defense, deterrence, arms race, arms.pptx

51
Deterrence, Defense, Arms Race, Security Dilemma, Arms Control, and the Balance of Power Iwan Sulistyo, S.Sos., M.A.

Upload: aditya-intan-bodiman-lukman

Post on 13-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Defense, Deterrence, Arms Race, Arms Control, Security Dilemma, and the Balance of Power

Deterrence, Defense, Arms Race, Security Dilemma, Arms Control, and the Balance of Power

Iwan Sulistyo, S.Sos., M.A.Deterrence?Pengertian inti dari deterrence ialah membuat pelbagai ancaman militer yang digunakan untuk mencegah aktor lain melakukan tindakan agresif. Dengan ungkapan yang lebih sederhana, deterrence berupaya menghentikan segala tindakan yang tidak dikehendaki sebelum terjadi. Dengan logika semacam ini, konsep deterrence mencakup denial (penyangkalan) dan retaliation (pembalasan).Barry Buzan, An Introduction to Strategic Studies: Military Technology and International Relations, MacMillan Press, London, 1987, p. 136.2

http://www.en.ism.uw.edu.pl/wp-content/uploads/et_temp/BarryB-22880_200x200.jpg Prof. Barry BuzanGuru Besar (Emeritus) Ilmu Hubungan Internasional, London School of Economics and Political Science (LSE), the U.K. Deterrence?Lebih jauh, poin utama dari deterrence strategy ialah menghentikan pihak lawan dari penggunaan kekuatan pertama kali yang dilakukannya, bukan menggagalkan suatu serangan setelah serangan itu terjadi. (Buzan, p. 140.)Prinsip dasar yang sederhana dari deterrence adalah one actor prevents another from taking some action by raising the latters fear of the consequences that will ensue. (Buzan, p. 163.)

3Selain deterrence, ada juga konsep defense, dan offense.Terdapat perdebatan dalam pemahaman tentang defense dan deterrence. (Buzan, p. 135)

4Deterrence, Defense, dan Offense?Karen Ruth Adams, seorang pakar hubungan internasional dari University of Montana, Amerika Serikat, dengan cukup jelas mendefinisikan ketiga konsep ini. Melakukan operasionalisasi untuk ketiga konsep tersebut, Adams menyatakan bahwa offensive operations are actions in which a state uses force to attack another states military or nonmilitary assets to conquer its territory or compel compliance with policy directives (impose its will on the other state).5K.R. Adams, Attack and Conquer? International Anarchy and the Offense-Defense-Deterrence Balance, International Security, Winter 2003/04, vol. 28, no. 3, p. 53.

http://grizalum.org/imx/Events/charterday/2015/BioPhotos/KarenAdams.jpg Karen Ruth Adams, associate professor of political science at the University of Montana.Deterrence, Defense dan Offense?Selanjutnya, dalam hal defensive operations, Adams mengartikannya sebagai actions in which a state uses force against another states military assets to repel and limit damage from that states attacks to retain control of its territory and avoid having the other state impose its will upon it. (Adams, p. 53)6K.R. Adams, Attack and Conquer? International Anarchy and the Offense-Defense-Deterrence Balance, International Security, Winter 2003/04, vol. 28, no. 3, p. 53.Deterrence, Defense dan Offense?Deterrent operations merupakan actions in which a state prepares to use force or demonstrate its ability to use force to attack another states nonmilitary assets to deter that state from attacking it or to deter it from further attacks once a war has begun. (Adams, p. 53.)7K.R. Adams, Attack and Conquer? International Anarchy and the Offense-Defense-Deterrence Balance, International Security, Winter 2003/04, vol. 28, no. 3, p. 53.deterrence keeping an opponent from doing something by threat of punishment or by possessing capabilities the adversary knows will block or deny any such attempt.extended deterrence threats designed to deter and protect other countries from an attack by a common enemy e ones political and military objectives.defense programs and capabilities designed to repel or deter an enemy attack.warfighting the application of violence to achieve ones political and military objectives.8P.R Viotti dan M.V. Kauppi, International Relations and World Politics, 5th edn, (New Jersey: Pearson, 2013, p. 308.Mutual Assured Destruction (MAD)?a nuclear deterrence doctrine that aims to avoid war by reciprocal threat of punishment through an unacceptable level of destruction.9P.R Viotti dan M.V. Kauppi, International Relations and World Politics, 5th edn, (New Jersey: Pearson, 2013, p. 312.Minimum or Finite Deterrence?a doctrine in which a state maintains a relatively small number of nuclear or other weapons of mass destruction for use in making deterrence threat.10P.R Viotti dan M.V. Kauppi, International Relations and World Politics, 5th edn, (New Jersey: Pearson, 2013, p. 309.Pertahanan negara merupakan salah satu bagian dari bidang national security. (Muhaimin, pp. 1-4)Keamanan dapat diterjemahkan sebagai suatu kondisi di mana suatu negara terbebas dari ancaman militer. Dengan kata lain, keamanan dimaknai sebagai kemampuan pemerintah sebuah negara-bangsa untuk melindungi negara dari ancaman militer yang berasal dari luar batas kedaulatan. (Prihatono, p. 2)

11T.H. Prihatono, dkk., Keamanan Nasional: Kebutuhan Membangun Perspektif Integratif Versus Pembiaran Politik dan Kebijakan, Propatria Institute, Jakarta, 2007, p. 2.Y.A. Muhaimin, Bambu Runcing & Mesiu: Masalah Kebijakan Pembinaan Pertahanan Indonesia, Jakarta, Tiara Wacana, 2008, p. 75.Force Posture?numbers, types, locations, and other qualitative factors concerning a states military forces.12P.R Viotti dan M.V. Kauppi, International Relations and World Politics, 5th edn, (New Jersey: Pearson, 2013, p. 312.Arms Race?Di dalam lingkungan internasional yang sifatnya anarkis, tercipta rasa saling takut antarnegara-bangsa karena adanya pemahaman yang keliru.Dengan kondisi saling curiga itu, dimensi security menjadi prioritas utama sehingga tiap-tiap negara-bangsa akan berusaha meraih serta memperkuat keamanan dengan cara meningkatkan military expenditure (belanja militer)-nya. Selain itu, upaya agar kian unggul dari segi kemampuan militer juga tidak dapat dilepaskan. 13J.H. Herz, Idealist Internationalism and Security Dilemma, World Politics, vol. 2, no. 2, 1950, pp. 157-158. Lihat juga J.H. Herz, International Politics in the Atomic Age, Columbia University Press, New York, 1959, p. 231.

John Herz, a scholar of international relations and law, City College of New York.http://rzv039.rz.tu-bs.de/isw/sandra/lexikon/cmsimpleplus/images/herz_john_klein.jpg Arms Race? Alhasil, terjadilah perlombaan senjata antarnegara-bangsa. Dengan kata lain, manakala suatu negara mencoba meningkatkan kekuatan militernya, maka negara yang lain, secepat itu pula, juga akan berupaya melakukan hal yang sama. (Herz, p. 231) Dengan demikian, pada kondisi inilah tiap negara terjebak di dalam suatu dilema, yang kemudian disebut sebagai dilema keamanan berupa perlombaan senjata (arms racing). (Herz, p. 231)

14J.H. Herz, Idealist Internationalism and Security Dilemma, World Politics, vol. 2, no. 2, 1950, pp. 157-158. Lihat juga J.H. Herz, International Politics in the Atomic Age, Columbia University Press, New York, 1959, p. 231.Arms race?Perlombaan senjata, bagi Buzan, merupakan implikasi dari perkembangan teknologi militer dalam hubungan internasional. (Buzan, p. 69)Lebih jauh, Buzan memaparkan bahwa sesungguhnya terdapat perdebatan tentang makna terminologi perlombaan senjata itu sendiri, sehingga banyak pendapat ataupun definisi yang mengemuka. (Buzan, p. 70)15Arms race?Akan tetapi, dari semua pendapat atau definisi yang tersebar, ada suatu poin yang dapat ditarik, bahwa perlombaan senjata adalah suatu kondisi yang abnormal, terutama dalam kaitan antara aspek refleksi negara atas persaingan/kompetisi secara politik dan aspek perasaan saling takut terhadap potensi kekuatan militer negara lain. (Buzan, p. 70)Di titik ini, persoalan yang muncul adalah bagaimana membedakan kondisi yang abnormal ini dari norma perilaku self-defense di bawah suatu struktur yang anarkis? Alhasil, batasan antara normal dan abnormal pun menjadi suatu konsep yang ambigu. (Buzan, p. 70)

16Arms race?Dengan konsep yang serba ambigu itu, dibutuhkan suatu terminologi yang kuat, sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi hubungan antarkekuatan militer yang normal di dalam struktur anarkis. (Buzan, p.73)Karenanya, arms dynamic (dinamika persenjataan) menjadi terminologi yang digunakan dalam menggambarkan keseluruhan rangkaian tekanan yang menyebabkan tiap negara-bangsa membangun kekuatan militer, termasuk mengubah jumlah ataupun mutunya. (Buzan, p.73)17Arms race?Di dalam istilah dinamika persenjataan terkandung aspek perlombaan senjata dan maintenance of the military status quo (gambaran kondisi yang normal dari dinamika persenjataan, yang juga dapat bereskalasi menjadi perlombaan senjata), yang berbeda dari segi derajatnya. (Buzan, pp. 73-74)18Arms Race Game (Prisoners Dilemma)19

(Paul D. Williams, p. 47)

20Tiga Model di dalam Arms RaceDalam perlombaan senjata, ada 3 model yang saling melengkapi yang dapat menjelaskan proses suatu negara dalam meningkatkan kekuatan angkatan bersenjatanya:Model aksi-reaksi;Model struktur domestik; dan Model imperatif teknologis 21(Buzan, p. 74)1. Model Aksi-ReaksiModel ini mencari penggerak dalam kekuatan pada dinamika persenjataan dalam hubungan antarnegara-bangsa yang bersifat kompetisi di mana proposisi mendasarnya adalah bahwa negara-negara mengupayakan penguatan persenjataan mereka karena persepsi ancaman yang dirasakan dari negara lain. Dengan kata lain, model ini menjelaskan bahwa faktor eksternal sebuah negara adalah pendorong utama dari dinamika persenjataan. (Buzan, pp. 74-76).

22Security DilemmaPraktis, kondisi seperti demikian akan memunculkan apa yang kemudian disebut sebagai security dilemma karena tiap negara-bangsa tidak mudah mengambil langkah-langkah dalam meningkatkan kekuatannya tanpa membuat negara lain merasa kurang aman. Konsep security dilemma pertama kali dibangun oleh para pemikir seperti Herbert Butterfield, John Herz, dan Robert Jervis.

2324

http://libgen.org/covers/634000/845c56d5fd856a8b11e70028840a074c-d.jpg Prof. Shiping Tang, Guru Besar pada School of International Relations and Public Affairs (SIRPA), Fudan Univeristy, Shanghai, China, menelaah dan kemudian memetakan dengan cukup baik perbandingan konsep security dilemma yang dikemukakan oleh ketiga pemikir tersebut Lihat selengkapnya paparan S. Tang, A Theory of Security Strategy for Our Time: Defensive Realism, Palgrave Macmillan, New York, 2010, pp. 33-96.

Model aksi-reaksi (lanjutan)Karena model ini terlihat sederhana, tetapi rumit dalam implementasinya, maka di tengah kesulitan dalam upaya mengidentifikasi hal yang sangat spesifik dari proses aksi-reaksi, Buzan memberikan anjuran dengan melakukan beberapa tahapan yang patut digunakan. (Buzan, p. 84)25Di bagian awal, kata Buzan, bisa memulainya dengan menguji idiom (ungkapan) dari aksi-reaksi. Artinya, jenis-jenis aksi atau tindakan yang dilakukan oleh negara dalam proses.Kemudian, variabel-variabel dalam pola respon yang dapat diidentifikasi, terutama magnitude (besaran atau ukuran), timing (pilihan waktu), dan awareness (kesadaran) dari para aktor yang terlibat di dalam proses. Secara umum, magnitude terkait dengan hal proporsi reaksi apa yang menunjang untuk memicu terjadinya aksi; timing terkait dengan hal kecepatan dan urutan interaksi; dan awareness berkaitan dengan sejauh mana pihak yang terlibat dalam proses menyadari dampak satu dengan yang lain, dan apakah mereka mengatur perilaku mereka sendiri. (Buzan, p. 84)

26Selain ketiga variabel tadi, hal lain yang tidak dapat dilepaskan ialah aspek motif. Di sini, motif antar-aktor yang bersaing memiliki implikasi yang utama daripada variabel lain dalam proses aksi-reaksi dan akhirnya aspek motif juga sulit untuk diduga. (Buzan, pp. 89-90)

27Idiom-idiom dalam aksi-reaksi apakah terkait ekonomi dan politik atau bahkan militer dapat terlihat dalam pelbagai bentuk, misalnya perbedaan sistem persenjataan, atau sistem perlengkapan seperti anti-kapal selam, anti-pesawat tempur atau sistem anti-misil versus kapal selam, serta pengebom dan misil. Variabel-variabel yang dianalisis ini pun lebih rumit daripada model dasarnya. (Buzan, pp. 79-80 and 82-84)282. Model Struktur DomestikModel ini bersandar pada gagasan bahwa dinamika persenjataan dihasilkan oleh kekuatan di dalam negara, yang mencakup kekuatan atas dinamika persenjataan dalam kaitan dengan dimensi ekonomi, organisasi, dan politik negara-negara. (Buzan, p. 74 and p. 94)Dalam konteks ini, pelembagaan riset militer (the institutionalization of military research and development) memainkan peran yang sangat penting. Tidak ada negara yang dapat menjadi negara yang sepenuhnya independen dalam hal memproduksi persenjataan tanpa basis R&D yang dimilikinya. (Buzan, p. 96)293. Model Imperatif Teknologis Ia terkait dengan bagaimana cara memaknai dinamika persenjataan dalam konteks proses kualitatif yang umum dalam kemajuan teknologi. (Buzan, p. 74)Lebih menekankan dimensi teknologi daripada konteks politik. Model ini hadir untuk mengidentifikasi aspek independen dari dinamika persenjataan secara menyeluruh, yang memang tidak mendapat sorotan di dalam model aksi-reaksi dan model struktur domestik. Teknologi militer tidak dapat dilepaskan dari beragam unsur ilmu pengetahuan, serta keahlian teknik, pengembangan material, dan elektronik. (Buzan, p. 105)30Balance of Power?Sebuah konsep kunci di dalam paradigma realis yang secara umum menunjukkan suatu kondisi ataupun kecenderungan yang seimbang antarnegara.31Hans J. Morgenthau, Politics among Nations: The Struggle for Power and Peace (New York: Alfred A. Knopf, 1948), Part 4.P.R Viotti dan M.V. Kauppi, International Relations and World Politics: Security, Economy, Identity, 3rd edn,.(New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2007), p. 44.Namun, konsep balance of power ini masih sangat luas. Ada istilah lain, yakni strategic stability, yang menggambarkan perimbangan kekuatan antarnegara dengan lebih jelas.Istilah strategic stability ini sendiri memang berlatar-belakang Perang Dingin antara dua kekuatan adidaya, AS dan Uni Soviet, di mana yang menjadi fokus telaah adalah senjata nuklir. 32Strategic StabilityStrategic stability, regarded technically strictly in military terms, was deemed to reside in a context where neither side could secure a major advantage by striking first. In the contemporary jargon of defence analysis, a stable context was one in which the first-strike bonus was low or negligible. Such a context was said to be crisis stable. The most popular thesis in the West was that strategic stability was ensured by the mutual ability of the superpowers to inflict unacceptable damage upon each other in any and all circumstances. This strategic perhaps anti-strategic condition came to be known as mutual assured destruction (MAD). The roles of society were to pay for the nuclear armed forces and to serve uncomplainingly as hostage to the prudent and sober behavior of its political leaders.33C.S. Gray, War, Peace and International Relations: An Introduction to Strategic History, Routledge, New York, 2007, p. 213.Colin Gray, Guru Besar Hubungan Internasional dan Kajian Strategis pada University of Reading, the U.K.

http://www.reading.ac.uk/web/MultimediaFiles/spirs-staff-colingray.jpg Threats The threats from nuclear, biological and chemical weapons are real. The possibility that terrorists might acquire and use nuclear weapons is an urgent and potentially catastrophic challenge to global security. There is bipartisan agreement in the United States that the biological threat is a significant concern. And while chemical weapons receive significantly less attention, the historical record shows that they are, by far, the most widely used and widely proliferated weapons of mass destruction.34http://www.nti.org/threats/ Anarchy?The absence of political authority. International politics or the international system is said to be anarchic as there is no world government no central or superordinate authority over states, which retain their sovereign rights.In a world characterized by anarchy, there is no world government or central authority, much less one with the necessary power to constrain states or other organized groups from using force or engaging in warfare. In such a world, some states may choose to use force to achieve their objectives. When these actions confront other states, armed conflict may be the result.35P.R Viotti dan M.V. Kauppi, International Relations and World Politics, 5th edn, (New Jersey: Pearson, 2013, p. 298.Di dalam kondisi yang anarkis, tiap-tiap negara-bangsa akan terus berupaya memperkuat power-nya dengan mempertangguh persenjataannya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.Kondisi tersebut memunculkan perlombaan senjata dan security dilema.36Pertanyaan yang muncul kemudian: Bagaimana mengendalikan perilaku agresif yang tanpa batas tersebut? Mekanisme disarmament dan arms control

37DisarmamentDisarmament is the most direct and in a sense the crudest response to the problem of military means. Its logic is that since weapons create the problem, the solution is to get rid of them. This logic can be applied to all weapons general and complete disarmament (GCD) or to specific categories of weapons deemed to be particularly dangerous, such as nuclear bombs and biological warfare agents. It can be applied unilaterally or multilaterally, and can involve partial or complete elimination of the specified type(s) of weapon. The concept refers both to the process by which military capabilities are reduced, and to the end condition of being disarmed. (Buzan, p. 237)38Arms ControlLike disarmament, arms control is also concerned with the impact of technology on the arms dynamic and deterrence strategies. Although it shares this root, arms control is less ambitious and more sophisticated than disarmament. It differs fundamentally from disarmament in the principles that govern its approach to the problem of military means. (Buzan, p. 252)The ultimate objective of disarmament is to render arms racing and deterrence both unnecessary and impossible. (Buzan, p. 252)39Arms Control and DisarmamentAda yang menyederhanakan kedua konsep tersebut dengan pemahaman bahwa:Arms control mengurangi, membatasi, mengendalikan persenjataan tidak secara menyeluruh.Disarmament mengurangi secara total/keseluruhan. Kedua cara di atas biasanya dilakukan lewat treaties atau regimes (perjanjian/kesepakatan atau rezim) oleh dua atau lebih negara/aliansi.

40Pelbagai treaties atau regimes yang berkaitan dengan arms control dan disarmamentBiological WeaponsMultilateralConvention on the Prohibition of the Development, Production and Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxin Weapons (BTWC)Protocol for the Prohibition of the Use in War of Asphyxiating, Poisonous, or Other Gasses, and of Bacteriological Methods of Warfare (Geneva Protocol)

41http://www.nti.org/treaties-and-regimes/treaties/ Pelbagai treaties atau regimes yang berkaitan dengan arms control dan disarmamentChemical WeaponsBilateralIndia-Pakistan Agreement on Chemical WeaponsMultilateralConvention on the Prohibition of the Development, Production, Stockpiling and Use of Chemical Weapons and on Their Destruction (CWC) RegionalMendoza Agreement

42http://www.nti.org/treaties-and-regimes/treaties/ Pelbagai treaties atau regimes yang berkaitan dengan arms control dan disarmamentConventional WeaponsMultilateralArms Trade Treaty (ATT)Treaty on Conventional Armed Forces in Europe (CFE)Treaty on Open SkiesNuclear SafetyMultilateralConvention on Nuclear SafetyConvention on the Physical Protection of Nuclear Material (CPPNM)Joint Convention on the Safety of Spent Fuel Management and on the Safety of Radioactive Waste Management

43http://www.nti.org/treaties-and-regimes/treaties/ Pelbagai treaties atau regimes yang berkaitan dengan arms control dan disarmamentNuclear WeaponsBilateralIndia-Pakistan Non-Attack AgreementJoint Declaration of South and North Korea on the Denuclearization of the Korean PeninsulaLahore DeclarationStrategic Arms Limitation Talks (SALT I)Strategic Arms Limitation Talks (SALT II)Strategic Offensive Reductions Treaty (SORT)Treaty between The United States of America and the Russian Federation on Measures for the Further Reduction and Limitation of Strategic Offensive Arms (New START)Treaty between the United States of America and the Union of Soviet Socialist Republics on Strategic Offensive Reductions (START I)Treaty between the United States of America and the Union of Soviet Socialist Republics on Strategic Offensive Reductions (START II)Treaty between the United States of America and the Union of Soviet Socialist Republics on the Elimination of Their Intermediate-range and Shorter-range Missiles (INF Treaty)Treaty between the United States of America and the Union of Soviet Socialist Republics on Underground Nuclear Explosions for Peaceful Purposes (PNE Treaty)Treaty on the Limitation of Anti-Ballistic Missile Systems (ABM Treaty)US-DPRK Agreed Framework

44http://www.nti.org/treaties-and-regimes/treaties/ Contoh treaties atau regimes yang berkaitan dengan arms control dan disarmamentNuclear WeaponsMultilateralComprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT)International Convention on the Suppression of Acts of Nuclear Terrorism Treaty Banning Nuclear Tests in the Atmosphere, in Outer Space and Under Water (Partial Test Ban Treaty) (PTBT)Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT)Treaty on the Prohibition of the Emplacement of Nuclear Weapons and Other Weapons of Mass Destruction on the Seabed and Ocean Floor and in the Subsoil Thereof (Seabed Treaty)African Nuclear-Weapon-Free-Zone (ANWFZ) Treaty (Pelindaba Treaty)Antarctic TreatyCentral Asia Nuclear-Weapon-Free-Zone (CANWFZ)Nuclear-Weapon-Free Status of MongoliaSoutheast Asian Nuclear-Weapon-Free-Zone (SEANWFZ) Treaty (Bangkok Treaty)South Pacific Nuclear-Free Zone (SPNFZ) Treaty of Rarotonga Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America and the Caribbean (LANWFZ) (Tlatelolco Treaty)

45http://www.nti.org/treaties-and-regimes/treaties/ Contoh treaties atau regimes yang berkaitan dengan arms control dan disarmamentNuclear WeaponsProposed MultilateralProposed Fissile Material (Cut-off) Treaty (FMCT)Proposed Internationally Legally-Binding Negative Security Assurances (NSAs)Proposed Nuclear Weapons Convention (NWC)Proposed Prevention of an Arms Race in Space (PAROS) Treaty

46http://www.nti.org/treaties-and-regimes/treaties/ Pelbagai treaties atau regimes yang berkaitan dengan arms control dan disarmamentSpace Arms ControlMultilateralAgreement Governing the Activities of States on the Moon and Other Celestial Bodies (Moon Agreement)Convention on the Registration of Objects Launched in Outer Space (Launch Registration Convention)Treaty on Principles Governing the Activities of States in the Exploration and Use of Outer Space, Including the Moon and Other Celestial Bodies (Outer Space Treaty)

47http://www.nti.org/treaties-and-regimes/treaties/ Trust, but verify 48

http://www.ukrainebusiness.com.ua/modules/news/images/topics/4e1bbcd2-29d6-c617.jpg Data?Data apa yang lazim dijadikan sebagai rujukan/bahan analisis atau riset tentang militer/pertahanan, perimbangan kekuatan militer, serta pelbagai isu strategis lainnya?49IISS (the International Institute for Strategic Studies)50

http://www.iiss.org/ https://www.iiss.org/-/media/Images/Publications/The%20Military%20Balance/MilBal%202015/MB2015-standard-480x270.jpg 51

http://www.sipri.org/

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQI6yy0iYPtyI3X8vNxBE6koPNLRhlg1J-RTGXOznTX8ukvRL8o