LAPORAN MINI RISET
PEMBELAJARAN IPS MENYENANGKAN PADA KELAS VI DI
SDN 055994 SENDANG REJO
OLEH :
KELOMPOK 6
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Miniriset mata kuliah Pendidikan IPS SD
Kelas Tinggi. Sholawat dan salam semoga senantiasa kami sampaikan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah
serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan ini yang
mungkin laporan ini masih ada kekurangannya, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas
ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga tugas ini bermanfaat bagi
kami dan bagi pembaca, Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan tugas ini kedepannya.
Terima kasih.
MEDAN, Oktober 2018
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
RINGKASAN ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 ......................................................................................Latar
Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 ......................................................................................Rumusan
Masalah ................................................................................. 2
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 3
2.1 Metode Pembelajaran IPS SD ............................................... 3
2.1 Media Pembelajaran IPS SD ................................................. 6
2.2 Macam-macam Pendekatan Metode IPS .............................. 8
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................. 13
3.1 lokasi Penelitian .................................................................... 13
3.2 Fokus Penelitian .................................................................... 13
3.3 Subjek Penelitian ................................................................... 14
3.4 Sumber Data Penelitian ......................................................... 15
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 16
3.6 Analisis Data ......................................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 17
BAB V PENUTUP ................................................................................. 20
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 20
5.2 Saran ...................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 21
LAMPIRAN BIODATA ....................................................................... 22
LAMPIRAN DOKUMENTASI ........................................................... 27
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode dan media yang digunakan
pada mata belajaran IPS kelas VI di sekolah SDN 055994 Sendang Rejo. Metode
ini menggunakan analitik deskiripsi kuantitatif dan wawancara. Sampel yang
digunakan guru SDN 055994 Sendang Rejo yang mengajar ips kelas VI. Analisis
menggunakan pengamatan/observasi. Hasil penelitian ini masih ada kendala yang
di hadapi guru saat proses belajar mengajar, Kendalanya adalah saat menentukan
media dan kegiatan pembelajaran seperti apa yang dapat menarik minat dan fokus
siswa untuk tertarik belajar dan Pembelajaran IPS memang akan sangat
menyenangkan jika siswa diberi kebebasan dalam memberikan pendapatnya
.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di sekolah dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) di dalamnya memuat materi geografi, sejarah, sosiologi,
dan ekonomi.
Hamid Hasan, dkk (2009:1) menyatakan bahwa, sebaiknya pembelajaran
IPS mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan siswa yang
menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi
kehidupan di masyarakat. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran.
Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan
difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar
pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa,
sehingga mereka mampu menjadikan apa yang dipelajarinya sebagai bekal dalam
memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat di
lingkungannya.
Sehingga perlu diketahui oleh guru metode pembelajaran apa yang tepat
untuk digunakan sekaligus mencari tau media apa yang biasa guru pakai dalam
menunjang keberhasilan pembelajaran. Apakah dengan menggunakn metode
oembelajaran menyenangkan dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS di SD? ter
fokuskan pada siswa-siswa kelas tinggi semua ini dibahas dalam laporan ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penggunaan Metode pembelajaran IPS ?
2. Bagaimana Penggunaan Media pembelajaran IPS ?
3. Bagaimana penerapan pembelajaran Menyenangkan IPS ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode pembelajaran IPS
2. Untuk mengetahui Media Pembelajaran yang digunakan pada mata
pelajaran IPS
3. Untuk mengetahui Pembelajaran Menyenangkan pada mata pelajaran IPS
1.4 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini memberikan gambaran penggunaan metode apa yang tepat
pada pembelajaran IPS
2. Penelitian ini memberikan gambaran penggunaan media apa yang tepat
pada pembelajaran IPS
3. Penelitian ini memberikan gambaran penerapan pembelajaran
menyenangkan pada pembelajaran IPS
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. MEDIA PEMBELAJARAN IPS SD KELAS TINGGI
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah, yang diharapkan dapat membentuk karakter, sikap, serta kepribadian
siswa tentu tidak dapat hanya diajarkan dengan berceramah atau menjelaskan
secara lisan. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi IPS yang
disampaikan guru di sekolah, perlu adanya media sebagai alat bantú untuk
menjelaskan kepada siswa maksud dari pelajaran yang hendak disampaikan guru
kepada siswa.
Menurut Jarolimek (1967: 80) bahan dan sumber belajar dalam IPS dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori: (1) reading material (bahan bacaan) yang
bisa berupa buku teks, ensiklopedi, referensi, komputer, majalah, pamflet, koran,
kliping, folder perjalanan, kelas berkala, bahan cetak, dan (2) non-reading
material (bukan bahan bacaan), yang bisa berupa gambar, film, filmstrips,
rekaman, kunjungan lapangan, peta, bola dunia, dan berbagai jenis sumber belajar
yang berasal dari masyarakat. Kedua kategori tersebut secara bersama-sama
menyediakan sumber informasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS.
Penggunaan media pembelajaran oleh seorang guru dalam pembelajaran
tentu tidak begitu saja atau tanpa dasar pemikiran atau alasan yang jelas. Ketika
memilih sumber belajar, yang perlu diperhatikan dan penting untuk dipikirkan
guru adalah tujuan yang akan dicapai. Salah satu sumber belajar atau bahan yang
dipilih seyogyanya efektif dan mampu membawa siswa ke arah tujuan tersebut.
Dengan kata lain, alat bantu pembelajaran, materi, dan sumber yang dipilih
mampu membantu guru untuk mencapai tujuan tertentu dalam proses
pembelajaran. Berikut ini beberapa alasan pentingnya guru untuk menggunakan
berbagai media pembelajaran:
1. Tidak semua anak belajar dengan cara yang sama; media yang berbeda
dapat membantu siswa dengan gaya belajar yang berbeda.
2. Rentang kemampuan membaca anak yang dipilih secara acak untuk
membentuk kelompok kelas sekolah dasar yang besar, rata-rata tiga
sampai lima tahun di kelas yang lebih rendah dan lima sampai sepuluh
tahun di kelas-kelas menengah dan atas.
3. Setiap media memiliki kekuatan yang khas dan keterbatasan dalam
menyampaikan pesan.
4. Dampak pesan yang disampaikan mungkin akan lebih kuat jika lebih dari
satu sistem sensorik yang terlibat untuk menerima hal itu.
5. Bahan yang harus dipelajari sangat bervariasi, abstrak dan kompleks.
6. Penggunaan berbagai media dapat memotivasi dan meningkatkan kualitas
ketertarikan siswa pada materi.
7. Model pembelajaran yang menekankan pada penyelidikan dan
memerlukan pemecahan masalah yang luas untuk mengatur pencarian
informasi tahap dan sumber.
8. Berbagai sumber yang bervariasi dapat memberikan wawasan yang
berbeda pada subjek yang sama. Hasil ini mungkin akan berbeda jika guru
hanya menggunakan satu sumber dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa penggunaan dan pemilihan media
oleh seorang guru dalam proses pembelajaran harus memiliki berbagai
pertimbangan dan tujuan yang jelas. Penggunaan media dalam proses
pembelajaran dilakukan semata-mata untuk membantu guru dalam menjelaskan
materi pelajaran kepada siswa, bukan sebagai penentu utama dari keberhasilan
sebuah proses pembelajaran.
Kualitas suatu sumber belajar, khususnya buku pelajaran, dapat diketahui
dari keterampilan guru dalam menggunakannya. Semua bahan dan sumber
belajar membutuhkan kemampuan guru untuk menyiapkan panggung belajar dan
memilih tempat penggunaannya. Sebagai contoh, di satu sisi, sebuah buku
pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS oleh seorang guru yang kurang
mampu berimajinasi dapat menghancurkan proses pembelajaran tersebut.
Sementara di sisi lain, buku yang sama digunakan oleh guru lain dapat menjadi
salah satu sumber belajar paling berharga yang tersedia untuk kelas. Dengan kata
lain, bahan dan sumber belajar tidak bisa dengan mutlak dianggap bahwa ia lebih
baik dari guru. Dikatakan demikian, sebagai mana dijelaskan sebelumnya bahwa
kualitas sebuah media dalam pemanfaatannya untuk sumber belajar tergantung
dan ditentukan oleh keterampilan guru dalam menggunakannya. Bukan anggapan
sebaliknya, bahwa medialah yang memproduksi program-program menarik untuk
anak-anak.
Secara umum sumber belajar atau media pembelajaran IPS yang dapat
dimanfaatkan oleh seorang guru dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: sumber
bacaan dan non bacaan. Berikut kedua sumber belajar IPS tarsebut dirincikan.
1. Sumber Bacaan
a. Buku bacaan, ini dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber informasi
untuk dijelaskan kepada siswa.
Untuk menggunakan buku bacaan dalam pelajaran IPS dengan efektif, hal
pertama dan utama yang harus dilakukan guru adalah memilih salah satu dari
beberapa fungsi buku seperti yang dituliskan Jarolimek (1967: 83), yaitu (1)
exploratory reading, (2) securing facts related to the study, (3) map, chart,
graph, or picture study, dan (4) summarization of learning. Dalam proses
pemilihan tersebut, guru harus selalu mempertimbangkan keterkaitan antara
fungsi yang dipilih dengan materi yang sedang dibahas dan karakteristik para
siswanya. Selanjutnya, ketika sudah memilih salah satu fungsi buku,
kemudian guru mengikuti langkah-langkah penggunaannya, yaitu:
a) Mengeksplorasi kemampuan membaca
b) Mendapatkan fakta yang berkaitan dengan materi
c) Peta, Chart, Grafik, atau Gambar
d) Menyimpulkan pembelajaran
b. Ensiklopedia
Di kelas-kelas tinggi, idealnya semua ruang kelas memiliki minimal satu atau
dua ensiklopedi yang memang cocok untuk anak-anak. Sementara itu, di
kelas rendah, ensiklopedi dapat digunakan dan memberikan keuntungan dari
waktu ke waktu, dan banyak sekolah di luar negeri menempatkan ensiklopedi
di kelas satu, dua, dan tiga. Nilai suatu ensiklopedia terletak pada
kemudahannya dan cara memperoleh materi faktual di banyak topik dengan
cepat. Hal ini, seperti buku pelajaran, merupakan sumber penting dari IPS dan
salah satu sumber belajar yang akan digunakan selama beberapa kali dalam
pembelajaran materi IPS. Ketika ensiklopedi yang tersedia di kelas rendah,
guru akan mendapatkan gambar-gambar dan ilustrasi yang dapat membantu
dalam memberikan instruksi. Bagian pendek dari materi kemungkinan dibaca
anak-anak dari waktu ke waktu, dan beberapa siswa kelas rendah akan dapat
membaca bagian ensiklopedia secara mandiri. Nilai utama sebuah
ensiklopedia bagi siswa kelas-kelas rendah adalah kontribusinya dalam
membangun sikap positif terhadap pemanfaatan bahan referensi. Melalui
ensiklopedi, anak-anak belajar lebih awal dan dapat menemukan jawaban atas
banyak pertanyaan di berbagai topik.
2. Sumber Nonbacaan
Bukan bahan bacaan (non reading materials) merupakan klasifikasi istilah
untuk menunjukkan bahan yang lebih banyak tergantung pada penglihatan dan
suara dalam menyampaikan arti mengenai suatu hal daripada interpretasi kata-kata
yang tercetak. Dalam arti, bahan belajar paling tergantung pada membaca sampai
batas tertentu, grafik dan peta memiliki judul dan legenda, filmstrips memiliki
judul. Walaupun demikian, sebagian besar perangkat belajar menggunakan
simbol, selain mencetak sebagai metode utama menyampaikan makna.
Berikut ini adalah ringkasan singkat dari beberapa cara menggunakan
bahan-bahan tersebut dalam IPS, yaitu:
a) Gambar, Foto, Ilustrasi
b) Film
c) Filmstrips
d) Slide
e) Overhead Proyektor
f) Media Audio
g) Televisi
h) Kamar lingkungan
(Laboratorium
lingkungan)
i) Papan buletin
j) Masyarakat setempat
B. METODE PEMBELAJARAN IPS SD KELAS TINGGI
Kata metode berasal dari bahasa latin yaitu “methodo” yang berarti
“jalan”. Winarno Surachmad (1976:76) menyatakan bahwa metode adalah cara
yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
mengajar diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Lebih jelas lagi ia menyatakan bahwa
metode mengajar adalah cara – cara pelaksanaan proses belajar mengajar, atau
bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid- murid di
sekolah.
Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru
dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan
yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat
tercapai dengan efektif. Sehubungan dengan hal tersebut seorang guru dituntut
untuk menguasai macam macam metode mengajar sehingga dapat menentukan
metode apa yang paling tepat digunakan dalam proses pembelajarannya, sehingga
kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru betul-betul menjadi milik
siswa.
Menurut Ida Badariyah Almatsir ada beberapa faktor yang ikut berperan
dalam menentukan efektif tidaknya suatu metode mengajar. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan pengajaran
2. Bahan pengajaran
3. Siswa yang belajar
4. Kemampuan guru yang
mengajar
5. Besarnya jumlah siswa
6. Alokasi waktu yang tersedia
7. Fasilitas yang tersedia
8. Media dan sumber
9. Situasi pada suatu saat
10. Sistem evaluasi
Menurut Husein Akhmad dkk(1981;58) seorang guru IPS dalam memilih
metode hendaknya memperhatikan faktor –faktor yang mempengaruhinya. Faktor
tersebut adalah :
1. Pengajar (guru)
2. Siswa
3. Tujuan yang akan dicapai
4. Materi/bahan
5. Waktu
6. Fasilitas yang tersedia
C. Macam-Macam Metode Pendekatan Pembelajaran IPS
1. Contectual teaching and learning (CTL)
Pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Karakteristik pendekatan pembelajarn CTL
adalah :
1. Kerja sama
2. Menyenangkan.
3. Pembelajaran terintegrasi
4. Menggunakan berbagai sumber
5. Siswa (aktif,kreatif,dan kritis) ,guru (harus kreatif).
6. Dinding kelas dan lorong –lorong penuh dengan hasil karya siswa,misalnya
peta,gambar.
7. Laporan kepada orang tua tidak hanya berupa rapor,tetapi dapat berupa hasil karya
siswa, misalnya laporan / tugas,karangan.
Menurut Widyaiswara LPMP (2005) ,menyatakan bahwa guru dikatakan telah
menerapkan pendekatan pembelajaran CTL apabila menempuh tujuh komponen,sebagai
berikut :
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri,menemukan sendiri, dan mengkontrak sendiri pengetahuannya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik / pokok bahasan.
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan.
4. Menciptakan masyarakat belajar,misalnya belajar dalam kelompok – kelompok.
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara dan subyektif mungkin.
Unsur yang terkandung dalam CTL antar lain :
1. Konstruktivisme ( constructivism )
2. Menemukan ( inquiry )
3. Bertanya ( Questioning )
4. Masyarakat belajar ( learning community )
5. Pemodelan ( modeling )
6. Refleksi (reflection )
7. Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment )
2. Cooperative learning
Cooperative learning atau sering disebut dengan kooperasi adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas yang diorganisasikan. Pembelajaran tersebut
difokuskanpada pertukaran informasi terstrukturantar sisswa dalam kelompok yang bersifat
social dan pembelajar bertanggung jawab atas tugasnya masing – masing. Teknik teknik
pembelajarn cooperative learning:
1. Teknik mencari pasangan
Teknik ini digunakan untuk memahami suatu konsep atau infor masi tertentu yang
harus ditemukan siswa. Keunggulannya siswa dapat mencari pasangna sambil belajar
menggali satu konsep atau tema dalam suasana yang menyenangkan. Tenik ini dapat
digunakan dalam semua mata pelajaran da untuk semua tingkat usia anak.
2. Bertukar pasangan
Tenik dapat member kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain.
Teknik ini jga dapat diterapkan kepada semua mata pelajaran dan semua tingkat usia anak
didik.
3. Berpikir berpasangan berempat
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri atau bekerjasama
dengan siswa lain. Keunggulannya adalah optimalisasi partisipasi siswa. Teknik ini juga
dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak didik
4. Keliling kelompok
Teknik ini dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia anak
didik. Dalam kegiatan keliling kelompok,masing – masing anggota kelompok mendapatkan
kesempatan untuk memberikan kontribusinya dan mendengarkan pandangan dan pemikiran
anggota lainnya.
5. Jigsaw
Teknik dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran membaca , menulis , berbicara ,
dan mendengarkan. Teknik ini dapat diterapkan untuk semua kelas dan cocok untuk mata
pelajaran bahasa Indonesias, IPA, IPS, dan Agama.
3. Metode karyawisata
Metode karyawisata dapat dilaksanakan dengan mengadakan perjalanan dan
kunjungan yang hanya beberapa jam saja ke tempat atau daerah yang tidak begitu jauh dari
sekolah , asalkan maksudnya memenuhi tujuan instruksional IPS. Seorang guru dapat
menerapkan metode karya wisata yang terarah dan sesuai dengan tujuan instruksionalnya
apabila guru memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
1. Mengetahui hakikat metode karyawisata
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode karyawisata
3. Mengetahui langkah – langkah yang ahrus dilakukan sebelum pelaksanaannya
4. Mempunyai keterampialn memilih pokok – pokok bahasan yang cocok dikembangkan
dengan metode karyawisata.
Fungsi metode karyawisata
1. Mendekatkan dunia sekolah dengan kenyataan
2. Mempelajari suatu konsep atau teori dengan kenyataan dan sebaliknya
3. Membekali pengalaman riil pada siswa.
Langkah – langkah metode karyawisata
1. Tahap persiapan
Meliputi persiapan materi atau topik karyawisata ,persiapan teoritis ,persiapan
perlengkapan, dan aspek-aspek lain yang menunjang pelaksanaan karyawisata.
2. Tahap pelaksanaan karyawisata di lapangan
Jika tahap persiapan telah matang dan terperinci, maka tahap pelaksanaan akan lancar.
3. Tindak lanjutnya pelaksanaan karyawisata (setelah kembali ke tempat)
Kegiatannya meliputi penyusunan dan membuat laporan hasil karyawisata.
Kelebihan metode karyawisata
1. Siswa dapat mengamati obyek secara nyata dan bervariasi.
2. Siswa dapat menjawab dan memecahkan masalah – masalah dengan cara melihat
mencoba dan membuktikan secara langsung suatu obyek yang dipelajari.
3. Siswa dapat pula mendapatka informasi langsung dari narasumber.
Kelemahan metode karyawisata
1. Jika terlalu sering dilaksanakan akan mengganggu rencana pelajaran.
2. Perlu pengawasan dan bimbingan guru.
3. Jika obyek yang dikunjungi terlalu jauh letaknya,menyulitkan transportasi dan
pembiayaan.
4. Jika pelaksanaan karyawisata terlalu kaku sifatnya, dapat menurunkan minat siswa
terhadap karyawisata , sehingga tujuannya tidak tercapai.
4. Metode role playing (bermain peran )
Metode role playing tidak bisa lepas dari metode sosiodrama , sebab keduanya sama –
sama dapat diterapkan dalam pengajaran IPS yang sukar dipisahkan satu sama lainnya. Role
playing adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan
peranan, sikap, tingkah laku, nilai dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandang, dan
cara berpikir orang lain.\
Dengan demikian role playing merupakan sutau teknik atau cara agar para guru dan
siswa memperoleh penghayatan nilai-nilai dan perasaan. Sedangkan sosiodrama berarti
mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial.mTujuan dan manfaat role
playing (menurut shaftel)
1. Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realita hidup.
2. Agar memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya.
3. Untuk mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu.
4. Sebagai penyaluran / pelepasan ketegangan dan perasaan – perasaan.
5. Sebagai alat diagnosa keadaan kemampuan siswa.
6. Pembentukn konsep secra mandiri.
7. Menggali peranan-peranan daripada seseorang dalam suatu kehidupan kejadian/
keadaan.
8. Membina siswa dalam kemampuan memecahkan masalah, berfikir kritis, analisis,
berkomunikasi, hidup dalam kelompok dan lain – lain.
9. Melatih anak ke arah mengendalikan dan membaharui perasaannya, cara berfikirnya,
dan perbuatannya.
Masalah-masalah sosial yang dapat dijajaki dengan metode role playing adalah sebagai
berikut :
1. Masalah pertentangan antar pribadi – pribadi
2. Masalah hubungan antar kelompok. Mengungkapkan masalah hubungan antar suku,
bangsa, kepercayaan.
3. Masalah kemelut pribadi kemelut antara tekanan orang tua dan kemauannya, juga
antara kelompoknya dengan kemauannya.
4. Masalah masa lampau dan sekarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif, yaitu:
memberikan gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek kehidupan tertentu dari sekolah
yang akan diteliti. Menurut Nawawi (1991:63) metode deskriptif adalah prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan/subyek/obyek
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.
Menurut Nazir (1988), metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Sedangkan menurut
Sugiyono (2005) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas.
Dalam kaitannya, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif, Peneliti bermaksud mendeskripsikan
bagaimana penggunaan media di SDN. Setelah itu, peneliti mengungkapkan hasil tinjauan
dengan memaparkan hasil penelitian dengan menceritakan keadaan sebenarnya tempat
peneliti melakukan penelitian.
1.2 Lokasi / Waktu Penelitian
1) Letak dan alamat
Penelitian ini dilakukan di SDN. Jalan Bhakti Sendang Rejo Kecamatan Binjai,
Kabupaten Langkat.
2) Waktu pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari penentuan judul penelitian sampai pelaporan
hasil penelitian yaitu pada hari Sabtu, 06 Oktober 2018.
3) Identitas Sekolah
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Nama Kep. Sekolah :
Agama :
Jenis Kelamin : Perempuan
NIP :
Pangkat/Golongan : Pembina / IV
1.3 Langkah-Langkah Penelitian
1) Perencanaan Tindakan
- Menentukan sekolah dan kelas yang akan digunakan untuk pelaksanaan
penelitian.
- Membuat daftar wawancara yang akan dilakukan pada penelitian yang akan
dilaksanakan.
- Kemudian menentukan waktu untuk melakukan observasi dan wawancara di
Sekolah yang akan dituju.
- Meminta izin dan mengkonfirmasi untuk melaksanakan penelitian di SDN
2) Pelaksanaan Tindakan
- Peneliti melaksanakan wawancara dengan wali Kelas 6,
- Peneliti mencatat atau merekam jawaban dan penjelasan dari wawancara yang
dilakukan.
- Peneliti mendokumentasikan proses wawancara dengan foto dan video sebagai
bukti pelaksanaan penelitian tersebut.
3) Observasi
- Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai penggunaan media
pembelajaran di kelas tersebut.
- Kemudian peneliti mencatat pengaruh media terhadap pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar.
- Setelah itu, peneliti mencatat apa saja upaya-upaya yang dilakukan sekolah
4) Refleksi
- Setelah kegiatan wawancara dan observasi dilakukan, data yang telah terkumpul
dianalisis.
1.4 Teknik Pengumpulan Data
1) Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mendukung penelitian sekaligus observasi di SDN
yaitu :
1. Alat Tulis
2. Handphone
3. Daftar pertanyaan wawancara
2) Identitas Narasumber
Nama :
T.Tgl Lahir :
Agama :
Jenis Kelamin :
NIP : 196107051983042004
Pangkat/Golongan : Pembina / IV A
3) Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan, yaitu wawancara,
observasi dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara yang ditujukan untuk memperoleh data dari individu dilaksanakan secara
individual. Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan instrumen
wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). Pedoman ini berisi sejumlah
pertanyaan yang meminta untuk menjawab oleh responden. Isi pertanyaan bisa mencakup
fakta, data pengetahuan, konsep, pendapat atau evaluasi responden.
2. Observasi
Observasi merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian kualitatif,
pedoman ini hanya berupa garis-garis besar kegiatan yang akan di observasi. Rincian dari
aspek-aspek yang di observasi dikembangkan di lapangan dalam proses pelaksanaan
observasi. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu observasi partisipatif, dimana peneliti ikut
serta mengamati kegiatan dalam proses pembelajaran yang berlangsung di SDN 055994
Sendang Rejo.
3. Dokumentasi
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian,
karena analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dapat
dilakukan melalui tahap berikut ini :
1) Tahap Penelitian
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti merancang kelas yang akan dijadikan sampel.
2. Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian yang akan digunakan untuk
penelitian.
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis dan mengolah data yang telah dikumpulkan
dengan metode yang telah ditentukan.
d. Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan
melaporkan hasil-hasil penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
a) Hasil Wawancara
1. Apakah perlu belajar IPS harus menyenangkan? Mengapa?
Belajar IPS harus menyenangkan, karena dalam pembelajaran IPS banyak sekali
terdapat lintas pelajaran di dalamnya yaitu didapati matematika, Pkn, agama, bahasa dan
bidang yang lainnya. Melalui pembelajaran IPS siswa akan banyak menyelami berbagai
bidang yang dekat dengan alam sehingga pembelajaran IPS memang pembelajaran yang
siswa harus aktif dan suasana yang menyenangkan sangatlah dibutuhkan.
2. Bagaimana cara belajar IPS yang menyenangkan?
Cara belajar IPS yang menyenangkan yaitu salah satunya dengan menggunakan media
baik itu berupa alam lingkungan sekitar ataupun alat peraga seperti peta atau globe. Jika
untuk IPS sebenarnya akan sangat lebih menyenangkan jika belajar langsung melalui alam.
Apalagi lingkungan sekolah ini berada di daerah pesawahan yang masih sangat alami.
3. Dengan metode apakah yang paling tepat menurut Ibu agar belajar IPS
menyenangkan?
Salah satunya yaitu metode inkuiri. Metode inkuiri yaitu metode belajar kemudian
siswa memiliki peran dalam menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan yang ada. Metode
inkuiri mendorong siswa belajar aktif dan menyenangkan karena siswa dituntut untuk dapat
bekerja sama.
4. Apa saja yang harus dipersiapkan guru untuk pembelajaran IPS?
Yang harus dipersiapkan untuk pembelajaran IPS ialah pertama media, media menjadi
poin peting dalam sebuah pembelajaran. Kehadiran media akan membantu keefektifan
pembelajaran dalam upaya meningktkan pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan.
5. Adakah kesulitan atau kendala dalam mempersiapkan pembelajaran IPS yang
menyenangkan?
Kendalanya adalah saat menentukan media dan kegiatan pembelajaran seperti apa
yang dapat menarik minat dan fokus siswa untuk tertarik belajar. Adapun yang menjadi
pertimbangannya yaitu memikirkan apakah pembelajaran yang akan disampaikan ini akan
mampu diterima oleh seluruh siswa dengan menggunakan metode dan media tertentu, karena
tidak semua siswa memiliki daya pikir yang sama. Jadi disitulah letak tantangannya.
6. Bagimana cara memimpin kelas khususnya dalam pembelajaran IPS ini agar
menyenangkan namun tetap kondusif?
Kelas yang kondusif bukanlah kelas yang siswanya diam tidak banyak melakukan
kegiatan, tetapi kelas kondusif yaitu kelas yang di dalamnya aktif terjadi pembelajaran dan
kegiatan yang dengan tujuan merangsang siswanya aktif untuk berfikir. Pembelajaran IPS
memang akan sangat menyenangkan jika siswa diberi kebebasan dalam memberikan
pendapatnya. Dengan perlakuan seperti itu maka dapatlah dikategorikan sebagai kelas yang
kondusif. Namun jika sudah menyalahi yang semestinya maka tugas guru adalah berusaha
untuk memusatkan perhatian siswanya kembali.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Belajar IPS harus menyenangkan, karena dalam pembelajaran IPS banyak sekali
terdapat lintas pelajaran di dalamnya yaitu didapati matematika, Pkn, agama, bahasa dan
bidang yang lainnya. Melalui pembelajaran IPS siswa akan banyak menyelami berbagai
bidang yang dekat dengan alam sehingga pembelajaran IPS memang pembelajaran yang
siswa harus aktif dan suasana yang menyenangkan sangatlah dibutuhkan. Cara belajar IPS
yang menyenangkan yaitu salah satunya dengan menggunakan media baik itu berupa alam
lingkungan sekitar ataupun alat peraga seperti peta atau globe. Salah satunya yaitu metode
inkuiri. Metode inkuiri yaitu metode belajar kemudian siswa memiliki peran dalam
menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan yang ada. Metode inkuiri mendorong siswa
belajar aktif dan menyenangkan karena siswa dituntut untuk dapat bekerja sama.
5.2 Saran
Saat menentukan media dan kegiatan pembelajaran guru harus menggunakan media
apa yang dapat menarik minat dan fokus siswa untuk tertarik belajar. mampu diterima oleh
seluruh siswa dengan menggunakan metode dan media tertentu, karena tidak semua siswa
memiliki daya pikir yang sama. Guru juga harus mampu membuat kelas tetap kondusif
karena Kelas yang kondusif bukanlah kelas yang siswanya diam tidak banyak melakukan
kegiatan, tetapi kelas kondusif yaitu kelas yang di dalamnya aktif terjadi pembelajaran dan
kegiatan yang dengan tujuan merangsang siswanya aktif untuk berfikir. Pembelajaran IPS
memang akan sangat menyenangkan jika siswa diberi kebebasan dalam memberikan
pendapatnya
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen FIP Unimed.(2018). Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi. Medan: FIP Unimed
http://mikailahaninda.blogspot.com/2015/02/media-pembelajaran-ips.html
(diakses tanggal 25 Oktober 2018)
https://www.academia.edu/34666298/metodemetode_dalam_pembelajaran_IPS_
SD (diakses tanggal 25 Oktober 2018)
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Pedoman Wawancara Untuk Guru
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Nama Guru Kelas :
Hari / Tgl Wawancara :
Tempat :
Pertanyaan Wawancara :
1. Apakah perlu belajar IPS harus menyenangkan? Mengapa?
2. Bagaimana cara belajar IPS yang menyenangkan?
3. Dengan metode apakah yang paling tepat menurut Ibu agar belajar IPS
menyenangkan?
4. Apa saja yang harus dipersiapkan guru untuk pembelajaran IPS?.
5. Adakah kesulitan atau kendala dalam mempersiapkan pembelajaran IPS yang
menyenangkan?
6. Bagimana cara memimpin kelas khususnya dalam pembelajaran IPS ini agar
menyenangkan namun tetap kondusif?
LAMPIRAN BIODATA
1. Identitas Diri
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin L/P :
Jurusan :
NIM :
Tempat/Tgl Lahir :
E-mail :
Nomor Telepon/HP :
Alamat :
Dosen Pengampu :
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016