Download - 141866493 kti-gigi-palsu-baru
TUGAS
Contoh KTI : gambaran karakteristik pasien dengan
prevalensi karies gigi di Puskesmas Bara-Baraya Kota
Makassar tahun 2011
DI SUSUN OLEH :
MUHAMAD ALAM01303099
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH MAKASAR KELAS RAHA
2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan.
Makanan dan minuman akan diproses di dalam mulut dengan bantuan lidah,
saliva, dan terutama gigi. Pemeliharaan kebersihan mulut dan gigi merupakan
salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan mulut,
terutama gigi sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang.
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak
vertebrata. Gigi memiliki struktur bervariasi yang memungkinkan untuk
melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan
mengunyah makanan. Jika kesehatan gigi tidak diperhatikan, maka akan
terjadi kerusakan yang mengakibatkan, antara lain gigi berlubang,
pembusukan gigi, dan sebagainya.
Dewasa ini, tidak sedikit penderita gangguan gigi di kalangan
masyarakat, yang mengakibatkan struktur gigi tak lagi sempurna. Oleh karena
itu, digunakanlah gigi palsu dengan fungsi untuk mengganti gigi yang telah
rusak.
Gigi palsu biasanya dibuat dari bahan porselen. Selain memiliki fungsi
yang tersebut di atas, gigi palsu tentunya juga harus memiliki kualitas yang
baik, yaitu memiliki daya tahan lama dan kuat.
Untuk memperkuat gigi palsu, peneliti menggunakan cangkang kepiting
sebagai campuran komposisi dari bahan pembuatan gigi palsu. Penggunaan
cangkang kepiting tersebut dikarenakan bertambahnya konsumsi masyarakat
terhadap kepiting, yang berakibat pula pada limbah cangkang kepiting yang
terbuang sia-sia tanpa adanya pemanfaatan yang berarti.
Oleh sebab itu, untuk memanfaatkan limbah cangkang kepiting, dapat
diubah menjadi serbuk guna ditambahkan pada komposisi pembuatan gigi
palsu agar lebih kuat.
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian pembuatan gigi palsu, dapat
dirumuskan dalam beberapa bagian, yaitu :
1.2.1 Apakah serbuk cangkang kepiting dapat dimanfaatkan sebagai bahan
penguat gigi palsu?
1.2.2 Bagaimana pengaruh penambahan serbuk cangkang kepiting sebagai
penguat gigi palsu?
1.2.3 Apa keunggulan gigi palsu yang mengalami penambahan serbuk
cangkang kepiting dibanding dengan gigi palsu pada umumnya?
1.3 Hipotesa
Serbuk cangkang kepiting dapat dimanfaatkan sebagai bahan penguat gigi
palsu.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Membuktikan bahwa serbuk cangkang kepiting dapat dimanfaatkan
sebagai bahan penguat gigi palsu.
1.4.2 Menjelaskan cara pembuatan gigi palsu dari serbuk cangkang
kepiting.
1.4.3 Mengidentifikasi keunggulan gigi palsu yang mengalami penambahan
serbuk cangkang kepiting dibanding gigi palsu pada umumnya.
1.5 Manfaat Penelitian
1. 5 .1 Bagi masyarakat :
1. Untuk memanfaatkan limbah cangkang kepiting.
2. Untuk memanfaatkan serbuk cangkang kepiting sebagai bahan
penguat gigi palsu.
3. Untuk menghemat perekonomian masyarakat kelas bawah.
1.5.2 Bagi peneliti :
1. Memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti dalam menyusun
karya tulis ilmiah.
3
2. Dapat menerapkan metode ilmiah seperti yang dilakukan oleh
ilmuwan dalam melakukan penelitian.
3. Membuat peneliti lebih peka terhadap pemanfaatan bahan-bahan yang
tidak lazim digunakan menjadi suatu yang lebih bermanfaat.
1.6 Ruang Lingkup
1. Pemanfaatan serbuk limbah cangkang kepiting sebagai bahan
penguat gigi palsu.
2. Cangkang yang dipakai adalah jenis cangkang kepiting bakau.
4
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Kepiting Bakau
2.1.1 Pengertian dan Morfologi Kepiting Bakau (Scylla serata)
Kepiting adalah binatang crustacea berkaki sepuluh dari Infraordo
Brachyura, yang biasanya mempunyai "ekor" yang sangat pendek atau
yang perutnya sama sekali tersembunyi di bawah thorax. Kepiting
umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat
keras dan dipersenjatai dengan sepasang capit.
Misalnya Scylla serata (kepiting bakau) memiliki tubuh yang
lebar dan melintang. Umumnya Scylla serata memiliki bagian yang
tidak berbeda dengan udang, tapi pada Scylla serata bagian
abdomennya tidak terlihat karena melipat ke dadanya. Kaki renangnya
sudah tidak berfungsi sebagai alat renang lagi. Telson dan uropod tidak
ada. Karapaks menyatu dengan epistome, kaki jalan yang pertama
menjadi capit yang kuat, kaki ketiga tidak pernah bercapit, sedangkan
bentuk abdomen betina melebar dan setengah lonjong.
Scylla serata jantan dan betina dapat dibedakan dengan melihat
bentuk abdomennya. Bentuk abdomen jantan lebih sempit dan
meruncing kedepan, sedangkan bentuk abdomen betina melebar dan
setengah lonjong.Scylla serata biasanya hidup dalam lubang-lubang
atau terdapat di pantai-pantai yang ditumbuhi bakau. Warnanya hijau
kotor (Suwignyo, et al., 2005).
2.1.2 Klasifikasi Kepiting Bakau (Scylla serata)
Phylum : Arthropoda
Classis : Crustacea
Subclassis : Malacostraca
Superordo : Eucaridae
5
Ordo : Decapoda
Familia : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Serrata
2.1.3 Kandungan Cangkang Kepiting
Cangkang kepiting mengandung protein 15,60-23,90%, kalsium
karbonat 53,70- 78,40%, dan khitin 18,70-32,20% yang juga tergantung
pada jenis kepiting dan tempat hidupnya (Marganov, 2003). Menurut
Muzarelli dalam Suhardi (1993), kandungan kitin dalam cangkang
kepiting sekitar 71.4 %
Rendemen khitin dari cangkang kepiting lebih sedikit dibandingkan
kulit udang, oleh karena itu kandungan mineral cangkang kepiting
53,70-78,40% lebih besar dibandingkan dengan kandungan mineral
kulit udang 45-50% (Marganov, 2003). Cangkang kepiting
mengandung lebih banyak mineral, ditunjukkan dengan dikarakterisasi
dengan spektrofotometer Fourier Transform Inframerah (FTIR).
2.2 Gigi Palsu
Gigi Palsu pertama kali dikenal pada tahun 700 SM. Biasanya pada masa
tersebut gigi palsu masih terbuat dari gading, tulang ikan paus atau tulang
kudanil dan diikat dengan semacam kawat yang terbuat dari emas. Teknik ini
bertahan selama hampir 2000 tahun.
Pada tahun 1500 dan seterusnya, tulang masih dipakai unuk bahan
pembuatan gigi palsu, akan tetapi mulai diikat dengan tali yang terbuat dari
benang sutera. Pada masa itu, sutera juga dipakai untuk menutupi gigi yang
ompong, terutama oleh para tokoh terkenal di era tersebut seperti Ratu
Elizabeth I dari Inggris dan Presiden George Washington dari Amerika
Serikat. Selain menggunakan tulang, gigi palsu pada masa itu juga sudah
mulai menggunakan bahan-bahan seperti perak, emas, atau batu akik. Selain
itu ada juga beberapa gigi palsu yang terbuat dari gigi asli, yang biasanya
6
diambil dari mayat korban perang atau dari orang miskin yang menjual gigi-
nya.
Gigi palsu yang murah dan nyaman baru mulai diciptakan pada tahun
1839 oleh Nelson Goodyear di Amerika Serikat. Bahannya berupa karet keras
yang disebut vulcanite. Nelson adalah saudara dari Charles Goodyear, seorang
pengusaha yang belakangan terkenal dengan pabrik ban Goodyear-nya.
Karena nyaman, maka gigi palsu yang diciptakan oleh Nelson laku keras dan
diproduksi massal sehingga Nelson mendapatkan paten atas ciptaannya ini.
Paten ini tidak dilanjutkan pada tahun 1881 dikarenakan pengacara-nya, Josiah
Bacon, akhirnya harus menemui ajal-nya di tangan seorang dokter gigi yang
kelewat kesal karena Josiah terlalu rajin menuntut para dokter gigi untuk
mendapatkan royalti dari paten tersebut. Selain itu hingga bahan akrilik
ditemukan pada awal 1940-an, bahan vulcanite masih terus digunakan sebagai
bahan gigi palsu.
Pada saat ini bahan gigi palsu biasanya dibuat dari bahan akrilik atau
metal bahkan bisa dibuat permanen jika diiinginkan oleh sang pasien.
2.3 Kuat Tekan Benda
Kuat tekan benda adalah kemampuan benda untuk menahan gaya luar yang
datang pada arah sejajar serat yang menekan benda. Nilai kuat tekan benda
diperlukan untuk mengetahui kekuatan maksimum dari benda tersebut untuk
menahan tekanan atau beban hingga mengalami keruntuhan dan dinyatakan dalam
satuan kg/cm2.
Nilai kuat tekan benda bisa digunakan untuk memperkirakan kekuatan
besarnya benda yang akan ditempatkan di atas sebuah pondasi batu tanpa
mengakibatkan pondasi tersebut longsor atau rusak. Hasil dari pengujian ini dapat
digunakan untuk mengetahui atau merencanakan dimensi suatu pondasi yang
aman dan kuat terhadap beban yang dipikulnya, sehingga dalam suatu perencanaan
biasanya digunakan sebagai batasan tegangan maksimum yang diijinkan.
Penggunaan hasil dari pengujian ini selain untuk perencanaan pondasi, dapat
digunakan juga untuk menentukan kualitas suatu benda yang akan digunakan.
Kuat benda dapat dihitung dengan persamaan,sebagai berikut :
7
Keterangan :
adalah nilai kuat tekan benda uji (kg/cm2)
adalah beban sumbu (kg)
adalah luas permukaan bidang atas benda
(cm2)
8
BAB III
METEDO PENELITIAN
3.1 Pelaksanaan Penelitian
3.1.1 Alat dan Bahan
A. Alat dan Bahan Pembuatan Serbuk Cangkang Kepiting
Alat : Bahan :
1. Mortar 1. Cangkang kepiting
2. Ember 2. Air
3. Ayakan kasa ukuran 0,1 mm
4. Timbangan
5. Pengaduk
6. Panci
7. Oven
B. Alat dan Bahan Pembuatan Gigi Palsu
Alat : Bahan :
1. Panci 1. Aroma Fine DF III (GC)
2. Penggosok (amplas) 2. Gip biru
3. Alat pres gigi 3. Gip putih
4. Cor 4. Serbuk vita
5. Pengaduk 5. Bahan gusi (QC-20)
6. Alat pencetak 6. Lilin
7. Matabor 7. Air
8. Kapur putih
9. Serbuk cangkang kepiting
C. Alat dan Bahan Penguji Kuat Tekan
Alat : Bahan :
1. Alat uji kuat tekan 1. Gigi palsu
3.1.2 Tahap-Tahap Penelitian
9
A. Pembuatan Serbuk Cangkang Kepiting (Scylla serata)
1. Cangkang direndam dalam ember yang berisi air panas dan
diaduk dengan menggunakan kayu selama 2 jam guna
membersihkan kotoran dan sisa dagingnya.
2. Cangkang dipanggang dalam oven bersuhu 110-120oC selama
satu jam agar air yang terkandung di dalam cangkang menguap.
3. Cangkang kepiting ditumbuk dengan mortar.
4. Serbuk disaring dengan menggunakan saringan kasa yang dapat
meloloskan butiran sebesar 0,1 mm.
B. Pembuatan Gigi Palsu
Pembuatan gigi palsu dapat dilakukan dalam beberapa tahap,
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Membuat adonan gigi palsu dari gip biru, gip putih, porselen, dan
serbuk vita.
2. Membuat mal (cetakan) dari lilin.
3. Dicor dengan menggunakan air panas.
4. Adonan yang sudah dicor, ditambahkan serbuk cangkang kepiting
dengan perbandingan yang sudah ditentukan.
5. Merebus cetakan adonan gigi palsu dengan suhu sekitar 100o C
sampai dengan 120o C selama 20 menit.
6. Setelah 20 menit, adonan telah menjadi gigi palsu.
7. Menggosok gigi palsu yang telah jadi dengan menggunakan
penggosok atau amplas.
C. Pengujian Kuat Tekan Benda
Pengujian kuat tekan dengan menggunakan alat uji kuat tekan
dengan prinsip dimana adalah nilai kuat tekan benda uji
(kg/cm2) dalam range 1-120 kg, P adalah beban sumbu (kg) dan A
adalah luas permukaan bidang atas dan bidang bawah benda (cm2)
1. Gigi diletakkan pada meja objek alat uji kuat tekan.
10
2. Tekanan perlahan-lahan turun dan menekan gigi sampai gigi
retak atau pecah. Nilai massa (kg) yang ditunjukkan oleh jarum
skala berada dalam range 1 – 120 kg.
3. Mencatat berapa massa yang dibutuhkan untuk memecahkan
seluruh gigi tersebut.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Inovasi penelitian ini diperoleh peneliti dengan menggunakan sumber
data sekunder dan primer. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang
bukan berasal dari peneliti, melainkan memperoleh sumber yang berasal dari
internet, artikel, koran, atau majalah. Sedangkan sumber data primer yaitu
sumber data yang diperoleh peneliti langsung dari penelitian yang dilakukan.
3.3 Teknik Analisa Data
Teknik analisis ini didasari dengan adanya beberapa variabel yaitu:
1. Variabel Bebas : Perbandingan komposisi serbuk cangkang
kepiting dengan serbuk metal atau akrilik dalam
satu gigi palsu.
2. Variabel Terikat : Kekuatan gigi palsu terhadap gaya tekan.
11
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Penambahan Serbuk Cangkang Terhadap Hasil Pengamatan
Visual
Pada umumnya cangkang kepiting berwarna oranye (orange) dan
memiliki bau amis. Dalam cangkang kepiting tersebut mengandung CaCO3
(kalsium karbonat), protein dan khitin.
Biasanya limbah cangkang kepiting dari rumah makan (restaurant)
dibuang pada tempat sampah atau pada bibir pantai, sehingga semakin lama
akan membentuk gundukan sampah cangkang kepiting yang menyebabkan
bau busuk, amis dan penuh lalat.
Penambahan serbuk cangkang kepiting pada pembuatan gigi palsu
dengan cara substitusi sebagai bahan penguat gigi palsu dapat meningkatkan
nilai ekonomis limbah cangkang kepiting, sekaligus dapat mengurangi
dampak pencemaran cangkang kepiting pada ekosistem air maupun darat.
Manfaaat lain dari penambahan serbuk cangkang kepiting pada pembuatan
gigi palsu adalah dapat mengurangi biaya produksi sehingga meningkatkan
keuntungan bagi pembuat gigi palsu.
Pada pembuatan gigi palsu, substitusi sebagian bahan dengan serbuk
cangkang kepiting menampakkan sedikit perbedaan dengan gigi palsu yang
tanpa substitusi bahan. Yaitu ditunjukkan pada warna dan tektur gigi palsu.
Pada gigi palsu yang mengalami penambahan substitusi bahan, warna gigi
lebih oranye (orange) karena zat warna oranye pada cangkang kepiting tidak
dapat hilang. Untuk gigi yang tanpa mengalami penambahan serbuk
cangkang kepiting permukaan gigi palsu lebih halus dibandingkan gigi yang
mengalami penambahan serbuk cangkang kepiting sebayak 10%, 20%, 30%
dan 40%. Adapun analisis visual pada penambahan serbuk cangkang kepiting
sebagai bahan penguat gigi palsu dapat ditunjukkan pada tabel 1 berikut ini :
12
Sifat Fisik
Gigi Palsu dengan
0% Serbuk
Cangkang
Kepiting
Gigi Palsu dengan
10% Serbuk
Cangkang
Kepiting
Gigi Palsu dengan
20% Serbuk
Cangkang
Kepiting
Warna Putih Sedikit oranye Sedikit oranye
Tekstur Halus Agak kasar Agak kasar
Bau - - -
Luas
permukaan
Tabel 1. Perbandingan sifat fisik tiga sampel penelitian yaitu gigi palsu kontrol,
gigi palsu substitusi serbuk cangkang kepiting 10%, dan gigi palsu
substitusi serbuk cangkang kepiting 20%
Warna pada keempat sampel yang mengalami penambahan substitusi
serbuk cangkang kepiting tidak menunjukkan perbedaan warna yang
signifikan, yaitu putih keoranyean. Begitu pula dengan tekstur gigi, pada
keempat sampel yang dibuat dengan penambahan serbuk cangkang kepiting
memiliki permukaan lebih kasar dan memiliki bintik-bintik putih, sedangkan
gigi palsu yang tidak mengalami penambahan serbuk cangkang kepiting
memiliki permukaan halus dan tidak ada bintik-bintik putih. Bintik-bintik
putih yang terdapat pada gigi palsu yang dibuat dengan penambahan serbuk
cangkang kepiting adalah berasal dari serbuk cangkang kepiting yang dalam
penumbukan kurang halus tetapi lolos pada saat penyaringan menggunakan
ayakan.
Pada seluruh sampel gigi palsu yang dibuat, tidak menimbulkan bau. Bau
amis yang terdapat pada cangkang kepiting itu dapat dinetralisir dan hilang
pada saat proses pembuatan serbuk dan gigi palsu. Sedangkan luas
permukaan kelima sampel dibuat sama.
4.2 Pengujian Kuat Tekan Gigi Palsu dengan Substitusi Bahan Penguat
Cangkang kepiting mengandung CaCO3 (kalsium karbonat) yang kuat.
Pada bahan pembuatan gigi palsu ini, ditambahkan serbuk cangkang kepiting
13
yang berbeda di setiap indikator terhadap bahan pembuat gigi palsu yang asli
(akrilik). Dalam penelitian ini, menggunakan lima indikator penambahan
serbuk cangkang kepiting terhadap bahan akrilik dari gigi palsu itu sendiri,
yaitu dengan perbandingan 0:10, 1:9, 2:8, 3:7, dan 4:6. Adapun hasil
pengolahan data uji kuat tekan terhadap penambahan serbuk cangkang
kepiting pada bahan pembuatan gigi palsu dengan luas permukaan bidang
atas sebesar pada tabel 2 berikut ini :
Perbandingan Serbuk
Cangkang Kepiting
dengan Bahan Akrilik
0:10 1:9 2:8 3:7 4:6
( )53,75 55 50 58,75 61,25
Tabel 2. Pengaruh perbandingan penambahan serbuk cangkang kepiting dengan
bahan akrilik terhadap kuat tekan benda (gigi palsu).
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa :
1. Pada percobaan pertama.
Dengan perbandingan penambahan 0% serbuk cangkang kepiting
dan 100% serbuk akrilik menghasilkan kuat tekan gigi palsu sebesar 53,75
kg/cm2 yang diperoleh dari beban sumbu sebesar 43 kg dan luas
permukaan bidang atas sebesar .
2. Pada percobaan kedua.
Dengan perbandingan penambahan 10% serbuk cangkang kepiting
dan 90% serbuk akrilik menghasilkan kuat tekan gigi palsu sebesar 55
kg/cm2 yang diperoleh dari beban sumbu sebesar 44 kg dan luas
permukaan bidang atas sebesar .
3. Pada percobaan ketiga.
Dengan perbandingan penambahan 20% serbuk cangkang kepiting
dan 80% serbuk akrilik menghasilkan kuat tekan gigi palsu sebesar 50
14
kg/cm2 yang diperoleh dari beban sumbu sebesar 40 kg dan luas
permukaan bidang atas sebesar .
4. Pada percobaan keempat.
Dengan perbandingan penambahan 30% serbuk cangkang kepiting
dan 70% serbuk akrilik menghasilkan kuat tekan gigi palsu sebesar 58,75
kg/cm2 yang diperoleh dari beban sumbu sebesar 47 kg dan luas
permukaan bidang atas sebesar .
5. Pada percobaan kelima.
Dengan perbandingan penambahan 40% serbuk cangkang kepiting
dan 60% serbuk akrilik menghasilkan kuat tekan gigi palsu sebesar 61,25
kg/cm2 yang diperoleh dari beban sumbu sebesar 49 kg dan luas
permukaan bidang atas sebesar .
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Serbuk cangkang kepiting dapat dimanfaatkan sebagai bahan penguat
gigi palsu.
5.1.2 Penambahan serbuk cangkang kepiting pada pembuatan gigi palsu
menghasilkan warna sedikit oranye dan tekstur yang agak kasar.
Semakin besar penambahan serbuk cangkang kepiting, maka gigi
palsu yang dihasilkan semakin kuat.
5.1.3 Gigi palsu yang mengalami penambahan serbuk cangkang kepiting
lebih kuat dan tahan lama dibandingkan dengan gigi palsu pada
umumnya.
5.2 Saran
5.2.1 Gigi palsu dengan serbuk cangkang kepiting berwarna sedikit oranye
dan agak kasar cocok untuk konsumen yang memiliki kebiasaan
merokok.
5.2.2 Perlu dianalisa lebih lanjut tentang pengaruh penambahan serbuk
cangkang kepiting dengan penambahan lebih dari 40 % serbuk
cangkang kepiting.
5.2.3 Dapat dikembangkan dalam pemanfaatan serbuk cangkang kepiting
sebagai bahan inovasi alternatif yang lain.
16
17