ISRÂILÎYAT SURAH YUSUF KAJIAN KOMPARATIF
PADA TAFSIR AL-IKLÎL FÎ MA`ÂNÎ AT-TANZÎL KARYA
KH. MISBAH MUSTHAFA DAN BIBLE
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh :
Mabrurotul Hasanah
NIM. 14210586
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA
1439 H/2018 M
ISRÂILÎYAT SURAH YUSUF KAJIAN KOMPARATIF PADA TAFSIR AL-IKLÎL FÎ MA`ÂNÎ AT-TANZÎL KARYA
KH. MISBAH MUSTHAFA DAN BIBLE
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh :
Mabrurotul Hasanah
NIM. 14210586
Pembimbing:
Andi Rahman, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/2018 M
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Isrâilîyat Surah Yusuf Kajian Komparatif Pada Tafsir
Al-Iklîl fî ma`ânî at-Tanzîl Karya KH. Misbah Musthafa dan Bible” yang
disusun oleh Mabrurotul Hasanah dengan Nomor Induk Mahasisiwa
14210586 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh
pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan sidang
munaqasyah.
11 Agustus 2018
Pembimbing
Andi Rahman, MA
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Isrâilîyat Surah Yusuf Kajian Komparatif Pada Tafsir Al-Iklîl fî ma`ânî at-Tanzîl Karya KH. Misbah Musthafa dan Bible” yang disusun oleh Mabrurotul Hasanah dengan Nomor Induk Mahasiswa 14210586 telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakulas Ushuluddin Insitut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada Agustus 2018. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).
Jakarta, Agustus 2018
Dekan Fakulas Ushuluddin
Insitut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
(Dra. Hj. Maria Ulfah, MA) (Dra. Ruqayyah Tamami)
Penguji I, Penguji II,
Ali Mursyid, MA Dr. H. Arison Sani, MA
Pembimbing,
Andi Rahman, MA
ii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mabrurotul Hasanah
NIM : 14210586
Tempat/Tanggal Lahir : Pamekasan, 12 Februari 1994
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kisah Israiliyat Surah Yusuf
dalam Tafsir Al-Iklîl fî ma`ânî at-Tanzîl Karya KH. Misbah Musthafa dan
Bible” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang
sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 11 Agustus 2018
Mabrurotul Hasanah
iii
MOTTO
Selama masih bisa bernafas tidak ada kata tidak mungkin
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada eppak, ibuk serta kedua saudaraku
tercinta. Dan kepada teman-teman disekitarku
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan
Ridla dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Masa-masa
sulit telah penulis lewati sepanjang penulisan skripsi ini, ungkapan yang
pertama penulis panjatkan adalah Alhamdulillah, segala puji hanya tertuju
dan milik Allah SWT. Shalawat serta salam teruntuk junjungan tercinta
Rasulullah SAW yang telah menerangi dan membimbing umat manusia
menuju jalan yang diridlai-Nya.
Sungguh merupakan sebuah hasil karya yang tidak mungkin penulis
berhasil hantarkan, tanpa bantuan moril dan materiil, motivasi dari berbagai
pihak yang penulis tidak akan melupakan budi baik mereka dalam penulisan
skripsi ini. Atas semua itu penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah Swt. yang selalu memberikan rahman dan rahim-Nya.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, MA selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
3. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfa, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
4. Bapak M. Ulinnuha Khusnan, Lc, MA selaku KAPRODI ilmu al-
Qur`an dan
5. Bapak Andi Rahman, MA yang telah membimbing dengan sabar
mengarahkan dan memberikan kemudahan serta memberikan
kesempatan penulis, membuka wawasan dan solusi atas kesulitan-
kesulitan penulis serta terus memotivasi agar skripsi ini selesai.
vi
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ) Jakarta yang telah mentransformasikan ilmu pengetahuan
dengan tulus dan penuh perhatian.
7. Seluruh Staf Fakultas Ushuluddin Institut Imu Al-Qur`an (IIQ)
Jakarta yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi.
8. Bapak Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc, MA, ibu Muthmainnah, ibu
Atiqoh, ibu Mahmudah, kak Herni, kak Lutfi, ibu Amilah, ibu
Samiah yang telah membimbing penulis dalam menghafalkan
AlQur`an.
9. Terima kasih kepada Eppa` Muhammad Harun dan Ibuk Sumaidah
yang selalu mendo`akan penulis dengan tulus di setiap sujudnya, dan
dukungan moril maupun materiil demi keberhasilan studi dan
kemanfaatan semua ilmu yang penulis peroleh.
10. Terima kasih kepada Bani Sujak, bulek Dhiroh, maknum Agus, bulek
Os, om fajar, bu` nawe, pak Ilyas, umi Wardah, paman Marlin, buk
anum Shofiah beserta keluarga, mak ennik Misradin beserta keluarga,
paman Hadi beserta keluarga, maknum Abdussyakur beserta keluarga,
mbak Siti beserta keluarga yang telah mensuport kepada penulis. Pak
Syakur yang telah mengupdate microsof word laptop penulis sehingga
bisa menyelesaikan skripsi.
11. Saudara-saudaraku Ahmad Sibaweh, Ahmad Fauzan, Muhammad
Yasin, Ahmad Thobroni, Salman Al-Farisi, Siti Sulalah, Muhammad
Taufiq, Ilvi Nur Diana terima kasih motivasi dan kasih sayangnya.
12. Saudaraku seperjuangan Fazat Azizah, Isyroqotun Nashoihah, Niamah
Lailul Husna, Siti Hazrotun Halaliyatul Mukarromah terima kasih
telah membantu meringankan kesulitan-kesulitan penulis. Ilma
vii
Fitriah, Mahyunatul Mahfudhoh, Yukhanit, Ahmad Fauzan, Fauziah,
Naila Fatkhiyah, Uzlifatil Jannah, terima kasih sudah membantu
dalam menerjemahkan Tafsir Al-Iklil. Mar`atus Sholihah, Inayatul
Ummah terima kasih sudah membantu dalam penyelesaian skripsi.
13. Teman-teman kelas Ushuluddin A yang selalu menyemangati satu
sama lain terima kasih atas kebersamaanya selama 4 tahun, kamar
VIP Hajah Halimah, grup Suju yang selalu mejadi tim sporter serta
semua pihak yang telah membantu langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu.
Kepada semuanya semoga Allah SWT. menerima semua amal
kebaikannya, jazakumullah khoiron katsiron. Tak lupa penulis
ucapkan permohonan maaf jika dalam penyusunan skripsi ini terdapat
kekeliruan maka itu berasal dari saya sendiri. Semoga Allah
melimpahkan ampunan-Nya. Saya hanyalah manusia biasa yang bisa
benar dan bisa salah. Tidak ada makhluk yang sempurna di dunia ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT. tempat berserah diri dan
berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat serta merupakan bagian
dari shadaqah ilmu (informasi keilmuan) yang akan mendapat ridla-
Nya. Aamiin.
Ciputat, 11 Agustus 2018
Mabrurotul Hasanah
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
PEDOMAN PENULISAN ........................................................................ xi
ABSTRAKSI ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 14
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................... 14
D. Telaah Pustaka ............................................................................. 15
E. Metode Penelitian ....................................................................... 17
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 19
BAB II PROFIL KH. MISBAH MUSTHAFA DAN TAFSIR
AL-IKLÎL ........................................................................................ 21
A. KH. Misbah Musthafa ................................................................ 21
B. Guru-Guru KH. Misbah Musthafa .............................................. 27
C. Karya-Karya KH. Misbah Musthafa ........................................... 28
D. Profil Tafsir Al-Iklîl fî ma`ânî at-Tanzîl ..................................... 36
BAB III ISRÂILÎYAT ............................................................................. 40
A. Pengertian Isrâilîyat .................................................................... 40
B. Masuknya Isrâilîyat ke Dalam Tafsir ......................................... 44
C. Klasifikasi Isrâilîyat Hukum Meriwayatkan Kisah-Kisah
Isrâilîyat ...................................................................................... 48
D. Hukum Meriwayatkan Kisah-Kisah Isrâilîyat ............................. 53
E. Perawi Riwayat Isrâilîyat ............................................................ 55
1. Perawi Dari Kalangan Sahabat ............................................ 56
ix
2. Perawi Dari Kalangan Tabi`in ............................................. 56
3. Perawai Dari Kalangan Pengikut Tabi`tabi`in ..................... 57
F. Pandangan Ulama Terhadap Riwayat Isrâilîyat ......................... 58
BAB IV PERBANDINGAN ANALISA KISAH ISRÂILÎYAT
SURAH YUSUF DALAM TAFSIR AL-IKLÎL FÎ MA`ÂNÎ
AT-TANZÎL DAN BIBLE ........................................................... 64
A. Deskripsi SurahYusuf ............................................................. 64
B. Hikmah Dari Kisah Nabi Yusuf as ......................................... 67
C. Analisis Komparatif Terhadap Kisah Nabi Yusuf .................. 69
1. Mimpi Nabi Yusuf as ....................................................... 69
2. Pertemuan Nabi Yusuf dengan Zulaikha ......................... 73
3. Godaan Istri al-Aziz kepada Nabi Yusuf ......................... 76
4. Lamanya Nabi Yusuf as. Di Penjara ............................... 78
5. Pengakuan Istri Al-Aziz .................................................. 82
6. Pernikahan Nabi Yusuf dengan Istri al-Aziz .................. 85
BAB V PENUTUP.................................................................................... 89
A. Kesimpulan ........................................................................... 89
B. Saran ..................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 91
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin mengikuti pedoman yang diberlakukan dalam petunjuk praktis penulisan skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
A. Konsonan
No Huruf Arab Huruf Latin No
Huruf Arab
Huruf Latin
Sh ص A 14 ا 1
Dh ض B 15 ب 2
Th ط T 16 ت 3
Zh ظ Ts 17 ث 4
‘ ع J 18 ج 5
Gh غ H 19 ح 6
F ف Kh 20 خ 7
Q ق D 21 د 8
K ك Dz 22 ذ 9
L ل R 23 ر 10
M م Z 24 ز 11
N ن S 25 س 12
W و Sy 26 ش 13
No Huruf Arab Huruf Latin
H ه 14
‘ ء 15
Y ي 16
xi
B. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah : a آ : ȃ ي... : ai
Kasrah : i ي : ȋ و... : au
Dhammah : u و: ȗ
C. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh: بقرة ال : al-Baqarah.
b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh: الرجل : ar-rajul
c. Syaddah (Tasydȋd) Syaddah (Tasydȋd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ◌), sedangkan untuk alih aksaran ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydȋd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydȋd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oelh huruf-huruf syamsiyah. Contoh: Ȃmanna billȃhi : أمنا باالله
d. Ta’ Marbȗthah (ة) Ta’ Marbȗthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”. Contoh: الأفئدة : al-Af'idah
Sedangkan ta’ Marbȗthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-washal) dengan kata benda (isim) maka dialih aksarakan menjadi huruf “t”. Contoh: املة ناصبة ع : ‘Ȃmilatun Nȃshibah
xii
e. Huruf Kapital Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic), atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: ‘Alȋ Hasan al-‘Ȃridh. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surah menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, dan seterusnya.
xiii
ABTRAKSI
Dalam menafsirkan al-Qur`an, para ulama banyak menggunakan metode bil ma`tsur atau menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an dengan hadis nabi, ayat al-Qur`an dengan ijma` sahabat dan ulama. Tafsir Al-Iklîl fî ma`ânî at-Tanzîl tidak luput dengan penafsiran metode diatas, akan tetapi dalam menafsirkan al-Qur`an banyak menggunakan hadis yang belum jelas keshahihannya. Terkadang beliau mencantumkan hadis yang tidak ada sanad dan matannya atau menggunakan bahasa penafsir sendiri (jawa pegon), tidak terdapat sanadnya atau hanya menggunakan potongan matan hadisnya.
Bila kita meneliti kitab Taurat (Perjanjian Lama) kita akan mendapati bahwa kitab suci itu juga memuat banyak kisah yang sama seperti yang terdapat dalam Al-Qur`an, terutama kisah-kisah yang berhubungan dengan para nabi, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan besar atau kecil. Dalam mengemukakan kisah-kisah para nabi, Al-Qur`an menampilkan pola yang berbeda dengan pola Taurat dan Injil. Al-Qur`an hanya mengambil bagian-bagian kisah yang membawa kisah yang membawa nasihat dan pelajaran, tidak mengungkapkan permasalahannya secara rinci.
Isrâilîyat surah Yusuf dalam Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl ada tiga yaitu: Isrâilîyat yang dipandang benar (shahih), Isrâilîiyat yang dipandang tidak benar (dha`if), dan Isrâilîyat yang dipandang mungkin benar dan mungkin tidak benar. Dalam surah Yusuf yang mengandung Isrâilîyat yaitu: ayat 4, 19, 20, 24, 42, 51-53, 56.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian keperpustakaan (library reseach). Oleh karena itu data-data dalam penelitian ini sepenuhnya berupa bahan pustaka tertulis baik berupa kitab-kitab tafsir, buku, jurnal dan lainnya yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Sumber data primer Tafsir Al-Iklîl fî ma`ânî at-Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa dan Bible. Sumber data sekunder diambil dari sumber literatur tentang KH. Misbah Musthafa, kitab-kitab tafsir, Ulumul Qur`an, dan literatur lainnya yang berkaitan dengan pokok pembahasan dalam penelitian ini. Sumber data yang menghasilkan kesimpulan kemudian dikaji dengan pendekatan komparatif terhadap kisah Israiliyat surah Yusuf dalam Tafsir Al-Iklîl fî ma`ânî at-Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa dan Bible.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur`an adalah mukjizat yang kekal. Walaupun diturunkan lima
belas abad yang lalu, Al-Qur`an selalu selaras dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Ia diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah untuk
mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang
benderang, dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Tidak ada
bacaan seagung Al-Qur`an, dan tidak ada seorang manusiapun yang
sanggup membikin bacaan sepertinya.1
Rasulullah menyampaikan Al-Qur`an itu kepada para
sahabatnya, orang-orang Arab asli, yang mampu memahaminya
berdasarkan nalar lugu mereka. Apabila ada ketidakjelasan dalam
memahami suatu ayat, mereka langsung menanyakannya kepada
Rasulullah.2
Allah berfirman dalam surah al-Isra’ ayat 106:
ناه لتـقرأه على الناس على مكث ون ـ زلناه تـنزيلوقـرآ� فـرقـ
Al-Qur`an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
Maksud dari ayat di atas adalah bahwa Allah menurun Al-
Qur`an itu secara berangsur agar Rasulullah membacakannya kepada
manusia secara perlahan dan teliti.
1 Ahsin Sakho Muhammad, Keberkahan al-Qur`an, (Jakarta: Qaf Media, 2017), h. 14
2 Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur`an, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2013), h. 1
1
2
Tidak jarang, Al-Qur`an menjelaskan sebuah fenomena yang
terjadi dan merespon pertanyaan yang muncul di kalangan sahabat.
Hal ini berbeda dengan kitab-kitab samawi yang lain, seperti Taurat,
Injil dan Zabur, yang diturunkan sekaligus tidak berangsur-angsur.
Sebagaimana ditunjukkan oleh firman-Nya dalam surah al-Furqan
ayat 32:
ت به فـؤادكوقال الذين كفروا لولا نـزل عليه القرآن جملة واحدة كذلك لنـثـب ) 32ورتـلناه تـرتيلا (
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al-Qur`an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?". Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
Seandainya kitab-kitab yang terdahulu itu turun secara
berangsur-angsur, tentulah orang-orang kafir tidak akan merasa heran
terhadap Al-Qur`an yang turun secara berangsur-angsur.3 Mereka
menolak untuk beriman kepada Al-Qur`an sebab Allah
menurunkannya kepada Nabi Muhammad, namun tidak ditujukan
secara khusus kepada mereka.4
Allah menjelaskan hikmah mengapa Al-Qur`an diturunkan
secara bertahap dalam firman-Nya: “Demikianlah supaya kami
perkuat hatimu”, adalah bahwa Al-Qur`an diturunkan secara
bertahap dan terpisah-pisah untuk memperkuat hati Rasulullah.
Selanjutnya frasa “Dan kami membacakannya kelompok demi
kelompok”, maksudnya adalah bahwa Allah menentukan ayat atau
3 Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur`an, h. 154-155 4 Faizah Ali Syibromalisi, Tafsir Akidah, (Tangerang: UIN Jakarta Press, 2016), h.
139
3
bagian demi bagian, agar dapat menjelaskannya dengan sejelas-
jelasnya. Karena turunnya Al-Qur`an secara bertahap sesuai dengan
peristiwa-peristiwa itu lebih memudahkan untuk dihafal dan
dipahami, dan yang demikian itu merupakan salah satu penyebab
kemantapan di dalam hati.5
Sebagai kitab suci yang diturunkan terakhir, Al-Qur`an tentu
mempunyai banyak perbedaan dengan kitab-kitab suci sebelumnya.
Apabila kitab-kitab suci sebelumnya bersifat temporal dan khusus
ditujukan kepada umat tertentu, maka Al-Qur`an ditujukan untuk
seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Sebagian ajaran dari
kitab-kitab samawi selain Al-Qur`an tidak sesuai lagi dengan keadaan
zaman, karena sifat temporal tersebut. Selain itu, Al-Qur`an juga
menasakh syariat nabi-nabi sebelumnya, di dalamnya banyak terdapat
hikmah, mau`idzah, keilmuan dan tuntunan segala aspek kehidupan
manusia.6 Di waktu yang sama kitab-kitab suci selain Al-Qur`an
telah mengalami distorsi dan diubah. Banyak teolog di luar Islam
yang membenarkan hal tersebut.7
Al-Qur`an tidak pernah memuat kebatilan kepada manusia.
Seperti apa yang dikemukakan dalam surah al-An`am ayat 91,
tentang bangsa Yahudi:
وما قدروا الله حق قدره إذ قالوا ما أنـزل الله على بشر من شيء قل من اس تجعلونه قـراطيس أنـزل الكتاب الذي جاء به موسى نورا وهدى للن
5 Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur`an, h. 156 6 Faizah Ali Syibromalisi, Tafsir Akidah, h. 146 7 Muhammad Husain Zahabi, Israiliat dalam Tafsir dan Hadis, (Bogor: Pustaka
Litera Antar Nusa,1993), h. 2
4
تـبدونـها وتخفون كثيرا وعلمتم ما لم تـعلموا أنـتم ولا آباؤكم قل الله ثم ذرهم في خوضهم يـلعبون
Mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, Padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al- Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.
Petunjuk Al-Qur`an kepada umat manusia itu suatu
keniscayaan. Karena manusia tidak akan bisa mengatur kehidupan
mereka yang demikian kompleks dengan daya nalar mereka sendiri
yang terbatas. Kehidupan manusia bukan saja menyangkut urusan
makan dan minum, melainkan mencakup nasib mereka setelah mati.
Manusia membutuhkan Al-Qur`an sebab mereka tidak tahu apa yang
akan terjadi setelah kematian.
Al-Qur`an memuat tentang hukum, baik hukum privat
maupun hukum publik, dan perdata maupun pidana. Tapi tidak semua
ayat Al-Qur`an mengandung hukum, karenanya Al-Qur`an tidak
layak disebut sebagai kitab hukum. Al-Qur`an juga memuat sejarah
masa lalu umat manusia, namun tidak semua ayat Al-Qur`an memuat
kisah masa lalu, sebab Al-Qur`an bukan kitab sejarah.8 Cara Al-
Qur`an berkisah tidaklah harus mengikuti kaedah-kaedah kisah atau
sejarah yang harus dijelaskan secara lengkap peristiwanya, tokoh,
8 Ahsin Sakho Muhammad, Keberkahan al-Qur`an, h. 22-23
5
waktu kejadian, dan seterusnya. Tetapi sekalipun kisah-kisah dalam
Al-Qur`an tidak dimaksudkan sebagai sejarah, tetapi kita bisa
mengetahui dan menggali peristiwa sejarah dari kisah-kisah tersebut.
Para sejarawan dapat mencari menggali aspek sejarah dari kisah-
kisah yang disampaikan oleh Al-Qur`an dengan bantuan catatan
sejarah yang terpercaya dan temuan arkeologis. Tidak semuanya bisa
dilacak, terutama kisah-kisah yang terjadi pada zaman pra sejarah,
karena Al-Qur`an memang bukan buku arkeologis.9
Banyak ulama yang mengakui adanya kisah simbolik dalam
Al-Qur`an, namun mereka enggan mengalihkan makna ayat-ayat ke
pengertian metafora bila ayat-ayat itu berbincang tentang nabi.10
Artinya apa yang disampaikan oleh Al-Qur`an adalah realita dan
fakta.
Sementara orientalis berpendapat bahwa kisah-kisah Al-
Qur`an adalah cuplikan dari perjanjian lama. Menanggapi tuduhan
ini, terlebih dahulu perlu digarisbawahi bahwa memang ada
persamaan antara kedua kitab suci itu dalam beberapa kisahnya,
walau perbedaannya pun ada. Persamaan bukanlah bukti bahwa yang
datang kemudian menjiplak dari yang sebelumnya. Persamaan itu
adalah akibat persamaan sumber, yaitu Tuhan Sang Pencipta. Ini
tentu sebelum terjadinya penyimpangan pada kitab-kitab suci
sebelum Al-Qur`an. Perbedaan dan persamaan yang ditemukan
mengukuhkan bahwa Al-Qur`an benar-benar bersumber dari Allah,
sekaligus membuktikan bahwa telah terjadi perubahan-perubahan
pada Kitab Taurat/Perjanjian lama. Sebagai contoh perbedaan antara
9 Yunahar Ilyas, Ulumul Qur`an, (Yogjakarta: Itqan Publishing, 2014), h. 230 10 Qusaish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013), h. 328
6
informasi Al-Qur`an dan Perjanjian Lama menyangkut kisah Yusuf
as.11
Dalam konteks menggambarkan kelemahan manusia, Al-
Qur`an, bahkan mengemukakan situasi, langkah konkret dan kalimat-
kalimat rayuan seorang wanita bersuami yang dimabuk cinta oleh
kerupawanan seorang pemuda yang tinggal di rumahnya.
Maksudnya, setelah berulang-ulang kali merayu dengan berbagai cara
terselubung, ditutupnya semua pintu dengan amat rapat, ia berkata
(sambil menyerahkan diri kepada kekasihnya-setelah berdandan),
”Ayolah kemari kita lakukan perbuatan itu!” (QS. Yusuf ayat 23).
Alih-alih menggunakan bahasa yang memancing nafsu dan
merangsang birahi, Al-Qur`an mengambarkannya dengan bahasa
santun sebagai suatu kenyataan dalam diri manusia tidak harus
ditutup-tutupi tetapi tidak juga dibuka lebar, selebar apa yang sering
dipertontonkan, di layar lebar atau kaca.
Al-Qur`an kemudian menguraikan sikap dan jawaban Nabi
Yusuf, anak muda yang dirayu wanita itu, juga dengan bahasa santun.
Disebutkan ada tiga alasan penolakan, seimbang dengan tiga cara
rayuannya. Yang pertama dan yang kedua adalah: “Aku berlindung
kepada Allah, sesungguhnya suamimu adalah tuanku, yang
memperlakukan aku dengan baik” (QS. Yusuf ayat 23).Yang ketiga,
khawatir kedua alasan itu belum cukup, “Dan sesungguhnya tidak
pernah dapat berbahagia orang yang berlaku aniaya.12
Di dalam karya-karya tafsir banyak terdapat riwayat-riwayat
Israiliyat, akibat begitu banyaknya orang-orang ahl al-kitab (Yahudi
dan Nasrani) yang memeluk Islam. Sementara beberapa ajaran dalam
11 Qusaish Shihab, Kaidah Tafsir, h, 330-331 12 Quraish Shihab, Wawasan al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 1996), h. 10-11
7
agama asal mereka tidak berkaitan dengan hukum-hukum syariat
masih melekat kuat di dalam fikiran mereka dan mempengaruhi
penafsiran mereka terhadap Al-Qur`an. Sebut saja berita-berita
tentang asal muasal penciptaan makhluk, rahasia fenomena alam, asal
mula penciptaan jagad raya dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tentu saja jiwa manusia memiliki kecenderungan untuk menyimak
beberapa rincian isyarat Al-Qur`an tentang masalah orang-orang
Yahudi dan Nasrani.
Di antara orang muslim yang membawa informasi dari ahl al-
kitab yang banyak meriwayatkan berita-berita tersebut adalah
‘Abdullah ibn Salam, Ka’ab al-Ahbar, Wahab ibn Munabbih, dan
‘Abd al-Malik ibn ‘Abd al-‘Aziz ibn Juraij.13
Tak direlakkan lagi, fatwa bahwa Alkitab mengandung
inkonsistensi yang signifikan yang memunculkan keraguan
mendalam terhadap keandalannya sebagai sebuah dokumen historis.
Namun, itu tidak berarti bahwa setiap potongan informasi dalam
Alkitab bersifat ahistoris, meskipun Alkitab bukan satu-satunya
sumber informasi. Untuk mengetahui metode yang tepat untuk
menyikapi data-data Alkitab sangatlah esensial.
Namun, sikap ini berubah secara perlahan tetapi pasti
bersamaan dengan datangnya Renaisains, yang dimulai di Italia pada
abad ke-14 sebelum menyebar ke wilayah Eropa lainnya. Dalam
masa ini, terjadi peletakan fondasi historiografi modern. Perubahan
ini merupakan produk alamiah dari sebuah zaman pengevaluasian
ulang segala pandangan yang telah mapan atas berbagai masalah.14
13 Faizah Ali Syibromalisi, Tafsir Bi Al-Ma`tsu,r (Jakarta: Siwibakti Darma, 2010), h. 102-103
14 Louay Fatoohi dan Shetha al-Dargazelli, Sejarah Bangsa Israel dalam Bibel dan al-Qur`an, terj, (Bandung: Mizan, 2007), h. 96-97
8
Di sisi lain, dirasakan adanya kejanggalan-kejanggalan ilmiah
kalau enggan berkata kekeliruan dalam teks Alkitab. Misalnya, yang
menyatakan bahwa “orang Mesir tidak dibenarkan makan bersama
orang-orang Ibrani karena mereka dianggap najis oleh orang-orang
Mesir. Pernyataan ini sangat jelas sekali merupakan tambahan dari
penulis Perjanjian Lama yang cenderung menyebut penderitaan yang
dialami oleh Bani Israil, sedang penderitaan tersebut baru terjadi
setelah masa Yusuf as.
Dalam Perjanjian Lama dikemukakan juga bahwa perjalanan
keluarga Nabi Yusuf dari Palestina ke Mesir dilakukan dengan
mengendarai keledai (Kejadian 42:26), sedang dalam Al-Qur`an
mereka menggambarkan sebagai “al-Ir”/العیر (QS. Yusuf ayat 79-82-
94). Kata ini berarti kafilah yang membawa barang-barang. Ia
digunakan untuk menunjuk sekolompok orang bersama unta-unta
pengangkut barang, walaupun terkadang hanya digunakan untuk
orangnya, atau unta-untanya. Memang terkadang juga diartikan
keledai, tetapi keledai liar, bukan keledai jinak, yang dapat dijadikan
alat transportasi.
Penggunaan keledai, baik yang jinak maupun yang liar, tidak
mungkin kecuali sejak keberadaan orang-orang Ibrani di lembah Nil,
setelah mereka bermukim di sana. Padahal diketahui bahwa
keturunan Ibrahim dan Yusuf dikenal sebagai nomad, tidak
mempunyai tempat tinggal tetap dan selalu berkelana dari satu tempat
ke tempat lain, sesuai dengan keperluan mereka. Di sisi lain, keledai
adalah binatang kota, yang tidak mampu menempuh jarak yang
sedemikian jauh di tengah padang pasir tandus dari Palestina ke
Mesir. Ini berbeda dengan unta yang memiliki kemampuan tersebut.
Jika demikian, informasi Al-Qur`an lebih akurat dan tepat.
9
Seandainya Nabi saw. menjiplak kisah dan pemberitaan gaibnya,
maka informasinya akan sama.15
Al-Qur`an tidaklah demikian halnya, karena ia diturunkan
dari sisi Dzat Yang Mahapandai dan Mahabijaksana. Tidak diragukan
lagi bahwa kisah yang baik dan cermat akan digemari dan menembus
relung jiwa manusia dengan mudah. Ibarat taman, segenap perasaan
mengikuti alur kisah dalam Al-Qur`an tanpa merasa jemu atau kesal,
serta unsur-unsurnya dapat dijelajahi akal sehingga ia dapat memetik
dari keindahan tamannya aneka ragam bunga dan buah-buahan.16
Tafsir dan hadis, keduanya terpengaruh oleh kebudayaan ahl
al-kitab yang berisikan cerita-cerita palsu dan bohong, yang disebut
Israiliyat. Ia diterima oleh masyarakat umum dengan kecintaan yang
jelas. Ia juga dituliskan pula oleh sebagian cendekiawan dengan
mudah, sehingga kadangkala ia sampai pada keadaaan diterima
walaupun jelas lemah dan terang bohongnya. Padahal itu semua
merupakan hal yang akan merusak akidah sebagian besar kaum
muslim, serta menjadikan Islam dalam pandangan musuh-musuhnya
sebagai agama yang penuh khurafat dan hal-hal yang tidak masuk
akal.17
Dalam merespon masalah ini, Ibn Al-Taimiyah (w. 728 H)
telah mengungkapkan komentarnya di dalam kitab muqaddimah
sebagai berikut: “Mayoritas riwayat hadis yang disebutkan oleh
Ismail ibn ‘Abd Al-Rahman Al-Suddi di dalam tafsirnya dari Ibn
Mas’ud dan Ibn ‘Abbas. Akan tetapi, kadang-kadang disebutkan juga
beberapa riwayat dari beberapa orang Ahl al-Kitab yang telah
15 Qusaish Shihab, Kaidah Tafsir, h, 332-333 16 Manna` Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur`an, h. 440-441 17 Muhammad Husain Zahabi, Israiliat dalam Tafsir dan Hadis, h. 14
10
diperbolehkan Rasulullah untuk diambil beritanya. Rasulullah
bersabda:
رج، ومن كذب علي بـلغوا عني ولو آية، وحدثوا عن بني إسرائيل ولا ح
دا، فـليـتـبـوأ مقعده من النار متـعم
“Sampaikanlah olehku kalian ajaran yang berasal dariku meskipun satu ayat. Sampaikan berita yang yang berasal dari Bani Israil, dan hal itu tidak apa-apa (hukumnya). Barang siapa mendustakan aku secara sengaja, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya dari api neraka.”18
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dari riwayat
‘Abdullah ibn ‘Amr pada waktu perang Yarmuk setelah mendapatkan
harta rampasan dua ekor unta milik Ahl al-Kitab yang penuh dengan
beberapa kitab mereka. Oleh karena itu, dia meriwayatkan beberapa
berita dari kitab tersebut dengan alasan adanya izin dari hadits
Rasulullah di atas. Beberapa berita-berita Israiliyat boleh dijadikan
sebagai sumber sekunder, namun bukan lantas untuk diyakini.19
Ini semua merupakan pendahuluan yang penting untuk
dikemukakan, dalam rangka menerangkan kedudukan para sahabat
yang menerangkan sejumlah cerita Israiliyat, terlebih lagi mereka
yang masyhur yang meriwayatkan cerita tersebut. Ini dalam rangka
menolak anggapan bahwa para sahabat mengambil cerita tersebut
secara luas dan toleran sampai batas lupa, sebagaimana anggapan
sebagian orang yang tercela.
Di antara sahabat yang berasal dari Ahl al-Kitab yang paling
menonjol di dalam menghilangkan cerita-cerita Israiliyat yang
18 Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikr), Jilid 11, h.277 19 Faizah Ali Syibromalisi, Tafsir Bi Al-Ma`tsur, h. 103
11
merusak dan mengganggu akidah dan identitas kaum Muslim adalah
‘Abdullah bin Salam dan Tamim ad-Dari.20
Jika riwayat-riwayat Israiliyat dan hadits palsu dikatakan
berbahaya, namun bahayanya bisa dihindari dengan meneliti
keshahihan riwayatnya jika disertai sanad. Tapi jika sanadnya
dipangkas, tentu tidak bisa dibedakan lagi mana riwayat yang shahih,
mana yang palsu, dan mana yang Israiliyat.21
Demikian juga yang terjadi dalam tafsir yang dikarang oleh
mufassir Indonesia, baik itu yang berbahasa lokal seperti Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa maupun yang
berbahasa Arab seperti kitab Tafsir al-Munir Li Ma`allim at-Tanzil
karya Syaikh Nawawi al-Bantani.
Dalam khazanah tafsir nusantara, ada tafsir-tafsir yang
menggunakan bahasa lokal semisal: Tarjuman Mustafid karya ‘abd
Rauf Singkel (bahasa melayu), Tarjamanna Nenniya Tafesena karya
AG. Daud Ismail (Bahasa Bugis), Al-Ibriz Li Ma`rifah at-Tafsir Al-
Qur`anal-‘Aziz karya KH. Bisri Musthafa dan Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa (Bahasa Jawa).
Memang diakui bahwa penulisan literatur tafsir dalam bentuk
bahasa lokal (daerah) mengalami pasang surut dan tidak mengalami
perkembangan yang signifikan seperti halnya dengan karya tafsir
yang berbahasa Indonesia. Akibatnya literatur tafsir lokal semakin
tidak popular. Di samping itu pula, karya tafsir lokal pada tingkat
cakupan ke Indonesiaan dianggap sebagai karya yang elitis. Sebab
seperti yang diketahui bahwa tidak semua muslim Indonesia
20 Muhammad Husain Zahabi, Israiliat dalam Tafsir dan Hadis, h. 69 21 Faizah Ali Syibromalisi, Tafsir Bi Al-Ma`tsur, h. 117
12
mengetahui bahasa-bahasa lokal-daerah lainnya seakan-akan karya
ini khusus untuk daerah pemakai bahasa tersebut.
Terlepas dari kelemahan dan kelebihan di atas, dipilihnya
bahasa lokal–daerah sebagai pengantar tentu bukan alasan. Bisa
diasumsi bahwa dipilihnya bahasa lokal-daerah, seperti Melayu,
Bugis, Jawa dan lainnya, adalah agar lebih mudah dipahami oleh
masyarakat lokal tertentu sesuai dengan bahasa yang digunakan.22
Kitab-kitab tafsir ditulis dengan motivasi yang sama, yaitu
berkhidmah kepada Agama. KH. Misbah Mustofa dalam Muqoddimah
tafsirnya menambahi bahwa untuk menjalankan syari`at Islam secara
maksimal mungkin dengan terlebih dahulu memahami makna
kandungan Al-Qur`an. Menurut beliau pada saat ini sangat sulit
mencari orang yang mampu melaksanakan ajaran Al-Qur`an
sepenuhnya, bahkan sepuluh persen saja sudah merupakan prestasi
yang luar biasa. Dalam Muqoddimah tafsirnya beliau mengutip sabda
Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: 23
ثـنا نـعيم بن حماد، قال: ثـنا إبـراهيم بن يـعقوب الجوزجاني، قال: حد حد
نة، ع ثـنا سفيان بن عيـيـ ن أبي الز�د، عن الأعرج، عن أبي هريـرة، عن حد
22 Anisatul Qori’ah, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl Ditengah Perkembangan Tafsir Nusantara, (Tesis), Fak. Ushuluddin, Jur. Konsentrasi Ulumul Al-Qur`an Ulumul Hadis, thn. 2011
23 Misbah Mustafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, (Surabaya: Al-Ihsan), jilid 1, hal.1
13
النبي صلى الله عليه وسلم قال: إنكم في زمان من تـرك منكم عشر ما أمر به
هم 24ه نجا.(رواهالترمذي)ما أمر ب بعشر هلك ثم �تي زمان من عمل منـ
“ siro kabeh podo urip ono ing zaman (kang ingsun tunggoni iki). Sopo wong kang ninggalake sepersepuluhe opo kang diperintahake deneng Allah mesti ciloko. Besok ono mongso sopo-sopo wongkang bias ngelakonisepersepuluhe opo kang diperintahake Allah mesti bakal slamet.”(HR. at-Tirmidzi) Menceritakan kepada Ibrahim bin Ya`kub menceritakan
kepadaku Nu`aim bin Hammad menceritakan kepadaku Sofyan bin Uyanah dari Abi az-Zinad dari al-A`raj dari Abu Harairah Rasulullah saw bersabda: “ sesungguhnya kamu semua berada di suatu zaman. Barang siapa meninggalkan sepersepuluh dari perintah Allah SWT, maka akan celaka. Kemudian dating suatu zaman, barang siapa menjalankan sepersepuluh dari perintah Allah maka akan selamat,” (HR. At-Tirmidzi)
Dalam menafsirkan ayat-ayat qishshosh yang berhubungan
dengan kisah-kisah umat atau nabi terdahulu, KH. Misbah Musthofa
menggunakan riwayat-riwayat yang tidak diketahui sanad-sanadnya
dan tidak menerangkan kebenaran yang beliau sertakan dalam
tafsirnya. Hal ini sangat mungkin terjadi karena KH. Misbah Musthafa
mencantumkan riwayat-riwayat tersebut dari kitab-kitab tafsir klasik
yang menjadi sumber dan rujukan kitab tafsirnya.
Maka hal ini sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, karena
cerita Israiliyat masih menjadi perbedaan pendapat para ulama
terutama jika dilihat keshahihannya. Maka dari itu penulis mencoba
menganalisis, sejauh mana penggunaan Israiliyat dalam tafsirnya.
Beliau mencantumkan cerita Israiliyat, apakah sebagai pelengkap
penafsiran atau sebagai sumber utama dalam menafsirkan kisah-kisah
24 Sunan at-Tirmidzi, (Beirut: Dar al-fikr, 2003), No. 2193, hal. 222. Abu Isa at-Turmudzi berkata bahwa hadits tersebut dalah Gharib
14
dalam Al-Qur`an, serta kategori apa saja cerita Israiliyat yang ada
dalam tafsirnya.
Sebagai pembandingnya adalah Alkitab atau Bible. Di dalam
Alkitab kisah Nabi Yusuf diceritakan secara runtut. Tetapi di sisi lain,
dirasakan adanya kejanggalan-kejanggalan ilmiah, yang merupakan
tambahan dari para penulis perjanjian lama yang cenderung menyebut
penderitaan yang dialami oleh Bani Israil, sedang penderitaan tersebut
baru terjadi setelah masa Nabi Yusuf as.25
Penulis memilih tafsir al-Iklil untuk dikaji karena ia merupakan
tafsir yang masih aktif dikaji oleh mayarakat Indonesia, khususnya
yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Balagh Bagilan-Tuban.
Bible dipilih sebagai pembanding, dan surah Yusuf menjadi
ontologi penelitian karena kisah Nabi Yusuf terabadikan dalam Al-
Qur`an dan Alkitab secara epik dan lengkap. Penulis sadar akan
kemampuan terbatas, maka dari itu penulis membatasi objek kajian
pada riwayat Israiliayat dalam Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl pada
surah Yusuf.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat Israiliyat dalam Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl pada surah Yusuf?
2. Ayat mana saja yang mengandung Israiliyat dalam tafsir al-Iklil
dengan cara mengomparasikannya dengan Alkitab pada surah
Yusuf?
25 Qusaish Shihab, Kaidah Tafsir, h, 332
15
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a) Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka yang menjadi
tujuan penulisan skripsi ini adalah:
1) Untuk mengetahui seberapa besar tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl memuat kisah Israiliyat dalam surah
Yusuf.
2) Untuk mengetahui cerita Israiliyat kategori apa saja
yang ada dalam tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl.
b) Skripsi ini bermanfaat untuk:
1. Penulisan ini diharapkan mampu menjadi tambahan
referensi para pengkaji tafsir hadis dalam upayanya untuk
mengetahui tafsir al-Iklil, data diri KH. Misbah Musthafa,
dan diskursus seputar Israiliyat dalam penafsiran.
2. Menambah khazanah keilmuan dalam bidang ushuluddin,
yaitu mengetahui kategori Israiliyat apa saja yang ada
dalam kitab Tafsir al-Iklil dari Surah Yusuf karya KH.
Misbah Mustafa.
3. Untuk melengkapi sebagian dari syarat-syarat guna
memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam bidang
ilmu tafsir dan hadis pada Fakultas Ushuluddin IIQ
Jakarta.
D. Tinjauan Pustaka
Penulisan mengenai Israiliyat bukanlah penulisan yang baru. Sudah
ada yang membahasnya. Di antaranya, yaitu:
Muhammad Husaini adz-Zahabi dalam bukunya Israiliyat
Dalam Tafsir Hadis. Ia memaparkan hubungan dan kedudukan Al-
Qur`an dengan kitab samawi lainnya. Serta pembagian cerita-cerita
16
Israiliyat, hukum meriwayatkan dan perawinya yang termasyhur.26
Penelitian diatas sama dengan pembahasan yang akan penulis teliti,
tetapi perbedaannya penulis lebih fokus kepada Israiliyat dalam
TafsirAl-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl. Karya KH. Misbah Musthafa:
Kajian Komparatif pada Surah Yusuf dan Bible.
Ali Imron HS, dalam skripsi-nya yang berjudul
“Kategorisasi Israiliyat dalam Tafsir Al-Munir karya Nawawi Al-
Bantani”. Ia mengkategorikan cerita-cerita Israiliyat berdasarkan
pembagian yang disampaikan oleh Adz-Dzahabi yaitu maqbul,
mardud, dan maskut `anhu.27 Perbedaannya dengan yang penulis
terletak pada objek kajian karena penulis lebih fokus kepada
Israiliyat dalam TafsirAl-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl. Karya KH.
Misbah Musthafa: Kajian Komparatif pada Surah Yusuf dan Bible.
Ahmad Syaefudin, dalam skripsi-nya yang berjudul “Kisah-
Kisah Israiliyat dalam Tafsir al-Ibriz karya KH. Bisri Musthofa”.
Dia mencoba memaparkan bagaimana KH.Bisri Musthofa
menafsirkan ayat-ayat qishshoh yang disertai cerita
Israiliyat.28Perbedaan dengan yang penulis teliti terletak pada
objeknya karena penulis lebih fokus kepada Israiliyat dalam
TafsirAl-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl. Karya KH. Misbah Musthafa:
Kajian Komparatif pada Surah Yusuf dan Bible.
Lina Marisa Ghazali, dalam skripsinya yang berjudul
“Konspirasi Dalam Kisah Nabi Yusuf as. Studi Analisis Tafsir al-
26 Muhammad Husain Zahabi, Israiliat dalam Tafsir dan Hadis,h. 1 27Ali Imron HS, “Kategorisasi Israiliyat dalam Tafsir Al-Munir karya Nawawi Al-
Bantani”, Skripsi IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Tidak diterbitkan 28Ahmad Syaefudin, “Kisah-Kisah Israiliyat dalam Tafsir al-Ibriz karya KH. Bisyri
Musthofa”, Skipsi IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Tidak diterbitkan
17
Misbah karya M. Quraisy Shihab”. Ia mencoba menjelaskan
bagaimana M. Quraisy Shihab menafsirkan ayat-ayat tentang
konspirasi pada surah Yusuf.29 Perbedaan dengan penulis teliti
terletak pada objeknya karena penulis lebih fokus kepada Israiliyat
dalam TafsirAl-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl. Karya KH. Misbah
Musthafa: Kajian Komparatif pada Surah Yusuf dan Bible.
Ameliatul Khoiriah Nasution, dalam skripsinya yang
berjudul “Kualitas Hadis Surah Yusuf Dalam Tafsir Marah Labid
karya Nawawi Al-Bantani”. Ia mencoba memaparkan kualitas hadis
apa saja yang terkandung dalam Tafsir Marah Labid dan orientasi
penggunaan hadis dalam tafsir ini terkait penisbatannya
(penyandarannya kepada Rasulullah atau selainnya).30 Perbedaan
dengan penulis teliti terletak pada objeknya karena penulis lebih
fokus kepada Israiliyat dalam TafsirAl-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl.
Karya KH. Misbah Musthafa: Kajian Komparatif pada Surah Yusuf
dan Bible.
Karena belum adanya pembahasan mengenai Israiliyat
dalam TafsirAl-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl. Karya KH. Misbah
Musthafa: Kajian Komparatif pada Surah Yusuf dan Bible. maka
penulis mengangkatnya dalam penelitian skripsi ini. sehingga
diharapkan peneliti dapat memberi solusi yang baik terhadap
beberapa pembahasan serupa.
29 Lina Marisa Ghazali, “Konspirasi Dalam Kisah Nabi Yusuf as. Studi Analisis Tafsir al-Misbah karya M. Quraisy Shihab”. Skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Tidak diterbitkan.
30 Ameliatul Khoiriah Nasution, “Kualitas Hadis Surah Yusuf Dalam Tafsir Marah Labid karya Nawawi Al-Bantani”. Skripsi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Tidak diterbitkan.
18
E. Metodologi Penelitian
Dalam penulisan ilmiah, agar penulisan tersebut dapat
menghasilkan produk, bahasan analisis atau kesimpulan yang baik
dan dapat dipertanggungjawabkan, maka tentu saja harus
memperhatikan semua aspek yang mendukung penulisan agar dapat
berjalan dengan baik dan terhindar dari bias.31
1. Jenis Penulisan
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah kualitatif dengan
jenis penelitian pustaka (library reseach) yaitu satu rangkaian
kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data
yang bersumber dari literature atau berbagai buku ilmiah yang
diambil dari perpustakaan.32
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis dibedakan menjadi dua.
Ada sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah referensi pokok yang menjadi
sumber utama dalam penulisan skripsi ini yaitu Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl Surah Yusuf karya Misbah Mustafa dan Alkitab.33
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
dokumen.34 Di samping kitab-kitab sumber di atas, penulis juga
31 Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 67
32 Prasetyo Irawan, dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 316
33 Kitab suci agama Kristen, terdiri atas Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru 34Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
19
menggunakan kitab-kitab tafsir dan hadis yang relevan dengan
penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah
metode dokumentasi, yaitu mencari data yang berupa catatan,
transkrip, buku, dan sebagainya.35
Pengumpulan ini dilakukan dari beberapa sumber data primer
dan sekunder. Langkah pertama yang dilakukan oleh penulis yaitu
menyelesaikan kerangka tema yang dibutuhkan, kemudian penulis ke
perpustakaan untuk mencari beberapa sumber data yang terkait
dengan judul, setelah data terkumpul lalu di fotocopy terlebih dahulu
untuk memudahkan penulis dalam mengerjakan tugas, lalu difilter
sesuai kebutuhan pokok pada poin-poin yang akan dijadikan objek
penelitian.
4. Metode Pembahasan
Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode deskriptif
analisis.
Metode deskriptif merupakan metode penulisan dalam rangka
menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu obyek
penulisan.36 Dalam hal ini penulis menggunakan metode tersebut
untuk memaparkan data yang didapat dari hasil pengumpulan data.
Metode analisis merupakan suatu bahasan dengan cara
memberikan penafsiran-penafsiran terhadap data yang telah
terkumpul dan tersusun.37
R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 309 35Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, h.206 36 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1997), h.66 37 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat,h. 66
20
Jadi metode deskriptif analisis adalah suatu pembahasan yang
bertujuan untuk membuat gambaran terhadap data-data yang telah
tersusun dan terkumpul dengan cara memberikan tafsiran terhadap
data tersebut.
F. Teknik dan Sistematika Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman
penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)
Jakarta (edisi revisi) yang diterbitkan oleh IIQ Press, tahun 2017.
Selanjutnya, untuk mempermudah penulis, pembahasan
skripsi ini dibagi ke dalam beberapa bab dengan rincian sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II membahas profil KH. Misbah Musthafa dan kitab
tafsir al-Iklil yang dikarangnya.
Bab III berisi pembahasan tentang gambaran umum tentang
surah Yusuf dan Israiliyat.
Bab IV merupakan inti dari skripsi menyajikan ulasan tentang
ada tidaknya Israiliyat dalam tafsir al-Iklil, dengan cara
mengomparasikannya dengan Alkitab.
Bab V merupakan penutup yang isinya jawaban dari rumusan
masalah dan saran-saran bagi orang yang ingin melakukan penelitian
sejenis atau pengembangan dari temuan skipsi ini.
BAB II
PROFIL KH. MISBAH MUSTHAFA DAN TAFSIR AL-IKLIL
A. Riwayat Hidup KH. Misbah bin Zainal Musthafa
KH. Misbah adalah seorang pengasuh Pondok Pesantren al-Balagh,
Bangilan, Tuban, Jatim. Ia dilahirkan di pesisir utara Jawa Tengah,
tepatnya di kampung sawahan,0 Gang Palem, Rembang1 tahun 1916
dengan nama Masruh dari pasangan H. Zaenal Musthafa dan
Khadijah. Ayahnya dikenal masyarakat sebagai orang yang taat
beragama, di samping sebagai pedagang batik yang sukses. Keluarga
Masruh dianggap bercukupan di saat ekonomi Indonesia pada
umumnya sangat memperihatinkan sebagai dampak adanya
imperialisme penjajah. Keberangkatan Masruh bersama orangtua dan
seluruh anggota keluarga menunaikan ibadah haji merupakan
indikator yang menunjukkan kemampuan ekonomi orangtuanya.
Sepulangnya dari menunaikan ibadah haji tersebut, Masruh kemudian
mengganti namanya dengan Misbah Musthafa.2
Misbah memiliki 3 saudara, yaitu Zuhdi, Maskanah, dan
Bisri. Zuhdi dan Maskanah adalah putra dari istri H. Zaenal yang
pertama bernama Dakilah. Dengan kata lain Ibu Misbah yang
bernama Khadidjah adalah istri kedua dari H. Zaenal. Saat ayahnya
meninggal, usia Misbah terhitung masih remaja. Misbah bersama
saudara-saudaranya yang lain kemudian diasuh oleh kakak tirinya
yang bernama Zuhdi. Oleh karena itu, meskipun orangtua Misbah
1 Rembang adalah kota kabupaten dari propinsi Jawa Tengah yang merupakan daerah pesisir pantai utara, mata pencaharian masyarakatnya nelayan dan petani.
2 Muhammad Ridwan, “Karakteristik Tafsir Taj al-Muslimin Min Kalami Robbi Al-Aalamin Karya Misbah Musthafa” Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2007, h. 36
21
22
termasuk “orang berada” tetapi Misbah sudah mengalami hidup yang
memprihatinkan sejak ditinggal ayahnya.3
Misbah selalu menulis dan menerjemahkan kitab-kitab kuning
bahkan sejak dia masih berada di Pondok Pesantren. Di Tebuireng,
Misbah Musthafa sering diminta teman-temannya untuk
mendemonstrasikan metode pengajaran Alfiyah Ibnu Malik yang
diterapkan di kasingan, yang terkenal dengan ”Alfiyah Kasingan”.4
Hasil karangan dan terjemahannya kemudian ia jual untuk memenuhi
kebutuhan atau biaya hidup selama belajar di Pondok Pesantren.
Tradisi inilah kemudian ia kembangkan hingga wafatnya. Tidak ada
waktu luang bagi Misbah kecuali ia manfaatkan untuk menulis dari
tangannya kemudian lahir karya-karya tulisan dan terjemahan kitab
klasik yang sangat banyak. Tradisi menulis ini yang dikembangkan
oleh kakak kandungannya bernama Bisri yang lebih dikenal dengan
nama lengkap Bisri Musthafa pengarang Kitab Tafsir al-Ibriz li
Ma’rifati Al-Qur`an al-Aziz.
Meskipun Misbah dan Bisri dilahirkan di daerah yang sama
namun setelah menikah mereka berpisah dan bertempat tinggal di
daerah yang berbeda. Misbah pindah ke daerah Bangilan Tuban,
setelah menikah pada usia 31 tahun dengan Masruhah Putri dari KH.
Ridhwan, seorang pengasuh Pondok Pesantren al-Balagh. Dari hasil
pernikahannya, Misbah di karuniai 5 orang anak, yaitu Syamsiah,
Hamnah, Abdullah Badik, Muhammad Nafis, dan Ahmad Rofiq.
Sementara itu Bisri pindah ke Rembang setelah menikah dengan
Marfu’ah putri dari KH. Kholil Harun. Baik Misbah maupun Bisri
3 Muhammad Ridwan, “Karakteristik Tafsir Taj al-Muslimin Min Kalami Robbi Al-Aalamin Karya Misbah Musthafa”, h. 36
4 Misbah Musthafa, Shalat dan Tata Krama, terj. Muhammad Nafis (Tuban: Al-Misbah, 2006), cet I
23
kemudian diberi kepercayaan yang mengelola Pondok Pesantren
milik mertuanya karena kecerdasan dan kemampuan yang mereka
miliki.
Sebagai menantu dari seorang pengasuh Pondok Pesantren,
Misbah mula-mula hanya ikut membantu mengajar murid-murid.
Namun setelah KH. Ridhwan meninggal, semua kegiatan Pondok
Pesantren diserahkan kepada Misbah.5
Pada usia 78 tahun, tepatnya pada hari senin 7 Dzul Qo`dah
1414 H, atau bertepatan dengan 18 April 1994 M. KH. Misbah
Musthafa wafat dengan meninggalkan dua istri dan lima putra. Ada
karyanya yang belum selesai, antara lain 6 buah kitab berbahasa Arab
yang belum sempat diberi judul dan tafsir Taj Al-Muslimin yang
sampai wafatnya baru selesai empat juz.
1. Aktif Berpolitik
Selain kegiatan mengajar, menulis dan menerjemah kitab
kuning Misbah juga aktif dalam kegiatan politik. Motivasi Misbah
dalam berpolitik adalah untuk berdakwah melalui partai atau ormas.
Pada awalnya Misbah aktif di Partai NU yang saat itu masih aktif
dalam kegiatan politik. Namun karena perbedaan persepsi tentang
suatu masalah keagamaan yang bukan masalah politik, akhirnya
Misbah keluar. Masalah tersebut terletak pada perbedaan pandangan
mengenai boleh tidaknya mendirikan BPR (Bank Perkreditan
Rakyat). Misbah menganggap BPR sebagai lembaga ekonomi yang
mempraktekkan institusi riba, sehingga Misbah menganggapnya
haram. Sementara NU menganggap bunga bank bukan sebagai riba
sehingga tidak masalah seandainya NU mendirikan bank.
5 Muhammad Sholeh, “Studi Analisis Hadis-Hadis Tafsir Al-Iklil Karya KH. Misbah Musthafa”, Jurnal Ushuluddin, Tahun 2011, h. 36
24
Setelah keluar dari Partai NU Misbah kemudian masuk lagi di
Partai Masyumi, meskipun tidak lama. Ia kemudian keluar dari
Masyumi dan masuk Partai PII (Partai Persatuan Indonesia).
Keikutsertaan Misbah di Partai PII juga tidak berlangsung lama
karena Misbah kemudian masuk Partai Golkar. Sebagaimana
sebelumnya, partisipasi Misbah di Golkarpun tidak berlangsung
lama. Kemudian ia keluar dan berhenti dari kegiatan berpolitik.6
Selama di partai, Misbah sering berdiskusi dengan teman-
teman terkait masalah yang sedang tren di masyarakat. Namun
sebagai seorang yang kuat pendiriannya dalam menghadapi
perbedaan pendapat, Misbah keluar dari partai dan memilih
mempertahankan pendapatnya itu.
Setelah pensiun dari parpol, Misbah kemudian banyak
menghabiskan untuk mengarang dan menerjemahkan kitab-kitab
ulama salaf karena menurutnya dakwah yang paling efektif dan
bersih dari pamrih dan kepentingan apapun adalah dengan menulis,
mengarang, dan menerjemah kitab.
2. Aktif Mengajar
Latar belakang intelektual Misbah dimulai ketika ia
mengikuti pendidikan sekolah dasar yang saat itu diberi nama SR
(Sekolah Rakyat) pada usianya yang baru menginjak 6 tahun. Setelah
menyelesaikan studinya Misbah kemudian melanjutkan pendidikan di
Pesantren Kasingan Rembang pimpinan KH. Khalil bin Harun pada
tahun 1928 M. Orientasi pendidikan Misbah difokuskan untuk
mempelajari ilmu gramatika bahasa Arab yang lebih dikenal dengan
nama Nahwu dan Sharaf. Buku-buku yang cukup akrab dibaca oleh
6 Anisatul Qori`ah, “Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl Ditengah Perkembangan Tafsir Nusantara” Jurnal Ushuluddin, Tahun 2011, h. 59
25
Misbah antara lain; al-Jurumiyah, al-Imriti, dan Alfiyah. Bahkan
pada usianya yang muda Misbah berhasil mengkhatamkan Alfiyah
sebanyak 17 kali. Hal ini menunjukkan keseriusan dan ketekunan
Misbah dalam mempelajari Bahasa Arab. Setelah merasa paham dan
matang, Misbah kemudian mengkaji “kitab kuning” dalam berbagai
disiplin ilmu-ilmu keagamaan, seperti fiqih, ilmu kalam, hadits,
tafsir, dan tasawuf. Selain menimba ilmu pada KH Kholil, ia juga
mengkaji ilmu-ilmu agama kepada KH. Hasyim Asy’ari untuk
mempelajari kitab kuning.
Pada tahun 1948, Misbah menikah dengan Masruhah dan
pindah ke Bangilan Tuban, sekaligus membantu mengajar di Ponpes
yang dipimpin mertuanya itu.
Sudah menjadi sebuah tradisi saat itu, ketika ada santri
menonjol secara intelektual, maka dirinya akan “diperebutkan” untuk
dinikahkan dengan putri kyai pengasuh PonPes. Motivasi ini pula
yang melatarbelakangi keinginan KH. Ridhwan untuk menikahkan
anaknya dengan Misbah. KH. Ridhwan telah melihat potensi Misbah
dalam bidang akademik selain kecerdasan yang dimilikinya. Oleh
karena itu, setiap ilmu yang diajarkan dengan cepat ia serap. Karena
potensinya itu, KH. Ridhwan mengharapkan Misbah untuk mengurus
PonPes al-Balagh yang ia pimpin manakala ia belum meninggal
dunia. Pada awalnya Misbah merasa keberatan atas tawaran yang
diberikan KH. Ridhwan untuk mengelola PonPes al-Balagh, namun
karena keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya, Misbah
akhirnya terpacu untuk mempelajari kitab kuning sendiri dengan
26
bekal yang diperoleh ketika belajar di PonPes Kasingan bersama KH.
Kholil maupun PonPes Jombang bersama KH. Hasyim Asy’ari.7
Semua materi pelajaran yang diterima Misbah, dipelajari
dengan sungguh-sungguh sampai ia memahaminya dengan baik.
Motivasi Misbah dalam mempelajari ilmu-ilmu keagamaan
berdasarkan pemahamannya terhadap salah satu ayat Al-Qur`an yang
mengatakan bahwa setiap orang yang menginginkan sesuatu di dunia,
maka Allah akan memberikannya dan begitu pula apabila orang
menginginkan akhirat pasti Allah akan memberinya. Dengan
semangat tersebut Misbah merasa yakin bahwa dengan mempelajari
ilmu dunia secara sungguh-sungguh maka Allah akan memberi
kemudahan kepadanya.
Setelah mempelajari aneka ragam disiplin ilmu-ilmu
keagamaan melalui sumber-sumber yang terdapat dalam kitab
kuning, Misbah pun kemudian bermaksud mempelajari ilmu-ilmu
agama melalui penelaahan langsung terhadap sumber primer, yaitu
Al-Qur`an. Menurutnya, dengan memahami langsung ayat-ayat Al-
Qur`an, maka semakin yakin ia terhadap pengetahuan yang
dimilikinya.
Pengetahuan tentang berbagai aspek ajaran Islam ini
mendorongnya untuk hidup sesuai dengan ajaran tersebut dan
mengajarkan masyarakat untuk mengamalkan ajaran Agama. Dari
situ kemudian Misbah mulai sering berdakwah dalam satu kampung
ke kampung lain untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Misbah
menjadi seorang mubaligh yang cukup populer saat itu. Bukan hanya
itu, Misbah juga seorang qori yang pandai dalam melagukan bacaan
7 Muhammad Ridwan, “Karakteristik Tafsir Taj al-Muslimin Min Kalami Robbi Al-Aalamin Karya Misbah Musthafa” Jurnal Ushuluddin, Tahun 2009, h. 40
27
Al-Qur`an. Sebelum Misbah tampil untuk berdakwah dan berceramah
seringkali Misbah tampil sebagai qori, dengan kata lain dalam satu
acara seringkali Misbah tampil sebagai qori sekaligus sebagai
mubaligh.
Dari hasil pengamatan dan perjalanannya dari kampung ke
kampung, Misbah melihat banyak sekali perilaku masyarakat yang
menyimpang dari ajaran-ajaran Al-Qur`an dan hadits. Hal ini
mendorong Misbah untuk memberikan bimbingan kepada
masyarakat tentang pemahaman ayat-ayat Al-Qur`an agar mereka
mengerti ajaran Al-Qur`an sehingga perilaku mereka tidak
menyimpang.
Latar belakang ini kemudian memotivasi Misbah untuk
menafsirkan Al-Qur`an dalam sebuah kitab yang kemudian diberi
nama Taj al-Muslim dalam kitab tafsir ini kita dapat melihat bahwa
Misbah memiliki kepribadian yang sangat kuat dalam memegang
sebuah pendapat berdasarkan pemahamannya terhadap Al-Qur`an.
Meskipun pendapat yang ia kemukakan tidak sejalan dengan
pandangan umum, ia tetap berpegang pada pendiriannya karena ia
berkeyakinan bahwa pendapat yang ia kemukakan sesuai dengan Al-
Qur`an dan hadits.8
3. Guru-Guru dan Murid
Di antara guru KH. Misbah Musthafa adalah KH. Kholil bin Harun
Rembang dan KH. Hasyim `Asy`ari Jombang. Ada banyak murid
yang pernah belajar kepada nya, di antara lain: Kyai Athour Rahman
bin Kyai Hisyam Banyumas, Kyai Zahrul Anam (menantu KH.
Maimun Zubair), Kyai Thoifur Purworejo, Muhibbuddin bin Kyai
8 Muhammad Ridwan, “Karakteristik Tafsir Taj al-Muslimin Min Kalami Robbi Al-Aalamin Karya Misbah Musthafa” h. 36
28
Mahfudz Kaliwungu, Kyai Amien Gedongan Cirebon, Kyai Anis
Buntet dan lain-lain.9
4. Karya-karya
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Misbah Musthafa memiliki
kualitas keilmuan yang sangat menonjol karena ingatannya yang
cukup tajam, ditunjang dengan keseriusan dalam mempelajari kitab-
kitab klasik serta memahami dan menghafal Al-Qur`an dan hadits.
Dari hasil kajiannya Misbah memperoleh landasan intelektual untuk
menyelesaikan masalah berdasarkan sumber yang ia peroleh dari Al-
Qur`an, hadits, dan pendapat ulama salaf. Bagaimanapun
kesimpulannya, Misbah tidak memperdulikan apakah orang-orang
akan mendukung atau menolaknya.
Keseriusan Misbah dalam mempelajari ilmu-ilmu keagamaan
kemudian diwujudkan dengan banyak menerjemahkan kitab-kitab
klasik atau kitab-kitab keagamaan. Ada banyak karya yang
ditulisnya, baik dalam bidang tafsir, hadits, fiqh, akhlak, balaghah,
kaidah bahasa Arab, dan lain-lain.
Berikut adalah karya-karya Misbah:
a. Dalam bidang fiqh
1) Al-Muhadzab terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan
penerbit Karunia Surabaya.
2) Minhajul Abidin terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Balai Buku Surabaya.
3) Masail al-Faraid dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai
Buku Surabaya.
9 Anisatul Qori’ah, “ Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl Ditengah Perkembangan Tafsir Nusantara”, h. 64
29
4) Minah al-Saniyyah terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Balai Buku Surabayadan al-Ihsan Surabaya.
5) ‘Ubdat al-Faraid dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai
Buku Surabaya.
6) Nur al-Mubin fi Adab al-Mushallin penerbit Majlis Ta’lif wa
al-Khatath, Bangilan, Tuban.
7) Jawahir al-Lammaah terjemahan bahasa Jawa penerbit Majlis
Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan, Tuban.
8) Kifayat al-Akhyar terjemahan dalam bahasa Jawa Juz I
dengan penerbit Majlis Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan,
Tuban.
9) Manasik Haji dalam bahasa Jawa dengan penerbit Majlis
Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan, Tuban.
10) Manasik Haji dalam bahasa Indonesia dengan penerbit Majlis
Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan, Tuban.
11) Masail al-Janaiz dalam bahasa Jawa dengan penerbit Majlis
Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan Tuban dan Kiblat Surabaya.
12) Minhaj al-Abidin terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Balai Buku Surabaya.
13) Masail al-Nisa dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai
Buku Surabaya.
14) Abi Jamrah terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan
penerbit Balai Buku Surabaya.
15) Safinat an Naja terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Balai Buku Surabaya.
16) Bahjat al-Masail terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit al-Ihsan Surabaya.
30
17) Sulam al-Taufiq terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Balai Buku Surabaya.
18) Pegangan Modin dalam bahasa Indonesia dengan penerbit
Kiblat Surabaya.
19) Al-Bajuri terjemahan dalam bahasa Jawa dengan penerbit
Kiblat Surabaya.
20) Fashalatan dalam bahasa Indonesia dengan penerbit Progresif
Surabaya.
21) Fashalatan dalam bahasa Jawa dengan penerbit Sumber
Surabaya.
22) Matan Tahrir terjemahan dalam bahasa Jawa dengan penerbit
al-Ihsan Surabaya.
23) Matan Taqrib terjemahan dalam bahasa Jawa dengan penerbit
Sumber Surabaya.
24) Fath al-Mu’in terjemahan dalam bahasa Jawa dengan penerbit
Asco Surabaya.
25) Bidayat al-Hidayah terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Utsman Surabaya.
26) Minhaj al-Qawim terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit al-Ihsan Surabaya.
b. Dalam bidang kaidah bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, dan
Balaghah)
1) Alfiyah Kubra dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai Buku
Surabaya.
2) Nadham Maqshud dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai
Buku Surabaya.
31
3) Nadham Imrithi dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai
Buku Surabaya.
4) Assharf al-Wadih penerbit Majlis Ta’lif wa al-Khatath,
Bangilan, Tuban.
5) Jurumiyah terjemahan dalam bahasa Jawa dengan penerbit
Majlis Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan, Tuban.
6) ‘Uqud al-Juman Juz I terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Majlis Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan, Tuban.
7) Sulam al-Nahwi terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Asegaf Surabaya.
8) Al-Jauhar al-Maknun terjemahan dalam bahasa Indonesia
dengan penerbit Menara Kudus.
9) Al-Jauhar al-Maknun terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Karunia Surabaya.
10) Alfiyah Sughra terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit al-Ihsan Surabaya.
c. Dalam bidang tafsir
1) Taj al-Muslimin Juz I, II, III dan IV penerbit Majlis Ta’lif wa
al-Khatath, Bangilan, Tuban.
2) Tafsir Jalalain terjemahan bahasa Indonesia penerbit Assegaf
Surabaya.
3) Tafsir Jalalain terjemahan bahasa Jawa penerbit Assegaf
Surabaya.
4) Tafsir al-Iklil fi Ma’ani al-Tanzil dalam bahasa Jawa dengan
penerbit al Ihsan Surabaya.
5) Tafsir Surat Yasin yang ditulis dengan bahasa Jawa.
6) Al-Itqan terjemahan karya al-Suyuthi ke dalam bahasa Jawa.
32
d. Dalam bidang hadits
1) Al-Jami al-Saghir terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan
penerbit Karunia Surabaya.
2) Al-Jami al-Saghir terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Assegaf Surabaya.
3) Tiga Ratus Hadits dalam bahasa Jawa dengan penerbit Bina
Ilmu Surabaya.
4) Hadits Mimiyyah dalam bahasa Jawa dengan penerbit Assegaf
Surabaya.
5) Riyadh al-Shalihin terjemahan bahasa Jawa dengan penerbit
Assegaf Surabaya.
6) Durrot al-Nashihin terjemahan bahasa Jawa dengan penerbit
Asco Pekalongan.
7) Durrot al-Nashihin terjemahan bahasa Indonesia dengan
penerbit Menara Kudus.
8) Riyadh al-Shalihin terjemahan bahasa Indonesia dengan
penerbit Karunia Surabaya.
9) 633 Hadits Nabi dalam bahasa Jawa dengan penerbit alIhsan
Surabaya.
10) Shahih al-Bukhari terjemahan dalam bahasa Jawa dan
penerbit Asco Surabaya.
11) Bulughul Maram terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit al-Ihsan Surabaya.
12) Adzkar al-Nawawi terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit al-Ma’arif Bandung.
13) Shahih al- Bukhari terjemahan dalam bahasa Indonesia
dengan penerbit Assegaf Surabaya.
33
14) Jami al-Shaghir terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit al-Ihsan Surabaya.
e. Dalam bidang akhlak-tasawuf
1) Al-Hikam terjemahan bahasa Jawa dengan penerbit Assegaf
Surabaya.
2) Adzkiya dalam bahasa Jawa dengan penerbit Assegaf
Surabaya.
3) Adzkiya dalam bahasa Indonesia dengan penerbit Assegaf
Surabaya.
4) Sihr al-Khutaba dalam bahasa Jawa dengan penerbit Assegaf
Surabaya.
5) Syams al-Ma’arif terjemahan bahasa Jawa dengan penerbit
Assegaf Surabaya.
6) Hasyiyat Asma dalam bahasa Jawa dengan penerbit Assegaf
Surabaya.
7) Dalail terjemahan bahasa Jawa dengan penerbit Assegaf
Surabaya.
8) Al-Syifa terjemahan bahasa Indonesia dengan penerbit
Karunia Surabaya.
9) Idhat al-Nasiin terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Karunia Surabaya dan Raja Murah Pekalongan.
10) Hidayat al-Shibyan dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai
Buku.
11) Asma’ al-Husna terjemahan dalm bahasa Jawa dengan
penerbit al-Ihsan Surabaya.
12) Ihya Ulumuddin terjemahan bahasa Jawa dengan penerbit
Raja Murah Pekalongan.
34
13) Lukluah terjemahan bahasa Jawa dengan penerbit Kiblat
Surabaya.
14) Taklim terjemahan bahasa Jawa dengan penerbit Imam
Surabaya.
15) Washaya terjemahan bahasa Jawa dengan penerbit Utsman
Surabaya.
16) Aurad al-Balighah dalam bahasa Jawa dengan penerbit Kiblat
Surabaya.
f. Dalam bidang kalam (teologi)
1) Tijan al-Darori terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Balai Buku Surabaya.
2) Syu’b al-Iman dalam bahasa Jawa dengan penerbit al-Ihsan
Surabaya.
g. Dalam bidang yang lain.
1) Nur al-Yaqin terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan
penerbit Karunia Surabaya.
2) Minhat al-Rahman dalam bahasa Jawa dengan penerbit
Menara Kudus.
3) Khutbah Jumat dalam bahasa Jawa dengan penerbit Karya
Abadi Surabaya.
4) Al-Rahbaniyyah dalam bahasa Indonesia dengan penerbit
Balai Buku Surabaya.
5) Syi’ir Qiyamat dalam bahasa Jawa dengan penerbit Assegaf
Surabaya.
6) Dibak Makna dalam bahasa Jawa dengan penerbit Balai Buku
Surabaya.
35
7) Fushul al-Arbainiyyah dengan penerbit Balai Buku Surabaya.
8) Qurrat al-‘Uyun terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Majlis Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan, Tuban.
9) Manaqib Walisongo penerbit Majlis Ta’lif wa al-Khatath,
Bangilan, Tuban.
10) Attadzkirat al-Haniyyah (khutbah) penerbit Majlis Ta’lif wa
al-Khatath, Bangilan, Tuban.
11) Misbah al-Dawji (Barzanji) terjemahan bahasa Jawa dengan
penerbit Majlis Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan, Tuban.
12) Hizb Nashar dalam bahasa Jawa dengan penerbit Majlis Ta’lif
wa al-Khatath, Bangilan, Tuban.
13) Wirid Ampuh penerbit Majlis Ta’lif wa al-Khatath, Bangilan,
Tuban.
14) Khutbah Jum’ah dalam bahasa Jawa dengan penerbit alIhsan
Surabaya.
15) Nadham Burdah terjemahan dalam bahasa Jawa dengan
penerbit Assegaf Surabaya.
16) Beberapa Hizb dalam bahasa Jawa dengan penerbit Assegaf
Surabaya.
17) 300 Doa dalam bahasa Indonesia dengan penerbit Samsiyah
Solo.
18) Dakwat al-Ashhab dalam bahasa Jawa dengan penerbit Kiblat
Surabaya.10
10 Ahmad Syarofi, “Penafsiran Sufi Surah Al-Fatihah Dalam Tafsir Taj Al-Muslimin dan Tafsir Al-Iklil Karya KH. Misbah Musthafa”, h. 33-38
36
5. Profil Tafsir al-Iklil
Dalam pembukaan kitab tafsirnya, al-Iklil fi Ma’ani al-Tanzil,
Misbah Mustafa memang tidak menyebutkan secara khusus motivasi
di balik penulisan kitab ini. Hanya saja beliau mengungkapkan
keinginan dan idealismenya untuk menjalankan syari’at Islam
semaksimal mungkin dengan cara terlebih dahulu memahami Al-
Qur`an beserta kandungan-kandungan yang ada di dalamnya.
Mengenai penamaan “al-Iklil”, berkaitan dengan masalah
sosial dan beliau juga termotivasi dari kegiatan spiritual yang
diembannya selama kehidupan sehari-hari dengan tradisi sufistiknya.
Secara etimologis, “al-Iklil” berarti mahkota bagi kaum muslimin.
Mahkota dalam bahasa jawa berarti “kuluk”, atau tutup kepala untuk
seorang raja. Pada zaman dahulu setiap raja memiliki tutup kepala
yang berlapiskan emas dan berlian atau intan. Harapan dari Misbah
Mustafa, adalah supaya orang-orang muslimin menjadikan Al-Qur`an
sebagai mahkota atau pelindung bagi dirinya yang dapat membawa
ketentraman batin baik di dunia dan akhirat.11
Penulisan kitab Tafsir al-Iklil dimulai pada tahun 1977,
selesai ditulis pada tahun 1985. Dalam penafsirannya beliau banyak
menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang
sedang berkembang dalam masyarakat pada waktu itu.
Setiap kitab tafsir yang ditulis oleh seseorang ulama
memiliki penafsiran dan corak yang berbeda dengan kitab tafsir yang
lainnya. Perbedaan tersebut sangat tergantung pada kecenderungan,
keahlian, minat dan sudut pandang penulis yang dipengaruhi latar
11 Muhammad Sholeh, “Studi Analisis Hadis-Hadis Tafsir Al-Iklil Karya KH. Misbah Musthafa”, h. 46
37
belakan g pengetahuan dan pengalaman serta tujuan yang ingin dituju
oleh penulis.
6. Sistematika dan Corak Penulisan Kitab Tafsir al-Iklil
Sistematika dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an KH.
Misbah Mustafa di dalam Tafsir al-Iklil sebagai berikut:
a. Nama surat dan jumlah ayat
Misbah Mustafa mengawali tafsirnya dengan menyebutkan
nama surat dan jumlah ayatnya. Kemudian menjelaskan surat
tersebut diturunkan sebelum (makkiyah) atau sesudah hijrah Nabi
Muhammad SAW (madaniyah). Misbah Mustafa menyebutkan
suatu surat yang sebagian ayat-ayatnya merupakan ayat makkiyah,
sementara ayat yang lainnya termasuk ayat madaniyyah.
Contohnya pada surat al-Syura yang terdiri 227 ayat makkiyyah,
kecuali empat ayat terakhir dari 224-227 termasuk ayat
madaniyyah.
b. Terjemahan makna gandul
Setelah semua ayat dalam surat ditulis secara urut, beliau
kemudian memberi makna di bawah setiap kata dalam ayat tersebut
yang dalam tradisi pesantren dinamakan “makna gandul”.
Dinamakan demikian karena masing-masing kata diartikan ke
dalam bahasa jawa dengan cara di-gandul-kan (digantungkan) di
bawah kata-kata asli yang diartikan.
c. Penjelasan Global
Setelah memberikan makna gandul, Misbah Mustafa
menerjemahkan ayat demi ayat dengan terjemahan bebas tanpa
terikat pada susunan dan pola kalimat. Terjemahan bebas semacam
38
ini lebih dikatakan sebagai langkah untuk menemukan intisari yang
di maksud oleh ayat, sehingga penjelasan ini lebih tepat dikatakan
sebagai penjelasan global. Posisi intisari ini diletakkan persis
dibawah ayat yang diberi makna gandul dengan pemisah berupa
garis tunggal.
d. Penjelasan Terperinci
Tahap terakhir upaya Misbah Mustafa dalam menafsirkan
ayat al-Qur`an dilakukan dengan menjelaskan dan menerangkan
ayat demi ayat dari makna kosakata, makna kalimat, munasabah
ayat, asbabun nuzul, riwayat-riwayat yang berasal dari Nabi SAW,
sahabat, tabi’in dan ulama-ulama yang lainnya, dimana prosedur
ini dilakukan dengan mengikuti susunan mushaf, ayat per ayat,
surat per surat dalam al-Qur`an.
Kitab ini terdiri dari 4800 lembar dalam 30 jilid,
pemisahannya berbatas pada juz dalam al-Qur`an. Mengawali
penjelasan dalam setiap surat pengarang tidak memberikan sebuah
pengantar yang berisi gambar an secara umum suatu ayat tersebut,
namun dalam kesempatan yang lainnya pengarang juga
memberikan kata (tanbihun) atau disebut juga dengan sebuah
keterangan yang dilampirkan secara khusus oleh pengarang untuk
menjelaskan kesimpulan dari sebuah surat dalam alQur`an.
Biasanya terletak pada akhir dari suatu surat, akan tetapi tidak
semua surat ada kata (tanbihun), hanya sebagian saja yang
dikehendaki oleh pengarang. Melihat sistematika dalam penafsiran
tersebut bahwa metode penafsiran dalam Tafsir al-Iklil adalah
39
tahlili, dimana metode itu sangat cocok karena dalam upaya
menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an begitu terperinci.12
Para pakar Ulumul Qur`an membagi corak tafsir ke dalam
enam macam, yaitu: corak sastra bahasa, corak filsafat dan teologi,
corak penafsiran ilmiah, corak fiqih atau hukum, corak tasawuf,
dan corak sastra budaya (adabi al-ijtima’i).
Melihat dari beberapa tafsiran ayat-ayat dalam Tafsir al-
Iklil karya KH Misbah Musthafa cenderung kepada corak sufi dan
adabi ijtima’i. Artinya dalam Tafsir al-Iklil mengandung
pembahasan tentang tasawuf.13
12 Ahmad Syarofi, “Penafsiran Sufi Surah Al-Fatihah Dalam Tafsir Taj Al-Muslimin dan Tafsir Al-Iklil Karya KH. Misbah Musthafa”, h. 52-53
13 Muhammad Sholeh, “Studi Analisis Hadis-Hadis Tafsir Al-Iklil Karya KH. Misbah Musthafa”, h. 47
40
BAB III
ISRẨILÎYAT
A. Pengertian Israiliyat
Israiliyat adalah bentuk jamak dari kata isra`iliyyah, nisbat kepada
Bani Israil. Penisbatan dalam hal ini adalah pada bagian akhir dari kata
majemuk, bukan pada bagian awalnya.
Israil adalah nama lain dari Nabi Yakub yang secara kebahasaan
bermakna hamba Allah. Bani Israil adalah anak-anak keturunan
Yakub.1Mereka dikenal dengan nama Yahudi sejak dahulu kala.
Sementara orang-orang yang beriman kepada nabi Isa dinamakan
Nasrani Adapun orang yang beriman kepada penutup para nabi dan
telah menjadi bagian dari kaum muslimin dikenal dengan “Muslimin
Ahl al-kitab.2
Perkataan Israiliyat walaupun pada mulanya menunjukkan kisah-
kisah yang diriwayatkan dari sumber Yahudi, akan tetapi dipergunakan
juga oleh ulama tafsir dan hadis dengan membenarkan sebagian cerita-
cerita Yahudiah. Bahkan lebih luas daripada itu, Israiliyat dalam istilah
mereka menunjukkan semua cerita lama yang masuk ke dalam tafsir
dan hadis yang bersumber dari Yahudi dan Nasrani atau selain
keduanya. Sebagian ulama tafsir dan hadis memperluas makna
israiliyat dengan cerita yang dimasukkan oleh musuh-musuh Islam,
baik yang datang dari Yahudi ataupun dari sumber lainnya. Hal
demikian itu lalu dimasukkan ke dalam tafsir dan hadis, walaupun
1 Muhammad Ibn Muhammad Abu Syabah, Israiliyyat dan Hadits-Hadits Palsu Tafsir Al-Qur`an, terj. Mujahidin Muhayan dkk (Depok: Keira Publishing, 2014), h. 1
2 Kata “Ahl al-kitab” digunakan untuk menyebut orang-orang Yahudi dan Nasrani, tapi dalam hal ini biasanya yang dimaksud hanyalah orang-orang Yahudi saja. Sebeb merekalah yang dulu tinggal di Madinah dan sekitarnya. Juga, karena sbagian besar dari israiliyyat masuk melalui orang-orang Yahudi.
41
42
cerita itu bukan cerita lama, dan memang dibuat oleh musuh-musuh
Islam yang sengaja akan merusak akidah kaum muslimin.3
Sejak tahun 70 M kaum Ahl al-kitab yang mayoritas orang-orang
Yahudi itu telah berimigrasi secara besar-besaran ke jazirah Arab untuk
menghindari tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh Nitus,
seorang panglima Romawi. Mereka juga sering mengadakan
perjalanan, baik ke arah barat maupun timur. Dengan demikian,
peradaban mereka banyak mempengaruhi orang-orang timur dan begitu
pula sebaliknya.
Sementara itu, bangsa Arab di zaman jahiliyah juga banyak
melancong ke negeri lain. Al-Qur`an menginformasikan bahwa orang-
orang Quraisy mempunyai dua waktu perjalanan musim dingin ke
negeri Yaman dan musim panas ke negeri Syam yang kebetulan negeri
itu banyak didiami oleh kaum Ahl al-kitab, terutama orang-orang
Yahudi. Kondisi seperti ini terus berlanjut hingga Islam lahir dan
berkembang di jazirah Arab.
Kondisi dua kebudayaan (Yahudi dan Muslim) melahirkan
pemikiran-pemikiran yang berbeda hingga tidak jarang terjadi dialog
antara keduanya. Mereka saling bertukar pikiran ihwal masalah-
masalah keagamaan. Bahkan, Rasulullah sendiri sering dihujani
pertanyaan oleh kaum Yahudi, terutama menyangkut keabsahan beliau
sebagai nabi dan utusan. Akan tetapi, karena keabsahan nubuwwah dan
risalah agama Islam berikut Al-Qur`an sebagai petunjuk hidupnya
dapat dibuktikan secara konkret, maka Rasululah dapat menarik
mereka masuk ke dalam agama Islam, semisal Ka`ab Al-Akhbar,
Abdullah bin Shuriya, dan Abdullah bin Salam. Nama yang disebut
terakhir ini adalah “nabi” kaum Yahudi yang telah banyak menangkap
3 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, h. 9
43
adanya indikasi nubuwwah Muhammmad dalam kitab Taurat.
Pengetahuannya yang mendalam tentang agama Yahudi menjadikan
dirinya menduduki posisi penting dan terpandang, baik dikalangan
Yahudi maupun sesudah masuk Islam di kalangan kaum Muslim.4
Al-Qur`an menyandang banyak hal, sebagiannya sudah pernah
disebutkan dalam Taurat dan Injil, khususnya yang berhubungan
dengan cerita-cerita para rasul dan informasi mengenai masyarakat
terdahulu. Tetapi Al-Qur`an menjelaskan pernyataan yang
dikemukakan kepada umat sebagai pelajaran dan peringatan tanpa
menyebutkan secara rinci, seperti sejarah tentang peristiwa-peristiwa
dan peperangan, nama-nama negeri dan para tokoh. Mengenai Taurat,
Al-Qur`an mendiskripsikan segala sesuatu secara elabolatif dengan
penjelasan yang sempurna dan begitu juga perjanjian baru.
Ketika Ahl al-kitab memeluk agama Islam, mereka
mengikutsertakan budaya religius mereka ke dalam ajaran Islam,
misalnya hal-hal yang berkenaan dengan sejarah dan cerita-cerita yang
bersifat keagamaan. Bilamana mereka membaca kisah-kisah dalam Al-
Qur`an setelah mereka menjadi orang Islam biasanya menyebutkan
ungkapan-ungkapan tertentu yang pernah didapatkan dalam kitab suci
Yahudi. Para sahabat enggan menerima riwayat-riwayat yang berasal
dari mereka. Para sahabat cenderung bersikap netral terhadap informasi
yang mereka dengar dari Ahl al-kitab sebagai realisasi sabda Nabi,
“Jangan kamu percaya begitu saja informasi yang datang dari Ahl al-
kitab, dan jangan pula kamu menyalahkan mereka, tetapi katakanlah”
kami beriman kepada Allah SWT. dan apa yang di wahyukan kepada
kami.”
4 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Belajar Mudah Ulum Al-Qur`an (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2002), h. 278
44
Dialog sering dilakukan di antara para sahabat dan Ahl al-kitab
tentang berbagai topik terutama rincian cerita-cerita dan riwayat-
riwayat yang terkandung dalam kitab suci ini. Para sahabat hanya
menerima sebagiannya saja sepanjang materinya tidak bertentangan
dengan akidah dan sesuai dengan hukum Islam yang syah (legal
rulings). Kemudian mereka menjadikan cerita-cerita itu sebagai bahan
perbincangan mereka sehari-hari.
Para sahabat seperti dikisahkan tidak mengambil sesuatu dari Ahl
al-kitab ketika mereka memusatkan perhatian kepada tafsir Al-Qur`an,
kecuali kepada hal-hal tertentu saja itupun sangat kecil. Pada masa
tabi`in, pemeluk Islam semakin bertambah dikalangan Ahl al-kitab dan
diriwayatkan bahwa para tabi`in banyak yang mengambil informasi
dari mereka. Para mufassir yang datang setelah periode para tabi`in
juga lebih giat dan rajin mengadopsi informasi yang berasal dari orang
Yahudi.5 Sebagian dari mereka menerima berita-berita dari orang-
orang Yahudi dan Nasrani yang masuk Islam, dan memasukkannya ke
dalam tafsir tanpa lebih dahulu mengoreksinya.
Para mufassir pada masa itu sangat berbaik sangka kepada segala
pemberitaan yang menyampaikan khabar. Mereka beranggapan bahwa
mereka yang sudah masuk Islam tentu tidak mau berdusta. Inilah
sebabnya para mufassir ketika itu tidak mengoreksi dan memeriksa lagi
kabar-kabar yang mereka terima.6
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan Israiliyat ialah segala kisah dan berita yang bersumber dari
5 Thameem Ushama, Metodologi Tafsir Al-Qur`an , terj .Hasan Basri dan Amroeni (Jakarta: Riora Cipta, 2000), h. 36-37
6 Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2009), h. 189
45
referensi agama Yahudi yakni Taurat (Perjanjian Lama), Talmud7
dengan segala penjelasannya dan kisah-kisah palsu yang dibuatnya,
begitu juga segala kisah dan berita yang bersumber dari referensi
agama Nasrani Kitab Injil (Perjanjian Baru), kisah-kisah para rasul
dengan sejarah hidupnya dan lain-lain. Itu semua merupakan sumber
kisah-kisah Israiliyat, sekalipun diakui bahwa kisah-kisah tersebut
didominasi oleh referensi dari agama Yahudi. Sebagaimana kita
maklumi bahwa orang- orang Yahudi adalah orang-orang yang sangat
membenci dan sangat memusuhi Islam dan umatnya.8
B. Masuknya Israiliyat ke Dalam Tafsir
Sebenarnya cara merembesnya cerita-cerita Israiliyat ke dalam
tafsir dan hadis didahului oleh masuknya kebudayaan Arab jahiliyah.
Pada waktu itu di tengah-tengah orang Arab segolongan Ahl al-kitab,
yaitu kaum Yahudi pindah ke jazilah Arab sejak dahulu. Perpindahan
itu terjadi secara besar-besaran pada tahun 70 M.9
Kebanyakan informasi yang berasal dari orang-orang Yahudi
biasanya terdapat dalam riwayat yang disampaikan oleh empat orang
yaitu: Abdullah bin Salam, Ka`ab bin Al-Akhbar, Wahab bin Munabbih
dan Abdul Malik bin Abdul Aziz bin Juraij. Pandangan para ulama
tentang hukum dan reliabilitas10 berbeda di antara mereka. Perbedaan
yang paling besar adalah mengenai riwayat ka`ab al-Akhbar sedangkan
Abdullah bin Salam posisi paling tinggi dalam bidang keilmuan. Imam
7 Talmud adalah kumpulan kaedah wasiat, undang-undang agama, undang-undang akhlak, undang-undang perdata, penjelasan, penafsiran, ajaran, dan riwayat, yang dinukil dan dipelajari secara lisan dari waktu ke waktu.
8 Ahmad Dimyati Badruzzaman, Kisah-Kisah Israiliyat Dalam Tafsir Munir, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), h. 38-39
9 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, terj. Didin Hafidhuddin, h. 11
10 Dipercaya, keajengan, konsisten, keandalan, kestabilan.
46
Bukhari dan ulama lain, di antara Ahli hadits yang menerima
periwayatan Abdullah bin Salam. Meskipun demikian ada juga hujatan-
hujatan untuk menentangnya seperti halnya yang dilakukan terhadap
Ka`ab Al-Akhbar dan Wahab bin Munabbih. Rasulullah SAW. telah
mengingatkan kaum muslimin agar tidak terpengaruh oleh sumber ini.
Abu Hanifah meriwayatkan Ahl al-kitab (Yahudi) biasa membaca kitab
Taurat dalam bahasa Ibrani dan mereka menjelaskannya dalam bahasa
Arab kepada orang-orang Islam. Ibnu Mas`ud, sahabat yang terkenal,
berkata: “Jangan tanyakan kepada Ahl al-kitab tentang tafsir, karena
mereka tidak dapat membimbing ke arah yang benar mereka sendiri
berada dalam kesalahan.11
Al-Qur`an bertujuan dengan memaparkan kisah-kisahnya agar
manusia dapat mengambil pelajaran dari pengalaman dan kesudahan
tokoh/masyarakat yang dikisahkannya, kalau baik agar diteladani dan
kalau buruk agar dihindari.12 Bukan semata untuk bercerita, untuk
memberikan pelajaran moral, untuk mengajarkan bahwa masa lalu
Tuhan selalu memberikan balasan pahala kepada orang-orang baik dan
menghukum orang-orang jahat.13
Bila kita meneliti kitab-kitab Taurat (Perjanjian Lama) dan Injil
(Perjanjian Baru), kita akan mendapati bahwa kedua kitab suci itu juga
memuat banyak kisah yang sama seperti yang terdapat dalam Al-
Qur`an, terutama kisah-kisah yang berhungan dengan para nabi,
walaupun terdapat perbedaan-perbedaan besar atau kecil.
Dalam mengemukakan kisah-kisah para nabi, Al-Qur`an
menampilkan pola yang berbeda dengan pola Taurat dan Injil. Al-
11 Thameem Ushama, Metodologi Tafsir Al-Qur`an , terj .Hasan Basri dan Amroeni, h. 37
12 M. Quraisy Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentara Hati, 2013), h. 320-321 13 Philip K. Hitti, History Of The Arabs, (New York: Palgrave Macmillan, 2002), h. 15
47
Qur`an hanya mengambil bagian-bagian kisah yang membawa kisah
yang membawa nasihat dan pelajaran, tidak mengungkapkan
permasalahannya secara rinci. Al-Qur`an tidak menyebutkan saat dan
nama negeri tempat terjadinya peristiwa tertentu dan biasanya tidak
menyebutkan nama-nama tokoh yang berperan dalam peristiwa tersebut
dan tidak memberikan rincian jalannya cerita, melainkan hanya memilih
beberapa fragmen yang ada relefansinya dengan tema cerita itu.14
Sementara itu pada saat yang lain, Al-Qur`an menyebutkan nama
tokoh, akan tetapi dalam konteks deskripsi atau kata-kata yang
digunakan antara satu kisah dengan lainnya ada kemiripan dan
kesamaan.15
Bila kita membaca salah satu kisah yang sama-sama diceritakan
dalam Al-Qur`an dan Taurat, atau dalam Al-Qur`an dan Injil, kemudian
kita bandingkan maka kita dapat melihat dengan jelas adanya perbedaan
dalam pola-pola kisahnya.16
Dalam merespon masalah ini Ibnu Taimiyah (w. 728 H) telah
mengungkapkan komentarnya di dalam kitab Muqaddimah sebagai
berikut: “Mayoritas riwayat hadis yang disebutkan oleh Isma`il bin
`Abd Al-Rahman Al-Suddi di dalam kitab tafsirnya dari Ibnu Mas`ud
dan Ibnu Abbas. Akan tetapi, kadang-kadang disebutkan juga beberapa
riwayat dari beberapa orang Ahl al-kitab yang telah diperolehkan
Rasulullah SAW. untuk diambil beritanya. Sebab Rasulullah bersabda:
بـلغوا عني ولو آية، وحدثوا عن بني إسرائيل ولا حرج، ومن كذب علي
دا، فـليـتـبـوأ مقعده من النار متـعم14 Ahmad Dimyati Badruzzaman, Kisah-Kisah Israiliyat Dalam Tafsir Munir, h. 41 15 Muhammad A. Khalafulah, Al-Fann Al-Qashashi Fi Al-Qur`an Al-Karim, (Beirut:
Sina li Al-Nasyr Wa Al-Intisyar Al-Arabi, 1999), h. 216 16 Ahmad Dimyati Badruzzaman, Kisah-Kisah Israiliyat Dalam Tafsir Munir, h. 41
48
“Sampaikanlah olehku kalian ajaran yang berasal dariku sekalipun hanya satu ayat. Sampaikanlah juga berita yang berasaldari Bani Israil. Dan hal itu tidak apa-apa (hukumnya). barang siapa mendustakan aku secara sengaja, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya dari api neraka.17
Hadis tersebut di atas diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari riwayat
`Abdullah bin `Amr pada waktu perang Yarmuk. `Abdullah bin `Amr
telah mendapatkan harta rampasan dua ekor unta milik Ahl al-kitab
yang penuh dengan beberapa kitab mereka. Oleh karena itu, dia
meriwayatkan beberapa berita dari kitab tersebut dengan alasan adanya
izin dari hadits Rasulullah SAW. Berita-berita Israiliyat boleh dijadikan
sebagai sumber sekunder, namun bukan lantas untuk diyakini.18
Tafsir dan hadis, keduanya sangat terpengaruh oleh kebudayaan
Ahl al-kitab yang berisikan cerita-cerita palsu dan bohong. Israiliyat
juga mempunyai pengaruh buruk ia diterima oleh masyarakat umum
dengan kecintaan yang jelas. Ia dituliskan pula oleh sebagian
cendikiawan dengan mudah, sehingga kadangkala ia sampai pada
keadaan diterima walaupun jelas lemah dan terang bohongnya. Padahal
itu semua merupakan hal yang akan merusak akidah sebagian besar
kaum Muslimin, serta menjadikan Islam dalam pandangan musuh-
musuhnya sebagai agama yang penuh khurafat dan hal-hal yang tidak
masuk akal.
Jadi, merembesnya cerita Israiliyat ke dalam tafsir dan hadis secara
meluas itu karena telah diketahui oleh para ulama, bahwa tafsir dan
hadis itu memiliki dua periode yang berbeda. Pertama, periode
periwayatan, dan kedua, periode pembukuan.19
17 Al-Bukhari Muhammad bin Ismail. Shahih Bukhari, (Beirut: DarAl- Fikr, ), jilid 11, h. 234
18 Faizah Ali Syibromalisi, Tafsir Bi Al-Ma`tsur, h. 103 19 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, terj. Didin
Hafidhuddin, h. 14
49
C. Klasifikasi Israiliyat
Para ulama pada umumnya mengklasifikasikan Israiliyat dalam tiga
bagian, yaitu:
1. Israiliyat yang sejalan dengan Islam.
2. Israiliyat yang tidak sejalan dengan Islam.
3. Israiliyat yang tidak masuk bagian pertama dan kedua.
Pengklasifikasian dirumuskan dengan mengacu pada keterangan-
keterangan Nabi. Nabi tidak langsung mengklasifikasi tersebut
melainkan pemahaman ulama terhadap keterangan-keterangan Nabi.
itulah sebabnya pengklasifikasian di atas bersifat ijtihad sehingga tidak
bersifat mengikat sehingga tidak menutup kemungkinan untuk
merumuskan klasifikasi Israiliyat yang lain.20
Israiliyat terbagi menjadi tiga bagian, tetapi ada juga yang berbeda
pandangan. Jika dilihat dari sudut shahih dan tidaknya, cerita Israiliyat
terbagi pada cerita yang shahih dan cerita yang dhaif (termasuk dhaif
yang maudhu`).
1. Contoh dari cerita Israiliyat yang shahih
Ibnu Katsir di dalam Tafsir-nya meriwayatkan dari Ibnu Jarir, “Menceritakan kepada kami Mustani dari Usman bin Umar dari Fulaih dari Hilal bin Ali dari `Ata` bin Yasir, ia berkata: aku telah bertemu dengan Abdullah bin `Amr dan berkata kepadanya: Ceritakanlah olehmu kepadaku tentang sifat Rasulullah yang diterangkan di dalam kitab Taurat! Ia berkata: Ya, demi Allah, sesungguhnya sifat Rasulullah di dalam Taurat sama seperti diterangkan di dalam Al-Qur`an: “Wahai Nabi, sesungguhnya kami mengutusmu sebagai saksi, pemberi kabar gembira, pemberi peringatan, dan pemelihara orang-orang yang ummi. Engkau adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku, namamu dikagumi, engkau tidak kasar dan tidak pula keras. Allah tidak akan mencabut nyawanya sebelum agama Islam tegak dan lurus, dengan ucapan: Tiada Tuhan yang patut disembah dengan sebenar-benarnya kecuali
20 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, terj. Didin Hafidhuddin, h. 15
50
Allah SWT. Dengannya pula Allah akan membuka hati yang tertutup, membuka mata yang buta. `Ata` berkata: kemudian aku bertemu dengan Ka`ab, lalu aku bertanya kepadanya tentang masalah tersebut. Maka tidak ada perbedaan kata apapun juga, kecuali Ka`ab berkata, telah sampai kepadanya: Quluban Gaulufiyyah (hati yang tertutup), telinga yang tuli dan mata yang buta.
Ibnu Katsir telah mengaitkan riwayat ini dengan pernyataannya:
“Bahwasannya al-Bukhari telah meriwayatkan berita ini di dalam
kitab Shahih-nya Muhammad bin Sinan, dari Fulaih, dari Hilal bin
Ali, ia menceritakan sanadnya, seperti yang telah disebutkan, tetapi
ia menambah, setelah ucapannya: Bahwa Nabi itu tidak kasar dan
keras ucapannya: Dan bagi sahabat-sahabatnya di pasar-pasar, ia
tidak pernah menambah membalas keburukan dengan keburukan,
akan tetapi memaafkan dan mengampuni.21
2. Contoh cerita Israiliyat yang dhaif
Ada riwayat yang menjelaskan firman Allah SWT, :
وما أنزل على الملكين ببابل هاروت
“... dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri
Babil yaitu Harut dan Marut.”(QS. Al-Baqarah ayat 102).
Al-Suyuthi telah menyebutkan di dalam kitab Tafsir-nya
sebuah riwayat yang redaksinya sebagai berikut: “Said bin Jariri,
dan Al-Khathib telah meriwayatkan dalam kitab Tarikh-nya dari
Nafi` bahwa ia berkata: ‘Aku pernah bepergian bersama dengan
Ibnu Umar. Ketika di tengah malam menjelang pagi, beliau
berkata kepadaku: ‘Wahai Nafi’, apakah sudah ada warna merah
yang terbit?’ Aku menjawab: ‘Belum (aku mengucapkannya
21 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, terj. Didin Hafidhuddin, h. 35-36
51
sebanyak tiga kali).’ kemudian aku kembali berkata, ‘sudah
terbit.’ Ibnu Umar berkata, ‘Aku tidak menyambut
kemunculannya.’ Aku berkata: “Subhanallah, (bukankah dia
adalah) sebuah bintang yang ditundukkan, mendengar lagi taat?’
Ibnu Umar berkata: ‘Aku tidak mengatakan sesuatu kepadamu
kecuali yang telah aku dengar dari Rasulullah SAW. Beliau telah
bersabda: ‘Sesungguhnya para malaikat pernah berkata: Wahai
Tuhanku, bagaimana engkau bisa sabar dengan perbuatan salah
dan dosa Bani Adam kepadamu?’ Allah SWT. Berfirman:
‘Sesungguhnya aku telah memberikan cobaan kepada mereka
(dengan hawa nafsu). sedangkan kalian tidak aku beri hal
tersebut.’ Para malaikat berkata lagi: ‘Seandainya kami menjadi
mereka (Bani Adam), pasti kami tidak akan bermaksiat kepada-
Mu.” Allah SWT. Berfirman: ‘Kalau begitu pilih saja dua malaikat
di antara kalian (untuk aku jadikan percobaan).’ Maka para
malaikat menunjuk Malaikat Harut dan Marut. Akhirnya kedua
malaikat itu diturunkan ke bumi. Allah SWT telah membuat syabaq
kepada kedua malaikat itu. Aku bertanya kepada Ibnu Umar,
‘Apakah syabaq itu? Ibnu Umar menjawab: ‘Syabaq itu adalah
Syahwat. Lantas datang seorang perempuan yang bernama al-
Zahra. Ternyata kedua malaikat tersebut tertarik dengan
perempuan itu. Masing-masing dari mereka menyembunyikan
gejolak yang dirasakannya dalam hati mereka masing-masing.
Kemudian salah satu dari mereka berkata kepada rekannya,
‘Apakah hatimu juga merasakan gejolak seperti yang aku rasakan
dalam hatiku? Rekannya menjawab: Benar. Kedua malaikat itu
akhirnya dengan sengaja mengajak Al-Zahra memenuhi nafsunya.
Namun perempuan itu berkata: ‘Aku tidak akan mengizinkan
52
kalian menyentuhku sampai kalian mengajarkan kepadaku kata
yang bisa menyebabkan kalian naik ke atas langit.’ Kedua malaikat
itu menolak untuk memberitahukan kata tersebut dan kembali
mengajak perempuan tersebut. Namun al-Zahra tetap menolak.
Akhirnya kedua malaikat itu mau mengajarkan kata yang bisa
menyebabkan manusia terbang ke langit. Ketika perempuan itu
terbang ke angkasa, Allah SWT. langsung merubahnya menjadi
sebuah binatang, Allah SWT juga yang memutuskan salah satu
sayapnya. Kemudian kedua malaikat itu meminta kepada tuhannya
agar diberi taubat. Akhirnya Allah SWT. memberikan pilihan
kepada mereka berdua malaikat itu untuk datang ke Babilonia.
Mereka berdua pergi ke tempat tersebut untuk kemudian menjalani
siksaan. Mereka berdua disungsung di antara langit dan bumi
untuk menjalani azab sampai hari kiamat nanti.
Sebenarnya cerita panjang yang dipaparkan di atas termasuh
kisah khurafat dan kebohongan yang dibuat-buat Bani Israil.
Subtansi cerita itu sulit diterima oleh akal sehat. Oleh karena itulah,
para ulama berusaha untuk mengkritik dan membahas kebatilan
riwayat tersebut.
Al-Qurthubi melakukan kritik terhadap riwayat-riwayat seperti
itu ia berkata semua semua riwayat tersebut dhaif dan tidak
mungkin jika diriwayatkan oleh seorang sahabat sekaliber Ibnu
Umar dan lainnya. Kandungan kisah itu sebenarnya bertentangan
dengan kaidah yang berlaku pada diri malaikat. Malaikat adalah
makhluk kepercayaan Allha SWT. yang bertugas untuk
menyampaikan wahyu dan menjadi mediator antara Allah dan para
Rasul-Nya.22
22 Faizah Ali Syibromalisi, Tafsir Bi Al-Ma`tsur, h. 104-105
53
3. Contoh cerita Israiliyat yang didiamkan
Maksud dari didiamkan adalah tidak ada yang memperkuat ataupun
ataupun menolaknya, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Katsir
sebagai berikut:
Ada seorang laki-laki dari Bani Israil yang memiliki harta
cukup banyak dan mempunyai seorang anak perempuan. Ia
mempunyai seorang anak laki-laki dari saudara laki-lakinya yang
miskin. Kemudian anak laki-laki tersebut melamar anak
perempuannya itu. Akan tetapi pamannya itu enggan
menikahkannya, dan akibatnya keponakan tadi menjadi marah dan
berkata, “Demi Allah, akan kubunuh pamanku itu, akan kuambil
hartanya, akan kunikahi anak perempuannya dan akan kumakan
diyatnya.” Kemudian keponakannya itu datang kepada pamannya,
bertepatan dengan kedatangannya sebagian pedagang Bani Israil.
Ia berkata kepada pamannya, “Wahai pamanku, berjalanlah
bersamaku, aku akan meminta pertolongan kepada pedagang Bani
Israil, mudah-mudahan aku berhasil dan jika melihat engkau
bersamaku tentu mereka akan memberinya.” kemudian keluarlah
keponakannya itu bersama beserta pamannya pada suatu malam
dan ketika mereka telah sampai, keponakannya tadi membunuh
pamannya. Kemudian dia kembali kepada keluarganya. Ketika
datang waktu pagi, seolah-olah ia mencari pamannya dan seolah-
olah ia tidak mengetahui pamannya itu berada, dan ia berkata,
“Kalian membunuh pamanku, bayarlah diyatnya.” Kemudian ia
menagis sambil melempar-lemparkan tanah ke atas kepalanya dan
berteriak, “Wahai paman!” laluu ia melaporkan persoalannya
kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa as. menetapkan diyat bagi
pedagang tersebut. Mereka berkata kepada Nabi Musa as. “Wahai
54
Raulullah, berdoalah engkau kepada Allah, mudah-mudahan Allah
memberi petunjuk kepada kita, siapa yang melakuakn hal ini, nanti
keputusannya diberikan kepada si pelaku. Demi Allah,
sesungguhnya membayar diyat itu bagi kami sangat mudah, akan
tetapi kami sangat malu dengan perbuatan tersebut.” Peristiwa itu
dinyatakan Allah dalam Al-Qur`an:
تم تكتمون مخرج ما كنـ وإذ قـتـلتم نـفسا فادارأتم فيها والله
“Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia, lalu
kamu saling menutung tentang itu. Dan Allah hendak
menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.” (QS. Al-
Baqarah ayat 72)23 Berkenaan dengan kisah di atas Ibnu Katsir berkata, “Kisah tersebut
diriwayatkan dari `Ubaidah, Abu Al-`Aliyah, As-Suddi dan yang
lainnya dengan sedikit perbedaan redaksi. Namun yang jelas kisah
tersebut diambil dari Bani Israil dan itu termasuk kisah Israiliyat yang
boleh diriwayatkannya, namun tidak boleh dibenarkan dan didustakan,
karena kisah Israiliyat tidak bisa dijadikan pegangan kecuali jika sesuai
dengan syariat kita yang dapat kita yakini kebenarannya. Allah-lah yang
lebih mengetahuinya.24
Jadi, kisah Israiliyat ada tiga yaitu: kisah Israiliyat yang dipandang
benar (shahih), kisah Israiliyat yang dipandang tidak benar (dha`if), dan
kisah Israiliyat yang didiamkan (maskuut `anhu).
23 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, terj. Didin Hafidhuddin, h. 39-40
24 Ahmad Dimyati Badruzzaman, Kisah-Kisah Israiliyat Dalam Tafsir Munir, h. 49
55
D. Hukum Meriwayatkan Kisah-Kisah Israiliyat
Para ulama terhadap periwayatan kisah Israiliyat ada yang melarang dan
ada yang memperbolehkan. Penulis akan kemukakan dalil yang melarang,
kemudian dalil yang memperbolehkan. Sebagai berikut:
1. Dalil yang Melarang
a. Tentang orang-orang Yahudi dalam Al-Qur`an
وا فبما نـقضهم ميثاقـهم لعناهم وجعلنا قـلوبـهم قاسية يحرفون الكلم عن مواضعه ونس
هم حظا مما ذكروا هم إلا قليلا منـ به ولا تـزال تطلع على خائنة منـ
“(Tetapi) karena mereka melanggar janijinya kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang telah mereka peringatkan dengannya dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat)...”(QS. Al-Maidah [5]: 13).
b. Allah secara tegas mengungkapkan perilaku orang-orang Yahudi
dan Nasrani secara bersamaan dalam Al-Qur`an:
تم تخفون من لكم كثيرا مما كنـ � أهل الكتاب قد جاءكم رسولنا يـبـين
كم من الله نور وكتاب مبين الكتاب ويـعفو عن كثير قد جاء
“Hai Ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan sebagian besar isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan itab yang diterangkan.” (QS. Al-Maidah [5]: 15).
berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa orang Yahudi
dan Nasrani telah mengubah kitab-kitabnya, mengganti dan
menyembunyikan sebagian besar isinya sehingga meneyebabkan
hilangnya kepercayaan terhadap segala apa yang dikemukakan. Jelas
56
pula, bahwa semua orang tidak bisa dipercaya, tidak boleh menerima
periwayatan.25
2. Dalil yang Membolehkan
a. Ayat-ayat Al-Qur`an ada yang menunjukkan kebolehan
mengembalikan persoalan kepada kitab Taurat dan memutuskan
hukum dengannya. Allah berfirman dalam Al-Qur`an:
من قـبلك فإن كنت في شك مما أنـزلنا إليك فاسأل الذين يـقرءون الكتاب
“Jika kamu (Muhammad) berada dalam keraguan- keraguantentang apa yang kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu...” (QS. Yunus [10]: 94)
Dan Allah berfirman:
تم صادقيقل فأتوا بالتـوراة فا تـلوها إن كنـ
“katakanlah: (jika kamu menyatakan ada makanan yang diharamkan sebelum Taurat diturunkan), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali-Imraan [3]: 93)
Dan Allah juga berfirman:
نكم ومن ويـقول الذين كفروا لست مرسلا قل كفى بالله شهيدا بـيني وبـيـ
عنده علم الكتاب
“Berkatalah orang-orang kafir, “Kamu bukanlah orang yang dijadikan rasul. Katakanlah: Cukuplah Allah yang menjadi saksiantara aku dan kamu, dan orang-orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab.” (QS. Ar-Ra`d [13]: 43)
25 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, h. 44
57
Yang dimaksud dengan orang yang mempunyai ilmu Al-
Kitab menurut pendapat mufassirin yang kuat, seperti Abdullah
bin Salam, adalah setiap Ahl al-kitab yang mempunyai ilmu
tentang Taurat dan Injil. Itu semua menunjukkan kebolehan
mengembalikan persoalan kepada mereka.26
E. Perawi Riwayat Israiliyat
Pada periode periwayatan telah masyhur adanya golongan dari
kalangan sahabat, tabi`in dan pengikut tabi`in yang meriwayatkan
cerita-cerita Israiliyat.27 Hanya saja sahabat para Rasul itu, di dalam
mengembalikan persoalan kepada Ahl al-kitab, senantiasa
mempergunakan cara yang benar dan tepat, sejalan dengan apa yang
ditetapkan oleh Rasulullah.28
Di antara sahabat yang dikenal dalam periwayatan cerita-cerita
Israiliyat.
1. Tamim Ad-Dari
Beliau merupakan perawi yang berasal dari Nasrani,
mengetahui banyak ilmu Nasraniah dan berita-beritanya. Di
samping mengetahui ilmu Nasraniah, ia mengetahui pula ilmu-
ilmu lainya, seperti kejadian-kejadian, peperangan dan berita-
berita umat dahulu.
Tamim Ad-Dami adalah orang yang pertama mengisahkan
cerita Israiliyat dan ia meminta izin kepada Umar bin Khattab,
lalu Umar mengizinkannya. Yang menjadi pertanyaannya
adalah, mengapa Umar yang sangat berhati-hati dalam
26 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, h. 48 27 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, h. 65 28 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Penympangan-Penyimpangan Dalam Penafsiran
Al-Qur`an. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 65
58
menerima riwayat mengizinkan Tamim Ad-Dari untuk
mengisahkan cerita yang penuh dengan kebohongan kepada
orang.29
2. Abdullah bin Salam
Beliau merupakan anak dari Yusuf bin Yakub, dan beliau
menyatakan keislamannya ketika Rasulullah berada di
Madinah. Ia salah satu sahabat yang dikabarkan masuk surga.
Dalam perjuangan menegakkan Islam, ia termasuk pejuang
dalam perang badar dan ikut penyerahan Bait Al-Maqdis
ketangan umat Islam. Riwayat-riwayatnya banyak di terima
oleh kedua putranya: Yusuf Muhammad, Abu Hurairah, Auf
bin Malik, dan lain-lain. Imam Bukhari pun memasukkan
beberapa riwayat darinya.30
Di antara Perawi dari kalangan Tabi`in.
1. Ka`ab Al-Akhbar
Ia berasal dari Yahudi di Yaman dan menurut Ibnu
Hajar, ia masuk Islam pada kekhalifhan Umar bin Khattab
dalam perjuangannya menegakkan Islam ia ikut menyerbu
Syam bersama kaum muslim yaang lainnya. Riwayat-
riwayatnya banyak diterima oleh Muawiyah, Abu Hurairah,
Ibnu Abbas dan lainnya. Menurut Abu Rayah, ia adalah
seorang yang menunjukkan keislamannya dengan tujuan
menipu, hatinya menyembunyikan sifat keyahudiannya, dan
dengan kecerdikannya ia memanfaatkan keluguan Abu
29 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Penympangan-Penyimpangan Dalam Penafsiran Al-Qur`an. h. 87
30 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Penympangan-Penyimpangan Dalam Penafsiran Al-Qur`an. h.91
59
Hurairah agar tertarik kepadanya sehingga beliau dengan
mudah menceritakan khurafat-khurafat kepadanya.31
2. Wahab bin Munabbih
Menurut Ibnu Hajar, ia adalah tabi`in yang miskin
yang medapat kepercayaan dari jumhul ulama. Beliau
merupakan seorang yang memiliki pengetahuan yang luas,
dan banyak membaca kitab-kitab terdahulu, serta
menguasai banyak tentang kisah-kisah yang berhubungan
permulaan alam ini.32
Di antara Perawi dari kalangan Tabi`tabi`in
1. Abdullah Malik bin Abdul Aziz bin Juraij
Beliau adalah seorang bangsa Rum dang beragama
Nasrani dan beliau orang yang pertama mengarang buku di
daerah Hijaz. Dia memeluk agama Islam akan tetapi dia
mengetahui prinsip-prinsip ajaran masehi dan cerita
Israiliyat.
Riwayat-riwayatnya diterima oleh sebagian kalangan
sahabat dan generasi sesudahnya seperti Ibnu Abbas, Amr
bin Ash, Muhammad bin Sa`id Al-Kalbi dan lainnya.33
2. Muqatil bin Sulaiman
Beliau masyhur dalam bidang tafsir Al-Qur`an,
namun ia termasuk yang ditolak oleh sebagian ulama.
Secara umum, orang banyak yan g enggan belajar darinya.
Tidak jelas pula bahwa tafsir Muqatil mencakup kisah
31 Rasihan Anwar, Melacak Unsur-Unsur Israiliyat dalam Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir, (Bandu ng: CV. Pustaka Setia, 1999), cet. 1, h. 37
32 Muhammad Husain Adz-Zahabi, At-Tafsir Wa al-Mufassirun, (Mesir: Dar Al-Maktab al-Hadis, 1976), cet.II, h. 108
33 Rasihan Anwar, Melacak Unsur-Unsur Israiliyat dalam Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir, h. 38
60
Israiliyat, khurafat dan kesesatan musybihah dan
mujassimah yang diingkari oleh syara’ dan tidak diterima
oleh akal.34
F. Pandangan Ulama Terhadap Riwayat Israiliyat
Hubungan yang begitu erat antara umat Islam, Yahudi maupun
Nasrani mengakibatkan terjadinya akulturasi budaya. Maka tidak dapat
dielakkan juga terjadinya penyerapan ajaran-ajaran mereka ataupun umat
Yahudi dan Nasrani.
Para ulama berbeda pendapat dalam dalam menyikapinya. Dalam
memandang kisah Israiliyat Ibnu Taimiyah (1263-1328) bertolak kepada
tiga bagian, yaitu: Israiliyat yang masuk dalam bagian yang sejalan dengan
Islam perlu dibenarkan dan boleh diriwayatkan, sedangkan yang tidak
sejalan dengan harus ditolak dan tidak boleh diriwayatkan. Sementara
Israiliyat yang tidak masuk bagian pertama dan kedua tidak perlu
dibenarkan dan didustakan, tetapi boleh diriwayatkan.35
a. Ulama yang Melarang Periwayatan Israiliyat
Alquran secara terang-terangan melarang muslim
menanyakan kepada ahli kitab tentang kisah-kisah dahulu, rincian
kisah-kisah mereka, tempat-tempatnya dan peristiwa-peristiwanya.
Sebagaimana dalam ayat berikut:
� أيـها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنـبإ فـتـبـيـنوا أن تصيبوا قـوما بجهالة
)6فـتصبحوا على ما فـعلتم �دمين (
34 Muhammad Husain Adz-Zahabi, Penympangan-Penyimpangan Dalam Penafsiran Al-Qur`an. h. 111
35 Rasihan Anwar, Melacak Unsur-Unsur Israiliyat dalam Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir, h. 42
61
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.” (QS al-Hujurat [49]: 6)
Ayat di atas memberi pengertian bahwa sebuah konsep
Qur`ani yang ilmiah dalam memeriksa, menyaring dan mengecek
berita jika sumbernya dari orang-orang fasik. Menanggapi berita dari
orang Yahudi, sesungguhnya orang-orang Yahudi dalam riwayat
israiliyyat, senantiasa lihai dalam bualan dan mengubah berita, dan
mereka tidak dapat dipercaya dalam konteks sejarah, berita, mupun
riwayat. Kebanyakan yang keluar dari mulut mereka mengandung
karakter kontradiksi, klaim, distori dan mitos.36
Ayatullah Baqir mengatakan, penjelasan-penjelasan dari
Taurat dan Injil tidak dapat dijadikan sandaran. Karena di
dalamnyamengalami ketimpangan, juga terdapat pandangan-
pandangan mengenai akhlak yang tidak diakui kebenarannya dalam
Islam. Alquran sendiri jelas-jelas menerangkan pada beberapa ayat
tentang adanya penyimpangan yang terjadi pada ahli kitab. Lantas
bagaimana mungkin cerita mereka dapat dibenarkan.
Adapun ulama-ulama yang menolak israiliyyat dalam tafsir
Alquran, diantaranya: Muhammad Abduh, Rasyid Ridha,
Muhammad Syaltut, Abu Zahrah, Abdul Aziz Jawisy,dan al-
Qasimi.37
36 Anshari, Ulumul Qur’an: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, Cet. I (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 242
37 Rasihan Anwar, Melacak Unsur-Unsur Israiliyat dalam Tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir, h. 43
62
b. Ulama yang Membolehkan Periwayatan Israiliyat
Ada ulama-ulama yang menerima secara mutlak israiliyat
dalam kitab tafsir. Menurut mereka, ini adalah bukti bahwa boleh
merujuk pada Ahli Kitab. Allah Swt., berfirman:
فإن كنت في شك مما أنـزلنا إليك فاسأل الذين يـقرءون الكتاب من قـبلك
)94لقد جاءك الحق من ربك فلا تكونن من الممترين (
“Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang
apa yang Kami turunkan kepadamu, Maka Tanyakanlah kepada
orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya
telah datangkebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah
sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.” (QS Yunus
[10]: 94)
Menurut ayat ini, Allah Swt., telah membolehkan Nabi Saw.,
untuk bertanya kepada ahli kitab, begitu juga umatnya untuk bertanya
pada mereka.
Al-Biqa`i (w. 881 H) pandangan Al-Biqa`i terhadap cerita-
cerita Israiliyat juga senada dengan pandangan sebelumnya. Dia
membolehkan cerita-cerita tersebut dimuat dalam tafsir Al-Qur`an
selama tidak bertentangan degan ajaran Islam (Al-Qur`an dan Hadis).
Dan beliau mengingatkan bahwa cerita itu dimuat hanya sebagai
isti`nas saja, bukan untuk dijadikan dasar aqidah dan bukan pula
dijadikan dasar hukum.38
38 Abu Anwar, Ulumul Qur`an Sebuah Pengantar, (Pekanbaru, Amzah, 2009), h. 111
63
c. Ulama yang Menerima Israiliyat dengan Syarat Sebagian ulama memberi syarat dalam meriwayatkan kisah-
kisah Israiliyat Mereka mengambil jalan tengah dari dua pendapat di
atas. Di antara mereka adalah Ibnu Kathir danIbnu Taimiyah. Dalam
hal ini, Ibnu Kathir dan Ibnu taimiyah membagi Israiliyat menjadi
tiga: Pertama, jika kita mengetahui kebenaran kisah Israiliyat sesuai
dengan ajaran Islam, maka adalah benar. Akan tetapi, dalam hal ini
(cukup ajaran Islam sebagai pegangan), sedangkan kisah-kisah
Israiliyat hanya untuk Israiliyat ( bukti pendukung). Kedua, jika kita
mengetahui tentang kedustaannya (menyalahi ajaran Islam), maka
kita harus menolaknya. Ketiga, kisah-kisah yang didiamkan, cerita
yang tidak ada keterangan kebenaran dan pertentangan dalam Islam,
tidak dipercayai dan tidak didustakan.39
Ibnu al-`Arabi (w. 543 H) menurutnya bahwa riwayat dari
Bani Israil yang boleh untuk diriwayatkan dan dimuat dalam tafsir
Al-Qur`an adalah hanya terbatas pada cerita mereka yang
menyangkut keadaan diri mereka sendiri. Sedangkan riwayat mereka
yang menyangkut orang lain masih sangat perlu dipertanyakan dan
membutuhkan penelitian yang lebih cermat.40
Ahmad Muhammad Syakir mengomentari hal ini dalam
bukunya Umdah at-Tafsir, “Boleh mengambil berita dari mereka
(yang tidak adil atas kebenaran dan dustanya kepada kita) adalah satu
hal, sedangkan mengutip hal itu dalam Al-Qur`an dan menjadikannya
sebagai suatu pendapat pendapat atau riwayat dalam memahami
makna ayat-ayat Al-Qur`an, atau menentukan sesuatu yang tidak
ditentukan di dalamnya, adalah hal lain. Ini karena dengan dengan
39 Didin Saefuddin Buchori, Pedoman memahami kandungan Al-Quran (Bogor: Granad Sarana Pustaka, 2005), 242
40 Abu Anwar, Ulumul Qur`an Sebuah Pengantar, h. 110-111
64
mengutip hal seperti itu di samping kalam Allah SWT. dapat
memberi kesan bahwa berita yang tidak tahu kebenaran dan dustanya
itu adalah penjelas makna firman Allah SWT.dan menjadi pemerinci
apa yang disebut global di dalamnya.41
Begitu pula Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya
menyatakan diperbolehkannya merujuk kepada Ahl al-kitab, “Tafsir
itu terbagi menjadi dua macam. Berita-berita yang dinukil dari kaum
salaf biasanya berupa pengetahuan tentang nasikh mansukh, asbab
an-nuzul, maksud beberapa ayat, dan segala sesuatu yang tidak bisa
diketahui kecuali melalui riwayat dari generasi tabi`in. Sebenarnya
generasi awal umat ini sudah memiliki perhatian yang sangat besar
terhadap riwayat-riwayat naqli ini. Hanya saja kitab dan hasil nukilan
mereka masih banyak mengandung unsur yang baik dan buruk atau
maqbul dan mardud.42
41 Yusuf Qardawi, Berinteraksi Dengan Al-Qur`an, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), h. 497
42 Muhammad Abdurrahim Muhammad, Tafsir Nabawi, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2001), h. 102
BAB IV
ANALISIS KOMPARATIF TERHADAP KISAH NABI YUSUF
DALAM TAFSIR AL-IKLIL DAN BIBLE
A. Deskripsi Surah Yusuf
Surah Yusuf yang terdiri dari 111 ayat merupakan surah yang kedua
belas dalam perurutan mushaf. Ia terletak sesudah surah Hud dan
sebelum surah Al-Hijr. Penempatannya sesudah surah Hud sejalan
dengan masa turunnya, karena surah ini dinilai oleh banyak ulama
turun setelah turunnya surah Hud.1
Surah Yusuf termasuk golongan Makiyah yang berisikan
kisah-kisah nabi dan secara khusus berkisah tentang Nabi Yusuf bin
Yakub as. dan berbagai ujian serta kesulitan yang beliau alami dari
saudara-saudaranya dan orang lain di rumah pembesar Mesir, juga
saat di penjara, ketika hadir di pertemuan kaum wanita, sampai Allah
menyelamatkannya dari kesempitan itu. Inti dari surah ini adalah
menghibur Nabi Yusuf as. atas suka duka yang dialaminya serta
gangguan yang berasal dari orang dekat maupun orang jauh.2
Penamaan surah Yusuf sudah di kenal sejak zaman Nabi
Muhammad saw. Nama Yusuf sekedar nama disebut dalam dalam
surah al-An`am dan surah al-Mukmin,3 namun kisahnya dituturkan
secara lengkap dan epik ada di surah ini bersama bapak dan saudara-
saudaranya yang terhimpun dalam suatu keluarga kenabian.4
1 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentara Hati, 2002), vol. 6, h. 375 2 Muhammad Ali Ash-shabuni, Shafwatut Tafasir (Beirut: Dar al-Fikr, 2001), jilid 2, h.
749 3 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, h. 375 4 Ahmad Sonhaji bin Muhammad, Tafsir Al-Qur`an di Radio (Kuala Lumpur: Pustaka
Salam, 2012), jilid 12, h. 122 65
66
Surah ini memiliki susunan yang khas pada kata-katanya,
redaksinya, penyampaiannya dan kisah-kisahnya. Surah ini bersama
nafas bagaikan mengalirnya darah pada urat nadi, dan surah ini
mengalir di hati bagaikan ruh dalam jiwa. Meskipun surah ini
makkiyah yang lazimnya berisi ancaman dan ultimatum namu surah
ini lain, namu surah Yusuf hadir dengan susunan yang lembut dan
lentur, penuh rahmat dan kasih sayang serta kasih. Itulah sebabnya
khalid bin Ma` berkata: Surah Yusuf dan Maryam termasuk hal yang
menjadi nikmat bagi penghuni surga di dalam surga. Sementara
Atha` berkata: tidak ada orang yang sedih yang mendengar surah
Yusuf kecuali dia menjadi senang.5 Siapa pun akan gembira saat
pertama kali membacanya.6
Dalam kisah ini, pribadi tokohnya (Nabi Yusuf as.)
dipaparkan secara sempurna dalam berbagai
kehidupannya.dipaparkan juga aneka ujian dan cobaan yang
menimpanya serta sikap beliau ketika itu.7
Para mufasir mengatakan bahwa surah Yusuf salah satu surah
dalam Al-Qur`an yang diturunkan untuk menghibur dan
mengembirakan hati Nabi Muhammad saw. di kala beliau
menghadapi tekanan-tekanan yang berat dari kaum Quraisy berupa
cemohan, hinaan, pembangkangan, dan tindakan kekerasan sehingga
beliau terpaksa hijrah bersama Abu Bakar ke Madinah.8 Surah Yusuf
turun di Makkah sebelum Nabi saw. hijrah ke Madinah. Situasi dakw
ah ketika itu serupa dengan situasi turunnya surah Yunus, yakni
5 Muhammad Ali Ash-shabuni, Shafwatut Tafasir, h. 749 6 Fuat Al-Aris, Pelajaran Hisup Surah Yusuf (Jakarta: Zaman, 2013), h. 13 7 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, h. 375 8 Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsir (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012), 496
67
sangat kritis, khususnya setelah peristiwa Isra` dan Mi`raj di mana
sekian banyak yang meragukan pengalaman Nabi Muhammad saw.
bahkan sebagian imannya yang lemah menjadi murtad. Di sisi lain,
jiwa Nabi saw. sedang diliputi oleh kesedihan, karena istri beliau
Sayyidah Khadijah ra. paman beliau Abu Thalib baru saja wafat.9
Dua peristiwa ini terjadi dalam jangka waktu yang tidak terpaut
lama,sehingga menorehkan perasaan duka dan lara di hati Rasulullah
saw.10 Tahun itu oleh beliau dinamakan tahun kesedihan.11 Allah
berkehendak memperlihatkan ayat-ayat-Nya kepada nabi agar
ketenangan dan kepercayaannya terhadap Allah semakin
bertambah.12
Menurut Imam Baihaqi di dalam kitab Dalail-Nya telah
meriwayatkan bahwa sejumlah orang Yahudi masuk Islam ketika
mereka mendengar Rasulullah saw. membacakan surah Yusuf ini
karena kandungannya sesuai dengan apa yang ada pada kitab
mereka.13 Menurut beliau tujuan surah ini adalah untuk membuktikan
bahwa kitab suci Al-Qur`an benar-benar menyangkut segala sesuatu
yang mengantar kepada petunjuk, berdasarkan pengetahuan dan
kekuasaan Allah SWT. secara menyeluruh baik terhadap yang nyata
maupun yang gaib.14
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa surah Yusuf
turun untuk menghibur Rasulullah saw. atas apa yang beliau alami.
9 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, h. 376 10 Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah (Ruyadh: Darussalam, 2014),
h.129 11 H. Bey Arifin, Rangkaiian Cerita Al-Qur`an Kisah Nyata Peneguh Iman (Jakarta:
Zahira, 2015), h. 465 12 Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedia Sejarah Islam (Mesir: Muassasah
Iqra, 2013), h. 19 13 Abul Fida Ismail Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, jilid. 12, h. 188 14 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, h. 377
68
Surah ini membawa kabar gembira, kedamaian, ketentraman, dan
mengandung banyak pelajaran dan peringatan serta nasehat yang
sempurna berupa kisah-kisah yang mengagumkan untuk beliau dan
seluruh umatnya.
B. Hikmah Dari Kisah Nabi Yusuf as.
Pertama, rasa kasih sayang. Pada dasarnya rasa kasih sayang
adalah fitrah yang dianugerahkan Allah pada semua makhluknya,
akan tetapi naluri kasih sayang dapat tertutup jika terdapat hambatan
berupa pertengkaran, permusuhan, kedengkian dan sikap buruk
lainnya. Rasa kasih sayang ini pun dapat berkembang bukan hanya
terhadap sesama manusia saja, tetapi juga pada lingkungan, hewan
dan semesta alam.15
Kedua, kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Kepekaan
terhadap derita orang lain ini dimaksudkan adalah peduli terhadap
keselamatan orang lain dan berusaha menghindarannya dari bahaya.
Ketiga, kesabaran. Faktor-faktor yang terdapat dalam
kesabaran adalah keberanian, kekuatan dan pengetahuan. Kesabaran
dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu: a). Kesabaran ketika ditimpa
musibah; b). Kesabaran dalam mengerjakan sesuatu/ istiqamah.16
Keempat, berani mengambil menentukan sikap dalam
memperjuangkan dan mempertahankan kebenaran dan keadilan.
Keberanian bukanlah semata keberanian berkelahi, melainkan
keberanian mempertahankan kebenaran sekalipun akibat dari itu
adalah diasingkan. Nabi Yusuf berani menolak keinginan nafsu
Zulaikha, berani menyampaikan kejujurannya, berani mengambil
resiko dipenjara dan berani mempertahankan diri dalam
15 Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqulkarimah, (Bandung; CV. Diponegoro, 1988), h. 123.
16 Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqulkarimah, h. 120-121
69
membuktikan kebenaran. Dengan demikian keberanian itu terletak
pada kesanggupan mengendalikan diri dan mental dalam keadaan
apapun dan tetap tenang dalam menghadapi situasi darurat.17
Kelima, keimanan dan ketaqwaan. Sebagai seorang Nabi,
Nabi Yusuf tetap menjalankan amanah dan tugasnya dalam
berdakwah, bahwa penjara tidak lantas menjadi penghalang dan
dianggap sebagai tempat pengasingan. Dakwah ini adalah sebagai
bentuk amanah kepada Allah, bahwa amanah itu melengkapi segala
yang dipertaruhkan kepada kita. Keimanan dan ketaqwaan ini juga
bisa berarti berpasrah pada ketentuan Allah dan memohon kebaikan
dari setiap kejadian yang dialami dalam hidup.18
Keenam, pengenalan potensi diri. Nabi Yusuf sangatlah
cerdas dan amanah, sehingga dia mampu mengenali potensi dalam
dirinya dan memilih profesi yang sesuai dengan kemampuannya. Hal
tersebut ditujukan agar ketika menjalankan amanah yang diberikan
oleh raja, beliau dapat melaksanakannya dengan sepenuh hati dan
sebaik mungkin, sehingga beliau tetap dapat menjaga amanah yang
diembannya dengan sangat baik.
Ketujuh, kebijaksanaan dan pemaaf. Banyak sekali kebaikan
dan kebijaksanaan yang tergambar dalam kisah Nabi Yusuf, kebaikan
yang meliputi semua hal banyak tergambar ketika beliau dengan
mudah dapat memaafkan orang-orang yang telah melakukan
kesalahan dan kejahatan terhadap dirinya.
17 Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqulkarimah, h. 120-121 18 Muhammad al-Ghazali, Akhlaq Seorang Muslim, (Semarang: CV. Adi Grafika,
1993), h. 96
70
C. Analisis Komparatif Terhadap Kisah Nabi Yusuf
1. Mimpi Nabi Yusuf as
a. Allah berfirman, (QS. Yusuf : 4)
إذ قال يوسف لأبيه � أبت إني رأيت أحد عشر كوكبا والشمس
)4مر رأيـتـهم لي ساجدين (والق
“Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku". Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Rasulullah
saw. beliau bersabda: “Orang mulia yaitu Nabi Yusuf bin Yakub
bin Ishaq bin Ibrahim, umur Nabi Yusuf seratus dua puluh tahun,
umur Nabi Yakub seratus empat puluh tujuh tahun, umur Nabi
Ishaq seratus delapan puluh tahun, umur Nabi Ibrahim seratus
tujuh puluh lima tahun. Bintang-bintang yang dilihat Nabi Yusuf
itu bintang Jariyya, Thoriq, Dzayyal, Qhobis, `Amudhan, Faliiq,
Musbih, Suruuh, Far`i, Wuutsaab, Dzulkatifain. Ketika Nabi
Yakub mendengar cerita anaknya (Nabi Yusuf) beliau sudah
merasa kalau anaknya akan dipilih menjadi utusan Allah dan
melebihi saudara-saudaranya, Nabi Yakub khawatir kalau saudara
Nabi Yusuf iri kepada Nabi Yusuf, maka ayahnya berkata: “Hai
anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu terhadap saudara-
saudaramu, maka mereka membuat untuk
membinasakanmu.Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang
nyata bagi manusia. Perlu diketahui mimpi itu ada tiga yaitu:
a) Mimpi yang datangnya dari Allah berupa Mubasyirootin
yaitu memberikan kebahagiaan, mimpi ini diberikan
71
kepada orang yang sholeh dan tidak diberikan kepada
orang kafir atau orang yang ahli maksiat. Seandainya
keduanya diberi mimpi yang membahagiakan tentu
mimpinya bukan untuk dia tetapi untuk orang sholeh di
daerahnya. seperti mimpi orang yang bersama Nabi Yusuf
atau ratu Mesir yang nanti akan disebutkan di surah ini.
b) Mimpi yang datangnya dari setan yaitu membuat orang
yang bermimpi menjadi takut. Mimpi yang menakutkan
ini tidak perlu dirisaukan, karena jika dipikirkan
terkadang akan menjadi kenyataan.
c) Mimpi yang disebabkan karena melamun atau
memikirkan suatu hal maka ini tidak ada artinya. Ada
mimpi yang datang peredaran darah, mimpi yang seperti
ini seseorang merasa mengetahui banjir atau tersesat di
hutan atau terbang yang tidak dialami ketika sadar,
mimpi yang seperti ini tidak ada artinya dan tidak perlu
mencari artinya karena menafsirkan mimpi itu
membutuhkan ilmu. Mimpi tidak bisa dijadikan dasar
penetapan hukum haram, wajib, sunnah. Walaupun mimpi
itu berupa sabda Nabi Muhammad saw. jika bertentangan
dengan sesuatu yang ditetapkan di dalam Al-Qur`an dan
hadis.19
b. Bible
Pada suatu hari bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu
diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah
mereka lebih benci lagi kepadanya. Karena katanya kepada
19 Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, (Surabaya: Al-Ihsan), Jilid. 12 hal. 2195-2205
72
mereka: “ Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini:
Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas
gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri:
Kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian
mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.”
Lalu saudara-saudaranya berkata kepadanya: “Apakah engkau
ingin menjadi raja atas kami? Apaka engkau ingin berkuasa
atas kami?” jadi makin bencilah mereka kepadanya karena
mimpinya dan karena perkataannya itu. lalu ia memimpikan
mimpi yang lain, yang diceritakannya kepada saudara-
saudaranya. Katanya: “aku bermimpi pula: Tampak matahari,
bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.
Mimpi itu ia ceritakan kepada ayah dan saudara-saudaranya,
maka ayahnya berkata masak aku, ibu, dan saudara-
saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?
maka saudara-saudaranya iri hati kepadanya, tetapi ayahnya
minyimpan hal itu dalam hatinya.20
c. Penilaian dan kritik para ulama:
Poros riwayat ini adalah Hakam ibn Zhahir. Para ulama
menganggap Hakam dhaif, dan sebagian besar dari mereka
meninggalkannya.
1) Aj-Jauzajani
“Dia sangat rendah dan dia adalah pemilik hadist
tentang ketampanan Yusuf.”
2) Imam adz-Zahabi
“Dia tidak Tsiqah.”
20 Perjanjian Lama, Alkitab, (Jakarta: Lembaga Al-Kitab Indonesia, 1999), h. 49
73
3) Imam Bukhari
“Dia bukan apa-apa, hadits-Nya munkar, dan para
ulama meninggalkannnya.”21
d. Analisis Penulis
Persamaan penjelasan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl, dan Bible; keduanya menjelaskan tentang mimpi
Yusuf. Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl tidak menjelaskan
bahwa Yusuf berapa kali bermimpi melihat sebelas bintang,
matahari dan bulan kulihat semuanya sujud kepadanya, Yusuf
bercerita kepada saudara-saudaranya apa tidak, dan Ketika
Nabi Yakub mendengar cerita anaknya (Nabi Yusuf) beliau
sudah merasa kalau anaknya akan dipilih menjadi utusan
Allah dan melebihi saudara-saudaranya, Nabi Yakub khawatir
kalau saudara Nabi Yusuf iri kepada Nabi Yusuf. Sedangkan
dalam Bible dijelaskan Yusuf bermimpi dua kali, yang
pertama dia bermimpi sedang di ladang bersama saudara-
saudaranya mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah
berkasku dan tegak berdiri, kemudian datanglah berkas-
berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah
kepada berkasku itu. Yang kedua dia bermimpi Tampak
matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah
kepadanya, semua mimpinya dia ceritakan kepada ayah,
saudara-saudaranya maka saudara-saudaranya iri hati
kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
21 Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah, Al-Israiliyyat wa al-Maudhu`at Fi Kutub at-Tafsir, (Mesir: Maktabah as-Sunnah, 2016), cet. 2, h. 221
74
Penulis mengambil kesimpulan bahwa Meskipun
dimungkinkan riwayat-riwayat di atas tidak akan merusak
‘aqidah kaum muslimin, tetapi sebagai orang yang berakal
lebih baik berhati-hati dalam mengambil sebuah riwayat.
2. Pertemuan Nabi Yusuf dengan Zulaikha
a. Allah berfirman, (QS. Yusuf: 19-20 )
وجاءت سيارة فأرسلوا واردهم فأدلى دلوه قال � بشرى هذا غلام
عليم بما يـعملون ( وه بثمن بخس دراه ) وشر 19وأسروه بضاعة والله
)20معدودة وكانوا فيه من الزاهدين (
Dan datanglah sekelompok musafir, mereka menyuruh seorang mengambil air. Lalu dia menurunkan timbanya. Dia berkata, “oh senangnya, ini ada seorangg anak muda!” kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah maha mengetahu apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.
Yusuf dijual setelah saudara-saudaranya datang
menghampiri orang yang mengambila air dan berkata:
“Budak yang keluar dari sumur itu karena melarikan diri.”
Saudara Yusuf menyuruh Yusuf mengaku menjadi budak
karena kalau tidak mengaku dia akan dibunuh. Orang yang
menyelamatkan Yusuf dari sumur adalah Malik bin Du`rin.
Akhirnya Yusuf dijual dua puluh dirham, setelah Yusuf bebas
dari saudara-saudaranya mereka membawa Yusuf ke Mesir
dan di Mesir Yusuf dijual dua puluh dinar, orang yang
75
membeli Yusuf pengawai istana raja Mesir yang dikenal
dengan nama Qithfir Al-Aziz.22
b. Bible
Ketika mereka mengangkatkan muka, mereka melihat
suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilend dengan untanya
yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam
mengangkut barang-barang ke Mesir. Lalu kata Yehuda
kepada saudara-saudaranya: “apa untungnya kita membunuh
adik kita itu dan menyembunyikan darahnya, marilah kita jual
dia kepada Ismael, tapi Yusuf jangan kita sakiti karena dia
saudara kita dan darah daging kita. Dan saudara-saudaranya
setuju. Ketika ada saudagar-saudagar Midean lewat, Yusuf
diangkat ke atas dari sumur, kemudian dijual kepada orang
Ismael dengan harga dua puluh Syikal perak. Adapun Yusuf
dijual oleh orang Midian Mesir itu kepada Podifar seorang
pegawai istana Fir`un pengawal raja.23 Penilaian dan kritik
ulama
1) Ibnu Abbas
“Nama orang yang membelinya adalah Qithfir”.24
2) Muhammad bin Ishaq “Bahwa nama si pembeli adalah Qithfir Ibnu Ruhaib, Menteri negeri Mesir yang menjabat sebagai menteri perbendaharaan Mesir saat itu. Dan yang menjadi raja di
22 Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2225 23 Perjanjian Lama, Alkitab, h. 49-50 24 Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Shawkani, Fath Al-Qadir. Vol. 3. (Kairo:
Dar al-Hadith, 1993).
76
zaman itu adalah ar-Rayyan Ibnu Walid, seorang lelaki darurunan bangsa ‘Amaliq.25
3) Ibnu Jarir “Nama orang yang membelinya adalah Qithfir”.26
c. Analisis Kesimpulan: Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
Bible. Keduanya menjelaskan bahwa Yusuf di jual kepada
pengawai istana raja Qithfir Al-Aziz. Tetapi penjelasan
ketiganya ada yang berbeda yaitu; dalam Al-Qur`an tidak
dijelaskan berapa kali Yusuf di jual dan mereka menjual
Yusuf dengan harga murah yaitu beberapa dirham, dalam
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl dijelaskan bahwa yang
menyelamatkan Yusuf dari sumur adalah Malik bin Du`rin
dan Yusuf dijual dua kali yang pertama kepada musafir
dengan harga dua puluh dirham, kedua kepada pegawai istana
raja Qithfir Al-Aziz dengan harga dua puluh dinar, dalam
Bible Yusuf dijual dua kali yang pertama kepada musafir
dengan harga dua puluh syikal, kedua kepada pegawai Istana
dan tidak menyebutkan harganya. Jadi penjelasan Tafsir Al-
Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl lebih detail.
penulis mengambil kesimpulan bahwa nama-nama
tersebut diatas tidak ada dasarnya dalam Alquran ataupun
Sunah. Nama-nama tersebut hanya sebuah riwayat yang tidak
berdasar. Meskipun dimungkinkan riwayat-riwayat di atas
tidak akan merusak ‘aqidah kaum muslimin, tetapi sebagai
25 Imaduddin Abu al-Fida Isma’il Ibnu Kathir, Tafsir Ibnu Katsir , (Bandung: Sinar baru Algensindo, 2011), vol. 12
26 Ibnu Jarir Al-Tabarir, JamiAl-Bayan an Ta`wil Al-Qur’an , vol. vii (Beirut: Dar al-Fikr, 2005).
77
orang yang berakal lebih baik berhati-hati dalam mengambil
sebuah riwayat.
3. Godaan Istri al-Aziz kepada Nabi Yusuf
a. Allah berfirman, (QS. Yusuf : 24)
أن رأى بـرهان ربه كذلك لنصرف عنه السوء ولقد همت به وهم بها لولا
)24والفحشاء إنه من عباد� المخلصين (
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
Ibnu Abbas berkata: “Ketika Zulaikha menggoda Nabi
Yusuf, Nabi Yusuf melihat ayahnya mengusap dadanya hingga
syahwatnya hilang.” 27
b. Bible
Adapun Yusuf itu sikapnya manis dan elok parasnya.
Selang beberapa waktu istri tuannya memandang Yusuf dengan
birahi, lalu dia berkata: “Marilah denganku.” Tetapi Yusuf
menolak dan berkata kepadanya: “Dengan bantuanku tuanku
tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini ia telah
menyerahkan segala miliknya kepadaku. Bahkan di rumah ini ia
tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak
diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau. Bagaimana
27 Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2226-2227
78
mungkin aku melakukan kejahatan yang besar dan berbuat dosa
terhadap Allah? Walaupun dari hari ke hari perempuan itu
membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya untuk
tidur dengannya. 28
c. Penilaian dan kritik para ulama
1) Ibnu Jarir
“Yang demian itu agar dia (Aziz) mengetahui bahwa aku
tidak berkhianat kepadanya di belakangnya.”
2) Thabâthabâ`i
“Seandainya bukan karena bukti dari tuhan-Nya yang dia
lihat, maka yang terjadi adalah keinginan dan kedekatan,
bahkan keterjerumusanatau melakukannya.”29
3) Ibnu Katsir
“Yang demiian itu agar dia (Aziz) mengetahui bahwa aku
tidak berkhianat kepadanya di belakangnya.”
4) Al-baghawi
“Sebagian ahli kebenaran mengatakan bahwa hasrat ada
dua macam. Pertama, hasrat yang tetap, yaitu jika
disertai dengan kemauan kuat, niat, dan ridha, seperti
hasrat istri Aziz. Dan hamba akan dimintai
pertanggungjawaban atasnya. Kedua, hasrat yang tidak
tetap, yaitu lintasan pikiran dan bisikan jiwa, tanpa
diserta kehendak atau kemauan kuat, seperti hasrat Yusuf
as. dan hamba tidak akan dimintai pertanggungjawaban
28 Perjanjian Lama, Alkitab, h. 52 29 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Tangerang: Lentera Hati, 2007), h. 430
79
atasnya, selama dia tidak mengatakannya atau
melakukannya.”30
d. Analisis Penulis
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan dari keduanya maksudnya sama yaitu; Nabi Yusuf
digoda oleh istri raja Qithfir Al-Aziz dan Nabi Yusuf
menolaknya. Dari beberapa komentar dari para ulama di atas,
penulis mengambil kesimpulan bahwa riwayat ini tidak
berdasar dalam Alquran dan juga Sunah, bahwa seorang Nabi
tidak mungkin melakukan perbuatan keji tersebut dan jika
riwayat-riwayat tersebut dipercayai oleh umat Islam maka
bisa merusak ‘aqidah.
4. Lamanya Nabi Yusuf as. Di Penjara
a. Allah berfirman, (QS. Yusuf: 42)
هما اذكرني عند ربك فأنساه الش يطان ذكر وقال للذي ظن أنه �ج منـ
جن بضع سنين ( )42ربه فـلبث في الس
“Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat diantara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". Maka setan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya.” Nabi Yusuf as. berkata kepada Syurhum, pelayan arak raja:
“Wahai Syurhum, kamu akan bekerja lagi setelah tiga hari. Dan
30 Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah, Al-Israiliyyat wa al-Maudhu`at Fi Kutub at-Tafsir, h. 231
80
pelayan roti raja kamu akan dipanggil raja setelah tiga hari,
kamu akan disalip dan dibunuh kemudian burung-burung akan
memakan dagingmu” surhum berkata: “Aku tidak bermimpi.”
Nabi Yusuf as. berkata: “Walaupun kamu bermimpi ataupun
tidak, hal itu akan terjadi.” Syekh Abdul `Uzairi bin Umar Al-
Kindi berkata: “Malaikat Jibril masuk ke dalam penjara bertemu
Nabi Yusuf as. dan beliau mengetahui bahwa yang masuk ke
dalam penjara itu Malaikat Jibril dan Nabi Yusuf as. berkata:
“Wahai pemberi peringatan (wahai orang yang menjadi
saudaranya para utusan), Apa keperluan kamu datng ditengah-
tengah orang-orang yang berbuat salah. Malaikat Jibril berkata:
“Wahai orang yang suci yang menjadi anaknya dari orang suci,
Allah SWT. Memberi salam kepadamu dan berfirman: “Apakah
kamu tidak malu ketika kamu meminta pertolongan kepada anak
Adam! (Nabi Yusuf as. berkata: “Terangkanlah keadaanku
kepada tuanmu).” demi keagungan tuanmu kamu dipenjara
selama tujuh tahun. Nabi Yusuf bertanya kepada Malaikat Jibril:
“Apakah Allah SWT. Ridho kepadaku? Malaikat Jibril berkata:
“Iya, Allah Ridho.” Yusuf berkata: “Jika seperti itu aku tidak
peduli.” Diriwayatkan: Malaikat Jibril intu datang menemui Nabi
Yusuf as. dan berkata: “Wahai Yusuf siapakah yang
menyelamatkanmu dari perbuatan saudara-saudaramu?.” Nabi
Yusuf as. menjawab: “Allah SWT.” Malaikat Jibril bertanya:
“Siapakah yang mengeluarkanmu dari sumur?.” Nabi Yusuf as.
menjawab: “Allah SWT.” Malaikat Jibril bertanya: “Siapakah
yang merasa bahwa kamu melakukan perbuatan keji (zina) ?”
Nabi Yusuf as. menjawab: “Allah SWT.” Malaikat Jibril
81
bertanya: “Siapakah yang merasa bahwa kamu dalam tipu daya
perempuan?” Nabi Yusuf as. menjawab: “Allah SWT.” Malaikat
Jibril bertanya: “Apa penyebab kamu berharap kepada makhluk
(raja Mesir lewat Syurhum), kenapa kamu meninggalkan
tuhanmu hingga kamu tidak meminta kepadanya?” Nabi Yusuf
as. berdo`a: “Ya tuhanku! Ampunilah aku, aku menunda dzat
yang engkau berikan kepada Ibrahim, Ishaq, dan Yakub
kasihanilah aku.” Malaikat Jibril berkata: “Wahai Yusuf! kamu
akan berada di penjara selama tujuh tahun.31
b. Bible
Tetapi ingatlah kepada saya apabila keadaanmu sudah
baik. Tolong sampaikan persoalan saya kepada raja, supaya
saya dibebaskan dari penjara ini. Sebab, sebetulnya dahulu
saya diculik dari negeri orang Ibrani dan di sini pun, di Mesir
ini, tidak pernah saya melakukan sesuatu kejahatan sampai
harus dimasukkan ke dalam penjara." tetapi pengurus
minuman itu tidak ingat lagi kepada Yusuf. ia sama sekali
lupa padanya.32
c. Penilaian dan kritik para ulama:
1) Ibnu Jarir
“Ayub ditimpa musibah selama tujuh tahun. Yusuf
dibiarkan di dalam penjara penjara selama tujuh tahun.”
2) Malik ibn Dinar
“ketika Yusuf berkata kepada si pelayan, terangkanlah
keadaanku kepada tuanmu, dikatakannya, wahai Yusuf,
31 Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2243-2246 32 Perjanjian Lama, Alkitab, h. 53
82
kamu telah mengambil seorang penolong selain aku.
Sungguh aku akan memanjangkan pemenjaraanmu.”
3) Imam Ahmad
“Seandainya aku adalah Yusuf, niscaya aku akan segera
memenuhi panggilan dan tidak mencari alasan.”
4) Hasan al-Bashri
“Jibril menemui Yusuf di dalam penjara. Ketika Yusuf
melihatnya, dia mengenalnya. Lalu dia berkata
kepadanya, “Wahai saudara pemberi peringatan.
Sesungguhnya aku melihatmu berada di antara orang-
orang yang salah.”Jibril berkata, “Wahai orang yang
suci, wahai putra orang yang suci, tuhan semesta alam
menyampaikan salam kepadamu dan berkata, “Tidakkah
kamu malu meminta pertolongan kepada Bani Adam?
Demi keagungan dan kebesaran-Ku, aku menempatkanmu
di dalam penjara selama beberapa tahun.”33
d. Analisis penulis
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible maksud
penjelasan keduanya sama yaitu; Nabi Yusuf as.
menakwilkan mimpi mereka dan Nabi Yusuf as. berpesan
kepada pelayan raja agar nanti kalau dia sudah bebas dari
penjara agar pelayan itu menceritakan keadaan Nabi Yusuf as.
kepada raja. Penulis mengambil kesimpulan bahwa yang
wajib kita yakini adalah Yusuf as. tinggal di dalam penjara
selama beberapa tahun (bidha` as-sinin). Kata bidha` adalah
jumlah bilangan antara tiga sampai sembilan atau sepuluh,
33 Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah, Al-Israiliyyat wa al-Maudhu`at Fi Kutub at-Tafsir, h. 232
83
tanpa adanya pembatasan mas. Oleh karena itu, bisa saja
masanya tujuh tahun, sembilan tahun. Bahwa semua itu
bukanlah hukuman atas perkataan yang diucapkan Yusuf, tapi
ujian dan pengangkatan derajat.
5. Pengakuan Istri Al-Aziz
a. Allah berfirman, (QS. Yusuf: 53)
قال ما خطبكن إذ راودتن يوسف عن نـفسه قـلن حاش لله ما
علمنا عليه من سوء قالت امرأت العزيز الآن حصحص الحق أ�
ذلك ليـعلم أني لم أخنه ) 51راودته عن نـفسه وإنه لمن الصادقين (
) وما أبـرئ نـفسي إن 52بالغيب وأن الله لا يـهدي كيد الخائنين (
)53النـفس لأمارة بالسوء إلا ما رحم ربي إن ربي غفور رحيم (
Dia (raja) berkata (kepada perempuan-perempuan itu), “Bagaimana keadaanmu ketika menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?” mereka berkata. “Maha sempurna Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya. “Istri Al-Aziz berkata, “Sekarang jelas kebenaran itu, akulah yang menggoda dan merayunya, dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar.” (Yusuf berkata), “Yang demikian itu agar dia (Al-Aziz) mengetahui bahwa aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada (di rumah), dan bahwa Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak menyatakan diriku bebas (dari kesalahan), karenasesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”
Ayat ini menunjukkan ketawadhu`annya Nabi Yusuf as. yang
84
perlu ditiru oleh umat muslimin dan muslimat dan ayat ini juga
menunjukkan sifat nafsunya manusia, yang dinamakan nafsu
ammarah para ulama berpendapat; nafsunya manusia itu hanya
satu, tetapi pembagian nafsu itu ada lima, yaitu; Nafsu Ammarah,
adalah nafsu yang mengajak melalaikan perintah Allah SWT.,
melanggar larangan Allah SWT. Orang yang mempunyai nafsu
ammarah ini jika mendapat taufiq dari Allah Swt. Pendiriannya
akan berubah, akan marah kepada dirinya sendiri jika melalaikan
perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya.
Nafsu lawwamah. Umumnya orang yang nafsunya berubah
dari nafsu ammarah menjadi lawwamah yatu orang yang sering
mendengarkan ayat-ayat Al-Qur`an, sering merenungkan takdir,
sunnatullah, dan merenungkan hari akhir. Contohnya: kamu akan
dikasihi berdasarkan perlakuanmu, jika orang yang nafsunya
berubah menjadi nafsu lawwamah ketika diberi taufik oleh Allah
SWT. Akan berubah menjadi nafsu mulhamah maksudnya nafsu
yang orangnya selalu menerima ilham (bisikan dari malaikat ilham
yang bisa dirasakan di dalm hatinya).
Malaikat yang memberi ilham selalu mengajak dalam
kebaikan dan segala sesuatu yang diridhoi Allah SWT. Orang yang
seperti ini tidak mau berhenti beramal baik, selalu bisa
menundukkan nafsunya, dia selalu mengingat karakter nafsunya
dalam keadaan sendirian. Seperti yang dikatakan dalam burdah:
“Nafsu itu seperti anak bayi, jika dibiarkan menyusu sampai
besarpun pasti tetap suka menyusu, tetapi jika disapih tentu akan
berhenti menyusu (tidak mau menyusu). Jika orang mempunyai
nafsu mulhamah diberi taufik oleh Allah SWT. Tidak mempunyai
waktu kosong, setiap menitnya digunakan untuk beramal sholeh,
85
dan tidak ada waktu untuk melakukan maksiat, mulai pagi
terbukanya mata sampai malam tertutupnya mata di hitung ucapan
mana yang tidak berupa amal sholeh, perbuatan mana yang tidak
berupa amal sholeh, lalu nafsunya menjadi nafsu muthainnah,
yaitu; senang dan diridhoi Allah SWT. Adanya peningkatan nafsu
dari nafsu ammarah hingga raadhiyatan mardiyah ini tidak lepas
dari lima ilmu. Raja Mesir Rayyan bin Al-Walid berkata: “Wahai
Yusuf, hari ini kamu mempunyai kedudukan yang mulia
dihadapanku dan dianggap gila dengan segala kejadian di
kerajaanku.34
b. Penilaian dan kritik para ulama:
1) Ibnu Katsir
“Yang demikian itu agar dia (Aziz) mengetahui bahwa
aku tidak tidak berkhianat kepadanya di belakangnya.”35
2) Qatadah
“Yang demikian itu agar dia (Aziz) mengetahui bahwa
aku tidak tidak berkhianat kepadanya di belakangnya.” Ia
berkata, “Yusuf yang mengatakan ini.36
3) Mujahid
“Yang demikian itu agar dia (Aziz) mengetahui bahwa
aku tidak tidak berkhianat kepadanya di belakangnya.”
Maksudnya, Yusuf yang mengatakannya, “Aku tidak
mengkhianati tuanku.”37
4) Ismail bin Salim
34 Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2253-2255 35 Muhammad ibn Muhammad Abu Syahbah, Al-Israiliyyat wa al-Maudhu`at Fi
Kutub at-Tafsir, h. 229 36 Ibnu Jarir Al-Tabarir, Jami Al-Bayan an Ta`wil Al-Qur’an , h. 754 37 Ibnu Jarir Al-Tabarir, Jami Al-Bayan an Ta`wil Al-Qur’an , h. 753
86
“Yang demikian itu agar dia (Aziz) mengetahui bahwa
aku tidak tidak berkhianat kepadanya di belakangnya.”
Itu merupakan perkataan Yusuf, bahwa ia tidak
mengkhianati Al-Aziz melalui istrinya.38
c. Analisis penulis
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, menjelaskan nafsu
itu selalu mengajak kepada kejelekan. Penjelasan ayat ini
dalam Bible tidak ada. Penulis mengambil kesimpulan
riwayat di atas benar adanya dalam Al-Qur`an dan Sunnah.
Sebab, konteks pembicaraan seluruhnya adalah bagian dari
perkataan istri Al-Aziz di hadapan sang raja. Dan ketika itu
Yusuf as. tidak berada di tengah-tengah mereka. Tapi sang
raja menghadirkannya setelah itu.
6. Pernikahan Nabi Yusuf dengan Istri al-Aziz a. Allah berfirman, (QS. Yusuf: 56)
ها حيث يشاء نصيب برحمتنا وكذلك مكنا ليوسف في الأرض يـتـبـوأ منـ)56من نشاء ولا نضيع أجر المحسنين (
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di
negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: “Muhsinin artinya as-
shabirin yaitu orang-orang yang bersabar. Seperti Nabi Yusuf as.
yang selalu bersabar dalam ujian penganiayaan saudara-
saudaranya, sabar dalam tipu daya perempuan, salam ketika di
38 Ibnu Jarir Al-Tabarir, Jami Al-Bayan an Ta`wil Al-Qur’an , h. 754
87
penjara. Biasanya pahala dalam kesabaran itu diperlihatkan di
dunia oleh Allah SWT. Tetapi umat Nabi Muhammad saw.
mengharap pahala di akhirat Dan sesungguhnya pahala di akhirat
itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu
bertakwa. ayat ini menunjukkan bahwa orang yang beriman
yang tidak berhati-hati tidak akan mendapatkan pahala akhirat,
karena biasanya manusia tidak mengharapkan pahala dan tidak
mau karena akhirat.
b. Penilaian dan kritik ulama
1) Wahab bin Munabbih
“Sesungguhnya pernikahan Yusuf AS dengan Zulaikha,
istri al-Aziz berlangsung dengan bantuan banyak orang.
Kisahnya adalah, al-Aziz suaminya wafat dan Yusuf AS
berada di dalam penjara. Zulaikha seketika menjadi
miskin, dan pengelihatannya hilang disebabkan tangisan
yang panjang terhadap Yusuf AS. Nasib membuat
Zulaikha menjadi pengemis ditengah rakyat yang pernah
dipimpinnya. Ada sebagian orang yang mengasihinya
namun tidak dengan sebagian yang lain. Setelah Yusuf AS
menjadi pejabat dengan jabatan yang mulia, Yusuf AS
suka berkeliling negeri dengan mengendarai kuda arak-
arakan yang diiringi para punggawa kerajaan mencapai
jumlah kurang lebih 1000 orang, dalam seminggu sekali.39
2) Muhammad Ibnu Ishaq mengatakan,
39 Al-Qurtubi, Tafsir al-Qurtubi , 487-489
88
“ketika Yusuf berkata kepada raja Mesir: “Jadikanlah aku
bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah
orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.”, raja
berkata kepadanya, ‘Saya terima,’ lalu raja
mengangkatnya yang menurut pendapat ulama
menyebutkan bahwa Yusuf menggantikan kedudukan
Qithfir, sedangkan Qithfir sendiri dipecat dari jabatannya.
Allah berfirman: “Dan demikian Kami memberi
kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa
penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi
Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa
yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan
pahala orang-orang yang berbuat baik.” Muhammad Ibnu
Ishaq mengatakan bahwa menurut kisah yang sampai
kepadanya, hanya Allah yang lebih mengetahui. Qithfir
meninggal dunia di hari-hari itu. Lalu raja ar-Rayyan Ibnu
al-Walid mengawinkan Yusuf dengan bekas istri Qithfir,
yaitu Ra’il. Ketika Ra’il masuk ke kamar Yusuf, maka
Yusuf berkata kepadanya, “Bukankah ini lebih baik dari
apa yang engkau inginkan dahulu?” Menurut mereka Ra’il
berkata kepada Yusuf, “Hai orang yang dipercaya,
janganlah engkau mencelaku, sesungguhnya aku seperti
yang engkau lihat sendiri adalah seorang wanita yang
cantik jelita lagi bergelimang di dalam kemewahan
kerajaan dan duniawi,40
c. Analisis penulis
40 Ibnu Kathir, Tafsir Ibnu Katsir
89
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, menjelaskan
memuliakan Nabi Yusuf as. penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada. penulis mengambil kesimpulan bahwa nama- nama tersebut diatas tidak ada dasarnya dalam Alquran ataupun Sunah. Nama-nama tersebut hanya sebuah riwayat yang tidak berdasar. Meskipun dimungkinkan riwayat-riwayat di atas tidak akan merusak ‘aqidah kaum muslim, tetapi sebagai orang yang berakal haruslah lebih berhati-hati dalam mengambil sebuah riwayat.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penulisan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Isrâilîyat dalam Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl ada tiga yaitu:
Isrâilîyat yang dipandang benar (shahih), Isrâilîiyat yang
dipandang tidak benar (dha`if), dan Isrâilîyat yang dipandang
mungkin benar dan mungkin tidak benar. Contoh yang dipandang
benar tentang pengakuan istri Al-Aziz, “akulah yang menggoda
dan merayunya, dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang
benar.” riwayat di atas benar adanya dalam Al-Qur`an dan Sunnah.
Sebab, konteks pembicaraan seluruhnya adalah bagian dari
perkataan istri Al-Aziz di hadapan sang raja. Dan ketika itu Yusuf
as. tidak berada di tengah-tengah mereka. Tapi sang raja
menghadirkannya setelah itu. Contoh yang dipandang tidak benar
tentang godaan istri Al-Aziz kepada Nabi Yusuf as. Sesungguhnya
wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan
Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita
itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Riwayat
tentang ayat ini tidak berdasar dalam Alquran dan juga Sunah,
bahwa seorang Nabi tidak mungkin melakukan perbuatan keji
tersebut dan jika riwayat-riwayat tersebut dipercayai oleh umat
Islam maka bisa merusak aqidah. Dan terhadap Isrâilîyat yang
mungkin benar dan mungkin tidak benar, bukan merupakan
penafsiran dari ayat yang disamarkan dalam Al-Qur`an, kita boleh
meriwayatkannya, karena kisah kisah itu hanya sekedar cerita dan
berita, tidak menyangkut masalah aqidah atau hukum.
2. Dalam surah Yusuf yang mengandung Isrâilîyat yaitu: ayat 4, 19,
20, 24, 42, 51-53, 56.
A. Saran
Karya sederhana ini merupakan kajian yang sangat penting untuk
diketahui oleh setiap muslim. Diharapkan dari penulisan ini menjadi
sumbangsih pemikiran untuk dunia Islam dan sebagai pembanding
92
terhadap tulisan-tulisan yang sudah ada sebelumnya. Penelitian yang
penulis lakukan mengenai kisah Israiliyat surah Yusuf dalam Tafsir Al-
Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl karya KH. Misbah Musthafa dan Bible.
Karena itu hendaknya ada penelitian lanjut mengenai pembahasan yang
belum dibahas dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Syahbah, Muhammad ibn Muhammad. Al-Israiliyyat wa al-Maudhu`at Fi Kutub at-Tafsir. Mesir: Maktabah as-Sunnah. 2016.
A.Khalafulah, Muhammad. Al-Fann Al-Qashashi Fi Al-Qur`an Al-Karim.
Beirut: Sina li Al-Nasyr Wa Al-Intisyar Al-Arabi, 1999.
Adz-Zahabi, Muhammad Husain Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis, terj.
Didin Hafidhuddin Jakarta: PT. Pustaka Litera AntarNusa, 1993.
, Penympangan-Penyimpangan Dalam Penafsiran Al-Qur`an.
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
, At-Tafsir Wa al-Mufassirun, (Mesir: Dar Al-Maktab al-Hadis,
1976), cet.II
Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Dar al-Fikr, Jilid 11.
al-Ghazali, Muhammad Akhlaq Seorang Muslim. Semarang: CV. Adi
Grafika, 1993
Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim, Belajar Mudah Ulum Al-Qur`an, Jakarta: PT.
Lentera Basritama, 2002.
Al-Qattan, Manna` Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur`an. Bogor: Pustaka Litera
Antar Nusa, 2013.
Al-Qur`an
Anwar, Rasihan. Melacak Unsur-Unsur Israiliyat dalam Tafsir Ath-Thabari
dan Tafsir Ibnu Katsir. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999. cet. I
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Bina Aksara, 1989.
Ash-shabuni, Muhammad Ali, Shafwatut Tafasir, Beirut: Dar al-Fikr, 2001,
jilid 2.
ash-Shiddieqy, Teungku M. Hasbi, Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, Semarang:
PT. Pustaka Rizki Putra, 2009. 93
94
Badruzzaman, Ahmad Dimyati. Kisah-Kisah Israiliyat Dalam Tafsir Munir.
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005.
Bagong Suyanto (ed.). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2007.
Fuat Al-Aris, Pelajaran Hidup Surah Yusuf, Jakarta: Zaman, 2013
H. Bey Arifin, Rangkaiian Cerita Al-Qur`an Kisah Nyata Peneguh Iman,
Jakarta: Zahira, 2015.
HS, Ali Imron. Kategorisasi Israiliyat dalam Tafsir Al-Munir karya Nawawi
Al-Bantani, Skripsi IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.
Ibnu Katsir. Abul Fida Ismail. Tafsir Ibnu Katsir, Beirut: Dar Al-Fikr, 2011
Ibnu Jarir Al-Tabarir, JamiAl-Bayan an Ta`wil Al-Qur’an , vol. vii (Beirut:
Dar al-Fikr, 2005
Ilyas, Yunahar. Ulumul Qur`an. Yogjakarta: Itqan Publishing, 2014.
K. Hitti, Philip. History Of The Arabs. New York: Palgrave Macmillan,
2002.
Kementrian Agama RI, Al-Qur`an dan Tafsir, Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012.
Louay Fatoohi dan Shetha al-Dargazelli. Sejarah Bangsa Israel dalam Bibel
dan al-Qur`an. terj. Bandung: Mizan, 2007.
Muhammad Ibn, Muhammad Abu Syabah, Israiliyyat dan Hadits-Hadits
Palsu Tafsir Al-Qur`an, terj. Mujahidin Muhayan dkk, Depok: Keira
Publishing, 2014.
Muhammad, Abdurrahim Muhammad Tafsir Nabawi. Jakarta: Pustaka
Azzam, 2001.
Muhammad, Ahmad Sonhaji. Tafsir Al-Qur`an di Radio, Kuala Lumpur:
Pustaka Salam, 2012.
Muhammad, Ahsin Sakho. Keberkahan al-Qur`an. Jakarta: Qaf Media,
2017.
Mustafa, Misbah. Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl. Surabaya: Al-Ihsan.
95
Musthafa, Misbah, Shalat dan Tata Krama, terj. Muhammad Nafis, Tuban:
Al-Misbah, 2006, cet 1
Muhammad Shawkani, Muhammad bin ‘Ali bin. Fath Al-Qadir. Kairo: Dar al-Hadith. 1993. Vol. 3
Perjanjian Lama, Alkitab, Jakarta: Lembaga Al-Kitab Indonesia, 1999.
Qardawi, Yusuf. Berinteraksi Dengan Al-Qur`an. Jakarta: Gema Insani
Press, 1999.
Qori’ah, Anisatul. Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl Ditengah Perkembangan
Tafsir Nusantara, Tesis.Fak. Ushuluddin, Jur. Konsentrasi Ulumul Al-
Qur`an Ulumul Hadis, thn. 2011
Ridwan, Muhammad,“Karakteristik Tafsir Taj al-Muslimin Min Kalami
Robbi Al-Aalamin Karya Misbah Musthafa” Skripsi, UIN Walisongo
Semarang, 2007.
Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentara Hati, 2002, vol. 6.
, Kaidah Tafsir. Tangerang: Lentera Hati, 2013.
, M. Quraisy. Wawasan al-Qur`an. bandung: Mizan, 1996.
Sholeh, Muhammad, “Studi Analisis Hadis-Hadis Tafsir Al-Iklil Karya KH.
Misbah Musthafa”, Skripsi UIN Walisongo, Semarang, 2015.
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1997.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D.Bandung: Alfabeta,2011.
Sunan at-Tirmidzi. Beirut: Dar al-fikr, 2003.
Syaefudin, Ahmad. Kisah-Kisah Israiliyat dalam Tafsir al-Ibriz karya KH.
Bisyri Musthofa. Skipsi IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Ruyadh:
Darussalam, 2014)
96
Syarofi, Ahmad, “Penafsiran Sufi Surah Al-Fatihah Dalam Tafsir Taj Al-
Muslimin dan Tafsir Al-Iklil Karya KH. Misbah Musthafa”, Skripsi
UIN Walisongo, Semarang, 2008.
Syibromalisi, Faizah Ali. Tafsir Akidah. Tangerang: UIN Jakarta Press,
2016.
, Faizah Ali. Tafsir Bi Al-Ma`tsur. Jakarta: Siwibakti Darma,
2010.
Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedia Sejarah Islam, Mesir:
Muassasah Iqra, 2013.
Ushama, Thameem, Metodologi Tafsir Al-Qur`an , terj .Hasan Basri dan
Amroeni, Jakarta: Riora Cipta, 2000.
Ya’qub, Hamzah Etika Islam Pembinaan Akhlaqulkarimah. Bandung: CV.
Diponegoro, 1988
A. Analisis Komparatif Terhadap Kisah Nabi Yusuf
1. Mimpi Mulia Seorang Anak
Allah berfirman,
مس والقمر رأي ت هم ل ساج إذ قال يوسف لبيو ي أبت إن رأيت أحد عشر كوكبا والش ( قال ي ب ن ل دي
نسان عدو مبين ت قصص يطان لل (رؤيك على إخوتك ف يكيدوا لك كيدا إن الش
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Yusuf berkata kepada
ayahnya: "Wahai
ayahku, sesungguhnya
aku bermimpi melihat
sebelas bintang,
matahari dan bulan;
kulihat semuanya
Yusuf berkata kepada
ayahnya: "Wahai
ayahku, sesungguhnya
aku bermimpi melihat
sebelas bintang, matahari
dan bulan; kulihat
semuanya sujud
Pada suatu hari bermimpilah
Yusuf, lalu mimpinya itu
diceritakannya kepada
saudara-saudaranya; sebab
itulah mereka lebih benci lagi
kepadanya. Karena katanya
kepada mereka: “ Coba
Al-Qur`an dan Tafsir Al-
Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl
sama, perbedaannya
penjelasan Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl lebih
detail. Sedangkan Bible
1 Q.S. Yusuf / 12: 4-5
sujud kepadaku".
Ayahnya berkata:
"Hai anakku,
janganlah kamu
ceritakan mimpimu itu
kepada saudara-
saudaramu, maka
mereka membuat tipu
daya (untuk
membinasakan)mu.
Sesungguhnya setan
itu adalah musuh yang
nyata bagi manusia".1
kepadaku". Ayahnya
berkata: "Hai anakku,
janganlah kamu
ceritakan mimpimu itu
kepada saudara-
saudaramu, maka
mereka membuat tipu
daya (untuk
membinasakan)mu.
Sesungguhnya setan itu
adalah musuh yang nyata
bagi manusia". Ayahnya
berkata: janganlah kamu
ceritakan mimpimu itu
terhadap saudara-
saudaramu, karena nanti
dengarkan mimpi yang
kumimpikan ini: Tampak kita
sedang di ladang mengikat
berkas-berkas gandum, lalu
bangkitlah berkasku dan
tegak berdiri: Kemudian
datanglah berkas-berkas
kamu sekalian mengelilingi
dan sujud menyembah kepada
berkasku itu.” Lalu saudara-
saudaranya berkata
kepadanya: “Apakah engkau
ingin menjadi raja atas kami?
Apaka engkau ingin berkuasa
atas kami?” jadi makin
bencilah mereka kepadanya
penjelasannya berbeda
dengan keduanya.
mereka akan
membinasakanmu. Imam
Bukhari meriwayatkan
dari Ibnu Umar dari
Rasulullah saw. beliau
bersabda: “Orang mulia
yaitu Nabi Yusuf bin
Yakub bin Ishaq bin
Ibrahim, umur Nabi
Yusuf seratus dua puluh
tahun, umur Nabi Yakub
seratus empat puluh
tujuh tahun, umur Nabi
Ishaq seratus delapan
puluh tahun, umur Nabi
Ibrahim seratus tujuh
puluh lima tahun.
karena mimpinya dan karena
perkataannya itu. lalu ia
memimpikan mimpi yang
lain, yang diceritakannya
kepada saudara-saudaranya.
Katanya: “aku bermimpi
pula: Tampak matahari, bulan
dan sebelas bintang sujud
menyembah kepadaku.
Mimpi itu ia ceritakan kepada
ayah dan saudara-saudaranya,
maka ayahnya berkata masak
aku, ibu, dan saudara-
saudaramu sujud menyembah
kepadamu sampai ke tanah ?
maka saudara-saudaranya iri
hati kepadanya, tetapi
3 Perjanjian Lama, Alkitab, (Jakarta: Lembaga Al-Kitab Indonesia, 1999), h. 49
Bintang-bintang yang
dilihat Nabi Yusuf itu
bintang Jariyya, Thoriq,
Dzayyal, Qhobis,
`Amudhan, Faliiq,
Musbih, Suruuh, Far`i,
Wuutsaab, Dzulkatifain.
Ketika Nabi Yakub
mendengar cerita
anaknya (Nabi Yusuf)
beliau sudah merasa
kalau anaknya akan
dipilih menjadi utusan
Allah dan melebihi
saudara-saudaranya,
Nabi Yakub khawatir
ayahnya minyimpan hal itu
dalam hatinya.3
kalau saudara Nabi
Yusuf iri kepada Nabi
Yusuf, maka ayahnya
berkata: “Hai anakku,
janganlah kamu
ceritakan mimpimu itu
terhadap saudara-
saudaramu, maka
mereka membuat untuk
membinasakanmu.Sesun
gguhnya setan itu adalah
musuh yang nyata bagi
manusia. Perlu diketahui
mimpi itu ada tiga yaitu:
1. Mimpi yang
datangnya dari Allah
berupa Mubasyirootin
yaitu memberikan
kebahagiaan, mimpi ini
diberikan kepada orang
yang sholeh dan tidak
dibeerikan kepada orang
kafir atau orang yang
ahli maksiat. Seandainya
keduanya diberi mimpi
yang membahagiakan
teentu mimpinya bukan
untuk dia tetapi untuk
orang sholeh di
daerahnya. seperti mimpi
orang yang bersama
Nabi Yusuf atau ratu
Mesir yang nanti akan
disebutkan di surah ini.
2. Mimpi yang
datangnya dari setan
yaitu membuat orang
yang bermimpi menjadi
takut. Mimpi yang
menakutkan ini tidak
perlu dirisaukan, karena
jika dipikirkan terkadang
akan menjadi kenyataan.
3. Mimpi yang
disebabkan karena
melamun atau
memikirkan suatu hal
maka ini tidak ada
artinya. Ada mimpi yang
datang peredaran darah,
mimpi yang seperti ini
seseorang merasa
mengetahui banjir atau
tersesat di hutan atau
terbang yang tidak
dialami ketika sadar,
mimpi yang seperti ini
tidak ada artinya dan
tidak pelu mencari
artinya karena
menafsirkan mimpi itu
membutuhkan ilmu.
Mimpi tidak bisa
dijadikan dasar
penetapan hukum haram,
wajib, sunnah. Walaupun
mimpi itu berupa sabda
Nabi Muhammad saw.
Kesimpulan: Persamaan penjelasan Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible; ketiganya
menjelaskan tentang mimpi Yusuf. Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl tidak menjelaskan bahwa
Yusuf berapa kali bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan kulihat semuanya sujud kepadanya,
Yusuf bercerita kepada saudara-saudaranya apa tidak, dan Ketika Nabi Yakub mendengar cerita anaknya (Nabi
Yusuf) beliau sudah merasa kalau anaknya akan dipilih menjadi utusan Allah dan melebihi saudara-saudaranya,
Nabi Yakub khawatir kalau saudara Nabi Yusuf iri kepada Nabi Yusuf. Sedangkan dalam Bible dijelaskan Yusuf
bermimpi dua kali, yang pertama dia bermimpi sedang di ladang bersama saudara-saudaranya mengikat berkas-
berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri, kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian
mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu. Yang kedua dia bermimpi Tampak matahari, bulan dan
2 Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, (Surabaya: Al-Ihsan), Jilid. 12 hal. 2195-2205
jika bertentangan dengan
sesuatu yang ditetapkan
di dalam Al-Qur`an dan
hadis.2
sebelas bintang sujud menyembah kepadanya, semua mimpinya dia ceritakan kepada ayah, saudara-saudaranya
maka saudara-saudaranya iri hati kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
2. Manusia Pilihan Penguasa Semesta
Allah berfirman,
تويل الحاديث ويتم نعمتو عليك ق بل إب راىيم وكذلك يتبيك ربك وي علمك م وعلى آل ي عقوب كما أتها على أب ويك م
عليم حكيم وإسحاق إن ربك
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan demikianlah Tuhanmu,
memilih kamu (untuk
menjadi Nabi) dan
diajarkan-Nya kepadamu
sebahagian dari ta'bir mimpi-
Dan demikianlah Tuhanmu,
memilih kamu (untuk
menjadi Nabi) dan
diajarkan-Nya kepadamu
sebahagian dari ta'bir
- Al-Qur`an dan Tafsir
Al-Iklil sama,
perbedaannya
penjelasan Tafsir Al-
Iklil lebih detail.
mimpi dan disempurnakan-
Nya nikmat-Nya kepadamu
dan kepada keluarga Ya'qub,
sebagaimana Dia telah
menyempurnakan nikmat-
Nya kepada dua orang
bapakmu sebelum itu, (yaitu)
Ibrahim dan Ishak.
Sesungguhnya Tuhanmu
Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. 4
mimpi-mimpi dan
disempurnakan-Nya nikmat-
Nya kepadamu dan kepada
keluarga Ya'qub,
sebagaimana Dia telah
menyempurnakan nikmat-
Nya kepada dua orang
bapakmu sebelum itu,
(yaitu) Ibrahim dan Ishak.
Sesungguhnya Tuhanmu
Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana. Nikmat
yang sempurna bagi Nabi
Yusuf as. yaitu menjadi raja
Mesir sehingga ayah dan
saudara-saudaranya pindah
Sedangkan dalam
Bible penjelasan ayat
ini tidak ada.
4 Q.S. Yusuf / 12: 6
ke Mesir dan mereka
menjadi golongan yang
terhormat memakai julukan
Bani Israil. Kata Israil ini
adalah bahasa Ibrani dan
dalam bahasa Arab yaitu
Abdullah (Nabi Yakub as.).5
Kesimpulan: Persamaan penjelasan Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, keduanya sama-
sama membahas tentang nikmat yang diberikan Allah SWT. kepada Nabi Yusuf as. perbedaannya penjelasan
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl lebih detail. Dan penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada.
3. Hidupmu adalah Jejak dan Tanda
5 Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2206
Allah berfirman,
ائلين (لقد كان ف يوسف وإخوتو آيت للس
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Sesungguhnya ada
beberapa tanda-tanda
kekuasaan Allah pada
(kisah) Yusuf dan
saudara-saudaranya
bagi orang-orang yang
bertanya.6
Sesungguhnya ada
beberapa tanda-tanda
kekuasaan Allah pada
(kisah) Yusuf dan saudara-
saudaranya bagi orang-
orang yang bertanya.
Saudara Yusuf ada sebelas
yaitu: Yahuda, Raubil,
Syam’un, Lawa, Zayyalun,
Saudara Yusuf ada
sebelas yaitu: Israel,
Ruben, Yehuda,
Benyamin, Simeon,
Lewi, Dan, Zebelon,
Isakhar, Asyer, Naftali.8
Al-Qur`an dan Tafsir Al-
Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl
sama, perbedaannya
penjelasan Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl lebih
detail, persamaan Tafsir Al-
Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl dan
Bible keduanya sama-sama
6 Q.S. Yusuf / 12: 7
8 Perjanjian Lama, Alkitab, h. 64-65
Yasyjur, Danin, Taftali,
Jad, Asyar, Bunyamin.
Ketika orang Yahudi
mendengar ada Nabi
Muhammad di Makkah
mereka saling bertanya:
siapa orang laki-laki yang
menjadi Nabi di Kanaan
(Syam, Mesir) ayahnya
menangis hingga buta.
Sehingga Allah SWT.
menurunkan surah Yusuf,
kandungan surah Yusuf ini
sama seperti isi dalam
kitab Taurat. Jadi surah ini
termasuk mukjizatnya
Nabi Muhammad saw. dan
menjelaskan bahwa saudara
Nabi Yusuf as. ada sebelas,
tetapi dalam penyebutan
nama saudara Nabi Yusuf
ada yang berbeda.
sama seperti mukjizatnya
Nabi Isa as. bisa
menghidupkan orang yang
meninggal.7
Kesimpulan: Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl sama, perbedaannya penjelasan Tafsir Al-
Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl lebih detail, persamaan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl dan Bible keduanya sama-sama
menjelaskan bahwa saudara Nabi Yusuf as. ada sebelas, tetapi dalam penyebutan nama saudara Nabi Yusuf ada
yang berbeda, seperti; Yahuda menjadi Yehuda, Lawa menjadi Lewi, Bunyamin menjadi Benyamin dsb.
4. Cemburu
7 Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2207-2208
Allah berfirman,
عصبة إن أبن لفي ضلل مبين (إذ قالوا ليوسف وأخوه أحب إل أبينا منا ون
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. (Yaitu) ketika mereka
berkata: "Sesungguhnya
Yusuf dan saudara
kandungnya
(Bunyamin) lebih
dicintai oleh ayah kita
dari pada kita sendiri,
padahal kita (ini) adalah
satu golongan (yang
kuat). Sesungguhnya
(Yaitu) ketika mereka
berkata: "Sesungguhnya
Yusuf dan saudara
kandungnya (Bunyamin)
lebih dicintai oleh ayah
kita dari pada kita
sendiri, padahal kita (ini)
adalah satu golongan
(yang kuat).
Sesungguhnya ayah kita
Saudara-saudara Yusuf
mengamati perilaku
ayahnya, bahwa ayahnya
lebih cinta kepada Yusuf
dari pada mereka semua,
maka mereka benci
kepada Yusuf dan tidak
mau menyapanya dengan
ramah.11
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
Bible penjelasannya
maksudnya sama,
perbedaannya penjelasan
Tafsir Al-Iklil lebih detail.
11
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 49
ayah kita adalah dalam
kekeliruan yang nyata.9
adalah dalam kekeliruan
yang nyata. Kesesatan
adalah ketidaktahuan
dalam perkara agama.
Yang mereka harapkan
itu salah. Dianggap salah
karena Yakub lebih
sayang terhadap Yusuf
dari pada kepada
saudara-saudaranya.
Maka ada yang iri hati
dan dengki terhadap
Yusuf dan itu
ditampakkan kepadanya.
Ada salah satu ulama`
berkata: “Semua saudara
9 Q.S. Yusuf / 12: 8
Yusuf itu tidak tidak
termasuk dari
setengahnya nabi Allah
SWT. Karena Nabi itu
maksum dijauhkan dari
dari dosa.” Ada yang
berpendapat: “Jika semua
yang dilakukan saudara-
saudara Yusuf itu
kejadian sebelum
menjadi Nabi, maka
semua saudara-saudara
Yusuf itusebagian
Nabinya Allah.
Bermaksiat sebelum
menjadi Nabi itu tidak
merusak kedudukan
menjadi Nabi, karena
merasa sebelum menjadi
Nabi itu bukan syarat
kedudukan menjadi
Nabi.10
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible penjelasannya maksudnya sama,
perbedaannya penjelasan Tafsir Al-Iklil lebih detail.
5. Cinta Ayah Sebagai Alasan
Allah berfirman,
10
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2207-2209
ب عده ق وما صالين ت لوا يوسف أو اطرحوه أرضا يل لكم وجو أبيكم وتكونوا م هم ل ت قت لوا اق ( قال قائل من تم فاع يارة إن كن (لين يوسف وألقوه ف غيابت الب ي لتقطو ب عض الس
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Bunuhlah Yusuf atau
buanglah dia kesuatu
daerah (yang tak
dikenal) supaya
perhatian ayahmu
tertumpah kepadamu
saja, dan sesudah itu
hendaklah kamu
menjadi orang-orang
yang baik". Seorang
diantara mereka
berkata: "Janganlah
Bunuhlah Yusuf atau
buanglah dia kesuatu
daerah (yang tak dikenal)
supaya perhatian ayahmu
tertumpah kepadamu
saja, dan sesudah itu
hendaklah kamu menjadi
orang-orang yang baik".
Seorang diantara mereka
berkata: "Janganlah
kamu bunuh Yusuf,
tetapi masukkanlah dia
Maka mereka
merencanakan untuk
membunuhnya, tetapi
salah satu diantara
mereka ada yang
berkata: “Lihat, tukang
mimpi kita datang, mari
kita bunuh dia dan kita
lemparkan ke salah satu
sumur ini, lalu kita
katakan kepada ayah
bahwa Yusuf diterkam
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible
penjelasannya maksudnya
sama, perbedaannya di dalam
Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl tidak
menyebutkan nama saudara
mereka yang tidak setuju,
tetapi di dalam Bible
disebutkan bahwa yang tidak
setuju adalah Ruben
kamu bunuh Yusuf,
tetapi masukkanlah
dia ke dasar sumur
supaya dia dipungut
oleh beberapa orang
musafir, jika kamu
hendak berbuat".12
ke dasar sumur supaya
dia dipungut oleh
beberapa orang musafir,
jika kamu hendak
berbuat". Karena
saudara-saudara Nabi
Yusuf cemburu dan iri
hati, menurut mereka jika
Yusuf tidak ada, maka
kasih sayang ayahnya
akan tercurahkan kepada
mereka semua. Saudara-
saudara Yusuf tidak
mengerti jika ayah
mereka mengutamakan
binatang buas. Ketika
Ruben mendengar hal
itu, ia ingin melepaskan
Yusuf dari tangan
mereka, maka ia
berkata: “Janganlah kita
membunuhnya,
lemparkan saja dia ke
dalam sumur yang ada
di padang gurun ini,
tetapi Yusuf jangan
disakiti (maksudnya
ingin melepaskan Yusuf
dari tangan mereka dan
12
Q.S. Yusuf / 12: 9-10
Yusuf itu karena cinta
yang murni. Menurut
Syaikh Qotadah sumur
ini, sumur yang ada di
Baitil Maqdis. Menurut
Wahab, sumur ini ada di
tanah Urdhun.dan
menurut Syaikh Muqatil:
sumur ini ada di tanah
Urdhun jaraknya tiga
farsakh dari rumah Nabi
Yukub as.13
membawa kembali ke
ayahnya).14
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible penjelasannya maksudnya sama,
perbedaannya di dalam Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl tidak menyebutkan nama saudara mereka
13
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2208-2210 14
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 49
yang tidak setuju, tetapi di dalam Bible disebutkan bahwa yang tidak setuju adalah Ruben karena dia ingin
melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawa kembali kepada ayahnya.
6. Ayah Biarkan Yusuf Bersama Kami
Allah berfirman,
عصبة إن إذا لاسرون ئب ون أكلو الذ (قالوا لئ
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Mereka berkata: "Jika
ia benar-benar dimakan
serigala, sedang kami
golongan (yang kuat),
sesungguhnya kami
kalau demikian adalah
orang-orang yang
Mereka berkata: "Jika
ia benar-benar dimakan
serigala, sedang kami
golongan (yang kuat),
sesungguhnya kami
kalau demikian adalah
orang-orang yang
Pada suatu pagi
saudara-saudaranya
pergi mengembala
kambing domba dekat
sikhem, lalu Israel
berkata kepada Yusuf: “
Bukankah saudara-
Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl
penjelasannya sama,
perbedaannya penjelasan
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl lebih detail, sedangkan
penjelasan Bible bertentangan
merugi".15
merugi". Para ulama`
ahli Tarikh berkata:
Saudara-saudar Yusuf
berkata kepada Yusuf:
“Wahai Yusuf, apakah
kamu tidak ingin keluar
bersama kami
mengembala kambing.
Ayolah ikut
mengembala
Nanti kita beerlomba di
padang pasir.” Yusuf
menjawab: “Iya aku
ikut. Apakah kita perlu
meminta izin kepada
ayah agar kamu bisa
saudara mengembala
kambing domba dekat
Sikhem, kesanalah
menyusul mereka,
pergilah kamu kesana
apakah keadaan mereka
baik-baik saja
mengembala dan
bawalah kabar itu
kepada ku. Lalu Yakub
menyuruh Yusuf ke
lembah Sikhem, ketika
Yusuf berjalan di
padang, ia bertemu
dengan laki-laki, si laki-
laki bertanya kepada
dengan keduanya. Tetapi ada
persamaan dalam tafsir Al-
Iklil Fi Ma`ani Tanzil dan
Bible, yaitu; Yahudza merasa
kasihan kepada Yusuf ketika
Yusuf meminta tolong
kepadanya.
15
Q.S. Yusuf / 12: 14
keluar bersama kami?
Yusuf berkata: Ya
sudah mintakanlah izin
kepada ayah. Maka
mereka berkata kepada
ayahnya: Ayah, Yusuf
ingin mengembala
bersama kami, Yukub
berkata: Bagaimana
Yusuf? Yusuf berkata:
Iya ayah aku ingin ikut
bersama mereka kalau
ayah mengizinkan. Aku
ingin ayah memberi
izin, sebenarnya Yakub
berat ditinggal oleh
Yusuf. Akhirnya beliau
Yusuf: “Apa yang
engkau cari? Ia
menjawab: “Aku
mencari saudara-
saudarku, tolong beri
tau aku dimanakah
saudara-saudaraku
mengembala kambing
dombang? Ia berkata:
“Mereka telah pergi ke
Dotan.” Maka Yusuf
menyusul saudara-
saudaranya ke Dotan.
Sesampai di Dotan
mereka menanggalkan
jubah Yusuf, dan ia
dilemparkan ke dalam
mengizinkan dengan
berat hati keluar
bersama mereka. Ketika
mereka keluar dari
hadapan Yukub mereka
berpura-pura
menyanyangi Yusuf,
Yusuf digendong
dipundak mereka agar
Yakub melihat bahwa
mereka semua
menyanyangi Yusuf.
Ketika sudah jauh dari
rumah dan sudah
sampai ke lapangan
luas Yusuf di taruh di
sumur, sumur itu
kosong dan tidak
berair.17
17
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 49-50
tanah dan mereka
memperlihatkan
kebencian mereka
kepada Yusuf dan
mereka memukuli
Yusuf tanpa sebab.
Sebelum mereka
memukulnya, Yusuf
meminta tolong sambil
menangis tetapi mereka
tidak menghiraukan.
Yusuf mengerti bahwa
saudara-saudaranya
mempunyai niat untuk
membunuhnya. Ia
memanggil –manggil
ayahnya dia berkata:
“ayah lihatlah saudara-
saudara Yusuf,
seumpama ayah
mengetahui pasti ayah
menangis, ayah lihatlah
mereka lupa dengan
janjinya.” Yusuf
menangis sangat keras,
Robil memukul Yusuf
hingga ia jatuh ke tanah
dan Robil menindas
dada Yusuf, Yusuf
berkata: wahai
saudaraku, sebentar,
jangan terburu-buru
membunuhku, salah ku
apa? Robil berkata:
Wahai anaknya Rohil
(Yusuf dan Bunyamin
putra Yakub dari istri
yang bernama Rohil
dan saudara-saudara
Yusuf yang lainnya dari
Liatsum). Wahai
anaknya Rohil! Kamu
mempunyai mimpi
sebelas bintang,
matahari, bulan sujud
kepadamua? Sekarang
mimpimu itu
keluarkanlah! Agar bisa
menyelamatkamu dari
tangan kami dan leher
Yusuf di pegang.
Yusuf meminta tolong
kepada Yahudza. Yusuf
berkata: “Takutlah
kepada Allah percuma
engkau membunuhku.
Alhamdulillah Yahudza
ada perasaan kasihan
kepadanya, dan ia
berkata: Wahai saudara-
saudaraku kalian semua
janjiannya tidak di
tempat ini, saudara
yang lain berkata: Ya
sudah bagaimana kalau
Yusuf kita buang ke
sumur di dekat sini,
nanti akan ditemukan
oleh orang-orang yang
berunta, saudara Yusuf
yang lain berkata:
Sumur ini bagian
bawahnya besar, tetapi
pendek jika kita ulurkan
ke sumur ini.” Tangan
Yusuf memengang
mulut sumur, tangannya
diikat dan bajunya
dilepas. Yususf berkata:
Bawalah kesini bajuku,
nanti biar aku pakai
untuk menutupi auratku
di dalam sumur,
saudara-saudaranya
berkata: “Panggilah
matahari, bulan dan
bintang-bintang supaya
bisa menyelamatkanmu
di dalam sumur. Yusuf
berkata: wahai
saudaraku, aku tidak tau
kenapa aku di
masukkan ke dalam
sumur, kenapa kalian
tega meninggalkanku di
dalam sumur sendirian.
Sumur itu airnya
banyak, maka Yusuf
melompat ke batu besar
yang ada di sumur itu
dia duduk di atas batu
itu, saudara-saudaranya
ada yang mau
melempar batu
kepadanya agar Yusuf
segera tetapi Yahudza
tidak memperbolehkan.
Diriwayatkan: Ketika
Yusuf mau berangkat
bersama saudara-
saudaranya Yakub
mengeluarkan baju
kurung yang dipakai
Nabi Ibrahim ketika
dimasukkan ke dalam
api oleh raja Namrud.
Baju dari surga, yang
diberikan oleh malaikat
Jibril kepada Nabi
Ibrahim. Baju kurung
itu bisa dilipat hingga
bisa masukkan ke
tempat perak. Tempat
perak berisi baju Nabi
Ibrahim dan dipakai
kalung oleh Nabi
Yusuf. Di dalam sumur
menjadi terang karena
cahaya baju itu. Air
yang ada di sumur itu
menjadi makanan Nabi
Yusuf di dampingi
malaikat Jibril.16
Kesimpulan: Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl penjelasannya sama, perbedaannya penjelasan
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl lebih detail, sedangkan penjelasan Bible berbeda dengan keduanya, yaitu; dalam
16
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2212-2216
Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl dijelaskan bahwa Yusuf dan saudara-saudaranya meminta izin
kepada ayahnya agar mereka diizinkan bermain dengan Yusuf di luar, tetapi di dalam Bible dijelaskan bahwa
Yakub yang menyuruh Yusuf untuk bermain dengan saudara-saudaranya, Penjelasan Tafsir Al-Iklil Fi Ma`ani
Tanzil dan Bible ada persamaan, yaitu; Yahudza merasa kasihan kepada Yusuf ketika Yusuf meminta tolong
kepadanya.
7. Di Sumur yang Gelap
Allah berfirman,
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Maka tatkala mereka
membawanya dan
sepakat
memasukkannya ke
dasar sumur (lalu
mereka masukkan dia),
dan (di waktu dia sudah
Maka tatkala mereka
membawanya dan
sepakat
memasukkannya ke
dasar sumur (lalu
mereka masukkan dia),
dan (di waktu dia sudah
- Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklil
Fi Ma`ani Tanzil
penjelasannya sama,
perbedaannya penjelasan Al-
Iklil lebih detail dan
penjelasan ayat ini di Bible
tidak ada.
dalam sumur) Kami
wahyukan kepada
Yusuf: "Sesungguhnya
kamu akan
menceritakan kepada
mereka perbuatan
mereka ini, sedang
mereka tiada ingat
lagi".18
dalam sumur) Kami
wahyukan kepada
Yusuf: "Sesungguhnya
kamu akan
menceritakan kepada
mereka perbuatan
mereka ini, sedang
mereka tiada ingat
lagi". Setelah Yusuf
dipukuli, dia
dimasukkan ke dalam
sumur sebelum
dimasukkan ke dalam
sumur badannya diikat
dan ikatannya dilepas
ketika setengah
18
Q.S. Yusuf / 12: 15
perjalanan masuk ke
dalam sumur agar dia
meninggal, ketika
didalam sumur saudara-
saudaranya
memanggilnya dan dia
berpikir kalau saudara-
saudaranya berubah
pikiran, ketika mereka
tau bahwa Yusuf masih
hidup mereka ingin
melemparinya dengan
batu hingga meninggal
tetapi hal itu dicegah
oleh Yahudza.
Sesungguhnya kamu
akan menceritakan
kepada mereka
perbuatan mereka ini,
sedang mereka tiada
ingat lagi. Yusuf
bercerita ketika sudah
menjadi raja- nanti akan
diceritakan.19
Kesimpulan: Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklil Fi Ma`ani Tanzil penjelasannya sama, perbedaannya penjelasan
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl lebih detail dan penjelasan ayat ini di Bible tidak ada.
8. Ayah Kami Tidak Bisa Menjaganya
Allah berfirman,
ئب وما أنت ( ق وجاءوا أبىم عشاء ي بكون نا نستبق وت ركنا يوسف عند متاعنا فأكلو الذ الوا ي أبن إن ذىب لنا ولو كنا صادقين (بؤم
19
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2217-2218
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Kemudian mereka
datang kepada ayah
mereka di sore hari
sambil menangis.
Mereka berkata:
"Wahai ayah kami,
sesungguhnya kami
pergi berlomba-lomba
dan kami tinggalkan
Yusuf di dekat
barang-barang kami,
lalu dia dimakan
serigala; dan engkau
sekali-kali tidak akan
percaya kepada kami,
Kemudian mereka
datang kepada ayah
mereka di sore hari
sambil menangis.
Mereka berkata:
"Wahai ayah kami,
sesungguhnya kami
pergi berlomba-lomba
dan kami tinggalkan
Yusuf di dekat barang-
barang kami, lalu dia
dimakan serigala; dan
engkau sekali-kali tidak
akan percaya kepada
kami, sekalipun kami
- Al-Qur`an dan Tafsir Al-
Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl
penjelasannnya sama,
perbedaannya penjelasan
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl lebih detail. Dan
penjelasan ayat ini dalam
Bible tidak ada.
sekalipun kami adalah
orang-orang yang
benar".20
adalah orang-orang
yang benar". Ayat ini
menunjukkan bahwa
menangisnya itu palsu
dan dikalangan ulama`
tasawuf menyebutkan
tangisan itu ada dua
yaitu; tangisan rohani
dan tangisan setan,
tangisan rohani adalah
tangisan yang
menimbulkan
perubahan dalam
kebaikan yakni akhlak
yang bagus serta iman
dan ibadah, tangisan
20
Q.S. Yusuf / 12: 16-17
setan adalah tangisan
agar diketahui oleh
orang yang seakan-akan
ingat akhirat atau
disegani akan tetapi
kenyataanya tidak ada
perubahan,
menangisnya ini hanya
untuk riya’ tangisan
setan ini sering terjadi
dikalangan para
pemimpin muslimin
sehingga orang awam
sangat mengagungkan
mereka. 21
21
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2218-2219
Kesimpulan: Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl penjelasannnya sama, perbedaannya
penjelasan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl lebih detail. Dan penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada.
9. Kami Tidak Berbohong
Allah berfirman,
يل ر ج المست عان على ما تصفون وجاءوا على قميصو بدم كذب قال بل سولت لكم أن فسكم أمرا فصب والل
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Mereka datang
membawa baju gamisnya
(yang berlumuran)
dengan darah palsu.
Ya'qub berkata:
"Sebenarnya dirimu
sendirilah yang
memandang baik
Mereka datang
membawa baju gamisnya
(yang berlumuran)
dengan darah palsu.
Ya'qub berkata:
"Sebenarnya dirimu
sendirilah yang
memandang baik
Kemudian mereka
mengambil jubah
Yusuf, dan
menyembelih seekor
kambing, lalu mereka
celupkan jubah itu ke
dalam darahnya. Dan
mereka membawa
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
Bible penjelasannya
maksudnya sama, tetapi
penjelasan Al-Qur`an,
Tafsir Al-Iklil dan Bible
ada yang berbeda, yaitu:
dalam Al-Qur`an dan
perbuatan (yang buruk)
itu; maka kesabaran yang
baik itulah
(kesabaranku). Dan Allah
sajalah yang dimohon
pertolongan-Nya
terhadap apa yang kamu
ceritakan". 22
perbuatan (yang buruk)
itu; maka kesabaran yang
baik itulah
(kesabaranku). Dan Allah
sajalah yang dimohon
pertolongan-Nya
terhadap apa yang kamu
ceritakan". Ibnu Abbas
berkata saudara-saudara
Yusuf sesudah Yusuf ke
dalam sumur lalu mereka
menyembelih kambing
dan darahnya dilumurkan
ke baju Yusuf tetapi
mereka lupa bahwa baju
Yusuf tidak koyak, lalu
jubah itu kepada
ayahnya, dan ia berkata:
“Silakan ayah periksa
apakah ini jubah milik
Yusuf ? dan Yakub
berkata: Ini jubah
Yusuf, binatang buas
telah memakannya
tentulah Yusuf telah
diterkam. Dan Yakub
mengoyakkan
jubahnya, lalu
mengenakan kain
kabung pada
pinggangnya dan
berkabunglah ia
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî
At-Tanzîl tidak dijelaskan
bahwa saudara-saudara
Yusuf menghibur sang
ayah, dan dalam Bible
dijelaskan bahwa mereka
menghibur ayahnya.
22
Q.S. Yusuf / 12: 18
mereka berkata kepada
ayahnya bahwa darah
yang berlumuran ini
darahnya Yusuf.
Diceritakan bahwa ketika
baju itu dikasihkan
kepada Nabi Yakub,
Nabi Yakub berkata
kenapa baju Yusuf masih
tidak koyak padahal dia
dimakan serigala,
diriwayatkan dari
saudara-saudara Yusuf
bahwa Yusuf dimakan
serigala. Lalu Nabi
Yakub bertanya kepada
berhari-hari lamanya
karena anaknya. Sang
ayah sedih, mereka
berusaha menghibur
ayahnya, tetapi ayahnya
menolak untuk dihibur.
Yakub berkata: “ Tidak.
Aku akan bersedih
hingga aku melihat
jasad Yusuf,
demikianlah Yusuf
ditangisi oleh ayahnya.
24
24
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 50
mereka apakah ada
anggota tubuh Yusuf
yang tidak dimakan?
Apakah kalian bisa
mendatangkan serigala
itu? Biar hatiku tenang,
apakah ada barangnya
Yusuf yang ditinggal?
Supaya aku bisa
mencium bau Yusuf,
mereka berkata: ini baju
Yusuf yang berlumuran
darah, maka Nabi Yakub
menangis dan berkata
kepada mereka coba
perlihatkan baju Yusuf
seketika itu Nabi Yakub
mencium baju itu tetapi
baju tidak ada yang
koyak Nabi Yakub
berkata: dialah Allah
tidak ada tuhan selain
dia, aku tidak pernah tau
ada serigala yang sangat
teliti seperti serigala yang
memakan Yusuf bisa
memakan orangnya tanpa
merusak bajunya, Nabi
Yakub mengetahui
bahwa saudara-saudara
Yusuf berbohong dan
serigala tidak
memakannya saudara-
saudara Yusuf menangis
hingga mereka susah
untuk berbicara, Yakub
berkata: perlihatkanlah
Yusuf jika dia masih
hidup dan jika dia
meninggal bawalah
kehapanku biar aku yang
menguburnya, mereka
saling menggurutu satu
sama lain bagaimana ini
ayah kita tau bahwa kita
berbohong, marilah kita
keluarkan Yusuf dari
sumur dan kita bunuh
salah satu dari mereka
ada yang berkata:
bagaimana membuat
ayah mereka percaya
Yahudza berkata: “Demi
Allah SWT. Jika kalian
melakukannya aku akan
menjadi musuh kalian
selamanya dan aku akan
memberi tau kepada ayah
tentang perbuatan kalian,
mereka berkata: “lebih
baik kita memburu
serigala hingga dapat
kalau sudah dapat maka
ikatlah serigala itu lalu
mulut serigala itu diberi
darah kambing dan
mereka membawanya
kepada ayah mereka.”
mereka berkata: ayah
serigala ini yang
memakan kambing kita
dan yang memakan
Yusuf lihatlah mulutnya
berlumuran darah.”
Yakub berkata::
“Lepaskan serigala itu
dan Nabi Yakub
mendekatinya.” dia
berkata: “Wahai serigala
mengapa engkau
memakan anakku.” Nabi
Yakub berdo’a “ Yaa
Allah berikanlah serigala
ini berbicara demi
engkau yang mengutus
para nabi.” Lalu serigala
berkata: “Saya tidak
memakan Yusuf tidak
merusak bajunya demi
Allah saya tidak ada janji
dengan Yusuf, saya ini
sendirian datang dari
Mesir untuk mencari
saudaraku yang hilang
saya tidak tau dia masih
hidup atau mati. Saya
diburu oleh anak-anakmu
jadi tidak mungkin saya
memakan nabi karena
anggota tubuh nabi
haram untuk dimakan,
demi Allah saya tidak
tinggal di daerahnya
nabi.” Lalu serigala itu
dilepas oleh Nabi Yakub
dan dia berkata: “Wahai
anak-anakku kalian
semua sudah membuat
alasan dan dan kalian
akan mendapat apa yang
kalia perbuat. Serigala ini
tidak bisa bicara dia
keluar dari daerahnya
untuk mencari
saudaranya yang hilang
tetapi kalaian semua
menyia-nyiakan saudara
kalian sendiri, aku yakin
serigala bebas dari
perkataan kalian semua.”
23
Kesimpula: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible penjelasannya maksudnya sama, tetapi
penjelasan Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklil dan Bible ada yang berbeda, yaitu: dalam Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî
At-Tanzîl tidak dijelaskan bahwa saudara-saudara Yusuf menghibur sang ayah, dan dalam Bible dijelaskan bahwa mereka
menghibur ayahnya.
10. Budak
Allah berfirman,
23
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2219-2224
عليم با ي عملون وجاءت سيارة فأرسلوا واردىم فأدل دلوه قال ي بشرى ىذا غلم وأسروه بس بضاعة والل ( وشروه بثم
دراىم معدودة وكانوا الزاىدي فيو م
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan mereka menjual
Yusuf dengan harga
yang murah, yaitu
beberapa dirham saja,
dan mereka merasa
tidak tertarik hatinya
kepada Yusuf. 25
Dan mereka menjual
Yusuf dengan harga yang
murah, yaitu beberapa
dirham saja, dan mereka
merasa tidak tertarik
hatinya kepada Yusuf.
Yusuf dijual setelah
saudara-saudaranya
datang menghampiri
orang yang mengambila
Ketika mereka
mengangkatkan muka,
mereka melihat suatu
kafilah orang Ismael
datang dari Gilend
dengan untanya yang
membawa damar,
balsam dan damar
ladan, dalam
mengangkut barang-
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Ketiganya menjelaskan
bahwa Yusuf di jual kepada
pengawai istana raja Qithfir
Al-Aziz. Tetapi penjelasan
ketiganya ada yang berbeda
yaitu; dalam Al-Qur`an tidak
dijelaskan berapa kali Yusuf
di jual dan mereka menjual
25
Q.S. Yusuf / 12: 19-20
air dan berkata: “Budak
yang keluar dari sumur
itu karena melarikan
diri.” Saudara Yusuf
menyuruh Yusuf
mengaku menjadi budak
karena kalau tidak
mengaku dia akan
dibunuh. Orang yang
menyelamatkan Yusuf
dari sumur adalah Malik
bin Du`rin. Akhirnya
Yusuf dijual dua puluh
dirham, setelah Yusuf
bebas dari saudara-
saudaranya mereka
membawa Yusuf ke
barang ke Mesir. Lalu
kata Yehuda kepada
saudara-saudaranya:
“apa untungnya kita
membunuh adik kita itu
dan menyembunyikan
darahnya, marilah kita
jual dia kepada Ismael,
tapi Yusuf jangan kita
sakiti karena dia
saudara kita dan darah
daging kita. Dan
saudara-saudaranya
setuju. Ketika ada
saudagar-saudagar
Midean lewat, Yusuf
diangkat ke atas dari
Yusuf dengan harga murah
yaitu beberapa dirham, dalam
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl dijelaskan bahwa yang
menyelamatkan Yusuf dari
sumur adalah Malik bin
Du`rin dan Yusuf dijual dua
kali yang pertama kepada
musafir dengan harga dua
puluh dirham, kedua kepada
pegawai istana raja Qithfir
Al-Aziz dengan harga dua
puluh dinar, dalam Bible
Yusuf dijual dua kali yang
pertama kepada musafir
dengan harga dua puluh
syikal, kedua kepada pegawai
Mesir dan di Mesir
Yusuf dijual dua puluh
dinar, orang yang
membeli Yusuf pengawai
istana raja Mesir yang
dikenal dengan nama
Qithfir Al-Aziz26
sumur, kemudian dijual
kepada orang Ismael
dengan harga dua puluh
Syikal perak. Adapun
Yusuf dijual oleh orang
Midian Mesir itu
kepada Podifar seorang
pegawai istana Fir`un
pengawal raja.27
Istana dan tidak menyebutkan
harganya.
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Ketiganya menjelaskan bahwa
Yusuf di jual kepada pengawai istana raja Qithfir Al-Aziz. Tetapi penjelasan ketiganya ada yang berbeda yaitu;
dalam Al-Qur`an tidak dijelaskan berapa kali Yusuf di jual dan mereka menjual Yusuf dengan harga murah yaitu
beberapa dirham, dalam Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl dijelaskan bahwa yang menyelamatkan Yusuf dari
26
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2225 27
Perjanjian Lama, Alkitab, (h. 49-50
sumur adalah Malik bin Du`rin dan Yusuf dijual dua kali yang pertama kepada musafir dengan harga dua puluh
dirham, kedua kepada pegawai istana raja Qithfir Al-Aziz dengan harga dua puluh dinar, dalam Bible Yusuf
dijual dua kali yang pertama kepada musafir dengan harga dua puluh syikal, kedua kepada pegawai Istana dan
tidak menyebutkan harganya. Jadi penjelasan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl lebih detail.
11. Kemuliaan
Allah berfirman,
ناه حكم ه آت ي ا ب لغ أشد (ا وعلما وكذلك نزي المحسنين ولمNO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan tatkala dia cukup
dewasa Kami berikan
kepadanya hikmah dan
ilmu. Demikianlah Kami
memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat
Dan tatkala dia cukup
dewasa Kami berikan
kepadanya hikmah dan
ilmu. Demikianlah
Kami memberi balasan
kepada orang-orang
Adapun Yusuf telah
dibawa ke Mesir oleh
pengawai raja yang dia
beli dari orang Ismael.
Tetapi Tuhan menyertai
Yusuf sehingga ia
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
Bible. Penjelasan dari
ketiganya maksudnya
sama yaitu; memuliakan
Nabi Yusuf dan perbedaan
baik. 28
yang berbuat baik. Ayat
ini memberikan hikmah
kepada kita semua,
yaitu; barang siapa
ingin mendapat hikmah
dan ilmu agama tetapi
hikmah itu untuk kita
umat Nabi Muhammad
saw., selain hikmah
kenabian karena setelah
Nabi Muhammad saw.
wafat tidak ada nabi
lagi. Caranya berusaha
menjadi seorang hamba
yang lebih baik dan
menjadi seorang yang
selalu berhasil dalam
pekerjaannya, maka
tinggalah ia di rumah
tuanya orang Mesir itu.
Setelah dilihat oleh
tuannya bahwa Yusuf
membuat berhasil segala
pekerjaannya, maka
tuanya sayang kepada
Yusuf dan dia
membolehkan Yusuf
melayaninya, segala
miliknya diserahkan
kepada Yusuf. 30
dari ketiganya yaitu alur
ceritanya.
28
Q.S. Yusuf / 12: 22
jauhilah akhlak tercela.
29
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya
maksudnya sama yaitu; memuliakan Nabi Yusuf dan perbedaan dari ketiganya yaitu alur ceritanya.
12. Godaan
Allah berfirman,
وء والفحشاء إ لصين ولقد هت بو وىم با لول أن رأى ب رىان ربو كذلك لنصرف عنو الس عبادن الم (نو م
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Sesungguhnya
wanita itu telah
Sesungguhnya wanita itu
telah bermaksud
Adapun Yusuf itu sikapnya
manis dan elok parasnya.
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
30
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 51 29
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2226-2227
bermaksud
(melakukan
perbuatan itu)
dengan Yusuf, dan
Yusufpun
bermaksud
(melakukan pula)
dengan wanita itu
andaikata dia tidak
melihat tanda (dari)
Tuhannya.
Demikianlah, agar
Kami memalingkan
dari padanya
kemungkaran dan
kekejian.
Sesungguhnya
(melakukan perbuatan
itu) dengan Yusuf, dan
Yusufpun bermaksud
(melakukan pula) dengan
wanita itu andaikata dia
tidak melihat tanda (dari)
Tuhannya. Demikianlah,
agar Kami memalingkan
dari padanya
kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya
Yusuf itu termasuk
hamba-hamba Kami
yang terpilih. Ibnu
Abbas berkata: “Ketika
Zulaikha menggoda Nabi
Yusuf, Nabi Yusuf
Selang beberapa waktu istri
tuannya memandang Yusuf
dengan birahi, lalu dia
berkata: “Marilah
denganku.” Tetapi Yusuf
menolak dan berkata
kepadanya: “Dengan
bantuanku tuanku tidak lagi
mengatur apa yang ada di
rumah ini ia telah
menyerahkan segala
miliknya kepadaku. Bahkan
di rumah ini ia tidak lebih
besar kuasanya dari padaku,
dan tiada yang tidak
diserahkannya kepadaku
selain dari pada engkau.
Penjelasan dari ketiganya
maksudnya sama yaitu; Nabi
Yusuf digoda oleh istri raja
Qithfir Al-Aziz dan Nabi
Yusuf menolaknya.
Yusuf itu termasuk
hamba-hamba
Kami yang terpilih.
31
melihat ayahnya
mengusap dadanya
hingga syahwatnya
hilang. 32
Bagaimana mungkin aku
melakukan kejahatan yang
besar dan berbuat dosa
terhadap Allah? Walaupun
dari hari ke hari perempuan
itu membujuk Yusuf, Yusuf
tidak mendengarkan
bujukannya untuk tidur
dengannya. 33
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya
maksudnya sama yaitu; Nabi Yusuf digoda oleh istri raja Qithfir Al-Aziz dan Nabi Yusuf menolaknya.
13. Aku Benar, Dia Berdusta
Allah berfirman,
31
Q.S. Yusuf / 24 32
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2226-2227 33
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 52
أىلها إن كان قميصو قد م ن فسي وشهد شاىد م الكاذبين قال ىي راودتن ع ( وإن كان قميصو ق بل فصدقت وىو م
دبر فكذبت ادقين قد م الص وىو م
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Yusuf berkata: "Dia
menggodaku untuk
menundukkan diriku
(kepadanya)", dan
seorang saksi dari
keluarga wanita itu
memberikan
kesaksiannya: "Jika
baju gamisnya koyak
di muka, maka wanita
itu benar dan Yusuf
Yusuf berkata: "Dia
menggodaku untuk
menundukkan diriku
(kepadanya)", dan
seorang saksi dari
keluarga wanita itu
memberikan
kesaksiannya: "Jika baju
gamisnya koyak di muka,
maka wanita itu benar
dan Yusuf termasuk
Pada suatu hari ketika
Yusuf masuk ke dalam
rumah untuk
melakukan
pekerjaannya, tidak
ada seorang pun di
situ. Istri Potifar
menarik Yusuf pada
jubahnya dan berkata,
"Mari kita tidur
bersama." Yusuf
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan dari ketiganya
maksudnya sama yaitu; Nabi
Yusuf digoda oleh istri raja
Qithfir Al-Aziz dan Nabi
Yusuf menolaknya. Perbedaan
dari ketiganya dalam Al-
Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dijelaskan
tentang kesaksian Nabi Yusuf
termasuk orang-orang
yang dusta.Dan jika
baju gamisnya koyak
di belakang, maka
wanita itulah yang
dusta, dan Yusuf
termasuk orang-orang
yang benar". 34
orang-orang yang dusta.
Dan jika baju gamisnya
koyak di belakang, maka
wanita itulah yang dusta,
dan Yusuf termasuk
orang-orang yang benar".
Kesaksian ini harus
menghilangkan rasa
curiga terhadap Yusuf,
sesungguhnya bukti
kebenaran Yusuf itu bisa
dilihat dari kebenarannya
kalau orang itu mau
berbuat zina tentu dia
tidak akan lari. Zulaikha
mempercantik dirinya
meronta dan dapat
lepas, lalu lari ke luar,
tetapi jubahnya
tertinggal di tangan
wanita itu. Ketika istri
Potifar melihat bahwa
Yusuf lari dan
jubahnya tertinggal, ia
memanggil pelayan-
pelayannya dan
berkata, "Coba lihat!
Orang Ibrani yang
dibawa suami saya ke
rumah ini, menghina
kita. Dia masuk ke
dalam kamar saya dan
terhadap tuduhan istri raja,
kesaksian ini dalam Bible tidak
dijelaskan dan tidak ada.
34
Q.S. Yusuf / 12: 26-27
dengan sempurna,
diriwayatkan: saksi yang
menyaksikan kebenaran
Yusuf ini masih ada ada
dikandungan, yaitu; anak
bayi yang bisa berbicara
karena diminta oleh Nabi
Yusuf, maka Nabi Yusuf
berkata: “Dan jika baju
gamisnya koyak di
belakang, maka wanita
itulah yang dusta, dan
Yusuf termasuk orang-
orang yang benar". Said
bin Jumair menceritakan
dari Ibnu Abbas dari
Rasulullah saw. beliau
mau memperkosa
saya, tetapi saya
berteriak keras-keras.
Waktu mendengar
teriakan saya, ia lari
ke luar dan jubahnya
tertinggal. Lalu istri
Potifar menyimpan
jubah itu sampai
suaminya pulang.
Sekembalinya
suaminya, ia segera
menuturkan cerita itu
kepadanya, katanya,
"Orang Ibrani yang
kaubawa ke mari itu,
masuk ke dalam
bersabda: “Ada empat
orang yang berbicara
ketika masih bayi, di
dalam hadis itu beliau
menyebutkan saksi Nabi
Yusuf as. 35
kamar untuk menghina
saya. Tetapi ketika
saya berteriak, ia lari
keluar dan jubahnya
tertinggal." Potifar
menjadi sangat marah.
Dan ia memerintahkan
supaya Yusuf segera
ditangkap dan
dimasukkan ke dalam
penjara, tempat
tahanan-tahanan raja
dipenjara.36
35
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2230 36
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 52
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya
maksudnya sama yaitu; Nabi Yusuf digoda oleh istri raja Qithfir Al-Aziz dan Nabi Yusuf menolaknya. Perbedaan
dari ketiganya dalam Al-Qur`an dan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dijelaskan tentang kesaksian Nabi Yusuf
terhadap tuduhan istri raja, kesaksian ini dalam Bible tidak ada.
14. Resiko
ن فسو الذي لمت نن فيو ولقد راودتو ع قالت فذلك
ل فاست عصم ولئ اغري الص وليكون م ( ي فعل ما آمره ليسجن
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Wanita itu berkata:
"Itulah orang yang
karenanya kalian
Wanita itu berkata:
"Itulah orang yang
karenanya kalian
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan
dari keduanya sama, yaitu;
mencelaku. Dan
sesungguhnya aku
telah menggoda dia
untuk menundukkan
dirinya (kepadaku)
akan tetapi dia
menolak. Dan
sesungguhnya jika
dia tidak mentaati
apa yang aku
perintahkan
kepadanya, niscaya
dia akan
dipenjarakan dan dia
akan termasuk
mencelaku. Dan
sesungguhnya aku telah
menggoda dia untuk
menundukkan dirinya
(kepadaku) akan tetapi
dia menolak. Dan
sesungguhnya jika dia
tidak mentaati apa yang
aku perintahkan
kepadanya, niscaya dia
akan dipenjarakan dan
dia akan termasuk
golongan orang-orang
yang hina".
Diriwayatkan: orang
mengungkapkan kejengkelan
istri raja Qithfir Al-Aziz dan
penjelasan ayat ini dalam
Bible tidak ada.
golongan orang-
orang yang hina".37
yang diundang oleh istri
raja Qithfir Al-Aziz ada
empat puluh orang
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan dari keduanya sama, yaitu;
mengungkapkan kejengkelan istri raja Qithfir Al-Aziz dan penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada.
15. Penjara Lebih Disukai
Allah berfirman,
أحب إل ما يدعونن إليو وإل ج أصب قال رب الس الاىلين تصرف عن كيدى م وأك (إليه
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Yusuf berkata:
"Wahai Tuhanku,
Yusuf berkata: "Wahai
Tuhanku, penjara lebih
Tetapi Tuhan menolong
Yusuf dan terus
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan
37
Q.S. Yusuf / 12: 32
penjara lebih aku
sukai daripada
memenuhi ajakan
mereka kepadaku.
Dan jika tidak
Engkau hindarkan
dari padaku tipu
daya mereka, tentu
aku akan
cenderung untuk
(memenuhi
keinginan mereka)
dan tentulah aku
termasuk orang-
orang yang
bodoh".38
aku sukai daripada
memenuhi ajakan
mereka kepadaku. Dan
jika tidak Engkau
hindarkan dari padaku
tipu daya mereka, tentu
aku akan cenderung
untuk (memenuhi
keinginan mereka) dan
tentulah aku termasuk
orang-orang yang
bodoh". Diriwayatkan:
salah satu dari empat
puluh orang itu
meminta izin kepada
Zulaikha untuk
mengasihinya,
sehingga kepala
penjara suka
kepadanya. Ia
mempercayakan
tahanan-tahanan
lainnya kepada Yusuf,
dan Yusuflah yang
diserahi tanggung
jawab atas segala
pekerjaan yang
dilakukan di dalam
penjara itu. Kepala
penjara itu tidak lagi
mengawasi segala
yang dipercayakannya
dari keduanya sama, yaitu;
Nabi Yusuf as. berdo’a kepada
Allah SWT. Lebih baik dia
dimasukkan ke dalam penjara
daripada memenuhi ajakan
mereka, dalam Bible dijelaskan
bahwa Allah selalu melindungi
Nabi Yusuf as. sehingga kepala
penjara sayang kepadanya dan
dia diberi amanah atas segala
pekerjaan yang ada didalam
penjara.
38
Q.S. Yusuf / 12: 33
menasehati Yusuf agar
Yusuf menuruti
keinginannya Zulaikha
dan dia ingin ketika
menasehati Yusuf
hanya berdua dengan
Yusuf disalah satu
kamar, setelah dia
diizini untuk
menasehati Yusuf dia
memegang Yusuf. Ayat
ini memberitahukan
kepada kita bahwa
siapa saja tidak bisa
menghindar dari
maksiat kecuali
kepada Yusuf, karena
Tuhan menolongnya
sehingga dia berhasil
dalam segala
pekerjaannya.40
40
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 52
pertolongan Allah SWT.
Dan juga menunjukkan
jika seseoranng itu
bodoh tidak baik,
karena orang yang
bodoh itu dijauhi.39
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan dari keduanya sama, yaitu; Nabi
Yusuf as. berdo’a kepada Allah SWT. Lebih baik dia dimasukkan ke dalam penjara daripada memenuhi ajakan
mereka, dalam Bible dijelaskan bahwa Allah selalu melindungi Nabi Yusuf as. sehingga kepala penjara sayang
kepadanya dan dia diberi amanah atas segala pekerjaan yang ada didalam penjara.
16. Mimpi Dua Pemuda
Allah berfirman,
39
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2235-2236
ف ت يان قال أحدها إن أران أعصر خرا وقال الخر ج نا إن ودخل معو الس ر منو ن بئ زا تكل الطي ل ف وق رأسي خب أران أح
المحسنين بتأويلو إن ن راك م
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan bersama dengan
dia masuk pula ke
dalam penjara dua
orang pemuda.
Berkatalah salah
seorang diantara
keduanya:
"Sesungguhnya aku
bermimpi, bahwa aku
memeras anggur".
Dan yang lainnya
Dan bersama dengan
dia masuk pula ke
dalam penjara dua
orang pemuda.
Berkatalah salah
seorang diantara
keduanya:
"Sesungguhnya aku
bermimpi, bahwa aku
memeras anggur". Dan
yang lainnya berkata:
Beberapa waktu
kemudian dua
pelayan raja Mesir,
yaitu pengurus
minuman dan
pengurus rotinya,
membuat kesalahan
terhadap raja. Maka
marahlah raja
kepada kedua
pelayannya itu, lalu
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible,
penjelasan ketiganya sama
yaitu; setelah Nabi Yusuf di
penjara kemudia dua pelayan
raja dimasukkan ke penjara
kemudian mereka
menceritakan mimpi mereka
kepada Nabi Yusuf as.
perbedaan dari ketiganya
penjelasan dalam Bible lebih
berkata:
"Sesungguhnya aku
bermimpi, bahwa aku
membawa roti di atas
kepalaku,
sebahagiannya
dimakan burung".
Berikanlah kepada
kami ta'birnya;
sesungguhnya kami
memandang kamu
termasuk orang-orang
yang pandai
(mena'birkan
mimpi).41
"Sesungguhnya aku
bermimpi, bahwa aku
membawa roti di atas
kepalaku,
sebahagiannya dimakan
burung". Berikanlah
kepada kami ta'birnya;
sesungguhnya kami
memandang kamu
termasuk orang-orang
yang pandai
(mena'birkan mimpi).
Wahab bin Munabbih
dan ulama` lainya
berkata: “Ketika Yusuf
diputuskan untuk
mereka
dimasukkannya ke
dalam penjara di
rumah kepala
pengawal istana, di
tempat Yusuf
ditahan. Lama juga
mereka di penjara
itu, dan kepala
pengawal istana
menugaskan Yusuf
untuk melayani
mereka. Pada suatu
malam pengurus
minuman dan
pengurus roti itu
detail.
41
Q.S. Yusuf / 12: 36
dipenjara dia tidak
diberi batas watku
hingga kapan dipenjara,
sebelum dipenjara dia
diikat, di naikkan
keledai dibawa keliling
Mesir dan diumumkan
kesalahannya (orang ini
dihukum karena tidak
memehuni perintah istri
raja Qithfir Al-Aziz)
Yusuf berkata: “ Yang
seperti ini lebih aku
sukai daripada
panasnya api neraka
jahanam, baju kurung
dari tir, minum air
masing-masing
bermimpi. Arti
mimpi mereka itu
tidak sama. Ketika
Yusuf datang
kepada mereka
keesokan paginya,
mereka kelihatan
sedih. Lalu ia
bertanya, "Mengapa
Saudara- saudara
begitu sedih hari
ini?"Jawab mereka,
"Tadi malam kami
mimpi, dan tidak
ada yang tahu
artinya." Kata
panas dan makan kayu
zakum di neraka.
Setelah ia masuk ke
dalam penjara ia
melihat banyak orang
yang putus asa dalam
hidupnya, kemudian ia
berkata: “Kalian semua
bersabarlah,
berbahagialah biar
mendapat pahala.”
kemudian mereka
bertanya: “Wahai
pemuda tampan kamu
siapa? Yusuf
menjawab: “Aku adalah
Yusuf bin Yakub bin
Yusuf, "Cuma Allah
yang
memungkinkan
orang menerangkan
arti mimpi. Coba
ceritakan mimpimu
itu. Pengurus
minuman itu
berkata, "Dalam
mimpi itu saya
melihat ada pohon
anggur di depan
saya.Pohon itu
bercabang tiga.
Baru saja cabang-
cabangnya mulai
berdaun, segera
Ishaq bin Ibrahim
kekasih Allah SWT.
Ibnu Abbas berkata:
“Zulaikha berkata
kepada raja Qithfir
budak Ibrani (Yusuf)
membuat malu saya
masukkalah dia ke
dalam penjara. Di
dalam penjara Yusuf
menetramkan orang-
orang yang ada di
dalamnya, menjenguk
orang yang sakit, ketika
malam dia sholat terus
menerus karena takut
kepada Allah SWT.,
bunga-bunganya
berkembang, lalu
buahnya menjadi
masak. Pada waktu
itu saya sedang
memegang gelas
minuman raja, jadi
saya ambil buah
anggur itu dan saya
peras ke dalam
gelas raja, lalu saya
hidangkan
kepadanya."Yusuf
berkata, "Inilah
keterangannya:Tiga
cabang itu artinya
tiga hari. Dalam tiga
semua orang yang di
penjara suka terhadap
Yusuf sehingga mereka
yang dibebaskan dari
penjara kembali ke
dalam penjara, mereka
ingin duduk bersama
Yusuf, ketika mereka
duduk bersama ada dua
pelayan raja
dimasukkan ke dalam
penjara, yaitu;
Syurhum, pelayan arak
raja dan surhum,
pelayan roti raja ketika
makan. Raja Mesir
Zayyan bin Al-Walid
hari ini raja akan
membebaskan
engkau, ia akan
mengampuni
engkau dan
mengembalikan
engkau kepada
jabatanmu yang
dahulu. Engkau
akan
menghidangkan
gelas minuman
kepada raja seperti
dahulu. Setelah
pengurus roti itu
tahu bahwa arti
mimpi pengurus
sudah lama menjadi
raja, para pembesar
Mesir berusaha
membunuhnya
kemudian mereka
menyuruh kepada
pelayan yang di penjara
untuk memberi racun
dan Syurhum
menyanggupi dan
Surhum tidak mau,
kemudian ketika
mereka dihadapan raja
Syurhum berkata: “
Wahai raja Roti ini ada
racunnya jangan engkau
makan.” Dan Surhum
minuman itu baik,
maka dia pun
berkata kepada
Yusuf, "Saya
bermimpi juga, saya
menjunjung tiga
buah keranjang roti
di atas kepala.
Dalam keranjang
yang paling atas
terdapat bermacam-
macam kue-kue
untuk raja, tetapi
burung-burung
datang memakan
kue-kue itu." Jawab
Yusuf, "Inilah
berkata: “Wahai raja
minuman arak ini ada
racunnya jangan engkau
makan.” Kemudian raja
menyuruh Surhum
untuk meminum arak
itu, ketika sudah
diminum surhum tidak
merasakan adanya
racun di dalam minum
arak itu, Syurhum
disuruh memakan roti
itu tetapi dia tidak mau
memakannya lalu roti
itu diberikan kepada
hewan ketika roti
dimakan hewan, hewan
keterangan mimpi
itu: Tiga keranjang
itu artinya tiga hari.
Dalam tiga hari ini
raja akan menyuruh
orang memenggal
kepalamu
menggantungkan
mayatmu pada
sebuah tiang, lalu
burung-burung akan
memakan
dagingmu.” Tiga
hari kemudian
adalah hari ulang
tahun raja, dan ia
mengadakan pesta
itu seketika langsung
mati. Kemudia
keduanya dimasukkan
penjara, di penjara
mereka bermimpi yang
dijelaskan Yusuf seperti
yang ada di atas.42
besar bagi semua
pegawai. Ia
memerintahkan
supaya pengurus
minuman dan
pengurus roti
dikeluarkan dari
penjara dan dibawa
ke hadapan semua
pegawai istana.
Pengurus minuman
dikembalikan
kepada jabatan
yang dahulu tetapi
pengurus roti
dihukum mati.
42
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2237-2240
Semua itu terjadi
sesuai dengan apa
yang dikatakan
Yusuf.43
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible, penjelasan ketiganya sama yaitu;
setelah Nabi Yusuf di penjara kemudia dua pelayan raja dimasukkan ke penjara kemudian mereka menceritakan
mimpi mereka kepada Nabi Yusuf as. perbedaan dari ketiganya penjelasan dalam Bible lebih detail.
17. Pemuda Bagian Kuasa Tuhan
Allah berfirman,
43
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 52-53
بتأويلو ق بل أن يتيكما ذلكما ما قال ل يتيكما طعام ت رزقانو إل ن بأتكما ( علمن رب إن ت ركت ملة ق وم ل ي ؤمنون بلل وىم بلخرة ىم كافرون
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Yusuf berkata: "Tidak
disampaikan kepada
kamu berdua makanan
yang akan diberikan
kepadamu melainkan
aku telah dapat
menerangkan jenis
makanan itu, sebelum
makanan itu sampai
kepadamu. Yang
demikian itu adalah
Yusuf berkata: "Tidak
disampaikan kepada kamu
berdua makanan yang akan
diberikan kepadamu
melainkan aku telah dapat
menerangkan jenis
makanan itu, sebelum
makanan itu sampai
kepadamu. Yang demikian
itu adalah sebagian dari
apa yang diajarkan
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasan dari keduanya
sama, yaitu; Allah SWT.
memberikan ilmu
pengetahuan (takwil mimpi)
kepada Nabi Yusuf as. dan
penjelasan ayat ini dalam
Bible tidak ada.
sebagian dari apa yang
diajarkan kepadaku
oleh Tuhanku.
Sesungguhnya aku
telah meninggalkan
agama orang-orang
yang tidak beriman
kepada Allah, sedang
mereka ingkar kepada
hari kemudian.44
kepadaku oleh Tuhanku.
Sesungguhnya aku telah
meninggalkan agama
orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah,
sedang mereka ingkar
kepada hari kemudian.
Ayat ini menunjukkan
bahwa manusia dapat
melihat sesuatu yang
samar, seperti perkara
yang akan terjadi di masa
yang akan datang tetapi
sebab diberikan
pengetahuan oleh Allah
44
Q.S. Yusuf / 12: 37
SWT. Untuk diberitahukan
kepada masyarakat.45
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan dari keduanya sama, yaitu; Allah
SWT. memberikan ilmu pengetahuan (takwil mimpi) kepada Nabi Yusuf as. dan penjelasan ayat ini dalam Bible
tidak ada.
18. Jangan Sekutukan Dia
Allah berfirman,
وات ب عت ملة آبئي إب راىيم وإسحاق وي عقوب ما كان لنا أن نشرك بلل
أكث ر الناس ل نا وعلى الناس ولك فضل الل علي شيء ذلك م (يشكرون م
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
45
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2240
1. Dan aku pengikut agama
bapak-bapakku yaitu
Ibrahim, Ishak dan
Ya'qub. Tiadalah patut
bagi kami (para Nabi)
mempersekutukan
sesuatu apapun dengan
Allah. Yang demikian itu
adalah dari karunia Allah
kepada kami dan kepada
manusia (seluruhnya);
tetapi kebanyakan
manusia tidak
mensyukuri (Nya). Hai
kedua penghuni penjara,
manakah yang baik,
tuhan-tuhan yang
Dan aku pengikut agama
bapak-bapakku yaitu
Ibrahim, Ishak dan Ya'qub.
Tiadalah patut bagi kami
(para Nabi)
mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Allah.
Yang demikian itu adalah
dari karunia Allah kepada
kami dan kepada manusia
(seluruhnya); tetapi
kebanyakan manusia tidak
mensyukuri (Nya). Hai
kedua penghuni penjara,
manakah yang baik, tuhan-
tuhan yang bermacam-
macam itu ataukah Allah
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasan dari keduanya
sama, yaitu; Nabi Yusuf
as. mengajak mereka
agar beriman kepada
Allah SWT. dan
penjelasan ayat ini dalam
Bible tidak ada.
bermacam-macam itu
ataukah Allah Yang
Maha Esa lagi Maha
Perkasa?46
Yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa? Imam
Fakhrurrozi menerangkan
bahwa bahwa Nabi Yusuf
as. diangkat menjadi nabi
ketika beliau berada di
dalam penjara, jadi ketika
diangkat menjadi nabi
kira-kira umurnya tiga
puluh tahun belum
sempurna mencapai umur
empat puluh tahun. Sama
seperti Nabi Yahya as. dan
Isa as.diriwayatkan ketika
orang-orang yang berada
di dalam penjara membuat
46
Q.S. Yusuf / 12: 38-39
berhala sendiri-sendiri,
ditaruh didepannya dan
disembah. maka dari itu
dikatakan tuhan yang
bermacam-macam.47
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan dari keduanya sama, yaitu; Nabi
Yusuf as. mengajak mereka agar beriman kepada Allah SWT. dan penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada.
19. Kabarkan Keadaanku Kepada Tuanmu
Allah berfirman,
47
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2241-2242
ر ر م ا الخر ف يصلب ف تأكل الطي ا أحدكما ف يسقي ربو خرا وأم أم ج ( يان أسو قضي المر الذي فيو تست فت ي صاحب الس
يطان ذكر ربو ف لبث ف هما اذكرن عند ربك فأنساه الش أنو نج من بضع سنين وقال للذي ظ ج (الس
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Hai kedua penghuni
penjara: "Adapun
salah seorang
diantara kamu
berdua, akan
memberi minuman
tuannya dengan
khamar; adapun
yang seorang lagi
maka ia akan disalib,
lalu burung
Hai kedua penghuni
penjara: "Adapun salah
seorang diantara kamu
berdua, akan memberi
minuman tuannya
dengan khamar; adapun
yang seorang lagi maka
ia akan disalib, lalu
burung memakan
sebagian dari
kepalanya. Telah
Tetapi ingatlah kepada saya
apabila keadaanmu sudah
baik. Tolong sampaikan
persoalan saya kepada raja,
supaya saya dibebaskan dari
penjara ini. Sebab,
sebetulnya dahulu saya
diculik dari negeri orang
Ibrani dan di sini pun, di
Mesir ini, tidak pernah saya
melakukan sesuatu
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
maksud penjelasan
ketiganya sama yaitu; Nabi
Yusuf as. menakwilkan
mimpi mereka dan Nabi
Yusuf as. berpesan kepada
pelayan raja agar nanti kalau
dia sudah bebas dari penjara
agar pelayan itu
menceritakan keadaan Nabi
memakan sebagian
dari kepalanya.
Telah diputuskan
perkara yang kamu
berdua
menanyakannya
(kepadaku)". Dan
Yusuf berkata
kepada orang yang
diketahuinya akan
selamat diantara
mereka berdua:
"Terangkanlah
keadaanku kepada
tuanmu". Maka setan
menjadikan dia lupa
diputuskan perkara
yang kamu berdua
menanyakannya
(kepadaku)". Dan
Yusuf berkata kepada
orang yang
diketahuinya akan
selamat diantara mereka
berdua: "Terangkanlah
keadaanku kepada
tuanmu". Maka setan
menjadikan dia lupa
menerangkan (keadaan
Yusuf) kepada tuannya.
Karena itu tetaplah dia
(Yusuf) dalam penjara
kejahatan sampai harus
dimasukkan ke dalam
penjara." tetapi pengurus
minuman itu tidak ingat lagi
kepada Yusuf. ia sama
sekali lupa padanya.50
Yusuf as. kepada raja.
50
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 53
menerangkan
(keadaan Yusuf)
kepada tuannya.
Karena itu tetaplah
dia (Yusuf) dalam
penjara beberapa
tahun lamanya.48
beberapa tahun
lamanya. Penjelasan:
Nabi Yusuf as. berkata
kepada Syurhum,
pelayan arak raja:
“Wahai Syurhum, kamu
akan bekerja lagi
setelah tiga hari. Dan
pelayan roti raja kamu
akan dipanggil raja
setelah tiga hari, kamu
akan disalip dan
dibunuh kemudian
burung-burung akan
memakan dagingmu”
surhum berkata: “Aku
48
Q.S. Yusuf / 12: 41-42
tidak bermimpi.” Nabi
Yusuf as. berkata:
“Walaupun kamu
bermimpi ataupun
tidak, hal itu akan
terjadi.” Syekh Abdul
`Uzairi bin Umar Al-
Kindi berkata:
“Malaikat Jibril masuk
ke dalam penjara
bertemu Nabi Yusuf as.
dan beliau mengetahui
bahwa yang masuk ke
dalam penjara itu
Malaikat Jibril dan
Nabi Yusuf as. berkata:
“Wahai pemberi
peringatan (wahai orang
yang menjadi
saudaranya para
utusan), Apa keperluan
kamu datng ditengah-
tengah orang-orang
yang berbuat salah.
Malaikat Jibril berkata:
“Wahai orang yang suci
yang menjadi anaknya
dari orang suci, Allah
SWT. Memberi salam
kepadamu dan
berfirman: “Apakah
kamu tidak malu ketika
kamu meminta
pertolongan kepada
anak Adam! (Nabi
Yusuf as. berkata:
“Terangkanlah
keadaanku kepada
tuanmu).” demi
keagungan tuanmu
kamu dipenjara selama
tujuh tahun. Nabi Yusuf
bertanya kepada
Malaikat Jibril:
“Apakah Allah SWT.
Ridho kepadaku?
Malaikat Jibril berkata:
“Iya, Allah Ridho.”
Yusuf berkata: “Jika
seperti itu aku tidak
peduli.” Diriwayatkan:
Malaikat Jibril intu
datang menemui Nabi
Yusuf as. dan berkata:
“Wahai Yusuf siapakah
yang
menyelamatkanmu dari
perbuatan saudara-
saudaramu?.” Nabi
Yusuf as. menjawab:
“Allah SWT.” Malaikat
Jibril bertanya:
“Siapakah yang
mengeluarkanmu dari
sumur?.” Nabi Yusuf
as. menjawab: “Allah
SWT.” Malaikat Jibril
bertanya: “Siapakah
yang merasa bahwa
kamu melakukan
perbuatan keji (zina) ?”
Nabi Yusuf as.
menjawab: “Allah
SWT.” Malaikat Jibril
bertanya: “Siapakah
yang merasa bahwa
kamu dalam tipu daya
perempuan?” Nabi
Yusuf as. menjawab:
“Allah SWT.” Malaikat
Jibril bertanya: “Apa
penyebab kamu
berharap kepada
makhluk ( raja Mesir
lewat Syurhum),
kenapa kamu
meninggalkan tuhanmu
hingga kamu tidak
meminta kepadanya?”
Nabi Yusuf as. berdo`a:
“Ya tuhanku!
Ampunilah aku, aku
menunda dzat yang
engkau berikan kepada
Ibrahim, Ishaq, dan
Yakub kasihanilah
aku.” Malaikat Jibril
berkata: “Wahai Yusuf!
kamu akan berada di
penjara selama tujuh
tahun.49
49
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2243-2246
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible . maksud penjelasan ketiganya
sama yaitu; Nabi Yusuf as. menakwilkan mimpi mereka dan Nabi Yusuf as. berpesan kepada pelayan raja agar
nanti kalau dia sudah bebas dari penjara agar pelayan itu menceritakan keadaan Nabi Yusuf as. kepada raja.
20. Mimpi Sang Raja
أصب أحب إل ما يدعونن إليو وإل تصرف عن كيدى ج الاىلين قال رب الس م وأك ( فاستجاب لو ربو إليه إنو ميع العليم فصرف عنو كيدى (ىو الس
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Raja berkata (kepada
orang-orang
terkemuka dari
kaumnya):
"Sesungguhnya aku
Raja berkata (kepada
orang-orang terkemuka
dari kaumnya):
"Sesungguhnya aku
bermimpi melihat tujuh
Setelah lewat dua tahun,
raja Mesir bermimpi,
bahwa ia sedang berdiri di
tepi Sungai Nil. Tiba-tiba
tujuh ekor sapi yang
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan dari ketiga sama,
yaitu; menceritakan mimpi
raja.
bermimpi melihat
tujuh ekor sapi
betina yang gemuk-
gemuk dimakan oleh
tujuh ekor sapi
betina yang kurus-
kurus dan tujuh bulir
(gandum) yang hijau
dan tujuh bulir
lainnya yang
kering". Hai orang-
orang yang
terkemuka:
"Terangkanlah
kepadaku tentang
ta'bir mimpiku itu
ekor sapi betina yang
gemuk-gemuk dimakan
oleh tujuh ekor sapi
betina yang kurus-kurus
dan tujuh bulir (gandum)
yang hijau dan tujuh
bulir lainnya yang
kering". Hai orang-orang
yang terkemuka:
"Terangkanlah kepadaku
tentang ta'bir mimpiku
itu jika kamu dapat
mena'birkan mimpi".
Mereka menjawab: "(Itu)
adalah mimpi-mimpi
yang kosong dan kami
gemuk-gemuk dan berkulit
mengkilat, keluar dari
sungai itu lalu mulai
makan rumput di tepi
sungai itu. Kemudian tujuh
sapi yang lain muncul pula;
binatang- binatang itu
kurus dan tinggal kulit
pembalut tulang. Sapi-sapi
yang kurus itu berdiri di
samping sapi-sapi yang
gemuk, di tepi sungai itu.
Kemudian sapi-sapi yang
kurus memakan sapi-sapi
yang gemuk. Setelah itu
raja bangun dari tidurnya.53
53
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 53
jika kamu dapat
mena'birkan mimpi".
Mereka menjawab:
"(Itu) adalah mimpi-
mimpi yang kosong
dan kami sekali-kali
tidak tahu
menta'birkan mimpi
itu".51
sekali-kali tidak tahu
menta'birkan mimpi itu".
Ayat ini dan sebelumnya
memberikan petunjuk,
bahwa kesulitan itu tidak
akan hilang sebelum
waktunya, maka
janganlah terburu-buru
bersabarlah, jangan
berburuk sangka kepada
Allah SWT. Karena
ketika kesulitan itu
hilang Allah SWT. Akan
memperlihatkan sebab
hilangnya kesulitan itu.
Yang dinamakan
51
Q.S. Yusuf / 12: 43-44
adghotul ahkam adalah
mimpi yang datang dari
peredaran darah.52
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya sama,
yaitu; menceritakan mimpi raja.
21. Keanehan Mimpi Raja
Allah berfirman,
بلو إل قليل ما تكلون قال ت زرعون سبع سنين دأب فما حصدت ما فذروه ف سن ب عد ذلك سبع شداد يكل ( ث يت م
إل قليل ما متم ل تصنون قد
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
52
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2246-2247
1. (Setelah pelayan itu
berjumpa dengan
Yusuf dia berseru):
"Yusuf, hai orang
yang amat dipercaya,
terangkanlah kepada
kami tentang tujuh
ekor sapi betina yang
gemuk-gemuk yang
dimakan oleh tujuh
ekor sapi betina yang
kurus-kurus dan
tujuh bulir (gandum)
yang hijau dan
(tujuh) lainnya yang
kering agar aku
kembali kepada
(Setelah pelayan itu
berjumpa dengan Yusuf dia
berseru): "Yusuf, hai orang
yang amat dipercaya,
terangkanlah kepada kami
tentang tujuh ekor sapi
betina yang gemuk-gemuk
yang dimakan oleh tujuh
ekor sapi betina yang kurus-
kurus dan tujuh bulir
(gandum) yang hijau dan
(tujuh) lainnya yang kering
agar aku kembali kepada
orang-orang itu, agar
mereka mengetahuinya".
Yusuf berkata: "Supaya
kamu bertanam tujuh tahun
Maka raja menyuruh
mengambil Yusuf, dan
dengan segera ia
dikeluarkan dari
penjara. Setelah Yusuf
bercukur dan berganti
pakaian, ia
menghadap raja. Kata
raja kepadanya, "Aku
telah bermimpi, dan
tak seorang pun dapat
menerangkan artinya.
Ada yang
mengabarkan
kepadaku bahwa
engkau dapat
menerangkan mimpi."
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan dari ketiga sama,
yaitu;Nabi Yusuf as.
menakwilkan mimpi raja.
Perbedaannya penjelasan
Bible lebih detail.
orang-orang itu, agar
mereka
mengetahuinya".
Yusuf berkata:
"Supaya kamu
bertanam tujuh tahun
(lamanya)
sebagaimana biasa;
maka apa yang kamu
tuai hendaklah kamu
biarkan dibulirnya
kecuali sedikit untuk
kamu makan.54
(lamanya) sebagaimana
biasa; maka apa yang kamu
tuai hendaklah kamu
biarkan dibulirnya kecuali
sedikit untuk kamu makan.
Nabi Yusuf as. disebut As-
Shiddiq karena semua orang
yang di penjara mengetahui
bahwa Nabi Yusuf as. tidak
pernah berbohong dan
semua perkataannya
berdasarkan penafsiran
mimpi yang benar. Yang
diharapkan berkata: ilannasi
itu raja Rayyan bin Al-
Walid.bercocok tanam tujuh
Yusuf menjawab,
"Bukan hamba,
Tuanku, melainkan
Allah yang akan
memberikan
penjelasan yang
tepat."
Lalu
berkatalah raja, "Aku
bermimpi bahwa aku
sedang berdiri di tepi
Sungai Nil. Lalu
keluarlah dari sungai
itu tujuh sapi yang
gemuk-gemuk dan
berkulit mengkilap,
lalu mulai makan
54
Q.S. Yusuf / 12: 47-48
tahun berturut-turut ini
ditakwilkan sapi tujuh
gemuk-gemuk, perkataan
tujuh tahun yang sangat sulit
ini ditakwili sapi yang
kurus-kurus, perkataan
kemudian apa yang kamu
tuai hendaklah kamu
biarkan itu nasihat dari
NabiYusuf as. bukan arti
dari mimpi.55
rumput di tepi sungai
itu. Kemudian
muncullah pula tujuh
sapi yang lain, yang
kurus-kurus dan
tinggal kulit pembalut
tulang. Belum pernah
aku melihat sapi yang
begitu jelek di seluruh
Mesir. Sapi-sapi yang
kurus itu memakan
habis ketujuh sapi
yang gemuk tadi.
Tetapi setelah itu sapi-
sapi yang kurus itu
masih tetap kurus.
55
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2248-2249
Lalu terbangunlah aku
dari tidurku.
Kemudian aku tertidur
dan bermimpi lagi,
bahwa aku melihat
tujuh bulir gandum
yang berisi dan
masak-masak, tumbuh
pada satu tangkai.
Lalu tumbuh pula
tujuh bulir gandum
yang kurus- kurus dan
kerut kering oleh
angin gurun. Bulir
gandum yang kurus
itu menelan bulir yang
berisi tadi. Telah
kuceritakan kedua
mimpiku itu kepada
para tukang sihir,
tetapi tak seorang pun
dapat menerangkan
artinya."Lalu kata
Yusuf kepada raja,
"Kedua mimpi itu
sama artinya; Allah
telah memberitahukan
kepada Tuanku apa
yang akan
dilakukannya. Tujuh
sapi yang gemuk itu
ialah tujuh tahun, dan
tujuh bulir gandum
yang berisi itu ialah
tujuh tahun juga;
keduanya sama
artinya. Tujuh sapi
yang kurus, yang
muncul kemudian,
serta tujuh bulir
gandum yang kurus
dan kerut kering oleh
angin gurun itu ialah
masa kelaparan
selama tujuh tahun.
Sebagaimana telah
hamba katakan
kepada Tuanku, Allah
telah memperlihatkan
kepada Tuanku apa
yang akan
dilakukannya. Nanti
akan datang tujuh
tahun masa penuh
kemakmuran di
seluruh negeri Mesir.
Setelah itu akan
datang tujuh tahun
kelaparan, dan masa
penuh kemakmuran
itu akan dilupakan
sama sekali, karena
masa kelaparan itu
akan hebat sekali
sehingga negeri ini
menjadi tandus.
Kemudian tumbuh
pula tujuh bulir
gandum yang lain,
yang kurus-kurus dan
kerut kering oleh
angin gurun. Lalu
bulir gandum yang
kurus itu menelan
ketujuh bulir yang
berisi tadi. Setelah itu
raja terbangun dan
sadar bahwa ia telah
bermimpi. Paginya
raja merasa gelisah,
karena itu disuruhnya
memanggil semua
tukang sihir dan orang
berilmu di Mesir. Lalu
diceritakannya
mimpinya kepada
mereka, tetapi tak
seorang pun dapat
menerangkan artinya.
56
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiga sama,
yaitu;Nabi Yusuf as. menakwilkan mimpi raja. Perbedaannya penjelasan Bible lebih detail.
22. Bawalah Dia Kepadaku
Allah berfirman,
56
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 53-54
ا جاءه الرسول قال ارجع إل ربك فاسألو ما بل عليم وقال الملك ائ تون بو ف لم إن رب بكيدى أيدي ه ت قطع النسوة الل
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Raja berkata:
"Bawalah dia
kepadaku". Maka
tatkala utusan itu
datang kepada Yusuf,
berkatalah Yusuf:
"Kembalilah kepada
tuanmu dan
tanyakanlah
kepadanya bagaimana
halnya wanita-wanita
Raja berkata: "Bawalah
dia kepadaku". Maka
tatkala utusan itu datang
kepada Yusuf, berkatalah
Yusuf: "Kembalilah
kepada tuanmu dan
tanyakanlah kepadanya
bagaimana halnya wanita-
wanita yang telah melukai
tangannya. Sesungguhnya
Tuhanku, Maha
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasan dari keduanya
sama, yaitu; raja menyuruh
wanita-wanita yang telah
melukai tangannya
menghadap kepada raja.
Penjelasan ayat ini dalam
Bible tidak ada.
yang telah melukai
tangannya.
Sesungguhnya
Tuhanku, Maha
Mengetahui tipu daya
mereka".57
Mengetahui tipu daya
mereka". Istri Qithfir Al-
Aziz berkata: “Saya akan
menceritakan kejadian
sebenarnya, saya yang
memegang baju Yusuf
supaya dia menyerahkan
tubuhnya, tetapi Yusuf
benar-benar yang baik dari
perbuatannya maupun
ucapannya.” Imam
Bukhari dan Imam Muslim
meriwayatkan dari Abu
Hurairah dari Rasulullah
saw. bersabda: “Kalian
tidak akan mampu hidup
57
Q.S. Yusuf / 12: 50
di penjara seperti Nabi
Yusuf as. dan seumpama
kalian di penjara pasti
memohon untuk
dibebaskan dari penjara.58
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan dari keduanya sama, yaitu; raja
menyuruh wanita-wanita yang telah melukai tangannya menghadap kepada raja. Penjelasan ayat ini dalam Bible
tidak ada.
23. Nafsu Mengajak Kepada keburukan
Allah berfirman,
وء إل ما رحم رب إن رب غفور ارة بلس رحيم وما أب رئ ن فسي إن الن فس لم
58
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2251-2252
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan aku tidak
membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha
Penyanyang.59
Dan aku tidak
membebaskan diriku
(dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh
Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun lagi
Maha Penyanyang.
Ayat ini menunjukkan
ketawadhu`annya Nabi
Yusuf as. yang perlu
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasan dari keduanya
sama, yaitu; nafsu itu
selalu mengaajak kepada
kejelekan. Penjelasan ayat
ini dalam Bible tidak ada.
59
Q.S. Yusuf / 12: 53
ditiru oleh umat
muslimin dan muslimat
dan ayat ini juga
menunjukkan sifat
nafsunya manusia, yang
dinamakan nafsu
ammarah para ulama
berpendapat; nafsunya
manusia itu hanya satu,
tetapi pembagian nafsu
itu ada lima, yaitu;
Nafsu Ammarah, adalah
nafsu yang mengajak
melalaikan perintah
Allah SWT., melanggar
larangan Allah SWT.
Orang yang mempunyai
nafsu ammarah ini jika
mendapat taufiq dari
Allah Swt.
Pendiriannya akan
berubah, akan marah
kepada dirinya sendiri
jika melalaikan
perintah-Nya dan
melanggar larangan-
Nya, nafsu lawwamah.
Umumnya orang yang
nafsunya berubah dari
nafsu ammarah menjadi
lawwamah yatu orang
yang sering
mendengarkan ayat-
ayat Al-Qur`an, sering
merenungkan takdir,
sunnatullah, dan
merenungkan hari
akhir. Contohnya: kamu
akan dikasihi
berdasarkan
perlakuanmu, jika
orang yang nafsunya
berubah menjadi nafsu
lawwamah ketika diberi
taufik oleh Allah SWT.
Akan berubah menjadi
nafsu mulhamah
maksudnya nafsu yang
orangnyaselalu
menerima ilham
(bisikan dari malaikat
ilham yang bisa
dirasakan di dalm
hatinya). Malaikat yang
memberi ilham selalu
mengajak dalam
kebaikan dan segala
sesuatu yang diridhoi
Allah SWT. Orang yang
seperti ini tidak mau
berhenti beramal baik,
selalu bisa
menundukkan
nafsunya, dia selalu
mengingat karakter
nafsunya dalam
keadaan sendirian.
Seperti yang diktakan
dalam burdah: “Nafsu
itu seperti anak bayi,
jika dibiarkan menyusu
sampai besarpun pasti
tetap suka menyusu,
tetapi jika disapih tentu
akan berhenti menyusu
(tidak mau menyusu).
Jika orang mempunyai
nafsu mulhamah diberi
taufik oleh Allah SWT.
Tidak mempunyai
waktu kosong, setiap
menitnya digunakan
untuk beramal sholeh,
dan tidak ada waktu
untuk melakukan
maksiat, mulai pagi
terbukanya mata sampai
malam tertutupnya mata
di hitung ucapan mana
yang tidak berupa amal
sholeh, perbuatan mana
yang tidak berupa amal
sholeh, lalu nafsunya
menjadi nafsu
muthainnah, yaitu;
senang dan diridhoi
Allah SWT. Adanya
peningkatan nafsu dari
nafsu ammarah hingga
raadhiyatan mardiyah
ini tidak lepas dari lima
ilmu. Raja Mesir
Rayyan bin Al-Walid
berkata: “Wahai Yusuf,
hari ini kamu
mempunyai kedudukan
yang mulia
dihadapanku dan
dianggap gila dengan
segala kejadian di
kerajaanku.60
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan dari keduanya sama, yaitu; nafsu
itu selalu mengajak kepada kejelekan. Penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada.
60
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2253-2255
24. Jadikan Aku Bendahara Negara
Allah berfirman,
ا كلمو قال إنك الي وم لدي نا لصو لن فسي ف لم الرض إن (مكين أمين وقال الملك ائ تون بو أست قال اجعلن على خزائ
حفيظ عليم
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan raja berkata:
"Bawalah Yusuf
kepadaku, agar aku
memilih dia sebagai
orang yang rapat
kepadaku". Maka
tatkala raja telah
bercakap-cakap
Dan raja berkata:
"Bawalah Yusuf
kepadaku, agar aku
memilih dia sebagai orang
yang rapat kepadaku".
Maka tatkala raja telah
bercakap-cakap dengan
dia, dia berkata:
Maka raja menyuruh
mengambil Yusuf, dan
dengan segera ia
dikeluarkan dari penjara.
Setelah Yusuf bercukur dan
berganti pakaian, ia
menghadap raja. Kata raja
kepadanya, "Aku telah
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
Bible. Penjelasan dari
ketiganya sama ,yaitu:
mimpi sang raja
ditakwilkan oleh Nabi
Yusuf as. perbedaannya
penjelasan dalam Bible
dengan dia, dia
berkata:
"Sesungguhnya kamu
(mulai) hari ini
menjadi seorang yang
berkedudukan tinggi
lagi dipercayai pada
sisi kami". Berkata
Yusuf: "Jadikanlah
aku bendaharawan
negara (Mesir);
sesungguhnya aku
adalah orang yang
pandai menjaga, lagi
berpengetahuan".61
"Sesungguhnya kamu
(mulai) hari ini menjadi
seorang yang
berkedudukan tinggi lagi
dipercayai pada sisi kami".
Berkata Yusuf:
"Jadikanlah aku
bendaharawan negara
(Mesir); sesungguhnya aku
adalah orang yang pandai
menjaga, lagi
berpengetahuan". Setelah
raja berkata: “Bawalah
Yusuf kepadaku.”utusan
raja mendatangi Yusuf dan
menyampaikan bahwa raja
bermimpi, dan tak seorang
pun dapat menerangkan
artinya. Ada yang
mengabarkan kepadaku
bahwa engkau dapat
menerangkan mimpi."
Yusuf menjawab, "Bukan
hamba, Tuanku, melainkan
Allah yang akan
memberikan penjelasan
yang tepat."
Lalu
berkatalah raja, "Aku
bermimpi bahwa aku
sedang berdiri di tepi
Sungai Nil. Lalu keluarlah
dari sungai itu tujuh sapi
yang gemuk-gemuk dan
berkulit mengkilap, lalu
lebih detail.
61
Q.S. Yusuf / 12: 54-55
sudah menyelesaikan
permasalahannya dengan
Zulaikha, dan Zulaikha
mengakui kesalahannya,
lalu utusan raja
mengatakan Yusuf
dipanggil sang raja. Yusuf
kemudian berdiri
berpamitan kepada orang-
orang yang berada di
dalam penjara dan dia
berdo`a; “Ya Allah!
Lembutkanlah hati orang-
orang kepada kebaikan dan
jangalah engkau
menyamarkan berita
kepada mereka.” lalu
mulai makan rumput di
tepi sungai itu. Kemudian
muncullah pula tujuh sapi
yang lain, yang kurus-
kurus dan tinggal kulit
pembalut tulang. Belum
pernah aku melihat sapi
yang begitu jelek di
seluruh Mesir. Sapi-sapi
yang kurus itu memakan
habis ketujuh sapi yang
gemuk tadi. Tetapi setelah
itu sapi-sapi yang kurus
itu masih tetap kurus. Lalu
terbangunlah aku dari
tidurku. Kemudian aku
tertidur dan bermimpi lagi,
bahwa aku melihat tujuh
bulir gandum yang berisi
Yusuf mandi dan memakai
pakaian yang diberi oleh
raja, lalu menghadap
kepada raja dan
mengucapkan salam
dengan bahasa Arab, raja
bertanya: “Itu bahsa apa?”
Yusuf: “Bahasa pamanku
Ismail.” Yusuf
mendo`akan raja dengan
bahasa Ibrani. Raja
bertanya: “Tadi itu bahasa
apa?” Yusuf menjawab:
“Bahasa ayahku Yakub bin
Ishaq bin Ibrahim. Raja
Mesir adalah satu-satunya
raja yang bisa bicara
dan masak-masak, tumbuh
pada satu tangkai. Lalu
tumbuh pula tujuh bulir
gandum yang kurus- kurus
dan kerut kering oleh
angin gurun. Bulir gandum
yang kurus itu menelan
bulir yang berisi tadi.
Telah kuceritakan kedua
mimpiku itu kepada para
tukang sihir, tetapi tak
seorang pun dapat
menerangkan artinya."Lalu
kata Yusuf kepada raja,
"Kedua mimpi itu sama
artinya; Allah telah
memberitahukan kepada
Tuanku apa yang akan
dilakukannya. Tujuh sapi
dengan tujuh puluh bahasa
selain bahasa Arab dan
Ibrani. Setiap perkataan
raja menggunakan satu
bahasa, Yusuf
menjawabnya dengan
bahasa itu, raja sangat
heran terhadap Yusuf.
Raja berkata: “Aku ingin
mendengar kamu
menerangkan mimpiku.
Yusuf berkata: “Iya.” Raja
berkata: “Kamu tahu tujuh
sapi yang gemuk-gemuk,
bagus-bagus tidak ada
yang kurus-kurus tujuh
sapi itu keluar dari sungai
yang gemuk itu ialah tujuh
tahun, dan tujuh bulir
gandum yang berisi itu
ialah tujuh tahun juga;
keduanya sama artinya.
Tujuh sapi yang kurus,
yang muncul kemudian,
serta tujuh bulir gandum
yang kurus dan kerut
kering oleh angin gurun itu
ialah masa kelaparan
selama tujuh tahun.
Sebagaimana telah hamba
katakan kepada Tuanku,
Allah telah
memperlihatkan kepada
Tuanku apa yang akan
dilakukannya. Nanti akan
datang tujuh tahun masa
Nil lalu naik ke dataran,
tidak lama kemudian
ketika aku melihat tujuh
sapi yang gemuk-gemuk
itu tiba-tiba air sungai Nil
surut kering dengan
sekejab,kemudian
keluarlah tujuh sapi kurus-
kurus dari tanah sungai Nil
yang surut tujuh sapi itu
mempunyai tanduk, gigi
dan cakar seperti cakar
anjing. Tujuh sapi yang
kurus-kurus itu memakan
tujuh sapi yang gemuk-
gemuk, lalu ada jerami
tujuh ikat yang hijau-hijau
penuh kemakmuran di
seluruh negeri Mesir.
Setelah itu akan datang
tujuh tahun kelaparan, dan
masa penuh kemakmuran
itu akan dilupakan sama
sekali, karena masa
kelaparan itu akan hebat
sekali sehingga negeri ini
menjadi tandus. Kemudian
tumbuh pula tujuh bulir
gandum yang lain, yang
kurus-kurus dan kerut
kering oleh angin gurun.
Lalu bulir gandum yang
kurus itu menelan ketujuh
bulir yang berisi tadi
Tuanku harus pula
mengangkat pegawai-
dan tujuh jerami yang
kering dan hitam di tanah
yang salah satunya ada
airnya, ketika itu aku
melihat dengan jelas
jerami yang hjau dan yang
kering, lalu ada angin
menghembus sehingga
jerami yang kering
itubertaburan ke jerami
yang hijau, dan keluar api
yang membakarjerami
yang hijau hingga
menghitam, itu semua aku
lihat di dalam mimpiku
ketika aku bangun aku
menjadi takut. Raja
pegawai lainnya, dan
memberi mereka kuasa
untuk memungut
seperlima dari semua
panen gandum selama
tujuh tahun masa penuh
kemakmuran itu, lalu
menimbunnya di kota-kota
serta menjaganya. Gandum
itu akan menjadi
persediaan makanan
selama tujuh tahun masa
kelaparan yang akan
datang di Mesir. Dengan
demikian rakyat tidak akan
mati kelaparan." Raja dan
para pegawainya
menyetujui rencana Yusuf
itu. Lalu raja berkata
berkata: “Apa arti mimpi
itu Yusuf, walaupun
mimpi ini belum jelas
tetapi aku ingin engkau
menakwilkan mimpiku
ini.” Yusuf menjawab:
“Kumpulkanlah makanan
dan bercocok tanamlah
sebanyak-banyaknyadi
musim hujan dalam tujuh
tahun ini, kemudian hasil
panen itu disimpan dengan
jeraminya nanti padinya
dimakan manusia dan
jeraminya dimakan hewan,
perintahkan kepada rakyat
supaya menyerahkan
kepada mereka, "Tak
mungkin kita mendapatkan
orang lain yang lebih
cocok daripada Yusuf,
sebab ia dipimpin oleh
Roh Allah." Maka raja
berkata kepada Yusuf,
"Allah telah
memberitahukan semua ini
kepadamu, jadi jelaslah
bahwa engkau lebih cerdas
dan bijaksana dari siapa
pun juga. Engkau akan
kuangkat menjadi
gubernur, dan seluruh
rakyatku akan mentaati
perintahmu. Hanya aku
sajalah yang lebih
berkuasa daripadamu."
setengah hasil panen
kepada kerajaan. Makanan
yang engkau simpan akan
cukup untuk penduduk
Mesir dan sekitarnya
ditahun paceklik, semua
penduduk Mesir akan
datang dan sekitarnya akan
datang meminta makanan
kepada raja, yang belum
pernah dialami oleh raja-
raja sebelumnya. Raja
berkata: “Siapa yang bisa
mengendalikan hal itu?”
Yusuf berkata: “Aku
adalah orang yang pandai
menjaga dan berilmu.”
Setelah itu raja
menanggalkan dari jarinya
cincin yang berukiran
stempel kerajaan, lalu
memasukkannya ke jari
Yusuf sambil berkata,
"Dengan ini engkau
kuangkat menjadi
gubernur seluruh Mesir."
Kemudian dikenakannya
pada Yusuf sebuah jubah
linen yang halus, dan
dikalungkannya pada
lehernya sebuah rantai
emas. Lalu diberikannya
kepada Yusuf kereta
kerajaan yang kedua untuk
kendaraannya, dan
pengawal. Demikianlah
Diriwayatkan Ibnu Abbas:
“Setelah setahun Yusuf
meminta menjadi
penguasa makanan, Yusuf
dipanggil raja lalu
dipakaikan baju kerajaan
dan disematkan pedang
kerajaan, dihiasi cincin
kerajaan, singgasana dari
emas, intan permata, dan
hiasan lainnya, raja
menyuruh Yusuf
menempati singgasananya
dan dia dikenalkan kepada
pembesar kerajaan.
Singkatnya semua
persoalan kerajaan dan
Yusuf diangkat menjadi
gubernur seluruh Mesir.
Kata raja kepadanya,
"Akulah raja dan aku
mengumumkan bahwa
tanpa izinmu tidak seorang
pun di seluruh Mesir boleh
melakukan apa-apa." Lalu
raja memberikan sebuah
nama Mesir kepada Yusuf,
yaitu Zafnat- Paaneah.
Diberikannya juga seoran
istri yang bernama Asnat,
anak Potifera yang
menjabat imam di kota
Heliopolis. Yusuf berumur
tiga puluh tahun ketika ia
mulai bekerja untuk raja
Mesir. Maka berangkatlah
kekayaan kerajaan
diserahkan kepada Yusuf.
tidak lama kemudian sang
raja meninggal dunia,
sebelum meninggal raja
menikahkan Yusuf dengan
Zulaikha dan mempunyai
dua putra yang bernama
Ifrasyim dan Misya, satu
putri yang bernama rahma
yang akhirnya menjadi
istri Nabi Ayyub as. di
Mesir Nabi Yusuf
bertindak adil dan disukai
oleh rakyatnya baik laki-
laki maupun perempuan.
Yusuf mengatur bercocok
Yusuf dari istana raja dan
pergi mengelilingi seluruh
negeri Dalam masa tujuh
tahun penuh kemakmuran
itu, tanah menghasilkan
panen yang berlimpah-
limpah. Gandum itu
dikumpulkan oleh Yusuf
lalu disimpannya di kota-
kota. Dalam setiap kota ia
menyimpan gandum hasil
ladang-ladang di sekitar
kota itu. Gandum yang
dikumpulkannya itu begitu
banyak sehingga Yusuf
berhenti menakarnya,
karena banyaknya seperti
pasir di tepi laut. Sebelum
masa kelaparan itu tiba,
tanam dan perkumpulan
untuk membangun gudang
makanan yang sangat
banyakdalam tahun-tahun
murah makanan untuk
persiapan menghadapi
tahun paceklik, setelah
tujuh tahun paceklik
datang, orang yang paling
resah raja Rayyan bin Al-
Walid dan dia berkata
kepada Nabi Yusuf as.:
“Wahai Yusuf, ini adalah
malam pemulaan paceklik
di tahun pertama makanan
sudah habis, ditahun ini
semua rakyat menukarkan
Asnat istri Yusuf
melahirkan dua anak laki-
laki. Kata Yusuf, "Allah
telah membuat saya lupa
kepada segala penderitaan
saya dan kepada kaum
keluarga ayah saya."
Karena itu dinamakannya
anaknya yang pertama
"Manasye". Dia berkata
pula, "Allah telah
memberikan anak-anak
kepada saya dalam masa
kesukaran saya," lalu
dinamakannya anaknya
yang kedua "Efraim".
Tujuh tahun masa penuh
kemakmuran yang telah
dinikmati negeri Mesir itu
bahan makanan kepada
pemerintah memakai perak
dan dinar sehingga rakyat
tidak yang mempunyai
perak dan dinar kecuali
pemerintah. Tahun kedua
rakyat menukarkan bahan
makanan dengan
menggunakan perhiasan
dan barang-barang indah
sehingga rakyat tidak ada
yang mempunyai
perhiasan dan barang -
barang indah kecuali
pemerintah. Tahun ketiga
rakyat menukarkan bahan
makanan dengan
berakhir. Maka datanglah
tujuh tahun masa
kelaparan, tepat seperti
yang telah dikatakan
Yusuf. Di seluruh dunia
terjadi kelaparan, tetapi di
seluruh Mesir ada
persediaan makanan.
Ketika rakyat Mesir mulai
menderita lapar, mereka
meminta makanan kepada
raja. Lalu raja menyuruh
mereka pergi kepada
Yusuf dan mentaati segala
apa yang akan
diperintahkan Yusuf
kepada mereka. Ketika
kelaparan itu menjadi
makin hebat dan menyebar
menggunakan hewan
ternak sehingga rakyat
tidak ada yang mempunyai
hewan ternak kecuali
pemerintah. Tahun
keempat rakyat
menukarkan bahan
makanan dengan
menggunakan budak-
budak dan jariyah-jariyah.
Tahun kelima mereka
menukarkan bahan
makanan dengan tanah dan
kebun mereka. Tahun
keenam mereka
menukarkan bahan
makanan dengan anak-
di seluruh negeri, Yusuf
membuka semua gudang
dan menjual gandum
kepada orang Mesir. Dari
seluruh dunia orang-orang
datang ke Mesir untuk
membeli gandum kepada
Yusuf karena kelaparan
terjadi dimana-mana.
Kelaparan itu begitu hebat,
sehingga di mana-mana
tidak ada makanan lagi.
Rakyat Mesir dan rakyat
Kanaan lemah dan tidak
berdaya karena lapar.
Setiap kali mereka
membeli gandum, Yusuf
mengumpulkan uang
pembayar gandum itu, lalu
anak mereka. Pada tahun
ketujuh mereka
menukarkan bahan
makanan dengan diri
mereka, sehingga semua
yang ada di Mesir milik
pemerintah Yusuf. Nabi
Yusuf berkata:
“bagaimana pendapat
engkau tentang hal ini,
tetapi seperti inilah
tindakan Allah SWT.
Kepadaku , bagaimana
pendapat engkau terhadap
rakyat Mesir yang sudah
menjadi milikku?” raja
Rayyan bin Al-Walid
disimpannya di istana raja.
Setelah habis uang di
Mesir dan di Kanaan,
orang-orang Mesir datang
kepada Yusuf dan berkata,
"Berilah kami makanan!
Jangan biarkan kami mati.
Uang kami sudah habis."
Yusuf menjawab, "Jika
uangmu sudah habis,
berilah ternakmu; aku akan
memberi makanan
kepadamu."Lalu mereka
memberikan ternaknya
kepada Yusuf, dan ia
memberi makanan kepada
mereka sebagai ganti kuda,
domba, kambing, sapi dan
keledai mereka. Pada
berkata: “terserah kamu,
aku ikut pendapatmu.”
Nabi Yusuf as. berkata:
“Aku bersaksi kepada
Allah SWT.dan kepadamu
bahwa aku memerdekakan
rakyat mesir dan segala
yang dimilikinya saya
kembalikan.62
tahun itu Yusuf memberi
makanan makanan
kepada mereka dan mereka
membayar dengan ternak.
Pada tahun berikutnya
mereka datang lagi
kepadanya dan berkata,
"Kami berterus terang
kepada Tuan bahwa uang
kami sudah habis dan
ternak kami sudah menjadi
milik Tuan. Kami tidak
punya apa-apa lagi yang
dapat kami berikan kepada
Tuan, selain diri kami
sendiri dan tanah kami.
Jangan biarkan kami mati!
Jangan biarkan ladang-
62
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2255-2261
ladang kami menjadi
tandus. Belilah kami dan
tanah kami dengan
gandum sebagai
pembayarannya. Kami dan
tanah kami akan menjadi
milik raja. Berilah kami
gandum untuk
menyambung hidup kami
dan juga benih untuk
ditabur di ladang kami!"
Lalu Yusuf membeli
semua tanah di mesir
untuk raja. Setiap orang
Mesir terpaksa menjual
tanahnya, karena masa
kelaparan itu sangat
dahsyat; lalu semua tanah
di Mesir menjadi milik
raja. Seluruh rakyat Mesir
dijadikan hamba oleh
Yusuf. Pada waktu panen,
kamu harus memberikan
seperlima bagian hasilnya
kepada raja. Selebihnya
boleh kamu pakai untuk
benih dan untuk makanan
bagimu dan bagi
keluargamu." Jawab
mereka, "Tuan telah
menyelamatkan kami dan
kami berterima kasih.
Kami rela menjadi hamba
raja." Kemudian Yusuf
menjadikan hal itu
undang-undang di negeri
Mesir, yaitu bahwa
seperlima dari hasil panen
harus menjadi milik raja.
Sampai sekarang undang-
undang itu masih berlaku.
Hanya tanah imam-
imamlah yang tidak
menjadi milik raja.63
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya sama
,yaitu: mimpi sang raja ditakwilkan oleh Nabi Yusuf as. Perbedaannya penjelasan dalam Bible lebih detail.
25. Pintu Kemuliaan Mulai Terbuka
Allah berfirman,
بلت خضر سبع عجاف وسبع سن يق أفتنا ف سبع ب قرات سان يكله د وأخر يبسات لعلي أرجع إل الناس يوسف أي ها الص
بلو إل قليل ما تكلون ( قال ت زرعون سبع سنين دأب فما ح لعلهم ي علمون (صدت فذروه ف سن
63
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 53-54
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan demikianlah Kami
memberi kedudukan
kepada Yusuf di negeri
Mesir; (dia berkuasa
penuh) pergi menuju
kemana saja ia kehendaki
di bumi Mesir itu. Kami
melimpahkan rahmat
Kami kepada siapa yang
Kami kehendaki dan
Kami tidak menyia-
nyiakan pahala orang-
orang yang berbuat baik.
Dan sesungguhnya
pahala di akhirat itu lebih
Dan demikianlah Kami
memberi kedudukan kepada
Yusuf di negeri Mesir; (dia
berkuasa penuh) pergi
menuju kemana saja ia
kehendaki di bumi Mesir
itu. Kami melimpahkan
rahmat Kami kepada siapa
yang Kami kehendaki dan
Kami tidak menyia-nyiakan
pahala orang-orang yang
berbuat baik. Dan
sesungguhnya pahala di
akhirat itu lebih baik, bagi
orang-orang yang beriman
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
Penjelasan dari keduanya
sama, yaitu; memuliakan
Nabi Yusuf as.
Perbedaannya penjelasan
ayat ini dalam Bible tidak
ada.
baik, bagi orang-orang
yang beriman dan selalu
bertakwa.64
dan selalu bertakwa.
Diriwayatkan dari Ibnu
Abbas: “Muhsinin artinya
as-shabirin yaitu orang-
orang yang bersabar. Seperti
Nabi Yusuf as. yang selalu
bersabar dalam ujian
pebganiayaan saudara-
saudaranya, sabar dalam
tipu daya perempuan, salam
ketika di penjara. Biasanya
pahala dalam kesabaran itu
diperlihatkan di dunia oleh
Allah SWT. Tetapi umat
Nabi Muhammad saw.
mengharap pahala di akhirat
64
Q.S. Yusuf / 12: 56-57
Dan sesungguhnya pahala di
akhirat itu lebih baik, bagi
orang-orang yang beriman
dan selalu bertakwa. ayat
ini menunjukkan bahwa
orang yang beriman yang
tidak berhati-hati tidak akan
mendapatkan pahala akhirat,
karena biasanya manusia
tidak mengharapkan pahala
dan tidak mau karena
akhirat.65
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari keduanya sama,
yaitu; memuliakan Nabi Yusuf as. Perbedaannya penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada.
26. Bawalah Saudara Kalian
65 Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2262-2263
Allah berfirman,
زىم بهازىم قا ا جه أبيكم أل ت رون أن أوف الكيل ولم ل ائ تون بخ لكم م
ر (أبه وإن لفاعلون ( قالوا سن راود عنو ( فإن ل تتون بو فل كيل لكم عندي ول ت قربون المنزلين وأن خي
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan tatkala Yusuf
menyiapkan untuk
mereka bahan
makanannya, ia
berkata: "Bawalah
kepadaku saudaramu
yang seayah dengan
kamu (Bunyamin),
tidakkah kamu melihat
Dan tatkala Yusuf
menyiapkan untuk
mereka bahan
makanannya, ia
berkata: "Bawalah
kepadaku saudaramu
yang seayah dengan
kamu (Bunyamin),
tidakkah kamu melihat
Ketika Yakub mendengar
bahwa ada gandum di
Mesir, berkatalah ia
kepada anak-anaknya,
"Mengapa kamu tenang-
tenang saja? Telah
kudengar bahwa ada
gandum di Mesir;
pergilah ke sana dan
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan dari ketiganya
sama, yaitu; saudara-
saudara Nabi Yusuf as.
pergi ke Mesir untuk
membeli bahan makanan
dan mereka disuruh
membawa bunyamin ke
bahwa aku
menyempurnakan
sukatan dan aku adalah
sebaik-baik penerima
tamu? Jika kamu tidak
membawanya
kepadaku, maka kamu
tidak akan mendapat
sukatan lagi dari
padaku dan jangan
kamu mendekatiku".
Mereka berkata: "Kami
akan membujuk
ayahnya untuk
membawanya (ke mari)
dan sesungguhnya kami
benar-benar akan
bahwa aku
menyempurnakan
sukatan dan aku adalah
sebaik-baik penerima
tamu? Jika kamu tidak
membawanya
kepadaku, maka kamu
tidak akan mendapat
sukatan lagi dari
padaku dan jangan
kamu mendekatiku".
Mereka berkata: "Kami
akan membujuk
ayahnya untuk
membawanya (ke mari)
dan sesungguhnya kami
benar-benar akan
belilah gandum supaya
kita jangan mati
kelaparan." Lalu pergilah
kesepuluh abang Yusuf
itu membeli gandum di
Mesir. Tetapi Yakub tidak
mengizinkan Benyamin,
adik kandung Yusuf,
pergi bersama mereka,
karena ia takut jangan-
jangan terjadi kecelakaan
dengan anaknya itu.
Karena kelaparan di
negeri Kanaan, anak-anak
Yakub bersama banyak
orang lain datang
membeli gandum di
kerajaan oleh Nabi Yusuf
as. Perbedaannya penjelasan
Bible lebih detail.
melaksanakannya".66
melaksanakannya".
Paceklik terjadi juga di
Kan`an dan Syam
daerahnya Nabi Yakub
as. Nabi Yakub as.
mendengar bahwa di
Mesir ada raja yang
menjual bahan
makanan. Nabi Yakub
as. menyuruh sepuluh
putranya pergi ke
Mesir, sebab
peraturannya Nabi
Yusuf as. setiap orang
bisa membeli bahan
makanan seberat unta
Mesir. Yang menjual
gandum kepada orang-
orang dari seluruh dunia
ialah Yusuf, sebagai
gubernur Mesir. Sebab itu
abang-abang Yusuf
datang dan sujud di
hadapannya. Ketika
Yusuf melihat abang-
abangnya, ia mengenali
mereka, tetapi ia pura-
pura tidak kenal. Dengan
kasar ia bertanya kepada
mereka, "Kamu orang
mana?" "Kami orang
Kanaan. Kami datang
66
Q.S. Yusuf / 12: 59-61
membawa barang.
Diriwayatkan: Ketika
mereka sampai di
kerajaan mereka
ditanya oleh Nabi
Yusuf as.: “Apa
keperluan kalian datang
ke daerah ini?” mereka
menjawab: “Kami mau
membeli bahan
makanan.” Nabi Yusuf
as. bertanya: “jangan
kalian ini mata-mata
yang mempunyai
kepentingan untuk
musak kami.” Mareka
menjawab: “Demi
untuk membeli
makanan," jawab mereka.
Meskipun Yusuf
mengenali abang-
abangnya, mereka tidak
mengenali dia. Lalu ia
teringat kepada mimpinya
tentang mereka. Dan
berkatalah ia, "Kamu ini
mata-mata; kamu datang
untuk menyelidiki di
mana kelemahan negeri
kami." "Tidak, Tuanku,"
jawab mereka. "Kami,
hamba-hamba Tuan
datang hanya untuk
membeli makanan. Kami
Allah! Kami berlindung
kepadanya agar kami
terhindar menjadi mata-
mata.” Nabi Yusuf as.
bertanya: “Kalian
semua dari daerah
mana?” mereka
menjawab: “Kami dari
daerah Kan`an, ayah
kami Nabi Yakub as.”
Nabi Yusuf as.
bertanya: “Apakah
kalian mempunyai anak
selain kalian?” mereka
menjawab: “Iya, ayah
kami mempunyai
sebelas anak yang
ini bersaudara, Tuanku.
Kami ini orang baik-baik,
bukan mata-mata." Yusuf
berkata kepada mereka,
"Bohong! Kamu datang
kemari untuk
menyelidiki di mana
kelemahan negeri
ini."Jawab mereka,
"Kami ini dua belas
bersaudara, Tuanku, kami
anak dari satu ayah di
negeri Kanaan. Seorang
dari kami telah
meninggal dan yang
bungsu sekarang ada
bersama ayah kami."
paling ketika itu ikut
kami ke hutan dan dia
meninggal, dia putra
yang sangat disayang
oleh ayah kami, ada
satu lagi saudara kami
yang seayah dengan
kami tetapi dia tidak
boleh ikut oleh ayah
kami, karena menjaga
ayah. Nabi Yusuf as.
merasa kasihan dan
Nabi Yusuf as.
memerintahkan agar
saudaranya dimuliakan.
Karena Nabi Yusuf as.
berpesan seperti itu,
"Memang benar seperti
kataku," jawab Yusuf,
"kamu ini mata-mata.
Aku mau menguji kamu:
Aku bersumpah demi
nama raja bahwa kamu
tidak akan meninggalkan
negeri ini jika adikmu
yang bungsu itu tidak
datang kemari. Seorang
dari kamu harus pulang
mengambilnya. Yang lain
akan ditahan sampai
perkataanmu terbukti.
Jika tidak, demi nama
raja, kamu ini mata-mata
musuh!" Kemudian
maka diantara mereka
ada yang berkata:
"Ayah itu sangat susah
itinggalkan.” Nabi
Yusuf as. berkata:
“Salah satu dari kalian
harus ada yang disini
sebagai tawanan dan
kamu tidak boleh
pulang sebelum kalian
datang membawa
saudara kalian. Lalu
mereka mengundi siapa
yang jadi tawanan dan
akhirnya Sam`un yang
jadi tawanan. Nabi
Yusuf as. berharap
mereka dimasukkan ke
dalam penjara tiga hari
lamanya. Pada hari yang
ketiga Yusuf berkata
kepada mereka, "Aku
orang yang takut dan taat
kepada Allah. Kamu
akan kuselamatkan
dengan satu syarat.
Untuk membuktikan
bahwa kamu ini jujur,
seorang dari kamu akan
ditahan dalam penjara;
yang lain boleh pulang
dan membawa gandum
yang kamu beli untuk
keluargamu yang sedang
bahwa saudar-
saudaranya kembali ke
kerajaan karena dia
tahu kalau saudara-
saudaranya akan
menjaga amanahnya
Salah satu mufasir ada
yang berkata: “Barang-
barang yang mereka
barter dengan bahan
makanan dimasukkan
ke dalam karung
mereka, karena Nabi
Yusuf as. khawatir
ayahnya (Nabi Yakub
as.) tidak mempunyai
barang untuk dibuat
menderita lapar. Setelah
itu kamu harus
membawa adikmu yang
bungsu kepadaku. Itulah
buktinya nanti bahwa
perkataanmu itu benar,
dan kamu tidak akan
kuhukum mati." Mereka
setuju dengan keputusan
gubernur itu. Lalu
berkatalah mereka
seorang kepada yang
lain, "Nah, kita sekarang
dihukum akibat
kesalahan kita terhadap
adik kita dahulu; ia minta
tolong tetapi kita tidak
barter dengan bahan
makanan.67
mau peduli, walaupun
kita melihat bahwa ia
sangat menderita. Itulah
sebabnya kita sekarang
mengalami penderitaan
ini. Kata Ruben,
"Bukankah dahulu sudah
saya katakan kepada
kalian supaya anak itu
jangan diapa-apakan.
Tetapi kalian tidak mau
mendengarkan. Dan
sekarang kematiannya
dibalaskan kepada kita."
Yusuf mengerti bahasa
mereka, tetapi mereka
67
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2263-2266
tidak mengetahui hal
itu, karena mereka
berbicara dengan Yusuf
dengan perantaraan
seorang juru bahasa.
Yusuf meninggalkan
mereka, lalu menangis.
Ketika sudah dapat
berkata-kata lagi, ia
kembali kepada mereka,
lalu mengambil Simeon,
dan menyuruh mengikat
dia di depan semua
saudaranya. Yusuf
memerintahkan supaya
karung- karung yang
dibawa abang-abangnya
diisi dengan gandum, dan
uang mereka masing-
masing dimasukkan ke
dalam karung-karung itu.
Juga supaya mereka
diberi makanan untuk
bekal di jalan.68
.
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya sama,
yaitu; saudara-saudara Nabi Yusuf as. pergi ke Mesir untuk membeli bahan makanan dan mereka disuruh
membawa bunyamin ke kerajaan oleh Nabi Yusuf as. Perbedaannya penjelasan Bible lebih detail.
27. Izinkan Kami
68
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 55-56
Allah berfirman,
ا رجعوا إل أبيهم قالوا ي أبن منع منا الكيل فأرسل معنا أخان نكتل ( وإن لو لافظون ف لم
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Maka tatkala mereka
telah kembali kepada
ayah mereka (Ya'qub)
mereka berkata: "Wahai
ayah kami, kami tidak
akan mendapat sukatan
(gandum) lagi, (jika tidak
membawa saudara kami),
sebab itu biarkanlah
saudara kami pergi
bersama-sama kami
Maka tatkala mereka
telah kembali kepada
ayah mereka (Ya'qub)
mereka berkata:
"Wahai ayah kami,
kami tidak akan
mendapat sukatan
(gandum) lagi, (jika
tidak membawa
saudara kami), sebab
itu biarkanlah saudara
Di tempat mereka
bermalam, seorang dari
mereka membuka karung
gandumnya untuk
memberi makan
keledainya.
Ditemukannya uangnya
di atas gandum itu.
"Uang saya
dikembalikan," serunya
kepada saudara-
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan dari ketiganya
sama, yaitu: saudara-saudara
Nabi Yusuf as. menceritakan
kejadian yang mereka alami
di kerajaan Mesir.
Perbedaannya pejelasan
dalam Bible lebih detail.
supaya kami mendapat
sukatan, dan
sesungguhnya kami
benar benar akan
menjaganya".69
kami pergi bersama-
sama kami supaya
kami mendapat
sukatan, dan
sesungguhnya kami
benar benar akan
menjaganya".
Sebelum mereka
menemui ayah mereka
dan sebelum
membuka karung
mereka. Merekka
berkata: “Kami semua
di Mesir dimuliakan
oleh raja Mesir.” Nabi
Yakub as. berkata:
saudaranya. "Lihat, ada di
dalam karung saya!" Hati
mereka menjadi kecut,
dan dengan ketakutan
mereka saling bertanya,
"Apa yang dilakukan
Allah kepada kita?"
Waktu sampai di Kanaan,
mereka menceritakan
kepada ayah mereka
segala sesuatu yang telah
mereka alami. Kata
mereka, "Gubernur Mesir
bicara dengan kasar
kepada kami dan
menuduh kami memata-
69
Q.S. Yusuf / 12: 63
“nanti kalau ke Mesir
sampaikan salam ayah
kepada raja Mesir
bahwa ayah
mendo`akannya
karena telah
memberikan bahan
makanan kepada
kami, kemana
Syam`un ?” mereka
menjawab: “Syam`un
kami gadaikan kepada
raja Mesir dan mereka
menceritakan apa
yang mereka alami di
Mesir, "Wahai ayah
kami apa lagi yang
matai negerinya. Kami
menjawab, 'Kami orang
baik-baik, bukan mata-
mata, kami orang jujur.
Kami semua dua belas
bersaudara, anak dari
satu ayah, dan seorang
telah meninggal,
sedangkan yang bungsu
ada bersama ayah di
Kanaan.' Gubernur itu
mengatakan, 'Aku mau
menguji kamu untuk
mengetahui apakah kamu
orang jujur: Seorang dari
kamu harus tinggal; yang
lain boleh pulang
kita inginkan. Ini
barang-barang kita
dikembalikan kepada
kita, dan kami akan
dapat memberi makan
keluarga kami, dan
kami akan dapat
memelihara saudara
kami, dan kami akan
mendapat tambahan
sukatan (gandum)
seberat beban seekor
unta. Itu adalah
sukatan yang mudah
(bagi raja Mesir)".70
membawa gandum
kepada keluargamu yang
sedang menderita lapar.
Setelah kamu kembali
membawa adikmu yang
bungsu, aku akan tahu
bahwa kamu bukan mata-
mata, melainkan orang
jujur. Maka saudaramu
yang kutahan itu akan
kukembalikan kepadamu
dan kamu boleh tinggal
di negeri ini dan bebas
berdagang.”71
70
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2267-2268 71
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 55-56
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya sama,
yaitu: saudara-saudara Nabi Yusuf as. menceritakan kejadian yang mereka alami di kerajaan Mesir. Perbedaannya
pejelasan dalam Bible lebih detail.
28. Kami Akan Menjaganya
Allah berfirman,
ا ف تحوا متاعهم وجدوا بضاعت هم ردت إليهم قالوا ي أبن ما ن بغي ىذه بضاعت نا نا ونير أىلنا ونفظ أخان ون زداد ردت ولم إلي
الل لتأت نن بو إل أن ياط بكم ف لم لك كيل يسير كيل بعير ذ أرسلو معكم حت ت ؤتون موثقا م ا آت وه موثقهم قال ( قال ل
على ما ن قول (وكيل الل
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Tatkala mereka membuka
barang-barangnya, mereka
Tatkala mereka
membuka barang-
Kemudian, pada waktu
mereka mengosongkan
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
menemukan kembali
barang-barang (penukaran)
mereka, dikembalikan
kepada mereka. Mereka
berkata: "Wahai ayah kami
apa lagi yang kita
inginkan. Ini barang-
barang kita dikembalikan
kepada kita, dan kami akan
dapat memberi makan
keluarga kami, dan kami
akan dapat memelihara
saudara kami, dan kami
akan mendapat tambahan
sukatan (gandum) seberat
beban seekor unta. Itu
adalah sukatan yang
barangnya, mereka
menemukan kembali
barang-barang
(penukaran) mereka,
dikembalikan kepada
mereka. Mereka
berkata: "Wahai ayah
kami apa lagi yang kita
inginkan. Ini barang-
barang kita
dikembalikan kepada
kita, dan kami akan
dapat memberi makan
keluarga kami, dan
kami akan dapat
memelihara saudara
kami, dan kami akan
karung-karung mereka,
mereka menemukan
dompet masing- masing
yang berisi uang; lalu
mereka sangat ketakutan,
juga ayah mereka. Lalu
berkatalah ayah mereka,
"Kalian menyebabkan
aku kehilangan semua
anakku. Yusuf tidak ada
lagi; Simeon tidak ada
lagi; dan sekarang kalian
akan mengambil
Benyamin juga. Bukan
main penderitaanku!"
Lalu kata Ruben kepada
ayahnya, "Serahkanlah
Bible. Penjelasannya
sama, yaitu: saudara-
saudara Nabi Yusuf as.
diizinkan membawa
Bunyamin pergi bersama
mereka. Perbedaan
diantara ketiganya
penjelasan dalam Bible
lebih detail.
mudah (bagi raja Mesir)".
Ya'qub berkata: "Aku
sekali-kali tidak akan
melepaskannya (pergi)
bersama-sama kamu,
sebelum kamu
memberikan kepadaku
janji yang teguh atas nama
Allah, bahwa kamu pasti
akan membawanya
kepadaku kembali, kecuali
jika kamu dikepung
musuh". Tatkala mereka
memberikan janji mereka,
maka Ya'qub berkata:
"Allah adalah saksi
terhadap apa yang kita
mendapat tambahan
sukatan (gandum)
seberat beban seekor
unta. Itu adalah sukatan
yang mudah (bagi raja
Mesir)". Ya'qub
berkata: "Aku sekali-
kali tidak akan
melepaskannya (pergi)
bersama-sama kamu,
sebelum kamu
memberikan kepadaku
janji yang teguh atas
nama Allah, bahwa
kamu pasti akan
membawanya kepadaku
kembali, kecuali jika
Benyamin kepada saya,
Ayah; nanti akan saya
bawa kembali, jika tidak,
Ayah boleh membunuh
kedua anak laki-laki
saya." Tetapi Yakub
berkata, "Tidak
Benyamin tidak boleh
kalian bawanya; "
Kelaparan di Kanaan
makin hebat, dan setelah
keluarga Yakub
menghabiskan semua
gandum yang dibawa dari
Mesir, berkatalah Yakub
kepada anak-anaknya,
"Pergilah lagi ke sana
ucapkan (ini)".72
kamu dikepung
musuh". Tatkala
mereka memberikan
janji mereka, maka
Ya'qub berkata: "Allah
adalah saksi terhadap
apa yang kita ucapkan
(ini)". Seperti itulah
taktik Nabi Yusuf as.,
manusia itu menjadi
tawanannya orang yang
berbuat baik
kepadanya, artinya:
“Orang yang diberi
bantuan oleh orang lain
pasti menjadai
dan belilah gandum
untuk kita." Lalu Yehuda
berkata kepadanya,
"Gubernur Mesir telah
memberi peringatan
keras bahwa kami tidak
boleh menghadap dia jika
kami tidak membawa
adik kami itu. Kalau
Ayah mengizinkan adik
kami ikut, kami mau
pergi ke sana membeli
makanan. Tetapi kalau
Ayah tidak mengizinkan
Benyamin ikut, kami
tidak mau pergi, sebab
72
Q.S. Yusuf / 12: 65-66
tawanannya orang yang
membantunya. Nabi
Yakub as. terpaksa
mengizinkan Bunyamin
pergi bersama mereka,
karena Nabi Yakub as.
tidak melihat diantara
mereka ada yang iri dan
dengki kepada
Bunyamin. Ketika Nabi
Yusuf as. bersama
mereka ia menyadari
setelah semua dewasa
kelakuannya akan
leebih baik berbeda
gubernur itu telah berkata
bahwa kami tidak boleh
menghadap jika adik
kami tidak ikut." Kata
Yakub, "Mengapa kalian
menyusahkan aku
dengan memberitahukan
kepada orang itu bahwa
kalian masih mempunyai
adik?"
Jawab mereka,
"Orang itu terus-
menerus bertanya tentang
kami dan tentang
keluarga kita, katanya,
'Masih hidupkah
dengan waktu mereka
kecil dulu.73
ayahmu? Apakah kamu
masih punya adik laki-
laki lain?' Kami terpaksa
menjawab segala
pertanyaannya.
Bagaimana kami dapat
menduga bahwa dia akan
menyuruh kami
membawa adik kami itu?"
Lalu kata Yehuda kepada
ayahnya, "Izinkanlah
anak itu ikut, dan saya
yang bertanggung jawab
atas dia. Kami akan
berangkat dengan segera
supaya tidak seorang pun
73
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2269-2271
dari kita mati kelaparan.
Sayalah jaminannya, dan
Ayah boleh menuntut dia
dari saya. Kalau dia tidak
saya bawa kembali
dengan selamat, saya
tanggung hukumannya
seumur hidup.
Seandainya kita tidak
menunggu begitu lama,
pasti kami sekarang
sudah pulang pergi dua
kali."Lalu ayah mereka
berkata: “Jika memang
harus begitu, bawalah
hasil yang paling baik
dari negeri ini dalam
karung-karungmu
sebagai hadiah untuk
gubernur itu: Kismis,
madu, rempah-rempah,
buah kemiri dan buah
badam. Bawalah juga
uang dua kali lipat,
karena uang yang
ditemukan di dalam
karungmu itu harus
kalian kembalikan.
Barangkali itu suatu
kekeliruan. Bawalah
adikmu itu, dan
kembalilah dengan
segera. Semoga Allah
Yang Mahakuasa
membuat gubernur itu
merasa kasihan kepada
kalian, sehingga ia mau
mengembalikan
Benyamin dan Simeon
kepadamu. Mengenai aku
ini, jika aku memang
harus kehilangan anak-
anakku, apa boleh buat."
Kemudian saudara-
saudara Yusuf membawa
hadiah-hadiah itu dan
uang dua kali lipat, lalu
berangkat ke Mesir
bersama Benyamin.
Setelah sampai disana,
mereka menghadap
Yusuf. Ketika Yusuf
melihat Benyamin dan
saudara-saudaranya, ia
menyuruh pelayannya
untuk membawa mereka
ke rumahnya, mereka
akan makan bersama
sebab itu sembelihlah
seekor binatang ternak
lalu siapkanlah itu."
Pelayan itu melaksanakan
perintah itu dan
membawa saudara-
saudara Yusuf ke dalam
rumah gubernur. Ketika
mereka dibawa ke dalam
rumah Yusuf, mereka
ketakutan dan berpikir,
"Kita dibawa ke sini,
karena uang yang kita
temukan dalam karung
kita pada waktu kita
datang kemari dahulu.
Mereka akan
menangkap kita dengan
tiba-tiba, lalu mengambil
keledai kita dan
menjadikan kita hamba
mereka." Karena itu, di
dekat pintu rumah Yusuf,
mereka berkata kepada
kepala rumah tangga,
"Maaf, Tuan, kami sudah
pernah datang kemari
untuk membeli makanan.
Pada perjalanan pulang,
ketika kami hendak
bermalam, kami
membuka karung kami.
Tahu-tahu seluruh uang
pembayaran gandum
kami ada di atas gandum.
Kami tidak tahu siapa
yang memasukkan uang
itu. Sekarang kami
membawanya kembali
kepada Tuan. Selain itu
kami masih membawa
uang juga untuk membeli
makanan lagi."Pelayan
itu berkata, "Jangan
takut. Jangan khawatir.
Allahmu, yaitu Allah
yang dipuja ayahmu,
Dialah yang
memasukkan uang itu ke
dalam karungmu. Saya
telah menerima
pembayaranmu untuk
gandum itu." Kemudian
dibawanya Simeon
kepada mereka, lalu
diantarkannya mereka ke
dalam rumah. Ia
memberi mereka air
untuk membasuh kaki,
dan juga makanan untuk
keledai mereka. Setelah
itu mereka menyiapkan
hadiah untuk diberikan
kepada Yusuf apabila ia
datang pada waktu tengah
hari, karena mereka
sudah diberitahukan
bahwa mereka akan
makan bersama-sama
dengan dia. Ketika Yusuf
sampai di rumah, mereka
memberikan hadiah-
hadiah itu kepada Yusuf
sambil sujud kepadanya.
Yusuf bertanya tentang
keadaan mereka, lalu
berkata, "Kamu telah
menceritakan kepadaku
tentang ayahmu yang
sudah tua itu. Bagaimana
keadaannya? Baik-
baikkah?"Jawab mereka,
"Hamba Tuan, ayah kami,
baik keadaannya." Lalu
mereka sujud kepadanya.
Ketika Yusuf melihat
Benyamin, adiknya,
berkatalah ia, "Jadi,
inikah adikmu yang
bungsu itu, yang telah
kamu sebut-sebut
kepadaku? Semoga Allah
memberkatimu,
anakku."Hati Yusuf
meluap karena rasa rindu
dan sayang kepada
adiknya. Ia hampir tak
dapat menguasai dirinya,
karena itu pergilah ia dari
situ dengan tiba-tiba lalu
masuk ke kamarnya dan
menangis. Sesudah itu ia
membasuh mukanya, lalu
keluar lagi, dan dengan
menahan hatinya, ia
menyuruh
menghidangkan
makanan. Yusuf makan
pada sebuah meja
tersendiri, dan saudara-
saudaranya pada meja
yang lain. Orang-orang
Mesir yang ada di situ
makan pada meja yang
lain lagi, karena mereka
merasa hina bila makan
bersama-sama dengan
orang Ibrani. Saudara-
saudara Yusuf
ditempatkan pada meja
yang berhadapan dengan
Yusuf, menurut urutan
umurnya masing-
masing, mulai dari yang
sulung sampai yang
bungsu. Ketika mereka
melihat cara penempatan
itu, mereka saling
memandang dengan
heran. Mereka diberi
makanan dari meja
Yusuf, dan Benyamin
dilayani lima kali lebih
banyak daripada yang
lainnya. Lalu makan dan
minumlah mereka
bersama-sama dengan
Yusuf sampai puas.74
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasannya sama, yaitu:
saudara-saudara Nabi Yusuf as. diizinkan membawa Bunyamin pergi bersama mereka. Perbedaan diantara
ketiganya penjelasan dalam Bible lebih detail.
29. Masuklah Dari Pintu Yang Berbeda
Allah berfirman,
74
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 56-57
أب واب مت فرقة وما أغن بب واحد وادخلوا م وقال ي بن ل تدخلوا م الل م لت عنكم م شيء إن الكم إل لل عليو ت وك
ل المت وكلون وعليو ف لي ت وك
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan Ya'qub berkata:
"Hai anak-anakku
janganlah kamu
(bersama-sama) masuk
dari satu pintu gerbang,
dan masuklah dari
pintu-pintu gerbang
yang berlain-lain;
namun demikian aku
tiada dapat melepaskan
kamu barang sedikitpun
Dan Ya'qub berkata:
"Hai anak-anakku
janganlah kamu
(bersama-sama) masuk
dari satu pintu gerbang,
dan masuklah dari pintu-
pintu gerbang yang
berlain-lain; namun
demikian aku tiada dapat
melepaskan kamu barang
sedikitpun dari pada
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasan keduanya sama,
yaitu; Nabi Yakub
berpesan kepada putra-
putranya ketika memasuki
negeri Mesir masuklah
dengan pintu yang
berbeda-beda.
Perbedaannya penjelasan
ayat ini dalam Bible tidak
dari pada (takdir) Allah.
Keputusan menetapkan
(sesuatu) hanyalah hak
Allah; kepada-Nya-lah
aku bertawakkal dan
hendaklah kepada-Nya
saja orang-orang yang
bertawakkal berserah
diri".75
(takdir) Allah. Keputusan
menetapkan (sesuatu)
hanyalah hak Allah;
kepada-Nya-lah aku
bertawakkal dan
hendaklah kepada-Nya
saja orang-orang yang
bertawakkal berserah
diri". Ketika saudara-
saudar Nabi Yusuf as.
hendak pergi ke Mesir
membawa bunyamin
Nabi Yakub as. takut
putra-putranya terkena
`ain, maka Nabi Yakub
as. berpesan agar jangan
ada.
75
Q.S. Yusuf / 12: 67
lewat satu pintu ketika
masuk Mesir, tetapi
masuklah dari berbagai
pintu, negeri Mesir
mempunyai empat pintu,
putra-putra Nabi Yakub
itu ganteng-ganteng,
gagah perkasa, begitulah
menurut Ibnu Abbas.
Ayat ini menunjukkan
bahwa orang islam itu
harus menjaga dari ain,
ain itu ada wujudnya.
Rasulullah bersabda:
“Ain itu benar-benar bisa
memasukkan orang laki-
laki ke dalam kubur dan
bisa memasukkan
perempuan ke dalam
kendil.” Setengah dari
do`a Rasulullah saw.
“Aku berlindung dengan
kalimat Allah SWT. Yang
sempurna dari setan yang
mengenahiku dan ain
yang menerobos badan.”
Syekh Malik bercerita
dari Muhammad Abi
Umamah bin Sahal bin
Junaif: “Muhammad itu
mendengar dari
bapaknya (Umamah)
berkata: “Bapak (Sahal)
kenapa bapak itu orang
laki-laki yang kulitnya
putih dan kulitnya
bagus,Amir bin Robiah
aku tidak butuh mengerti
kulit manusia dan
perempuan seperti
kulitnya Sahal, seketika
kulit Sahal panas
ditempat tersebut. Lalu
Rasulullah diberi tahu
kalau Sahal sakit panas
dan tidak bisa pergi
bersama Rasulullah
saw.76
76
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, (Surabaya: Al-Ihsan), Jilid. 12 hal. 2271-2277
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan keduanya sama, yaitu; Nabi Yakub
berpesan kepada putra-putranya ketika memasuki negeri Mesir masuklah dengan pintu yang berbeda-beda.
Perbedaannya penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada.
30. Yang Dirindukan Ada Didepan Mata
Allah berfirman,
تئس با كانوا ي عملون ا دخلوا على يوسف آوى إليو أخاه قال إن أن أخوك فل ت ب (ولم
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan tatkala mereka
masuk ke (tempat)
Yusuf. Yusuf
membawa saudaranya
(Bunyamin) ke
tempatnya, Yusuf
Dan tatkala mereka
masuk ke (tempat)
Yusuf. Yusuf membawa
saudaranya (Bunyamin)
ke tempatnya, Yusuf
berkata: "Sesungguhnya
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasan keduanya sama,
yaitu ; Bunyamin dibawa
ke kerajaan Mesir atas
perintah Nabi Yusuf.
berkata: "Sesungguhnya
aku (ini) adalah
saudaramu, maka
janganlah kamu
berdukacita terhadap
apa yang telah mereka
kerjakan".77
aku (ini) adalah
saudaramu, maka
janganlah kamu
berdukacita terhadap apa
yang telah mereka
kerjakan". Para ulama
ahli tafsir berkata:
“Ketika saudara-saudar
Yusuf menghadap
kepada raja mereka
berkata: “Wahai ratu,
saudara kita sudah datang
yang engkau perintah dan
engkau menyuruh kami
membawanya kemari,
Nabi Yusuf berkata: “Iya
penjelasn ini dalam Bible
tidak ada.
77
Q.S. Yusuf / 12: 69
benar, bagus aku akan
membalasnya.” mereka
semua dimuliakan oleh
Nabi Yusuf as. mereka
diambilkan bahan
makanan setiap orang
mendapat tambahan
makanan. Bunyamin
menagis dan berkata:
“Seumpama saudaraku
masih hidup (Nabi Yuusf
as.) pasti aku akan pergi
besamanya.” Nabi Yusuf
as. berkata: “Kenapa
kamu sendirian? “
saudaramu yang lain
berkata: “Dia mempunyai
saudara tapi saudaranya
sudah mennggal, ya
sudah kalau begitu aku
akan menemanimu.”
Ketika malam Nabi
Yusuf menyuruh mereka
tidak berdua-berdua dan
Bunyamin sendirian.
Nabi Yusuf berkata: “Dia
yang sendirian
bersamaku.” Nabi Yusuf
merangkul Bunyamin
dan menciumnya karena
dia baunya sama seperti
ayahnya (Nabi Yakub
as.) ketika pagi Nabi
Yusuf as. berkata: “Dia
yang sendirian saya ajak
makan di rumah.” Maka
Nabi Yusuf
memerintahkan agar
saudara-saudaranya
makan secukupnya,
ketika Nabi Yusuf as.
bersama Bunyamin, Nabi
Yusuf bertanya: “Siapa
namamu?” Bunyamin
menjawab: “Namaku
Bunyamin.” Nabi Yusuf
bertanya: “Apakah kamu
mempunyai anak?”
Bunyamin menjawab:
“Iya saya mempunyai
anak sepuluh laki-laki
semua.” Nabi Yusuf as.
bertanya: “Apakah kamu
mempunyai saudara yang
seibu?” Bunyamin
menjawab: “Iya tapi dia
sudah meninggal.” Nabi
Yusuf bertanya: “Apakah
kamu senang kalau aku
ini anggap saja seperti
saudaramu yang
meninggal itu?”
Bunyamin bertkata:
“Apakah ada saudara
yang seperyi kamu?”
tetapi engkau bukan
anakanya Yakub adan
Rahil. Nabi Yusuf as.
berdiri dan menangis,
Bunyamin dirangkul dan
beliau berkata: “Iya aku
adalah saudaramu
Yusuf.” Bunyamin
berkata: “Aku tidak akan
meninggalkanmu.” Nabi
Yusuf as. berkata: “Aku
tahh ayah sangat rindu
kepadaku, bagaimana
kalau engkau aku tahan
di Mesir, tapi pasti nanti
ayah makin sedih, aku
melakukan hal yang jelek
dan menetapi diri yaitu
aku melakukan sesuatu
yang jelek.” Bunyamin
berkata: “Aku tidak
peduli, tidak apa yang
ingin engkau lakukan,
aku tidak akan
memisahkan kamu.”
Nabi Yusuf berkata:
“Nanti kamu dan
saudara-saudara yang
lain akan pulang, aku
akan measukkan piala
mas di karung kamu, jadi
aku ingin menjadikamu
menjadi pencuri, supaya
aku bisa membawamu ke
kerajaan ini.” Bunyamin
berkata: “ terserah
engkau.78
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan keduanya sama, yaitu ; Bunyamin
dibawa ke kerajaan Mesir atas perintah Nabi Yusuf. penjelasn ini dalam Bible tidak ada.
31. Kalian Telah Mencuri
Allah berfirman,
زى ا جه ن أي ت ها العير إنكم لسارقون ف لم قاية ف رحل أخيو ث أذن مؤذ (م بهازىم جعل الس
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
78
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, (Surabaya: Al-Ihsan), Jilid. 12 hal. 2279-2281
1. Maka tatkala telah
disiapkan untuk
mereka bahan
makanan mereka,
Yusuf memasukkan
piala (tempat
minum) ke dalam
karung saudaranya.
Kemudian
berteriaklah
seseorang yang
menyerukan: "Hai
kafilah,
sesungguhnya kamu
adalah orang-orang
yang mencuri".79
Maka tatkala telah
disiapkan untuk mereka
bahan makanan mereka,
Yusuf memasukkan piala
(tempat minum) ke dalam
karung saudaranya.
Kemudian berteriaklah
seseorang yang
menyerukan: "Hai kafilah,
sesungguhnya kamu
adalah orang-orang yang
mencuri.” Para ulama
berbeda pendapat tentang
usahanya Nabi Yusuf as.
mengundang Bunyamin
yang merupakan
Yusuf memerintahkan
kepada pelayannya,
"Isilah karung orang-
orang itu dengan
gandum, sebanyak yang
dapat mereka bawa, dan
masukkan uang masing-
masing ke dalam
karungnya, di atas
gandum itu. Masukkan
juga piala perakku ke
dalam karung adik
mereka yang bungsu,
bersama-sama dengan
uang pembayaran
gandumnya." Pelayan itu
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
Bible. Penjelasannya
sama, yaitu: Pelayan Nabi
Yusuf as. meneriakkan
bahwa saudara-saudaranya
mencuri barang milik raja.
Perbedaannya penjelasan
dalam Bible lebih detail.
79
Q.S. Yusuf / 12: 70
penyelundupan barang raja
dan dianggap mencuri
barang raja. Salah satu
ulama ada yang
berpendapat: “Tindakan
Nabi Yusuf as. seperti itu
karena atas izin Allah
SWT.” Ulama yang lain
ada yang berpendapat:
“Nabi Yusuf as.
melakukan hal itu karena
merasakan betapa sulitnya
menghilangkan
penderitaan Nabi Yakub
as.80
melaksanakan perintah
itu. Keesokan harinya,
pagi-pagi sekali, Yusuf
berpisah dengan saudara-
saudaranya, lalu mereka
berangkat dengan keledai
mereka. Mereka belum
jauh dari kota itu, waktu
Yusuf berkata kepada
pelayannya, "Cepatlah
kejar orang-orang itu.
Jika sudah tersusul,
katakan kepada mereka,
'Mengapa kamu
membalas kebaikan
dengan kejahatan?
80
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2282
Mengapa kamu mencuri
piala perak tuanku? Piala
itu dipakainya untuk
minum dan sebagai alat
menujum. Kamu telah
melakukan kejahatan
besar!”Ketika pelayan itu
sampai kepada saudara-
saudara Yusuf,
dikatakannya apa yang
diperintahkan Yusuf.
Jawab mereka
kepadanya, "Apa maksud
Tuan? Kami bersumpah
bahwa kami tidak berbuat
begitu! Tuan sendiri tahu
bahwa uang yang kami
temukan di dalam
karung-karung kami di
atas gandum itu, telah
kami kembalikan kepada
Tuan. Jadi, tak mungkin
kami mencuri perak atau
emas dari rumah
gubernur!81
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasannya sama, yaitu: Pelayan
Nabi Yusuf as. meneriakkan bahwa saudara-saudaranya mencuri barang milik raja. Perbedaannya penjelasan
dalam Bible lebih detail.
32. Kami Bukan Pencuri
Allah berfirman,
81
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 58-59
نا لن فسد ف الرض وما كنا سارقين (قالوا تلل لقد علمتم ما جئ
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Saudara-saudara Yusuf
menjawab "Demi Allah
sesungguhnya kamu
mengetahui bahwa kami
datang bukan untuk
membuat kerusakan di
negeri (ini) dan kami
bukanlah para pencuri".82
Saudara-saudara Yusuf
menjawab "Demi Allah
sesungguhnya kamu
mengetahui bahwa
kami datang bukan
untuk membuat
kerusakan di negeri
(ini) dan kami bukanlah
para pencuri".
Perkataan seperti itu
karena saudara-saudara
Nabi Yusuf as. ketika di
Ketika Yehuda dan
saudara- saudaranya
sampai di rumah Yusuf,
ia masih ada di situ, dan
mereka sujud di
hadapannya. Maka
berkatalah Yusuf, "Apa
yang kamu lakukan itu?
Tak tahukah kamu bahwa
orang yang seperti aku
ini dapat mengetahui
perbuatanmu yang jahat
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
Bible. Penjelasan dari
ketiganya sama, yaitu:
saudara-saudara Nabi
Yusuf as. bersumpah
bahwa mereka tidak
mencuri barang milik raja.
Perbedaan dari ketiganya
penjelasan Bible lebih
detail.
82
Q.S. Yusuf / 12: 73
ruang tamunya Nabi
Yusuf as. setiap orang
mengetahui jika mereka
semua itu orang sholeh
karena beribadah
kepada Allah SWT.83
dengan ilmu gaib?" "Apa
yang dapat kami katakan,
Tuanku?" jawab Yehuda.
"Bagaimana kami dapat
membantah dan
membenarkan diri kami?
Allah telah
menyingkapkan
kesalahan kami.
Sekarang kami semua
hamba Tuan, bukan
hanya dia pada siapa
kedapatan piala itu." Kata
Yusuf, "Tidak! Aku tidak
mau berbuat begitu!
Hanya dia pada siapa
83
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2283
kedapatan piala itu akan
menjadi hambaku. Yang
lain boleh pulang dengan
bebas kepada ayahmu."84
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya sama,
yaitu: saudara-saudara Nabi Yusuf as. bersumpah bahwa mereka tidak mencuri barang milik raja. Perbedaan dari
ketiganya penjelasan Bible lebih detail.
33. Balasan
وجد ف رحلو ف هو جزاؤه كذلك نزي الظالمين (قالوا جزاؤه م
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Mereka menjawab: Mereka menjawab: Tuan, andaikata benda itu Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
84
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 59
"Balasannya, ialah pada
siapa diketemukan
(barang yang hilang)
dalam karungnya, maka
dia sendirilah balasannya
(tebusannya)".
Demikianlah kami
memberi pembalasan
kepada orang-orang yang
zalim.85
"Balasannya, ialah pada
siapa diketemukan
(barang yang hilang)
dalam karungnya, maka
dia sendirilah
balasannya
(tebusannya)".
Demikianlah kami
memberi pembalasan
kepada orang-orang
yang zalim. Orang yang
ketahuan membawa
barang itu maka dia
akan menjadi
tebusannya, dia bisa
dijadikan budak dalam
kedapatan pada salah
seorang dari kami, biarlah
dia dihukum mati, dan
kami menjadi hamba
Tuan." Pelayan itu
berkata, "Baiklah; tetapi
hanya dia pada siapa piala
itu kedapatan, dialah yang
akan menjadi hambaku;
yang lain boleh pergi.”87
Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
Bible. Penjelasan dari
ketiganya sama, yaitu:
menceritakan hukuman
bagi orang yang mencuri.
85
Q.S. Yusuf / 12: 75 87
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 58
setahun. Hukuman di
Mesir waktu itu, bagi
orang yang ketahuan
mencuri maka dia akan
dipukul dan disuruh
mengganti barang yang
dia curi.86
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya sama,
yaitu: menceritakan hukuman bagi orang yang mencuri.
34. Memuliakan Yang Dikehendaki
Allah berfirman,
86
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2284
وعاء أخيو كذلك كدن ليوسف ما كا رجها م الملك إل أن يشاء ن ف بدأ بوعيتهم ق بل وعاء أخيو ث است ليأخذ أخاه ف دي
نشاء وف وق كل ذي علم عل ن رفع درجات م (يم الل
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Maka mulailah Yusuf
(memeriksa) karung-
karung mereka sebelum
(memeriksa) karung
saudaranya sendiri,
kemudian dia
mengeluarkan piala raja
itu dari karung
saudaranya.
Demikianlah Kami atur
untuk (mencapai
Maka mulailah Yusuf
(memeriksa) karung-
karung mereka sebelum
(memeriksa) karung
saudaranya sendiri,
kemudian dia
mengeluarkan piala raja
itu dari karung
saudaranya. Demikianlah
Kami atur untuk
(mencapai maksud)
Lalu dengan cepat
mereka masing- masing
menurunkan dan
membuka karungnya.
Pelayan Yusuf itu
memeriksa karung-
karung itu dengan teliti,
mulai dari karung
kepunyaan yang sulung
sampai kepada karung
kepunyaan yang bungsu,
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan ketiganya sama,
yaitu; pelayan kerajaan
memeriksa karung saudara-
saudar Nabi Yusuf as.
perbedaannya Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasan lebih detail.
maksud) Yusuf.
Tiadalah patut Yusuf
menghukum
saudaranya menurut
undang-undang raja,
kecuali Allah
menghendaki-Nya.
Kami tinggikan derajat
orang yang Kami
kehendaki; dan di atas
tiap-tiap orang yang
berpengetahuan itu ada
lagi Yang Maha
Mengetahui.88
Yusuf. Tiadalah patut
Yusuf menghukum
saudaranya menurut
undang-undang raja,
kecuali Allah
menghendaki-Nya. Kami
tinggikan derajat orang
yang Kami kehendaki;
dan di atas tiap-tiap
orang yang
berpengetahuan itu ada
lagi Yang Maha
Mengetahui.
Diriwayatkan ketika
Nabi Yusuf as,
mengeluarkan piala raja
dan piala itu ditemukan
di dalam karung
Benyamin. Saudara-
saudaranya sangat
sedih sehingga
mengoyak-ngoyakkan
pakaian mereka.
Mereka membebani
keledai mereka dan
kembali ke kota.90
88
Q.S. Yusuf / 12: 76 90
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 58-59
dari dari karungnya
bunyamin mereka semua
melihat karena barang-
barang itu ada di karung
Bunyamin, mereka
berkata: “Apakah kamu
mengambilkan untuk
kami. Kami terkena
bencana karena engkau,
Bunyami berkata: “tidak,
tetapi aku dan saudaraku
terkena bencana karena
kalian semua, kalian
membawa saudaraku ke
padang pasir dan
membunuhnya disana,
adanya piala mas di
karungku ini karena
karma buat kalian
semua.89
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan ketiganya sama, yaitu;
pelayan kerajaan memeriksa karung saudara-saudar Nabi Yusuf as. perbedaannya Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl, penjelasan lebih detail.
35. Biar Kami Menjadi Gantinya
Allah berfirman,
ذ أحدن مكانو إن ن راك م ا كبيرا ف (المحسنين قالوا ي أي ها العزيز إن لو أب شي
89
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2285-2286
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Mereka berkata:
"Wahai Al Aziz,
sesungguhnya ia
mempunyai ayah
yang sudah lanjut
usianya, lantaran itu
ambillah salah
seorang diantara
kami sebagai
gantinya,
sesungguhnya kami
melihat kamu
termasuk oranng-
Mereka berkata:
"Wahai Al Aziz,
sesungguhnya ia
mempunyai ayah yang
sudah lanjut usianya,
lantaran itu ambillah
salah seorang diantara
kami sebagai gantinya,
sesungguhnya kami
melihat kamu termasuk
oranng-orang yang
berbuat baik". Tindakan
Nabi Yusuf Yusuf as.
Yehuda maju mendekati
Yusuf dan berkata, "Maaf,
Tuanku, izinkanlah hamba
berbicara lagi dengan
Tuanku. Jangan marah
kepada hamba; Tuanku
seperti raja Mesir sendiri.
Tuanku telah bertanya
kepada kami ini, 'Apakah
kamu masih mempunyai
ayah atau saudara yang
lain?' Kami menjawab,
'Ayah kami sudah tua dan
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan ketiganya sama,
yaitu; saudara-saudara Nabi
Yusuf as. meminta belas
kasihan kepadanya.
Perbedaannya dalam Tafsir
Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
yang berbicara kepada raja
Raubil dan dalam Bible yang
berbicara kepada raja Yehuda
orang yang berbuat
baik".91
seperti itu karena
berdasarka ilham dari
Allah SWT. Diceritakan
saudara-saudar Nabi
Yusuf as. seperti itu
ketika mengeluarkan
piala mas dari
karungnya Bunyamin,
saudaranya yang
bernama Raubil marah,
menurut riwayat semua
saudara-saudaranya
marah, tidak ada yang
berani melawan, kalau
Raubil marah dia tidak
bisa dihadapi, dia
adik kami lahir ketika ayah
sudah lanjut usia. Kakak
seibu dari adik kami itu
sudah meninggal, jadi
sekarang hanya dia
sendirilah yang masih
hidup dari mereka berdua,
dan ayah sangat sayang
kepadanya.' Tuanku
menyuruh kami membawa
dia kemari, supaya tuan
dapat melihatnya lalu kami
menjawab bahwa anak itu
tidak dapat berpisah dari
ayahnya; jika ia berpisah
dari ayahnya, ayah akan
91
Q.S. Yusuf / 12:78
saudara paling keras
dan kuat, Raubil
berkata: “Ada berapa
jumlah pasar yang ada
di Mesir?” mereka
menjawab: “ada
sepuluh.” Raubil
berkata: “kalian semua
ke pasar dan aku yang
menghadap ke raja, atau
aku yang pergi ke pasar
kalian yang menghadap
kepada raja, ketika
mereka masuk ke
kerajaan Raubil berkata
kepada raja: “wahai
raja, pilihlah engkau
meninggal. "Karena itu,
Tuanku," kata Yehuda
kepada Yusuf, "jika hamba
kembali kepada ayah kami
tanpa adik kami itu, pasti
ayah kami akan
meninggal. Nyawanya
bergantung kepada anak
itu, dan ia sudah begitu tua
sehingga kesedihan yang
kami datangkan kepadanya
itu akan mengakibatkan
kematiannya. Lagipula,
hamba telah berjanji
kepada ayah hamba bahwa
hamba menjadi jaminan
anak itu. Hamba berkata
akan mengembalikan
Bunyamin, atau kami
membuat perempuan
yang hamil menjadi
keguguran di Mesir ini,
rambutnya Raubil
berdiri semua, Nabi
Yusuf as. berkata
kepada putranya yang
masih kecil: “Berdirilah
datangilah orang itu,
sentulah kulitnya atau
tangannya.” Sesudah
disentuh olehnya Raubil
seketika hilanglah
amarahnya, Raubil
bertanya kepada
kepadanya, bahwa jika
hamba tidak membawa
anak itu kembali
kepadanya, hambalah yang
akan menanggung
hukuman seumur hidup.
Jadi, hamba mohon,
Tuanku, izinkanlah hamba
tinggal di sini menjadi
hamba Tuanku
menggantikan adik kami
ini; biarlah ia pulang
bersama-sama dengan
saudara-saudara yang lain.
Bagaimana hamba dapat
kembali kepada ayah kami
jika anak itu tidak ikut?
saudara-saudaranya
“Apakah ada yang
menyentuhku? Mereka
menjawab: “Tidak ada.”
Raubil berkata: “Disini
pasti bijinya ayahnya
(Nabi Yakub as.). tak
lama kemudian Raubil
marah lagi dan Nabi
Yusuf mendatanginya
dan menendangnya
dengan kakinya dan
tangannya dibanting.
Nabi Yusuf as. berkata:
“Wahai orang Ibrani!
Kalian semua
Hamba tidak tahan nanti
melihat musibah yang
akan menimpa ayah kami
itu.93
93
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 59
mempunyai anggapan
bahwa tidak ada orang
yang bisa menandingi
kalian semua. Mereka
berkata: “Wahai Al-
Aziz, sungguh kami
memiliki ayah yang
sudah lanjut usia,
karena itu, ambilah
salah seorang di antara
kami sebagai gantinya.
Kami melihatmu
termasuk orang yang
berbuat baik.”92
92
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2287-2289
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan ketiganya sama, yaitu;
saudara-saudara Nabi Yusuf as. meminta belas kasihan kepadanya. Perbedaannya dalam Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî
At-Tanzîl, yang berbicara kepada raja Raubil dan dalam Bible yang berbicara kepada raja Yehuda.
36. Biarkan Aku Menetap Disini
Allah berfirman,
يا قال كبيرىم أل ت علموا أن أبكم قد أخذ ا است يأسوا منو خلصوا ن الل ف لم عليكم موثقا م ق بل ما ف رطتم ف يوسف ف ل وم
ر الاكمين يذن ل أب أو يكم أب رح الرض حت ل وىو خي الل
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Maka tatkala mereka
berputus asa dari pada
Maka tatkala mereka
berputus asa dari pada
Lalu berkatalah Yehuda
kepada Israel:”Biarkanlah
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan
(putusan) Yusuf mereka
menyendiri sambil
berunding dengan
berbisik-bisik.
Berkatalah yang tertua
diantara mereka:
"Tidakkah kamu ketahui
bahwa sesungguhnya
ayahmu telah mengambil
janji dari kamu dengan
nama Allah dan sebelum
itu kamu telah menyia-
nyiakan Yusuf. Sebab itu
aku tidak akan
meninggalkan negeri
Mesir, sampai ayahku
(putusan) Yusuf mereka
menyendiri sambil
berunding dengan
berbisik-bisik.
Berkatalah yang tertua
diantara mereka:
"Tidakkah kamu
ketahui bahwa
sesungguhnya ayahmu
telah mengambil janji
dari kamu dengan nama
Allah dan sebelum itu
kamu telah menyia-
nyiakan Yusuf. Sebab
itu aku tidak akan
meninggalkan negeri
anak itu pergi bersama-
sama denganku, maka
kami akan bersiap dan
pergi, supaya kita tetap
hidup tidak mati, baik
kami maupun engkau dan
anak-anak kami akulah
yang menanggungnya
engkau boleh menuntut
jika aku tidak
membawanya kepadamu
maka akulah yang berdosa
kepadamu selamanya.96
Bible. Penjelasan dari
ketiganya maksudnya
sama, yaitu saudara-
saudara Nabi Yusuf as.
berputus asa.
Perbedaannya Tafsir Al-
Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasannya lebih detail.
96
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 57
mengizinkan kepadaku
(untuk kembali), atau
Allah memberi
keputusan terhadapku.
Dan Dia adalah Hakim
yang sebaik-baiknya".94
Mesir, sampai ayahku
mengizinkan kepadaku
(untuk kembali), atau
Allah memberi
keputusan terhadapku.
Dan Dia adalah Hakim
yang sebaik-baiknya".
Saudara yang paling tua
adalah Yahudza. Ibnu
Abbas berkata: “Kalau
Yahudza sudah marah
dan membawa
pedangnya, maka
seratus orangpun tidak
ada yang bisa
menghalanginya yang
94
Q.S. Yusuf / 12: 80
dimaksud
awyuhkimallaahulii
adalah serangan
(pedang) yang
merenggut nyawa
saudara bunyamin.
Diriwayatkan setelah
saudara-saudara Nabi
Yusuf tunduk dan sujud
(hormat) Nabi Yusuf as.
diam di tempat
duduknya, kemudian
disuruh mengambil
piala mas. Setelah piala
mas itu piala mas
diletakkan di depan
Nabi Yusuf as.
kemudian beliau
berkata kepada mereka:
“Apakah kalian tahu
suara piala ini?” mereka
menjawab: “Tidak
mengetahui tuan.” Nabi
Yusuf as. berkata: “Hati
ayah tidak akan sedih
secara mendalam, bunyi
itu memberi tahukan
bahwa orang-orang itu
membawa saudara
kecilnya, mereka iri
(dengki) karena dia
kesayangan ayahnya,
kemudian dia dibunuh.”
Lalu mereka bingung
dan berkata:
“Bersedialah menutupi
kesalahan kami,
semoga Allah SWT.
Menutupi kesalahanmu,
berikanlah maaf kepada
kami, semoga Allah
memberika anugrah
yang agung kepadamu,
orang itu menceburkan
saudara kecilnya yang
bernama Yusuf ke
sumur yang sangat
dalam dan menjual
saudara kecilnya seakan
budak dengan harga
murah, mereka berkata
kepada ayahnya bahwa
saudaranya dimakan
serigala, kalian sudah
melakukan dosa yang
sudah delapan puluh
tahun sedang kalian
tidak meminta ampun
kepada Allah SWT. Dari
dosa itu dan tidak ada
yang mau bertaubat
saudara yang dianggap
meninggal oleh orang-
orang itu akan kembali
kemudian dia akan
menceritakan kepada
masyarakat apa-apa
yang mereka lakukan
(saudara-saudara Nabi
Yusuf as.) kalau kalian
Nabi atau anak dari
seorang Nabi tentu
kalian tidak akan
berbohong dan tidak
berani mengecewakan
orang tua kalian,
saudara-saudara Nabi
Yusuf as. menangis dan
mereka mereka berkata:
“Seumpama Yusuf
masih hidup kami akan
menuruti apa yang
dikatakan olehnya,
kami akan menjadi
lemah dihadapannya
dan dia boleh
menginjak-ingak kami
dengan kakinya, ketika
Nabi Yusuf as. tahu
bahwa saudara-
saudaranya sangat
menyesali perbuatannya
dan Nabi Yusuf as. ikut
menangis dan berkata
kepada mereka: “Kalian
semua aku bebaskan,
bawalah kesini ayah
kalian.”95
95
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2290-2294
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan dari ketiganya
maksudnya sama, yaitu saudara-saudara Nabi Yusuf as. berputus asa. Perbedaannya Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl, penjelasannya lebih detail.
37. Semoga Allah Mendatangkan Semuanya
Allah berfirman,
ب لنا فيها وإن لصادقون أن بل سولت لكم ( قالواسأل القرية الت كنا فيها والعير الت أق يل عسى الل ر ج أن فسكم أمرا فصب
يع م إنو ىو العليم الكي يتين بم ج
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dan tanyalah
(penduduk) negeri
Dan tanyalah (penduduk)
negeri yang kami berada
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan
yang kami berada
disitu, dan kafilah
yang kami datang
bersamanya, dan
sesungguhnya kami
adalah orang-orang
yang benar". Ya'qub
berkata: "Hanya
dirimu sendirilah yang
memandang baik
perbuatan (yang
buruk) itu. Maka
kesabaran yang baik
itulah (kesabaranku).
Mudah-mudahan
Allah mendatangkan
mereka semuanya
disitu, dan kafilah yang
kami datang bersamanya,
dan sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang
benar". Ya'qub berkata:
"Hanya dirimu sendirilah
yang memandang baik
perbuatan (yang buruk)
itu. Maka kesabaran yang
baik itulah
(kesabaranku). Mudah-
mudahan Allah
mendatangkan mereka
semuanya kepadaku;
sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana". Di
keduanya sama, yaitu: Nabi
Yakub as. bersedih karena
bunyamin ditahan oleh raja
Mesir. Penjelasan ayat ini
dalam bible tidak ada.
kepadaku;
sesungguhnya Dialah
Yang Maha
Mengetahui lagi Maha
Bijaksana".97
depan sudah dijelaskan
tuduhan mencuri kepada
Bunyamin, hal itu siasat
Nabi Yusuf as. untuk
menahan saudaranya.
Mereka semua menuduh
Bunyamin mencuri
karena mereka melihat
Nabi Yusuf as.
mengeluarkan piala mas
dari karungnya
bunyamin. Ayat ini
mengajak kepada kita
semua umat Islam supaya
meniru Nabi Yakub as.
ketika menghadapi ujian
97
Q.S. Yusuf / 12: 82-83
itu dengan sabar. Yang
namanya sabar itu
menahan nafsu dari
perkara yang dilarang
oleh Allah SWT. Dan
akal sehat, yang namanya
sabar jamil adalah tidak
menceritakan
kesusahannya kepada
manusia dan tidak
mengeluh atas
ketentuannya Allah SWT.
Maka dari itu Nabi
Yakub as. menyerahkan
perrkara putra-putranya
kepada Allah SWT. 98
98
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 22 94-2296
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan keduanya sama, yaitu: Nabi Yakub
as. bersedih karena bunyamin ditahan oleh raja Mesir. Penjelasan ayat ini dalam bible tidak ada.
38. Hanya Kepadanya Aku Mengaduh
Allah berfirman,
الل ما ل ت علمون قا ا أشكو ب ثي وحزن إل الل وأعلم م ( ل إن
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Ya'qub menjawab:
"Sesungguhnya
hanyalah kepada
Allah aku
mengadukan
kesusahan dan
kesedihanku, dan aku
Ya'qub menjawab:
"Sesungguhnya
hanyalah kepada Allah
aku mengadukan
kesusahan dan
kesedihanku, dan aku
mengetahui dari Allah
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan
keduanya sama, yaitu; Nabi
Yakub as. mengadukan
kesusahannya kepada Allah
SWT. Perbedaannya
penjelasan ayat ini dalam
mengetahui dari Allah
apa yang kamu tiada
mengetahuinya".99
apa yang kamu tiada
mengetahuinya". Ayat
ini memberi tahukan
kepada Malaikat Jibril,
orang yang kenal
kepada Nabi Yakub as.
itu banyak, salah satu
dari mereka ada yang
bertanya kepada beliau:
“apa penyebab engkau
menjadi buta? Kenapa
punggungmu
membungkuk?” beliau
menjawab: “Penyebab
mataku menjadi buta
karena aku menangisi
Bible tidak ada.
99
Q.S. Yusuf / 12: 86
Yusuf dan penyebab
punggungku
membungkuk karena
kesedihanku terhadap
Bunyamin. Malaikat
Jibril datang dan
berkata: “Allah SWT.
Menitipkan salam
kepadamu, Apakah
kamu tidak malu
menceritakan
kesedihanmu kepada
manusia? Nabi Yusub
berkata: “Aku selalu
berdoa dan
menyampaikan
keluhanku kepada Allah
SWT. Malaikat Jibril
berkata: “Allah SWT.
Lebih tahu apa yang
engkau keluhkan.”100
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan keduanya sama, yaitu; Nabi Yakub
as. mengadukan kesusahannya kepada Allah SWT. Perbedaannya penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada.
39. Jangan Berputus Asa
Allah berfirman,
روح الل إنو ل ي يأس يوسف وأخيو ول ت يأسوا م سوا م روح الل ي بن اذىبوا ف تحس إل القوم الكافرون م
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
100
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2296
1. Hai anak-anakku,
pergilah kamu,
maka carilah berita
tentang Yusuf dan
saudaranya dan
jangan kamu
berputus asa dari
rahmat Allah.
Sesungguhnya
tiada berputus asa
dari rahmat Allah,
melainkan kaum
yang kafir".101
Hai anak-anakku,
pergilah kamu, maka
carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya
dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir".
Diriwayatkan ketika
Nabi Yakub as. supaya
putra-putanya mencari
Nabi Yusuf as. dan
bunyamin, beliau
mengirim surat kepada
Allah yang MahaKuasa
kiranya membuat orang itu
menaruh belas kasihan
kepadamu, supaya ia
membiarkan saudaramu yang
lain beserta benyamin
kembali.103
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible
penjelasan ketiganya sama,
yaitu; Nabi Yakub as.
menyuruh kepada putranya
agar jangan putus asa
mencari Nabi Yusuf as. dan
Bunyamin. Perbedaanya
penjelasan Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl lebih
detail.
101
Q.S. Yusuf / 12:87 103
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 57
raja Mesir yakni putranya
sendiri (Nabi Yusuf as.)
karena menjadikan
Bunyamin tawanan.
Surat dari Nabi Yakub
as. bin Ishaq bin Ibrahim,
kami ini dalam
kesusahan. Kakekku
Nabi Ibrahim as. yang
dibakar ke api, kemudian
beliau sabar menghadapi
ujian dari Allah SWT.
Pamanku Nabi Ismail as.
beliau diuji sejak masih
bayi disinggirkan oleh
ibunya ke jurang dekat
baitullah lalu beliau
kehendak Allah SWT.
Ayahku Nabi Ishaq as.
beliau disembelih
kemudian diganti oleh
Allah SWT. Dengan
dengan seekor kambing
gibag dari surga, lalu aku
mempunyai seorang
putra yang sangat aku
sayangi dia diajak ke
padang pasir bersama
saudara-saudaranya,
mereka pulang denga
membawa baju
kurungnya yang
berlumuran darah dan
mereka bilang kalau dia
dimakan serigala,
kemudian kesedihanku
menjadikan kedua
mataku menjadi buta,
aku mempunyai anak
yang seibu dengannya
yang menjadi penenang
bagiku, sedang anak itu
engkau tahan raja Mesir
dengan tuduhan mencuri,
keluargaku tidak pernah
mencuri dan tak akan
membiarkan anak
menjadi pencuri, jika
engkau mengembalikan
kepadaku aku akan
sangat berterima kasih
jika engkau tidak
mengembalikan aku akan
berdo`a yang bisa
berlaku kepadamu
hingga tujuh turunan.
Seketika itu Nabi Yusuf
as. menangis. Lalu beliau
mengaku kepada
saudara-saudaranya.102
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. penjelasan ketiganya sama, yaitu;
Nabi Yakub as. menyuruh kepada putranya agar jangan putus asa mencari Nabi Yusuf as. dan Bunyamin.
Perbedaanya penjelasan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl lebih detail.
40. Berilah Kami Sedekah
Allah berfirman,
102
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2297-2298
نا ببضاعة مزجاة نا وأىلنا الضر وجئ ا دخلوا عليو قالوا ي أي ها العزيز مس نا إن الل يزي فأوف لنا الكيل ف لم ق علي وتصد
وسف وأخيو إذ أن تم جاىلون علمتم ما ف علتم بي ( قال ىل المتصدقين
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Maka ketika mereka
masuk ke (tempat)
Yusuf, mereka
berkata: "Hai Al
Aziz, kami dan
keluarga kami telah
ditimpa
kesengsaraan dan
kami datang
membawa barang-
barang yang tak
Maka ketika mereka
masuk ke (tempat) Yusuf,
mereka berkata: "Hai Al
Aziz, kami dan keluarga
kami telah ditimpa
kesengsaraan dan kami
datang membawa barang-
barang yang tak berharga,
maka sempurnakanlah
sukatan untuk kami, dan
bersedekahlah kepada
- Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan
keduanya sama, yaitu;
saudara-saudara Nabi Yusuf
as. minta sedekah kepada
raja. Penjelasan ayat ini
dalam Bible tidak ada.
berharga, maka
sempurnakanlah
sukatan untuk kami,
dan bersedekahlah
kepada kami,
sesungguhnya Allah
memberi balasan
kepada orang-orang
yang bersedekah".
Yusuf berkata:
"Apakah kamu
mengetahui
(kejelekan) apa yang
telah kamu lakukan
terhadap Yusuf dan
saudaranya ketika
kamu tidak
kami, sesungguhnya Allah
memberi balasan kepada
orang-orang yang
bersedekah". Yusuf
berkata: "Apakah kamu
mengetahui (kejelekan)
apa yang telah kamu
lakukan terhadap Yusuf
dan saudaranya ketika
kamu tidak mengetahui
(akibat) perbuatanmu
itu?". Ucapan saudara-
saudara Nabi Yusuf ini
setelah mereka
memberikan surat dari
ayah mereka seketika itu
amarah mereka hilang dan
mengetahui (akibat)
perbuatanmu
itu?".104
menjadi kasih sayang dan
beliau ingat perlakuan
mereka kepadanya, beliau
tidak mau menceritakan
kejadian itu dan berkata: “
apakah kalian tahu apa
yang kalian lakukan
terhadap Yusuf.” beliau
berkata seperti itu agar
saudara-saudaranya
percaya bahwa beliau
saudara mereka, mereka
bertanya: “Apakah
sesungguhnya kamu
benar-benar Yusuf?.”
mereka dulu menganiaya
104
Q.S. Yusuf / 12: 88-89
Nabi Yusuf as. agar kasih
sayang ayah mereka tidak
tertuju kepada Yusuf saja.
Tetapi setelah Yusuf di
buang ke sumur mereka
tidak mendapatkan apa
yang mereka harapkan,
sebelum menjadi Nabi
Yusuf as. menjadi Nabi
beliau seorang pemuda
yang tidak pintar, karena
menurut kebanyakan
ulama saudara-saudara
Nabi Yusuf as. diberi
kedudukan menjadi Nabi,
seorang Nabi itu maksum
(dijauhkan dari dosa),
menurut jumhur ulama
Nabi itu maksum sebelum
dan sesudah menjadi Nabi,
jadi para ulama berbeda
pendapat terhadap
saudara-saudara Nabi
Yusuf as.105
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan keduanya sama, yaitu; saudara-
saudara Nabi Yusuf as. minta sedekah kepada raja. Penjelasan ayat ini dalam Bible tidak ada.
41. Tidak Ada Celaan Bagimu
Allah berfirman,
105
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2299-2301
ين لكم وىو أرحم الراح فألقوه على وجو أب يت بصيرا وأتون بقميصي ىذا ( اذىبواقال ل ت ثريب عليكم الي وم ي غفر الل
بىلكم أجعين
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl
Fî Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Dia (Yusuf) berkata:
"Pada hari ini tak ada
cercaan terhadap kamu,
mudah-mudahan Allah
mengampuni (kamu),
dan Dia adalah Maha
Penyayang diantara
para penyayang".
Pergilah kamu dengan
membawa baju gamisku
ini, lalu letakkanlah dia
Dia (Yusuf) berkata:
"Pada hari ini tak ada
cercaan terhadap
kamu, mudah-
mudahan Allah
mengampuni (kamu),
dan Dia adalah Maha
Penyayang diantara
para penyayang".
Pergilah kamu dengan
membawa baju
Janganlah bersusah hati
dan janganlah
menyalahkan diri
sendiri karena kamu
menjual aku kesini
sebab aku memelihara
kehidupan Allah
menyuruh aku
mendahului kamu.
Karena dua tahun
terjadi kelaparan di
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan ketiganya sama,
yaitu; Nabi Yusuf as.
memaafkan segala perbuatan
saudara-saudaranya.
Perbedaannya penjelasan
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl, lebih detail.
kewajah ayahku, nanti
ia akan melihat
kembali; dan bawalah
keluargamu semuanya
kepadaku".106
gamisku ini, lalu
letakkanlah dia
kewajah ayahku, nanti
ia akan melihat
kembali; dan bawalah
keluargamu semuanya
kepadaku". Seperti
inilah tanggapan
orang yang dekat
dengan Allah SWT.
Ketika melihat yang
hak menjadi
kenyataan itu adalah
takdir Allah SWT. Jadi
seorang hamba itu
wajib ridho atas takdir
negeri ini dan selama
lima tahun penduduk
tidak membajak dan
menuai. Maka Allah
menyuruh aku
mendahului kamu untuk
menjamin kelanjutan
keturunannmu di bumi
ini dan untuk
memelihara hidupmu
sehingga sebagian
darimu dapat
tertolong.108
106
Q.S. Yusuf / 12: 92-93 108
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 60
allah SWT.
Penganiayaan dari
saudara-saudaranya
sangat kejam, semua
itu hilang karena
tauhid kepada Allah
SWT. Perkataan Nabi
Yusuf as. ini setelah
beliau bertanya
tentang kabar ayahnya
(Nabi Yakub as.) dan
diberi tahu bahwa
ayahnya buta karena
atas kesusahannya,
baju ini asalnya
bajunya Nabi Ibrahim
as. yang dipakai
ketika beliau di bakar,
kemudian di wariskan
kepada Nabi Yakub
as. ketika Nabi Yusuf
as. mau diajak
saudara-saudaranya ke
hutan baju itu
dimasukkan ke kotak
perak dan dikalungkan
ke lehernya, ketika
Nabi Yusuf as di
dalam sumur susah
ada hujan jibril datang
ke dalam sumur dan
membuka kalung yang
ada di leher nabi
Yusuf as. yang bereisi
baju dan di pakaikan
kepadanya baju itu
asalnya dari surga
ketika Nabi Yusuf as.
beri tahu bahwa
ayahnya buta,
malaikat jibril datang
memerintahkan agar
baju itu di kasihkan
kepada Nabi Yakub
as. Malaikat Jibril
berkata: “baju ini ada
baunya surga.”
Diriwayatkan: “Ketika
itu Nabi Yakub as.
bersama empat puluh
orang laki-laki dan
perempuan, Nabi
Yusuf mengirimkan
unta dua ratus ekor
ketika saudara-saudara
Nabi Yusuf as. keluar
dari Mesir bareng
bersama kafilahnya
Nabi Musa as. enam
ratus ribu lima ratus
anak kecil-kecil dan
orang yang tidak
beruntung, antara
Nabi Yakub as. dan
Nabi Musa as.
berjarak empat ratus
tahun107
107
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2303-2304
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan ketiganya sama, yaitu;
Nabi Yusuf as. memaafkan segala perbuatan saudara-saudaranya. Perbedaannya penjelasan Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, lebih detail.
42. Mencium Bau Yusuf
Allah berfirman,
ا فصلت العير قال أبوىم إن لجد ريح يوسف لول أن ت فندون (ولم
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Tatkala kafilah itu
telah ke luar (dari
negeri Mesir)
berkata ayah
mereka:
"Sesungguhnya aku
Tatkala kafilah itu telah
ke luar (dari negeri
Mesir) berkata ayah
mereka: "Sesungguhnya
aku mencium bau Yusuf,
sekiranya kamu tidak
Mereka menceritakan
kepada ayahnya: “Yusuf
masih hidup, bahkan dia
yang kuasa atas seluruh
tanah Mesir.” Tetapi hati
Yusuf tetap dingin, sebab
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasannya sama, yaitu:
nabi Yakub as. mencium bau
Nabi Yusuf as. penjelasn
keduanya berbeda dengan
mencium bau Yusuf,
sekiranya kamu
tidak menuduhku
lemah akal (tentu
kamu membenarkan
aku)".109
menuduhku lemah akal
(tentu kamu
membenarkan aku)".
Ayat ini menunjukkan
bahwa semua perkara itu
mampu di waktu
menghadapi ujian tentu
berat, segala sesuatu
yang dianggap berat itu
ada waktunya bebas dari
ujian tentu ringan.110
Yakub tidak mempercayai
mereka. Tetapi ketika
ketika mereka
menyampaikan segala
perkataan yang Yusuf
ucapkan Yusuf, dan ketika
melihat kereta yang
dikirim oleh Yusuf untuk
menjemputnya, maka
bangkitlah semangat
Yakub dan berkata kepada
mereka: “Cukuplah itu,
anakku Yusuf masih hidup
aku mau melihatnya
sebelum aku mati.111
Bible, dalam Bible dijelaskan
bahwa saudara-saudara Nabi
Yusuf as. yang bercerita
kepada ayah mereka.
109
Q.S. Yusuf / 12: 94 110
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2304 111
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 60-61
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasannya sama, yaitu: nabi Yakub as.
mencium bau Nabi Yusuf as. penjelasn keduanya berbeda dengan Bible, dalam Bible dijelaskan bahwa saudara-
saudara Nabi Yusuf as. yang bercerita kepada ayah mereka.
43. Mintakan Ampun Untuk Kami
Allah berfirman,
ا ا أن جاء البشير ألقاه على وجهو فارتد بصيرا قال أل أقل لكم إن أعلم م ( قالوا ي أبن است غفر لنا ت علمون لل ما ل ف لم
(طئين ذنوب نا إن كنا خا
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî Versi Bible Keterangan
Ma`ânî At-Tanzîl
1. Tatkala telah tiba
pembawa kabar
gembira itu, maka
diletakkannya baju
gamis itu ke wajah
Ya'qub, lalu
kembalilah dia dapat
melihat. Berkata
Ya'qub: "Tidakkah
aku katakan
kepadamu, bahwa
aku mengetahui dari
Allah apa yang kamu
tidak
mengetahuinya".
Mereka berkata:
Tatkala telah tiba
pembawa kabar gembira
itu, maka diletakkannya
baju gamis itu ke wajah
Ya'qub, lalu kembalilah
dia dapat melihat. Berkata
Ya'qub: "Tidakkah aku
katakan kepadamu, bahwa
aku mengetahui dari Allah
apa yang kamu tidak
mengetahuinya". Mereka
berkata: "Wahai ayah
kami, mohonkanlah
ampun bagi kami terhadap
dosa-dosa kami,
sesungguhnya kami adalah
Yusuf memberikan kepada
mereka beberapa kereta,
sesuai dengan perintah
raja, dan juga bekal untuk
perjalanan. Diberikannya
juga kepada mereka
masing-masing satu setel
pakaian baru, tetapi
kepada Benyamin
diberinya tiga ratus uang
perak dan lima setel
pakaian baru. Ia
mengirimkan kepada
ayahnya sepuluh ekor
keledai yang dibebani
dengan barang-barang
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan ketiganya
maksudnya sama, yaitu;
Nabi Yusuf as. memaafkan
Saudara-saudaranya.
Perbedaan dari ketiganya
dalam dijelaskan bahwa
Nabi Yusuf menyuruh
saudara-saudaranya
membawa baju gamisnya
untuk diberika kepada ayah
mereka (Nabi Yakub as.),
dalam Bible mereka
dibawakan kereka dan bekal
untuk diperjalanan. Dan
"Wahai ayah kami,
mohonkanlah ampun
bagi kami terhadap
dosa-dosa kami,
sesungguhnya kami
adalah orang-orang
yang bersalah
(berdosa)".112
orang-orang yang bersalah
(berdosa)". Yahudza
bergembira, ia saudara
Nabi Yusuf as. paling tua,
ia yang membawa baju
Nabi Yusuf as. dan ia
berkata kepada saudara-
saudaranya: “Aku saja
yang membawa baju
Yusuf karena aku yang
membawa baju Yusuf
ketika berlumuran darah
yang menyebabkan ayah
buta. Diriwayatkan ketika
Yahudza datang dari
membawa baju Nabi
yang terbaik dari Mesir,
dan sepuluh keledai lagi
yang dibebani dengan
gandum, roti dan makanan
lain untuk dimakan dalam
perjalanannya ke Mesir.
Kemudian ia
memberangkatkan
saudara-saudaranya,
sambil berkata kepada
mereka, "Jangan
bertengkar di jalan."
Mereka meninggalkan
Mesir dan pulang ke
Kanaan kepada Yakub,
ayah mereka. " Yusuf
penjelasan Bible lebih
detail.
112
Q.S. Yusuf / 12: 96-97
Yusuf as. beliau langsung
bisa melihat dan beliau
bertanya kepada Yahudza:
“apa agama Yusuf ?”
Yahudza menjawab:
“Yusuf tetap beragama
Islam. Nabi Yakub as.
berkata: “Sekarang nikmat
kita sempurna semua.”.
nabi Yusuf tidak langsung
meminta maaf tetapi
waktunya yang
dimundurkan hingga
waktu sahur, setelah tiba
waktu sahur beliau
langsung sholat dan
setelah sholat beliau
masih hidup!" kata mereka
kepadanya. "Dia penguasa
atas seluruh Mesir!"
Mendengar berita itu,
Yakub termangu-mangu,
dan ia tidak percaya
kepada mereka. Tetapi
setelah mereka
menceritakan semua yang
dikatakan Yusuf kepada
mereka, dan ketika ia
melihat kereta yang
dikirim Yusuf untuk
menjemputnya dan
membawanya ke Mesir,
sadarlah ia dari
lamunannya. "Anakku
berdo`a “Ya Allah
ampunilah aku atas Yusuf
dan sedikitnya
kesabaranku atas Yusuf
dan ampuni semua anak-
anakku yang mana telah
diberikan kepada dan
saudara-saudara Yusuf.
maka Allah SWT.
Memberika wahyu bahwa
Allah SWT. Memberikan
ampunan kepada mereka,
dan saudara-saudara Nabi
Yusuf as. berangkat ke
Mesir.113
Yusuf masih
hidup!"katanya. "Hanya
itulah yang kuinginkan!
Aku harus pergi dan
melihatnya sebelum aku
mati." Yakub mengemasi
segala miliknya lalu
berangkat. Sampai di
Bersyeba ia
mempersembahkan kurban
kepada Allah yang dipuja
oleh Ishak ayahnya. Dalam
suatu penglihatan pada
waktu malam, Allah
berkata kepadanya,
"Yakub, Yakub!" "Ya,
113
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2305-2306
Tuhan," jawabnya."Aku
Allah, Allah yang dipuja
ayahmu," katanya. "Jangan
takut untuk pergi ke Mesir.
Aku akan menjadikan
keturunanmu bangsa yang
besar di sana. Aku akan
menyertai engkau ke
Mesir. dan membawa
keturunanmu kembali ke
negeri ini. Yusuf akan ada
di sampingmu apabila
ajalmu tiba." Lalu
berangkatlah Yakub dari
Bersyeba.114
114
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 60-61
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan ketiganya maksudnya
sama, yaitu; Nabi Yusuf as. memaafkan Saudara-saudaranya. Perbedaan dari ketiganya dalam dijelaskan bahwa
Nabi Yusuf menyuruh saudara-saudaranya membawa baju gamisnya untuk diberika kepada ayah mereka (Nabi
Yakub as.), dalam Bible mereka dibawakan kereka dan bekal untuk diperjalanan. Dan penjelasan Bible lebih
detail.
44. Masuklah Ke Mesir Dengan Keadaan Aman
Allah berfirman,
ا دخلوا على يوسف آوى إليو أب ويو وقال ادخلوا مصر آمنين ف لم دا وقال ( ورفع إن شاء الل أب ويو على العرش وخروا لو سج
وجاء ي أبت ىذا تويل رؤيي ج الس ب إذ أخرجن م ا وقد أحس ق بل قد جعلها رب حق ال م ب عد أن ن زغ بكم م بدو م
يطان ( لما يشاء إنو ىو العليم الكيم ب ين وب ين إخوت إن رب لطيف الش
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Maka tatkala mereka
masuk ke (tempat)
Yusuf: Yusuf merangkul
ibu bapanya dan dia
berkata: "Masuklah kamu
ke negeri Mesir, insya
Allah dalam keadaan
aman". Dan ia
menaikkan kedua ibu-
bapanya ke atas
singgasana. Dan mereka
(semuanya) merebahkan
diri seraya sujud kepada
Yusuf. Dan berkata
Yusuf: "Wahai ayahku
Maka tatkala mereka
masuk ke (tempat)
Yusuf: Yusuf
merangkul ibu bapanya
dan dia berkata:
"Masuklah kamu ke
negeri Mesir, insya
Allah dalam keadaan
aman". Dan ia
menaikkan kedua ibu-
bapanya ke atas
singgasana. Dan
mereka (semuanya)
merebahkan diri seraya
sujud kepada Yusuf.
Waktu mereka
berjumpa, Yusuf
memeluk ayahnya dan
lama menangis. Kata
Yakub kepada Yusuf,
"Sekarang aku rela mati,
karena sudah melihat
engkau dan tahu bahwa
engkau masih hidup."
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible.
Penjelasan ketiganya sama,
yaitu; Nabi Yusuf bertemu
orrang tuanya, perbedaan
dari ketiganya penjelasan
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl, lebih detail.
inilah ta'bir mimpiku
yang dahulu itu;
sesungguhnya Tuhanku
telah menjadikannya
suatu kenyataan. Dan
sesungguhnya Tuhanku
telah berbuat baik
kepadaku, ketika Dia
membebaskan aku dari
rumah penjara dan ketika
membawa kamu dari
dusun padang pasir,
setelah setan merusakkan
(hubungan) antaraku dan
saudara-saudaraku.
Sesungguhnya Tuhanku
Maha Lembut terhadap
Dan berkata Yusuf:
"Wahai ayahku inilah
ta'bir mimpiku yang
dahulu itu; sesungguhya
Tuhanku telah
menjadikannya suatu
kenyataan. Dan
sesungguhnya Tuhanku
telah berbuat baik
kepadaku, ketika Dia
membebaskan aku dari
rumah penjara dan
ketika membawa kamu
dari dusun padang
pasir, setelah seitan
merusakkan (hubungan)
antaraku dan saudara-
apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.115
saudaraku.
Sesungguhnya Tuhanku
Maha Lembut terhadap
apa yang Dia
kehendaki.
Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.
Sebelum Nabi Yakub
as. datang Nabi Yusuf
as. membuat tempat
peristirahatan, ketika
Nabi Yakub as. datang
beliau saling
berpelukan dan saling
menangis, Nabi Yakub
115
Q.S. Yusuf / 12: 99-100
as. disuruh beristirahat
di tempat itu dan semua
saudara-saudara Nabi
Yusuf as. diperintah
masuk ke Mesir dengan
aman. Mimpinya Nabi
Yusuf as. terwujud
ketika beliau berusia
empat puluh tahun
dimana umur empat
puluhitu masa yang
paling akhir
terwujudnya mimpi.
Nabi Yakub as.
menetap di Mesir dua
puluh empat tahun dan
wafat di Mesir tetatpi
sebelum beliau wafat
berpesan ketika beliau
wafat dimakamkan di
samping makamnya
ayahnya (Nabi Ishaq
as.) di Syam.116
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible. Penjelasan ketiganya sama, yaitu;
Nabi Yusuf bertemu orrang tuanya, perbedaan dari ketiganya penjelasan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, lebih
detail.
45. Wafatkan Aku Sebagai Muslim
Allah berfirman,
116
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2310
المل تن م ماوات رب قد آت ي تويل الحاديث فاطر الس ن يا والخرة ت وفن مسلما وألقن والرض أنت وليي ك وعلمتن م ف الد
الين ا ( بلص ن يا والخرة ت وفن مسلما وألقن بلص لين ف الد
NO. Versi Al-Qur`an Versi Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl
Versi Bible Keterangan
1. Ya Tuhanku,
sesungguhnya
Engkau telah
menganugerahkan
kepadaku sebahagian
kerajaan dan telah
mengajarkan
kepadaku sebahagian
ta'bir mimpi. (Ya
Tuhan) Pencipta
langit dan bumi.
Ya Tuhanku,
sesungguhnya Engkau
telah menganugerahkan
kepadaku sebahagian
kerajaan dan telah
mengajarkan kepadaku
sebahagian ta'bir mimpi.
(Ya Tuhan) Pencipta langit
dan bumi. Engkaulah
Pelindungku di dunia dan
di akhirat, wafatkanlah aku
Yusuf berkata kepada
saudara-saudaranya, "Ajal
saya sudah dekat, tetapi
Allah pasti akan
memelihara kalian dan
memimpin kalian keluar
dari negeri ini, ke negeri
yang telah dijanjikan-
Nya dengan sumpah
kepada Abraham, Ishak
dan Yakub." Lalu Yusuf
Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl,
penjelasan keduanya sama,
yaitu; Nabi Yusuf as.
berdo`a kepada Allah SWT.
Agar beliau diwafatkan
dalam keadaan Islam dan
meminta agar digabungkan
dengan orang-orang yang
saleh. Persamaan Tafsir Al-
Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl,
Engkaulah
Pelindungku di
dunia dan di akhirat,
wafatkanlah aku
dalam keadaan Islam
dan gabungkanlah
aku dengan orang-
orang yang saleh.117
dalam keadaan Islam dan
gabungkanlah aku dengan
orang-orang yang saleh.
Setelah Nabi Yusuf as
berdo`a seperti itu lalu satu
minggu kemudia beliau
wafat. Beliau wafat pada
usia seratus dua puluh
tahun dan di makamkan di
Mesir.118
menyuruh semua sanak
saudaranya bersumpah,
katanya, "Berjanjilah
kepada saya, bahwa
apabila Allah memimpin
kalian ke negeri itu,
kalian akan membawa
juga jenazah saya."
Kemudian meninggallah
Yusuf di Mesir pada usia
seratus sepuluh tahun.119
dan Bible keduanya
menyebutkan usia Nabi
Yusuf as. ketika wafat,
tetapi dalam menyebutkan
usianya ketika wafat
keduanya berbeda dalam
Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-
Tanzîl, menyebutkan
usianya seratus dua puluh
tahun dan dalam Bible
seratus sepuluh tahun.
Penjelasan dalam Al-
Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî
Ma`ânî At-Tanzîl, berbeda
dengan Bible, yaitu; Nabi
117
Q.S. Yusuf / 12: 101 118
Misbah Musthafa, Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, h. 2311 119
Perjanjian Lama, Alkitab, h. 67
Yusuf as. menyuruh
saudara-saudaranya
bersumpah ketika beliau
wafat jenazahnya dibawa ke
Mesir.
Kesimpulan: Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, penjelasan keduanya sama, yaitu; Nabi Yusuf
as. berdo`a kepada Allah SWT. Agar beliau diwafatkan dalam keadaan Islam dan meminta agar digabungkan
dengan orang-orang yang saleh. Persamaan Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, dan Bible keduanya menyebutkan
usia Nabi Yusuf as. ketika wafat, tetapi dalam menyebutkan usianya ketika wafat keduanya berbeda dalam Tafsir
Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, menyebutkan usianya seratus dua puluh tahun dan dalam Bible seratus sepuluh
tahun. Penjelasan dalam Al-Qur`an, Tafsir Al-Iklîl Fî Ma`ânî At-Tanzîl, berbeda dengan Bible, yaitu; Nabi Yusuf
as. menyuruh saudara-saudaranya bersumpah ketika beliau wafat jenazahnya dibawa ke Mesir.