Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas
Lambung Mangkurat Indah Ayu Septriyaningrum/J1F111024
# Program Studi S-1 Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani Km. 3,8 , Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia [email protected]
Abstrak— Gaya belajar mahasiswa sedikit banyaknya akan
mempengaruhi ketanggapan mahasiswa dalam menerima dan
menelaah materi/ilmu yang diberikan. Gaya belajar adalah cara
yang konsisten yang dilakukan oleh seorang mahasiswa dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengikat, berpikir dan
memecahkan soal. Tidak semua orang mengikuti cara yang
sama. Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan
seseorang dalam belajar dan berpengaruh terhadap prestasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana gaya belajar yang paling efektif dan efisien menurut
mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat dalam
menelaah suatu informasi yang diberikan dosen serta
mengetahui ada tidaknya pengaruh yang dirasakan mahasiswa
tersebut jika gaya belajar mereka diubah. Jenis penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey yang
termasuk penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat yang
berasal dari 7 Program Studi yang berbeda. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode sampel
probabilitas cluster sampling. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah melalui kuesioner yang akan dibagikan
kepada responden untuk mendukung hasil penelitian.
Kata Kunci— Gaya Belajar, Efektif, Efisien, Dampak, Prestasi,
Mahasiswa.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu mempunyai gaya belajar yang alami dan
nyaman, ketika dipaksa untuk belajar dengan cara yang lain
kemungkinan akan timbul rasa frustasi. Pembelajaran akan
menjadi sulit, terutama jika disebabkan oleh gaya atau cara
belajar yang tidak sesuai. Setiap individu tidak hanya belajar
dengan kecepatan yang berbeda tetapi juga memproses
informasi dengan cara yang berbeda. Cara memproses
informasi yang diperoleh dikenal dengan istilah gaya belajar.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang memerlukan
konsentrasi, dimana kondisi dan situasi untuk berkonsesntrasi
sangat berhubungan dengan gaya belajar, jika setiap individu
mampu mengelola kondisi dan situasi bagaimana gaya
belajarnya maka proses belajar tersebut akan efektif dan akan
mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Setiap individu
memiliki cara yang berbeda dalam pendekatan terhadap situasi
belajar, menerima, mengorganisasikan dan menghubungkan
pengalaman-pengalaman mereka, serta dalam cara merespon
metode pengajaran tertentu.
Gaya belajar mahasiswa sedikit banyaknya akan
mempengaruhi ketanggapan mahasiswa dalam menerima dan
menelaah materi/ilmu yang diberikan. Gaya belajar
adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang
mahasiswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara
mengikat, berpikir dan memecahkan soal. Tidak semua orang
mengikuti cara yang sama.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh
mahasiswa dalam mempelajari ilmu atau pengetahuan serta
interaksi terhadap lingkungannya sehingga memperoleh nilai
yang berupa angka dari tes belajar serta tingkah laku yang
relative permanen. Prestasi belajar merupakan hal yang sangat
penting dalam proses belajar, karena dengan prestasi belajar
dapat diketahui berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan
dan sejauh mana keberhasilan mahasiswa dalam belajar.
Tak jarang kita temui beberapa kasus banyaknya
mahasiswa yang belum menemukan gaya belajar yang tepat
atau cocok untuk dirinya. Sehingga berpengaruh terhadap
keinginan belajar dan juga prestasinya. Padahal gaya
belajar Gaya belajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan
seseorang dalam belajar. Sehubungan dengan pemaparan
tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih
lanjut gaya belajar yang paling banyak digunakan oleh
mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat dalam
menelaah suatu informasi atau materi yang diberikan dosen..
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana gaya belajar yang paling efektif dan efisien
menurut mahasiswa FMIPA Universitas Lambung
Mangkurat ?
2. Bagaimana dampak yang dirasakan mahasiswa yang
bersangkutan jika gaya belajar mereka diubah dari gaya
belajar biasanya?
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Manfaat dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui gaya belajar yang paling efektik dan efisien
menurut sebagian besar mahasiswa FMIPA Universitas
Lambung Mangkurat sekaligus mengetahui dampak yang
ditimbulkan terhadap mahasiswa yang menjadi objek penelitian
jika gaya belajar mereka dirubah dari gaya belajar yang biasa
mereka lakukan. Sehingga dari hasil penelitian ini pada
akhirnya diharapkan dapat menjadi suatu acuan atau referensi
gaya belajar yang dapat diaplikasikan oleh mahasiswa pada
umumnya, selain itu dapat memberikan gambaran sekaligus
menjadi bahan pertimbangan jika kita ingin merubah gaya
belajar yang sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari.
D. Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya mengacu kepada gaya belajar yang
menjadi kebiasaan mahasiswa FMIPA Universitas Lambung
Mangkurat, dengan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lambung Mangkurat yang berasal dari 7
Program Studi yang berbeda
II. TINJAUAN PUSTAKA
Belajar merupakan proses kegiatan yang dapat membawa
perubahan individu. Dalam kenyataan belajar adalah
perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.
Hamalik (1983 : 28) mengatakan bahwa: ―Belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku baru berkat
pengalaman dan latihan‖ (Gerung, 2012).
Muhammad (1999 : 37) mengatakan bahwa belajar adalah
pekerjaan yang harus dikerjakan sendiri, diusahakan sendiri
dan tidak dapat menugaskan orang lain untuk
mengerjakannya. Belajar merupakan jenis pekerjaan yang
harus melibatkan diri secara langsung kedalam pekerjaan itu.
Hal ini berarti bahwa apabila seseorang mau belajar atau ingin
mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang harus
mempelajarinya. Dia tidak dapat memerintah atau menyewa
orang lain untuk kepentingannya, melainkan harus terlibat
langsung dalam proses belajar ini (Gerung, 2012).
Menurut arti secara psikologis, belajar sebagai suatu proses
perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku seseorang
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut dapat
diwujudkan dalam seluruh aspek tingkah laku. Sehubungan
dengan hal tersebut, Soeyanto (1981 : 12) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan yang terus menerus
pada diri manusia karena usaha untuk mencapai kehidupan
atas bimbingan dan sesuai dengan cita-cita dan falsafah
hidupnya (Gerung, 2012).
Pada uraian terdahulu telah diketahui pengertian dan
definisi belajar yang diberikan oleh para ahli. Kegiatan
tersebut dilakukan dengan bantuan berbagai fasilitas dan
sarana pendukung. Agar kegiatan belajar mengajar
berlangsung dengan baik, maka harus dilaksanakan secara
efisien. Menurut Hamalik (1983 : 23) mengatakan bahwa
efisiensi kegiatan belajar terlihat pada waktu penggunaan
waktu belajar dengan baik oleh peserta didik dalam pengajar
juga memaksimalkan pemakaian berbagai sarana pendukung
belajar yang tersedia (Gerung, 2012).
Terdapat beberapa teori dan model tentang gaya
pembelajaran atau learning style dan faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya belajar seseorang. Secara umum model
gaya pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam tiga ruang
lingkup, yaitu information processing, environment,
dan personality(Hickocx, 1995).
Berdasarkan penelitian Kolb terdapat empat jenis gaya
belajar, yakni accomodator, diverger,
assimilator dan converger :
Gaya belajar accomodator/activist.
Gaya belajar accomodator adalah gaya belajar
seseorang yang lebih menyukai pengalaman
(concentrate experience) dan aktif bereksperimen
(active experimentation). Seseorang lebih menyukai
mendapatkan informasi dari feeling dan
memrosesnya dengan cara mempraktikkan atau
melakukannya.
Gaya belajar diverger/refflector.
Gaya belajar diverger adalah gaya belajar
seseorang yang lebih menyukai pengalaman
(concentrate experiencing) dan mengamati
(reflectiveobservation). Peserta didik divergerlebih
menyukai memperoleh informasi dengan feeling dan
memrosesnya dengan cara melihat dan mendengar.
Gaya belajar converger/pragmatis.
Gaya belajar converger adalah gaya belajar
seseorang yang lebih menyukai sesuatu yang abstrak
(abstract conceptualization) dan aktif bereksperimen
(active experimentation). Peserta didik memperoleh
informasi dengan cara memikirkan (thinking) dan
kemudian melakukannya (doing)
Gaya belajar Assimilator/Theorist
Gaya belajar assimilator adalah gaya belajar
seseorang yang lebih menyukai pada sesuatu yang
abstrak (abstract conceptualization) dan mengamati
(reflective observation), yaitu gaya belajar seseorang
yang menyukai belajar dengan berfikir, melihat atau
mendengar (Prastiti, 2009).
Pada MBTI, preferensi gaya belajar seseorang dibedakan
menjadi lima dimensi, yaitu:
Introvert menemukan kekuatan dalam inner
world dari ide konsep dan abstraksi., peserta didik ini
cenderung lebih banyak berfikir dibandingkan
berbicara. Introvert leaner dalam mengembangkan
kerangka kerja dengan cara menyatukan dan
menghubungkan informasi yang mereka pelajari.
Pengetahuan yang diperolehnya kemudian saling
dihubungkan untuk melihat sesuatu tersebut secara
menyeluruh.
Extrovert learner menemukan kekuatan pada benda
dan orang. Mereka lebih suka berinteraksi dengan
orang lain. Mereka lebih suka berbicara dibandingkan
mendengarkan. Secara umum mereka tidak dapat
memahami pelajaran sampai mereka dapat
menjelaskan pada diri mereka sendiri atau pada orang
lain (bekerja kelompok). Problem based
learningdan collaborative learning cocok untuk
model pembelajaran dengan karakteristik gaya
belajar ini.
Sensing learner adalah peserta didik yang lebih
menyukai belajar dengan menggunakan kelima
pancaindra mereka. Mereka menyukai sesuatu
dengan rinci dan menginginkan fakta. Mereka lebih
menyukai segala sesuatu ditata dengan teratur,
pengajaran dilakukan secara terstruktur setahap demi
setahap. Berbeda dengan intuitive learner, mereka
adalah peserta didik yang lebih suka berimajinasi dan
berinovasi.
Thinking learner adalah peserta didik yang dalam
memutuskan sesuatu berdasarkan pada analisis,
logika dan prinsip. Dengan kata lain mereka dalam
melihat sesautu lebih kritis dan objektif. Berbeda
dengan feeling learner mereka lebih menggunakan
pertimbangan nilai-lilai kemanusiaan (human values)
dalam pengambilan keputusan. Mereka cenderung
menjaga keharmonisan hubungan sosial dalam suatu
kelompok. Mereka lebih menyukai bekerja dalam
kelompok kecil
Judging learner adalah peserta didik yang cenderung
melakukan semua tugas lebih cepat dari batas waktu
yang ditentukan. Mereka menyukai tips atau panduan
bagaimana cara mengerjakan sesuatu dengan cepat.
Berbeda dengan perceptive learner, mereka
cenderung menunda tugas sampai menjelang batas
akhir waktu yang ditentukan.
Adapun hasil dalam kegiatan belajar diartikan sebagai
kinerja akademik atau prestasi belajar. Hasil belajar berfungsi
untuk mengetahui tingkat kemajuan atau penguasaan yang
telah dicapai siswa dalam segala aspek meliputi ranah cipta
(prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif), dan ranah
karsa (prestasi psikomotorik) (Prastiti, 2009).
De Porte dkk menyebutkan bahwa macam-macam gaya
belajar dibagi ke dalam tiga tipe gaya belajar, diantaranya :
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret
harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mahasiswa
paham. Ciri-ciri mahasiswa yang memiliki gaya
belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk
melihat dan menangkap informasi secara visual
sebelum ia memahaminya.
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar ini mengandalkan pendengaran untuk
bisa memahami sekaligus mengingatnya.
Karakteristik model belajar ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk
menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk
bisa mengingat dan memahami informasi tertentu,
yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih
dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini
umumnya susah menyerap secara langsung informasi
dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan
menulis ataupun membaca
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar ini mengharuskan individu yang
bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan
informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu
saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti
ini yang tak semua orang bisa melakukannya.
Karakter pertama adalah menempatkan tangan
sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja,
seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa
menyerap informasi tanpa harus membaca
penjelasannya (Mulyono, 2007).
III. METODE PENELITIAN
Desain penelitian menggunakan penelitian survei yang
termasuk ke dalam penelitian yang bersifat kuantitatif untuk
meneliti perilaku suatu individu atau kelompok. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
kuesioner yang akan dibagikan kepada responden untuk
mendukung hasil penelitian. Dalam hal ini yang menjadi
responden sekaligus sampel dari penelitian ini melibatkan
mahasiswa/i Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lambung Mangkurat yang berasal dari 7 Program
Studi yang berbeda yaitu Program Studi Matematika, Kimia,
Biologi, Fisika, Farmasi, Ilmu Komputer dan D3 Analis
Farmasi dan Makanan.
Kuesioner yang akan dibagikan itu sendiri berisikan
beberapa bagian pertanyaan yang mengacu kepada tujuan
dilakukannya penelitian ini dan sekaligus dirancang agar dapat
memenuhi jawaban dari rumusan masalah yang mendasari
penelitian ini. Identifikasi dan pengenalan gaya belajar masing-
masing responden dengan menggunakan instrument modalitas
De Porte dkk yang akan mendapatkan tipe modalitas Visual,
Auditorial dan Kinestetik, selain itu juga dapat diidentifikasi
dengan menggunakan teori gaya belajar Kolb.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini adalah hasil dan pembahasan yang didapatkan
dari penelitian ―Gaya Belajar Mahasiswa FMIPA Universitas
Lambung Mangkurat‖
A. Hasil
Jumlah responden yang bersedia berpartisipasi sejumlah
49 orang. Responden tersebut seluruhnya berasal dari 7
Program Studi yang ada di Fakultas MIPA Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru yaitu dari Program Studi
Matematika, Kimia, Biologi, Fisika, Farmasi, Ilmu Komputer
dan D3 Analis Farmasi dan Makanan. Setiap Program Studi
memiliki 7 responden. Jenis kelamin perempuan mendominasi
sejumlah 77,55 % (38 orang) sedangkan laki-laki 22,45% (11
orang)
TABLE I. HASILPENELITIAN GAYA BELAJAR MENURUT DE PORTE DKK
TERHADAP MAHASISWA FMIPA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Program
Studi Jumlah
Responden
Gaya Belajar Menurut De Porte dkk
Tipe
Auditori
Tipe
Visual
Tipe
Kinestetik
Matematika 7 85,71 % 14,29 % 0,00 %
Kimia 7 42,86 % 28,57 % 28,57 %
Biologi 7 71,43 % 14,29 % 14,29 %
Fisika 7 42,86 % 28,57 % 28,57 %
Farmasi 7 85,71 % 14,29 % 0,00 %
Ilmu
Komputer 7 85,71 % 0,00 % 14,29
%
D3 Analis
Farmasi dan
Makanan
7 71,43 % 14,29 % 14,29
%
Total Responden : 49 Orang
Rata-rata Tipe Auditori : 69,39 %
Rata-rata Tipe Visual : 16,33 %
Rata-rata Tipe Kinestetik : 14,29 %
TABLE II. HASIL PENELITIAN GAYA BELAJAR MENURUT KOLB
TERHADAP MAHASISWA FMIPA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Program
Studi
Jumlah
Respon-
den
Gaya Belajar Menurut Kolb
Accomoda
-tor/
Activist
Diverger/
Refflector
Converg
er/Prag
matis
Assimila
tor/Theo
rist
Matematika 7 71,43 % 14,29 % 14,29 % 0,00 %
Kimia 7 42,86 % 28,57 % 14,29 % 14,29 %
Biologi 7 42,86 % 57,14 % 0,00 % 0,00 %
Fisika 7 85,71 % 14,29 % 0,00 % 0,00 %
Farmasi 7 71,43 % 14,29 % 14,29 % 0,00 %
Ilmu
Komputer 7 71,43 % 14,29 % 0,00 % 14,29 %
D3 Analis Farmasi dan
Makanan
7 28,57 % 57,14 % 14,29 % 0,00 %
Total Responden : 49 Orang
Rata-rata Tipe Accomodator/Activist : 59,18 %
Rata-rata Tipe Diverger/Refflector : 28,57 %
Rata-rata Tipe Converger/Pragmatis : 8,16 %
Rata-rata Tipe Assimilator/Theorist : 4,08 %
TABLE III. HASIL PENELITIAN DAMPAK YANG DIRASAKAN JIKA GAYA
BELAJAR DIUBAH
Program
Studi
Jumlah
Responden
Dampak Yang Dirasakan Jika
Gaya Belajar Diubah
Dampak
Positif
Dampak
Negatif
Matematika 7 14,29 % 85,71%
Kimia 7 28,57 % 71,43 %
Biologi 7 42,86 % 57,14 %
Fisika 7 28,57 % 71,43 %
Farmasi 7 14,29 % 85,71 %
Ilmu
Komputer 7 14,29 % 85,71 %
D3 Analis
Farmasi dan
Makanan
7 28,57 % 71,43 %
Total Responden : 49 Orang
Rata-rata Dampak Positif : 24,49 %
Rata-rata Dampak Negatif : 75,51 %
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, kita dapat
melihat ada tiga tabel hasil yang didapatkan dari penelitian ini.
Dengan rumus perolehan persentase :
% = J umlah responden yang memilih x 100%
Jumlah total keseluruhan responden
Pada table pertama didapatkan data hasil penelitian gaya
belajar berdasarkan teori dari De Porte dkk yang membagi
jenis gaya belajar ke dalam tiga tipe gaya belajar, yaitu tipe
auditori, visual dan kinestetik. Berdasarkan tabel hasil
penelitian tersebut, mayoritas responden memiliki karakteristik
gaya belajar cenderung bertipe Auditori yaitu sebesar 69,39 %
dari keseluruhan responden yang mengisi kuesioner gaya
belajar mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru. Karakteristik gaya belajar ini menjelaskan bahwa
pada umumnya responden memiliki kesulitan menyerap secara
langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki
kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri – ciri gaya belajar auditori adalah :
1. Mampu mengingat dengan baik materi yang
didiskusikan dalam kelompok atau kelas.
2. Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV, bahkan
dapat menirukannya secara tepat dan komplit.
3. Cenderung banyak omong.
4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan
pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat
dengan baik apa yang baru saja dibacanya.
5. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas
mengarang/menulis.
6. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di
lingkungan sekitarnya, seperti hadirnya siswa baru,
adanya papan pengumuman di pojok kelas dan
sebagainya.
Sementara itu dengan menggunakan teori dari Kolb dapat
diketahui bahwa mayoritas responden memiliki gaya belajar
Accomodator/Activist sebagaimana yang dapat dilihat pada
Table II dengan persentase sebesar 59,18% dari total
keseluruhan responden yang mengisi kuesioner. Dimana
seseorang lebih menyukai pengalaman (concentrate
experience) dan aktif bereksperimen (active experimentation).
Lebih menyukai mendapatkan informasi dari feeling dan
memrosesnya dengan cara mempraktikkan atau melakukannya.
Hasil penelitian juga mendapatkan data sebesar 75,51 %
responden yang sepakat bahwa dampak negatif akan terjadi
jika gaya belajar seseorang diubah dari gaya belajar yang biasa
ia lakukan. Mayoritas responden menerangkan bahwa
perubahan gaya belajar yang dilakukan akan mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan. Faktor
kenyamanan dalam gaya belajar juga menjadi point penting
sebagai penunjang semangat belajar mahasiswa. Gaya belajar
yang nyaman bagi setiap individu merupakan kunci sukses
dalam belajar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berikut ini merupakan kesimpulan dan saran yang dapat
diambil dari penelitian ini.
A. Kesimpulan
Mayoritas mahasiswa FMIPA Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru memilih gaya belajar bertipe Auditori
dan Accomodator sebagai gaya belajar yang paling efektif dan
efisien, yaitu gaya belajar yang cenderung mengandalkan
pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya
serta lebih menyukai pengalaman, bereksperimen dan lebih
menyukai mendapatkan informasi dari feeling kemudian
memroses dengan cara mempraktikkannya.
Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa
mayoritas mahasiswa FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru sepakat bahwa dengan mengubah gaya belajar yang
biasa dilakukan dengan gaya belajar baru dapat memberikan
dampak negatif. Hal ini menyangkut kenyamanan dalam
belajar. Mereka sepakat bahwa jika mengubah gaya belajar
yang sudah menjadi kebiasaan dengan gaya belajar yang baru
akan mempengaruhi proses belajar dan berkurangnya semangat
serta yang paling utama adalah kenyamanan dalam belajar
yang pada akhirnya akan menimbulkan dampak negatif bagi
prestasi mahasiswa yang bersangkutan, misalnya terjadinya
penurunan indeks prestasi mahasiswa yang bersangkutan
tersebut.
B. Saran
Pada akhirnya diharapkan mahasiswa dapat lebih jeli
terhadap pemilihan gaya belajar yang diterapkan sehari-hari.
Kepekaan dalam mengidentifikasi diri sendiri juga dibutuhkan
untuk menemukan gaya belajar yang dirasa paling nyaman dan
mendukung dalam proses mencapai tujuan dalam belajar yaitu
prestasi. Karena pada dasarnya setiap individu memiliki selera,
kecermatan dan tingkat kenyamanan yang berbeda-beda, baik
dari segi gaya belajar maupun dalam menyerap informasi yang
diberikan. Yang bisa mengetahui gaya belajar yang paling
efektif dan efisien adalah diri kita sendiri. Hal ini harus
diperhatikan, karena sesungguhnya gaya belajar adalah salah
satu faktor utama dalam kesuksesan belajar mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Gerung, Nixon J.2012. ―CONCEPTUAL LEARNING AND
LEARNING STYLE (Kajian Konseptual tentang Belajar dan
Gaya Belajar).‖ Jurnal UNIERA. Vol. 1 No. 1 Februari 2012
[2] Hamalik. 1983, Strategi Belajar dan Pembelajaran, Jakarta ;
Sinar Utama
[3] Hickocx, L.K. 1995. Learning styles: A survey of adult learning
style inventory models. In R. R. Sims & S. J. Sims (Eds). The
importance of learning styles: Understanding the implications
for learning, course design, and education. Wesport, CT:
Grenworod Press.
[4] Muhamad. 1999, Bimbingan Belajar di Perguruan Tinggi,
Jakarta; Depdikbud.
[5] Mulyono, Wastu Adi. 2007. ―PENGARUH PELATIHAN
GAYA BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN INDEKS
PRESTASI MAHASISWA.‖ Jurnal Keperawatan Soedirman
(The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007
[6] Prastiti, Sawitri Dwi. Pujiningsih, Sri. 2009. ―Pengaruh Faktor
Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Akuntansi.‖ Jurnal Ekonomi Bisnis ISSN: 0853-7283. No.
3:224-226
[7] Soeyanto. 1981. Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta :s Tera Indonesia