i
PERANAN EKARISTI DALAM MENINGKATKAN HIDUP BERIMAN
UMAT KRISTIANI USIA 30 TAHUN KE ATAS PAROKI
ADMINISTRATIF SANTA MARIA ASSUMPTA CAWAS
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Korbinianus Fritz Cahya Nugraha
(141124015)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PERANAN EKARISTI DALAM MENINGKATKAN H1DUP BERIMANUMAT KRISTIANI USIA 30 TAHUN KE ATAS PAROKIADMINISTRATIF SANTA MARIA ASSUMPTA CAWAS
Oleh:
Korbinianus Fritz Cahya Nugraha
(141124015)
Telah disetujui oleh:
•
Pembimbing
II "-
D" FXH:::blWw=g, SJ, M.Ed
ii
tanggal 18 Desember 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PERANAN EKARISTI DALAM MENlNGKATKAN H1DUP BERlMANUMAT KRISTIANI USIA 30 TAHUN KE ATAS PAROKIADMINISTRATIF SANTA MARIA ASSUMPTA CAWAS
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Korbinianus Fritz Cahya Nugraha
NIM: 141124015
Nama
Ketua
Sekretaris
Anggota
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 10 Januari 20.19
Dan dinyatakan memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Tanda Tangan
: Dr. B. A. Rukiyanto, S1. . • } r • . ~.
: Yosen.h Kristianto, SFK., M.Pd. --. ~ L?!i.7...:...1. Drs. FX Heryatno Wono Wulung, Sj., M.Ed~..:Jf.~i..2. P. Banyu Dewa HS, SAg., M.Si. . .. 'II. ~h. V.3. P. Mutiara Andalas, S1., S.S., S.TD. ._.~<::J~qrJ~
Yogyakarta, 10 Januari 2019
Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu
memberkatiku, kedua orang tuaku Bartholomeus Watman dan Maria Septiti Dwi
Turingsih, mbakku Dolores Fany Wibrihandiyan, adikku Anna Maria Silvina
Pramestimaningtyas yang selalu mendoakan dan menyemangatiku, nongku
Fransiska Siki dan sahabat-sahabatku G.A Bayu Panji Narendra, Sirniko, Fx.
Adswi Fransibena, Andrianus Heriskurniawan dan seluruh teman-teman angkatan
2014, Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas serta Program Studi
Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah mengisi dinamika perkuliahan lewat ilmu dan pengalaman rohani bagi
hidupku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Jika yang terbaik tidak mungkin, maka yang ada sekarang adalah yang terbaik.”
(Korbinianus Fritz Cahya Nugraha)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Januari 2019
Penulis,
~Korbinianus Fritz Cahya Nugraha
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawab ini, mabasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama
NIM
: Korbinianus Fritz Cabya Nugraba
: 141124015
Demi pengembangan ilmu pengetabuan penulis memberikan wewenang kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiab penulis yang berjudul:
PERANAN EKARISTI DALAM MENINGKATKAN HIDUP BERIMAN
UMAT KRISTIANI USIA 30 TAHUN KE ATAS PAROKI
ADMINISTRATIF SANTA MARIA ASSUMPTA CAWAS beserta perangkat
yang diperlukan. Dengan demikian penulis memberikan hak kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas
dan mempublikasikannya di media internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan penulis buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 10 Januari 2019
Yang menyatakan,
~Korbinianus Fritz Cahya Nugraha
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul PERANAN EKARISTI DALAM
MENINGKATKAN HIDUP BERIMAN UMAT KRISTIANI USIA 30
TAHUN KE ATAS PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA
ASSUMPTA CAWAS. Judul ini dipilih berdasarkan situasi yang ada di Paroki
Administrasi Santa Maria Assumpta Cawas yang melaksanakan perayaan Ekaristi
secara intensif yaitu Ekaristi mingguan, harian, per lingkungan, per wilayah
maupun Ekaristi ujub atau permohonan khusus. Dengan kenyataan seperti itu,
penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar peran Ekaristi bagi
pekembangan hidup beriman mereka. Ekaristi merupakan pusat hidup umat
Kristiani. Ekaristi merupakan sumber dan puncak kehidupan umat kristiani.
Artinya, Tuhan benar-benar hadir di tengah-tengah umat sehingga mereka dapat
mengalami cinta-Nya yang amat besar. Dengan mengikuti Ekaristi secara terus
menerus dan menghayatinya secara mendalam, umat diharapkan bisa terlibat aktif
dalam Ekaristi dan menemukan karunia Roh Kudus yang mengembangkan hidup
beriman mereka dengan cara melakukan kesaksian dalam keluarga dan
masyarakat.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah menemukan seberapa besar
peran Ekaristi bagi perkembangan hidup beriman umat Kristiani dan usaha apa
yang dibutuhkan untuk membantu meningkatkan penghayatan umat pada Ekaristi.
Untuk menjawab persoalan tersebut penulis menggunakan studi pustaka dan
penelitian. Studi pustaka yang digunakan adalah mempelajari dan menemukan
pokok-pokok Ekaristi dan hidup beriman umat Kristiani. Sedangkan penelitian
yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data,
penulis melakukan wawancara pada 13 responden yang telah dipilih berdasarkan
kebutuhan dan kemampuan mereka.
Hasil akhir menunjukkan bahwa Ekaristi memiliki peran penting bagi
hidup beriman umat Kristiani. Umat sudah mengetahui pokok-pokok Ekaristi dan
berkehendak mengembangkan iman mereka. Namun responden masih
menemukan ada sebagian umat yang kurang menghayati dan kurang terlibat aktif
dalam Ekaristi. Responden berharap agar penghayatan dan keterlibatan umat
dapat tercipta secara penuh dan mendalam. Untuk menindaklanjuti hasil penelitian
ini, penulis mengusulkan pelaksanaan kegiatan sarasehan Ekaristi sebagai upaya
untuk membantu umat lebih menghayati dan terlibat aktif dalam Ekaristi sehingga
mampu mewujudkan Kerajaan Allah lewat pelayanan mereka dalam keluarga dan
masyarakat. Melalui kegiatan ini, umat diharapkan semakin memahami,
menghayati, terlibat aktif dalam Ekaristi sehingga dapat merealisasikan rahmat
dari Ekaristi yang diikuti dalam keluarga dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The tittle of this thesis is “THE ROLE OF EUCHARIST IN IMPROVING
THE FAITHFUL LIFE OF CHRISTIAN AGE 30 YEARS AND OLDER PARISH
ADMINISTRATIVE OF SANTA MARIA ASSUMPTA CAWAS”. This title is
chosen based on the situation in the Parish Administrative of Santa Maria
Assumpta Cawas which carries out an intensive Eucharist celebration is the
Eucharist weekly, daily, per environment, per region and the Eucharist of ujub or
special request. With this fact, the writer are interested in knowing how much the
role of Eucharist for development of their faith life. The Eucharist is the center of
Christian life. The Eucharist is the source and culmination of the life of
Christians. That is, God is truly present in the midst of the people so that they can
experience His immense love. By following the Eucharist continuously and living
it deeply, people are expected to be actively involved in the Eucharist and find the
gift of Holy Spirit that develop their faithful lives by witnessing in their families
and communities.
The main problems of this thesis is found how much the role of Eucharist
in the development of the faithful life of Christian people and what efforts are
needed to help increase the appreciation of the people at the Eucharist. To answer
this problem the writer uses literature and research. The literature study used is
learn and discover the points of the Eucharist and the life of Christianity. While
the research used by the writer is qualitative research. To obtain data, the writer
interviewed 13 respondents who were selected based on the needs and their
abilities.
The end result shows that the Eucharist has an important role for the
faithful life of Christians. The people already know the points of the Eucharist and
want to develop their faith. However, respondents still find that there are some
people who are less appreciation and less active in the Eucharist. Respondents
hoped that the appreciation and involvement of the people could created to be
fully and deeply. To follow up on the results of this research, the writer proposes
the implementation of the Eucharistic gathering as an effort to help the people to
live more deeply and actively in the Eucharist so that they can realize the
Kingdom of God through their service in their families and communities. Through
this activity, the people are expected to increasingly understand, appreciate, be
actively involved in the Eucharist so that they can realize the grace of Eucharist
that are followed in their families and communities.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Yesus Yang Maha Kasih atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERANAN
EKARISTI DALAM MENINGKATKAN HIDUP BERIMAN UMAT
KRISTIANI USIA 30 TAHUN KE ATAS PAROKI ADMINISTRATIF
SANTA MARIA ASSUMPTA CAWAS.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas
Sanata Dharma. Skripsi ini disusun atas dasar ketertarikan penulis akan seberapa
penting peran Ekaristi bagi perkembangan hidup beriman umat di Paroki
Administratif Santa Maria Assumpta Cawas.
Proses penyusunan skripsi ini berjalan dengan baik karena bantuan dan
dukungan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan hati penuh
syukur mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed sebagai dosen pembimbing
utama yang selalu memotivasi dan memberikan semangat yang luar biasa.
2. Dr. B. A Rukiyanto, SJ selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Agama
Katolik yang memberikan dukungan dan motivasi demi kelancaran
penyusunan skripsi ini.
3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
senantiasa memotivasi penulis untuk selalu tekun menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. P. Mutiara Andalas, SJ., S.S., S.T.D selaku dosen penguji ketiga yang
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan motivasi dan doa.
5. Seluruh staf dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Keagamaan
Katolik yang di Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas
Sanata Dharma yang mendukung penulis dalam dinamika sepanjang masa
perkuliahan.
6. Romo Yustinus Joko Wahyu Yuniarto, Pr selaku pastor paroki yang telah
memotivasi dan memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan
penelitian di Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas.
7. Umat Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas yang dengan
sepenuh hati membantu dan mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Orang tua Bartholomeus Watrnan dan Maria Septiti Dwi Turingsih yang
senantiasa mendoakan dan memberikan semangat pada penulis.
9. Ternan-ternan mahasiswa terkhusus angkatan 2014 yang tumt mendukung dan
memotivasi penulis untuk semangat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi 1m memiliki kekurangan-kekurangan.
Penulis sadar akan adanya kritik dan saran yang membangun demi pemanfaatan
skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan terimakasih.
Yogyakarta, 10 Januari 2019
Penulis,
~Korbinianus Fritz Cahya Nugraha
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xix
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 4
E. Metode Penulisan ............................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 5
BAB II. POKOK-POKOK EKARISTI DAN HIDUP BERIMAN UMAT
KRISTIANI PADA UMUMNYA ..................................................... 8
A. Pokok-pokok Ekaristi ....................................................................... 9
1. Hakikat Ekaristi ........................................................................... 9
2. Sejarah Singkat Ekaristi ............................................................... 14
3. Ekaristi dalam Ajaran para Bapa Gereja ..................................... 16
a. St. Ignatius dari Antiokia ........................................................ 16
b. St. Yustinus Martir ................................................................. 16
c. St. Irenaeus ............................................................................. 17
d. St. Cyril dari Yerusalem ......................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
e. St. Augustinus ........................................................................ 17
4. Dimensi Kristologis Ekaristi ....................................................... 18
a. Kurban Kristus ....................................................................... 18
b. Pengenangan (anamnese) akan Kristus .................................. 19
c. Sakramen Tanda Keselamatan Kristus................................... 19
d. Perjamuan Kristus .................................................................. 20
B. Hidup Beriman Umat Kristiani ......................................................... 20
1. Hakikat Iman ............................................................................... 20
2. Ciri dan Isi Iman ......................................................................... 24
a. Iman adalah Rahmat .............................................................. 24
b. Iman adalah Kegiatan Manusiawi ......................................... 25
c. Iman itu Pasti dan Berusaha untuk Mengerti ........................ 25
3. Segi-segi Iman (Groome) ........................................................... 26
a. Head (Kognitif) ..................................................................... 26
b. Heart (Afektif) ...................................................................... 27
c. Hand (Praktis) ....................................................................... 27
C. Kenyataan Ekaristi dalam Hidup Beriman Umat Kristiani ............... 28
1. Keprihatinan dalam Ekaristi ...................................................... 28
a. Datang Terlambat tetapi Pulang Cepat ................................. 28
b. Persoalan Mengenai Pakaian ................................................ 29
c. Berisik dan Mengobrol .......................................................... 29
d. Hand Phone yang Berbunyi .................................................. 30
e. Anak-anak Ribut ................................................................... 30
2. Buah Ekaristi yang Sesungguhnya ............................................. 33
a. Sebagai Pengingat akan Karya Penyelamatan Allah ............ 36
b. Bersatu dengan Kristus ......................................................... 36
c. Kesatuan Jemaat dalam Tubuh Kristus ................................. 37
3. Substansi Ekaristi dalam Hidup Beriman ................................... 37
BAB III. GAMBARAN UMUM PERAYAAN EKARISTI DI PAROKI
ADMINISTRATIF SANTA MARIA ASSUMPTA CAWAS DALAM
MENGEMBANGKAN HIDUP BERIMAN UMAT KRISTIANI .. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Gambaran Pelaksanaan Ekaristi di Paroki Administratif Santa Maria
Assumpta Cawas ............................................................................... 42
1. Profil Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas........ 42
a. Letak Geografis Paroki Administratif Santa Maria Assumpta
Cawas .................................................................................... 42
b. Visi dan Misi Paroki Administratif Santa Maria Assumpta
Cawas .................................................................................... 43
1) Visi Paroki ......................................................................... 43
2) Misi Paroki ....................................................................... 44
c. Sejarah Singkat Paroki Administratif Santa Maria Assumpta
Cawas .................................................................................... 44
2. Perkembangan Kenyataan Pelaksanaan Ekaristi di Paroki
Administratif Santa Maria Assumpta Cawas Hingga Sekarang . 45
B. Metodologi Penelitian Peranan Ekaristi dalam Mengembangkan Hidup
Beriman Umat Kristiani Paroki Administratif Santa Maria Assumpta
Cawas ................................................................................................ 47
1. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 47
2. Tujuan Penelitian ....................................................................... 48
3. Jenis Penelitian ........................................................................... 49
4. Desain Penelitian ........................................................................ 50
5. Instrumen Penelitian.................................................................... 50
6. Responden ................................................................................... 51
7. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 52
8. Variabel Penelitian ...................................................................... 52
9. Kisi-kisi Penelitian ...................................................................... 52
Tabel 1 Kisi-kisi Penelitian
10. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 53
C. Laporan Hasil Penelitian Peranan Ekaristi dalam Mengembangkan
Hidup Beriman Umat Kristiani Paroki Administratif Santa Maria
Assumpta Cawas ............................................................................... 54
1. Pemahaman Umat tentang Ekaristi ............................................. 54
a. Pemahaman Ekaristi .............................................................. 55
b. Makna Ekaristi ...................................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Dampak Positif Ekaristi bagi Hidup Beriman ............................. 57
a. Mengalami Pengalaman Iman melalui Ekaristi .................... 57
b. Ekaristi yang Memperkembangkan Hidup Beriman ............. 58
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Ekaristi.................... 59
a. Faktor Pendukung ................................................................. 59
b. Keterlibatan Aktif dalam Ekaristi ......................................... 60
c. Faktor Penghambat................................................................ 62
4. Keprihatinan dan Harapan Ekaristi dalam Hidup Beriman......... 63
a. Keprihatinan dalam Ekaristi ................................................ 64
b. Harapan akan perkembangan hidup beriman melalui
Ekaristi ................................................................................. 65
c. Harapan untuk Ekaristi ........................................................ 66
D. Pembahasan Hasil Penelitian Peranan Ekaristi dalam Mengembangkan
Hidup Beriman Umat Kristiani Paroki Administratif Santa Maria
Assumpta Cawas ............................................................................... 68
1. Pemahaman Umat tentang Ekaristi ............................................. 69
a. Pemahaman Ekaristi .............................................................. 69
b. Makna Ekaristi ...................................................................... 70
2. Dampak Positif Ekaristi bagi Hidup Beriman ............................. 70
a. Mengalami Pengalaman Iman melalui Ekaristi .................... 70
b. Ekaristi yang Memperkembangkan Hidup Beriman ............. 71
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Ekaristi.................... 72
a. Faktor Pendukung ................................................................. 72
b. Keterlibatan Aktif dalam Ekaristi ......................................... 73
c. Faktor Penghambat................................................................ 74
4. Keprihatinan dan Harapan Ekaristi dalam Hidup Beriman......... 75
a. Keprihatinan dalam Ekaristi ................................................ 75
b. Harapan akan perkembangan hidup beriman melalui
Ekaristi ................................................................................. 76
c. Harapan untuk Ekaristi ........................................................ 77
E. Kesimpulan Penelitian ...................................................................... 78
F. Hal-hal yang Mendukung dan Menghambat Penelitian .................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
1. Faktor pendukung saat Melaksanakan Penelitian ......................... 80
a. Tanggapan baik Pastor Paroki ............................................... 81
b. Umat sebagai Responden ...................................................... 81
c. Cuaca yang mendukung ........................................................ 81
2. Faktor penghambat saat Melaksanakan Penelitian........................ 82
a. Waktu Pelaksanaan Wawancara dengan Responden ............ 82
b. Jarak ke Lokasi Penelitian ..................................................... 82
c. Responden yang Pasif ........................................................... 82
BAB IV. UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN EKARISTI
DEMI TERWUJUDNYA PENGHAYATAN UMAT KRISTIANI
PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA ASSUMPTA
CAWAS ............................................................................................ 83
A. Latar Belakang Pemilihan Usulan Kegiatan ..................................... 83
B. Tujuan Kegiatan ................................................................................ 85
C. Usulan Tema dan Penjelasannya ....................................................... 85
1. Tema Umum ............................................................................... 86
2. Tujuan Tema ............................................................................... 86
3. Sub Tema per Sarasehan ............................................................. 86
4. Peserta ......................................................................................... 88
5. Tempat dan Waktu ...................................................................... 88
D. Matriks Usulan Kegiatan Sarasehan Ekaristi .................................... 89
Tabel 2 Matriks Usulan Kegiatan Sarasehan Ekaristi
E. Satuan Pertemuan Sarasehan I .......................................................... 93
BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 101
A. Kesimpulan ....................................................................................... 101
B. Saran .................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 105
LAMPIRAN ....................................................................................................
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian ................................................ (1)
Lampiran 2 : Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................ (2)
Lampiran 3 : Daftar Pertanyaan Wawancara ................................. (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 4 : Hasil Transkip Wawancara ..................................... (4)
Lampiran 5 : Jumlah Umat ............................................................ (5)
Lampiran 6 : Daftar Hadir ............................................................ (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Kisi-kisi Penelitian ............................................................................. 51
Tabel 2: Matriks Usulan Kegiatan Sarasehan Ekaristi ..................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Alkitab
Deuterokanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan
oleh Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konferensi
Wali Gereja Indonesia). Jakarta: LAI, 2009.
Luk : Lukas
Mrk : Markus
Mat : Matius
Yoh : Yohanes
1 Kor : 1 Korintus
2 Kor : 2 Korintus
Rm : Roma
Ibr : Ibrani
Yak : Yakobus
Mzm : Mazmur
Ef : Efesus
Gal : Galatia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
EE : Ecclesia de Eucharistia
Surat Ensiklik Paus Yohanes Pulus II kepada para uskup, imam
dan diakon, penyandang hidup bakti, pria dan perempuan dan
segenap para beriman tentang Ekaristi dan hubungannya dengan
Gereja tanggal 17 April 2003
SC : Sacrosanctum Concilium
Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci tanggal 4
Desember 1963.
LG : Lumen Gentium
Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja tanggal 21
November 1964.
KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iurs Canonici), diundangkan oleh
Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.
KGK : Katekismus Gereja Katolik edisi Indonesia, diterjemahkan oleh
Herman Embuiru berdasarkan edisi Jerman tahun 1995
C. Singkatan lain
OMK : Orang Muda Katolik
Kan : Kanon
Art : Artikel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
HP : Hand Phone
SMS : Short Message Service
KomLit KAS : Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang
Komsos KAS : Komisi Sosial Keuskupan Agung Semarang
RU : Responden Umat
RP : Responden Pastor
RT/RW : Rukun Tetangga/Rukun Warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Iman merupakan tanggapan manusia akan wahyu Allah. Iman juga
menjadi sebuah bukti bahwa Allah benar-benar menyapa dan memanggil manusia
dan akhirnya manusia menanggapinya. Hidup beriman umat Kristiani menjadi
sebuah gambaran kedekatan manusia dengan Allah. Dalam Markus 8:34 tertulis,
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada
mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya dan mengikut Aku”. Kutipan ayat itu menggambarkan begitu
dalamnya iman umat Kristiani. Selain dalam, konsekuensinya juga amat besar.
Mengimani Yesus Kristus menjadi kewajiban umat Kristiani, maka hidup beriman
umat Kristiani menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan. Mengikuti Kristus
berarti menerima salib, mengimani Kristus berarti memikul beban. Mengimani
Yesus Kristus memang tidaklah mudah, namun dengan keteguhan hati dan sifat
rendah hati, maka mengimani Yesus Kristus akan sangat membahagiakan. Sikap
percaya akan segala yang dikehendaki Allah akan mempermudah umat Kristiani
dalam mengimani Yesus Kristus. Umat Kristiani yang hidup dalam iman akan
Yesus Kristus diharapkan tetap teguh menegakkan Kerajaan Allah. Orang yang
membiarkan Tuhan mengatur dirinya melalui sabda Kristus, dia membangun
Kerajaan Tuhan dalam dirinya sendiri dan di dunia ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
Ekaristi merupakan salah satu sakramen dalam Gereja Katolik. Ekaristi
merupakan puncak hidup umat Kristiani. Ekaristi merupakan dasar semangat atau
spiritualitas hidup rohani umat Kristiani. Ekaristi merupakan makanan rohani,
maka jelas spiritualitas hidup rohani umat semakin berkembang dan mengakar
lebih dalam. Kenyataan ini menjadi sebuah bukti bahwa Ekaristi amat diperlukan
demi perkembangan iman umat. Di sanalah Kristus mengambil roti, memecahnya
dan memberikannya kepada para murid-Nya, sambil berkata : “Ambilah ini,
kalian semua, dan makanlah : ini adalah tubuhKu yang akan diberikan kepadamu”
(Luk 22:19). Melalui Ekaristi, umat diajak untuk ikut dalam misteri iman akan
Yesus Kristus yang rela mati demi manusia. Seluruh Perayaan Ekaristi adalah
penghadiran kurban persembahan Kristus yang menyelamatkan. Setelah umat
disapa oleh sabda Tuhan dalam Liturgi Sabda, umat mengawali Liturgi Ekaristi
dengan persiapan persembahan. Ekaristi seharusnya membantu perkembangan
hidup beriman umat jika pelaksanaannya benar-benar dihayati dengan baik. Pada
intinya, perayaan Ekaristi merupakan perayaan kasih Allah melalui Putra-Nya
Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Ekaristi menjadi perayaan pengurbanan dan
persembahan hidup diri Yesus Kristus Kpada Bapa.
Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas diresmikan pada
tanggal 15 Agustus 2012 oleh Uskup Agung Semarang Mgr. J. Pujasumarta, Pr.
Mulai tanggal 10 Januari 2015, Rm Antonius Saptana Hadi menempati pastoran
Cawas dan berbagai pendampingan serta kegiatan diintensifkan dengan aneka
macam penataan keparokian dan pembangunan fisik. Sekarang Pastor Paroki yang
tinggal di Pastoran yaitu Romo Yustinus Joko Wahyu Yuniarto, Pr yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
meggantikan Romo Saptana Hadi berpindah tugas ke Sorong, Papua. Sejak tahun
2015 hingga sekarang pembangunan fisik Paroki ini mengalami peningkatan yang
signifikan. Mulai dari menara lonceng, pavingisasi halaman Gereja, kanopi
belakang Gereja, kanopi depan ruang OMK, Patung Keluarga Kudus di halaman
depan Gereja dan terakhir lahirnya taman doa yang indah. Semenjak ada pastor
yang tinggal di pastoran Cawas, dinamika pelayanan liturgi, administrasi dan
dinamika keparokian berjalan seperti paroki mandiri. Permohonan menjadi paroki
mandiri sudah diajukan per tanggal 1 Oktober 2015, namun masih ada sedikit
kendala teknis yang mengharuskan Paroki Cawas untuk menunggu keputusan
Uskup Agung Semarang. Melihat perkembangan yanng amat signifikan mulai dari
bangunan fisik Paroki yang luar biasa, Romo Yuyun mengintensifkan berbagai
macam program melalui kegiatan-kegiatan Gerejani yang menuntut umat untuk
ikut terlibat aktif dalam hidup menggereja. Romo Yuyun sadar bahwa sarana
untuk mendekatkan diri pada Allah demi meningkatkan hidup beriman umat
sudah ada. Dalam satu minggu telah dijadwalkan perayaan Ekaristi yang
teroganisir. Perayaan Ekaristi mingguan, harian, per lingkungan, per wilayah
maupun perayaan Ekaristi ujub. Diharapkan dengan adanya perayaan Ekaristi
yang rutin, umat semakin berkembang imannya dan menghidupi imannya itu.
Melihat upaya-upaya yang dilakukan demi meningkatnya hidup beriman
umat Katolik di Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas khususnya
dalam Ekaristi serta ketentuan batas-batas responden yang menjadi fokus dalam
skripsi ini, penulis menulis skripsi ini dengan judul “PERANAN EKARISTI
DALAM MENINGKATKAN HIDUP BERIMAN UMAT KRISTIANI USIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
30 TAHUN KE ATAS PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA
ASSUMPTA CAWAS ”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hal-hal pokok dalam Ekaristi?
2. Sejauh mana dampak positif Ekaristi di Paroki Administratif Santa Maria
Assumpta Cawas dalam memperkembangkan hidup beriman mereka?
3. Melalui Ekaristi, usulan kegiatan macam apa yang dibutuhkan umat Katolik
Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas untuk mendukung
perkembangan hidup beriman mereka?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengemukakan hal-hal pokok dalam Ekaristi.
2. Mengemukakan dampak positif Ekaristi yang dilaksanakan di Paroki
Administratif Santa Maria Assumpta Cawas dalam perkembangan hidup
beriman mereka.
3. Memberikan usulan kegiatan mengenai Ekaristi demi perkembangan hidup
beriman umat Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi umat Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
Membantu umat untuk mengetahui dan semakin menyadari pokok-pokok
Ekaristi yang memiliki peran penting dalam meningkatkan hidup beriman
mereka.
2. Bagi Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma
Membantu mengenalkan lebih dalam keunggulan Ekaristi demi
meningkatkan hidup beriman bagi umat Katolik.
3. Bagi Penulis
Penulis semakin memahami dan mendalami peran penting Ekaristi yang
memberi suatu kekuatan dalam meningkatkan hidup beriman, khususnya
menjadi Katekis.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang akan digunakan oleh penulis dalam skripsi adalah
deskripsi analisis. Deskripsi analisis adalah metode yang menggambarkan dan
menganalisis data yang diperoleh melalui studi pustaka dan diperkuat dengan
adanya penelitian. Dalam rangka mendapatkan data yang valid, penulis akan
terjun langsung ke Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas. Penulis
akan melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yaitu Romo Paroki dan
tokoh umat serta diperkuat dengan studi pustaka.
F. Sistematika Penulisan
Tulisan ini mengambil judul “PERANAN EKARISTI DALAM
MENINGKATKAN HIDUP BERIMAN UMAT KRISTIANI USIA 30 TAHUN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
KE ATAS PAROKI ADMINISTRATIF SANTA MARIA ASSUMPTA CAWAS
” dan dikembangkan menjadi lima bab :
Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode dan sistematika
penulisan.
Bab II akan memaparkan kajian pustaka mengenai Ekaristi dan hidup
beriman. Kajian pustaka mengenai Ekaristi terdiri dari hakikat Ekaristi, sejarah
singkat Ekaristi, Ekaristi dalam ajaran para Bapa Gereja dan dimensi kristologis
Ekaristi. Kajian pustaka mengenai hidup beriman terdiri dari hakikat iman, ciri
iman dan isi iman serta segi-segi iman. Kemudian dilanjutkan kajian pustaka
mengenai makna Ekaristi dalam hidup beriman umat Kristiani meliputi
keprihatinan dalam Ekaristi, buah Ekaristi yang sesungguhnya dan substansi
Ekaristi dalam hidup beriman.
Bab III akan memaparkan gambaran umum pelaksanakan Ekaristi dan profil
Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas serta penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
Bab IV berisi tentang usulan kegiatan kepada Paroki Administratif Santa
Maria Assumpta Cawas sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang penulis
lakukan. Usulan kegiatan mencakup latar belakang pemilihan kegiatan, tujuan
kegiatan, usulan tema dan penjelasannya, matriks dan penjabaran proses kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7
Bab V berisi kesimpulan dan saran dari penulis berkaitan dengan peranan
Ekaristi dalam meningkatkan hidup beriman umat Kristiani Paroki Administratif
Santa Maria Assumpta Cawas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
BAB II
POKOK-POKOK EKARISTI DAN HIDUP BERIMAN UMAT KRISTIANI
PADA UMUMNYA
Bab II ini merupakan lanjutan dari bab I yang membahas kajian pustaka
mengenai dua variabel yaitu Ekaristi dan hidup beriman. Bab II ini juga sebagai
tindak lanjut dari bab I yang berisi tentang pendahuluan mengenai skripsi dengan
judul ”Peranan Ekaristi Dalam Meningkatkan Hidup Beriman Umat Kristiani
Usia 30 Tahun Ke Atas Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas”. Bab
II ini menjadi titik tolak isi skripsi terutama sebagai landasan pelaksanaan
penelitian pada bab III.
Perayaan Ekaristi diimani sebagai sumber dan puncak kehidupan umat
Kristiani. Sebagai sumber kehidupan karena Yesus telah mengorbankan diri-Nya
demi keselamatan hidup umat Kristiani dan sebagai puncak kehidupan karena
kemenangan-Nya mengalahkan maut menjadi kejayaan hidup umat Kristiani.
Kehadiran dan pengorbanan Yesus Kristus tergambar dalam rupa Tubuh dan
Darah-Nya atau Sakramen Ekaristi. Salah satu hal yang terjadi dalam Ekaristi
adalah kehadiran Yesus dalam Ekaristi tersebut. Dasar sejarah yang pertama akan
kehadiran Kristus di dalam Ekaristi adalah perkataan Yesus sendiri yang
disampaikan kepada para Rasul di Perjamuan Terakhir (Luk 22:19-20).
Bab II ini berisi kajian-kajian pustaka yang memuat tentang pokok-pokok
Ekaristi meliputi hakikat Ekaristi, sejarah singkat Ekaristi, Ekaristi dalam ajaran
para Bapa Gereja dan dimensi Kristologis Ekaristi. Kajian pustaka berikutnya
yaitu tentang hidup beriman meliputi hakikat iman, ciri iman dan isi iman serta
segi-segi iman. Kemudian dilanjutkan kajian pustaka mengenai kenyataan Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
dalam hidup beriman umat Kristiani meliputi keprihatinan dalam Ekaristi, buah
Ekaristi yang sesungguhnya, dan substansi Ekaristi dalam hidup beriman.
A. Pokok-Pokok Ekaristi
1. Hakikat Ekaristi
Ekaristi yang diadakan Kristus dalam perjamuan terakhir adalah yang paling
agung di antara sakramen-sakramen lain dan merupakan pusat hidup Gereja.
Agung berarti Ekaristi merupakan sumber dan puncak hidup umat Kristiani.
Sumber dan puncak hidup dapat diartikan sebagai dasar semangat atau
spiritualitas hidup rohani umat kristiani. Arti sumber kehidupan yaitu
pengorbanan-Nya demi keselamatan hidup umat Kristiani yang menjadi sumber
kehidupan dan sekaligus puncak kehidupan karena kemenangan-Nya dalam
mengalahkan maut maka jayalah hidup umat Kristiani. Melalui Ekaristi, umat
diajak untuk ikut dalam misteri iman akan Yesus Kristus yang rela mati demi
manusia. Ekaristi merupakan salah satu dari tujuh sakramen yang dimiliki oleh
Gereja Katolik.
Dalam KHK Kan.897 tertulis:
Sakramen yang terluhur adalah Ekaristi Mahakudus, dimana
Kristus Tuhan sendiri yang dihadirkan, dikurbankan dan disantap,
dan dengan nama Gereja selalu hidup berkembang. Kurban
Ekaristi, ..., adalah puncak seluruh ibadat dan kehidupan kristiani
serta sumber yang menandakan dan menghasilkan kesatuan umat
Allah serta menyempurnakan pembangunan tubuh Kristus.
Kutipan Kan. 897 dalam Kitab Hukum Kanonik tersebut menerangkan
bahwa Sakramen Ekaristi merupakan sakramen yang menjadi inti hidup beriman
umat karena Tuhan sendiri yang dihadirkan, dikurbankan dan disantap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
10
Semuanya itu menjadi sumber agar Gereja semakin menjadi pusat hidup umat
Allah karena kegiatan pengembalaannya di dunia ini. Kehadiran-Nya menjadi
sebuah jawaban dan kepastian bahwa pengorbanan Putra-Nya yang tunggal
tidaklah sia-sia. Kan 897 juga menjelaskan bahwa Ekaristi adalah puncak dan
sumber kehidupan Kristiani. Arti puncak yaitu mengarah pada tujuan kehiduan
Kristiani serta sumber yaitu mengarah pada dasar kehidupan Kristiani dan mampu
mengasilkan suatu kesatuan seluruh umat Kristiani.
Dalam Ecclesia de Eucharistia art 1 tertulis:
Konsili Vatikan Kedua dengan tepat memproklamasikan bahwa
kurban Ekaristik adalah “sumber dan puncak kehidupan Kristen”
[1]. “Karena Ekaristi Maha kudus ini berisi kekayaan spiritual
seluruh Gereja yakni Kristus sendiri, paskah dan roti kehidupan
kita. Melalui dagingNya sendiri, yang telah dibuat menjadi hidup
dan diberi kehidupan oleh Roh Kudus, maka Dia memberikan
hidup-Nya kepada manusia” [2]. Konsekuensinya pandangan
Gereja secara konstant menoleh kepada Tuhan-Nya, yang hadir
dalam Sakramen Altar, yang mana Gereja menemukan manifestasi
penuh dari CintaNya yang tak terbatas.
EE art 1 tersebut membahas pokok Ekaristi sebagai sumber dan puncak
kehidupan Kristiani. Pertama yaitu Kristus yang memberi kehidupan bagi manusia
lewat Roh Kudus dalam rupa roti. Kedua yaitu Ekaristi sebagai suatu bentuk
cinta-Nya yang tiada batas. Hal ini menandakan bahwa Sakramen Ekaristi
merupakan sumber dan puncak kehidupan umat Kristiani. Artinya, Tuhan benar-
benar hadir di tengah-tengah umat sehingga umat merasakan kebahagiaan dan
cinta-Nya yang begitu besar. Dalam Sacrosanctum Concilium art. 47 dirumuskan:
Dalam perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, Penyelamat
kita mengadakan kurban ekaristis tubuh dan darah-Nya, untuk
melangsungkan kurban salib selama peredaran abad sampai Ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
datang kembali. Dengan demikian Ia mempercayakan kepada
Gereja, mempelai-Nya yang tercinta pengenangan (memoriale)
akan wafat dan kebangkitan-Nya:sakramen kasih-sayang, tanda
kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paska, dimana Kristus
disantap, jiwa dipenuhi rahmat, dan diberikan jaminan kemuliaan.
Rumusan tersebut mengartikan bahwa Ekaristi merupakan suatu pusat hidup
umat Kristiani. Pusat berarti benar-benar berasal dari Yesus Kristus sendiri.
Pengorbanan-Nya bukanlah suatu kebetulan, namun benar-benar suatu hal yang
harus dilakukan karena Ia sangat mencintai umat manusia. Karena cinta-Nya yang
begitu besar, Ia mempercayakan kepada Gereja untuk mengenangkan sengsara,
wafat dan kebangkitan-Nya agar umat Kristiani selalu ingat dan semakin sadar
bahwa memperoleh kehidupan tidaklah mudah, harus ada pengorbanan yang
begitu besar dan mulia, yaitu pengorbanan Yesus Kristus.
Dalam Ekaristi tersebut, Roh Kudus tidak hanya mengubah roti dan anggur
menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Ia juga mengubah keringat, air mata, jerih lelah
perjuangan kita menjadi roti kehidupan dan minuman keselamatan. Dengan
demikian, Ekaristi membuka mata kita sehingga kita dapat melihat bahwa hidup
kita dan alam raya ini adalah anugerah. Kita diajak untuk berpegang pada
keyakinan ini (Suharyo, 2011: 63).
Perayaan Ekaristi juga merupakan tindakan Kristus sendiri bersama umat
Allah yang tersusun secara hirarkis, baik bagi Gereja universal dan Gereja
partikular, maupun setiap orang beriman Ekarisi merupakan pusat seluruh
kehidupan Kristen (Komisi Liturgi KWI, 2002: 30). Artinya, Ekaristi benar-benar
berasal dari Kristus sendiri. Kristus telah mengadakan perjamuan pada malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
terakhir dan berharap supaya pengikut-Nya dapat melanjutkan perayaan Ekaristi
tersebut dalam kehidupan mereka sehri-hari.
Ekaristi sebagai kehadiran Kristus yang menyelamatkan dalam persekutuan
umat beriman dan menjadi santapan rohani umat tersebut, Ekaristi adalah milik
Gereja yang paling berharga dalam peziarahan sepanjang sejarah ini (Ecclesia de
Eucharistia art. 9). Artinya, Ekaristi merupakan wujud nyata kehadiran Kristus
yang menyelamatkan dalam bentuk makanan rohani bagi seluruh persekutuan
umat beriman dan Ekaristi merupakan milik Gereja yang didapatkan selama
peziarahan Gereja di dunia ini. Maka jelas hidup beriman umat semakin
berkembang dan mengakar lebih mendalam jika memiliki penghayatan seperti itu.
Kenyataan ini menjadi sebuah bukti bahwa Ekaristi amat diperlukan demi
perkembangan iman umat. Di sanalah Kristus mengambil roti, memecahkannya
dan memberikannya kepada para murid-Nya, sambil berkata, “Ambilah ini, kalian
semua, dan makanlah, ini adalah tubuhKu yang akan diberikan kepadamu” ( Mrk
14:22). Lalu Dia mengambil cawan anggur dan berkata kepada mereka, “Ambilah
ini, kalian semua dan minumlah ini adalah cawan darahKu, darah dari perjanjian
baru dan kekal, DarahKu akan ditumpahkan bagi kamu dan kalian semua,
sehingga dosa-dosa manusia bisa diampuni” (lih Mrk 14:23). Umat Kristiani
mempersembahkan beban dan derita kepada Tuhan dan bukan menggerutu. Inilah
jalan pengudusan Kristiani. Sedangkan cara untuk mempersembahkan seluruh
beban hidup, penderitaan, dan kesulitan hidup yang paling baik ialah melalui
perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
Itulah sebabnya, Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani.
Artinya, seluruh peristiwa hidup dengan segala suka dan dukanya, dengan segala
beban derita dan kesulitan yang kita hadapi memperoleh sumber kekuatan dan
puncak pengungkapannya dalam Ekaristi kudus. Inti rahasianya bukan terletak
pada hal-hal lahiriah, seperti lagu-lagunya, gedung gerejanya, dekorasi altarnya,
tata gerak liturginya meskipun ini juga hal-hal penting yang harus diperhatikan
secara liturgis melainkan pada diri Tuhan Yesus Kristus yang wafat dan bangkit,
yang kini hadir dalam seluruh Perayaan Ekaristi. Maka, Ekaristi menjadi cara
istimewa dari kehadiran Tuhan yang wafat dan bangkit untuk menyertai
perjuangan hidup konkret umat-Nya dalam mengarungi perjalanan waktu.
Pada intinya, perayaan Ekaristi merupakan perayaan kasih Allah melalui
Putra-Nya Yesus Kristus dalam Roh Kudus. Ekaristi menjadi perayaan
pengurbanan dan persembahan hidup diri Yesus Kristus kepada Bapa
(Martasudjita, 2000: 24-25). Dengan Ekaristi, kita merasakan perutusan Putra
demi keselamatan kita, yang berpangkal pada kasih Bapa. Keselamatan itu
sifatnya ditawarkan lebih dahulu kepada kita, sebab “Allah menunjukkan kasih-
Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih
berdosa” (Rm 5:8). Dengan demikian, perayaan Ekaristi tidak hanya sebatas
urusan pastor saja, namun semua elemen yang ada yang mengikuti Ekaristi
tersebut. Perayaan Ekaristi adalah pertemuan Kristus dengan umat beriman
melalui pertukaran cinta kasih yang dilambangkan oleh persembahan manusia.
Allah menyapa, manusia menanggapi dan akhirnya manusia menyembah Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
2. Sejarah Singkat Ekaristi
Istilah “Ekaristi” berasal dari bahasa Yunani eucharistia yang berarti doa
syukur (Musakabe, 2011: 7). Kata Yunani eucharistia ini bersama kata
eucharistein dan eulogin mengingatkan pada pujian atau terimakasih bangsa
Yahudi pada Allah dalam perjamuan waktu makan, memuliakan karya Allah,
penciptaan, penebusan dan pengudusan (KGK art 1328). Ekaristi adalah Perjamuan
Tuhan, yang memperingati perjamuan malam yang diadakan oleh Kristus bersama
dengan murid-murid-Nya. Perjamuan ini juga merupakan antisipasi perjamuan
pernikahan Anak Domba di surga (KGK art 1329). Kata Ekaristi itu sudah
digunakan untuk menunjuk seluruh perayaan Ekaristi pada tiga abad pertama
sejarah Gereja, seperti terdapat dalam tulisan Didache, tulisan Santo Ignatius dari
Antiokhia, Yustinus martir, dan Origenes. Namun, sejak abad IV baik di Gereja
Timur maupun Gereja Barat, istilah Ekaristi mulai menghilang. Khususnya di
Barat, istilah Ekaristi semakin disempitkan untuk menyebut santapan ekaristis
atau komuni. Sejak abad IV tersebut istilah “kurban” (sacrificium) dan
“persembahan” (oblation) semakin popular digunakan untuk menunjuk seluruh
perayaan dan menggantikan istilah Ekaristi (Martasudjita, 2005: 28).
Tenggelamnya istilah Yunani eucharistia ini kiranya juga berkaitan dengan
penggunaan bahasa Latin sejak abad III-IV dalam liturgi Gereja. Baru pada abad
XX, berkat pembaruan liturgi dan teologi yang menggali kekayaan liturgi dan
teologi Gereja abad-abad pertama, istilah Ekaristi kembali dipopulerkan dan kini
praktis menjadi istilah paling lazim untuk menunjuk keseluruhan Perayaan
Ekaristi. Tonggak penyebutan Ekaristi untuk seluruh Perayaan Ekarsti adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
Konsili Vatikan II, terutama melalui konstitusi liturgi Sacrosanctum Concilium.
Sejak itu istilah Perayaan Ekaristi menjadi istilah yang sangat popular dan lazim
digunakan di seluruh Gereja. Bahkan Gereja-Gereja Protestan juga menggunakan
istilah Ekaristi (Martasudjita, 20015: 29).
Sekarang, istilah Ekaristi menunjuk dengan jelas isi dari seluruh Perayaan
Ekaristi. Kata Ekaristi mau mengungkapkan pujian syukur atas karya
penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus, sebagaimana
berpuncak dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus. Dengan pujian syukur
itu, Gereja mengenangkan (yang artinya: menghadirkan) misteri penebusan
Kristus itu sekarang ini dan di sini.
Jika sekarang ada orang berkata bahwa doktrin tentang kehadiran Yesus
dalam rupa roti dan anggur itu sepertinya tidak mungkin, maka sesungguhnya
sejak zaman jemaat awalpun, banyak orang yang juga berpendapat demikian. Hal
ini dituliskan di Alkitab, yaitu bahwa sejak saat Yesus mengajarkan hal Roti
Hidup ini, banyak orang tidak percaya dan meninggalkan Dia (Yoh 6:60). Tentu,
jika maksud Yesus hanya mengajarkan bahwa roti itu hanya melambangkan
Tubuh-Nya dan anggur itu hanya melambangkan Darah-Nya, Ia tentu dapat
mengatakan demikian, “Di dalam roti ini adalah Tubuh-Ku”, atau “Roti ini adalah
Tubuh-Ku.” Namun Yesus tidak berkata demikian, sebab Ia dengan jelas berkata,
“Inilah Tubuh-Ku” (Mat 26:26; Mrk 14:22; Luk 22:19). Maka, Tradisi Gereja
Katolik mengartikan ayat ini secara literal bahwa maksud Yesus adalah: “Ini,
substansi ini, yang tadinya roti, sekarang menjadi Tubuh-Ku.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
Banyak dari para pengikut Kristus sejak awal menganggap perkataan-Nya
ini sulit dimengerti. Namun faktanya, walaupun demikian, Gereja Katolik tetap
memegang teguh ajaran ini selama banyak generasi. Ini adalah suatu bukti yang
kuat bahwa ajaran ini berasal dari Allah sendiri, sebab jika tidak, ajaran ini tidak
mungkin langgeng dan tidak mungkin dipercayai oleh umat yang tersebar di
seluruh dunia (Katolisitas.org)
3. Ekaristi dalam Ajaran para Bapa Gereja
Para Bapa Gereja juga mempunyai pemikiran atau gagasan mengenai
Ekaristi. Para Bapa Gereja tidak mengalami kesulitan dalam pemikiran
sakramental-simbolis (Martasudjita, 2003: 283). Beberapa gagasan atau pemikiran
dari para Bapa Gereja:
a. St. Ignatius dari Antiokia (110)
St. Ignatius melanjutkan gagasan Santo Paulus yaitu roti Ekaristi sebagai
tubuh Tuhan sendiri (Surat untuk umat di Smyrna 7:1 dan umat di Roma 7:32).
Artinya bahwa Yesus sendiri yang hadir dalam Ekaristi dan benar-benar tubuh-
Nya yang disantap oleh umat Kristiani yaitu berupa roti.
b. St. Yustinus Martir (150-160)
St. Yustinus menjadi Kristen lewat pengajaran para murid rasul Yohanes. Ia
meyakini bahwa santapan Ekaristi adalah tubuh dan Darah Yesus sendiri. Yang
menarik Yustinus menekankan bahwa Sang Logos itulah yang menjadi sang
kosekrator sendiri (Martasudjita, 2003: 284). Artinya Yesus Kristus Penyelamat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
telah menjelma menjadi manusia yang terdiri atas daging dan darah demi
keselamatan manusia, maka roti dan anggur itu yang telah diubah menjadi Ekaristi
oleh doa Ekaristi yang ditentukan atau dilakukan oleh-Nya sendiri.
c. St. Irenaeus (140-202)
St Irenaeus adalah uskup Lyons dan dalam karyanya yang terkenal, Against
Heresies tentang Ekaristi ia menulis, “Dia [Yesus] menyatakan bahwa piala itu,
… adalah Darah-Nya yang darinya Ia menyebabkan darah kita mengalir; dan roti
itu…, Ia tentukan sebagai Tubuh-Nya sendiri, yang darinya Ia menguatkan tubuh
kita”. Artinya anggur adalah simbol darah-Nya dan roti adalah simbol tubuh-Nya.
d. St. Cyril dari Yerusalem (315-386)
St. Cyril adalah Uskup Yerusalem, pada tahun 350 ia mengajarkan, dalam
karyanya Catechetical Lectures: 22, “Karena itu, jangan menganggap roti dan
anggur hanya dari penampilan luarnya saja, sebab roti dan anggur itu, sesuai
dengan yang dikatakan oleh Tuhan kita, adalah Tubuh dan Darah Kristus”.
Artinya jangan sekali-kali hanya melihat dari fisiknya saja namun lihatlah
menggunakan iman bahwa roti dan anggur itu adalah tubuh dan darah-Nya
sendiri.
e. St. Augustinus (354-430)
St. Augustinus adalah Uskup Hippo, ia mengajarkan, “Roti yang ada di
altar yang dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, adalah Tubuh Kristus. Dan cawan
itu, atau tepatnya isi dari cawan itu, yang dikonsekrasikan dengan Sabda Tuhan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
adalah Darah Kristus….Roti itu satu; kita walaupun banyak, tetapi satu Tubuh.
Maka dari itu, engkau diajarkan untuk menghargai kesatuan. Bukankah roti dibuat
tidak dari saru butir gandum, melainkan banyak butir? Namun demikian, sebelum
menjadi roti butir-butir ini saling terpisah, tetapi setelah kemudian menjadi satu
dalam air setelah digiling…[dan menjadi roti]” (Martasudjita, 2003: 285).
4. Dimensi Kristologis Ekaristi
Perayaan Ekaristi bukan ciptaan dan rekayasa Gereja (Martasudjita,
2003:293). Ekaristi ditetapkan dan diperintahkan oleh Tuhan Yesus Kristus
sendiri, yakni pada perjamuan malam terakhir, saat Tuhan bersabda, “Lakukanlah
ini sebagai kenangan akan Daku.” (Konsili Trente-DS 1637). Ada 4 unsur dalam
dimensi Kristologis Ekaristi:
a. Kurban Kristus
SC art 47 tertulis, “Kurban Ekaristi ini ditetapkan untuk mengabadikan
kurban salib untuk selamanya”. Maka tampak kesatuan antara kurban Ekaristi dan
kurban Yesus Kristus. Mereka menggabungkan doa umat beriman dengan korban
kepala mereka. Dalam korban Misa mereka menghadirkan serta menerapkan satu-
satunya korban Perjanjian Baru, yakni korban Kristus (LG 28). Kurban dalam hal
ini merupakan kurban sakramental yang mengaktualisaikan satu-satunya kurban
Perjanjian Baru, yakni kurban salib Yesus. Gereja berharap umat beriman
Kristiani mengerti bahwa kurban Ekaristi merupakan kurban salib Yesus Kristus
karena adanya kesatuan antar keduanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
b. Pengenangan (anamnese) akan Kristus
Disebut sebagai perayaan kenangan sebab menunjuk pada penyelamatan
Allah pada masa lampau yang kini dihadirkan kembali. Dalam SC 6 tertulis,
Sejak itu Gereja tidak pernah lalai mengadakan pertemuan untuk
merayakan misteri Paska; disitu mereka membaca “apa yang tercantum
tentang Dia dalam seluruh Kitab suci (Luk 24:27); mereka merayakan
Ekaristi, yang menghadirkan kejayaan-Nya atas maut”[19] , dan sekaligus
mengucap syukur kepada “Allah atas karunia-Nya yang tidak terkatakan”
(2Kor 9:15) dalam Kristus Yesus, “untuk memuji keagungan-Nya” (Ef
1:12) dengan kekuatan Roh Kudus.
Dalam pengenangan ini, tekanan ada pada kebangkitan (dan tidak pada
wafat). Dan oleh karenanya juga disebut “merayakan misteri Paska”, yang
mencakup wafat dan kebangkitan (bahkan kemuliaan di surga) (Banawiratma,
1989:131). Maka bisa disimpulkan bahwa Ekaristi merupakan suatu keseluruhan
dari pengenangan akan Yesus.
c. Sakramen Tanda Keselamatan Kristus
Ekaristi menghadirkan kurban salib yang berarti juga sakramen.
Maksudnya ialah Ekarisi merupakan perayaan sakramental yang mengenangkan
kurban salib Yesus. Sakramen Ekaristi berarti menampilkan karya keselamatan
Kristus. Ad Gentes art 9 tertulis bahwa: “Melalui sabda yang diwartakan dan
perayaan sakramen-sakramen, yang pusat dan puncaknya ialah Ekaristi
Mahakudus, (Gereja) membuat Kristus, sumber keselamatan, menjadi hadir”
(Banawiratma, 1989: 134). Kehadiran Kristus menjadi sebuah tanda atau
sakramen yang dirasakan oleh umat beriman Kristiani. Dalam SC 47 juga tertulis
satu kalimat yaitu “Sakramen cinta kasih, lambang kesatuan ikatan cinta kasih”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
Kutipan ini menjelaskan bahwa Ekaristi merupakan tanda keselamatan berupa
cinta kasih yang menyatukan seluruh umat beriman Kristiani.
d. Perjamuan Kristus
Unsur terakhir dalam dimensi Kristologis yaitu perjamuan. Dalam hal ini
Martasudjita (2003:295) mengatakan bahwa :
Vatikan II mengajarkan Ekaristi sebagai perjamuan Paskah. Ungkapan
Ekaristi sebagai perjamuan Paskah ini harus dimengerti secara holistik
dalam rangka seluruh Perayaan Ekaristi. Ekaristi merupakan perayaan
kenangan dan sakramen karya keselamatan Allah yang memuncak dalam
misteri Paskah Kristus dalam bentuk perayaan : Perjamuan.
Penjelasan tersebut mempunyai maksud bahwa Ekaristi seharusnya
dimengerti oleh seluruh umat beriman Kristiani suatu kesatuan yang penuh dan
tidak bisa dipisah-pisahkan. Ekaristi harus dimengerti sebagai suatu perjamuan
yang luhur dan mulia yang didalamnya terdapat kenangan dan keselamatan Allah.
Dan keseluruhannya itu menjadi sumber dan puncak kehidupan umat Kristiani
seperti yang telah dijelaskan pada sub bab hakikat Ekaristi.
B. Hidup Beriman Umat Kristiani
1. Hakikat Iman
Iman berasal dari suatu akar kata “aman” (bahasa Ibrani) yang berarti
sesuatu yang kuat, tetap dan teguh sehingga dapat menjadi pegangan hidup yang
dapat dipercaya (Darmowigoto, 1972:5). Lebih tepatnya, iman merupakan
tanggapan manusia akan wahyu Allah. “Demikianlah manusia dengan bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan
akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan” (Dei
Verbum art 5). Kutipan ini menjelaskan bahwa iman yang sesungguhnya ialah
yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata
budi, dan menimbulkan pada semua orang rasa manis dalam menyetujui dan
mempercayai kebenaran itu sendiri. Menggerakkan hati agar mau dan selalu
mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah. Misalnya dengan membantu
sesama dan akhirnya bantuan itu mewujudkan kebenaran akan Allah itu sendiri.
Maka penyerahkan diri seutuhnya kepada Allah merupakan hal yang harus
dimiliki oleh umat beriman Kristiani.
Iman juga menjadi suatu dasar yang perlu dimiliki orang yang percaya akan
Allah. Iman dapat diartikan juga sebagai suatu identitas seseorang dalam
menjalani kehidupan di dunia ini. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). Dalam
iman, akal budi dan kehendak manusia bekerja sama dengan rahmat Ilahi (KGK,
155). Lebih jauh St. Thomas Aquinas mengatakan bahwa iman adalah satu
kegiatan akal budi yang menerima kebenaran ilahi atas perintah kehendak yang
digerakkan oleh Allah dengan perantaraan rahmat” (KGK: 155). Jadi iman
merupakan operasi intellect atau akal budi, yaitu saat kita bekerja sama dengan
rahmat Allah maka kita dapat menjawab panggilan-Nya dan percaya akan apa
yang difirmankan-Nya. Namun kepercayaan ini bukan hanya asal percaya, atau
percaya berdasarkan perasaan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
Kitab Suci menyatakan tentang “iman yang benar” yaitu dalam Ibr 11:1.
Dalam Surat Ibrani tersebut tertulis, “Iman adalah suatu dasar dari segala sesuatu
yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Kata dasar
dan bukti menjadi kata kunci dalam kutipan Kitab Suci tersebut. Iman menjadi
dasar segala sesuatu yang diharapkan oleh manusia, artinya iman menjadi patokan
atau landasan umat manusia dalam segala pengharapan mereka, terutama harapan
akan hal-hal yang positif, salah satunya harapan menjadi umat Kristiani yang
melakukan kehendak-Nya. Iman juga menjadi bukti dari segala sesuatu yang tidak
bisa manusia lihat. Hal ini juga diperkuat dengan kejadian saat Yesus
menampakkan diri kepada para rasul, namun Thomas belum percaya. Sesaat
Thomas sudah melihat dengan matanya sendiri, Yesus berkata, “Berbahagialah
yang tidak melihat namun percaya”. Dari situ dapat disimpulkan bahwa iman
menjadi bukti bagi sesuatu yang tak terlihat, terutama dalam hal wujud Yesus
sendiri.
Kebenaran iman yang dihayati dalam agama adalah bagian yang amat
penting dari setiap agama yang hidup di dunia ini; malah bisa dikatakan
dengannyalah agama bisa bertahan, bertumbuh dan mempesona bagitu banyak
manusia (Sinaga, 2009: No.24). Hal ini menjelaskan juga bahwa agama Katolik
pun merasakannya. Iman menjadi tumpuan dan landasan adanya agama tersebut.
Iman bertumbuh dari pengalaman akan kehadiran Allah sendiri dan kepercayaan
yang hadir lewat komunitas, dalam hal ini Gereja. Gereja ikut ambil bagian dalam
pertumbuhan iman yang semakin matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
23
Iman dapat didefinisikan sebagai suatu persetujuan akal budi yang kokoh
kepada kebenaran, bukan berdasarkan perasaan, namun berdasarkan kesaksian.
(Katolisitas.org). Dapat dikatakan bahwa iman merupakan dasar yang perlu
dimiliki oleh setiap orang karena dengan beriman, orang akan lebih mudah
menjadi pribadi yang melakukan kebaikan di dunia ini. Iman adalah jiwa suatu
pengalaman. Iman adalah pengakuan batin akan hubugan antara Allah dan
manusia (Powell, 1991: 55). Iman dapat diartikan sebagai seseuatu yang sakral
karena menghubungkan Allah sang pencipta dan manusia ciptaan-Nya. Di seluruh
Kitab Suci terungkap bahwa kerinduan manusia untuk melihat Allah, misalnya
dalam Mazmur tercetuslah kerinduan manusia melihat Allah. Hidup beriman juga
sebagai kerinduan akan Allah yang hadir ditengah-tengah umat manusia
(Hadisumarta, 2018: 43).
Iman, seperti cinta, adalah kenyataan yang sukar ditangkap. Iman atau
kepercayaan, apakah kepercayaan kepada orang lain ataukah kepada Allah, berarti
menerima atau menyambut sesuatu menurut perkataan orang lain (Powell, 1991:
79). Artinya iman merupakan suatu upaya bersandar atau berpegang akan
perkataan orang lain atau orang yang dipercaya. Dalam hal iman kepercayaan
akan Allah, sama saja. Allah memberi sabda-Nya atau wahyu-Nya (Powell, 1991:
79). Jika sabda-Nya diterima dan dipegang teguh oleh manusia berarti manusia itu
mengimani Allah. Anggapan seperti ini harusnya menjadi suatu hal logis biasa
yang harus dimiliki oleh awam. Banyak yang mengaku beriman namun hanya
mengerti bahwa iman adalah suatu “kepercayaan” saja, namun tidak bisa
menjelaskan lebih dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
Menurut tradisi Kristen, iman dilukiskan sebagai serah diri, yaitu manusia
menyerahkan seluruh dirinya dan hidupnya secara bebas, dengan budi dan hati
tunduk pada kehendak Allah yang mewahyukan, dan yang tidak dapat menipu
ataupun ditipu (Powell, 1991: 81). Serah diri secara bebas ini berarti bahwa
manusia yang mengimani Allah, yaitu manusia yang benar-benar menyerahkan
dirinya secara utuh kepada Allah sendiri. Bukan manusia yang setengah-setengah,
hanya perkataan saja beriman, namun kenyataannya tidak demikian. Dapat
disimpulkan bahwa iman tidak bisa dilihat dari segi intelektual saja karena pasti
hasilnya akan dangkal. Iman harus ditanamkan pada diri setiap pribadi suatu
penyerahan diri total tanpa terkecuali dan meninggalkan kenikmatan duniawi
demi Kerajaan Allah.
2. Ciri dan Isi Iman
Seperti yang telah dijelaskan tentang hakikat iman, iman merupakan suatu
hal pokok bagi umat Kristiani bahkan menjadi penghubung umat manusia dengan
Allah sendiri. Iman juga mempunyai ciri-ciri dan isi, yaitu sebagai berikut:
a. Iman adalah Rahmat
Iman adalah satu anugrah Allah, satu kebajikan adikodrati yang dicurahkan
oleh-Nya (KGK art 153). Disini terlihat bahwa iman yang benar yaitu berasal dari
Allah dan untuk Allah sendiri. Hal lain yang bukan berasal dari Allah bukanlah
iman yang sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
b. Iman adalah Kegiatan Manusiawi
Ciri yang selanjutnya ialah iman merupakan suatu kegiatan manusiawi.
KGK art 154 tertulis, “Iman adalah satu kegiatan manusiawi yang sebenar-
benarnya. Percaya kepada Allah dan menerima kebenaran-kebenaran yang
diwahyukan oleh-Nya, tidak bertentangan baik dengan kebebasan maupun dengan
pikiran manusia”. Maka dapat diartikan bahwa iman tidak bertentangan dengan
kebebasan dan pikiran manusia. Iman tidak memaksa kehendak manusia untuk
melakukan sesuatu. Iman yang benar merujuk pada penyerahan diri dan juga
didasari oleh kesadaran manusia itu sendiri.
c. Iman itu Pasti dan Berusaha untuk Mengerti
Iman itu pasti, lebih pasti dari setiap pengertian manusiawi, karena ia
berdasarkan Sabda Allah yang tidak dapat menipu (KGK art 157). Berdasarkan
kutipan KGK art 157, dapat dikatakan bahwa iman memiliki kepastian yang
sesungguhnya dibandingkan dengan hal-hal lain, dalam hal ini hal manusiawi,
misalnya janji manusia yang belum tentu pasti dan ditepati.
Orang yang benar-benar percaya, berusaha untuk mengenal lebih baik dia,
kepada siapa ia telah memberikan kepercayaannya, dan untuk mengerti lebih baik
apa yang telah dinyatakannya (KGK art 158). Artinya, iman berciri semakin ingin
lebih mengerti segala sesuatu atau ingin lebih mengerti segala keadaan dan dalam
hal ini lebih ingin mengerti rahmat Tuhan. Seperti yang telah dikatakan Santo
Agustinus, “Aku percaya supaya mengerti, dan aku mengerti supaya percaya lebih
baik (KGK art 158).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
3. Segi-segi Iman (Groome)
Setelah mengetahui ciri dan isi iman, Thomas H. Groome mempunyai
pemikiran mengenai segi-segi iman yaitu sebagai berikut :
a. Head (Kognitif)
Iman Kristiani memiliki aspek kognitif, yaitu suatu tindakan meyakini atau
believing. Iman bukan ilusi; Iman juga bukan merupakan tindakan yang semena-
mena dan tidak masuk akal (Heryatno, 2008: 23). Dari pernyataan tersebut
terbukti bahwa iman bukanlah mitos atau ilusi yang belum diketahui
kebenarannya. Iman seharusnya benar-benar diyakini oleh setiap pribadi manusia.
Seiring perkembangan jaman, tidak sedikit yang menganggap iman hanyalah
suatu tindakan yang ikut-ikutan saja.
Seperti yang terjadi di dunia politik negara Indonesia. Banyak gerakan
organisasi masyarakat yang bertameng agama dan seakan-akan mereka memiliki
iman yang kuat karena berani beraksi sedemikian rupa yang malah
memperlihatkan iman yang tidak memiliki segi intelektual atau hanya ikut-ikutan
saja. Dapat dikatakan bahwa terang iman menjadi suatu kerangka untuk
mengintepretasikan pengalaman hidup agar makin bermakna (Heryatno, 2008:
23). Tradisi kekayaan iman Gereja sejatinya harus dikomunikasikan dengan baik
agar para generasi penerus semakin memahami dan meyakininya. Maka
memanglah benar bahwa tanggapan manusia terhadap rahmat Allah dapat
dipahami dengan rasio, atau masuk akal (Heryatno, 2008: 23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
27
b. Heart (Afektif)
Selain segi kognitif, ada juga segi afektif atau trusting. Iman berarti
menaruh hati (mempercayakan diri, fidere) pada Tuhan yang dipercayai
(Heryatno, 2008: 23). Relasi antara manusia dan Tuhan seharusnya tercipta jika
manusia menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Penyerahan diri seutuhnya
juga berarti menaruh kepercayaan yang tinggi pada Tuhan. Penyerahan diri yang
setengah-setengah malah menjadi suatu batu sandungan bagi manusia itu sendiri
karena akan mengalami keragu-raguan dalam hidupnya karena tidak ada relasi
yang utuh dengan Tuhan. Heryatno (2008: 23) menuliskan bahwa berserah diri
artinya dengan penuh kesetiaan dan kepecayaan dalam menanggapi tindakan
Allah yang dalam Putra-Nya melalui Roh-Nya yang senantiasa hadir berkarya
menyelamatkan umat manusia. Maka benar bahwa setiap anggota Gereja harus
membangun relasi antar umat Kristiani, masyarakat dan pastinya dengan Tuhan
sendiri.
c. Hand (Praktis)
Segi Iman yang terakhir adalah tindakan konkret atau doing. Supaya
makin matang, iman menuntut perwujudan konkret dalam hidup sehari-hari
(Heryatno, 2008: 24). Aksi konkret memang masih menjadi hal yang sulit untuk
dilakukan. Kebanyakan orang hanya pandai berkata-kata namun aksinya nol
besar. Umat Kristiani diharapkan tidak demikian, namun menjadikan aksi konkret
sebuah kebutuhan. Santo Yakobus mengatakan jika iman tidak disertai perbuatan,
pada hakikatnya iman itu mati (Yak 2:17). Tindakan konkret menjadi salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
28
unsur penting di dalam proses pendewasaan iman (Heryatno, 2008: 24). Tindakan
konkret yang diharapkan ialah membawa kabar gembira bagi semua orang.
Mencoba membagikan hal-hal positif yang membantu orang lain mengembangkan
iman mereka.
C. Kenyataan Ekaristi dalam Hidup Beriman Umat Kristiani
1. Keprihatinan dalam Ekaristi
Melihat begitu kompleksnya makna Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari,
banyak yang masih bingung apakah semua itu tertata rapi dan teralisasikan dalam
kehidupan sehari-hari secara nyata. Banyak kenyataan yang tidak sesuai dengan
harapan Gereja dan Yesus sendiri.
Situs komunitasbeatopiocampidelli.wordpress.com mengutip dari buku
berjudul “Beriman dari altar sampai pasar” karya F.X. Didik Bagiyowinadi yang
menguraikan beberapa hal-hal yang seringkali menjadi hambatan atau
keprihatinan dalam Ekaristi yaitu sebagai berikut :
a. Datang Terlambat tetapi Pulang Cepat
Dalam perayaan Ekaristi, selalu saja masih ada yang suka datang terlambat
dan pulang cepat. Ekaristi, dimana kita bisa mengalami kehadiran Tuhan, pun
mereka perhitungkan secara praktis dan ekonomis. Mereka yang datang lambat
dan pulang cepat ini agaknya kurang menyadari nilai kebersamaan dengan yang
lain. Sekedar memikirkan “keselamatan individual”. Begitu sudah dapat “jatah
komuni”, segera pulang duluan. Padahal, perilaku demikian bisa mengganggu
konsentrasi umat di sekitar kita, setidaknya yang duduk sebangku dengan kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
29
Tentu, bukan dimaksudkan di sini, bahwa mereka yang datang terlambat tak boleh
masuk. Tetapi, sedapat mungkin kita upayakan agar kita bisa mengikuti perayaan
Ekaristi secara utuh dari awal sampai akhir.
b. Persoalan Mengenai Pakaian
Pakaian disebut pantas, manakala cocok dengan “situasi-kondisinya”.
Pakaian tidur tak selayaknya dipakai untuk menerima tamu. Baju pesta tidak
cocok kita kenakan di kolam renang. Demikian juga dengan pakaian untuk ke
gereja, kita mesti ingat, kita mau bertemu dengan siapa. Dengan Tuhan dan umat
yang lain. Maka tak bisa kita berdalih, “Peduli amat dengan pakaian, yang
terpenting kan hati saya”. Sebab di gereja kita berdoa bersama yang lain. Pakaian
kita yang terlalu nyleneh, super ketat, “you can see”; kerap malah menjadi batu
sandungan bagi yang lain.
Artinya, mereka yang duduk di sekitar kita sebenarnya sungguh mau
berdoa, tetapi lantaran menyaksikan dandanan kita yang kurang pantas, jadinya
terganggu juga: entah mencela dalam hati ataupun berpikiran lain. Memang semua
tergantung pada orangnya. Tetapi, alangkah bijak bila kita tidak membawa orang
lain jatuh dalam pencobaan. Tulis St. Paulus, “Karena itu, janganlah kita saling
menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita
membuat saudara kita jatuh atau tersandung” (Rm 14:13).
c. Berisik dan Mengobrol
Omong-omong dan berisik dengan umat sebangku, apalagi sampai ngobrol,
sungguh mengganggu yang lain terlebih selama perayaan Ekaristi sebenarnya
merupakan kesempatan emas bagi kita untuk mendengarkan firman Tuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
30
menanggapinya dengan doa-doa kita. Kalaupun mau ngobrol, kita masih punya
waktu dan kesempatan di luar gereja setelah Misa Kudus.
d. Hand Phone yang Berbunyi
Di pintu masuk gereja biasanya ada peringatan agar HP dinonaktifkan agar
membantu kekhidmatan suasana perayaan Ekaristi. Namun kenyataannya, tidak
jarang terjadi selama perayaan Ekaristi berlangsung terdengar suara HP
berdendang di gereja. Apa ini artinya? HP yang selalu on – aktif, sebenarnya
menandakan kita bersiap sedia menerima panggilan dan pesan. Sayangnya, bukan
panggilan dan pesan dari Tuhan, melainkan dari kolega dan mereka yang berada
di luar gereja. Agar bisa siap sedia mendengarkan firman Tuhan, untuk sementara
kesiapsediaan kita pada dunia luar, mesti kita non aktifkan. Tanpa itu, niscaya
pikiran kita akan terus bercabang.
e. Anak-Anak Ribut
Berkaitan dengan kekhidmatan suasana perayaan Ekaristi, kerap anak-anak
kecil juga dituding sebagai penyebabnya. Memang tidak semua anak bisa duduk
tenang bersama orang tuanya. Harus ada banyak trik untuk mensiasatinya, mulai
dari memberi pengertian dari rumah, membawakan mainan, mengajaknya keluar
gereja bila menangis dan rewel, ataupun menitipkannya di Minggu Gembira
selama perayaan Ekaristi berlangsung dan dibawa masuk kembali untuk menerima
berkat di dahi pada saat komuni. Persoalan ini juga saya singgung dalam
“Membangun Religiositas Katolik dalam Keluarga” pada buku SKP-4: Mendidik
Anak secara Katolik (Pustaka Nusatama, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
31
Harus diakui, tidaklah mudah mengatasi persoalan anak-anak. Butuh seni
tersendiri. Namun, kita harus ingat akan peringatan Tuhan Yesus, “Biarkan anak-
anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-
orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah” (Mrk 10:14). Maka
kalaupun pada saat ada anak yang rewel dan menangis dalam Gereja, hendaklah
kita memaklumi, toh orangtuanya akan segera berusaha menenangkannya. Kita
tidak melihatnya sebagai “gangguan” yang mengusik kekhususk-asyikan kita,
layaknya saat menonton konser.
Mungkin kita bisa mengingat komentar Tuhan Yesus, saat para imam kepala
dan ahli Taurat merasa bising dan jengkel karena anak-anak dalam Bait Allah
berseru “Hosana bagi Anak Daud.” Tanya mereka, “Engkau dengar apa yang
dikatakan anak-anak ini?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku dengar; belum
pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau
telah menyediakan puji-pujian” (Mat 21:14-16; bdk. Mzm 8:3). Dan mungkin kita
juga bisa memaknai kehadiran (dan risikonya kerewelan) anak-anak dalam Gereja
sebagai hal yang patut disyukuri sebab mereka inilah masa depan Gereja kekal
dan syukur bahwa sejak dini mereka telah dibiasakan oleh orangtuanya untuk
bergaul dengan Kristus dan Gerejanya. Sebaliknya, saya yakin Anda akan merasa
“ngenes” bila menyaksikan gereja-gereja di Eropa, hanya dihadiri oleh para
lansia! Jarang sekali orang muda dan keluarga muda (plus anak-anaknya) yang
memenuhi gereja.
Tentu berlimpahnya umat yang hadir dalam Gereja kita, perlu tetap
diimbangi dengan upaya menjaga kekhusukan dan kekhidmatan perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
Maka kuncinya dalam hal ini adalah katekese iman dalam keluarga akan makna
perayaan Ekaristi itu sendiri bagi kita. Demikianlah beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar kita bisa merayakan Ekaristi bersama dengan khidmat.
Situs Katolisitas.org menguraikan bahwa di Amerika, menurut polling
pendapat yang diadakan oleh Gallup poll pada tahun 1992, Ekaristi belum
dipahami sebagian besar umat Katolik. Hal yang serupa mungkin pula terjadi di
Indonesia.
Hasil yang diperoleh cukup menggambarkan bahwa banyak orang Katolik
yang tidak tahu dengan persis bahwa Yesus sungguh-sungguh hadir dalam
Ekaristi:
30% percaya bahwa mereka sungguh-sungguh dan benar-benar menerima
Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan Yesus Kristus dalam rupa roti dan
anggur.
29% percaya bahwa mereka menerima roti dan anggur
yang melambangkan Tubuh dan Darah Kristus.
10% percaya mereka menerima roti dan anggur di mana di dalamnya
Yesus juga hadir.
24% percaya mereka menerima Tubuh dan Darah Yesus karena iman
mereka sendiri mengatakan demikian.
Survei tersebut membuktikan bahwa orang yang benar-benar mengerti akan
pengajaran Gereja Katolik akan mengetahui bahwa pilihan yang benar itu hanya
pilihan pertama, sedangkan pilihan yang lain itu keliru. Sayangnya, hanya 30%
umat Katolik yang mengerti akan kebenaran ini; sedangkan 70% yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
sepertinya ‘bingung’ atau memegang kepercayaan gereja lain yang bukan Katolik.
Kehadiran pada misa hari Minggu sesungguhnya mengalir dari iman umat
beriman dalam misteri agung Ekaristi (Lowery, 2001:28). Jadi kekuatan iman
seseorang sesunggungnya telah ada dalam perjamuan Ekaristi yang selalu
dirayakan.
2. Buah Ekaristi yang Sesungguhnya
Seluruh Perayaan Ekaristi adalah penghadiran kurban persembahan Kristus
yang menyelamatkan. Setelah kita disapa oleh sabda Tuhan dalam Liturgi Sabda,
kita mengawali Liturgi Ekaristi dengan persiapan persembahan. Roti, anggur,
kolekte, dan bahan-bahan persembahan lainnya melambangkan persembahan
hidup seluruh umat, termasuk suka duka, beban, dan penderitaan hidup kita.
Bahan-bahan persembahan ini diterima oleh imam sebagai wakil Kristus dan
sekaligus Gereja. Selanjutnya, bahan-bahan persembahan, khususnya roti dan
anggur, dihunjukkan oleh imam kepada Allah agar dikuduskan dan dipersatukan
dengan kurban Kristus yang menyelamatkan. Hanya dalam Kristus, ada kepastian
bahwa persembahan hidup kita diterima oleh Allah Bapa kita
Buah Ekaristi yaitu kurban pujian dan syukur, artinya Kristus hadir sebagai
imam dan kurban, Ekaristi berfungsi sebagai kehadiran kembali Perjanjian Baru
(1 Kor 11-25; Luk 22:20) yang dihasilkan oleh wafat dan kebangkitan-Nya, yang
mendamaikan kita dengan Allah, sebagai antisipasi pemenuhan Kerajaan Allah.
Sebagai perjamuan, Ekaristi menjadikan kita sebagai peserta dalam perjamuan
Tuhan sendiri dan mengungkapkan kesatuan kita yang terdalam dalam Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
Sebagai kurban dan perjamuan, Ekaristi secara berdaya guna melambangkan
kurban persembahan diri bagi orang lain, yang merupakan panggilan semua orang
Kristiani (Musakabe, 2011: 7-8).
Ekaristi sungguh menjadi sebuah rahmat yang berguna bagi manusia.
Disamping Ekaristi sebuah persembahan hidup, buah Ekaristi yang dapat dipetik
ialah sebuah syukur atas keterlibatan umat. Perayaan Ekaristi adalah perayaan
seluruh Gereja yang menuntut keterlibatan seluruh umat (KomLit KAS, 2010:
11). Bisa dikatakan bahwa Ekaristi wajib dilakukan seluruh umat beriman, kecuali
ada larangan berdasarkan hukum kanonik. Jika sudah bersama-sama maka akan
terjalinlah ikatan suci dan mulia demi mengucapkan syukur kepada Allah.
Buah Ekaristi selanjutnya ialah cinta. Karunia paling besar yang Allah
berikan kepada manusia adalah cinta dengan wujud pengorbanan diri-Nya bagi
keselamatan manusia (Yoh 15:13-14). Dengan kata lain, hubungan Yesus dengan
manusia bukan seperti tuan dan hamba namun bagaikan seorang sahabat.
Persahabatan merupakan satu jiwa yang hidup dalam dua badan. Manusia
dijadikan sahabat oleh-Nya dan terbukti Ia amat setia dengan sahabat-Nya yaitu
umat manusia.
Buah Ekaristi yang umumnya melekat dalam hidup sehari-hari yaitu
persahabatan. Umat Kristiani semestinya bertindak seperti seorang sahabat.
Sahabat sejati adalah orang yang memperhatikan kebutuhan sesamanya. Ada
ungkapan: A friend in need is a friend indeed. Bertindak seperti seorang sahabat
berarti (tetap) melakukan hal-hal baik untuk orang lain, walaupun ia dalam posisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
yang kurang menguntungkan, tercampak atau dikucilkan (Musakabe, 2011: 13).
Itulah yang dilakukan Yesus kepada manusia, dengan mengorbankan diri bagi
umat manusia.
Santo Bernardus mengatakan, “Ekaristi adalah Cinta yang melampaui segala
cinta di surga dan di dunia.” Cinta-Nya yang luar biasa menjadi suatu dorongan
bagi umat manusia untuk tetap percaya dan beriman kepada-Nya. Santo Thomas
Aquinas menulis, “ Ekaristi adalah Sakramen Cinta, ia menyatakan cinta, ia
menghasilkan cinta.” Pengalaman-pengalaman Santo-Santo tersebut menyadarkan
manusia bahwa Ekaristi merupakan cinta Yesus kepada manusia. Memaknai
Ekaristi sebagai sebuah cinta Yesus yang amat luar biasa akan menumbuhkan
keteguhan hati dan akhirnya iman berkembang serta dalam kehidupan sehari-hari
akan mengungkapkannya dengan berbuat baik kepada sesama.
Buah Ekaristi juga ditandai dengan kehadiran Allah yang menyertai
manusia. Ia adalah Tuhan Yesus yang hadir dalam tabernakel gereja kita dalam
Tubuh, Darah, Jiwa dan Keilahian-Nya (Musakabe, 2011: 14). Dalam Mat 1:23
tertulis juga saat malaikat Gabriel datang membawa berita sukacita kepada Maria
bahwa mereka akan menamai Dia Imanuel yang berarti Allah menyertai kita.
Tubuh dan Darah-Nya yang disantap akan selalu menyertai umat manusia dalam
segala situasi dan kondisi. Tubuh dan Darah-Nya akan menebus umat manusia
dan mengantarkan umat manusia ke dalam kerajaan surga.
Buah Ekaristi berdasar dari sumber Kitab Suci yang dikutip dari situs
tuhanyesus.org yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
a. Sebagai Pengingat akan Karya Penyelamatan Allah
Pengingat karya penyelamatan Allah, dalam Luk 22:19-20 yaitu saat Yesus
berkata “Inilah tubuh-Ku dan inilah darah-Ku,” maka roti dan anggur berubah
menjadi tubuh dan darah-Nya. Mengapa bisa demikian? Karena Yesus memiliki
kuasa untuk mengubahnya. Hanya saja, bukan secara fisik yang berubah. Namun,
anggur dan roti tersebut berubah menjadi diri-Nya sendiri yang diberikan pada
manusia dalam bentuk makanan dan minuman. Karena itulah saat perayaan
Ekaristi imam akan mengulangi perkataan Yesus, dan dengan iman mereka
mempercayai bahwa anggur dan roti merupakan tubuh dan darah-Nya. Oleh
karena Yesus disalib satu kali untuk selamanya. Maka Ekaristi bertujuan supaya
kita mendapat buah-buah arti penebusan dosa yaitu keselamatan.
b. Bersatu dengan Kristus
Dalam Yoh 6:56-57, ayat tersebut menjadi dasar bagi umat Katolik
mengenai makna Ekaristi, yaitu bersatunya kita dengan Kristus. Mereka
mempercayai bahwa Kristus hadir dan Dia sendiri yang memimpin saat perayaan
Ekaristi. Selain itu, dengan makan tubuh dan darah-Nya, dan dengan kuasa Roh
Kudus, umat manusia dipersatukan dengan kemanusiaan sekaligus ke-Allah-an
Kristus. Dengan dipersatukannya manusia dengan Kristus, umat manusia akan
mengambil bagian dalam kehidupan-Nya dan makna Sakramen Ekaristi akan
diubah menjadi serupa dengan Dia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
c. Kesatuan Jemaat dalam Tubuh Kristus
Ekaristi merupakan perayaan dimana Yesus sebagai Tuan Rumah, dan
perayaan tersebut dihadiri jemaat yang bersama-sama berkumpul dan memiliki
tujuan untuk mengingat karya penyelamatan-Nya. Jadi, apabila dirayakan sendiri,
maka akan berbeda lagi maknanya dan bukan lagi Ekaristi. Maka dari itu,
walaupun Ekaristi lebih merupakan hubungan antara manusia, Roh Kudus, dan
Kristus, namun tetap saja, pada mulanya Yesus mengajarkan Ekaristi dalam
bentuk perkumpulan orang-orang yang percaya kepada-Nya.
3. Substansi Ekaristi dalam Hidup Beriman
Ekaristi adalah sakramen kasih, tanda kesatuan, dan ikatan kasih serta
sebuah Perjamuan Paska Kristus dikurbankan, untuk mengisi kita dengan rahmat
yang menghantar umat kepada kehidupan kekal. (Sacrosanctum Concilium art
57). Sebagai sakramen kasih, Ekaristi menjadi sumber kekuatan bagi umat untuk
mencapai kesempurnaan kasih yaitu kekudusan. Sebagai tanda kesatuan, Ekaristi
menandai persatuan antara Tuhan dengan semua orang beriman (Gereja), dan
melalui Gereja, dengan seluruh dunia. Sebagai ikatan kasih, Ekaristi mengarah
pada persekutuan dengan Tuhan dan sesama. Sebagai Perjamuan Paska, Ekaristi
menggambarkan tujuan akhir ke surga. Sungguh, Ekaristi menjadi ‘Surga di
Dunia’. Oleh karena itu, Ekaristi menjadi sumber dan puncak Spiritualitas
Kristiani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
Umat Kristiani harus bersatu dengan Kritus di dalam Ekaristi, jika ingin
bertumbuh di dalam kekudusan untuk menjadi semakin serupa dengan Dia; sebab
Ia adalah sumber kekudusan dan guru kesempurnaan. “Akulah pokok anggur dan
kamulah ranting-rantingnya,” kata Yesus, “dalam hal inilah Bapa-Ku
dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-murid-Ku” (Yoh 15:5,8). Kita harus tinggal di dalam Kristus dan
Gereja-Nya, yaitu Tubuh-Nya, supaya kita dapat berbuah, yaitu kekudusan di
dalam kesempurnaan kasih, untuk memuliakan Tuhan. Dalam Ecclesia de
Eucharistia art.2 tertulis ungkapan Paus Fransiskus, “Saya bersyukur kepada
Tuhan Yesus justru karena memperkenankan saya mengulangi di tempat itu, kata-
kata suruhan-Nya : “Lakukanlah ini sebagai peringatan akan Aku” (Luk 22:19).
Disini terlihat bahwa perjamuan itu menjadi suatu pengenangan akan Yesus
sendiri.
Dengan Ekaristi, kasih Tuhan tersampaikan kepada umat-Nya yaitu sebuah
kasih yang begitu besar sehingga roti itu merupakan makanan yang berasal dari
diri-Nya sendiri. Kasih yang diberikan secara cuma-cuma, selalu tersedia bagi
setiap orang yang lapar dan memerlukannya untuk memperbarui kekuatannya
sendiri. Untuk menghidupi pengalaman iman artinya adalah untuk membiarkan
diri sendiri diberi makan oleh Tuhan dan untuk membangun keberadaan diri
sendiri bukan dari benda-benda material tetapi dengan kenyataan yang tidak
binasa, yaitu karunia-karunia Allah, Sabda-Nya dan Tubuh-Nya.Ekaristi adalah
kenangan yang hidup akan pengorbanan Kristus yang menebus kita. Betapa
dalamnya makna dan manfaat Ekaristi dan betapa besar rahmat yang kita terima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
setiap kali kita menyambut Ekaristi kudus itu. Sebab yang kita terima dan yang
masuk ke dalam tubuh kita dan bersatu dengan jiwa kita adalah Tuhan Yesus
sendiri, yaitu: Tubuh, Darah, Jiwa dan ke-Allahan-Nya (Katolisitas.org)
Dengan hati penuh syukur, umat Kristiani merenungkan kembali perkataan
Yesus yang penuh kuasa. Bahwa sebelum menderita sengsara, Ia telah
menetapkan perjamuan bersama para murid-Nya yang kini kita lakukan demi
peringatan akan Dia. Konsekrasi merupakan bagian yang utama dalam Misa
Kudus, yaitu pada saat imam mengatakan, “Terimalah dan makanlah. Inilah
Tubuhku yang dikurbankan bagimu.” Dan kemudian imam mengangkat roti hosti.
Pandanglah hosti kudus itu dengan penuh syukur dan kasih sebab Kristus telah
rela mati untuk menebus dosa kita. Kini, oleh kuasa Roh Kudus-Nya Ia
menghadirkan kembali Misteri Paska di tengah kita. Oleh Sabda Allah yang
dikatakan oleh imam, hosti itu bukan hosti lagi, melainkan Tubuh Kristus sendiri.
Maka kita dapat memandang hosti itu sambil berkata seperti yang dikatakan oleh
Rasul Thomas, “Ya Tuhanku dan Allahku.” Demikian pada saat imam berkata,
“Terimalah dan minumlah. Inilah piala darahKu, darah perjanjian baru dan kekal,
yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa.
Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku;” kita memandang piala yang diangkat
itu, sambil mengatakan hal yang sama, “Ya Tuhanku dan Allahku.” Kita dapat
menundukkan kepala, tanda hormat dan syukur atas Misteri Kristus ini. Katakan
dengan iman, “Terima kasih Yesus, Engkau telah mengasihi aku dan
menyerahkan diri-Mu untuk aku” (Gal 2 :20) (Katolisitas.org).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
Dalam Ekaristi juga tercipta sikap mencintai Ekaristi itu sendiri. Orang yang
mencintai Ekaristi tentu juga amat merindukan dan selalu mengupayakan kesatuan
atau persaudaraan penuh kasih dalam keluarganya, komunitasnya atau
masyarakatnya (Martasudjita, 2012:102). Oleh sebab itu, mencintai Ekaristi
berdampak baik bagi kehidupan sehari-hari para umat beriman Kristiani.
Mencintai Ekaristi dapat menjadikan umat beriman semakin mencintai
keluarganya, komunitasnya dan yang terpenting mencintai Allah sendiri. Juga
dalam perayaan Ekaristi, setiap orang Katolik dipanggil dan diutus untuk
meneruskan gerakan berbagi lima roti dan dua ikan agar menjadi berkat bagi yang
lain (Pujasumarta, 2008: 25). Hal tersebut mengingatkan bagi umat beriman
Kristiani untuk selalu menjadi orang yang penuh belas kasih dan mampu
membagikan apa yang dipunyainya demi menolong orang yang kesusahan.
Berbagi tentang apapun saja, bukan hanya berbagi makanan. Karena berbagi
merupakan tindakan yang mencerminkan kerendahatian dan ketulusan sebagai
umat beriman Kristiani.
Dalam hal menerima komuni, sikap yang paling tepat ialah menerima
komuni dengan pantas dan siap lahir batin. Sangat tidak pantas apabila ada orang
yang selama misa cuma SMS-an dengan HP-nya atau ngobrol saja, tetapi tetap
maju saat komuni kudus (Komsos KAS, 2010: 52). Hal tersebut bisa diartikan
bahwa sesuatu yang amat agung dan kudus harus dan wajib ditanggapi pula
dengan agung dan kudus. Bagaimana yang agung dan kudus itu? Yaitu dengan
sikap yang benar-benar khusyuk dan merasakan kehadiran Yesus sendiri di dalam
komuni itu. Setelah menerima komuni, hendaklah kita berdoa pribadi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
tenang dan leluasa (Komsos KAS, 2010: 55). Hal ini lumrah dilakukan oleh umat
beriman Kristiani karena menerima komuni adalah hal yang luar biasa, sepatutnya
umat Kristiani mengucap syukur atas kebaikan Allah.
Menerima komuni menjadi suatu hal yang perlu dilakukan dengan
kerendahan hati karena benar-benar pemberikan Allah. Arti dan tujuan komuni
adalah agar umat beriman meniru hidup Kristus, mengikuti jalan salib-Nya dan
karena jasa-jasa wafat-Nya, umat beriman dapat ambil bagian dalam kebangkitan-
Nya (Lukasik, 1991: 114). Disini terlihat bahwa menerima komuni menuntut umat
beriman Kristiani untuk mengikuti segala kehendak Kristus, entah itu suka atau
duka, semua itu adalah jalan salib-Nya. Umat beriman Kristiani patut bersyukur
karena boleh ikut dalam karya penyelamatan-Nya. Dengan mengikuti-Nya, kelak,
umat beriman Kristiani telah masuk dalam Kerajaan-Nya.
Akhirnya, roti dan anggur yang dipakai dalam perayaan Ekaristi mengajak
kita untuk menyebarkan kesadaran (dan tindakan yang mengikutinya) akan
pemeliharaan alam raya ini sebagai segi yang amat penting dalam spiritualitas
kristiani dan kemuridan kristiani (Suharyo, 2011:3 6). Dengan demikian,
pengorbanan Yesus Kristus dengan tubuh dan darah-Nya memiliki tujuan untuk
keselamatan umat manusia. Tidak hanya sampai misi penyelamatan saja, namun
apa yang terjadi setelah penyelamatan yaitu saling mengashi sesama dan alam
semesta ini. Semua kehendak Allah adalah baik adanya, sepatutnya umat manusia
khususnya umat beriman Kristiani berbuat sesuai kehendak Allah Yang Maha
Kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
BAB III
GAMBARAN UMUM PERAYAAN EKARISTI DI PAROKI
ADMINISTRATIF MARIA ASSUMPTA CAWAS DALAM
MENGEMBANGKAN HIDUP BERIMAN UMAT KRISTIANI
A. Gambaran Pelaksanaan Ekaristi di Paroki Administratif Santa Maria
Assumpta Cawas
Pada Bab ini penulis akan membahas gambaran umum tentang Paroki
Administratif Santa Maria Assumpta Cawas. Terdiri dari profil paroki, letak
geografis paroki, visi, misi dan sejarah paroki serta perkembangan Ekaristi di
Paroki hingga sekarang. Lalu bab tiga ini juga berisi sejauh mana peranan Ekaristi
bagi hidup beriman umat di Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas
ini. Untuk mengetahui sejauh mana peranan Ekaristi bagi hidup beriman umat,
penulis melakukan penelitian dengan wawancara terstruktur. Penelitian ditujukan
pada umat Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas. Kemudian
dilanjutkan tentang pembahasan hasil penelitian.
1. Profil Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas
a. Letak Geografis Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas
Paroki Administratif Maria Assumpta Cawas merupakan salah satu Paroki
yang berada di Keuskupan Agung Semarang, yang terletak di Desa Barepan,
Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Luas wilayah Paroki Administratif Maria
Assumpta Cawas jika dihitung dari Gereja yaitu 2,6 km ke sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Bayat, 4,5 km ke sebelah timur berbatasan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
Kabupaten Sukoharjo, 6 km ke sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Trucuk dan 5,1 km ke sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ngawen.
Wilayah Paroki Administratif Maria Assumpta Cawas meliputi Kecamatan
Cawas, Kecamatan Bayat dan Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan dalam batas
wilayah gerejani, Paroki Administratif Maria Assumpta Cawas sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Paroki Jombor, sebelah barat dengan Paroki
Bayat, sebelah timur dengan Paroki Sukoharjo dan sebelah selatan dengan Paroki
Ngawen.
b. Visi dan Misi Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas
1)Visi Paroki
“Menjadi paroki mandiri dengan fasilitas yang nyaman dan lengkap untuk
membangun keterlibatan dan kehidupan umat beriman yang makin mendalam
sehingga mampu menghadirkan daya ubah dalam relasi yang inklusif dengan
sesama di tengah masyarakat”.
Visi yang dirumuskan telah menggambarkan kemana arah Paroki
Administratif Santa Maria Assumpta Cawas akan tertuju. Paroki benar-benar
memiliki visi yang menurut penulis sudah amat bagus dan lengkap.
Mengusahakan kemandirian, keterlibatan dan akhirnya menghasilkan daya ubah
melalui relasi yang inklusif. Visi yang sudah amat terstruktur dan pastinya hal
yang terstruktur akan mudah dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
2) Misi Paroki
Misi Paroki yang dirumuskan berdasarkan pada visi Paroki yaitu berusaha
menambah kenyamanan bagi kegiatan umat. Paroki juga berusaha melengkapi
kelengkapan fasilitasnya. Semua itu demi tewujudnya keterlibatan umat dalam
hidup menggereja. Keterlibatan menghasilkan sifat kepemimpinan yang kuat dan
memiliki rasa positif pada diri sendiri. Maka diri mempunyai keberanian dalam
bertindak dan dalam membuat rencana kegiatan. Serta semakin memiliki relasi
dan saling mendukung antar umat Paroki Administratif Santa Maria Assumpta
Cawas.
c. Sejarah Singkat Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas
Tahun 1935 muncul orang Katolik pertama di Cawas yaitu Bapak Jaidi
Darmosewoyo. Tahun 1936, Paroki Wedi berdiri dan mengasuh sebagian wilayah
Jombor yaitu Trucuk dan Cawas. Wilayah Jombor yang lain diasuh oleh Paroki
Klaten. Sekitar tahun 1947-1948, ada 4 keluarga Katolik di Cawas. Keluarga itu
adalah: keluarga Y. Darrnasewaya (Barepan, Cawas), keluarga A. Darsawiharja
(Cawas), keluarga L. Harjawiyana (Kedungampel), keluarga Siswaharja (Cawas).
Empat keluarga tersebut menjadi embrio keberadaan Gereja Paroki Administratif
Cawas. Pada tahun 1959, lingkungan Cawas dimasukkan ke dalam wilayah Paroki
Klaten. Waktu itu, pastor paroki Klaten adalah Rm. J. Darmayuwana, Pr.
Pada tanggal 14 Agustus 2010 dimulai pembangunan gedung pastoran.
gedung pastoran ini selesai dibangun dan diberkati bersama gedung Gereja dan
Aula oleh Uskup Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarta pada tanggal 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
September 2011. Semenjak bulan Januari 2012 Stasi Cawas mulai membuat
pembukuan induk sendiri (Baptis, Perkawinan, Penguatan, Sakramen Pengurapan
Orang Sakit, Kematian), terpisah dari Paroki Jombor. Pada Januari 2012, Rm.
Yohanes Sunaryadi. Pr datang menggantikan Rm. Robertus Budi Haryono, Pr
sebagai Pastor Paroki Jombor.
Lingkungan di Gereja Administratif Cawas adalah basis kegiatan.
Kehidupan lingkungan-lingkungan ditingkatkan dengan membentuk Paguyuban
Ketua lingkungan dan Wilayah. Mereka mendampingi secara berkala.
Pembangunan Fisik yang terjadi juga signifikan. Sesudah berbagai macam hal
ditata dan dikembangkan dalam dinamika hidup umat, pelayanan pastoral dan
pengelolaan organisasi, akhirnya pada tanggal 15 Agustus 2012, Stasi Cawas
diresmikan sebagai PAROKI ADMINISTRATIF oleh Uskup Agung Semarang,
Mgr. J. Pujasumarta, Pr.
2. Perkembangan Kenyataan Pelaksanaan Ekaristi di Paroki Administratif
Santa Maria Assumpta Cawas Hingga Sekarang
Setelah berstatus paroki administratif, frekuensi misa harian ditambah yaitu
setiap hari Senin sampai Jumat. Misa mingguan dirayakan di kapel wilayah St.
Agustinus setiap Sabtu minggu ke-2, di kapel St. Petrus Karangtengah setiap
Sabtu minggu ke-3, di kapel St. Paulus Kedungampel setiap Sabtu minggu ke 4.
Penambahan jumlah misa ini berkaitan dengan penambahan jumlah imam.
Tanggal 10 Agustus 2013, Rm. Antonius Saptana Hadi memasuki karya di paroki
lombor dan Cawas. Semenjak ada pastor tinggal di pastoran Cawas, dinamika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
pelayanan Iiturgi, administrasi, dan dimanika keparokian berjalan seperti paroki
mandiri. Pada dasarnya, dengan segala potensi dan kekurangan, umat merasa
mampu menjadi paroki mandiri. Dalam visi paroki administratif 2017-2020,
Gereja Maria Assumpta Cawas tetap mencantumkan cita-cita menjadi paroki
mandiri di dalam rumusannya.
Per tanggal 29 juni 2016, Romo Saptana Hadi, Pr berpindah tugas ke
Sorong Papua dan digantikan oleh Romo Yustinus Joko Wahyu Yuniarto, Pr
(Romo Yuyun) dam bertempat tinggal di paroki Cawas. Dalam pendampingan
Romo Yuyun, tata penggembalaan paroki mengalami beberapa perubahan yang
menyesuaikan dengan kebutuhan umat. Khusus perayaan Ekaristi, Romo Paroki
menyusun jadwal perayaan Ekaristi secara rutin. Perayaan Ekaristi Jumat Pertama,
Ekaristi Mingguan, Ekaristi per Wilayah serta Ekaristi di taman doa. Dan yang
terbaru, mulai awal tahun 2018, Romo Paroki beserta dewan Paroki menyusun
program yaitu dalam seminggu ada perayaan Ekaristi per lingkungan dan
perayaan Ekaristi Ujub. Hal ini diharapkan membantu umat untuk lebih
menghayati imannya serta lebih bisa hidup dalam iman akan Yesus Kristus.
Kehidupan berekaristi di Paroki ini semakin berkembang seiring dengan
perkembangan jaman. Romo Paroki yang tak kenal lelah mengajak umat untuk
semakin rajin dan sadar bahwa Ekaristi merupakan suatu kebutuhan bagi setiap
umat Kristiani. Dalam perkembangannya, memang tidak sedikit umat yang masih
belum sadar, namun ada tidak sedikit pula yang semakin rajin dalam mengikuti
perayaan Ekaristi. Program Romo Paroki yaitu perayaan Ekaristi per lingkungan,
perayaan Ekaristi per Wilayah dan perayaan Ekaristi Ujub diharapkan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
umat semakin sadar bahwa Ekaristi merupakan sumber dan puncak kehidupan
beriman mereka. Melihat antusias umat dalam mengikuti perayaan Ekaristi,
peneliti melihat bahwa hal-hal itu perlu digali dari umat. Peneliti ingin menelisik
lebih dalam dampak peranan Ekaristi bagi hidup beriman umat yang makin
mendalam sehingga mampu menghadirkan daya ubah bagi hidup bersama.
B. Metodologi Penelitian Peranan Ekaristi dalam Mengembangkan Hidup
Beriman Umat Kristiani Paroki Administratif Santa Maria Assumpta
Cawas
1. Latar Belakang Penelitian
Iman merupakan tanggapan manusia akan wahyu Allah. Iman juga
menjadi sebuah bukti bahwa Allah benar-benar menyapa dan memanggil manusia
dan akhirnya manusia menanggapinya. Hidup beriman umat Kristiani menjadi
sebuah gambaran kedekatan manusia dengan Allah. Mengimani Yesus Kristus
menjadi kewajiban umat Kristiani, maka hidup beriman umat Kristiani menjadi
suatu hal yang perlu diperhatikan. Mengikuti Kristus berarti menerima salib,
mengimani Kristus berarti memikul beban.
Ekaristi merupakan salah satu sakramen dalam Gereja Katolik. Ekaristi
merupakan puncak hidup umat Kristiani. Ekaristi merupakan dasar semangat atau
spiritualitas hidup rohani umat Kristiani. Ekaristi merupakan makanan rohani,
maka jelas spiritualitas hidup rohani umat semakin berkembang dan mengakar
lebih dalam. Melalui Ekaristi, umat diajak untuk ikut dalam misteri iman akan
Yesus Kristus yang rela mati demi manusia. Seluruh Perayaan Ekaristi adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
penghadiran kurban persembahan Kristus yang menyelamatkan. Setelah umat
disapa oleh sabda Tuhan dalam Liturgi Sabda, umat mengawali Liturgi Ekaristi
dengan persiapan persembahan. Ekaristi seharusnya membantu perkembangan
hidup beriman umat jika pelaksanaannya benar-benar dihayati dengan baik.
Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas diresmikan pada tanggal
15 Agustus 2012 oleh Uskup Agung Semarang Mgr. J. Pujasumarta, Pr. Gebrakan
yang luar biasa adalah perencanaan pelaksanaan Ekaristi yang lebih diintensifkan
Dalam satu minggu telah dijadwalkan perayaan Ekaristi yang teroganisir.
Perayaan Ekaristi mingguan, harian, per lingkungan, per wilayah maupun
perayaan Ekaristi ujub. Diharapkan dengan adanya perayaan Ekaristi yang rutin,
umat semakin berkembang imannya dan menghidupi imannya itu.
Melihat upaya-upaya yang dilakukan demi meningkatnya hidup beriman
umat Katolik di Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas, khususnya
Ekaristi, penulis berupaya membantu umat Paroki Cawas untuk lebih
memperdalam imannya. Penulis melakukan penelitian tentang seberapa besar
peranan Ekaristi dalam memperkembangkan iman umat. Diharapkan hasil dari
penelitian yang dilakukan dapat menjadi bantuan kecil atau solusi bagi
keberlangsungan kehiduan beriman umat di Paroki Administratif Maria Assumpta
Cawas.
2. Tujuan penelitian
a. Mengemukakan sejauh mana pemahaman umat tentang Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
b. Mengemukakan sejauh mana dampak positif Ekaristi yang dilaksanakan di
Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas dalam perkembangan hidup
beriman mereka.
c. 1) Mengemukakan faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan Ekaristi.
2) Mengemukakan faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan Ekaristi.
3. Jenis Penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
analisis. Menurut Sugiyono (2014:9) penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan,
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dariada generalisasinya. Jenis penelitian ini sering disebut
juga metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah (natural setting) (Sugiono, 2014: 14).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskripsi analisis yaitu
metode yang menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh melalui studi
pustaka dan diperkuat dengan adanya penelitian. Dalam rangka mendapatkan data
yang valid, penulis akan terjun langsung ke Paroki Administratif Santa Maria
Assumpta Cawas. Penulis akan melakukan wawancara kepada beberapa
narasumber yaitu Romo Paroki dan tokoh umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
4. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu desain atau pendekatan
fenomenologi. Penelitian dengan desain fenomenologi yaitu penelitian yang
menggali dan mengungkapkan kesamaan makna dari sebuah konsep atau
fenomena yang menjadi pengalaman hidup sekelompok individu. Dalam desain
fenomenologi ini penulis fokus pada konsep atau fenomena Ekaristi itu sendiri.
Maka penelitian ini berusaha mengungkap kesamaan pengalaman-pengalaman
para responden akan Ekaristi. Poin penting dari desain fenomenologi adalah
mengungkap pengalaman tersembunyi dari aspek filosofis dan psikologis para
responden. Tujuannya yaitu untuk menjelaskan esensi dari fenomena yang diteliti
yaitu Ekaristi (sosiologis.com).
5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap
peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian
baik secara akademik maupun logiknya (Sugiono, 2014: 305).
Peneliti dalam penelitian kualitatif berperan sebagai human instrumen yang
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono, 2014: 306). Pertanyaan-
pertanyaan interaktif dalam wawancara diharapkan dapat mencapai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
penelitian. Hasil wawancara akan direkam menggunakan alat bantu handphone
sementara peneliti berfokus pada proses wawancara. Jadi penelitian akan
dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai instrumen dan mewawancarai responden
yaitu umat Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas.
6. Responden
Jumlah umat di Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas sekitar
1081 Jiwa (Lampiran 5: Jumlah Umat). Paroki memiliki 4 wilayah yang terdiri
dari 12 lingkungan. Penulis mempunyai pemikiran bahwa responden berasal dari
setiap lingkungan yang diwakilkan oleh ketua lingkungan. Namun berdasarkan
hasil rembugan dengan pastor paroki, 12 orang per lingkungan tersebut tidak
harus ketua lingkungan namun orang yang dianggap bisa dan mampu mewakili
umat. Usia responden yang ditentukan yaitu usia 30 tahun ke atas. Dengan
demikian pastor paroki membantu memilihkan siapa saja responden yang
dianggap mampu memberikan informasi dan bisa dianggap sebagai perwakilan
umat dalam rentang usia 30 tahun ke atas. Maka total responden dalam penelitian
ini ada 13 responden ditambah dengan pastor paroki sendiri.
Maka hal itu sesuai dengan pengertian teknik pengambilan sampel yaitu
purposive sample atau sampel bertujuan yaitu teknik pengumpulan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiono, 2014: 68). Responden atau sampel yang dipilih
dirasa sudah cukup memiliki data yang ingin peneliti ambil diharapkan oleh
peneliti untuk bisa menggali dan akhirnya mendapatkan data serta lebih paham
apa yang dirasakan dan dialami oleh umat di paroki ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
7. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2018 dan
dilaksanakan di Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas.
8. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:59) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Maka
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pemahaman umat tentang Ekaristi
b. Dampak positif Ekaristi bagi hidup beriman
c. 1) Faktor pendukung dalam Ekaristi
2) Faktor penghambat dalam Ekaristi
d. Keprihatinan dan harapan untuk Ekaristi
9. Kisi-kisi
Tabel 1 Kisi-kisi Penelitian
No Variabel Indikator Jumlah
Soal
Nomor
Soal
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pemahaman umat a. Memahami arti Ekaristi 2 Soal 1,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
tentang Ekaristi secara umum
b. Memahami makna
Ekaristi
2. Dampak positif
Ekaristi bagi Hidup
Beriman
a. Mengalami
pengalaman iman
melalui Ekaristi
b. Ekaristi yang
memperkembangkan
Hidup Beriman
2 Soal 3,4
3 a.Faktor pendukung
Ekaristi
a. Faktor pendukung
dalam Ekaristi
b. Keterlibatan aktif dalam
Ekaristi
2 Soal 5,6
b.Faktor
penghambat
Ekaristi
a. Faktor penghambat
dalam Ekaristi
1 Soal 7
4 Keprihatinan dan
harapan untuk
Ekaristi
a. Keprihatinan dalam
Ekaristi
b. Harapan akan
perkembangan hidup
beriman melalui
Ekaristi
c. Harapan untuk Ekaristi
3 Soal 8,9,10
9. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses pengaturan dan pengorganisasian
secara sistematis transkrip wawancara dan bahan-bahan yang lain yang
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap data yang diolah agar
dapat diprensentasikan semuanya pada orang lain. Analisis data penelitian yang
dilakukan oleh penulis yaitu memahami, mempelajari dan memperjelas seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
data yang sudah ditemukan. Kemudian direduksi sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan yang utuh.
C. Laporan Hasil Penelitian Peranan Ekaristi dalam Mengembangkan
Hidup Beriman Umat Kristiani Paroki Administratif Santa Maria
Assumpta Cawas
Pada bagian ini akan dilaporkan hasil penelitian melalui wawancara. Hasil
penelitian akan dibahas secara berurutan sesuai dengan variabel penelitian. Bagian
ini berisi hasil jawaban para responden yang sudah dipelajari penulis dari seluruh
sumber data penelitian. Jumlah responden yang diwawancarai berjumlah 13
orang. 13 orang tersebut yaitu 12 orang umat (RU) dan 1 orang Pastor Paroki
(RP).
Penelitian dilaksanakan selama ± 2 minggu pada tanggal 26 September
sampai dengan 11 Oktober 2018. Penulis melakukan wawancara secara bergilir
dengan berkunjung ke rumah-rumah para responden. Durasi wawancara ± 15
menit hingga 40 menit.
1. Pemahaman Umat tentang Ekaristi
Variabel ini mencakup dua pertanyaan yang bertujuan mendapatkan
gambaran bagaimana pemahaman umat Paroki Administratif Santa Maria
Assumpta Cawas tentang Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
a. Pemahaman Ekaristi
Berdasarkan hasil wawancara, umat dapat menjawab pertanyaan perihal
hakikat dari Ekaristi. RU1, RU2, RU6, RU7, RU8, RU10, dan RU12 memahami
Ekaristi sebagai perayaan pengenangan perjamuan malam terakhir yang
pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama demi menghasilkan suatu
persatuan atau persekutuan umat (Lampiran 4: RU1, RU2, RU6, RU7, RU8,
RU10, RU12). Menurut RU4, RU5, RU11 dan RU12 Ekaristi adalah suatu
ungkapan rasa syukur kepada Allah karena telah menyelamatkan umat manusia
dari dosa-dosa (Lampiran 4: RU4, RU5, RU11, RU12).
Menurut RP, RU3 dan RU9 Ekaristi adalah sebuah sumber dan juga
puncak kehidupan umat Kristiani (Lampiran 4: RP, RU3, RU9). Sumber yang
berarti tumpuan hidup dan puncak yang berarti tujuannya disatukan oleh kurban
Kristus sendiri. Bisa dikatakan pemahaman umat tentang Ekaristi sudah baik dan
terarah.
RU8 mengungkapkan bahwa Ekaristi adalah sebuah kerinduan yaitu
kerinduan yang mendalam akan kehadiran Yesus Kristus. Ungkapan RU8
menggambarkan bahwa umat sebetulnya sudah benar-benar haus dan lapar akan
kehadiran serta keselamatan Yesus Kristus (Lampiran 4: RU8). RP
mengungkapkan bahwa selain sumber dan puncak iman Kristiani, Ekaristi juga
sebagai kelanjutan dan kebaharuan warisan yang Yesus berikan yang akhirnya
menyatukan umat dalam kurban Kristus sendiri (Lampiran 4: RP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
b. Makna Ekaristi
Berdasarkan hasil wawancara, umat sudah memaknai Ekaristi dalam hidup
mereka. RU1, RU3, RU4, RU5, RU6 dan RU12 memaknai Ekaristi sebagai suatu
kebutuhan dalam hidup mereka dan merubah sikap mereka dalam kehidupan
sehari-hari menjadi lebih baik (Lampiran 4: RU1, RU3, RU4, RU5, RU6, RU12).
RU4 mengemukakan bahwa hidupnya tidak bisa lepas dari Ekaristi karena bagi
dirinya bukan hal yang terpisah antara pekerjaan dan kesempatan bertemu dengan
Tuhan (Lampiran 4: RU4).
RU9, RU10 dan RU11 memaknai Ekaristi sebagai suatu wadah untuk
bersatu dengan Tuhan. Lewat Ekaristi, Tuhan benar-benar hadir dalam hati
mereka (Lampiran 4: RU9, RU10, RU11). RU9 mengungkapkan bhawa tidak
semua orang bisa ikut dalam Ekaristi karena hanya orang-orang yang telah
dibaptis yang bisa ikut (bersatu dengan Tuhan) dalam Ekaristi (Lampiran 4: RU9).
RU8, RU2 dan RU7 memaknai Ekaristi sebagai suatu perwujudan iman
Katolik. Ekaristi juga membantu menumbuhkan iman umat Kristiani (Lampiran 4:
RU8, RU2, RU7). RU8 menjelaskan juga bahwa,” Ekaristi semakin meyakinkan
bahwa diri kita mempunyai Yesus dan kita harus semakin mempererat iman kita
akan pribadi Yesus melalui Ekaristi” (Lampiran 4: RU8). RP memaknai Ekaristi
sebagai suatu rahmat tahbisan yang ia miliki. Ekaristi juga membuat imamatnya
penuh karena menghadirkan kembali warisan Kristus dan menyatukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
kesinambungan antara umat jaman sekarang dan jemaat perdana (Lampiran 4:
RP).
2. Dampak Positif Ekaristi bagi Hidup Beriman
Variabel selanjutnya yaitu tentang dampak positif Ekaristi bagi hidup
beriman umat. Variabel ini berisi dua pertanyaan yang mengarahkan responden
untuk memberikan jawaban mengenai dampak positif Ekaristi bagi hidup beriman
umat.
a. Mengalami Pengalaman Iman melalui Ekaristi
Pengalaman iman merupakan peristiwa dimana Tuhan benar-benar hadir
dalam hidup umat beriman. Responden mendapatkan berbagai pengalaman iman
melalui keikutsertaan mereka dalam perayaan Ekaristi. RP, RU1 RU3 dan RU7
mengalami pengalaman iman dengan merasakan suatu momen saat mereka
merasa berserah diri kepada Tuhan (Lampiran 4: RP, RU1 RU3, RU7). Momen
saat Tuhan benar-benar merubah hidup mereka menjadi lebih baik. RU1
mengungkapkan bahwa pernah dijamah Tuhan lewat mimpi dan kemudian ia
mengikuti Ekaristi untuk berserah diri pada Tuhan (Lampiran 4: RU1). RP juga
merasa dekat dengan Yesus lewat dirinya sendiri yaitu bertugas sebagai Imam
yang senantiasa mengajak dirinya untuk terus menerus mengadakan Ekaristi terus-
menerus walaupun terkadang tidak ada orang sama sekali (Lampiran 4: RP).
RU2, RU4, RU5, RU6, RU8, RU9, RU10, RU11 dan RU12 mengalami
pengalaman iman dengan merasakan kelegaan hati, kedamaian hati dan
mengalami Tuhan lewat Sabda yang dibacakan (Lampiran 4: RU2, RU4, RU5,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
RU6, RU8, RU9, RU10, RU11, RU12). RU4 mengemukakan bahwa merasakan
kelegaan hati, rasa senang dan tenang saat Ekaristi (Lampiran 4: RU4). RU6
mengungkapkan bahwa merasakan kehadiran Tuhan membuat imannya semakin
kuat (Lampiran 4: RU6). RU10 mengungkapkan bahwa dirinya merasakan Tuhan
yang benar-benar hadir dan berkarya saat ia menjadi pendamping atau seorang
katekis yang menyerahkan para katekumen dewasa saat misa. Ia merasakan Tuhan
benar-benar ada dan berkarya dalam dirinya (Lampiran 4: RU10).
b. Ekaristi yang Memperkembangkan Hidup Beriman
Jawaban para responden sudah menggambarkan Ekaristi memiliki
pengaruh cukup besar bagi perkembangan hidup beriman mereka. Rata-rata
responden mengungkapkan bahwa Ekaristi sangat membantu
memperkembangkan hidup beriman mereka. Ada satu atau dua orang responden
menganggap Ekaristi hanya berdampak kecil dalam memperkembangkan hidup
beriman mereka. Ekaristi memiliki peran besar bagi hidup beriman mereka.
Ekaristi menjadi bagian penting dalam Gereja Katolik khususnya dalam
memperkembangkan iman. Menurut RU2, Ekaristi termasuk dalam 10 Perintah
Allah yaitu pada perintah Kuduskanlah Hari Tuhan dengan melaksanakan Ekaristi
(Lampiran 4: RU2). Maka kita sebagai umat Katolik menjadikan Ekaristi sebagai
inti untuk mengembangkan keimanan.
Menurut RU4 Ekaristi selalu berdampak positif bagi hidupnya. RU4
mengungkapkan bahwa sekecil apapun dampak yang diterima dalam Ekaristi, itu
membawa perkembangan iman di kehidupan sehari-hari, yang jelas ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
dampaknya (Lampiran 4: RU4). Menurut RU9 Ekaristi mempengaruhi kehidupan
rumah tangganya yaitu menciptakan sikap pengendalian diri agar bisa
menyelesaikan masalah dalam kehidupan berkeluarga serta melalui Ekaristi rejeki
pun mengalir (Lampiran 4: RU9).
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Ekaristi
Variabel ini membahas mengenai faktor pendukung dan penghambat
dalam Ekaristi. Faktor pendukung sebagai suatu kekuatan dalam Ekaristi dan
faktor penghambat sebagai suatu hal yang perlu mendapat perhatian lebih agar
bisa diperbaiki.
a. Faktor Pendukung
Dalam Ekaristi tentu ada faktor pendukungnya agar Ekaristi berjalan
dengan lancar. RP, RU1, RU2, RU3, RU4, RU5, RU8, RU10, RU11 dan RU12
mengemukakan bahwa faktor pendukung adalah umat yang terlibat aktif dan
petugas liturgi yang profesional (Lampiran 4: RP, RU1, RU2, RU3, RU4, RU5,
RU8, RU10, RU11, RU12). Beberapa juga menjawab sarana prasarana juga
mendukung lancarnya Ekaristi. RP mengemukakan bahwa,”Bagi saya, faktor
pendukungnya adalah tata lituginya yang sudah pas, adanya persiapan diri secara
batin setiap pribadi serta adanya partisipasi dan kekhusyukan” (Lampiran 4: RP).
Bagi RU10 Ekaristi didukung oleh tata liturgi yang lengkap ditambah dengan
petugas liturgi yang sesuai dengan tugasnya masing-masing (Lampiran 4: RU10).
Menurut RU3 faktor pendukungnya adalah adanya kerjasama antar petugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
60
liturgi, umat serta sarana prasarana agar Ekaristi berjalan dengan lancar (Lampiran
4: RU3).
RU6, RU7 dan RU9 mengungkapkan bahwa faktor pendukung dalam
Ekaristi adalah persiapan umat sebelum Ekaristi yaitu persiapan hati dan
kebersamaan dalam keluarga mereka masing-masing (Lampiran 4: RU6, RU7,
RU9). Menurut RU7 faktor pendukung Ekaristi adalah hati yang siap dan suasana
keluarga tentram serta tidak ada masalah (Lampiran 4: RU7). RU6
mengemukakan bahwa faktor pendukungnya yang jelas adalah kesetiaan dan
ketaatan kemudian mengajak seluruh anggota keluarga untuk mengikuti Ekaristi
akan memberikan semangat dalam mengikuti Ekaristi (Lampiran 4: RU6).
b. Keterlibatan Aktif dalam Ekaristi
Keterlibatan aktif umat dalam Ekaristi menjadi suatu hal yang penting
dalam pelaksanaan Ekaristi. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diungkapkan
oleh responden, sebagaian besar dari responden sudah terlibat aktif dalam
Ekaristi. RP, RU1, RU2, RU3, RU4, RU5, RU6, RU7, RU8 dan RU9 merasa
sudah sangat terlibat aktif dalam Ekaristi. Kebanyakan dari mereka menjadi
petugas liturgi terutama sebagai prodiakon dan juga koor (Lampiran 4: RP, RU1,
RU2, RU3, RU4, RU5, RU6, RU7, RU8, RU9). Mereka merasa terlibat aktif
karena menjadi petugas liturgi yang membantu imam dalam perayaan Ekaristi.
Menurut RU8, ia terlibat saat menjadi umat juga terlibat saat menjadi petugas.
Artinya walaupun tidak menjadi petugas liturgi, ia tetap menjadi umat yang aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61
terlibat misalnya saat menyanyi ya menyanyi, saat hening ya hening, saat duduk
ya duduk (Lampiran 4: RU8).
RU3 mengemukakan bahwa selain menjadi prodiakon ia juga menjadi tim
kerja bidang liturgi (Lampiran 4: RU3). RU3 juga mengungkapkan bahwa ia juga
ikut mengurusi Ekaristi bukan hanya pada saat Ekaristi berlangsung sebagai
prodiakon namun sebelum Ekaristi berlangsung yaitu saat di sakristi dan juga
dalam penjadwalan petugas-petugas liturgi setiap minggunya (Lampiran 4: RU3).
RU7 juga termasuk responden yang sangat terlibat aktif dalam Ekaristi karena
pernah menjadi prodiakon, mengikuti koor, menjadi kolektan dan menjadi petugas
keamanan (Lampiran 4: RU7).
Kemudian RP sebagai Pastor paroki menjawab,”Saya ya terlibat banget”.
RP memimpin Ekaristi dalam seminggu sekitar kurang lebih 11 kali. RP
memimpin Ekaristi mulai dari Ekaristi harian, mingguan, ujub, lingkungan serta
wilayah. RP menambahkan bahwa,” Kalau seberapa besar keterlibatannya, maka
dalam setiap Ekaristi kecenderungan yang saya lakukan adalah mempersiapkan
supaya apapun yang saya lakukan dalam Ekaristi tersebut berkesan bagi umat”
(Lampiran 4: RP).
Jawaban lain dilontarkan oleh RU10, RU11 dan RU12 mengungkapkan
bahwa mereka kurang terlibat aktif dalam Ekaristi (Lampiran 4: RU10, RU11,
RU12). Ketika ditanya sejauh mana keterlibatan mereka, mereka dengan spontan
mengakui kurang terlibat dalam Ekaristi. RU10 menjawab,”Dalam keterlibatan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
62
Ekaristi, saya hanya pas-pasan, pas-pasan ini maksudnya hanya ikut misa setiap
Minggu saja” (Lampiran 4: RU10).
c. Faktor Penghambat
Setelah faktor pendukung, ada pula faktor penghambat dalam Ekaristi. RP,
RU3, RU4, RU5, RU8, RU9, RU11 dan RU12 mengungkapkan bahwa secara
kasat mata faktor-faktor yang menghambat pada Ekaristi yaitu umat dan petugas
liturgi (Lampiran 4: RP, RU3, RU4, RU5, RU8, RU9, RU11, RU12).
Kenyataannya yang terjadi umat tidak fokus saat Ekaristi dan petugas liturgi yang
kurang persiapan dalam hal ini misdinar. Menurut RP faktor penghambat Ekaristi
yaitu partisipasi umat yang masih kurang (Lampiran 4: RP). Hal tersebut mungkin
dikarenakan persiapan hati setiap pribadi yang masih setengah-setengah. RU4
menjawab,” Yang menghambat adalah hal yang sudah seharusnya dipersiapkan
tetapi tidak dipersiapkan (petugasnya)” (Lampiran 4: RU4).
Kemudian RU2, RU6, RU7 dan RU10 mengungkapkan bahwa faktor
penghambat dalam Ekaristi adalah faktor teknis dan latar belakang permasalahan
setiap umat saat Ekaristi (Lampiran 4: RU2, RU6, RU7, RU10). RU10
menjawab,” Saya pernah membaca bahwa ada peristiwa Ekaristi online yaitu umat
yang malas mengikuti Ekaristi secara tatap muka malah beralih ke Ekaristi online
tersebut, hal ini membuat umat Kristiani menjadi jauh dari Gereja”. “Ada juga
masalah duduk di Gereja, jika seorang umat (X) datang lalu sudah duduk dan
berdoa, tiba-tiba di saat Ekaristi sudah mau dimulai, ada umat lain (Y) yang
terlambat dan meminta umat (X) untuk pindah atau menggeser ke dalam atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
tengah deretan tempat duduk, padahal bisa saja umat (Y) itu langsung masuk ke
deretan dalam atau tengah agar fokus dan konsentrasi umat (X) tidak terganggu”.
Kemudian RU10 mengungkapakan bahwa sebaiknya dana (parkir) jangan terlalu
diperhatikan karena umat dengan penghasilan menengah ke bawah sudah kolekte
I saja sudah cukup jadi dana (parkir) seharusnya tidak perlu menjadi perhatian
(Lampiran 4: RU10).
RU6 mengemukakan bahwa penghambat Ekaristi berasal dari
permasalahan hidup sosial umat. RU6 mengungkapkan pengalamannya mengenai
penghambat Ekaristi yaitu umat (X) ada kegiatan-kegiatan temasuk Ekaristi masih
ada saja ada suara-suara dari umat lain (Y) yang bisa dikatakan mengira umat (X)
sok rajin atau tidak menyukai rasa semangat umat (X) tersebut (Lampiran 3:
RU6). Menurut RU1 belum ada faktor penghambat dalam Ekaristi. “Faktor
penghambat dalam Ekaristi menurut saya belum ada, tetapi kalau kekurangan
pasti ada sumbernya dari umat bukan dari Pastor” (Lampiran 4: RU1).
4. Keprihatinan dan Harapan Ekaristi dalam Hidup Beriman
Variabel terakhir membahas tentang keprihatinan yang nampak serta
harapan Ekaristi demi hidup beriman umat Paroki Administratis Santa Maria
Assumpta Cawas. Harapan umat menjadi cita-cita agar hidup beriman mereka
semakin berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
a. Keprihatinan dalam Ekaristi
Keprihatian-keprihatinan dalam Ekaristi ternyata juga ditemukan oleh
umat di Paroki. RU1, RU2, RU3, RU5, RU6, RU7, RU8, RU10, RU11, RU12, RP
mengemukakan keprihatinan dalam Ekaristi adalah partisipasi keterlibatan umat
yang kurang dalam Ekaristi (Lampiran 4: RU1, RU2, RU3, RU5, RU6, RU7,
RU8, RU10, RU11, RU12, RP). Responden mengungkapkan bahwa partisipasi
umat yang kurang mungkin karena mereka belum sepenuhnya memahami Ekaristi
(Lampiran 4: RU2). Bisia dikatakan bahwa umat belum terlalu fokus saat Ekaristi
berlangsung. RU6 menjawab,” Menurut saya, selain keterlibatan umat yang
kurang, kehadiran para lansia juga kurang, artinya Ekaristi yang mempersatukan
umat seharusnya mencakup seluruh jenjang usia, namun karena faktor jarak dan
kendaraan serta keluarga yang tidak memungkinkan para lansia ikut perayaan
Ekaristi” (Lampiran 4: RU6).
RU3 mengungkapkan bahwa keprihatinan selain keterlibatan yaitu
kesiapan para petugas liturgi yang haruus ditingkatkan, karena terkadang jika
petugas melakukan sedikit kesalahan pasti menjadi suatu tontonan bagi umat dan
akhirnya umat menjadi tidak fokus lagi (Lampiran 4: RU3).
RP sebagai Pastor Paroki mengungkapkan partisipasi umat belum tampak,
mungkin itu terjadi karena penghayatan mereka masih kurang (Lampiran 4: RP).
Misalnya hal kecil yaitu pergi keluar Gereja saat Ekaristi berlangsung dengan
alasan ke kamar kecil. Hal itu menjadi pertanyaan apakah itu suatu kebutuhan atau
hanya suatu hal demi menghilangkan kebosanan semata (Lampiran 4: RP). RU4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
65
dan RU9 belum menemukan suatu keprihatian dalam Ekaristi (Lampiran 4: RU4,
RU9). Penulis berasumsi bahwa mereka lebih melihat Ekaristi sebagai suatu yang
baik adanya dan tanpa melihat suatu hal yang menjadi keprihatinan dalam
Ekaristi. Atau memang kurangnya kepekaan melihat keprihatinan yang ada.
b. Harapan akan perkembangan hidup beriman melalui Ekaristi
Harapan para responden bertitik tolak dari pengalaman mereka. RU1,
RU4, RU5, RU8 dan RU12 mempunyai harapan agar mereka semakin menyadari,
melibatkan diri, fokus dalam Ekaristi supaya iman mereka tumbuh dan
berkembang (Lampiran 4: RU1, RU4, RU5, RU8, RU12). RU4 menjawab,” Saya
sudah terlibat namun harapan saya semoga Ekaristi mampu melibatkan saya (lebih
dalam) untuk bisa ambil bagian dalam Ekaristi, jadi niat saya dari rumah bisa saya
persembahkan pada Tuhan” (Lampiran 4: RU4).
RU2, RU6, RU7 dan RU9 memiliki harapan bahwa Ekaristi yang mereka
ikuti sungguh berdaya ubah dan berdaya guna bagi mereka. Artinya Ekaristi
merubah sikap mereka menjadi lebih baik yang akhirnya membuat mereka
bersaksi dalam masayrakat melalui gotong-royong dan kesaksian lainnya. Para
responden berharap agar Ekaristi tidak berhenti pada perayaan saja namun ada
tindakan lanjut demi Ekaristi tersebut yakni sepulangnya dari perayaan Ekaristi
mereka diutus untuk mewartakan kabar gembira kepada semua orang (Lampiran
4: RU2, RU6, RU7, RU9).
Mewartakan kabar gembira diupayakan dengan melayani orang lain lewat
pekerjaan mereka masing-masing, melakukan aksi nyata serta kerjasama antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
66
umat Kristiani dan dengan umat beragama lain. Hal itu membuktikan bahwa aksi
nyata merupakan bukti iman yang semakin berkembang. RU6 mengemukakan
bahwa sebetulnya umat hidup tidak hanya dari Ekaristi (perayaan) namun harus
ada kesaksian, jadi umat yang mengikuti Ekaristi harus berbuat sesuatu dalam
hidup sehari-hari (Lampiran 4: RU6).
Kemudian RP, RU3, RU10 dan RU11 memiliki harapan yang tidak
muluk-muluk. Mereka percaya bahwa dengan mengikuti Ekaristi secara baik dan
benar lalu mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari, iman mereka akan
tumbuh dan berkembang dengan baik pula (Lampiran 4: RP, RU3, RU10, RU11).
RU3 mengungkapkan bahwa bagi dirinya iman seseorang tidak bisa dipaksakan,
maka harapannya dengan menghayati Ekaristi dengan sungguh pada saat
mengikutinya, itu sudah membantu mengembangkan imannya (Lampiran 4:
RU3). RU11 berharap agar dirinya bisa lebih dekat dengan Tuhan lewat Ekaristi
(Lampiran 4: RU11).
c. Harapan untuk Ekaristi
Harapan-harapan untuk Ekaristi diungkapkan oleh para responden sesuai
kebutuhan dan sudut pandang mereka masing-masing. RP, RU2, RU3, RU4, RU6,
RU8, RU9 dan RU11 memiliki harapan agar keterlibatan umat semakin lebih baik
(Lampiran 4: RP, RU2, RU3, RU4, RU6, RU8, RU9, RU11). Para responden
berharap agar umat semakin menghayati dan berpartisipasi aktif saat Ekaristi
berlangsung. Para petugas Liturgi juga diharapkan semakin lebih peka dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
67
menyiapkan hati dengan sungguh-sungguh apabila akan menjadi petugas liturgi
pada saat Ekaristi.
RU6 mengungkapkan harapannya agar Ekaristi berjalan dengan lancar,
ada baiknya jadwal petugas liturgi bisa tertata baik. Lalu adanya dukungan umat
yang telah dikoordinir atau didampingi oleh pamong lingkungan. Dengan begitu
terciptalah suatu kerjasama (Lampiran 4: RU6). RU2 mengungkapan harapannya
yaitu umat semakin merasakan Ekaristi sebagai kebutuhan yang mendasar dan
menjadi umat yang lebih beriman mendalam artinya sadar untuk berkontribusi
dalam Gereja (Ekaristi) sesuai talenta masing-masing (misal lektor, mazmur, koor
dll) (Lampiran 4: RU2). RP menjawab,”Saya berharap Ekaristi semakin dikenal
dan dipahami dan dirayakan secara berdayaguna dan semakin tahu bahwa Ekaristi
merupakan kekayaan yang paling tinggi dalam Gereja Katolik. Maka jika orang
tahu maka orang paham dan hormat terhadap Ekaristi” (Lampiran 4: RP).
Jawaban lain diungkapkan oleh RU1 dan RU5, mereka mengemukakan
bahwa pelaksanaan Ekaristi diharapkan lebih menarik dan kreatif agar umat
semakin tertarik mengikutinya (Lampiran 4: RU1, RU5). RU1 mengungkapkan
bahwa Ekaristi seharusnya dirayakan sesuai dengan kebudayaan umat agar umat
bisa mudah menyerap maka akan mudah untuk menerapkannya dalam
masayarakat (Lampiran 4: RU1). Sedangkan RU5 mempunyai harapan
yaitu,”Bagi saya lama-lama kalau Ekaristi hanya pakai organ itu menjadi
monoton, perlu adanya media lain, maka perlu adanya kreativitas agar Ekaristi itu
menarik dan mengundang minat umat” (lamiran 4: RU5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
Ada harapan selain keterlibatan umat dan pelaksanaan Ekaristi yang
menarik. RU7, RU10 dan RU12 memiliki harapan pada Ekaristi yang bertitik
tolak dari sisi keprihatinan yang ada (Lampiran 4: RU7, RU10, RU12). RU10 dan
RU12 berharap agar Ekaristi tidak menjadi suatu acara besar yang megah, meriah
dan mewah saja namun harus sungguh-sungguh dihayati dan diresapi. Mereka
berharap umat sadar bahwa uang kolekte dalam persembahan bukan hanya suatu
kewajiban setiap Ekaristi saja namun persembahan bagi Tuhan (Lampiran 4:
RU10, RU12) . RU7 mempunyai harapan yang bertitik tolak dari pengalamannya,
jawabnya, “Harapan saya begini, saya pernah mendengarkan pengalaman orang
bahwa saat konsekrasi, terdapat banyak arwah yang ingin sekali menyentuh Hosti
namun tidak bisa. Maka saya berpikir mengapa tidak bisa. Maka berharap kalau
bisa semua orang diselamatkan khususnya lewat Ekaristi, tidak hanya orang-orang
yang masih hidup tetapi orang-orang yang sudah mati” (Lampiran 4: RU7).
D. Pembahasan Hasil Penelitian Peranan Ekaristi dalam Mengembangkan
Hidup Beriman Umat Kristiani Paroki Administratif Santa Maria
Assumpta Cawas
Pada bagian ini disampaikan pembahasan dari hasil penelitian tentang
peranan Ekaristi dalam mengembangkan hidup beriman umat Kristiani paroki
administratif santa maria assumpta Cawas. Pembahasan hasil penelitian disusun
berdasarkan jawaban-jawaban responden dan berbagai referensi serta pemahaman
dari penulis sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
1. Pemahaman Umat tentang Ekaristi
Memahami hakikat Ekaristi menjadi bagian penting sebelum mengikuti
Ekaristi. Saat mengikuti Ekaristi, pemahaman umat akan Ekaristi pun bertambah.
Umat yang telah memahami hakikat Ekaristi akan lebih sadar dan terlibat aktif
dalam Ekaristi.
a. Pemahaman Ekaristi
Berdasarkan hasil wawancara, umat sudah memahami hakikat Ekaristi.
Ekaristi merupakan sumber dan puncak hidup umat Kristiani. Ekaristi tidak lepas
dari perjamuan malam terkakhir Yesus dan para murid-Nya. Bisa dikatakan
Ekaristi merupakan ungkapan umat beriman Kristiani untuk mengenangkan
perbuatan Yesus yang mulia yaitu perjamuan-Nya dengan para murid.
Ekaristi adalah pemberian Allah sendiri yang kemudian dikenangkan
hingga sekarang. Ekaristi merupakan ungkapan syukur yang amat mendalam dari
seluruh umat Kristiani karena telah diselamatkan dari dosa-dosa melalui
pengorbanan-Nya di kayu salib yang akhirnya menyatukan seluruh umat Kristiani.
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak
iman Kristiani yang mempertemukan Kristus dengan umat beriman melalui
pertukaran cinta kasih. Melalui Ekaristi, Allah menyapa umat, umat menanggapi
sapaan Allah dan akhirnya umat menyembah dan memuji Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
b. Makna Ekaristi
Ekaristi sudah menjadi hal terpenting bagi umat beriman Kristiani. Melalui
Ekaristi, umat telah menemukan inspirasi bagi hidup mereka. Ekaristi dimaknai
sebagai suatu kebutuhan bagi mereka karena Ekaristi mengubah mereka menjadi
manusia yang lebih baik lagi. Dengan dampak yang positif itu, umat semakin
sadar bahwa Ekaristi dimaknai sebagai suatu wadah atau tempat untuk bersatu
dengan Yesus sendiri.
Tidak hanya itu, penghayatan Ekaristi yang sungguh dapat menghasilkan
suatu kesadaran bahwa Ekaristi merupakan perwujudan iman Katolik mereka.
Dengan kata lain umat sudah memaknai Ekaristi dengan baik karena merasakan
serta menyadari pertumbuhan imannya melaui Ekaristi. Maka dapat ditegaskan
bahwa Ekaristi dimaknai sebagai bentuk persatuan umat Kristiani atau wujud
nyata gereja yang dapat membantu memperkembangkan hidup beriman umat
Kristiani.
2. Dampak Positif Ekaristi bagi Hidup Beriman
Dampak positif Ekaristi terwujudkan apabila umat benar-benar memahami
dan mengikuti Ekaristi secara penuh. Keikutsertaan umat secara penuh akan
memicu perkembangan hidup beriman mereka.
a. Mengalami pengalaman iman melalui Ekaristi
Pengalaman yang luar biasa yaitu pengalaman iman yaitu peristiwa saat
Tuhan benar-benar hadir dan menyertai hidup beriman umat Kristiani. Sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
besar responden menjawab dan mengaku pernah mengalaminya. Responden
merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hati mereka. Responden juga
mengalami Tuhan lewat Sabda yang dibacakan serta merasa sudah diampuni sejak
awal perayaan Ekaristi berlangsung.
Responden juga merasakan karya dan kehadiran Tuhan dalam Ekaristi.
Mengikuti Ekaristi dengan khidmat mengantarkan umat masuk ke dalam momen
serah diri mereka kepada Tuhan dan Tuhan benar-benar merubah hidup mereka
menjadi lebih baik. Campur tangan Tuhan dalam setiap bagian dalam tata
perayaan Ekaristi khususnya saat pengucapan doa saat konsekrasi menandakan
bahwa Ekaristi benar-benar bentuk perayaan iman yang diwariskan oleh Tuhan
sendiri dan harus terus-menerus dikenangkan dan diwariskan kepada anak cucu
dikemudian hari. Dapat ditegaskan bahwa melalui Ekaristi, umat mendapatkan
suatu pengalaman iman yang dapat membantu mereka untuk semakin beriman dan
bersaksi di dalam masyarakat.
b. Ekaristi yang memperkembangkan hidup beriman
Ekaristi sesungguhnya mempunyai dampak dalam memperkembangkan
hidup beriman. Pada dasarnya Ekaristi bertujuan untuk menghadirkan Tuhan dan
menyatukan seluruh umat Kristiani. Dari pernyataan tersebut terbukti bahwa
Ekaristi menjadi sarana dan tanda untuk memperkembangkan serta mewujudkan
hidup beriman. Sebagian besar responden mengungkapkan bahwa Ekaristi turut
membantu mereka memperkembangkan iman mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
72
Dari hasil wawancara, Ekaristi menjadi bagian terpenting dibandingkan
unsur lain dalam Gereja Katolik khususnya dalam memperkembangkan iman.
Dengan Ekaristi, iman umat terpupuk sedikit demi sedikit. Pada akhirnya Ekaristi
sungguh mempengaruhi hidup beriman umat. Beberapa responden merasa Ekaristi
menjadi acuan dalam kelancaran pekerjaan mereka sehari-hari. Ada pula yang
merasa kehidupan keluarga menjadi lebih baik melalui Ekaristi. Ada perubahan
sikap dalam hidup bermasyarakat yakni aktif dalam kegiatan RT/RW bahkan
menjadi salah satu ketua RT. Dapat ditegaskan bahwa Ekaristi sungguh membantu
memperkembangkan hidup beriman lewat keaktifan dan keterlibatan dalam
masyarakat. Aktif dan terlibat tersebut merupakan wujud kesaksian iman umat
yang berawal dari Ekaristi yang mengutus umat untuk mewartakan Kerajaan
Allah di masyarakat. Hal ini menegaskan bahwa Ekaristi membantu hidup
beriman umat semakin berkembang.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Ekaristi
Faktor pendukung menjadi sebuah kekuatan yang membuat Ekaristi
berjalan dengan baik. Sedangkan faktor penghambat menjadi sebuah perhatian
agar dikemudian hari Ekaristi dapat berjalan lebih baik.
a. Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam Ekaristi menjadi kekuatan dan kelebihan
tersendiri. Kekuatan yang membuat Ekaristi berkesan bagi siapa saja yang
mengikutinya. Sebagaian besar responden mengungkapkan bahwa faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
73
pendukung adalah umat yang aktif dan petugas liturgi yang profesional.
Keterlibatan aktif umat tersebut menciptakan suasana Ekaristi yang reflektif,
komunikatif dan amat khusyuk. Keterlibatan yang penuh termasuk tindakan
konkret awal yang baik sebelum terjun ke dalam masyarakat. Tindakan konkret
menjadi salah satu unsur penting di dalam proses pendewasaan iman (Heryatno,
2008: 24).
Tindakan konkret yang diharapkan ialah membawa kabar gembira bagi
semua orang. Kemudian keaktifan dan keterlibatan sebelum dan setelah Ekaristi
faktor pendukung dalam Ekaristi. Dapat ditegaskan bahwa faktor pendukung
dalam Ekaristi yaitu umat dan petugas liturgi. Mereka harus mempersiapkan hati
sebelum mengikuti Ekaristi, khidmat dan aktif saat perayaan Ekaristi serta
mewujudkan kebersamaan dalam keluarga mereka masing-masing serta kesaksian
dalam masyarakat setelah mengikuti Ekaristi.
b. Keterlibatan aktif dalam Ekaristi
Keterlibatan aktif dalam Ekaristi merupakan hal penting dalam
keseluruhan perayaan Ekaristi. Sebagaian besar responden menjawab dan
mengaku sudah terlibat aktif dalam Ekaristi. Keterlibatan menjadi petugas liturgi
menjadi salah satu keterlibatan yang sangat baik. Kenyataannya masih banyak
umat yang tidak mau menjadi petugas liturgi dengan alasan tidak bisa, malu
bahkan malas.
Keterlibatan yang paling mudah yaitu menjadi umat yang tahu dan mau
mengikuti Ekaristi sesuai dengan TPE atau Tata Perayaan Ekaristi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
digunakan. Tahu dan mau kapan saat berdiri, kapan saat bernyanyi, kapan saat
menjawab pernyataan Imam, kapan saat duduk dan lain sebagainya. Hal-hal
sepele seperti itu malah menjadi suatu hal yang justru sulit dilakukan karena pada
dasarnya belum tertanam sejak dini.
Namun beberapa responden menjawab dan mengaku tidak terlalu aktif
dalam Ekaristi. Secara garis besar umat diharapkan aktif terlibat dalam Ekaristi.
Menjadi umat itu sudah baik jika aktif, kalau tidak aktif diharapkan bisa
diperbaiki lagi kedepannya. Maka dapat ditegaskan bahwa keterlibatan aktif
dalam Ekaristi menjadi hal penting dalam memperkembangkan hidup beriman
karena dengan terlibat aktif berarti menjadikan Ekaristi sebagai cara istimewa
hadirnya Tuhan yang wafat dan bangkit untuk menyertai perjuangan hidup
konkret umat-Nya dalam mengarungi peziarahan di dunia ini.
c. Faktor Penghambat
Seperti yang telah dikatakan di atas bahwa faktor penghambat dapat
menjadi sebuah perhatian agar di kemudian hari Ekaristi dapat berjalan lebih baik.
Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar responden mengemukakan bahwa
faktor penghambat berasal dari umat dan petugas liturgi dalam Ekaristi.
Sedangkan beberapa responden menganggap masalah teknis menjadi sebuah
penghambat.
Penghambat dalam Ekaristi terkadang membuat umat menjadi tidak fokus.
Tentu berlimpahnya umat yang hadir dalam Gereja, perlu tetap diimbangi dengan
upaya menjaga kekhusukan dan kekhidmatan perayaan Ekaristi. Dengan demikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
75
dapat ditegaskan bahwa penghambat dalam Ekaristi adalah keaktifan dan
penghayatan umat yang masih kurang, maka diharapkan adanya katekese iman
dalam keluarga yang menjelaskan apa makna peryaaan Ekaristi itu sendiri.
4. Keprihatinan dan Harapan Ekaristi dalam Hidup Beriman
Harapan menjadi sebuah awal terbaik dari hal tertentu. Ekaristi dan hidup
beriman pun tak lepas dari harapan-harapan yang berasal dari umat sendiri.
Harapan akan Ekaristi yang semakin baik lagi tentunya menghasilkan iman yang
baik pula. Hidup beriman semakin berkembang dengan Ekaristi yang semakin
dinikmati oleh umat.
a. Keprihatinan dalam Ekaristi
Keprihatinan dalam Ekaristi menjadi hal yang harus diperhatikan dalam
Ekaristi. Banyak keprihatinan berhenti pada keprihatinan saja tanpa adanya
tindakan lanjut. Melalui keprihatinan umat diharapkan sadar dan berbenah diri
agar bisa mengubah keprihatinan menjadi kekuatan. Berdasarkan wawancara,
sebagian besar responden menganganggap partisipasi keterlibatan aktif umat
masih kurang dalam Ekaristi.
Ungkapan umat tersebut menjadi sangat jelas bahwa keterlibatan aktif
memang harus terwujud dalam Ekaristi. Keterlibatan aktif dalam Ekaristi juga
memicu perkembangan iman umat. Di dalam Ekaristi, umat Kristiani sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
76
seharusnya bersyukur kepada Tuhan agar mereka benar-benar merasakan hadirnya
Tuhan ditengah-tengah mereka.
Namun ada responden mengatakan bahwa belum menemukan suatu
keprihatinan yang benar-benar mengganggu perayaan Ekaristi (Lampiran 4: RU4,
RU9). Ekaristi adalah perayaan iman yang dilakukan bersama-sama yang
bertujuan untuk menyatukan umat Kristiani. Dilakukan bersama-sama artinya
saling memperhatikan satu dengan lain dan tidak berfokus dengan dirinya sendiri.
Maka dapat ditegaskan bahwa keprihatinan dalam Ekaristi sesuai jawaban para
responden adalah keterlibatan aktif umat yang kurang karena hal tersebut
membuat Ekaristi terasa hambar dan hanya kewajiban semata, padahal Ekaristi
merupakan kebutuhan bagi umat beriman Kristiani demi terwujudnya umat Allah
yang semakin berbuat baik bagi sesama. Keterlibatan yang kurang juga
mengasumsikan kurangnya rasa syukur umat atas Ekaristi yang merupakan
pemberian Allah demi mengembangkan hidup beriman umat.
a. Harapan akan perkembangan hidup beriman melalui Ekaristi
Harapan setiap pribadi agar iman mereka berkembang melalui Ekaristi
amat banyak. Namun kesemuanya itu merujuk pada pribadi mereka masing-
masing. Tujuh orang responden mengharapkan adanya penghayatan dan
pemahaman lebih baik akan Ekaristi agar iman mereka berkembang. Enam orang
responden mengharapkan agar Ekaristi yang sungguh-sungguh berdaya ubah dan
berdaya guna bagi mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
77
Berserah diri dan mencintai Ekaristi merupakan wujud nyata penghayatan
dalam mengikuti Ekaristi. Serah diri secara bebas berarti manusia yang
mengimani Allah yang benar-benar berserah diri secara utuh kepada Allah sendiri.
Orang yang mencintai Ekaristi tentu juga amat merindukan dan selalu
mengupayakan kesatuan atau persaudaraan penuh kasih dalam keluarganya,
komunitasnya atau masyarakatnya (Martasudjita, 2012:102).
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa harapan umat yaitu
meningkatnya penghayatan akan Ekaristi yang dapat mengubah hidup menjadi
lebih baik khususnya dalam mengembangkan hidup beriman dan memberikan
dirinya untuk orang lain. Langkah awal yaitu adanya rasa cinta pada Ekaristi.
Mencintai Ekaristi berdampak baik bagi kehidupan sehari-hari para umat beriman
Kristiani. Dengan menghayati Ekaristi secara penuh, umat Kristiani dapat
mewujudkannya dalam masyarakat dalam bentuk rasa peduli dan peka terhadap
orang yang membutuhkan, aktif dalam kegiatan organisasi tingkat desa serta kota
dan mengupayakan rasa kemanusiaan lewat kegiatan sosial dan lingkungan hidup.
Mencintai Ekaristi dapat menjadikan umat beriman semakin mencintai
keluarganya, alam dan yang terpenting mencintai Allah sendiri.
c. Harapan akan Ekaristi
Umat di paroki Cawas memiliki suatu harapan agar Ekaristi semakin lebih
baik. Rata-rata responden mengharapkan adanya penghayatan dan keterlibatan
aktif umat dan petugas liturgi perlu ditingkatkan lagi. Di samping Ekaristi sebuah
persembahan hidup, buah Ekaristi yang dapat dipetik ialah sebagai ungkapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
78
syukur atas keterlibatan umat. Perayaan Ekaristi adalah perayaan seluruh Gereja
yang menuntut keterlibatan seluruh umat (KomLit KAS, 2010: 11).
Ekaristi juga diharapkan menjadi suatu perayaan yang sungguh-sungguh
dihayati dan diresapi. Ekaristi sungguh menjadi sebuah rahmat yang berguna bagi
manusia khususnya umat Kristiani. Ekaristi mau mengungkapkan pujian syukur
atas karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus,
sebagaimana berpuncak dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus. Oleh
sebab itu dapat ditegaskan bahwa harapan umat untuk Ekaristi adalah
penghayatan dan keterlibatan aktif dengan cara mempersembahkan pujian syukur
lewat Ekaristi dengan cara yang menarik. Ekaristi yang menarik akan membuat
umat semakin tertarik dan rahmat dari Allah akan benar-benar sampai pada umat
itu sendiri.
E. Kesimpulan Penelitian
Ekaristi sungguh memiliki peran besar bagi perkembangan hidup beriman
umat Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas. Untuk mendukung hal
itu, pelaksanaan Ekaristi yang terjadwal menjadi salah satu cara yang dipakai oleh
Pastor Paroki untuk mengajak umat memperkembangkan imannya. Berdasarkan
hasil penelitian, pelaksanaan Ekaristi dengan jam terbang sangat banyak ±
seminggu 10 kali yaitu Ekaristi mingguan, harian, ujub, lingkungan, wilayah dan
Ekaristi mendadak misalnya memule memiliki peran besar untuk
mengembangkan hidup beriman umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
79
Pemahaman umat tentang hakekat Ekaristi sudah baik dan mempunyai
pertanggungjawaban sendiri. Bagi umat Paroki Cawas, Ekaristi merupakan inti
dari iman Katolik. Dengan Ekaristi, umat dapat merasakan kehadiran Yesus
sendiri dalam Ekaristi tersebut. Dampaknya pun sangat terasa bagi umat. Umat
merasa damai, lega, dan bisa mengaplikasikannya dalam hidup bermasyarakat.
Keprihatinan dalam Ekaristi berasal dari umat dan petugas liturgi. Faktor
latar belakang keluarga Kristiani juga mempengaruhi kelancaran proses Ekaristi.
Sudah seharusnya bahwa pemahaman mengenai Ekaristi diajarkan sejak dini yaitu
dalam keluarga masing-masing. Dengan begitu Ekaristi benar-benar dihayati
sebagai perayaan iman.
Penulis melihat bahwa banyak dampak positif dari sebelum, saat dan
setelah mengikuti Ekaristi. Sebelum Ekaristi umat harus benar-benar menyiapkan
hati mereka untuk menyambut datangnya Tuhan. Pada saat Ekaristi, umat
selayaknya dan sepantasnya menghayati dan terlibat secara penuh seluruh proses
perayaan Ekaristi. Setelah Ekaristi selesai seperti pesan Pastor di berkat penutup
bahwa seluruh umat diutus untuk mewartakan kabar gembira. Keseluruhan proses
Ekaristi memiliki kekuatan tersendiri dan tiadak bisa dipisahkan. Semua bertujuan
demi perkembangan hidup beriman umat yang baik.
Penulis menemukan faktor pendukung dan penghambat dalam Ekaristi.
Faktor pendukung dan penghambat ternyata berasal dari umat dan petugas liturgi.
Persiapan batin, suasana saat Ekaristi, serta kesaksian di tengah umat menjadi
faktor penting dalam Ekaristi. Harapan agar Ekaristi berkembang diawali dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
80
pribadi masing-masing lalu disalurkan kepada sesama dan akhirnya dilaksanakan
secara bersama-sama demi mewujudkan Kerajaan Allah dalam satu persekutuan.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa tujuan penelitian sudah
tercapai dari hasil wawancara yang sudah diolah yaitu menemukan seberapa besar
peran Ekaristi bagi perkembangan hidup beriman umat Kristiani Paroki
Administratif Santa Maria Assumpta Cawas. Buah-buah Ekaristi yang dirasakan
dan ditemukan oleh responden yaitu semakin bisa bersaksi nyata di dalam
masyarakat dengan semakin membaur dan berkarya di masyarakat lewat kegiatan
keorganisasian tingkat desa. Maka hal-hal yang mendukung tercapainya tujuan
penelitian adalah temuan penulis dari ungkapan para responden yang sudah
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari variabel yang sudah disusun penulis.
Penulis juga menemukan banyak inspirasi dan pengalaman-pengalaman luar biasa
para umat dalam keikutsertaan mereka dalam Ekaristi. Penulis juga menemukan
berbagai macam keluhan dan harapan bagi Ekaristi agar bisa lebih baik lagi
khususnya bagi perkembangan hidup beriman mereka. Umat berharap agar
Ekaristi tetap menjadi inti, sumber, puncak dan ciri khas iman umat Katolik.
F. Hal-hal yang Mendukung dan Menghambat Penelitian
Untuk melakukan wawancara penulis menemukan hal yang mendukung
dan yang menghambat. Hal-hal tersebut semakin membuat penulis berkembang
dalam segala hal.
1. Faktor pendukung saat Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
81
a. Tanggapan baik Pastor Paroki
Pada saat penulis meminta ijin kepada pastor Paroki, beliau sangat terbuka
dan akan membantu. Keterbukaan yang beliau tunjukan membuktikan bahwa
Gereja Katolik benar-benar bersikap terbuka dalam membantu semua orang
termasuk penulis. Pastor Paroki yaitu Romo Yuyun mempersilahkan penulis
untuk melakukan penelitian dan membantu dalam memilah siapa saja responden
yang bisa diwawancarai. Menurut beliau, penelitian penulis menjadi sebuah
bantuan yang sangat baik bagi Paroki karena dapat membantu Paroki dan umat
sendiri dalam hal hubungan Ekaristi dan hidup beriman.
b. Umat sebagai Responden
Umat yang telah dipilih sebagai responden juga memiliki keterbukaan
yang sangat baik. Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk bersikap hormat
dan menghargai kesediaan mereka untuk diwawancarai. Responden juga
memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan dengan sangat baik dan apa
adanya. Responden berusaha membuat penulis nyaman dan tidak grogi pada saat
wawancara berlangsung. Pengalaman-pengalaman para responden amat berguna
bagi penulis.
c. Cuaca yang mendukung
Pelaksanaan penelitian berjalan dengan baik karena tidak turun hujan sama
sekali selama penelitian berlangsung. Cuaca yang cerah walaupun sangat panas
patut penulis syukuri sebagai suatu hal yang mendukung lancarnya penelitian
yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
82
2. Faktor penghambat saat Melaksanakan Penelitian
a. Waktu Pelaksanaan Wawancara dengan Responden
Terkadang responden sulit ditemui karena sedang banyak urusan. Apalagi
responden yang bekerja sebagai guru. Waktu bertemu harus malam hari sehingga
penulis harus menginap di Pastoran. Lama waktu wawancara juga tidak sama
antara 15 menit hingga 40 menit.
b. Jarak ke Lokasi Penelitian
Jarak dari Yogyakarta ke Cawas kurang lebih satu jam. Itu kalau lancar
dan tidak macet. Jika macet akan lebih dari satu jam. Jarak yang cukup jauh
membuat penulis menginap karena tidak sempat pulang jika sudah larut malam
agar bisa bertemu dengan responden pada malam harinya.
3. Responden yang Pasif
Masih ada satu atau dua orang responden yang pasif dan malu-malu pada
saat diwawancarai. Mereka cenderung menjawab dengan jawaban yang singkat-
singkat. Hal tersebut menghambat penulis menerima informasi yang lebih
lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
83
BAB IV
UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN EKARISTI DEMI
TERWUJUDNYA PENGHAYATAN UMAT KRISTIANI PAROKI
ADMINISTRATIF SANTA MARIA ASSUMPTA CAWAS
Pada bab III penulis telah memaparkan hasil dan pembahasan penelitian
mengenai peranan Ekaristi dalam mengembangkan hidup beriman umat Kristiani
paroki administratif Santa Maria Assumpta Cawas. Berdasarkan penelitian dapat
dilihat bahwa: pertama, Ekaristi memiliki peranan penting bagi hidup beriman
umat. Hampir semua responden meyakini bahwa Ekaristi membantu iman mereka
tumbuh. Kedua, responden menyadari walaupun Ekaristi amat berperan, namun
masih ada umat yang belum menghayati dan terlibat aktif dalam Ekaristi secara
penuh dan mendalam. Ketiga, responden memiliki harapan berkaitan dengan
penghayatan dan keterlibatan umat dalam Ekaristi agar hidup beriman mereka
semakin berkembang.
Pada bab IV ini, penulis memaparkan usulan program untuk membantu
umat lebih memahami dan menghayati Ekaristi dengan sungguh dan mendalam.
Penulis memaparkan usulan ini berdasarkan kajian pustaka pada bab II dan hasil
penelitian pada bab III. Bab IV ini terdiri dari latar belakang pemilihan kegiatan,
tujuan kegiatan, usulan tema dan penjelasannya, matriks dan penjabaran proses
kegiatan.
A. Latar Belakang Pemillihan Usulan Kegiatan
Umat beriman Kristiani diharapkan lebih sadar untuk mampu
memperkembangkan pengahayatan imannya kepada Allah. Upaya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
84
mewujudkan penghayatan serta pendewasaan iman umat secara konkret dapat
dilaksanakan melalui berbagai bentuk kegiatan, baik kegiatan yang bersifat
internal gereja maupun kegiatan kemasyarakatan yang lebih luas. Sakramen
Ekaristi merupakan salah satu upaya Gereja untuk memperkembangkan iman
umat.
Umat Kristiani diajak untuk memahami, menghayati serta
merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, umat mengungkapkan bahwa Ekaristi membantu
mengembangkan iman namun masih ada kekurangan yaitu penghayatan serta
keterlibatan umat dalam Ekaristi. Melihat hasil penelitian tersebut, penulis
mengusulkan kegiatan untuk membantu umat yaitu sarasehan Ekaristi.
Usulan kegiatan tersebut tumbuh dari keprihatinan yang terjadi dan
dirasakan oleh para responden. Sebagian besar responden merasakan bahwa
penghayatan dan keterlibatan aktif umat dalam Ekaristi masih kurang.
Penghayatan akan Ekaristi yang kurang menyebabkan suatu ketimpangan hakikat
dari Ekaristi tersebut. Ecclesia de Eucharistia art. 9 menjelaskan bahwa Ekaristi
merupakan kehadiran Kristus yang menyelamatkan dalam komunitas umat
beriman. Itu artinya Ekaristi harus dihayati secara penuh karena Yesus benar-
benar hadir untuk menyelamatkan umat.
Perayaan Ekaristi juga merupakan tindakan Kristus sendiri bersama umat
Allah yang tersusun secara hirarkis (Komisi Liturgi KWI, 2002: 30). Artinya,
Ekaristi benar-benar berasal dari Kristus sendiri. Tindakan Kristus bersama umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
85
Allah mengungkapkan bahwa Kristus mengajak umat terlibat aktif dalam karya
penyelamatan-Nya. Hal tersebut juga bertujuan supaya melalui Ekaristi, pengikut-
Nya dapat bersaksi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Oleh karena itu, penulis mengupayakan usulan kegiatan ini demi
menjawab kebutuhan responden dan umat secara umum mengenai kurangnya
penghayatan dan keterlibatan aktif dalam Ekaristi. Sarasehan Ekaristi diharapkan
bisa menjadi sarana untuk membantu umat mendalami Ekaristi. Dengan
memahami, menghayati dan bersaksi akan Ekaristi, umat akan semakin
menghidupi Ekaristi sehingga berkembang hidup berimannya.
B. Tujuan Kegiatan
Untuk memahami isi dan maksud usulan kegiatan “Sarasehan Ekaristi”,
penulis akan menjabarkan tujuan kegiatan yaitu sebagai berikut:
1. Agar umat semakin memiliki pemahaman mengenai hakikat Ekaristi.
2. Agar umat semakin memiliki penghayatan dan keterlibatan aktif dalam proses
Perayaan Ekaristi.
3. Agar umat lebih merasakan dampak positif dari Ekaristi melalui kesaksian iman
dalam keluarga dan masyarakat khususnya menjadi terang dan garam bagi orang
disekitarnya.
C. Usulan Tema dan Penjelasannya
Untuk merancang usulan kegiatan, penulis menyusun langkah-langkah
demi terwujudnya tujuan kegiatan tersebut. Langkah pertama yaitu usulan tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
86
yang menjadi acuan dalam usulan kegiatan. Hal ini juga bertujuan agar
mempermudah dan memperlancar pelaksanaan sarasehan Ekaristi di Paroki
Administratif Santa Maria Assumpta Cawas.
1. Tema Umum: Menjadi Murid Yesus yang Lebih Ekaristis demi Terwujudnya
Kerajaan Allah
Tema umum yang dirumuskan oleh penulis bertitik tolak dari hasil
penelitian, latar belakang pemilihan usulan kegiatan dan tujuan usulan kegiatan.
Ekaristi merupakan salah satu sakramen yang penting dalam Gereja Katolik.
Ekaristi menjadi tempat bertemuanya umat dan Allah dalam persekutuan umat
beriman. Dengan mengikuti Ekaristi secara penuh dan mendalam, umat semakin
menyadari bahwa keselamatan berasal dari Allah. Sengsara, wafat dan
kebangkitan Yesus menjadikan Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh
kehidupan umat beriman Kristiani.
2. Tujuan Tema
Dengan meyadari bahwa Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh
hidup beriman, umat diharapkan bisa menjadi murid Yesus yang lebih Ekaristis.
Artinya umat yang semakin memahami, menghayati dan terlibat aktif dalam
Ekaristi. Melalui keikutsertan dalam Ekaristi, umat dapat melakukan kesaksian
dalam masyarakat demi mewujudkan Kerajaan Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87
3. Sub Tema per Sarasehan:
a. Menghayati Ekaristi Sejak Dini hingga Mati
Setiap umat Kristiani diharapkan menjadi murid-murid Yesus yang
memiliki penghayatan dan kesadaran penuh dalam mengikuti-Nya.
Penghayatan secara penuh perlu disadari dan dipahami sejak dini. Menghayati
Ekaristi sejak dini sangat membantu umat untuk lebih menyadari dirinya
sebagai murid-murid pilihan Yesus. Dengan demikian, sarasehan pertama
mengajak umat untuk menghayati Ekaristi sejak dini dengan mendalami
hakikat Ekaristi agar penghayatan akan Ekaristi ada sejak dini hingga mati.
b. Membangun Keterlibatan Aktif dalam Ekaristi secara Penuh
Keterlibatan aktif umat sangat dibutuhkan dalam Ekaristi. Adanya buku
Tata Perayaan Ekaristi sangat membantu umat Kristiani untuk ikut ambil
bagian dalam Ekaristi. Mrk 14:22 tertulis, “Ambilah ini, kalian semua, dan
makanlah, ini adalah tubuhKu yang akan diberikan kepadamu”. Ajakan Yesus
untuk mengambil Roti tersebut menggambarkan adanya keterlibatan murid-
murid-Nya. Dengan demikian sarasehan kedua ini mengajak seluruh umat
untuk menyadari bahwa ikut ambil bagian dalam perjamuan-Nya merupakan
suatu kebutuhan. Keterlibatan membantu penghayatan akan Ekaristi semakin
meningkat.
c. Mewujudkan Pelayanan Nyata dalam Masyarakat
Suharyo (2011: 63) mengemukakan bahwa Ekaristi membuka mata kita
sehingga kita dapat melihat bahwa hidup kita dan alam raya ini adalah
anugerah. Kebaikan dan anugerah yang diterima dari Allah melalui Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
membuat umat membagikan kebaikan tersebut dengan melayani sesama.
Seperti peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang dengan membagikan
lima roti dan dua ikan sebagai bentuk berbagi dan menolong sesama yang amat
nyata. Dengan demikian sarasehan ketiga ini mengajak umat untuk
mewujudkan pelayanan dalam masyarakat demi mewujudkan Kerajaan Allah.
4. Peserta
Peserta dalam sarasehan Ekaristi ini adalah wakil dari setiap lingkungan
yaitu terdiri dari ketua lingkungan, prodiakon dan tim kerja liturgi lingkungan.
Penentuan peserta tersebut mengacu pada hasil rembugan penulis dan Romo
Paroki. Penentuan peserta juga mengacu pada kegiatan-kegiatan sebelumnya yang
selalu mengirimkan perwakilan dari setiap lingkungan. Para wakil dari setiap
lingkungan akan bersama-sama menimba informasi dan pengalaman dari
sarasehan Ekaristi. Para wakil dari setiap lingkungan nantinya diharapkan bisa
membagikan informasi dan pengalaman dari sarasehan Ekaristi tersebut kepada
seluruh umat di lingkungan masing-masing.
5. Tempat dan Waktu
Tempat pelaksanaan kegiatan di aula Paroki administratif Santa Maria
Assumpta Cawas. Waktu pelaksanaan bulan Februari 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
D. Matriks Usulan Kegiatan “Sarasehan Ekaristi”
Tema Umum : Menjadi Murid Yesus yang Lebih Ekaristis demi Terwujudnya Kerajaan Allah
Tujuan : Melalui sarasehan Ekaristi Umat Kristiani Paroki Administratif Santa Maria Assumta Cawas semakin menjadi murid-
murid Yesus yang memiliki pemahaman, penghayatan, keterlibatan aktif dalam Ekaristi dan pelayanan nyata melalui
kesaksian iman dalam masyarakat.
Tabel 2 Matriks Usulan Kegiatan Sarasehan Ekaristi
No Waktu Judul
Pertemuan Tujuan Uraian Materi Metode Sarana
Sumber
Bahan
1. 3 Febuari
2019
Sesi I:
09.00-
10.30
Sesi II:
10.45-
Menghayati
Ekaristi Sejak
Dini hingga
Mati
Agar peserta semakin
memahami hakikat
Ekaristi sejak dini
sehingga bisa
menghayati Ekaristi
secara penuh dan
mendalam
Sesi I:
Pengantar
Doa
Video
Sharing
Sesi II
Materi
Sharing.
Informasi
Dialog
Video
Mic
Speaker
LCD
Laptop
Hand
Out
Dokumen
EE
Kitab
Hukum
Kanonik
Katekismus
Gereja
Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
No Waktu Judul
Pertemuan Tujuan Uraian Materi Metode Sarana
Sumber
Bahan
12.15
Hakikat
Ekaristi
Tanya Jawab
Penegasan
Singkat
Doa Penutup
Kitab Suci
Sakramen-
sakramen
Gereja
(Martasudji
ta, 2011)
3. 3 Maret
2019
Sesi I:
09.00-
10.30
Sesi II:
10.45-
Membangun
Keterlibatan
Aktif dalam
Ekaristi
secara Penuh
Agar peserta mampu
terlibat aktif dalam
Ekaristi agar bisa
menghayati Ekaristi
secara penuh dan
mendalam
Sesi I:
Pengantar
Doa
Pembuka
Video
Sharing
Sesi II:
Materi
Informasi
Dialog
Sharing
Laptop
Mic
Speaker
Hand
Out
Kitab
Hukum
Kanonik
Katekismus
Gereja
Katolik
Kitab Suci
Ekaristi
(Suharyo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No Waktu Judul
Pertemuan Tujuan Uraian Materi Metode Sarana
Sumber
Bahan
12.15 Hakikat
Keterlibatan
Bentuk
Keterlibatan
aktif dalam
Ekaristi
Tanya Jawab
Penegasan
Singkat
Doa Penutup
2011)
3. 7 April
2019
Sesi I:
09.00-
Mewujudkan
Pelayanan
Nyata dalam
Masyarakat
Agar peserta dapat
menyadari dan
mewujudkan tugas
perutusannya dalam
masyarakat melalui
Sesi I:
Pengantar
Doa
Pembuka
Video
Informasi
Dialog
Sharing
Laptop
Speaker
Mic
Hand
Out
Kitab
Hukum
Kanonik
Katekismus
Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Waktu Judul
Pertemuan Tujuan Uraian Materi Metode Sarana
Sumber
Bahan
10.30
Sesi II:
10.45-
12.15
keikutsertaan dan
keterlibatannya dalam
perayaan Ekaristi
Sharing
Sesi II:
Materi
Hakikat
melayani
Bentuk-
bentuk
pelayanan
dalam hidup
sehari-hari
Tanya Jawab
Penegasan
Singkat
Doa Penutup
Katolik
Kitab Suci
Menuju
Hidup yang
lebih
Ekaristis
(Musakabe,
2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
E. Satuan Pertemuan Sarasehan I
1. Tema : Menghayati Ekaristi Sejak Dini hingga Mati
2. Tujuan : Agar peserta dapat mengetahui dan memahami hakikat
Ekaristi sejak dini sehingga bisa menghayati Ekaristi
secara penuh dan mendalam
3. Materi : Hakikat Ekaristi
4. Metode : Sharing pengalaman, informasi, tanya jawab
5. Sumber Bahan : Dokumen EE, Kitab Hukum Kanonik, Katekismus Gereja
Katolik, Kitab Suci, Sakramen-sakramen Gereja
(Martasudjita, 2011)
6. Sarana : Mic, speaker, LCD, laptop.
7. Pemikiran Dasar :
Ekaristi merupakan salah satu dari tujuh sakramen dalam Gereja Katolik.
EE art 1 juga menjelaskan bahwa Ekaristi menjadi sumber dan puncak iman umat
Kristiani. Namun kenyataan akan Ekaristi yang sedemikian rupa masih belum
membantu umat untuk lebih menghayati Ekaristi. Dalam Injil Lukas 22:19
tertulis, “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi
kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Kutipan ayat tersebut
mengajak umat untuk semakin mendalami Ekaristi. Diharapakan dengan
menghayati Ekaristi secara penuh dan mendalam, umat akan lebih memahami,
terlibat aktif dan melakukan aksi nyata dengan kesaksian-kesaksian dalam
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
8. Pengembangan Langkah-langkah :
Sesi I
a. Pengantar (09.00 WIB-09.10 WIB)
Bapak/Ibu dan saudara-saudari sekalian pada kesempatan ini kita patut
bersyukur pada Tuhan atas rahmatNya yang membukakan hati kita untuk
berkumpul di tempat ini. Pada kesempatan ini, kita akan belajar bersama-sama
untuk lebih mendalami Hakikat, keterlibatan aktif serta pelayanan melalui
Ekaristi. Terima kasih atas kehadiran bapak/ibu saudara/i serta kesediaan paroki
yeng tealh memberikan kesempatan yang berharga ini. Tanpa bantuan dan kerja
sama kita semua, kesempatan yang baik ini tidak akan terjadi pada hari ini.
Kita semua mengetahui bahwa Ekaristi termasuk dalam tujuh sakramen di
Gereja Katolik. Kita juga mengetahui bahwa Ekaristi adalah sakramen yang
paling pokok dalam Gereja Katolik. Ekaristi menjadi sumber dan puncak
semangat bagi hidup umat beriman yang dapat menciptakan rasa damai, tenang
dan tentram. Namun masih ada segelintir umat Kristiani yang kurang menghayati
hakikat Ekaristi. Pemahaman umat yang kurang akan hakikat Ekaristi membuat
penghayatannya pun kurang mendalam.
Penghayatan yang kurang mendalam menciptakan sikap acuh tak acuh saat
perayaan Ekaristi berlangsung. Penghayatan yang mendalam menciptakan sikap
mau terlibat aktif selama Ekaristi berlangsung. Keterlibatan tersebut membantu
umat untuk lebih bisa merasakan kehadiran Tuhan. Buku Tata Perayaan Ekaristi
sebenarnya sudah sangat membantu umat untuk mengetahui dan memahami sikap
atau hal yang harus dilakukan selama Ekaristi berlangsung. Dengan penghayatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dan keterlibatan yang baik, sepulangnya dari Ekaristi umat bisa mewujudkan
tugas perutusannya dengan melakukan pelayanan-pelayanan dalam masyarakat.
b. Doa Pembukaan (09.10 WIB-09.15 WIB)
Bapa yang mahabaik, kami mengucap syukur atas kasihMu yang masih
bisa kami alami hingga pada hari ini. Engkau telah memberikan kesehatan dan
kemauan untuk terus belajar dan berusaha mengembangkan karya pelayanan kami
kepadamu dan sesama. Tuhan, pada kesempatan yang baik ini, kami hendak
menggali lebih dalam lagi bagaimana menjadi murid-Mu yang lebih Ekaristi
sehingga dapat mewujudkan Kerajaan-Mu. Kami mohon ya Tuhan, berkatilah
seluruh rangkaian acara ini serta semua orang yang akan terlibat di dalam acara
ini, semoga kami Engkau terangi dangan terang Roh KudusMu sehingga kami
mampu mengikuti seluruh kegiatan hari ini dengan baik dan penuh semangat. Doa
ini kami haturkan kepadaMu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.
c. Menonton video singkat tentang Ekaristi (09.15 WIB-09.20 WIB)
Pendamping mengajak peserta untuk menonton video tentang Ekaristi
yang membantu peserta lebih fokus dan memudahkan proses sarasehan.
d. Sharing Pengalaman Umat (09.20 WIB-10.20 WIB)
Peserta dipersilahkan untuk sharing singkat tentang pemahaman dan
penghayatan akan Ekaristi dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Ceritakanlah sesuai pengalaman anda!
- Sejauh mana penghayatan anda akan Ekaristi? Ceritakanlah sesuai pengalaman
anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
e. Sharing Pengalaman Pendamping (10.20 WIB-10.30 WIB)
Pendamping menyatukan dan memberi tanggapan akan hasil sharing umat
dan menambahkan dengan sharing pengalaman pribadi pendamping.
Istirahat (15 Menit)
Sesi II
f. Materi Hakikat Ekaristi (10.45 WIB-11.30 WIB)
1) Hakikat Ekaristi menurut Kitab Suci
- Ekaristi merupakan persatuan-kebersamaan dengan Yesus Kristus
Dalam Injil Yohanes 6:56 tertulis, “Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.”
- Ekaristi merupakan persatuan-kebersamaan dengan seluruh Gereja
Dalam 1 Korintus 10:16-17 tertulis, “Bukankah cawan pengucapan
syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah
Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan
tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu
tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
- Ekaristi merupakan kehadiran Yesus dalam rupa roti dan anggur
Dalam Injil Matius 26:26 tertulis, “Dan ketika mereka sedang makan,
Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu
memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah,
inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu
memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
cawan ini.
- Ekaristi merupakan penebusan dan pengampunan dosa
Dalam Injil Markus 14:24 tertulis, “Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah
darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.
- Ekaristi merupakan penetapan Tuhan sendiri
Dalam Injil Lukas 22:19 tertulis, “Lalu Ia mengambil roti, mengucap
syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya:
"Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan
akan Aku."
- Ekaristi merupakan pewartaan dan tanda iman
Dalam 1 Korintus 11:26 tertulis, “Sebab setiap kali kamu makan roti ini
dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Yohanes 6:29 tertulis, “Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang
dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus
Allah.
2) Hakikat Ekaristi menurut Dokumen Gereja Ecclesia de Eucharistia
Dalam Ecclesia de Eucharistia art 1 tertulis:
Konsili Vatikan Kedua dengan tepat memproklamasikan bahwa kurban
Ekaristik adalah “sumber dan puncak kehidupan Kristen” [1]. “Karena
Ekaristi Maha kudus ini berisi kekayaan spiritual seluruh Gereja yakni
Kristus sendiri, paskah dan roti kehidupan kita. Melalui dagingNya sendiri,
yang telah dibuat menjadi hidup dan diberi kehidupan oleh Roh Kudus,
maka Dia memberikan hidup-Nya kepada manusia” [2]. Konsekuensinya
pandangan Gereja secara konstant menoleh kepada Tuhan-Nya, yang hadir
dalam Sakramen Altar, yang mana Gereja menemukan manifestasi penuh
dari CintaNya yang tak terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
EE art 1 tersebut membahas hakikat Ekaristi sebagai sumber dan puncak
kehidupan Kristiani. Pertama yaitu Kristus yang memberi kehidupan bagi manusia
lewat Roh Kudus dalam rupa roti. Kedua yaitu Ekaristi sebagai suatu bentuk
cinta-Nya yang tiada batas. Hal ini menandakan bahwa Sakramen Ekaristi
merupakan sumber dan puncak kehidupan umat kristiani. Artinya, Tuhan benar-
benar hadir di tengah-tengah umat sehingga umat merasakan kehidupan yang
sejati dan merasakan cinta-Nya yang begitu besar.
3) Hakikat Ekaristi menurut Kitab Hukum Kanonik
Dalam KHK Kan.897 tertulis:
Sakramen yang terluhur adalah Ekaristi Mahakudus, dimana Kristus
Tuhan sendiri yang dihadirkan, dikurbankan dan disantap, dan dengan
nama Gereja selalu hidup berkembang. Kurban Ekaristi, ..., adalah puncak
seluruh ibadat dan kehidupan kristiani serta sumber yang menandakan dan
menghasilkan kesatuan umat Allah serta menyempurnakan pembangunan
tubuh Kristus.
Kutipan Kan. 897 dalam Kitab Hukum Kanonik tersebut menerangkan
bahwa Sakramen Ekaristi merupakan sakramen yang menjadi inti hidup beriman
umat karena Tuhan sendiri yang dihadirkan, dikurbankan dan disantap.
Semuanya itu menjadi sumber untuk memperkembangkan Gereja agar Gereja
semakin menjadi pusat hidup umat Allah karena kegiatan pengembalaannya di
dunia ini. Kehadiran-Nya menjadi sebuah jawaban dan kepastian bahwa
pengorbanan Puta-Nya yang tunggal tidaklah sia-sia. Kan 897 juga menjelaskan
bahwa Ekaristi adalah puncak dan sumber kehidupan Kristiani. Arti puncak yaitu
mengarah pada tujuan kehiduan Kristiani serta sumber yaitu mengarah pada dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
kehidupan Kristiani dan mampu mengasilkan suatu kesatuan seluruh umat
Kristiani.
4) Hakikat Ekaristi menurut Katekismus Gereja Katolik
Dalam KGK art.1324 tertulis, “Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh
hidup Kristiani (LG11). Sakramen-sakramen lainnya, begitu pula semua
pelayanan gerejani serta karya kerasulan, berhubungan erat dengan Ekaristi suci
dan terarahkan kepadanya. Sebab dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh
kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, Paska kita (PO 5).
KGK art.1324 tersebut menjelaskan bahwa Ekaristi adalah sumber dan
puncak seluruh hidup umat Kristiani. Semua pelayanan dan karya dalam Gereja
Katolik bermuara pada Ekaristi. Ekaristi mengantarkan seluruh umat Kristiani
menuju Yesus Kristus sendiri karena melalui Ekaristi umat merasakan kehadiran
dan kedekatan dengan Tuhan.
g. Tanya Jawab (11.30 WIB-12.00 WIB)
Peserta dipersilahkan bertanya perihal hakikat Ekaristi.
h. Penegasan Singkat (12.00 WIB-12.10 WIB)
Pendamping memberikan penegasan dan kesimpulan singkat akan
keseluruhan proses sarasehan.
i. Doa Penutup (12.10 WIB-12.15 WIB)
Bapa yang Maha Pengasih, kami mengucap syukur atas penyertaan-Mu
dalam kegiatan sarasehan Ekaristi yang pertama pada hari ini. Terimakasih pula
atas kehadiran Bapak/Ibu dan saudara/i yang senantiasa mengimani Engkau. Kami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
bersyukur bahwa Engkau telah wafat demi menghapus dosa-dosa kami.
Terimakasih telah mewariskan perjamuan suci Ekaristi sebagai bentuk
pengenangan kami akan Engkau. Semoga melalui Ekaristi ini, kami senantiasa
berbuat kasih dan mewujudkan Kerajaan-Mu. Doa permohonan ini kami haturkan
dengan pengantara Yesus Tuhan kami yang bersatu dengan Roh Kudus, Allah,
kini dan sepanjang segala masa. Amin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
BAB V
PENUTUP
Bab ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama merupakan kesimpulan dari
rumusan permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I. Bagian kedua
merupakan saran untuk beberapa pihak guna membantu mewujudkan harapan
umat yaitu menghayati Ekaristi demi perkembangan hidup beriman mereka.
A. Kesimpulan
Ekaristi menjadi sumber dan puncak kekuatan bagi umat untuk menuju
kesempurnaan kasih yaitu persekutuan dengan-Nya. Persekutuan dengan Tuhan
melahirkan persekutuan dengan sesama. Menghayati dan mencintai Ekaristi
berdampak baik bagi kehidupan umat beriman Kristiani. Umat yang mengikuti
Ekaristi secara penuh dan mendalam menandakan sikap serah dirinya kepada
Allah, itulah iman kepercayaannya. Injil Lukas 22:19 tertulis, "Inilah tubuh-Ku
yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
Kutipan ayat ini membuktikan bahwa Ekaristi adalah pemberian dan karya Allah
bagi manusia. Ekaristi dari, oleh dan untuk Allah, maka semestinya manusia
dengan hormat dan penuh syukur mengenangkan dan melaksanakannya dalam
peziarahan di dunia. Dengan demikian umat beriman Kristiani menjadi pribadi
yang penuh belas kasih dan mampu membagikan apa yang dipunyainya demi
menolong orang yang kesusahan.
Berdasarkan hasil penelitian, hampir semua responden mengungkapkan
bahwa Ekaristi memiliki peran penting bagi hidup beriman mereka. Para
responden juga sudah cukup mengetahui hal-hal pokok dalam Ekaristi. Hal baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
yang didapatkan dari penelitian yaitu melalui Ekaristi, rasa syukur dan bangga
akan rahmat pembaptisan muncul dan semakin menguat. Dengan pembaptisan,
umat dapat menerima sakramen Ekaristi yang amat mulia. Tidak sampai situ,
melalui Ekaristi, kesaksian demi kesaksian pun tercipta dalam masyarakat.
Melalui keikutsertaan mereka dalam Ekaristi, mereka merasakan dampak positif
dalam hidup mereka yaitu ketenangan hati dan merasa dilindungi oleh Tuhan.
Namun ternyata responden juga mengungkapkan bahwa masih ada sebagian umat
yang kurang menghayati dan terlibat aktif dalam Ekaristi.
Upaya yang dapat membantu umat menghayati dan terlibat aktif dalam
Ekaristi yaitu melalui kegiatan sarasehan Ekaristi. Tema yang digunakan
bertumpu dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Kegiatan sarasehan
Ekaristi ini diharapkan dapat membantu umat untuk lebih menghayati dan terlibat
aktif dalam Ekaristi sehingga mampu melakukan pelayanan nyata dalam
masyarakat. Kegiatan ini mengajak umat untuk menjadi murid-murid Yesus yang
lebih Ekaristis.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis menyampaikan
beberapa saran mengenai upaya meningkatkan penghayatan umat dalam Ekaristi
yang ditujukan kepada romo paroki, dewan paroki, ketua bidang kerja liturgi,
ketua lingkungan, prodiakon dan seluruh umat di Paroki Administratif Santa
Maria Assumpta Cawas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1. Romo Paroki
Romo Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas diharapkan
dapat merancang program pengayaan Ekaristi dalam bentuk pendampingan,
sarasehan atau pendalaman tentang Ekaristi agar membantu umat untuk lebih
memahami dan menghayati Ekaristi sehingga iman seluruh umat dapat
berkembang lewat penghayatan Ekaristi tersebut. Romo paroki juga diharapkan
semakin memotivasi umat dalam mengembangkan iman melalui sapaan langsung
kepada umat dan khotbah pada Perayaan Ekaristi serta pelayanan sosial kepada
seluruh umat di paroki.
2. Bidang Kerja Liturgi Paroki
Ketua bidang kerja liturgi dapat bekerja sama dengan romo paroki untuk
merencanakan suatu kegiatan yang pendukung penghayatan umat akan Ekaristi.
Bidang kerja liturgi berupaya mengundang seluruh katekis untuk ikut ambil
bagian dalam mewartakan iman melalui Ekaristi. Bidang kerja liturgi diharapkan
membuat jadwal bagi para petugas liturgi untuk berlatih dan mengasah
kemampuan mereka sesuai tugas masing-masing. Mengadakan rapat koordinasi
antara tim bidang kerja liturgi paroki dan lingkungan secara rutin guna membahas
liturgi Ekaristi.
3. Ketua Lingkungan - Katekis
Para ketua lingkungan berusaha untuk semakin mengajak umat dari
jenjang anak-anak hingga lanjut usia untuk mengikuti Ekaristi dan mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
kegiatan yang telah direncanakan baik di tingkat paroki dan lingkungan. Selain itu
ketua lingkungan bekerjasama dengan katekis untuk mengupayakan
berkumpulnya seluruh umat lingkungan untuk mengadakan pendalaman iman
melalui Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
DAFTAR PUSTAKA
Ballester, M. (1986). Dahaga akan Allah: Terjemahan. Yogyakarta. Kanisius
Banawiratma, J.B, ed. (1989). Baptis Krisma Ekaristi. Yogyakarta. Kanisius
Darmowigoto, S.Ds. (1972). Iman Kristen. Salatiga. P Setyaki Sala
Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia.
(2014). Ecclesia de Eucharistia (Ekaristi dan Hubungannya dengan
Gereja). Terjemahan oleh Mgr. Anicetus B. Sinaga, OFM.Cap. Jakarta
Dewan Paroki GMAC. (2017). Buku Pedoman Paroki GMAC. Cawas. Dewan
Paroki Cawas
Dobson, E.T. (1984). How The Eucharist Can Transform Your Life. Mumbai. St
Pauls
Fransiskus, Paus. (2014). Ensiklik Lumen Fidei ; Terjemahan. Yogyakarta.
Kanisius
Hadisumarta, FX. 2018. Teladan Hidup Beriman. Jakarta. Majalah Hidup, Hal 43
Thn 18 (18 Maret 2018)
Heryatno W.W, FX. (2008). Diktat PAK Sekolah IPPAK USD. Yogyakarta
Konfrensi Waligereja Indonesia. (1995). Katekismus Gereja Katolik. Edisi
Indonesia. Diterjemahkan oleh: Herman Embuiru. Ende. Arnoldus
Komisi Liturgi KWI. (2002). Pedoman Umum Misale Romawi. Jakarta. Obor
Komisi Liturgi KAS. (2010). Syukur atas Keterlibatan Umat dalam Ekaristi.
Yogyakarta. Kanisius
Lembaga Alkitab Indonesia. (2009). Kitab Suci Alkitab Deuterokanonika. Jakarta:
LAI, 2009.
Lowery, D.L. (2001). Tanya Jawab tentang Iman, Hukum, dan Praktek Hidup
Katolik. Yogyakarta. Kanisius
Lukasik, A. (1991). Memahami Perayaan Ekaristi. Yogyakarta. Kanisius
Martasudjita, E. (2000). Mencintai Ekaristi. Yogyakarta. Kanisius
.(2001). Mencintai Yesus Kristus. Yogyakarta. Kanisius
.(2003). Sakramen-Sakramen Gereja. Yogyakarta. Kanisius
.(2005). Ekaristi – Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral.
Yogyakarta. Kanisius
.(2010). Misteri Kristus : Pokok-Pokok Iman Kristiani.
Yogyakarta. Kanisius
.(2012). Ekaristi : Makna dan Kedalamannya Bagi Perutusan di
Tengan Dunia. Yogyakarta. Kanisius
Musakabe, Herman. (2011). Menuju Hidup Yang Lebih Ekaristis. Bogor. Grafika
Mardi Yuana.
Powell, J. (1991). Beriman untuk Hidup Beriman untuk Mati ; Terjemahan.
Yogyakarta. Kanisius
Pujasumarta, J. (2008). Gerakan Berbagi Lima Roti Dan Dua Ikan. Yogyakarta.
Kanisius
Sekretariat KWI. (1991). Kitab Hukum Kanonik : Terjemahan. Jakarta. Obor &
Sekretariat KWI
Sinaga, Martin.L. 2009. Kebenaran Iman Kristen di Tengah Pluralisme
(Kebenaran) Agama. Lembaga Alkitab Indonesia. Edisi No.24. 9 Juli 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Staf Yayasan Cipta Loka Caraka (Penyadur). (1983). Menghayati Iman. Jakarta.
Yayasan Cipta Loka Caraka
Sugiyono (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta
Suharyo, I. (2011). Ekaristi. Yogyakarta. Kanisius
http://www.katolisitas.org/iman-bukanlah-masalah-perasaan/ diakses 27 Maret
2018 pukul 10.00 WIB
http://www.katolisitas.org/hal-pertumbuhan-iman/ diakses 27 Maret 2018 pukul
10.05 WIB
http://www.katolisitas.org/vatikan-ii-misteri-gereja/ diakses 27 Maret 2018 pukul
10.10 WIB
http://www.katolisitas.org/konstitusi-sacrosanctum-concilium/ diakses 27 Maret
2018 pukul 10.15 WIB
http://alkitab.sabda.org/article.php?no=423&type=12 diakses 27 Maret 2018
pukul 11.55 WIB
http://ekaristisebagaiucapansyukur.blogspot.com/2012/11/ekaristi-sebagai-
ucapan-syukur_3178.html diakses 27 Maret 2018 pukul 12.00 WIB
http://www.katolisitas.org/konstitusi-dei-verbum/ diakses 1 Agustus 2018 pukul
10.00 WIB
http://sosiologis.com/fenomenologi diakses 1 Agustus 2018 pukul 10.05 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 3: Daftar Pertanyaan Wawancara
Pertanyaan Wawancara
a. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
b. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
c. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat
mengikuti perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman
anda!
d. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman
anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
e. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
f. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi?
Jelaskan menurut pengalaman anda!
g. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam
Ekaristi?
h. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda?
Jelaskan!
i. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda
lebih berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
j. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
Lampiran 4: Transkip Hasil Wawancara
No Kode RU1
1. Nama E. Mawardi
Umur 63 th
Pekerjaan Pensiunan
Lingkungan St. Antonius
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi awalnya merupakan perjamuan malam terakhir yaitu di saat Tubuh
dan Darah Kristus yang dilambangkan dalam Roti dan Anggur kemudian
dibagikan kepada para murid, tujuannya demi keselamatan semua orang.
Kejadian itu kemudian dikenangkan hingga sekarang.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi saya maknai sebagai sumber hidup saya yang selalu saya dambakan
dan rindukan agar bisa dekat dengan Kristus dalam kehidupan sehari-hari.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saat saya muda, saya mengajar ke pelosok yang jaraknya jauh dari gereja,
maka saya jarang sekali mengikuti Ekaristi. Tiba-tiba suatu malam saya
dijamah Tuhan lewat mimpi. Tuhan bertanya mengapa saya jarang ke gereja.
Keesokan harinya saya ke gereja dan benar-benar merasakan Tuhan hadir.
Sejak saat itu saya mersa perlu sekali melayani karena itu bentuk penyerahan
diri saya kepada Tuhan.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Bagi iman saya, Ekaristi sebagai pupuk dan penyegar maka iman saya subur
dan hasilnya adalah pelayanan saya ditengah masyarakat.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Bagi saya yang mendukung yaitu yang terpenting dalam Ekaristi adalah
adanya Umat dan Pastor.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
“Saya sudah cukup terlibat dengan menjadi prodiakon, ikut koor, ikut dalam
bidang liturgi yang tujuannya melayani umat.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
“Bagi saya penghambatnya tidak ada, namun kekurangan-kekurangan pasti
ada.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Menurut saya, jika tidak mengikuti Ekaristi, hidup saya kosong. Maka saya
prihatin jika saya tidak menerima Tubuh dan Darah Kristus itu.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih berkembang?
Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Bagi saya susunan tata liturgi sudah mutlak dan sesuai dogma yang ada jadi
tidak perlu diganti, maka harapan saya kalau bisa pelaksanaannya sesuai
kebudayaan umat.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Harapan saya seperti tadi yaitu supaya Ekaristi dirayakan sesuai kebudayaan
umat agar umat bisa mudah meresapi dan memaknainya, misal dengan Misa
bahasa jawa.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
No Kode RU2
2. Nama A. Eko Juniyanto
Umur 49 th
Pekerjaan Pedagang
Lingkungan St. Faustina
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Menurut saya Ekaristi adalah penerimaan Tubuh dan Darah Kristus, maka
akan lebih dekat dengan Tuhan karena itu inti.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Makna Ekaristi bagi saya sebagai hal yang menentramkan hidup dan membuat
saya jernih serta tak ada beban. Maka bisa membantu iman saya tumbuh.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya merasa dekat dengan Tuhan, merasa dilindungi dengan Tuhan. Apalagi
saat misa pagi dan saya bertugas, Tuhan memang benar-benar berkarya dalam
diri saya.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Ekaristi adalah inti dalam gereja Katolik dan membuat iman saya tumbuh.
Walaupun banyak godaan dalam hidup sehari-hari, tetapi Ekaristi
mengembangkan iman saya.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Persiapan diri saat menjadi petugas liturgi, suasana dan tempat (Gereja) serta
Romo yang aktif.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Saya terlibat menjadi prodiakon dan koor.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
“Yang menghambat adalah pikiran (masalah) pribadi atau dalam keluarga. Lalu
umat yang datang terlambat saat Ekaristi.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
“Keprihatinan lebih kepada setiap pribadi umat agar lebih belajar lagi
mengenai paham Ekaristi, dengan begitu keterlibatan umat akan lebih baik
lagi.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Adanya kesadaran diri sendiri akan Ekaristi, maka aksi melayani akan tumbuh
setelah Ekaristi selesai.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Harapan saya yaitu agar umat lebih aktif dan mendalami Ekaristi. Untuk tata
liturginya sudah pas tidak perlu diganti.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
No Kode RU3
3. Nama Y. Nugraheni
Umur 52 th
Pekerjaan Pegawai Swasta
Lingkungan St. Veronika
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Bagi saya Ekaristi adalah puncak, yaitu yang paling penting dibandingkan
dengan sakramen lain karena nantinya sakramen lainnya pada akhirnya juga
bertitik tolak pada Ekaristi.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Bagi saya Ekaristi saya maknai sebagai suatu kebutuhan, kerinduan untuk
bertemu dengan Tuhan. Maka akan menghasilkan sebuah kekuatan bagi saya
yang akan menguatkan saya dalam kehidupan sehari-hari.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saat saya menjadi prodiakon dalam perayaan Ekaristi, saya merasa dikuatkan
Tuhan, saya berpasrah dan berserah diri kepada Tuhan. Saya juga bersyukur
dan menjalani pelayanan saya dengan senang karena saya tahu semua itu
merubah hidup saya ke arah lebih baik.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Bagi saya Ekaristi mengalahkan segalanya, maksudnya saya akan lebih
mengutamakan Ekaristi daripada hal-hal duniawi misalnya ada misa dan ada
undangan ke suatu acara, saya akan lebih mengutamakan Ekaristi.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Faktor pendukungnya yaitu adanya kerjasama antar petugas liturgi, umat dan
sarana prasarana yang ada.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Saya terlibat dengan menjadi prodiakon, tim kerja liturgi, koor, pemain musik
gamelan serta mazmur.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
“Menurut saya, penghambatnya adalah di saat umat telat datang, petugas yang
kurang persiapan serta kerjasama yang kurang antar pelaku Ekaristi.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Keprihatinan yang saya rasakan yaitu saat petugas melakukan kesalahan. Lalu
suasana dalam Ekaristi yaitu yang berasal dari umat kurang khusyuk.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Harapan saya yaitu ada niat dari diri sendiri untuk Ekaristi. Saya yakin iman
tidak dipaksakan tapi sudah seharusnya Ekaristi dihayati lebih dalam lagi.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Harapan saya yaitu umat semakin mencintai Ekaristi itu sendiri karena pada
dasarnya Ekaristi benar-benar dibutuhkan Ekaristi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
No Kode RU4
4. Nama A. Eko Purdianto
Umur 43 th
Pekerjaan Pegawai Swasta
Lingkungan St. Yuliana
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi bagi saya adalah suatu ucapan syukur dan juga kekuatan bagi hidup
saya.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Bagi saya Ekaristi sebagai bagian dari hidup saya atau tidak terpisahkan dari
hidup saya karena Ekaristi merupakan kebutuhan saya untuk menjalani hidup.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Pengalaman iman yang saya rasakan yaitu kelegaan dalam hidup yaitu
perasaan senang. Adanya ketenangan saat mengikuti Ekaristi karena Tuhan
yang mendamaian. Oleh sebab itu saya perlu melakukan persiapan diri sebelum
menyambut Tuhan karena saya akan bertemu dan mengalami Tuhan sendiri.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Ekaristi selalu berdampak positif bagi hidup saya. Walaupun kecil
dampaknya, namun menciptakan suasana sukacita dan mengisi hati saya yang
kosong.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Menurut saya faktor pendukungnya yaitu petugas yang sungguh-sungguh
mempersiapkan diri sebelum Ekaristi. Kehadiran Romo juga menjadi
pendukung dalam Ekaristi.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Keterlibatan saya yaitu menjadi umat yang aktif yaitu ikut berdoa jika saat
suasana doa. Saya juga mengikuti koor dan menjadi prodiakon.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
“Penghambatnya yaitu kesalahan yang tidak diinginkan misalnya sudah
disiapkan, namun masih saja ada kesalahan walaupun kecil. Umat yang ribut
juga menghambat suasana khusyuk dalam Ekaristi.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Untuk keprihatinan, saya tidak begitu memperhatikan.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Harapan saya agar Ekaristi lebih melibatkan diri saya misalnya lebih banyak
suasana komunikatif antar umat dan Romo dalam doa syukur agung.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda
“Harapan saya yaitu adanya kesungguhan hati umat dalam mengikuti Ekaristi.
Lalu adanya kesiapan teknis agar Ekaristi berjalan lancar. Adanya juga
tambahan kegiatan untuk membantu pemahaman umat akan Ekaristi yaitu yang
membahas tentang dasar-dasar Ekaristi dan tata cara liturgis Ekaristi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
No Kode RU5
5. Nama A. Sagiman MS
Umur 70 th
Pekerjaan Pensiunan
Lingkungan St. Monika
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Menurut saya Ekaristi adalah ungkapan syukur umat kepada Tuhan.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Bagi saya Ekaristi menjadi berkat bagi saya dan nantinya saya pun akan
menjadi berkat untuk orang lain dengan berbuat baik.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya merasa khidmat dalam mengikuti Ekaristi serta hati mantap, damai dan
tentram.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Ekaristi memantapkan hidup saya. Ekaristi juga sebagai pegangan hidup saya.
Melalui Ekaristi, muncul doa syukur dan juga permohonan untuk kehidupan
saya sehari-hari.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Faktor pendukung yaitu suasana batin yang khusyuk, petugas yang bertugas
dengan baik, umat yang menjaga suasana serta tata liturgis yang sudah baik.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Keterlibatan saya menjadi prodiakon serta koor. Semuanya itu untuk melayani
umat.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
“Faktor penghambat menurut saya yaitu umat yang ribut dan juga petugas
kurang persiapan.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
“Umat belum memaknai Ekaristi dengan menganggap Ekaristi sebagai
kewajiban bukan kebutuhan. Kurangnya persiapan petugas liturgi.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Agar saya semakin mantap dan menyadari bahwa Ekaristi amat penting bagi
hidup saya.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Harapan saya gara petugas lebih mempersiapkan diri. Lalu untuk pelaksanaan
Ekaristi bisa menggunakan musik lain selain organ. Adanya kreativitas saat
peraaayan Ekaristi agar tidak monoton.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
No Kode RU6
6. Nama Lucia Puji Lestari
Umur 50 th
Pekerjaan Guru
Lingkungan St. Veronika
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi merupakan kesatuan umat dan Kristus sendiri. Maka dari itu
dibuatlah kesepakatan bersama untuk merayakan Ekaristi kudus tersebut.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi sebagai hal penting karena menjadi puncak hidup yang akhirnya bisa
merubah sikap menjadi lebih baik lagi.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya merasa percaya dan iman saya menjadi kuat lewat Ekaristi. Apalgi jika
ada dramatisasi saat Ekaristi maka akan benar-benar merasakan kehadiran
Tuhan.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Ekaristi membuat kedekatan lebih mendalam dengan Tuhan. Maka iman pun
hadir dan tumbuh. Ekaristi juga sebuah kebutuhan dan kerinduan bagi saya.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Faktor pendukung menurut saya yaitu ketaatan umat sendiri. Lalu ajakan dari
keluarga untuk berekaristi menciptakan suatu semangat untuk mengikuti
Ekaristi.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Saya menjadi pemazmur, dirigen serta tim kerja liturgi yang mempersiapkan
Ekaristi.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
“Menurut saya faktor penghambat adalah perasaan malas untuk mengikuti
Ekaristi. Hal lain jika ada masalah di luar misalnya gosip jelek tentang
seseorang memengaruhi kesucian Ekaristi itu sendiri.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Keprihatinan saya yaitu kurangnya keterlibatan umat dalam Ekaristi. Lalu
keikutsertaan lansia untuk mengikuti Ekaristi yang kurang. Bisa karena
keluarga tidak punya kendaraan atau memang tidak peduli. Tidak adanya
regenerasi untuk petugas juga memprihatinkan bagi saya.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya berharap agar ada tindakan nyata setelah Ekaristi selesai. Tindakan nyata
dengan aksi di kehidupan sehari-hari.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya berharap agar petugas dalam Ekaristi lebih tertata. Umat juga tertata
artinya menjaga suasana Ekaristi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
No Kode RU7
7. Nama AL. Jumbadi
Umur 58 th
Pekerjaan Guru
Lingkungan St. Faustina
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Perayaan bersama untuk menyambut Tuhan. Tuhan hadir saat konsekrasi.
Ekaristi merupakan hal yang sakral. Ekaristi juga merupakan pesan Yesus pada
perjamuan malam terkahir yang kemudian dikenang dan dirayakan hingga
sekarang.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Sebagai suatu wujud iman Katolik saya sendiri. Ekaristi sebagai suatu hal
yang melegakan, mendamaikan menyenangkan dan mengetuk hati untuk
menjadi Katolik dan semakin Katolik.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Pengalaman iman yang dirasakan yaitu merasa senang dan lega karena telah
mengikuti Ekaristi yang amat kudus. Merasa Ekaristi benar-benar merubah
hidup saya karena memang benar Yesus hadir saat Ekaristi berlangsung.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Seperti yang telah didapatkan dari pengalaman iman tadi, melalui Ekaristi
saya merasa hidupnya diubah oleh Tuhan. Dari tidak bisa menjadi bisa, dari
tidak punya menjadi punya. Iman saya berkembang dengan mementingkan
orang lain. Saya selalu berdoa untuk orang lain agar mereka pun merasakan
hidup mereka diubah oleh Tuhan.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Hal yang mendukung yaitu hati yang siap. Suasanya dalam keluarga harus
dipupuk agar suasana terasa damai saat akan Ekaristi.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
“Sudah terlibat. Saya menjadi prodiakon, mnegikuti koor, menjadi kolektan,
menjadi penjaga tata tertib atau parkir, juga sebagai pembimbing anak-anak
komuni pertama.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
“Faktor penghambat yakni masalah ekonomi yang mempengaruhi kesediaan
ikut Ekaristi karena terkadang ada rasa minder jika memberi kolekte hanya
sedikit. Bagi saya masalah waktu juga agak menghambat karena saya
sebenarnya cukup sibuk dengan pekerjaan jadi susah mengatur waktu untuk
mengikuti Ekaristi. Situasi keluarga bermasalah juga menghambat mengikuti
Ekaristi dengan sungguh-sungguh.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Keprihatinan lebih kepada keterlibatan umat yang masih kurang.
Kebersamaan dalam keluarga yang kurang misal pergi ke gereja sendiri-
sendiri. Susah mengatur waktu.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Harapan saya agar saya bisa sukses di dunia dan akhirat. Supaya Ekaristi
dapat saya wartakan lagi agar menumbuhkan kebaikan dan iman tentunya.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya berharap agar keselamatan umat lebih banyak lewat Ekaristi. Supaya
keselamatan juga ditujukan tidak hanya untuk orang yang masih hidup tapi
untuk mereka semua yang telah mati.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
No Kode RU8
8. Nama Yulius Rudianto
Umur 29 th
Pekerjaan Guru
Lingkungan St. Yuliana
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Perayaan diri kita dengan Tuhan. Ekaristi merupakan suatu kerinduan bagi
saya. Ekaristi juga merupakan suatu yang sudah diajarkan oleh Tuhan yang
akhirnya diterusnya menjadi perayaan pengenangan akan Yesus Kristus.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi sebagai hal yang membuat saya menjadi pribadi lebih baik lagi.
Meyakini bahwa saya memiliki Yesus maka membantu mempererat hubungan
saya dengan Yesus. Apalagi saat konsekrasi, iman saya menjadi tumbuh terus-
menerus.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Belum secara penuh mengalami pengalaman iman hanya saya merasa
terenyuh dan merindukan Yesus saat Ekaristi.
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Ekaristi amat penting bagi saya. Ekaristi sebagai penyemangat dalam hidup
saya sehari-hari untuk menjadikan hidup saya lebih baik.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Keikutsertaan atau keterlibatan umat dan petugas liturgi. Tempat yang
nyaman juga menjadi pendukung dalam Ekaristi.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Kalau tidak menjadi petugas ya menjadi umat yang aktif. Menjadi umat yang
tahu kapan harus bersikap dalam mengikuti Ekaristi. Misalnya jika hening ya
hening, jika berdiri ya berdiri dan seterusnya.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
“Yang menjadi penghambat yaitu kurangnya keterlibatan dan penghayatan
umat dalam Ekaristi. Malah terkadang masih ada petugas liturgi yang masih
kurang menghayati.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Hosti yang kurang dihormati oleh umat.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Agar lebih mengikuti Ekaristi agar menumbuhkan iman saya.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Harapan saya agar umat semakin menghayati Ekaristi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
No Kode RU9
9. Nama Y. Agus S
Umur 46 th
Pekerjaan Pegawai Swasta
Lingkungan St. Monika
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi merupakan puncak iman umat Kristiani dimana Yesus benar-benar
hadir dalam Ekarisi tersebut dan akhirnya menyatu dengan Tuhan.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya memaknai Ekaristi sebagai rasa syukur karena bisa hadir dan telah
terpilih menjadi umat Katolik dalam Ekaristi tersebut. Ekaristi membuat lega
dan menyatu dengan Tuhan.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya percaya ada kehadiran Tuhan dalam Ekaristi. Saya berusaha ikut ambil
bagian dalam perayaan Ekaristi karena saya lemah dihadapan Tuhan.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Benar-benar mengembangkan iman karena melalui Ekaristi saya merasa
pengorbanan Yesus demi keselamatan umat manusia. Hidup saya pun diubah,
khususnya dalam hidup berkeluarga makin baik dan dapat mengendalikan diri.
Dan melalui Ekaristi pekerjaan (gaji) saya lancar.
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Faktor pendukung menurut saya yaitu suasana keluarga yang damai.
Keterlibatan aktif umat dalam Ekaristi juga mendukung perayaan Ekaristi.
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Saya terlibat menjadi proodiakon, koor dan lektor. Saya merasa terpanggil dan
merasa harus melayani umat.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
“Faktor penghambat menurut saya saat umat ribut dan mengobrol. Apalagi jika
anak-anak yang lari-lari seolah-olah orang tuanya membiarkan anaknya berlari-
lari seperti itu. Kurangnya kepekaan orang tua untuk mengurus anak mereka.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Bagi saya belum ada keprihatinan yang menonjol dalam Ekaristi.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Adanya kerjasama antar umat, agar Ekaristi suasana semakin khusyuk dan
saya pun menjadi khusyuk pula mengikutinya.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi semakin dihayati dengan dukungan umat. Petugas liturgi yang lebih
peka dan menghayati Ekaristi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
No Kode RU10
10. Nama Y. Kasna
Umur 40 th
Pekerjaan Guru
Lingkungan St. Fransiskus X
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi adalah kenangan akan Yesus yang dulunya diawalai dengan
perjamuan malam terakhir.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya memaknai Ekaristi sebagai kesatuan antar saya dengan Tuhan. Tuhan
benar-benar hadir dan berkarya dalam hidup saya.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya mendapatkan pengalam iman saat saya mendampingi katekumen, saat
itu saya merasakan Yesus hadir dan berkarya lewat diri saya.” Saat
menyiapkan katekumen saya juga mersakan Yesus yang berkarya dan saya
hanya alatnya.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Ekaristi sebenarnya mengembangkan iman namun sulit karena saya sebagai
pendidik merasakan bahwa sudah memiliki iman kuat karena Ekaristi namun
saat mengajarkan penghayatan Ekaristi kepada murid-murid saya terasa sulit.
Kesulitan itu dikarenakan faktor keluarga yang kurang
mendampingi/mengajarkan anak-ana mereka tentang Ekaristi. Ekaristi sendiri
bagi saya bisa mengubah sifat dan sikap saya menjadi lebih baik.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Faktor pendukung yaitu tata liturgi yang lengkap, petugas liturgi yang lengkap
dan siap serta umat yang aktif.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Keterlibatan saya hanya pas-pasan artinya hanya menjadi umat yang rutin ke
gereja setiap Minggu. Sabagai umat saya aktif dengan memanjatkan doa-doa
ujub dan permohonan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
“Yang menghambat yaitu ada orang yang tidak mengikuti Ekaristi karena
malas dan lebih memilih ikut dalam Ekaristi Online. Ada pula yang
menganggap Ekaristi hanya sebatas perayaan saja namun tidak sungguh-
sungguh dihayati.
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Penghayatan umat yang kurang. Kesiapan hati yang kurang saat akan
mengikuti Ekaristi. Terkadang masih memikirkan hal-hal duniawi saat akan
mengikuti Ekaristi.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya berharap agar Ekaristi dihayati dengan sungguh bukan sebatas perayaan
hura-hura saja. Berharap semoga semakin dekat dengan Tuhan maka iman saya
berkembang dan berguna bagi masyarakat.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Semoga Ekaristi semakin menghidupi umat dan umat semakin paham akan
Ekaristi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(24)
No Kode RU11
11 Nama MM. Setyowati
Umur 44 th
Pekerjaan Guru
Lingkungan Cicilia
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi merupakan ungkapan syukur umat. Syukur karena telah diselamatkan
oleh Yesus yang menebus dosa-dosa manusia.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya memaknai Ekaristi sebagai kehadiran Kristus dalam hati saya dan
bersatu dengan-Nya. Sebagai sebuah panggilan sebagai umat beriman karena
bertemu dengan Tuhan.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Saya merasakan suatu siraman rohani pada saat pembacaan sabd-sabda dari
Kitab Suci. Saya merasakan kehadiran Tuhan dalam sabda-sabda tersebut.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Ekaristi amat penting bagi hidup saya. Sebagai pusat hidup dan merasa
bersatu dengan Tuhan. Amat besar pengaruhnya bagi hidup saya karena
Ekaristi merupakan puncak dari sakramen-sakramen lainnya.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Yang mendukung yaitu partisipasi umat, petugas liturgi yang siap juga sarana
prasarana yang membantu lancarnya perayaan Ekaristi.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Saya terlibat dalam koor, lektor. Namun menurut saya saya kurang terlibat
khusunya dalam hal menjadi petugas liturgi karena menurut saya harus ada
regenerasi agar yanng sudah sepuh tidak lagi menjadi petugas liturgi.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
“Faktor penghambat yakni umat khusunya anak-anak yang masih lari-lari dan
teriak-teriak. Koor yang kurang persiapan juga menghambat jalannya Ekaristi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Umat yang kurang menghayati contohnya masih ada umat yang bermain HP
saat Ekaristi berlangsung.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Berharap semoga lebih dekat dengan Kristus melalui Ekaristi. Karena saya
yakin iman saya akan berkembang dengan mengikuti Ekaristi dengan sungguh-
sungguh.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Supaya suasana Ekaristi lebih khidmat dan partisipasi umat yang lebih baik
lagi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(26)
No Kode RU12
12 Nama B. Lasmini
Umur 55 th
Pekerjaan Guru
Lingkungan Anna
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi merupakan ucapan syukur dan pengenangan perjamuan malam
terakhir yang tujuannya mendapatkan keselamatan.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Sebagai pendamai dan menenangkan hidup. Sebagai suatu kewajiban sebagai
anak-anak Allah.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Tuhan menjamah saya lewat doa-doa saya. Kehadiran Tuhan sebagai alat
dalam menyelesaikan masalah.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Menurut saya sebagai pelega dalam berbagai masalah hidup. Dampaknya
belum terlalu berpengaruh bagi saya.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Faktor pendukung yaitu sarana dan prasarana yang memadai. Pastor dan
petugas liturgi yang siap.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Saya merasa masih kurang terlibat namun saya ikut koor dan menjadi
kolektan. Semua itu karena niat dan kemauan hati saya.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
“Faktor penghambat yakni perayaan yang kurang menarik karena Pastor yang
sudah tua dan kurang kreatif. Petugas liturgi yang kurang siap serta sarana
prasarana yang kurang memadai.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
“Keprihatinannya yaitu umat yang tidak fokus apalagi jika ada anak-anak yang
ribut.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Berharap agar lebih khusyuk dan konsentrasi saat mengikuti perayaan
Ekaristi.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Berharap agar kolekte per pribadi ditambah karena kolekte persembahan bagi
Tuhan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(28)
No Kode RP
13 Nama Romo Yuyun Pr
Umur 39 th
Pekerjaan Pastor Paroki
Lingkungan -
1. Apa yang anda ketahui tentang Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi merupakan sumber dan puncak iman. Sumber yaitu perjumpaan,
kesatuan dengan Sang Sabda yang hidup. Puncak yaitu disatukan oleh kurban
Yesus sendiri. Ekaristi merupakan kelanjutan dan kebaharuan tradisi historis
umat Kristiani.”
2. Apa makna Ekaristi bagi hidup anda? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Memberikan kesempatan untuk membuat imamat dan rahmat tahbisan yaitu
imam menjadi penuh. Menghadirkan kembali warisan Kristus serta
menyatukan kesinambungan antara umat sekarang dengan jemaat perdana.”
3. Pengalaman iman macam apa yang pernah anda alami saat mengikuti perayaan
Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Pengalaman dimana saya merasa walaupun pelaksanaan Ekaristi menarik atau
tidak menarik, Yesus terus-menerus mengajak untuk mengadakan Ekaristi.
Dengan begitu Yesus semakin terasa hadir.”
4. Sejauh mana perayaan Ekaristi memperkembangkan iman anda? Jelaskan
menurut pengalaman anda!
“Sejauh Ekaristi benar-benar menghadirkan Tuhan, mambuat saya dan umat
dengan lantang menolak ajaran setan karena keyakinan yang teguh dan iman
yang kuat.”
5. Menurut anda, apa sajakah faktor pendukung dalam Ekaristi?
“Tata liturgi yang pas serta kesiapan pelaku Ekaristi.”
6. Sejauh mana keterlibatan anda dalam perayaan Ekaristi? Jelaskan menurut
pengalaman anda!
“Sangat terlibat dengan memimpin misa berkali-kali. Memimpin dengan lebih
dahulu mempersiapkan segala sesuatu agar Ekaristi berkesan bagi umat.”
7. Menurut anda, apa sajakah faktor penghambat dalam Ekaristi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
“Faktor penghambat yaitu partisipasi umat kurang karena pemahaman Ekaristi
yang kurang serta ketidakdisipliinan pelaku misalnya telat datang tapi tetap
menerima komuni.”
8. Adakah keprihatinan dalam Ekaristi sesuai pengalaman anda? Jelaskan!
“Partisipasi umat belum begitu nampak mungkin penghayatan yang masih
kurang misal ke toilet saat Ekaristi berlangsung.”
9. Melalui Ekaristi, apa harapan anda agar hidup beriman anda lebih
berkembang? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Tetap menghidupi sabda Tuhan terus-menerus. Menyadari bahwa saya
mengemban tugas perutusan yang amat mulia. Apapun yang terjadi karena
kehendak Tuhan.”
10. Apa harapan anda untuk Ekaristi? Jelaskan menurut pengalaman anda!
“Ekaristi sudah pas hanya umat dan petugas yang harus semakin paham akan
Ekaristi dan juga semoga penyajian Ekaristi lebih menarik agar umat suka dan
akhirnya hadir terus-menerus dalam Ekaristi.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(30)
Lampiran 5: Jumlah Umat
Pada akhir Desember 2016, umat yang berdomisili di Paroki Adm Cawas sebagai
berikut :
Jumlah KK Jumlah Jiwa
396 KK 1081 Jiwa
Rincian jumlah umat :
No. Wilayah Lingkungan ∑ KK ∑ Umat
1 St.
Thomas
St. Yuliana 35 90
2 St. Antonius 25 70
3 St. Faustina 24 66
4 St. Paulus St. Monica 41 104
5 St. Veronica 38 107
6 St. Petrus 18 40
7 St.
Filipus
St. Lucia 27 58
8 St. Fransiskus Xaverius 40 111
9 St. Yohanes 44 117
10 St.
Agustinus
St. Bernadheta 40 138
11 St. Cicilia 34 81
12 St. Anna 30 76
Jumlah 396 1081
NB : Di wilayah St. Agustinus ada pemekaran lingkungan menjadi 4 lingkungan
dengan nama lingkungan yang baru adalah Santa Dorothea. Tidak ada jumlah
umat tambahan karena hanya pemekaran lingkungan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
Lampiran 6: Daftar Hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI