dauru as syabab - web viewpenerimaan tarbiyah fitriyah ini terjejas apabila di dalam hatinya ada...
TRANSCRIPT
DAURU AS SYABAB (hal 56)
Sinopsis
Dauru as syababu fi hamili risalatil Islam (peranan pemuda di dalam membawa risalah
Islam) menjelaskan beberapa potensi yang dimiliki pemuda (pelajar) sehingga dengan potensi
yang dimiliki pemuda dapat dikembangkan melalui pembekalan seperti tarbiyah. Potensi pemuda
ini dapat digerakkan hingga mencapai objektif yang dikehendaki.
Peranan pemuda dirasakan penting karena pemuda mempunyai beberapa potensi
misalnya bathul himmah fi at tasaaulat (membangkitkan himmah di dalam menimbulkan
persoalan), naqlul ajyaal (memindahkan generasi), istibdaalul ajyal (menukar generasi), tajdid
maknawiyah al ummah (memperbaharui maknawi ummat) dan anasir ishlah (unsur perubah).
Tazawwud (membekalkan) pemuda agar potensinya berkembang melalui at tarbiyah al
fitriah, al hikmah wal ilmu dan pembentukan as syakhsiyah al qiyadiyah al jundiyah. Dengan
keadaan demikian maka (ter)wujud pemuda-pemuda yang bergerak (at taharuk).
Hasiyah
1. Dauru as syababu fi hamili risalati Islam
Syarah
o Risalah Islam atau apapun bentuk mesej perubahan hanya dapat dilaksanakan oleh para
pemuda. Sepanjang perjalanan sejarah manusia dari nabi Adam As hingga kepada Nabi SAW
dan diteruskan hingga hari ini membuktikan bahwa perubahan-perubahan senantiasa dipelopori
oleh pemuda. Pemuda yang potensial di masa sekarang ini adalah mereka yang berkumpul
sebagai pelajar/mahasiswa.
o Selain perjuangan Islam juga perjuangan lainnya dimotori oleh pemuda atau pelajar.
Banyak contoh revolusi-revolusi di sebagian besar negara hingga jatuhnya Presiden Soeharto di
Indonesia adalah realita (bukti) nyata peranan pelajar (pemuda). Pelajar dengan potensi yang
dimilikinya menjadi sesuatu yang ditakuti oleh pihak penguasa zalim. Dakwah Islam oleh Nabi
SAW juga dipelopori oleh pemuda seperti Ali bin Abi Thalib, Mushab bin Umair, Usamah bin
Zaid dan sebagainya.
o Pemuda dalam konteks saat ini adalah para pelajar di sekolah dan di PT. Mereka adalah
pemuda yang strategik. Selain itu pemuda boleh juga bukan pelajar yang berumur 15 tahun
hingga dewasa umur 45 tahun. Walaupun demikian pelajar merupakan nyawa gerakan pemuda
dan masyarakat.
o Kehadiran pemuda atau pelajar sangat dialu-alukan bagi menyongsong suatu perubahan
dan pembaharuan. Aksi reformasi di segala bidang juga mesej pemuda dalam membawa
masyarakat madani. Perubahan yang dibawa oleh pemuda ini tidak mungkin dapat dibawa oleh
orang tua ataupun anak-anak. Potensi pemuda yang dimiliki oleh pemuda dan pelajar dapat
membawa kepada kejayaan.
o Beberapa potensi pemuda yang dapat berperan mengadakan perubahan adalah bathul
himmah fi at tasaulat (membangkitkan himmah dalam menimbulkan persoalan), naqlul ajyaal
(memindahkan generasi), istibdaalul ajyal (menukar generasi), tajdid maknawiyah al ummah
(memperbaharui maknawi ummat) dan ansir ishlah (unsur perubah).
2. Bathul himmah fi at tasaaulat (membangkitkan himmah dalam menimbulkan
persoalan)
o Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS dan nabi-nabi lainnya yang masih pemuda
seringkali memberikan persoalan dan kritik kepada apa saja yang berlaku di sekitarnya. Para
pemuda kerap menimbulkan pertanyaan terhadap perkara-perkara yang tidak betul, tidak benar
dan tidak adil. Keadaan yang tidak sesuai ini biasanya dijadikan sebagai suatu tempat kritikan
atau persoalan pemuda. Potensi membangkitkan suatu persoalan ini adalah ciri pertama kenapa
pemuda ini dapat melakukan perubahan.
o Pemuda tidak akan senang dengan sesuatu yang sudah dicapainya. Pemuda juga tidak
dapat tenang melihat ketidakadilan. Bagaimana juga peranan pemuda ini sangat penting, lebih
khususnya dalam membentuk budaya dan arus perdana di kampus dan di masyarakat.
o Persoalan yang menghujat ini dapat menggerakkan pemuda dan juga dapat menjatuhkan
kerajaan yang zolim. Persoalan perlu selalu dimunculkan sehingga dapat menjadikan sesuatu
yang tidak baik diusahakan perbaikannya.
Dalil
o 21:52 ; Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Apakah hakikatnya patung-
patung ini yang kamu sungguh-sungguh memujanya?”
o 21:67 ; “Jijik perasaanku terhadap kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Maka
mengapa kamu tidak mau menggunakan akal fikiran kamu?”
o 26:69-70 ; Dan bacakanlah pula kepada mereka perihal Nabi Ibrahim. Ketika ia berkata
kepada bapaknya dan kaumnya: “Apa yang kamu sembah?”
o 10:83-84 ; Maka tidaklah ada yang beriman kepada Nabi Musa melainkan sebilangan
kecil dari keturunan kaumnya, itupun dalam keadaan takut kepada Fir’aun dan ketua-ketua kaum
mereka menyiksa mereka; karena sesungguhnya Fir’aun merajalela di muka bumi, dan
sebenarnya ia dari orang-orang yang melampaui batas. Dan Nabi Musa berkata (kepada
kaumnya):”Wahai kaumku! Kalau kamu sungguh-sungguh beriman kepada Allah, maka
hendaklah kamu berserah diri kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang Islam “.
3. Naqlul ajyaal (generasi penerus)
o Generasi tua atau generasi pemegang kepimpinan di dalam kerajaan, dakwah atau
masyarakat tentunya akan semakin tua dan mungkin mati. Keadaan demikian perlu ada generasi
penerus yang menggantikan peranan pemimpin sebelumnya. Keadaan ini adalah suatu yang
logis. Siapakah penggantinya maka jawabannya adalah pemuda atau pelajar yang potensial.
Kepemimpinan, kerajaan dan sebagainya perlu dilanjutkan ke generasi berikutnya.
o Generasi ibu bapak perlu digantikan oleh generasi anaknya, begitupun seterusnya diganti
kepada cucunya. Di tengah masyarakat dan organisasipun berlaku demikian, yaitu perubahan
pimpinan kepada generasi seterusnya yang masih pemuda atau pelajar.
Dalil
o 52:21 ; Dan orang-orang yang beriman yang bibawa oleh Zuriat keturunannya dalam
keadaan beriman, Kami hubungkan (himpunkan) Zuriat keturunannya itu dengan mereka (di
dalam surga); dan Kami (dengan itu) tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal-amal
mereka; tiap-tiap manusia terikat dengan amal yang dikerjakannya.
o 25:74 ; Dan juga mereka (yang diridhoi Allah itu ialah orang-orang) yang berdoa dengan
berkata:”Wahai Tuhan kami, berilah kami dari isteri-isteri dan Zuriat keturunan kami; (generasi
pengganti) perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya, dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertaqwa.
4. Istibdaalul ajyal (generasi pengganti)
Syarah
o Memindahkan generasi berarti menggantikan pemimpin sebelumnya dengan meneruskan
semua program-program yang telah dirancang sebelumnya. Manakala menukar generasi
disebabkan generasi berikutnya tidak baik atau kurang berjaya sehingga diperlukan penukaran
generasi kepada generasi yang baru. Allah SWT menyebutkan bahwa orang yang tidak beriman
ini akan digantikan oleh orang yang beriman, begitu juga yang terjadi di negara atau kerajaan,
dimana raja atau PM/presiden tidak berbuat adil, jujr dan amanah maka kepemimpinan
sebelumnya perlu diganti oleh yang baru.
Dalil
o 5:54 ; Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa diantara kamu yang murtad dari
agamamu, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah sayang kepada mereka dan
mereka sayang kepada Allah; bersifat lemah lembut terhadap orang beriman dan tegas terhadap
orang-orang kafir, mereka berjihad di jalan Allah, dan mereka tidak takut terhadap celaan orang-
orang yang suka mencela. Yang demikian itu ialah karunia dari Allah kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya; sesungguhnya Allah maha luas karunian-Nya lagi maha mengetahui.
o 47:38 ; (Ingatlah), kamu adalah orang yang bertabiat demikian- kamu diseru supaya
membelanjakan sedikit dari harta kamu di jalan Allah, maka ada diantara kamu yang berlaku
bakhil, padahal siapa yang bakhil maka sesungguhnya ia hanya bakhil kepada dirinya sendiri.
Dan (ingatlah) Allah Maha kaya , sedang kamu semua orang-orang miskin. Dan jika kamu
berpaling (dari beriman, bertawa, dan bersedekah) Ia akan menggantikan kamu dengan kaum
yang lain;setelah itu mereka tidak akan seperti kamu.
5. Tajdid maknawiyah al ummah (memperbaharui maknawi ummat)
Syarah
o Siapakah yang dapat bergerak untuk memperbaharui maknawiyah ummah. Jawabannya
adalah pemuda atau pelajar. Pemuda dengan potensi yang dimiliki, semangat yang berkobar-
kobar, jasad yang kuat, pemikiran yang cerdas dapat memperbaharui maknawiyah ummat. Usaha
pembaharuan ini adalah dengan memberikan dakwah, tarbiyah dan jihad. Usaha-usaha pemuda
demikian dapat memperbaharui maknawiyah ummat.
o Orang tua tidak akan mungkin dapat melaksanakan peranan ini begitu juga para anak-
anak tidak dapat berperanan secara efektif. Hanya pemuda yang dapat menjalankan peranan
perubahan ini.
Dalil
o 2:246 ; Tidakkah engkau ketahui (wahai Muhammad), tentang (kisah) ketua-ketua dari
Bani Israil sesudah (wafatnya) Nabi Musa, ketika mereka berkata kepada seorang Nabi
mereka:”Lantiklah seorang raja untuk kamu, supaya kami boleh berperang (bersama-sama
dengannya) di jalan Allah” Nabi mereka menjawab:”Tidakkah harus, jika kamu kelak
diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang?,” Mereka berkata:”Mengapa kami tidak akan
berperang di jalan Allah, sedang kami telah diusir dari kampung halamankami, dan dari anak-
anak kami?” Maka apabila perang itu diwajibkan atas mereka, mereka membelakangkan
kewajiban itu, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan
orang-orang yang zolim.
o 2:247 ; Dan Nabi mereka berkata kepada mereka:”Sesungguhnya Allah telah melantik
Talut menjadi raja bagi kamu. Mereka menjawab:”Bagaimana dia mendapat kuasa memerintah
kami sedang kami lebih berhak dengan kekuasaan itu daripadanya, dan ia tidak diberi keluasan
harta kekayaan?” Nabi mereka berkata:”Sesungguhnya Allah telah memilihnya (Talut) menjadi
raja kamu, dan telah mengaruniakannya kelebihan ilmu pengetahuan dan kekuatan fisik”. Dan
(ingatlah), Allah juga yang memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendakiNya; dan
Allah Maha Luas (rahmat-Nya dan karunia-Nya), lagi Maha Mengetahui.
6. Anasir al islah (unsur perubah)
Syarah
o Pemuda dengan potensi yang dimilikinya juga mempunyai unsur perubah. Unsur perubah
ketidakadilan, kejahiliyahan, kesesatan, kemusyrikan dan sebagainya dapat dirubah oleh pemuda
ini. Pemuda dengan unsur perubahnya dapat efektif menjalankan peranan secara baik.
o Di zaman nabi yang merubah jahiliyah kepada islamiyah, kemusyrikan kepada tauhid,
kebatilan kepada al-haq, dan perubahan dari sekuler ke Islam, hanya dilakukan oleh para
pemuda.
o Unsur perubah yang paling potensial adalah pemuda yang sadar, berpengetahuan,
berfikroh dan berpotensi. Mereka yang mempunyai ciri seperti ini adalah mereka yang belajar
dan menuntut ilmu.
Dalil
o 18:13-14 ; Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar,
sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami
tambahi mereka dengan petunjuk. Dan Kami kuatkan hati mereka (dengan kesabaran dan
keberanian), semasa mereka bangun (menegaskan tauhid) lalu berkata: “Tuhan kami ialah Tuhan
yang menciptakan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak akan menyembah Tuhan yang lain
daripadanya; jika kami menyembah yang lainnya maka kami mengakui sesuatu yang jauh dari
kebenaran.”
7. Tazawwud
Syarah
o Potensi-potensi pemuda demikian seperti yang disebutkan sebelumnya, maka pemuda
mempunyai potensi yang baik. Agar potensi pemuda ini muncul secara berkesan dan dapat
berpengaruh maka pemuda perlu diberikan tarbiyah fitriah, hikmah dan ilmu serta membentuk
syaksiah Islamiyah qiyadiyah dan jundiyah.
o Tanpa pembekalan maka potensi pemuda yang berharga akan menghilang. Pembekalan
yang baik adalah pembekalan yang mengikuti kaedah dan minhaj dari Allah dan Rasul-Nya.
8. At tarbiyah al fitriyah
Syarah
o Tarbiyah fitriyah adalah tarbiyah yang merujuk kepada fitrah manusia. Tarbiyah fitriyah
juga istilah lainnya dari tarbiyah islamiyah, karena Islam juga dapat disebut fitrah. Fitrah
manusia sangat sesuai dengan fitrah Islam. Pemberian fitrah Islam kepada pemuda akan diterima
secara ikhlas dan dapat diamalkan oleh pemuda dengan baik. Penerimaan tarbiyah fitriyah ini
terjejas apabila di dalam hatinya ada noda atau kotoran maksiyat yang menutup fitrahnya.
o Tarbiyah fitriah yang diberikan kepada pemuda adalah usaha untuk membangun potensi
pemuda dan juga memelihara potensi tersebut. Tarbiyah fitriyah dengan membaca Al-Qur’an,
beribadah, beramal sholeh dan memelihara alam adalah bagian dari aktiviti tarbiyah fitriyah.
o Contoh tarbiyah fitriyah adalah memberikan sesuatu yang diperlukan oleh pemuda.
Dengan cara ini pemuda dipenuhi keperluannya dan juga mereka dapat mengembangkan dirinya.
Keperluan belajar, keperluan persaudaraan dan keperluan dauroh, keperluan ingin bebas tidak
terikat, keperluan ingin tahu, keperluan dinamik dan aktif merupakan ciri keperluan pada masa
pemuda. Cara yang fitrah dan Islam dapat secara efektif membangun potensi pemuda.
Dalil
o 28: 7 - 12 ; Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa:”Susukanlah dia; dalam pada itu, jika
engkau takutkan sesuatu bahaya mengenainya (dari angkara Fir’aun), maka (letakkanlah dia di
dalam peti dan) lepaskanlah dia ke laut; dan janganlah engkau merasa bimbang dan jangan
berduka cita; sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan Kami akan
melantiknya menjadi salah seorang dari Rasul-rasul Kami. Setelah itu dia dipungut oleh orang-
orang Fir’aun; kesudahannya dia akan menjadi musuh dan menyebabkan dukacita bagi mereka;
sesungguhnya Fir’aun dan Haman serta orang-orangnya adalah golongan yang bersalah. Dan
(ketika melihat kanak-kanak itu) berkatalah isteri Fir’aun:”(Semoga ia menjadi) cahaya mata
bagiku dan bagimu; janganlah kamu membunuhnya; mudah-mudahan ia berguna kepada kita,
atau kita jadikan dia anak”. Padahal mereka tidak menyadari (kesudahannya). Dan
(sepeninggalnya) menjadilah hati ibu Musa kosong; sesungguhnya ia nyaris menyatakan perihal
anaknya dengan berterus terang jika tidaklah Kami kuatkan hatinya (dengan persaan sabar dan
tentram), supaya tetaplah ia dari orang-orang yang percaya (akan janji Allah). Dan berkatalah ia
kepada kakak Musa:”Pergilah cari kabar beritanya”. (Maka pergilah ia) lalu dilihatnya dari jauh
sedang orang ramai tidak menyadarinya. Dan Kami jadikan dia dari mulutnya enggan menyusu
kepada perempuan-perempuan yang hendak menyusukannya; (melihat hal itu), kakaknya
berkata:”Maukah aku tunjukkan kamu kepada penduduk sebuah rumah yang dapat
memeliharanya untuk kamu, serta mereka tulus ikhlas kepadanya?”
o 5:114 ; Isa binti Maryam (berdoa kepada Allah) berkata:”Ya Allah, Tuhan kami!
Turunkanlah kepada kami satu hidangan dari langit, untuk menjadi hari raya bagi kami, yaitu
bagi kami yang ada di hari ini dan bagi orang-orang kami yang datang kemudian, dan sebagai
satu tanda (mukjizat) dari-Mu (yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Mu); dan
karuniakanlah rezeki kepada kami, karena Engkau sebaik-baik Pemberi rezeki.”
9. Al hikmah wal ilmu
Syarah
o Selain tarbiyah fitriah diberikan kepada pemuda, juga diberi ilmu dan kebijaksanaan
sehingga kesadaran dan motivasi untuk bergerak dikalangan pemuda muncul. Orang dewasa dan
tua yang mempunyai banyak pengalaman dan ilmu, serta telah merasakan asam manisnya
kehidupan perlu memberikan kepada pemuda suatu kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan.
Hikmah biasanya didapati oleh orang tua dan dewasa. Orang tua dengan pengalaman dan
hidupnya yang sudah lama dapat memberikan hikmah kepada pemuda yang belum banyak
pengalaman.
o Ilmu pun biasanya didapati oleh orang dewasa dan tua, maka juga diperlukan
memberikan ilmu dan pelajaran kepada pemuda. Bekal yang demikian dapat meningkatkan
potensi pemuda.
Dalil
o 28:14 ; Dan ketika Musa sampai ke peringkat umurnya yang cukup kekuatannya dan
sempurna. Kami beri kepadanya kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikian Kami
membalas orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.
o 12:22 ; Dan ketika Yusuf sampai ke peringkat umurnya yang sempurna kekuatannya,
Kami beri kepadanya kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikianlah Kami membalas
orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.
10. As syakhsiyah al qiyadiyah al jundiyah
Syarah
o Kepada pemuda juga diperlukan bekal pribadi yang mempunyai sifat qiyadah dan
jundiyah. Pemuda diharapkan mempunyai sifat sebagai pemuda yang siap memimpin dan siap
dipimpin. Pemimpin yang ikhlas dan jundiyah yang taat adalah sifat yang juga perlu ditanamkan
kepada jiwa pemuda. Sehingga dengan cara ini pergantian, penukaran dan pemindahan generasi
dari orang tua kepada pemuda dapat terlaksanan dengan baik.
o Kepribadian yang mempunyai sifat qiyadiyah dan jundi akan memperlancar perjalanan
dakwah amal jama’i.
Dalil
o 12:55 ; Yusuf berkata:”Jadikanlah aku pengurus perbendaharaan hasil bumi (Mesir);
sesunggunya aku sedia menjaganya dengan sebaik-baiknya, lagi mengetahui cara
mentadbirkannya”.
o 28:26 ; Salah seorang diantara wanita yang berdua itu berkata:”Wahai ayah, ambilah dia
menjadi orang upahan (menggembala kambing kita), sesungguhnya sebaik-baik orang yang ayah
ambil bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanah”.
o 9:128 ; Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu
sendiri (yaitu Nabi Muhammad SAW), yang menjadi sangat berat kepadanya sebarang
kesusahan yang ditanggung oleh kamu, yang sangat tamak (inginkan) kebaikan bagi kamu, (dan)
ia pula menumpahkan perasaan belas serta kasih sayangnya kepada orang-orang yang beriman.
o 8:45-47 ; Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan pasukan
(musuh) maka hendaklah kamu tetap teguh menghadapinya, dan sebutlah serta ingatla Allah
(dengan do’a) banyak-banyak, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan). Dan taatlah
kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berbantah-bantahan; kalau tidak niscaya kamu
menjadi lemah semangat dan hilang kekuatan kamu, dan sabarlah (menghadapi segala kesukaran
dengan cekal hati); sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu
seperti orang-orang yang keluar dari negerinya dengan berlagak sombong dan menunjuk-nunjuk
(kekuatan mereka) kepada orang ramai (karena minta dipuji), serta mereka menghalangi manusia
dari jalan Allah dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui akan apa yang mereka kerjakan.
11. At taharuk
Syarah
o Potensi yang dimiliki pemuda kemudian dikembangkan dengan diberikan beberapa
pembekalan seperti tarbiyah kemudian melalui pembekalan ini akan menghasilkan pemuda yang
bergerak, dinamis dan aktif. Pemuda yang aktif akan menghasilkan banyak hal, sedangkan
pemuda yang tidak aktif maka akan menghancurkan dirinya sendiri. Oleh sebab itu pemuda yang
bergerak adalah pemuda yang mendapatkan tarbiyah bagi pengembangan dirinya.
Dalil
o 3:169 ; Dan jangan sekali-kali kamu menyangka orang-orang yang terbunuh (yang gugur
Syahid) pada jalan Allah itu mati, (mereka tidak mati) bahkan mereka hidup (secara istimewa) di
sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki.
o 2:154 ; Dan janganlah kamu mengatakan (bahwa) siapa yang terbunuh dalam perjuangan
membela agama Allah itu: orang-orang mati; bahkan mereka itu hidup (secara istimewa), tetapi
kamu tidak dapat menyadarinya.
M.10. IQOMATUDDIEN (3 BAHAN)
Objektif:
o Memahami fase-fase perjuangan Rosulullah dalam menegakkan dienullah beserta unsur-
unsur cirinya
o Memahami hubungan kondisi masyarakat sekarang dengan bentuk marhalah
iqomatuddien tersebut
o Dapat mengetengahkan contoh-contoh siroh dan kehidupan salafus sholeh dalam setiap
unsur ciri iqomatuddin
Sinopsis
Iqomatuddien (menegakkan dien) adalah perintah dari Allah SWT selain kita
menyampaikan dakwah (risalatuddakwah). Kebanyakan umat Islam sekarang ini lebih
mementingkan diri sendiri yaitu mereka merasa cukup apabila telah beribadah dan amal sholeh
yang berkaitan dengan fardu saja, tetapi mereka tidak berusaha untuk dakwah. Sedangkan
mereka yang berdakwah pun tidak sempurna berdakwah, mereka hanya hanya menyebarkan
Islam di masjid tetapi tidak berusaha untuk menegakkan dien itu sendiri. Kehadiran dakwah
dalam kehidupan mereka sebagai sesuatu yang asing dan aneh.
Disebagian da’i yang berdakwah nampak tidak menunjukkan hasil yang dapat
dibanggakan. Masalah ini mungkin juga disebabkan oleh dakwah yang tidak mengikuti
bagaimana nabi SAW berdakwah. Satu-satunya rujukan dan model dakwah agar berkesan dan
berjaya adalah dakwah yang mengikuti model nabi SAW secara minhaj, sedangkan wasail
dakwah dan uslub perlu mempertimbangkan keadaan semasa dan tempat dimana dakwah
dijalankan.
Dakwah nabi SAW dalam menegakkan dien (mendaulat syariat) dibagi dalam dua
marhalah (marhalah taksis dan marhalah tamkin) dan diselingi dengan satu noktah yaitu hijrah.
Pendekatan-pendekatan marhalah taksis dapat dijadikan sebagai minhaj dan contoh ketika
dakwah Islam belum lagi kuat dan kukuh. Ketika Islam belum tegak dan masih dalam proses
pembinaan dan pengembangan maka marhalah taksis ini dapat dijadikan sebagai rujukan.
Beberapa minhaj dalam marhalah taksis adalah menyebarkan prinsip Islam dan mengajarkan
Islam, membina pribadi Islam dan da’i, membina jama’ah, merahasiakan tanzim, menghindarkan
dari berbagai benturan, menghindarkan dari penggunaan senjata, sabar atas cobaan dan
gangguan, mencari potensi kekuatan bagi jama’ah, mencari basis tempat yang boleh melindungi.
Pada noktah hijrah (titik perpindahan) di zaman nabi ada yang bersifat maknawiyah
berarti perpindahan yang bersifat maknawiyah seperti dari jahiliyah kepada Islam, dari kafif
berubah kepada istiqomah, dari maksiyat berubah kepada taat, dari haram berubah kepada halal,
dari sendiri berubah menjadi berjamaah Islamiyah. Hijrah maknawiyah ini harus dilakukan oleh
setiap muslim tanpa terkecuali, karena hijrah maknawiyah adalah suatu ciri perubahan seorang
bukan muslim menjadi muslim dan seorang jahiliyah kepada Nurul Islam dan usaha perpindahan
ke arah yang lebih baik. Namun demikian hijrah maknawiyah tidak mesti dilakukan oleh setiap
muslim, hal ini sangat bergantung kepada keadaan yang berlaku di tempat. Hijrah maknawiyah
berarti berpindah secara tempat dengan tujuan, 1; mencari perlindungan sementara, dan 2; untuk
menyediakan basis masyarakat dan basis tempat.
Di zaman Nabi ada sebagian masyarakat yang tidak hijrah ke Madinah tetapi menyusun
kekuatan di Mekkah seperti Abbas (paman Nabi). Mereka yang berhijrah juga dilihat dari
kepentingannya misalnya sebagai tempat perlindungan bagi yang dikejar-kejar sedangkan
potensinya masih diperlukan oleh dakwah dan harokah, keadaan individu demikian diperlukan
hijrah seperti hijrah ke Habasyah yaitu kelompok Ja’far. Bagi individu lainnya yang
menyediakan basis masyarakat baru perlu hijrah seperti Mushab bin Umair. Namun demikian
bentuk hijrah keluar tempat ini adalah uslub bagaimana Nabi SAW akan menegakkan Islam, oleh
karena itu keadaan saat ini dapat mencari uslub lainnya yang penting secara minhaj adalah
tegaknya kalimat Allah dan berjalannya syarat.
Pada marhalah tamkin di Madinah terbentuklah basis masyarakat, basis fasilitas, wujud
kekuatan yang mampu untuk melindungi, terdapat tanzim daulah dan wujud dakwah yang
sempurna dengan menjadikan Islam sebagai warna kehidupan manusia.
Hasiyah
1. Iqomatuddien
Syarah
o Alah SWT telah memerintahkan kepada manusia untuk beribadah, beramal saleh,
berdakwah, berjihad dan menegakkan dien/daulah. Perintah ini hanya sebahagian manusia sahaja
yang mengamalkan ada yang tidak beribadah, ada yang beribadah tetapi tidak berjihad, ada yang
berjihad tetapi tidak ke arah tegaknya dien, ada yang ingin menegakkan dien tetapi tidak
mengikuti minhaj yang dibawa Nabi.
o Tegaknya dien di bumi adalah pandangan dan pendapat ulama secara jumhur (tidak ada
yang menyangkal). Hanya bagaimana caranya maka kita memerlukan kematanngan pandangan
melihat keadaan, suasana tempat yang kemudan menghasilkan uslub. Walaupun demikian uslub
ini pun mesti merujuk kepada bagaimana Nabi SAW membentuk dien. Islam tidak menekankan
kepada nama daulah atau siapa yang akan memegang tetapi yang penting adalah tegaknya
syariat.
o Merujuk kepada marhalah-marhalah yang dilalui Nabi dalam menegakkan dien terdapat
beberapa minhaj yang perlu diikuti sedangkan uslub yang dibawa nabi dapat dirubah dan
disesuaikan dengan keadaan kita. Hijrah maknawiyah mungkin tidak diperlukan oleh sebagian
tempat sedangkan marhalah taksis dan tamkin adalah sesuatu yang perlu kita capai. Marhalah
taksis lebih kepada persiapan individu dan masyarakat dengan pendekatan tarbiyah kepada ahli
dan dakwah kepada masyarakat umum. Pembinaan jamaah dan ukhuwah ditingkatkan agar dapat
menjalankan segala aktifitas dakwah secara berkesan. Untuk memperlancar proses persiapan ini
maka kita perlu sabar dan mengalah untuk sementara. Kemudian persiapan yang matang sebagai
hasil marhalah taksisi ini akan dibawa kepada marhalah tamkin sebagai suatu marhalah yang
memposisikan individu tadi kepada masyarakat dan berperanan di dalam menjalankan syariat.
Proses hijrah maknawiyah adalah suatu keharusan tetapi hijrah maknawiyah bergantung
keperluan. Mungkin suatu tempat menegakkan dien ini melalui pilihan raya atau demokrasi atau
cara jihad angkat senjata dan sebagainya. Hijrah lebih kepada uslub Nabi yang pada masa itu
sangat ditekan dan banyaknya penyiksaan. Uslub boleh dijalankan atau tidak dijalankan
sedangkan minhaj semestinya diikuti. Peranan situasi, keadaan, tempat, peristiwa, kondisi, sikap
masyarakat dan sebagainya adalah pertimbangan penting di dalam menjalankan usaha
menegakkan dien ini.
o Minhaj yang penting ketika akan menegakkan dien adalah ketika masyaraka mengenal
kita dan menerima kita sehingga cadangan dan misi visi kita diterima dan kemudian dibelanya.
Ketika pembelaan dan penerimaan inilah maka Islam akan dapat tegak, apakah melalui pilihan
raya atau yang lainnya. Yang terpenting adalah penerimaan masyarakat ini kita perlu untuk
memposisikan diri kita dengan keahlian yang kita miliki dan ketokohan kita.
Dalil
o 42:13-15; Allah telah menerangkan kepada kamu- di antara perkara-perkara agama yang
Ia tetapkan hukumnya - apa yang telah diperintahkan-Nya kepada Nabi Nuh, dan yang telah
Kami (Allah) wahyukan kepadamu (wahai Muhammad), dan juga telah Kami perintahkan
kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa serta Nabi Isa, yaiatu:”Tegakkanlah dien dan janganlah
kamu berpecah belah atau berselisihan tentangnya”. Berat bagi orang-orang musyrik (untuk
menerima agama tauhid) yang engkau seru kepada mereka. Allah memilih siapa yang
dikehendaki-Nya untuk menerima agama tauhid itu, dan memberi hidayah petunjuk kepada
agama-Nya itu bagi siapa ang kembali kepada-Nya (dengan taat). Dan umat tiap-tiap Rasul tidak
berpecah belah dan berselisihan (dalam menjalankan agama Allah) melainkan setelah sampai
kepada mereka ajaran-ajaran yang memberi mereka pengetahuan (apa yang diperintah dan
dilarang); (perselisihan yang demikian) semata-mata karena hasad dengki sesama sendiri. Dan
kalaulah tidak karena telah terdahulu kalimah ketetapan dari Tuhanmu (untuk menangguhkan
hukuman) hingga ke suatu masa yang tertentu, tentulah dijatuhkan hukuman azab dengan serta
merta kepada mereka. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberikan Allah mewarisi Kitab
agama kemudian daripada mereka, berada dalam keadaan syak yang menggelisahkan terhadap
Kitab itu. Oleh karena yang demikian itu, maka serulah (mereka-wahai Muhammad-kepada
beragama dengan betul), serta tetap teguhlah engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka;
sebaliknya katakanlah: “Aku beriman kepada segala Kitab yang diturunkan oleh Allah, dan aku
diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah jualah Tuhan kami dan Tuhan kamu.
Bagi kami amal kami dan bagi kamu amal kamu. Tidaklah patut ada pertengkaran antara kami
dengan kamu (karena kebenaran telah jelas). Allah akan menghimpunkan kita bersama(pada hari
kiamat), dan kepada-Nyalah tempat kembali semuanya”.
o 24:55 ; Allah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal soleh dari kalangan
kamu (wahai umat Muhammad) bahwa ia akan menjadikan mereka khalifah-khalifah yang
memegang kuasa pemerintahan di bumi, sebagaimana Ia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka:khalifah-khalifah yang berkuasa; dan Ia akan menguatkan dan mengembangkan agama
mereka (Islam) yang telah diridhoi-Nya untuk mereka; dan Ia juga akan menggantikan bagi
mereka keamanan setelah mereka mengalami ketakutan (dari ancaman musuh). Mereka terus
beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu yang lain dengan-Ku. Dan
(ingatlah) siapa yang kufur sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang durhaka.
o 48:27 ; Demi sesungguhnya! Allah tetap menyatakan benar Rosul-Nya dalam perkara
mimpi itu dengan kenyataan yang sebenarnya; yaitu sesungguhnya kamu tetap akan memasuki
Masjid Al-Haram insya Allah (pada masa yang ditentukan-Nya)- dalam keadaan aman
(menyempurnakan ibadah umroh kamu) dengan mencukur kepala kamu, dan kalau (tidak pun)
menggunting sedikit rambutnya, serta kamu tidak merasa takut (akan penghianatan musuh
sehingga kamu keluar kembali). (Allah menangguhkan berlakunya kenyataan itu) karena Ia
mengetahui (adanya faedah dalam penangguhan itu) yang kamu tidak mengetahuinya; maka Ia
menyediakan sebelum (terlaksananya mimpi) itu, satu kemengan yang dekat (masa berlakunya).
2. Marhalah taksis
Syarah
o Muhammad SAW yang pada masa dilantik sebagai rosul, berada ditengah kehidupan
jahiliyah. Pada masa itu Nabi SAW tidak lagi mempunyai pengikut dan juga belum tahu apa
yang mesti dilakukan. Namun demikian dengan bimbingan Allah SWT melalui turunnya wahyu
Nabi SAW berdakwah mengikuti minhaj robbani.
o Perintah pertama yang diterima Nabi adalah untuk menyebarkan prinsip Islam dan
mengajarkan Islam. Dari sinilah masyarakat jahiliyah mengenal bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah Nabi dan Rosul. Penyebaran dakwah yang terbuka menarik masyarakat untuk mengetahui
sehingga ada yang ikut dan ada yang tidak ikut. Pilihan individu dari usaha dakwah terbuka ini
adalah pribadi-pribadi yang akan dibina. Keadaan demikian mesti diikuti oleh kita saat ini
dimana kita mesti menggunakan semaksimal mungkin wajihah amal atau platform guna
melaksanakan dakwah terbuka untuk menyebarkan Islam.
o Pribadi yang berminat kepada Islam dari hadirnya mereka didalam dakwah terbuka Nabi
dan juga hasil dari dakwah fardiah maka individu tersebut dibina pribadinya sehingga muncul
pribadi Islam yang juga da’i. Usaha tarbiyah ini adalah usaha untuk membentuk kader dan
pengikut utama yang akan menjalankan segala program dakwah dan jamaah. Pribadi yang dibina
ini akan terus menyokong dan berdakwah untuk memperbanyak pengikut sehingga Islam tegak.
Tarbiyah tidak pernah diam tetapi terus berjalan dalam mengembangkan, membangun dan
memelihara potensi muslim. Tarbiyah Islamiyah yang dikenal pada zaman Nabi adalah
dirumahnya Arqom bin Abi Arqom. Tarbiyah juga dilakukan diberbagai tempat di rumahnya
para sahabat. Pribadi yang ditarbiyah ini akan berubah menjadi Islam.
o Pribadi Islam yang terbentuk oleh tarbiyah dimasukkan kedalam Jamaah Islamiyah.
Membina jamaah Islam adalah satu program utama didalam marhalah taksis ini, karena dengan
pembinaan jamaah maka akan terbentuk dakwah yang muntijah. Pembinaan jamaah dimulai
dengan mengisikan individu tertarbiyah tadi kedalam struktur dan kemudian digerakkan ke
dalam tujuan dakwah itu sendiri. Pribadi tarbiyah senantiasa taat dan ia pun siap sebagai
pemimpin atau pengikut maka mereka akan dapat melaksanakan amal jama’i dengan demikian
pula harokah akan bergerak secara kontinyu. Semangat ketaatan dan semangat dakwah selalu
dimotivasi melalui tarbiyah. tarbiyah sebagai ruh yang dapat memelihara semangat dan dakwah
itu sendiri. Jamaah pun dirancang dengan berbagai keperluan seperti nabi yang sudah merancang
Mus’ab bin Umair berdakwah ke Madinah untuk menyiapkan masyarakat Islam, begitu juga
sahabat Nabi yang hijrah ke Habasyah dan program jamaah lainnya. dengan jamaah maka
kekuatan akan muncul. tanpa jamaah yang kuat dan solid maka Islam tidak akan tegak.
o Jamaah atau tanzim yang demikian perlu dirahasiakan karena apabila diketahui maka
mereka pasti akan menghancurkan terlebih dahulu. Kekuatan yang belum muncul sedangkan
mereka sudah mengetahui apa yang kaan kita kerjakan yaitu untuk berhadapan dengan mereka
maka pada saat yang sama mereka akan menghancurkan terlebih dahulu sebelum besar dan kuat.
Merahasiakan tanzim adalah minhaj sebelum tegaknya syariat secara zohir. Kekuatan yang ada
didalam tanzim akan mudah dihancurkan apabila kita diketahuinya. Mereka pihak Yahudi
dengan zionisnya ataupun Amerika dan eropa mempunyai rancangan yang besar, setiap
rancangan mereka disembunyikan dan tidak mungkin dijabarkan. Umat Islam di zaman Nabi pun
bergerak dakwah secara terbuka tetapi tanzim tetap dirahasiakan.
o Di dalam melaksanakan program dakwah, jamaah dan ahli jamaah perlu menghindarkan
dari berbagai benturan atau pertembungaan. Nabi SAW berdiam diri ketika di Mekkah sedang
sholat dan fihak kafir meletakkan kotoran di atas pundaknya, siksaan kepada para sahabat juga
dibiarkan oleh Nabi, memasuki Ka’bah yang penuh dengan berhala pun tidak mengganggu
sedikitpun berhala tersebut. Provokasi pada masa itu dielakkan oleh Nabi, karena akan
menghabiskan energi dan juga akan mengganggu tumpuan dakwah di dalam membentuk kader
dan mencapai masyarakat madani. Benturan perlu dielakkan walaupun kita nampak mengalah
begitupun dengan persilihan dicegah sehingga tidak habis tenaga dan pikiran untuk hal-hal yang
tidak berguna.
o Selain menghindarkan dari benturan juga kita mesti menghindarkan dari penggunaan
senjata. Perkara ini akan menghancurkan kita sendiri, apalagi kita belum kuat.
o Sunnah dakwah adalah fitnah dan cobaan oleh itu kita mesti menyiapkan juga kesabaran.
Sabar atas cobaan dan gangguan pihak kafir yang hendak menghantam kita. Di zaman sekarang
pun sangat banyak fitnah dan cobaan sama ada bersifat duniawi/material atau fitnah pekerjaan.
Berbagai macam fitnah dan cobaan akan mengganggu kita sehingga usaha menghadapinya perlu
dilakukan yaitu dengan sabar.
o Berdakwah, melaksanakan tarbiyah adalah usaha untuk mencari potensi kekuatan bagi
jamaah. Individu yang berpotensi kita kumpulkan atau kita bina sehingga muncul hasil berupa
individu yang baik dan dapat menyumbang tenaganya ke dalam jamaah. Potensi ini sudah
dididik dan dibina kemudian disalurkan kepada pos yang sesuai, dengan cara ini potensi ini
diarahkan kepada matlamat untuk menegakkan dien. Semua poensi yang dikembangkan ini mesti
diikat dengan tarbiyah dan jamaah memberikan arahan kepada pelaksanaan misi dan visi jamaah.
o Potensi yang ada diarahkan kepada mencari basis tempat yang boleh melindungi. Pada
zaman Nabi, Madinah sebagai alternatif setelah dibandingkan dengan berbagai tempat pada masa
itu seperti Habasyah dan sebagainya. Tempat ini tidak lah mesti memalui pindah, karena di
zaman sekarang ini yang terpenting adalah bagaimana potensi jamaah ini mendapatkan
penerimaan dari umat dan masyarakat Islam sesuai dengan kepakaran, potensi dan ketokohan
indivu tersebut. Penerimaan individu jamaah atau orang yang dikendalikan oleh jamaah dari
masyarakat ini merupakan suatu bukti atas penerimaan tempat itu kepada Islam.
Dalil
o Lihat sirah nabawiyah selama Nabi SAW dan para sahabat di Mekkah 3. Hijrah
Syarah
o Hijrah itu sendiri merupakan uslub yang perlu dipertimbangkan sehingga kita dapat
menjayakan tegaknya dien. Hijrah atau titik perubahan dan perpindahan ini mempunyai makna
makaniyah dan maknawiyah. Melalui proses tarbiyah yang sudah dimulai di masa taksis
diharapkan pribadi ini melaksanakan hijrah dari segi maknawiyah yaitu perubahan dari jahiliyah
kepada Islam, dari kafir berubah kepada iman, dari syirik berubah kepada tauhid, dari batil
berubah kepada hak, dari nifak berubah kepada istikomah, dari maksiyat berubah kepada taat,
dari haram berubah kepada halal, dari bersendirian berubah kepada jamaah Islamiyah.
o Manakala perpindahan makaniyah sangat bergantung kepada keperluan keadaan dan
objektif. Makaniyah berarti berpindah secara tempat dibagi kepada dua yang pertama untuk
mencari perlindungan sementara dan untuk menyediakan basis masyarakat dan basis tempat.
Pada zaman nabi terdapat sahabat yang tidak pindah ke Madinah, ada yang pindah ke tempat lain
untuk mencari perlindungian dan ada juga ke Madinah sebagai pembentukan asas masyarakat
madani.
Dalil
o Lihat siroh nabawiyah selama Nabi SAW dan para sahabat pergi hijrah.
4. Marhalah tamkin
Syarah
o Marhalah setelah marhalah taksis adalah marhalah tamkin. Walaupun marhalah tamkin
sudah mulai dimasuki tetapi beberapa aktifitas marhalah taksis mesti dilakukan misalnya
menyebarkan prinsip Islam dan mengajarkan Islam, membina pribadi Islam dan da’i, sabar atas
cobaan dan gangguan, dan mencari potensi kekuatan bagi jamaah. Usaha meletakkan individu
jamaah ke dalam posisi yang strategis diaktifkan pada marhalah ini. Sebagai contoh Nabi SAW
di Madinah, meletakkan struktur panglima perang, ahli pedagang, ahli militer, para ulama dan
sebagainya.
o Basis masyarakat yang dijadikan sebagai objek pertama dakwah Islam ketika di Madinah,
misalnya menegakkan masjid dan menjalankan ibadah secara berjamaah. Pada saat ini
membentuk basis masyarakat, selain kita berinteraksi di masjid/surau dan berdakwah tetapi juga
melibatkan diri kita kepada berbagai aktifitas masyarakat yang akan menjadikan kita dikenal
mereka dan dapat menerima kita sehingga secara perlahan akan terbentuk basis masyarakat.
o Selain membentuk bais manusia di masyarakat yang kaan mendukung kita juga perlu
disiapkan bais alam, tempat. Basis ini perlu disediakan untuk melengkapi kerja-kerja individu di
dalam