Download - Makalah Rekayasa Lingkungan
MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“PENGOLAHAN AIR LIMBAH”
NON DOMESTIK
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Nama / Nim : Dessy Rahman Zain H1A110224
Ahmad Zairin H1A108223
Mohamad Yusup H1A110212
M.Ichsan Amsigal H1A110222
Hamlianor H1A110214
Kelompok : 5 (Lima)
Jurusan : Teknik Sipil Banjarmasin
FAKULTAS TEKNIK SIPIL BANJARMASIN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah
Pengetahuan Lingkungan yang berjudul Pengolahan Air Limbah.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman
kami yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kamiterus mengharapkan bimbingan dari
dosen mata kuliah Rekayasa Lingkungan. Harapan kami, semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya. Akhirnya kata
kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1. LATAR BELAKANG
Salah satu diantara masalah di dunia yang banyak mendapat perhatian adalah
pencemaran lingkungan. Meningkatnya taraf hidup masyarakat di negara berkembang
menimbulkan semakin banyak pula variasi zat pencemar yang dihasilkan dan bila
dibiarkan dalam tanah atau dibuang ke air akan mencemari dan merubah sumber daya
yang ada. Kehadiran limbah non domestik dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup
masyarakat dan juga mengganggu kelestarian lingkungan hidup, sehingga perlu adanya
penanganan dan pengelolaan.Limbah terdiri dari limbah domestic dan non domestic. Air
limbah domestik berasal dari rumah tangga, pemukiman, pasar, lembaga/kantor, rekreasi,
dll. Sedangkan limbah non domestik berasal dari limbah sisa produksi (industri). Sesuai
dengan kondisi dan kebiasaan masyarakat memungkinkan perlu ada penanganan air
limbah non domestik. (Sugiharto, 1987).
Pengelolaan limbah diartikan sebagai upaya pencegahan terhadap polusi akibat
perilaku buangan padat, cair dan gas agar tidak mencemari lingkungan yaitu tanah, udara
dan air. Dengan kata lain, pengelolaan limbah merupakan suatu usaha untuk mengolah
limbah dengan tujuan untuk meminimalkan beban pencemaran ini dapat diolah dan
memenuhi standar baku mutu yang telah ditentukan. (Tjokrokusumo, 1998
BAB II
STUDI PUSTAKA
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang
yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan
atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia
serta menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan
bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair
yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran
dan industri, yang bercampur dengan air tanah, air permukaan
dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia,
baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti
industri, perhotelan dan sebagainya.
Diantara dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan
adalah dihasilkannya limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa pengertian air
limbah menurut beberapa pendapat antara lain:
1. Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai
zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan
kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
2. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air yang
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat umum lainnya,
dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
3. Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah
cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
4. Menurut Sugiharto (1987), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan
rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya.
Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Lingkungan hidup dapat dilindungi dari pencemaran
dengan pengolahan air limbah yang baik. Secara ilmiah
lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap
gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut.
Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang
terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah
sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air
buangan antara lain:
1. Pengenceran atau Dilution
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi
dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin
meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang
harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran
terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya
bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,
pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan
terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan
sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi atau Oxidation Ponds
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar
matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses
pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar
berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter.
Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi
kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang
terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya untuk kolam oksidasi atau Oxidation Ponds adalah
sebagai berikut:
a) Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah
ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen.
Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah
melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari
sehingga tumbuh dengan subur.
b) Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O
dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari
terbentuk O2 atau oksigen. Kemudian oksigen ini digunakan oleh
bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik
yang terdapat dalam air buangan disamping itu terjadi
pengendapan.
c) Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan
berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam
badan-badan air seperti kali, danau, sungai.
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air
akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding
parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat
digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan
sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat
dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu
sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana kandungan
zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh
tanam-tanaman.
Sebagai patokan dapat dipergunakan acuan bahwa 85-
95% dari jumlah air yang dipergunakan menjadi air limbah apabila
industri tersebut tidak menggunakan kembali air limbah tersebut
(Sugiharto,1987). Meskipun merupakan air sisa namun volumenya
besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi
kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi
dalam bentuk yang sudah kotor atau tercemar. Selanjutnya air
limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan
digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air limbah ini harus
dikelola dan atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari
berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi sebagai berikut:
1. Air limbah yang bersumber dari rumah tangga atau domestic
wastes water, yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman
penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta yaitu
tinja dan air seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan
umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
2. Air limbah industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat
proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-
masing industri, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak,
garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan
sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar
tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air limbah kotapraja atau municipal wastes water yaitu air
buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan,
hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat ibadah, dan
sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis
air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
Gambar 2.1. Air Limbah yang Berasal dari Industri
Karakteristik air limbah perlu diketahui karena hal ini akan
menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak
mencemari lingkungan hidup. Pengolahan air limbah dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu pengolahan secara fisika, kimia,
biologi. Ketiga proses tersebut tidak selalu berjalan sendirisendiri
tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinasi
antara satu dengan yang lainnya. Ketiga proses tersebut yaitu
(Daryanto, 1995):
1. Karakteristik fisik
Pengolahan ini terutama ditujukan untuk air limbah yang tidak
larut (bersifat tersuspensi), atau dengan kata lain buangan cair
yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini
untuk pimisahan. Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan
lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan-bahan
tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau bahan-
bahan yang mengapung mudah disisihkan terlebih dahulu. Proses
flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahanbahan yang
mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu
proses berikutnya (Tjokrokusumo, 1995).
2. Karakteristik kimiawi
Pengolahan secara kimia adalah proses pengolahan yang
menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat
pencemar dalam air limbah. Proses ini menggunakan reaksi kimia
untuk mengubah air limbah yang berbahaya menjadi kurang
berbahaya. Proses yang termasuk dalam pengolahan secara kimia
adalah netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi dan flokulasi.
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap
(koloid), logam-logam berat, senyawa phospor dan zat organik
beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang
diperlukan. Pengolahan secara kimia dapat memperoleh efisiensi
yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan
bahan kimia (Tjokrokusumo, 1995).
3. Karakteristik bakteriologis
Semua polutan air yang biodegradable dapat diolah secara
biologis, sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara
biologis dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan
efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah dikembangkan berbagai
metoda pengolahan biologis dengan segala modifikasinya
(Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan air limbah secara biologis, antra lain bertujuan untuk
menghilangkan bahan organik, anorganik, amoniak, dan posfat
dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan atau filter
telah dikenal luas guna menangani air untuk keperluan industri
dan rumah tangga, cara ini juga dapat diterapkan untuk
pengolahan air limbah yaitu dengan memakai berbagai jenis
media filter seperti pasir dan antrasit. Pada penggunaan sistem
saringan anaerobik, media filter ditempatkan dalam suatu bak
atau tangki dan air limbah yang akan disaring dilalukan dari arah
bawah ke atas (Laksmi dan Rahayu, 1993).
Selain melakukan pencegahan perlu adapun cara atau
teknik pengolahan air limbah. Tujuan utama pengolahan air
limbah ini ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di
dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,
mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan
air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 tahap, berikut ini
adalah tahap-tahapannya:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan
untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam
aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung
pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and
storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya pengolahan tahap pertama ini masih memiliki
tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya
ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada
pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition
and coagulation, flotation,sedimentation, dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat
terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan
proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan
pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic
lagoon, tricking filter, aerated lagoon,stabilization basin, rotating
biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap
ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon
adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening
gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan
sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or
wet combustion, pressure filtration, vacuum
filtration,centrifugation, lagooning or drying bed, incineration,
atau landfill.
Gambar 2.2 Wastewater Treatment Process
BAB III
MIND MAP
Gambar 2.3 Mind Map
BAB IV
STUDI KASUS DAN ANALISIS
Sebanyak 575 dari 719 perusahaan modal asing (PMA) dan perusahaan modal
dalam negeri (PMDN) di Pulau Batam tak memiliki Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) seperti yang digariskan. Dari 274 industri penghasil limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3), hanya 54 perusahaan yang melakukan pengelolaan
pembuangan limbahnya secara baik. Sisanya membuang limbahnya ke laut lepas atau
dialirkan ke sejumlah dam penghasil air bersih. Tragisnya, jumlah libah B3 yang
dihasilkan oleh 274 perusahaan industri di Pulau Batam yang mencapai 3 juta ton per
tahun selama ini tak terkontrol.
Salah satu industri berat dan terbesar di Pulau Batam penghasil limbah B3 yang tak
punya pengolahan limbah adalah McDermot. Berdasarkan fakta dilapangan dari 24
kawasan industri, hanya 4 yang memiliki AMDAL dan hanya 1 yang mempunyai unit
pengolahan limbah (UPL) secara terpadu, yaitu kawasan industri Muka Kuning,
Batamindo Investment Cakrawala. Panbil Industrial Estate, Semblong Citra Nusa, dan
Kawasan Industri Kabil. Semua terjadi karena pembangunan di Pulau Batam yang
dikelola otorita Batam selama 32 tahun, tidak pernah mempertimbangkan aspek
lingkungan dan sosial kemasyarakatan.
Seolah-olah investasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan segalanya. Sesuai
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup dan
Peraturan PemerintahNomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), maka pengelolan sebuah kawasan industri tanpa mengindahkan
aspek lingkungan, jelas melanggar hukum. Semenjak Pemerintah Kota Batam dan
Bapedalda terbentuk tahun 2000, barulah diketahui bahwa Pulau Batam ternyata kondisi
lingkungan dan alamnya sudah rusak parah
Analisis dari persoalan diatas antara lain:
1. Dampak dari tidak adanya Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk
setiap perusahaan yang akan membangun usahanya disuatu daerah akan mengakibatkan
rusaknya ekosistem alam dari daerah itu sendiri.
2. Menjaga lingkungan itu penting, karena apabila lingkungan disekitar kita rusak
dampaknya akan berimbas ke pada kita sendiri. Contohnya seperti banjir yang belum lama
terjadi belakangan ini, hal tersebut diakibatkan ketidakdisiplinan masyarakat dalam
membuang sampah ke aliran sungai yang mengakibatkan saluran air menyempit dan
tersumbat sehingga air meluap ke jalanan dan rumah-rumah penduduk.
3. Pemerintah seharusnya ikut menjaga dan mengatur dari lingkungan hidup yang ada
disekitar kita. Salah satu caranya dengan membuat perundang-undangan tentang
lingkungan hidup dan mengontrol apabila ada pelanggaran yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S, 1989. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-l. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto 1995. Ekologi dan Sumber Daya alam. Bandung: Tarsito
Laksmi, J. dan Rahayu,W., 1993.Penanganan Limbah Industri Pangan, Kanisius, Jakarta.
Notoatmodjo, S, (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sugiharto (1987), Dasar- dasar Pengelolaan Air Limbah, Cetakan Pertama. Jakarta: UI
Press
Tjokrokusumo, KRT. 1995. Pengantar Teknologi Bersih, Khusus Pengelolaan dan Pengolahan
Air. Yogyakarta: STTL-YLH