih banyak daripada bangsa lain yakni bangsa

Belanda. Cornellis de Houtman mendarat di Batavia

atau Sunda Kelapa pada 1596. Bangsa yang paling rajin

dan tertib administrasinya ini berhasil menguasai

wilayah Nusantara dengan menaklukkan kerajaan Islam

Page 10: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

dan sisa-sisa pecahan kerajaan Majapahit: Makasar,

Kalimantan, Aceh, Bali, Papua, dan Nusa Tenggara.

Inilah kedatangan bangsa asing yang sudah diramalkan

oleh Sri Aji Joyoboyo limaratus tahun sebelumnya,

"semut ireng anak-anak sapi".

Belanda bertahan menguasai Nusantara selama

tigaratus limapuluh tahun, dan terusir bersamaan

waktunya dengan kedatangan ramalan Joyoboyo

keempat, "kejajah saumur jagung karo wong cebol

kepalang" alias bangsa Jepang.

Page 11: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ramalan Ketiga

"Kebo nyabrang kali"

Georgi Dimitrov salah satu petinggi Komintern atau

Komunis Internasional dituduh oleh pengadilan Jerman

Adolf Hitler mendalangi sebuah aksi kerusuhan

membakar reichstaat Jerman. Pokok pangkal inilah

Hitler telah merekayasa tuduhan yang tidak terbukti

maka dianggap mengumumkan genderang perang

terhadap komunisme.

Dimitrov pun memaklumatkan seruan ke seluruh

kubu komunis berperang terhadap fasisme. Maka

Jerman menghadapi lawan tangguh negeri-negeri

sosialis dan terutama Sovyet Uni, negeri sosialis

pertama di dunia.

Semenjak krisis ekonomi 1929 Adolf Hitler tampil

memimpin Nazi 1933 dan menggerakkan Jerman

dengan fokus utama industri Jerman ialah membangun

kekuatan militer besar-besaran, dan dalam tempo lima

tahun 1938 kekuatan militer yang terkuat di Eropa itu

menganeksasi Austria. Sekutu yang dimotori Inggris dan

Amerika Serikat belum mengambil tindakan sampai

Page 12: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Jerman Hitler menyerbu Ceko dengan kekuatan militer

besar-besaran melancarkan dan menguji coba

blitzkriegnya yang gemilang. Akhirnya 3 September

1939 Sekutu mengumumkan perang terhadap Jerman.

Sementara itu berturut-turut balatentara Jerman

berhasil menaklukkan Prancis dan tak ketinggalan

Belanda, Belgia tunduk pada keperkasaan Jerman.

Dalam bayang-bayang pasukan Hitler yang

menggentarkan itu maka pemerintahan kerajaan

Belanda mengungsi ke Inggris, menyeberangi selat

Channel. Sementara Belanda bergabung dengan Sekutu

berperang terhadap Jerman, negeri jajahan Hindia

Belanda atau Nusantara mengambil sikap netral

terhadap Jerman. Hengkangnya pemerintah Kerajaan

Belanda mengungsi ke Inggris inilah yang telah

diramalkan oleh Raja Kediri Sri Aji Joyoboyo, "Kebo

nyabrang kali."

Hindia Belanda terlalu jauh dari pasukan blitzkrieg

Hitler di Eropa, akan tetapi terlalu dekat bagi sekutu

Jerman di Timur Jauh yakni Jepang. Masuknya Jepang

ke Hindia Belanda pada giliran terakhir dalam serbuan

pasukan Negeri Matahari Terbit itu sekali lagi

pemerintahan jajahan seberang lautan Hindia Belanda

Page 13: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

mengungsi ke Australia. Kebo nyabrang kali untuk

kedua kalinya. Belanda mengungsi karena sudah terlalu

kenyang mengeruk kekayaan di Nusantara, kekayaan itu

disetor untuk mengenyangkan negeri induk Nederland

yang terbukti tidak kuat bergerak menghadapi serbuan

Jerman. Sama halnya negeri induknya Hindia Belanda

yang kekenyangan tidak mampu menghadapi pasukan

Negeri Sakura yang beringas masih kelaparan menyedot

semua sumber daya alam dan kekayaan negeri yang

ditaklukkannya.

Hengkangnya pemerintah pusat kerajaan Belanda dan

juga pemerintahan jajahan mengungsi menyeberangi

lautan itulah yang sudah diramalkan oleh Joyoboyo raja

Kediri delapan ratus tahun yang silam.

Hindia-Belanda tidak sendirian menghadapi serbuan

Jepang, juga Inggris di Malaya, Singapura, dan pasukan

Prancis di Indocina serta Amerika Serikat di Filipina.

Semua saja menyeberangi lautan untuk mengungsi

menyelamatkan ekor sendiri meninggalkan anak jajahan

diambil orang lain.

Seekor kerbau punya hobi mandi di kubangan yang

berisi air, apalagi di sebuah sungai yang melimpah-ruah

airnya, ia tidak mungkin mau mentas dan menyeberangi

Page 14: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

sungai tanpa alasan yang luarbiasa. Alasan agar seekor

kerbau menyeberangi sungai cuma dengan dipaksa atau

terpaksa saja. Karena kerbau yang sudah kenyang

makan dan kenyang berendam di air akan cenderung

bermalas-malasan saja. Dan yang memaksa kerbau

Belanda hengkang ialah kekuatan militer unggul bangsa

lain. Sementara kekuatan militer sendiri tidak siap

digunakan menghadapi serbuan dari luar semacam itu,

melainkan hanya dipersiapkan dan digunakan untuk

menindas pribumi jajahan yang tidak bersenjata dan

lemah dari segi apapun. Pasukan militer Belanda punya

kemampuan militer hanya sekelas menundukkan

kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara. Belanda lebih

menggunakan akal yang diwujudkan dengan politik

pecah-belah dan kuasailah. Dan terutama berkat

bantuan Pribumi sendiri yang lebih memilih berpihak

pada kekuatan asing.

Pasukan blitzkrieg Jerman akhirnya gagal

menghadapi Tentara Merah di front Timur dalam

daerah Uni Sovyet. Kekalahan di Russia itu

menyebabkan keruntuhan kekuatan Jerman, dan Hitler

bunuh diri atau dibunuh oleh pihak tertentu. Dengan

demikian pada akhirnya pasukan militer Jerman

Page 15: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

menyerah pada Sekutu setahun lebih dulu daripada

menyerahnya kekaisaran Jepang pada Amerika Serikat

karena ledakan bom atom di jantung kota Jepang yang

dijatuhkan dari pesawat militer Amerika Serikat. Sovyet

Uni atau Uni Sovyet yang berada di pihak Sekutu ikut

berhak keluar sebagai salah satu negeri pemenang

Perang Dunia Kedua, dunia komunis mendapat

kehormatan dengan keunggulan pasukan Merah Uni

Sovyet. Dan anugerah kemenangan itu juga

dipersembahkan bagi petinggi Komintern Georgi

Dimitrov yang gagah berani membela Komintern dan

komunisme di depan pengadilan fasis Jerman Adolf

Hitler atas tuduhan palsu hasil kerja rekayasa intelijen

Nazi Jerman dalam mengenyahkan hantu komunis

sejagad.

Page 16: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ramalan Keempat

"Kejajah saumur jagung

karo wong cebol kepalang"

8 Maret 1942 Balatentara darat, laut, dan udara Dai

Nippon dan pasukan sipil bunga Sakura yang berani

mati dan selalu menang dalam pertempuran melawan

bangsa Barat mendarat di segenap penjuru wilayah

Nusantara. Lunaslah ramalan Joyoboyo keempat,

"kejajah saumur jagung karo wong cebol kepalang".

Tentara Kerajaan Belanda tidak kalah gagah-berani

menghadapi pasukan dari negeri Asia yang pernah

menaklukkan Manchuria, wilayah kerajaan Tsar Rusia

pada 1904-1905.

Semangat tentara kerajaan masih kalah dengan

tentara kekaisaran Matahari Terbit, Dewa Amaterasu

berpihak pada sang penyerbu dari Utara. Sejak masa

kuno orang-orang di Nusantara sudah diperingatkan

oleh nenek-moyang agar selalu waspada terhadap arah

Page 17: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Utara, karena dari sanalah musuh datang menyerang,

dari Utara juga bencana bakal datang di Tanah Jawa.

Oleh sebab itu ada sedikit peninggalan warisan leluhur

sejak seribu tahun silam atau masa Prabu Joyoboyo dari

kerajaan Kediri bertakhta, yakni, "jangan membikin

tungku atau luweng untuk memasak mulutnya

menghadap ke Utara." Satu lagi, "jangan membuat

kakus atau wc yang posisi orang yang mendudukinya

sampai menghadap ke arah Utara."

Bahkan seorang pujangga masyhur Nusantara

menulis soal arus balik dari Utara yang terus mengalir

ke Selatan: ilmu pengetahuannya, budayanya dan

barang-barang dagangannya. Sebaliknya di masa

keemasan Majapahit, dan bahkan sejak jaman kerajaan

Srivijaya arus mengalir ke Utara: ilmu pengetahuan,

budaya, dan barang-barang produk unggulannya.

Hinomaru berkibar di seluruh Pantai Timur benua

Asia sampai ke lautan Pasific di Timur Papua.

Terbentuklah garis pertahanan militer yang sangat lebar

dan sulit dijaga dari serbuan pasukan Sekutu yang

dipimpin negeri Paman Sam. Berturut-turut hengkang

dari wilayah koloni atau jajahannya: Prancis di

Indocina, Belanda di Hindia Belanda, Inggris di Malaya,

Page 18: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

dan Singapura. Bangsa Jepang berhasil mengubah peta

politik dunia, khususnya di Asia.

Prabu Joyoboyo sudah mengidentifikasi bangsa cebol

kepalang ini seribu tahun yang lalu bakal menjadi

superpower di bidang militer. Dalam pandangan Jawa

yang kecil akan mengalahkan yang besar, orang cebol

kepalang atau bertubuh pendeklah yang bakal

mengalahkan orang-orang besar dari Barat.

Pribumi Nusantara yang terpuruk melata di bawah

kaki bangsa Barat selama tigaratus limapuluh tahun

mendadak sontak dibangunkan dari tanah dengan

didikan pasukan Jepang yang keras dan tak kenal

ampun. Senjata mulai diberikan kepada Pribumi yang

mau berjuang bersama Jepang untuk menghadapi

bangsa Barat atau Sekutu. Korban selama masa

pendidikan militer Jepang berjatuhan, kesengsaraan

hidup melanda rakyat di segenap wilayah Nusantara.

Kelak buah kesengsaraan itu yang diawali hengkangnya

bangsa Barat membikin Pribumi harus berdiri di atas

kaki sendiri di atas tanah tumpah darah negeri sendiri

dan memerintah bangsa sendiri, semua itu dapat

ditempuh dengan merebut kemerdekaan dan kedaulatan

ibu pertiwi Nusantara.

Page 19: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Dai Nippon diramalkan menjajah Nusantara selama

seumur benih jagung dapat disimpan, tiga setengah

tahun! Dai Nippon yang bergabung dengan Jerman

Hitler masih terus berjuang sendiri dengan ulet dan

tekun. Sekutu merasa biaya militer sudah terlampau

besar dikeluarkan di medan Eropa menghadapi Jerman

dan sekutunya. Untuk menaklukkan pasukan Dai

Nippon yang memiliki garis pertahanan begitu panjang

di Asia Timur dan sebagian kepulauan di Pasifik pada

akhirnya Sekutu atau Amerika Serikat memilih

menggunakan cara ekonomis dan praktis: meledakkan

bom nuklir di jantung wilayah Jepang. Walhasil

pemenang perang dunia kedua yang sejati adalah

senjata nuklir dan bukan Amerika Serikat. Pasukan

Amerika tidak mati-matian dalam mengalahkan Jepang

dengan cara yang umum dan terhormat.

Jepang tidak sepenuhnya kalah di medan peperangan

akan tetapi kalah karena atas instruksi pimpinan

tertingginya Kaisar Jepang.

Bangsa cebol kepalang itu selama menduduki Jawa

dan Nusantara menghadapi lawan-lawan tangguhnya:

partai komunis Indonesia, Nahdlatul Ulama,

Muhammadiyah, partai sosialis, partai nasionalis, dan

Page 20: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

orang-orang Islam progresif lainnya, dan tentu saja

segenap rakyat Nusantara. Segenap komponen

perlawanan itu telah memilih pemimpin mereka: Bung

Karno. Bung Karno tidak terang-terangan memusuhi

Jepang, akan tetapi mengambil taktik berpijak di dua

tempat sekaligus. Kaki kiri berada bersama pasukan Dai

Nippon, sementara kaki kanannya bahu-membahu

melawan Jepang dengan berbagai cara bersama pejuang

Pribumi lainnya.

Bung Karno tahu siapa-siapa yang berjasa dalam

merebut kemerdekaan, orang komunis, orang

nasionalis, dan orang sosialis, dan orang Islam dan

seterusnya.

Dai Nippon menyerah kepada bom nuklir milik

Amerika Serikat pada 14 Agustus 1945. Pemenang

perang dunia kedua lainnya Sovyet Uni dedengkot

negeri komunis pertama di dunia rupanya tidak dapat

hidup berdampingan secara damai dengan negeri

kapitalis lainnya, karena sudah sejak manifes komunis

diluncurkan pada abad kedelapan belas hantu komunis

tidak pernah ditolerir oleh paham lain di dunia ini.

Sasaran tembak Amerika adalah negeri komunis Soviet

Uni dan berakibat timbulnya Perang Dunia Dingin. Dua

Page 21: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

ideologi mengelompokkan diri masing-masing dengan

memilih salah satu pihak. Slogan Amerika lebih keras

lagi, "berkawan dengan kami memusuhi komunis atau

menjadi musuh besar kami." Tidak adanya pilihan netral

sama sekali.

Imbas Perang Dunia Dingin itu sangat mewarnai

kemerdekaan yang akhirnya dikumandangkan oleh

Penyambung Hati Rakyat Indonesia: Soekarno

didampingi M. Hatta. Semasa pendudukan Jepang

keduanya sudah sering menyusun strategi bersama

menghadapi masa depan. Mereka dalam menyikapi

Perang Dunia Dingin mengambil sikap berlawanan.

Bung Karno bersikap Netral sementara Hatta memihak

memusuhi komunis. Dua peran antagonis dari kedua

proklamator RI itulah yang pada akhirnya melahirkan

drama-drama perang kemerdekaan yang memilukan.

Bangsa sendiri bertempur dengan sesama saudara

sendiri.

Perang saudara antar bangsa sendiri sejak perang

kemerdekaan ternyata terus membesar dan puncak

klimaksnya termaktub dalam ramalan Joyoboyo kelima,

"pitik tarung sak kandang."

Page 22: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ramalan Kelima

"Pitik tarung sak kandang"

Pada 30 September 1965 di lapisan stratosfir langit

malam, pada radius tiga kilometer dari kraton Sri Aji

Joyoboyo, para penduduk menyaksikan "lintang

kemukus" bergerak pelahan ke arah utara. Benda langit

cerah bersinar persis pesawat angkasa luar yang

diidentifikasi selama berabad "lintang kemukus" yang

bergerak lambat di langit itu menjadi pertanda

datangnya peristiwa besar di jagad manusia.

Malam-malam perburuan 20 juta anggota komunis di

Nusantara mulai dicanangkan. Partai komunis ketiga

terbesar di dunia berada dalam kepungan negeri

berpenduduk muslim terbesar di dunia. Sepuluh tahun

yang silam kaum komunis berhasil menempati anak

tangga keempat dalam pemilu paling demokratis di

negeri Pancasila, suatu sintesis ideologi-ideologi yang

ada di gelanggang politik dunia dicetuskan Bung Karno,

penyambung hati rakyat Indonesia.

Page 23: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Sri Aji Joyoboyo seorang putra dari cinta sejati Dewi

Sekartaji dan Inu Kertapati, kedua remaja pilihan ini

adalah putra mahkota dari dua kerajaan di tepi sungai

Brantas. Perkawinan kerajaan yang mereka jalani

sebelumnya penuh dengan drama percintaan paling

dikenang selama berabad oleh penduduk Jawa bagian

Timur.

Dewi Sekartaji dan Inu Kertapati yang belum bertemu

satu sama lain sempat menolak perjodohan dua

kerajaan atas diri mereka. Dewi Sekartaji mengembara

bertahun-tahun, demikian pula Inu Kertapati, keduanya

remaja paling cantik dan paling tampan di kerajaan

Daha dan Jenggala. Singkatnya mereka akhirnya

bertemu di pulau Dewata dan saling jatuh cinta satu

sama lain. Perkawinan pun berlangsung meriah, dua

kerajaan digabungkan, dan dari hasil cinta sejati mereka

lahirlah seorang manusia unggul Sri Aji Joyoboyo yang

kelak marak menjadi raja kerajaan Kediri. Dalam masa

pemerintahannya sastra dan seni berkembang luar biasa

pesatnya. Perkataan yang berwujud ramalan-ramalan

dari segenap cerdik-pandai di seluruh negeri

dikumpulkan dan dipilih yang terbaik untuk

dipersembahkan kepada yang mulia Sri Aji Joyoboyo.

Page 24: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Dengan bahan melimpah itulah sang raja besar itu

mempublikasikan ramalan kelima "pitik tarung sak

kandang" untuk menggambarkan perang saudara masa

depan di tanah Jawa.

Gerakan september 1965 memicu pertarungan dua

ideologi yang bertentangan, di satu sisi kubu materialis,

yang diwakili oleh 20 juta komunis, di sisi lain terdapat

kubu idealis, yang diwakili 60 juta muslim. Kaum

komunis menggunakan sistem filsafat materialisme

dialektis. Kaum muslim masuk kubu idealis. Jika kedua

sistem itu berhadapan dalam realitas kehidupan maka

yang terjadi adalah pertentangan paham, tidak kurang-

kurangnya Bung Karno berusaha mendamaikan

pertentangan komunis dan Islam dalam wadah

Nasakom, lebih lanjut lagi di forum legislatif dibentuk

kabinet "gotong-royong". Usaha kecil Bung Karno yang

memiliki visi luar biasa sejak 1926, berusaha

menghindarkan terjadinya "pitik tarung sak kandang".

Bung Karno sangat menguasai ramalan Sri Aji Joyoboyo

tersebut.

"Pitik tarung sak kandang" artinya ayam peliharaan

yang setiap pagi dan petang berada dalam ruangan yang

sama. Ayam dalam satu ruangan itu setiap hari hidup

Page 25: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

rukun di luar ruangan. Kandang di sini bukan kandang

yang rapat, ayam yang dipelihara penduduk di Jawa

biasanya dibuatkan pijakan-pijakan bambu atau kayu

untuk tidur si ayam. Ayam tersebut bebas keluar masuk

ruangan kapan saja atas kemauan sendiri. Mereka

berada dalam rumah yang sama dan hidup rukun.

Sangat jarang terjadi ayam dalam satu "kandang" saling

berkelahi di dalam kandangnya. Bahkan tidak pernah

terjadi perkelahian ayam dalam kandang bebasnya itu.

Perkelahian kecil biasanya rebutan tempat "mangkring"

yang kuat, ayam dewasa, memilih berada di depan.

Ayam muda oleh pemiliknya dipisahkan, dikurung

tersendiri.

Dalam kandangnya puluhan ayam itu tidak pernah

berkelahi karena mereka hanya berkumpul pada petang

hari untuk mulai tidur malamnya yang berlangsung

hingga subuh. Saat mereka terbangun dan keluar

kandang itulah sang pemilik menjamu santapan

pertama, selanjutnya terserah anda mau cari makan di

mana.

Dalam enam bulan saja komunis dibantai lawan-

lawannya, segenap peranan mereka telah disingkirkan

dari pemerintahan, pers, dunia pendidikan dengan

Page 26: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

memenjarakan tanpa proses pengadilan. Jutaan pegawai

aparat pemerintah Bung Karno tidak perlu dibayarkan

pensiun mereka, walau sudah bekerja sejak perang

kemerdekaan. Sangat ekonomis!

Pembantaian kaum komunis yang tengah terjadi itu

adalah hasil provokasi oleh oknum yang dimaksud

dalam ramalan keenam sri Aji Joyoboyo: "kodok ijo

ongkang-ongkang", yang berkuasa tepat selama empat

windu. "Kodok ijo ongkang-ongkang" dibantu oleh pihak

asing yang tengah menjalankan doktrin McCarthy,

membasmi komunis dari muka bumi.

Komunis Indonesia musnah tak bersisa yang tersisa

onggokan arang yang mengepulkan asap tipis. Di musim

penghujan bakal tumbuh tunas baru di tumpukan

berwarna hitam itu, karena negeri Nusantara sangat

subur untuk mengubah kegersangan menjadi hijau

kembali dengan tumbuhnya beraneka tanaman baru,

termasuk yang sudah dianggap musnah.

Page 27: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ramalan Keenam

"Kodok ijo ongkang-ongkang"

Partai Komunis Indonesia hancur berantakan dalam

semalam, bahkan tanpa seorang pun pasukan Amerika

Serikat nongol di sini untuk turun tangan langsung. Di

Vietnam sana di waktu yang bersamaan pasukan

Amerika Serikat sudah lebih dari setengah juta pasukan

bekerja keras turun tangan langsung dalam membasmi

orang-orang komunis Vietcong. Usaha Amerika itu tidak

juga berhasil mengatasi terowongan tikus orang

Vietnam yang tersohor itu. Tidak cukup dengan pasukan

militer, juga ikut diterjunkan ke medan pertempuran

Vietnam segala jenis senjata modern, senjata kimia,

senjata biologi semua saja ditujukan untuk membasmi

manusia komunis Vietnam. Amerika gagal menghadapi

pasukan komunis Vietnam, karena orang-orang

komunis Vietnam lebih unggul daripada orang-orang

komunis Indonesia yang masih dibangunkan oleh Bung

Karno nasion dan character rakyatnya. Paman Ho atau

Page 28: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ho Chi Minh lebih berhasil membangun character dan

nation rakyat Vietnam. Paman Ho mendapat bantuan

dari tetangga akrabnya Republik Rakyat Tiongkok yang

dikomandani Kawan Mao Dze Dong yang masyhur

dalam memimpin Tentara Merah Tiongkok berhasil

mengalahkan pasukan Chiang Kaishek, Kuomintang

dukungan Amerika Serikat.

Jangan dilupakan peran sentral Zhou Enlai, Perdana

Menteri Tiongkok yang disebut-sebut lebih dulu

menjadi anggota PKT daripada sang ketua Mao sekitar

1921. Kawan Zhou dan Paman Ho dekat sekali

hubungannya terutama tatkala Vietnam membutuhkan

sokongan moril maupun materil dalam menahan

serangan pasukan militer Amerika Serikat pemenang

perang dunia kedua, kekuatannya tak diragukan lagi.

Ramalan keenam Joyoboyo, "Kodok ijo ongkang-

ongkang" bisa berarti berkuasanya kaum hijau yang juga

bisa berarti hijau daun atau hijau berlian. Hijau berlian

berarti simbol pakaian militer angkatan darat. Hijau

daun berarti bendera salah satu negeri di jazirah Arab,

Saudi Arabia simbol dunia Islam.

Kodok ijo mengeluarkan suara dari kantung udaranya

dan terdengar, "oooong....kaaaang, oong...

Page 29: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

kang.....ong....kang.". Suara sang kodok itu di musim

banjir penghujan sangat riuh-rendah, bahkan ribuan

kodok ijo berkumpul menjelang hari mulai gelap untuk

melantunkan orchestra simfoni, "ong-kang-ong-kang"

mengisi keheningan malam basah oleh banjir atau hujan

terus-menerus. Sang kodok begitu riuhnya

memperdengarkan kemerduan suaranya dengan satu

tujuan menarik lawan jenisnya untuk dikawininya.

Tanpa ada air melimpah ruang di kebun atau di

halaman rumah atau di tegalan, maka tak akan datang

kodok ijo dan riuh-rendah sepanjang malam bersimfoni

ria. Banjir darah akibat gerakan September 1965

mengundang militer angkatan darat turun ke arena

untuk mengambil alih kekuasaan di Nusantara dari

tangan Bung Karno yang berusaha membikin

keseimbangan antara PKI dan AD.

Dengan sendirinya AD yang hijau itu menjadi

kekuatan dominan di Nusantara dan mendukung

penguasa baru Jendral Suharto yang fasis dan otoriter

sehingga berhasil berkuasa selama empat windu untuk

membikin rakyat Nusantara seragam berfikir dan

berbuat dalam hidupnya. Mau coba pikiran dan suara

lain, hadiahnya penjara. Kalau agak ringan

Page 30: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

kesalahannya akan mendapatkan hadiah "diponggal-

panggil" koramil atau kodim. Di sana dapat bogem

mentah atau tidak itu lain perkara lagi.

Masa rejim "kodok ijo ongkang-ongkang" tidak berarti

militer terutama AD hanya ongkang-ongkang kaki saja,

tidak. Justru AD bekerja keras untuk tetap menjaga

bahaya laten komunis yang baru saja dikalahkan oleh

AD sendiri. Komunis yang tumpas sampai ke akarnya

berkat mantra sakti Jendral Soeharto, "tumpas habis

sampai tujuh turunan" siapa saja yang terlibat komunis,

selalu bekerja keras mencegah bangkitnya komunis di

negeri Nusantara yang berubah menjadi negeri

tergantung sejak masuknya modal asing akibat

dibukanya keran modal oleh Jendral Besar Soeharto

yang membikin sebagaian rakyat memujanya mampu

membikin rakyat sejahtera.

Akan tetapi sayang sekali slogan "awas bahaya laten

komunis" itu terlalu berlebihan dikoar-koarkan selama

Jendral Soeharto berkuasa. Padahal sudah jelas bin

gamblang komunis sudah hancur tak punya kekuatan

apapun, eeeeh kok menakuti rakyat banyak akan bahaya

komunis yang cuma pepesan kosong itu. Eiit itu bicara

waktu itu lho. Entah kekuatan mereka saat ini 2010.

Page 31: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ujung-ujungnya intimidasi dan teror kepada rakyat, dan

ujung-ujungnya lagi Bapak Pembangunan itu terus

terpilih dan terpilih lagi jadi Raja eh Presiden RI.

Prabu Joyoboyo hampir seribu tahun yang silam

sudah meramalkan datangnya penguasa militer baru

berbusana hijau, yakni AD. Ceritanya sang penguasa itu

muncul setelah terjadinya perang saudara di Nusantara

dalam, "Pitik tarung sak kandang". Setelah sang kodok

tidak berkuasa lagi tampillah rejim baru yang disebut

rejim reformasi. Apa yang terjadi, "kodok ijo, kodok

bangkak, kodok percil, dan kodok pohon, dan lainnya

ramai-ramai memperdengarkan suaranya tanpa

hambatan lagi datang dari manapun. Dan ujung dari

kebebasan itu ialah eyel-eyelan untuk menonjolan

pendapat sendiri yang belum tentu benar

Page 32: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ramalan Ketujuh

"Tikus Pithi anoto baris"

Ramalan ketujuh Sri Aji Joyoboyo (1145-an): Tikus pithi

anoto baris interpretasinya tikus merah menyusun

barisan! Merah tatkala masih bayi belum tumbuh bulu,

dan kelak menjadi hitam oleh bulunya sendiri. Sifat

utama tikus phiti antara lain: gesit, semau sendiri, susah

diatur, dan lucu. Tikus phiti pandai menyembunyikan

diri akan tetapi belum mampu bikin persembunyian

sendiri, yakni berupa lubang-lubang dalam tanah, atau

membikin sarang dari bahan yang ada di sekitarnya.

Manusia tanpa alat bantu susah untuk menangkap dan

memburu makhluk yang satu ini.

Tikus yang satu ini benar-benar menyusun barisan

bila pemimpin besarnya (induknya) dibunuh atau

melarikan diri karena diuber-uber. Jika keadaan biasa

tanpa gangguan maka ia bergerak tanpa formasi alias

kocar-kacir tanpa tujuan semua gerakannya.

Tikus-tikus pithi menyusun barisan bila mereka

sedang kelaparan hebat, karena musim paceklik atau

Page 33: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

sarangnya diobrak-abrik dan digusur, dan juga berubah

agresif tatkala mereka mendapat mangsa empuk.

Semasa Sri Aji Joyoboyo memerintah di Kediri tikus

pithi sebagai julukan pada anak-anak remaja yang

beranjak dewasa, tidak lagi merah tapi sudah bersemu

kehitaman. Tikus dalam konteks ramalan bisa sebagai

perlambang kaum muda, angkatan muda, atau pemuda

dalam lingkup pusat kerajaan Kediri. Sri Aji Joyoboyo

sangat membutuhkan pasukan laut terutama bertugas

sebagai prajurit dan paling dapat dipercaya tentu

pemuda setempat dan di samping itu suara mereka

benar-benar diperhitungkan dalam percaturan politik

kerajaan.

Kerajaan laut tapi berpusat di pedalaman itu

menguasai daerah pengaruh meliputi Jambi di pulau

Sumatra, Kalimantan, Bali, dan Tidore, sehingga selalu

memperkuat pasukan laut demi keperluan menjaga

wibawa kerajaan di wilayah pengaruhnya. Angkatan

muda mendapat porsi lebih untuk diterima sebagai abdi

negara. Dengan strategi sedemikian rupa membuka

peluang bagi pemuda, maka tidak ada gerakan pemuda

yang berusaha untuk menggalang persatuan

merongrong kekuasaan sang Prabu Joyoboyo.

Page 34: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Sejarah kemudian mencatat pada 1222, seratus tahun

sejak kekuasaan Sri Aji Joyoboyo di mana angkatan

mudanya sudah kurang mendapatkan porsi dalam

pemerintahan, tiba-tiba dari suatu daerah kurang lebih

limapuluh kilometer arah ke Timur kerajaan Kediri,

gerakan pemuda pimpinan Arok membariskan

pasukannya menggempur Kediri. Panglima perang

kerajaan Kediri Mahesa Wulung adik dari raja Dandang

Gendis atau Krtajaya tewas di Ganter sehingga pasukan

Kediri menelan kekalahan dalam pertempuran melawan

pasukan Arok.

Arok tercatat sebagai orang pertama yang memimpin

pemberontakan atau kudeta dengan hasil gemilang

dalam sejarah Nusantara.

Kembali ke tahun 2010, adanya ramalan tikus pithi

anoto baris ditafsirkan sebagai pemberontakan

bersenjata rakyat dari segenap penjuru Nusantara

adalah mustahil, kecuali dilakukan oleh unsur militer

yang menguasai senjata. Rakyat jelata jelas tidak punya

senjata api dalam jumlah cukup untuk mengadakan

pemberontakan skala besar.

Kaum muda memang mulai mengorganisir diri akan

tetapi terpecah-pecah dan berorientasi ke berbagai

Page 35: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

jurusan, masing-masing berkutat di dalam kelompok

sendiri. Mereka berwarna-warni idealismenya ada

merah, hijau, biru, kuning, dan merah jambu serta

mengelompokkan di sebagai kiri, tengah, dan kanan.

Ibarat dalam jejer wayang mereka saling berseberangan

sehingga mudah diadu-dombakan.

Angkatan muda memang selalu tampil dalam setiap

goro-goro dalam pemerintahan RI, dan keberhasilan

mereka selalu berpindah tangan dan diambil alih pihak

lain. Peranan mereka kembali cuma penggembira yang

tidak mampu memfoloup hasil gerakannya yang

berhasil. Sepertinya mereka mulai menyadari hal

demikian, dan mulai memasang strategi baru. Demo

damai yang berubah anarkis mudah sekali ditumpas,

atau mengambil jalan parlementer yang memerlukan

waktu panjang dalam meraih kemenangan. Hingga pada

akhirnya yang paling mudah bagi angkatan muda

dengan jalan mengumpulkan opini massa menggunakan

jejaring sosial digital.

Jadi "tikus phiti anoto baris" berarti angkatan muda

menyusun barisan. Bukan barisan pemberontakan

bersenjata, bukan demo anarchi, dan bukan menunggu

waktu generasi tua menyerahkan kekuasaan kepada

Page 36: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

angkatan muda. Sehingga angkatan muda menjadi

angkatan tua. Pemuda maju lain lagi masih memiliki

kekuatan kecil dalam mendukung gerakan perubahan

sistemik, dalam pada itu idealisme pilihan mereka

belum mampu mempersatukan kekuatan dari berbagai

elemen. Idea-idea pemersatu yang sudah tersedia antara

lain Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, atau Nasakom,

sejak era Majapahit hingga Kemerdekaan RI dan pasca

kemerdekaan. Sekarang idea terakhir itu sudah pincang,

karena salah satu kakinya buntung. Sedangkan idea

yang lain diselewengkan menurut kepentingan penguasa

sendiri. Adalah tugas angkatan muda membikin utuh

dan memurnikan kembali seperti sediakala semua idea

yang dicetuskan dan diajarkan oleh para pemimpin

Nusantara sesuai jamannya itu.

Kelak dengan berhasilnya angkatan muda menyusun

barisan bersama untuk tujuan bersama memurnikan

semua idea pemersatu dan mampu mewujudkannya

dalam aksi, maka makna sesungguhnya ramalan

Joyoboyo ketujuh itu terbuktilah kebenarannya.

Page 37: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Ramalan Kedelapan

"Reinkarnasi Noyo Genggong Sabdo

Palon"

Dua pendeta penasihat sekaligus punakawan kerajaan

Majapahit ini memang bukan tokoh sembarangan.

Selama ini ditafsirkan sebagai makhluk halus. Wadag

atau tubuhnya memang sebagaimana lazimnya orang

biasa. Roh halus atau roh gaibnya yang luarbiasa, ia

mampu bereinkarnasi ribuan kali sejak manusia

pertama tinggal di bumi.

Sebagai pendeta Buddha Jawa (Jowo Sanyoto, agama

negara Majapahit) utama di kerajaan Majapahit ilmu

agamanya sempurna bahkan lebih sempurna dibanding

para pengikut utama Dalai Lama di Tibet. Dari jaman ke

jaman Sabdo Palon* terus-menerus berganti raga

(wadag), yakni pada saat raganya memang sudah tua

dan meninggal dunia.

Wadag baru pilihan itu tidak atas kemauan pribadi

roh Sabdo Palon akan tetapi atas kehendak Sang Hyang

Wenang ing Jagad.

Page 38: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Jadi sebenarnya walau Majapahit runtuh, Sabdo

Palon dan pendahulunya Noyo Genggong tidak pernah

murca atau hilang, dia hidup sebagai manusia biasa di

bumi manusia ini. Silsilah Sabdo Palon dalam 2500

tahun terakhir mengayomi tanah Jawa, dan bumi bagian

Selatan (Man Yang) adalah sbb.: Semar, Humarmoyo,

Manikmoyo, Ismoyo, Noyo Genggong, Sabdo Palon, Ki

K, WS, dan pada 2010 ini ......???!

Ramalan Sri Aji Joyoboyo kedelapan bahwa Sabdo

Palon akan kembali ke Nusantara, tentu ditafsirkan

Sabdo Palon kelak berkiprah kembali sebagai

pendamping dan penasihat daripada pemimpin negeri

suatu kerajaan.

Tatkala Majapahit pada era keruntuhannya sekitar

1478, di hadapan Prabu Brawijaya yang berganti haluan

memeluk Islam sedangkan Sabdo Palon tetap bertahan

sebagai titah dengan Jowo Sanyoto sebelum murca

(lenyap) Sabdo Palon berjanji, "Yang Mulia, kita

ditakdirkan untuk berpisah, tetapi harap Yang Mulia

ingat limaratus tahun lagi aku akan kembali ke

marcapada bumi Nusantara untuk menjalankan titah-

Nya."

Page 39: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

Tepat waktu sebagaimana dijanjikan Sabdo Palon

maka pada 1978 (500 tahun sejak Majapahit runtuh

berikut murcanya Sabdo Palon) seorang penduduk biasa

Jawa Tengah wadagnya dipergunakan oleh Sabdo Palon

lengkap dengan Jowo Sanyoto-nya, lelaki tua itu

menyebut dirinya Ki K. Pada awal 1990-an sosoknya

yang sudah sepuh itu masih berstamina dan memiliki

energi besar ditambah daya intelijensinya masih sangat

kuat. Bicaranya menyihir barangsiapa saja yang

mendengarkan. Sabdo Palon yang satu ini membawa

ajaran dalam kitab "suci" Adam Makna (bukan

Betaljemur Adam Makna). Salah satu isi kitab itu ialah

penjabaran daripada abjad huruf Jawa ho no co ro ko do

to so wo lo po dho jo yo nyo mo nggo bo tho ngo (yang

bagi orang Sunda sangat penting sekali, ilmu tertinggi

dalam dunia kebathinan dan falsafah di Nusantara).

Beliau meninggal sekitar pertengahan 1990-an. Sabdo

Palon berganti wadag lagi, dan kali ini dalam diri WS

(65 tahunan) tangan kanan dan orang dekat Ki K

sendiri. Kehadiran kembali Sabdo Palon dengan melalui

reinkarnasi berabad pada sosok manusia pilihan itu atas

kehendak dan kuasa Sang Hyang Wenang ing Jagad.

Page 40: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

WS meninggal sekitar 2006, (bersamaan waktunya

dengan meletusnya Gunung Merapi), sepak-terjang

beliau semasa hidupnya mirip tokoh misterius yang

gerakannya juga misterius, ia pernah mencoba

memberikan nasihat kepada Presiden Suharto yang di

masa itu dikelilingi tokoh-tokoh spiritual tingkat tinggi

dan sulit didekati siapapun, konon hasilnya kurang

memuaskan; dan beliau di samping itu juga mencoba

memberi nasihat atau petuah pada berbagai petinggi

militer maupun sipil. Sepak-terjangnya tidak pernah

membikin heboh karena setiap lakunya dikerjakan

tanpa menarik perhatian. Dan tentu saja ia tidak pernah

mengumumkan jatidirinya kepada siapapun. Sosoknya

biasa saja, keistimewaannya ialah stamina tubuhnya

luarbiasa apalagi saat ia berbicara seolah menyihir para

pendengarnya. Dan keberaniannya berbicara

menghadapi tokoh manapun sangat luarbiasa.

Semasa jaman Majapahit dalam wasiatnya Sabdo

Palon mengatakan, "Hanya atas kehendak Sang Hyang

Wenang ing Jagad yang maha menentukan manusia

pilihan sebagai wadag baru Sabdo Palon." Prosesnya

perpindahan Sabdo Palon ke wadag baru berbeda

dengan reinkarnasi pendeta Buddha Tibet. Sabdo Palon

Page 41: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

memasuki tubuh remaja atau dewasa yang telah

ditakdirkan Sang Hyang Wenang ing Jagad meninggal

dunia dan atas kehendakNya pula tubuh tersebut hidup

kembali sebagai reinkarnasi Sabdo Palon baru dengan

nama baru. Pada reinkarnasi pendeta Tibet terjadi sejak

dalam kandungan ibunya, hingga lahir ke dunia sebagai

bayi reinkarnasi pendeta si A atau si B.

Menurut penuturan Ki K, pada jaman Jepang, Sabdo

Palon sebelumnya -- yang kini bersemayam dalam

dirinya -- turut bersama balatentara Dai Nippon

menyerbu Jawa, membebaskan tanah Jawa dari bangsa

kulit putih. Akan tetapi naas di Singapura pesawat

tempur Zero yang ditumpangi Sabdo Palon tertembak

oleh musuh, seluruh awak tewas, tatkala itulah

meloncatlah roh Sabdo Palon dari tubuh seseorang yang

tewas dalam pesawat tersebut (orang Jepang!). Sabdo

Palon yang memang hendak ke tanah Jawa konon

mendarat seorang diri di kaki Gunung Merapi. Pesawat

naas itu berangkat dari salah satu kota Jepang.

Kejayaan Nusantara dalam ramalan Sri Aji Joyoboyo

akan terjadi tatkala munculnya kembali Sabdo Palon

dan Noyo Genggong. Sabdo Palon alias Ki K pada 1980

mengatakan, "Kejayaan Nusantara yang lebih dahsyat

Page 42: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

daripada kerajaan Majapahit terwujud bila dunia

mengalami goro-goro besar semacam perang dunia

dahsyat atau bencana alam berskala besar, misalnya

jatuhnya benda angkasa, meletusnya gunung berapi,

dan lain-lain. Usai goro-goro terjadi maka dunia akan

kembali seperti sediakala. Pada saat itulah tatanan

politik dunia baru akan terbentuk dan jauh berbeda dari

peta dunia modern sebelumnya. Pasca goro-goro itulah

di Nusantara akan muncul Ratu adil dan Sabdo Palon

berdampingan menentukan nasib Nusantara dan bumi

bagian selatan (Man Yang) dalam satu tata pusat

pemerintahan baru," demikian ucapan orisinil Sabdo

Palon pada 1980.

Kapankah terjadinya goro-goro besar dan munculnya

ratu adil? Pertanyaan itu akan terjawab setelah ada

jawaban atas pertanyaan berikut, "Siapakah yang kini

dipilih oleh Sang Hyang Wenang ing Jagad menjadi

manusia pilihanNya sebagai wadag terbaru daripada

reinkarnasi Sabdo Palon?"

Beliaulah sumber jawabannya.

mbah subowo bin sukaris ___________

Page 43: Ramalan Sri Aji Joyoboyo

* Makam salah satu wadag Sabdo Palon yang "cuma" seorang abdi rendahan semasa

kerajaan Majapahit berada di situs Trowulan Majapahit, makam Troloyo, Mojokerto,

Jatim, Indonesia (lembaga situs Majapahit, Trowulan).

****


Top Related