Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 85
KERAJAAN NEGARA DAHA DI TEPIAN SUNGAI NEGARA,KALIMANTAN SELATAN
Sunarningsih
Artikel masuk pada 2 Maret 2013
Abstrak.Toponim Negara di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Propinsi Kalimantan Selatan banyak dikaitkan dengan keberadaan
Kerajaan Negara Daha dalam Hikayat Banjar. Hasil penelitian di sepanjang aliran Sungai Negara yang dilakukan oleh Balai Arkeologi
Banjarmasin dengan metode ekskavasi dan survei menghasilkan banyak artefak yang menunjukkan bukti adanya sisa pemukiman
kuna di wilayah Negara. Pada saat ini, temuan pemukiman kuna berada pada dua wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Daha Utara
dan Daha Barat. Penelitian ini bertujuan membahas hubungan antara data arkeologis yang ditemukan di situs pemukiman kuna dengan
keberadaan Kerajaan Negara Daha. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan penalaran induktif. Analisis terhadap data
artefaktual menggunakan analisis morfologi, berdasarkan bentuk, bahan, dan jumlahnya. Hasil analisis selanjutnya akan diperbandingkan
untuk mengetahui kronologinya. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan teori dan referensi yang mendukung dalam interpretasi.
Dari hasil analisis dan kajian pustaka dapat diasumsikan bahwa wilayah Negara pada abad ke-14 sudah dihuni oleh sebuah komunitas
masyarakat dalam jumlah yang besar dan sudah menguasai teknologi yang cukup maju, sehingga dapat melakukan berbagai aktivitas
yang menggambarkan sebuah kehidupan masyarakat yang kompleks. Masuknya komoditi dari luar menjadi salah satu petunjuk
adanya aktivitas perdagangan, yang juga menjadi sebuah indikasi bahwa pemenuhan terhadap kebutuhan sehari-hari sudah tercukupi
(masyarakat yang makmur)
Kata kunci: Negara Daha, Sungai Negara, pemukiman kuna, gerabah, manik-manik, artefak kayu, keramik China
Abstract. THE ANCIENT KINGDOM OF NEGARA DAHA ON THE BANKS OF NEGARA RIVER, SOUTH KALIMANTAN
Toponym of Negara in the district of Hulu Sungai Selatan, South Kalimantan Province is associated with the presence of the Negara
Daha Kingdom mentioned in Hikayat Banjar. Archaeological data from the river bank of Negara river collected by the Archaeological
Research Center of Banjarmasin (Balai Arkeologi Banjarmasin) during excavation and survey give the evidence of ancient settlements.
The findings of ancient settlement located in two districts, namely District of North Daha and West Daha. The objective of research
discusses the relationship between archaeological data found in the ancient settlement sites and the presence of the kingdom of
Negara Daha. The reserach method used in this study is descriptive with inductive reasoning. The artefacts will be analized by
morphological analysis, based on shape, material, and quantity. The analysis results will be compared to determine its chronology.
Literature will be searched to gain some theories and references that support the interpretation. The results show that the Negara
territory during the 14th century was inhabited by a large numbers of people (communities), and had advanced technology. Therefore,
they performed a variety of activities that describe a complex society. The existence of commodities from outside is being one
indication of trading activity, which also became an indication that their daily needs have been fulfilled (affluent society)
Keywords: Negara Daha, Negara River, ancient settlements, ancient pottery, ancient beads, wooden artefacts, Chinese ceramics
Balai Arkeologi Banjarmasin, Jalan Gotong Royong II, RT 03/06, Banjarbaru 70711, Kalimantan Selatan;Telepon (0511) 4781716; Facsimile (0511) 4781716; email: [email protected]
Artikel direvisi pada 25 Agustus 2013 Artikel selesai disunting pada 19 September 2013
A. PendahuluanSalah satu kabupaten di wilayah Propinsi
Kalimantan Selatan yang memiliki satu wilayah yangdikenal dengan sebutan Negara adalah KabupatenHulu Sungai Selatan. Wilayah Negara tersebut terbagi
menjadi tiga buah kecamatan, yaitu Kecamatan DahaUtara, Daha Selatan, dan Daha Barat. Nama Negaradan Daha (yang menjadi nama administratifkecamatan) sangat menarik untuk dilihat kembali,apakah sebenarnya latar belakang penyebutan kedua
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-10586
Keberadaan situs di Negara diketahui dariinformasi penduduk tentang temuan kapal kayu diDukuh (Desa Penggandingan). Penduduk pernahmelihat bentuk salung (haluan kapal) yang munculpada musim kemarau. Penduduk juga pernahmengangkat bagian lunas kapal yang memiliki panjang16 meter, dan menyimpannya di kantor Koramil (eksKawedanan Negara), tetapi kemudian kantor tersebutterbakar termasuk lunas kapal tersebut. Selain itu,penggalian liar oleh penduduk banyak dilakukan diDesa Tanjung Selor, Bajayau, Bajayau Lama, dansekitarnya. Masyarakat menemukan sisa pemukimankuna yang antara lain berupa, perhiasan emas,peralatan pertanian dari kayu, dayung kayu, manikkaca, dan fragmen gerabah.
Berdasarkan informasi tersebut, sebuah tim dariBalai Arkeologi Banjarmasin (pada Oktober 2006)dibentuk untuk meninjau lokasi temuan. Hasil surveimenunjukkan bahwa banyak terdapat sebaran fragmenkeramik asing dan gerabah di permukaan tanah,sedangkan keberadaan kapal tidak terlihat karenatertimbun longsoran tanah. Selain itu, juga terdapatkegiatan penggalian liar yang dilakukan olehmasyarakat sekitar. Berdasarkan hasil peninjauandisimpulkan bahwa di daerah Negara terdapatpemukiman kuna dan perlu ditindaklanjuti dengansebuah penelitian yang lebih serius.
Selanjutnya, penelitian arkeologi wilayah Negaradilakukan pada tahun 2007 (Sunarningsih 2007), didua wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Daha Utaradan Daha Barat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Adalima desa yang diteliti, yaitu Desa Penggandingan, DesaTambak Bitin (keduanya masuk wilayah KecamatanDaha Utara), Desa Tanjung Selor, Desa Bajayau, danDesa Bajayau Lama (ketiganya masuk wilayah Daha
Barat. Survei lanjutan dilakukan pada 2013, untukmelakukan inventarisasi data artefaktual yangditemukan oleh masyarakat setempat.
B. Terbentuknya Negara Suku (Chiefdoms) danNegara Awal (Early State)Dalam proses kehidupan manusia, perubahan
selalu terjadi baik dalam aspek ideologi, teknologi,maupun sosial. Pembagian kehidupan manusia padamasa lalu terdiri atas masa prasejarah dan masasejarah, yang didasarkan pada belum dan mulaidikenalnya tulisan. Kronologi kehidupan pada masaprasejarah di Indonesia disusun berdasarkan padatingkat teknologi yang dikuasai dan juga jenis matapencaharian yang dilakukan. Pembabakan tersebutdibagi menjadi masa berburu dan meramu tingkatsederhana, berburu dan meramu tingkat lanjut,bercocok tanam, dan masa perundagian (Soejono1981, 14-6). Pada masa perundagian, yaitu mulaidikenal dan dikuasainya berbagai macam keahlian,seperti pembuatan alat logam, ukiran, dan kerajinanlainnya. Penguasaan terhadap teknologi yang lebihmaju tentunya bisa disebabkan oleh adanya inovasidan juga adanya interaksi dengan dunia luar. Dalamproses interaksi terjadilah pertukaran barang, daninformasi yang terdiri atas ide, simbol, kreativitas,aspirasi, dan nilai (Renfrew dan Paul Bahn 2008, 387).Adanya interaksi itu juga yang membawa perubahankehidupan masyarakat, yaitu mengenal tulisan, yangberarti dimulailah masa sejarah. Masa sejarah diIndonesia dimulai sejak masuknya pengaruh Indiayang mengenalkan kepercayaan baru sekaligusmengenalkan tulisan.
nama tersebut oleh masyarakat. Toponim biasanyamempunyai makna tersendiri bagi masyarakat yanghidup di sekitarnya. Toponim tersebut diyakini berkaitandengan keberadaan sebuah kerajaan kuna, yaituKerajaan Negara Daha.
Wilayah Negara, tepatnya berada di daerahpertemuan sungai (tumbukan banyu) yang mengarahketiga wilayah yang berbeda, dan di sepanjang sungaitersebut banyak terdapat situs pemukiman kuna (Peta1). Pada masa lalu tepat di tengah pertemuan sungaitersebut terdapat sebuah arus yang berputar sangatkencang, tidak ada satu perahu pun yang beranimelintas di dekatnya. Pada saat ini, putaran arustersebut sudah semakin kecil dan lemah, meskipundemikian keberadaannya masih bisa terlihat. PosisiNegara yang berada pada persimpangan sungaimemang sangat strategis, yaitu tempat bertemunya arustransportasi dari hulu ke hilir dan sebaliknya.
Artikel ini membahas hubungan antara dataarkeologis pada situs pemukiman kuna di sepanjangSungai Negara dengan keberadaan Negara Dahapada abad ke-14 M. Apakah data arkeologi tersebutbisa mendukung data tertulis dan keyakinanmasyarakat terhadap keberadaan Kerajaan NegaraDaha di wilayah Negara? Metode penelitian yangdigunakan adalah deskriptif dengan penalaran induktif.Data artefaktual akan dianalisis dengan menggunakananalisis morfologi, berdasarkan bentuk, bahan, danjumlah (Harkantiningsih, dkk 1999). Selanjutnya, akandiperbandingkan data tersebut sehingga dapatdiketahui kronologinya. Tujuan dari studi ini adalahmembuktikan bahwa Kerajaan Negara Daha memangberada di wilayah Negara, Kecamatan Daha Utara danDaha Barat berdasarkan data arkeologis yangditemukan. Dengan demikian, diharapkan tulisan inidapat memberi informasi baru bagi penyusunansejarah kerajaan kuna di wilayah Kalimantan Selatan.
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 87
Peta 1. Wilayah Negara (lingkaran biru) dan situs pemukiman lain di sepanjang aliran Sungai Negara (sumber:Sunarningsih, 2012 dengan sedikit perubahan).
Proses perubahan secara sosial kemasyarakatanjuga terjadi pada kehidupan masyarakat tersebut. Paraahli mengklasifikasi masyarakat dalam empat tingkatan(Renfrew dan Paul Bahn 2006, 191-195), yaitukelompok yang hidup berpindah (bands), keluargabesar (tribe), negara suku (chiefdoms), dan negara(state). Kehidupan pada masa prasejarah meliputi tigatingkatan sosial masyarakat yang pertama, yaitu bands,tribe, dan chiefdoms. Negara (state) terbentuk pada saatmasyarakat sudah mulai mengenal tulisan. Dalamsebuah negara (state), memiliki populasi yang besar,mengenal lembaga formal pemerintahan, terdapat
tingkatan sosial dalam masyarakat, mengenal hukumdan pekerjaan administrasi. Dalam prosespembentukannya, negara awal atau kerajaan awalmuncul terlebih dahulu yang selanjutnya berkembangmenjadi sebuah negara/kerajaan. Perbedaan antaranegara awal dan negara dapat dilihat berdasarkanmasa kekuasaan, luas daerah kekuasaannya, danadanya penyatuan dua atau lebih daerah inti (core)dari beberapa negara awal (Kulke1990, 5-8). Dalamsebuah negara awal terdapat sebuah wilayah yangmenjadi pusat pemerintahan di mana raja dankeluarganya tinggal, serta wilayah penyangga
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-10588
Keberadaan sebuah negara awal di Kalimantanyang paling tua adalah Kerajaan Kutai yang saat iniberada di Propinsi Kalimantan Timur, tepatnya di tepiSungai Mahakam. Tujuh buah prasasti yupa (tiangbatu) berbahasa Sanskrta dan berhuruf Pallawaditemukan, dan memberi informasi adanya sebuahkerajaan tertua di Kalimantan dengan yang dipimpinoleh Raja Mulavarman (Poesponegoro, NugrohoNotosusanto 1993, 29-34). Kulke (1991, 5) telahmelakukan analisis terhadap prasasti yupa tersebut,dan berpendapat bahwa keraton Raja Mulavarmanberada tidak jauh dari tempat yang paling sakral(tempat pemujaan). Keraton tersebut dikelilingi olehtempat tinggal penduduk dan tanah yang diberikankepada para Brahmana.
C. Kerajaan Negara Daha Berdasarkan DataHistorisBelum ada prasasti yang ditemukan di wilayah
Negara hingga saat ini. Sumber tertulis yangmenceritakan kerajaan tertua adalah sebuahmanuskrip berbahasa Melayu, yaitu Hikayat Banjar.Hikayat Banjar menceritakan tentang keberadaankerajaan kuna di wilayah Kalimantan Selatan yangdimulai dengan munculnya Kerajaan Nan Sarunai,yang diikuti dengan munculnya Negara Dipa danKerajaan Daha (Ras 1990; Ideham 2007, 52).Disebutkan bahwa Kerajaan Nan Sarunai yangmasyarakatnya merupakan orang Dayak Maanyantinggal di daerah yang bernama Sarunai, di sekitar aliranSungai Tabalong. Selanjutnya, kerajaan ini hilangakibat adanya serangan dari Majapahit pada abad ke-14 Masehi. Muncullah sebuah kerajaan baru bernamaNegara Dipa. Negara Dipa didirikan oleh Mpu Jatmikayang beribukota di Kuripan dan pelabuhannya di MuaraRampiau (Ras 1990). Pada saat ini, cerita mengenaiMpu Jatmika banyak dikaitkan dengan bangunan candidi daerah Amuntai, yaitu Candi Agung. Wilayahkekuasaan Negara Dipa meliputi beberapa daerahaliran sungai (batang), yaitu antara lain BatangTabalong, Batang Balangan, Batang Petak, BatangAlai, dan Batang Amandit beserta bukit-bukit disekitarnya. Mpu Jatmika kemudian digantikan olehPutri Junjung Buih yang bersuamikan Raden Putra,yang selanjutnya bergelar Pangeran Suryanata. Padamasa kekuasaan Pangeran Suryanata, wilayahkekuasaan Negara Dipa semakin luas, yaitu antara lainSukadana, Sambas, Batang Lawai, Kotawaringin, Pasir,Kutai, Karasikan, dan Berau. Penguasa Negara Dipa
setelah Pangeran Suryanata adalahSuryaganggawangsa, kemudian dilanjutkan olehMaharaja Carang Lalean. Periode Negara Dipaberakhir pada masa kekuasaan Putri Kalungsu.
Kerajaan Daha diperintah oleh Sekarsungsangyang bergelar Panji Agung Maharaja Sari Kaburangan,dengan pusat kerajaan di Muara Hulak danpelabuhannya di Muara Bahan. Kekuasan NegaraDaha antara lain adalah Sewa Agung, Bunyut,Karasikan, Balitung, Lawai, dan Kotawaringin. Masapemerintahan Negara Daha berakhir pada akhir masakekuasaan Raden Sukarama. Raja ini memberi wasiatagar Raden Samudera menggantikan posisinya, tetapikeputusan itu mendapat tentangan dari ketiga anaknya,yaitu Mangkubumi, Tumenggung, dan Bagalung.Selanjutnya Pangeran Tumenggung mengangkatdirinya menjadi raja di Negara Daha. Raden Samuderasebagai pewaris tahta akhirnya melarikan diri danmendirikan kerajaan di wilayah Banjarmasin. Denganbantuan dari Kerajaan Demak, Raden Samuderadapat mengambil kembali haknya sebagai raja diKerajaan Daha. Sejak saat itu, dimulailah kehidupankerajaan baru yang bercorak Islam, yaitu KerajaanBanjar (Ideham, dkk. 2007, 66-72)
Sumber tertulis lainnya yang menyebutkanadanya sebuah kerajaan kuna di bawah kekuasaanMajapahit adalah Kitab Negarakretagama (1365).Majapahit telah memiliki negara bawahan yang beradadi wilayah Kalimantan, yaitu Kerajaan Tanjungpuri.Wilayah Tanjungpuri meliputi, wilayah barat yaitu Brunedan Sukadana (Kalimantan Barat), wilayah selatan yaituKandawangan, Kotawaringin, Lawe, Sampit, danKapuas (Kalimantan Tengah), wilayah tengah yaituBarito, Kandandangan, dan Tabalung (KalimantanSelatan), wilayah timur yaitu Tanjung Kute, Pasir,Bumbu, dan Sawuku (Kalimantan Timur) (Pigeaud,1960: 16-17). Dalam Kitab Negarakretagama sendiritidak menyebutkan adanya Kerajaan Negara Dipa danNegara Daha.
D. Sisa Pemukiman Kuno di Tepian SungaiNegara Berdasarkan Data Arkeologis
Penelitian arkeologi pada 2007 (Sunarningsih2007) telah membuka dua kotak ekskavasi di DesaPenggandingan, Kecamatan Daha Utara (Tabel 1 dan2). Kedua kotak ekskavasi tidak dapat diselesaikankarena faktor alam, yaitu mengalirnya air ke dalam kotakekskavasi yang mengganggu dalam pengamatanlapisan tanah dan keberadaan artefak (kontekstemuan). Dari hasil ekskavasi didapatkan dataarkeologis yang dominan, yaitu pecahan genteng.Selain itu, juga ditemukan artefak lainnya sepertikeramik asing, terak besi, pecahan gerabah. Temuan
(periphery) yang ditempati oleh rakyat dengan segalaaktivitas yang dapat mendukung kehidupan sebuahkerajaan. Apabila daerah inti (core) pada sebuahnegara awal dapat ditaklukkan dengan sendirinyawilayah penyangga juga akan mengikuti.
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 89
1. Artefak dari Kayu UlinPeralatan dari kayu yang masih bisa bertahan
meskipun sudah terendam selama ratusan tahuntentunya terbuat dari jenis kayu yang sangat kuat. Artefakkayu yang ditemukan terdiri atas, tiang ulin, tugal (tabel4), alat pembuat jaring (tabel 5), dayung (tabel 6),gasing (tabel 7), dan wadah kayu (tabel 8). Peralatanini dipakai oleh masyarakat untuk memenuhikebutuhan primer akan papan dan pangan, di sampingkebutuhan tersier, yaitu mendapatkan hiburan daripermainan gasing. Tiang ulin yang ditemukan dalamkeaadaan masih tertanam dalam tanah denganbagian ujung yang runcing serta bagian atas yangterbakar, menunjukkan bahwa masyarakatmenggunakan jenis rumah bertiang sebagai tempattinggalnya. Lingkaran tiang ulin yang besar dan panjangmengindikasikan tersedianya kayu ulin yang melimpahpada masa itu. Dengan ukuran tiang tersebut dapatdiperkirakan bahwa bangunan yang berdiri merupakanbangunan yang besar juga. Meskipun demikian, belumdapat diperkirakan bentuk bangunannya, apakahmerupakan bangunan tempat tinggal yang dipakaisecara komunal (bangunan rumah panjang), yangbiasa dipakai oleh masyarakat Dayak ataukahmerupakan rumah tunggal. Denah rumah tersebuttentunya dapat diperkirakan apabila keberadaan tiang-tiang yang masih tersisa bisa diukur jarak antartiangdan diketahui jumlah tiang yang berkelompok apakahmembentuk denah tertentu.
Meratus juga memberi pengaruh terhadapperkembangan jenis konstruksi bangunan di wilayahini.
Peralatan kayu yang digunakan sebagai alat untukmemenuhi kebutuhan pangan antara lain adalahdayung, tugal, alat pembuat jaring, dan wadah kayu.Masih dengan bahan dari kayu ulin, tampaknyamasyarakat pada masa itu banyak membuat peralatandari kayu ulin karena memang bahan kayu tersebutmelimpah dan bersifat lebih tahan terhadap air daniklim panas/hujan. Ketrampilan yang sudah dikuasaidan peralatan yang mendukung tentunya sangatmenentukan dalam proses pembentukan peralatantersebut. Dayung yang digunakan sebagai alat untukmenggerakkan perahu (pada masa itu mesin tentunyabelum dikenal) sangat penting guna mendukungkegiatan masyarakat sehari-hari, baik dalam halbertansportasi maupun saat kegiatan mencari ikan.Ukuran dan bentuk dayung yang beragam tentunya jugamemiliki maksud tertentu (foto1). Ukuran dan bentukdayung dibuat dengan menyesuaikan ukuran perahuyang akan didayungnya. Perahu kecil akanmembutuhkan ukuran dayung yang berbeda denganperahu yang lebih besar. Terlihat dengan jelas bahwamasyarakat pada masa itu sudah menggunakan perahubeserta dayungnya secara intensif untuk mendukungkegiatan mereka sehari-hari, yaitu untuk saranatransportasi untuk mencapai satu tempat ke tempatlain (mengunjungi pusat perdagangan/pasar, ladang,tempat pemujaan, dan berkunjung ke saudara), untukmencari ikan, untuk mengangkut barang (hasilpertanian, barang perdagangan), dan aktivitas lain yangmemang dibutuhkan sekali. Lingkungan yang berairsangat membutuhkan perahu untuk dapat bertahanhidup.
lain yang didapatkan pada saat survei di wilayahKecamatan Daha Utara dan Daha Barat. Temuanpenduduk juga diinventarisasi dan dianalisis, baik yangdidapatkan dari aktivitas yang disengaja (mendulang)maupun yang ditemukan secara tidak disengaja padasaat melakukan aktivitas di sekitar lingkungannya.Selanjutnya, masing-masing artefak akan diuraikan dibawah ini.
Bentuk tiang yang bulat dengan ujung bagianbawah yang runcing serta adanya lubang yang tembussebagai tempat kayu lain menunjukkan bahwaperalatan besi kemungkinan sudah mereka kenal.Oleh karena sifat dari kayu ulin yang sangat kerassehingga untuk dapat membentuk lubang yangberbentuk persegi diperlukan alat yang kuat. Meskipundemikian, tampaknya penggunaan paku dalamkonstruksi rumah yang bertiang kayu ulin ini mungkinbelum digunakan, masih dipakai sistem nat untukmenyatukan satu kayu dengan lainnya. Konstruksirumah panggung menjadi pilihan yang tepat bagimasyarakat yang telah memiliki teknologi dalampemanfaatan kayu ulin atau yang biasa disebut sebagaikayu besi. Lingkungan yang basah karena banyaknyadaerah rawa dan aliran sungai di lereng Pegunungan
Tugal atau disebut juga tutujah/tatanjuk yang jugadibuat dari kayu ulin digunakan oleh masyarakat untukmendukung kegiatan pertanian. Temuan tugal denganjumlah yang banyak dan bentuk yang bervariasimemberi petunjuk bahwa masyarakat pada masa itutelah menguasai teknologi pertanian. Tugal sendiridipakai untuk membuat lubang di tanah yang akanditaburi benih dari biji-bijian (foto 2). Tugal yangditemukan semuanya polos tanpa pola hiasan. Haltersebut mengindikasikan bahwa tugal tersebutdigunakan pada kegiatan pertanian masyarakat, dantidak digunakan sebagai suatu alat yang mempunyainilai sakral, seperti halnya pada tatanjuk wayang. Apasaja jenis tanaman pertanian yang sudah merekadomestikasi masih memerlukan penelitian lebih lanjut.Mencari ikan dengan jaring tampaknya juga sudahdikenal, yang ditunjukkan dengan adanya alat pembuatjaring.
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-10590
Foto 1. Temuan dayung dengan berbagai variasibentuk dan ukuran (dok. Balai Arkeologi
Banjarmasin).
Foto 2. Temuan tugal (dok. Balai ArkeologiBanjarmasin).
Foto 3. Temuan gasing bentuk jantung (dok. BalaiArkeologi Banjarmasin).
Cobek atau alat untuk menggiling/menghancurkan berbagai macam biji-bijian dan bahanlain (bumbu dapur) juga sudah menjadi kebutuhan bagimasyarakat pada masa itu guna mengolah bahanmakanan sehari-hari. Wadah kayu yang lain sepertimangkuk yang menyerupai bentuk perahu dan wadahbentuk menyerupai ember juga digunakan olehmasyarakat dalam keseharian mereka. Sebenarnyatidak hanya wadah kayu saja yang digunakan olehpenduduk, tetapi juga wadah dari gerabah dan keramikasing juga dikenal.
Bentuk artefak dari kayu yang terakhir adalahgasing yang mempunyai bentuk seperti jantung denganukuran yang bervariasi (foto 3). Keberadaan gasingmengindikasikan bahwa masyarakat sudah mengenalpermainan tersebut dan menjadi kebutuhan untukmendapatkan hiburan di sela kegiatan yang mereka
lakukan untuk dapat bertahan hidup. Permainan gasingsangat dikenal oleh masyarakat dari berbagai pulau diIndonesia. Gasing sampai dengan saat ini masihmenjadi salah satu permainan tradisional yangdipertahankan oleh berbagai suku di Indonesia,bahkan ada sebuah perkumpulan khusus yangdibentuk agar komunitas pecinta gasing tetap hidup ditengah gempuran beragai macam permainan modernpada masa sekarang. Ada tiga macam gasing yangmemiliki cara permainan yang berbeda, yaitu gasingadu suara, gasing adu putar, dan gasing adu pukul/kekuatan/pangkak. Untuk wilayah Kalimantan sendiri,permainan gasing disebut dengan "berpangkak".Bentuk gasing adu putar adalah berkepala danberpasak (bagian bawah) kecil, sedangkan gasing adupukul yang antara lain adalah berbentuk jantung tidakbisa lama berputar.
2. Artefak dari Logam
Artefak logam yang ditemukan seluruhnya berupaperhiasan (tabel 9). Perhiasan tersebut terbuat darilogam mulia, yaitu emas dan logam lainnya yaitu timah.Perhiasan emas (foto 4) tersebut bukan dari emasmurni tetapi merupakan emas campuran yangkemungkinan besar adalah 18 karat. Bentuk perhiasantersebut didominasi oleh cincin dengan beragambentuk. Selain itu, ada sebuah manik emas denganbentuk piramida ganda (akan dibahas dalam sub babmanik-manik). Ada beberapa bentuk perhiasan emasyang menarik yang tampaknya tidak hanya menjadibenda perhiasan tetapi menjadi simbol tertentu yangdapat memberi informasi terhadap kepercayaanmasyarakat kuna di wilayah tersebut
Lempengan emas yang dilipat membentukbujursangkar dilengkapi dengan ukiran geometris padalempengan bagian luar adalah sebuah benda yangsangat penting bagi kehidupan masyarakat pada masaitu. Pada masa lalu, benda ini dipakai sebagai bendayang penting pada saat pembangunan tempatpemujaan dan juga rumah tinggal, yaitu berfungsisebagai penolak bala.
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 91
Demikian juga dengan perhiasan lain yangdilengkapi dengan gambar seorang laki-laki denganmemakai mahkota dan kedua tangannya memegangdua buah benda yang berbeda. Gambaran padaperhiasan tersebut menunjukkan ciri-ciri seorang dewayang dipuja oleh kaum Hindu, yaitu Dewa Ciwa.Perhiasan yang lain berbentuk seekor burung garudayang juga merupakan tunggangan salah satu dewadalam agama Hindu. Kedua perhiasan tersebutmenjadi petunjuk penting terhadap kepercayaanmasyarakat kuna pada wilayah tersebut.
Keberadaan berbagai perhiasan logam di daerahpemukiman, selain menjadi petunjuk akankepercayaan yang dimiliki oleh masyarakatnya, jugabisa menggambarkan bahwa masyarakat pada masaitu sudah mencapai sebuah kehidupan yang kompleksdan makmur. Masyarakat yang sudah terpenuhikebutuhan akan sandang, pangan, dan papan,tentunya bisa membeli benda lain yang dibutuhkanuntuk keperluan kehidupan sosial mereka, sepertikepercayaan, upacara, dan identitas dalam sebuahkomunitas (status sosial).
3. Manik-manikManik adalah benda kecil yang berlubang di
bagian tengahnya, sebagai tempat untuk merangkainyamenjadi sebuah perhiasan, yaitu kalung atau gelang.Manik ternyata sudah mulai dikenal sejak jamanprasejarah dan mendapatkan tempat yang pentingdalam kehidupan masyarakat karena selain berfungsisebagai perhiasan juga digunakan sebagai penolakbala (Adhyatman dan Redjeki Arifin 1993, 1-2). Manik-manik yang ditemukan di situs pemukiman ini, dibuatdari berbagai macam bahan yang berbeda, yaitu batu,logam (emas), dan kaca (tabel 10).
Manik yang terbuat dari batu adalah manikkornelian dengan berbagai macam bentuk, yaitu bulatdempak, elips, kerucut ganda bersegi enam, dancakram. Warna manik kornelian adalah antara coklat,merah, dan putih. Selain kornelian, juga ditemukanmanik batuan hablur yang berwarna putih, denganbentuk antara lain bulat dempak dan kerucut gandasegi enam. Pembuatan manik batu relatif lebih sulitdibandingkan dengan manik kaca. Oleh karena itu,jumlah temuan manik dari batu relatif lebih sedikit.Manik batu yang paling tua masuk ke Asia Tenggaramemiliki bentuk bulat dempak sederhana dan bentuktong, baru kemudian muncul (pada masa seribu tahunpertama) bentuk bersegi-segi dan kerucut ganda (ibid,17). Bentuk terakhir menjadi lebih populer pada abadke-12 M. Manik kornelian sendiri lebih banyakdihubungkan dengan kekuatan magis (ibid, 21-22).
Foto 4. Berbagai bentuk perhiasan emas (dok. BalaiArkeologi Banjarmasin).
Foto 5. Berbagai bentuk artefak emas (dok. BalaiArkeologi Banjarmasin). Manik dari kaca yang ditemukan juga mempunyai
beragam warna dan bentuk (foto 5). Manik kaca emasberasal dari Mesir (Asia Barat), yang kemungkinanberasal dari 300 M - 1000 M (Ibid., 29). Manik kacayang berwarna kuning, biru tua, biru muda, coklat danmerah coklat (jingga), termasuk dalam jenis manikmonokrom Indo-Pasifik. Istilah manik Indo-Pasifikdiperkenalkan oleh Dr. Peter Francis berdasarkandaerah peredaran, warna, dan bahannya (Ibid, 15).Manik Indo-Pasifik sendiri masa dan tempatpembuatannya berbeda-beda. Tempat pembuatanmanik tersebut antara lain (Ibid, 14-17) adalahArikamedu (sekitar 250 SM - 250 M); Mantai, SriLangka (abad ke-1 - 10); Klong Thom, Thailand Selatan(abad ke-2-6); Oc-eo, Vietnam yang merupakan BandarKerajaan Funan (abad ke-2 - 7); Palembang(Sumatera), Sating Phra (Thailand), dan KualaSelinsing, Malaysia (abad ke-17). Manik tarik bergaris(hitam garis merah) juga termasuk dalam manik Indo-Pasifik. Oleh karena, masa produksi manik Indo-Pasifikyang sangat panjang, sulit untuk menggunakan manikini sebagai alat menentukan pertanggalan relatif.Penentuan kronologi harus dipertimbangkan dengan
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-10592
konteks temuan dengan artefak lainnya, misalnyakeramik China.
Gerabah yang ditemukan dari hasil ekskavasipada 2007 menunjukkan adanya dua jenis gerabahyang berbeda, yaitu gerabah wadah dan bukan wadah.Gerabah wadah memiliki bentuk periuk dan mangkuk,dengan didominasi oleh gerabah polos (tanpa hiasan).Gerabah bukan wadah antara lain adalah genteng danbatubata. Fragmen genteng merupakan jenis temuanyang terbanyak. Keberadaan genteng di situs ini sangatmenarik, karena selama ini baru ada temuan fragmengenteng di Situs Candi Agung (Kusmartono dan HarryWidianto 1997/1998). Genteng di Situs Candi Agungdigunakan sebagai atap bangunan candi yang bagiandasarnya tersusun dari batubata. Tampaknya, padamasa lalu genteng dan batubata hanya digunakan padabangunan khusus, yaitu bangunan pemujaan. Olehkarena itu, keberadaan genteng dan batubata di SitusPanggandingan memberi informasi yang penting,apakah memang ada bangunan sakral atau bangunanpenting lainnya di tempat tersebut. Gerabah temuanpenduduk berupa kendi (tabel 12) yang berjumlah duabuah. Kedua kendi tersebut berwarna putih kemerahan.Yang menarik adalah kendi yang memiliki cerat ganda(foto 6), berkaki kecil, dan mungkin berleher pendekkecil (bagian leher sudah hilang). Bentuk kendisemacam juga ditemukan di wilayah Jawa Timur, yangdiperkirakan merupakan kendi gerabah putih tipe Thaiyang berasal dari abad ke-10 -14 M (Adhyatman 1983,31 & 35). Kendi ini bentuknya mirip dengan kendiporselain biru putih yang berasal dari Dinasti Yuan,abad ke-14 M (Ibid, 79).
Foto 6. Manik-manik kaca (dok. Balai ArkeologiBanjarmasin).
4. Gerabah dan Keramik
Foto 7. Kendi gerabah putih bercerat ganda (dok.Balai Arkeologi Banjarmasin).
Keramik asing yang ditemukan, baik pada saatekskavasi (tabel 3) maupun temuan penduduk (tabel11 dan 13) merupakan keramik bentuk wadah (piring,
mangkuk, vas, buli-buli, botol, dan tempayan).Kebanyakan keramik yang ditemukan berasal dariChina (Adhyatman 1990). Keramik yang tertua berasaldari masa Dinasti Song (abad ke-11-13M), sedangkanyang paling banyak berasal dari masa Dinasti Yuan(abad ke-13-14 M). Keramik China dari masa yanglebih muda, yaitu Dinasti Ming (abad ke-14-17 M) danDinasti Qing (abad ke-17-19 M). Selain keramik China,juga ditemukan keramik dari Eropa yang berupamangkuk, piring, dan botol. Selain terbuat dari keramik,botol Eropa juga terbuat dari kaca.
Keramik bisa menjadi salah satu alat untukmenentukan pertanggalan relatif sebuah situs, karenapembuatan keramik pada masing-masing dinasti diChina berbeda-beda. Berdasarkan hasil temuankeramik China di Negara yang didominasi oleh keramikYuan, dapat diperkirakan bahwa keramik tersebut diperdagangkan ke wilayah Kalimantan pada sekitarabad ke-14 Masehi. Meskipun demikian, tetap adakemungkinan juga perdagangan dengan China sudahdimulai pada masa sebelumnya, dan masih tetapberlangsung pada masa yang lebih muda. KeramikChina juga bisa digunakan sebagai simbol status sosialpemiliknya, karena harga barang ini tidaklah murah(pada masa itu). Kemungkinan besar situs sudah dihunisejak abad ke-12- 13 Masehi didasarkan padakeberadaan manik-manik Indo-Pacifik dan kendi.
Menurut Wolters, perdagangan antara India danIndonesia terjadi sebelum perdagangan Indonesiadengan China (Wolters 1967). Perdagangan denganChina baru dimulai pada sekitar abad ke 5 Masehi,yaitu pada saat Kerajaan Sriwijaya berkuasa. Padamasa itu, Kerajaan Sriwijaya sudah menguasai navigasi
dengan baik, sehingga dapat diperkirakan bahwakeramik China dibawa oleh pedagang Indonesiadengan menukar hasil hutan dan pertanian (Adhyatman1990, 34).
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 93
E. Letak Kerajaan Negara Daha di WilayahNegara
Hasil analisis dan sintesis data artefaktual di atasmemberi gambaran bahwa kehidupan masyarakatyang bermukim di Negara pada masa lalu sudahsangat kompleks. Kebutuhan pangan terpenuhi dariaktivitas pertanian dengan menggunakan peralatantugal sebagai alat untuk bercocok tanam.Kemungkinan besar domestikasi padi dan tanamanpalawija lain yang menggunakan biji-bijian sebagaibenihnya sudah dikenal, disamping tanaman jenis lainseperti umbi-umbian. Teknologi transportasi gunamendukung pengangkutan hasil pertanian dan alattransportasi juga sudah maju. Oleh karena kebutuhanpokok mereka sudah terjamin, maka kebutuhan lainnyaseperti status sosial (perhiasan emas, manik-manik,keramik) dan hiburan (gasing) dapat dipenuhi.Keberadaan manik-manik dari luar dan juga keramikasing yang menjadi komoditas penting pada masa itumemperkuat indikasi adanya interaksi dengan dunialuar melalui aktivitas perdagangan. Lokasi tempattinggal masyarakat yang jauh dari jalur perdagangantidak menjadi sebuah kendala. Kemampuan untukterlibat dalam aktivitas perdagangan juga bisa menjadipetunjuk bahwa masyarakat sudah memiliki berbagaimacam pekerjaan. Perhiasan yang ditemukanmemberi gambaran kepercayaan yang dianut olehmasyarakat sudah mendapat pengaruh agama Hindu.
Hal tersebut juga didukung oleh adalah temuangenteng dan batu bata di Situs Penggandingan yangmengindikasikan adanya sebuah bangunan penting(sakral), seperti halnya yang ditemukan di Candi Agung(abad ke-8 M) dan Candi Laras (abad ke-14 M)((Kusmartono dan Widianto 1997/1998; Sulistyanto2000). Berdasarkan keletakannya, Negara berada diantara Candi Agung (ke arah hulu) dan Candi Laras(ke arah hilir)(Peta 1), keduanya sangat pentingsebagai bukti adanya kegiatan pemujaan dalamagama Hindu.
Meskipun data arkeologi di Situs Penggandinganmasih terbatas (temuan genteng dan batubata), cukupmenjadi bukti bahwa lokasi tersebut juga memegangperanan penting. Banyaknya temuan keramik asing,pemukiman kuna di sekitarnya, dan toponim Negaradan Daha memperkuat asumsi bahwa Negara Daha
dulunya memang berpusat di wilayah TumbukanBanyu tersebut. Selain itu, keberadaan masyarakatNegara pada saat ini yang sangat unik, yaitu masihmenekuni pekerjaan pokoknya sebagai pengrajin baikgerabah (Sulistyanto dan Indah Asikin Nurani 1999/2000) maupun logam dan menjadi satu-satunya pusatberkumpulnya para pengrajin memberikan informasiyang cukup signifikan adanya kontinuitas aktivitasserupa pada masa lalu.
F. Penutup
Meskipun data yang didapatkan sementara inimasih jauh dari yang diharapkan, tetapi keberadaandata arkeologis di Negara dan sekitarnya dapatmemberi gambaran bahwa pada masa lalu tempattersebut sudah memegang peranan penting sebagaibagian dari wilayah Negara Daha. Berdasarkan dataarkeologi dapat diasumsikan bahwa diPenggandingan ada indikasi bangunan sakral dan ataubangunan lain yang digunakan pada masapemerintahan Negara Daha.
Untuk dapat memperkuat asumsi bahwaKerajaan Daha berlokasi di tempat tersebut, perludilakukan ekskavasi lanjutan, terutama di SitusPenggandingan guna merekonstruksi kembali fungsidari temuan fragmen genteng dan batubata di tempattersebut. Selain itu, perlu juga dilakukan survei yanglebih mendalam terhadap sebaran pemukiman disepanjang Sungai Negara, baik ke arah hulu maupunhilir. Penelitian yang dilakukan harus disertai dengananalisis pertanggalan secara absolut, menggunakanartefak yang mengandung unsur karbon (sampel kayudan arang), sehingga kronologi masing-masing situsmenjadi jelas. Hasil penelitian tersebut diharapkandapat menambah informasi yang diperlukan dalampenyusunan sejarah Kerajaan Negara Daha diKalimantan Selatan.
Meskipun demikian, keberadaan pemukimankuna yang berada di wilayah Negara tampaknya masihbelum bisa menjawab pertanyaan yang terkait denganluas wilayah kekuasaan Kerajaan Negara Daha, baikitu daerah intinya (core) di mana kraton danlingkungannya atau pusat pemerintahan beradamaupun daerah penyangganya (periphery).
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-10594
Referensi
Adhyatman, Sumarah. 1983. Kendi. Jakarta: HimpunanKeramik Indonesia.
_________. 1990. Antique ceramics found in Indonesia.Jakarta: Ceramic society of Indonesia
Adhyatman, Sumarah dan Redjeki Arifin. 1993. Manik-manik di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Harkantiningsih, Naniek dkk. 1999. Metode PenelitianArkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian ArkeologiNasional.
Ideham, M. Suriansyah dkk. 2007. Urang Banjar danKebudayaannya. Banjarmasin: BadanPengembangan dan Penelitian DaerahPropinsi Kalimantan Selatan.
Kusmartono, Vida Pervaya Rusianti dan Harry Widianto.1997/1998. Ekskavasi Situs Candi AgungKabupaten Hulu Sungai Utara KalimantanSelatan. Berita Penelitian Arkeologi No. 2.Banjarmasin: Balai Arkeologi.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan NugrohoNotosusanto. 1993. Sejarah NasionalIndonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
Piegaud, TH. 1960. Java in The Fourtheenth Century.
The Hague: Martinus Nijhoff .Saleh, Idwar dkk. 1997/1978. Sejarah daerah
Kalimantan Selatan. Jakarta: Proyek penelitiandan pencatatan kebudayaan daerah.
Soejono, R. P. 1981. Tinjauan tentang perkerangkaanPrasejarah Indonesia, Aspek-aspek ArkeologiIndonesia (Aspects of IndonesianArchaeology) No. 5. Jakarta: Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional.
Sulistyanto, Bambang. 2000. Umur Candi Laras dalamPanggung Sejarah Indonesia Kuna, BeritaPenelitian Arkeologi No. 7. Banjarbaru: BalaiArkeologi Banjarmasin.
Sulistyanto, Bambang dan Indah Asikin Nurani.“Penelitian Etnoarkeologi Tradisi PembuatanGerabah Nagara, Hulu Sungai Selatan,Kalimantan Selatan”. Berita Penelit ianArkeologi No. 5. Balai Arkeologi Banjarmasin.1999/2000.
Sunarningsih. 2007. Penelitian ekskavasi permukimandi Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan,Kalimantan Selatan, Laporan PenelitianArkeologi, Balai Arkeologi Banjarmasin. Belumterbit.
_________. 2012. “Sebaran situs pemukiman kuna diDaerah Aliran Sungai Barito” dalam NaditiraWidya 6 (2): 130 – 144.
Rass, J. J. Hikayat Banjar. Tranlated by Siti HawaSalleh. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa danPustaka. 1990
Renfrew, Colin dan Paul Bahn. 2006. Archaeology thekey concept. Oxon: Routledge.
_________. 2008. Chapter 9 “Trade and Change”, inArchaeology Theories, Methodes, Practice.Thames & Hudson, 357-390.
Wolter, O. W. 1967. Early Indonesian Commerce: AStudy of the Origins of Srivijaya. CornellUniversity Press. Ithaca, New York.
Kulke, Hermann. 1990. The early and the imperialkingdom in Southeast Asian history dalamSoutheast Asia in the 9th to 14th centuries, (eds)David G. Marr and A.c. Milner. Singapore:Institute of Southeast Asian Studies, 1-22.books.google.co.id., diunduh 3 Juli 2013.
_________. 1991. Epigraphical refernces to the cityand the state in early Indonesia, dalamIndonesia No. 52 (Oct ,1991), 3-22. SoutheastAsia Program at Cornell University. Http:/www.jstor.org/stable/3351152, diunduh 2 Juli2013.
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 95
Lampiran
No Layer
Tabel 1. Temuan di Kotak TP 1 Situs Penggandingan
1
2
3
1(spit 1-2 pada kedalaman 0-30 cm)
2(spit 3-4 pada kedalaman30-50 cm)
3(pada kedalaman 50-160cm)
Temuan
Fragmen genteng, fragmen gerabah wadah (tepian,dasar, badan polos/berhias, tutup), fragmen kendi,fragmen tungku, manik-manik, fragmen besi, fragmenkeramik asing, terak besi
Fragmen genteng, fragmen gerabah wadah (tepian,dasar, badan polos/berhias, tutup), fragmen kendi,fragmen tungku, fragmen keramik asing, terak besi
Fragmen genteng, fragmen gerabah wadah (tepian,dasar, badan polos/berhias, tutup), fragmen kendi,fragmen tungku, manik-manik, fragmen besi, fragmenbata, fragmen keramik asing, terak besi, damar
Keterangan
Yang paling dominan adalahfragmen genteng
sda-
Masih didominasi oleh temuanfragmen genteng. Layer ke-3 inimulai dimasuki oleh air dengansumber yang sangat deras,aktivitas penggalian hanyamenggunakan sundak denganukuran panjang 10 cm. Jadi,setelah kedalaman 50 cm jumlahlayer tidak dapat lihat.
No Layer
Tabel 2. Temuan di Kotak TP 2 Situs Penggandingan
1
2
3
1(spit 1 pada kedalaman 0-20 cm)
2(spit 2-3 pada kedalaman20-40 cm)
3(spit 4 pada kedalaman 40-50 cm)
Temuan
Fragmen gerabah, fragmen keramik asing, terak besi,sampah plastik
Fragmen gerabah wadah, fragmen kendi, fragmengenteng, terak besi, fragmen keramik asing
Fragmen gerabah wadah, fragmen bata, fragmengenteng, fragmen keramik asing
Keterangan
merupakan tanah urug
Merupakan tanah lempungpasiran warna ababukecoklatan
Warna tanah hitam keabu-abuandengan banyak unsur hara dankandungan air
4 4(spit 5-7 pada kedalaman50-80 cm)
Fragmen gerabah wadah, fragmen keramik asing, terakbesi, fragmen genteng, fragmen kendi, fragmen kayu
Warna tanah hitam keabu-abuandengan banyak unsur hara dankandungan air
5 5(spit 8 pada kedalaman90 cm)
Fragmen gerabah wadah (tepian, badan polos/berhias,dasar), fragmen kendi, fragmen genteng, fragmenkeramik asing, fragmen kayu, terak besi
Warna tanah coklat keabu-abuan
No Bahan
Tabel 3. Temuan keramik asing dari TP1 dan TP 2, Situs Penggandingan
1 Batuan/stoneware
Bentuk
tempayan
Warna Glasir
coklat kehitaman, tipis
Diameter (cm) Pola Hias Asal
naga Ming-
2 Batuan tempayan hijau tua - Yuan-
3 Batuan tempayan coklat hitam - Yuan-
4 Batuan tempayan - geometris Yuan
5 Batuan tempayan hijau - Yuan7 (ring base)
6 Batuan tempayan coklat aus kala (kedok) padapegangan
Ming12, 18, 22(flat base)
-
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-10596
No Bahan
7 Batuan
Bentuk
tempayan
Warna Glasir
hijau
Diameter (cm) Pola Hias Asal
geometris(gelombang)
Yuan-
8 Batuan guci - - Yuan13 (base)
9 Batuan guci coklat tipis - Yuan-
10 Batuan guci hijau geometris Yuan
11 Batuan botol - - Yuan6 (base)
12 Batuan gentong coklat tipis - Yuan34, 30, 20(tepian terbuka)
-
13 Porselen piring seladon teratai Yuan10 (tepian)
14 Porselen piring biru putih geometris Yuan-
15 Porselen piring putih, seladon - Yuan-
16 Porselen piring putih pecah seribu geometris (emboss) Eropa
17 Porselen piring seladon kecoklatan lundang-lundang Yuan16 (tepian)
18 Porselen piring putih keabuan ikan (sgrafito) Yuan Akhir-
-
19 Porselen guci kecil seladon ada pegangan Yuan2 (tepian)
20 Porselen guci seladon - Yuanring base
21 Porselen buli-buli hijau terang - Yuan-
22 Porselen basi putih geometris (emboss) Eropa
23 Porselen basi putih pecah seribu - Eropa-
24 Porselen mangkuk seladon - Yuan-
-
25 Porselen mangkukbertutup
putih geometris (emboss) Eropa-
26 Porselen mangkuk hijau pecah seribu - Yuan6, 12 (dasar)
27 Porselen mangkuk putih geometris (emboss) Yuan-
28 Porselen mangkuk seladon kecoklatan - Eropa
29 Porselen mangkuk putih - Yuan16 (tepian)
30 Porselen mangkuk hijau - Yuan7, 8 (ring base)
-
31 Porselen mangkuk putih pecah seribu - Yuan5 (ring base)
32 Porselen mangkuk putih - Ming
33 Porselen cepuk seladon - Yuan-
34 Porselen cepuk hijau pecah seribu - Yuan6 (flat base)
-
35 Porselen cepuk putih hijau - Yuanring base
36 Porselen tutup cepuk seladon - Yuan-
37 Porselen mangkuk seladon lundang-lundang Yuan-
38 Porselen mangkuk biru putih geometris Qing
39 Porselen mangkuk seladon pecah seribu - Yuan-
40 Porselen mangkuk seladon kecoklatan - Yuan-
-
41 Batuan tempayan - - Yuan-
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 97
No Bentuk
Tabel 4. Tugal (alat pertanian)
1
2
3
4
Bulat lonjong, ujung bawahruncing, ujung atas (bagianpegangan) bengkok
Bulat lonjong, bagiantengah tebal dengan ujungbawah runcing dan ujungatas bengkok sebagaipegangan
Bulat lonjong, bagian ujungbawah runcing dan bagianpegangan sedikitmelengkung
Ukuran (cm)
PanjangTugal
63
54
50
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas melengkung
49
PanjangPegangan
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
5
10
1
5
-
-
-
-
Kayu ulin, untuk membuatlubang tempat benihditanam
Sda
Sda
Sda
Kondisi permukaan tugal relatifmasih bagus
Kondisi permukaan tugal sudahmengalami perubahan terbentuklubang dan terkelupas sebagianpermukaan kayunya
Sda
Sda
5
6
7
8
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas melengkungsedikit
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas melengkung
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas melengkung
52
55
52
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas melengkung
56
1
5,5
8
10
-
-
-
-
Sda
Sda
Sda
Sda
Kondisi tugal sudah retak yangmembentuk lubang panjang dibagian badan tugal
Kondisi permukaan tugal relatifmasih bagus
Kondisi permukaan tugal sudahmengalami perubahan terbentuklubang dan terkelupas sebagianpermukaan kayunya
Sda
9 Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas melengkungsedikit
53 1 - Sda Kondisi tugal sudah retak yangmembentuk lubang panjang dibagian badan tugal
10
11
12
13
Bulat lonjong, denganujung bawah patah, ujungatas melengkung
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas melengkungsedikit
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas melengkungsedikit
46
54
51
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas melengkungsedikit
46
9,5
2,5
1
1
-
-
-
-
Sda
Sda
Sda
Sda
Kondisi tugal sudah retak yangmembentuk lubang panjang dibagian badan tugal
Kondisi tugal sudah retak yangmembentuk lubang panjang dibagian badan tugal
Kondisi tugal sudah retak yangmembentuk lubang panjang dibagian badan tugal
Kondisi tugal sudah retak yangmembentuk lubang panjang dibagian badan tugal
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-10598
No Bentuk
14
15
16
17
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas (bagianpegangan) lurus
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas (bagianpegangan) lurus
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas (bagianpegangan) lurus
Ukuran (cm)
PanjangTugal
50
40
35
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas (bagianpegangan) lurus
35
PanjangPegangan
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
7,5
7
7
8
-
-
-
-
Sda
Sda
Sda
Sda
Kondisi tugal sudah retak yangmembentuk lubang panjang dibagian badan tugal
Kondisi tugal sudah retak yangmembentuk lubang panjang dibagian badan tugal
Kondisi tugal sudah retak yangmembentuk lubang panjang dibagian badan tugal
Kondisi permukaan tugal sudahmengalami perubahan terbentuklubang dan terkelupas sebagianpermukaan kayunya
18
19
20
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas (bagianpegangan) lurus
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas (bagianpegangan) lurus
Bulat lonjong, denganujung bawah meruncing,ujung atas (bagianpegangan) lurus
35
30
27
8
7
10
-
-
-
Sda
Sda
Sda
Kondisi permukaan tugal sudahmengalami perubahan terbentuklubang dan terkelupas sebagianpermukaan kayunya
Kondisi permukaan tugal sudahmengalami perubahan terbentuklubang dan terkelupas sebagianpermukaan kayunya
Kondisi permukaan tugal sudahmengalami perubahan terbentuklubang dan terkelupas sebagianpermukaan kayunya
No Bentuk
Tabel 5. Alat pembuat jaring (?)
1
2
Menyerupai garpu, tetapiujung garpu hanya duabuah
Menyerupai garpu, tetapiujung garpu hanya duabuah
Ukuran (cm)
Panjang
7
12
PanjangPegangan
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
1,5
4
-
-
Kayu ulin, untuk membuatjaring (?)
Sda
warna coklat
warna coklat tua
No Bentuk
Tabel 6. Dayung
1
2
Dayung
Dayung
Ukuran (cm)
Panjang
43
47
PanjangPegangan
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
-
-
-
-
Kayu ulin, untukmenggerakkan perahu
Sda
Bagian dayung yang lebar danpipih hanya tinggal sebagian kecilsaja
Sda
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 99
No Bentuk
3
4
5
6
Dayung
Dayung
Dayung
Ukuran (cm)
PanjangTugal
64
62
66
Dayung 74
PanjangPegangan
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
-
-
-
-
-
-
-
-
Sda
Sda
Sda
Sda
Bagian dayung yang lebar danpipih hanya tinggal sebagian kecilsaja, bagian ujung pegangansedikit melebar
Sda
Bagian dayung yang lebar danpipih hanya tinggal sebagian kecilsaja
Bagian dayung yang lebar danpipih masih utuh
7
8
9
Dayung
Dayung
Dayung
80
85
129
-
-
-
-
-
-
Sda
Sda
Sda
Sda
Bagian dayung yang lebar danpipih masih utuh,bagian ujungpegangan sedikit melebar
Bagian dayung yang lebar danpipih masih utuh, bagian ujungpegangan lebih tebal
10
11
12
Dayung
Dayung
Dayung
129
144
168
-
-
-
-
-
-
Sda
Sda
Sda
Sda
Bagian dayung yang lebar danpipih masih utuh,bagian ujungpegangan sedikit melebar
Bagian dayung yang lebar danpipih masih utuh
Tabel 7. Gasing
No Bentuk
1
2
3
4
Berbentuk jantung
Berbentuk jantung
Berbentuk jantung
Ukuran (cm)
PanjangBadan
10
7
6
Berbentuk jantung 7,5
TebalUjung Atas
DiameterBadan
Bahan/Fungsi Keterangan
0,5 (bagian rata);1(bagian runcing)
1 (bagian rata)
0,5 (bagian rata);1 (bagian runcing
1 (bagian rata)
3
-
2
2
Kayu ulin, sebagaialat permainangasing
Sda
Sda
Sda
Bentuk ujung bagian atas danbawah meruncing
Bentuk ujung bagian atas rata,sedang bagian bawahruncing
Bentuk ujung bagian atas danbawah meruncing
Bentuk ujung bagian atas rata,bagian bawah runcing
5
6
7
Berbentuk jantung
Berbentuk jantung
Berbentuk jantung
7,5
4,5
5,5
-
0,8 (bagian rata);0,6 (bagian runcing)
0,8 (bagian rata);0,6 (bagian runcing)
3
1,5
2
Sda
Sda
Sda
Bagian ujung tidak ada
Bentuk ujung bagian atas rata,bagian bawah runcing
Bentuk ujung bagian atas rata,bagian bawah runcing
8 Berbentuk jantung 6 1 (bagian rata) 1,2 Sda Bentuk ujung bagian atas rata,bagian bawah runcing
Lebar
7,5
5,5
5
5
7
4
5,5
6
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-105100
Tabel 8. Wadah Kayu
No Bentuk
1
2
3
4
cobek
cobek
cobek
Ukuran (cm)
Tebal
4,5
4
6
Mangkuk bentukmirip perahu kecil
6
TinggiLubang
DiameterBadan
Bahan/Fungsi Keterangan
3,5
2
4
5
26
15,5
23
2
Kayu ulin, untukmenghaluskan biji-bijian
Sda
Sda
Kayu ulin, untukwadah makanan
Kondisinya relatif masih utuh,meskipun permukaan sudahbanyak yang pecah
Sda
Sda
Kondisi masih utuh
5 ember 26(tinggi)
24 17 Kayu ulin, untukwadah bahan(makanan) bisapadat bisa juga cair
Bagian permukaan embersudah retak dan pecah padabeberapa bagian
DiamaterLubang
28,5
17,5
31
27
19
No Bentuk
1
2
3
4
Perhiasan
Perhiasan
Perhiasan
Ukuran (cm)
Panjang
1,5
1,5
-
Perhiasan 0,8
Lebar/Tebal
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
2
1
0,2
0,74
-
-
1,6
-
Emas, sebagai cincin (?),sebenarnya terlalu keciluntuk dipakai orangdewasa
Sda
Sda
Sda
Bentuk manusia setengah badandengan dua tangan masing2masing membawa senjata(camara ?) kepalanya memakaimahkaota dan memakai ikatpinggang
Berbentuk burung garuda(lengkap dengan bagian kepala,badan dan kaki), bagian tengahterdapat tempat untukmenempelkan batu berharga
Cincin ini berbentuk ulir
Manik berbentuk piramida gandapenggal
5
6
7
Perhiasan
Perhiasan
Perhiasan
0,75
1,2
0,9
-
-
-
1,1
1
0,9
Sda
Sda
Sda
Cincin dengan bentuk permukaanatas bulat gepeng
Cincin dengan hiasan meander(5 bh) yang mengelilingi batuwarna hitam
Cincin bulat dengan sedikit bagianyang datar (sebagai hiasan?)
8
9
Perhiasan
Jimat
0,6
1,2
-
1,2
0,5
-
Sda
Sda
Bagian dari sebuah patung,mungkin merupakan bagian darikepala Budha yang digambarkandengan rambut yang membentuklingkaran-lingkaran kecil (?)
Jimat ini berbentuk kotak(bujursangkar) yang merupakanlempengen emas yang dilengkapidengan hiasan geometris berupagaris lurus dan garis lengkung,membentuk sebuah hiasan
Tabel 9. Artefak dari Logam
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 101
No Bentuk
10
11
12
13
Perhiasan
Perhiasan
Perhiasan
Ukuran (cm)
Panjang
5,7
2,9
5,4
Perhiasan (?) -
Lebar/Tebal
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
1,3
0,5
0,7
1
-
3,2
5,6
2,5
Timah (?)
Sda
Sda
Sda
Bentuk seperti gelang, denganujung yang tidak menjadi satu(bertumpuk)
Bentuk seperti gelang, denganujung yang tidak menjadi satu(bertumpuk)
Gelang berbentuk hati ini bagianujungnya juga tidak bersatu
Manik berbentuk bulat dempak,kemungkinan juga bisa berfungsisebagai pemberat jala (?)
14 Genta (?) 6,5 3,5 2,7( b a g i a npegangan);3,5( b a g i a nbawah)
Sda Genta ini loncengnya sudahhilang, terdiri atas 3 bagian, yaitubagian pegangan yang berbentukbulat, diikuti oleh bagian badanyang lurus dengan pjg 1,5 cm,dibawahnya terdapat rumahlonceng dengan bentuk yangmelebar
No Bentuk
1
2
3
4
Manik silinder
Manik silinder
Manik kerucut ganda persegi enam
Ukuran (mm)
Manik bentuk elips
Panjang DiameterBahan/Fungsi Keterangan
19
23
15
10
11
13
9
9
Karnelian
Karnelian
Karnelian
Karnelian
Warna coklat merah
Warna coklat merah
Warna coklat merah
Warna coklat merah jumlah 2 buah
5
6
7
Manik bentuk bulat dempak
Manik bentuk bulat dempak
Manik bentuk bulat dempak
7
9
6
8
10
7
Karnelian
Karnelian
Karnelian
Warna coklat merah, jumlah 23buah
Warna coklat merah, jumlah 18buah
Warna coklat merah, jumlah 15buah
8
9
Manik bentuk cakram
Manik bentuk bulat dempak
4
9
11
10
Karnelian
Karnelian
Warna coklat tua
Putih coklat, jumlah 2 buah
Tabel 10. Manik-manik
10
11
12
13
Manik bentuk bulat dempak
Manik bentuk bulat dempak
Manik bentuk bulat dempak
Manik bentuk tong
9
15
7
9
10
15
8
11
Karnelian
Karnelian
Karnelian
Kaca
Warna putih abu-abu
Warna coklat
Warna coklat muda
Warna coklat merah
14
15
16
Manik berfacet banyak
Manik beruas
Manik bentuk bulat dempak
3
11
6
10
9
7
Kaca
Kaca
Kaca
Warna merah tua
Warna merah
Warna hijau
17
18
Manik bentuk tong
Manik bentuk tong
8
7
9
11
Kaca
Kaca
Warna hijau
warna hijau bening
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-105102
No Bentuk
19
20
21
22
Manik bentuk bulat dempak
Manik kerucut ganda persegi enam
Manik bentuk bulat dempak
Ukuran (mm)
Manik bentuk bulat dempak
Panjang DiameterBahan/Fungsi Keterangan
10
14
16
12
11
14
16
12
Kaca
Batuan hablur
Batuan hablur
Batuan hablur
Warna Hijau bening
Warna putih
Warna putih
Warna putih, jumlah 23 buah
23
24
25
Manik bentuk bulat dempak
Manik bentuk bulat dempak
Manik bentuk tong
8
13
13
8
13
10
Batuan hablur
Kaca
Kaca
Warna putih, jumlah 10 buah
Warna kuning
Warna kuning, jumlah 66 buah
26
27
Manik bentuk tong ganda
Manik bentuk tong
13
14
11
11
Kaca
Kaca
Warna kuning, jumlah 26 buah
Warna kuning keemasan
28
29
30
31
Manik bentuk tong
Manik bentuk segi empat
Manik bentuk tong
Manik bentuk tong ganda
7
12
5
12
8
6
6
7
Kaca
Kaca
Kaca
Kaca
Warna kuning keemasan,berjumlah 12 buah
Warna kuning keemasan
Warna kuning keemasan,nerjumlah 4 buah
Warna kuning keemasan
32
33
34
Manik bentuk silinder ganda
Manik bentuk tong
Manik kerucut ganda segi empat
14
7
18
5
9
7
Kaca
Kaca
Kaca
Warna kuning keemasan
Warna biru tua, jumlah 14 buah
Warna biru tua
35
36
Manik kerucut ganda segi empat
Manik bentuk tong ganda
14
14
7
7,5
Kaca
Kaca
Warna biru tua, jumlah 2buah
Warna biru tua, jumlah 2 buah
37
38
39
40
Manik bentuk tong
Manik bentuk tong
Manik bentuk tong
Manik bentuk silinder
12
11
11
7
11
8
9
10
Kaca
Kaca
Kaca
Kaca
Warna biru tua, jumlah 3 buah
Warna biru tua
Warna biru tua
Warna biru tua, jumlah 4 buah
41
42
43
Manik bentuk silinder
Manik bentuk bulat dempak
Manik bentuk silinder
6
6
6
8
6
7
Kaca
Kaca
Kaca
Warna biru tua
Warna biru tua, jumlah 2 buah
Warna biru tua, jumlah 2 buah
44
45
Manik bentuk tong ganda
Manik bentuk tong
12
9
8
5
Kaca
Kaca
Warna biru muda, dua buah manikjadi satu
Warna biru muda, dua buah manikjadi satu, jumlah 4 buah
46
47
48
49
Manik bentuk tong
Manik bentuk segi empat
Manik bentuk tong
Manik bentuk tong ganda
29
25
9
11
4
5
6
4
Kaca
Kaca
Kaca
Kaca
Warna biru muda, lima buah manikjadi satu, jumlah 1 buah
Warna biru muda, empat buahmanik jadi satu, jumlah 1 buah
Coklat, jumlah empat buah
Warna coklat, jumlah 4 buah
50
51
52
Manik bentuk silinder ganda
Manik bentuk tong
Manik kerucut ganda segi empat
9
10
6
7
7
6
Kaca
Kaca
Kaca
Warna coklat, jumlah 1 buah
Warna coklat
Warna coklat, jumlah 3 buah
53
54
Manik kerucut ganda segi empat
Manik bentuk tong ganda
12
9
6
5
Kaca
Kaca
Warna coklat dilur dan hitam didalam
Warna coklat dengan garis coklattua
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 103
No Bentuk
55
56
57
58
Manik bentuk silinder
Manik bentuk cakram
Manik bentuk silinder
Ukuran (mm)
Manik bentuk cakram
Panjang DiameterBahan/Fungsi Keterangan
10
6
6
8
8
8
6,5
12
Kaca
Kaca
Kaca
Kaca
Manik pelangi, warna hitamdengan garis vertikal warnamerah, jumlah 1 buah
Sda, jumlah 2 buah
Sda, jumlah 1 buah
Manik pelangi, warna merah,hijau, kuning, biru
59
60
61
Manik bentuk cakram
Manik bentuk cakram
Manik bentuk cakram
3
4
6
6
6
7
Kaca
Kaca
Kaca
Manik pelangi, warna biru, putih,jumlah 5 buah
Manik pelangi, warna biru, putih,jumlah 2 buah
Manik pelangi, warna hitamkuning, jumlah tiga buah
62
63
Manik bentuk cakram
Manik bentuk silinder
6
8
8
8
Kaca
Kaca
Manik pelangi, hijau, hitam, putih
Manik pelangi, warna coklat,putih, merah
64
65
66
67
Manik beruas
Manik bentuk silinder
Manik bentuk silinder
Manik bentuk elips
13
8
9
8
9
5
6
8
Kaca
Kaca
Kaca
Kaca
Manik pelangi, warna coklat, putih,merah
Manik mata, warna coklat, kuning,putih
Manik mata, warna hijau dankuning (garis)
Manik pelangi, wrna orange,bergaris putih dam biru
68
69
Manik bentuk tabung
Manik berukuran sangatkecil bentuk cakram dansilinder
11
<2
6
<2
Kaca
Kaca
Manik mata, warna hijau dan garisputih, warna mata merah dankuning
Warna ada beberapa macam,yaitu coklat, kuning, hijau, dan biru
No Bentuk
1
2
Botol berleher pendek
Botol berleher pendek
Ukuran (cm)
Panjang
30
27,5
Lebar/Tebal
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
8,3
8
3 (bagianm u l u t /atas)
Stoneware
Stoneware
Warna coklat dengan tulisan padabagian badannya, yaitu"Ervenlucas Bols't LootsjeAmsterdam 1 liter (dituliskan padabahu botol), jumlah dua buah
Warna coklat dengan tulisan padabagian badannya, yaitu"ULSTKAMP ZOOM MOLYNROTTERDAM * C.4 (dituliskanpada bahu botol), jumlah 1 buah.Pada salah satu bagin bahu botolterdapat pegangan berbentukmelingkar
Tabel 11. Botol Belanda
3 (bagianm u l u t /atas)
Sunarningsih “ Kerajaan Negara Daha di Tepi Sungai Negara” 85-105104
No Bentuk
3
4
5
6
Botol
Botol
Botol
Ukuran (cm)
Panjang
17
29,7
21
Botol berleher pendek 29
Lebar/Tebal
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
70
9
7,8
11(bagianbahu);7,5(bagiandasar)
2,5(bagianmu lu tbotol)
3(bagianmulut)
2,8(bagianmulut)
2(bagianmulut)
Kaca bening
Sda
Sda
Kaca
Warna hijau, dilengkapi dengantutup wrna putih terikat dengankawat besi. Terdapat tulisanmelingkari botol, yaitu HELLFACH& CO MERK BOLA SOERABAIA.Jumlah dua buah
Warna hijau, tidak bertutup, dasarbotol bagian tengah ada yangmasuk ke badan (sepanjang 5,5cm), jumlah dua buah
Warna putih bening, tidakbertutup, dasar botol bagiantengah berbentuk cembung,masuk kebagian badan botolsepanjang 2,5 cm, jumlah 1 buah
Warna hitam, tidak bertutup,bagian bahu lebih lebar dari padabagian dasar, badan botolcenderung kotak bukan membulat
7 Guci bentuk silinder 20 12,5 10,5(bagianmu lu tluar);8(bagianmu lu tdalam)
Porselen Warna glasir krem dengan garisbiru melingkar pada bagian bahudan badan (bagian bawag, diatasdasar guci). Terdapat tulisanW.HOOGENSTRAATEN X C 0LEIDEN
No Bentuk
1
2
Kendi bercerat satu
Kendi bercerat ganda (2)
Ukuran (cm)
Panjang
12
15(badand a ndasar);1(panjangcerat)
Lebar/Tebal
DiameterBahan/Fungsi Keterangan
15
16(badan);8,2(dasar)
10(mulut); 6 (dasar)
Gerabah (tanah liat)
Gerabah (tanah liat)
Warna krem (coklat muda),dengan leher pendek dan tepianrelatif besar (bagian mulut lebihlebar daripada dasar), berdasarrata. Badan bulat dan pendek
Warna putih, sudah tidaklengkaplagi, bagian leher danmulut kendi sudah hilang, posisidua buah cerat menyatu.
Tabel 12. Kendi Gerabah
4,5 padab a g i a nd a s a rl e h e r(luar);2 (bagiandalam)
Naditira Widya Vol. 7 No. 2/2013- Balai Arkeologi Banjarmasin 105
No Bahan
1
2
3
4
Porselen
Porselen
Porselen
mangkuk
mangkuk
mangkuk
Batuan mangkuk
Pola Hias Asal
seladon
seladon
seladon
hijau tipis
6 (dasar);16 (tepian)
4 (dasar);9 (tepian)
-
-
Lundang-lundang
-
Ikan (sgrafito)
Teratai
Yuan
Yuan
Yuan Akhir
Vietnam (?)
5
6
7
Porselen
Porselen
Porselen
piring
piring
piring
seladon
seladon
putih tipis
6 (dasar);16 (tepian
-
-
Teratai (sgrafito)
Geometris (relief)
-
Yuan Akhir
Ming
Ming
8
9
Porselen
Batuan
vas
vas
hijau muda,putih
pudar/hilang
-
10 (tepian)
-
-
Yuan
Yuan
Tabel 13. Fragmen Keramik Asing (Temuan Penduduk)
Bentuk Warna Glasir Diameter (cm)
10
11
12
13
Porselen
Batuan
Batuan
vas
tempayan
tempayan
Batuan tempayan
hijau tipis
hijau
hitam
-
7 (dasar)
6,4 (dasar)
-
-
Geometris (relief)
-
Geometris
Geometris
Ming
Yuan
Song
Song
14
15
16
Porselen
Porselen
Batuan
tutupmangkuk
tutup cepuk
botol
seladon
seladon
-
-
-
-
Lundang-lundang
Bersegi banyak
-
Yuan
Yuan
Song Akhir
17
18
Porselen
Porselen
botol
mangkuk
coklat
putih biru
-
-
-
Bunga, geometris
Eropa
Qing