i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN PADA
AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN ( DMPA) DI DESA SENDANG ADI
MLATI, SLEMAN TAHUN 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
STIKES A. Yani Yogyakarta
Di Susun Oleh :
RUSDIANI TRI WIJAYANI
1307100
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
YOGYAKARTA
2010
iii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN PADA
AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN ( DMPA) DI DESA SENDANG ADI
MLATI, SLEMAN TAHUN 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh:
Rusdiani Tri Wijayani
NPM: 1307100
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehata Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
Tanggal :…………
Menyetujui,
Jabatan Nama Tanda Tangan
Penguji I Fitriani Mediastuti, M.Kes
NPP.0505088201
Penguji II Nani Kanari, S.ST NPP.2009.13.78
Penguji III Elvika Fit Ari Shanti, S.ST NPP.2008.13.65
Mengesahkan
Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKES A.YANI YOGYAKARTA
Tri Sunarsih, SST. M.Kes
NPP. 2007. 13.36
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dengan Kecemasan pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan (DMPA) di Desa Sendang Adi Mlati, Sleman Tahun 2010”. Karya tulis ilmiah ini diajukan
untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah Program Studi D III Kebidanan, STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. Penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada akseptor KB suntik 3 bulan
(DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman tahun 2010.
Karya Tulis Ilmiah ini disususn sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Sri Werdati, SKM, M. KES, selaku ketua STIKES A. YANI Yogyakarta.
2. Tri Sunarsih, SST, selaku KA PRODI DIII Kebidanan. 3. Nani Kanari, S.ST selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dalam
penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Elvika Fit Ari Shanti, S.ST selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dalam penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Fitriani Mediastuti, M.Kes selaku dosen penguji yang telah menguji dan membimbing dalam penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu dan Bapak Dosen Akademi STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta yang
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 7. Kepala Desa, Kepala Kecamatan Mlati Sleman beserta staf yang telah membantu
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Keluarga yang telah memberi dukungan dalam segala hal selama penulis
menempuh Pendidikan D III Kebidanan.
9. Warga Desa Sendang Adi Mlati Sleman yang telah berpartisipasi aktif dalam penelitian ini.
10. Sahabat dan semua pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan terhadap pelaksaaan Karya Tulis Ilmiah.
Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan yang ada, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan penelitian ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk pribadi maupun umum.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada akhirnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 2010
v
Penulis
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik disuatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 18 Agustus 2010
Rusdiani Tri Wijayani
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………i HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….iii KATA PENGANTAR……………………………………………………..iv HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………….v
MOTTO…………………………………………………………………….vi PERSEMBAHAN………………………………………………………….vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….viii DAFTAR TABEL………………………………………………………….x DAFTAR GAMBAR………………………………………………………xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………...xii INTISARI………………………………………………………………….xiii
ABSTRAK…………………………………………………………………xiv BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………..1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………….3 C. Tujuan Penelitian………………………………………………..4
D. Manfaat Penelitian………………………………………………4 E. Keaslian penelitian………………………………………………5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori…………………………………………………..6 1. Pengetahuan………………………………………………....6
2. Kecemasan…………………………………………………..11 3. Kontrasepsi………………………………………………….17
B. Kerangka Teori………………………………………………….32
C. Kerangka Konsep……………………………………………….32 D. Hipotesis………………………………………………………...33
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian………………………………………………..34 B. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………34
C. Variabel Penelitian………………………………………………35 D. Hubungan Antar Variabel……………………………………….35
E. Definisi Operasional…………………………………………….36 F. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………37 G. Alat dan Metode Pengumpulan Data…………………………....39
H. Jalannya Penelitian……………………………………………....44 I. Metode Pengolahan dan Analisis Data………………………….45
J. Etika Penelitian………………………………………………….48
ix
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil……………………………………………………………..50 B. Pembahasan……………………………………………………...59 C. Keterbatasan……………………………………………………..64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………....65
B. Saran……………………………………………………………..66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian……………………………………………………………. 5
Tabel 3.1. Definisi Operasional………………………………………………….……...... 36 Tabel 3.2. Kisi- Kisi Kuesioner Tingkat
Pengetahuan………………………...……….... 41 Tabel 3.3. Kisi- Kisi Kuesioner Kecemasan pada Akseptor KB Suntik 3
Bulan………... 41 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa Sendangadi Mlati,
Sleman………………………………………………………………….. 51 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa
Sendangadi Mlati, Sleman…………………………………………………….. 52
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan, Pekerjaan di Desa
Sendangadi Mlati, Sleman…………………………………………………….. 52
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan, Pengalaman di Desa Sendangadi Mlati, Sleman…………………………………………………….. 53
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang KB Suntik 3 Bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati,
Sleman…………………………………... 54 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan
(DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman………………………………….. 54
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Dengan Kecemasan Pada Akseptor
KB Suntik 3 Bulan di Desa Sendangadi Mlati,
Sleman………………………. 55 Tabel 4.8. Hasil Uji Korelasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan
Kecemasan Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Desa Sendangadi Mlati, Sleman.............. 57
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori………………………………………………………….…. 32
Gambar 2.2. Kerangka Konsep………………………………………………….……..... 32 Gambar 3.1. Hubungan Antar
Variabel………………………...………………………… 35
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 2. Surat Keterangan Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Ijin Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Validitas Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Pemberian Ijin Penelitian
Lampiran 5. Surat Pengantar Kuesioner Lampiran 6. Informed Consent
Lampiran 7. Kuesioner dan Kunci Jawaban Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9. Hasil Uji Statistik
Lampiran 10. Lembar Konsultasi
xiii
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN PADA
AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN ( DMPA) DI DESA SENDANGADI
MLATI, SLEMAN TAHUN 2010
Rusdiani Tri Wijayani¹, Nani Kanari², Elvika Fit Ari Shanti³
INTISARI
Latar Belakang : Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia yang sangat pesat dengan
laju pertumbuhan yang tinggi yaitu sekitar 17,1 per seribu penduduk. Akhirnya dunia memilih keluarga berencana sebagai salah satu cara untuk mengatasi peledakan
penduduk, persisnya peledakan jumlah penduduk. Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB suntik, dalam penelitian ini study pendahuluan dilakukan di Desa Sendangadi Mlati, Sleman didapatkan akseptor KB
suntik 3 bulan sebanyak 30% dari pengguna alat kontrasepsi yang lain. Didapatkan pula kurangnya pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang KB suntik 3 bulan
dan kecemasan mengenai efek samping didapatkan pada peserta KB suntik sebanyak 50%. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan
kecemasan pada akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendang Adi Mlati, Sleman.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek dalam penelitian ini yaitu akseptor KB suntik 3 bulan di Desa Sendangadi Mlati, Sleman dengan teknik purposive sampling (teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu) sebanyak 30 orang. Teknik analisis untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada akseptor
KB suntik 3 bulan (DMPA) menggunakan uji korelasi Kendal Tau. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Febuari sampai dengan bulan Agustus tahun 2010. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang
KB suntik 3 bulan (DMPA) dalam kategori cukup yaitu 16 responden (53,3%). Sedangkan tingkat kecemasan dalam menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan
(DMPA) dalam kategori sedang yaitu 14 responden (46,7%). Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman pada tahun
2010 yang ditunjukkan dengan tingkat kesalahan sebesar 0,02 pada taraf signifikan 0,05.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Kecemasan, Kontrasepsi
¹ Mahasiswa D3 Kebidanan STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta ² Dosen STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
³ Dosen STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
xiv
THE RELATION BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL AND ANXIETY OF
ACCEPTORE 3-MONT- FAMILY PLANNING BY INJECTION (DMPA)
IN SENDANGADIVILLAGE MLATI, SLEMAN IN 2010
Rusdiani Tri Wijayani¹, Nani Kanari², Elvika Fit Ari Shanti³
ABSTRACT
Background : World population growtH is rapid with a high growth rate of 17,1 per
1000 people. Finnaly, the world takes family planning as one of ways to cope with population booming. One of effective contraceptive which is women’s choice is
family planning by injection. In this research, initial study was conducted in Sendangadi village Mlati, Sleman and has found acceptore of 3-Mont- Family planning by injection as many as 30% from all contraceptive users. It was also found
the lack of knowledge of acceptors 3-Mont- Family planning by injection and anxiety about side effects which happen to partisipans of famil planning by injection as many
as 50%. Research’s aim : To find of the relation between knowledge lwvwl and anxiety of acceptors of 3-Mont- Family planning by injection (DMPA) in Sendangadi village
Mlati, Sleman. Research’s Metode: This research is an analytical survey with cross- sectional
approach. Subjectin this research are acceptors of 3-Mont- Family planning by injection in Sendangadi village, Mlati, Sleman with purposive sampling technique (sampling technique with certain concideration) as many as 30 people. Analizing
technique to find out the relation between knowledge level and ancxiety of acceptors of 3-Mont- Family planning by injection (DMPA) using Kendal Tau correlations
test. Research is implemented since February until August 2010. Research Result: The result shoes that knowledge level about 3-Mont- Family planning by injection (DMPA) is in category as many as 16 respondens (53,3%).
While anxiety level in facing the side effect of 3-Mont- Family planning by injection (DMPA) is in medium category as many as 14 respondens (46,7%)
Conclution : There is relation between knowledge level and anxiety of acceptor of 3-Mont- Family planning by injection (DMPA) in Sendandadi village Mlati, Sleman in 2010 whice is described by error level of 0,02 at significacce level of 0,05.
Keyword : Knowledge level, Anxienty, Contraceptive
¹ Student DIII Midwifery of STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta ² Lecturer STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
³ Lecturer STIKES Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia yang sangat pesat dengan laju
pertumbuhan yang tinggi yaitu sekitar 17,1 per seribu penduduk. Apabila tidak
dilakukan upaya untuk mengatur laju pertumbuhan penduduk yang tinggi ini
maka akan timbul masalah di segala aspek kehidupan seperti pada sosial-
ekonomi. Sejak pasangan menikah menggunakan KB dapat menyelesaikan
masalah di bidang kependudukan sehingga penggunaan kontrasepsi pada
pasangan menikah di Indonesia meningkat pada tahun 2002-2003 (Anonim,
2010)
Negara- negara di dunia, termasuk Indonesia mencemaskan pembiayaan
yang timbul akibat peledakan jumlah anak-anak dan penduduk muda saat ini.
Akhirnya dunia memilih keluarga berencana sebagai salah satu cara untuk
mengatasi peledakan penduduk, persisnya peledakan jumlah penduduk muda.
Dengan program keluarga berencana, pemerintah memperkenalkan bahwa
kelahiran dapat diatur dan bahwa keluarga kecil adalah keluarga bahagia
(Ananta, 2010).
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis
―Empat Pilar Safe Motherhood‖. Dewasa ini, Program Keluarga Berencana (KB)
sebagai pilar pertama, telah dianggap berhasil (Anonim, 2010).
2
Akses terhadap pelayanan kesehatan Keluarga Berencana yang bermutu
merupakan suatu unsur penting dalam upaya mencapai pelayanan Kesehatan
Reproduksi yang tercantum dalam program aksi dari International Conference on
Population and Development, Kairo, 1994. Secara khusus dalam hal ini termasuk
hak setiap orang untuk memperoleh informasi dan akses terhadap berbagai
metode kontrasepsi yang aman, efektif, dan terjangkau ( Saifuddin, 2004)
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2007, pola pemakaian kontrasepsi terbesar yaitu suntik
sebesar 31,6 %, pil sebesar 13,2 %, IUD sebesar 4,8 %, implant 2,8 %, kondom
sebesar 1,3 %, kontap wanita (Medis Operasi Wanita-MOW) sebesar 3,1 % dan
kontap pria (Medis Operasi Pria-MOP) sebesar 0,2 %, pantang berkala 1,5 %,
senggama terputus 2,2 % dan metode lainnya 0,4 %. Terjadi kenaikan pemakaian
metode kontrasepsi suntik dari tahun 1991 sampai 2007. Pada tahun 1991
terdapat 11,7 %, 1994 menjadi 15,2 %, 1997 menjadi 21,1 %, 2003 menjadi 27,8
% dan 2007 mencapai 31,6 % (BKKBN cit Anonim, 2008).
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah
KB suntik, ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Cara ini
mulai disukai masyarakat dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai
kontrasepsi suntikan untuk mencegah kehamilan (Muchtar, 2002).
Syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang
baik adalah aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah,
dapat diterima oleh orang banyak dan pemakaian jangka lama (Hanafi. 2004).
3
Namun demikian KB suntik juga mempunyai banyak efek samping,
seperti perdarahan yang tidak teratur atau gangguan haid (70%), nyeri kepala
(2,3%), peningkatan berat badan (2,1%), pening (1,2%), nyeri abdomen (1,1%),
cemas (0, 7%) ( Speroff, 2005).
Studi pendahuluan telah dilakukan oleh penulis, informasi yang diperoleh
dari data sekunder menggunakan di Dusun Sendang Adi Mlati, Sleman bulan
Januari 2010 menurut hasil Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Program
Keluarga Berencana Nasional Tingkat Desa atau Kelurahan (PLKB) didapatkan
jumlah pasangan usia subur 2.261 jiwa. Peserta KB aktif berjumlah 1.728 peserta
atau 76.5%. Pengguna IUD sebanyak 40%, MOW sebanyak 6%, MOP sebanyak
1%, Kondom sebanyak 5%, Implant sebanyak 4%, Suntikan sebanyak 30%, dan
Pil sebanyak 14%. Sehingga jumlah pasangan usia subur bukan peserta KB
sebanyak 23,5%. Kecemasan mengenai efek samping didapatkan pada peserta
KB suntik sebanyak 50%.
Berdasarkan latar belakang peneliti tertarik untuk meneliti ―Hubungan
tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada akseptor KB suntik 3 bulan
(DMPA) di Desa Sendang Adi Mlati, Sleman tahun 2010‖.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah ―Adakah hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada
akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendang Adi Mlati, Sleman? ‖.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada akseptor
KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendang Adi Mlati, Sleman.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan pada akseptor KB suntik 3 bulan
(DMPA) di Desa Sendang Adi Mlati, Sleman.
b. Mengetahui tingkat kecemasan pada akseptor KB suntik 3 bulan
(DMPA) di Desa Sendang Adi Mlati, Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan ( scientific)
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pengembangan ilmu kebidanan dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya di bidang kesehatan.
2. Bagi pengguna (cosumer)
Agar pengguna alat kontrasepsi dapat mengetahui eafek samping yang
dialami akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA). Sehingga konsumen mengerti
tentang KB suntik 3 bulan sebelum menggunakan dan tidak perlu cemas akan
efek samping yang terjadi.
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Tabel Keaslian Penelitian
No Nama
Peneliti, Tahun
Judul Metode Hasil Perbedaan
1.
Siti Rosyidah (2008)
Hubungan Tingkat Pengetahua
n Tentang KB Suntik
DMPA Dengan Tingkat
Kecemasan Menghadapi
Gangguan Haid Di BPS
Nurjanti Sewon
Bantul Tahun 2008
Metode penelitian adalah survey
analitik. Menggunakan
pendekatan waktu cross sectional.
Jumlah populasi 36 akseptor dan
pengambilan sampel menggunakan
teknik sampling jenuh diambil
36 responden.
Hasil penelitian diperoleh dari penggunaan rumus Kendal Tau didapatkan
besarnya Z-tabel untuk taraf signifikasi 5% dan
pengujian 2 sisi diketakui sebesar 1,96 sehingga Z-hitung >Z-tabel (5,234 >
1,96), sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
signifikan antara tingkat pengetahuan tentang KB suntik DMPA dengan
tingkat kecemasan akseptor menghadapi gangguan haid
di BPS Nurjanti Sewon Bantul tahun 2008.
Penelitian ini menghubungkan tingkat
pengetahuan dengan
kecemasan pada akseptor KB suntik 3 bulan
(DMPA) di Desa Sendang Adi
Mlati, Sleman tahun 2010 Secara survey
analitik dengan pendekatan cross
sectional.
2.
Maesarah (2005)
Hubungan Tingkat
Pengetahuan Akseptor Tentang KB
Suntik Dengan
Tingkat Kecemasan Efek
Samping KB Suntik
Di Puskesmas Nganpilan
Yogyakarta Tahun 2005
manggunakan metode survei
dengan pendekatan waktu cross
sectional. Jumlah populasi
721 akseptor dan pengambilan
sampel menggunakan
teknik accidental sampling
sampel 50 responden
Hasil penelitian diperoleh dari penggunaan rumus
Kendal Tau dan diperoleh besernya Z-tabel untuk taraf signifikasi 5% dan
pengujian 2 sisi diketakui sebesar 1,96 sehingga Z-
hitung >Z-tabel (3,545 > 1,96), masa dapat disimpulkan ada hubungan
signifikan antara tingkat pengetahuan tentang KB
suntik dengan tingkat kecemasan efek samping KB suntik di Puskesmas
Ngampilan Yogyakarta Tahun 2005.
Penelitian ini menghubungkan
tingkat pengetahuan dengan
kecemasan pada akseptor KB
suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendang Adi
Mlati, Sleman tahun 2010
Secara survey analitik dengan pendekatan cross
sectional.
.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sendangadi Mlati, Sleman pada tahun 2010.
a. Batasan Wilayah Desa Sendangadi Mlati, Sleman:
1) Sebelah Utara : Desa Pendowoharjo, Desa Tridadai dan Desa Donoharjo
2) Sebelah Selatan : Desa Sinduadi
3) Sebelah Barat : Desa Tlogoadi Kecamatan Mlati
4) Sebelah Timur : Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik
b. Desa Sendangadi Mlati, Sleman terdiri dari 14 Dusun, dalam penelitian ini
menggunakan 6 dusun yaitu:
1) Dusun Banaran terdiri dari 5 RT
2) Dusun Gilingan terdiri dari 3 RT
3) Dusun Gondangan Penen terdiri dari 5 RT
4) Dusun Jongke Kidul terdiri dari 12 RT
5) Dusun Jongke Lor terdiri dari 6 RT
6) Dusun Sanggrahan terdiri dari 5 RT
c. Penelitian ini dilakukan di Desa Sendangadi Mlati, Sleman karena mengingat
jarak yang dekat, mudah dijangkau oleh peneliti dan banyaknya populasi akan
memudahkan dalam pengambilan sampel.
51
d. Data- data yang diperoleh di Desa Sendangadi Mlati, Sleman
1) Jumlah KK : 3.905 KK
2) Jumlah PUS : 2.261 PUS
3) Jumlah Peserta KB Aktif : 1.728 peserta
4) Jumlah peserta KB suntik 3 bulan : 200 peserta
2. Karakteristik Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah wanita atau ibu- ibu yang
menggunakan KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman
pada tanggal 4—6 Agustus tahun 2010 yaitu sebanyak 30 orang. Karakteristik
pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan tingkat kecemasan pada aksetor KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa
Sendangadi Mlati, Sleman. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi
umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pengalaman.
Tabel berikut menunjukkan distribusi responden berdasarkan umur,
pendidikan, pekerjaan dan pengalaman.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden didapatkan hasil distribusi
frekuensi karakteristik berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik Responden Frekuensi Presentase
(%)
20—35 < 35
19 11
63,3% 36,7%
Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2010
52
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah responden yang berumur 20—
35 tahun yaitu sebanyak 19 responden (63,3%) dan responden yang berumur
> 35 tahun sebanyak 11 respomden ( 36,7 %).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden didapatkan hasil distribusi
frekuensi karakteristik berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Sumber : Data Primer 2010.
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah responden yang memiliki
tingkat pendidikan SD sebanyak 7 responden (23,3%), responden yang
memiliki tingkat pendidikan SLTP sebanyak 5 responden (16,7%) dan yang
memiliki tingkat pendidikan SLTA sebanyak 18 responden (60%).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden didapatkan hasil distribusi
frekuensi karakteristik berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)
SD SLTP
SLTA
7 5
18
23,3% 16,7%
60%
Total 30 100%
Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)
Ibu Rumah Tangga
Swasta Wiraswasta
Buruh
24
3 2
1
80%
10% 6,7%
3,3%
Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2010.
53
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah responden yang memiliki
pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 24 responden (80%), responden yang
memiliki pekerjaan swasta sebanyak 3 responden (10%), responden yang
memiliki pekerjaan wiraswasta sebanyak 2 responden (6,7%) dan responden
yang memiliki pekerjaan sebagai buruh sebanyak 1 responden (3,3%).
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman
Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden didapatkan hasil
distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan pengalaman dapat dilihat pada
tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pengalaman
Sumber : Data Primer 2010.
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah responden yang
menggunakan KB suntik 3 bulan (DMPA) menurut pengalaman yaitu lama
pemakaian yaitu ≤ 5 tahun sebanyak 22 responden (73,4%), 6—10 tahun
sebanyak 4 responden (13,3%) dan >10 tahun sebanyak 4 responden (13,3%).
Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%)
Lama Pemakaian :
≤ 5 tahun 6—10 tahun > 10 tahun
22 4 4
73,4% 13,3% 13,3%
Total 30 100%
54
3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang KB Suntik 3 Bulan
Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden didapatkan hasil distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.5.
Table 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang KB Suntik 3 Bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman.
Sumber: Data Primer 2010.
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah responden berdasarkan tingkat
pengetahuan yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahun baik sebanyak 8
responden (26,7), responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak
16 responden (53,3%) dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 6 responden (20%).
4. Gambaran Tingkat Kecemasan
Berdasarkan hasil penelitian dari 30 responden didapatkan hasil distribusi
frekuensi tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Table 4.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman.
Sumber: Data Primer 2010.
Tingkat Pengetahaun Frekuensi Persentase
Baik Cukup
Kurang
8 16
6
26,75% 53,3%
20%
Total 30 100%
Tingkat kecemasan
Frekuensi Presentase
Ringan
Sedang Berat
Panik
7
14 8
1
23,3%
46,7% 26,7%
3,3%
Total 30 100%
55
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah responden berdasarkan tingkat
kecemasan yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahun ringan sebanyak
responden (23,3%), responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang
sebanyak 14 responden (46,7%), responden yang memiliki tingkat kecemasan
berat sebanyak 8 responden (26,7%), dan responden yang memiliki tingkat
kecemasan panik sebanyak 1 responden (3,3%).
5. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kecemasan Pada Akseptor KB
Suntik 3 Bulan (DMPA)
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari jawaban responden
terhadap kuesioner yang diberikan didapatkan gambaran umum hubungan tingkat
pengetahuan berdasarkan kategori baik, cukup dan kurang dengan kecemasan
pada akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) berdasarkan kategori ringan, sedang,
berat dan panik dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Distribusi Tingkat Pengetahuan Dengan Kecemasan Pada Akseptor KB
Suntik 3 Bulan di Desa Sendangadi Mlati, Sleman.
Tingkat
Pengetahuan Tingkat Kecemasan
Kurang Cukup Baik Total
Ringan 0 2 5 7
Sedang 4 8 2 14 Berat 1 6 1 8
Panik 1 0 0 1
Total 6 16 8 30
Sumber: Data Primer 2010.
Hasil tabulasi silang hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat
pengetahuan tentang KB suntik 3 bulan dan variabel terikat yaitu kecemasan
56
dalam menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi
Mlati, Sleman menunjukan bahwa akseptor KB suntik 3 bulan yang mempunyai
tingkat pengetahuan kurang tentang KB suntik 3 bulan dan mempunyai tingkat
kecemasan ringan sebanyak 0 responden (0%), akseptor KB suntik 3 bulan yang
mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang KB suntik 3 bulan dan
mempunyai tingkat kecemasan sedang sebanyak 4 responden ( 13,3%), akseptor
KB suntik 3 bulan yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang KB
suntik 3 bulan dan mempunyai tingkat kecemasan berat sebanyak 1 responden (
3,3%), sedangkan akseptor KB suntik 3 bulan yang mempunyai tingkat
pengetahuan kurang tentang KB suntik 3 bulan dan mempunyai tingkat
kecemasan panik sebanyak 1 responden ( 3,3%).
Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang KB suntik
3 bulan dan mempunyai tingkat kecemasan ringan sebanyak 2 responden ( 6,7%),
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang KB suntik 3
bulan dan mempunyai tingkat kecemasan sedang sebanyak 8 responden ( 26,7%),
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang KB suntik 3
bulan dan mempunyai tingkat kecemasan berat sebanyak 6 responden ( 20%),
sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang KB
suntik 3 bulan dan mempunyai tingkat kecemasan panik sebanyak 0 responden (
0%).
Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang KB suntik 3
bulan dan mempunyai tingkat kecemasan ringan sebanyak 5 responden ( 16,7%),
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang KB suntik 3 bulan
57
dan mempunyai tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 responden ( 6,7%),
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang KB suntik 3 bulan
dan mempunyai tingkat kecemasan berat sebanyak 1 responden (3,3 %),
sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang KB
suntik 3 bulan dan mempunyai tingkat kecemasan panik sebanyak 0 responden (
0%).
Sehingga dengan kata lain bahwa tingkat pengetahuan yang baik tentang KB
suntik 3 bulan akan mempengaruhi tingkat kecemasan pada akseptor KB suntik 3
bulan (DMPA). Semakin baik pengetahuan ibu, tentang KB suntik 3 bulan maka
semakin ringan tingkat kecemasan yang dialami ibu dalam menghadapi efek
samping KB suntik 3 bulan.
Hasil uji korelasi antara hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan
pada akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman
menggunakan rumus Kendal Tau di dapatkan hasil pada tabel berikut:
Tabel 4.8. Hasil Uji Korelasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kecemasan
Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Desa Sendangadi Mlati, Sleman.
Sumber: Data Primer 2010
Hasil uji korelasi menggunakan rumus Kendal Tau dengan tingkat
kesalahan 5% (0,05) menunjukkan hasil r hitung sebesar -0,385. Mempunyai arti
bahwa ada hubungan negatif antara tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada
akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman pada
tahun 2010. Maka semakin baik tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan
Variabel bebas Variabel terikat Korelasi (r) Signifikan
Tingkat Pengetahuan
Tingkat Kecemasan
-0,385 0,020
58
tentang KB suntik 3 bulan (DMPA) maka semakin ringan tingkat kecemasan
akseptor KB suntik 3 bulan dalam menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan
(DMPA).
Untuk menentukan Ho diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan
nilai signifikan atau tingkat kesalahan. Didapatkan hasil tingkat kesalahan sebesar
0,020< 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada
hubungan antara Tingkat Pengetahuan Dengan Kecemasan Pada Akseptor KB
Suntik 3 Bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman tahun 2010.
59
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa pengetahuan cukup tentang
KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman tahun 2010
mayoritas berusia 20—35 tahun. Umur 20—35 tahun adalah usia produktif
yang lebih mudah menerima pengetahuan tentang KB suntik 3 bulan (DMPA).
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan. Seseorang yang berumur produktif (muda) lebih mudah
menerima pengetahuan dibandingkan seseorang yang tidak berumur tidak
produktif (lebih dewasa) karena orang dewasa telah memiliki pengalaman yang
mempengaruhi pola pikir sehingga sulit dirubah (Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa pengetahuan cukup tentang
KB suntik 3 bualan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman mayoritas
berpendidikan SLTA. Seseorang yang berpendidikan SLTA dipandang mampu
menerima dan memahami pengetahuan tentang KB suntik 3 bulan (DMPA).
Hal ini sesuai denagan teori Soekanto (2000) yang menyebutkan bahwa
pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan. Dijelaskan oleh Notoatmodjo
(2005) pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat.
Pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Bentuk
pendidikan ini antara lain pendidikan formal (SD, SLTP, SLTA, Perguruan
60
Tinggi) dan pendidikan non formal (penyuluhan kesehatan, pameran
kesehatan, iklan- iklan tentang kesehatan, spanduk dan lain- lain).
Adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan
yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang diperkenalkan
(Pariani, 2001).
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa pengetahuan cukup tentang
KB suntik 3 bualan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman mayoritas
memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Seseorang yang profesinya
sebagai ibu rumah tangga diharapkan mampu dan memahami pengetahuan
tentang KB suntik 3 bulan (DMPA).
Menurut Notoatmodjo (2005) tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan sehari- hari dapat dipengaruhi oleh pengetahuan. Social
budaya yang terwujud dalam perilaku seseorang dalam lingkungan sosialnya
juga mempengaruhi pengetahuan. Hampir segala sesuatu yang dilakukan
bahkan apa yang diketahui, dipikirkan dan dirasakan bertahan dengan orang
lain.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa pengetahuan cukup tentang
KB suntik 3 bualan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman mayoritas
memiliki responden memiliki pengalaman menggunakan KB suntik 3 bulan
(BMPA) selama ≤ 5 tahun. Seseorang yang memiliki pengalaman
61
menggunakan KB suntik 3 bulan (BMPA) selama ≤ 5 tahun diharapkan
mampu dan memahami pengetahuan tentang KB suntik 3 bulan (DMPA).
Menurut Soekanta (2002) menyebutkan bahwa sesuatu yang pernah
dialami seseorang (pengalaman) akan menambah pengetahuan tentang sesuatu
yang bersifat non formal. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, oleh
sebab itu pengalaman dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2002).
2. Tingkat Pengetahuan Tentang KB Suntik
Pengetahuan adalah merupakan hasil ``tahu`` dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melelui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang
KB suntik 3 bulan (DMPA) dalam kategori cukup. Sebelum seseorang
menggunakan KB suntik 3 bulan (DMPA), responden harus tahu terlebih
dahulu apa arti atau manfaat menggunakan KB suntik 3 bulan tersebut bagi
dirinya atau keluarganya. Seseorang tersebut harus tahu terlebih dahulu efek
samping yang akan terjadi jika menggunakan KB suntik 3 bulan (DMPA)
(Notoatmodjo, 2003).
3. Kecemasan menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan
Kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir, gelisah dan perasaan-
perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan-perasaan ini
62
disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu, merasa rendah diri, dan
tidak mampu menghadapi suatu masalah. Ketika individu tidak berani dalam
menghadapi suatu masalah dan ditambah dengan adanya perasaan risau
terhadap hal-hal yang tidak jelas merupakan tanda-tanda kecemasan pada
individu (Kartono, 2000).
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat kecemasan dalam
menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan (DMPA) mayoritas sebanyak 14
responden dan dalam kategori sedang.
Tingkat kecemasan responden yang ringan juga menunjukkan bahwa
responden menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan yang terjadi dengan
tanpa beban yang mengganggunya. Hasil penelitian ini memberikan gambaran
bahwa efek samping KB suntik 3 bulan tidak menjadi beban yang berarti bagi
responden.
4. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada akseptor KB suntik 3
bulan (DMPA).
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang
KB suntik 3 bulan (DMPA) dalam kategori cukup dan tingkat kecemasan
dalam menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan dalam kategori sedang.
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil uji korelasi menggunakan
rumus Kendal Tau dengan tingkat kesalahan 5% (0,05) didapatkan hasil r
hitung sebesar -0,385. Mempunyai arti bahwa ada hubungan negatif antara
tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada akseptor KB suntik 3 bulan
(DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman pada tahun 2010. Maka semakin
63
baik tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang KB suntik 3
bulan (DMPA) maka semakin ringan tingkat kecemasan akseptor KB suntik 3
bulan dalam menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan (DMPA).
Untuk menentukan Ho diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan
nilai signifikan atau tingkat kesalahan. Didapatkan hasil tingkat kesalahan
sebesar 0,020< 0,05, sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima
yaitu ada hubungan antar tingkat pengetahuan dengan kecemasan pada
akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman tahun
2010.
Menurut Siswowijoto (1998) cit Siskhairun (2006), Kecemasan dapat
bersifat sangat konstruktif bila disalurkan secara sehat atau normal. Seseorang
dapat mengatasi kecemasannya secara normal dengan menyublimasikan
dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima, mengubah situasi
lingkungannya, atau mengubah dirinya sendiri agar lebih realistis, dan
mengatasi masalahnya dengan sikap yang praktis. Dalam tingkat sedang
kecemasan berguna karena meningkatkan daya upaya, prestasi kerja, kesadaran
perilaku dengan di tunjang tingkat pengetahuan yang cukup.
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa tingkat pengetahuan akseptor
KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati, Sleman dalam kategori
cukup, kecemasan dalam menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan dalam
kategori sedang dan ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan Dengan
Kecemasan Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan (DMPA) di Desa Sendangadi
Mlati, Sleman tahun 2010.
64
C. Keterbatasan
Dalam penelitian ini ada kelemahan yang merupakan keterbatasan dalam
penelitian ini yaitu :
1. Sikap responden yang tidak semuanya terbuka dalam mengisi kuesioner.
2. Kurangnya kejujuran dan keseriusan responden dalam mengisi kuesioner.
3. Jumlah kuesioner yang banyak sehingga membingungkan responden untuk
mengisi pertanyaan- prtanyaan yang ada dalam kuesioner.
4. Serta sulitnya mencari waktu longgar ibu- ibu atau akseptor KB suntik 3 bulan
untuk mengisi kuesioner.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan
kecemasan pada akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati
Sleman, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan akseptor KB suntik
3 bulan tentang KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa Sendangadi Mlati,
Sleman pada tahun 2010 dalam kategori cukup yaitu 16 responden (53,3%).
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pada akseptor KB
suntik 3 bulan dalam menghadapi efek samping KB suntik 3 bulan (DMPA)
di Desa Sendangadi Mlati, Sleman pada tahun 2010 dalam kategori sedang
yaitu 14 responden (46,7%).
3. Hasil penelitian uji korelasi menggunakan rumus Kendal Tau menunjukkan
bahwa didapatkan hasil tingkat kesalahan sebesar 0,02 pada taraf signifikan
0,05 yang berarti 0,02<0,05 sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
diterima. Jadi kesimpulannya adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan kecemasan pada akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) di Desa
Sendangadi Mlati, Sleman pada tahun 2010.
66
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat diberikan
adalah :
1. Bagi ilmu pengetahuan ( scientific)
a. Bagi Tenaga Kebidanan
Bagi kebidanan komunitas, tenaga puskesmas dan kader-kader
dalam menyelenggarakan posyandu untuk memberikan pendidikan
kesehatan pada masyarakat khususnya pada ibu- ibu atau akseptor KB
suntik 3 bulan. Memberikan penjelasan kepada keluarga ibu untuk
memberikan perhatian dan dukungan pada ibu- ibu yang mangalami efek
samping KB suntik 3 bulan maupun saat mengalami perubahan dan
gangguan baik fisik maupun psikis.
b. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam
pengembangan ilmu kebidanan dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti
selanjutnya di bidang kesehatan. Sehinnga peneliti lain dapat melanjutkan
penelitian yang lebih luas lagi tentang KB suntik 3 bulan dan dapat
mengadakan promosi kesehatan yang lebih maksimal sehingga didapatkan
hasil yang lebih baik lagi.
2. Bagi pengguna (cosumer)
a. Bagi Akseptor KB suntik 3 bulan
Agar pengguna alat kontrasepsi dapat mengetahui eafek samping
yang dialami akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA). Sehingga konsumen
67
mengerti tentang KB suntik 3 bulan sebelum menggunakan dan tidak perlu
cemas akan efek samping yang terjadi.
b. Bagi Masyarakat
Perlu meningkatkan pemahaman tentang KB suntik 3 bulan dan
efek sampingnya, dapat melalui konseling dengan bidan, dokter, maupun
ibu-ibu yang pernah mengalami efek samping dari KB suntik 3 bulan,
mencari informasi melalui buku, majalah, koran maupun televisi.