-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
1/12
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
2/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
Editorial
2Email:[email protected]
Telp / Mobile:01113320397/01129739162
Alamat Redaksi:Wisma Nusantara, 8 Wahran St. Rabea el-Adawea , Nasr City, Cairo, Egypt.
Web Master:Lukmanul Hakim, Dana Ahmad Dahlani
Distributor dan Periklanan:Lina Nabila Ahmad: +201142274707Nisaul Mujahidah : +201144938061
Layouter & Ilustrator:Miftah Firdaus, M Hanif Ilyas
Editor:Abdul Wahid Satunggal, Ahwazy Anhar,Kurniawan Saputra, Umar Abdulloh
Reporter:Abdi Zakaria, Assadullah Rouf, Ikhwan Hakim,Miftakhuddin Wibowo, Miftah Firdaus, Pangeran ArsyadIhsanulhaq, Suhardi Junaidi, Aisyah Ummu Fadhilah,Farah Arifiatul Maula, Fatimah Nurul Khoiriyah, HielyaAbdurrahman, Kamila Etna Larasati, Khoirun Nisa,Nashirat Zimam Alhusna, Nur Fitria Qurrotu Aini,
Rabbani Rizqi Fadhila, Raidah Sekar Harani, Ratih Ayu
Redaktur Ahli:Ahmad Satriawan Hariadi, Fajar Pradika,Lc., Hilmy Mubarok, Sayyid Zuhdi, S.S.,Fitra Yuzarni, Rini Arianti, Nurul Azizah, AyuRizki Amalia
Penanggungjawab:
Koordinator Departemen Media danKomunikasi ICMI Orsat Kairo
Pengarah:Drs. Ahmad Isrona
Alfakhri Zakirman, Lc.Indra Gunawan, Lc.
Pelindung:Ketua Umum ICMI Orsat Kairo
Dewan Redaksi:Barmawi Mahral, Arif Yusuf, Ilham Sujefri,Khalid Mudtastir, Yusrizal, Akfini BifadlikaGhofar, Rafika Nur Jannah
Sekretaris Redaksi:Nisaul Mujahidah
Pemimpin Redaksi:Achmad Fawatih Nurizqi
Pemimpin Usaha:Lina Nabila Ahmad
Pemimpin Umum:Fakhry Emil Habib A
Jakarta sepi! Puluhan ribupenghuninya kini mudik, ujarberita di sebuah koran harian.
Seorang kawan manakala mendengarnya
sontak heran, lalu hening,O, iya, kansekarang mau lebaran. Ia pun tersenyum.Tak tahu, senyum bahagia kah atau apa?Tapi, yang saya tahu bulan Ramadhanakan meninggalkan kita lagi. Benar,lebaran tiba setelah kepergian Ramadhan.Suasana indah nan mempesona; jamaahtarawih, bangun sahur, puasa seharian,berbuka bersama dan baca al-Quran dimasjid, serta kenangan-kenangan lain turutpergi bersamanya. Bulan suci yangkemarin ditunggu-tunggu kini telah berlalu.
Sadar atau tidak, mereka yangmemenangi puasa tahun ini wajib berterima
kasih. Benar-benar kesyukuran luar biasabisa melewati Ramadhan di Mesir hingga
hari kemenangan, 1 syawal 1434 H.Kondisi negara sekarang yang berbedadengan tahun-tahun sebelumnya. Semuaserba sulit tak tahu sampai kapan.
Bersyukur dengan menampakkannikmat yang dianugrahkan. Salah satunyamelalui zakat fitrah dan mal. Allah tahukemampuan hamba-Nya, maka iaperintahkan kita membayar zakat. Allahjuga memerintahkan sebagian dari kitasebagai amil yang bertanggung jawabmenyalurkannya muzakki. Amanat ataspengumpulan zakat dan pendistribusiannyabukan tugas yang mudah dan berhubungandengan pemisahan kewajiban dengan hakpara hamba-Nya.
Masisir juga tak terlepas dari takliftersebut. Sebagian lainnya memperolehhaknya dari saudaranya. Lalu panitiasebagai amilin pun dibentuk. Semuamampu dilaksanakan oleh Masisir sendiri.
Dari Masisir, oleh Masisir dan UntukMasisir. Begitulah ucapan salah seorangamilzakat Masisir.
Begitu pula dalam menyambut hari
nan fitri. Masisir di kampung halamanorang juga memiliki trend sendirimenjelang hari kemenangan. Berbedadengan di tanah air, ramah tamah alaMasisir dan open house bersama seluruhWNI, termasuk pejabat KBRI Kairomerupakan keistimewaan tersendiri.Kondisi jauh dari keluaga takmemadamkan hangatnya kebersamaanlebaran WNI di Mesir. Namun adakah itusemua tahun ini?
Di kalangan Masisir, momenmerayakan Idulfitri bersama dan openhouse secara tak langsung dapat
mengingatkan detik-
detik bersamakeluarga tercinta. Sensasi hari raya di luarnegeri dapat dibuat lebih berkesan. Apalagiyang tak berjumpa keluarga sekian tahunlamanya, tergantikan dengan keluargaIndonesia di tanah Mesir. Lebaran alaMasisir dan WNI di Mesir pasti memilikitempat tersendiri di hati mereka, paramukimin.
Memilih menetap sambilmenghabiskan liburan di perantauanadalah keputusan berat. Melewati TheLast Ten Days of Ramadhan in Egypt,sepuluh hari terakhir Ramadhan di Mesir,sedang teman-teman lainnya pulangkampung menjelma menjadi pengalamanbaru tak tergantikan. Menghabiskan umurberjuang di tanah rantau tak ada ruginya.Apakah sama berlebaran dengan keluargatercinta dengan lebaran Masisir sambilstudi sembari merindu bertemu keluarga?Taqabbalallahu minna wa minkum,
taqabbal Ya Karim.
Lebaran di Rantau
Ralat Edisi Magang Juli 2013Pada edisi interaktif ini kami ingin meminta maaf dan meralat beberapa kesalahan tulisanpada edisi magang lalu, yaitu:-Kemas yang benar Kemass
-Limass yang benar Limas-Fakultas Senat Ushuluddin (FSU) yang benar Senat Fakultas Ushuluddin(Sema-FU).-Lembaga Ikatan Persaudaraan Qari' dan Qariah Indonesia (LIPQI) yang benar IkatanPersaudaraan Qori dan Qoriah Indonesia (IPQI)-Starring Committe yang benar Steering Committee-Jamil Abdul Latief mahasiswa Fakultas Ushuluddin yang benar Fakultas DirasatIslamiyah-Nurfaizi Suwanto yang benar Nurfaizi Suwandi.-Ariq Khudloni yang benar Ariq Udlohi
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
3/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H 3
Selengkapnya...Hal 8
Suara Mayoritas
Akhirnya, terpaksa aparat
keamanan mengalihkan lalu
lintas karena jamaahmenggunakan jalan raya untuk beribadah,
ujar Fauzan Azmi, mahasiswa Universitas
Cadi Ayyad, Maroko. Inilah fenomena
membludaknya jamaah ketika Idul Fitri di
Maghrib alias Maroko. Di negara gerbang
penyebaran Islam di Spanyol itu masjid-
masjid ramai dikunjungi sejak awal
Ramadhan, apalagi ketika sepuluh hari
terakhir.
Menurut pria asal Padang ini,
di pagi hari sebelum salat Id, menu
milwi dan naknak sangat pas untuk
sarapan, baru mereka berangkat ke
KBRI Rabat guna melaksanakan salat
Id bersama para WNI. Detik-detik akhir
Ramadhan di perantauan yang kadang
hening, beralih menjadi ajang
silaturahim. Momen itu mampu
menghadirkan suasana haru bagi
jamaah (WNI, red.), aku Fauzan.
Layaknya di Mesir, suasana lebaran di
Maroko pun tidak jauh berbeda. Hari raya
terbesar mereka Idul Adha, bahkan nuansa
Idul Fitri sendiri terkesan tidak ada,
ungkap DJ PPI Maroko ini.Uniknya dalam masalah zakat
fitrah, khalayak Maroko lebih memilih
memberikannya berbentuk uang untuk
dibelikan gandum oleh muzakki. Zakat
fitrah sebesar 50 Dirham, imbuhnya.
Di Pakistan, WNI melaksanakan
salat berjamaah dan buka puasa bersama
di embassy, 3 kali tiap minggunya: hari
Jumat, Sabtu dan Ahad. Untuk
memeriahkan Idul Fitri, mereka turut
mengadakan open house. Mereka
memasak sendiri, ujar Firosyurrahman,
mahasiswa Universitas Islamabad,
Fakultas Studi Islam jurusanHadis. Meski
demikian, terkadang pada hari-hari tertentu
ia dan kawan WNI lainnya lebih memilih
berbuka puasa di Masjid Faishal.Menurutnya, jumlah mahasiswa
Indonesia di negara yang dikepalai oleh
Mamnoon Hussain ini hanya sekitar 68
jiwa. Uniknya, mereka dan khalayak
Pakistan selalu berlomba-lomba menghafal
al-Quran tiap bulan suci Ramadhan. Tak
ketinggalan, PPMI Pakistan turut
menyelenggarakan program tadarus one
day one juz bagi mahasiswa Indonesia
guna mengisi waktu luang. Ada pula Pekan
Orientasi Perkenalan, kegiatan keilmuan,
iktikaf bersama dan daurah summeroleh
lembaga khusus dengan tema tentang
negara Pakistan, mahasiswa dan
keamanannya. Hingga saat ini PPMI
Pakistan telah berhasil menerbitkan
warta dan buku berjudul KURMA (Kuliah
Ramadhan), imbuh pemuda yang
bernama lengkap Muhammad
Firosyurrahman itu.
Salat tarawih di negara
pecahan India itu rata-rata berjumlah 20
rakaat dengan mengkhatamkan 1 juz per
hari. Suhu yang mencapai 40 derajat
celcius, ditambah durasi puasa selama 17
jam, menjadi tantangan berkesan bagi
umat Muslim di Pakistan. Untuk santapan
berbuka, mereka tidak menjadikan nasi
sebagai makanan pokoknya, melainkan
paratha, roti bulat semacampizza. Untuklebaran di sini tidak ada makanan khas,
Mengintip Ramadhan dan Lebaran Mancanegara
Ketika manusia terlahir ke duniaini, tanpa disadari itu adalahsebuah pilihan. Pilihan yang
diberikan oleh sang Khalik untuk
melanjutkan kehidupan yang sudahditakdirkan. Tidak ada seorang pun yangtahu apa yang akan terjadi esok, bahkansatu menit ke depan. Hidup ini sudahmenjadi takdir dalam ketentuan-Nya.Tugas manusia adalah memanfaatkanwaktu yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya.
Dalam dua belas bulan dalamsetahun, kita tahu bahwa ada satu bulanyang sangat istimewa. Satu bulan yangselalu di nanti penuh harap. Bulan yangsemua orang berlomba-lomba untukberbuat kebaikan dan mencari pahala di
dalamnya. Dialah Ramadhan, bulan yangpenuh dengan ampunan Allah dan berlakusebagai tolak ukur penyucian diri setiapinsan sampai dipertemukan satu Syawalnanti, hari kemenangan bagi umat Islam.
Hari ketika umat Muslim mampumengukur sejauh mana pencapaian dari30 hari sebelumnya, pun ketika merekasaling berlomba mendapatkan LailatulQadr. Satu-satunya malam yang al-Quranmengistimewakannya sebagai malamyang lebih baik dari seribu bulan,sebagaimana firman Allah: Malamkemuliaan itu lebih baik daripada seribubulan,(al-Qadr:3).
Ramadhan juga memilikipelbagai keutamaan lain, yakni bulanpertama kali al-Quran diturunkan. BulanRamadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkannya al-Quran, (al-Baqarah: 184). Keistimewaan lainnya, dibulan ini, segala amalan dilipatgandakanpahalanya. Maka seyogyanya jangan sia-siakan waktu Ramadhan hanya untukberleha-leha, menonton atau tidur saja.Banyak aktivitas lain yang lebihbermanfaat untuk mengisi bulan nanpernuh rahmat ini, karena kita tidakmampu memastikan untuk sanggup
bertemu dengan bulan penuh ampunan inisekali lagi atau tidak.
Pada bulan ini, umat Muslimtidak hanya dilatih menahan rasa lapardan haus, akan tetapi dilatih juga untuk
menahan amarah dan hawa nafsu. Kitaditempadan diuji agar menjadi insan yangberkualitas, agar saat hari kemenangan dibulan Syawal nanti, kemenangan dankesucian diri yang kita raih itu mutlak,bukan sekedar berkat.
Inilah hakikat kemenangansesungguhnya. Bukan hanya mampumelewati masa satu bulan penuhberpuasa menahan lapar dan dahaga
saja. Krusialnya, kita mampu melewatisegala ujian dan cobaan sertamemaksimalkan Ramadhan dengansebaik-baiknya, tentu denganmemperbaiki segala yang kurang daribulan-bulan sebelumnya.
Semoga kita semua bukanlah
orang-orang yang merasa menang karena
mampu melewati satu bulan puasa
dengan menahan haus dan lapar saja,
akan tetapi kita termasuk golongan orang-
orang yang benar-benar mendapatkan
hakikat kemenangan sesungguhnya.
*Penus
Oleh:Lina Nabila Ahmad*
GerbangSelengkapnya... Hal 4
Doc. Google
Hakikat Kemenangan
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
4/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H4
tutur Firosy.
Lain halnya dengan Negara Timur
Tengah yang terletak di Semenanjung
Arab, Kerajaan Saudi Arabia. Menurut
Syarifuddin Akmal, mahasiswa Jamiah
Islamiah Madinah asal Lamongan, suasana
Ramadhan di negeri yang didirikan oleh
Raja Abdul Aziz Ibnu Saud itu tak seramaitahun kemarin. Pasalnya, tahun ini sedang
ada proyek perbaikan dan perluasan
Haram, sehingga semua kuota umrah dan
haji akhirnya berkurang. Tapi gak papa,
justru sepi lebih bagus, celoteh pemuda
kelahiran Malaysia ini.
Meski hari raya adalah momen
kegembiraan umat Muslim sedunia, namun
tak demikian di negara-negara Eropa yang
minoritas Muslim. Di Jerman terdapat
peraturan-peraturan khusus menyangkut
tata cara beribadah. Jika di Indonesia ataunegara Muslim lainnya, gema takbir dan
shalawat serempak dilantunkan menjelang
hari raya, di Jerman sebaliknya. Jangankan
mendengar suara takbiran atau shalawat,
bahkan mendengar kumandang azan
sebagai penanda masuk waktu shalat pun
tak bisa.
Menurut Asyraf Rizkiyawan,
Mahasiswa Fakultas Manajemen Bisnis,
Niederrhein University of Applied Sciences,
Jerman, jika mereka ingin mendengar
gema takbir dan shalawat pada Hari Raya,
haruslah berada dalam masjid. Pasalnya
penduduk mayoritas yang non Muslim
merasa terusik dengan suara-suara itu.
Demi menjaga keharmonisan, pemerintah
Jerman pun tak memperkenankan suara
azan keluar dari masjid. Tidak hanya itu,
jumlah masjid di sana juga terbatas dan
lokasinya pun jauh. Kumandang azan pun
tak pernah terdengar dari lorong-lorong
kota, apalagi tradisi tadarus seperti di tanah
air, tambah Asyraf.
Karena itu, setiap Muslim Eropa
wajib membekali diri dengan jadwal ibadahpribadi. Kejelian serta kecermatan setiap
Muslim dalam mengamati waktu-waktu
salat dan berbuka puasa benar-benar
dituntut. Mereka yang berdomisili di negara
4 musim ini harus berjibaku dengan
pergantian waktu, jika tak mau timbul
kekacauan jadwal hariannya.
Durasi puasa pada musim panas
di Jerman pun jelas lebih panjang, bahkan
mencapai 18-19 jam. Terkadang, waktu
puasa dimulai pukul 2.30 dini hari dan
berakhir pukul 20.30 malamnya. Para
mahasiswa biasa menyiasati hal tersebut
dengan banyak mengonsumsi buah untuk
menjaga cairan tubuh agar tetap seimbang.
Umat Islam Jerman serempak
melaksanakan puasa dan mendorong
pengurus masjid mempersiapkan kegiatan
Ramadhan dengan perlombaan untuk
menyemarakkan bulan suci ini.
Untuk urusan zakat sendiri
biasanya mereka membayarkannya ke
masjid-masjid terdekat. Namun sebagian
mahasiswa Muslim Indonesia di Jermanbiasanya lebih memilih membayar kepada
Forum Komunikasi Masyarakat Muslim
(FKMM) Indonesia se-Jerman atau
perwakilan dari tiap kota, seperti FORKOM
(Forum Komunikasi Muslim se-Jerman).
Umat Islam Indonesia di sana
melaksanakan salat Id di daerahnya
masing-masing. Dilanjutkan open house
sesama kita, sehingga lebih berkesan,
meski tak ada menu spesial untuk lebaran,
ujar Asyraf yang berasal dari Makassar.
Hari raya di Jerman pun terbilang
unik. Salah satunya dalam penyampaian
khutbah menggunakan dua bahasa.
Khutbah pertama menggunakan Bahasa
Arab, baru di khutbah selanjutnya
berbahasa Jerman. Kemudian pelaksanaan
salat Id dibedakan berdasarkan musim,
pada musim panas maka shalat Id dimulai
pukul 08.00 dan bila datang musim dingin
salat Id dilaksanakan pukul 09.00 waktu
setempat.
Hal unik lainnya, masjid-masjid di
negara ini lebih identik dengan ras bangsa
yang memiliki dua corak, Turki dan Arab.
Menjelang lebaran, mereka saling berlomba
menyajikan makanan khas lebaran negara
masing-masing. Masjid Maroko akan
menghidangkan nasi beserta salad disirami
ikan tuna dan tomat, lalu dihancurkan
sebagai sausnya. Tak kalah dengan Masjid
Maroko, Masjid Turki turut menghidangkanmakanan dengan menu sedikit berbeda,
nasi daging ayam atau sapi dengan kuah
opor dan semur sebagai makanan utama.
Hari Raya memang terasa kurang
lengkap jika tak ada hidangan yang
tersajikan. Selain nasi daging dan salad,
disajikan pula makanan semacam puding
yang terbuat dari buah aprikot dicampur
coklat atau keju sebagai hidangan penutup
(dessert). Inilah salah satu ciri khas
hidangan Maroko dan Turki ketika lebaran
di Jerman. Berbeda dengan negaraMaroko aslinya, perayaan Idul Fitri di
Jerman jauh lebih ramai dibanding Idul
Adha, jelas David Randy Pasaribu,
mahasiswa Kedokteran Philipps Marburg
Universitat (UPM) yang kini berdomisili di
Frankrut, Jerman.
Beruntung, Mesir dengan populasi
Muslim terbesar ke-7 di dunia mampu
mempertahankan citra keislamannya.
Hampir mirip dengan Jerman, di Prancis
penduduk Muslimnya juga minoritas. Aroma
Ramadhan sama sekali tak tercium di
negeri Eiffel tersebut, apalagi lebaran.
Sofie, mahasiswi Jurusan Manajemen
Bisnis Internasional Quimper Bertagne
Prancis, menambahkan bahwa tak ada
perbedaan yang signifikan antara
Ramadhan dengan bulan-bulan lainnya.
Semua berjalan normal seperti hari biasa.
Cobaan amat besar dirasakan oleh umat
Islam, khususnya mahasiswa Indonesia
yang tengah menuntut ilmu di negara
tersebut, ujarnya.
Gadis asal Bengkulu itu
menjelaskan, penduduk non MuslimPrancis tak pernah menghiraukan kondisi
umat Islam di sana. Ia juga mengingatkan
hidup di negara orang, terlebih dengan
penduduk Muslim minim, harus tetap
berada pada koridor Islam serta tidak
mengikuti budaya (buruk, red.). We have
to keep going on the right lines, and dont
ever try to do something bad for our habits.
Its not a good idea, so bon courage at bon
Ramadhan, imbuh mahasiswi bernama
lengkap Sofie Qorry Aina ini. (Farah,
Hielya)
Doc. Google
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
5/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H 5
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
6/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H6
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
7/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H 7
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
8/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H8
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
9/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H 9
Sorot
Hari Idul Fitri segera tiba.Tabuhan bedug, lantunantakbir, nikmatnya ketupat
dan bermaaf-maafan dengan sanak famili
biasanya menjadi agenda penting bagimereka yang berlebaran di Indonesia.Namun hal serupa tak didapatkan olehperantau yang menetap di negeri orang,termasuk di Mesir.
Meski demikian, para perantautersebut bukan berarti tidak bisa merayakanlebaran. Sebagaimana kata stafPenerangan, Sosial dan Budaya, DahliaKusuma Dewi, KBRI Kairo selalumengadakan acara halalbihalal dansilaturahim antara seluruhWNI yang ada di Mesiryang biasa disebut open
house, KBRI memangselalu menyelenggarakanacara open house setiaptahun bagi WNI yangtinggal di Mesir, baik itupelajar, mahasiswa, danTKI.
Open housemerupakan agenda besarbagi KBRI sebab agendatersebut menjadi saranabagi Dubes danjajarannya untuk bertemudengan warga negaraIndonesia, agar dapatmeningkatkan hubungankekeluargaan danmempererat talisilaturrahim.
Untuk menggelar agenda besartersebut, KBRI telah membentuk panitiaRamadhan dan Idul Fitri yang diketuai olehDrs. H.Sutrisno M. Pd, kepala sekolah SIC.Menurut Dahlia, sejauh ini KBRI dan panitiabelum membicarakan masalah open housesecara detail, karena perhatian KBRI lebihfokus kepada masalah keamanan WNIsekarang yang seakan-akan terancamakibat prahara perpolitikan Mesir.
Open house tahun ini samaseperti open house tahun-tahun lalu, yangberbeda hanyalah kondisi Mesir saat ini. Didalam keadaan yang kurang aman ini KBRImasih mempertimbangkan tempat openhouse akan dilaksanakan. Apakah masjidas-Salam atau di KBRI Kairo sendiri diGarden City, tutur Dahlia.
Mengenai tempat open house,untuk saat ini pihak KBRI masihmempertimbangkan situasi dan kondisi diMesir. Kalaupun di luar, apakah kondisimemungkinkan? Open house sudahmenjadi agenda kita, teknisnya melihat
situasi, imbuh Dahlia.
Pernah di KBRI tapi tempatnyakurang kondusif karena jauh sehinggamembutuhkan waktu lumayan lama untuksampai tujuan, tempatnya pun kurang luas.
Jadi lebih nyaman di as-Salam ujarMuhaimin Ismail Yaman, mahasiswa yangsudah empat tahun tinggal di Mesir.
Pada tahun-tahun lalu, shalat Idul
Fitri dan open house diselenggarakan diMasjid as-Salam karena mayoritas Masisirbertempat tinggal dekat dengan masjidtersebut, serta areanya yang luas, namunberbeda pada tahun ini. Menurut ZulfaMukarromah melihat keamanan Mesirsekarang Idul Fitri dan open house lebihbaik diadakan di KBRI Kairo di Garden City.Lebih aman di rumah sendiri (KBRI, red.),tutur mahasiswi pasca sarjana FakultasBahasa Arab ini.
Dahlia juga menjelaskan bahwakemungkinan besar open house tahun iniakan diselenggarakan di KBRI, GardenCity, karena tempat tersebut merupakanwilayah WNI. Namun sebaliknya, mengenaiopen house di KBRI, Ketua WIHDAH,Tsaqofina Hanifah, menuturkan, Jika openhouse diselenggarakan di KBRI, takut tidakaman. Maka dari itu, sebagian dari kamimengajukan di as-Salam. Sedangkan
alasan diajukan open house di KBRI karenaditakutkan saat kita beramai-ramai ketikaacara kemudian makan-makan di areaMasjid as-Salam, ada orang Mesir datangmengemis dan membutuhkan makanan. Ituseolah-olah kita tidak peduli denganlingkungan keadaan Mesir padahal kitahanya tamu dan numpang di negaraorang.
Di samping itu, Tsaqofina jugamenjelaskan bahwa jarak juga harusdipertimbangkan. Tahun lalu open houseIdul Fitri diadakan di KBRI tapi yang datangkurang dari yang ditargetkan. Dan itu bisa
jadi karena ada kesalahan teknis ataumungkin disebabkan dari segi individualnyayang memang tidak mau kesana karenajauh, malas, atau karena ada acara lain.
Meskipun jika nanti open house
diadakan di KBRI itu agak repot, dalamartian ada tindakan atau usaha lebihkarena harus menyiapkan transportasikendaraan bagi Masisir. KBRI akan
mengupayakan dan berusaha agar acaratersebut berjalan lancar tanpa adahambatan. Bahkan KBRI mengupayakanuntuk mengundang para WNI yang tinggaldiluar daerah, seperti Alexandria,Mansoura, Thanta, Samannud dan daerahlainnya, tutur Dahlia.
Dahlia melanjutkan, Sejauh iniyang paling memungkinkan adalah di KBRI,dengan kondisi seperti sekarang. Apapunkegiatan internal Indonesia hendaknya
jangan dilaksanakan diluar terlebih dulu,ditakutkan masyarakat
Mesir beranggapan salahketika merekamenyaksikan kemeriahanacara kita, padahalmereka sedang dilandakeprihatinan, itu juga yangmembuat kita harusmempertimbangkan lagi.
Ia jugamenuturkan, Bahkan,sebenarnya pihak KBRItelah mempersiapkanacara tasyakuran untukmemperingati harikemerdekaan Indonesiayang bertepatan dengantanggal 17 Agustus nantidi gedung ACC (Al-AzharConference Center), agar
dapat dinikmati oleh semua Masisir danWNI lain. Namun karena kondisi Mesir saatini, terlebih lagi letak geografis ACC yangberdekatan dengan pusat demonstrasi diRabah, akhirnya KBRI masih perlumembicarakan dan merapatkannyakembali.
Ditanya tentang dana yangdibutuhkan, ia menjawab, Sesuaikemampuan KBRI. Sebisa mungkin KBRI
akan memfasilitasi karena sekaranganggaran Kedutaan Besar RepublikIndonesia diperketat, APBN pun dihematdan dipotong hampir37 %.
Ia juga menambahkan acara openhouse kali ini merupakan kesempatanterbaik bagi para WNI untuk bertemudengan Duta Besar KBRI dan jajarannya.Meski keadaan Mesir sekarang sedangkurang aman, KBRI berharap antusiasmeWNI, serta kehadiran Masisir akanmeningkat pada open house Idul Fitri 1434H ini, karena tingkat partisipasi WNI adalahindikator keberhasilan acara tersebut.
(Aisyah, Ratih Ayu)
Open House di Tengah Kudeta
Doc. KBRI Kairo
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
10/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
Aku sudah bayar diIndonesia, ungkapAF, mahasiswi tingkat
1 Syariah Islamiah. Menanggapi jawaban
yang selalu sama seperti itu, para panitiazakat tidak menyerah begitu saja. Merekamasih punya segudang jalan menagihzakat demi mengupayakan yang terbaikbagi Masisir, salah satunya denganmenyiapkan wadah selain zakat, berupainfaq, shodaqoh, dan fidyah. Kepanitiaanpun dirubah menjadi Panitia ZISFI (Zakat,Infaq, Sedekah, dan Fidyah).
Ya, akhir-akhir ini selain sibukdengan musaadah, sebagian Masisir jugasibuk menggencarkan woro-woro untuksegera membayar zakat fitrah. Selainmasalah di atas, kondisi Mesir yang kurang
stabil saat ini juga menjadi pemicuketakutan Masisir untuk keluar rumah.Ricuhnya Mesir sekarang juga menjadisalah satu kendala panitia karena Masisirakan semakin malas keluar rumah, ujarDzoriful Fakhmih, pengawas Panitia ZISFI.
Menurut Dzorif yang juga stafBWAKM itu mengungkapkan seandainyaMasisir mau mengeluarkan zakat fitrahsendiri atau minimal zakat mal, itu akanmelatih kepribadian Masisir menjadi pribadiyang dewasa dan bertanggungjawab.
Di sisi lain, minimnya mustahikmemang menjadi masalah tahunan
panitia. Kebanyakan dari Masisir terlalugengsi untuk menjadi mustahik zakat, ujarBakri. Selain itu, sunah yang mengatakanbahwa zakat fitrah afdolnya di akhirramadhan makin menjadikan Masisirenggan mengeluarkan zakat di awal waktu.Padahal hal ini akan makin menyulitkanpanitia dalam perhitungan dan pembagianzakat. Tapi semua kita niatkan ibadah,tambah pria kelahiran Indramayu.
Salah satu organisasi yangmenangani kegiatan-kegiatan Ramadhan,terutama yang berkaitan dengan zakat danshadaqah adalah Badan Wakaf dan AmalKesejahteraan Mahasiswa (BWAKM).
Secara langsung BWAKM berada di bawahnaungan KBRI. Dari sinilah dibentukpanitia inti dan bersama panitia inti ini Bakrimulai merekrut panitia lainnya. Sedikitsekali Masisir yang bersedia menjadipanitia zakat, ungkapnya terang-terangan.
Pada tanggal 3 Ramadhan,mereka mengadakan kumpul perdana dandilanjutkan kumpul bersama ketua tiapkekeluargaan pada tanggal 5 Ramadhan.Lalu, panitia dibagi menjadi dua bagian,yaitu: Panitia sentral, terdiri dari BWAKM,DPP PPMI dan WIHDAH. Dan keduaadalah panitia lokal, mencakup seluruh
kekeluargaan, DPD dan Masjid IndonesiaCairo (MIC). Dengan perekrutan panitiadari tiap kekeluargaan, maka bisamempermudah panitia untuk mengetahuimustahik zakat dari Masisir. Saya yang
memilih dari Gamajatim, tutur Ariq Udlohi,panitia zakat dari Gamajatim. Yangmemilih mustahik adalah ketuakekeluargaan, jadi sedikit banyak mereka
tahulah finansial anggotakekeluargaannya, jelas Bakri sebagaiketua panitia.
Adapun zakat fitrah sendiriberbentuk uang sebesar 15 LE. Namunjika Masisir mengeluarkan (zakat, red.)dalam bentuk beras akan tetap kamiterima, tapi akan kami tukarkan denganuang, ujar Bakri yang juga menjabat KetuaSenat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin(Sema-FU). Ia juga menambahkan serayamengutip pernyataan Syaikh Yusuf al-Qaradhawi bahwa zakat baiknya berbentuksesuatu yang mudah dan bermanfaat.
Lalu, kemanakah zakat itudidistribusikan? Menurut Dzorif, zakat akandidistribusikan kepada Masisir kembali.Namun, beberapa kriteria sudah ditentukanoleh panitia. Diantaranya, zakat
dikhususkan bagi Masisir yang memilikihutang lebih dari pemasukan. Kemudianbagi yang tak mendapat kiriman darikeluarga dan tak mendapat beasiswa.Baru, sisanya diperuntukkan bagi Masisiryang tidak tinggal di asrama dan tidakmemiliki pemasukan tetap di atas 200 LE/bulan. Dari Masisir, oleh Masisir dan untuk
Masisir. Tapi, semua bersifat kondusif.Kami juga menyesuaikan denganpemasukkan yang ada. Jika memangmasih kurang, akan dipotong satu persatusesuai urutan dari belakang, papar Dzorif,mahasiswa Ushuluddin tingkat dua.
Bakri sebagai ketua panitia jugamenjelaskan bahwa pendistribuian zakatitu tidak mengambil kriteria tholibul ilmi.Menurutnya, itu qoul dhoif. Jadi, panitiamenentukan kriteria mustahik diatasnya (fisabilillah,red.), yakni yang tidak mampu(fakir miskin). Sampai saat ini pun, masihbanyak Masisir yang belum mengeluarkan
zakat. Contoh dari Keluarga MasyarakatJawa Timur (Gamajatim) Mesir. Mungkinyang sudah terkumpul baru 260 LE, yaitusekitar 16 orang, jelas Muhammad AriqUdlohi. Ini membuktikan belum adanya
antusiasme yang besar dari Masisir dalammengeluarkan zakat.
Kendala lain yang disampaikanoleh amilin zakat adalah banyak
mahasiswa yang membayar zakat di hari-hari terakhir Ramadhan, atau malam hariraya bahkan sebelum sholat Id. Padahal,pihak panitia berencanamendistribusikannya pada tanggal 28Ramadhan. 24 Ramadhan semua zakatdari kekeluargaan dan DPD harusterkumpul semua, ujar Bakri. Walauseperti itu, panitia tak menutup pintu bagisiapa pun yang ingin membayar zakat atauinfak setelah tanggal 28 Ramadhan.Malam hari raya kita juga akan sibukmendistribusikan zakat dan mencari-caripara mustahik zakat. Tahun kemarin
panitia sempat membagikannya saat acaraGETAR (Gema Takbir Akbar), imbuhnya.
Menanggapi pertanyaan,Mengapa masih diadakan penggalanganzakat? Bukankah kebanyakan Masisirzakatnya dibayarkan oleh orang tuanya diIndonesia. Menurut Riska Handayani,mahasiswa asal aceh, zakat adalahtanggung jawab orang tua yang memberimakan dan membiayai kita. Keluarga diIndonesialah yang bertanggung jawabtentang itu. Adapun masalah zakat mal biarAllah yang tahu, karena jika tangan kananmemberi, maka tangan kiri jangan sampai
tahu, jelasnya dengan seulas senyum.Terkait masalah itu, pemuda yangbernama lengkap Mohammad Hadi BakriRaharjo itu menimpalinya dengan tenang,Penting sekali mengadakan panitia zakatdi Mesir ini, karena kita mau memfasilitasiMasisir yang mau membayar zakat disinisekaligus mendistribusikan zakat tersebutkepada Masisir juga. Banyak juga darimahasiswa yang tidak dikirim oleh orangtuanya. So, dari kita, untuk kita.
Sedangkan tanggal 27 Ramadhansendiri panitia punya agenda kumpulbersama staf KBRI membicarakan perihalzakat itu. Kemudian tanggal 28 Ramadhan,
para panitia akan memulaimembagikannya. Jika mengaca tahun lalu,setiap mustahik zakat mendapat bagian 60LE/kepala. Adapun tahun ini, pendapatandari tenaga ahli di Maadi akan berkurangkarena kebanyakan dari mereka pulangkampung. Menjadi panitia zakat memangsusah-susah gampang, karena kita dituntutmenjadi penggerak semua lini, dari yangatas sampai yang bawah. Tapi semuapanitia harus tetap semangat dalambekerja, ungkap Dzorif, mahasiswa asalFosgama. Berbeda lagi dengan Bakri,vokalis The Kemplus Band itu hanya
berpesan dengan ulasan senyum kepadasemua Masisir agar membayar zakat tepat
waktu. (Fatimah, Suhardi)
10
LapsusDi Balik Peluh Pengumpulan Zakat
Doc. Google
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
11/12
-
7/27/2019 Informatika Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H
12/12
Edisi Interaktif Lebaran 1 Syawal 1434 H