Download - IPA TGT
BAB I
PAGE 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi tidak akan lepas dari perkembangan dalam bidang IPA. Perkembangan dari bidang IPA tidak mungkin terjadi bila tidak disertai dengan peningkatan mutu pendidikan IPA, sedangkan selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari Nilai mata pelajaran IPA yang rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Ini Menunjukkan masih rendahnya mutu pelajaran IPA.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPA.
Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001: 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Team games Tournament untuk mengungkapkan apakah dengan model pembelajaran Team games Tournament dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih model pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran (Siadari, 2001: 4). Dalam model pembelajaran Team games Tournamentn siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. (Siadari, 2001:68). Menurut hasil penelitian Arif Kurniawan (2002) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team games Tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, yang ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa setiap putaran. Serta dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament terjadi peningkatan pola berpikir kritis dan kreatif pada kelas yang berdampak positif terhadap hasil belajar yang dicapai lebih baik daripada tanpa diberi model pembelajaran serupa (Lestari, 2002). Dari beberapa hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) sangat erat digunakan dalam kegiatan pembelajaran terutama kegiatan pembelajaran IPA.
Dari latar belakang di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas IV SDN Beji 1 Kota Depok Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) pada siswa Kelas IV SDN Beji 1 Kota Depok tahun pelajaran 2011/2012?
2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) terhadap motivasi belajar siswa pada siswa Kelas IV SDN Beji 1 Kota Depok tahun pelajaran 2011/2012?C. Batasan MasalahAgar pembahasan dalam penelitian ini tidak kabur, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN Beji 1 Kota Depok tahun pelajaran 2011/2012.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Okotober semester ganjil tahun palajaran 2011/2012.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) pada siswa Kelas IV SDN Beji 1 Kota Depok tahun pelajaran 2011/20122. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) pada siswa Kelas IV SDN Beji 1 Kota Depok tahun pelajaran 2011/2012E. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:
1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran IPA.
2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran IPA
3. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi IPA.
F. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode Team games Tournament adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. 2. Motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. 3. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat IPA
IPA didefiniksan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2001:7) adalah sebagai berikut:
1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
2. Observasi dan eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.
3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat.
4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya.
Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangkan menemukan suatu kebernaran.
5. Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara umum.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA, dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).
B. Proses Belajar Mengajar IPA
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000:5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman, 2000:5).
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000:4).
Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan Agama Islam, proses belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program tindak lanjut (dalam Suryabrata, 1997:18).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.
C. Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama,persaingan sehat dan keterlibatan belajar.Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh Davied Devries dan Keith Edward, ini merupakan model pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. Dalam model ini kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 sampai dengan 5 siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya, kemudian siswa akan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecilnya. Pembelajaran dalam Teams Games Tournament (TGT) hampir sama seperti STAD dalam setiap hal kecuali satu, sebagai ganti kuis dan sistem skor perbaikan individu, TGT menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik mereka yang lalu. Nur & Wikandari (2000) menjelaskan bahwa Teams games tournament TGT telah digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dan paling cocok digunakan untuk mengajar tujuan pembelajaranyang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar, seperti perhitungan dan penerapan berciri matematika, dan fakta-fakta serta konsep IPA.1. Pendekatan Kelompok Kecil dalam Teams Games TournamentPendekatan yang digunakan dalam Teams games tournament adalah pendekatan secara kelompok yaitu dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran. Pembentukan kelompok kecil akan membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran. Ciri dari pendekatan secara berkelompok dapat ditinjau dari segi.
1) Tujuan Pengajaran dalam Kelompok Kecil
Tujuan pembelajaran dalam kelompok kecil yaitu;(a) member kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan memcahkan masalah secara rasional, (b) mengembangkan sikap social dan semangan bergotong royong (c) mendinamisasikan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga setiap kelompok merasa memiliki tanggung jawab, dan (d) mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam kelompok tersebut (Dimyati dan Mundjiono, 2006).
2) Siswa dalam Pembelajaran Kelompok Kecil
Agar kelompok kecil dapat berperan konstruktif dan produktif dalam pebelajaran diharapkan; (a) anggota kelompok sadar diri menjadi anggota kelompok, (b) siswa sebagai anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab, (c) setiap anggota kelompok membina hubungan yang baik dan mendorong timbulnya semangat tim, dan (d) kelompok mewujudkan suatu kerja yang kompak (Dimyati dan Mundjiono, 2006).
3) Guru dalam Pembelajaran Kelompok
Peranan guru dalam pembelajaran kelompok yaitu; (a) pembentukan kelompok (c) perencanaan tugas kelompok, (d) pelaksanaan, dan (d) evalusi hasil belajar kelompok.
2. Komponen dan Pelaksanaan Team Game Tournament dalam Pembelajaran
1) Langkah-langkah pembelajaran
Langkah pembelajaran TGT disusun atas dua tahap, yaitu pra kegiatan pembelajaran dan detail kegiatan pembelajaran. Pra kegiatan pembelajaran menggambarkan hal yang perlu dipersiapkan dan rencana kegiatan. Detail kegiatan menggambarkan secara rinci aktivitas pembelajaran yang tercantum dalam rencana kegiatan.
a) Pra kegiatan pembelajaran
1) Persiapan yaitu meliputi persiapan bahan materi yang akan diajarkan serta membagi siswa dalam kelompok.
2) Rencana kegiatan meliputi:
Mengajar : menyampaikan materi ajar
Belajar kelompok : siswa belajar dengan menggunakan lembar kerja dalam kelompok untuk menguasai materi.
Turnamen : siswa memainkan pertandingan akademik dalam regu yang berkemampuan homogen, masing-masing meja turnamen berisi tiga anggota.
b) Detail Pembelajaran
1) Mengajar
Pembelajaran model TGT mulai dengan penyjian keseluruh kelas yang mencakup kegiatan pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing, kegiatan tim dan kuis msuk dalam latihan mandiri dan penilaian.
Pembukaan
Memberitahu siswa apa ang akan mereka pelajari, mengapa itu penting, membangkitkan keingintahuan siswa dengan cara mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
Membentuk siswa kedalam kelompok heterogen
Mengkaji secara singkat materi yang diajarkan.
Pengembangan
Tetapkan fokus ke tujuan yang hendak dicapai
Pusatkan pada pengertian, bukan hafalan
Mendemonstrasikan konsep secara aktif dengan menggunakan alat bantu.
Sering menilai kegiatan siswa dengan mengajukan banyak pertanyaan
Menjelaskan mengapa suatu jawaban siswa itu benar atau salah
Melanjutkan ke konsep berikutnya sesegera mungkin apabila siswa sudah menguasai.
Memelihara waktu dengan menghindari interupsi atau terlalu banyak pertanyaan
Praktik Terbimbing
Meminta siswa untuk mengerjakan soal
Hindari pemberian tugas kelas yang memerlukan waktu panjang
2) Belajar Kelompok
Siswa belajar dalam sebuah kelompok heterogen, dimana siswa yang memiliki kemampuan lebih harus bisa membantu anggota kelompoknya untuk memahami materi atau mengerjakan soal-soal.
3) Turnamen
Kompetisi 3 anggota yang berkemampuan homogen dalam setiap meja turnamen. Setiap meja disediakan lembar kerja dan lembar jawab, seperti pada bagan di bawah.
KELOMPOK A
A-1
TinggiA-2
Rata-rataA-3
rendah
Comtoh bagan sistem pertandingan dalam TGT dengan setiap kelompok beranggotakan 3 siswa
C-1
tinggiC-2
Rata-rataC-3
rendah
KELOMPOK C
B-1
TinggiB-2
Rata-rataB-3
Rendah
KELOMPOK B
4) Penghargaan kepada kelompok
5) Refleksi2) Komponen utama dalam pembelajaran TGT dan pelaksanaanya di kelas
Ada 5 komponen utama dalam TGT yaitu:
a) Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
b) Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
c) Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
d) Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.Contoh aturan Permainan:1) Pemain pertama mengambil kartu bernomor dan menemukan pertanyaan yang sesuai dengan lembar permainan.2) Membaca pertanyaan tersebut dengan keras.3) Memberi Jawaban.4) Penantang Pertama: Setuju dengan pembaca atau menantang dan memberi jawaban, demikian juga penantang kedua.5) Mencocokkan jawaban.6) Pemain yang menjawab benar akan menyimpan kartu tersebut. Apabila ada penantang yang menjawab salah ia akan mengembalikan kartu yang dimenangkan sebelumnya (bila ada) ke tumpukan kartu. Apabila tidak ada satupun jawaban yang benar, kartu tersebut dikembalikkan ke tumpukan.Langkah ini dilakukan sampai akhir pelajaran, atau tumpukan kartu telah habis. Pada akhir turnamen hitunglah banyaknya kartu yang diperoleh tiap siswa, siswa yang memperoleh skor tertinggi mendapat poin 60, tingkatan berikutnyamasing-masing 50, 40 dan 20.
e) Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan Super Team jika rata-rata skor 45 atau lebih, Great Team apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good Team apabila rata-ratanya 30-40.Kriteria (Rerata Kelompok)Predikat
30 sampai 39Good team
40 sampai 44Great team
45 sampai 49Super team
50 ke atasTim istimewa
3. Implementasi Pembelajaran TGT
Dalam pengimplementasian yang hal yang harus diperhatikan yaitu.
1) Pembelajaran terpusat pada siswa
2) Proses pembelajaran dengan suasana berkompetisi
3) Pembelajaran bersifat aktif ( siswa berlomba untuk dapat menyelesaikan persoalan)
4) Pembelajaran diterapkan dengan mengelompokkan siswa menjadi tim-tim
5) Dalam kompetisi diterapkan system point
6) Dalam kompetisi disesuaikan dengan kemampuan siswa atau dikenal kesetaraan dalam kinerja akademik
7) Kemajuan kelompok dapak diikuti oleh seluruh kelas melalui jurnal kelas yang diterbitkan secara mingguan
8) Dalam pemberian bimbingan guru mengacu pada jurnal
9) Adanya system penghargaan bagi siswa yang memperoleh point banyak
4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TGTModel pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain:
1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6) Motivasi belajar lebih tinggi
7) Hasil belajar lebih baik
8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
1) Bagi guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok. Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.
2) Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.D. Motivasi Belajar1. Pengertian Motivasi
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seserang atau organisme yang menyebabkan kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000:28).Sedangkan menurut Djamarah (2002:114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001:3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik.Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.2. Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000:29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002:115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994:105) ada beberapa strategi dalam mengajar untuk membangun motivasi intrinsik. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.
2) Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
3) Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di sekolah.
4) Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya.
5) Meminta siswa untuk menjelaskan hasil pekerjaannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman, 2000:29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002:117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain:
1) Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
2) Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TIK yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TIK tersebut.
3) Tujaun yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan.
4) Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
5) Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
6) Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari laur, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
E. Prestasi Belajar IPA
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991:768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar IPA adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar IPA.
F. Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar Terhadap Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik (Nur, 2001:3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan model pembelajaran Team games Tournament adalah suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan informasi singkat (Siadari, 2001:7). Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar Team games Tournament akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar Team games Tournament ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Syafiudin, 2002:19).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model pembelajaran Team games Tournament tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tingi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.G. Kerangka Teori
1. Metode Team games Tournament adalah:
Suatu model pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan saja.
2. Motivasi belajar adalah:
Daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan.
3. Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu:(1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada:(1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan Kelas untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.A. Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tidakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arikunto, 2002:82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direfisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Alur PTKPenjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pengajaran berbasis tugas proyek.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direfisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rangcangan yang direfisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahasa satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Beji 1 Kota Depok tahun pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober semester ganjil 2011/2012.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN Beji 1 Kota Depok tahun pelajaran 2011/2012 pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan efektivitas pembelajaran ilmu pengetahuan alam di SDN Beji 1 Kota Depok dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru selain itu diadakan diskusi antara guru sebagai peneliti dengan para pengamat sebagai kolaborator dalam penelitian ini. Melalui langkah-langkah tersebut akan diapat ditentukan bersama-sama antara guru dan pengamat untuk menetapkan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran ilmu pengetahuan alam.
Berdasarkan hasil diskusi dengan para kolabotor, maka langkah yang paling tepat untuk meningkatkan pembelajaran adalah dengan meningkatkan motivasi, aktivitas dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tindakan yang paling tepat adalah dengan mengembangkan keterampilan intelektual siswa.
Dengan berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dijabarban dalam uraian berikut ini.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatannya meliputi:
a. Peneliti dan pengamat menetapkan alternatif peningkatan efektivitas pembelajaran ilmu pengetahuan alam.
b. Peneliti bersama-sama kolaborator membuat perencanaan pengajaran yang mengembangkan keterampilan intelektual.
c. Mendiskusikan tentang pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang mengembangkan keterampilan intelektual siswa.
d. Menginventarisir media pembelajaran.
e. Membuat lembar observasi.
f. Mendesain alat evaluasi
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini kegiatanyaan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.
3. Tahap Observasi
Pada tahap observasi ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu mengobservasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini kegiatannya yaitu meliputi analisis data yang diperoleh melalui observasi pengamatan. Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian, guru akan dapat mengetahui efektivitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus selanjutnya.E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
2.Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengelolaan model pembelajaran kooperatif, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.3. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep ilmu pengetahuan alam pada pokok bahasan operasi hitung pecahan. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).
F. Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu.
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan : = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N= Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut.
3. Untuk lembar observasi
a. Lembar observasi pengelolaan model pembelajaran kooperatif.
Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan model pembelajaran kooperatif digunakan rumus sebagai berikut:
Dimana: P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut.
dengan
Dimana: % = Persentase pengamatan
= Rata-rata
= Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2= Pengamat 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2008 di Kelas IV dengan jumlah siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Pengelolan Pembelajaran Pada Siklus I
NoAspek yang diamatiPenilaian Rata-rata
P1P2
IPengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3
12
22,5
1,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep3
3
3
3
33
3
3
3
33
3
3
3
3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi3
33
33
3
IIPengelolaan Waktu222
IIIAntusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias3
33
33
3
Jumlah313131
Keterangan: Nilai : Kriteria
1. : Tidak Baik
2. : Kurang Baik
3. : Cukup Baik
4. : Baik
Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu. Ketiga aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. Dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I
NoAktivitas Guru yang diamatiPersentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9Menyampaikan tujuan
Memotivasi siswa/merumuskan masalah
Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya
Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi
Menjelaskan materi yang sulit
Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan
Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran10.00
10.00
6.67
8.33
13.33
15.00
10.00
18.33
8.33
NoAktivitas Siswa yang diamatiPersentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
Membaca buku siswa
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
Menyajikan hasil pembelajaran
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
Menulis yang relevan dengan KBM
Merangkum pembelajaran
Mengerjakan tes evaluasi19.16
11.86
18.13
14.38
5.83
5.63
9.17
6.86
8.96
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah memberi umpan balik dan membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu masing-masing 18,33 dan 15,00%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah menjelaskan materi yang sulit dan menjelaskan materi yang sulit yaitu 13,33%. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu 19,16%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,13%, 14,38 dan 11,86%.
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode Team games Tournament sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
NoUraianHasil Siklus I
1
2
3
4Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa belum tuntas
Nilai rata-rata tes formatif
Persentase ketuntasan belajar15
8
67,82
65,22
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Team games Tournament diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,82 dan ketuntasan belajar mencapai 65,22% atau ada 15 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 65,22% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran Team games Tournament. 2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2008 di Kelas IV dengan jumlah siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
NoAspek yang diamatiPenilaianRata-rata
P1P2
IPengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3
33
33
3
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep3
4
4
4
33
4
4
4
33
4
4
4
3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi3
44
43,5
4
IIPengelolaan Waktu332
IIIAntusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias4
43
43,5
4
Jumlah424242
Keterangan: Nilai : Kriteria
1: Tidak Baik
2: Kurang Baik
3: Cukup Baik
4: Baik
Dari tabel diatas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namum demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.
Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam penerapan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa:
Tabel 4.5 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
No Aktivitas Guru yang diamatiPersentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9Menyampaikan tujuan
Memotivasi siswa/merumuskan masalah
Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya
Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi
Menjelaskan materi yang sulit
Membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan
Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran3,33
10,00
6,67
11,67
18,33
15,00
8,33
18,33
8,33
NoAktivitas Siswa yang diamatiPersentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
Membaca buku siswa
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
Menyajikanhasil pembelajaran
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
Menulis yang relevan dengan KBM
Merangkum pembelajaran
Mengerjakan tes evaluasi/latihan18,12
15,63
20,21
14,76
3,33
6,67
7,91
6,67
6,67
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah menjelaskan materi yang sulit dan memberikan umpan balik yaitu masing-masing 18,33%, kemudian menyampaikan langkah-langkah strategis yaitu 11,67%. Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah Bekerja dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan penjelasan guru, membaca buku, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru yaitu 20,21%, 18,12%, 15,63% dan 14,76%.
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
NoUraianHasil Siklus II
1
2
3
4Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa belum tuntas
Nilai rata-rata tes formatif
Persentase ketuntasan belajar18
5
73,48
78,26
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,48 dan ketuntasan belajar mencapai 78,26% atau ada 18 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan model pembelajaran Team games Tournament.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2008 di Kelas IV dengan jumlah siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
NoAspek yang diamatiPenilaianRata-rata
P1P2
IPengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran4
44
44
4
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep4
4
4
4
34
4
4
4
34
4
4
4
3
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman
2. Memberikan evaluasi3
44
43,5
4
IIPengelolaan Waktu333
IIIAntusiasme Kelas
1. Siswa Antusias
2. Guru Antusias4
43
43,5
4
Jumlah454545
Keterangan: Nilai : Kriteria
1: Tidak Baik
2: Kurang Baik
3: Cukup Baik
4: Baik
Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode Team games Tournament mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.
Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode Team games Tournament diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Tabel 4.8 Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
No Aktivitas Guru yang diamatiPersentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9Menyampaikan tujuan
Memotivasi siswa/merumuskan masalah
Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya
Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi
Menjelaskan materi yang sulit
Membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan konsep
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan
Memberikan umpan balik
Membimbing siswa merangkum pelajaran8.33
10.00
6.67
13.33
11.67
15.00
8.33
16.67
10.00
NoAktivitas Siswa yang diamatiPersentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
Membaca buku siswa
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
Menyajikan hasil pembelajaran
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
Menulis yang relevan dengan KBM
Merangkum pembelajaran
Mengerjakan tes evaluasi/latihan9.38
8.96
11.67
11.46
12.08
10.63
14.57
12.29
8.96
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah memberi umpan balik yaitu 16,67%, membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 15.00%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami penurunan. Aktivitas guru yang mengalami peningkatan adalah menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab yaitu 13.33% dan 16,67%.
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah menulis yang relevan dengan KBM yaitu 14,57%, merangkum pembelajaran 12,29% dan menyajikan hasil pembelajaran yaitu (12,08%).
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
NoUraianHasil Siklus III
1
2
3
5Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa belum tuntas
Nilai rata-rata tes formatif
Persentase ketuntasan belajar21
2
77,39
91,30
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 77,39 dan dari 23 siswa yang telah tuntas sebanyak 21 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 91,30% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran Team games Tournament sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran Team Games Tournament. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran Team games Tournament dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran Team games Tournament dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Team games Tournament memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 65,22%, 78,26%, dan 91,30%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Team games Tournament dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA pada pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dengan model pembelajaran Team games Tournament yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah pembelajaran Team games Tournament dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan Team games Tournament memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,22%), siklus II (78,26%), siklus III (91,30%).
1. Penerapan model pembelajaran Team games Tournament mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran Team games Tournament sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan model pembelajaran Team games Tournament memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model pembelajaran Team games Tournament dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian inihanya dilakukan di SDN BEJI 1 Kota Depok tahun pelajaran 2011/2012.
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Djamarah. Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
KBBI. 1996. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana. 1996. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Lampiran 1RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah :SD NEGERI BEJI 1Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester:IV/1
Materi Pokok : Struktur dan Fungsi bagian tumbuhan
waktu: 2 x 45 menit
Metode: Ceramah dan praktek
A. Standar Kompetensi :
1. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
C. Tujuan Pembelajaran**
Siswa dapat Mendeskripsikan jenis akar serabut dan akar tunggang
Siswa dapat Mendeskripsikan akar gantung, akar tunjang dan akar napas.
Siswa dapat Mendeskripsikan kegunaan akar
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)D. Materi Essensial
Struktur dan Fungsi bagian tumbuhan
A. Akar (hlm.35)
Struktur akar
Keguanaan akar
E. Media Belajar
Tumbuhan kecil
Baskom dan air secukupnya
F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi : Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan(5 menit)
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan akar tunggang dan memberikan contoh tanamannya
Mangga
Jeruk
Kacang-kacangan
Menjelaskan akar serabut dan memberikan contoh tanamannya
Menjelaskan akar-akar yang memiliki tugas khusus
Akar gantung
Akar pelekat
Akar tunjang
Akar napas
Menjelaskan kegunaan akar bagi tumbuhan seperti :
Menyerap air
Menyerap zat hara
Memperkokoh tumbuhan Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memahami peta konsep tentang bagian tumbuhan
Melakukan kegiatan
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Mengulang kembali rangka manusia, rangka kepala dan rangka badan(50 menit)
(5 menit)
4. Pekerjaan Rumah
Menggambar akar berdasarkan kegiatan 2.1 untuk jenis akar yang lain
G. Penilaian:
Indikator Pencapaian
KompetensiTeknik PenilaianBentuk InstrumenInstrumen/ Soal
Mengidentifikasi bagian akar tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.
Tugas Individu dan Kelompok
Laporan dan unjuk kerja
Uraian Objektif
Jelaskanlah bagian akar tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
Produk ( hasil diskusi )
No.AspekKriteriaSkor
1.Konsep* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah4
3
2
1
Performansi
No.AspekKriteriaSkor
1.
2.
3.Pengetahuan
PraktekSikap* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktek* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap4
2
1
4
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIANNoNama SiswaPerformanProdukJumlah
SkorNilai
PengetahuanPraktekSikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Depok ......................2011Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
Lya Cicilia Yuliarti, S.Pd
Hj. LILIS SUYARTINI, M.MPd NIP. 195407021977032002
NIP : 195907291979122006
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah :SD NEGERI BEJI 1Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester:IV/1
Materi Pokok : Struktur dan Fungsi bagian tumbuhan
waktu: 2 x 45 menit
Metode: Ceramah dan praktek
A. Standar Kompetensi :
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
C. Tujuan Pembelajaran** :
Siswa dapat Mendeskripsikan penggolongan batang:
batang basah
batang berkayu
batang rumput
Siswa dapat Mendeskripsikan penggunaan batang
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ) Dan Ketelitian ( carefulness)D. Materi Essensial
Batang (hlm.38)
Jenis batang
Kegunaan batang
E. Media Belajar
Tumbuhan pacar cina
Pisau, gelas, air
Pewarna makan
F. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa
1. Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi : Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
(5 menit)
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memahami peta konsep tentang bagian tumbuhan
Memahami tentang batang tumbuhan seperti
batang basah
batang berkayu
batang rumput.
Menyebutkan tanaman yang memiliki batang basah, batang berkayu dan batang rumput.
Melakukan Kegiatan
Menyebutkan beberapa kegunaan batang melalui kegiatan
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Mengulang kegunaan batang dan jenis batang
(50 menit)
(5 menit)
4. Pekerjaan Rumah
Melalkukan tugas 2.1 (hlm.39)
G. Penilaian:
Indikator Pencapaian
KompetensiTeknik PenilaianBentuk InstrumenInstrumen/ Soal
Mengidentifikasi bagian batang tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.
Tugas Individu dan Kelompok
Laporan
Uraian Objektif
Jelaskanlah bagian batang tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.
FORMAT KRITERIA PENILAIAN
Produk ( hasil diskusi )
No.AspekKriteriaSkor
1.Konsep* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah4
3
2
1
Performansi
No.AspekKriteriaSkor
1.
2.
3.Pengetahuan
PraktekSikap* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
* aktif Praktek* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap4
2
1
4
2
1
4
2
1
LEMBAR PENILAIANNoNama SiswaPerformanProdukJumlah
SkorNilai
PengetahuanPraktekSikap
1.
2.
3.
4.
5.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
.
Depok ......................2011Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
Lya Cicilia Yuliarti, S.Pd
Hj. LILIS SUYARTINI, M.MPd NIP. 195407021977032002
NIP : 195907291979122006
Lampiran 3
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : .Nama Guru:
Mata Pelajaran : .Hari/tanggal:
Sub Konsep
: .Pukul
:
Petunjuk
Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai.
NoAspek yang diamatiPenilaian
YaTidak1234
IPelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan.
3. Membimbinga siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan.
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
IIPengelolaan waktu
IIIAntusiasme kelas
1. Siswa antusias
2. Guru Antusias.
Keterangan
Jakarta, .20081. Kurang baik
Pengamat
2. Cukup baik
3. Baik
4. Sangat baik
(..)
Lampiran 5LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM
Nama Sekolah
:
Tanggal :
Kelas/semester
:
Waktu
:
Bahan Kajian
:
Nama Guru :
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas gurudan siswa dalam kelompok sampel selama kegiatan belajar berlangsung kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati.
2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1 menit pengamat menuliskan kode kategori pengamatan.
3. Pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secara bergantian setiap periode waktu tiga menit.
4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.
5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara serempak.
Aktivitas guruAktivitas siswa
1. Menyampaikan tujuan
2. Memotivasi siswa/merumusan masalah.
3. Mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya.
4. Menyampaikan langkah-langkah/strategi
5. Menjelaskan materi yang sulit
6. Memebimbing menemukan konsep.
7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan.
8. Memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab.
9. Membimbing siswa merangkum pelajaran.1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru.
2. Membaca buku.
3. Bekerja dengan sesama anggota kelompok
4. Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru.
5. Menyajikan hasil pembelajaran
6. Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide.
7. Menulis yang relevan dengan KBM.
8. Merangkum pembelajaran.
9. Mengerjakan tes evaluasi.
Nama Guru:
Nama Murid:Nama Murid:
Nama Murid:Nama Murid:
Nama Murid:Nama Murid:
Nama Murid:Nama Murid:
Jakarta, 2008 Pengamat
(.)Lampiran 6Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I
No.Nama (Guru-Siswa)PRP I (90 menit)Jumlah
Nama Guru 123456789
P1 23326534230
P223215735230
Rata-rataX 232,51,55,5634,5230
Prosentase%6,6710.008,335.0018,3320.0010.0015.006,67100
Sampel siswa 1P144642232330
P273551232230
Sampel siswa 2P164641222330
P273650232230
Sampel siswa 3P153751222330
P284440332230
Sampel siswa 4P144751223230
P2443524 22230
Sampel siswa 5P153843022330
P273552222230
Sampel siswa 6P164641222330
P284350242230
Sampel siswa 7P154632322330
P254453232230
Sampel siswa 8P154842022330
P284540232230
JumlahP1403054331313171723240
P259293636617251616240
Rata-rataX 49.529.54534.59.5152116.519.5240
Prosentase rata-rata%20.6312.2918.7514.383.966.258.756.888.13100
Keterangan:
Rata-rata (x)
Prosentase rata-rata (%)
Lampiran 7Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II
No.Nama (Guru-Siswa)PRP I (90 menit)Jumlah
Nama Guru 123456789
P1 22244725230
P222233835230
Rata-rataX 2223,53,57,52,55230
Prosentase%6,676,676,6711,6711,6725.008.3316,676,67100
Sampel siswa 1P154542222430
P255552222230
Sampel siswa 2P155651222230
P264552222230
Sampel siswa 3P154542222430
P255642222230
Sampel siswa 4P166622222230
P254641232330
Sampel siswa 5P154642222330
P274641222230
Sampel siswa 6P164660132230
P263760122330
Sampel siswa 7P164622222430
P243941042330
Sampel siswa 8P144642222430
P265542122330
JumlahP1423546311315171625240
P2443349361112191620240
Rata-rataX433447.533.51213.5181622.5240
Prosentase rata-rata%17.9114.1619.7913.965.005.637.506.679.38100
Keterangan:
Rata-rata (x)
Prosentase rata-rata (%)
Lampiran 8Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III
No.Nama (Guru-Siswa)PRP I (90 menit)Jumlah
Nama Guru 123456789
P1 22442724330
P222244643330
Rata-rata X 223436,533,5330
Prosentase%6,676,6710.0013,3310.0021,6710.0011,6710.00100
Sampel siswa 1P153652222330
P254651232230
Sampel siswa 2P155642222230
P265462023230
Sampel siswa 3P154832312230
P253652313230
Sampel siswa 4P164552222230
P275461212230
Sampel siswa 5P165642122230
P285641202230
Sampel siswa 6P164841122230
P273641132330
Sampel siswa 7P145732222330
P273660033230
Sampel siswa 8P155622222430
P264742122230
JumlahP1423552301515151620240
P2513245401011151917240
Rata-rataX 46.533.548.53512.5131517.518.5240
Prosentase rata-rata%19.3813.9620.2114.585.215.426.257.297.71100
Keterangan:
Rata-rata (x)
Prosentase rata-rata (%)
Lampiran 9Hasil Tes Formatif Pada Siklus I
No. AbsensiNilaiKeterangan
TTT
150
280
360
480
570
680
750
840
970
1070
1160
1280
1370
1480
1570
1650
1770
1860
1980
2070
2170
2260
2390
Jumlah 1560158
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 15Jumlah siswa yang belum tuntas : 8Jumlah Skor Maksimal Ideal
: 2300Jumlah Skor
: 1560Skor Tercapai
: 67,82
Persentase Ketuntasn
: 65,22% Klasikal
: Belum tuntas
Lampiran 10Hasil Tes Formatif Pada Siklus II
No. AbsensiNilaiKeterangan
TTT
170
260
380
480
580
670
760
860
990
1090
1180
1280
1380
1480
1570
1660
1760
1870
1980
2070
2170
2270
2380
Jumlah 1690185
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 18Jumlah siswa yang belum tuntas : 5Jumlah Skor Maksimal Ideal
: 2300Jumlah Skor
: 1690Skor Tercapai
: 73,48
Persentase Ketuntasan
: 78,26Klasikal
: Belum tuntas
Lampiran 11Hasil Tes Formatif Pada Siklus III
No. AbsensiNilaiKeterangan
TTT
190
290
380
480
590
680
770
880
960
1080
1190
1290
1390
1480
1570
1670
1770
1870
1980
2070
2160
2270
2380
Jumlah 1790212
Keterangan:
T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 21Jumlah siswa yang belum tuntas : 2Jumlah Skor Maksimal Ideal
: 2300Jumlah Skor
: 1790Skor Tercapai
: 77,39 Persentase Ketuntasan
: 91,30Klasikal
: Tuntas
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SDN BEJI 1 KOTA DEPOKTAHUN PELAJARAN 2011/2012Oleh NAMA GURU NIP: 130 000 000DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SDN BEJI 1 KOTA DEPOK 2011ABSTRAK
Hj. Lilis Suyartini, M.MPd, 2011. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan Model pembelajaran Team games Tournament Pada Siswa Kelas IV SDN Beji 1 Kota Depok Tahun Pelajaran 2011/2012Kata Kunci: prestasi belajar IPA, metode Team games TournamentBerdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPA.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran Team games Tournament? (b) Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Team games Tournament terhadap motivasi belajar siswa?
Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran Team games Tournament. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran Team games Tournament. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Beji 1 Kota Depok. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,22%), siklus II (78,26%), siklus III (91,30%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran Team games Tournament dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN Beji 1 Kota Depok, serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran IPA.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan
ii
Abstrak
iiiKata Pengantar
iv
Daftar Isi
vBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
4C. Batasan Masalah
4D. Tujuan Penelitian
4E. Manfaat Penelitian
5
F. Definisi Operasional Variabel
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat IPA
7
B. Proses Belajar Mengajar IPA
8
C. Model pembelajaran Team games Tournament
9
D. Motivasi Belajar
13
E.Prestasi Belajar IPA
17F. Hubungan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar
Terhadap Model pembelajaran Team games Tournament
18
G. Kerangka Teori
19BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
21 B. Tempat dan Waktu Penelitian
24C. Subyek Penelitian
25
D. Prosedur Penelitian
25E. Instrumen Penelitian 27F. Analisis Data
28BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
31
B. Pembahasan
44BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
46B. Saran
46DAFTAR PUSTAKA
48Rencana awal/Siklus 1
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Rencana yang direfisi/Siklus 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang direfisi/Siklus 3
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Meja turnamen 1
Meja turnamen 2
Meja turnamen 3
1
7
65
56
60
56
53
56
38
27
PAGE
_1185364314.unknown
_1185366194.unknown
_1266195479.unknown
_1266195503.unknown
_1227929914.unknown
_1227929910.unknown
_1185364841.unknown
_1185366151.unknown
_1185364641.unknown
_1185363297.unknown
_1185364017.unknown
_1185363225.unknown