Transcript
Page 1: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

30

BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Cerita Lima Cerkak Karya Nono warnono

Bab ini memaparkan sebuah analisis struktural kelima cerkak karya Nono

Warnono yang dimuat dalam Antologi CerkakMalaikat Jubah Putih (2014). Analisis

struktural dalam karya sastra sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui

kandungan isi cerita yang dapat dicapai dengan memahami unsur-unsur yang

membangun struktur ceritanya. Teori yang digunakan dalam analisis struktural ini

adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul

Teori Fiksi (2007).

Menurut Stanton struktur cerita dibangun oleh unsur-unsurnya, yaitu fakta-fakta

cerita (alur, latar,tema,dan penokohan/karakter) dan sarana-sarana sastar (judul, sudut

pandang, ironi, gaya dan tone, dan simbolisme).Kelima cerkak karya Nono warnono

yang menjadi objek penelitian akan diberikan nomer urut satu hingga lima, sehingga

berturut-turut diberikan kode “cerkak 1” hingga “cerkak 5”, tanda urut ini

merupakan singkatan yang berlaku di dalam keseluruhan penelitian, tutjuannya untuk

mempermudah analisis ini.

Cerkak 1 berjudul Malaikat Jubah Putih

Cerkak 2 berjudul Tanggapan Ing Cungkup Dhompoh

Cerkak 3 berjudul Dhemit gunung Pegat Mantu

Cerkak 4 berjudul Tendha Sanga Wolu

Cerkak 5 berjudul Ula Memba-Memba

1. Fakta Cerita

Fakta-fakta cerita atau unsur faktual terdiri dari alur/plot, karakter, dan latar. Ketiga

unsur tersebut menjelaskan berbagai bentuk peristiwa/kejadian yang menjadi bagian

Page 2: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

31

penting dari masing-masing cerita.Berikut ini disajikan deskripsi unsur-unsur cerita

sebagaimana dimaksud.

A. Alur

Alur merupakan tulang punggung cerita, sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya

dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang

mempertautkan alur. Sama halnya dengan elemen-elemen lain alur memeiliki hukum-

hukum sendiri, alur hendaknya memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang

memunculkan sekaligus mengalhiri ketegangan-ketegangan(Stanton, 2077:28).

Alur memiliki beberapa tahapan dalam sebuah karya sastra.Tahap alur merupakan

rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita.Terdapat tiga jenis alur, yaitu alur progresif

atau kronologi atau disebut juga alur maju, regresif atau flashback atau disebut juga

alur mundur, yang terakhir alur campuran. Alur dibagi menjadi lima bagian yaitu,

tahap awal, tahap tengah (konflik dan klimaks) dan akhir.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kelima cerkak karya Nono Warnono ini

memiliki alur yang beraneka ragam. Tidak semua cerkak menggunakan jenis alur yang

sama. Ada beberapa cerkak yang menggunakan jenis alur maju, beberapa

menggunakan jenis alur mundur, dan juga alur campuran.

a) Awal

Cerkak 1Malaikat Jubah putih

Cerkak 1 memiliki alur progresif atau alur maju.Di awal menceritakan tentang

seorang tokoh “aku” yang sedang menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Dikatakan

alur maju karena di awal cerita ini, dijelaskan mulai dari kedatangan tokoh “aku” di

kota madinah, yang lalu melaksanakan beberapa rangkaian ibadah haji secara

berurutan di kota tersebut, bersama istri dan romobongannya dari Indonesia.

Page 3: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

32

Cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh

Cerkak 2 menggunakan alur campuran, menceritakan tentang Joko Karim atau

orang-orang biasa memanggilnya Joko Tarub, karena profesinya sebagai Pegawai

Negeri Sipil, dan juga menyewakan tarup atau terop. Dikatakan alur campuran karena

di awal cerita diceritakan tentang sejarah Joko Karim mendirikan usaha sewa tarup

yang sudah lama sekali, jauh sebelum ia menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil. Dulu

usahanya sangat kecil dan seiring berjalannya waktu menjadi usahanya terus

berkembang menjadi besar, ini merupakan alur regresif atau mundur, setelah itu alur

kembali ke progresif di tengah hingga akhir cerita.

Cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

Cerkak 3 menggunakan alur maju atau progresif, alur ini menceritakan tentang

seorang tokoh yang bernama Nono yang berprofesi sebagai MC (Master Of

Ceremony) atau pembawa acara di acara pernikahan. Malam itu Nono akan

memimpin sebuah acara pernikahan, namun Nono merasa aneh ia merasa malam itu

berbeda, padahal sudah hampir sepuluhtahun lebih ia menekuni profesi tersebut,

namun baru kali ini ia merasa tidak tenang, hatinya merasa khawatir dan berdebar-

debar. Kegelisahannya bertambah ketika waktu mulai beranjak malam namun,

jemputan dari tuan rumah seperti yang dijanjikan belum juga datang.Terlihat pada

kutipan berikut.

“Wengi iki beda karo adate. Ati tidha-tidha.Awak sakojur krasa gemeter.Ana rasa

aneh rumasuk. Embuh daya kekuatan apa sing nyawabi. Kamangka luwih saka

sepuluh taun mrangguli panggung pranatacara.”(Nono,2014:68)

Terjemahan :

“Malamini berbeda dengan biasanya.Hati terasa gelisah.Seluruh badan terasa

gemetar.Ada rasa aneh yang merasuk. Entah kekuatan apa yang menghampiri.

Padahal lebih dari sepuluh tahun menggeluti panggung pembawa acara.”

Page 4: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

33

Cerkak 4 Tendha Sanga Wolu

Cerkak 4 menggunakan alur maju, pada bagian awal diceritakan tokoh “aku”

dijadikan sebagi ketua panitia kegiatan perjusami di tempat kerjanya yang baru.

Tokoh “aku” merasa keberatan dan khawatir, karena ia belum begitu mengenal

bagaimana cara kerja teman-teman barunya di sana, walaupun sebenarnya sudah

lama terjun di dalam duina Pramuka. Sehubungan dengan hal tersebut dapat

dibuktikan pada kutipan teks berikut.

“Satemene aku rumangsa kabotan ketiban tugas dadi ketua panitia.

Senadyan wis lawas ambyur ing donyaning pramuka, nanging ing papan

nyambutgawe anyar iki aku durung ngaweruhi kanthi gamblang cara

nyambutgawene kanca-kanca satemene.”(Nono, 2014:30)

Terjemahan :

“Sebenarnya aku merasa keberatan diberikan tugas sebagai ketua panitia.

Walaupun sudah lama terjun di dunia pramuka, tapi bekerja di tempat baru

ini aku belum tahu bagaimana cara kerja teman-teman yang sebenarnya.

Cerkak 5

1. Anisa Rahmatika S (C0314004)

2. Melsiana Shera RR (C0314025)

3. Ridha Adiati (C0314037)

Ula Memba-Memba

Cerkak 5 menggunakan alur campuran, di awal cerita menceritakan tentang roda

kehidupan yang dialami oleh tokoh utama yang bernama Sasmita. Bagian awal

diceritakan tentang sejarah hidup Sasmita sebelum ia menjadi pengusaha sukses

seperti sekarang, di sinilah terdapat letak alur flasbback, cerita kembali ke masa lalu,

Page 5: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

34

dan selanjutnya alur cerita kembali pada alur maju yaitu menceritakan tentang masa

sekarang dan masa depan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan teks sebagai berikut.

“Lelakon uripe Sasmita kena kanggo tepa tuladha. Bungah susah ngaurip wis

dadi sega jangan. Yen ditimbang, isih akeh susahe tinimbang rasa bungah.

Senajan ngono ora tau ngresula nampa pandume Pangeran. Kabeh disengguh

kadidene panodhi kesabaran sing klebu pangibadah.”(Nono,2014:144)

Terejmahan :

“Jalan hidup Sasmita bisa dijadikan contoh.Susah senang dalam kehidupan sudah

biasa baginya.Jika ditimbang lebih banyak susahnya daripada rasa

senang.Walaupun begitu tidak pernah mengeluh menerima takdir dari

Tuhan.Semua dierima dengan sabar dan dijadikan sebagai ibadah.”

b) Tengah

Di tahap tengah cerita dibagi menjadi dua bagian lagi, yaitu konflik dan klimaks,

dimana di dalam sebuah cerita konflik terjadi pada tahap tengah cerita, sedangkan

klimaks merupakan penyelesaian dari konflik yang ada.

Cerkak IMalaikat Jubah putih

a. Konflik

Di tengah cerita terdapat konflik yang di alami oleh tokoh. Konflik dalam

cerkak 1ini bermula ketika tokoh” aku” dan bersama rombongan haji sampai di kota

madinah dan akan melanjutkan perjalanan ke hotel, di sana semua jama’ah haji

dipersilahkan mencari koper barangnya masing-masing. Pekerjaan tersebut

bukanlah pekerjaan yang mudah, sangat butuh ketelitian dan kesabaran karena

terdapat ribuan koper yang bertiumpukan disana. Dapat dibuktikan pada kutipan

sebagai berikut .

“Rampung dipriksa kelengkapan dokumen paspor, lan visa, kabeh banjur

goleki kopere dhewe-dhewe. Wektu goleki koper sing ewon gungunge, klebu

pakaryan sing abot. Akeh nguras tenaga lan pikiran. Luwih-luwih mungguhe

jama’ah sing yuswa sepuh krasa ribet lan abot banget.”(Nono, 2014:95)

Terjemahan :

Page 6: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

35

“Selesai diperiksa kelengkapan dokumen paspor, dan visa, semua lalu mencari

kopernya sendiri-sendir.Saat mencari koper yang ribuan banyaknya, merupakan

pekerjaan yang berat.Banyak menguras tenaga dan pikiran.Lebih-lebih untuk

jama’ah yang sudah tua usianya terasa ribet dan berat sekali.

b. Klimaks

Analisis klimaks pada cerkak 1 adalah ketika semua rangkaian ibadah haji telah

terselesaikan oleh tokoh aku beserta istri dan rombongan jama’ah haji

lainnya.Terdapat kutipan sebagai berikut.

“kanthi tinengeran tawaf wada’. Jama’ah kudu enggal ninggalake

pamondhokan.Tumuju Jedah kadidene papan transit kanggo mabur mulih

menyang Indonesia.”(Nono,2014:102)

Terjemahan :

“dengan tanda tawaf wada’. Jama’ah harus segera meninggalkan pondhokan.

Menuju Jedah seperti tempat transit untuk terbang pulang ke Indonesia.”

Cerkak 2 Tanggapan Ing cungkup dhompoh

a. Konflik

Ditengah cerita terdapat konflik yang dialami oleh tokoh. Konflik pada cerkak 2

bermula ketika datang seorang tamu ke rumah Joko Karim, tamu tersebut

bermaksut ingin menyewa terop miliknya, namun yang menjadi masalah adalah

waktu persewaannya yaitu pada malam itu juga. Hal ini membuat Joko Karim

kebingungan karena selain aneh, tenaga pemasang terop juga sulit didapat secara

cepat.Terlihat pada kutipan berikut.

“Krungu tembunge tamu sing durung ditakoni jeneng lan papan panggone

kuwi, sepisan maneh Pak joko njomblak. Adat saben wong yen arep nduwe

gawe pesen terop adoh sadurunge dina dhenge gawe. Anehe wong iki pesen

ndadak kanggo acara bengine.”(Nono,2014:75)

Terjemahan :

“mendengar ucapan tamu yang belum ditanya nama dan tempat tinggalnya itu,

sekali lagi pak Joko terkejut. Biasanya orang jika akan punya hajat pesan terop

jauh-jauh dari hari pelaksanaan. Anehnya orang ini pesan mendadak untuk acara

malamnya.

Page 7: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

36

b. Klimaks

Analisis klimaks pada cerkak 2 adalah ketika Joko karim memutuskan untuk

menerima pesanan penyewaan terop dari tamu misteriusnya tersebut.Terlihat pada

kutipan berikut.

“Bubar mikir-mikir terus nyaguhi pesenan, sabanjure aba marang anake gelis

goleki pekerja sing ajeg ngopeni terop yen pinuju ana pesenan.”

(Nono,2014:76)

Terjemahan :

“Setelah berfikir cukup lama lalu menyetujui pesanan, selanjutnya menyuruh

anaknya untuk cepat mencari pekerja yang biasa mengurusi terop saat ada

pesanan.”

Cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

a. Konflik

Ditengah cerita terdapat konflik yang dialami oleh tokoh. Konflik pada cerkak 3

bermula ketika hal aneh yang dirasakan oleh Nono, tidak biasanya ia menjadi

pembawa acara di pernikahan yang dilaksanakan pada pukul sepuluh malam, dan

pesan dari yang punya hajat bahwa Nono dilarang untuk membawa peralatan

sendiri, karena telah disediakan. Terlihat pada kutipan Berikut.

“Ujare resepsine jam sepuluh bengi. Panggone ora disebut jalaran arep

dipapag.Ancer-ancere lokasi cedhak gunung pegat.Uga dipesen ora usah

nggawa beskap dhewe.Ing kana wis disedhiyakake.”(Nono,2014:68)

Terjemahan :

“katanya resepsinya jam sepuluh malam. Tempatnya tidak disebut karena mau

dijemput.Perkiraan lokasi dekat gunung pegat.Juga dipesan tidak usah

membawa beskap sendiri.Di sana sudah disediakan.”

Page 8: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

37

b. Klimaks

Analisis klimaks pada cerkak 3 adalah ketika kekawatiran yang Nono rasakan

mulai menghilang, seuma keganjalan yang dirasa pada acara yang akan ia pimpin

telah terjawab, istrinyalah yang membantu menenangkan hatinya. Terlihat pada

kutipan berikut.

“Aja gampang sujana ta, Mas. Genah njenengan ya nate dadi pranatacara jam

sepuluh bengi ngono kok. Mbiyen kae nalika resepsi ing Tuban bareng karo

wayangan sewengi natas. Bab dicepaki penganggo takkira ora aneh kanggone

wong sugih bandha. Kareben katon seragam kabeh lan nngresepake yen

disawang.”(Nono,2014:69)

Terjemahan :

“Jangan mudah curiga ta, Mas.Dulu kamu kan juga pernah membawakan acara

pernikahan waktunya jam sepuluh malam. Dulu saat resepsi di Tuban

bersamaan dengan acara wayang semalam suntuk.Masalah pakaian sudah

disediakan itu tidah aneh bagi orang kaya.Supaya terlihat seragam dan indah

dilihat.”

Cerkak 4Tendha Sanga Wolu

Cerkak 4 memiliki beberapa konflik di tengah cerita, sebagai berikut

penjelasannya.

a. Konflik pertama

Konflik pertamaterjadi pada hari pertama perkemahan dilaksanakan, di tengah

malam terjadi keributan di salah satu tenda, di karenakan ada salah satu

anggotanya yang hilang.

Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan teks berikut.

“Tengah wengi nalika pesertane kabeh wis padha turu angler,dumadakan

ana swara umyeg rame ing tendha putri nomer kode DD. Sumbere perkara

jalaran ana salah sijine anggotaregu sing ilang tanpa dikawruhi

pembinane.” (Nono, 2014:33)

Terjemahan :

Page 9: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

38

“Tengah malam ketika semua peserta sudah tidur pulas, tiba-tiba ada suara

ramai di tenda putri dengan kode DD. Masalahnya karena ada salah satu

anggota regu yang hilang tanpa diketahui pembinanya.”

b. Konflik kedua

Konflik kedua terjadi ketika aku sebagai ketua panitia, dikagetkan dengan tenda

misterius yang tiba-tiba ada di sebelah tenda nomor sembilah puluh tujuh,

padahal seingatnya saat memeriksa data peserta di sana hanya tertulis ada

Sembilan puluh tujuh tenda.

Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan teks sebagai berikut.

“Cedhak ringin kidule tendha sangangpuluh pitu aku jengkirat kaget. Lha

kok, sakidule ana tendha maneh kanthi nomer sangangpuluh wolu.

Saelingku nalika maca gunggunge peserta sing dicathet ing sekertariat

mung mung sangangpuluh pitu tendha putra lan sangangpuluh lima tendha

putri.” (Nono, :2014:34)

Terjemahan :

Dekat pohon ringin sebelah selatan tenda Sembilan puluh tjuh aku

terkejut.Kok sebelah selatannya ada tenda lagi dengan nomor Sembilan

puluh delapan.Seingatku ketika membaca daftar peserta ayang tercatat di

sekertariat hanya sembilahapuluh tujuh tenda putra dan sembilanpuluh lima

tendha putri.”

Cerkak 5Ula Memba-Memba

a. Konflik

Konflik yang terdapat pada cerkak 5 adalah kedatangan ular banyu pada

Sasmita yang dianggapnya sebagai sebuah pertanda. Setiap kali Sasmita akan

mendapat sebuah keberuntungan maka ular tersebut datang seolah-olah membawa

kabar bahagia, namun jika ular tersebut dibunuh maka keberuntungan yang

hendak mendatanginya berubah menjadi sebuah petaka besar bagi Sasmita.

hal tersebut dapat dinuktikan pada kutipan teks sebagai berikut.

“Kawitan ora nyana yen ana ula ing njero omah ndayani laku panguripane.

Saben-saben arep nampa kanugrahan, ula banyu sing ngaton njero omah.

Wiwitane mung dianggep kapinujon.”(Nono,2014:145)

Page 10: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

39

Terjemahan :

“Awalnya tidak disangka jika ada ular di dalam rumah memiliki pengaruh

dalam hidupnya.Setiap akan mendapat kebahagiaan, ular banyu yang datang

ke dalam rumah. Awalnya hanya dianggap sebuah kebetulan.”

b. Klimaks

Analisis klimaks pada cerkak 5 adalah ketika Sasmita memutuskan untuk

menjelaskan kepada semua orang agar tidak sembarangan membunuh ular yang

datang, hal itu bertujuan untuk menjauhi petaka yang tidak diinginkan karena

kematian ular banyu tersebut.

hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

“Kanggo ngawekani kadadeyan sing ora dikarepake, Sasmita aba marang

kabeh karyawan ing perusahaan supaya tresna marang sato kewan. Aja

nganti ana sing dipateni yen ana njero kantor apa ing perusahaan.

Nanging yen kewan-kewan mau ing njaba ruangan dipateni ora dadi apa.”

(Nono,2014:146)

Terjemahan :

“Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan Samita memerintahkan

kepada semua karyawan agar mencintai kepada semua hewan. Jangan

sampai ada yang dibunuh jika berada di dalam kantor atau perusahaan. Tapi

jika hewan-hewan tadi di luar ruangan di bunuh tidak apa-apa.”

c) Akhir

Cerkak 1Malaikat Jubah putih

cerkak 1 ini memiliki akhir cerita ketika tokoh “aku” mulai meninggalkan tanah

suci menuju tanah air. Setelah ia selesai bercerita kepada istrinya tentang sosok jubah

putih yang selama ini menolong mereka selama ibadah haji berlangsung. Terdapat

kutipan sebagai berikut .

Page 11: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

40

”Rampung omongan bis enggal berangkat.Ninggal pelataran hotel Maryam.Atiku

krasa abot banget. Nanging kepriye maneh jadual kepulangan jama’ah wis

ngancik wektune. Ora krasa eluh tumetes.”(Nono,2014;102)

Terjemahan :

“Selesai mengobrol bis segera berangkat. Meninggalkan halaman hotel

Maryam.Hatiku terasa berat sekali.Tapi mau bagaimana lagi jadwal kepulangan

jama’ah sudah tiba waktunya. Tidak terasa air mata jatuh.”

Cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh

Akhir cerita tokoh Joko Karim ini mengalami hal yang sangat menyeramkan,

ketika setelah menyaksikan pesta pernikahan yang serba aneh dan misterius, ia

tertidur, dan setelah bangun betapa kagetnya ternyata ia sedang tidur di sebuah tempat

yang disebut Cungkup Dhompoh, dan diyakini angker oleh orang-orang sekitar,

ternyata orang yang telah menyewa teropnya, dan memiliki hajat pernikahan semalam

adalah sosok Dhemit atau penunggu tempat tersebut. Terlihat pada kutipan berikut.

“ Pak Joko lagi tangi nalika, digugah salah sawijine pawongan sing kebeneran

liwat. Dheweke molet terus ngeluk bangkekane ngiwa nengen. Karo ngucek-ucek

mripate sing isih krasa sepet, terus nyawang kahanan sakupenge. Lagi sadar

dheweke turu dhewekan ana ing sandinge cungkup.”(Nono,2014:80)

Terjemahan :

“Pak Joko baru bangun ketika, dibangunkan oleh salah satu seseorang yang

kebetulan lewat. Dia lalu meregangkan otot-otot dan melemaskan pinggang ke kiri

dan ke kanan.Lalu mengucek-ucek matanya yang masih terasa berat, lalu

memandangi keadaan sekitarnya. Baru sadar dia tidur sendiri di dekat cungkup.

Cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

Akhir cerita tokoh Nono mengalami sebuah kejadian yang sangat menyeramkan, di

mana kecurigaannya terhadap acara resepsi pernikahan semalam yang dianggapnya

aneh, memang benar adanya. Setelah mengalami kejadian-kejadian aneh selama acara

berlangsung, Nono juga mendapatkan benda yang mengerikan yang diberikan oleh Pak

Dibyo si tuan rumah, hal-hal aneh tersebut membuat Nono penasaran dan memutuskan

Page 12: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

41

untuk menyelidiki tempat resepsi semalam dengan istrinya Darwati, betapa kagetnya

ternyata semalam di sana tidak ada acara apapun, setelah dijelaskan oleh seorang

penduduk sekitar Gunung Pegat kini Nono tahu bahwa yang punya hajat adalah dhemit

Gunung Pegat yang sedang punya hajat atau mantu. Terlihat pada kutipan berikut.

“Aku karo Darwati pathing plenggong.Setengah ora percaya yen mau bengi

disraya dadi pranatacara ingalaming lelembut. Jebul Bramantya karo sing wadon

dipahargya dadi keluarga dhemit Gunung Pegat. Kedadean sing krasa mokal lan

ngayawara.”(Nono,2014;73)

Terjemahan :

“Aku dan Darwati tercengang.Setengah tidak percaya jika semalam dimintai tolong

menjadi pembawa acara di alam ghaib.Ternyata Bramantya dan istrinya di jadikan

keluarga dhemit Gunung Pegat. Kejadian yang terasa tidak masuk akal dan tidak

mungkin.

Cerkak 4Tendha Sanga Wolu

Akhir cerita cerkak 4 menceritakan tokoh “aku”, mencoba masuk ke dalam tenda

misterius dengan nomor Sembilan puluh delapan. Di dalamnya terdapat dua peserta

laki-laki dan perempuan yang tidur di satu tenda tanpa rasa bersalah, mereka mengaku

kakak adik, yang sedang ketakutan, lalu tiba-tiba rasa iba menyelimuti hati tokoh

“aku”, sehingga ia yang awalnya emosi melihat keadaan tersebut tiba-tiba menjadi

kasihan lalu ikut masuk ke dalam tenda untuk menenangkan mereka. Ketika masuk

dan tertidur di sana, waktu subuh kejadian yang mengejutkan terjadi, para panitia dan

peserta kemah merasa tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Tokoh “aku”

sedang bergelantungan di antara pohon ringin, kedua tangannya terikat akar-akar

pohon ringin tersebut.Tokoh aku bercerita kepada mereka tentang tenda nomor

Sembilan puluh delapan, namun mereka hanya tercengang dengan rasa tidak

percaya,karena tenda dengan nomor Sembilan puluh delapan memang tidak pernah

ada.Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan teks sebagai berikut.

Page 13: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

42

“Wektu shubuh ngerti-ngerti aku wis dadi layatan wong sapirang –pirang.

Tanganku sraweyan karo cekelan oyot ringin catur.Bareng eling aku takon bocah

loro ning tendha sanga wolu.Kabeh padha pathing plenggong semu

gumun.”(Nono,2014:35)

Terjemahan :

“Saat shubuh tahu-tahu aku sudah menjadi bahan kerumunan banyak

orang.Tanganku terikat sambil berpegangan akar pohon ringin catur.Setelah ingat

aku bertanya tentang keberadaan dua anak di tenda Sembilan puluh

delapan.Semua kaget tercengang penuh dengan rasa tidak percaya.”

Cerkak 5Ula Memba-Memba

Bagian akhir dari cerita cerkak 5 adalah ketika ular banyu yang biasa datang

secara nyata kepada Sasmita, malam itu ular banyu datang ke dalam mimpi Sasmita,

namun tujuan kedatangan ular ini tetap sama yaitu membawa kabar bahagia kepada

Sasmita.Benar saja kedatangan ular di dalam mimpinya tersebut membawa kabar

kabahagiaan tentang anak perempuannya bernama Hapsariyang akan dilamar oleh

seorang pemuda dari Jakarta, namun pada akhirnya kebahagiaan tersebut berubah

menjadi sebuah kesedihan. Ketika keesokan harinya ularbanyu tersebut datang di

alam nyata. Ulabanyutersebut berada di atas meja makan keluarga tanpa sengaja

lampu di atas meja makan jatuh mengenai ulabanyu hingga mati. Hal ini sebagai

pertana buruk bagi keluarga Samita. Kejadian buruk yang ia alami setelah kematian

ular tersebut adalah gagalnya pernikahan Hapsari dengan pemuda dari Jakarta yang

telah melamarnya.

Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan teks sebagai berikut.

“Wengi nalika Sasmita ngimpi kaya kedadeyan nyata. Rumangsanae ana aula

banyu sing mlaku nlusur karo ngirit jejaka bagus ing mburine. Sing diparani

Putri Hapsari anake sing nembe lungguh anteng.”

(Nono,2014:147)

Terejmahan :

“Malam ketika Sasmita bermimpi seperti kejadian nyata. Dalam mimpinya

seperti ada ular banyu yang berjalan mengiringi seorang pemuda tampan di

Page 14: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

43

belakangnya.Yang dihampiri Putri Hapsarianak perempuannya yang sedang

duduk tenang.”

B. Karakter

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita.Dapat dikatakan tokoh dalam sebuah cerita

merupakan aktor dalam cerita tersebut dan penokohan adalah watak atau karakter yang

dimiliki oleh masing-masing aktor.Karakter sendiri dibagi menjadi dua yaitu karakter

mayor atau karakter utama, dan karakter minor atau karakter bawahan.

1) Klasifikasi

Klasifikasi karakter atau tokoh adalah pengelompokan tokoh-tokoh dari masing-

masing cerita dalam lima cerkak karya Nono warnono.

a. Analisis karakter utama atau mayor

Cerkak 1Malaikat Jubah putih

Tokoh Aku

Tokoh “aku” merupakan tokoh utama dalam cerkak yang berjudul Malaikat Jubah

Putih. “Aku” merupakan tokoh antagonis, yaitu tokoh yang menggambarkan karakter

seseorang yang baik. Karena kebaikannya tersebut, diceritakan tokoh “aku” selalu

mendapat bantuan secara misterius oleh makhluk misterius yang mengenakan jubah

putih ketika ia dan istri menunaikan ibadah haji ke tanah suci, sosok tersebut

dianggapnya sebagai malaikat kiriman Allah yang ditugaskan membantu segala

kesulitannya.

Cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh

Tokoh Joko Karim

Joko Karim merupakan tokoh utama dalam cerkak yang berjudul Tanggapan Ing

Cungkup Dhompoh, dalam cerkak Joko Karim digambarkan sebagai sosok yang

Page 15: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

44

penolong, suka membantu terhadap sesama, ia juga seorang yang gemar

berwirausaha, serta ulet dalam bekerja, karena keuletannya dalam bekerja serta

sifatnya yang suka menolong ia tidak bisa menolak pesanan terop yang harus

didirikan pada malam hari, dan dikatakan mendadak.

Cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

Tokoh Nono

Nono merupakan tokoh utama dalam cerkak yang berjudul Dhemit Gunung Pegat

Mantu. Nono adalah seseorang yang selain bekerja di kantoran ia juga berprofesi

sebagai MC atau pembawaacara di acara pernikahan.Terlihat pada kutipan berikut.

“Kamangka luwih salka sepuluh taun munggah panggung dadi

panatacara.”(Nono,2014:68)

Terjemahan :

“Padahal lebih dari sepuluh taun naik panggung dadi pembawa acara.”

Cerkak 4Tendha Sanga Wolu

Tokoh Aku

“Aku” merupakan tokoh utama dalam cerkak Tendha Sanga Wolu, di dalam cerita

“aku” ini berperan sebagai ketua panitia dalam kegiatan perjusami atau Perkemahan

Jumat Sabtu Minggu yang dilaksakan dalam kegiatan pramuka di tempatnya

bekerja.Terlihat pada kutipan berikut.

“Satemene aku rumangsa kabotan ketiban tugas dadi katua panitia.”

(Nono,2014:30)

Terjemahan :

“Sebenarnya aku merasa keberatan diberikan tugas sebagai kerua panitia.”

Cerkak 5Ula Memba-Memba

Tokoh Sasmita

Page 16: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

45

Sasmita merupakan tokoh utama dalam cerkak yang berjudul Ula Memba-Memba,

di dalam carita sosok Sasmita digambarkan sebagai tokoh yang sangat mencintai

semua makhluk Tuhan salah satunya adalah binatang, selain itu Sasmita adalah

seorang suami yang sabar, dan mudah mengalah.

b. Analisis karakter bawahan atau minor

Cerkak 1Malaikat Jubah putih

Istri tokoh “Aku”

Istri dari tokoh “aku” ini merupakan tokoh bawahan dalam cerkakMalaikat

Jubah Putih.Istri tokoh “Aku” ini digambarkan sebagai tokoh patuh terhadap

perintah suami, rendah hati dan lemah lembut.Istri tokoh “aku” ini selalu setia

mendampingi suami ketika melaksanakan ibadah haji, bisa dikatakan mereka

adalah pasangan yang setia karena kemana pun berdua.Terlihat pada kutipan

sebagai berikut.

“Bojoku manthuk. Banjur runtung-runtung ngajak anggota regu sing wadon

tumuju lokasi jama’ah putri.”(Nono,2014:97)

Terjemahan :

“Istriku mengangguk.Lalu mengajak anggota regu perempuan menuju lokasi

jama’ah putri.”

Cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh

Tamu Misterius

Tokoh misterius ini merupakan karakter bawahan dalam cerkak yang berjudul

Tanggapan Ing Cungkup Dhompoh, di dalam cerita tamu mestirus ini digambarkan

sebagai tokoh yang misterius, tidak diketahui namanya, dia pun juga tidak mau

Page 17: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

46

menunjukkan wajahnya dihadapan orang, bersifat agak memaksa orang lain

dengan keinginannya. Hal ini terlihat pada kutipan sebagai berikut.

“Pikirane Pak Joko kagubel maneka pitakon ngenani tamu sing diwawas

nganeh-anehi. Yagene wanci bengi kok nagnggo caping, sing adat saben

dienggo kanca tani nalika nyemplung sawah. Ketambahan etika mertamu sing

kurang genep, ketitik marak mertamu kok caping ora dicepot.”(Nono,2014:75)

Terjemahan :

“Pikirannya Pak Joko dipenuhi dengan berbagai pertanyaan mengenai tamu

yang menurutnya aneh.Mengapa malam hari kok menggunakan caping yang

biasa dipakai oleh petani saat di sawah.Ditambah dengan etika bertamu yang

kurang baik, terlihat dengan bertamu kok caping tidak dilepas.”

Cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

Darwati

Darwati adalah tokoh bawahan di cerkak yang berjudul Dhemit Gunung Pegat

Mantu, Darwati tak lain adalah istri dari tokoh Nono. Di dalam cerita Darwati

digambarkan sebagai tokoh yang menurut dan patuh kepada suami, dan

bisamenjadi penenang hati suami. Terlihat pada kutipan sabagai berikut.

“Aja gampang sujana ta, Mas. Genah njenengan ya nate dadi pranatacara jam

sepuluh bengi ngono kok. Mbiyen kae nalika resepsi ing Tuban bareng karo

wayangan sewengi natas.”(Nono,2014:69)

Terjemahan :

“Jangan mudah curiga, Mas. Dulu kamu kan juga pernah membawakan acara

pernikahan waktunya jam sepuluh malam. Dulu saat resepsi di Tuban bersamaan

dengan acara wayang semalam suntuk.”

Cerkak 4Tendha Sanga Wolu

Tokoh Bu Vivin

Bu Vivin merupakan tokoh bawahan dalam cerkakTendha Sanga Wolu, tokoh

ini berperan sebagai seksi kegiatan dalam kegiatan Perjusami.Bu Vivin

digambarkan sebagai tokoh yang cekatan, dan bertanggungjawab terhadap tugas

yang diterimanya.Terlihat pada kutipan berikut.

Page 18: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

47

“Mboten masalah Pak. Kegiyatan ingkang mboten saget mlampah sampun

dipun gantos kegiyatan lintunipun.”(Nono,2014:32)

Terjemahan :

“Tidak masalah Pak. Kegiatan yang tidak bisa berjalan diganti saja dengan

kegiatan lainnya.”

Cerkak 5Ula Memba-Memba

a) Tokoh Budiarti

Budiarti merupakan tokoh bawahan dalam cerkakUla Memba-Memba, di dalam

cerita budiarti digambarkan sebagai tokoh yang tidak mudah percaya terhadap

perkataan suaminya, namun ketika ia merasa salah maka ia adalah sosoerang yang

mudah untuk mengucapkan maaf. Terlihat pada kutipan berikut.

“Sepurane, ya, Pak. Selawase iki aku ora percaya marang kabeh kadadeyan

sing kita prangguli.Nanging saiki aku percaya marang kabeh kadadeyan mau

inangka purba wasesane Pangeran Sing Maha Kuasa.”(Nono,2014:150)

Terjemahan :

“Maaf, ya, Pak. Selama ini aku tidak percaya kepada semua kejadian yang kita

alami.Tapi sekarang aku percaya kepada semua kejadian tadi merupakan tanda

kekuasaan Tuhan.”

b) Tokoh Pak Karji

Pak Karji merupakan tokoh bawahan dalam cerkakUla memba-Memba, di

dalam cerita Pak Karji berperan sebagai seorang pembantu, yang penurut terhadap

majikan.Terlihat pada kutipan berikut.

“Pak, ngapunten, wonten rombongan tamu saking tebih”(Nono,2014:148)

Terjemahan :

“Pak, maaf, ada rombongan tamu dari jauh.”

Page 19: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

48

2) Karakterisasi

Karakterisassi adalah pengelompokan karakter atau watak yang dimiliki oleh para

tokoh dalam setiap cerita lima cerkak karya Nono Warnono.

Cerkak 1Malaikat Jubah putih

Aku

“Aku” digambarkan menjadi seseorang yang selalu mengutamakan agama,

penyabar, memiliki iman dan takwa yang kuat, dan memiliki rasa peduli terhadap

sesama yang tinggi.

Terlihat pada kutipan sebagai berikut.

“Aku sakloron trima lungguh kursi ing lobi ngiras ndedonga muga-muga Gusti

allah paring pitulungan.”(Nono,2014:96)

Terjemahan:

“Aku berdua hanya duduk di kursi lobi, sambil berdoa semoga Gusti Allah

memberi pertolongan.”

“Kanggo menehi kalodhangan jama’ah liya sing kebak ndedel antri ngibadah ing

karpet ijo, aku enggal mingsed mundur terus mandeg jumangkah ing sela-

selaning barisan.”(Nono,2014:98)

Terjemahan :

“memberikan kesempatan kepada jama’ah lain yang sudah banyak mengantri

untuk beribadah di karpet ijo, aku segera mundur lalu berhenti dan melangkah di

sela-sela barisan.”

Cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh

Joko Karim

Joko Karim digambarkan sebagai sosok yang penolong, suka membantu terhadap

sesama, ia juga seorang yang gemar berwirausaha, serta ulet dalam bekerja.

Terlihat pada kutipan berikut.

“Diceluk ngono merga saliyane profesi dadi pegawai negeri sipil, dheweke uga

nyambi dadi juragan sewan terop, utawa tarup.”(Nono,2014:74)

Page 20: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

49

Terjemahan ;

“dipanggil begitu kaarena selain berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, dia juga

menyambi menjadi juragan persewaan terop atau tarup.

Cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

Nono

Dalam cerkak 3 tokoh Nono digambarkan sebagai seseorang yang sangat

professional dalam bekerja, ia juga sangat mencintai pekerjaannya, rasa cinta tersebut

dapat dibuktikan bahwa Nono sudah menekuni pekerjaannya sebagai MC atau pembawa

acara di sebuah acara pesta selama lebih sepuluh tahun.

Terlihat pada kutipan berikut.

“Kamangka luwih saka sepuluh taun munggah panggung pranatacara, aku durung

nate mrangguli kahanan kaya sing takalami.”(Nono, 2014:68)

Terjemahan :

“Padahal lebih dari sepuluh tahun naik panggung MC, aku kok belum pernah

mengalami hal seperti ini.”

Cerkak 4Tendha Sanga Wolu

Aku

“Aku” dalam cerkak 4 digambarkan sebagai tokoh yang bijaksana, tegas, dan selalu

mengutamakan musyawarah dalam mengambil segala keputusan.

Terlihat pada kutipan berikut.

“Nadyan ati iki sejatine condhong marang musyawarah sing nengenake swasana

demokratis.”(Nono,2014:31)

Terjemahan :

“Walaupun hati ini sebenarnya lebih mengutamakan musyawarah yang

mengutamakan suasana demokratis.”

Page 21: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

50

Cerkak 5Ula Memba-Memba

Sasmita

Sasmita digambarkan sebagai tokoh yang sangat mencintai semua makhluk Tuhan

salah satunya adalah binatang, selain itu Sasmita adalah seorang suami yang sabar, dan

mudah mengalah.

Terlihat pada kutipan berikut.

“Ula kuwi ya makhluke Pangeran, Buk.Aja dipulasara gedhene nganti mati.

Mengko lak ngilang dhewe sawise karepe ketekan.”(Nono,2014:146)

Terjemahan :

“Ular itu juga makhluk Tuhan, Buk.Jangan disiksa apalagi sampai mati.Nanti juga

menghilang sendiri setelah apa yang diinginkan terlaksana.”

C. Latar

Latar atau setting adalah tempat dan waktu (di mana dan kapan) suatu cerita

terjadi.Latar sebenarnya memberikan informasi yang penting tentang keadaan

masyarakat di mana cerita itu terjadi pada waktu itu. Menurut Robert Stanton, dalam

teori fiksi, latar terdiri dari latar dekor, dan latar waktu-waktu tertentu.

1) Dekor

Latar dekor atau tempat adalah tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya sastra. Latar tempat yang diceritakan cerkak ini adalah

berbagai macam lokasi, dimana itu akan berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat

lainnya.

Analisis Dekor atau Tempat

Cerkak 1Malaikat Jubah putih

a. Bandara King Abdul Aziz

Page 22: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

51

Pada awal cerita tokoh aku menceritakan kedatangannya di bandara King Abdul

aziz.Terlihat pada kutipan berikut.

“Mudhun pesawat terbang Arabian Airlines ing bandara King Abdul Aziz terus

melbu kantor pemeriksaan imigrasi.”(Nono,2014:95)

Terjemahan :

“Turun dari pesawat terbang Arabian Airlines di bandara King Abdul Aziz lalu

masuk kantor pemeriksaan imigrasi.”

b. Kota Madinah

di kota Madinah para jama’ah haji yang baru saja datang sedang repot mencari

kopernya masing-masing.Terlihat pada kutipan berikut.

“Kurang luwih jam sanga bengi wektu Madinah, rikala umyeg padha nggoleki

dununge koper, aku malah mung ngadeg ngejejer karo nyekeli tangane bojo ing

tengah suk-sukan jama’ah.”(Nono, 2014:95)

Terjemahan :

“Kurang lebih jam Sembilan malam waktu madinah, di saat sedang ribut-

ributnya mencari keberadaan koper, aku hanya berdiri diam sambil memegangi

tangan istri di tengah kerumunan jama’ah.”

c. Hotel Ovenpick

Hotel Ovenpick adalah hotel yang digunakan para jama’ah haji untuk menginap,

selama menunaikan ibadah di kota Madinah. Terlihat pada kutipan berikut.

“mudhun saka bis ngarephotel Ovenpick, koper sing mau diangkut angkutan

barang idhep-idhep wis dadi tumpukan kaya gunung anakan ing sanding lobi

hotel.”(Nono, 2014:96)

Terjemahan :

“Turun dari bis di depan Hoten Ovenpick, koper yang tadi diangkut oleh

angkutan barang, tiba-tiba sudah menjadi tumpukan seperti gunung anakan di

dekat lobi hotel.”

d. Masjid Nabawi

Page 23: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

52

Di masjid Nabawi para jama’ah haji, melakukan sholat Arba’in, dan melakukan

beberapa wisata religi.Terlihat pada kutipan berikut.

“Genep patangpuluh raka’at sholat arba’in ing masjid Nabawilan wisata religi

ing maneka papan sing dibiji nduweni sejarah perkembangan

islam.(Nono,2014:98)

Terjemahan :

“Genap empat puluh raka’at sholat arba’in di masjid Nabawi dan wisata religi

dibeberapa tempat yang dinilai memiliki sejarah perkembangan islam.”

e. Masjid Bir Ali

Di masjid Bir ali tokoh “aku” dan para jama’ah haji melaksanan sholat sunah

sebagai miqat umrah wajib. Terlihat pada kutiban berikut.

“Rampung sholating masjid Bir Ali kadidene miqat umrah wajib, kabeh padha

nindakake ora ana sing absen.”(Nono,2014:98)

Terjemahan :

“Selesai sholat di masjid Bir Aliseperti miqat umrah wajib, semua melaksanakan

tidak ada yang absen.”

f. Hotel Bendaut

Hotel Bendaut merupakan tempat yang digunakan tokoh aku dan para jama’ah

haji menginap selama melaksanakan ibadah di kota mekah.Terlihat pada kutipan

berikut.

“Saka kadohan katon pucuk jam raksasa ijo ing ndhuwur hotel Bendaut

wewengkon Masjidil Haram Mekah.”(Nono,2014:100)

Terjemahan :

“Dari kejauhan terlihat pucuk jam raksasa hijau di atas hotel Bendaut di daerah

Masjidil Haram Mekah.”

g. Masjidil Haram

Di lingkungan Masjidil Haram, aku dan para jama’ah haji meneruskan ibadah

umrah.Terlihat pada kutipan berikut.

Page 24: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

53

“Lumantar bis Sparco minangka kendharaan jemputan, jama’ah sida neruske

ibadah umroh ing lingkungan Masjidil Haram.” (Nono,2014:100)

Terjemahan :

“Dengan bis Sparco sebagai kendaraan jemputan, jama’ah melanjutkan ibadah

umrah di lingkungan Masjidil haram”

h. Ka’bah

Di Ka’bah, “aku” dan para jama’ah haji melanjutkan ibadah, memutari ka’bah

tujuh kali. Terlihat seperti kutipan berikurt.

“Manyukbangunan Ka’bah, ndadak padha akeh sing kami tenggengen.

”(Nono,2014:100)

Terjemahan :

“Baru datang di bangunan ka’bah, secara tiba-tiba banyak yang kagum.”

Cerkak 2 Tanggapan Ing cungkup dhompoh

a. Di depan pintu pagar

Di depan pintu pagar rumah Joko Karim tamu misterius tersebut, datang

bermaksud ingin menyewa terop. Terlihat dalam kutipan berikut.

“Enggal menyat saka lungguhan terus bukak lawang pager. Sawise diprepegi

tamu sing anyar katon mau tetep ngadeg nggejejer ana ing ngarep lawang

pager.”(Nono,2014:75)

Terjemahan :

“Segera berdiri dari tempat duduk lalu membuka pintu pagar. Setelah ditemui

tamu yang baru dilihat tadi tetap berdiri di depan pintu pagar.”

b. Sepanjang jalan

Sepanjang jalan menuju rumah tamu yang menyewa terop, pak Joko merasakan

keanehan karena jalannya terasa sepi tak ada satupun orang yang terlihat. Terlihat

pada kutipan berikut.

“Sadalan-dalaning diliwati kahanan tansaya sepi. Anehe ora papagan wong

siji-sijia.”(Nono,2014:76)

Page 25: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

54

Terjemahan :

“Sepanjang jalan yang diliwati keadaan semakin sepi.Anehnya tidak bertemu

dengan orang satupun.”

c. Di rumah tamu misterius

Setelahmelewati jalan yang cukup jauh, sampailah Joko Karim di rumah tamu

misterius tersebut. Hal itu terlihat pada kutipan berikut.

“Tekan omah sing katon gedhe magrong-magrong warna putih kanthi lampu

sing pathing klencar.”(Nono,2014:77)

Terjemahan :

“Sampai rumah yang terlihat besar dan mewah, warna putih dengan dihiasi

lampu berkelip-kelip.”

d. Di halaman rumah

Terop yang telah dipesan dipasang oleh pegawai Pak Joko di halaman rumah

tamu misterius tersebut. Hal itu terlihat pada kutipan beriku.

“Suwe-suwe Pak joko ora maelu kahanan apa sing lumaku ing jero kono. Sing

baku dheweke aba pekerja sing iwut ngedhunke terop terus masang ana ing

plataran ngarep omah.”(Nono,2014:77)

Terjemahan :

“lama-lama Pak Joko tidak memperdulikan keadaan apa yang terjadi di dalam

sana. Yang penting dia menyuruh pekerja yang sibuk menurunkan terop lalu

dipasang di halaman rumah.”

e. Kursi Dhampar Kencana

Setelah pengantin ditemukan lalu duduk di kursi gadhing dhampar kencana,

untuk diperlihatkan kepada para tamu.Terlihat pada kutipan berikut.

“Mantene wis lungguh ana ing kursi dhampar kencana, adicara resepsi

kawiwitan.”(Nono,2014:78)

Terjemahan :

“Pengantinnya sudah duduk di kursi gadhing dhampar kencana, acara resepsi

dimulai.”

f. Kamar Ganti Busana

Page 26: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

55

Saat acara kirab pengantin berdua berganti busana di kamar ganti

busana.Terlihat pada kutioan berikut.

“Aba pranata adicara ngacarani murih pengantin sarimbit mlebu kamar

busana saperlu ganti penganggo.(Nono,2014:79)

Terjemahan :

“Perintah dari penata acara lalu pengantin berdua masuk kamar ganti untuk ganti

busana.

Cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

a. Di Depan Rumah

Tepat di depan rumah mobil jemputan datang menjemput Nono menuju

lokasi resepsi pernikahan. Terlihat pada kutipan berikut.

“Ora suwe ana kijang ijo lumut mandheg ing ngarep omah.”

(Nono,2014:69)

Terjemahan :

“Tidak lama ada mobil kijang hijau tua berhenti di depan.”

b. Ruang rias

Ditempat khusus rias, Nono mempersiapkan diri dengan berdandan dan

ganti busana.Terlihat pada kutipan berikut.

“Ora gantalan suwe aku dipapanake ing panggonan papan mligi

paes.”(Nono,2014:70)

Terjemahan :

“Tidak lama kemudian aku ditempatkan di sebuah tempat khusus untuk

rias.”

c. Rumah

Setelah mengikuti acara resepsi pernikahan, Nono pulang ke rumah dengan

diantar oleh mobil kijang hijau tua lagi.Terlihat pada kutipan berikut.

Page 27: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

56

“Tekan omah sing ngeterake enggal bali. Manyuk lawang pager Darwati

wis mbukak lawang omah.”(Nono,2014:72)

Terjemahan :

“Sampai rumah yang mengantar langsung pulang.Baru saja sampai pagar

ternyata Darwati sudah membukakan pintu rumah.”

d. Pertigaan Gunung Pegat

Keesokan harinya Nono dan istrinya mendatangi pertigaan Gunung Pegat

untuk mencari lokasi resepsi pernikahan semalam. Hal ini terlihat pada kutipan

berikut.

“Sing takjujug dalan pertelon gunung pegat menggok ngulon.”

(Nono,2014:73)

Terjemahan :

“Aku langsung ke jalan pertigaan gunung pegat belok ke barat.”

e. Jalan Gunung Pegat

Kecelakaan yang terjadi di jalan gunung pegat seminggu yang lalu, yang

menyebabkan banyak korban meninggal dunia.Terlihat padakutipan berikut.

“Jum’at kepengker teng radosan Gunung pegat ngriku wonten kecelakaan.

Rombongan nganten keluarga saking Gudo Jombang. Kathah sing pejah

sanalika.”(Nono,2014:73)

Terjemahan :

“Jum’at lalu di jalan Gunung Pegat situ ada kecelakaan. Rombongan

pengantin keluarga dari Gudo Jombang.Banyak yang meninggal seketika.”

Cerkak 4Tendha Sanga Wolu

a. Ringin Catur

Kegiatan perjusami dilaksanakan di tempat perkemahan Ringin Catur, di mana

tempat tersebut dipercaya angker.Terlihat pada kutipan berikut.

Page 28: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

57

“Sidane Perjusami dianakake ing bumi perkemahan Ringin Catur kanthi

panyengkuyung kabeh panitia.”(Nono,2014;31)

Terjemahan :

“Jadinya Perjusami diadakan di tempat perkemahan Ringin Catur dengan

dukungan para panitia.

b. Di bawah pohon ringin

Anggota pramuka yang hilang menghebohkan, ditemukan pagi harinya tertidur

di bawah pohon ringin yang dipercaya angker itu. Hal ini terlihat pada kutipan

berikut.

“Jebul anggota penggalang sing akhire dingerteni jenenge Marpu’ah, esuk

kuwi lagi turu angler ing sela-selaning wit ringin gedhe ngrembuyung.”

(Nono,2014:33)

Terjemahan :

“Ternyata anggota penggalang yang akhirnya diketahui namanya Marpu’ah,

pagi itu sedang tidur nyenyak di sela-sela pohon ringin besar yang lebat.”

c. Sebelah selatan tenda sembilan puluh tujuh

Tokoh aku kaget ketiga ada tenda setelah tenda sembilan puluh tujuh yang

berada tepat di selatannya. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.

“Cedhak ringin kidule tendha sangangpuluh pitu aku njenggirat

kaget.”(Nono,2104:34)

Terjemahan :

“Di dekat pohon ringin selatannya tenda sembilan puluh tujuh aku terkejut

kaget.”

Cerkak 5Ula Memba-Memba

a. Di kantor perusahaan

Kejadian misteri juga sering dialami Sasmita di kantor perusahaan miliknya. Hal

ini terlihat pada kutipan berikut.

Page 29: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

58

“kapitayane saya manteb ngenani ula banyu sing ajeg ngaton ing wektu-wektu

mligi, tinengeran maneh kanthi anane kedadeyan misteri ing kantor

perusahaan.”(Nono,2014:145)

Terjemahan :

“Kepercayaannya semakin kuat mengenai ular banyu yang pasti terlihat pada

waktu-waktu tertentu, ditandai dengan adanya kejadian misteri di kantor

perusahaan.

b. Di bawah meja

Ular yang sering menampakkan diri, tiba-tiba muncul di bawah meja security.

Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Nalika semana salah sawijining security sing jaga kantor mrangguli ula banyu

ing ngisor meja banjur dipateni lan dibuwang semprung ing pawuhan.”

(Nono,2014:145)

Terjemahan :

“Ketika itu salah satu security yang menjaga kantor menemui ular banyu di

bawah meja lalu di bunuh dan dibuang di tempat sampah.”

c. Ruang tamu

Tamu yang datang dari Jakarta sejumlah duapuluh lima orang dipersilahkan

duduk di ruang tamu. Terlihat kutipan berikut.

“Untunge ruang tamune jembar lan meja kursi cukup kanggo wong

selawe.”(Nono,2014:149)

Terjemahan :

“Untungnya ruang tamunya luas dan meja kursi cukup untuk duapuluh lima

orang.”

d. Diatas meja makan

Ketika di rumah ular misterius tersebut juga sering menampakan diri, ular

tersebut sering menampakan diri di atas meja makan.Hal ini terlihat pada kutipan

berikut.

Page 30: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

59

“Nalika ing ngomah bojone jerit-jerit krana ing dhuwur meja makan ana aula

banyu gedhe mlungker,”(Nono,2014:146)

Terjemahan :

“Ketika di rumah istrinya berteriak karena si atas meja makan ada ular banyu

yang besar yang sedang melingkar,”

e. Jakarta

Lelaki yang melamar anak Sasmita adalah kenalannya saat kuliah di Jakarta. Hal

ini terlihat pada kutipan berikut.

“jebul bocah lanang sing dirembug mau tepungane Hapsari nalika kuliah ing

Jakarta.”(Nono,2014:149)

Terjemahan :

“Ternyata laki-laki yang di bahas tadi adalah kenalannya Hapsari ketika kuliah

di Jakarta”.

2) Latar waktu

Latar waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu

terjadi.

Analisis Latar waktu

Cerkak 1Malaikat Jubah putih

a. Jam 9 malam

Kurang lebih jam 9 waktu Madinah aku dan para jama’ah haji baru saja

datang dari Indonesia.Terlihat pada kutipan berikut.

“Kurang luwih jam sanga bengi wektu Madinah, rikala umyeg padha

nggoleki dununge koper, aku malah mung ngadeg ngejejer karo nyekeli

tangane bojo ing tengah suk-sukan jama’ah.”(Nono, 2014:95)

Terjemahan :

“Kurang lebih jam Sembilan malam waktu madinah, di saat sedang rebut-

ributnya mencari keberadaan koper, aku hanya berdiri diam sambil

memegangi tangan istri di tengah kerumunan jama’ah.”

Page 31: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

60

Cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh

a. Jam 8 malam

Jam 8 malam Pak Joko Karim sedang bersantai sambil membaca buku dan

majalah kesukaannya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Wengi kuwi ngancik jam wolu. Pak Joko nembe ngenggar-enggar ati

sinambi maca buku lan majalah kelangenane.(Nono,2014:74)

Terjemahan :

“Malam itu pukul delapan malam, Pak Joko sedang bersantai sambil

membaca buku dan majalah kesukaannya.“

b. Esuk hari

Esuk hari setelah resepsi pernikahan, Pak Joko dibangunkan oleh seseorang

yang kebetulan lewat di tempat itu. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Ngancik wayah esuk sunare srengenge katon sumambirat padhang

nroiobos gegodhongan.Swara manuk-manuk pathing cruet mapag tekane

esuk.Wayah ketiga dawa wong-wong dhusun padha budhal menyang

sawah. Pak Joko lagi tangi nalika digugah salah sawijine pawongan sing

kebeneran liwat.”(Nono,2014:80)

Terjemahan :

“Memasuki waktu pagisinar mentari terlihat menyinari daun-daun.Suara

burung-burung berkicau menjemput datangnya pagi.Saat kemarau panjang

orang dusun pergi ke sawah bersama-sama.Pak Joko baru terbangun ketika

dibangunkan oleh salah seseorang yang kebetulan lewat.”

c. Malem Jum’at legi

Tepat malam Jum’at Legi tamu misterius tersebut menyewa terop, untuk

pernikahan anaknya, hal ini dirasa aneh oleh Pak Joko karim.Terlihatpada

kutipan berikut.

“Pak Joko kelingan yen wengi iki malem Jum’at legi.”(Nono,2014;77)

Page 32: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

61

Terjemahan :

“Pak Joko teringan, jika mala mini adaalah malam jum’at legi.”

d. Hampir jam dua

Pak Joko merasa semakin aneh, ketika melihat kea rah jarum jam yang

menunjukkan waktu hampir jam dua pagi, karena baru kali ini acara pesta

pernikahan sampai hampir pagi belum selesai. Hal ini terlihat pada kutipan

berikut.

“Pandom cendhak wis cedhak angka loro.Terus tumungkul ngenam

lamunan. Lagi sepisan iku nemoni mantenan nganti ngancik parak

esuk.”(Nono,2014:79)

Terjemahan :

“Jarum jam sudah menunjukkan dekat dengan angka dua. Lalu timbul

berbagai pertanyaan. Baru kali ini menemui mantenan sampai waktu

hampir pagi.”

e. Jam setengah tiga

Pernikahan yang dianggap aneh tersebut, akhirnya selesai pada pukul

setengah tiga pagi. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Ndungkap jam setengah telu acara lagi paripurna.”(Nono.2014:79)

Terjemahan :

“sampai jam setengah tiga acara baru selesai.”

f. Jam tiga pagi

Jam tiga pagi rumah tamu misterius tersebut masih terlihat ada beberapa

orang yang berlalu-lalang. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Pranyata ngancik jam telu esuk. Kahanan njaba katon isih peteng. Tamu-

tamu wis ora ana. Kari katon semliwere pawongan mligi sing kapatah

rewang mrantasi kabeh panggawean”(Nono,2014:80)

Page 33: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

62

Terjemahan :

“Nyatanya sampai jam tiga pagi. Keadaan luar masih terlihat gelap.Tamu-

tamu sudah tidaki ada.Tersisa lalu-lalang orang-orang khusus yang

ditugaskan untuk membantu menyelesaikan semua pekerjaan.”

Cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

a. Malam hari

Malam hari, saat Nono merasakan kegelisahan yang sangat dahsyat

mengenai jobnya malam itu yang dirasa aneh. Hal ini terlihat pada kutipan

berikut.

“Wengi iki beda karo adate. Ati tidha-tidha.Awak sakojur krasa

gemeter.Ana rasa aneh rumasuk.”(Nono,2014:68)

Terjemahan :

“Malam ini berbeda dengan biasanya.Hati terasa tidak tenang.Seluruh

tubuh terasa gemetar.Ada rasa aneh masuk.

b. Sasi Sura

Pesta pernikahan tempatnya bekerja dilaksanakan pada bulan sura hal itu

dirasakan Nono aneh. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Milih sasi sura pisan. Ah! Kaya ana sing ora beres.”(Nono,2014:69)

Terjemahan :

“Pilih bulan sura juga. Ah! Seperti ada yang tidak beres.”

c. Jam sepuluh bengi

Resepsi pernikahan yang dilaksanakan pada pukul sepuluh malam,

membuat Nono semakin berfikir negative.Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Dhik rasane kok nganeh-anehi. Resepsi jam sepuluh bengi.”

(Nono.2014:69)

Page 34: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

63

Terjemahan :

“Dhik rasanya kok aneh. Resepsi jam sepuluh malam.”

d. Subuh

Sepulang dari resepsi pernikahan, sampai rumah Nono sekitar shubuh. Hal

ini terlihat pada kutipan berikut.

“Saka kadohan keprungu swara adzan subuh.”(Nono,2014:72)

Terjemahan :

“Dari kejauhan terdengar suara adzan subuh.”

e. Siang Hari

Karena di rundung rasa penasaran, siang harinya Nono dan istrinya Darwati

pergi ke tempat tinggal Pak Dibyo. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Ora sranta awan iku uga aku ngajak Darwati nglacak papan dununge

Pak Dibyo.”(Nono,2014:73)

Terjemahan :

“Siang harinya itu juga,aku mengajak Darwati melacak tempat tinggal Pak

Dibyo.”

Cerkak 4Tendha Sanga Wolu

a. Jumat sore

Acara pembukaan Perjusami dilaksanakan pada hari Jum’at

sore.Terlihat pada kutipan berikut.

“Jumat sore bocah-bocah kanthi seragam pramuka lengkap kanthi

umur-umuran penggalang.wis padha teka ndlidir lan banjur sengkud

adeg tendha manut kaplingan sing wis ditata panitia sedina

sdurunge.”(Nono,2014:31)

Page 35: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

64

Terjemahan :

“Jumat sore anak-anak dengan seragam pramuka lengkap dengan umur-

umuran penggalang , sudah pada datang lalu mendirikan tenda sesuai

tempat yang ditentukan oleh panitia.

b. Malam hari

Sebagian kegiatan Perjusami dilakukan pada waktu malam hari.Terlihat

pada kutipan berikut.

“Bocah-bocah sing wis siap ngrampungke kegiyatan bengi, malih

buyar semburat nuju tendhane dhewe-dhewe.“(Nono,2014:32)

Terjemahan :

“Anak-anak yang siap menyelesaikan kegiatan malam, jadi bubar

tersebar menuju tendanya masing-masing.”

c. Tengah malam

Kehebohan akan hilangnya salah satu anggota pramuka, membuat ribut

tengah malam. Terlihat pada kutipan berikut.

“Tengah wengi nalika kabeh peserta wis padha turu angler,

dumadakan ana swara umyeg rame ing tenda putri nomer kode

DD.”(Nono,2014:33)

Terjemahan :

“Tengah malam saat semua peserta sudah pada tidur pulas, tiba-tiba ada

suara ribut di tenda putri dengan nomor kode DD.”

d. Pagi hari

Anggota yang hilang ditemukan pagi harinya di bawah pohon beringin.

Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Esuke ana kedadeyan rame ing ngisor wit ringin.”(Nono,2014:33)

Terjemahan :

Page 36: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

65

“Pagi harinya ada kejadian ramai di bawah pohon beringin.”

e. Shubuh

Masuk waktu shubuh suasana di perkemahan menjadi hebih, ketika

“Aku” ditemukan sedang bergelantungan di pohon beringin yang dipercaya

angker. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Waktu shubuh ngerti-ngerti aku dadi layatan wong sapirang-

pirang.”(Nono,2014:35)

Terjemahan :

“Waktu shubuh tahu-tahu aku menjadi bahan rumunan orang banyak.”

D. Tema

Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman

manusia sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Tema merupakan

aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia, sesuatu yang

menjadikan suatu pengalaman begitu diingat.Berdasarkan analisis yang telah

dilakukan, tema yang diangkat oleh pengarang pada keseluruhan cerita kelima

cerkaknya adalah pengalaman misteri yang dialami oleh seorang tokoh yang berperan

di dalam cerita.Dengan tema tersebut dapat diketahui bahwa di sekitar kita masih

banyak sekali kejadian misteri, terutama pada kehidupan masyarakat Jawa yang

memang masih kental terhadap keberadaan kehidupan dunia mistik.

Kelima cerkak ini ditulis dalam satu buku menjadi sebuah kumpulan atau disebut

antologi, yang diterbitkan pada tahun 2014, di tahun yang sudah hampir

ditenggelamkan oleh globalisasi dan modernisasi, namun nyatanya tema misteri masih

digunakan, hal ini membuktikan bahwa tema misteri, mistik masih sangat eksis seiring

berjalannya waktu dan generasi.

Page 37: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

66

cerkak 1 tema misteri yang ada, dibalut dengan tema keagamaan di dalamnya, jadi

pada cerkak Malaikat Jubah putih ini dapat dikatakan menggunakan tema misteri

keagamaan. Diceritakan perjalanan haji tokoh aku yang penuh dengan kejadian

misteri, adanya sosok jubah putih yang selalu datang membantu saat “aku” dan istrinya

mengalami kesulitan. Siapa sosok jubah putih serta kedatangan dan kepergian sosok

jubah putih tersebut yang menjadi misteri dalam cerkak 1 ini. Hal tersebut dapat dilihat

pada kutipan teks sebagai beirkut.

“Aku kaget nalika idhep-idhep kaya ana pawongan jubah putih nggotong koper

loro kanthi tenger banner foto lan tali hasdhuk pramuka. Ora samar genah kuwi

koperku wong sakloron. Embuh sapa sing ngakon aku dhewe banjur mlaku nuju

jemputan bis tumuju hotel. Ndilalah pawongan jubah putih mau terus nggotong

koper loro ngetut nyedhaki bis lan angkutan barang. Bareng ditampani petugas

diunggahake kendharaan khusus angkutan barang, pawongan jubah putih ndadak

gelis ilangkumeplas kaya mabur ngakasa diuntal petenge wengi.”(Nono,2014:95)

Terjemahan :

“Aku kaget ketika tiba-tiba seperti ada sosok jubah putih yang membawa dua

koper, dengan tanda banner foto dan tali hasduk pramuka. Tidak ragu lagi, jelas itu

koperku berdua. Entah siapa yang menyuruh aku sendiri lalu berjalanan menuju

jemputan bis menuju hotel. Kebetulan sosok jubah putih tadi terus membawa dua

koper tersebut berjalanan mengikuti, mendekati bis dan angkutan barang. Setelah

diterima oleh petugas dinaikkan kendaraan khusus angkutan barang, sosok jubah

putih tiba-tiba hilang seperti terbang dimakan gelapnya malam.”

Pada cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh, bertemakan misteri bercerita tentang

pengalaman misteri yang dialami oleh seorang tokoh yang bernama Joko Karim atau

juga dipanggil Joko Tarub, karena profesinya selain sebagi pegawai negeri sipil ia

juga memiliki persewaan tarup atau terop. Dalam cerita cerkak 2 ini diceritakan Joko

Karim di datangi seorang tamu msiterius yang ingin menyewa tarupnya malam itu

juga untuk acara resepsi pernikahan anaknya. Hal ini yang dianggap Joko karim aneh

dan msiterius orang memesan terop secara mendadak dan orang tersebut memiliki

hajat pada saat bulan sura.Hal tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan teks sebagai

berikut.

Page 38: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

67

“Krungu tembunge tamu sing durung ditakoni jeneng lan papan panggonane

kuwi, sepisan maneh Pak Joko njomblak. Adat saben wong yen arep duwe gawe

pesen terop adoh sakdurunge dina dhenge gawe. Anehe wong iki pesen ndadak

kanggo acara bengine.”(Nono,2014:74)

Terjemahan :

“Mendengar ucapan tamu yang belum diketahui nama dan tempat tinggalnya itu

sekali lagi Pak Joko terkejut. Biasanya setiap orang yang akan memiliki hajat

pesen terop jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaan. Anehnya orang ini pesan

mendadak untuk acara malam itu juga.”

Pada cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu bertemakan misteri yaitu pengalaman

misteri yang dialami oleh seorang tokoh yang bernama Nono berprofesi sebagai MC

(Master Of Ceremony)atau pembawa acara dalam sebuah pesta. Malam itu Nono

diundang untuk memandu sebuah acara pesta pernikahan di dekat Gunung Pegat.

Mulai dari awal acara hingga akhir acara banyak hal aneh yang ia saksikan di sana,

keesokan harinya ketika ia pulang oleh tuan rumah ia diberikan bingkisan misterius,

sesampainya di rumah bingkisan tersebut dibuka oleh istrinya, ternyata isi dari

bingkisan tersebut adalah benda-benda yang menakutkan, karena penasaran akhirnya

ia dan istrinya menelusuri alamat tempatnya memandu acara semalam dan benar saja

di sana rupanya tidak ada orang punyahajat semalam, ternyata semalam ia telah

memandu peseta pernikahan yang diadakan oleh dhemit penunggu Gunung Pegat.Hal

tersebut dapat dibuktikan melalui kutipan teks sebagai berikut.

“Aku karo Darwati pating plenggong.Setengah ora percaya yen mau bengi disraya

dadi panatacara ing alaming lelembut. Jebul Bramantya karo sing wadon

dipahargya dadi keluarga dhemit Gunung Pegat. Kadadeyan sing krasa mokal lan

ngayawara.”(Nono, 2014:73)

Terjemahan :

“Aku dan Darwati tercengang setengah tidak percaya semalam dimintai tolong

untuk menjadi pembawa acara di alam lelembut.Ternyata Bramantya dan yang

perempuan dijadikan keluarga penguasa yang menguasai lelembut Gunung

pegat.Kejadian yang terasa tidak masuk akal.”

Pada cerkak 4 Tendha Sanga Wolubertemakan misteri yaitu pengalaman misteri

yang dialami oleh tokoh “Aku” yang diajadikan ketua panitia pada kegiatan perjusami

Page 39: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

68

atau perkemahan Jum’at Sabtu Minggu. Berdasarkan musyawarah tempat yang akan

digunakan untuk kegiatan tersebut adalah bumi perkemahan Ringin Catur, banyak

yang bilang bahwa tempat tersebut angker. Benar adanya ketika kegiatan perjusami

dilaksanakan banyak sekali terjadi kejadian-kejadian aneh dan menakutkan yang

menimpa peserta bahkan dialami sendiri oleh tokoh “Aku” ini.Tenda peserta yang

awalnya hanya ada sembilan puluh tujuh tiba-tiba bertambah menjadi sembilan puluh

delapan, tenda tersebut bertambah dengan misterius.Hal tersebut dapat dibuktikan

melalui kutipan teks sebagai berikut.

“Cedhak ringin kidule tendha sangangpuluh pitu aku njenggirat kaget.Lha kok

sakidule ana tendha maneh kanthi nomor sangangpuluh wolu. Saelingku nalika

maca gunggunge peserta sing dicathet ing secretariat kok mung sangangpuluh pitu

tendha putra lan sangangpuluh lima tendha putri.”(Nono,2014:34)

Terjemahan :

“Dekat ringin sebelah selatan tenda nomor Sembilan puluh tujuh aku terkejut. Kok

sebelah selatannya ada tenda lagi dengan nomor sembilan puluh delapan.

Seingatku ketika membaca jumlah peserta yang ditulis disekretariat kok hanya

Sembilan puluh tujuh tenda putra dan Sembilan puluh lima tenda putri.”

Pada cerkak 5Ula Memba-Membabertemakan misteri yaitu pengalaman misteri

yang dialami oleh seorang tokoh yang bernama Sasmita. Pengalaman misteri ini

dialaminya dalam sepanjang hidupnya, kedatangan seekor ular seperti menjadi sebuah

pertanda bahwa akan datang keburuntungan kepadanya. Hal tersebut juga diungkapan

oleh seorang paranormal, bahwa sebenarnya Sasmita ini memiliki saudara dari alam

ghaib yang berwujud ular. Yang menjadi pantangan bagi Sasmita adalah membunuh

ular tersebut jika ular tersbut dibunuh maka keberuntungan yang akan datang

menghampirinya akan berubah menjadi mala petaka. Hal tersebut dapat dibuktikan

melalui kutipan teks sebagai berikut.

“Ing sawijining kalodhangan, nalika Sasmita wawan pangandikan karo salah

saiwjining paranormal dheweke nate diramal garis nasibe. Diarani duwe dulur

Page 40: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

69

sinarawadi sing ora wujud bangsa manungsa. Nanging wujud ula banyu sing setya

ngancani uripe.”(Nono,2014:147)

Terjemahan :

“Di sebuah kesempatan, ketika Sasmita mengobrol dengan salah seorang

paranormal dia pernah diramal garis nasibnya. Dikatakan mempunyai saudara

yang bukan berwujud bangsa manusia.Tapi berwujud ular banyu yang selalu setia

menemani hidupnya.”

E. Sarana Sastra

a. Judul

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, secara keseluruhan judul dalam

kelima cerkak karya Nono Warnono relevan dengan cerita yang ada di

dalamnya.Tidak ada penyimpangan judul terhadap isinya. Baru Membaca kelima

judul cerkak ketika kita dengan mudah mengetahui apa pokok permasalahan yang

disajikan dalam cerita tersebut.

1. Malaikat Jubah Putih (Nono,2014, Hal. 95-103)

Malaikat Jubah Putihmerupakan salah satu judul cerkak dalam penelitian

ini.Diceritakan pengalaman seorang tokoh “Aku” yang sedang pergi beribadah

haji bersama istrinya ke tanah suci, di sana setiap mereka menemui sebuah

kesulitan pasti sosok jubah putih akan datang dengan misterius untuk

membantunya. Bantuan sosok misterius berjubah putih ini membuat ibadah

yang ia laksanakan menjadi lancar, anehnya setiap selesai memberikan bantuan

sosok tersebut lalu hilang secara tiba-tiba sama seperti saat ia mendatanginya,

maka dari itu tokoh “Aku” ini menyebutnya sebagai malaikat yang dikirimkan

oleh Tuhan untuk membantunya.

2. Tanggapan Ing Cungkup Dhompoh (Nono, 2014, hal.74-81)

Page 41: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

70

Tanggapan Ing Cungkup Dhompohmerupakan cerkak yang menceritakan

tentang pengalaman misteri yang dialami oleh seorang tokoh yang bernama

Joko Karim atau juga dipanggil Joko Tarub, karena profesinya selain sebagai

pegawai negeri sipil ia juga memiliki persewaan tarup atau terop. Dalam cerita

cerkak 2 ini diceritakan Joko Karim di datangi seorang tamu msiterius yang

ingin menyewa tarupnya malam itu juga untuk acara resepsi pernikahan

anaknya.Hal ini yang dianggap Joko karim aneh dan msiterius orang memesan

terop secara mendadak dan orang tersebut memiliki hajat pada saat bualn sura.

3. Dhemit Gunung Pegat Mantu (Nono, 2014: Hal. 68-73)

Dhemit Gunung Pegat Mantu menceritakan tentangpengalaman misteri yang

dialami oleh seorang tokoh yang bernama Nono berprofesi sebagai MC

(Master Of Ceremony) atau pembawa acara dalam sebuah pesta. Malam itu

Nono diundang untuk memandu sebuah acara pesta pernikahan di dekat

Gunung Pegat. Mulai dari awal acara hingga akhir banyak hal aneh yang ia

saksikan di sana, keesokan harinya ketika ia pulang oleh tuan rumah ia

diberikan bingkisan misterius, sesampainya di rumah bingkisan tersebut dibuka

oleh istrinya, ternyata isi dari bingkisan tersebut adalah benda-benda yang

menakutkan, karena penasaran akhirnya ia dan istrinya menelusuri alamat

tempatnya memandu acara semalam dan benar saja di sana rupanya tidak ada

orang punyahajat semalam, ternyata semalam ia telah memandu pesta

pernikahan yang diadakan oleh dhemit penunggu Gunung Pegat.

4. Tendha Sanga Wolu(Nono, 2014: Hal. 30-35)

Tendha Sanga Wolupengalaman misteri yang dialami oleh tokoh “Aku”

yang diajadikan ketua panitia pada kegiatan perjusami atau perkemahan Jum’at

Sabtu Minggu. Berdasarkan musyawarah tempat yang akan digunakan untuk

Page 42: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

71

kegiatan tersebut adalah bumi perkemahan Ringin Catur, banyak yang bilang

bahwa tempat tersebut angker. Benar adanya ketika kegiatan perjusami

dilaksanakan banyak sekali terjadai kejadian-kejadian aneh dan menakutkan

ynga menimpa peserta bahkan dialami sendiri oleh tokoh “Aku” ini.Tenda

peserta yang awalnya hanya ada Sembilan puluh tujuh tiba-tiba bertambah

menjadi Sembilan puluh delapan, tenda tersebut bertambah dengan misterius.

5. Ula Memba-Memba (Nono, 2014, Hal. 144-150)

Ula Memba-Memba menceritakan pengalaman misteri yang dialami oleh

seorang tokoh yang bernama Sasmita. Cerita misteri ini dialaminya dalam

sepanjang hidupnya, kedatangan seekor ular seperti menjadi sebuah bahwa akan

datang keburuntungan kepadanya. Hal tersebut juga diungkapan oleh seorang

paranormal, bahwa sebenarnya Sasmita ini memiliki saudara dari alam ghaib

yang berwujud ular. Yang menjadi pantangan bagi Sasmita adalah membunuh

ular tersebut jika ular tersebut dibunuh maka keberuntungan yang tadinya akan

datang menghampirinya berubah menjadi malapetaka

b. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang dalam

menyampaikan isi cerita, tokoh tindakan, latar, dan berbagai urutan peristiwa

dalam cerita fiksi.

Analisis sudut pandang pada cerkak 1Malaikat Jubah putih

Cerkakini menggunakan sudut pandang orang pertama, dimana tokoh yang

digunakan adalah “aku”, menceritakan kisah yang dialaminya sendiri.Terdapat

dalam kutipan berikut.

Page 43: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

72

“Aku kaget nalika idhep-idhep kaya ana pawongan jubah putih nggotong koper

loro kanthi tenger banner foto lan tali hasdhuk pramuka. Ora samar genah

kuwi koperku wong sakloron. Embuh sapa sing ngakon aku dhewe banjur mlaku

nuju jemputan bis tumuju hotel.”(Nono,2014;95)

Terjemahan

“Aku kaget ketika tiba-tiba seperti ada sosok jubah putih yang membawa dua

koper, dengan tanda banner foto dan tali hasduk pramuka.Tidak ragu lagi, jelas

itu koperku berdua. Entah siapa yang menyuruh aku sendiri lalu berjalanan

menuju jemputan bis menuju hotel.

Analisis sudut pandang cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh

Cerkakini pengarang menggunakan sudut pandang orang kedua, di mana

pengarang menceritakan pengalaman orang lain, yang di dalam cerita disebut

dengan tokoh yang bernama Joko karim.Terlihat pada kutipan berikut.

”Jenenge Joko Karim.Wong-wong yen ngundang utawa nyeluk dheweke Joko

Tarup.Diceluk ngno merga saliyane profesi dadi pegawai negeri sipil, dheweke

uga nyambi dadi juragan sewan terop utawa tarup.”(Nono,2014:74)

Terjemahan :

“Namanya Joko Karim. Banyak orang memanggilnya Joko Tarup.Dipanggil

begitu karena selain berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, ia juga menjadi

juragan persewaan terop.”

Analisis sudut pandang cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

Cerkak ini menggunakan sudut pandang orang pertama, karena tokoh yang

digunakan adalah “aku”, menceritakan kisah yang dialaminya sendiri.Terdapat

dalam kutipan berikut.

“Mudhun saka mobil aku kamitenggengen.Sasuwene dadi pranatacara manten,

nembe iki mrangguli kahanan ngedab-edabi.”(Nono,2014:70)

Terjemahan :

“Turun dari mobil aku terkejut. Selama menjadi pembawa acara pengantin.

Baru ini menemui keadaan yang mengagumkan.”

Analisis sudut pandang cerkak 4Tendha Sanga Wolu

Page 44: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

73

Cerkak ini menggunakan sudut pandang orang pertama, dimana tokoh yang

digunakan adalah “aku”, menceritakan kisah yang dialaminya sendiri.Terdapat

dalam kutipan berikut.

“Satemene aku rumangsa kabotan ketiban tugas dadi katua panitia.”

(Nono,2014:30)

Terjemahan :

“Sebenarnya aku merasa keberatan diberikan tugas sebagai kerua panitia.”

Analisis sudut pandang cerkak 4Tendha Sanga Wolu

Cerkak ini menggunakan sudut pandang orang pertama, dimana tokoh yang

digunakan adalah “aku”, menceritakan kisah yang dialaminya sendiri.Terdapat

dalam kutipan berikut.

“Waktu shubuh ngerti-ngerti aku dadi layatan wong sapirang-pirang.

Tanganku sraweyan karo cekelan oyot ringin catur. Bareng eling, aku takon

bocah loro ing tendha sanag wolu. Kabeh padha pathing plengong semu

gumun.”(Nono,2014:35)

Terjemahan :

“Waktu shubuh tahu-tahu aku jadi bahan kerumunan orang banyak.Tanganku

terlentang sambil pegangan akar pohon ringin catur.Setelah ingat, aku

menanyakan tentang keberadaan dua anak di tenda sembilan puluh

delapan.Semua pada tercengang penuh rasa bingung.”

Analisis sudut pandang cerkak 5Ula Memba-Memba

Cerkakini pengarang menggunakan sudut pandang orang kedua, di mana

pengarang menceritakan pengalaman orang lain, yang diperankan oleh para tokoh,

baik tokoh utama maupun bawahan.Terdapat dalam kutipan berikut.

“Sadurunge dadi pengusaha sukses, Sasmita sing lair ing desa kepencil ora

nate nggaita yen tembe bisa nampa nasib becik.”(Nono,2014:144)

Terjemahan :

“Sebelum menjadi pengusaha sukses, Sasmita yang lahir di desa terpencil tidak

pernah mengira jika suatu saat nanti bisa bernasib baik.”

c. Gaya dan Tone

Page 45: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

74

Gaya adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa. Gaya bisa berkaitan

dengan maksud dan tujuan cerita. Nono warnono selaku pengarang kelima cerkak

dalam antologi “Malaikat Jubah Putih” yang bersettingkan masyrakat Jawa yang

masih memiliki kepercayaam atas hal-hal misteri yang ada di sekitarnya. Gaya

bahasa yang digunakan oleh pengarang mampu membangun atmosfer misteri yang

mampu membuat pembaca berimajiansi dengan mudah, lalu membawa para

pembaca ke suasana horor, karena terbawa oleh isi cerita.

Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan di dalam cerita.

Dalam lima cerkak karya Nono Warnono dalam antologi “Malaikat Jubah Putih”,

Nono ingin menggambarkan bagaimana menakutkan sebuah pengalaman misteri

yang di alami oleh para tokoh di dalam cerkak karyanya. Keberanian Nono dalam

bercerita dikarenakan sebagian cerkak yang ditulisnya merupakan pengalaman

yang dialaminya sendiri.

d. Simbolisme

Simbol merupakan sesuatu yang memiliki keuatan memunculkan gagasan dan

emosidalam pikiran pembaca. Sehingga sesuatu yang awalnya tidak tampak akan

menjadi tampak dan terlihat. Dalam kelima cerkak karya Nono Warnono terdapat

tiga cerkak yang memiliki simbol, sebagai contoh yang paling terlihat adalah

sebagai berikut :

1. Malaikat Jubah Putih

Simbol jubah yang berarti sebuah pakaian panjang hingga sampai bawah

lutut, hingga mampu menutup aurat. Putih merupakan warna yang biasanya

digunakan untuk melambangkan kesucian dan kebersihan. Jadi dapat

disimpulkan jubah putih adalah sebuah pakaian suci yang hanya orang-orang

Page 46: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

75

suci yang menggunakannya, di dalam cerkak ini digambarkan dengan sosok

malaikat.

2. Tendha Sanga Wolu

Simbol angka sembilan puluh delapan dalam kitab primbon diartikan

sebagai simbol celaka atau malapetaka, jadi nomor sembilan puluh delapan

dalam cerita cerkak ini merupakan tanda bahwa tenda yang bernomor sembilan

puluh delapan adalah tenda yang membawa petaka. Kebenaran tersebut

diceritakan dalam cerkak ini ketika tokoh aku memasuki tenda sembilan puluh

delapan dan tidur di sana, ternyata pada pagi harinya ia bergelantungan di atas

pohon ringin dengan tangan terikat akar pohon ringin catur tersebut.

3. Ula Memba-Memba

Simbol ula/ular merupakan hewan yang dipercaya sebagai hewan pembawa

berita atau kabar, juga dapat diartikan sebagai pertanda atau sebuah firasat, jadi

jika seseorang didatangi oleh seekor ular secara tiba-tiba, atau bertemu seekor

ular secara tiba-tiba, maka pasti ular tersebut membawa kabar atau merupakan

sebuah tanda bagi orang tersebut akan kejadian yang akan menghampiri

seseorang tersebut.

e. Ironi

Analisis ironi dalam cerkak 1Malaikat Jubah putih

Saat “aku” dan para jama’ah haji lainnya sedang beribadah memutari ka’bah,

tokoh “aku” melihat si istri tersenggol oleh jama’ah lain sehingga terpisah dengan

“aku”. Di situ ia ingin sekali menolong istrinya, namun itu adalah hal yang

mustahil karena bisa menjaga diri sendiri saja sudah sangat beruntung. Terlihat

pada kutipan berikut.

Page 47: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

76

“Putaran kaping lima, nalika nyedhaki makom Ibrahim taklirik bojoku

keponthal saka barisan.Atiku pasrah mung bisa ndedonga jero ati. Muga-

muga allah ngreksa. Mokal yen aku kudu nggoleki.Genah nggawa awak ijen

wae susahe ora karuwan.”(Nono.2014;101)

Terjemahan :

“Putaran kelima, saat mendekati makam Ibrahim kulirik istriku tersenggol dari

barisan.Hatiku pasrah hanya bisa berdoa di dalam hati.Semoga Allah

melindungi.Mustahil jika aku harus mencari.Membawa badan sendiri saja

sulitnya minta ampun.”

Analisis ironi pada cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh

Ironi pada cerkak 2 terletak saat tamu misterius tersebut memohon kepada Pak

Joko untuk mengusahakan menerima persewaan terop yang harus didirikan pada

malam itu juga. Di sini kebingungan yang terjadi dialami oleh Pak Joko Karim,

karena ia tidak yakin bisa mendirikan terop dengan waktu yang sangat mendadak,

dan tenaga kerja yang mengerjakan juga tidak bisa di ajak secara mendadak, tapi di

sisi lain ia juga kasihan dan sangat ingin menolong tamunya tersebut. Terlihat pada

kutipan berikut.

“Pak Joko katon mikir jero sinambi nyedhot udud kebal-kebul.Tegesan enggal

diremet ing jero asbak.Pikiran isih uleng antaraning ngiyani apa nolak

pesenan.”(Nono,2014:76)

Terjemahan :

“Pak Joko terlihat berfikir sangat dalam sambil meniimati rokok.Puntung

rokok segera dimatikan di atas asbak.Pikirannya masih bingung antara

menerima atau menolak pesanan tersebut.”

Analisis ironi pada cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

Ironi pada cerkak 3 terletak pada bagian ketika Nono dan Mbak siti halimah

berada dalam perjalanan menuju Gunung Pegat, mereka berdua merasa kaget

setengah heran karena seingat mereka di sana tidak ada pertigaan, namun mereka

Page 48: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

77

hanya saling pandang rasa heran dan seribu pertanyaan tersebut tidak terjawab.

Terlihat pada kutipan berikut.

“Nalika menggok ngulon ing protelon aku noleh Mbak Siti Halimah sing

lungguh ing tengenku pandeng-pandengan ngemu pitakon sing tanpa

wangsulan. Saelingku dalan ing Gunung pegat iki ora ana

protelone.”(Nono,2014:70)

Terjemahan :

“Ketika belok ke barat di pertigaan aku menengok ke arah Mbak Siti Halimah

yang duduk di samping kananku saling berpandangan penuh dengan

pertanyaan yang tidak mendapat jawaban. Seingatku jalan di Gunung Pegat ini

tidak ada pertigaannya.”

Analisis ironi pada cerkak 4Tendha Sanga Wolu

Ironi pada cerkak 4 terletak pada, ketika tokoh aku mengetahui ada dua

anggota pramuka yang berlain jenis tidur bersama dan berselimut sama, dia tidak

bisa menyalahkan hal tersebut, justru dia malah menyuruh dua anak tersebut untuk

segera tidur, karena rasa kasihan yang memenuhi hatinya, padahal sebenarnya dia

tahu bahwa hal tersebut adalah hal yang salah. Terlihat pada kutipan berikut.

“Suwe anggonku nyawang bocah loro sing kemulan dadi siji kaya tanpa

rumangsa salah. Embuh daya apa sing mrambat ing awakku. Ana rasa

trenyuh lan welas tumpuk-tumpuk sajrone ati.”(Nono,2014:34)

Terjemahan :

“Lama ku melihat dua anak yang berselimut menjadi satu seperti tanpa dosa.

Entah kekuatan apa yang merambat padaku. Ada rasa kasihan dan iba yang

bertumpuk-tumpuk dalam hati.”

Analisis ironi pada cerkak 5Ula Memba-Memba

Ironi pada cerkak 5 ketika Sasmita menasehati istrinya tentang kebenaran

siapa ular yang menjadi-jadi yang sering datang ke rumahnya tersebut, aka tetapi

istrinya tidak pernah mempercayai ceritanya, hingga akhirmnya Sasmita memilih

Page 49: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

78

untuk mengalah daripada hanya akan menyebabkan pertengkaran. Terlihat pada

kutipan berikut.

“Sidane Sasmita ngalah tinimbang dadi rame ing keluarga .ora becik

kanggone anak-anake sing butuh pendhidhikane becik sajroning

omah.”(Nono,2014:146)

Terjemahan :

“Akhirnya Sasmita mengalah daripada menjadi pertengkaran dalam

keluarga.Tidak baik untuk anak-anaknya yang butuh pendidikan baik di dalam

rumah.”

Page 50: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

79

B. Analisis Strukturalisme Kelima Cerkak dalam Antologi Cerkak “Malaikat

Jubah Putih” Karya Nono Warnono

Berdasarkan pola struktur kelima cerkak karya Nono Warnono di atas dapat

menghasilkan sebuah kesimpulanmengenai analisis sturkturalisme Robert Stanton (2007),

yaitu adanya keterkaitan unsur-unsur yang membangun karya sastra tersebut. Unsur

struktural atau unsur intrinsik dalam cerkak meliputi alur/plot, karakter, latar, tema, dan

sarana-sarana sastra (Judul, sudut pandang,ironi, gaya dan tone, simbolisme). Berdasarkan

analisis struktural kelima cerkak karya Nono Warnono menggunakan teori structural Robert

Stanton, pengarang dalam menyajikan karyanya ridak lepas antara unsur satu dengan unsur

yang lain yang membangun karya tersebut. Dari tema yang diangkat oleh pengarang pada

keseluruhan cerita pada lima cerkaknya, tema yang digunakan adalah tema misteri atau lebih

tepatnya bercerita tentang sebuah pengalaman misteri yang dialami oleh para tokoh yang

berperan di dalamnya. Latar/setting sangat mempengaruhi bagaimana misteri atau mistik

yang di sampaikan di dalam cerita cerkak tersebut, di mana tokoh-tokoh berada di lingkungan

masyarakat, mulai dari rumah, kantor, masjid, pegunungan, dan jalan. Latar waktu juga

mempengaruhi cerita atau menggambarkan bagaimana keadaan tokoh pada waktui itu,

peristiwa-peristiwa yang terjadi pada cerita adalah malam hari, esuk hari, siang hari, tengah

malam, bulan Sura, dan subuh.

Cerkak karya Nono Warnono menampilkan tokoh-tokoh yang dapat menggambarkan

suasana misteri yang terjadi di dalam cerita. Berdasarkan data, secara umum dalam cerkak

tokoh-tokoh yang ditampilkan, baik tokoh mayor ataupun tokoh minor merupakan tokoh

Page 51: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

80

yang komplek yaitu yang mengalami perkembanagn perwatakan sejalan dengan

perkembangan alur cerita.Para tokoh dalam kelima cerkak karya Nono warnono ini

diharapkan dapat menjadi cermninan bagi para pembaca di masyarakat luas. Selain itu

penggamabarn misteri juga dapat di lihat dari simbol-simbol yang berada pada kelima cerkak

karya Nono Warnono melalui unsur simbolisme, namun kelima cerkak karya Nono warnono

ini tidak semua memiliki unsur simbolisme, hanya ada tiga cerkak yaitu Jubah Putih pada

cerkak Malaikat Jubah Putih, 98 pada cerkak TendhaSanga Wolu, dan Ula pada cerkak Ula

Memba-Memba.

Secara keseluruhan unsur struktural yang meliputi karakter, alur, latar, tema, sudut

pandang, ironi, gaya dan tone, dan simbolisme memiliki ketrerkaitan serta hubungan antara

unsur satu dengan unsur yang lainnya. Keterkaitan antar unsur tersebut menjadikan satu

kesatuan yang utuh membuat kelima cerkak ini lebih menarik.

Page 52: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

81

C. Bentuk Mistik Kejawen Dalam Lima Cerkak Karya Nono Warnono

Mistik kejawen adalah sebuah paham yang dimiliki oleh seorang atau kelompok orang

Jawa, akan adanya kehidupan diluar alam nyata manusia. Berdasarkan analisis yang

dilakukan mistik kejawen pada kelima cerkak karya Nono Warnono ini berbentuk mitos atau

biasa disebut gugoh tuhon. Gugon tuhon sendiri memiliki pengertian perilaku-perilaku yang

kurang pantas dilakukan dan dipercaya akan mendatangkan kesialan jika dilakukan.

Berdasarkan analisis yang dilakukan gugon tuhon pada kelima cerkak karya Nono

Warnono ini dapat dilihat dari kata atau kalimat yang terdapat di dalam teks cerita, yang lalu

dijadikan unsur dari mistik kejawen tersebut.

Mistik Kejawen Kekayaan dalam lima cerkak karya nono warnono dapat dilihat pada

kutipan teks cerkak berikut :

Cerkak 1Malaikat Jubah putih

“Malah kanggone wong sing ngandel gugon tuhon, zam-zam dialap barokahe kanggo

penglarisan,”(Nono,2014:98)

Terjemahan :

“Malah untuk orang yang percaya tentang gugon tuhon, zam-zam dipercaya

barokahnya untuk penglarisan.”

Berdasarkan kutipan di atas dapat di jelaskan bahwa orang yang percaya akan kekuatan

air zam-zam dapat dijadikan sebagai penglaris. Penglaris yang dimaksud di sini adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan kekayaan, karena hal yang dilariskan pasti

berhubungan dengan mata pencaharian atau penghasilan dari pekerjaan seseorang.

Sedangkan dari kata gugon tuhon atau biasa juga di sebut dengan klenik dapat diartikan

Page 53: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

82

bahwa seseorang percaya jika air zam-zam tersebut mampu membantu memperlaris usaha

atau pekerjaannya, jika benar usahanya laris seseorang tersebut percaya bahwa kelarisan

tersebut di dapat melalui ari zam-zam tersebut tapi tetap percaya bahwa kuasa Tuhanlah

yang utama.

Cerkak 2Tanggapan Ing cungkup dhompoh

“Lakar adate wong Jawa yen arep kagungan kersa nyiriki wulan sura.”

(Nono,2014:75)

Terjemahan :

“Biasanya orang jawa jika mau memiliki hajat menjauhi bulan sura.”

Berdasarkan kutipan teks serta analisis yang telah dilakukan mistik kejawen terletak

pada kepercayaan tokoh Joko Karim terhadap bulan sura. Bulan sura adalah bulan di mana

turunnya roh dan ilmu, maka bulan sura hanya digunakan untuk tirakatan, beribadah dan

mencari ilmu, bulan sura bagi orang Jawa dianggap bulan yang suci. Orang jawa juga

percaya jika orang yang berani melaksanakan acara atau hajat di saat bulan sura, maka

akan menemui petaka.

Cerkak 2 tokoh Joko Karim merasa heran akan acara pernikahan yang dilaksanakan

pada bulan tersebut, ia heran bahwasanya orang jawa selalu menghindari bulan sura atau

mengadakan acara pada bulan sura, tapi tamu misteriusnya tersebut malah melaksanakan

acara pernikahan anaknya pada bulan sura. Dari sini dapat di lihat bahwa apa yang Joko

karim rasakan dan apa yang ia yakinkan merupakan mistik kejawen, dan ia merupakan

pelaku mistik kejawen.

Mistik kejawen pada cerkak 2 ini merupakan mistik kejawen kolektif, keyakinan

tentang adanya suatu hal di luar akal manusia yang di dalam cerkak 2 ini disebutkan

tentang pantangan memiliki hajat pada bulan sura, mampu mempengaruhi pikiran banyak

orang Jawa bahkan rasa yakin akan kebenaran hal tersebut, sehingga hampir seluruh

Page 54: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

83

masyarakat Jawa pasti menghindari bulan sura jika akan melaksanakan acara, selain hal ini

sebagai bukti rasa yakin yang dimiliki oleh masyarakat Jawa.

Cerkak 3Dhemit Gunung Pegat Mantu

“Kabeh barang-barange Pak Dibyo, tokoh sing mbaureksa lelembut ing Gunung

Pegat daksimpen primpen. Idhep-idhep kena kanggo jimat.Sapa ngerti paweweh mau

ing tembene nggawa kabegjan.”(Nono,2014:73)

Terjemahan :

“Semua barang-barang Pak Dibyo, tokoh penunggu di Gunung pegat ku simpan rapi.

Bisa ku jadikan jimat. Siapa tahu barang pemberian tadi bisa mendatangkan

keberuntungan nantinya.”

Berdasarkan analisis yang dilakukan, mistik kejawen dalam cerkak 3 terdapat pada

kata jimat, di mana jimat adalah sebuah benda yang dikeramatkan atau di dianggap

memiliki kekuatan ghaib, jimat juga diyakini mampu melindungi seseorang atau si

pemakai dari berbagai masalah, selain itu jimat juga memiliki fungsi lain. Sehingga sering

orang memperlakukan jimat dengan perlakuan khusus, Menurut orang-orang Jawa jimat

berasal dari kata Jimat=siji sing dirumat. Benda yang dalam bahasa melayu disebut azimat

ini umumnya memiliki pantangan tertentu yang harus ditaati oleh pemiliknya, yang mana

jika pantangan tersebut dilanggar maka akan menyebabkan keampuhan atau kuasa dari

jimat tersebut akan menghilang.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa tokoh Nono

dalam cerkak 3 merupakan pelaku mistik kejawen, ia meyakini kekuatan dari sebuah

jimat, yang menurut keyakinannya jimat yang ia simpan akan mampu mendatangkan

keberuntungan bagi dirinya. Tokoh Nono percaya jika ia menyimpan jimat yang diberikan

oleh Pak Dibyo dan suatu hari nanti ia benar-benar akan mendapatkan keberuntungan di

dalam hidupnya, maka itu semua datang melalui jimat yang telah ia simpan, namun Nono

Page 55: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

84

juga yakin bahwa jimat tersebut hanya berperan sebagai perantara dan pemberi

keberuntungan yang sesungguhnya adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Cerkak 4Tendha Sanga Wolu

“Ana sing kandha yen bumi perkemahan Ringin catur kuwi wingit, angker, gawat.

Ajeg gawa bawon lan maneka crita sing tlonjonge nggathuk-nggathuke sawiji

kedadean karo pangamuke sing mbaureksa Ringin Catur ing alaming

lelembut.”(Nono,2014:30)

Terjemahan :

“Ada yang bilang jika bumi perkemahan Ringin catur itu wingit, angker, gawat, selalu

membawa korban dan beraneka macam cerita yang selalu di kaitkan dengan kejadian

marahnya yang menunggu Ringin catur di alam lelembut.”

Berdasarkan analisis, mistik kejawen pada kutipan teks cerkak 4 di atas terdapat pada

frase sing mbaureksa, atau dalam bahasa indonesia berarti yang menunggu/menguasai.

Orang Jawa sebagai pelaku mistik kejawen meyakini bahwa pada tempat-tempat tertentu

seperti pohon, rumah kuna, pemakaman, dan lain sebagainya memiliki penunggu atau

penguasa. Pada cerkak 4 diceritakan pohon ringin catur yang dijadikan tempat berkemah

tersebut memiliki penunggu, penunggu yang dimaksud adalah sosok makhluk gaib yang

menempati tempat tersebut sebagai rumah atau bisa dikatakan sebagai penguasa tempat

tersebut.

Para pelaku mistik kejawen pasti mempercayai jika sebuah tempat memiliki penunggu

maka tempat tersebut harus senantiasa terjaga, tidak boleh bertindak sembarangan disana,

harus selalu menjaga ucapan dan tingkah laku, bahkan jika hal tersebut dilanggar maka

dipercayai sosok gaib yang menunggu tempat tersebut akan marah, dan mengakibatkan

petaka.

Mistik kejawen yang terdapat pada cerkak 4 ini, termasuk mistik kejawen kolektif,

karena kepercayaan akan adanya penunggu pohon ringin catur tersebut dimiliki oleh

Page 56: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

85

sekelompok orang, maka di sini pelaku mistik kejawennya pun juga kolektif, yaitu

sekelompok masyarakat Jawa yang percaya akan adanya penunggu pohon ringin catur.

Cerkak 5Ula Memba-Memba

“Ing sawijining kalodhangan, nalika Sasmita wawan pangandikan karo sawijining

paranormal dheweke nate diramal garis nasibe.”(Nono,2014:147)

Terjemahan :

“Suatu kesempatan, saat Sasamita mengobrol dengan salah seorang paranormal dia

pernah diramal garis nasibnya.”

Berdasarkan analisis mistik kejawen dalam kutipan teks cerkak 5 adalah ketika tokoh

Sasmita percaya dengaan ramalan seorang paranormal. Paranormal di sini adalah

seseorang yang mempunyai kekuatan atau kemampuan melibihi kewajaran atau orang

yang mampu melakukan sesuatu di luar batas kemampuan manusia normal. Misalnya

mampu memasuki alam dimensi lain, ataupun mampu berkomunikasi dengan makhluk

gaib seperti jin. Paranormal sangat dekat dengan dunia msitis karena kita hidup di dunia

tidak hanya berdampingan dengan makhluk kasat mata saja, namun kita hidup

berdampingan dengan makhluk dunia lain atau biasa disebut dengan makhluk astral.

Paranormal tersebut mengungkapkan bahwa sebenarnya sasmita memiliki saudara

dari alam gaibyang berwujud ular. Ular tersebut akan selalu datang padanya untuk

memberikan kabar bahwa ia akan mendapat keberuntungan, dan sasmita percaya akan hal

tersebut. Terlihat pada kutipan teks berikut.

“Nampa ramalan kaya ngono,Sasmita banjur nggathuk-nggathukake apa-apa sing

wis klakon dialami. Kanyatan-kanyatan aeng sing nyalawadi sing tansah nyertani

lelakon urip lan panguripan. Mula ramalan mau banjur nambah keyakinan yen ula

banyu mau ndayani marang nasibe sing bakal teka.”(Nono,2014:147)

Terjemahan :

“Menerima ramalan seperti itu, Sasmita lalu menghubung-hubungkan sengan apa-apa

yang sudah dialaminya. Kenyataan-kenyataan aneh yang misterius yang selalu

Page 57: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

86

meneyertai perjalanan hidupnya, maka ramalan tadi lalu menambah keyakinan jika

ular tersebut memiliki daya kekuatan dalam nasibnya yang akan datang.

Paranormal tersebut juga berpesan kepada Sasmita, agar sebisa mungkin tidak membunuh

ulabanyu yang datang memabwa berita abhagia kepadanya, karena jika dibunuh akan

mengakibatkan petaka. Berdasarkan penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Nono adalah

pelaku mistik kejawen yang mempercayai akan ungkapan yang di sampaikan oleh seorang

paranormal, karena jika seseorang bukanlah seorang pelaku mistik kejawen ia tidak akan

pernah percaya akan hal-hal tahyul seperti itu.

Page 58: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

87

D. Bentuk Ritual Kejawen dalam Lima Cerkak Karya Nono Warnono

Ritual merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan terutama untuk tujuan

simbolis.Ritual dilaksanakan berdasarkan suatu agama atau bisa juga berdasarkan tradisi

dari suatu komunitas tertentu. Kegiatan-kegiatan dalam ritual biasanya sudah diatur dan

ditentukan dan tidak bisa dilaksanakan dengan sembarangan. Dalam lima cerkak karya

Nono Warnono yang tergabung dalam antologi cerkak Malaikat Jubah Putih ini

mengandung ritual kejawen yang seiring sejalan dengan adanya mistik kejawen di

dalamnya. Dikatakan seiring sejalan karena sebuah ritual kejawen dilakukan oleh seorang

pelaku mistik kejawen itu sendiri, jadi di mana terdapat pelaku mistik kejawen pasti juga

akan dilaksanakan ritual kejawen di sana. Ritual kejawen pada lima cerkak karya Nono

Warnono dapat dilihat pada kutipan teks yang dapat membantu menjelaskan.

“Spontan ngucap tahmid terus jumangkah tumuju papan banyu zam-zam. Banyu sing

ora salumrahe banyu, jalaran saliyane kanggo ngilangi rasa ngelak pranyata bisa

ndadekake wareg lan kena kanggo tetamba sakehing penyakit.”(Nono,2014:98)

Terjemahan :

“Langsung mengucap tahmid lalu melangkah menuju tempat air zam-zam.Air yang

bukan sewajarnya air, karena selain untuk menghilangkan rasa haus ternyata juga bisa

membuat kenyang dan juga bisa untuk mengobati banyak penyakit.

Berdasarkan kutipan cerkak 1Malaikat Jubah Putih diatas dapat disimpulkan bahwa ritual

kejawen yang dilakukan tokoh aku adalah meminum air zam-zam atas dasar rasa yakin

bahwa air zam-zam bukan sekedar air biasa, melainkan air tersebut mampu mendatangkan

berkah, kekayaan, menyembuhkan penyakit, dan mendatangkan jodoh, rasa percaya akan

kekuatan air zam-zam adalah bentuk dari mistik kejawen sedangkan, tindakan meminum

air zam-zam yang dilakukan tokoh aku tersebut merupakan ritual kejawen.

Page 59: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

88

Selanjutnya pada cerkak 2Tanggapan Ing Cungkup Dhompoh ritual kejawen yang

dilakukan oleh tokoh Joko Karim yaitu sesuai dengan keyakinannya bahwa pada bulan

sura masyarakat Jawa selalu menghindari atau istilah jawanya nyirikiuntuk melakukan

atau mengadakan acara di bulan tersebut. Di sini ritual kejawen yang dilakukan oleh Joko

karim adalah dengan tidak melakukan atau mengadakan acara pada bulan itu, ritual ini

dilakukannya dikhusukan untuk dirinya pribadi, namun hal ini berdasarkan rasa yakin dan

percaya yang telah tertanam secara turun temurun.

Rasa percaya dan yakinnya terhadap mistik kejawen tersebut ia wujudkan melalui

tindakan atau ritual dengan tidak melakukan atau mengandakan acara selama bulan sura,

melainkan pada ulan sura ia gunakan untuk melakukan tirakat seperti masyarakt Jawa pada

umumnya. Hal ini ia lakukan karena ia sadar sebagai masyaraskat Jawa, yang tinggal dan

hidup di tanah Jawa dan mau tidak mau ia harus selalu patuh akan adat istiadat yang

berlaku sebagaimana ia mematuhi peraturan-peraturan pada agama yang dianutnya. Selain

itu Joko Karim percaya bahwa apa yang ia lakukan pasti akan mendapat balasan, jika ia

berlaku baik pasti akan mendapat balasan baik, begitu pula sebaliknya.

Pada cerkak 3 Dhemit Gunung Pegat Mantu ritual kejawen ditunjukan pada saat

setelah Nono berniat menyimpan benda-benda misterius yang ia dapatkan dari pak dibyo

sosok penguasa gunung Pegat. Nono menyimpan benda tersebut dan akan dijadiakannya

sebagai jimat, yang ia percaya mampu mendatangkan keberuntungan di dalam hidupnya.

Jimat atau aziamt sendiri merupakan benda yang bersifat sakral dan disakralkan oleh

pemiliknya, benda ini juga membutuhkan perawatan khusus dari pemiliknya. Dari sinilah

dapat diketahui ritual yang dilakukan oleh Nono adalah perawatan terhadap jimat yang ia

simpan. Perawatan terhadap jimat sudah pasti dilakukan oleh pemiliknya, perawatan ini

dilakukan bertujuan untuk menjaga kesaktian atau kekuatan yang ada di dalam jimat

tersebutagar tetap ada dan tidak berkurang bahkan hilang.

Page 60: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

89

Ritual merawat jimat tersebut biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu dan

dengan cara-cara teretntu, seperti misalnya jamas/jamasan, ritual ini delakukan dengan

caramemandikan jimat menggunakan air yang berasal dari tujuh sumber, dicampur dengan

bunga tujuh rupa, umumnya para pemilik jimat melakukan jamasan pada waktu bulan

sura. Ritual lain misalnya dengan puasa, cara ini dilakukan ini dimana si pemilik jimat

berpuasa untuk jimatnya, umunya puasa tersebut dilakukan pada hari kapan jimat tersebut

datang atau diperoleh. Bisa juga dengan ritual memberikan sesajen kepada jimat yang di

simpan, sejajen tersebut umumnya berisi kembang setaman (bunga tujuh rupa), ingkung

(ayam panggang), pisang raja, kopi hitam tanpa gula, dupa, menyan, telur ayam Jawa,

beras, dan masih banyak lagi.

Pada cerkak 4Tendha Sanga Wolu ritual kejawen dilakukan oleh para masyarakat

yang mempercayaitentang adanya sosok penunggu di tempat Ringin Catur. Mistik kejawen

yang adadi sini adalah msitik kejawen yang berbentuk kolektif, di mana rasa percaya akan

hal-hal msitik tersebut dimiliki oleh sekelompok masyarakat. Berdasarkan rasa yakin dan

percaya ini sekelompok masayrakat tersebut pasti akan melakukan ritual untuk

menghormati sosok penunggu ringin catur tersebut. Penghormatan tersebut dilakukan

dengan berbagai cara missal salah satunya dalah jika salah satu warga masyarakat desa

setempat akan melakukan sebuah kegiatan yang bertempat di lingkup Ringin catur maka ia

harus melakukan izin secara ritual.

Selain penghormatan ritual yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang

meyakini bahwa adanya sosok penunggu di ringin catur adalah dengan menjauhi

pantanagn-pantangan yang ada di sana. Bumi perkemahan Ringin catur ini dianggap

angker, dan jarang yang berani melakukan atau mengadakan kegiatan di sana, namun

tokoh “Aku” yang berperan sebagai ketua panitia dalam acara perjusami pada cerkak 4 ini

menentang segala pendapat tentang kewingitanbumi perkemahan Ringin Catur. Benar saja

Page 61: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

90

banyak terjadi kejadian aneh dan menakutkan pada saat acara perjusami dilaksanakan.hal

ini pula yang membuat para masyarakat semakin meyakini bahwa sebagai rasa hormat

tidak boleh sembarangan melakukan kegiatan di sana. Masyarakat desa juga sering

memberikan sesaji dengan tujuan agar lingkungan di sekitar Ringin catur tersebut aman,

hal ini lah yang merupakan ritual mistik kejawen.

Pada cerkak 5Ula Memba-Memba

Ritual kejawen dalam cerkak 5 dilakukan oleh tokoh Sasmita yang tak lain sebagai

pelaku mistik kejawen dalam cerita cerkak 5 ini. Sasmita melakukan ritual kejawen setelah

ia mendapatkan ramalan dari seorang paranormal, yang meramalkan bahwa dirinya

sebenarnya memiliki saudara yang berasal dari alam gaib, saudaranya tersebut berwuwjud

seekor ular banyu. Saudaranya yang memba-memba atau menjelma menjadi seekor ular

tersebut akan selalu datang padanya untuk membawa kabar berita tentang kebahagiaan

atau keberuntungan yang akan ia dapatkan.

“Ing sawijining kalodhangan, nalika Sasmita wawan pangandikan karo sawijining

paranormal dheweke nate diramal garis nasibe. Diarani duwe dulur sinarawadi sing

ora awujud bangsa manungsa. Nanging wujud ula banyu sing setya ngancani uripe.

Kayadene ula daden-daden saka bangsa gaib.Aweh kabar maneka kabagyan apadene

tengara arep antuk kanugrahan wujud apa wae ing dina-dina candhake.”

(Nono,2014:147)

Terjemahan :

“Pada suatu kesempatan,ketika Sasmita sedang berbincang-bincang dengan salah

seorang paranormal dia pernah diramal garis nasibnya. Dikatakan mempunyai saudara

yang berwujud bukan manusia.Tapi berwujud ular banyu yang setia menemani

hidupnya.Seperti halnya ular yang menjelma dadi bangsa gaib. Memberikan kabar

berbagai kebahagiaan atau pertanda akan mendapat anugrah yang berwujud apa saja

di hari yang akan datang.”

Sasmita meyakini akan ramalan seorang paranormal ini, karena selama ini hal-hal yang ia

alami sesuai dengan apa yang dikatakan oleh paranormal tersebut. Kedatangan ular

tersebut seolah-olah menjadi bertanda baginya, bahwa akanada kebahagiaan yang akan

datang. Paranormal tersebut berpesan kepada Sasmita agar jika ular tersebut datang secara

Page 62: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

91

tiba-tiba, maka pantang hukumnya bagi dirinya untuk mebunuh ular tersebut, karena jika

ular tersebut dibunuh maka akan ada mala petaka yang datang padanya. Setelah

mendengar ungkapan dari paranormal ini Sasmita lalu membiarkan ular tersebut ketika

datang secara tiba-tiba, ia tidak pernah mengusir, bahkan mebunuhnya, inilah wujud dari

ritual yang dilakukan Sasmita, ia meyakini bahwa jika sampai menentang hal tersebut

maka keberuntungan yang akan datang padanya berubah menjadi sebuah peataka. Benar

saja suatu ketika ular tersbut datang padanya dan di bunuh oleh securitydiperusahaan

tempatnya bekerja, lalu malam harinya terjadi kebakaran besar di sana yang

merugikannya.

“Nalika semana salah sawijining security sing njaga kantor mrangguli ula banyu ing

ngisor meja banjur dipateni lan dibuwang semprung ing pawuhan. Bengine

saperangan gedhung perusahaan kobongan. Ora ngerti saka ngendi asale

geni.“(Nono,2014:145)

Terjemahan :

“Ketika itu salah satu security yang menjaga kantor melihat ular banyu di bawah meja

lalu dibunuh dan dibuang di tempat sampah. Malamnya sebagian gedhung perusahaan

kebakaran.Tidak tahu dari mana api berasal.”

Dengan adanya kejadian tersebut Sasmita semakin lebih berhati-hati, ia juga berpesan

kepada siapa saja di perusahaan jika ular yang sama datang lagi ia berpesan untuk tidak

membunuhnya. Hal ini juga termasuk ritual yang dilakukan Samita berdasarkan mistik

kejawen yang ia yakini.

Page 63: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

92

E. Realisasi Mistik Kejawen dalam lima cerkak karya Nono Warnono terhadap

kehidupan masyarakat Jawa.

Karya sastra adalah hasil pemikiran seorang pengarang yang dituangkan

melalui tulisan. Hasil pemikiran pengarang tersebut sedikit banyak diambil dari potret

kehidupan masyarakat. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh status pengarang sebagai

anggota masyarakat dari lingkungan di mana ia berada. Dengan begitu hubungan

antara masyrakat dengan karya sastra adalah masyarakat berperan sebagai pengaruh

dalam terciptanya sebuah karya sastra.

Begitu pula sebaliknya karya sastra sendiri memiliki pengaruh terhadap

kehidupan masyarakat, karena pengarang menciptakan sebuah karya sastra tidak

mungkin tanpa tujuan. Tujuan utama yang ingin diwujudkan tentunya berupa

pengaruh baik itu sendiri terhadap pembaca atau masyarakat. Pengaruh tersebut

terdapat pada apa yang tergambar pada karya sastra tersebut utamanya hal-hal positif

yang akan terekam dalam pemikiran masyarakat dan nantinya akan berusaha

diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Karya sastra sendiri memiliki dua fungsi yaitu fungsi estetik dan fungsi sosial.

Fungsi estetik berhubungan dengan nilai keindahan yang terkandung di dalam sebuah

karya, misalna dari sisi gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang. Fungsi sosial

berkaitan erat dengan masyarkat, utamanya pembaca. Fungsi sosial muncul ketika

sebuah karya sastra mempunyai makna dan nilai yang khas serta berbeda dengan yang

lainnya. Makna dan nilai tidak jauh dari unsur moral dalam kehidupan sosial.

Kelima cerkak karya Nono Warnono dalam ACMJP merupakan salah satu

bentuk karya sastra. Dilihat dari segi bahasa cerkak ini menggunakan bahasa Jawa

Page 64: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

93

yang lazim dan wajar digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penggunaan

ragam bahasa ini tentunya mempermudah pembaca memahami fakta cerita, tema,

sarana-sarana sastra. Tema yang diangkat adalah mistik, utamanya mistik kejawen,

sangat erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat Jawa. Selain tema, pembaca

juga dapat menarik kesimpulan terkait dengan amanat yang terdapat dalam karya

tersebut. Amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang memang tidak tersurat

secara jelas, namun dengan kejelasan pengarang menyampaikannya melalui alur

cerita pembaca dapat menyimpulkan sendiri amanat yang terdapat di dalam cerkak

ini. Dengan berbagai permasalahan yang ada maka cerkak ini juga mempunyai daya

nilai lebih dibanding karya sastra pada umumnya.

Masalah yang diangkat oleh pengarang dalam kelima cerkak dalam ACMJP

adalah pengalaman misteri yang dialami oleh para tokoh di dalam masing-masing

cerita cerkak. Dengan adanya pengalaman misteri tersebut membuktikan bahwa

keberadaan mistik kejawen dalam kehidupan masyarakat Jawa masih sangat tinggi.

Dalam mistiki kejawen berisi pula tentang bagaimana kita berinteraksi dengan sesame

makhluk ciptaan Tuhan di alam nyata maupun di alam ghaib. Interaksi yang

menimbulkan hubungan timbal balik, baik dan buruk sekalipun antara manusia dan

makhluk ghaib, hal ini juga dapat diartikan sebagai rasa syukur kepada Tuhan yang

tealah meberikan kehidupan di dunia.

Dalam mistik kejawen juga memiliki nilai-nilai yang berlaku dan ditaati oleh

para pelaku mistik kejawen, nilai-nilai tersebut juga termasuk ke dalam nilai sosial

yang berwujud nilai adat atau biasa disebut dengan gugon tuhon. Dalam sebagian

besar masyarakat jawa sangat menjunjung tinggi nilai sosial yang berisi tentang

larangan dan perintah ini, masyarakat Jawa juga meyakini ada sanksi tersendiri jika

melanggar nilai ada yang berlaku ini.

Page 65: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

94

Penggambaran waktu kelima cerkak karya Nono Warnono sebagai

penggambaran tahun 1998-2000 yang dimana pada masa itu masih sedikit adanya

modernisasi sehingga pemikiran masyarakat pada umumnya masih dapat dikatakan

bepemikiran kuna, akibatnya keyakinan terhadap hal-hal diluar kehidupan nyata

masih sangat kental adanya.

Nono Warnono sabagai pengarang kelima cerkak dalam ACMJP menyoroti

bahwa mistik kejawen yang terkandung di dalam kelima cerkaknya adalah adanya dua

sisi kehidupan yaitu realita kehidupan manusia dan kehidupan diluar manusia. Dalam

dua sisi kehidupan ini sebenarnya selalu berinteraksi adanya hubungan timbal balik

dari keduanya. Layaknya hubungan timbal balik sesama makhluk Tuhan pasti

terdapat komunikasi di dalamnya, komunikasi tersebut diwujudkan dengan adanya

kerjasama dari kedua sisi kehidupan tersebut. Nono dalam kelima cerkaknya juga

menyampaikan bahwa berbuat amal baik, saling tolong dilakukan tidak hanya dengan

sesama manusia saja, dengan makhluk ghaib pun kita mampu melakukannya, dan

mereka pun juga akan membalas kebaikan sebagaimana yang kita lakukan.

Mistik kejawen di dalam kelima cerkak karya Nono Warnono berhubungan

dengan kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya baik di dalam karya sastra itu

sendiri maupundalam kehidupan nyata. Dengan adanya mistik kejawen tersebut

masyarakat Jawa akan menambah kedekakatan dengan sesamanya sebagai penganut

atau pelaku mistik kejawen. Masyarakat Jawa selaku penganut mistik kejawen akan

senantiasa menjunjung tinggi nilai dan norma kejawen. Dalam gugon tuhon bahwa

sebuah pohon beringi atau orang Jawa menyebutnya ringin pasti memiliki penunggu

atau penguasa penganut kejawen menyebutnya sing mbaureksa, maka sekelompok

masyarakat yang menganut gugon tuhon tersebut akan senantiasa bekerjasama

menjaga sikap danperilaku saat berada di lingkungan pohon ringin tersebut,untuk

Page 66: BAB II PEMBAHASAN Struktur Cerita LimaTeori yang digunakan dalam analisis struktural ini adalah analisis cerkak yang dikemukakan oleh Stanton dalam bukunya yang berjudul Teori Fiksi

95

menjaga keamanan agar penunggu pohon tersebut tidak marah dan menimbulkan

mala petaka, di sinikerukunan yang terjalin mereka akan selalu mengingatkan satu

sama lain tentang pantangan yang harus selalu dijaga saat berada di lingkungan pohon

beringin tersebut.


Top Related