Download - contoh Paragraf
PARAGRAF
1. Pengertian Paragraf
Paragraf atau yang sering juga disebut alinea, secara visual
ditandai oleh jarak baris yang lebih merenggang, atau awal baris yang
menjorok ke dalam. Dalam istilah komposisi, paragraf yang secara visual
ditandai oleh jarak kelompok baris yang lebih renggang daripada jarak
baris disebut paragraf merenggang, sedangkan paragraf yang secara
visual ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam disebut
paragraf bertakuk (Sugiyono, 1997: 1).
Paragraf pada dasarnya merupakan satuan dasar tulisan, yang
lebih panjang dari kalimat, tetapi lebih pendek dari tulisan secara
keseluruhan. Millward dalam Sugiyono (1997:2) mendefinisikan paragraf
sebagai sekelompok kalimat yang mengembangkan satu gagasan.
Paragraf mencakupi satu kalimat topik yang memuat gagasan itu, diikuti
oleh kalimat tambahan yang memperluas, memperjelas, menganalisis,
atau menerangkan kalimat topik tadi.
Sehubungan dengan itu, dapat disimpulkan hal-hal berikut yang
berkaitan dengan paragraf.
(1) Paragraf harus mempunyai satu gagasan utama; gagasan utama
itu biasanya tertuang dalam kalimat topik.
(2) Selain gagasan utama, dalam paragraf juga terdapat beberapa
informasi yang tertuang dalam kalimat penjelas atau kalimat
pengembang.
(3) Secara visual, paragraf ditandai oleh perenggangan baris
antarkelompok kalimat atau penjorokan ke dalam baris pertama
kelompok kalimat tersebut.
2. Gagasan Utama dan Kalimat Topik
1
Gagasan utama dan kalimat topik sering dikacaukan dalam
pembicaraan mengenai paragraf. Gagasan utama dianggap sebagai
pengendali isi paragraf. Oleh karena itu, gagasan utama harus ada dalam
setiap paragraf yang baik. Namun, tidak demikian halnya dengan kalimat
topik. Gagasan utama dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat topik,
tetapi dapat juga hanya tersirat dalam benak penulis paragraf itu.
Walaupun kalimat topik itu sangat penting artinya dalam menjalin
kesatuan paragraf, banyak paragraf yang baik tanpa menyatakan kalimat
topik secara eksplisit. Paragraf seperti ini banyak ditemukan dalam
tulisan yang deskriptif atau naratif (Sugiyono, 1997: 2-3). Perhatikan
kedua contoh paragraf berikut ini.
[1] Aktivitas pembangunan subuah gedung salah satu rumah sakit terbesar yang terletak di Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (3/2), tampak sepi. Ribuan pekerja yang biasanya sejak pagi sibuk menangani konstruksi kini menghilang. Sebagian besar alat berat terlihat menganggur akibat ketiadaan operator. Gedung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi dan berlantai 10 yang direncanakan paling lambat pertengahan tahun ini sudah dimanfaatkan tersebut terancam tertunda. (Kompas, 14 Februari 2005)
[2] Pada hari kiamat nanti, manusia dibangkitkan di padang mahsyar. Ketika Allah membangkitkan seorang mukmin, dibangkitkan juga di depannya seseorang seperti dia. Orang itu berjalan di depan dia seraya membimbing tangannya. Ketika dia melihat sesuatu yang menakutkan, kawannya itu menentramkannya. Ketika ia melihat hal-hal yang menyedihkan, kawannya menghiburnya. Kemudian, di hadapan pengadilan Tuhan, ia bangkit membelanya. Pada akhir pengadilan, ia mendengarkan keputusan: Adkhiluhul jannah. Masuklah dia ke surga. Kawannya kini mengantarkan dia ke tempat yang penuh kebahagiaan. Mukmin itu terpesona dengan pembelaan kawannya dan bertanya: Siapakah kamu? Orang itu berkata: Dahulu di dunia, setiap kali kamu memasukkan rasa bahagia pada sesama manusia, Allah menciptakan makhluk sepertiku, untuk memberikan kepada kamu kebahagiaan pada hari ini. (MK: 29)
2
\Kedua paragraf di atas tidak mempunyai kalimat topik. Namun,
dapat dipastikan bahwa keduanya memiliki gagasan pokok yang
dijadikan pengendali. Gagasan pokok atau gagasan utama paragraf [1]
kurang lebih berbunyi “Beginilah pembangunan salah satu rumah sakit
terbesar di Kuala Lumpur”. Hal itu dapat dilihat pada kalimat-kalimat
yang membentuk paragraf [1] di atas, yang semuanya menggambarkan
bagaimana keadaan pembangunan rumah sakit tersebut.
Paragraf [2] mempunyai gagasan utama yang jika dinyatakan
dalam sebuah kalimat, barangkali akan berbunyi “Inilah yang akan terjadi
di akhirat nanti bagi orang yang suka membahagiakan sesamanya”.
Kalimat demi kalimat pada paragraf [2] memberikan petunjuk tentang
apa yang akan dialami oleh seorang manusia --yang suka
membahagiakan sesamanya-- mulai dia dibangkitkan di alam mahsyar
sampai pada masuknya dia ke surga.
Dari kedua contoh di atas dapat disimpulkan bahwa gagasan
utama memang harus ada dalam sebuah paragraf. Gagasan utama
tersebut dapat dinyatakan secara eksplisit melalui kalimat topik, tetapi
dapat juga secara implisit atau tersirat.
3. Letak Kalimat Topik dalam Paragraf
Selain bermanfaat bagi penulis untuk mengontrol paragraf yang
ditulisnya, kalimat topik juga bermanfaat bagi pembaca agar pembaca
mudah memahami isi paragraf itu. Oleh karena itu, pada umumnya
kalimat topik dinyatakan pada awal paragraf. Namun, kalimat topik pun
dapat dinyatakan di akhir, atau di awal dan di akhir paragraf sekaligus.
3
3.1 Kalimat Topik di Awal Paragraf
Kalimat topik --yang memuat gagasan utama paragraf-- dinyatakan
terlebih dahulu di awal paragraf. Selanjutnya, kalimat topik tersebut
disusul oleh kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menguraikan,
mempertegas, atau menjelaskan kalimat topik tadi.
[3] Bali kini punya sederetan nama warganya yang masuk kategori pengusaha sukses. Sebagai daerah tujuan wisata dunia, maka para pengusaha sukses ini adalah mereka yang bergerak di sektor pariwisata. Seorang di antaranya adalah Bagus Sudibya. (Kompas, 14 Februari 2005)
3.2 Kalimat Topik di Akhir Paragraf
Kalimat topik juga sering ditempatkan di akhir paragraf. Model ini
dianggap efektif untuk menyimpulkan atau merangkum informasi-
informasi yang telah disajikan sebelumnya.
[4] Menurut penelitian di Amerika Serikat, anak usia satu tahun yang mengonsumsi televisi selama tiga jam sehari mendapat stimulus yang berlebihan. Akibatnya, anak terganggu konsentrasinya dan tidak fokus saat mengerjakan sesuatu. Dengan demikian, sebaiknya anak usia 0-3 tahun sama sekali tidak menyaksikan televisi. (Kompas, 14 Februari 2005 –dengan perubahan).
3.3 Kalimat Topik di Awal dan di Akhir Paragraf
Penulis juga sering meletakkan kalimat topik di awal dan di akhir
paragraf sekaligus. Dalam hal ini, kalimat topik yang terletak pada awal
paragraf dinyatakan kembali pada akahir paragraf dengan sedikit
tekanan atau variasi.
[5] Ketika kita marah, kita punya pilihan yang sedikit untuk berpikir atau bertindak: misalnya lari, menyerang, atau mengusir. Pilihan itu sedikit karena ketika marah, kita harus segera mengambil tindakan darurat. Ketika kita diserang fitnah yang keji,
4
misalnya, kita memilih keputusan yang cepat: membalas dendam atau menghindar. Tidak banyak pilihan memang ketika kita dilanda emosi negatif. (MK: 80 –dengan perubahan)
Latihan 1: Tentukan gagasan utama atau kalimat topik dalam paragraf berikut ini. Selanjutnya, ubahlah letak kalimat topiknya.
(1) Tidak selamanya televisi berdampak negatif bagi anak. Keunggulan televisi sebagai media elektronik dibandingkan dengan media cetak --antara lain stimulus yang lebih intens dan melibatkan beberapa indera sehingga lebih memukau-- bisa dimanfaatkan untuk program yang dapat merangsang anak lebih kreatif. Hanya saja, terlalu berlebihan atau keranjingan menonton televisi, tetap harus diwaspadai. Perhatikanlah durasi anak menonton dan pilihkanlah program yang sesuai. (Kompas, 14 Februari 2005)
(2) Suryani (18) termasuk salah seorang tenaga kerja wanita (TKW) di Kuala Lumpur yang mengalami penyiksaan dari majikannya. TKW asal Pontianak, Kalimantan Barat itu, sejak April 2003 bekerja sebagai PRT pada salah satu rumah di Petaling Jaya. Gaji yang dijanjikan sebesar 400 ringgit per bulan. Namun, semuanya nihil. Selama 21 bulan bekerja, Suryani tidak mendapatkan gaji sepeser pun. Bahkan, dia dibatasi makan, hanya sekali dalam sehari. Jadi, persoalan yang mereka hadapi umumnya sama, yakni disiksa majikan, diperkosa, dan gaji tidak dibayar selama lebih dari setahun. (Kompas, 14 Februari 2005 –dengan perubahan)
(3) Industri perbankan adalah industri yang menjual kepercayaan. Tidak satu pihak pun bersedia menempatkan uangnya di bank apabila tidak mempercayai bank tersebut. Menempatkan uang di bank adalah sebuah tindakan yang memberi potensi keuntungan berupa bunga sekaligus risiko kehilangan uang itu. (Kompas, 14 Februari 2005)
(4) Nosologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan bagaimana penyakit-penyakit digolong-golongkan, diberi nama, dan diberi batasan. Meskipun kelihatannya sangat sederhana, sebenarnya nosologi adalah masalah yang sangat penting dan sangat rumit. TBC tulang dan TBC paru-paru, misalnya, selama bertahun-tahun harus diteliti secara saksama hingga dapat dipastikan bahwa keduanya tergolong penyakit yang sama. Demikian pula penyakit kanker yang ternyata variasinya jauh lebih banyak. (SG)
Latihan 2: Buatlah paragraf dengan gagasan utama atau kalimat topik berikut ini.
5
(a) Harga gula pasir di beberapa pasar tradisional dalam beberapa pekan ini terus merambat naik.
(b) Di setiap lokasi pengungsian korban bencana tsunami, kaum perempuan hampir selalu menanggung beban lebih berat dibandingkan dengan kaum laki-laki.
(c) Merokok lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.(d) Kebutuhan akan air bersih di Jakarta meningkat dari tahun ke
tahun.
4. Ciri Paragraf yang Baik
4.1 Kelengkapan
Paragraf yang baik adalah paragraf yang lengkap. Artinya, di dalam
paragraf tersebut telah tercakup semua informasi yang diperlukan untuk
mendukung gagasan utama.
Seberapa berkembangkah paragraf yang lengkap itu? Sayang tidak
ada rumusan yang tegas mengenai hal itu. Bisa jadi paragraf itu sangat
panjang, tetapi belum lengkap. Bisa jadi pula paragraf itu pendek, tetapi
sudah lengkap. Yang penting adalah bahwa setelah membaca paragraf
itu, pembaca sudah memperoleh informasi yang lengkap (Sugiyono,
1997: 9).
Bandingkan paragraf [6] (yang lengkap) dan paragraf [7] (yang
tidak lengkap) di bawah ini.
[6] Dalam proses penanggulangan bencana, ada dua jenis infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan: suara dan data. Keduanya dibutuhkan untuk berkomunikasi, baik antartitik di daerah bencana maupun dari dalam daerah bencana ke dunia luar. Suara dibutuhkan untuk berkomunikasi via telepon. Komunikasi data dibutuhkan untuk mengirimkan data, tulisan, gambar, bahkan video ke dunia luar. (Kompas, 14 Februari 2005)
[7] Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Pertama, memberantas sarang tempat berkembang biak nyamuk penyebar demam berdarah. Seperti kita ketahui bersama, nyamuk penyebar demam berdarah ini biasanya berkembang biak di genangan air. Benda-benda yang dapat menampung air harus dikubur di dalam tanah. Dengan demikian, nyamuk-nyamuk itu tidak akan dapat berkembang biak. (SG)
6
Paragraf [6] dianggap sudah lengkap karena “ada dua jenis
infrastruktur telekomunikasi yang dibutuhkan” yang dinyatakan dalam
kalimat topik sudah dikemukakan pada kalimat-kalimat penjelasnya.
Sebaliknya, paragraf [7] dianggap tidak lengkap karena “beberapa cara”
yang disebutkan pada kalimat topik belum diuraikan pada kalimat-
kalimat penjelasnya. Dalam paragraf tersebut baru satu cara yang
dikemukakan, yaitu memberantas sarang tempat berkembang biak
nyamuk penyebar demam berdarah. Dengan demikian, setelah membaca
paragraf [7], kita masih bertanya-tanya tentang cara yang lain untuk
memberantas penyebaran demam berdarah.
Ada dua cara untuk menyempurnakan paragraf [7] di atas.
Pertama, dengan cara melengkapi kerumpangan informasi melalui
kalimat-kalimat penjelas yang dituntut oleh kalimat topik. Kedua, dengan
cara mengubah redaksi kalimat topiknya menjadi Salah satu cara
mencegah penyebaran penyakit demam berdarah adalah memberantas
sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam berdarah
[7a], atau mengganti kata pertama menjadi salah satu di antaranya
adalah [7b].
[7a] Salah satu cara mencegah penyebaran penyakit demam berdarah adalah memberantas sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam berdarah. Seperti kita ketahui bersama, nyamuk….
[7b] Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Salah satu di antaranya adalah memberantas sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam….
4.2 Kesatuan
7
Paragraf yang baik harus terfokus pada satu gagasan. Dalam satu
paragraf, mungkin ada beberapa gagasan sederhana, tetapi semua
gagasan sederhana itu harus menjelaskan atau mendukung satu gagasan
utama. Gagasan sederhana itu biasanya dituangkan dalam bentuk
kalimat penjelas atau kalimat pengembang (Keraf, 1979: 67; Mustakim,
1994: 115; Sugiyono, 1997: 14).
Kesatuan dalam paragraf hanya akan terbentuk apabila informasi-
informasi atau gagasan-gagasan dalam paragraf itu tetap dikendalikan
oleh gagasan utama. Untuk itu, penulis harus senantiasa ingat, “apakah
gagasan utama paragraf itu” dan “apakah kalimat-kalimat yang
ditulisnya berhubungan erat dengan gagasan utama tadi”.
Jika dalam sebuah paragraf terdapat gagasan yang tidak berkaitan
dengan gagasan utama, gagasan itu harus dikeluarkan dari paragraf
tersebut. Demikian juga jika dalam satu paragraf terdapat dua gagasan
utama atau lebih, paragraf tersebut harus dipecah, dan setiap gagasan
utama tadi dikembangkan dalam paragraf yang berbeda. Perhatikan
kedua paragraf berikut ini.
[8] Gangguan stres pascatrauma ini bisa sembuh. Namun, pada sejumlah kecil penderita, gangguan bisa berlanjut dan menjadi kronis. Dalam jangka panjang, gangguan ini dapat mengubah kepribadian seseorang, seperti mudah putus asa, tidak percaya diri, merasa terpojok, dan terasing. Perubahan kepribadian ini bisa muncul dua tahun setelah kejadian. Pada anak-anak, gangguan seperti ini sangat mengganggu kosentrasi belajar. (Kompas, 14 Februari 2005)
[9] Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia tidak tahu mengapa desanya itu dinamai Desa Kedunggalar. Ia tidak tahu mengapa Sangkanurip, salah satu sungai yang ada di desa itu, kini mengering. Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dulu, ia sudah memanggul pangkur menuju ke ladangnya. Ia terus mengayun
8
pangkurnya membongkar tanah liat yang sudah keras karena musim kemarau yang panjang. (SG)
Gagasan utama paragraf [8] di atas adalah ganggguan stres
pascatrauma. Kalimat (1)-(4) paragraf tersebut membicarakan, atau
mendukung gagasan utama tadi. Namun, ketika kita membaca kalimat
(5) atau kalimat terakhir, terasa ada semacam perpindahan gagasan.
Kalimat terakhir sudah membicarakan hal yang lain, yaitu dampak
gangguan stres pada anak-anak. Dengan demikian, untuk menjaga
kesatuan, kalimat terakhir itu sebaiknya dikeluarkan dari paragraf
tersebut, dan bisa dikembangkan dalam paragraf berikutnya.
Sementara itu, kalau diperhatikan baik-baik, paragraf [9]
mengandung dua gagasan utama, yaitu (1) Mbah Marto tidak tahu
banyak tentang desa kelahirannya dan (2) Meski sudah uzur,
Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Supaya memenuhi syarat
kesatuan, paragraf tersebut harus dipecah menjadi dua paragraf, dengan
kalimat Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya
sebagai gagasan utama paragraf pertama, dan Meski sudah uzur,
Mbah Marto masih gesit dan cekatan sebagai gagasan utama
paragraf kedua.
Latihan 1: Tentukan apakah paragraf berikut ini memenuhi syarat kesatuan atau tidak. Jika tidak, perbaikilah paragraf ini dengan memperhatikan syarat kesatuan.
(1) Akhir-akhir ini merebak berita seputar rencana menggabungkan Bank Tabungan Negara (BTN) dengan Bank Negara Indonesia (BNI) atau dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dari ketiga bank tersebut, memang hanya BTN yang belum melepas sahamnya kepada publik. Karena itu, belum banyak informasi yang bisa digali dari pihak manajemen BTN. Meski demikian, dapat dipastikan bahwa pola penggabungan alias merger yang akan terjadi tentu tidak akan “mengibarkan” bendera BTN, lalu menghilangkan nama bank yang lain. Sejauh yangterdengar, pariwisata.
9
Namun, sukses yang diraih ternyata tidak hanya untuk Bali sendiri. Menurut catatan, pariwisata Indonesia menyumbang sekitar 5 miliar dollar AS per tahun. Dari jumlah tersebut, Bali menyumbang 2 hingga 3 miliardollarAS.(Kompas,14Februari. Beberapa onggok tumpukan batu kali dan tong-tong aspal masih berserakan di tepi jalan. Tanaman pinus tumbuh melambai-lambai menjulang ke langit. Pohon-pohon besar dengan diameter sampai dua meter masaih berdiri tegar. Gesekan daun-daun hutan ketika angfinal, hari Sabtu (5/7) di London, Inggris. Setelah sembilan tahun arena Wimbledon pernah didominasi Martina Navratilova, kini muncul petenis baru yang merupakan “reinkarnasi” petenis legendaris itu. (SG) Latihan 2: Kembangkanlah kalimatkalimat topik berikut ini menjadi paragraf-paragraf, dengan memperhatikan syara kesatuan.
(a) Persaingan iklan niaga di telda jarak baris disebut paragraf mengkhawairkan bagi konsumen.
(b) Kemunculan televisi swasta di Indonesia memacu pertumbuhan dunia hiburan di tanah air.
(c) Banjir di beberapa kota di Jakarta pada umumnya disebabkan oleh kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya.
4.3 Kepaduan
Paragraf dikatakan padu apabila kalimat yang satu dengan
kalimat-kalimat yang lainnya secara logis dan secara gramatis berkaitan.
Dengan begitu, pembaca akan dapat mengikuti maksud penulis setapak
demi setapak dengan perpindahan dari satu kalimat ke kalimat
berikutnya secara runtut, tanpa ada lompatan berpikir (Keraf, 1979: 75;
Mustakim, 1994: 116; Sugiyono, 1997: 18).
Pada prinsipnya, untuk membangun kepaduan paragraf diperlukan
perpindahan yang tepat, baik dari kalimat yang satu ke kalimat
berikutnya maupun dari paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. Ada
beberapa sarana yang dapat digunakan untuk melakukan perpindahan
secara tepat, yaitu di antaranya (1) kata-kata kunci atau sinonim, (2) kata
ganti, dan (3) kata-kata transisi.
10
4.3.1 Kata-kata Kunci atau Sinonim
Cara ini biasanya dilakukan dengan mengulang kata-kata yang
dianggap penting atau menjadi pembicaraan; atau mengulang-ngulang
sinonim dari kata kunci tersebut. Jika topik pembicaraannya tentang
virus HIV, misalnya, beberapa sebutan lain untuk virus tersebut, seperti
virus penyebab AIDS, virus kematian, atau virus yang sulit
ditaklukkan dapat digunakan sebagai pembangun paragra
[10] Omzet penjualan telepon genggam (handphone) di pasar gelap diperkirakan mencapai 370 juta dollar AS atau senilai RP 3,3 triliun per tahun. Perkiraan itu didasarkan pada perhitungan nilai impor telepon genggam resmi yang tercatat pada Badan Pusat Statistik dibandingkan perkiraan volume penjualan telepon genggam di pasar domestik. Sebagian besar telepon genggam di pasar diduga hasil impor ilegal. (Kompas, 14 Februari 2005)
Pada paragraf di atas, telepon genggam dianggap sebagai kata
kunci. Oleh karena itu, unsur tersebut diulang pada setiap kalimat pada
paragraf tersebut.
4.3.2 Kata Ganti
Adalah suatu gejala universal bahwa dalam berbahasa, kata atau
kelompok kata yang mengacu kepada manusia, benda, atau hal tidak
akan digunakan berulang-ulang dalam sebuah konteks yang sama.
Pengulangan kata yang sama tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan
rasa yang kurang enak. Pengulangan hanya dilakukan jika kata itu
dipentingkan atau mendapat penekanan. Oleh sebab itu, untuk
menghindarkan segi-segi yang negatif dari pengulangan itu, pemakai
bahasa menggunakan kata ganti (Keraf, 1979: 77). Perhatikan kedua
paragraf berikut ini.
11
[11] Adi dan Boy adalah dua sahabat yang akrab. Setiap hari Adi dan Boy selalu kelihatan bersama-sama. Adilah yang selalu menjemput Boy ke sekolah karena rumah Adi lebih jauh letaknya daripada rumah Boy. Adi dan Boy juga selalu siap sedia menolong kawan-kawan Adi dan Boy bila kawan-kawan Adi dan Boy mengalami kesusahan. Guru Adi dan Boy merasa senang dan bangga melihat kelakuan Adi dan Boy yang demikian itu. Watak dan kelakuan Adi dan Boy aselalu dijadikan suri tauladan bagi murid-murid lainnya. Walaupun demikian, Adi dan Boy tidak pernah menjadi sombong atau angkuh karena pujian yang sering Adi dan Boy terima. (GK)
[12] Lima menit kemudian, truk dengan tangga dan selang tiba di rumah sakit. Tangga diangkat ke atas jendela kamar Bopsy di lantai 3. Empat belas orang pemadam kebakaran laki-laki dan dua orang perempuan menaiki tangga itu, masuk ke kamar Bopsy. Dengan izin ibunya, mereka memeluknya, mendekapnya, dan membisikkan kepadanya betapa mereka mencintainya. (MK: 76)
Dapat Anda bandingkan kedua paragraf di atas. Paragraf [11] tidak
menggunakan kata ganti, sedangkan paragraf [12] menggunakannya.
Paragraf yang manakah yang memiliki kepaduan antarkalimat-
kalimatnya?
4.3.3 Kata Transisi
Kata transisi di sini digunakan untuk menyebut kata sambung atau
konjungsi, yang digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam
sebuah kalimat, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf, atau paragraf
yang satu dengan paragraf yang lain dalam sebuah tulisan. Melalui
sarana kata-kata transisi inilah penulis dapat memainkan argumen dan
penalarannya. Dikatakan demikian karena pemakaian kata transisi
tertentu akan menimbulkan pengertian tertentu pula meskipun kalimat-
kalimat yang dirangkaikannya sama (Sugiyono, 1997: 19). Perhatikan
kalimat-kalimat berikut ini.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Walaupun demikian, rumahnya sangat kotor.
12
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Akan tetapi, rumahnya sangat kotor.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Sementara itu, rumahnya sangat kotor.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Selain itu, rumahnya sangat kotor.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Bahkan, rumahnya sangat kotor.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Sebaliknya, rumahnya sangat kotor.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Dengan perkataan lain, rumahnya sangat kotor.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Setelah itu, rumahnya sangat kotor.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Akibatnya, rumahnya sangat kotor.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Dengan demikian, rumahnya sangat kotor.
- Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Oleh sebab itu, rumahnya sangat kotor.
Walaupun banyak konjungsi yang dapat digunakan untuk merangkaikan
kalimat-kalimat pada contoh di atas, harus disadari bahwa ada konjungsi-
konjungsi tertentu yang tidak mungkin digunakan karena logika
menolaknya.
13
PUSTAKA ACUAN
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 1986. Cermat Berbahasa Indonesia `untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: MSP.
Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 1997. “Hakikat Paragraf Bahasa Indonesia”, Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
14
15
16
17
18
19
20