Download - laporan penginderaan jauh tahap4
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH
Acara 4 Interpretasi Citra Satelit Spot 4
Nama : Windayani Ika Yunita S.
Nim : 451 408 147
Kelas/Angkatan: Geografi B / 2008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI S1
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2010
1. Judul :
ACARA 1 INTERPRETASI CITRA SATELIT SPOT 5
2. Tujuan :
Agar dapat mengidentifikasi objek yang ada pada citra spot 5
Agar dapat mendelineasi hasil interpretasi citra spot 5 secara teliti
Agar dapat membuat peta hasil interpretasi citra spot 5
3. Alat dan Bahan :
Citra Satelit Spot 5 Kecamatan Anggrek
Plastik Trasparan
Spidol OHP
Penggaris,Gunting,Alkohol,Kapas
4. Dasar Teori :
Interpretasi citra
Pengenalan objek merupkan bagian vital dalam interpretasi citra. Tanpa dikenali
identitas dan jenis objek yang tergambar pada citra. Demikian pentingnya pengenalan
objek itu sehingga ada satu periode perkembangan penginderaan jauh.
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra
inderaja.kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali
objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut
untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur
interpretasi yang terdiri dari antara lain:
a. Rona dan warna
Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat
pada foto udara atau pada citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya
adalah hitam, putih atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca
saat pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar
(pagi, siang atau sore) dan sebagainya. Pada foto udara berwarna, rona sangat
dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan, misalnya
menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan
sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona
yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang
yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto udara berwarna. Warna
adalah ujud yang tampak pada mata,menunjukan tingkat kegelapan yang beragam warna
biru,hijau,kuning mera,jingga dan lainnya.
Cara pengukuran rona
Rona dapat diukur dengan dua cara yaitu dengan cara cara relatif dengan
menggunakan mata biasa dan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan alat.dengan
menggunakan mata biasa ,pada umumnya rona dibedakan menjadi lima tingkat yaitu
putih,kelabu-putih,kelabu,kelabu-hitam dan hitam.dengan menggunakan alat maka rona
dapat dibedakan dengan lebih pasti dan dengan tingkat pembedaan yang lebih banyak.
Faktor yang mempengaruhi rona
Rona pada citra dipengaruhi oleh lima faktor antara lain:
• Karakteristik objek ; karakteristik objek yang mempengaruhi rona ialah permukaan
kasar cenderung menimbulkan rona gelappada foto karena sinar yang datang
mengalami hamburan hingga mengurangi sinar yang di pantulkan. Warna objek yang
gelap cenderung menimbulkan rona gelap. Objek basah gelap menimbulkan rona
gelap.
• Bahan yang digunakan;
• Pemrososan emulasi; emulasi dapat di proses denga hasil redup (mat), setengah redup
(semi mat), dan gilap (glossy). Cetakan gilap menguntungkan karena ronanya lebih
cerah akan tetapi sukar di tulisi atau di gambari, cetaskan redup bersifat sebaliknya.
• Cuaca;
• Letak objek;
Cara pengukuran warna
Ada dua cara Pengukuran warna yaitu dengan cara integral dan cara
analitik.pengukuran warna dengan cara integral adalah pengukuran warna gabungan yang
dibuahkan oleh lapisan-lapisan zat warna,tanpa memisahkan satu persatu.cara
pengukuran analitik adalah pengukuran densiti pada tiap panjang gelombang bagi tiap
lapis zat warna.
Faktor yang mempengaruhi warna
Faktor yang mempengaruhi warna ialah panjang gelombang sinar yang
membentuk warna itu.panjang gelombang (0,4-0,5) membentuk warna biru sedang warna
gelombang (0,5-0,7) membentuk warna kuning.panjang gelombang yang dominan atau
panjang gelombang rata-rata yang membentuk warna disebut “hue”.dengan kata lain hue
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna. Disamping dipengaruhi oleh
hue,warna juga dipengaruhi oleh dua faktor lainnya yaitu kejenuhan (soturation) dan
intensitas.kejenuhan mencirikan julat (range) panjang gelombang yang membentuk
warna.intensitas ditentukan oleh jumlah total sinar yang dipantulkan,terlepas dari panjang
gelombangnya.
b. Bentuk
Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi
atau kerangka suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek
yang dapat dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja.
Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan kerangka suatu objek.
Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang banyak dikenali
berdasarkan bentuknya saja. Dalam konteks ini bentuk dapat berupa bentuk yang tampak
dari luar (umum), maupun menyangkut susunan atau struktur yang lebih rinci.contoh;
gedung perkantoran biasanya berbentuk huruf I, L atau U; pohon kelapa berbentuk
bintang sedang pinus berbentuk kerucut. Ada dua istilah di dalam bahasa inggris yang
artinya bentuk, yaitu shape dan from. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedang
from merupakan susunan atau struktur yang lebih rinci.
c. Ukuran
Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak,luas,tinggi,lereng dan
volume, karena ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala,maka didalam
memanfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat
skalanya.sebagai contoh: ukuran suatu rumah dibedakan apakah rumah hunian, kantor,
atau pabrik rumah hunian biasanya ukuranya relatif lebih kecil dibandingkan dengan
perkantoran atau pabrik. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk
(segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m – 100 m).
d. Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona
kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.biasanya
dinyatakan dalam ujud kasar,halus atau bercak-bercak. contoh:hutan biasanya tampak
bertekstuk kasar, sedangkan belukar berstektur sedang,semak bertekstur halus.
e. Pola
Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau
keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan
manusia, dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam
mengenalinya. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak
obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah yang membentuk susunan keruangan.
Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai
struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu
ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun
kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya
yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
f. Bayangan
Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan
menghasilkan suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi,
tetapi objek dalam bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada
foto, yang bersifat menyulitkan dalam interpretasi. Bayangan bersifat menyembunyikan
detail atau obyek yang berada didaerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak didaerah
bayangan umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang tampak samar-samar.namun
demikian merupakan faktor penting untuk mengamati obyek-obyek yang tersembunyi.
Contoh ; Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong
asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat
condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas,
sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama jika pengambilan
gambarnya dilakukan pada tengah hari.
g. Situs
Situs merupakan hasil engamatan dari hubungan antara obyek dilingkungan
sekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain,jadi bukan mencirikan suatu obyek
secara langsung. Contoh : situs kebun kopi terletak ditanah miring karena tanaman kopi
memerlukan pengaturan air yang baik; kompleks permukiman biasanya memenjang
disepanjang jalan,pada tanggul alam, atau igir beting pantai, permukiman pada umumnya
memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga
persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
h. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang
lain,berdasarkan asosiasi tersebut maka bila telah dikenali satu obyek tertentu maka dapat
dijadikan petunjuk bagi obyek yang lain. Contoh ; lapangan sepak bola berasosiasi
dengan tiang gawang,tribun penonton bila itu stadion yang besar. Stasiun kereta api
berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
Konvergensi bukti Dalam proses penafsiran citra penginderaan jauh sebaiknya digunakan
unsure diagnostic citra sebanyak mungkin. Hal ini perlu dilakukan karena semakin
banyak unsure diagnostic citra yang digunakan semakin menciut lingkupnya untuk
sampai pada suatu kesimpulan suatu obyek tertentu. Konsep ini yang sering disebut
konvergensi bukti. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Konsep konvergensi ini dapat diterapkan pada proses penafsiran citra Landsat Tm7+
dimana para penafsir memulai pertimbangan umu dilanjutkan ke pertimbangan khusus
pada suatu obyek.
Teknik interpretasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interpretasi secara manual dan
interpretasi secara digital.
1. Interpretasi Secara Manual
Interpretasi citra secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang
mendasarkan pada pengenalan ciri (karakteristik) objek secara keruangan (spasial). Karakteristik
objek yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan unsur-unsur interpretasi. Interpretasi
ini dilakukan pada citra yang dikonversi dalam bentuk foto.
2. Interpretasi Secara Digital.
Interpretasi secara digital merupakan evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang
disajikan pada citra. Analisis digital dapat dilakukan melalui pengenalan pola spektral dengan
bantuan komputer (Lillesand dan Kiefer dalam Purwadhi, 2001 : 26). Dasar interpretasi ini
berupa klasifikasi pixel berdasarkan nilai spectral dan dapat dilakukan dengan cara statistik.
SPOT-4
SPOT singkatan dari Systeme Pour I.Observation de la Terre. SPOT-1
diluncurkan pada tahun 1986. SPOT dimiliki oleh konsorsium yang terdiri dari
Pemerintah Prancis, Swedia dan Belgia. SPOT pertama kali beroperasi dengan
pushbroom sensor CCD dengan kemampuan off-track viewing di ruang angkasa. Saat itu,
resolusi spasial 10 m untuk pankromatik tidak dapat ditiru. Pada Maret 1998 sebuah
kemajuan signifikan SPOT-4 diluncurkan: sensor HRVIR mempunyai 4disamping 3 band
dan instument VEGETATION ditambahkan. VEGETATION didesain untuk hampir tiap
hari dan akurat untuk monitoting bumi secara global.
Tabel 9. Karakteristik SPOT-4 HRVIR
Sistem SPOT-4Orbit 835 km, 98.7o, sun-synchronous, 10:30 AM
crossing, rotasi 26 hari (repeat cycle)
Sensor
Swath Width
Off-track viewing
Revisit Time
Band-band Spektral (µm)
Ukuran Piksel Lapangan(Resolusi spasial)
Arsip data
Dua sensor HRVIR (High Resolution Visibleand Infrared)60 km (3000 pixels CCD-array)
Tersedia ± 27o across-track
4-6 hari (tergantung pada lintang)
0.50-059 (1), 0.61-0.68 (2), 0.79-0.89 (3),1.58-1.75 (4), 0.61-0.68 (PAN)
10 m (PAN), 20 m (band 1 . 4)
sirius.spotimage.fr
Manfaat di bidang hydrologi (SPOT)
• Pengamatan DAS.
• Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir.
• Pemetaan pola aliran sungai.
• Studi sedimentasi sungai.
• Dan lain-lain.
Manfaat dalam bidang sumber daya bumi dan lingkungan (SPOT)
• Pemetaan penggunaan lahan.
• Mengumpulkan data kerusakan lingkungan karena berbagai sebab.
• Mendeteksi lahan kritis.
• Pemantauan distribusi sumber daya alam.
• Pemetaan untuk keperluan HANKAMNAS.
• Perencanaan pembangunan wilayah.
• Dan lain-lain.
Citra SPOT 5
Citra SPOT 5 Merupakan citra satelit beresolusi spasial yang tinggi, dapat memantau
data pada jarak 2,5 meter dan lebar jangkauan 60 km milik Prancis. Citra SPOT 5
digunakan untuk pemetaan penggunaan lahan tingkat detail.
SPOT (Systeme Probatoire de I’Observation de la Terre) adalah proyek kerja
sama antara Prancis, Swedia dan Belgia di bawah koordinasi CNES (Centre National
d’Etudes Spatiales), badan ruang angkasa Prancis. SPOT-1 diluncurkan pada 23 Februari
1986 dari stasiun Peluncuran Kourou, Guyana Prancis dengan membawa dua sensor
identik yang disebut HRV (Haute Resolution Visibel, Resolusi Tinggi Pada Cahaya
Tampak). Disebut sensor identik karena kedua sensor tersebut sepenuhnya sama
(Danoedoro 1996 : 31).
Satelit pengamatan bumi yaitu SPOT 5 diluncurkan dari pusat luar angkasa The
Guiana, Kourou, Guyana, Prancis pada tanggal 3 – 4 Mei 2002. Dibandingkan
pendahulunya SPOT 5 menawarkan kemampuan kulaitas citra yang lebih tinggi sehingga
menjamin keefektifitasan solusi pertambahan harga citra yaitu dengan peningkatan 13
resolusi sebesar 5 meter untuk multispektral dan 2,5 meter untuk pankromatik serta lebar
luas cakupan citra mencakup 60 x 60 km atau 60 x 120 km, satelit SPOT 5 memberikan
keseimbangan ideal antara resolusi yang tinggi dan luas area cakupan. Daerah cakupan
tersebut merupakan asset kunci untuk aplikasi seperti dalam pemetaan skala menengah
(pada 1 : 25.000 dan 1 : 10.000), perencanaan wilayah kota dan pedesaan, eksplorasi
minyak dan gas serta manajemen atau mitigasi bencana. Fitur kunci dari satelit SPOT 5
lainnya adalah tidak ditetapkannya acuan kemampuan akuisisi dari instrument HRS
(High Resolution Stereo), yang mana mampu mengcover area yang luas dalam sekali
orbit. Penggunaan sensor stereo adalah vital untuk permodelan tiga dimensi suatu daerah
dan lingkungan komputerisasi sekitarnya, contohnya basis data simulasi penerbangan,
koridor jalur pipa dan perencanaan jaringan telepon genggam
(http//www.satimagery.com). Instrument vegetation dua awak pada SPOT 5 juga dapat
memberikan monitoring lingkungan vegetasi tersebut secara berkelanjutan di seluruh
dunia, seperti satelit pendahulunya yaitu SPOT 4. Satelit SPOT 5 diharapkan mampu
memasuki masa operasional dalam memberikan pelayanan komersil sekitar 2 bulan
setelah peluncurannya. Grup dari SPOT image terdiri dari empat bagian, satu kantor di
Jerman dan sebuah jaringan global dari stasiun penerima. Saluran komunikasi untuk
rekan–rekan bisnis dan para distributor. Satelit Imagingm Corporation (SIC) merupakan
sebuah petugas distribusi untuk SPOT Image Corporation.
Karakteristik Citra Satelit SPOT 5 :
1) Tanggal Peluncuran : 3 mei 2002
2) Peluncuran Kanderaan : Ariane 4
3) Tempat Peluncuran : Pusat ruang angkasa, Kourou, French Guyana
4) Orbit Altitude : 822 Km
5) Orbit Inklinasi : 98,70 Sun Syncrhonous
6) Kecepatan : 7,4 Km/detik – 26.640 km/jam
7) Waktu Melewati Equator : 22.3
8) Waktu Orbit : 101,4 menit
9) Waktu Kembali : 2-3 hari bergantung Latittude
10) Daerah Cakupan : 60 km x 60 km – 80 km pada nadir
11) Akurasi Meter : <50 m akurasi posisi horizontal
12) Digitasi : 8 bit
13) Resolusi : Pan = 2,5 m dari 2x5 m lembar
Pan = 5 m (nadir)
Ms = 10 m (nadir)
SWI= 20 m (nadir)
14) Nilai Band : Pan = 480 – 710 nm
Hijau = 500 – 590 nm
Merah = 610 – 680 nm
Near IR = 789 – 790 nm
ShortWave IR = 1580 – 1750 nm
Band spektral dari satelit SPOT 5 hampir sama dengan yang ada di SPOT 4, yaitu : B1
(0,50 – 0,59 μm), B2 (0,61 – 0,68 μm), B3 (0,79 15 – 0,89 μm) dan SWIR (1,58 – 1,75 μm).
akan tetapi band pankromatik SPOT 5 kembali ke nilai yang ada pada SPOT 1 dan SPOT 3 (pan:
0,51 – 0,73 μm). Citra SPOT 5 dalam akurasi planimetris sebesar 10m (RMS) dan akurasi
ketinggian 5m (RMS). Gambaran ini sesuai dengan syarat standar pemetaan berskala 1 : 50.000.
kemudian dihitung kualitas radiometric dari SPOT 5, yang perbandingannya akan sama atau
lebih baik dari SPOT 4. Citra SPOT 5 interpretasi tematik khususnya yang terjamin dari
interpretasi visual dan control yang baik selama proses digitasi. Disamping itu, citra SPOT 5
memiliki beberapa kekurangan yang perlu dibenahi seperti kemampuan resolusi tinggi tidak
diimbangi dengan resolusi temporal yang rendah 26 hari. Selain itu perbedaan resolusi yang
sangat mencolok antara titik pusat dengan daerah cakupan citra yaitu 2,5 meter membuat
perbedaan titik koordinat yang besar.
5. Prosedur Kerja
• Menyiapkan citra penginderaan jauh SPOT 5
• Mengamati objek-objek yang ada pada citra tersebut secara cermat
• Mengidentifikasikan seluruh objek pada citra secara detail
• Membuat simpulan nama objeknya
• Melakukan untuk seluruh objek pada citra.
• Untuk kegiatan apa kiranya citra tersebut cocok di gunakan
• Membuat uraian tentang keunggulan dan keterbatasan citra SPOT 5
6. Hasil Praktikum
7. Pembahasan
Sesuai penjelasan sebelumnya, bahwa dalam interpretasi terdapat dua cara yang bisa
dilakukan yaitu dengan interpretasi digital dan interpretasi manual. Pada praktikum kali ini
teknik interpretasi yang kami gunakan adalah interpretasi secara manual. Interpretasi secara
manual mampu mendapatkan penafsiran objek yang sesuai dengan yang diharapkan baik itu
jenis maupun letak objek secara relatif. Pada interpretasi secara manual sangat kecil
kemungkinan terjadi kesalahan penafsiran yang perbedaannya terlalu jauh. Meskipun
demikian interpretasi secara manual memakan waktu yang lama jika dibandingkan dengan
interpretasi secara digital yang secara otomatis dilakukan oleh komputer. Namun, apabila
dilakukan secara otomatis kemungkinan besar akan terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.
Pada awal praktikum, kelompok kami sebelumnya menyiapkan bahan yang akan di
gunakan untuk praktikum yaitu pertama, kami menyediakan Peta Citra Satelit spot- 5 untuk
kami amati obyek-obyek yang ada didalamnya, namun sebelumnya citra yang kami butuhkan
adalah citra satelit spot-4. di sini kami telah mengamati dengan menggunakan Peta
Interpretasi Citra Satelit spot-5 untuk kecamatan Anggrek kabupaten Gorontalo Utara dengan
skala 1:20.000. Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek melalui citra
inderaja. Citra Satelit spot- 5 ini berguna dalam praktikum yakni untuk mengidentifikasi objek
yang ada. Pada citra satelit spot-5 mendelineasi hasil citra quickbird, dan membuat peta hasil
intrepretasi citra Satelit spot-5. Obyek-obyek yang kami amati di antaranya adalah:
vegetasi/hutan
mangrove,
ladang,
sungai,
laut,
pemukiman,
pelabuhan,
tambak dan
jalan raya.
Obyek yang ada pada citra ini harus sesuai dengan keadaan di lapangan. Bahkan kita
juga perlu turun langsung dilapangan untuk mengetahui langsung apakah yang kita amati ini
ada di lapangan atau tidak. Ada tiga pokok yang perlu dilakukan dalam proses interpretasi,
yaitu deteksi, identifikasi dan analisis. Deteksi citra merupakan pengamatan tentang adanya
suatu objek, misalkan pendeteksian objek disebuah daerah dekat perairan. Identifikasi atau
pengenalan merupakan upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan
keterangan yang cukup. Sedangkan analisis penentuan ada atau tidaknya suatu objek pada
citra.
Setelah itu dilakukan langkah pertama, lalu kami meletakkannya di atas peta tersebut
untuk di buat interpretasi. Sebelumnya kami mengidentifikasi peta tersebut. Setelah
melakukan deteksi langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi atau kegiatan
mencirikan masing-masing obyek dengan memberi keterangan yang cukup pada setiap obyek
untuk dapat membedakan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam memahami obyek. Keterangan yang kami berikan pada setiap obyek
adalah dengan memberikan warna yang berbeda pada setiap obyek ketika menggambar.
Seperti sudah di jelaskan sebelumnya bahwa Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
objek apa saja yang ada dalam citra Satelit spot- 5 tersebut. Dari hasil pengamatan dan
identifikasi yang telah dilakukan, objek-objek yang ada pada citra satelit spot- 5 berupa :
Jalan, sungai, Permukiman,Vegetasi/hutan mangrove, ladang, tambak, pelabuhan dan laut.
Setelah mengidentifikasi objek-objek tersebut yang ada pada citra Satelit spot- 5,
kami mendelineasi hasil dari citra satelit spot- 5 tersebut untuk mendapatkan hasil akhir yang
sempurna. Kegiatan ini merupakan tahap lanjut yang dilakukan untuk menggambarkan
objek-objek tersebut yang ada dalam citra satelit spot- 5, yakni dengan cara menggambar
objek-objek atau daerah yang ada pada citra satelit spot- 5 di atas plastik bening yang telah
di potong dengan ukuran A3. Plastik ini diletakkan di atas peta interpretasi citra satelit spot-
5 untuk di gambar. Objek-objek yang telah diamati dan telah diidentifikasi ini kemudian di
interpretasi di atas plastik bening tersebut dengan menggunakan spidol OHP. Adapun fungsi
dari spidol OHP ini adalah untuk menggambar objek atau daerah yang ada pada citra satelit
spot- 5 serta untuk membedakan objek yang satu dan yang lainnya, sebab spidol ini memilki
warna yang sesuai dengan objek-objek yang telah ditentukan. Objek ataupun gambar yang
ada dalam dalam citra di beri warna yang telah ditentukan.
Pemberian warna ini untuk memudahkan dalam hal pengamatan dan
pengklasifikasian agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil interpretasi
yang telah dilakukan. Warna yang akan digunakan untuk mewarnai peta hasil interpretasi
citra satelit spot- 5 adalah :
Pada saat penggambaran di atas plastik ini kami mengalami sedikit kesulitan, untuk
mengenali obyek-obyek yang ada di peta. jika tidak dibantu dengan unsur-unsur interpretasi
maka kami akan mengalami kesulitan. Pada interpretasi citra SPOT 5 unsur yang dapat
membatu saya untuk mengidentifikasi adalah bentuk, situs, dan warna. Seperti pada obyek
laut, kami menggunakan unsur warna. Untuk tambak kami menggunakan unsur bentuk dan
situs, dengan bentuknya yang terlihat berpetak-petak maka kami dapat mengetahui meskipun
tidak terlalu jelas dan letaknya yang berada tidak jauh dari pantai sehingga kami bisa
mengenalinya sebagai tambak. Untuk pelabuhan kami menggunakan situs yaitu terletak di
pinggir pantai. Untuk pemukiman pada awalnya kami hampir tidak mengenalinya tapi
dengan melihat letaknya yang berada di tepi jalan sehingga kami tahu bahwa itu adalah
pemukiman. Sedangkan untuk Mangrove kami tidak terlalu sulit untuk mengenalinya,
karena terletak di tepi laut selain, dari segi warnanya yang hijau tua juga cukup membedakan
dengan vegetasi lainnya. Ketelitian dalam interpretasi citra sangatlah diperlukan dalam
melaukan praktikum.
Citra SPOT 5 memiliki beberapa kekurangan yang perlu dibenahi seperti
kemampuan resolusi tinggi tidak diimbangi dengan resolusi temporal yang rendah 26 hari.
Selain itu perbedaan resolusi yang sangat mencolok antara titik pusat dengan daerah
cakupan citra yaitu 2,5 meter membuat perbedaan titik koordinat yang besar. Namun satelit
SPOT 5 memilki kelebihan yaitu dapat memberikan keseimbangan ideal antararesolusi yang
tinggi dan luas area cakupan. Daerah cakupan tersebut merupakan asset kunci untuk aplikasi
seperti dalam pemetaan skala menengah (pada 1 : 25.000 dan 1 : 10.000), perencanaan
wilayah kota dan pedesaan, eksplorasi minyak dan gas serta manajemen atau mitigasi
bencana.
8. Kesimpulan
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra
inderaja.kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam inderaja.karena tanpa dikenali
objek yang ada dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut
untuk dapat mengidentifikasi objek melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur
interpretasi yang terdiri dari antara lain: Rona dan warna, Bentuk,Ukuran, Tekstur, Pola,
Bayangan, Situs dan Asosiasi.
Sesuai pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a) Pada awal praktikum kami menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan pada
saat praktikum. Alat dan bahan ini antara lain adalah Citra Satelit Spot 5 Kecamatan
Anggrek, Plastik Trasparan, Spidol OHP, Penggaris,Gunting,Alkohol,Kapas.
b) Setelah itu kami mengamati objek-objek yang ada pada citra tersebut secara cermat,
dan mengidentifikasikan seluruh objek pada citra secara detail,Obyek-obyek yang
kami amati di antaranya adalah: vegetasi/hutan, mangrove, ladang, sungai,laut,
pemukiman, pelabuhan, tambak dan jalan raya.
c) Langkah berikutnya meletakan plastik bening yang berukuran A3 di atas peta Citra
Satelit Spot 5 Kecamatan Anggrek, dan menggambarnya setelah itu kami memberi
warna sesuai dengan obyek yang telah ditentukan menggunakan spidol OHP.
d) Pemberian warna ini untuk memudahkan dalam hal pengamatan dan
pengklasifikasian agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami objek dari hasil
interpretasi yang telah dilakukan. Warna yang akan digunakan untuk mewarnai peta
hasil interpretasi citra satelit spot- 5 adalah ; Vegetasi: Hijau muda, Mangrove: Hijau
tua, Ladang : Orange, Pelabuhan : biru muda, Pemukiman: Cokelat, Tambak: Ungu,
Jalan :Merah, Laut : Biru.
Daftar Pustaka
Anonim, 2007, interpretasi-citra-pengindraan-jauh :http://mbojo.wordpress.com/22 juni 2010
Lillesand, Thomas M., Ralph W Kiefer. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gajah
Mada University Press. Jogyakarta
Nawir Sune dkk, 2010. Modul Praktikum Penginderaan Jauh. Progam Studi Geografi, Jurusan Fisika,
fakultas Mipa: UNG
Purnomo, Dony, 2009,unsur-unsur-iterpretasi-penginderaan jauh/http://masdony.wordpress.com
22 jui 2010
Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. Grasindo. Jakarta
Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh; Jilid 1. Gajah Mada University Press. Jogyakarta