derrrrrrrrrr - medicalzone.orgmedicalzone.org/wp-content/uploads/2017/04/gdk-azka-2017.pdf · latar...
TRANSCRIPT
DERRRRRRRRRR
Mukadimah
Assalaamu’alaykum warohmatullah wabarokaatuh..
Alhamdulillah, puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah
rahman dan rahiimNya sehingga kita dapat berkumpul bersama dalam dakwah
kemuslimahan FULDFK ini. Shalawat beriring salam, senantiasa kami kirimkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kita semua menuju islam.
Alhamdulillah atas izin Allah SWT. Grand Design Kemuslimahan tahun 2017 dapat
terselesaikan. Grand Design Kemuslimahan ini dibuat dengan tujuan membantu dakwah
para muslimah di lembaga dakwah fakultas kedokteran seluruh Indonesia.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak atas kontribusi pembuatan Grand
Design Kemuslimahan ini. Grand Design Kemuslimahan masih jauh dari sempurna dan masih
perlu masukan kritik dan saran. Semoga memberikan manfaat dalam dakwah dan selalu
dalam ridho Allah SWT.
Wassalaamu’alaykum warohmatullah wabarokaatuh
Maret 2017
Editor
ii
Tim Penyusun
Departemen Kemuslimahan FULDFK DEP 2017
iii
DAFTAR ISI
Mukadimah........................................................................................................................... ii
Daftar isi .............................................................................................................................. iv
Latar Belakang................................. ................................................................................... 1
BAB I Menjadi Muslimah Seutuhnya ................................................................................... 2
1.1 Peran Muslimah dalam Peradaban................................................................................ 4
1.2 Muslimah Super sebagai Anak....................................................................................... 9
1.3 Muslimah Super Sebagai Ibu ......................................................................................... 11
1.4 Muslimah Super Sebagai Dokter.................................................................................... 13
BAB II Dakwah Muslimah .................................................................................................... 16
2.1 Urgensi Dakwah bagi Muslimah ................................................................................... 17
2.2 Tujuan Dakwah bagi Muslimah...................................................................................... 21
2.3 Persiapan Diri Muslimah................................................................................................ 24
2.4 Keistimewaan Dakwah Profesi Kedokteran untuk Muslimah ....................................... 25
BAB III Profil Kemuslimahan DEP & DEW FULDFK .............................................................. 29
3.1 Profil Kemuslimahan DEP .............................................................................................. 30
3.2 Profil Kemuslimahan DEW ............................................................................................ 34
BAB IV Arahan Kerja DEP & DEW FULDFK .......................................................................... 38
4.1 Arahan Kerja DEP dan DEW .......................................................................................... 39
BAB V Arahan Kerja / Standar Proker FULDFK ................................................................... 41
5.1 Arahan Kerja / Standar Proker LDFK ............................................................................. 42
BAB VI Referensi dan Penutup ............................................................................................ 45
Referensi ............................................................................................................................. 46
Penutup ............................................................................................................................... 47
iv
LATAR BELAKANG
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (QS. Ali Imran : 103)
Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berperang untuk membela agamaNya,
dalam barisan yang teratur rapi, seolah-olah mereka sebuah bangunan yang tersusun
kukuh. (QS. As-Saff:4)
Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan akhir yang sama.
Dalam perkembangannya, dibutuhkan komunikasi dan interaksi antar anggota sehingga
setiap pekerjaan dapat dilaksanakan bersama. Dalam sebuah organsasi dakwah kami
menyebutnya dengan amal jama’i. Namun, tanpa adanya panduan dan manajemen yang
baik, tujuan organisasi tersebut tidak akan terwujud dengan baik. Sehingga adanya panduan
sebuah organisasi menjadi sesuatu hal yang penting untuk menyusun langkah demi langkah
yang harus dilakukan dalam periode kepengurusan organisasi tersebut.
1
BAB I
Menjadi Muslimah
Seutuhnya
2
Perempuan adalah satu kata yang melambangkan keanggunan, ketelatenan, serta
kelembutan. Allah SWT menitipkan beberapa keistimewaan pada setiap perempuan. Mulai
dari menitipkan rahim yang menjadi tempat mudigah berkembang sehingga terlahirlah
seorang anak cucu adam hingga surga-Nya yang berada dibawah telapak kakinya.
Meskipun tak jarang, perempuan diidentikkan dengan sifatnya yang lemah lembut serta
berparas cantik layaknya boneka barbie. Sebagai seorang perempuan dalam Islam disebut
muslimah. Sebagai muslimah, kita semua diwajibkan untuk belajar mandiri. Bertambahnya
usia menjadikan kita memiliki banyak pengalaman dalam kehidupan yang membuat kita
semakin bijaksana dalam menyikapi kehidupan ini. Seiring bertambahnya usia pula, kita
seharusnya lebih berpikir dewasa tanpa pernah melepas kodrat sebagai seorang perempuan
yang anggun, telaten, serta lemah lembut. Setiap muslimin dan muslimah memiliki niat baik
untuk menyempurnakan agamanya, salah satunya dengan cara menikah. Setelah menikah,
banyak perubahan yang akan dialami seorang muslimah. Menjadi seorang muslimah
seutuhnya yang memiliki segudang peran. Peran dalam rumah tangga, orangtua, serta
kariernya. Sayangnya, tidak sedikit muslimah yang belum memahami apa dan bagaimana
seorang muslimah yang seutuhnya, yaitu muslimah super. Lalu, bagaimana muslimah super
dalam pandangan agama Islam? Bagaimanakah Islam menunjukkan keistimewaan dari
seorang muslimah? Let’s cekidot!
3
1.1 Peran Muslimah dalam Peradaban
Menelusuri taman yang didalamnya terdapat bunga-bunga yang paling indah,
anggun dan mempesona di muka bumi ini. Bunga-bunga ini ditanam oleh keimanan
dan disiram dengan air limpahan ilmu dan wahyu. Aroma harum bunga-bunga nan
indah ini begitu semerbak dari timur hingga barat. Bunga-bunga ini telah membuat
dunia tercengang oleh kehebatan yang ada dalam dirinya. Lalu, siapakah bunga-bunga
penebar dakwah Islam ini ?. Ya, bunga-bunga ini tidak lain adalah para shahabiyah
yang telah dijamin oleh Allah ke dalam surga.
Khadijah binti Khuwailid ra (Wanita Teragung se-Jagat Raya)
Khadijah ra adalah wanita yang pertama memeluk Islam. Orang yang pertama
shalat bersama Rasulullah SAW. Wanita pertama yang menganugerahkan keturunan
kepada beliau dan wanita pertama yang jaminannya masuk surga. Dia beriman kepada
Nabi SAW saat semua orang kafir kepadanya. Membenarkan risalah beliau disaat
semua orang mendustakannya. Mengorbankan seluruh hartanya untuk kepentingan
beliau disaat semua orang enggan memberinya. Dia adalah wanita yang berpikiran
cerdas, matang, pandai menjaga kesucian dan terpandang, sehingga sejak zaman
jahiliah orang-orang memberikan gelar Ath-Thahirah (wanita yang suci) kepadanya.
Begitu sulit dibayangkan jika kita yang ada di posisi Khadijah saat itu. Dia tidak pernah
ragu sedikit-pun untuk mengorbankan apa segala bentuk sarana agar dapat
menunjang dakwah Rasulullah SAW.
Khadijah Binti Khuwailid, perempuan yang mampu menenangkan Rasulullah
SAW, suaminya, dengan nasihat, "Jangan takut, demi Allah, Tuhan tidak akan
membinasakan engkau. Engkau selalu menyambung tali silaturahim, membantu orang
yang sengsara, mengusahakan keperluan orang lain, memuliakan tamu, dan
menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran".
Sejak saat itulah sejarah dakwah pertama kali dimulai bahwa ia ditulis dengan
adanya peran perempuan. Wanita-wanita pada zaman Nabi termasuk istrinya sangat
berperan dalam membantu perjuangan dakwah Rasul yaitu menegakkan agama Islam.
4
Maka selaku muslimah yang sangat merindukan kejayaan Islam harusnya meneladani
mereka dengan memiliki semangat juang yang tinggi dalam mengemban amanah dan
tanggungjawab.
Ummul Mu’minin Ash-Shiddiqah
Panggilan yang agung ini diberikan Allah SWT kepada ‘Aisyah. Pernikahannya
dengan Rasulullah SAW terjadi atas perintah Allah setelah wafatnya wanita suci,
Khadijah ra.
Nabi SAW pernah bekata kepada ‘Aisyah ra., “Engkau diperlihatkan dalam
mimpiku, selama tiga malam. Malaikat datang membawamu dalam sepotong kain
sutra. Ia berkata ‘ini adalah istrimu.’ Ketika aku menyingkapnya, ternyata itu adalah
engkau. Lalu aku berkata, ‘Jika ini kehendak Allah, maka pasti akan terjadi.’” (HR.
Bukhori & Muslim).
Aisyah ra memiliki banyak kelebihan. Ia adalah satu dari tujuh sahabat yang
paling banyak meriwayatkan hadits Nabi SAW. Ia menghafalnya langsung dari Nabi
SAW dan menyampaikan dan mengajarkan secara langsung sunah Nabi SAW
khususnya sunah fi’liyah (praktik) kepada kaum muslimin. Hadits yang diriwayatkan
Ummul Mu’minin ‘Aisyah ra mencapai 2.210 hadits. 174 diantaranya Muttafaq ‘Alaih,
54 hadits diriwayatkan Imam Bukhori, dan 69 oleh Imam Muslim.
Pemahaman agama dan keilmuan ‘Aisyah ra tidak diragukan lagi. Imam Adz-
Dzahabi rahimahullah ketika menyinggung tentang ibunda kita ‘Aisyah ra ia
mengatakan, “Dialah wanita yang memiliki pemahaman agama paling luas.”.
‘Aisyah ra tumbuh di keluarga Ash-Shiddiq dan tinggal di rumah kenabian dan
mempelajari Islam dari sumber aslinya. Ia menyaksikan langsung turunnya wahyu,
bahkan kamarnya adalah tempat turunnya wahyu. Pengetahuannya tentang fara’idh,
sunah, dan fiqih mengungguli semua wanita yang ada.
Pada masa Khulafa’ur Rasyidin dan masa sesudahnya, ‘Aisyah-lah satu-satunya
wanita yang memberikan fatwa, hingga ia meninggal dunia. Khalifah Umar dan
Utsman sering mengutus orang untuk bertanya tentang ajaran Islam.
5
Ummul mu’minin ‘Aisyah ra., juga mengerti ilmu kedokteran. Ilmu yang
membuat kagum keponakannya Urwah bin Zubair, “Wahai ibundaku, aku tidak kagum
dengan pemahamanmu yang mendalam tentang masalah-masalah agama, karena
engkau adalah istri Nabi SAW dan putra Abu Bakar ra. Aku juga tidak kagum dengan
pengetahuanmu yang luas tentang syair dan kondisi sosial masyarakat karena engkau
adalah putri Abu Bakar ra., yang dikenal keilmuannya tentang itu. Akan tetapi, aku
kagum dengan pengetahuanmu tentang ilmu kedokteran. Bagaimana hal ini bisa
terjadi dan darimana engkau mempelajarinya ? ”. ‘Aisyah ra. menepuk pundak Urwah
dan berkata, “Wahai Uraiyah (panggilan kecil Urwah), Rasulullah SAW. sakit cukup
lama di masa terakhir hidupnya. Saat itu-lah banyak delegasi dari berbagai kabilah
Arab yang menemui beliau, lalu mereka menjelaskan beberapa obat untuk membantu
kesembuhan beliau. Akulah yang mempraktikkannya untuk mengobati beliau. Dari
situ-lah aku mengenal ilmu pengobatan.”.
Ada perkataan-perkataan ‘Aisyah ra., yang menunjukkan kecerdasannya dalam
ilmu kedokteran, kelugasannya saat berbicara tentang sesuatu, dan kekuatannya
dalam mengamati sesuatu. Tidak tertinggal tentang kecerdasan luar biasa yang
diberikan Allah kepadanya. Sebagai contoh, ia pernah berkata, “Siapa yang makan
kurma dengan jumlah ganjil, ia tidak akan mudah sakit.”. Satu contoh lagi, ia pernah
berkata, “Tidak baik begadang kecuali karena tiga alasan: shalat, malam pengantin dan
safar.”. Uraian ini menunjukkan bahwasanya ia tahu betul akan bahaya begadang dan
pengaruh buruknya terhadap kesehatan.
Fatimah Az-Zahra (Pemimpin Wanita di Surga)
Nabi SAW berkata kepada putri beliau, Fatimah “Tidakkah kamu suka menjadi
pemimpin para wanita penghuni surga?” dan Rasulullah SAW juga bersabda, “Seorang
malaikat turun kepadaku. Ia memberiku kabar bahwa Fatimah adalah pemimpin para
wanita di surga.” (Al-hadits)
Fatimah adalah putri bungsu Rasulullah SAW. Fatimah lahir di Ummul Qura
Mekah dan peristiwa ini terjadi lima tahun sebelum Rasulullah diangkat sebagai Nabi.
6
Belum ada dalam sejarah, seorang wanita yang memiliki sifat sabar dan takwa seperti
halnya putri Rasulullah SAW., Fathimah Az-Zahra. Sejak hari pertama
pemikahannya ia telah menunaikan tugas-tugas rumah tangga, seperti membuat
tepung, mengolah adonan, hingga terkadang sampai mengotori rambutnya,dan
membuat roti.
Ali ra. melihat ada guratan lelah pada wajah istrinya yang suci dan bertakwa
tersebut. Karena itu, ia senang ketika ada kabar bahwa kaum muslimin mendapatkan
harta pampasan perang dan budak-budak hasil dari salah satu peperangan. Peluang ini
tidak ia sia-siakan. Ia berkata kepada Fathimah, “Aku benar-benar lelah mengambil air
dari sumur hingga dadaku terasa sakit. Allah telah memberi ayahmu banyak budak.
Pergilah menemui beliau dan mintalah seorang pembantu.”. Fathimah menjawab,
“Demikian pula aku. Aku selalu membuat adonan hingga membekas di tanganku.”.
Fathimah menemui Nabi SAW. Beliau bertanya, “Ada apa kamu datang ke sini, wahai
putriku? Apa keperluanmu?”. Fathimah menjawab, “Aku datang hanya untuk
mengucapkan salam kepadamu.”. Ia tak kuasa mengatakan keinginannya karena
sangat malu. Ia pun pulang. Ali bertanya padanya, “Bagaimana?”“Aku malu untuk
meminta kepada beliau. Aku pulang begitu saja.”Ali dan Fathimah memutuskan untuk
pergi bersama-sama menemui Rasulullah SAW. Meskipun berjalan dengan malu-malu
dan sempat majumundur, akhirnya mereka bertemu juga dengan Rasulullah. Mereka
berdua mengadu kepada beliau perihal kondisi yang mereka alami, Mereka meminta
agar dihadiahi seorang pembantu.Rasulullah menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan
memenuhi permintaan kalian itu. Aku meninggalkan para ahli shuffah dalam keadaan
lapar. Aku akan menjual budak-budak itu dan hasilnya aku infakkan kepada mereka.”
Mereka berdua pulang. Selang beberapa waktu, Rasulullah SAW. menyusul ke rumah
mereka. Saat itu, mereka sudah siap tidur. Jika selimut mereka ditarik ke bawah untuk
menutupi kaki, kepala mereka terlihat, dan jika ditarik ke atas untuk menutupi kepala,
maka kaki mereka terlihat. Mereka berdua bangun untuk menyambut Rasulullah,
namun Rasulullah mencegah dengan mengatakan, “Tetaplah
7
di tempat kalian. ”Beliau melanjutkan, “Apakah kalian mau aku beritahu tentang
sesuatu yang lebih baik dari yang kalian minta?”. “Tentu saja”. “Ada beberapa kata
yang diajarkan oleh Jibril kepadaku. Setiap kali ' selesai shalat, bacalah tasbih sepuluh
kali, tahmid sepuluh kali, dan takbir sepuluh kali. Jika kalian hendak berbaring di
tempat tidur, bacalah tasbih tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, dan takbir
tiga puluh tiga kali.”Ali ra. dan Az-Zahra ra. puas dengan kalimat-kalimat penuh berkah
ini. Mereka berdua mengamalkannya hingga akhir hayat mereka.
Ummul mu’minin ‘‘Aisyah ra berkata “Aku tidak mengetahui orang yang
penampilan, sikap dan perilakunya mirip Rasulullah selain Fatimah. Semoga Allah
memuliakannya.” (HR. Abu Dawud). ‘Aisya ra berkata, “Aku tidak mengetahui orang
yang biccaranya lebih jujur dari Fatimah, selain orang tuanya sendiri.” (HR. Hakim).
Jika Rasulullah adalah pemimpin orang-orang yang bertakwa dan zuhud, maka
Fatimah ra tentu termasuk wanita yang paling zuhud. Ia sangat menikmati
kehidupannya yang keras dan serba kekurangan. Baginya, gemerlapnya perhiasan
dunia tidak melebihi sebutir debu. Fatimah menyadari bahwa ridho Allah dan Rasulnya
lebih bernilai daripada perhiasan dunia. Allah SWT berfirman, “Katakanlah, perhiasan
dunia itu sedikit, dan akhirat lebih baik bagi orang yang bertakwa.” (QS. An-Nisa:77)
Fatimah Az-Zahra menjalani hidupnya dengan selalu bertumpu pada bimbingan
Allah, untuk mendapatkan kenikmatan abadi yang disediakan orang-orang beriman
yang sabar menghadapi hidup ini, yaitu surga. Ia bersama suaminya memilki hidup
zuhud dan sangat sederhana.
Ukhtifillah, begitu mulianya kehidupan yang dijalani oleh istri-istri Rasul SAW
dan keturunan beliau yakni Fatimah. Penulis disini hanya mengulas sedikit bagaimana
peran muslimah zaman Rasul dulu dalam mensyi’arkan Islam dan berjuang dengan
segala kemampuan yang mereka punya. Dari ketiga sejarah muslimah diatas sangat
banyak hikmah yang dapat kita ambil untuk bekal kita di akhir zaman ini sebagai
seorang muslimah. Masih banyak sejarah para shohabiah, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in
serta muslimah di era modern saat ini yang tidak bisa penulis jabarkan satu persatu.
8
Semoga dari kisah diatas dapat menginspirasi bagi kita semua untuk mencontohi sifat-
sifat mulia orang-orang beriman terdahulu. Menjadi muslimah akhir zaman tentu
menjadikan hidup kita lebih bersemangat dalam memperdalam ilmu agama, ilmu
kedokteran, dan ilmu lainnya yang semata-mata hanya mencari ridho Allah dan
Rasulnya. Karena itulah akhirat harus menjadi tujuan hidup kita dan berusaha keras
untuk menapai tujuan itu, agar masuk dalam deretan orang yang disebut Allah dalam
firman-Nya: “Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha kea
rah itu dan bersungguh-sungguh, dan ia orang mukmin, maka mereka itu orang-orang
yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS. Al-Isra: 19)
1.2 Muslimah Super Sebagai Anak
Wahai Muslimah, masihkah kau ingat?
Seseorang yang mengandungmu selama 9 bulan dalam keadaan payah yang
semakin bertambah-tambah kian harinya, melahirkanmu dengan mengorbankan
nyawanya, lantas menyusui dan membesarkanmu penuh kasih dan sayang, siapa lagi
kalau bukan ibumu?
Seseorang yang tulus menjagamu sepanjang hidupmu, menanamkan nilai tauhid
di dalam jiwamu, memberimu teladan akan kearifan hidup, siapa lagi kalau bukan
ayahmu?
Maka masihkan kita tega menyakiti hati mereka dengan berujar kasar lantas
tidak menerapkan akhlak mulia terhadap mereka?
Mari sejenak kita resapi dan simak ayat indah berikut:
ا يبلغنا عندك الكبر أح دهما أو كلهما فل تقل لهما أف ول وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إيااه وبالوالدين إحسانا إما
حمة وقل رب ارحمهما كما رباياني صغير تنهرهما وقل ل ل من الرا اهما قول كريما واخفض لهما جناح الذ
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya
kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
9
janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh
kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (QS. Al-Israa’ : 23-24).
Bagaimana perasaanmu setelah membacanya, Saudariku?. Dimulai dari awal
ayat, coba perhatikan. Allah menggandengkan kewajiban berbakti pada kedua
orangtua dengan bertauhid pada Allah. Lalu Allah menjabarkan secara detail di ayat
selanjutnya tentang akhlak mulia kepada orangtua. Hal tersebut menunjukkan betapa
agungnya amalan berbuat baik kepada orangtua. Masya Allah!
Maka dari itu, jangan kita sia-siakan dua pintu surga yang kita miliki lewat kedua
orangtua kita. Selagi ada waktu, selagi Allah memberi kita kesempatan. Rasulullah
sendiri telah mengingatkan kita akan hal ini.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« ». «
»
“Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa,
wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ”(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua
orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah
tua, namun justru ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim)
Oleh karenanya, kita perlu mengetahui cara berbakti kepada orangtua,
Saudariku.
1. Menaati perintah keduanya selama bukan dalam perkara yang dilarang oleh
Allah dan Rasul-Nya.
2. Mendahulukan perintah mereka dari perkara yang hanya dianjurkan (sunnah).
3. Menghiasi diri dengan akhlaq yang mulia di hadapan keduanya, di antaranya
adalah dengan tidak mengeraskan suara di hadapan mereka.
4. Menjalin hubungan dengan kolega orang tua
10
5. Berbakti kepada kedua orang sepeninggal mereka adalah dengan mendo’akan
keduanya.
Maka bergegaslah untuk memperbaiki hubungan kita dengan orangtua.
Berpaculah untuk menjadi anak yang terbaik yang menampakkan akhlak mulia. Lalu
tetaplah mengingat, demi mencapai kebahagiaan hidup maka gapailah keridhoan
mereka, niscaya kau akan mendapatkan pula ridho dari Nya.
1.3 Muslimah Super Sebagai Ibu
Seorang ibu adalah madrasah ( sekolah) pertama dalam pendidikan bangsa, dan
dia adalah guru pertama bagi generasi-generasi cerdas, pencipta peradaban,
sebagaimana yang diungkapkan oleh penyair, Hafidz Ibrahim berikut ini :
“Al-Ummu madrasah Al-ula (Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya) apabila
engkau mempersiapkannya dengan baik, berarti telah engkau telah menyiapkan
generasi muda yang baik dan gagah berani. Seorang ibu adalah guru pertama dari
semua guru pertama, yang pengaruhnya menyentuh seluruh jagat raya.’’
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” (QS. Al Kahfi-46)
Wahai saudariku, Persiapkanlah diri anda untuk menjadi seorang Ibu yang
shalihah sebagai Madrasah bagi anak-anakmu kelak. Wanita adalah setengah dari
bagian masyarakat, dan ia melahirkan generasi manusia, serta ialah pondasi tegaknya
keluarga. Bila anda ingin memiliki anak-anak yang salih dan salihah, maka
persiapkanlah diri anda menjadi wanita bertakwa, tangguh, kuat lahir bathin, tegar,
mandiri, sabar dan cerdas sebelum anak anda lahir bahkan sebelum nikah. Melahirkan
generasi shalih dimulai dari kedua orang tua yang juga salih dan salihah. Yang
mempunyai kesadaran untuk memiliki generasi yang baik lahir maupun bathin.
Mempunyai kesadaran bahwa anak-anak adalah Amanah dari Allah Ta'ala, yang harus
dijaga dengan baik.
Ibu adalah "gudang ilmu", "pusat peradaban" dan "wadah" yang menghipum
sifat-sifat akhlak mulia. Peran yang sangat penting ini, meuntut seorang ibu untuk
11
membekali dirinya dengan ilmu yang memadai. maka seorang ibu harus terus
bergerak meningkatkan kualitas dirinya. Karena, untuk mencetak generasi yang
berkualitas, diperlukan pendidik yang berkualitas pula. Hal itu berarti ibu tidak boleh
berhenti belajar.
Wahai saudariku, muslimah. Teruslah mencari ilmu, bekali dirimu dengan ilmu.
Ilmu yang dapat meluruskan akidah, mensalihkan ibadah, membaguskan akhlak,
meluaskan tsaqofah, membuat mandiri, tidak bergantung pada orang lain sekaligus
bermanfaat buat orang lain.
Adapun beberapa bekal utama yang sekiranya dipersiapkan sejak dini :
1. Iman dan Taqwa
Inilah bekal utama seorang ibu sebagai sekolah pertama. Tidak akan
pernah seorang ibu menjadi sekolah yang unggul tanpa dibekal iman dan taqwa.
Keduanya ibarat benteng penjaga kemurnian fitrah anak didiknya. Sekaligus
sebagai perisai yang menghalangi panah tentara setandan serangan dahsyat
budaya kejahiliyahan. Sejak dini anak sudah dikenalkan dengan kalimat tauhid
laa ilaaha illallah sebagai kalimat yang pertama kalimereka ucapkan secara fasih.
Kemudian, menghiasi diri dengan ketaqwaan. Sebab, pendidik adalah contoh
dan panutan sekaligus penanggung jawab pertama dalam pendidikan anak
berdasarkan iman dan islam.
2. Ilmu dan pengalaman
Ilmu adalah petunjuk terbaik dan pengalaman adalah guru yang arif dan
bijaksana. Tanpa ilmu seorang ibu tidak akan menjadi pendidik sejati dan tanpa
pengalaman tidak akan membuat seorang ibu pendidik handal. Antara ilmu dan
pengalaman harus berpadu dalam diri seorang ibu. Semua itu karena mendidik
anak bukan sekedar membesarkan, namun membekali, membangun,
mengarahkan mengembangkan serta mengontrol menuju keridhaan Allah ‘Azza
wa Jalla dan Rasul-Nya.
12
3. Sabar dan Tawakkal
Salah satu peran ibu adalah mendidik. Banyak sekali hambatan dan
rintangan dalam proses perjalanannya. Oleh sebab itu seorang ibu harus
berbekal dengan kesabaran dan ketawakkalan. Sabar dan tawakkal adalah kunci
dalam segala urusan .
4. Doa dan keikhlasan
Doa seorang ibu akan mengantrkan anaknya pada kesuksesan dan
keberhasilan. Tak ada senjata yang paling ampuh kecuali doa setelah berusaha
maksimal mungkin.
Kewajiban seorang ibu terhadap anaknya :
1. Mengetahui tanggung jawab terhadap anak-anaknya
2. Menggunakan cara yang baik dalam mendidik anak
3. Memberikan cinta dan kasih sayang nya kepada anak
4. Tidak pilih kasih terhadap putra-putrinya
5. Tidak membedakan dalam mencurahkan kasih sayang kepada putra-putrinya
6. Tidak menyumpahi anak
7. Mewasdai segala hal yang mempengaruhi pembentukan dan pembinaan anak
8. Menanamkan akhlakul karimah pada anak
Wahai para ibu, janganlah pernah menyerah dan putus asa. Selalu bersiap
siagalah menjadi sekolah pertama yang mencetak para pejuang yang selalu membela
Allah dan Rasul-Nya.
1.4 Muslimah Super Sebagai Dokter
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat: ‘Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah.’ Berkata mereka: ‘Apakah Engkau
hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan
darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau?’
13
Dia berkata: ‘Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS
Al-Baqarah: 30)
Setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawabannya. Sebagai seorang muslimah dan juga seorang dokter, kita
diwajibkan meletakkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Hal ini
sekaligus mengamalkan salah satu poin dalam sumpah dokter yaitu “Saya akan
senantiasa mengutamakan kesehatan pasien.”
Nah.. tapi, apa saja sih tantangan dalam menjalankan pendidikan dokter
ataupun jika telah menjadi dokter bagi seorang muslimah? Berikut adalah beberapa
pertanyaan seputar dokter dan muslimah dalam salah satu kajian kemuslimahan yang
diselenggarakan oleh Kemuslimahan Dewan Eksekutif Pusat FULDFK..
1. Tanya :
Saat kita masih dalam masa preklinik, kita mungkin kita dapat berada di
lingkungan LDK yang notabene cukup banyak kajian. Nah, sementara saat koas,
itulah masa-masa dimana kita mulai mendapat pengaruh eksternal lebih banyak.
Ditambah lagi kalo lingkungan pergaulan atau kelompoknya kurang kondusif
untuk mengkaji ilmu Allah. Bagaimanakah cara untuk menghadapinya?
Jawab :
Memang benar ketika koass kita pasti butuh kajian, butuh sharing
masalah. Oleh karena itu memiliki teman yang bisa sevisi dan semisi itu luar
biasa membantu. Namun apabila lingkungan kurang kondusif, kita harus punya
benteng untuk menapis segala pengaruh yang kurang. Tetap jaga keistiqomahan
kita dan jangan lupa untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan, terutama
seperti mengajak sholat berjamaah, membahas hal-hal yang bermanfaat dan
mengurangi kesia-siaan, belajar bersama, sharing masalah.
Intinya, kita harus bisa menempatkan sesuai porsinya ya, karena kita butuh
merefresh diri juga saat koass agar tidak terlalu jenuh apalagi bisa sekalian
liburan tadabur alam bersama teman-teman saat koass kita d daerah #asyik
14
Selain itu, jangan lupa juga untuk tetap update ilmu-ilmu keislaman kita
agar tetapterjaga. Memang sulit, tapi itulah tantangannya. Sebenarnya kita
masih bisa belajar sendiri, tetap kontak dengan teman-teman halaqoh, atau ikut
kajian online seperti fasilitas yang diadakan oleh FULDFK ini.
2. Tanya :
Bagaimana bila selama berada di ruangan OK, ada peraturan yang
melarang muslimah memakai hijab?
Jawab:
Satukan tekad dengan para muslimah yang sevisi dan semisi! Kemudian
buat advokasi ke pihak RS atau kampus untuk memberikan solusi tentang hijab
di ruang OK. Naah, saat itu bisa kita jelaskan dan beri gambaran bahwa sudah
banyak rumah sakit yang memperbolehkan para muslimah untuk tetap syar’i di
bagian apapun di rumah sakit tersebut, salah satunya di ruang OK. Apabila
dalam prosesnya belum berhasil, untuk sementara solusinya kita bisa pakai
penutup kepala steril yg bisa menutupi rambut kita agar tidak terlihat
seutuhnya.
3. Tanya:
Bagaimana cara memanage waktu dengan baik saat koas?
Jawab:
Memang sulit untuk memanage waktu, namun setidaknya kita memiliki
prinsip “jangan mau kita dijemput waktu, tapi kita harus bisa mengatur waktu
agar bermanfaat”. Selain itu, ingat prioritas dan kewajiban kita sebagai anak
koass dan muslimah. Jangan menunda pekerjaan, ingat waktu,
ingat goal, manfaatkan waktu istirahat, dan cicil.
Dan jangan lupa, tetap seimbangkan ilmu dunia dan akhirat yaa shaliha
15
BAB II
Dakwah Muslimah
16
2.1 Urgensi Dakwah Bagi Muslimah
Pada dasarnya, hukum syara’ itu dibebankan kepada laki-laki dan wanita. Tidak
ditemukan perbedaan di antara kedua jenis kelamin dalam hal taklif (pembebanan
hukum), kecuali bila terdapat nash-nash yang membedakannya.
Apabila terdapat seruan seperti: “Hai orang-orang yang beriman”, maka seruan
tersebut selain ditujukan untuk kaum lelaki mencakup pula wanita. Dengan demikian,
tidak perlu ada seruan khusus untuk kaum wanita, misalnya: “Wahai orang-orang
wanita yang beriman”.
Dalam bahasa arab terdapat kaidah yang menyatakan bahwa seruan bagi kaum
laki-laki sekaligus mencakup seruan bagi laki-laki dan perempuan. Sedangkan seruan
bagi perempuan, tidak mencakup bagi laki-laki; ia terbatas hanya untuk kaum wanita
saja. Atas dasar tersebut dapat dipahami bahwa seruan-seruan Allah SWT seperti1):
“Wahai, orang-orang yang beriman”; “Wahai manusia”; “Janganlah kalian membunuh
jiwa”; “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang-orang yang
menyeru kepada Allah [berdakwah kepada Islam] dan melakukan amal shaleh
[melaksanakan hukum-hukum Islam]”; “Dan taatilah Allah, taatilah Rasul dan para
pemimpin (pejabat yang menerapkan Islam) dari kalangan kamu”;
1) Contoh-contoh dari sekian banyak seruan yang terdapat pada ayat-ayat Al
Qurâan. “Tegakkanlah shalat dan keluarkanlah zakat”; atau “Sempurnakanlah haji dan
umrah itu bagi Allah”.
Juga dapat kita pahami seruan-seruan Rasulullah saw, seperti2): “Kaum
muslimin terpelihara darah mereka”; “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka hendaklah ia berkata benar atau diam”; “Seorang muslim adalah saudara
bagi muslim yang lainnya”; “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”; atau
“Sebarkanlah oleh kalian salam di antara kamu”.
Walaupun kata-kata yang terdapat dalam firman Allah SWT dan Hadits
Rasulullah saw tersebut di atas semuanya berbentuk muzhakar (jenis laku-laki), akan
tetapi seruan yang demikian telah disepakati bahwa ia juga mencakup bagi wanita.
17
Ada beberapa hukum yang dikhususkan bagi kaum pria saja, yaitu apabila ada
qarinah (indikasi) yang menerangkan bahwa hukum tersebut tidak mencakup wanita.
Demikian juga sebaliknya, ada beberapa hukum yang dikhususkan bagi kaum wanita,
yaitu dengan adanya beberapa qarinah yang menunjukkan bahwa hal tersebut tidak
diperuntukkan bagi kaum pria. Sebagai contoh; laki-laki adalah pemimpin bagi wanita,
sedangkan kaum wanita tidak; laki-laki memberikan mahar dan nafkah, serta
ditangannya terdapat akad talak; akan tetapi ‘iddah mati dan ‘iddah talak tidak
berlaku bagi laki-laki, ia hanya berlaku bagi wanita saja; wanita memiliki aurat yang
berbeda dengan aurat laki-laki; kesaksian wanita berbeda dengan kesaksian laki-laki;
wanita bisa terputus shalat dan shaumnya (karena haid), sedangkan laki-laki tidak.
Bagian laki-laki dalam hal warisan, berbeda dengan bagian wanita; dan seterusnya.
Peran wanita muslimah dalam mengemban dakwah Islam; sebenarnya aktifitas
tersebut bukanlah perbuatan yang berdiri sendiri. Dengan kata lain, tidak cukup kita
mencari dan membahasnya dari sudut hukum syara’ saja yang berkaitan dengan
dakwah wanita. Namun harus dibahas dari sudut hukum yang lain, karena merupakan
kumpulan dari berbagai perbuatan yang berkaitan dengan kedudukan wanita dalam
keluarga atau dalam masyarakat, serta ada batas-batas hubungan antara pria dengan
wanita, dan sebagainya. Dari sinilah, maka dakwah untuk kalangan wanita mempunyai
sejumlah hukum syara’. Kedudukan laki-laki dan wanita di dalamnya adalah sama,
maka kita mendapatkan keadaan tertentu berbagai hukum yang khusus bagi laki-laki;
namun wanita dikecualikan dari hukum-hukum khusus ini, tetapi ia tidak keluar dari
ketentuan-ketentuan yang tercantum pada butir 1-7 di atas. Keadaan yang dimaksud
di sini adalah antara lain:
(1) Wanita tidak boleh keluar rumah, tanpa izin dari walinya sendiri. Misalnya, ayah,
saudara laki-laki, suami, paman, dan sebagainya. Ketentuan ini membatasi kegiatan
dan kemampuannya untuk bergerak di bidang dakwah.
(2) Apabila tidak disertai suami atau salah seorang muhrim dari keluarganya,
18
maka wanita tidak boleh mendatangi tempat-tempat khusus [rumah, apartemen, dan
sebagainya] yang di dalamnya terdapat laki-laki asing yang bukan muhrimnya.
Ketentuan ini juga membatasi kegiatan dan kemampuannya untuk bergerak di bidang
dakwah.
(3) Apabila seorang wanita telah bergabung ke dalam suatu gerakan Islam dan
pimpinan gerakan tersebut menyuruhnya melaksanakan suatu perintah, sementara
walinya menyuruhnya dengan perintah yang lain, maka ia wajib menaati perintah
walinya selama perintah itu bukan berupa maksiat yang nyata atau bukan maksiat
menurut pandangan pemimpin gerakan Islam tersebut.
Secara pasti, Kita tahu bahwa taat kepada ayah dan suami adalah wajib. Semua
itu berlaku dalam perkara bukan maksiat kepada Allah SWT. Apabila perintah ayah
atau suami bertentangan dengan perintah amir/pemimpin, maka dalam hal seperti ini,
mana yang harus ia patuhi?
Yang wajib dipatuhi tidak lain adalah taat kepada ayah atau suami. Sebab, nash-
nash Syara’ yang ada memang lebih menekankan /menegaskan agar wanita taat
kepada ayah atau suami daripada mentaati amir /pemimpin suatu gerakan Islam,
walaupun si wanita termasuk anggota gerakan Islam tersebut. Hadits-hadits Rasulullah
saw tentang hal ini sangatlah jelas, seperti antara lain sabda beliau3):
“Ayah itu menduduki pertengahan pintu-pintu surga. Karena itu, peliharalah
pintu itu kalau kalian mau, atau tinggalkanlah [dengan segala akibatnya]”.
3) Lihat Shahih Ibnu Hibban, hadits no. 426.
Imam Al Baidlawi menjelaskan arti dan maksud dari hadits tersebut bahwa
sebaik-baik titipan pelintas masuk surga dan mencapai derajat yang tinggi ialah
dengan jalan mematuhi perintah seorang ayah dan berbakti kepadanya4). Ketaatan
kepada ayah, ini juga ditegaskan di dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ath
Thabari, yaitu sabda Rasulallah saw5):
“Taat kepada Allah adalah sama halnya dengan taat kepada seorang ayah.
19
Berbuat maksiat kepada Allah adalah sama halnya dengan berbuat maksiat kepada
seorang ayah”.
Adapun taatnya seorang isteri kepada suami, banyak hadits Rasulallah saw yang
menjelaskan hal tersebut. Misalnya, kita perhatikan antara lain sabda beliau6):
“Tidak boleh bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah memberi izin
kepada seorang (laki-laki) untuk masuk ke dalam rumah suaminya, sedangkan
suaminya itu tidak suka [kepada orang tersebut]. Juga, tidak boleh bagi seorang
wanita keluar rumah kalau suaminya tidak suka”.
Di antara aktivitas yang terpenting di dalam mengemban dakwah
Islam adalah keterikatan para pengemban dakwah dengan hukum-hukumNya.
Sesungguhnya keterikatan seperti itu, baik dari pihak laki-laki maupun wanita, adalah
termasuk salah satu kegiatan dakwah untuk merealisasikan Islam. Dengan demikian,
apabila seorang wanita berpakaian secara syar’i, perilakunya islami baik di dalam
lingkungan keluarga maupun di dalam lingkungan masyarakat, bahkan membenci
setiap adat /kebiasaan orang Barat yang tidak sesuai dengan islam dan lainnya yang
begitu nampak sekarang dalam berbagai aspek kehidupan umat Islam, serta ia merasa
bangga dengan ide-ide, hukum-hukum dan adat /kebiasaan yang bernafaskan Islam
pada saat ia menampilkan semua sifat /ciri Islam ini di dalam dirinya, maka
sesungguhnya ia sudah menjadi seorang da’iyah (pengemban dakwah Islam) walaupun
ia sendiri tidak merencanakannya. Oleh karena itu, perilaku yang baik adalah langkah
awal dalam berdakwah kepada Islam, khususnya bagi wanita muslimah.
4) Lihat Faidlul qadir, Abdurrauf Al Manawi, VI/371.
5) Lihat At Targhib Wat Tarhib, Zakiyuddin Al Munzhiri, III /322.
6) Lihat Shahih Ibnu Hibban hadits no. 4158; Musnad Ad Daylami hadits no. 7772; dan Kasyful Ghummah, Imam Asy
Syaârani, II/107
20
2.2 Tujuan Dakwah Bagi Muslimah
2.2.1 Pendahuluan
Manusia tak akan selamat jika tak mengikuti hidayah (petunjuk
kebenaran). Sebab manusia tak bisa merumuskan sendiri jalan hidupnya, dan
menilai sendiri apa yang baik dan apa yang buruk bagi dirinya. Manusia dibatasi
oleh akal dan pengalaman inderanya, yang karenanya tak mampu menilai secara
obyektif terhadap dirinya sendiri. Manusia akan cenderung menganggap baik
terhadap segala sesuatu yang sesuai dengan nafsu, keinginan dan idenya.
Sementara sesuatu yang bertentangan dengan nafsu, keinginan dan idenya,
akan dinilainya salah.
Hidayah harus dirumuskan oleh pihak selain manusia. Dirumuskan oleh zat
Yang Maha Tahu dan Maha Kasih Sayang kepada manusia. Zat yang menciptakan
manusia.Rasulullah saw diturunkan untuk menjelaskan hidayah ini, sehingga
semua manusia memiliki neraca (mizan) yang bersifat baku, berlaku secara
global dan lintas jaman. Neraca berguna untuk menengahi perbedaan ide akal
manusia dan pengalaman hidupnya.
“Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan
perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al
Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al
Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di
antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi
petunjuk kepada jalan yang lurus”.(Q.S Asy-Syura:52)
Pada batas inilah kewajiban kita, yaitu memahamkan syariat kepada
semua umat manusia. Tentu saja dengan dilengkapi semangat maksimal dan
metode terbaik sehingga memudahkan dalam proses menyampaikan dan
memahamkan. Da’i tidak boleh apatis, dan hanya bersandar pada argumen
klasik:‘yang penting sudah saya sampaikan’.
21
2.2.2 Tujuan Dakwah Muslimah
Dakwah yang diarahkan terhadap wanita muslimah harus berusaha untuk/
setidaknya melayani tujuan sebagai berikut:
Memperkuat Iman, Hal tersebut dilengkapi dengan kegiatan ibadah yang
meningkat, mengingat Allah (berdzikir), dan refleksi pada nama Allah, dan
kekuasaan-Nya dan penciptaan dalam diri kita dan di alam semesta. Namun ini,
tidak akan mungkin tanpa penanaman pemahaman yang benar tentang isu-isu
tertentu yang terkait dengan 'Aqidah kita, dan penekanan terhadap Tauhid.
Meningkatkan pengetahuan, Tanpa itu seseorang tidak bisa mencapai
banyak. Penekanan khusus harus diletakkan pada dasar-dasar Islam dan pada
mata pelajaran terkait kebutuhan bahwa da'iyah di lingkungan nya.
Pengetahuan tentang paham, ide, kelompok dan sekte yang menyimpang dari
Islam. Kesadaran harus dibangkitkan mengenai mereka yang tidak ingin melihat
penyebaran Islam dan yang memperoleh dasar dalam hati dan pikiran orang-
orang.
Membangun kepribadian Dakwah, Dakwah membutuhkan pengorbanan
dan karena itu perempuan harus siap untuk menanggung ‘biaya' keuangan yang
mungkin dikeluarkan untuk Islam. Ini datang dengan tujuan kebangkitan umat
Islam dan mengkounter upaya-upaya musuh Islam. Kepemimpinan, tanggung
jawab dan inisiatif individu harus diajarkan. Fakultas pendidikan teoritis dan
praktis harus dipupuk. Para da'iyah harus diajarkan keterampilan sosial yang
diperlukan dan pentingnya Dakwah melalui contoh yang baik dan tindakan.
Mereka juga harus diajarkan konsep nilai waktu, manajemen dan bagaimana
menggunakan kegiatan yang menyenangkan dan halal selama waktu luang
mereka.
Membangun kekebalan terhadap dosa, Ini termasuk mengenali penyakit-
penyakit dosa, terutama yang berkaitan dengan perempuan, dan menghalangi
jalan menuju dosa tersebut dengan menghindari hal-hal, kegiatan dan tempat
22
yang akan menjadi pintu terbukanya dosa. Persiapan psikologis dengan
memastikan bahwa da'iyah memiliki iman dalam ketulusan Allah, harapan,
cakupan dalam kebenaran, kebanggaan dalam Islam, kesabaran, dan
pengetahuan tentang kondisi dan lingkungan dari orang yang mereka
menangani. Ini adalah aspek yang sangat penting dari kesiapsiagaan, karena
pendakwah terikat kepada orang-orang, yang memiliki karakter dan
kecenderungan yang berbeda.
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tidaklah kami, para
sahabat Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam mendapati masalah dalam suatu
hadits lalu kami bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha melainkan kami
mendapatkan dari sisi beliau ilmu tentang hal itu.
Keutamaan dan kesempurnaan seorang wanita terletak pada ketaatan
mereka kepada Allah ta’ala, kesabaran mereka di dalam menjaga dan
memelihara kehormatan dan keimanan, ketaatan, nasihat dan dorongan mereka
kepada suaminya, menjadi istri terbaik untuk suaminya, teman dan sahabat,
penasihat dan pendorong baginya untuk taat kepada Allah ta’ala dan
berdakwah ilallah. Juga menjaga kehormatan diri dan hartanya, mendidik dan
berdakwah kepada anak-anaknya hingga menjadi anak-anak yang shalih dan
shalihah hingga mereka dewasa, dan sekaligus menjadi ibu yang terbaik untuk
anak-anaknya, menjadi teladan dan ustadzah bagi mereka dan juga teladan dan
pendidik bagi para wanita selainnya, serta berusaha untuk menjadi hamba
terbaik untuk Rabbnya.
Demikian seharusnya sosok wanita da’iyah terbaik, sebagai buah dari ilmu
yang ada pada dirinya. Sebab dakwah adalah ibadah, sementara modal utama
dalam dakwah adalah ilmu syar’i. Seorang wanita yang semakin berilmu akan
semakin menetap di dalam rumahnya. Dan bukanlah termasuk modal dakwah
dengan sekadar mampu dan berani bicara di hadapan umum, namun tidak
didukung oleh ilmu syar’i.
23
2.3 Persiapan Diri Muslimah
Di antara tuntutan penting dakwah terhadap muslimah ialah keharusan memiliki
persiapan berupa keahlian untuk melaksanakan aktivitas ini. Seperti memiliki fitrah
yang disiapkan Allah untuk membantunya melaksanakan tugas dan memikul beban
dakwah. Persiapan ini sebagai berikut :
1. Kesiapan Fitrah untuk Beramal
Kesiapan fitriyah untuk beramal di lapangan dakwah ini yang terpenting di
antaranya:
a. Kecederungan jiwanya untuk bergaul dengan orang lain serta
memperhatikan kepentingan mereka, mencintai mereka, dan suka
melayani mereka.
b. Memiliki kepedulian untuk mencurahkan tenaga dan darma baktinya
tanpa menunggu perintah dan bukan untuk membalas jasa kepada mereka
yang lebih dulu membrikan pelayanan kepadanya.
c. Memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan para penerima dakwah
sesuai dengan kondisi masing – masing.
2. Kekuatan Aqliyah Berupa Kecerdasan
Kecerdasan muslimah sebagai pendakwah mampu memberikan analisis
pemcahan terhadap persoalan seseorang, erhadap sesuatu, atau peristiwa
dengan solusi yang ilmiahm, sistematis, dan akurat. Juga memiliki kemampuan
untuk mencari sebab – musabab sesuatu dan memprediksi hasilnya. Di samping
itu, Ia mempunyai kemampuan untuk menghasilkan hokum yang benar tehadap
seseorang, sesuatu, atau peristiwa, memiliki pandangan yang jitu, serta dapat
memutuskan suatu perkara tepat pada waktunya dengan tidak tergesa – gesa
dan tidak telambat.
3. Kekuatan Jasmani
Sifat – sifat kekuatan jasmani yang harus dimiliki muslimah antara lain :
a. Sehat jasmani dari penyakit terutama penyakit yang dapat menghalangi
24
aktivitasnya. Karena di dalam dakwah diperlukan pemeliharaan dan
hubungan langsung secara kontinu, diperlukan kontak langsung dengan
penerima dakwah dalam bebaga kegiatan, serta berpindahnya dari tempat
ke tempat lainnya.
b. Kekuatan jasmani secara umum. Hal ini merupakan syarat pokok bagi
pendakwah dan tidak mudah diperoleh keuali dengan latihan setiap hari
dengan melakukan berbagai macam olahraga yang dapatmenyehatkan.
4. Persiapan Ekonomi
Menyisihkan kekayaan untuk disumbangkan terhadap aski dakwah dan
segla hal yang dibutuhkannya adalah hal yang wajib. Karena, Islam mewajibkan
jihad dengan kekayaan, yang disandingkan dengan kewajiban untuk berjihad
dengan nyawa. Bahkan biasanya jihad dengan harta didahulukan daripada jihad
dengan jiwa, karena jihad bisa dilakukan kecuali dengan kekayaan.
2.4 Keistimewaan Dakwah Profesi Kedokteran Untuk Muslimah
Kepribadian (syaksiyah) seorang muslimah oleh 2 hal yaitu pola pikirnya
(aqliyah) dan pola sikapnya (nafsiyah). Dua komponen ini harus ada dalam diri seorang
muslimah sehingga terbentuklah sebuah kepribadian islami (syaksiyah islamiyyah).
pola pikir islami ialah jika seseorang selalu berlandaskan aqidah Islam dalam
memikirkan sesuatu hal dalam upaya mengambil suatu keputusan. Pola sikap islami
ialah jika seseorang dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan dorongan nalurinya
berdasarkan Islam. Jika seorang Muslimah tidak menerapkan pola aqliyah dan nafsiyah
islam maka tidak bisa dikatakan seseorang itu berkepribadian Islam.
Kepribadian seorang muslim seperti yang disampaikan oleh Hasan al-Banna
yaitu, Seorang kader inti harus memiliki aqidah yang bersih (salimul aqidah), ibadah
yang benar (shahihul ibadah), akhlak yang baik (matinul khuluq), kekuatan jasmani
(qowiyyul jismi), intelek dalam berfikir (mutsaqqal fikri), bersungguh-sungguh
melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi), pandai menjaga waktu (harishun
25
ala waqtihi), teratur dalam segala urusan (munazhzhamun fi syuunihi), mandiri
(qadirun ala kasbi), bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi), kesemuanya harus
sesuai dengan parameter syariah.
Contoh sederhana, seorang dokter dengan keahliannya mengobati orang sakit
dituntut selalu menjaga kerahasiaan rekam medis pasiennya. Hal ini belum dapat
dikatakan dokter yang berakhlak baik ketika dokter tersebut hanya menjaga rahasia
medis atas dasar kemanusiaan dan atas dasar etika profesi dokter. Namun dokter bisa
dikatakan berakhlak baik ketika dokter yang bersangkutan meyakini dengan betul
bahwa menjaga rahasia adalah perintah syariat Islam. Dengan keyakinan inilah maka
predikat baik bisa didapat. Karena parameter baik atau tidak baik dengan neraca yang
pasti, yakni syariah Islam.
Dakwah profesi merupakan dakwah tahap lanjutan dari fase dakwah kampus.
Disinilah tantangan bagi seorang dokter muslimah diuji dan disinilah keistimewaannya
yang akan Allah beri. Ada 2 tugas utama seorang dokter muslimah yaitu menjaga insan
yang beriman dan sehat. Maka untuk menjaga insan tersebut haruslah melakukan 2
hal yaitu menyelamatkan aqidahnya dan menyelamatkan jiwanya.
Sebagai seorang dokter muslim yang juga pengemban dakwah, maka sudah
seharusya mengajak pasien untuk selalu bersabar akan cobaan yang dideritanya.
Mengajak kepada ketaatan dan tidak mengobati pasien atas dasar kemanusiaan,
tetapi mengobati pasien atas dasar perintah Allah dan Rasul-Nya. Parameter inilah
yang bisa mengklasifikasikan dan membedakan antara dokter muslim dan dokter yang
kebetulan muslim.
Sebagai dokter pula, tugas menyelamatkan jiwa manusia sudah tidak asing bagi
seseorang yang berprofesi sebagai dokter. Menyelamatkan jiwa menjadi fokus satu-
satunya di dunia kedokteran yang memisahkan antara agama dan kehidupan. Agama
menjadi asing ketika ditempatkan di rumah sakit. Maka menjadi mubadzir ketika
dokter-dokter hanya berlandaskan asas kemanusiaan semata ketika mengobati
pasiennya. Padahal antara pasien dan aqidah tidak bisa dipisahkan. Olehkarena itu
26
menyelamatkan jiwa pasien harus pula menyelamatkan aqidahnya. Bahkan saat
pasien dalam kondisi fase terminal, sikap seorang dokter harus mencerminkan sikap
yang tidak lepas dari aturan syariah. Selamatkan dunia akhiratnya menjadi tugas
ketiga ketika menghadapi pasien dalam kondisi demikian. Antarkan pasien menuju
khusnul khatimah. Meninggal tanpa menanggalkan aqidahnya.
Seorang dokter muslimah juga dituntut untuk mengetahui hukum-hukum
seputar fiqih kedokteran. Jika pasien mengeluhkan sakitnya, dokter muslimah harus
mempu menjelaskan kepada pasien makna sakit dan balasan dari Allah bagi yang
sabar menerimanya. Menjawab dengan jelas dan berdasarkan keilmuan ketika ditanya
mengenai hukum euthanasia, aborsi, surat keterangan palsu dan lain sebagainya
ketika pasien memaksa agar kita melakukannya. Oleh karena itu, dibutuhkan bekal
pemahaman keislaman yang cukup untuk dapat merealisasikannya.
Dalam pemberian resep, meskipun ada perbedaan mengenai boleh tidaknya
memanfaatkan obat haram dan najis, maka sudah sepantasnya seorang dokter muslim
berusaha sekuat tenaga untuk meresepi obat-obatan yang halal. Penggunaan obat-
obatan halal bertujuan agar umat Islam dapat keluar dari perbedaan ulama, sebab
kaidah fiqih menyebutkan,”Al-Khuruj minal khilaf mustahab.” Menghindarkan diri dari
persoalan khilafiyah adalah sunnah. (Imam Nawawi, Syarah Muslim).
Adapun berikut ini keistimewaan bagi orang-orang yang teguh dalam
menjalankan sunnah pertama Rasulullah SAW yaitu berdakwah adalah sebagai berikut
:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S Al-Imraan :
110).
27
Berdakwah berarti menyeru. Menyeru pada kebaikan dan mencegah dari
kemunkaran. Dakwah bukanlah sebuah profesi bagi ustadz atau ustadzah saja
melainkan profesi bagi setiap muslim. Berbicara dakwah tak hanya sebatas di masjid-
masjid tetapi ia dilakukan dalam tempat-tempat lain seperti di perkantoran, di
warung, dll. Dimanapun itu dan kapanpun itu kewajiban berdakwah akan melekat bagi
seorang muslim. Termasuk halnya dengan seorang dokter. Seorang dokter baik
muslim maupun muslimah ia tetap mempunyai kewajiban untuk berdakwah melalui
profesinya. Terlebih lagi seorang muslimah, selain berdakwah ia juga punya tugas
utama sebagai ummu warrabatu bayyt dalam rumah tangganya.
Dakwah merupakan profesi terbaik sebagaimana Allah dalam firman-Nya
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang menyerah diri?". (QS. Al-Fushilat : 33)
Ayat ini dipertegas lagi dengan hadits dari Rasulullah SAW :
“Sungguh jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui engkau
(dakwah engkau) maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki onta merah.
(HR. Muslim).
Cukup ekstra lelah memang saat kita semua dituntut oleh sesuatu yang bernama
“kewajiban”. Namun, yakinlah saat semuanya dilakukan karena Allah, maka rasa lelah
pun akan sirna diganti dengan semangat untu meraih Ridho-Nya.
Dari sanalah kita belajar bahwa dakwah merupakan suatu perbuatan mulia dan
pelakunya dibalas dengan kebaikan yang sangat besar. Rasulullah SAW yang menjadi
suri tauladan kita pun telah mencontohkan betapa keteguhan dan keistiqamahan
dalam Dakwah adalah suatu hal yang sulit namun bukan suatu hal yang tidak mungkin.
28
BAB III
Profil Kemuslimahan
DEP & DEW FULDFK
29
3.1 Profil Kemuslimahan DEP
Departemen kemuslimahan merupakan departemen yang secara khusus
menaungi seluruh muslimah yang tergabung dalam masing-masing Lembaga Dakwah
Fakultas Kedokteran (LDFK) di Indonesia. Dengan kata lain, Departemen ini khusus
memfasilitasi permasalahan muslimah, pengkaderan muslimah, dan mengoptimalkan
peran muslimah dalam dakwah Fakultas Kedokteran.
Departemen kemuslimahan tahun ini mempunyai nama keluarga yaitu Azka
(Keluarga Azka) yang berarti lebih bersih, lebih sempurna. Nama ini terpilih karena
memiliki suatu harapan yang mulia yaitu agar muslimah yang tergabung dalam
departemen ini senantiasa memperbaiki dan menyempurnakan diri untuk terus
menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. Departemen ini beranggotakan 18 Staff
yang terdiri dari beberapa akhwat aktivis LDFK di Indonesia dengan struktural sebagai
berikut:
Kepala Departemen : Ahya Azizah
Sekretaris 1 : Sari Azzahro S.
Sekretaris 2 : Rizka Wahyuni
Anggota :
1. Ade Permata Sari
2. Afifah Sholiha
3. Amalia Ghanita H.
4. Andini Puji Lestari
5. Dwi Ayu Kartini
6. Fitri Ramanda P.
7. Iis Siti Aisyah
8. Khalisah Atma Aulia
9. Mutiara Pratiwi
10. Osy Lu’lu A
11. Radhiyatul Husna
12. Restu Dewi L.
13. Shafira Zahra O.
14. Susan Indriani
15. Zuhdina Kamaliah
30
3.1.1 Arah Kerja Departemen Kemuslimahan DEP
1. Melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap pengurus akhwat
FULDFK.
2. Melakukan kegiatan-kegiatan muslimah LDFK berskala lokal sampai
nasional guna meningkatkan tsaqofah islamiyah dan mengoptimalkan
peran muslimah dalam dakwah kedokteran.
3. Melakukan kerjasama dengan KKIA untuk mengadvokasi kepentingan
dakwah muslimah kedokteran.
4. Melakukan silaturahim dan komunikasi dengan kemuslimahan baik
lembaga internal maupun eksternal FULDFK.
5. Menjalin kerjasama dengan kemuslimahan baik lembaga internal maupun
eksternal FULDFK untuk menanggapi isu-isu kemuslimahan nasional.
3.1.2 Program Kerja Departemen Kemuslimahan DEP
1. Grand Design Kemuslimahan
Panduan yang berisi landasan tentang dakwah muslimah beserta
metode dan strategi untuk melaksanakan kegiatan muslimah dalam
dakwah kampus. Berikut isi panduan:
Bab 1 : SUPER MUSLIMAH ; Menjadi Muslimah Seutuhnya
1.1 Goresan Sejarah Muslimah Peradaban
1.2 Muslimah Super sebagai Anak
1.3 Muslimah Super sebagai Istri
1.4 Muslimah Super sebagai Ibu
1.5 Muslimah Super sebagai Dokter
Bab 2 : DAKWAH MUSLIMAH
2.1 Urgensi Dakwah bagi Muslimah
2.2 Tujuan Dakwah bagi Muslimah
31
2.3 Mempersiapkan Dai Muslimah
(Penyiapan Spiritual, Intelektual, Fisik dan Materi)
2.4 Keistimewaan Dakwah Profesi Kedokteran untuk Muslimah
Bab 3 : PROFIL KEMUSLIMAHAN DEP & DEW
3.1 Profil Kemuslimahan DEP
3.2 Profil Kemuslimahan DEW
Bab 4 : ARAHAN KERJA
Bab 5 : ARAHAN KERJA ATAU STANDAR PROKER LDFK
Bab 6 : PENUTUP
REFERENSI
2. Database Kemuslimahan
Mengumpulkan profil kemuslimahan paling update dari seluruh LDFK
di DEW, profil tersebut meliputi: Nama LDFK, Alamat LDFK, Nama dan CP
Kepala departemen, Kondisi Keputrian, Program kerja, Jumlah anggota,
Levelisasi kemuslimahan, dan SWOT.
3. Muslimah Care
a. Advokasi isu-isu kemuslimahan (misal : larangan berjilbab di ruang
OK, dll), bekerjasama dengan Departemen KKIA dan HUMAS.
b. Mengadakan lomba kemuslimahan
4. Forshared (Forum Sharing dan Silaturahmi)
Terdapat grup untuk masing-masing DEW (1,2,3,4) yang berisi
anggota DEW dan DEP FULDFK guna terus menjaga silaturahmi dan dapat
saling berbagi terkait isu-isu tentang kemuslimahan. DEP juga akan
melakukan pendampingan dalam membantu menangani permasalahan
yang ada di LDFK masing-masing.
32
5. Hanting (Kemuslimahan Penting)
a. Akan diadakan Syuro minimal 2x sebulan khusus untuk Azka. Syuro
bertujuan untuk membahas perkembangan proker yang ada.
b. Tahajjud dan Dhuha penting (saling diingatkan oleh soulmate
masing-masing).
6. Majalah Kemuslimahan
7. Lughah Arabiyah (Les Bahasa Arab)
Sasaran hanya untuk akhwat DEP. Pemberian materi kecil setiap hari
dengan evaluasi 2x sebulan.
8. KaRiMah (Kajian Rutin Kemuslimahan)
Kajian bersifat parallel, di 4 grup akhwat Kemuslimahan.
9. Medsos Kemuslimahan
Berupa syiar dakwah kemuslimahan, info-info terkait kemuslimahan
yang disalurkan melalui beberapa media sosial. Minimal 1x/minggu dan
keberjalanan proker akan dibantu oleh Departemen Humas.
33
3.2 Profil Kemuslimahan DEW
DEW 1 Kemuslimahan
No Nama Angkatan Nama LDFK Nama Universitas
1. Nuri Pratiwi 2014 Medical Student
Silaturrahim Forum
Malikussaleh
2. Riqa Putri Asyura 2014 Al-Kindi Abulyatama
3. Fauziah Hanif 2015 FSI Ibnu Sina Lampung
4. Sri Rahayu 2014 LSKI Thibbul Mukmin Islam Sumatera Utara
5. Kanna Inne Raisa 2014 Asy-Syifaa’ Syiah Kuala
6. Nadya Ayu 2014 FOSKAMI PEMA Sumatera Utara
7. Dela Dalilah 2014 KARIM Malahayati
8. Rahnatul Anisah 2015 FOSMI Riau
9. Netty Triani Putri 2014 Forum Studi
Kedokteran Islam
Andalas
10. Ridhatul Hayati 2014 Fikri Asy-Syura Baiturrahman
11. Marisa Hana’ Mardhiyah 2014 Ath-Thobib Jambi
12. Clara Mutiara Edem 2014 Fimadina FKIK Unib Bengkulu
13. Theresa Ramadhani 2015 BPPM Asy-Syifa Sriwijaya
34
DEW 2 Kemuslimahan
No Nama Angkatan Nama LDFK Universitas
1. Masyithoh Wahyu Diani 2014 Assalam Airlangga
2. Viny Anadya Octaviana 2013 FKI Assyifa Tadulako
3. Dewi Sari Pratiwi 2014 Badan Tadzkir Sam Ratulangi
4. Fatimah 2014 Lembaga Pecinta
Islam dan Sains
Islam Malang
5. Amalia Ghanita Herdiana 2014 FKI ISMA Muhammadiyah Malang
6. Rizcha Devy Pratami A. 2014 SKI Wijaya Kusuma Surabaya
7. Brilliant Giva Ariansari 2014 IMSAC Jember
8. Khaula Robbani 2013 Sie Kerohanian Islam Hang Tuah Surabaya
9. Baiq Nadya Shofiana M. 2014 Forsik An Nafi’ Islam Al Azhar
10. Nazihan Safitri Alkatiri 2014 FSMM Pattimura
11. Nabila Erina Erwan 2015 LKI Brawijaya
12. Nova Ulyana Oktaviani 2015 SKI Asy-Syifa Mataram
13. Wardatun Nugraheni 2014 Islamic Medical
Activist
Udayana
14. Siti Israwati 2013 Asy-Syifa Halu Oleo
15. Nurfatriani 2013 FSIK Muslim Indonesia
16. Syahriani 2014 Medical Muslim
Family
Hasanuddin
17. Nahdlatul Ulama Surabaya
18. Warmadewa
19. Katolik Mandala
20. Nusa Cendana
21. Al-Khairaat
22. Muhammadiyah Makassar
23. Cendrawasih
35
DEW 3 Kemuslimahan
No Nama Angkatan Nama LDFK Nama Universitas
1 Andini Puji Lestari 2014 FKMI Ibnu Sina Tanjungpura
2 Della Sriwanty 2015 Asy-Syfaa’ Padjadjaran
3 Devi Sawitri 2014 SKI Asy Syifa Trisakti
4 Galuh Intania Azzahra 2014 LDK Kahfi Yarsi
5 Icha Putri Mideva 2015 KOMDA FKIK Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
6 Khaerunnisa Muflihatul
Mahmudah
2014 DDS Muhammadiyah Jakarta
7 Murti Lathifah 2015 FKI Asy Syifa UPNVJ
8 Nuria Nirmala Rustandi 2014 Fathul Ilmi Swadaya Gunung Jati
Cirebon
9 Nurita Adha Dianti 2015 Forum Studi Islam Indonesia
10 Peni Susanti 2015 FSIK UNJANI
11 Rima Nurdzulqaidah 2013 Depkis – Jamtibi UNISBA
12 Siti Rahmah 2015 MMS Palangkaraya
36
DEW 4 Kemuslimahan
No. Nama Angkatan Nama LDFK Nama Universitas
1 Farah Akhwanis Syifa 2015 Kusi Ar-Razi Muhammadiyah Purwokerto
2 Nurnawansi Soga 2015 FSIKI UMS Muhammadiyah Surakarta
3 Shafira Zahra Ovaditya 2014 BAI FK Unissula Unissula
4 RindaNugrahini 2014 KMM Asy-Syifaa’ Mulawarman
5 Mizyal W. Aniesiyah 2015 HMMK FK Unsoed Jendral Soedirman
6 Galuh Sari Agustina 2014 KSI Asysyifa Lambung Mangkurat
7 Mariyah Mustaqimah 2014 SKI FK UNS Sebelas Maret
8 Amalia Yunitasari 2015 KaLAM FK UGM Gadjah Mada
9 Hafiza Rahmi 2014 Avicenna Diponegoro
10 Iis Siti Aisyah 2014 CMIA Islam Indonesia
11 Uyun Muna 2015 Madani Muhammadiyah Semarang
37
BAB IV
Arahan Kerja
DEP & DEW FULDFK
38
4.1. Arahan Kerja DEP dan DEW
4.1.1. Arahan Kerja DEP
1. Hanting (Kemuslimahan Penting)
Merupakan penguatan internal Kemuslimahan DEP melalui syuro
rutin yang membahas perkembangan program kerja dan reminder tahajud
serta dhuha melalui soulmate yang sudah ditentukan melalui syuro.
2. Lughah Arabiyah
Kelas Bahasa Arab secara online bagi semua pengurus akhawat
FULDFK.
3. Melakukan kerjasama dengan KKIA untuk mengadvokasi kepetingan
dakwah muslimah kedokteran.
4. Melakukan kerjasama dengan P&K terkait dengan modul pengkaderan.
5. Melakukan silaturahim dan komunikasi dengan kemuslimahan baik
lembaga internal maupun eksternail FULDFK
6. KaRiMah (Kajian Rutin Kemuslimahan)
4.1.2. Arahan Kerja DEW
1. Database Kemuslimahan
Menyebarkan format database yang sudah dibuat oleh
kemuslimahan DEP ke LDFK di wilayahnya masing- masing, lalu
mengumpulkan database tersebut kepada kemuslimahan DEP.
2. Muslimah Care
Merupakan bentuk kepedulian Kemuslimahan DEP terhadap isu-isu
kemuslimahan seperti larangan berjilbab dalam ruang ok, sosialisasi jilbab
syar’i di wilayahnya masing- masing, bisa berupa pembagian jilbab gratis,
membuat seminar atau kajian tentang jilbab, atau propaganda LDFK untuk
ikut serta peduli jilbab dan pengadaan lomba-lomba kemuslimahan.
39
3. Forshared (Forum Silaturrahim Kemuslimahan)
Foum silaturrahim yang dibentuk oleh Kemuslimahan DEP yang berisi
semua akhwat yang tergabung dalam DEP, DEW, dan LDFK. Forum
tersebut akan diisi dengan sharing kendala dan masalah yang terjadi di
LDFK serta adanya pendampingan terhadap LDFK.
4. Majalah Kemuslimahan
Membuat majalah kemuslimahan yang membahas mengenai
kemuslimahan, motivasi, dan lain-lain.
5. Modul Pengkaderan Akhwat
Menyebarkan modul pengkaderan dari DEP ke LDFK (bekerjasama
dengan P&K) di wilayahnya masing-masing dan mengumpulkan lembar
evaluasi sebagai feedback dari LDFK kepada kemuslimahan DEP.
6. Syamil (Syiar Media Kemuslimahan)
Kemuslimahan DEW bekerjasama dengan Humas FULDFK ikut serta
berperan aktif dalam syiar media kemuslimahan berupa poster, video,
artikel, maupun hasil kajian DEP.
40
BAB V
Arahan Kerja / Standar
Proker FULDFK
41
5.1 Arahan Kerja/Standar Proker LDFK
1. Forum An-Nisa
a. Deskripsi Kegiatan
Kajian akhwat berupa penyampaian materi yang disesuaikan dengan
kondisi masing-masing LDFK, pembahasan mengenai keakhwatan, dan
diskusi serta tanya jawabtentang masalah yang menjadi pembahasan.
b. Tujuan
Menjadi wadah pertemuan muslimah/akhwat
Memperkuat ukhuwah muslimah/akhwat baik pengurus maupun
peserta
Mengasah keterampilan muslimah/akhwat
Meningkatkan kualitas ilmu dan pengetahuan muslimah/akhwat
c. Sasaran
Seluruh muslimah FK khususnya dan muslimah kampus pada
umumnya.
2. Rubrik Mini
a. Deskripsi Kegiatan
Mading khusus akhwat yang berisi topik masalah seputar
keakhwatan dan berita ter-update tentang keakhwatan serta karya-karya
akhwat berupa artikel, cerpen, dan puisi yang ditempelkan pada mading
tersebut.
b. Tujuan
Sebagai wadah kreasi dan karya-karya akhwat
Membahas info-info yang bermanfaat seputar keakhwatan
Menambah wawasan mahasiswa seputar keakhwatan
c. Sasaran
Seluruh mahasiswa (khususnya muslimah)
42
3. Syamil (Syiar Media Islam)
a. Deskripsi Kegiatan
Mengirimkan tausiyah melalui pesan singkat dan mengingatkan para
muslimah via media sosial (line/WA/BBM, dan lain-lain)
b. Tujuan
Menambah wawasan dan pengetahuan muslimah
Menjalin silaturahim
Mengaplikasikan upaya saling mengingatkan
c. Sasaran
Muslimah Fakultas Kedokteran (pengurus dan non pengurus).
4. Database Akhwat
a. Deskripsi Kegiatan
Mengumpulkan data-data kader akhwat masing-masing LDFK
b. Tujuan
Memudahkan follow-up kader akhwat
c. Sasaran
Seluruh pengurus akhwat masing-masing LDFK
5. Muslimah Care
a. Deskripsi Kegiatan
Sosialisasi hijab syar’i dengan kegiatan:
Pembagian jilbab gratis
Seminar atau kajian tentang jilbab
Propaganda LDFK untuk ikut serta peduli jilbab
Tanggap isu kemuslimahan:
Ikut serta dalam memberikan informasi kepada DEW mengenai
isu-isu kemuslimahan pada fakultasnya masing-masing untuk
kemudian dilakukan advokasi oleh DEP seperti:
43
- Larangan berjilbab di OK & VK
- Pemakain hijab syar’i (rok dan gamis) pada baju jaga
Peringatan hari-hari yang berhubungan dengan kemuslimahan
b. Tujuan
Sosialisasi hijab syar’i:
Saling memotivasi muslimah satu sama lain untuk
menyegerakan menutupaurat
Memperluas wawasan muslimah mengenai hukum-hukum
menggunakan hijab
Mensosialisasikan bagaimana menggunakan hijab yang sesuai
dengan syariat Islam, sehingga banyak muslimah yang tergerak
hatinya untuk menggunakanhijab sesuai syariat.
Tanggap isu kemuslimahan:
Tidak ada lagi larangan berhijab di ruang OK & VK
Diperbolehkannya memakai hijab syar’i (rok dan gamis) pada
baju jaga
Peringatan hari-hari besar kemuslimahan:
Meyebarkan informasi hari besar kemuslimahan, sejarah, dan
tujuannya.
c. Sasaran
Seluruh muslimah kampus.
44
BAB VI
Referensi dan Penutup
45
Referensi
Al Ustadz Abu Abdirrahman , “Wanita dan Dakwah” , dalam Majalah Al Mawaddah, Edisi 12
Tahun Ke-2, Rajab 1430 H/Juli 2009.
https://muslimah.or.id/5704-wanita-dan-dakwah.html
https:/ /muslimah.or.id/5704-wanita-dan-dakwah.html
Jum’ah, A.K., 2001. 20 Sirah Shohabiyah yang Dijamin Masuk Surga. Jakarta: Al-I’tihom
Khalid, A.M., 1994. Soal-Jawab Seputar Gerakan Islam. Pustaka Thoriqul Izzah.
Mishri, M.A., 2006. 35 Sirah Shahabiyah (35 sahabat wanita Rasulullah SAW). Jakarta: Al-
I’tishom.
46
Penutup
Demikian Grand Design Kemuslimahan ini kami buat berdasarkan diskusi dan
musyawarah. Kami mohon maaf atas kekurangan. Seluruh arahan di atas bertujuan sebagai
media syiar Islam dengan sasaran muslimah, kaum ibu yang nantinya akan mejadi tarbiyatul
aulad untuk generasi Islam cerdas di masa yang akan datang. Semoga kita termasuk
golongan para muslimah cerdas dan semoga perjuangan kemuslimahan DEP FULDFK bernilai
amal baik dan Allah SWT mengampuni segala kekurangan para pengurus yang berjuang di
dalamnya. Aamiin Allahumma Aamiin.
47
Departemen Kemuslimahan FULDFK 2017
Email : [email protected]