i
PENGARUH MEDIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANATOMI
DITINJAU DARI MOTIVASI
(Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKes Satria
Bhakti Nganjuk Tahun Ajaran 2008/2009)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan
Diajukan oleh :
Trisnanto
S 540907120
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KELUARGA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
ii
PENGARUH MEDIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANATOMI
DITINJAU DARI MOTIVASI
Disusun Oleh :
Trisnanto
S 540907120
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. dr.M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K)NIP. 130 543 952
..../..../.......
Pembimbing II Dr. Hj. Nunuk Suryani, M. Pd NIP. 131 918 507
..../..../.......
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK, MM, M.Kes NIP. 130 543 994
iii
PENGARUH MEDIATERHADAP PRESTASI BELAJAR ANATOMI
DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
Disusun Oleh :
Trisnanto
S 540907120
Telah disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Prof. Dr. dr. Didik T, PAK, MM, MKes ..../..../.....
Sekretaris Prof. Dr. dr. Ambar Mudigdo, Sp. PA (K) ..../..../.....
Anggota Penguji 1. Prof. Dr. dr.M. Syamsulhadi, Sp. KJ (K)
2. Dr. Hj. Nunuk Suryani, M. Pd
...../..../.....
…./…./….
Mengetahui
Ketua Program StudiMagister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. dr. Didik T, PAK, MM,MKesNIP. 130 543 994
..../...../.....
Direktur Program Pascasarjana
Prof. Drs.Suranto, M.Sc.Ph.D NIP. 131 472 192
..../...../.....
iv
PERNYATAAN
Nama : Trisnanto
NIM : S540907120
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Media
Terhadap Prestasi Belajar Anatomi di Tinjau dari Motivasi“ adalah betul-betul
karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam usulan tesis tersebut diberi
tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
dari tesis tersebut.
Surakarta, 09 Januari 2009
Yang membuat pernyataan,
Trisnanto
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
usulan penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Terhadap Prestasi Belajar
Anatomi di Tinjau dari Motivasi”. Penelitian ini diajukan sebagai salah satu
syarat mencapai derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam menyelesaikan karya tulis ini, diantaranya kepada yang
terhormat:
1. Rektor Universitas Sebelas Maret, Prof. Dr. dr. Much. Syamsulhadi, Sp. KJ (K)
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program
Magiter di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret dan sekaligus
selaku pembimbing I telah membimbing saya sehingga bisa lebih mendalami
tentang Ilmu Kedokteran Keluarga. Dengan segala hormat saya mengucapkan
terima kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah
diberikan kepada saya, agar saya bisa lulus tepat waktu.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta
3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof. Dr. dr. Didik
Gunawan Tamtomo, PAK. MM. MKK yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Ketua minat pendidikan profesi kesehatan Program Studi Magister Kedokteran
Keluarga, dr. P. Murdani, MHPEd telah memberikan kesempatan kepada
vi
penulis untuk mengikuti program Magiter di Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dekan Fakultas Kedokteran UNS, Dr. dr. Ahmad Arman Subijanto, M.S yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program
Magister di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
6. Pembimbing Tesis, Dr. Hj. Nunuk Suryani, MPd selaku pembimbing II yang
telah membimbing saya sehingga bisa lebih mendalami tentang Ilmu
Kedokteran Keluarga. Dengan segala hormat saya mengucapkan terima kasih
atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah diberikan
kepada saya, agar saya bisa lulus tepat waktu.
7. Semua dosen saya di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, PPS UNS
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, terimakasih atas bekal ilmu yang
telah diberikan, semoga menjadi amal jariyah yang menguntungkan.
8. Dr. H. Nur Achmad Tjiptoprajitno, M. Sc selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.
9. Sujatmiko, S. Kep., Ns selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk.
10. Seluruh staf dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk
yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis mengadakan
penelitian.
11. Bapak, Ibu, Istri dan Adik atas dukungan moral dan spiritual sehingga dapat
terselesaikannya penelitian ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
mendukung hingga terselesaikannya penelitian ini.
vii
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan penelitian di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi
penulis sendiri
Nganjuk, 09 Januari 2009
Trisnanto
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAAN PEMBIMBING TESIS ...................... ii
HALAMAN PEGESAHAN PENGUNJI TESIS .................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ xv
ABSTRAK .......................................................................................... xvi
ABSTRACT........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................ 10
C. Pembatasan Masalah........................................................ 11
D. Perumusan Masalah......................................................... 11
E. Tujuan Penelitian............................................................. 12
ix
F. Manfaat Penelitian........................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1. Pendekatan Pembelajaran............................................ 14
2. Media Pembelajaran.................................................... 19
3. Motivasi Belajar.......................................................... 42
4. Prestasi Belajar ........................................................... 57
B. Penelitian yang relevan.................................................... 63
C. Kerangka Pemikiran ........................................................ 65
D. Hipotesis Penelitian ......................................................... 69
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 70
B. Metode Penelitian............................................................ 72
C. Populasi dan Sampel ....................................................... 88
D. Prosedur Penelitian.......................................................... 93
E. Teknik Pengumpulan Data............................................... 94
F. Teknik Analisa Data ........................................................ 96
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data.................................................................. 99
B. Pengujian Prasyarat Analisis............................................ 108
1. Uji Normalitas ........................................................... 108
2. Uji Homogenitas........................................................ 113
x
C. Pengujian Hipotesis Penelitian......................................... 114
D. Pembahasan Penelitian .................................................... 122
E. Keterbatasan Penelitian ................................................... 126
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian..................................................... 131
B. Implikasi Penelitian ......................................................... 132
C. Saran-saran...................................................................... 134
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 136
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................... 138
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Motivasi Sebagai Proses Psikologis............................... 43
Gambar 2. Skema Motif Sebagai Suatu Rantai........................................... 44
Gambar 3. Skema Proses Dasar Motivasi................................................... 50
Gambar 4. Skema Teori Motivasi Kesehatan ............................................. 54
Gambar 5. Kerangka Pemikiran ................................................................. 68
Gambar 6. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi
dengan Media VCD Secara Keseluruhan (A1) .......................... 101
Gambar 7. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi
dengan Media OHP Secara Keseluruhan (A2) .......................... 102
Gambar 8. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi
dengan Motivasi Belajar Tinggi (B1)........................................ 103
Gambar 9. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi
dengan Motivasi Belajar Rendah (B2) ...................................... 104
Gambar 10 Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi
dengan Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar
Tinggi (A1B1).......................................................................... 105
xii
Gambar 11. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi
dengan Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar
Rendah (A2B2) ........................................................................ 106
Gambar 12. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi
dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar
Tinggi (A2B1).......................................................................... 107
Gambar 13. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi
dengan Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar
Rendah (A2B2) ........................................................................ 108
Gambar 14. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan
Media VCD Secara Keseluruhan (A1) ...................................... 257
Gambar 15. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan
Media OHP Secara Keseluruhan (A2)....................................... 257
Gambar 16. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan
Media pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi (B1) ... 258
Gambar 17. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan
Media Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah (B2).......... 258
Gambar 18. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan
Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi
(A1B1) ..................................................................................... 259
xiii
Gambar 19. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan
Media VCD pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah
(A1B2) ..................................................................................... 259
Gambar 20. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan
Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Tinggi
(A2B1) ..................................................................................... 260
Gambar 21. Grafik Normal Q-Q Plot Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan
Media OHP pada Mahasiswa dengan Motivasi Belajar Rendah
(A2B2) ..................................................................................... 260
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penggolongan Media Menurut Anderson........................................ 27
Tabel 2. Indikator Motivasi Belajar.............................................................. 57
Tabel 3. Konstelasi Pengaruh Antar Variabel ............................................... 69
Tabel 4. Jadwal Penelitian............................................................................ 71
Tabel 5. Rancangan Analisis Desain Faktorial 2 x 2..................................... 73
Tabel 6. Interpretasi koefisien reliabilitas Motivasi............................................ 82
Tabel 7. Interpretasi koefisien reliabilitas Prestasi Belajar....................................... 84
Tabel 8. Tabel Analisis Validitas Reliabilitas Instrumen .............................. 85
Tabel 9. Interpretasi Indeks Kesukaran Soal ..................................................... 86
Tabel 10. Interpretasi Indeks Daya Beda Soal .......................................................... 87
Tabel 11. Diskripsi Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 87
Tabel 12. Data Statistik Uji t .................................................................................. 92
Tabel 13. Rangkuman Data Prestasi Mahasiswa Mata Pelajaran Anatomi..... 100
Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Analisi Varians 2 x 2 .................................. 115
Tabel 15. Hasil Uji Scheffe .......................................................................... 118
Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Scheffe ....................................................... 121
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen (VCD dan OHP)..... 138
Lampiran 2. Instrumen Penelitian ........................................................... 140
Lampiran 3. Data Skor Uji Coba Responden .......................................... 158
Lampiran 4. Uji Persyaratan Validitas .................................................... 160
Lampiran 5. Uji Persyaratan Reabilitas................................................... 177
Lampiran 6. Uji Analisis Butir Soal ....................................................... 178
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.................................... 183
Lampiran 8. Data Skor Penelitian Responden ......................................... 243
Lampiran 9. Data Induk Penelitian ......................................................... 251
Lampiran 10. Gambar Grafik Histogram dan Q-Q Plot ............................. 254
Lampiran 11. Deskripsi Hasil Penelitian................................................... 261
Lampiran 12. Perhitungan Distribusi Frekuensi ........................................ 266
Lampiran 13. Pengujian Persyaratan Analisis ........................................... 267
Lampiran 14. Uji Analisis Varians............................................................ 276
Lampiran 15. Uji Lanjut Scheffe .............................................................. 278
Lampiran 16. Perijinan ............................................................................. 281
xvi
ABSTRAK
Trisnanto, S 540907120. 2009. Pengaruh Media Terhadap Prestasi BelajarAnatomi ditinjau dari Motivasi. Tesis: Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Perkembangan pendidikan yang semakin maju maka para dosen diharapkan mampu menggunakan teknologi multi media seperti media VCD karena merupakan cara yang praktis. Menggunakan metode pembelajaran dengan media VCD sesuai dengan materi ilmu anatomi yang berupa gambar-gambar mulai dari sel, jaringan, organ, sistem organ dan struktur tubuh manusia secara utuh.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen rancangan factorial 2x2 dengan penyajian data secara deskriptif analisis. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa semester I Klas A dan B di D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik purposive proportional random sampling sejumlah 75 mahasiswa. Teknik penggumpulan data menggunakan angket dan tes. Analisis data menggunakan analisis varians dua jalur dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas menggunakan uji Chi Square dan uji homogenitas dengan teknik ujiLevene’s.
Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan: (1) Terdapat perbedaan pengaruh media terhadap prestasi belajar anatomi. Hal ini dibuktikan dengan harga F hitung= 22.532 > F table (α= 0,05)= 3.98, (2) Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar tinggi dan dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajaranatomi. Hal ini dibuktikan dengan harga F hitung = 31.650 > F table (α= 0,05) = 3.98, (3) Terdapat interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajaranatomi. Ini dibuktikan dengan harga F hitung = 31.650 > F table (α = 0,05) = 3.98. Untuk mengetahui adanya interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar anatomi dengan uji lanjut Scheffee.
Temuan penelitian ini memperkuat teori pembelajaran khususnya dengan menggunakan media. Penggunaan media VCD dapat membantu mahasiswa mengaitkan materi yang diajarkan dosen dengan situasi nyata, dalam media VCDmampu menyajikan gambar-gambar bergerak yang tidak mampu di wujudkan oleh OHP.
Kata Kunci: Media, Motivasi dan Prestasi Belajar Anatomi
xvii
ABSTRACT
Trisnanto, S 540907120. 2009. The Influence of Media and Anatomy Achievement Viewing at from Motivation. Thesis: Post Graduate Program of Sebelas Maret University in Surakarta.
The development information of technology to be influence teaching in diploma graduate nursing of Satria Baktis in Nganjuk school of Health Science,Imformation of technology especially VCD media very important to developing anatomy achievement.The VCD media of physical anatomy such as;cell,tissue,organ,system organ and human anatomy.
This study uses quantitative method by using factorial design experimental approach 2 x 2 and analysis descriptive date. The population is all student’s in the first semester in diploma graduate Nursing of Satria Bhakti’s school of health science Sampling taken technique uses purposive proportional random samplingnamely 75 student’s.the Data collected technique by questionnaire and test. the technige analyse uses varians analysis two paths by using pre test of normality Chi Square and homogenitas test by using Levene’s test technique.
The results shows that, there is: (1) There was difference between VCD and OHP of Media to learning Achievement in Anatomy. It is proved by F count = 22.523 > F table (α = 0,05) = 3.98, (2) ,there weren’t influence between difference of high motivation and low motivation to learning Achievement in Anatomy. It is proved by F count = 22.523 > F table (α = 0,05) = 3.98, (3) Interaction Influence of media and motivation to learning Achievement in Anatomy. It is proved by F count = 31.650 > F table (α = 0,05) = 3.98 . There is Influence of media and motivation learning of anatomy achievement is using Schefee test.
The study strengthen learning theory especially by using media. The VCD media help students toward the material. with VCD media the student able to activities her learning, The visual VCD media showed actual situation and implement by using there weren’t between difference media OHP.
Key words: Media, Motivation and Learning achievement in Anatomy
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Uji Kesetaraan .................................................................... 97
1.1 Kesetaraan IQ..................................................................... 99
1.2 Kesetaraan Dosen Pengajar................................................. 100
1.3 Kesetaraan Pre Tes Prestasi Belajar .................................... 102
Lampiran 2. Instrumen Penelitian dan Satuan Pembelajaran ................... 99
2.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar....................................... 104
2.2 Angket Motivasi Belajar ..................................................... 105
2.3 Kisi-kisi Soal Prestasi Belajar ............................................. 106
2.4 Instrumen Prestasi Belajar .................................................. 107
2.5 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Dasar-dasar
Anatomi Tubuh Manusia .................................................... 108
2.6 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Dasar-dasar
Anatomi Tubuh Manusia .................................................... 108
2.7 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan sistem pernafasan... 108
2.8 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem
xix
Kardiovaskuler, Darah dan Limfe ....................................... 108
2.9 Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Organ
Persarafan dan Sensori ....................................................... 108
2.10Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Organ
Pencernaan ......................................................................... 108
2.11Rencana Pembelajaran Pokok Bahasan Sistem Organ
Urogenital........................................................................... 108
Lampiran 3. Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................ 101
3.1 Data Try Out Motivasi Belajar............................................ 102
3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar................... 102
3.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar ............... 102
3.1 Data Try Out Prestasi Belajar Anatomi ............................... 102
3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Prestasi Belajar..................... 102
3.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Prestasi Belajar ................. 102
Lampiran 4. Data Hasil Penelitian .......................................................... 106
4.1 Data Skor Motivasi Belajar (VCD) ..................................... 107
4.2 Data Skor Prestasi Belajar Anatomi (VCD) ........................ 108
4.3 Data Skor Motivasi Belajar (OHP)...................................... 107
xx
4.4 Data Skor Prestasi Belajar Anatomi (OHP)......................... 108
4.5 Data Rekapitulasi Penelitian Kelompok Eksperimen (VCD) 108
4.6 Data Rekapitulasi Penelitian Kelompok Kontrol (OHP)...... 108
Lampiran 5. Uji Persyaratan Analisis...................................................... 106
Lampiran 6. Uji Analisis dan Hipotesis .................................................. 210
6.1 Deskripsi Data Khusus........................................................ 210
6.2 Perhitungan Statistik dalam Analisis Variansi ..................... 211
6.3 Kesimpulan Hasil Analisa Data dengan Analisis Dua Jalur.. 211
6.4 Uji Beda Mean dengan Menggunakan Uji Schefee ............. 211
Lampiran 7. Etical Klirens...................................................................... 213
Lampiran 8. Perijinan ............................................................................. 214
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya pendidikan yang semakin maju, dalam
kehidupan di masyarakat senantiasa terjadi proses belajar mengajar baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Dari proses pembelajaran ini maka
peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang merupakan dampak langsung
dari peristiwa belajar maupun proses belajar mengajar antara pelajar dan pengajar.
Dalam proses belajar dimana dosen sebagai pengajar dan pendidik
sedangkan mahasiswa sebagai komponen dalam sistem pengajaran, para dosen
dituntut memenuhi kualifikasi dan kompetensi-kompetensi tertentu, misalnya
sikap, nilai dan sifat-sifat pribadi sehingga proses belajar mengajar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.
Tidak disangkal bahwa setiap dosen menginginkan mahasiswanya
memiliki pengetahuan, dan ketrampilan serta memahami dan mengamalkan budi
pekerti yang sesuai dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh atau dengan
istilah kependidikannya mempunyai efek kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk
memenuhi maksud tersebut diatas maka dosen perlu memahami tugas-tugas dan
tanggung jawabnya. Peter Amstrong yang ditulis kembali oleh Nana Sujana
(1998; 18) membagi tugas guru/dosen dalam 5 bidang tanggung jawab, yakni;
pertama, tanggung jawab dalam pengajaran. Kedua, tanggung jawab dalam
memberikan bimbingan. Ketiga, tanggung jawab dalam mengembangkan
1
2
kurikulum. Keempat, tanggung jawab dalam mengembangkan profesi. Kelima,
tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat.
Ilmu anatomi merupakan salah satu dari serangkaian mata pelajaran yang
diajarkan di D III Keperawatan mulai semester satu. Pada jenjang ini semua
mahasiswa harus mempelajari mata pelajaran anatomi sebagai dasar ilmu medic
sebelum mengambil mata pelajaran keperawatan lebih lanjut. Meskipun mata
pelajaran anatomi merupakan bagian pengembangan dari ilmu biologi di SMU,
namun sebagian besar mahasiswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari
ilmu anatomi ini. Bagi mahasiswa D III Keperawatan yang berasal dari sekolah
kejuruan (SMK) banyak yang merasa asing terhadap mata pelajaran ini dan
menjadi mata pelajaran yang sulit dan tidak diminati walaupun sebagian
mahasiswa menganggap sebagai mata pelajaran yang menarik.
Pembelajaran anatomi memiliki tiga domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor yang harus dikembangkan. Domain kognitif menekankan
pembelajaran yang berkaitan dengan fakta, konsep dan generalisasi yang dapat
diperoleh melalui sumber-sumber sekunder atau dengan melibatkan prosedur
empiris. Domain afektif menekankan sikap, nilai, minat, motivasi dari apresiasi
terhadap IPA umumnya dan ilmu anatomi pada khususnya. Domain psikomotorik
menekankan pada ketrampilan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-
tugas laboratorium sehingga untuk pembelajaran ilmu anatomi diperlukan metode
yang tepat dan sesuai dengan karakteristik ilmu anatomi.
Pembelajaran ilmu anatomi hendahnya menggunakan metode mengajar
yang melibatkan proses ilmiah pada diri mahasiswa, salah satunya adalah praktik
laboratorium dengan menggunakan phantom. Tidak semua pokok bahasan harus
3
menggunakan metode tersebut tetapi mahasiswa dapat diberikan pembelajaran
dengan media VCD untuk dikenalkan dengan materi ilmu anatomi yang berupa
gambar-gambar mulai dari sel, jaringan, organ, system organ dan struktur tubuh
manusia secara utuh.
Dalam pembelajaran anatomi, menggunakan teknologi seperti media VCD
dan multimedia merupakan cara yang praktis, baik untuk menyampaikan materi
pelajaran secara langsung kepada mahasiswa maupun untuk memberikan materi
tambahan yang telah disampaikan. Proses pembelajaran selama ini tergantung
pada penyajian dosen yang kadang kurang bervariasi dalam menggunakan media
pembelajaran. Padahal media pembelajaran berkembang pesat seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi.
Soekartawi (1995; 16) mengemukakan bahwa setiap pengajar mempunyai
cara tersendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Hal ini dapat
dimengerti karena setiap pengajar mempunyai kapasitas mengajar yang berbeda-
beda. Selanjutnya juga dikatakan bahwa “didalam melaksanakan tugasnya
seorang pengajar memerlukan tiga hal penting, yaitu: a). Bagaimana cara
mengajar yang baik dan benar, b). Alat bantu mengajar apa yang dipakai, c). Cara
evaluasi apa yang digunakan.
Proses belajar-mengajar dapat dipandang sebagai sistem instruksional.
Menurut Benaty yang dikutip kembali oleh Sunarwan (1999; 3) dinyatakan
bahwa; “In the most general sense, system means a konfigurations of part or
components connected joined together in a web of relationships”. Artinya kurang
lebih demikian; secara umum sistem diartikan sebagai seperangkat bagian atau
komponen yang saling berinteraksi, berinterdependensi dan berinteraksi yang
4
menyebabkan terjadinya keadaan seimbang, saling bergantung sehingga
merupakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Selanjutnya juga dinyatakan bahwa setiap sistem mempunyai tiga aspek utama,
yaitu tujuan, proses dan isi.
Gagne (1979) yang ditulis kembali oleh Atwi Suparman (1997: 8)
mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang
mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar. Lebih lanjut Atwi Suparman
(1997: 8) menyatakan bahwa kegiatan instruksional merupakan komposisi bagian-
bagian dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan instruksional yang telah
ditetapkan tidak dapat dicapai dengan baik pula. Dari uraian-uraian diatas adalah
jelas bahwa kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen
diantaranya: siswa, guru/dosen, tujuan, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi.
Sejalan dengan kemajuan teknologi, media pembelajaran berkembang
begitu pesat mulai dari media yang sederhana (visual) sampai dengan media yang
lebih kompleks (multimedia). Tampilnya lambang-lambang visual untuk
memperjelas lambang verbal memungkinkan mahasiswa mudah memahami
konsep-konsep ilmu anatomi yang dipelajari dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengetahui keefektifan penggunaan
media VCD dan overhead projector (OHP) sebagai media pembelajaran anatomi
dan diharapkan mahasiswa akan lebih mudah memahami makna pesan (konsep)
yang dipelajari dalam proses pembelajaran.
Sejumlah teori telah dikembangkan untuk menjelaskan pentingnya media
dalam pembelajaran. Salah satu diantaranya yang dikenal luas yaitu “The Cone of
Experience” (kerucut pengalaman) yang di cetuskan oleh Edgar Dale (Heinich,
5
Molenda, Russell, Smaldino: 1996: 16). Menurut teori ini, seseorang dapat belajar
melalui tiga hal, yaitu: mengalami sendiri secara langsung (pengalaman langsung,
dramatisasi, demonstrasi, karyawisata), mengamati orang lain berbuat (pameran,
TV, radio), membaca/menggunakan lambang (lambang visual dan verbal). Dale
dalam Azhar Arsyad (2000: 7) menggambarkan tingkat pengalaman perolehan
hasil belajar sebagai sesuatu proses komunikasi. Dalam proses komunikasi
terdapat materi/pesan yang akan disampaikan dan diharapkan dikuasai
mahasiswa, dosen sebagai sumber pesan yang menuangkan pesan ke dalam
simbol-simbol tertentu (encoding) dan mahasiswa sebagai penerima pesan
(decoding).
Levie&Levie dalam Azhar Arsyad (2000: 8) mereview hasil-hasil
penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual
dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang
lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali
dan menghubungkan fakta dan konsep. Dilain pihak, stimulus verbal memberi
hasil belajar yang lebih apabila belajar pembelajaran melibatkan ingatan yang
berurutan (sekuensial). Palvio dalam Azhar Arsyad (2000: 9) tentang konsep
hipotesis koding ganda (dual coding hypothesis) mengatakan bahwa ada dua
sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal kemudian
menyimpannya dalam bentuk proposisi image dan lainnya untuk mengolah image
non verbal yang kemudian disampaikan dalam bentuk proposisi verbal.
Berdasarkan konsep diatas, belajar dengan indra ganda (pandang dan dengar)
akan memberikan keuntungan bagi mahasiswa. Mahasiswa akan lebih termotivasi
dalam belajar dari pada jika materi pelajaran di berikan hanya dengan stimulus
6
pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Hal ini sesuai dengan materi mata
pelajaran anatomi yang banyak berisikan gambar-gambar sehingga dengan
disampaikan dalam bentuk VCD maka dalam pembelajaran akan melibatkan indra
ganda (stimulus gambar dan stimulus kata).
Disamping peranan metode mengajar yang merupakan faktor ekstern
mahasiswa yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar mahasiswa, terdapat
beberapa faktor intern atau faktor dari dalam diri mahasiswa sendiri yang turut
memberikan pengaruhnya terhadap prestasi atau hasil belajar siswa. Salah satu
faktor intern adalah motivasi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa. Sardiman, A.M (1990: 75) mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan motivasi belajar adalah:
Keseluruhan daya penggerak dari dalam diri mahasiswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Dari batasan pengertian mengenai motivasi tersebut dapatlah dimengerti
bahwa motivasi belajar mahasiswa akan mendorong mahasiswa untuk belajar.
Dorongan dari diri mahasiswa yang berasal dari dalam dirinya inilah yang harus
senantiasa ditumbuhkan agar keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar ilmu anatomi tercapai. Hilangnya motivasi belajar pada
mahasiswa akan berpengaruh pada penguasaan materi anatomi sehingga
mahasiswa merasa malas, merasa kesulitan, bahkan merasa asing dan
menganggap tidak menarik karena pemberian materi anatomi yang menoton dan
kurang atraktif. Pada prinsipnya mahasiswa akan cukup tertarik apabila
7
penyampaian materi pelajaran disampaikan oleh dosen dengan cara bervariasi dan
atraktif sehingga tidak membosankan.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik bila ditunjang oleh
barbagai factor, anatara lain adalah media pembelajaran. Media merupakan salah
satu factor yang menentukan keberhasilan pembelajaran karena dapat membantu
dosen dalam menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Pokok bahasan ilmu anatomi ini merupakan pokok bahasan yang cukup
sulit bila hanya disajikan dengan mengunakan media OHP, akan lebih menarik
apabila disajikan dengan penggunaan media pembelajaran berupa VCD.
Penggunaan media VCD maka akan dapat disajikan materi berupa gambar-
gambar mulai dari sel, jaringan, organ, system organ dan struktur tubuh manusia
secara utuh dengan lebih jelas dan menarik. Dengan demikian diharapkan dapat
meningkatkan prestasi mahasiswa karena disini mahasiswa tidak hanya
menghayal saja tetapi dapat melihat secara langsung sel, jaringan, organ dan
system organ sesuai dengan aslinya. Selain itu mahasiswa juga dapat belajar
mandiri dirumah karena dapat memutar VCD tersubut dirumah dan juga dapat
menentukan sendiri hasil apa yang telah dicapai, perilaku-perilaku khusus apa
yang ingin dikuasai dan sebagainya. Dengan demikian arah serta tujuan belajar
yang akan dicapai oleh mahasiswa dapat diukur dan dipersiapkan secara baik oleh
mahasiswa sendiri.
Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi belajar tidak
dapat disangsikan lagi. Saefuddin Azwar (2000 : 13) menyatakan:
8
Pendidikan merupakan suatu sistem yang komplek yang melibatkan berbagai
faktor dan aspek secara keseluruhan, maka usaha-usaha untuk senantiasa
meningkatkan prestasi belajar siswa perlu selalu ditingkatkan.
Dalam proses belajar-mengajar peranan prestasi tidak saja menjadi ukuran
keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti suatu pelajaran tertentu, namun lebih
dari itu prestasi belajar dapat dipakai sebagai umpan balik mengenai keberhasilan
dosen dalam melaksanakan sistem pembelajaran. Peranan prestasi belajar juga
dapat digunakan sebagai pertimbangan perlakuan kepada mahasiswa yang
bersangkutan, dengan demikian setelah mengetahui kemampuan yang dimiliki
oleh mahasiswa para dosen dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada para
mahasiswa sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya tersebut. Dengan
demikian prestasi belajar dalam proses belajar dapat dipandang sebagai barometer
keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran tertentu dan sebagai ukuran
keberhasilan dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Prestasi belajar
sendiri dalam proses belajar mengajar tidak saja dipandang dari sudut pandang
kognitif saja, melainkan lebih dari itu dapat terdiri dari kemampuan afektif dan
kemampuan psikomotor, sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajar
diharapkan para dosen dapat memperhatikan semua aspek tersebut.
Selama ini Prodi DIII keperawatan STIKes Satria Bhakti belum
memanfaatkan secara maksimal perkembangan sistem VCD dan multi media
sebagai media pembelajaran utama untuk memperbaiki produktivitas, efisiensi
dan keefektifan pembelajaran. VCD yang ada jarang digunakan untuk mengajar
mata kuliah anatomi tetapi dalam kegiatan pembelajaran selalu menggunakan
OHP untuk mata kuliah anatomi.
9
Sampai sekarang pembelajaran anatomi lebih banyak menggunakan
Overhead Projector (OHP) sebagai media pembelajaran yang penyajiannya
kurang menarik dan belum mampu menyajikan gambar-gambar anatomi organ
secara tiga dimensi sedangkan fasilitas laboratorium juga belum difungsikan
sebagaimana mestinya. Kebanyakan mahasiswa beranggapan bahwa ilmu anatomi
merupakan mata kuliah yang sukar, yang berakibat pada prestasi belajar
mahasiswa dalam mata kuliah anatomi relatif rendah, terlihat dari rata-rata nilai
UAS tahun ajaran 2007-2008 adalah nilai D (29%), C (51%), B (12%) dan
A (8%). Sebagai dosen anatomi harus berusaha mencari alternatif untuk
mengurangi bahkan menghilangkan anggapan mahasiswa tersebut. Dosen yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
mengelola kelasnya sehingga prestasi belajar mahasiswa berada pada tingkat
optimal.
Penelitian ini juga meninjau motivasi sebagai suatu variabel karakteristik
mahasiswa karena perbedaan hasil belajar ilmu anatomi apakah dipengaruhi oleh
motivasi mahasiswa tersebut terhadap materi kuliah anatomi masih dipertanyakan.
Melihat perlunya media pembelajaran untuk membantu mahasiswa dalam
menguasai konsep-konsep ilmu anatomi, maka perlu diadakan penelitian yang
berkaitan dengan variable tersebut. Namun informasi deskriptif dan pengaruh
penggunaan media VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar
ilmu anatomi yang dilihat dari motivasi mahasiswa belum tersedia. Disamping itu
jika ternyata hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka keefektifan pengaruh
antar variable tersebut cukup berarti, maka dapat dilihat berapa besar pengaruh
dari masing-masing variable dalam memprediksi prestasi belajar ilmu anatomi.
10
Untuk itulah diajukan penelitian tentang “Pengaruh media terhadap prestasi
belajar di tinjau dari motivasi (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Prodi D III
Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk Pelajaran 2008/2009)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah-
masalah yang timbul dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran lebih menekankan pada aspek intelektual, terpusat pada dosen
sehingga aktifitas dan kreatifitas mahasiswa dalam proses pembelajaran
cenderung terabaikan, maka diperlukan perubahan dalam pendekatan
pembelajaran yang mengacu pada pengembangan potensi mahasiswa.
2. Rendahnya prestasi belajar anatomi disinyalir akibat pembelajaran yang
monoton oleh karena itu di kembangkan media pembelajaran yang
mengedepankan aktifitas mahasiswa yang dapat merangsng keterlibatan
mahasiswa.
3. Pola pikir dosen masih terikat ada paradigma pembelajaran mentransfer ilmu
pengetahuan dari dosen ke mahasiswa, seharusnaya dosen menekankan
perannya dalam penggunaan pendekatan pembelajaran dari pada mentrasfer
ilmu pengetahuan.
4. Kajian materi anatomi yang berupa gambar-gambar organ dan struktur tubuh
manusia akan lebih mudah bila ditampilkan berupa gambar-gambar tiga
dimensi dengan media pembelajaran VCD yang diharapkan mampu
mendorong motivasi dan merangsang pemahaman mahasiswa terhadap
pendalaman terhadap kajian materi anatomi. VCD merupakan media
11
presentasi yang dapat menyampaikan lima bentuk informasi yaitu gambar,
garis, symbol, suara dan gerakan sehingga memberi reaksi kepada pemakai
atau mahasiswa.
5. Mahasiswa memiliki cara sendiri dalam menyusun dan mengolah informasi
yang mempengaruhi bagaimana mahasisiwa belajar dengan menyenangkan
serta bagaimana dosen dan mahasiswa berinteraksi dikelas dalam
pembelajaran anatomi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, dilakukan
pembatasan masalah agar penelitian mempunyai arah yang jelas, yaitu sebagai
berikut:
1. Penerapan media VCD dan Overhead Projector (OHP) dalam pembelajaran.
2. Motivasi yang dimiliki mahasiswa meliputi motivasi tinggi dan motivasi
rendah.
3. Prestasi belajar anatomi mahasiswa berupa skor mahasiswa semester I Prodi
D III Keperawatan melalui pengukuran setelah mengikuti pembelajaran.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh media terhadap prestasi belajar?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh motivasi yang tinggi dan motivasi yang
rendah terhadap prestasi belajar?
12
3. Apakah terdapat interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi
belajar?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu menganalisis:
1. Perbedaan pengaruh media terhadap prestasi belajar.
2. Perbedaan pengaruh motivasi yang tinggi dan motivasi yang rendah terhadap
prestasi belajar.
3. Interaksi pengaruh media dan motivasi terhadap prestasi belajar.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun
praktis, antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis.
a. Memberikan masukan pada lembaga/departemen yang menangani masalah
pendidikan, dengan kemajauan dan beraneka ragamnya teknologi, maka
semua Prodi di kampus STIKes di fasilitasi dengan teknologi untuk
pembelajaran.
b. Memberikan informasi dan masukan tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar mata kuliah anatomi, khususnya faktor
motivasi belajar.
c. Memberikan informasi kepada akademisi sebagai bahan kajian lebih lanjut
dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran.
13
d. Memberikan pengetahuan tentang media pembelajaran dalam
pembelajaran mata kuliah anatomi di STIKes Satria Bhakti Nganjuk.
2. Manfaat Praktis.
a. Memberikan masukan kepada dosen anatomi bahwa VCD dapat
digunakan sebagai media pembelajaran anatomi dalam kegiatan belajar
mengajar anatomi.
b. Pokok bahasan yang sudah terprogram dalam VCD dapat disebar luaskan,
melalui CD atau flasdisk kepada semua mahasiswa sehingga bisa
dipelajari secara mandiri dirumah, dengan demikian proses pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
c. Mengoptimalkan peran para mahasiswa agar dapat berperan secara aktif
dan menyiapkan sejak dini kegiatan-kegiatan apa saja yang diperlukan
dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga interaksi belajar mengajar
disekolah dapat berjalan efektif dan efisien.
d. Mendorong para mahasiswa agar dapat meningkatkan motivasi belajar
pada mata kuliah anatomi dalam interaksi proses belajar mengajar baik
kampus maupun dirumah.
14
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoritis
1. Pendekatan pembelajaran
a. Pembelajaran
Proses belajar mengajar sebagai interaksi antara guru/dosen dan peserta
didik memegang peran yang penting dalam pembelajaran. Proses belajar
menekankan pada apa yang harus dilakukan sebagai subyek yang menerima
pelajaran sedangkan proses belajar mengajar menekankan pada apa yang harus
dilakukan oleh guru/dosen sebagai pengajar. Belajar sebagai suatu proses
digunakan untuk memperoleh kecakapan dan ketrampilan bagi peserta didik.
Menurut William Burton yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2001: 37), “Tujuan
belajar adalah andanya perubahan tingkah laku pada interaksi antara individu
dengan lingkungannya yang terjadi dalam serangkaian pengalaman belajar”.
”kegiatan dan hasil belajar dihubungkan dengan tujuan belajar dalam situasi
belajar menyangkut aspek perubahan tingkah laku peserta didik meliputi
kecakapan, ketrampilan, pembentukan sikap yang menuju pada perkembangan
individu peserta didik.
Proses pembelajaran mengacu pada tujuan atau pembentukan kompetensi
yang sistematik dan terarah sehingga terwujud perubahan tingkah laku peserta
didik sebagai proses kegiatan interaksi edukatif. Menurut Hamzah B. Uno (2006:
5), “pembelajaran merupakan kegiatan membelajarkan peserta didik secara
14
15
terintegrasi dengan memperhitungkan lingkungan belajar, karakteristik peserta
didik, strategi pembelajaran baik daam penyampaian, pengelolaan dan
pengorganisasian pembelajaran”. Pembelajaran berupaya membelajarkan peserta
didik sebagai hasil belajar. Menurut Oemar Hamalik (2001: 57),”pembelajaran
merupakan kombinasi yang meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang mempengaruhi tujuan pembelajaran”. Unsur
manusiawi sistem pembelajaran meliputi peserta didik, guru, dan tenaga
kependidikan. Unsur material seperti; buku, slide, video dan tape. Unsur fasilitas
seperti ruangan kelas, laboratorium, sedangkan prosedur meliputi jadwal belajar.
Keseluruhan sistem pembelajaran dilaksanakan karena adanya interaksi antar
komponen yang saling berkaitan untuk membelajarkan peserta didik.
Menurut Heinich R, Molenda M dan Russell J. D. (2005: 7), menyatakan
“pembelajaran merupakan susunan informasi dan lingkungan yang memfasilitasi
proses belajar’. Guru/dosen dalam kegiatan pembelajaran memberikan bimbingan
dan menyediakan berbagai kesempatan yang mendorong peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditandai
dengan penguasaan kemampuan dan pembentukan kepribadian peserta didik.
Proses pembelajaran melibatkan peserta didik untuk memperoleh hasil belajar
yang ditentukan oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru/dosen dan
peserta didik dalam pembelajaran karena berupaya membelajarkan peserta didik
dengan terencana dalam memanipulasi sumber belajar dan mengorganisasikan
lingkungan belajar untuk menciptakan kondisi belajar yang interaktif.
Lidgren yang dikutip oleh Toeti Sukamto dan Udin S Winataputra (1996:
4), berpendapat bahwa “fokus sistem pendidikan mencakup tiga aspek penting
16
yaitu: (1) siswa, sebab tanpa adanya kehadiran siswa tidak akan terjadi proses
kegiatan belajar; (2) proses kegiatan belajar, yaitu apa yang akan dihayati oleh
siswa pada saat melakukan aktifitas belajar, bukan apa yang harus dilakukan oleh
guru untuk mengajarkan materi pelajaran; (3) situasi belajar, yaitu lingkungan
tempat terjadinya proses kegiatan belajar yang menyangkut aspek perubahan
tingkah laku. Pendidikan sebagai sistem pembelajaran memiliki komponen yang
menjadi kesatuan fungsional yang saling berinteraksi, berhubungan untuk
mencapai tujuan yang di implementasikan dalam proses kegiatan pembelajaran”.
Proses pembelajaran bertujuan agar peserta didik melakukan proses
kegiatan belajar untuk memperoleh pengalaman belajar yang ditandai dengan
adanya tingkat penguasaan kemampuan intelektual dan pembentukan kepribadian
peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
diwujudkan dalam tindakan dosen dalam melaksanakan rencana mengajar yang
meliputi tujuan, bahan, metode, alat serta evaluasi agar mempengaruhi peserta
didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
menempatkan peserta didik sebagai unsur penting yang memiliki hak dan
kewajiban dalam pelaksanaan sistem pendidikan yang menyeluruh dan terpadu.
Dari pada definisi yang dikemukakan pembelajaran merupakan kegiatan
yang tersusun atas serangkaian prosedur-prosedur sistematis yang direncanakan
dalam memanipulasi sumber belajar sebagai upaya terjadinya proses kegiatan
belajar pada individu peserta didik dengan menimbulkan adanya penekanan pada
cara-cara mengorganisasikan isi atau materi pembelajaran, cara penyampaiannya
serta pengelolaan materi pembelajaran.
17
b. Pendekatan Pembelajaran
Pembelajaran melibatkan kegiatan yang dilakukan peserta didik untuk
memperoleh hasil belajar yang ditentukan oleh pendekatan pembelajaran yang
digunakan guru atau dosen dalam pembelajaran. Guru/dosen harus mampu
mengatur semua unsur pembelajaran yang berpengaruh pada peserta didik.
Menurut Borich dan Houston dalam Toeti Soekamto dan Udin S. Winataputra
(1996: 151), “pendekatan pembelajaran merupakan prosedur sistematis untuk
mencapai tujuan”. Sependapat dengan Borich dan Houston, menurut Walter Dick
dan Lou Carrey (1990: 62), “pendekatan pembelajaran sebagai pendekatan dalam
mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik
memahami isi pelajaran atau tujuan yang diharapkan”. Sistematis mengandung
pengertian bahwa langkah yang dilakukan guru adalah waktu mengajar berurutan
dan logis, sehingga penerapan pendekatan pembelajaran diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menemukan dan mengelola
informasi dan pengetahuan.
Pendekatan pembelajaran menekankan pada akifitas dan kreativitas
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki
dalam tingkat yang lebih tinggi dalam upaya memproses pengetahuan dan
informasi yang telah diperoleh peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran.
Menurut Atwi Suparman (1996: 157), “pendekatan pembelajaran merupakan
perpaduan dari serangkaian urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi
pelajaran, siswa, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Pendekatan
pembelajaran diwujudkan dalam tindakan dosen dalam melaksanakan rencana
18
mengajar meliputi tujuan, bahan, metode, alat serta evaluasi agar mempengaruhi
peserta didik mencapai tujuan peserta pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
menempatkan peserta didik sebagai unsur penting yang memiliki hak dan
kewajiban dalam pelaksanaan sistem yang menyeluruh dan terpadu.
Prinsip yang memilih pendekatan pembelajaran melalui proses secara
langsung untuk memperoleh pembelajaran yang bermakna. Menurut Ausabel
yang dikutip oleh Martinis Yamin (2005:103), dalam teori kebermaknaannya
“belajar merupakan mengaitkan informais baru pada konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif peserta didik”. Dalam belajar bermakna informasi baru
diasimilasikan dengan sumber relevan dan mengakibatkan modifkasi sumber yang
disesuaikan pengalaman peserta didik. Ini berarti, peranan pendekatan
pembelajaran penting dalam keberhasilan belajar. Titik tolak memilih pendekatan
pembelajaran adalah tujuan instruksional serta tingkat efisiensi yang diimbangi
dengan efektifitas belajar. Pendekatan pembelajaran efisien dan efektif apabila
dapat mencapai tujuan tepat waktu dan memberikan hasil belajar yang optimal.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan, pendekatan pembelajaran
merupakan cara sistematik yang digunakan guru/dosen dalam mengelola
pembelajaran dengan mengkomunikasikan materi pelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran, yaitu agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar
yang ditandai dengan adanya tingkat penugasan kemampuan dan pembentukan
kepribadian sehingga memperoleh hasil belajar yang dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran yang digunakan guru atau dosen dan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
19
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Salah satu konsekuensi penerapan teknologi pembelajaran adalah media
pembelajaran. Istilah media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
sering digunakan dalam proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lain seperti
seminar, rapat, dan kegiatan ceramah lainnya.
Heinich R, Molenda M dan Russell J. D. (2005: 9) menyatakan bahwa
media adalah saluran komunikasi. Contoh yang difungsikan sebagai perantara
misalnya: film, televisi, diagram, media cetak dan komputer. Apabila media
membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud pengajaran maka, disebut sebagai media pembelajaran. Bila dikaitkan
dengan pembelajaran media merupakan sarana komunikasi dalam proses belajar
mengajar yang berupa perangkat sarana komunikasi dalam proses belajar
mengajar yang berupa perangkat keras maupun lunak untuk mencapai proses dan
hasil pembelajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan mudah. Menurut Arief Sukadi Sadiman, Sujarwo, Radikun (1989:
166) media pembelajaran adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber
belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
mahasiswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar ke tingkat
yang lebih efektif dan efisien.
Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional Amerika (National Education
Association /NEA) yang dikutip oleh Cece Wijaya & Tabrani Rusyan (1994:
137), “mendefinisikan media dalam lingkup pembelajaran sebagai segala benda
20
yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan untuk kegiatan belajar”. Menurut Romiszowski
yang dikutip oleh Oemar Hamalik (2004: 202), media pembelajaran merupakan
penyampaian pesan untuk berinteraksi dengan siswa melalui alat indranya untuk
menerima informasi dalam kegiatan komunikasi’. Menurut Bringgs, J. Leslie yang
dikutip oleh Yusufhadi Miarso (2005: 457), menyatakan bahwa “media
pembelajaran adalah sarana untuk memberi perangsang bagi siswa supaya proses
belajar terjadi’. Senada dengan pendapat Bringgs, J. Leslie, menurut Gagne M.
Robert yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2006: 4), bahwa “media pemebalajaran
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar”. Media pembelajaran dalam pembelajaran dapat
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar serta membawa
pengaruh psikologis terhadap mahasiswa bahkan, media pembelajaran membantu
meningkatkan pemahaman karena penyajian data yang terpercaya sehingga
memudahkan dalam menafsirkan data serta memadatkan informasi pengetahuan.
Nana Sujana&Ahmad Rifai (2001: 2) menyatakan bahwa media
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mahasiswa dalam pembelajaran
yang pada ahirnya diharapkan dapat mempertinggi prestasi belajar yang
dicapainya. Selanjutnya diungkapkan beberapa alasan mengapa media
pembelajaran dapat mempertinggi prestasi belajar mahasiswa, yaitu:
1). Pembelajaran akan lebih menarik perhatian mahasiswa sehingga akan
menumbuhkan motivasi belajar, 2). Bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para mahasiswa, dan
memungkinkan mahasiswa lebih menguasai tujuan pembelajaran lebih baik,
21
3). Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
dengan kata-kata oleh dosen, sehingga mahasiswa tidak bosan dan dosen tidak
kehabisan tenaga, apalagi bila dosen mengajar untuk setiap jam pelajaran,
4). Sesuai dengan taraf berpikir mahasiswa, mengikuti tahap perkembangan mulai
berpikir kongkrit menuju berpikir abstrak, dari berpikir sederhana menuju berpikir
kompleks, sehingga melalui media pembelajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikonkritkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
Proses pembalajaran yang efektif memerlukan perencanaan penggunaan
media pembelajaran. Menurut Heinich R, Molenda M dan Russell J. D. (2005:
48), “perencanaan penggunaan pembelajaran dikenal dengan istilah ASSURE
Model yaitu analyze Learner Characteristics yang mengandung arti menganalisis
karakteristik umum dan karekteristik khusus siswa”. States Objective yaitu
merumuskan tujuan pembelajaran, select or Modify Media yaitu memilih,
memodifikasi atau merangsang dan mengembangkan materi dan media yang
tepat, Utility Media and Materials yaitu kegunaan dari materi dan media yang
diajarkan, Require Learner Respons yaitu meminta tanggapan siswa dan Evaluate
and Revisi yaitu mengevaluasi dan merevisi proses belajar.
Dari berbagai pendapat para ahli dan berdasarkan pada teori teknologi
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala wujud
yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan mahasiswa sehingga mendorong terjadinya
proses pembelajaran ketingkat yang lebih efektif dan efisien. Tujuan pembelajaran
lebih mudah dicapai dan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Media
22
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah VCD dan Overhead
projector (OHP) sebagai pembanding.
b. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri khas suatu media berbeda menurut tujuan atau
pengelompokkannya. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuan
membangkitkan rangsangan indra penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, pengecapan. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut ciri-ciri
ekonomisnya, lingkup sasarannya dan kemudahan kontrol oleh si pemakai. Secara
umum ciri-ciri media pembelajaran adalah: 1). media dapat diraba, dilihat,
didengar dan dapat diamati melalui panca indra, 2). Media pembelajaran
digunakan untuk komunikasi dalam pembelajaran antara dosen dan murid,
3). Merupakan semacam alat bantu pembelajaran, baik dalam maupun diluar
kelas, 4). Media pembelajaran mengandung aspek sebagai alat dan teknik yang
sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Encyclopedia of Educational Reasearch dalam Oemar Hamalik (1994: 15)
merinci manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 1). Meletakkan dasar-dasar
yang kongkrit untuk berpikir, oleh karena mengurangi verbalisme,
2). Memperbesar perhatian mahasiswa, 3). Meletakakan dasar-dasar yang penting
untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap,
4). Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri dikalangan mahasiswa, 5). Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
23
kontinyu, terutama melalui gambar hidup, 6). Membantu tumbuhnya pengertian
yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa, 7). Memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, membantu efisiensi
dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Arief Sukadi Sadiman (1994: 5) menulis bahwa media sangat bermanfaat
untuk menunjang proses belajar mengajar, tidak hanya sajian jadi lebih konkrit
tetapi juga kegunaan yang lain yaitu media instruksional dapat: 1). Mengatasi
keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para mahasiswa, 2). Dapat
melampaui batasan ruang kelas, karena obyek terlalu kecil atau terlalu besar,
obyek yang dipelajari terlalu kompleks, 3). Memungkinkan terjadinya interaksi
langsung antara mahasiswa dan lingkungannya, 4). Menghasilkan keseragaman
pengamatan, 5). Menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis,
6). Membangkitkan keinginan dan minat baru, 7). Membangkitkan motivasi dan
merangsang anak untuk belajar, 8). Memberikan pengalaman yang menyeluruh
dari yang konkrit sampai abstrak.
Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan beberapa manfaat
praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sebagai
berikut:
1) Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses serta prestasi belajar.
2) Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian mahasiswa sehingga dapat
menimbulkan prestasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara mahasiswa
dan lingkungannya, dan memungkinkan mahasiswa untuk belajar mandiri
sesuai dengan minat dan kemampuannya.
24
3) Dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu.
4) Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada mahasiswa tentang
peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan dosen, masyarakat dan lingkungannya, misalnya
melalui karya wisata.
Pada bab terdahulu telah dikemukakan bahwa Edgar Dale dalam Heinich,
Molenda, Russel, Smaldino (1996: 16) mengemukakan kerucut pengalaman dari
pengalaman yang paling kongkrit sampai dengan yang paling abstrak, yang secara
berturut-turut diuraikan sebagai berikut: Melalui pengalaman langsung,
mahasiswa disuruh mengalami, berbuat, mengolah, merenungkan sendiri yang
dikerjakannya, sehingga memberikan kesan paling utuh dan bermakna mengenai
gagasan dan informasi yang terkandung dalam pengalaman karena melibatkan
indra penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, peraba. Hal ini dikenal
dengan istilah learning by doing, misalnya melakukan praktik dilaboratorium.
Benda tiruan (pengalaman buatan) misalnya: kerangka tubuh manusia. Dalam
demonstrasi, dosen memperlihatkan bagian dari organ-organ pada
manekin/phantom. Film, audio, dan visual merupakan alat komunikasi yang
efektif. Lambang verbal/visual dapat digunakan untuk mengkonkritkan yang
abstrak dan mengekspresikan bahasa. Dengan demikian media pembelajaran
merupakan alat yang dipakai dosen pada saat proses pembelajaran berlangsung
untuk membantu memperjelas konsep/materi pelajaran yang diberikan kepada
mahasiswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri mahasiswa.
25
d. Jenis Media
Perkembangan media pembelajaran telah menjangkau aspek audio, visual
maupun kombinasi keduanya. Aneka ragam jenis media pembelajaran yang
dipergunakan oleh dosen dapat membangkitkan rangsangan belajar serta
membawa pengaruh psikologis bahkan, membantu meningkatkan pemahaman
karena penyajian data yang terpercya sehingga memudahkan siswa menafsirkan
data serta memadatkan informasi pengetahuan. Menurut Seels B. B. & Glasgow
Z. yang dikutip oleh Azhar Arsyat (2006: 33),”pengelompokan jenis media dilihat
dari perkembangan teknologi dibagi dalam dua kategori, yaitu media tradisional
dan media teknologi mutahkir”.
1. Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan
1) Proyeksi opaque (tak tembus pandang)
2) Proyeksi overhead
3) Slide
4) Filmstrip
b. Visual yang tak terproyeksikan
1) Gambar, poster, foto
2) Chart, grafik, diagram
3) Pameran, papan info, papan buku
c. Audio
1) Rekaman piringan
2) Pita kaset, reel, cartride
26
d. Penyajian multimedia
1) Slide plus suara (tape)
2) Multi-image
e. Visual dinamis yang diproyeksikan
1) Film
2) Televisi
3) Video
f. Cetak
1) Buku teks
2) Modul, teks terprogram
3) Workbook, lembar kegiatan
4) Majalah ilmiah, berkala
5) Lembaran lepas (hand-out)
g. Permainan
1) Teka-teki
2) Simulasi
h. Realia
1) Model
2) Specimen (contoh)
3) Manipulative (peta, boneka)
2. Media Mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi
1) Teleconference
2) Kuliah jarak jauh
27
b. Media berbasis mikroprosesor
1) Computer-assisted instruction
2) Permainan computer
3) System tutor inteligen
4) Interaktif
5) Hypermedia
6) Compact (video) disc
Berdasarkan pengelompokan jenis media menurut Seels B. B. & Glasgow
Z. yang melihat dari segi perkembangan teknologi, media VCD termasuk
kelompok media teknologi mutakhir kategori media berbasis mikroprosessor
sedangkan media Overhead projector (OHP), termasuk dalam pengelompokan
media tradisional kategori visual diam yang diproyeksikan.
Menurut Anderson yang dikutip oleh Arief S. Sadiman (2005: 95), jenis
media instruksional dapat dikelompokkan seperti dalam table dibawah ini.
Table 1. Jenis Media Instruksional
Kelompok Media Media Pembelajaran
I. Audio
II. Cetak
III. Audio cetak
IV. Proyeksi visual diam
a. Pita audio (rol atau kaset)
b. Piringan audio (CD)
c. Radio (rekaman siaran)
a. Buku teks terprogram/pegangan
b. Buku tugas/LKS
a. Buku latihan dilengkapi pita audio
b. Gambar bahan dengan pita audio
a. Film bingkai (slide)
28
V. Proyeksi visual diam dengan
audio
VI. Visual gerak
VII. Visual gerak dengan audio
VIII. Benda
IX. Manusia dan sumber lingkungan
X. Komputer
b. Overhead Transparancy (OHT)
a. Film bingkai (slide) suara
b. Film rangkai suara
a. Film bisu dengan judul (caption)
a. Film suara
b. Video/VCD
a. Model/tiruan
a. Dosen, pustakawan, laboran
a. Program instruksional computer
(CAI)
Motivasi sebagai proses psiokologisSumber: Arief S. Sadiman dkk. 2005. Media pendidikan: pengertian, pengembangan dan
pemanfatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pengelompokan dari berbagai media pembelajaran di atas, pada umumnya
mempunyai tujuan yang sama yaitu agar lebih mudah dalam mempelajari jenis
media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Menurut
Yusufhadi Miarso (2005:458), “kegunaan media dalam pembelajaran yaitu media
mampu memberikan rangsangan yang berfariasi kepada otak sehingga otak dapat
berfungsi optimal”. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh siswa. Media dapat melampaui batas ruang kelas. Media
memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya. Media
menghasilkan keseragaman pengamatan. Media membangkitkan keinginan dan
minat baru. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
Media memberikan pengalaman yang menyeluruh dari sesuatu yang kongkrit
maupun abstrak. Media memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar
mandiri. Media meningkatakan kemampuan membedakan dan menafsirkan objek.
29
Media mampu meningkatkan kemampuan ekspresi diri baik dosen atau murid.
Pemanfaatan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat
menumbuhkan dan mempertinggi motivasi belajar siswa yang memungkinkan
adanya interaksi secara langsung antara siswa dengan lingkungan kenyataan dan
memungkinkan siswa dapat belajar sendiri menurut kemampuan minatnya
sehingga dapat memberikan pengalaman nyata dalam diri siswa.
Menurut Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar (2004:6), “fungsi
atau peran pokok media pembelajaran meliputi dua hal yaitu fungsi AVA dan
fungsi komunikasi”. Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids)
berfungsi untuk memberikan pengalaman yang kongrit kepada siswa. Fungsi
komunikasi, yaitu sebagai sarana komunikasi antara komunikator (dosen) dan
penerima (mahasiswa), dimana penerima dapat memahami isi pesan yang terdapat
dalam media. Secara umum media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
mempunyai kegunaan yaitu : (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
berifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis dan lisan saja); (2) Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera; (3) Penggunaan media pembelajaran
secara tepat bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik sehingga, media
pembelajaran berguna untuk menumbuhkan motivasi belajar, memungkinkan
interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan kenyataan dan
memungkinkan peserta didik; (4) Penggunaan media secara tepat oleh dosen dapat
mengatasi kesulitan belajar akibat adanya perbedaan sifat siswa maupun
perbedaan lingkungan dan pengalaman. Pemanfaatan media pembelajaran yang
tepat dapat merngsang motivasi siswa sehingga mampu menghasilkan proses dan
hasil belajar yang baik dan dapat mengembangkan kompetensi dosen dalam
30
mempergunakan media pembelajaran untuk membelajarkan siswa demi
tercapainya standar kompetensi belajar siswa. Berdasarkan jenis media
pembelajaran di atas, fokus penelitian adalah media pembelajaran VCD dan
media pembelajaran Overhead Projector (OHP).
Para ahli lainnya membagi jenis media kedalam kelompok-kelompok
tertentu. Antara lain media audio visual seperti kaset dan CD; Media gerak
meliputi film dan video; media proyeksi meliputi slide, OHP, filmstrip, komputer,
multimedia dan hipermedia; media jarak jauh seperti radio, TV, media non
proyeksi meliputi gambar, diagram, pameran, model dan masih banyak media-
media lain.
Jenis media yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran antara lain
media non proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multi
media dan hipermedia, dan media jarak jauh (Heinich, Molenda, Russell,
Smaldino, 1996: 37) mengelompokkan media kedalam delapan jenis, yaitu:
(1) media cetakan, (2) media panjang, (3) overhead transparancies, (4) rekaman
audiotape, (5) seri strip dan filmstrip, (6) penyajian multi image, (7) rekaman
video dan film hidup, dan (8) komputer.
Menurut Azhar Arsyad (2000: 29) berdasarkan perkembangan teknologi
media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu:
(1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media
hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan
teknologi cetak dan komputer.
31
1) Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi
visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.
Media teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto dan reproduksi.
2) Teknologi audi-visual, cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyampaikan
pesan-pesan audio dan visual. Media teknologi audio-visual meliputi mesin
proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar.
3) Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikro-prosesor.
4) Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan
materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang
dikendalikan oleh komputer.
e. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran
Pemeblajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik, begitu
juga dengan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, agar tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan mudah tercapai. Seorang dosen memilih salah
satu media dalam pembelajaran dikelas atas dasar pertimbangan (Azhar Arsyad,
2000: 65), antara lain; (1) sudah merasa akrab/terbiasa dengan media itu, misalnya
papan tulis, (2) merasa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih
baik dari pada dirinya sendiri, misalnya diagram pada flip chart, (3) media yang
32
dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian mahasiswa, serta menuntun pada
penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi.
Heinich, Molenda, Russell, Samldino (1996: 34) mengajukan model
perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah
ASSURE (Analyze learner characteristic, State objective, select, or modify media,
Utilize, Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam
kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
(A) Menganalisis kelompok sasaran, apakah mereka mahasiswa sekolah
lanjutan, perguruan tinggi, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, serta
menganalisis karakteristik khusus mereka meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap awal mereka.
(S) Menyatakan/merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau
kemampuan baru apa (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) yang diharapkan
mahasiswa miliki dan kuasai setelah proses pembelajaran selesai. Tujuan
pembelajaran ini akan mempengaruhi pemilihan media dan urutan penyajian serta
kegiatan pembelajaran.
(S) Memilih, modifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan
media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran telah tersedia akan
dapat mempermudah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, materi
dan media pembelajaran itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu,
tenaga, dan biaya. Disamping itu, perlu juga diperhatian apakah materi dan media
pembelajaran tersebut mampu membangkitkan minat mahasiswa, memiliki
ketepatan informasi, memiliki kualitas yang baik, memberikan kesempatan bagi
mahasiswa untuk berpartisipasi. Apabila materi dan media pembelajaran yang ada
33
tidak cocok dengan tujuan pembelajaran, maka materi dan media pembelajaran
tersebut dapat di modifikasi. Jika tidak memungkinkan untuk memodifikasi media
yang telah tersedia, maka dipilih aleternatif merancang dan mengembangkan
materi dan media pembelajaran yang baru. Di lihat dari segi biaya, waktu dan
tenaga kegiatan ini jauh lebih mahal, namun demikian kegiatan ini
memungkinkan penyiapan materi dan media pembelajaran yang tetap dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai.
(U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media
pembelajaran yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa lama waktu
yang diperlukan untuk menggunakannya. Disamping di perlukan latihan dan
praktek menggunakan media pembelajaran juga perlu persiapan ruangan (setting)
sebelum penyajian, misalnya tata letak tempat duduk mahasiswa dan fasilitas
yang diperlukan antara lain meja, peralatan listrik, layar.
(R) Meminta tanggapan dari mahasiswa. Dosen sebaiknya mendorong
mahasiswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan
proses pembelajaran. Respon mahasiswa dapat berupa mengulang fakta-fakta,
mengemukakan iktisar/rangkuman informasi/materi pelajaran, menganalisis
alternatif pemecahan masalah/kasus. Dengan demikian mahasiswa akan
menampakkan partisipasi yang lebih besar atau terjadi interaksi antar mahasiswa
dan antara mahasiswa dengan dosen.
(E) Mengevaluasi proses pembelajaran. Tujuan utama evaluasi
pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian mahasiswa mengenai
tujuan pembelajaran yang elah ditetapkan, keefektifan media pembelajaran yang
digunakan, pendekatan, dan dosen sendiri.
34
f. Kriteria Pemilihan Media Pembalajaran
Menurut Arief Sukardi Sadiman (1994: 2) untuk dapat mengadakan
pemilihan media setepat-tepatnya ada beberapa factor yang perlu
dipertimbangkan, yaitu: tujuan, sasaran, waktu, ketersediaan, biaya, karakteristik
media yang bersangkutan, dan mutu teknisi.
1) Tujuan harus dipertegas bahwa tujuan penggunaan media pembelajaran dan
kawasan tujuan yang diukur mungkin kognitif, afektif dan psikomotornya.
Dipertimbangkan juga jenis rangsangan indra yang dipakai, visual, audio, atau
kombinasi audio-visual, visual diam, atau visual gerak.
2) Sasaran yang akan berinteraksi dengan media dalam pembelajaran adalah
peserta didik dengan jumlah dan karakateristik tertentu serta memiliki
motivasi yang berbeda-beda.
3) Waktu dimaksudkan sebagai waktu yang diperlukan untuk
menyiapkan/mengembangkan program dan waktu untuk menyajikan program
disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
4) Ketersediaanya media yang akan dipilih, alat yang diperlukan dan orang yang
akan mengembangkannya.
5) Biaya yang harus dipertimbangkan karena penggunaan media pada dasarnya
dimaksudkan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi, sehingga pemilihan
media diusahakan dengan biaya minimal tetapi dengan hasil maksimal.
6) Karakteristik media yang bersangkutan (digunakan) harus dipertimbangkan
kelebihan dan kelemahannya, jangan sampai salah pilih.
7) Mutu teknisi, media yang akan digunakan harus di cek terlebih dahulu yang
meliputi gambar (layak untuk dilihat), dan suara (layak untuk di dengar).
35
Pada penelitian ini penggunaan media bertujuan untuk pembelajaran
(instruksional), dengan mengutamakan pencapaian kemampuan kognitif
mahasiswa, melalui rangsangan indera kombinasi antara audio dan visual (gambar
yang di lihat pada monitor) dengan mendengarkan penjelasan dari dosen. Sebagai
sasaran adalah mahasiswa semester I mata pelajaran anatomi pada Prodi D III
Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk sehingga mahasiswa diharapkan
memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar ilmu anatomi. Sebelum pembelajaran
berlangsung program pembelajaran VCD di coba dulu oleh dosen yang mengajar
pada waktu eksperimen untuk menyesuaikan waktu yang tersedia dengan urutan
materi pelajaran (konsep) yang harus diberikan kepada mahasiswa. Media
pembelajaran yang di pilih (VCD dan OHP) yang sudah tersedia di Prodi D III
Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk sehingga tinggal mengembangkan
program tersebut, hal ini juga untuk menghemat biaya.
Atas dasar itulah di pilih media pembelajaran yang digunakan untuk
pembelajaran ilmu anatomi (ruang lingkup tubuh manusia, anatomi sistem
pernafasan, sistem kardiovaskuler darah dan limfe, sistem urogenital, sistem
pencernaan, sistem persyarafan, sistem endokrin, sistem reproduksi, sistem
musculoskeletal dan sistem integumen) adalah media VCD yang dihubungkan
dengan LCD di bandingkan dengan media overhead projector (OHP), untuk
mengetahui media manakah yang lebih efektif dalam pemahaman konsep-konsep
ilmu anatomi sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar ilmu anatomi.
36
g. Media pembelajaran VCD
Menurut Azhar Arsyad (2006: 36) ”compact video disc adalah system
penyimpanan dan rekaman video di mana signal audio visual direkam pada disket
plastic bukan pada pita magnetik”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 141),
“media video/VCD merupakan salah satu jenis media audio visual yang dapat
menampilakan suara, gambar sekaligus gerakan”. Sedangkan menurut Yusufhadi
Miarso (2005:463), “media video/VCD merupakan media presentasi yang dapat
menyampaikan lima bentuk informasi yaitu gambar, garis, symbol, suara dan
gerakan”. Kemampuan video/VCD untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat
mengajak mahasiswa melakukan penjelajahan walaupun dibatasi oleh dinding
ruang kelas. Obyek-obyek yang terlalu kecil, terlalu besar atau obyek yang langka
dapat dihadirkan ke ruang kelas. Pesan yang dapat disajikan melalui video/VCD
dapat berupa fakta seperti obyek, kejadian atau peristiwa maupun fiktif seperti
cerita dapat bersifat informative, edukatif maupun instruksional.
Video/VCD direkam dengan kamera video elektronik pada pita plastic dan
pada saat yang bersamaan direkam pula suaranya sehingga rekaman video dapat
berfungsi sebagai media pandang dengar atau media audio visual. Pemanfaatan
VCD dalam pembelajaran di sekolah bukan sesuatu yang aneh. Saat ini banyak
sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan program video pembelajaran di
sekolah yang diproduksi misalnya oleh Pustekom Diknas dan UPT SBM Unnes.
Media VCD memiliki kelebihan dibanding dengan media lainnya sehingga efektif
untuk menyajikan berbagai materi pelajaran sejarah yang sulit disampaikan
melalui informasi verbal dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas.
37
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran VCD adalah satu jenis media audio visual yang
menyampaikan bentuk informasi yaitu gambar, garis, simbol, suara dan gerakan
direkam dengan kamera video elektronik pada pita plastic dan rekaman suara
yang berisikan pesan berupa fakta seperti obyek, kejadian atau peristiwa maupun
fiktif seperti ceritera bersifat informative, edukatif maupun instruksional.
Video/VCD yang befungsi sebagai media pandang dengar (audio visual),
memiliki beberpa kelebihan yaitu dapat di putar ulang setelah rekaman, tayangan
dapat diperlambat, dipercepat bahkan dihentikan sementara, tidak memerlukan
ruangan gelap, pengoperasian alat relative mudah, pita kaset video dapat dipakai
untuk rekaman berulang-ulang, pengadaan dapat dilakukan dengan mudah.
Sedangkan kelemahan dari media video adalah menggunakan listrik, pita kaset
video/VCD mudah rusak atau menurun kualitasnya jika penyimpangan kurang
baik, ketergantungan produksi media pada peralatan yang canggih dan mahal.
Dari kelemahan-kelemahan tersebut jika dibandingkan manfaat dan nilai
kegunaan yang lebih besar maka dalam penerapan pembelajaran sebaiknya
diupayakan memnfaatkan media video sebagai program media yang
dikembangkan di sekolah-sekolah.
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah media
video/VCD yang dilengkapi dengan kepingan CD yang menggambarkan struktur
tubuh manusia. Dosen menyiapkan kepingan CD dan menggunakan laptop yang
dilengkapi dengan LCD proyektor kemudian menayangkan yang akan dijelaskan
dan memberi pengantar pembelajaran, sehingga tugas mahasiswa mengamati
materi struktur tubuh manusia. Gambar audio visual yang ada dalam penayangan
38
struktur tubuh manusia yang disampaikan pada mahasiswa dalam proses
pembelajaran. Diharapkan dengan media pembelajaran berbentuk VCD,
mahasiswa lebih mudah memahami gambaran struktur dari tubuh secara
mendetail sehingga memberikan gambaran lengkap dan mendekati suatu
kenyataan.
Pemanfaatan media VCD dapat disesuaiakan dengan kebutuhan dan
karakteristik materi sejarah yang diajarkan mahasiswa. Ada kalanya pemutaran
VCD dari awal hingga akhir yang diselingi dengan tanya jawab atau diskusi,
informasi dan dilanjutkan evaluasi. Apabila mahasiswa kurang jelas maka dapat
diputar kembali sehingga memudahkan dosen untuk menambah penjelasan dalam
pengulangan penayangan. Lama waktu pemutaran yang dilakukan tergantung
keperluan pembelajaran dan cepat lambatnya mahasiswa menyerap materi
pembelajaran. Fasilitas penghentian penayangan akan memudahkan dosen untuk
menambah penjelasan dan diharapkan dapat mempermudah mahasiswa dalam
pemahaman dan mempercepat siswa menyerap materi pembelajaran.
Pelaksanaan penggunaan media pembelajaran berupa VCD dapat
dirangkum melalui tiga tahapan, yaitu sebagai berikut :
a. Tahap persiapan meliputi :
1) Menyusun jadwal disesuaikan dengan materi pembelajaran
2) Mengecek peralatan seperti VCD, TV, Laptop, Proyektor, CD Player
3) Mempelajari bahan penyerta dan penyeleksi isi program akan penting
tidaknya bagian yang akan disajikan dalam kegiatan pembelajaran.
4) Mengecek kesesuaian isi program dengan judul dan isi yang tertera
39
5) Mengatur tempat duduk siswa dan meminta untuk mempersiapkan alat
tulis dan memperhatikan pelaksanaan proses pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan, meliputi :
1) Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan materi pokok
dari program video pembelajaran
2) Melaksanakan pengoperasian program dan bahan penyerta
3) Mengamati dan memantau kegiatan mahasiswa dan memberikan
penguatan, penegasan, pengayaan selama pemutaran VCD berlangsung
4) Memutar ulang program video pembelajaran bila diperlukan
5) Membuat kesimpulan/ rangkuman, memberikan evaluasi kepada
mahasiswa, mematikan program jika dianggap sudah selesai
c. Tahap tindak lanjut, meliputi :
1) Pemberian tugas kepada mahasiswa
2) Memberikan tanya jawab sebagai umpan balik
h. Media Overhead Projector (OHP) dalam Pembelajaran Anatomi
Overhead projector adalah salah satu alat yang digunakan untuk
memproyeksikan gambar atau tulisan pada dan tranparansi film yang diletakkan
diatas OHP dan diproyeksikan ke layar, sehingga diperoleh gambar/tulisan yang
lebih besar dari aslinya (Suciati, Triniprastati, Prasetya I, Lily Budiharjo, 1994 :
9-17).
Peralatan OHP hanya menggunakan system optic (lensa-lensa) dan elektrik
(kipas pendingin dan lampu projector). Overhead projector (OHP) berfungsi
untuk memproyeksikan (menyajikan transparansi). Kemampuan projector
40
memperbesar gambar/tulisan membuat media ini berguna untuk menyajikan
informasi pada kelompok yang besar dan pada semua jenjang. OHP dirancang
untuk dapat digunakan di depan kelas sehingga dosen dapat selalu berhadapan
atau menatap mahasiswa.
Kelebihan OHP adalah: a) transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri
oleh dosen, b) peralatan mudah dioperasikan, c) dapat disimpan dan digunakan
berulang kali, d) memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.
Keterbatasannya adalah : a) harus tersedia aliran listrik pada ruangan, b) harus
menggunakan spidol atau marking pen (Suciati, Trinipratati, Prasetya I, lily
budiarjo, 1994 :9-18).
OHP belum dapat berfungsi bila tidak dilengkapi (disediakan)
transparansi. OHP merupakan perangkat keras dan OHT (transparansi) merupakan
perangkat lunak. Jadi OHP dan transparansi merupakan sepasang media
pembelajaran untuk memperjelas konsep/materi pelajran yang sedang
disampaikan oleh dosen. Semua pesan/konsep yang akan disampaikan dosen
ditulis dan digambarkan di atas transparansi dan diproyeksikan ke layar, sehingga
semua tulisan maupun gambar yang telah disiapkan di transparansi akan nampak
jelas pada layar, mudah dibaca dan dicatat. Dapat diterima atau tidaknya
materi/konsep yang disampaikan kepada mahasiswa tergantung pada cara
menuangkan materi/konsep yang diajarkan tersebut menjadi ide visual pada
transparansi. Transparansi dibuat Dari bahan plastic yang tembus pandang atau
tembus cahaya sehingga ide visual dapat diproyeksikan.
Ada dua jenis transparansi yang dapat digunakan untuk menyiapkan
materi pelajaran/konsep yang akan diajarkan kepada mahasiswa yaitu transparasi
41
dalam bentuk roll film dan transparansi dalam bentuk write on (Suciati,
Triniprastati, Prasetya I, Lily Budiharjo, 1994 : 19).
1) Transparansi dalam bentuk roll film, dosen menuliskan materi/konsep pada
transparansi saat pembelajaran berlangsung. Mahasiswa dapat lebih cepat
bosan karena dosen mengajar (menjelaskan) sambil menulis.
2) Transparansi dalam bentuk write on adalah lembaran transparansi dengan
ukuran normal: 265x210 mm. dengan transparansi ini dosen dapat
menuangkan/menyajikan pesan/konsep (materi pelajaran) yang akan
disampaikan sebelum proses pembelajaran.
Kelebihan transparansi adalah : a) mudah dibawa kemana-mana, karena
berukuran relatif kecil dan tipis, b) mudah dalam pembuatan dan desain dapat
dibuat menarik, karena dapat dengan tulisan/gambar tangan dengan teknik dan
warna yang menarik, c) mudah untuk disajikan karena materi dapat disiapkan
lebih awal, sehingga sistematika penyajan terencana, d) penayangan transparansi
dapat diatur oleh penyaji, sesuai kebutuhan (lama, cepat, atau diulang kembali), e)
dosen dapat bertatap muka dan berkomunikasi langsung denagn mahasiswa, f)
mahasiswa dapat mencatat, karena ruangan tidak perlu digelapkan.
Kelemahan transparansi adalah : (a) tanpa OHP tidak dapat disajikan,
karena OHP dan transparansi berpasangan berpasangan untuk dapat digunakan,
OHP sebagai perangkat keras sedangkan transparansi sebagai perangkat lunak,
b) cepat menarik debu dan bekas jari tangan cepat menempel sehingga
penampilannya kurang jelas, c) urutan/ susunan mudah kacau karena berupa
lembaran lepas, d) bila disimpan lama tanpa penyekat huruf atau digambar akan
42
luntur, atau pindah ke transparansi yang menindihnya, e) bila peletakannya tidak
benar visual dilayar akan mendapat distorsi (bentuk berubah).
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi belajar seringkali dihubungkan dengan kegiatan belajar.
Orang seringkali mengaitkannya dengan masalah psikologi pendidikan. Dalam
psikologi pendidikan, terdapat beberapa teori atau konsep mengenai motivasi
belajar. Teori para ahli tersebut didasari oleh sudut pandang yang berbeda-beda.
Dalam penelitian ini perhatian dikhususkan pada motivasi belajar disekolah,
sehigga pembahasan didalamnya dimaksudkan untuk memahami beberapa
pengertian motivasi baik ditinjau dari segi psikologi maupun ditinjau dari segi
pendidikan. Salah satu teori motivasi yang diketengahkan disini adalah
pendapatnya David Mc.Clelland, Abraham Maslow Wand dan Brown yang
dikutip kembali oleh Wahjosumidjo. Wahjosumidjo (1985: 171-209)
mengemukakan bahwa pengertian motivasi berikut ini:
Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi
antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis yang timbul sebagai akibat
faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut unsur instrinsik atau
faktor dari luar disebut ekstrinsik.
Untuk lebih memahami mengenai proses-proses timbulnya motivasi dapat
diperhatikan gambar motivasi sebagai proses psikologis seperti dalam gambar 3
berikut ini:
43
(2)(1)
(3) (4)
(5)
(6)
(7)
Gambar 1. Motivasi sebagai proses psiokologisSumber : Wahjosumidjo (1985: 175)
Dari gambar tersebut dapat diamati bahwa motivasi belajar dimulai adanya
dorongan. Dorongan itu bersifat rangsangan dari dalam maupun rangsangan dari
luar. Setelah seseorang menerima rangsangan maka dari dalam dirinya akan
tumbuh pilihan-pilihan untuk berbuat sesuatu.
Motivasi merupakan unsur yang paling penting bagi pengajaran efektif
atau pengajaran yang berhasil. Seseorang akan berhasil dalam belajar apabila pada
dirinya ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar
disebut motivasi.
Selanjutnya Berelson dan Steiner dalam Wahjosumidjo (1985: 177-178)
mengemukakan bahwa: "a motive is an inner state that energizes, activities or
move (hence motivation), and that directs or channels behavior to ward goals".
Rangsangan Seseorang dengan dorongan
Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik
Alternatif perilaku
Penentuan perilaku
Perilaku
44
Sedangkan Duncan dalam Wahjosumidjo (1985: 178) mengemukakan bahwa:
"From a managerial perspective, motivation refers to any concious attempt to
influence behavior toward the accomplishment of organizational goals".
Maksudnya kurang lebih demikian "Motivasi adalah suatu usaha sadar untuk
mempengaruhi perilaku seseorang agar supaya mengarah tercapainya tujuan
organisasi". Sedangkan dari pendapat Berelson dan Steiner, motif pada
hakekatnya merupakan terminologi umum yang memberikan makna, daya dorong,
keinginan, kebutuhan, dan kemauan. Hubungan antara kebutuhan, keinginan dan
kepuasan dapat dilukiskan sebagai mata rantai yang disebut Need-want-
satisfaction chain, seperti terlihat dalam gambar 4 berikut ini:
(1) (2) (3) (4) (5)
(6) (7) (8)
Gambar 2. Motif sebagai suatu rantaiSumber : Wahjosumidjo (1985 : 180)
Gambar tersebut memberikan pengertian sebagai berikut:
1) Kebutuhan yang timbul pada diri seseorang dan kebutuhan mengandung arti
luas, seperti kebutuhan fisik, makan, rumah dan kebutuhan psikis.
2) Apabila dalam diri seseorang timbul suatu kebutuhan tertentu kebutuhan
tersebut akan menyebabkan lahirnya daya dorong tertentu.
3) Akibat daya dorong, lahirlah keinginan dalam diri seseorang.
4) Lahirnya keinginan dari dalam diri seseorang akan menyebabkan timbulnya
suatu sebab.
Needs Give rise to
Wants Which cause
Needs
Which Give rise to
Actions Which Results to
Statisfactions
45
5) Akibat sebab yang timbul, lahirlah ketegangan.
6) Ketegangan itu sendiri juga akan menjadi sebab timbulnya sesuatu.
7) Sesuatu yang timbul akibat adanya ketegangan dalam diri seseorang tersebut
ialah disebut perilaku atau perbuatan.
8) Perilaku yang ditampilkan seseorang timbul karena mengharapkan adanya
kepuasan yang dapat dinikmati.
Wahjosumidjo (1985) mengemukakan bahwa secara garis besar menurut
jenisnya teori motivasi terbagi atas: teori kepuasan (content teori) dan teori
berdasarkan proses (process theory)
1) Teori kepuasan (content teory)
Teori ini menekankan pentingnya pengetahuan terhadap faktor-faktor dalam
diri bawaan. Tokoh-tokoh dalam teori ini antara lain: Maslow, Gregor,
Herzberg, Me. Clelland.
2) Teori proses
Teori ini mencoba untuk memberikan jawaban atas pertanyaan :
a. Bagaimana bawahan dalam hal ini siswa itu bisa dimotivasi
b. Dengan tujuan apa bawahan itu bisa dimotivasi.
Disamping kedua teori tersebut, Wahjosumidjo (1985:181-183)
mengutarakan beberapa teori motivasi yang lainnya, yaitu:
1) Teori instrumental, terdiri dari
a. Teori tukar-menukar (exchange theory)
b. Teori harapan (expertancy theory)
46
2) Teori kebutuhan.
Yakni suatu teori mengenai motivasi yang didasarkan pada kebutuhan-
kebutuhan manusia, sehingga menimbulkan suatu dorongan atau motif untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Beberapa ahli memberikan pandangannya mengenai motivasi. Diantaranya
adalah:
1) Teori hedonisme
Suatu pandangan yang mengatakan bahwa manusia pada hakekatnya adalah
makluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesukaan dan
kemewahan. Apabila dihadapkan pada pilihan-pilihan, maka manusia akan
cenderung memilih arah tindakan yang akan memperbesar kesenangan dan
menghindarkan diri pada arah tindakan yang tidak menyenangkan yang akan
mengakibatkan sakit, menderita, atau kematian. Implikasi dari teori ini,
adanya anggapan bahwa banyak pegawai yang tidak mau bekerja dengan baik,
yang malas bekerja, suka menghindarkan pekerjaan yang sulit. Oleh sebab itu
manusia perlu dimotivasi secara tepat agar mau bekerja dengan baik, dengan
memenuhi kesenangannya.
2) Teori naluri
Teori naluri menghubungkan kelakuaan manusia dengan macam-macam
naluri. Pada dasarnya manusia mempunyai tiga naluri pokok, yaitu naluri
mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri dan naluri mengembangkan
jenis. Kebiasaan-kebiasaan manusia senantiasa dipengaruhi oleh tiga faktor
ini, untuk itu, manusia perlu dimotivasi dengan memfokuskan naluri mana
yang menjadi fokus perhatiannya.
47
3) Teori reaksi yang dipelajari
Teori lain menyebutkan bahwa kelakuan manusia tidak berdasarkan naluri-
naluri, melainkan atas pola-pola kelakuan yang dipelajari, dimana seseorang
itu hidup. Sehingga seseorang yang ingin memotivasi harus mengetahui
karakteristik dan latar belakang kehidupannya.
4) Teori daya pendukung
Aliran daya pendorong merupakan kompromi antara naluri dan aliran reaksi
yang dipelajari. Oleh karena itu dalam meningkatkan motivasi seseorang harus
memegang dua prinsip, pertama atas naluri dan atas reaksi yang dipelajari dari
kebudayaan dimana seseorang itu timbul.
5) Teori kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakekatnya adalah antuk
memenuhi kebutuhannya. Beberapa para ahli yang memberikan perhatian
pada masalah kebutuhan ini antara lain ialah: Abraham Maslow, Frederick
Herzberg, David Mc Clelland dan Victor Vroom. Abraham Maslow dan
Herzberg berusaha membuat teori-teori motivasi secara keseluruhan.
Sedangkan Mc. Clelland memberikan sumbangannya pada identifikasi
kebutuhan tertentu, hasil kerja dan kebutuhan bagi pengembangan perusahaan
dan industri (Wahjosumidjo, 1985: 183).
Sardiman, A.M (1990, hal:73) memberikan batasan mengenai pengertian
motivasi, berikut ini: "motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan dengan
daya penggerak dari dalam diri subyek untuk menentukan aktivitas-aktivitas
tertentu." Sedangkan Mc. Donald dalam Sardiman (1990: 73) mengemukakan
bahwa: "Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
48
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan". Dari definisi Me. Donald ini dapat diambil beberapa pengertian
diantaranya:
1) Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri seseorang. Karena
menyangkut perubahan energi pada diri manusia, maka akan melibatkan fisik
manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini
motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
dapat menentukan tingkah laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang dengan tujuan, jadi dalam hal ini motivasi
merupakan respon dari suatu aksi. Meskipun motivasi muncul dari dalam diri
seseorang, namun kemunculannya karena terdorong oleh fakor dari luar diri
manusia.
b. Kebutuhan dan teori tentang motivasi
Menurut Morgan yang ditulis kembali oleh S. Nasution dalam
Sardiman A.M (1990: 78-81) mengemukakan bahwa, manusia hidup itu
mempunyai berbagai kebutuhan, antara lain:
1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu.
2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.
3) Kebutuhan untuk mencapai hasil.
4) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Abraham H Maslow (suatu terjemahan 1991: 43-57) mengemukakan
tentang hubungan antara motivasi dengan kebutuhan, yakni:
49
1) Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, istirahat dan sebagainya
2) Kebutuhan untuk keamanan (security).
3) Kebutuhan memiliki dan, rasa cinta.
4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri.
Richard M Steers dan Lyman W Porter (1991: 5) mengemukakan
mengenai definisi motivasi berdasar asal katanya. Pendapat mereka berikut
ini: " The term motivation wa originally derived from the Latin word movere,
which means "to move". Definisi tersebut, secara garis besar maksudnya
bahwa menurut asal katanya, motivasi berasal dari kata Latin yaitu "movere "
yang berarti "bergerak". Pendapatnya yang lain berikut ini:
... motivation has to do with a set of independent/dependent variable
relationships that explain the direction, amplitude, skill and persistence of an
individual's behavior, holding constan the effects of aptitude, skill and
understanding of the task, and the constrants operating in the environment
(Compbell & Pritchard, 1976).
Atkinson (1964) memberikan pendapatnya bahwa motivasi sejalan
dengan arah, kekuatan/tenaga dan suatu ketekunan dari aktivitas. Jones (1955)
mengemukakan bahwa motivasi adalah bagaimana tingkah laku itu
dimunculkan, diarahkan dan dihentikan. Dan bagaimana reaksi-reaksi
subyektif diutarakan oleh seseorang ketika orang itu menginginkan sesuatu.
Sedangkan Campbell dan Pritchard (1976) mengemukakan bahwa:
Motivasi merupakan satu set variabel baik variabel bebas maupun variabel
terikat yang dihubungkan dengan efek sikap, ketrampilan dan tugas-tugas
yang ditentukan pada suatu lingkungan tertentu.
Dari definisi-definisi itu dapat digaris-bawahi bahwa pembahasan
mengenai motivasi biasanya difokuskan pada:
50
1) Apa yang menggerakkan tingkah laku manusia.
2) Bagaimana arah tingkah laku itu.
3) Bagaimana tingkah laku ini diteruskan dan dilanjutkan
Lebih lanjut Richard dan Lyman (1991: 6) memberikan suatu skema
mengenai proses dasar motivasi. Gambarnya sebagai berikut:
Inner state of disquilibrium Behavior IncentiveNeed, desire or expectancy, or action or goal accompanied by anticipation
ModificationOf inner state
Gambar 3. A generalized model of the basic motivation process
Selanjutnya Richard dan Lyman (1991: 6) berpendapat bahwa
beberapa peletak dasar dari model dasar proses motivasi tersebut antara lain:
a. Kebutuhan atau harapan (needs or expectation).
b. Tingkah laku (behavior)
c. Tujuan (goals).
d. Beberapa bentuk dari umpan balik (some of feedback).
c. Jenis-Jenis motivasi
Sardiman (1990: 85-90) mengemukakan macam-macam motivasi, yakni:
1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan
Motif bawaan adalah motivasi yang timbul sejak lahir, jadi motivasi
itu terdapat dari seseorang sejak dari lahir tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari, yakni maksudnya adalah motivasi yang
ada jika dipelajari.
51
Frandsen dalam Sardiman (1990: 86-87) mengemukakan jenis-jenis
motivasi, antara lain:
1) Cognitive motives
Motif ini menunjuk pada gejala intrinsik, yakni menyangkut kepuasan
kepuasan individual. Kepuasan ini berada didalam diri manusia yang
berwujud proses dan produk mental.
2) Self expression
Penampilan diri adalah sebagian dari penlaku manusia. Dalam hal ini
manusia itu mempunyai kecenderungan untuk aktualisasi diri.
3) Self enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan diri, kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang. Dalam belajar dapat
diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk
mencapai prestasi.
2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth, antara lain:
a) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya kebutuhan untuk
makan, minum, bemafas, seksual.
b) Motif-motif darurat.
Motif yang berupa dorongan untuk menyelematkan diri, dorongan
untuk membalas atau untuk berusaha.
c) Motif-motif objektif
Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi
dunia luar secara efektif'.
d) Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
52
Yang termasuk motivasi jasmaniah, misalnya adalah refleks, instink
otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah seperti
kemauan untuk berbuat sesuatu.
e) Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.
d. Motivasi dalam proses belajar mengajar.
Sardiman (1990: 84) mengemukakan beberapa fungsi motivasi dalam
proses belajar, yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini sebagai motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Selanjutnya dikemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
dosen atau siapa saja yang hendak meningkatkan motivasi belajar mahasiswa,
diantaranya: memberi angka, hadiah, saingan/kompetensi, ego-involvement,
53
memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar,
minat dan tujuan yang diketahui.
Roestiyah, N.K (1982: 96-97) mengemukakan pendapatnya mengenai
motivasi berikut ini: " Dosen yang baik harus dapat memberi motivasi pada
anak didiknya. Ialah usaha dosen agar anak belajar semaksimal mungkin,
walaupun anak itu suka/tidak suka pada pelajaran itu."
Selanjutnya Roestiyah (1982) mengemukakan dasar dan prosedur
motivasi ekstrinsik, yakni:
1) Bila anak berminat, anak senang belajar bila menyadari bahwa pelajaran
bernilai dan untuk kepentingan pribadi anak.
2) Timbulkanlah definisi, tetapi dengan alasan tujuan yang pasti dan tugasnya
terbatas, jelas dan beralasan.
3) Kembangkanlah keterangan siswa, sehingga kemajuan dan hasil
belajar/prestasi siswa tercapai.
4) Hadiah akan membawa pengaruh lebih baik, dari pada kita kadang-kadang
terpaksa menghukum.
5) Ambilah kegunaan dari sikap murid yang ada, misalnya: bercita-cita-
hasrat ingin tahu dan sebagainya.
6) Setiap orang ingin sukses, sehingga murid harus menyadari cara mencapai
sukses itu.
7) Jangan memberi kesimpulan lebih dahulu, bila tujuan Dosen sama dengan
tujuan murid.
8) Timbulkan suasana humor, kelas yang menggembirakan menyebabkan
anak berani berpartisipasi.
54
9) Membuat papan bulletin, dan pusat minat untuk memberi perangsang
hasrat ingin tahu.
10) Motivasi adalah alat dan pengajaran bukan tujuan dan dengan motivasi
anak menjadi sempurna perhatiannya dan lebih efektif untuk masing-
masing individu.
Ivor K Davis menggambarkan mengenai metode penguatan motivasi
siswa. Pendapatnya berikut ini: "Dosen selalu berusaha secara sistematis untuk
memperkuat motivasi siswa lewat penyajian bahan pelajaran, sangsi-sangsi dan
hubungan pribadi dengan muridnya. Dalam hal ini Ivor K Davis mengemukakan
mengenai teori motivasi kesehatan yang diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar. Selengkapnya dapat diperhatikan dalam gambar 6 berikut ini
MOTIVATOR(+)
Kemajuan minimal
(-) Faktor kesehatan
Garnbar 4. Teori motivasi kesehatan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.Sumber: Ivor K Davis
Rasa puasTugas pelajaran diatur sedemi kian sehingga siswa menikmati: prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan, perkembangan pribadi.
Rasa tidak puasLingkungan diatur demikian sehingga siswa merasa tidak puas karena:- Cara pengawasan, kondisi kerja, hubungan
pribadi, kebijaksanaan administrasi sekolah, status dan keamanan.
55
Mc Donald yang diungkap kembali oleh Syaiful Bahri (1994: 34)
memberikan definsi motivasi sebagai berikut: "Motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan".
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, karena seseorang
yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain
belum tentu menarik minat orang lain.
Dalam pendidikan dan pengajaran, Dosen tidak hanya berfungsi
sebagai administrator, demonstrator, pengelola kelas, mediator, fasilitator,
supervisor dan evaluator, tetapi Dosen juga berfungsi sebagai motivator dan
pembimbing. Sebagai motivator Dosen berperan untuk mendorong siswa agar
giat belajar. Dalam usaha membangkitkan gairah belajar siswa terdapat enam
hal yang dapat dikerjakan Dosen, yaitu:
1) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.
2) Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada
akhir pengajaran.
3) Memberikan penghargaan terhadap prestasi yang dicapai oleh siswa.
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
5) Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
6) Menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan para ahli dimuka,
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
56
1) Motivasi belajar adalah kekuatan yang mendorong seorang siswa untuk
belajar. Kekuatan ini bisa berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar
siswa, maupun perpaduan dari keduanya. Dalam proses belajar motivasi
berfungsi untuk menentukan besar-kecilnya aktivitas yang dilakukan oleh
seorang siswa dalam mencapai tujuan belajar.
2) Jenis-jenis motivasi belajar disekolah banyak sekali jenisnya, tergantung
bagaimana karakter siswa, kondisi lingkungan belajar siswa.
3) Dalam proses belajar mengajar diharapkan para dosen dapat
mengembangkan motivasi belajar siswa disekolah, melalui usaha yang
meliputi:
a. Membangkitkan dorongan siswa untuk belajar, baik pada waktu
memulai pengajaran, dalam proses pengajaran maupun pada akhir
pengajaran.
b. Membentuk kebiasaan yang baik dalam belajar di sekolah maupun di
rumah.
c. Membantu kesulitan-kesulitan belajarnya siswa.
d. Memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dan sanksi bagi para
siswa tidak menjalankan tugas belajarnya dengan baik.
e. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan
diri secara optimal di sekolah
f. Menggunakan metode mengajar yang variatif dan interaktif yang
disesuaikan dengan kemampuan siswa serta karakteristiknya.
57
e. Indikator Motivasi Belajar
Berdasarkan teori-teori motivasi belajar seperti yang dikemukakan diatas,
berikut ini ditampilkan rangkuman yang dapat dirumuskan sebagai indicator
motivasi belajar.
Table 2. Indikator Motivasi Belajar
No TeoriMotivasi
Tokoh Indikator dalam Belajar
1 AchievementMotivation
Mc Clelland Adanya n-ach
2 Attribution Motivation
Weiner - Kemampuan (ability)- Usaha (effort)- Kesulitan tugas belajar yang dibebankan
(task difficulty)- Nasib (luck)
3 Need Motivation
Maslow - Kebutuhan berkekurangan (deficiency need)
- Kebutuhan pengayaan (growth need)4 Motivasi
ARCSKeller - Perhatian penuh (attention)
- Relevansi (relevance)- Kepercayaan diri (confidence)- Kepuasan (satisfaction)
5. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi
Benyamin S Bloom yang ditulis kembali oleh Saefuddin Azwar (2000: 8)
membagi kawasan belajar yang selanjutnya disebut tujuan pendidikan menjadi
tiga, yakni kawasan kognitif, afektif dan kawasan psikomotor. Prestasi belajar
atau hasil belajar haruslah mencerminkan ketiga kawasan atau tujuan belajar ini.
Selain itu Saefuddin Azwar (2000: 9) secara implisit menyebutkan bahwa prestasi
belajar adalah performa maksimal seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau
materi yang telah diajarkan.
Zaenal Arifin (1990: 2) memberikan pendapatnya mengenai prestasi
sebagai berikut:
58
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam
bahasa Indonesia menjadi "prestasi" yang berarti "hasil usaha". Prestasi
banyak digunakan dalam berbagai bidang. Dalam berbagai bidang itu
prestasi diartikan dengan kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang
dalam menyelesaikan suatu hal.
Dalam bidang pengajaran, prestasi belajar merupakan faktor yang perlu
diperhatikan, karena fungsinya sebagai berikut:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemenuhan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
anak-didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan
sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat produktivitas suatu instansi pendidikan. Asumsinya adalah
bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi-rendahnya prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat.
Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan
kebutuhan pembangunan masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik. Dalam proses belajar-mengajar anak didik merupakan masalah
59
yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.
Sehubungan dengan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa dalam
mengikuti proses maupun metode pengajaran, Robert M Gagne (1988: 126-131)
mengemukakan beberapa hasil belajar diantaranya:
a. Discrimination (Diskriminasi)
Diskriminasi adalah kemampuan para siswa untuk melihat, mendengar atau
merasakan beberapa perbedaan antara stimulus.
b. Concrete concept (konsep konkret)
Konsep konkret menyiapkan para siswa agar mampu untuk mengidentifikasi
satu atau lebih contoh-contoh mengenai suatu konsep.
c. Defined concept (Identifikasi konsep)
Identiikasi konsep adalah suatu aturan yang beberapa obyek atau peristiwa.
Melalui aturan ini kita mengartikan sesuatu definisi yang mengekspresikan
hubungan antara atribut konsep dan fugnsinya.
d. Rule (Pola/Aturan)
Pola/Aturan adalah kemampuan internal siswa yang menentukan tingkah laku
seseorang dan menampilkan demonstrasi suatu hubungan konsep pada situasi
kelas.
e. Problem Solving (Pemecahan masalah)
Pemecahan masalah adalah suatu kondisi dimana para siswa dihadapkan pada
pilihan-pilihan dan penggunaan aturan-aturan untuk menentukan suatu solusi
pada situasi-situasi tertertu, alternatif-alternatif dan kendala-kendalanya.
Problem solving merupakan sebagian ketrampilan dalam proses pengajaran
60
yang merupakan ekspresi dari kemampuan para siswa untuk menghubungkan
antara aturan-aturan dari konsep.
f. Cognitif Strategy (Strategi kognitif)
Strategi kognitif atau dalam bahasa Indonesianya adalah Strategi kognitif
dapat terdiri dari beberapa tipe-tipe, yakni antara lain: control attending,
encoding, retrieval, and problem solving.
g. Verbal Information (Informasi Verbal)
Informasi Verbal menunjukkan informasi, berupa nama, kenyataan-kenyataan,
proposisi yang dapat dinyatakan secara verbal. Verbal information juga
disebut sebagai declarative knowledge.
h. Motor Skills (Ketrampilan motorik)
Ketrampilan motorik adalah ketrampilan-ketrampilan yang diharapkan
dikuasai oleh para siswa selama proses pembelajaran. Motor skills biasanya
berupa performa/unjuk kerja yang dapat diamati kemampuannya ketika
digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang hubungannya dengan
aktivitas.
i. Attitude (Sikap)
Sikap dapat dipandang sebagai suatu skema triudik (triadic sceme), yang
dimaksud bahwa sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif,
afektif dan konatif yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan
berperilaku terhadap suatu obyek.
Cronbach dalam Zainal Arifin (1990: 4) mengemukakan beberapa fungsi
dari prestasi belajar. Diantaranya yaitu:
a. Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar.
61
b. Untuk keperluan diagnostik.
c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
d. Untuk keperluan seleksi.
e. Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.
f. Untuk menentukan isi kurikulum.
g. Untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.
Syaiful Bahri Djamarah (1994: 19) mengemukakan bahwa.: "prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, menciptakan, baik
secara individu maupun kelompok". WJS Purwadarminta menyatakan bahwa
prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya). Sedangkan menurut Mas'ud Khasan Abdul Qohar yang ditulis
kembali oleh Syaiful Bahri (1994: 20) mengemukakan bahwa: "Prestasi
adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Sementara Nasrun Harahap dalam Syaiful Bahri (1994:21)
mengemukakan bahwa:
Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada merek,a serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Sedangkan belajar menurut Syaiful Bahri (1994) belajar adalah suatu
aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari
bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadi0lah perubahan
dari dalam diri individu. Belajar adalah suatu aktivitas sadar untuk mencapai
suatu tujuan. Tujuan dalam belajar adalah terjadinya suatu perubahan dalam
diri individu. Perubahan dalam arti menuju ke perkembangan pribadi individu
62
seutuhnya. Cronbach dalam Saiful Bahri (1994: 22) mengemukakan bahwa:
"Learning is show by a change behavior as a result of experience".
Maksudnya adalah belajar sebagai aktivitas dapat dilihat dari perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Dari definisi-definisi tersebut,
secara garis besar pengertian belajar adalah usaha sadar dalam rangka untuk
mengadakan suatu perubahan yang terjadi dalam individu. Perubahan ini
nantinya akan mmpengaruhi pola pikir individu dalam berbuat dan bertindak.
Perubahan itu sebagai hasil dari pengalaman individu dari belajar.
Hubungannya dengan prestasi, maka makna prestasi dan belajar dalam
hal ini jika dirangkai menjadi prestasi belajar, pada dasarnya adalah hasil yang
diperoleh dari suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Lebih lanjut Syaiful Bahri (1994: 24-30) mengemukakan mengenai
fungsi-fungsi prestasi belajar, yakni sebagai berikut:
a. Prestasi belajar sebagai hasil penilaian
Dalam hal ini prestasi belajar dihubungkan dengan proses evaluasi.
Drs. Wayan Nurkancana dan Sumartana yang mengambil pendapat dari
Edwind Wand dan Gerald W Brown dalam Syaiful Bahri (1994: 25)
dinyatakan sebagai berikut: "Evaluation refer to the act or process to
determining the value of something". Maksudnya evaluasi pendidikan
dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang
berhubungan dengan dunia pendidikan.
63
b. Prestasi belajar sebagai alat motivasi.
Dalam belajar, motivasi memegang peranan yang dominan. Hubungannya
dengan prestasi belajar, menurut Syaiful Bahri (1994) dikatakan bahwa
siswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan, yang salah satu kebutuhannya
tersebut adalah untuk mendapatkan prestasi yang baik. Dalam hal yang
demikian, maka prestasi belajar bisa dikatakan sebagai kebutuhan yang
memunculkan motivasi dari dalam diri siswa untuk selalu belajar.
B. Penelitian yang Relevan
Sebagaimana penelitian yang lainnya, penelitian ini bukanlah yang
pertama kali. Berbagai penelitian yang relevan telah dilakukan sebelumnya,
sehingga untuk menunjukkan keterkaitan pengaruh penerapan pendekatan
pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi
belajar mata pelajaran anatomi di tinjau dari motivasi belajar mahasiswa, kiranya
dapat dikemukakan beberapa hasil penelitian yaitu:
Hasil penelitian I Made Candiasa. 2002. Pengaruh Strategi Pembelajaran
dan Gaya Kognitif Terhadap Kemampuan Memprogram Komputer. Jakarta: UNJ.
Hasil penelitian menunjukkan strategi pembelajaran heuristic meningkatkan
kemampuan memprogram computer. Agar kemampuan memprogram computer
optimal gaya kognitif field independence, strategi pembelajaran heuristic
menghasilkan kemampuan memprogram computer yang tinggi, sedangkan
mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field dependence strategi pembelajaran
algoritmik menghasilkan kemampuan memprogram komputer rendah.
Berdasarkan simpulan, diperlukan strategi pembelajaran heuristic pembelajaran
64
komputer desain, khususnya materi pemrograman computer dan pemilahan
mahasiswa berdasarkan gaya kognitif field independence dan field dependence.
Hasil penelitian Sri lestari. 2004. Pengaruh pembelajaran kontekstual dan
kemampuan verbal matematika terhadap prstasi belajar matematika. Surakarta:
UNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran
kontekstual memperoleh prestasi belajar lebih baik atau lebih tinggi dari pada
siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian Dwi Mulat Sudasmaningsih. 2006. Pengaruh Media VCD
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kimia Ditinjau dari Segi Motivasi
Belajar Siswa. Surakarta: UNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
media OHP memperoleh prestasi belajar lebih baik atau lebih tinggi dari pada
penggunaan media VCD. Perbedaan hasil belajar tersebut terjadi pada kelompok
siswa dengan motivasi belajar tinggi maupun pada kelompok siswa motivasi
belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media OHP memberikan
pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi belajar kimia dari pada penggunaan
VCD.
Hasil penelitian Sugiardo. 2007. Pengaruh Penerapan Pendekatan
Kontekstual Bermedia VCD dan Gambar Terhadap Pencapaian Kompetensi
Belajar Geografi Ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Surakarta: UNS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dengan VCD
yang berupa audio-visual akan memepercepat transfer pengetahuan geografi pada
ahirnya dapat meningkatkan kompetensi belajar geografi dari pada penerapan
pendekatan kontekstual dengan gambar. Walaupun penggunaan media VCD
membutuhkan persiapan dan perencanaan yang meliputi biaya, waktu,
65
ketersediaan, konteks penggunaan serta mutu teknis yang cukup sulit namun
penerapan pendekatan kontekstual dengan VCD yang berupa audio visual lebih
baik dalam meningkatkan kompetensi belajar geografi dari pada penerapan
pendekatan kontekstual dengan gambar.
Hasil penelitian Agniyani. 2007. Pengaruh Penerapan Pendekatan
Kontekstual (contextual teaching&learning) Bermedia VCD dan LKS Terhadap
Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Ditinjau dari Gaya Kognitif
Siswa. Surakarta: UNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan kontekstual dengan VCD yang berupa audio-visual akan dapat
membantu siswa dalam mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata.
Walaupun penggunaan media VCD membutuhkan persiapan dan perencanaan
yang meliputi biaya, waktu, ketersediaan, konteks penggunaan serta mutu teknis
yang cukup sulit namun penerapan pendekatan kontekstual dengan VCD yang
berupa audio visual lebih baik dalam meningkatkan kompetensi belajar anatomi
dari pada penerapan pendekatan kontekstual media cetak dengan LKS.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, maka disusunlah
kerangka berpikir sebagai berikut:
1. Perbedaan pengaruh media VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap
prestasi belajar anatomi.
Penerapan pendekatan pembelajaran media VCD menjadikan
mahasiswa akan lebih memahami setiap materi yang dipelajari. Hal ini karena
dapat membantu mahasiswa agar mengerti makna dari materi pelajaran
66
anatomi dengan menghubungkan antara pokok bahasan dengan keadaan yang
sebenarnya. Penggunaan media pembelajaran yang berbeda dapat
memperhatikan prestasi belajar yang berbeda sehingga dapat dibandingkan
media pembelajaran mana yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik.
Penggunaan media pembelajaran akan membentu siswa dalam mencapai
tujuan yang telah direncanakan dan membantu dosen dalam menyampaikan
materi pelajaran anatomi sehingga penerapan pendekatan pembelajaran VCD
dan Overhead projector (OHP) dapat meningkatkan prestasi belajar anatomi
dalam menumbuhkan daya nalar, berpikir logis dan sistematis. Pemanfaatan
media VCD yang berupa audio-visual akan lebih cepat dalam transfer
pengetahuan dibanding dengan pembelajaran dengan media Overhead
projector (OHP). Dengan demikian pantas diduga bahwa pencapaian prestasi
belajar anatomi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran bermedia
VCD diduga lebih tinggi dari pada dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran bermedia Overhead projector (OHP).
2. Perbedaan pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi
belajar anatomi.
Motivasi merupakan faktor pendorong belajar yang berasal dari dalam
diri siswa. Motivasi ini banyak jenisnya dan untuk menumbuhkannyapun
bervariasi caranya. Dalam proses belajar peranan motivasi bagi peningkatan
prestasi belajar amatlah vital. Motivasi belajar erat hubungannya dengan
aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa.
Untuk mengetahui apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap
prestasi belajar anatomi dapat dilakukan dengan mengetahui apakah terdapat
67
perbedaan prestasi belajar anatomi antara mahasiswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi dengan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Jika
terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok mahasiswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi dengan kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi
belajar rendah tersebut, maka motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi
belajar anatomi.
3. Interaksi pengaruh media VCD dan Overhead Projector (OHP) dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar anatomi.
Penggunaan pendekatan pembelajaran bermedia yang tepat akan
menjadikan mahasiswa lebih memahami setiap materi yang dipelajari karena
menggunakan pendekatan pembelajaran yang sistematis sehingga proses
pembelajaran lebih efektif dan efisien serta tercapainya tujuan pembelajaran.
Dengan mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata.
Mahasiswa akan mudah memahami materi pelajaran anatomi yang berupa
gambar-gambar anatomi tiga dimensi sehingga menyerupai aslinya yang
sedang dipelajari dalam proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan dan
penggunaan media dalam pembelajaran anatomi akan berpengaruh pada
kelancaran proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran diasumsikan
mudah tercapai yang akan berakibat pada peningkatan prestasi belajar
anatomi.
Dengan motivasi belajar maka mahasiswa yang menerima rangsangan
maka dari dalam dirinya akan tumbuh pilihan-pilihan untuk berbuat sesuatu.
Hal tersebut merupakan faktor pendorong belajar yang berasal dari dalam diri
mahasiswa. Dengan demikian, pantas diduga bahwa ada interaksi antara
68
pendekatan pembelajaran bermedia dan motivasi belajar mahasiswa akan
berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Pengaruh antara
variable penelitian disajikan pada table konstelasi pengaruh motivasi belajar
dan penerapan pendekatan pembelajaran bermedia terhadap prestasi belajar
mata pelajaran anatomi dibawah ini.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat di visualisasikan sebagai
berikut:
Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Mengamati
Prestasi Belajar Anatomi
Media OHP
Motivasi Rendah
Media VCD
Mengamati
Tinggi
Mendengarkan
Menyenangkan
69
Tabel 3. Konstelasi Pengaruh Antar Variabel
Motivasi Belajar (B)
Penerapan Media Pembelajaran (A)
VCD (A1) OHP (A2)
Motivasi Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Motivasi Rendah (B2) A1B2 A2B2
Keterangan:
A1B1: Hasil belajar mahasiswa dengan media VCD yang mempunyai motivasi
tinggi.
A2B1: Hasil belajar mahasiswa dengan media Overhead Projector (OHP) yang
mempunyai motivasi tinggi.
A1B2: Hasil belajar mahasiswa dengan media VCD yang mempunyai motivasi
rendah.
A2B2: Hasil belajar mahasiswa dengan media Overhead Projector (OHP) yang
mempunyai motivasi rendah.
D. Pengajuan Hipotesis
Dalam penelitian ini berdasarkan landasan teori maupun kerangka berpikir
yang telah dikemukakan, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara media VCD dengan
Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar anatomi
2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar tinggi
dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar anatomi.
3. Terdapat interaksi pengaruh media dan motivasi belajar mahasiswa terhadap
prestasi belajar anatomi
70
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti
Nganjuk, yang beralamat di jalan Panglima Sudirman VI Nganjuk. Penelitian
dilakukan pada bulan Oktober 2008 di Klas A dan B Semester I Tahun Ajaran
2008/2009. Penelitian diawali dengan tes IQ yang dilakukan dengan bantuan oleh
seorang psikolog untuk mendapatkan data tentang nilai skor intelegence pada
kelompok eksperimen dan kelompok control kemudian dilanjutkan dengan uji
coba instrument yang dilakukan pada kelompok lain dan dilaksanakan di bulan
September 2008. Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan pada bulan November-
Desember 2008 berdasarkan proses pembelajaran yang diatur dalam kalender
pendidikan di Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk.
Rancangan penelitian secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan, meliputi:
a. Penyusunan proposal, pembuatan instrument, pengambilan sampel,
perijinan dan uji coba instrument penelitian yang dilaksanakan bulan
September di Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk.
b. Menyediakan media pembelajaran yaitu VCD dan Overhead Projector
(OHP)
c. Pembuatan satuan pelajaran (silabus)
d. Menyamakan asumsi dosen yang melaksanakan eksperimen lebih kurang
selama 2 minggu.
70
71
2. Tahap Pelaksanaan eksperimen, penggumpulan data dan analisis data.
a. Menetukan variable eksperimen dan variable control secara acak
b. Kelompok eksperimen dikenai perlakuan menggunakan media VCD
rencana dilakukan selama 14 x pertemuan.
c. Kelompok eksperimen dikenai perlakuan menggunakan media Overhead
Projector (OHP) rencana dilakukan selama 14 x pertemuan.
d. Mengadakan 1 kali pre test serta 1 kali post test hasil belajar pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, selanjutnya data akan
dikumpulkan untuk dianalisis pada bulan November-Desember 2008.
3. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian mulai BAB I sampai BAB V yang
dilaksanakan bulan Desember 2008.
Untuk memperjelas pembagian waktu penelitian, maka peneliti membuat
jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 4. Jadwal Kegiatan
Nama Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan
Persiapan
1. Perijinan
2. Penyusunan instrumen
Pelaksanaan
1. Karakteristik responden
2. Pengukuran motivasi
3. Pengamatan penggunaan media
VCD dan OHP
72
4. Pengolahan data/analisis
5. Seminar hasil
6. Ujian Tesis
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.
Sasaran kegiatan penelitian dicapai apabila penelitian yang dilakukan
menggunakan metode yang tepat. Menurut Hadari Nawawi (1993: 61), “metode
berarti cara untuk mencapai tujuan penelitian yaitu untuk memecahkan masalah”.
Metode penelitian digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
teknik tertentu, sehingga metode penelitian merupakan cara menemukan,
mengembangkan, menguji kebenaran obyek penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Pendekatan eksperimen
dilaksanakan dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang
segaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi faktor yang mengganggu.
Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk melihat sebab akibat dari perlakuan
penerapan pendekatan pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector
(OHP) terhadap prestasi belajar mata pelajaran anatomi di tinjau dari motivasi
belajar mahasiswa.
73
1. Desain Penelitian
Menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian diperlukan suatu
desain penelitian yang sesuai dengan kondisi dan memiliki keseimbangan dengan
penelitian yang dilakukan. Desain penelitian yang dipergunakan harus mengikuti
metode penelitian. Menurut Moh. Nazir (2000: 99), “desain penelitian merupakan
serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian ataupun hanya mengenai pengumpulan dan analisa data”.
Rancangan atau Desain penelitian dengan menggunakan desain faktorial 2
x 2, dimana masing-masing variabel bebas mempunyai dua nilai. Variabel bebas
pertama (X1) penerapan media pembelajaran VCD dan Overhead Projector
(OHP) yang di manipulasi disebut variable eksperimental sedangkan variable
bebas kedua (X2) motivasi belajar dibagi menjadi dua tingkatan disebut variable
atribut. Pengaruh perlakuan eksperimen terhadap variable terikat (Y) prestasi
belajar mata pelajaran anatomi dinilai setiap tingkatan. Untuk lebih jelasnya,
desain faktorial 2 x 2 sebagai berikut.
Tabel 5. Rancangan Analisis Desain Faktorial 2 x 2
Motivasi Belajar (B) Penerapan Media Pembelajaran (A)
VCD (A1) OHP (A2)
Motivasi Tinggi (B1) A1B1 A2B1
Motivasi Rendah (B2) A1B2 A2B2
Keterangan:
A : Media pembelajaran
A1 : Media VCD
74
A2 : Media Overhead Projector (OHP)
B : Motivasi Belajar
B1 : Motivasi Belajar Tinggi
B2 : Motivasi Belajar Tinggi
A1B1 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran
VCD yang mempunyai motivasi tinggi.
A2B1 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran
Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi tinggi.
A1B2 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran
VCD yang mempunyai motivasi rendah.
A2B2 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran
Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi rendah.
2. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian perlu di identifikasikan dan
diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan tergantung dari luas dan
sempitnya penelitian yang dilakukan. Menurut Moh. Nazir (2000: 149), “variabel
adalah konsep yang mempunyai bermacam nilai, sehingga variabel merupakan
sifat karakteristik yang mempunyai nilai numeric atau kategori”. Dalam penelitian
ini ada beberapa variabel yang ditetapkan oleh peneliti sebelum memulai
pengumpulan data.
Penelitian ini melibatkan dua variable bebas dan satu variable terikat,
untuk lebih jelasnya tiga variabel tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Variabel bebas pertama (X1) adalah: (1). penerapan media pembelajaran VCD
dan (2). Penerapan media pembelajaran Overhead Projector (OHP). Ini
merupakan variabel aktif (variabel yang dimanipulasi).
75
b. Variabel bebas kedua (X2) adalah motivasi mahasiswa, yang terdiri dari: (1)
motivasi tinggi dan (2) motivasi rendah yang tidak di manipulasi, namun
dimasukkan dalam desain penelitian untuk dijadikan variable moderat,
sehingga dapat dilihat interaksinya dengan variable aktif dalam mempengaruhi
variabel terikat. Motivasi belajar termasuk jenis data sinambung yaitu ordinal.
Penyebaran instrument berupa motivasi belajar yang terdiri dari item soal
yang disusun berdasarkan kisi-kisi motivasi belajar. Pengabungannya
dilakukan perhitungan skor rata-rata dari hasil tes motivasi, skor rata-rata
digagungkan pada siswa yang memiliki motivas tinggi, sedangkan skor-skor
yang sama atau berada dibawah mean digabungkan pada motivasi rendah.
c. Variable terikat (Y) adalah prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Prestasi
belajar mata pelajaran anatomi termasuk jenis data sinabung yaitu data
interval. Penyebaran instrument berupa tes evaluasi mata pelajaran anatomi
dengan menggunakan tes obyektif.
C. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
Variabel penerapan media pembelajaran VCD dan Overhead Projector
(OHP) (X1) sebagai variabel bebas pertama. Penerapan media pembelajaran
merupakan pendekatan pembelajaran yang menghubungkan atau mengaitkan
materi pembelajaran dengan situasi nyata, sehingga siswa mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam keseharian,
sedangkan penerapan media pembelajaran bermedia merupakan penerapan
pendekatan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran berupa VCD
dan Overhead Projector (OHP) dalam kegiatan pembelajaran.
76
Definisi konseptual variabel pendekatan pembelajaran bermedia VCD
adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan atau mengaitkan materi
pembelajaran dengan situasi nyata disertai dengan penggunaan media VCD yang
mampu menyampaikan bentuk informasi gambar, suara dan gerakan berisi pesan
berupa fakta bersifat informative dan instruksional.
Definisi konseptual variabel penerapan pembelajaran bermedia Overhead
Projector (OHP) adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi
pembelajaran dengan menggunakan media Overhead Projector (OHP) yang
merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau
tulisan pada dan transparansi film yang diletakkan diatas Overhead Projector
(OHP) dan diproyeksikan ke layar, sehingga diperoleh gambar/tulisan yang lebih
besar dari aslinya. Kemampuan projector memperbesar gambar/tulisan membuat
media ini berguna untuk menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan
pada semua jenjang. Overhead Projector (OHP) dirancang untuk dapat digunakan
di depan kelas sehingga dosen dapat selalu berhadapan atau menatap mahasiswa.
Secara operasional variable penerapan media pembelajaran bermedia VCD dan
Overhead Projector (OHP) diperoleh dari pelaksanaan eksperimen dalam bentuk
proses pembelajaran anatomi dengan penerapan pembelajaran bermedia VCD
pada kelompok eksperimen dan penerapan pendekatan pembelajaran bermedia
Overhead Projector (OHP) pada kelompok kontrol.
Variable motivasi mahasiswa sebagai variable bebas kedua (X2). Definisi
konseptual motivasi merupakan suatu energi pendorong yang dapat mengerakkan
dan menumbuhkan keinginan untuk belajar mahasiswa. Tanpa adanya pendorong
atau pengerak, sangat sedikit keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Selain itu
77
motivasi belajar mahasiswa merupakan cara mahasiswa dalam belajar, dimana
motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara
sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.
Motivasi sebagai proses psikologis yang timbul sebagai akibat faktor dari dalam
diri seseorang itu sendiri yang disebut unsur instrinsik atau faktor dari luar disebut
ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan memiliki banyak energy
untuk melakukan kegiatan belajar, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi
rendah akan mempunyai sedikit energy untuk belajar.
Variable prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebagai variable terikat
(Y). Definisi konseptual variable prestasi belajar mata pelajaran anatomi yaitu
adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan
hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
D. Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti dalam
pengumpulan data. Dalam penelitian ini terdapat dua instrument penelitian, yaitu
instrument penelitian berupa angket untuk menjaring motivasi belajar mahasiswa
dan instrument tes untuk mengungkapkan prestasi belajar mahasiswa pada mata
pelajaran anatomi.
Menurut Sanapiah Faisal (1994: 9) “alat pengumpul data berupa angket
berfungsi mewakili peneliti untuk menanyakan jawaban responden sehubungan
dengan informasi yang dikumpulkan”. Angket atau kuesioner dalam penelitian ini
disusun berdasarkan indikator teori-teori atau konsep mengenai motivasi belajar
yang dikemukakan oleh para ahli yang dikhususkan pada motivasi belajar
78
disekolah. Pernyataan disusun menggunakan skala Rensis Likert, terdiri empat
jawaban. Pada pernyataan positif setiap jawaban responden mendapat skor dalam
interval 1-4, untuk penghitungannya adalah sebagai berikut: (a) Sangat Setuju
(SS) nilai angka 4; (b) Setuju (S) nilai angka 3; (c) Tidak Setuju (TS) nilai angka
2; (d) Sangat Tidak Setuju (STS) nilai angka 1. Pada pernyataan negatif setiap
jawaban responden mendapat skor dalam interval 1-4, untuk penghitungannya
adalah sebagai berikut: (a) Sangat Setuju (SS) nilai angka 1; (b) Setuju (S) nilai
angka 2; (c) Tidak Setuju (TS) nilai angka 3; (d) Sangat Tidak Setuju (STS) nilai
angka 4. Dalam hubungan ini responden berfungsi sebagai pemberi keterangan
yang ditanyakan peneliti melalui angket yang disebarkan oleh peneliti.
Menurut Asnawi Zainal dan Noehi Nasution (2001: 3) “instrument tes
merupakan pertanyaan yang direncanakan untuk memperoleh informasi atribut
pendidikan yang setiap pertanyaan mempunyai jawaban benar”. Instrument
penelitian tes dalam penelitian ini adalah tes obyektif dengan bentuk multiple
choice dengan option A, B, C, D dan E. Dalam penilaian penelitian ini, setiap soal
obyektif disusun berdasarkan prestasi belajar mahasiswa yang ditekankan pada
aspek kawasan kognitif, afektif dan kawasan psikomotor (lampiran 2 hal 151).
Untuk setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk setiap jawaban salah diberi
nilai 0 dan total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor dari semua soal. Dari
alternative jawaban yang dibuat oleh peneliti, hanya ada satu jawaban yang benar
dan tepat. Tugas mahasiswa adalah memberi tanda silang pada huruf di depan
alternative jawaban yang dinyatakan benar.
79
E. Uji coba Instrumen
Instrumen penelitian yang telah selesai disusun kemudian diujicobakan
terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya beda butir-butir soal dalam instrumen penelitian. Hasil analisis uji coba
dijadikan pertimbangan untuk memutuskan apakah suatu butir soal dalam
instrumen penelitian layak atau tidak layak untuk digunakan sebagai instrumen
pengumpulan data pada penelitian yang sesungguhnya. Ujicoba instrumen dalam
penelitian ini adalah sebai berikut:
a. Tempat dan Waktu Uji Coba
Uji coba instrument penelitian berupa kuesioner (angket) dan tes
dilakukan di Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk yaitu pada
bulan Oktober 2008.
b. Subyek Uji Coba
Subyek uji coba instrument penelitian berupa kuesioner (angket) dan tes
adalah 40 mahasiswa semester II Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti
Nganjuk. Dilakukan uji coba penelitian (try out) untuk mengetahui item-item
pernyataan dalam angket apabila ada kelemahan pada instrument penelitian dan
mengetahui apakah instrument penelitian memenuhi syarat sebagai alat
pengambilan data, antara lain validitas dan reliabilitas serta mengetahui taraf
kesukaran dan daya pembeda pada butir instrument penelitian berupa tes.
80
c. Uji Coba Penelitian
Hal-hal yang berhubungan dengan masalah uji coba dapat dikemukakan
dalam setiap variable penelitian sebagai berikut:
1) Variable pertama, penerapan pendekatan pembelajaran media VCD dan
Overhead Projector (OHP).
Guna memperoleh keyakinan bahwa desain penelitian yang digunakan
cukup baik maka uji validitas yang digunakan adalah:
a) Validitas Internal
Validitas internal dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan
eksperimental benar-benar menyebabkan perubahan pada variable terikat.
Variable yang harus dikendalikan dan dilakukan uji validitas adalah pengaruh
pengukuran dan pengaruh subyek yang berbeda. Dalam penelitian ini dilakukan
pengontrolan tempat penelitian, penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol,
pemilihan sampel, tema pembelajaran, dosen yang mengajar dan subyek
penelitian.
b) Validitas Eksternal
Validitas eksternal dalam penelitian ini dilakukan melalui keseragaman
antara bahan materi pelajaran anatomi dari bahan ajar yang diajarkan kepada
mahasiswa, dosen pengajar dan kesamaan kedua kelompok kelas.
2) Variable kedua, motivasi belajar mahasiswa
a) Uji Validitas
Uji validitas merupakan kriteria seberapa jauh alat pengukur dapat
mengungkapkan dengan jitu gejala yang hendak diukur sehingga pengukur benar-
benar mengukur apa yang ingin diukur.
81
(1) Uji validitas instrument
Uji validitas instrument angket motivasi belajar mahasiswa
menggunakan validitas isi (content validity) yang memandang dari segi alat
pengukur yaitu sejauh mana isi alat pengukur dianggap dapat mengukur hal-hal
yang mewakili keseluruhan isi. Isi alat pengukur diturunkan dari teori motivasi
belajar yang dituangkan dalam kisi-kisi instrument motivasi belajar mahasiswa.
(2) Uji validitas butir
Uji validitas butir untuk mengetahui validitas angket motivasi belajar
dengan menggunakan validitas konstruk (construct validity), yaitu apabila butir-
butir soal mampu mengukur aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional.
Untuk menguji validitas butir, skor pada butir soal dikorelasikan dengan skor total
butir soal menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson.
rxy = })((}{)()({
))(()(2222 YYNXXN
YXXYN
(Sumber : Suharsini Arikunto, 2005 : 72)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
N = Jumlah skor variable X
ΣXY = Jumlah perkalian variable X dan Y
ΣX 2 = Jumlah kuadrat X
ΣY2 = Jumlah kuadrat Y
Hasil uji validitas butir motivasi belajar dengan menggunakan rumus
product moment dari pearson menunjukkan bahwa dari 45 butir soal angket
motivasi belajar mahasiswa, jumlah butir soal yang di nyatakan tidak valid
82
sejumlah 5 sehingga jumlah butir soal menjadi 40, hal ini menunjukkan derajat
validitas yang lebih besar dari koefisien α= 0,05 (data hasil olahan SPSS uji
validitas lampiran 4 hal 160).
b) Uji Reliabilitas
Merupakan keajekan alat ukur untuk mengukur kelompok tertentu dengan
hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap
subyek yang sama. Uji yang digunakan adalah koefisien Alfa Cronbach, dengan
rumus:
r11=
2
1(1
1 t
pp
k
k
(Sumber : Suharsini Arikunto, 2005 : 109)
Keterangan :
r11 = Realibilitas instrument yang dicari
∑ 2і = Jumlah varians skor tiap butir soal
k = Banyaknya butir
t2 = Variants total
Besarnya koefisien tingkat kepercayaan berkisar antara 0,000 sampai 1,000 yaitu
dapat diperhatikan pada tabel 6 dengan rincian sebagai berikut:
Table 6. Interpretasi koefisien reliabilitas motivasi
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
83
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
Hasil uji reabilitas butir motivasi belajar mahasiswa menghasilkan derajat
reabilitas yang lebih besar dari koefisien α= 0,05 (data hasil olahan SPSS uji
validitas lampiran 5 hal. 176), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa butir-
butir angket motivasi belajar adalah reliable atau dapat dipercaya.
3) Uji coba tes prestasi belajar mata pelajaran anatomi
a) Uji Validitas
(1) Uji validitas instrument
Uji validitas instrument menggunakan validitas isi yaitu cara menyusun
instrument tes berdasarkan kisi-kisi tes dan tujuan pembelajaran Anatomi.
(2) Uji validitas butir
Uji validitas butir menggunakan validitas konstruk dengan
mengkorelasikan butir yang dimaksud dengan skor total. Skor pada butir
dipandang sebagai X dan skor total sebagai Y. Untuk mengetahui validitas
masing-masing butir soal digunakan rumus korelasi Product Moment dari
Pearson.
Hasil uji validitas butir prestasi belajar mata pelajaran anatomi
menunjukkan bahwa dari 50 butir soal tes prestasi belajar mata pelajaran anatomi,
jumlah butir soal yang dinyatakan tidak valid sejumlah 10 butir sehingga jumlah
item butir soal memjadi 40, hal ini menunjukkan derajat validitas yang lebih besar
dari koefisien α= 0,05 (data hasil olahan SPSS uji validitas lampiran 4 hal 177).
84
b) Uji Reliabilitas
Merupakan keajekan alat ukur untuk mengukur kelompok tertentu dengan
hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap
subyek yang sama. Uji yang digunakan adalah koefisien Alfa Cronbach, dengan
rumus:
r11=
2
1(1
1 t
pp
k
k
(Sumber : Suharsini Arikunto, 2005 : 109)
Keterangan :
r11 = Realibilitas instrument yang dicari
∑ 2і = Jumlah varians skor tiap butir soal
k = Banyaknya butir
t2 = Variants total
Interpretasi dari koefisien reliabilitas dapat diperhatikan pada tabel 7.
Tabel 7. Interpretasi koefisien reliabilitas prestasi
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas butir prestasi belajar mahasiswa menghasilkan derajat
reliabilitas yang lebih besar dari koefisien α= 0,05 (data hasil olahan SPSS uji
85
reliabilitas lampiran 5 hal. 178), sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa butir-
butir soal prestasi belajar mahasiswa adalah reliable atau dapat dipercaya.
Setelah melakukan analisis sementara validitas dan reliabilitas dari uji
coba instrumen (try out), hasilnya dapat diperhatikan dalam tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Tabel hasil analisis validitas dan reliabilitas dalam penelitian
VARIABEL ΣSOAL
ΣVALID
ΣINVALID
r 11 KET
Motivasi 45 40 No: 11, 18, 28, 31, 39 (5)
0.870 Tinggi
Prestasi 50 45 No: 4, 11, 14, 21, 33, 44, 46, 47, 49, 50
(10)
0,945 Tinggi
c) Analisis Butir Soal
(1) Indeks kesukaran soal
Soal tes yang baik adalah soal tes yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang mahasiswa mempertinggi
usaha memecahkan soal tes. Sebaliknya soal tes yang terlalu sukar menyebabkan
hilangnya semangat mencoba karena di luar kemampuan. Bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya soal tes disebut indeks kesukaran. Rumus yang
dipergunakan untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
P = JS
B
(Sumber : Suharsimi Arikunto, 2005: 208)
Dimana:
P : Indeks kesukaran soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : Banyak responden yang mengikuti tes
86
Setelah diperoleh nilai p dari hasil perhitungan lalu diadakan interpretasi
dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks kesukaran soal seperti pada tabel
9 berikut ini:
Tabel. 9. Interpretasi indeks kesukaran soal
P Interpretasi
0,00-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70- 1,00 Mudah
Hasil rangkuman indeks kesukaran (lampiran 7 hal. 195) dapat
disimpulkan bahwa; (1) soal dengan P 0,00 sampai 0,30 yang disebut soal sukar
dalam analisis butir soal ini tidak ditemukan; (2) soal dengan P 0,30 samapi 0,70
yang disebut soal sedang dalam analisis butir soal ini berjumlah 30 soal; (3) soal
dengan P 0,70 sampai 1,00 yang disebut soal mudah dalam analisis butir soal ini
berjumlah 15 soal. Sehingga indeks kesukaran dalam butir-butir soal dapat
memenuhi persyaratan untuk melakukan penelitian dengan instrument tes.
(2) Indeks daya beda soal
Daya pembeda soal dalam tes adalah kemampuan soal tes untuk
membedakan antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan membedakan
antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan mahasiswa yang
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks daya beda adalah sebagai berikut:
87
D = A
A
J
B-
B
B
J
B= PA- PB
(Sumber: Suharsini Arikunto, 2005: 213)
Keterangan :
J A = Banyaknya peserta kelompok atas
J B = Banyaknya peserta kelompok bawah
B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA= A
A
J
B= Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar
PB= B
B
J
B= proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar
Interpretasi dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks daya
beda/diskriminasi seperti pada label 8 berikut ini:
Tabel 10. Interpretasi indeks daya beda soal
D Interpretasi
0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
0,70- 1,00 Sangat baik
Hasil rangkuman indeks diskriminasi (lampiran 6 hal 198) dapat
disimpulkan bahwa; (1) Daya pembeda antara 0,00 sampai 0,20 yang berarti jelek
88
dalam analisis butir soal ini tidak ditemukan; (2) Daya pembeda antara 0,20
samapi 0,40 yang berarti cukup dalam analisis butir soal ini berjumlah 15 soal;
(3) Daya pembeda antara 0,40 samapi 0,70 yang berarti baik dalam analisis butir
soal ini berjumlah 25 soal; (4) Daya pembeda antara 0,70 sampai 1,00 yang berati
baik sekali dalam analisis butir soal ini berjumlah 5 soal; (5) Daya pembeda
negative yang berarti tidak baik dalam analisis butir soal ini diketemukan.
Sehingga indeks diskriminasi dalam butir soal tes dapat memenuhi persyaratan
penelitian dengan instrument tes.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi berhubungan dengan masalah sumber data yang disebut populasi
dan sampel penelitian. Penentuan sumber data tergantung pada masalah yang akan
diteliti serta hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Menurut Sugiyono (2006:
89), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik”. Sehingga populasi penelitian merupakan
suatu kelompok individu yang diselidiki tentang aspek-aspek yang terdapat dalam
kelompok. Aspek-aspek yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah pengaruh
pendekatan pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP),
motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran anatomi fisiologi. Dalam penelitian
ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa Prodi D III Keperawatan
STIKes Satria Bhakti Nganjuk Semester I klas A dan B tahun ajaran 2008/2009
yang berjumlah 159 Mahasiswa.
89
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2001:109), “sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Suatu penelitian tidak perlu meneliti semua anggota
dalam populasi karena mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan
waktu, biaya, tenaga, dan pikiran peneliti, maka tidak mungkin seluruh populasi
dikenakan penelitian sehingga sampel adalah wakil dari populasi yang akan
diteliti. Untuk mengatasinya maka perlu ditetapkan sampel representative yang
dapat mewakili populasi. Penelitian ini merupakan penelitian sampel karena
mengambil wakil dari populasi kemudian digeneralisasikan untuk mengambil
kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.
Cara pengambilan sampel dilakukan dengan beberapa langkah yaitu
sebagai berikut:
a. Memilih sekolah dengan menggunakan purposive sampling
Pada penelitian ini untuk memilih sekolah tempat penelitian, penarikan
sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu penetapan sampel
kelompok. Dalam penelitian ini tidak memilih individu secara langsung, tetapi
menetapkan sekolah dengan pertimbangan; 1). Akreditasi B pada Prodi D III
Keperawatan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan 2). Nilai mata
pelajaran anatomi rendah.
b. Memilih tingkat kelas dengan menggunakan purposive sampling
Pengambilan sampel penelitian ini menetapkan mahasiswa Prodi D III
Keperawatan semester I dipilih sebagai kelas penelitian dengan pertimbangan;
Sesuai dengan kalander pembelajaran sedang mendapatkan materi pelajaran
anatomi.
90
c. Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan
secara randomisasi yaitu Prodi D III Keperawatan semester I klas A STIKes
Satria Bhakti Nganjuk dipilih sebagai kelompok eksperimen dengan penerapan
pendekatan pembelajaran bermedia VCD, sedangkan semester I klas B sebagai
kelompok kontrol dengan pendekatan pembelajaran bermedia Overhead Projector
(OHP). Untuk menentukan besarnya jumlah sampel kelas menggunakan taktik
penarikan sampel purposive proportional random sampling. Purposive
proportional random sampling diperoleh dengan cara mengambil sejumlah
anggota populasi dari berbagai strata populasi sehingga setiap strata dalam
populasi terwakili oleh anggota dari masing-masing populasi dengan mengambil
besar kecilnya perimbangan populasi yang setara. Teknik purposive proportional
random sampling digunakan agar masing-masing sub populasi memperoleh
kesempatan untuk dipilih sebagai sampel penelitian sehingga hasil yang dicapai
lebih representative, karena teknik pengambilan sampel harus secara maksimal
memungkinkan diperolehnya sampel representative. Untuk itu dikenal dua jenis
teknik penentuan sampel yaitu: (1) penentuan sampel acak (random sampling),
yang memiliki kemungkinan tinggi menetapkan sampel yang representative; (2)
Penentuan sampel tak acak (non-random sampling), yang rendah
kemungkinannya menghasilkan sampel yang representative karena tidak semua
subyek populasi mendapatkan kemungkinan (probabilitas) yang sama untuk
dijadikan anggota sampel. Pengambilan sampel penelitian ini didasarkan
pembatasan. Suharsimi Arikunto (2001: 112) yang mengungkapkan “untuk
sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
91
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan, jika jumlah
subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Agar sub
populasi memperoleh kesempatan dipilih sebagai sampel penelitian sehingga
hasilnya representative, peneliti mengambil 25% lebih dari jumlah sub populasi
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 11. Diskripsi Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
No STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Prodi D III Keperawatan
Jumlah
Populasi
Jumlah
Sampel
1 Semester I Klas A 80 38
2 Semester I Klas B 79 37
Jumlah 159 73
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik propotional random
sampling menetapkan kelas IA sebagai kelas penelitian, sehingga berdasarkan
langkah-langkah teknik pengambilan sampel diatas, diperoleh D III Keperawatan
kelas IA berjumlah 38 sebagai kelompok eksperimen dengan penerapan
pendekatan pembelajaran kontekstual bermedia VCD, sedangkan kelas IB
berjumlah 37 sebagai kelompok kontrol dengan penerapan pendekatan
pembelajaran kontekstual bermedia OHP.
Untuk membuktikan bahwa berkualifikasi setara maka diperlukan data
yang dapat dipercaya, data yang diambil adalah nilai tes intelegence (tes IQ) yang
dilakukan dengan bantuan psikolog yang diuji dengan teknik t-tes untuk sampel
yang berasal dari populasi yang sama.
92
Table 12. Data Statistik Uji t
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
IQ B 37 94.92 7.414 1.219
A 38 96.16 8.166 1.325
Tabel 13. Data Analisis Uji t
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
IQ Equal variances assumed
.009 .925 -.687 73 .494 -1.239 1.802 -4.831 2.353
Equal variances not assumed
-.688 72.650 .493 -1.239 1.800 -4.827 2.349
Dari hasil analisis yag dibantu dengan program computer statistic SPSS
for windows series 16.0 dapat diketahui bahwa harga t pada equal varians
assumend yakni -0.687 dengan tingkat signifikasi 0.494. Kenyataan ini
menunjukan bahwa pada dasarnya rata-rata hasil tes intelegence kelas IA dan rata-
rata hasil tes intelegence kelas IB adalah sama saja (tidak berbeda). Atas dasar
proporsional jumlah siswa yang ada untuk dianalisis 75 terdiri dari 38 mahasiswa
kelompok eksperimen dan 37 mahasiswa kelompok control. Data uji t rata-rata
hasil tes intelegence kelas IA dan IB dapat dilihat pada lampiran 1 hal. 141-142.
93
D. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Pembelajaran
Pada tahap persiapan pembelajaran ini, peneliti dan dosen mempersiapkan
hal-hal yang diperlukan dalam proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung
dikelas, antara lain yaitu rancangan rencana pembelajaran, silabus dan sistem
penilaian, media pembelajaran, kisi-kisi angket motivasi belajar dan kisi-kisi tes
prestasi belajar mata pelajaran anatomi.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Uji coba atau try out instrument penelitian yaitu berupa instrument angket
untuk menjaring data mengenai motivasi belajar mahasiswa dan instrument tes
untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar mata pelajaran anatomi.
b. Kegiatan pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran bermedia VCD
dan Overhead Projector (OHP). Sistem pembelajaran bermedia merupakan
pendekatan pembelajaran yang menghubungkan atau mengaitkan materi
pembelajaran dengan situasi nyata disertai dengan menggunakan media VCD
dan Overhead Projector (OHP) sebagai penunjang materi pembelajaran dalam
mentransfer ilmu pengetahuan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran bermedia adalah:
1) Penjelasan prosedur pembelajaran mulai dari tujuan pembelajaran sampai
dengan evaluasi pembelajaran
2) Penyajian materi anatomi dengan media pembelajaran VCD dan Overhead
Projector (OHP)
94
3) Diskusi atau kegiatan kelompok
4) Pemantapan dan pengembangan materi
5) Pelaksanaan tugas individual
Langkah-langkah proses kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan pembelajaran bermedia secara lengkap berpedoman pada rancangan
rencana pembelajaran (lampiran 6 hal. 183-242)
3. Pasca Eksperimen
Pada tahap pasca eksperimen ini, setelah diberikan perlakuan (treatment)
maka kedua kelompok mahasiswa yaitu sejumlah 75 mahasiswa diberikan tes
akhir (post test) yang bertujuan untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar
mata pelajaran anatomi dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah
mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran bermedia yang berbeda.
E. Teknik pengumpulan Data
Data yang terkumpul digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian
hipotesis yang di rumuskan. Oleh karena itu, pengumpulan data dilakukan dengan
sistematis sesuai dengan identifikasi masalah penelitian. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket
untuk menjaring data mengenai motivasi belajar mahasiswa dan teknik
pengumpulan data berupa tes untuk mengetahui pencapaian prestasi belajar mata
pelajaran anatomi.
95
1. Kuesioner (angket)
Teknik pengumpulan berupa angket untuk mengumpulkan data variable
motivasi belajar mahasiswa. Menurut Sanapiah Faisal (1994: 2). “cirri khas
angket terletak pada pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang
disebarkan untuk mendapatkan informasi dari responden”. Penyebaran angket
bertujuan untuk untuk memberikan daftar pernyataan guna memperoleh informasi
yang dibutuhkan peneliti berdasarkan kisi-kisi motivasi belajar meliputi motivasi
tinggi dan motivasi rendah (lampiran 2 hal 147), kemudian menghimpun kembali
setelah diisi responden. Daftar pertanyaan angket bukan dimaksudkan untuk
menguji kemampuan responden melainkan untuk menggali keterangan dari
responden.
2. Tes
Teknik pengumpulan berupa tes untuk mengumpulkan data variable
prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Menurut Suharsimi Arikunto (2001: 127).
“tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengukur suatu dengan
aturan tertentu”. Tes dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data
tentang prestasi belajar mata pelajaran anatomi dengan menetapkan item yang
diperlukan untuk mengungkapakan data tentang prestasi belajar mata pelajaran
anatomi. Teknik pengumpulan data berupa tes dalam penelitian ini mengunakan
tes tertulis sebagai alat pengukur dengan bentuk tes obyektif dengan bentuk tes
pilihan ganda (multiple choice) yang disusun berdasarkan kisi-kisi tes prestasi
belajar mata pelajaran anatomi fisiologi (lampiran 2 hal. 151). Bentuk tes
96
obyektif berupa tes pilihan ganda memberikan skor berupa angka, sehingga tidak
dipengaruhi sikap subyektifitas dari tester.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dari penelitian terdiri dari dua yaitu analisis deskriptif dan
analisis inferensial. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data melalui
table data distribusi frekuensi dan histogram. Analisis inferensial digunakan untuk
menguji hipotesis. Dalam analisis data diadakan uji persyaratan sebagai berikut:
1. Uji Persyaratan
Untuk menganalisis data dilakukan uji persyaratan mengenai varians
populasi terlebih dahulu. Uji persyaratan digunakan untuk mengetahui normalitas
dan homogenitas varians populasi agar analisis varians (anava) dapat digunakan.
Uji kenormalan sampel digunakan dengan menggunakan teknik uji Kolmogorof-
Smirnov sedangkan untuk menguji homogenitas varians populasi mengunakan uji
levene’s test. Proses perhitungan uji persyaratan dilakukan dengan menggunakan
alat bantu komputer serial SPSS for windows series 16.0. (lampiran hal. 292-298).
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis diajukan untuk mengolah data berupa angka sehingga
ditarik keputusan logistic. Untuk menguji hipotesis dalam pengolahan data
digunakan teknik analisis varians dua jalur (lampiran 14 hal. 299-298), karena
teknik anava dua jalur dipakai untuk menguji perbedaan dua means atau lebih,
kemudian dilanjutkan uji scheffee (lampiran 15 hal. 302-309) untuk mengetahui
97
perbedaan rata-rata taraf perlakuan yang paling tinggi pengaruhnya terhadap
prestasi belajar mata pelajaran anatomi dengan seksama. Rumus statistic yang
digunakan sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah kuadrat total (JKt) antar A (JKA), antar B (JKB), interaksi
AxB (JKAB), dan dalam kelompok (JKd).
b. Menghitung derajat kebebasan total (dbt), antar A (dbA), antar B (dbB),
interaksi AxB (dbAB), dan kelompok (dbd)
c. Menghitung rata-rata kuadrat antar A (RKA) antar B (JKB), interaksi AxB
(JKAB), dan dalam kelompok (JKd).
d. Menghitung rasio FA, FB, dan FAB
Kriteria pengujian: diterima Ho jika Fo < F table atau ditolak Ho jika Fo > F
table.
e. Hipotesis statistic yang diajukan adalah sebagai berikut:
1) Ho : µPBMV = µPBMO
H1 : µPBMV > µPBMO
2) Ho : µGBT = µGBR
H1 : µGBT > µGBR
3) Ho : PB x MB=0
H1 : PB x MB≠0
Keterangan:
PPMV : Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD
PPMO : Pendekatan Pembelajaran Bermedia Overhead Proyektor (OHP)
GBT : Motivasi Belajar Tinggi
GBR : Motivasi Belajar Rendah
98
PB : Pendekatan Pembelajaran Bermedia
MB : Motivasi Belajar
Agar lebih efektif hasilnya, pengolahan data dan analisis data dalam
penghitungannya dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer serial
SPSS for Windows series 16.0.
99
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan
analisis, pengujian hipotesis serta keterbatasan penelitian. Data hasil penelitian akan
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan diagram. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan teknik analsis vectorial (anava), dan uji lanjut setelah hipotesis
penelitian terbukti dengan menggunakan teknik uji Scheffe.
A. Deskripsi Data
Berikut ini disajikan secara berurutan deskripsi data prestasi belajar anatomi
melalui media VCD baik terhadap mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
maupun rendah dan deskripsi data prestasi belajar anatomi melalui media Overhead
Projector (OHP) baik terhadap mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
maupun rendah dapat dilihat pada table rangkuman prestasi belajar anatomi berikut
ini.
99
100
Tabel 13. Rangkuman Data Prestasi Belajar Anatomi
GayaKognitif
SumberStatistik
Pendekatan Pembelajaranbermedia Jumlah
VCD(A1) OHP(A2)
Motivasi Tinggi(B1)
n 22 17 39
Σx 1299 1438 2737
Σx2 99901 99620 199521
X 76.41 68.47 72.44
Motivasi Rendah
(B2)
n 16 20 36
Σx 1592 1054 2646
Σx2 122104 70644 192748
X 75.80 65.87 70.84
Jumlah
n 38 37 75
Σx 2891 2492 5383
Σx2 222005 170264 392269
X 76.11 67.17 71.64
Keterangan:
N = Besar Sampel
∑x = Jumlah Skor
∑x2 = Jumlah Skor Kuadrat
X = Skor Rata-rata
101
1. Data Prestasi Anatomi dengan Media VCD secara Keseluruhan (A1)
Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media
VCD secara keseluruhan (lampiran 12 hal. 282) menunjukan skor tertinggi prestasi
belajar anatomi sebesar 90 dan terendah 52 memiliki rentang 38 dari n = 38 jumlah
seluruh nilai data 2891. Dari perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer
program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 76.08 simpangan baku (SD) 7.463
dan varian 55.696.
Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan media VCD secara
keseluruhan dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 6
berikut ini.
Gambar 6. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomidengan Media VCD Secara Keseluruhan (A1)
2. Data Prestasi Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) secara
Keseluruhan (A2)
Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media
Overhead Projector (OHP) secara keseluruhan (lampiran 12 hal. 282) menunjukan
skor tertinggi prestasi belajar anatomi sebesar 80 dan terendah 50 memiliki rentang
102
30 dari n = 37 jumlah seluruh nilai data 2492. Dari perhitungan statistic yang dibantu
dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 67.35 simpangan
baku (SD) 8.206 dan varian 67.345.
Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan media Overhead
Projector (OHP) secara keseluruhan dan penyebaran data dapat dilihat dalam
histogram pada gambar 7 berikut ini.
Gambar 7. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) Secara Keseluruhan (A2)
3. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Tinggi secara Keseluruhan
(B1)
Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan motivasi
belajar tinggi secara keseluruhan (lampiran 12 hal. 282) menunjukkan skor tertinggi
prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebesar 84 dan terendah 50 memiliki rentang
34 dari n = 38 jumlah seluruh nilai data 2737. Dari perhitungan statistic yang dibantu
dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 72.03 simpangan
baku (SD) 8.029 dan varian 64.459.
103
Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan motivasi belajar
tinggi secara keseluruhan dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada
gambar 8 berikut ini.
Gambar 8. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan dengan Motivasi Belajar Tinggi secara Keseluruhan (B1)
4. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Rendah secara Keseluruhan
(B2)
Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan motivasi
belajar rendah secara keseluruhan (lampiran 12 hal. 282) menunjukan skor tertinggi
prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebesar 90 dan terendah 50 memiliki rentang
40 dari n = 37 jumlah seluruh nilai data 2646. Dari perhitungan statistic yang dibantu
dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 71.51 simpangan
baku (SD) 9.893 dan varian 97.868.
Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan motivasi belajar
rendah secara keseluruhan dan penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada
gambar 9 berikut ini.
104
Gambar 9. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Motivasi Belajar Rendah secara Keseluruhan (B2)
5. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang
Memiliki Motivasi Tinggi secara Keseluruhan (A1B1)
Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan penerapan
media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (lampiran 12 hal.
287) menunjukan skor tertinggi prestasi belajar anatomi sebesar 84 dan terendah 64
memiliki rentang 20 dari n = 17 jumlah seluruh nilai data 1299. Dari perhitungan
statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean
sebesar 76.41 simpangan baku (SD) 6.335 dan varian 40.132.
Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan penerapan media
VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan penyebaran data
dapat dilihat dalam histogram pada gambar 10 berikut ini.
105
Gambar 10. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi secara Keseluruhan (A1B1)
6. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang
Memiliki Motivasi Rendah secara Keseluruhan (A1B2)
Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media
VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi (lampiran 12 hal. 287)
menunjukan skor tertinggi prestasi belajar anatomi sebesar 90 dan terendah 52
memiliki rentang 38 dari n = 21 jumlah seluruh nilai data 1592. Dari perhitungan
statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean
sebesar 75.81 simpangan baku (SD) 8.412 dan varian 70.762.
Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada
mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan penyebaran data dapat dilihat
dalam histogram pada gambar 11 berikut ini.
106
Gambar 11. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendahsecara Keseluruhan (A1B2)
7. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP)
pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi secara Keseluruhan (A2B1)
Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan penerapan
pendekatan pembelajaran bermedia Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi (lampiran 12 hal. 287) menunjukan skor tertinggi
prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebesar 80 dan terendah 52 memiliki rentang
30 dari n = 21 jumlah seluruh nilai data 1438. Dari perhitungan statistic yang dibantu
dengan komputer program statistic SPSS diperoleh mean sebesar 68.48 simpangan
baku (SD) 7.587 dan varian 57.562.
Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi dengan media Overhead
Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan
penyebaran data dapat dilihat dalam histogram pada gambar 12 berikut ini.
107
Gambar 12. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi secara Keseluruhan (A2B1)
8. Data Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP)
pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah secara Keseluruhan
(A2B2)
Data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media
Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
(lampiran 12 hal. 287) menunjukan skor tertinggi prestasi belajar anatomi sebesar 78
dan terendah 50 memiliki rentang 28 dari n= 16 jumlah seluruh nilai data 1054. Dari
perhitungan statistic yang dibantu dengan komputer program statistic SPSS diperoleh
mean sebesar 65.88 simpangan baku (SD) 8.988 dan varian 80.783.
Distribusi frekuensi skor prestasi belajar anatomi media Overhead Projector
(OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan penyebaran data
dapat dilihat dalam histogram pada gambar 13 berikut ini.
108
Gambar 13. Grafik Histogram Sebaran Frekuensi Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah secara Keseluruhan (A2B2)
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis meliputi dua hal yaitu pengujian normalitas
dan pengujian homogenitas data. Rincian pelaksanaan kedua pelaksanaan pengujian
persyaratan analisis data sebagai berikut:
1. Pengujian Normalitas
Untuk melakukan uji normalitas distribusi data dalam penelitian ini digunakan
uji Kolomogorof-Smirnov (K-S). Normalitas distribusi skor variable hasil penelitian
di uji dengan berbagai teknik tergantung dari jenis data atau bentuk distribusinya.
Data dalam penelitian ini adalah data interval, oleh karena itu teknik uji normalitas
Kolomogorof-Smirnov dipandang cocok untuk penelitian ini. Kriteria kenormalan
yang digunakan yaitu suatu distribusi nilai variable dianggap normal jika terlihat
109
seluruh nilai signifikan pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk semua
kadar lebih besar dari 0.05.
a. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD
pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi (A1B1)
Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS
16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media VCD
pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, dengan n= 22 dan taraf signifikansi
0,05 diperoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 0.487 dengan
signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α= 0, 836. Hal ini berarti nilai
signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data prestasi anatomi
dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi (α= 0.836) lebih
besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi
belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data grafik kenormalan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal. 296
b. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD
pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah (A1B2)
Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS
16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media VCD
pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dengan n= 16 dan taraf signifikansi
110
0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 0.742 dengan
signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α= 0.641. Hal ini
berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data
prestasi anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi
(α=0.641) lebih besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan asumsi kenormalan untuk data
skor prestasi belajar anatomi dengan media VCD pada mahasiswa yang memiliki
motivasi belajar rendah terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data
grafik kenormalan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal. 296
c. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead
Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Tinggi (A2B1)
Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS
16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media
Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, dengan
n= 17 dan taraf signifikansi 0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov
sebesar 1.022 dengan signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α=
0,247. Hal ini berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov
untuk data prestasi anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada
mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi (α= 0,247) lebih besar 0,05. Jadi dapat
disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi dengan
media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar
111
tinggi terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data grafik kenormalan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal 297
d. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead
Projector (OHP) pada Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Rendah (A2B2)
Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS
16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media
Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah, dengan
n= 20 dan taraf signifikansi 0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov
sebesar 0.910 dengan signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α=
0,379. Hal ini berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov
untuk data prestasi anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada
mahasiswa yang memiliki motivasi rendah (α= 0,379) lebih besar 0,05. Jadi dapat
disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi dengan
media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar
rendah terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat dilakukan. Data grafik kenormalan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal. 297
112
e. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media VCD
secara Keseluruhan (A1)
Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS
16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media VCD
pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, dengan n= 38 dan taraf signifikansi
0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 0,788 dengan
signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α= 0,563. Hal ini berarti nilai
signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data prestasi anatomi
dengan media VCD pada mahasiswa secara keseluruhan (α= 563) lebih besar 0,05.
Jadi dapat disimpulkan asumsi kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi
dengan media VCD pada mahasiswa terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat
dilakukan. Data grafik kenormalan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal.
293
f. Uji Normalitas Data Skor Prestasi Belajar Anatomi dengan Media Overhead
Projector (OHP) secara Keseluruhan (A2)
Dari perhitungan yang dibantu dengan menggunakan computer statistic SPSS
16.0 data yang dikumpulkan mengenai prestasi belajar anatomi dengan media
Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa secara keseluruhan, dengan n= 37 dan
taraf signifikansi 0,05 dipertoleh harga statistic Kolomogorof-Smirnov sebesar 1.345
dengan signifikansi kenormalan Kolomogorof-Smirnov sebesar α= 0.54. Hal ini
berarti nilai signifikansi pada uji kenormalan Kolomogorof-Smirnov untuk data
113
prestasi anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang
memiliki motivasi tinggi (α= 0.54) lebih besar 0,05. Jadi dapat disimpulkan asumsi
kenormalan untuk data skor prestasi belajar anatomi dengan media Overhead
Projector (OHP) pada mahasiswa terpenuhi, sehingga analisis variansi dapat
dilakukan. Data grafik kenormalan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 hal.
293
2. Pengujian Homogenitas
Untuk menguji homogenitas data skor prestasi anatomi dengan media VCD
dan Overhead Projector (OHP) pada mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi
maupun yang mempunyai motivasi rendah digunakan uji levene’s test. Levene’s test
of homogeneity of variance yang perhitungannya dibantu dengan computer statistic
SPSS 16.0 digunakan untuk menguji asumsi anava bahwa setiap kategori variable
independent memiliki varians sama. Jika levene’s statistic signifikan pada 0,05 maka
dapat menolak hipotesis nol yang menyatakan bahwa group memiliki varians sama.
Hasil uji levene’s test menunjukkan bahwa nilai F test 0.009 dengan signifikansi
sebesar 0,925 dan tidak signifikan pada 0,05 (p> 0,05) yang berarti tidak dapat
menolak hipotesis nol yang menyatakan varian sama sehingga dapat disimpulkan
asumsi homogenitas variansi terpenuhi. Hal ini berarti varian populasi sama. Data
hasil uji levene’s test of homogeneity of variance selengkapnya dilihat pada lampiran
13 hal. 298.
114
Setelah memperhatikan hasil pengujian kedua persyaratan analisis di atas yaitu
normalitas dan uji homogenitas, maka disimpulkan bahwa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh data penelitian sehubungan dengan teknik analisis data telah terpenuhi.
Hal ini berarti kesesuaian antara keadaan data yang diperoleh dengan teknik analisa
data serta tujuan pengolahan data dapat dipertanggungjawabkan.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diuji dengan penelitian ini adalah hipotesis perbedaan
skor prestasi belajar anatomi antara kelompok mahasiswa yang diajar melalui media
VCD dan rmedia Overhead Projector (OHP) dan motivas baik secara keseluruhan,
antara kelompok mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi maupun yang memiliki
motivasi rendah, antar sub-sub kelompok dan interaksi antara media dan motivasi
mahasiswa.
Rerata skor yang diperoleh pada tiap-tiap sel selanjutnya akan diuji secara
statistic, apakah perbedaan-perbedaan yang terjadi memang signifikan atau hanya
karena kesalahan dalam pengambilan sampel. Jika analisis membuktikan perbedaan-
perbedaan signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi mahasiswa yang
dihasilkan melalui media VCD berbeda dengan yang dihasilkan melalui media
Overhead Projector (OHP). Disamping itu akan diketahui secara meyakinkan apakah
kedua variable yaitu media dan motivasi belajar mahasiswa saling berinteraksi
terhadap hasil prestasi belajar anatomi.
115
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis vaktorial dua jalur,
kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffee untuk mengetahui kelompok mana yang
lebih unggul secara signifikan. Tujuan analisis vaktorial dua jalur adalah menyelidiki
dua pengaruh utama (main effect) dan satu pengaruh interaksi (interaction effect).
Pengaruh utama yaitu perbedaan penerapan pendekatan pembelajaran bermedia
terhadap uji prestasi belajar mata pelajaran anatomi dan motivasi belajar mahasiswa
terhadap hasil uji prestasi mata pelajaran anatomi. Pengaruh interaksi adalah
pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran bermedia terhadap uji prestasi belajar
mata pelajaran anatomi dan motivasi belajar mahasiswa terhadap hasil uji prestasi
mata pelajaran anatomi. Secara keseluruhan ringkasan hasil analisis vektorial dua
jalur termuat dalam table 14 berikut ini.
Table 14. Rangkuman Uji Analisis Varians 2x2
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Hasil Uji
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 2157.215a 3 719.072 13.593 .000
Intercept 375913.093 1 375913.093 7106.048 .000
A 1371.149 1 1371.149 25.919 .000
B 22.043 1 22.043 .417 .521
A * B 708.211 1 708.211 13.388 .000
Error 3755.931 71 52.900
Total 392269.000 75
Corrected Total 5913.147 74
a. R Squared = .365 (Adjusted R Squared = .338)
116
Keterangan:
A : Pendekatan Pembelajaran Bermedia
B : Motivasi Mahasiswa
Berdasarkan hasil perhitungan anava dua jalur, disimpulkan sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama
Perbedaan Pengaruh Media VCD dengan Overhead Projector (OHP)
Terhadap Prestasi Belajar Anatomi
Berdasarkan perhitungan analisis varians dua jalur (lihat table 11 hal.119)
menunjukkan harga F hitung sebesar 25.919 adapun F table 3.92 pada taraf
signifikansi α = 0,05. Dari hasil table tersebut tampak F hitung > F table hipotesis nol
ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar anatomi yang signifikan
anatara media VCD dengan Overhead Projector (OHP). Penerapan media VCD
terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada penerapan media Overhead
Projector (OHP). Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum prestasi
belajar VCD lebih baik dari pada media Overhead Projector (OHP).
2. Hipotesis Kedua
Perbedaan Pengaruh Motivasi Belajar yang Tinggi dan Motivasi Belajar
yang Rendah terhadap Prestasi Belajar Anatomi.
Berdasarkan perhitungan analisis varians dua jalur (lihat table 11 hal.119)
menunjukkan harga F hitung sebesar 0.417 adapun F table 3.92 pada taraf signifikansi
α = 0,05. Dari hasil table tersebut tampak F hitung < F table hipotesis nol diterima.
Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan prestasi belajar anatomi yang signifikan
117
antara mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi dan mahasiswa yang mempunyai
motivasi rendah. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi memberikan pengaruh
yang sama dengan mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa secara umum prestasi belajar anatomi pada mahasiswa yang
memiliki motivasi tinggi memberikan pengaruh yang sama dengan mahasiswa yang
memiliki motivasi rendah.
3. Hipotesis Ketiga
Interaksi Pengaruh Media dan Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap
Prestasi Belajar Anatomi
Untuk melihat ada tidaknya interaksi antara pengaruh media dan motivasi
belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar anatomi (lihat table 11 hal. 119) diperoleh
bahwa harga F hitung sebesar 13.388 adapun F table 3.92 pada taraf signifikansi α =
0,05. Dari hasil table tersebut tampak F hitung > F table hipotesis nol ditolak. Hal ini
berarti terdapat interaksi pengaruh yang signifikan. Dengan demikian hasil penelitian
menyimpulkan bahwa ada interaksi media dan motivasi belajar mahasiswa baik yang
tinggi maupun rendah terhadap pencapaian prestasi belajar anatomi maka dilakukan
uji lanjut scheffe. Hasil uji lanjut dengan scheffe disajikan pada table 11.
118
Tabel 15. Hasil Uji Scheffe
Multiple Comparisons
Uji Scheffe
(I) KLP (J) KLPMean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
A1B1 A2B1 14.82* 2.349 .000 8.09 21.54
A1B2 5.10 2.390 .217 -1.74 11.95
A2B2 7.53* 2.247 .015 1.09 13.96
A1B2 A1B1 -5.10 2.390 .217 -11.95 1.74
A2B1 9.71* 2.533 .004 2.46 16.97
A2B2 2.42 2.440 .804 -4.56 9.41
A2B1 A1B1 -14.82* 2.349 .000 -21.54 -8.09
A1B2 -9.71* 2.533 .004 -16.97 -2.46
A2B2 -7.29* 2.399 .033 -14.16 -.42
A2B2 A1B1 -7.53* 2.247 .015 -13.96 -1.09
A1B2 -2.42 2.440 .804 -9.41 4.56
A2B1 7.29* 2.399 .033 .42 14.16
Based on observed means.The error term is Mean Square(Error) = 52.900.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Keterangan:
A1 : Prestasi Belajar dengan penerapan media pembelajaran VCD
A2 : Prestasi Belajar dengan penerapan media pembelajaran Overhead Projector
(OHP)
B1 : Prestasi Belajar dengan motivasi tinggi.
B2 : Prestasi Belajar dengan motivasi rendah.
A1B1 : Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran
VCD yang mempunyai motivasi tinggi.
A2B1: Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran
Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi tinggi.
A1B2: Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran
VCD yang mempunyai motivasi rendah.
A2B2: Kelompok mahasiswa dengan perlakuan penerapan media pembelajaran
Overhead Projector (OHP) yang mempunyai motivasi rendah.
119
Dari hasil uji scheffe diatas, maka dapat dilihat perbedaannya sebagai berikut:
a. Terdapat perbedaan nilai rata-rata 14.82 pada media VCD untuk mahasiswa
dengan motivasi tinggi dengan nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar
anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan
motivasi tinggi. Dengan standart error 2.349 dengan tingkat signifikansi 0.000
(0.000 < 0.05) yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar
anatomi pada pendekatan pembalajaran bermedia VCD untuk mahasiswa dengan
motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi
dengan media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan motivasi
belajar tinggi berbeda.
b. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -5.10 pada media VCD untuk mahasiswa
dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar
anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.
Dengan standart error 2.390 dengan tingkat signifikansi 0.217 (0.217 > 0.05)
yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada
media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah dengan rata-rata
nilai hasil uji prestasi belajar mata pelajaran anatomi dengan pendekatan
pembelajaran bermedia Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan
motivasi belajar rendah tidak berbeda.
c. Terdapat perbedaan nilai rata-rata 7.53 pada media VCD untuk mahasiswa
dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar
anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.
120
Dengan standart error 2.247 dengan tingkat signifikansi 0.015 (0.015< 0.05) yang
berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada
pendekatan pembalajaran bermedia VCD untuk mahasiswa dengan motivasi
belajar rendah dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar mata pelajaran
anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan
motivasi belajar rendah berbeda.
d. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -9.71 pada media VCD untuk mahasiswa
dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar
anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.
Dengan standart error 2.533 dengan tingkat signifikansi 0.004 (0.004 < 0.05)
yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada
media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah dengan rata-rata
nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP)
untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah berbeda.
e. Terdapat perbedaan nilai rata-rata 7.29 pada media VCD untuk mahasiswa
dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar mata
pelajaran anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar
rendah. Dengan standart error 2.399 dengan tingkat signifikansi 0.033 (0.033 <
0.05) yang berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi
pada pendekatan pembalajaran bermedia VCD untuk mahasiswa dengan motivasi
belajar rendah dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi dengan
121
media Overhead Projector (OHP) untuk mahasiswa dengan motivasi belajar
rendah berbeda.
f. Terdapat perbedaan nilai rata-rata -2.42 pada media VCD untuk mahasiswa
dengan motivasi belajar tinggi dengan rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar
anatomi dengan media VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah.
Dengan standart error 2.440dengan tingkat signifikansi 0.804 (0.804 > 0.05) yang
berarti bahwa nilai rata-rata nilai hasil uji prestasi belajar anatomi pada media
VCD untuk mahasiswa dengan motivasi belajar rendah dengan rata-rata nilai hasil
uji prestasi belajar anatomi dengan media Overhead Projector (OHP) untuk
mahasiswa dengan motivasi belajar rendah tidak berbeda.
Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Scheffee
No Sumber Variansi Beda Rata-rata Nilai Signifikansi Kesimpulan
1 A1B1><A2B1 14.82 0.000 Signifikan
2 A1B1><A1B2 5.10 0.217 Tidak Signifikan
3 A1B1><A2B2 7.53 0.015 Signifikan
4 A2B1><A1B2 -9.71 0.004 Signifikan
5 A2B1><A2B2 -7.29 0.033 Signifikan
6 A2B1><A2B2 2.42 0.804 Tidak Signifikan
Sumber: Olah Data SPSS Seri 16.0 Lampiran 15 hal 302-309
122
D. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana terlihat dalam pengujian hipotesis
diatas, berikut ini dikemukakan pembahasan mengenai hasil penelitian.
1. Uji Antar Kelompok Mahasiswa yang Belajar dengan Media VCD dan
Overhead Projector (OHP)
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti
antara media VCD dan media Overhead Projector (OHP)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media VCD skor rata-rata prestasi
belajar mata pelajaran anatomi sebesar 76.11, adapun untuk kelompok mahasiswa
dengan media Overhead Projector (OHP) skor rata-rata prestasi belajar anatomi
sebesar 67.17, hal ini berarti bahwa media VCD secara keseluruhan terbukti
memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada media Overhead Projector (OHP)
dalam pencapaian prestasi pbelajar mata pelajaran anatomi.
Prinsip pembelajaran anatomi menekankan pada pencapaian prestasi belajar
anatomi yang mencakup kemampuan mahasiswa dalam hal pengetahuan yang dapat
ditunjukkan mahasiswa sebagai hasil belajar yang telah dicapai melalui kegiatan
belajar anatomi. Proses pembelajaran, dosen memilih pendekatan pembelajaran yang
tepat bagi mahasiswa dengan cara mengaitkan pembelajaran dengan gambar yang
nyata. Dengan memilih pendekatan pembelajaran secara tepat maka mahasiswa
diajak untuk mengaitkan aspek-aspek yang benar-benar mendekati aslinya.
123
Pembelajaran bermedia VCD menjadi semakin menarik karena pembelajaran
lebih mudah disampaiakan, materi pelajaran yang dipelajari lebih detail, mahasiswa
lebih mengguasai materi dan proses pembelajaran lebih hidup dan lebih terstruktur.
Selain audio visual berupa VCD, media Overhead Projector (OHP) juga dapat
menunjang proses pembelajaran anatomi. Media pembelajaran Overhead Projector
(OHP) berbentuk transparansi yang berisi ringkasan materi untuk mengembangkan
materi pembelajaran. Selain itu, Overhead Projector (OHP) juga berisi gambar-
gambar organ meskipun belum tiga dimensi yang dimaksudkan untuk meningkatkan
penguasaan dan pemahaman mahasiwa terhadap materi pembahasan. Pendekatan
pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP) sama-sama memiliki
peran yang berarti dalam meningkatkan pencapaian prestasi belajar mata pelajaran
anatomi. Namun berdasarkan penemuan hasil penelitian ini, penerapan pendekatan
pembelajaran bermedia VCD secara keseluruhan terbukti memberikan pengaruh yang
lebih baik dari pada penerapan pendekatan pembelajaran bermedia Overhead
Projector (OHP).
2. Uji Antar Kelompok Mahasiswa yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi dan
pada Interaksi Pengaruh Media dan Kelompok Mahasiswa yang Memiliki
Motivasi Belajar Rendah.
Pengujian Hipotesis kedua menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki
motivasi tinggi tidak terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dalam
124
pencapaian prestasi belajar anatomi dari pada pencapaian prestasi belajar anatomi
mahasiswa yang memiliki motivasi rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok mahasiswa dengan motivasi
tinggi skor rata-rata prestasi belajar mata pelajaran anatomi sebesar 72.44, adapun
skor rata-rata prestasi belajar anatomi dengan mahasiswa yang memiliki motivasi
rendah sebesar 71.64. Hal ini berarti motivasi mahasiswa memiliki pengaruh yang
tidak berarti terhadap pencapaian prestasi belajar anatomi.
Perbedaan prestasi belajar mahasiwa dalam mencapai prestasi belajar
anatomi, motivasi belajar mahasiswa perlu diketahui pada awal permulaan
pembelajaran kerena semua faktor yang mempengaruhi pembelajaran bergerak secara
dinamis dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Prestasi belajar
mempengaruhi bagaimana mahasiswa mempelajari materi anatomi dengan
menyenangkan serta bagaimana mahasiswa dan dosen berinteraksi dikelas dalam
proses pembelajaran anatomi. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut maka
hasil belajar mahasiswa dapat dicapai secara maksimal.
Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki kemauan yang
tinggi dan berperan aktif untuk belajar karena didorong oleh ketertarikan dan
keingintahuan mahasiswa lebih jauh terhadap mata pelajaran anatomi dalam hal ini
lebih mengarah pada kesadaran diri untuk memahami dan mengetahui lebih jauh
tentang materi pelajaran yang disampaikan untuk dapat meningkatkan prestasi yang
dicapai. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah maka prestasi belajar
yang akan dicapai mahasiswa akan relative lebih rendah. Bagi mahasiwa, motivasi
125
belajar bersifat mempengaruhi dalam hasil belajar demikian juga dosen perlu
menggunakan strategi yang tepat. Kedudukan motivasi belajar dalam pembelajaran
anatomi penting diperhatikan sebab rancangan pembelajaran yang disusun dengan
mempertimbangkan motivasi belajar berarti menyajikan materi pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki siswa untuk tujuan ketercapaian
prestasi belajar mata pelajaran anatomi. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini,
menunjukkan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi tidak terbukti
memberikan pengaruh yang lebih baik dalam pencapaian prestasi belajar anatomi dari
pada mahasiswa yang memiliki motivasi rendah. Hal ini dimungkinkan karena pada
saat dilakukan post test peneliti tidak bisa secara ketat mengintervensi pelaksanaan
post test sehingga dimungkinkan antar mahasiswa mencotek pekerjaan temannya,
membuka buku. Selain itu motivasi mahasiswa saat mengerjakan sangat dipengaruhi
oleh factor minat, suasana kelas, emosi dan kesehatan mahasiswa saat itu.
3. Uji pada Interaksi Pengaruh Media dan Motivasi Belajar Mahasiswa
terhadap Prestasi Belajar Anatomi.
Pengujian Hipotesis ketiga teruji kebenarannya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa F hitung > F table sehingga hipotesis nol ditolak, hal ini berarti terdapat interaksi
pengaruh yang signifikan antara media dan motivasi belajar mahasiswa terhadap
pencapaian prestasi belajar mata pelajaran anatomi.
Dari uraian diatas jelas ada keterkaitan antara media media yang digunakan
oleh dosen sebagai penunjang dalam pembelajaran dan motivasi yang ada pada diri
126
mahasiswa. Media yang digunakan oleh dosen yang dikemas secara menarik akan
dapat menumbuhkan motivasi dalam diri mahasiswa untuk belajar dan memahami
lebih lanjut tentang materi yang disampaikan. Dengan pemahaman yang baik dari
mahasiswa maka secara pasti akan dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa
secara optimal.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan bedasarkan metode dan prosedur penelitian
yang sudah baku sehingga hal-hal yang terkait dengan aspek metodologisnya sudah
terpenuhi. Namun tetap saja ada hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penerapan pendekatan pembelajaran bermedia dalam proses pembelajaran sesuai
yang diamanahkan dalam kurikulum masih dianggap baru oleh dosen maupun
mahasiswa. Oleh karena itu dalam pelaksanaan penerapan pendekatan
pembelajaran perlu mendapatkan pelatihan dan pemantauan di lapangan.
2. Penelitian menggunakan rancangan eksperimen yang menuntut adanya
pengendalian terhadap semua variable penelitian diluar variable yang telah
ditetapkan agar tidak mengganggu perlakuan dalam eksperimen. Sementara ada
kecenderungan subyek penelitian untuk berinteraksi diluar penelitian. Hal ini
mengakibatkan pengendalian perlakuan yang tertuju kepada mahasiswa menjadi
sulit. Disamping itu kontrol terhadap kemampuan subyek penelitian hanya
meliputi variable IQ, penilaian kemampuan dosen oleh mahasiswa dan motivasi
127
mahasiswa tanpa mengontrol variable lain, akibatnya kontrol perlakuan terhadap
mahasiswa menjadi sulit sehingga hasil penelitian dapat saja dipengaruhi oleh
variable lain di luar variable yang telah ditentutan dalam penelitian.
3. Lamanya perlakuan yang diberikan didalam penelitian relative singkat sehingga
mungkin saja perlakuan yang diberikan belum mencerminkan dengan baik hasil
uji prestasi belajar mata pelajaran anatomi.
4. Instrument yang digunakan untuk mengambil data yaitu tes prestasi belajar mata
pelajaran anatomi dan angket motivasi mahasiswa merupakan instrument buatan
peneliti sendiri, bukan merupakan instrumen yang sudah baku. Instrumen yang
sudah digunakan hanya sekali diuji cobakan sehingga masih ada beberapa butir
soal yang masih dalam batas toleransi yang digunakan.
5. Adanya keterbatasan jumlah sampel yang berakibat sampel kecil sehingga ada
kemungkinan akan mempengaruhi hasil analisis data dan pengambilan keputusan
yang tepat. Oleh karena itu generalisasi temuan penelitian belum dapat
digeneralisasikan secara umum hanya berlaku secara terbatas. Diperlukan
penelitian lebih lanjut apabila akan diterapkan pada subyek dan mata pelajaran
lain karena kemungkian hasilnya juga akan berbeda disebabkan perbedaan
karakteristik subyek penelitian.
131
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada penerapan pendekatan
pembelajaran bermedia VCD dan Overhead Projector (OHP) terhadap
prestasi belajar mata pelajaran anatomi.
Penerapan media VCD terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari
pada penerapan media Overhead Projector (OHP). Pembelajaran anatomi dengan
menggunakan VCD akan memudahkan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep,
struktur sel, jaringan, organ dan system organ karena dapat ditampilkan dalam bentuk tiga
dimensi, sehingga hal ini dapat menumbuhkan pemahaman yang baik pada ilmu anatomi.
Maka hipotesis pertama yang berbunyi terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan
antara penerapan media VCD dengan Overhead Projector (OHP) terhadap
prestasi belajar anatomi, dapat diterima.
2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar yang
tinggi dan motivasi belajar yang rendah terhadap prestasi belajar anatomi.
Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi terbukti tidak
memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki
motivasi belajar yang rendah. Mahasiswa yang memiliki motivasi yang tinggi
cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, rasa percaya diri yang tinggi,
bertanggung jawab pada tugas, mandiri dan dalam menghadapi masalah memiliki
131
132
banyak alternatif pemecahan masalah. Sebaliknya mahasiswa yang memiliki
motivasi rendah cenderung bersikap sebaliknya yaitu; tidak percaya diri dan
mengantungkan teman lainnya sehingga selalu berusaha mencontoh pekerjaan
teman disebelahnya. Selain itu motivasi mahasiswa saat ujian sangat dipengaruhi
oleh factor minat, suasana kelas, emosi dan kesehatan mahasiswa saat itu. Hal
tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswaDalam hal ini, maka
hipotesis kedua yang berbunyi terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara
motivasi belajar yang tinggi dan motivasi belajar yang rendah terhadap prestasi
belajar mata pelajaran anatomi, tidak dapat diterima.
3. Terdapat interaksi pengaruh penerapan media dan motivasi belajar mahasiswa
terhadap prestasi belajar anatomi
Hasil prestasi belajar mahasiswa dalam pembelajaran anatomi akan dapat
ditingkatkan apabila dosen dapat memilih dan menerapkan media pembelajaran yang
tepat sebagai sarana penyampaian materi pelajaran yang diberikan dan juga tak kalah
pentingnya adanya motivasi dari mahasiswa itu sendiri. Dengan demikian, hipotesis
ketiga yang berbunyi terdapat interaksi pengaruh penerapan pendekatan
pembelajaran bermedia dan motivasi belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar
mata pelajaran anatomi dapat diterima.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dikemukakan implikasinya sebagai berikut:
1. Adanya perbedaan pengaruh yang signifikan pada penerapan media VCD dan
Overhead Projector (OHP) terhadap prestasi belajar anatomi, maka temuan
penelitian ini dapat memberikan dorongan kepada pihak dosen bahwa
133
penerapan pendekatan pembelajaran bermedia dapat membantu mahasiswa
dalam mengaitkan materi yang diajarkan oleh dosen dengan situasi nyata yang
diwujudkan dalam media pembelajaran seperti media audiovisual berbentuk
VCD dan media berbentuk Overhead Projector (OHP). Media pembelajaran
berbentuk VCD mampu menyajikan gambar/objek nyata yang edukatif. Media
pembelajaran Overhead Projector (OHP) dipilih oleh dosen berdasarkan
pertimbangan; 1). Biaya murah, baik pembelian maupun pemeliharaan,
2). Praktis meliputi; kemudahan dipindahkan atau ditempatkan, kesesuaian
dengan fasilitas yang ada dikelas, keamanan dalam penggunaannya,
kemudahan perbaikan, ketersediaan media tersebut berikut suku cadangnya
dipasaran.
2. Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar yang
tinggi dan motivasi belajar yang rendah terhadap prestasi belajar anatomi,
maka dapat memberi acuan pada para dosen bahwa hasil belajar mahasiswa
dapat ditingkatkan dengan memperhatikan factor yang ada pada diri
mahasiswa yang salah satunya adalah motivasi belajar dari mahasiswa.
Motivasi biasanya berhubungan dengan daya gerak yang mendorong
seseorang untuk melakukan atau berpartisipasi dalam kegiatan, juga dapat
berakibat adanya pengerahan segala potensi yang ada. Seseorang yang
menaruh motivasi terhadap sesuatu maka ia akan tahan berjam-jam untuk
mengikuti kegiatan tersebut, bahkan sampai lupa waktu. Ada beberapa hal
yang dapat diusahakan untuk membangkitkan motivasi belajar pada
mahasiswa yaitu: 1). Pemilihan bahan pengajaran yang berarti pada siswa,
2). Menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk
134
menemukan, menterjemahkan apa yang diajarkan dalam bentuk pikiran yang
sesuai dengan tingkat anak.
3. Adanya interaksi pengaruh media dan motivasi belajar mahasiswa terhadap
prestasi belajar anatomi, dapat dijadikan pedoman bahwa penerapan media
mempunyai keuntungan mengembangkan pemahaman akan mata pelajaran
anatomi dalam menumbuhkan daya nalar, berpikir logis dan sistematis.
Pemanfaatan media pembelajaran akan lebih cepat dalam mentransfer
pengetahuan sehingga pembelajaran akan lebih bermakna, dimana mahasiswa
dilatih, dimotivasi dalam proses pembelajaran yang lebih aktif sehingga
pemahaman kognitif, afektif dan psikomotorik akan berlangsung lebih lama.
Penerapan pendekatan pembelajaran bermedia dan motivasi akan memberikan
kemudahan dalam mengelola dan menyimpan informasi sehingga
ketercapaian tujuan pembelajaran terwujud secara optimal.
C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, dapat dituliskan
saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam penggunaan VCD disesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan
di D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk.
2. Dosen hareus mampu membangkitkan motivasi dalam diri mahasiswa dengan
membuat pembelajaran lebih menarik dengan menggunakan metode dan
medaia yang bervariasi sehingga akan membuat pembelajaran dapat hidup dan
mahasiswa tidak cepat bosan.
135
3. Untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran diperlukan adanya sarana
penunjang pembelajaran yang dapat digunakan oleh mahasiswa sehingga
dapat menumbuhkembangkan kemampuan mahasiswa.
4. Bagi para peneliti dapat digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan penelitian
yang akan datang dengan jangka waktu penelitian yang lebih lama sehingga
diharapkan akan mencapai hasil yang lebih baik untuk melengkapi segala
kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
136
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Saleh, 2005. Panduan pembelajaran. Jakarta: Majelis Pertimbangan dan Pemberdayaan Pendidikan, Departemen Agama.
Abdul Ghofur & Djemari Mardapi, 2004. Pedoman Umum Pengembangan Penilaian. Jakarta: Dirjen pendidikan Tinggi Depdiknas
Abdul Rahman Saleh, 2005. Panduan pembelajaran. Jakarta: Majelis Pertimbangan dan Pemberdayaan Pendidikan, Departemen Agama.
Abu Ahmadi, 1999. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Arief S. Sadiman, R. Raharjo dan Anung Haryono, 2005. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asmawi Zainul & Noehi Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka
Atwi Suparman. 1996. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Azhar Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Beck, R.C. 1990. Motivation: Theories and Principles. New Jersey: Prentice Hall.
Bisma Murti. 1994. Penerapan Metode Statistik Non-Prarametrik dalam Ilmu Kesehatan. Yogyakarta: Gramedia
Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar. 2004. Mozaik Pendidikan. Jakarta: Prenanda Media
Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi.Jakarta: Pakar Jaya.
Falance Theresa. 2001. Models and Strategies for Training Design: Constructivism. United States of America: international Society for Performance Improvement.
Hamzah B. Uno. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Heinich R, Molenda M dan Russel J. D. Smaldino, 2005. Instructional Media and The New Technologies for Learning. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall Inc.
136
137
Mager, R.F. 1986. Pengelolaan Belajar. “Edisi Terjemahan oleh Ivor K. Davis”. Jakarta : CV. Rajawali.
Moh. Nazir. 2000. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
--------------------. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.
Saifudin Anwar. 1998. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
--------------------- 2000. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
--------------------- 2007. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sardiman, AM. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Sanapiah Faisal. 1994. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya: Usaha Nasional.
Suharsimi Arikunto. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Bina Aksara.
---------------------------. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Syaiful Bahri D. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi guru. Jakarta : Rineka Cipta.
---------------------. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Tulus Winarsunu. 2006. Statistic dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UMM Press.
Wahyosumidjo. 1995. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia
http://www.loisville.edu.school of medicine (akses tanggal 03 Juli 2008)
138
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth :
Ibu/Orangtua bayi usia 0-4 bulan
Di Puskesmas Baron
Nganjuk
Yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Program Pasca Sarjana
Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Nama : TRISNANTO
NIM : S 540907120
Alamat: Jl Karya Tani No. 25 Kediri
Bersama ini penulis mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi
responden penelitian “Pengaruh Media VCD dan Overhead Projector (OHP)
Terhadap Prestasi Belajar Anatomi di Tinjau dari Motivasi“ di STIKes Satria
Bhakti Nganjuk.
Jawaban yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu
penulis berharap saudara memberikan jawaban sesuai dengan yang dikehendaki.
Atas perhatian dan kerja sama untuk menjadi responden, penulis
mengucapkan terima kasih.
Nganjuk, September 2008
Penulis
(TRISNANTO)
139
Lampiran 16
ETHICAL REVIEW COMMITEEPANITIA KELAIKAN ETIK
School of Magister Family Medicine Sebelas Maret UniversityFakultas Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
Government of Nganjuk CityPemerintah Kota Nganjuk
ETHICAL CLEARENCEKELAIKAN ETIK
NO : E.C. 01 / VIII / 2008
The Ethical Review Comittee School of Magister Family Medicine Sebelas Maret UniversityPanitia Kelaikan Etik Fakultas Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
Goverment of Kediri City, after reviewing the proposal design, here with to certifyPemerintah Kota Kediri setelah menilai rancangan penelitian yang diusulkan dengan ini menyatakan
that the research proposal :bahwa usulan penelitian
Topic :Berjudul Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Bermedia
VCD dan Overhead Projector (OHP) Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi Ditinjau Dari Motivasi Belajar D III Keperawatan
Principal investigator : TrisnantoPenelitian utama
Location of research : Kota NganjukLembaga tempat penelitian
is ethically approved dinyatakan laik etik
ChairmanKetua
dr. P. Murdani K,MHPEdNIP. 130786875
Issued on : 17 Oktober 2008Ketua
STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Dr. H. Nur Achmad T.J, M. ScNPK. 18.2001.03.08
Lampiran 26
ETHICAL REVIEW COMMITEEPANITIA KELAIKAN ETIK
School of Magister Family Medicine Sebelas Maret UniversityFakultas Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
Government of Kediri CityPemerintah Kota Kediri
ETHICAL CLEARENCEKELAIKAN ETIK
NO : E.C. 01 / VIII / 2008
The Ethical Review Comittee School of Magister Family Medicine Sebelas Maret UniversityPanitia Kelaikan Etik Fakultas Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
Goverment of Kediri City, after reviewing the proposal design, here with to certifyPemerintah Kota Kediri setelah menilai rancangan penelitian yang diusulkan dengan ini menyatakan
that the research proposal :bahwa usulan penelitian
Topic :Berjudul Pengetahuan dan Motivasi Orang Tua Terhadap Praktik
Terapi Sentuh ( Pijat ) Pada Bayi di Kota Kediri
Principal investigator : Erma HerdyanaPenelitian utama
Location of research : Kota Kediri Lembaga tempat penelitian
is ethically approved dinyatakan laik etik
ChairmanKetua
dr. P. Murdani K,MHPEdNIP. 130786875
Issued on : 27 Agustus 2008An. Walikota Kediri
Sekretaris Daerah Ub.
Asisten Administrasi Pemerintahan
Drs. H. Moh. Nur Ali,M.SiNIP. 010 090 878
146
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR
No INDIKATOR DISKRIPTOR ITEM SOAL JML+ -
1 Minat berbuat
sesuatu
1. Tekun menjalani tugas
2. Minat mengerjakan tugas
3. Senang bekerja mandiri
4. Bosan pada pekerjaan yang
kurang kreatif
1
4
5
10, 42,
43, 44
2
3
6,7
8,9
2
2
3
6
13
2 Kebutuhan
menyenangkan
orang lain
1. Menyenangkan guru/dosen
2. Kepuasan pribadi
3. Menyenangkan orang tua
11,12
13, 14
16, 17
15
2
3
2
7
3 Mencapai hasil 1. Mendapat nilai
2. Dihargai orang lain
3. Mendapatkan pengetahuan
baru
4. Mendapat pengalaman
18, 20,
22
23,24,
25
26,28,
29
30,31
19,21
27
5
3
4
2
14
4 Mengatasi
masalah
1. Ulet dan tidak putus asa
2. Minat mengatasimasalah
3. Suka tantangan
4. Dapat mengatasi masalah
pribadi
33, 35
36,38
40,41
45
32,34
37,39
4
4
2
1
11
Jumlah 30 15 45
Keterangan: Cetak tebal adalah Nomor Soal Try Out yang dihilangkan
147
PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR(Waktu 60 menit)
Petunjuk Pengisian:
1. Tulislah dahulu nama, kelas, semester, nomor presensi pada lembar soal yang
telah tersedia
2. Kerjakan dengan menggunakan bolpoint
3. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum anda menjawab
4. Beri tanda cek (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan.
SS = Sangat Setuju = jika saudara benar-benar setuju dengan
pernyataan yang ada
S = Setuju = jika saudara setuju dengan pernyataan
yang ada
TS = Tidak Setuju = jika saudara tidak setuju dengan
pernyataan yang ada
STS = Sangat Tidak Setuju = jika saudara benar-benar tidak setuju
dengan pernyataan yang ada
5. Mohon dijawab seluruh permasalahan yang ada
6. Jawaban anda sama sekali tidak berpengaruh pada nilai semester
7. Identitas anda dirahasiakan oleh peneliti
8. Setelah selesai dan masih ada waktu periksa kembali pekerjaan anda dan
segera kembalikan pada pengawas jika telah di isi seluruhnya
9. Terimakasih atas tanggapan dan partisipasi saudara
Surakarta,…..September 2008
Peneliti
148
ANGKET MOTIVASI BELAJAR MAHASISIWA
A. Identitas Responden
Nama : …………………………………………
Kelas : …………………………………………
Semester :………………………………………….
No. absen :………………………………………….
Sekolah : …………………………………………
B. Petunjuk Pengisian Angket
1. Bacalah baik-baik setiap butir pertanyaan dan alternative jawaban
2. Pilihlah alternatif jawaban sesuai dengan cerminan keadaan yang
sebenarnya dengan memberikan tanda cek list (√) Pada pilihan; SS (Sangat
Setuju), S (Setuju), TS (Tidk Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju).
3. Isilah tiap-tiap butir pertanyaan dengan satu jawaban dan jangan ada yang
terlewatkan.
C. Instrument Angket Motivasi Belajar Mahasiswa
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Dalam mengerjakan tugas belajar, saya berusaha tekun dan
semaksimal mungkin.
2 Dalam mengerjakan tugas belajar, saya minta tolong teman
agar menyelesaikan dulu, kemudian saya menirunya.
3 Saya kurang berminat dalam mengerjakan tugas anatomi.
4 Saya memperhatian dan mengerjakan tugas belajar di rumah
5 Saya memikirkan hal lain sewaktu dosen mengajar pelajaran
anatomi.
6 Materi yang disampaikan oleh dosen masih saya ingat
walaupun saya sudah di rumah.
7 Buku-buku perkuliahan pelajaran anatomi selalu saya bawa
saat ada pelajaran anatomi karena sangat penting untuk
pembelajaran anatomi.
8 Dengan menguasai ilmu pengetahuan keperawatan, akan
mudah untuk mendapatkan pekerjaan.
Tanda Tangan
149
9 Saya senang mempelajari mata pelajaran anatomi karena
merupakan ilmu dasar untuk mempelajari ilmu lain di
keperawatan.
10 Ilmu pengetahuan selalu didapat dari bangku perkuliahan dan
saya akan mempelajarinya secara lebih mendalam.
11 Saya Belajar memerlukan ketelitian dan ketekunan, maka saya
akan selalu berusaha untuk itu.
12 Saya gembira bila hasil tes/ulangan saya baik.
13 Saya tidak memperhatikan hasil tes/ulangan saya baik atau
buruk.
14 Jika nilai tes saya baik, saya lebih bersemangat dalam belajar.
15 Nilai bagi saya tidak berpengaruh terhadap belajar saya,
meskipun saya mendapat nilai baik atau buruk.
16 Saya tidak sedih, meskipun prestasi saya tidak meningkat.
17 Saya lebih bersemangat belajar jika dosen memberikan pujian
atas keberhasilan saya dalam mengerjakan tugas atau belajar.
18 Saya belajar agar mendapatkan pengetahuan baru.
19 Saya sebenarnya merasa bosan belajar anatomi yang banyak
hafalannya.
20 Saya berusaha mencari sesuatu untuk meningkatkan motivasi
ketika saya belajar.
21 Jika nilai tes saya baik, saya lebih bersemangat dalam belajar.
22 Nilai bagi saya tidak berpengaruh terhadap belajar saya,
meskipun saya mendapat nilai baik atau buruk.
23 Saya sedih jika nilai tes/ulangan saya kurang baik.
24 Saya merasa senang jika mendapat penghargaan atas prestasi
saya.
25 Ilmu pengetahuan selalu didapat dari bangku perkuliahan dan
saya akan mempelajarinya secara lebih mendalam.
26 Saya lebih bersemangat belajar jika dosen memberikan pujian
atas keberhasilan saya dalam mengerjakan tugas atau belajar.
27 Saya belajar agar mendapatkan pengetahuan baru
28 Saya berusaha mencari sesuatu untuk meningkatkan motivasi
ketika saya belajar.
150
29 Saya lebih bersemangat belajar jika menjumpai sesuatu
pengetahuan yang baru.
30 Saya lebih bersemangat belajar jika mendapat pengalaman atau
ketrampilan baru.
31 Dalam belajar saya berusaha menemukan gaya-gaya tertentu
agar belajar saya lebih efektif.
32 Saya malas jika harus menghafal atau membaca buku anatomi.
33 Jika mendapatkan kesulitan dalam belajar, saya berusaha dulu
sampai beberapa kali baru minta bantuan orang lain.
34 Saya menjadi putus asa jika dalam menjawab soal, saya
menjumpai kesulitan.
35 Saya lebih bersemangat belajar jika menjumpai sesuatu
pengetahuan yang baru.
36 Saya tertarik untuk mencoba menyelesaikan soal-soal yang
membutuhkan pemikiran yang panjang.
37 Jika dosen memberikan tugas untuk mengerjakan latihan
dibuku, saya menunggu saja biar orang lain yang
mengerjakannya, lalu saya tinggal menirukannya.
38 Saya merasa takut jika dosen menyuruh untuk mengerjakan
latihan didepan kelas.
39 Saya berusaha mencatat secara lengkap apa yang disampaikan
dosen didepan kelas.
40 Jika ada bab-bab yang belum saya pahami saya langsung
bertanya pada dosen.
Keterangan:
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
SS = Baik Sekali : 4 SS = Baik Sekali : 1
S = Baik : 3 S = Baik : 2
TS = Cukup : 2 TS = Cukup : 3
STS = Kurang : 1 STS = Kurang : 4
151
KISI-KISI TES PRESTASI BELAJAR
Mata Pelajaran : Anatomi
Prodi : D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Semester : I (Satu)
Jumlah Soal : 50 butir
Waktu : 75 menit
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Ranah Jml SoalC1 C2 C3
1. Ruang lingkup tubuh manusia1.1 Bahasa umum dalam anatomi,
anatomi position, bodi orientation.1.2 Gambaran sistem organ:
a. Anatomi permukaanb. Batang leherc. Batang tubuhd. Abdomene. Pandangan posterior tubuhf. Ekstrimitas
(4)1, 2, 3, 4
(4)5, 6, 7, 8
(2)9, 10
10
2. Anatomi system pernafasan2.1 Anatomi system pernafasan bagian
atas2.2 Anatomi system pernafasan bagian
bawah
(4)11, 12, 13, 14
(4)15, 16, 17, 18
(2)19, 20
10
3. Anatomi system kardiovaskuler, darah dan limfe
3.1 Anatomi jantungStruktur pembuluh darah
3.2 Anatomi pembuluh darah arteri3.3 Anatomi pembuluh darah vena3.4 Anatomi sirkulasi khusus, sirkulasi
pulmonal, jantung dan otak.
(4)21, 22, 23,24
(4)25, 26, 27, 28
(2)29, 30
10
4. Anatomi system pencernaan4.1 Organ-organ dalam system
pencernaan4.2 Anatomi mulut faring osofagus4.3 Anatomi gaster4.4 Anatomi usus besar dan kecil4.5 Anatomi organ pendukung system
pencernaan
(4)31, 32, 33, 34
(4)35, 36, 37, 38
(2)39, 40
10
5. Anatomi sistem persarafan5.1 Struktur anatomi otak (eksternal
dan internal)5.2 Struktur anatomi syaraf cranial5.3 Struktur syaraf anatomi spinal cord5.4 Struktur anatomi system syaraf
spinal dan system syaraf otonom.
(4)41, 42, 43, 44
(4)45, 46, 47, 48
(2)49, 50
10
Jumlah 20 20 10 50C1 = PengetahuanC2 = PemahamanC3 = Penerapan
152
ALAT EVALUASI
Bidang Studi : Anatomi
Satuan Pendidikan : D III Keperawatan
Waktu : 75 Menit
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling benar untuk soal-soal di bawah ini
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang
benar.
1. Dari jawaban dibawah ini yang merupakan pengertian paling tepat dari anatomi
adalah:
a. Ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu
bekerja
b. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tubuh serta hubungan alat
tubuh satu sama lainnya
c. Ilmu yang mempelajari tentang fungsi dari alat tubuh dan bagaimana cara alat
tubuh itu bekerja
d. Ilmu yang mempelajari hubungan antara anatomi dengan fisiologi tubuh manusia.
2. Kegunaan mempelajari anatomi bagi para medis/perawat adalah seperti dibawah ini,
kecuali:
a. Merupakan dasar cara hidup sehat dan pencegahan penyakit
b. Berhubungan erat dengan pengetahuan keperawatan
c. Memudahkan pengertian tentang ilmu penyakit dan cara pengobatan
d. Membedakan antara benda hidup dan benda mati.
3. Suatu keadaan dimana tubuh berdiri tegak menghadap kedepan tangan dan kaki
dirapatkan dalam anatomi disebut:
a. Posisi anatomi
b. Kedudukan anatomi
c. Garis anatomi
d. Anatomi permukaan
4. Dalam kedudukan anatomi kita mengenal bagian depan ruas tulang belakang
maksudnya adalah:
a. Dorsal
b. Parietal
153
c. Ventral
d. Transversal
5. Bagian yang naik dalam istilah anatomi disebut:
a. Longitudinal
b. Lateral
c. Central
d. Asendens
6. Cairan yang berbeda dalam tubuh terdapat diantara sel dikenal dengan istilah:
a. Intra seluler
b. Ekstra seluler/interstitial
c. Hidrostatik
d. Difusi dan osmose
7. Ilmu yang mempelajari penyakit saluran pencernaan dalam istilah ilmu penyakit
disebut:
a. Kardiologi
b. Osteologi
c. Gastrologi
d. Neurologi
8. Secara garis besar sel dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, kecuali:
a. Nucleus
b. Nucleolus
c. Protoplasma
d. Membaran sel
9. Jika kita amati dibawah mikroskop sebetulnya sel itu mempunyai inti yang disebut:
a. Membrane sel
b. Nucleolus
c. Nucleus
d. Membrane nukleus
10. Diantara pembelahan sel terdapat pembawa sifat keturunan yang disebut:
a. Sentrosom
b. Kromosom
c. Kromatin
d. Mitokondia
11. Benang-benang halus yang terdapat disekeliling sentrosom disebut juga:
a. Badan golgi
154
b. Mitokondria
c. Vakuola
d. Uniselulata
12. Sekumpulan jaringan yang menjadi satu yang mempunyai fungsi khusus disebut juga:
a. Sel
b. Organ
c. Jaringan
d. Susunan atau sistem
13. Jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian luar dan bagian dalam yang
berhubungan dengan udara adalah:
a. Jaringan epitel
b. Jaringan endotel
c. Jaringan ikat
d. Jaringan tulang
14. Jaringan ikat yang menghubungkan sel satu dengan yang lainnya diantara jaringan
tersebut banyak terdapat lubang-lubang kecil, terdapat dibawah kulit dan banyak
mengandung zat lemak disebut:
a. Jaringan ikat gembur
b. Jaringan ikat areolar
c. Jaringan ikat embrio
d. Jaringan ikat fibrosa
15. Sifat-sifat jaringan epitel antara lain seperti dibawah ini, kecuali:
a. Membentuk selaput atau membrane
b. Melekat pada jaringan yang ada di bawahnya
c. Menerima rangsangan dari luar
d. Sel-selnya satu sama lain diikat oleh benang pengikat atau neofibril
16. Dari jawaban dibawa ini yang tidak termasuk jaringan tulang rawan adalah:
a. Kartilago hialin
b. Kartilago elastis
c. Kartilago fibrosa
d. Kartilago krikoidea
17. Jaringan penunjang terdiri dari tiga macam seperti dibawah ini kecuali:
a. Jaringan ikat
b. Jaringan rawan
c. Jaringan tulang
155
d. Jaringan saraf
18. Jaringan yang selnya panjang dan tipis berwarna merah dan mempunyai kemampuan
untuk berkontraksi disebut:
a. Jaringan ikat
b. Jaringan otot
c. Jaringan tulang
d. Jaringan saraf
19. Jaringan diantara selnya banyak mengandung zat interselluler yang terdiri dari
serabut kenyal dan serabut kolagen disebut:
a. Jaringan penunjang
b. Jaringan penutup
c. Jaringan ikat
d. Jaringan fibrosa
20. Sel jaringan ikat yang bentuknya sangat besar dan dapat memakan sel asing yang
masuk ke dalam tubuh yaitu:
a. Mast sel
b. Sel plasma
c. Sel fibroblast
d. Sel makrofag
21. Bagian tengah dari tulang panjang terdapat ruang kavum medulla berisi sumsum
tulang disebut:
a. Perios
b. Medulla ossium plava
c. Serabut kolagen
d. Endostium
22. Taju sel saraf yang panjang dan halus protoplasmanya mengantarkan rangsangan dari
badan sel keluar disebut:
a. Dendrite
b. Sinap
c. Neurit
d. Neurofibril
23. Dalam badan sel saraf terdapat protoplasma di dalamnya mengandung serat halus
yang disebut:
a. Neurofibril
b. Nissel
156
c. Sinap
d. Mielin
24. Jaringan ikat keras, zat interselulernya keras banyak mengandung zat perekat dan zat
kapur disebut:
a. Jaringan rawan
b. Jaringan tulang
c. Jaringan otot
d. Jaringan
25. Apabila darah dicampur dengan sitras natrikus maka darah tidak membeku tapi lama
kelamaan terjadi pengendapan, pada bagian atas terdapat cairan bening yang disebut:
a. Serum
b. Plasma
c. Lekosit
d. Trombosit
26. Jika darah kita tampung dalam suatu tempat lama kelamaan darah akan beku terlihat
dua bagian, sebelah bawah berwarna merah tua disebut bekuan darah, kecuali:
a. Eritrosit
b. Trombosit
c. Lekosit
d. Retikulosit
27. Untuk memperoleh hasil pengamatan yang lebih cermat dari anatomi permukaan kita
dapat di lakukan beberapa cara, kecuali:
a. Palpasi
b. Inspeksi
c. Perkusi
d. Auskultasi
28. Tiga buah segitiga seperti terdapat pada leher dibawah ini, kecuali:
a. Segitiga posterior
b. Segitiga anterior
c. Segitiga media
d. Segitiga digastrik
29. Arteri karotis komunis beserta cabangnya dan vena jugularius interna terletak pada
segitiga:
a. Segitiga posterior
b. Segitiga anterior
157
c. Segitiga media
d. Segitiga digastrik
30. Kalau kita tarik garis lurus dari umbilikalis ke spina iliaka superior pada sebelah
kanan dan ditarik sepertiga tengah maka ditemukan tempat paling nyeri pada
peradangan usus buntu, tempat ini dinamakan:
a. Titik Mc Burney
b. Appendicitis
c. Pusat peradangan
d. Tempat terabanya ginjal
31. Ginjal terletak pada rongga:
a. Rongga toraks
b. Rongga abdomen
c. Rongga pelvis
d. Rongga vertebra
32. Dibawah ini merupakan bagian dari ekstrimitas bagian atas, kecuali:
a. Fossa antekubiti
b. Vena basilica dan sepalika
c. Patella
d. Kelenjar limfe pada ketiak
33. Dalam rongga abdomen terdapat organ-organ seperti dibawah ini, kecuali:
a. Hati atau hepar
b. Limpa atau lien
c. Ginjal
d. Vesika urinaria (kandung kemih)
34. Dari jawaban dibawah ini yang tidak termasuk rongga-rongga kecil dalam tubuh
adalah:
a. Kavum orbita
b. Kavum tympani
c. Kavum mediastinum
d. Kavum oris
35. Susunan kerangka terdiri dari berbagai tulang-tulang yang banyaknya lebih kurang:
a. 260 ruas
b. 620 ruas
c. 206 ruas
d. 26 ruas
158
36. Kegunaan kerangka antara lain seperti dibawah ini, kecuali:
a. Menahan segala bagian badan supaya tidak jatuh
b. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak dan paru-paru
c. Mengerakkan anggota badan
d. Tembat pembuatan sel darah terutama sel darah merah
37. Tulang rahang atas terdiri dari dua bagian kiri dan kanan dan menjadi satu, tulang ini
disebut juga:
a. Os maksilaris
b. Os zigomatikus
c. Os mandibularis
d. Os palatum
38. Tulang iga depan (os costae) berhubungan dengan tulang dada melalui tulang rawan,
jumlah tulang iga adalah:
a. 12 ruas
b. 7 ruas
c. 24 ruas
d. 14 ruas
39. Pembuluh darah yang mengalirkan darahnya kedalam atrium dekstra berasal dari
sluruh tubuh adalah:
a. Arteri pulmonalis
b. Vena pulmonalis
c. Aorta
d. Vena kava
40. Besar jantung kurang lebih sebesar gengaman tangan kanandan beratnya lebih
kurang:
a. 250-300 gram
b. 500-600 gram
c. 50-100 gram
d. 2,5-3 kg
159
KUNCI JAWABAN TES PRESTASI BELAJAR ANATOMI
1. B
2. D
3. C
4. C
5. D
6. B
7. C
8. B
9. C
10. D
11. A
12. A
13. C
14. A
15. C
16. D
17. D
18. D
19. D
20. C
21. B
22. C
23. A
24. B
25. D
26. B
27. D
28. C
29. A
30. B
31. C
32. D
33. D
34. C
35. C
36. C
37. A
38. C
39. D
40. A
ALAT EVALUASI
Bidang Studi : Anatomi
Satuan Pendidikan : D III Keperawatan
Waktu : 75 Menit
Petunjuk: Pilihlah satu jawaban yang paling benar untuk soal-soal di bawah ini
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang
benar.
1. Dari jawaban dibawah ini yang merupakan pengertian paling tepat dari anatomi
adalah:
a. Ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu
bekerja
b. Ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tubuh serta hubungan alat
tubuh satu sama lainnya
c. Ilmu yang mempelajari tentang fungsi dari alat tubuh dan bagaimana cara alat
tubuh itu bekerja
d. Ilmu yang mempelajari hubungan antara anatomi dengan fisiologi tubuh manusia.
2. Kegunaan mempelajari anatomi bagi para medis/perawat adalah seperti dibawah ini,
kecuali:
a. Merupakan dasar cara hidup sehat dan pencegahan penyakit
b. Berhubungan erat dengan pengetahuan keperawatan
c. Memudahkan pengertian tentang ilmu penyakit dan cara pengobatan
d. Membedakan antara benda hidup dan benda mati.
3. Suatu keadaan dimana tubuh berdiri tegak menghadap kedepan tangan dan kaki
dirapatkan dalam anatomi disebut:
a. Posisi anatomi
b. Kedudukan anatomi
c. Garis anatomi
d. Anatomi permukaan
4. Beberapa istilah dibawah ini yang termasuk didalam kedudukan anatomi adalah
sebagai berikut, kecuali:
a. Posterior
b. Inferior
c. Sentrosom
d. Asendens
5. Dalam kedudukan anatomi kita mengenal bagian depan ruas tulang belakang
maksudnya adalah:
a. Dorsal
b. Parietal
c. Ventral
d. Transversal
6. Bagian yang naik dalam istilah anatomi disebut:
a. Longitudinal
b. Lateral
c. Central
d. Asendens
7. Cairan yang berbeda dalam tubuh terdapat diantara sel dikenal dengan istilah:
a. Intra seluler
b. Ekstra seluler/interstitial
c. Hidrostatik
d. Difusi dan osmose
8. Ilmu yang mempelajari penyakit saluran pencernaan dalam istilah ilmu penyakit
disebut:
a. Kardiologi
b. Osteologi
c. Gastrologi
d. Neurologi
9. Secara garis besar sel dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, kecuali:
a. Nucleus
b. Nucleolus
c. Protoplasma
d. Membaran sel
10. Jika kita amati dibawah mikroskop sebetulnya sel itu mempunyai inti yang disebut:
a. Membrane sel
b. Nucleolus
c. Nucleus
d. Membrane nukleus
11. Diantara pembelahan sel terdapat pembawa sifat keturunan yang disebut:
a. Sentrosom
b. Kromosom
c. Kromatin
d. Mitokondia
12. Didalam protoplasma/sitoplasma terdapat antara lain seperti jawaban dibawah ini,
kecuali:
a. Vakuola
b. Mitokondria
c. Badan golgi
d. Sentriole
13. Benang-benang halus yang terdapat disekeliling sentrosom disebut juga:
a. Badan golgi
b. Mitokondria
c. Vakuola
d. Uniselulata
14. Sekumpulan jaringan yang menjadi satu yang mempunyai fungsi khusus disebut juga:
a. Sel
b. Organ
c. Jaringan
d. Susunan atau sistem
15. Jaringan penutup yang menutupi tubuh bagian luar dan bagian dalam yang
berhubungan dengan udara adalah:
a. Jaringan epitel
b. Jaringan endotel
c. Jaringan ikat
d. Jaringan tulang
16. Jaringan epitel ada tiga bentuk kecuali:
a. Epitel squamosa
b. Epitel kuboidea
c. Epitel membranosa
d. Epitel kolumnar
17. Jaringan ikat yang menghubungkan sel satu dengan yang lainnya diantara jaringan
tersebut banyak terdapat lubang-lubang kecil, terdapat dibawah kulit dan banyak
mengandung zat lemak disebut:
a. Jaringan ikat gembur
b. Jaringan ikat areolar
c. Jaringan ikat embrio
d. Jaringan ikat fibrosa
18. Sifat-sifat jaringan epitel antara lain seperti dibawah ini, kecuali:
a. Membentuk selaput atau membrane
b. Melekat pada jaringan yang ada di bawahnya
c. Menerima rangsangan dari luar
d. Sel-selnya satu sama lain diikat oleh benang pengikat atau neofibril
19. Dari jawaban dibawa ini yang tidak termasuk jaringan tulang rawan adalah:
a. Kartilago hialin
b. Kartilago elastis
c. Kartilago fibrosa
d. Kartilago krikoidea
20. Jaringan penunjang terdiri dari tiga macam seperti dibawah ini kecuali:
a. Jaringan ikat
b. Jaringan rawan
c. Jaringan tulang
d. Jaringan saraf
21. Jaringan yang selnya panjang dan tipis berwarna merah dan mempunyai kemampuan
untuk berkontraksi disebut:
a. Jaringan ikat
b. Jaringan otot
c. Jaringan tulang
d. Jaringan saraf
22. Jaringan diantara selnya banyak mengandung zat interselluler yang terdiri dari
serabut kenyal dan serabut kolagen disebut:
a. Jaringan penunjang
b. Jaringan penutup
c. Jaringan ikat
d. Jaringan fibrosa
23. Sel jaringan ikat yang bentuknya sangat besar dan dapat memakan sel asing yang
masuk ke dalam tubuh yaitu:
a. Mast sel
b. Sel plasma
c. Sel fibroblast
d. Sel makrofag
24. Jaringan tulang keras pada bagian ujung tulang panjang banyak mempunyai lubang-
lubang didalamnya terdapat sumsum tulang disebut:
a. Jaringan tulang kompakta
b. Jaringan tulang perios
c. Jaringan tulang spongeosa
d. Jaringan tulang ossium plava
25. Bagian tengah dari tulang panjang terdapat ruang kavum medulla berisi sumsum
tulang disebut:
a. Perios
b. Medulla ossium plava
c. Serabut kolagen
d. Endostium
26. Taju sel saraf yang panjang dan halus protoplasmanya mengantarkan rangsangan dari
badan sel keluar disebut:
a. Dendrite
b. Sinap
c. Neurit
d. Neurofibril
27. Dalam badan sel saraf terdapat protoplasma di dalamnya mengandung serat halus
yang disebut:
a. Neurofibril
b. Nissel
c. Sinap
d. Mielin
28. Jaringan ikat keras, zat interselulernya keras banyak mengandung zat perekat dan zat
kapur disebut:
a. Jaringan rawan
b. Jaringan tulang
c. Jaringan otot
d. Jaringan
29. Apabila darah dicampur dengan sitras natrikus maka darah tidak membeku tapi lama
kelamaan terjadi pengendapan, pada bagian atas terdapat cairan bening yang disebut:
a. Serum
b. Plasma
c. Lekosit
d. Trombosit
30. Jika darah kita tampung dalam suatu tempat lama kelamaan darah akan beku terlihat
dua bagian, sebelah bawah berwarna merah tua disebut bekuan darah, kecuali:
a. Eritrosit
b. Trombosit
c. Lekosit
d. Retikulosit
31. Untuk memperoleh hasil pengamatan yang lebih cermat dari anatomi permukaan kita
dapat di lakukan beberapa cara, kecuali:
a. Palpasi
b. Inspeksi
c. Perkusi
d. Auskultasi
32. Tiga buah segitiga seperti terdapat pada leher dibawah ini, kecuali:
a. Segitiga posterior
b. Segitiga anterior
c. Segitiga media
d. Segitiga digastrik
33. Arteri karotis komunis beserta cabangnya dan vena jugularius interna terletak pada
segitiga:
a. Segitiga posterior
b. Segitiga anterior
c. Segitiga media
d. Segitiga digastrik
34. Kalau kita tarik garis lurus dari umbilikalis ke spina iliaka superior pada sebelah
kanan dan ditarik sepertiga tengah maka ditemukan tempat paling nyeri pada
peradangan usus buntu, tempat ini dinamakan:
a. Titik Mc Burney
b. Appendicitis
c. Pusat peradangan
d. Tempat terabanya ginjal
35. Ginjal terletak pada rongga:
a. Rongga toraks
b. Rongga abdomen
c. Rongga pelvis
d. Rongga vertebra
36. Dibawah ini merupakan bagian dari ekstrimitas bagian atas, kecuali:
a. Fossa antekubiti
b. Vena basilica dan sepalika
c. Patella
d. Kelenjar limfe pada ketiak
37. Dari jawaban dibawah ini yang termasuk rongga ventaral adalah:
a. Rongga toraks
b. Rongga abdomen
c. Rongga pelvis
d. Rongga vertebra
38. Dalam rongga abdomen terdapat organ-organ seperti dibawah ini, kecuali:
a. Hati atau hepar
b. Limpa atau lien
c. Ginjal
d. Vesika urinaria (kandung kemih)
39. Dari jawaban dibawah ini yang tidak termasuk rongga-rongga kecil dalam tubuh
adalah:
a. Kavum orbita
b. Kavum tympani
c. Kavum mediastinum
d. Kavum oris
40. Susunan kerangka terdiri dari berbagai tulang-tulang yang banyaknya lebih kurang:
a. 260 ruas
b. 620 ruas
c. 206 ruas
d. 26 ruas
41. Kegunaan kerangka antara lain seperti dibawah ini, kecuali:
a. Menahan segala bagian badan supaya tidak jatuh
b. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak dan paru-paru
c. Mengerakkan anggota badan
d. Tembat pembuatan sel darah terutama sel darah merah
42. Tulang rahang atas terdiri dari dua bagian kiri dan kanan dan menjadi satu, tulang ini
disebut juga:
a. Os maksilaris
b. Os zigomatikus
c. Os mandibularis
d. Os palatum
43. Tulang iga depan (os costae) berhubungan dengan tulang dada melalui tulang rawan,
jumlah tulang iga adalah:
a. 12 ruas
b. 7 ruas
c. 24 ruas
d. 14 ruas
44. Asetabulum dibentuk oleh tiga ruas tulang, kecuali:
a. Os ileum
b. Os femur
c. Os iskii
d. Os pubis
45. Pembuluh darah yang mengalirkan darahnya kedalam atrium dekstra berasal dari
sluruh tubuh adalah:
a. Arteri pulmonalis
b. Vena pulmonalis
c. Aorta
d. Vena kava
46. Pembuluh darah yang paling besar didalam tubuh yang garis tengahnya kurang lebih
1,3 cm adalah:
a. Vena kava
b. Arteriola
c. Aorta
d. Venolus
47. Bentuk dan kedudukan jantung seperti jantung pisang, bagian atas dari jantung atau
pangkal jantung disebut:
a. Apeks kordis
b. Septum kordis
c. Basis kordis
d. Kavum kordis
48. Besar jantung kurang lebih sebesar gengaman tangan kanandan beratnya lebih
kurang:
a. 250-300 gram
b. 500-600 gram
c. 50-100 gram
d. 2,5-3 kg
49. Panjang esophagus mulai dari faring sampai pintu masuk pada lambung lebih kurang:
a. 10 - 15 cm
b. 40 - 50 cm
c. 25 - 30 cm
d. 60 - 7 0cm
50. Dalam system pernafasan pertukaran O2 dan CO2 terjadi didalam:
a. Jantung
b. Bronkhiolus
c. Bronchus
d. Alveoli
138
Lampiran 2. Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen dan Kontrol
DATA NILAI TES INTELEGENCE
NO NILAI IQ KELOMPOK KELAS1 104 12 90 13 82 14 86 15 84 16 100 17 98 18 85 19 100 110 82 111 96 112 86 113 102 114 100 115 92 116 92 117 104 118 110 119 104 120 96 121 94 122 92 123 100 124 90 125 98 126 98 127 84 128 104 129 104 130 96 131 94 132 101 133 98 134 96 135 98 136 90 137 82 138 98 1
139
39 86 240 92 241 100 242 100 243 100 244 84 245 82 246 82 247 80 248 96 249 88 250 110 251 100 252 96 253 100 254 100 255 94 256 100 257 100 258 108 259 100 260 96 261 82 262 102 263 96 264 100 265 96 266 110 267 94 268 92 269 100 270 100 271 98 272 100 273 102 274 110 275 80 2
Keterangan:
Kelompok 1 = STIKes Satria Bhakti Nganjuk Prodi D III Keperawatan Klas A (VCD)Kelompok 2 = STIKes Satria Bhakti Nganjuk Prodi D III Keperawatan Klas B (OHP)
140
KUESIONER PENAMPILAN DOSEN KEPERAWATAN
MENURUT PENILAIAN MAHASISWA
Beri tanda (√) pada kolom yang disediakan sesuai pendapat anda
No Aspek Penilaian Skor
1 Kemampuan Profesional BS B C K Kodea. Penguasaan materi yang diajarkan
b. Sistematika penyajian materi
c. Cara mengajar
d. Metode mengajar
e. Persiapan mengajar
f. Kemampuan membuat media pengajaran
g. Kemampuan menggunakan media pengajaran
h. Pengaturan ruang belajar
2 Hubungan interpersonal SkorYa Tidak Kode
a. Dapat menciptakan suasana belajar yang
kondusif
b. Dapat membangkitkan motivasi belajar
mahasiswa
c. Membatasi hubungan dengan mahasiswa
(menjaga jarak)
d. Memberikan kebebasan untuk mengajukan
pendapat dan pertanyaan
e. Dapat menciptakan suasana belajar yang
kondusif
141
f. Dapat membangkitkan motivasi belajar
mahasiswa
g. Menghargai mahasiswa
h. Respek terhadap masalah yang dialami
mahasiswa
i. Membeda-bedakan status mahasiswa
j. Bersikap adil
k. Ada feedback dari guru/dosen untuk setiap
tugas yang diberikan kepada siswa
l. Memberikan kepeda siswa untuk
mengekspresikan perasaannya
m.Dapat menciptakan suasana belajar yang
kondusif
No Aspek Penilaian Skor
3. Kualitas Personal BS B C K Kode
a. Pengetahuan/pengalaman/wawasan
yang berkaiatan dengan bahan yang
di ajarkan
b. Cara berkomunikasi atau berbicara
c. Semangat/gairah mengajar
d. Pernampilan/kerapian/kebersihan
e. Kontrol diri saat marah
f. Keluwesan/fleksibilitas
g. Rasa humor
h. Kejujuran
i. Kemampuan memberikan kritik
j. Kemampuan menerima kritik dari
siswa
k. Menciptakan kreatifitas mengajar
142
l. Penggunaan bahasa yang tepat dalam
mengajar
Keterangan:
BS = Baik Sekali : 4 Ya = 1
B = Baik : 3 Tidak = 0
C = Cukup : 2
K = Kurang : 1
HASIL UJI PERSYARATAN VALIDITAS
A. Rangkuman Hasil Uji Persyaratan Validitas Instrumen Motivasi Belajar Mahasiswa
No. Item
Analisis Rhitung Signifikan Keterangan
1 Pearson Correlation 0,449 0, 004 Valid2 Pearson Correlation 0,059 0, 719 Valid3 Pearson Correlation 0,319 0, 045 Valid4 Pearson Correlation 0,392 0, 012 Valid5 Pearson Correlation 0,520 0,003 Valid6 Pearson Correlation 0,583 0,018 Valid7 Pearson Correlation 0,373 0,018 Valid8 Pearson Correlation 0,392 0,012 Valid9 Pearson Correlation 0,373 0,018 Valid10 Pearson Correlation 0,499 0,001 Valid11 Pearson Correlation -0,017 0,918 Tidak Valid12 Pearson Correlation 0,310 0,040 Valid13 Pearson Correlation 0,395 0,059 Valid14 Pearson Correlation 0,329 0,061 Valid15 Pearson Correlation 0,330 0,020 Valid16 Pearson Correlation 0,385 0,019 Valid17 Pearson Correlation 0,495 0,001 Valid18 Pearson Correlation -0,038 0,818 Tidak Valid19 Pearson Correlation 0,313 0,053 Valid20 Pearson Correlation 0,518 0,001 Valid21 Pearson Correlation 0,351 0,026 Valid22 Pearson Correlation 0,360 0,023 Valid23 Pearson Correlation 0,447 0,004 Valid24 Pearson Correlation 0,315 0,048 Valid25 Pearson Correlation 0,572 0,000 Valid26 Pearson Correlation 0,416 0,008 Valid27 Pearson Correlation 0,372 0,049 Valid28 Pearson Correlation -0,114 0,484 Tidak Valid29 Pearson Correlation 0,529 0,000 Valid30 Pearson Correlation 0,361 0,022 Valid31 Pearson Correlation -0,162 0,319 Tidak Valid32 Pearson Correlation 0,421 0,007 Valid33 Pearson Correlation 0,426 0,006 Valid34 Pearson Correlation 0,530 0,000 Valid
35 Pearson Correlation 0,362 0,022 Valid36 Pearson Correlation 0,318 0,027 Valid37 Pearson Correlation 0,360 0,023 Valid38 Pearson Correlation 0,313 0,034 Valid39 Pearson Correlation -0,007 0,996 Tidak Valid40 Pearson Correlation 0,374 0,017 Valid41 Pearson Correlation 0,435 0,006 Valid42 Pearson Correlation 0,339 0,032 Valid43 Pearson Correlation 0,335 0,032 Valid44 Pearson Correlation 0,480 0,002 Valid45 Pearson Correlation 0,493 0,001 Valid
Untuk menarik kesimpulan mengenai uji validitas suatu item, perhitungan
statistic menggunakan SPSS versi 16.0. dari perhitungan statistic diatas didapatkan
jumlah item yang dinyatakan tidak valid sejumlah 5 soal (11, 18, 28, 31, 39 )
sehingga jumlah item butir soal menjadi 40 soal.
B. Rangkuman Hasil Uji Persyaratan Validitas Instrumen Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi
No. Item
Analisis Rhitung Rtabel Keterangan
1 Pearson Correlation 0,371 0,031 Valid2 Pearson Correlation 0,390 0,029 Valid3 Pearson Correlation 0,379 0,031 Valid4 Pearson Correlation -0,195 0,228 Tidak Valid5 Pearson Correlation 0,481 0,022 Valid6 Pearson Correlation 0,364 0,022 Valid7 Pearson Correlation 0,554 0,032 Valid8 Pearson Correlation 0,317 0,037 Valid9 Pearson Correlation 0,404 0,034 Valid10 Pearson Correlation 0.412 0,010 Valid11 Pearson Correlation 0,102 0,533 Tidak Valid12 Pearson Correlation 0,330 0,038 Valid13 Pearson Correlation 0,623 0,000 Valid14 Pearson Correlation 0,101 0,536 Tidak Valid15 Pearson Correlation 0,454 0,003 Valid16 Pearson Correlation 0,561 0,000 Valid17 Pearson Correlation 0,441 0,004 Valid18 Pearson Correlation 0,332 0,036 Valid19 Pearson Correlation 0,532 0,001 Valid20 Pearson Correlation 0,319 0,015 Valid21 Pearson Correlation -0,098 0,546 Tidak Valid22 Pearson Correlation 0,440 0,004 Valid23 Pearson Correlation 0,392 0,012 Valid24 Pearson Correlation 0,342 0,031 Valid25 Pearson Correlation 0,483 0,002 Valid26 Pearson Correlation 0,359 0,012 Valid27 Pearson Correlation 0,514 0,001 Valid28 Pearson Correlation 0,452 0,000 Valid29 Pearson Correlation 0,551 0,912 Valid30 Pearson Correlation 0,386 0,030 Valid31 Pearson Correlation 0,344 0,012 Valid32 Pearson Correlation 0,394 0,012 Valid33 Pearson Correlation -0,022 0,892 Tidak Valid34 Pearson Correlation 0,454 0,003 Valid35 Pearson Correlation 0,486 0,061 Valid36 Pearson Correlation 0,402 0,003 Valid37 Pearson Correlation 0,579 0,000 Valid38 Pearson Correlation 0,392 0,012 Valid
39 Pearson Correlation 0,376 0,034 Valid40 Pearson Correlation 0,468 0,002 Valid41 Pearson Correlation 0,575 0,000 Valid42 Pearson Correlation 0,332 0,038 Valid43 Pearson Correlation 0,651 0,000 Valid44 Pearson Correlation -0,032 0,844 Tidak Valid45 Pearson Correlation 0,565 0,000 Valid46 Pearson Correlation -0,089 0,587 Tidak Valid47 Pearson Correlation -0,140 0,390 Tidak Valid48 Pearson Correlation 0,370 0,035 Valid49 Pearson Correlation -0,032 0,844 Tidak Valid50 Pearson Correlation -0,025 0,877 Tidak Valid
Untuk menarik kesimpulan mengenai uji validitas suatu item, perhitungan
statistic menggunakan SPSS versi 16.0. dari perhitungan statistic diatas didapatkan
jumlah item yang dinyatakan tidak valid sejumlah 10 soal (4, 11, 14, 21, 33, 44, 46,
47, 49, 50) sehingga jumlah item butir soal menjadi 40 soal.
Uji Persyaratan Reliabilitas Motivasi
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.845 40
178
A. Taraf Kesukaran
Contoh perhitungan taraf kesukaran butir soal tes nomor 1-50. Rumus
mencari taraf kesukaran adalah:
P = JS
B
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya peserta tes yang menjawab dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
P10 = JS
B=
40
34= 0.85
P11 =JS
B=
40
38= 0.95
P12 =JS
B=
40
29= 0.72
Untuk nomer butir soal tes yang lain cara perhitungan indeks kesukaran sama dengan
perhitungan contoh butir soal tes diatas. Indeks kesukaran butir soal sesuai dengan
ketentuan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
P Interpretasi
0,00-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70- 1,00 Mudah
Walaupun demikian soal-soal yang dianggap baik yaitu soal-soal sedang yang
mempunyai indeks kesukaran sampai dengan 0,70.
179
Hasil Rangkuman Hitungan Taraf Kesukaran Butir Soal Tes
No Butir Soal Indeks Kesukaran Keterangan
1 0.90 Mudah
2 0.85 Mudah
3 0.8 Mudah
4 0.47 Sedang
5 0.87 Mudah
6 0.60 Sedang
7 0.77 Mudah
8 0.90 Mudah
9 0.82 Mudah
10 0.85 Mudah
11 0.95 Mudah
12 0.72 Mudah
13 0.82 Mudah
14 0.82 Mudah
15 0.87 Mudah
16 0.85 Mudah
17 0.80 Mudah
18 0.90 Mudah
19 0.87 Mudah
20 0.45 Sedang
21 0.77 Mudah
22 0.90 Mudah
23 0.82 Mudah
24 0.87 Mudah
25 0.85 Mudah
26 0.82 Mudah
180
27 0.82 Mudah
28 0.80 Mudah
29 0.87 Mudah
30 0.87 Mudah
31 0.82 Mudah
32 0.90 Mudah
33 0.70 Sedang
34 0.87 Mudah
35 0.90 Mudah
36 0.85 Mudah
37 0.87 Mudah
38 0.82 Mudah
39 0.67 Sedang
40 0.87 Mudah
41 0.82 Mudah
42 0.65 Sedang
43 0.85 Mudah
44 0.47 Sedang
45 0.75 Mudah
46 0.32 Sedang
47 0.47 Sedang
48 0.70 Sedang
49 0.40 Sedang
50 0.57 Sedang
Hasil rangkuman indeks kesukaran dapat disimpulkan bahwa; (1) Soal dengan
P 0,00 sampai 0,30 yang disebut soal sukar dalam analisis butir soal ini tidak
diketemukan; (2) Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 yang disebut soal sedang dalam
181
analisis butir soal ini berjumlah 11 soal; 3) Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 yang
disebut soal mudah dalam analisis butir soal ini berjumlah 39 soal. Sehingga indeks
kesukaran dalam butir-butir soal dapat memenuhi persyaratan untuk melakukan
penelitian dengan instrument tes ini.
182
B. Daya Pembeda
Cara menentukan daya pembeda dalam butir soal yaitu seluruh skor peserta
tes dibagi menjadi dua kelompok besar masing-masing 50 % kelompok atas dan 50 %
kelompok bawah kemudian dibuat urutan penyebaran dari skor yang paling tinggi ke
skor yang paling rendah, yaitu sebagai berikut:
No.Urut Kelompok Atas Kelompok Bawah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
183
Contoh penghitungan daya pembeda butir soal tes nomor 11-13. Rumus
mencari daya pembeda atau indeks diskriminasi adalah:
D = A
A
J
B-
B
B
J
B= PA- PB
Keterangan :
J A = Banyaknya peserta kelompok atas
J B = Banyaknya peserta kelompok bawah
B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA= A
A
J
B= Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar
PB= B
B
J
B= proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar
Contoh perhitungan daya pembeda atau indeks diskriminasi butir tes nomor 9.
Diketahui:
J A = 15 J B = 15
B A = 9 BB = 4
PA = 0,60 PB = 0,26
Tanya: D?
Jawab: D = PA- PB
= 0,60 – 0,26
= 0,34
Untuk nomor butir soal yang lain cara perhitungan daya pembeda atau indeks
diskriminasi sama dengan perhitungan contoh butir soal tes diatas. Daya pembeda
184
atau indeks diskriminasi butir soal sesuai dengan ketentuan yang diklasifikasikan
sebagai berikut:
D: 0,00 sampai 0,20 adalah jelek (poor)
D: 0,20 sampai 0,40 adalah cukup (satisfactory)
D: 0,40 sampai 0,70 adalah baik (good)
D: 0,70 sampai 1,00 adalah sangat baik (excellent)
D: negative, tidak baik jadi semua butir soal tes yang mempunyai nilai D negatif
sebaiknya dibuang
Walaupun demikian butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang
mempunyai daya pembeda atau indeks diskriminasi 0,40 sampai 0,70.
Hasil Rangkuman Hitungan Daya Pembeda Butir Soal Tes
No Butir Soal Indeks Diskriminasi Keterangan1 Baik (good)2 Baik (good)3 Baik (good)4 Baik (good)5 Baik (good)6 Baik (good)7 Baik (good)8 Baik (good)9 Baik (good)10 Baik (good)11 Baik (good)12 Baik (good)13 Baik (good)14 Baik (good)15 Baik (good)16 Baik (good)17 Baik (good)18 Baik (good)
185
19 Baik (good)20 Baik (good)21 Baik (good)22 Baik (good)23 Baik (good)24 Baik (good)25 Baik (good)26 Baik (good)27 Baik (good)28 Baik (good)29 Baik (good)30 Baik (good)31 Baik (good)32 Baik (good)33 Baik (good)34 Baik (good)35 Baik (good)36 Baik (good)37 Baik (good)38 Baik (good)39 Baik (good)40 Baik (good)41 Baik (good)42 Baik (good)43 Baik (good)44 Baik (good)45 Baik (good)46 Baik (good)47 Baik (good)48 Baik (good)49 Baik (good)50 Baik (good)
Hasil rangkuman indeks diskriminasi dapat disimpulkan bahwa; (1) Daya pembeda
antara 0,00 sampai 0,20 yang berarti jelek dalam analisis butir soal ini tidak diketemukan; (2)
Daya pembeda antara 0,20 sampai 0,40 yang berarti cukup dalam analisis butir soal
186
berjumlah 11 soal; (3) Daya pembeda antara 0,40 sampai 0,70 yang berarti baik dalam
analisis butir soal ini berjumlah 25 soal; (4) Daya pembeda anatara 0,70 sampai 1,00 yang
berarti baik sekali dalam analisis butir soal ini tidak diketemukan; (5) Daya pembeda
negative yang berarti tidak baik dalam analisis butir soal ini tidak diketemukan sehingga
indeks diskriminasi dalam butir soal tes dapat memenuhi persyaratan penelitian dengan
instrument test.
Uji Persyaratan Reliabilitas Prestasi Belajar
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.898 45
218
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (Kelompok Kontrol)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Dasar-dasar antomi tubuh manusia
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Bahasa umum dalam anatomi dan anatomi position
Gambaran sistem organ
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi tubuh manusia
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi tubuh manusia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
219
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi tubuh manusia
2. Klasifikasi taksonomi manusia
3. Tingkat struktural organisasi tubuh
4. Bidang struktural tubuh
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
220
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar OHP mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
Kegiatan mahasiswa:
221
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar Transparansi mengenai sistem tubuh manusia
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi tubuh manusia?
222
2) Jelaskan klasifikasi taksonomi manusia?
3) Jelaskan tingkat structural orgaisasi tubuh manusia?
4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
223
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 (Kelompok Kontrol)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Antomi sistem pernafasan
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Definisi anatomi sistem pernafasan
Gambaran garis besar saluran pernafasan
Organ saluran pernafasan bagian atas dan bawah
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi sistem pernafasan
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem pernafasan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan secara garis besar organ-organ saluran
pernafasan
224
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem pernafasan
2. Tingkat struktural organ sistem pernafasan
3. Organ-organ saluran pernafasan bagian atas dan bagian bawah
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
225
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar OHP mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
226
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar Transparansi mengenai sistem pernafasan
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
227
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem pernafasan?
2) Jelaskan gambaran garis besar saluran pernafasan?
3) Jelaskan kendali saraf pada saluran pernafasan?
4) Jelaskan gambaran saluran pernafasan bagian atas dan bawah?
228
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3 (Kelompok Kontrol)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan
limfe
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Pendahuluan sistem kardiovaskuler, darah dan limfe
Gambaran organ jantung, darah dan limfe
Hemodinamika: aliran darah dan tekanan darah
Jalur sirkulasi
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar sistem sirkulasi kardiovaskuler,
darah dan limfe
229
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem kardiovaskuler
2. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran organ jantung, darah dan limfe
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hemodinamika tubuh manusia
4. Mahasiswa mampu menjelaskan jalur sirkulasi tubuh
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe
2. Gambaran organ jantung, darah dan limfe
3. Hemodinamika: aliran darah dan tekanan darah
4. Jalur sirkulasi
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
230
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar OHP mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
231
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar Transparansi mengenai sistem kardiovaskuler, darah
dan limfe
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
232
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe?
2) Jelaskan gambaran organ jantung, darah dan limfe?
3) Jelaskan tingkat hemodinamika tubuh manusia?
233
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4 (Kelompok Kontrol)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Anatomi sistem persarafan dan sensori
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Pendahuluan sistem organ persarafan dan sensori
Gambaran sistem organ persarafan dan sensori
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi organ persarafan dan
sensori
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem persarafan dan
sensori
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
234
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem persarafan dan sensori
2. Klasifikasi taksonomi sistem persarafan dan sensori
3. Tingkat struktural organisasi sistem persarafan dan sensori tubuh
4. Bidang struktural tubuh pada sistem persarafan dan sensori
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
235
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan
melaksanakan informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar OHP mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
236
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar transparansi mengenai system persarafan dan
sensori
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
237
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem sistem persarafan dan sensori?
2) Jelaskan klasifikasi taksonomi sistem persarafan dan sensori manusia?
3) Jelaskan tingkat structural sistem persarafan dan sensori tubuh
manusia?
4) Jelaskan bidang structural pada sistem persarafan dan sensori tubuh
manusia?
238
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5 (Kelompok Kontrol)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Antomi sistem pencernaan
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Pendahuluan sistem organ pencernaan
Gambaran organ mulut, faring, gaster, ilium dan colon
Gambaran sistem organ pendukung pencernaan
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi tubuh manusia
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem pencernaan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi organ sistem pencernaan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
239
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem pencernaan
2. Klasifikasi organ sistem pencernaan
3. Tingkat struktural organisasi tubuh
4. Bidang struktural tubuh
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
240
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar OHP mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
241
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar transparansi mengenai sistem tubuh manusia
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
242
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi tubuh manusia?
2) Jelaskan klasifikasi taksonomi manusia?
3) Jelaskan tingkat structural organisasi tubuh manusia?
4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
243
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6 (Kelompok Kontrol)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia OHP)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Antomi sistem urogenital
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Pendahuluan sistem organ urogenital
Gambaran sistem organ internal ginjal dan bladder
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi sistem urogenital
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem urogenital
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi organ sistem urogenital
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
244
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem urogenital
2. Klasifikasi organ sistem urogenital
3. Tingkat struktural organisasi urogenital
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia OHP
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
245
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar OHP mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
246
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar transparansi mengenai sistem urogenital
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
Tes uraian:
247
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem urogenital?
2) Jelaskan klasifikasi sistem urogenital?
3) Jelaskan tingkat structural organisasi tubuh manusia?
4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (Kelompok Eksperimen)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Dasar-dasar antomi tubuh manusia
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Bahasa umum dalam anatomi dan anatomi position
Gambaran sistem organ
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi tubuh manusia
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi tubuh manusia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
184
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi tubuh manusia
2. Klasifikasi taksonomi manusia
3. Tingkat struktural organisasi tubuh
4. Bidang struktural tubuh
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
185
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar video mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
186
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar video mengenai sistem tubuh manusia
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi tubuh manusia?
187
2) Jelaskan klasifikasi taksonomi manusia?
3) Jelaskan tingkat structural organisasi tubuh manusia?
4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
188
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 (Kelompok Eksperimen)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Anatomi sistem pernafasan
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Definisi anatomi sistem pernafasan
Gambaran garis besar saluran pernafasan
Organ saluran pernafasan bagian atas dan bawah
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi sistem pernafasan
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem pernafasan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
189
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem pernafasan
2. Tingkat struktural organ sistem pernafasan
3. Organ-organ saluran pernafasan bagian atas dan bagian bawah
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
190
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar video mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
191
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar video mengenai sistem pernafasan
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem pernafasan?
192
2) Jelaskan gambaran garis besar saluran pernafasan?
3) Jelaskan kendali saraf pada saluran pernafasan?
4) Jelaskan gambaran saluran pernafasan bagian atas dan bawah?
193
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3 (Kelompok Eksperimen)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan
limfe
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Pendahuluan sistem kardiovaskuler, darah dan limfe
Gambaran organ jantung, darah dan limfe
Hemodinamika: aliran darah dan tekanan darah
Jalur sirkulasi
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami sistem kardiovaskuler, darah dan limfe
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem kardiovaskuler
194
2. Mahasiswa mampu menjelaskan gambaran organ jantung, darah dan limfe
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hemodinamika tubuh manusia
4. Mahasiswa mampu menjelaskan jalur sirkulasi tubuh
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe
2. Gambaran organ jantung, darah dan limfe
3. Hemodinamika: aliran darah dan tekanan darah
4. Jalur sirkulasi
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
195
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar video mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
196
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar video mengenai sistem kardiovaskuler
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
197
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem kardiovaskuler, darah dan limfe?
2) Jelaskan gambaran organ jantung, darah dan limfe?
3) Jelaskan tingkat hemodinamika tubuh manusia?
198
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4 (Kelompok Eksperimen)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Anatomi sistem persarafan dan sensori
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Pendahuluan sistem organ persarafan dan sensori
Gambaran sistem organ persarafan dan sensori
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami sistem organ persarafan dan sensori
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem persarafan dan
sensori
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi taksonomi manusia
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
199
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem persarafan dan sensori
2. Klasifikasi taksonomi sistem persarafan dan sensori
3. Tingkat struktural organisasi sistem persarafan dan sensori tubuh
4. Bidang struktural tubuh pada sistem persarafan dan sensori
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
200
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar video mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
201
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar video mengenai sistem persarafan dan sensori
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem sistem persarafan dan sensori?
202
2) Jelaskan klasifikasi taksonomi sistem persarafan dan sensori manusia?
3) Jelaskan tingkat structural sistem persarafan dan sensori tubuh
manusia?
4) Jelaskan bidang structural pada sistem persarafan dan sensori tubuh
manusia?
203
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5 (Kelompok Eksperimen)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Anatomi sistem pencernaan
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Pendahuluan sistem organ pencernaan
Gambaran organ mulut, faring, gaster, ilium dan colon
Gambaran sistem organ pendukung pencernaan
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar sistem organ pencernaan
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem pencernaan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi organ dalam sistem
pencernaan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural organisasi tubuh
204
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem organ pencernaan
2. Klasifikasi taksonomi sistem organ pencernaan
3. Tingkat struktural organisasi organ pencernaan
4. Organ sistem pendukung pencernaan
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
205
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar video mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ tubuh manusia
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
206
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar video mengenai sistem pencernaan
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
207
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem organ pencernaan ?
2) Jelaskan klasifikasi taksonomi sistem organ pencernaan?
3) Jelaskan tingkat structural organ pencernaan tubuh manusia?
4) Jelaskan organ pendukung sistem pencernaan tubuh manusia?
208
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6 (Kelompok Eksperimen)
(Pendekatan Pembelajaran Bermedia VCD)
Satuan Pendidikan : STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan)
Program : D III Keperawatan
Mata Pelajaran : Anatomi
Pokok Bahasan : Anatomi sistem urogenital
Semester : I (Ganjil)
Alokasi Waktu : 2 x 50 Menit
A. Standart Kompetensi
Mata kuliah ini membahasa tentang:
Pendahuluan sistem organ urogenital
Gambaran sistem organ internal ginjal dan blader
B. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar anatomi sistem organ urogenital
C. Indikator Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anatomi sistem urogenital
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi organ dalam sistem urogenital
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tingkat struktural sistem urogenital
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bidang struktural tubuh
209
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi anatomi sistem urogenital
2. Klasifikasi taksonomi sistem urogenital
3. Tingkat struktural organisasi sistem urogenital
4. Bidang struktural tubuh
E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan dan metode Pengajaran
a. Pendekatan : Bermedia VCD
b. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya Jawab
2. Langkah Pembelajaran (sebelum pembelajaran dilakukan penelusuran
motivasi belajar dengan pemberian angket)
a. Pendahuluan
Kegiatan Dosen:
1) Memeriksa kehadiran mahasiswa
2) Dosen memotivasi mahasiswa memusatkan perhatiannya dengan
cara menyampaikan pertanyaan secara lisan mengenai ruang
lingkup tubuh manusia.
3) Menyampaikan atau memberikan penjelasan tentang indicator
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa selama proses
pembelajaran
4) Menyampaikan media pembelajaran yang akan digunakan
210
Kegiatan mahasiswa:
Mendengarkan, memperhatikan, menjawab pre tes dan melaksanakan
informasi/ penjelasan yang disampaikan dosen.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa
1) Mempersiapkan
kelengkapan alat yang akan
digunakan untuk media
pembelajaran
2) Memberikan informasi
tentang organ tubuh
manusia
3) Menayangkan gambar video
tentang sistem organ tubuh
manusia
4) Memberi kesempatan pada
mahasiswa untuk bertanya
1) Membaca materi mengenai
sistem organ tubuh manusia
2) Mendengarkan,
memperhatikan informasi
dan penjelaskan yang
disampaikan oleh dosen
3) Memperhatikan tayangan
gambar video mengenai
sistem organ tubuh manusia
4) Bertanya
c. Kegiatan Inti
Kegiatan dosen:
1) Membuat kesimpulan mengenai sistem organ urogenital
2) Mengevaluasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan lisan
seputar indicator pembelajaran yang ingin dicapai.
3) Memberikan penghargaan kepada mahasiswa
4) Melakukan kuis secara tertulis untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi mahasiswa selama proses pembelajaran.
211
Kegiatan mahasiswa:
1) Mahasiswa menjawab secara lisan pertanyaan dari dosen
2) Salah satu mahasiswa menerima penghargaan
3) Mahasiswa secara individual menjawab soal-soal secara tertulis
4) Mahasiswa menerima hasil dari kuis yang dilakukan secara
individual.
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Gambar video mengenai sistem urogenital
2. Sumber Pembelajaran
a. Berman, I. (1993). Color Atlas Of Basic Histology. Miami prince Hall
Intenational Inc.
b. Sloane, E. (2003). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta, EGC.
c. Thibedeo, G. A dan Patton, K. T (1994). Anatomy’s textbook: Anatomy
and Physiology. St. Louis : Mosby Comp.
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik
a. Tes lisan dan tes tertulis
b. Diskusi
2. Bentuk instrument
a. Daftar pertanyaan
b. Tes uraian
3. Soal/Instrument
Tes uraian:
1) Jelaskan pengertian anatomi sistem urogenital?
212
2) Jelaskan klasifikasi sistem urogenital?
3) Jelaskan tingkat structural organisasi sistem urogenital?
4) Jelaskan bidang structural tubuh manusia?
Data Rekapitulasi Penelitian Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Mahasiswa untuk Kelompok Eksperimen I (VCD)
No Motivasi Belajar Mahasiswa
Nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi
12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940
Keterangan:
1 : Kategori Rendah
2 : Kategori Tinggi
Data Rekapitulasi Penelitian Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Mahasiswa untuk Kelompok Eksperimen II (OHP)
No Motivasi Belajar Mahasiswa
Nilai Prestasi Belajar Mata Pelajaran Anatomi
12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940
Keterangan:
1 : Kategori Rendah
2 : Kategori Tinggi
Rekapitulasi Skor Motivasi dan Prestasi Kelompok Eksperimen
No Motivasi Nilai Prestasi Belajar1 119 2 84
2 121 2 70
3 107 1 52
4 124 2 66
5 131 2 646 129 2 80
7 133 2 78
8 122 1 80
9 119 1 80
10 127 2 82
11 127 2 76
12 127 1 66
13 115 1 82
14 125 2 80
15 122 1 7216 129 1 72
17 128 1 84
18 117 1 90
19 122 2 84
20 119 2 76
21 114 1 74
22 121 1 72
23 118 1 80
24 112 2 70
25 113 1 7826 111 1 78
27 109 1 74
28 115 1 84
29 117 1 84
30 116 1 76
31 115 1 74
32 135 2 81
33 104 1 78
34 122 2 76
35 119 2 7836 126 2 70
37 111 1 62
38 127 2 84
Rekapitulasi Skor Motivasi dan Prestasi Kelompok Kontrol
No Motivasi Nilai Prestasi Belajar1 113 2 682 116 2 563 114 2 624 102 1 705 114 2 706 124 2 707 105 1 548 106 1 529 115 2 5010 123 2 6611 124 2 5812 114 2 8013 109 2 7014 110 1 6615 109 1 7016 98 1 7017 121 2 6418 112 2 7019 103 1 7020 97 1 7821 108 2 7022 106 1 6623 102 1 5224 119 2 7225 125 2 6626 107 1 7027 104 1 6628 121 2 8029 116 2 7430 115 2 7231 114 2 7032 109 2 7033 110 1 7834 109 1 7035 98 1 7236 121 2 8037 109 1 50