Download - PERATURAN PERKOTAAN
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
1/18
PERATURAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL
DITINJAU DARI ASPEK PERKOTAAN
12.10.2012
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
2/18
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
3/18
GARIS SEMPADAN
Garis Sempadan Jalan
Garis Sempadan Bangunan
Garis Jarak Bebas Samping
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
4/18
GARIS SEMPADAN JALAN (GSJ)
Garis sempadan jalan (GSJ) adalah garis batas
pekarangan terdepan. GSJ merupakan batasterdepan pagar halaman yang boleh
didirikan. Oleh karena itu biasanya di muka
GSJ terdapat jalur untuk instalasi air, listrik,
gas, serta saluran-saluran pembuangan. Pada
GSJ tidak boleh didirikan bangunan rumah,
terkecuali jika GSJ berimpit dengan garissempadan bangunan (GSB).
Ketentuan mengenai GSJ biasanya sudah
terdapat dalam dokumen rencana tata ruang
kota setempat, bisa didapat di dinas tata kota
atau Bappeda.
GSJ dimaksudkan mengatur lingkungan
hunian memiliki kualitas visual yang baik,
selain itu juga mengatur jarak pandang yang
cukup antara lalu lintas di jalan dan
bangunan.
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
5/18
GARIS SEMPADAN BANGUNAN (GSB)
Garis sempadan bangunan (GSB)
merupakan batas dinding bangunanterdepan pada suatu persil tanah.
Panjang jarak antara GSB dengan GSJ
ditentukan oleh persyaratan yang
berlaku untuk masing-masing jenis
bangunan dan letak persil tanahsetempat, serta mengacu pada
rencana tata ruang kota setempat.
PELANGGARAN
GSB
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
6/18
TUJUAN DARI GSB
Supaya hunian/rumah tinggal memiliki
pekarangan di depan rumah yang cukup untukpenghijauan, pengudaraan alami dan menambah
daerah resapan air hujan serta mempercantik
rumah.
Untuk keamanan rumah agar tidak dapat secara
langsung dimasuki tamu tak diundang/maling,dan sebagai tempat bermain anak-anak supaya
terhindar dari resiko kecelakaan selain itu juga
memperlancar lalu lintas.
Mengurangi pengaruh suara bising dari kendaraan
bermotor yang lalu lalang di depan rumah, dan
memungkinkan dibuat teritis atap yang cukup
lebar sebagai pelindung bangunan dari panas
matahari dan tampias air hujan.
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
7/18
GARIS JARAK BEBAS SAMPING
Pada bangunan berbentuk tunggal/lepas dan renggang, induk
bangunan harus memiliki jarak bebas terhadap batas pekaranganyang terletak di samping (sisi).
Pada bangunan turutan/anak/tambahan boleh dibangun rapat
dengan batas pekarangan samping dimana dinding terdepan berada
pada jarak minimal 2 kali jarak antara GSB dan GSJ sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
Sedangkan lebar jarak garis bebas samping antara bangunan dengan
batas pekarangan ditentukan berdasarkan jenis bangunan dan persil
tanah setempat. Luas areal bebas samping adalah lebar jarak bebas
samping x panjang jarak antara GSB dan GSJ yang ditentukan.
Jarak bebas samping minimal: lebar dari batas pekarangan samping
1,50 m dengan kedalaman 3 m dari GSB sama dengan jarak antara
GSB dan GSJ.
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
8/18
TUJUAN DARI GARIS JARAK BEBAS SAMPING
Sirkulasi udara yang baik ke dalam ruangan untuk
mengurangi panas dan lembab.
Sinar matahari langsung ke dalam rumah (pada
pagi hari) untuk kesehatan.
Lebar teritis atap yang cukup untuk melindungi
bangunan dari panas matahari dan tampias air
hujan.
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
9/18
GARIS JARAK BEBAS BELAKANG
Garis jarak bebas belakang adalah garis batas
bangunan yang boleh didirikan pada bagianbelakang terhadap batas pekarangan bagian
belakang. Panjang garis bebas belakang
ditentukan sesuai dengan jenis bangunan dan
lingkungan persil tanah setempat.
Pada halaman belakang suatu persil tanahboleh didirikan bangunan turutan/tambahan,
asal tidak memenuhi seluruh pekarangan
belakang. Halaman kosong di belakang rumah
minimal mempunyai lebar sama dengan
panjang garis bebas belakang yangditentukan.
jarak bebas belakang minimal: rumah kecil, 3
m sepanjang sepertiga sisi lebar perpetakan
bagian belakang.
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
10/18
TUJUAN DARI GARIS JARAK
BEBAS BELAKANG
Memungkinkan sirkulasi udara dan
pencahayaan alami ke dalam ruangan Memungkinkan adanya taman belakang
rumah untuk kesejukan dan menambah
volume oksigen bagi penghuni rumah.
Menghindari atau mencegah bahayakebakaran.
Sebagai area serviceseperti tempat cuci,
jemuran, yang tidak merusak tampilan
rumah bagian depan.
Sebagai tempat rekreasi
mini/bercengkerama bagi penghuni
rumah.
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
11/18
KOEFISIEN DASAR BANGUNAN (KDB)
Pertimbangan:
- Area beratap yang sisi-sisinya dibatasi
oleh dinding dengan ketinggian lebih dari
1,20m, akan dihitung sepenuhnya sebagai
luas dasar bangunan.
- Overstek atap yang melebihi lebar
1,50m, maka kelebihan luasan mendatartersebut dianggap sebagai luas lantai
bangunan.
- Teras tidak beratap yang mempunyai
tinggi dinding tidak lebih dari 1,20m di
atas lantai teras, tidak diperhitungkansebagai luas dasar bangunan.
- Mezzanin yang luasnya melebihi 50%
dari luas lantai dasar dianggap sebagai
lantai penuh sehingga diperhitungkan
juga sebagai luas dasar bangunan.
Setiap bangunan gedung
yang didirikan tidak boleh
melebihi ketentuan maksimal
kepadatan dan ketinggian yang
ditetapkan dalam RTRW
kabupaten/kota, RDTR,dan/atau RTBL.
Persyaratan kepadatan
ditetapkan dalam bentuk KDB
maksimal.KDB ditulis dalam bentuk
persen
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
12/18
TUJUAN DARI KDB
Penetapan KDB dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
keandalan bangunan gedung;
KESELAMATANdalam hal bahaya kebakaran, banjir, air
pasang, dan/atau tsunami;
KESEHATANdalam hal sirkulasi udara, pencahayaan, dansanitasi;
KENYAMANANdalam hal pandangan, kebisingan, dan
getaran; kemudahan dalam hal aksesibilitas dan akses
evakuasi;
KESERASIANdalam hal perwujudan wajah kota; ketinggian
bahwa makin tinggi bangunan jarak bebasnya makin besar.
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
13/18
DASAR PENENTUAN KDB
Penetapan KDB untuk suatu kawasan yang terdiri
atas beberapa kaveling/persil dapat dilakukan
berdasarkan pada perbandingan total luas
bangunan gedung terhadap total luas kawasandengan tetap mempertimbangkan peruntukan atau
fungsi kawasan dan daya dukung lingkungan.
Perhitungan Batas Pengambilan Air Tanah
Perhitungan Debit Infiltrasi
Perhitungan Luas Area Ruang Terbuka
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
14/18
TINGKATAN KDB
KDB tinggi/padat (lebih besar dari 60% sampai dengan
100%)
KDB sedang (40% sampai dengan 60%)
KDB rendah/renggang (lebih kecil dari 40%)
Untuk daerah/kawasan padat dan/atau pusat kota dapat
ditetapkan KDB tinggi dan/atau sedang, sedangkan untuk
daerah/kawasan renggang dan/atau fungsi resapan
ditetapkan KDB rendah.
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
15/18
PERHITUNGAN KDB
Angka KDB: Luas bangunan lantai dasar x 100%Luas tanah atau blok
Contoh: perhitungan KDB untuk lahan 1.000 m2
Luas lahan terbangun: 250 m2 Luas lahan terbangun: 1.000 m2
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
16/18
KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB)
Koefisien Lantai Bangunan/Floor Area Ratio(KLB/FAR): koefisien
perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luaspersil/ kaveling/blok peruntukan.
Penetapan KLB dan/atau jumlah lantai didasarkan pada peruntukan
lahan, lokasi lahan, daya dukung lingkungan, keselamatan dan
pertimbangan arsitektur kota. KLB ditulis dalam bentuk desimal (misal : 1,2; 1,6; 2,5; dsb)
Peraturan akan FAR/KLB ini akan mempengaruhi skyline yang tercipta
oleh kumpulan bangunan yang ada di sekitar. Tujuan dari penetapan
FAR/KLB ini terkait dengan hak setiap orang/bangunan untukmenerima sinar matahari.
Jika bangunan memiliki tinggi yang serasi maka bangunan yang
disampingnyapun dapat menerima sinar matahari yang sama dengan
bangunan yang ada di sebelahnya.
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
17/18
-
7/22/2019 PERATURAN PERKOTAAN
18/18