chapter ii 11
DESCRIPTION
tentang saluran transmisiTRANSCRIPT
-
BAB II
ANTENA MIKROSTRIP
2.1 Pengertian Antena
Antena adalah suatu alat yang mengubah gelombang terbimbing dari
saluran transmisi menjadi gelombang bebas di udara. Dapat juga dikatakan antena
merupakan struktur transisi antara ruang bebas dengan alat pembimbing. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 2.1. Alat pembimbing atau saluran transmisi dapat
berupa saluran koaxial ataupun pipa dan digunakan sebagai alat transportasi
energi elektromagnetik dari sumber transmisi ke antena atau dari antena ke
penerima [1].
Gambar 2.1 Antena sebagai stuktur transisi
Antena merupakan sebuah komponen yang penting dalam sistem
telekomunikasi. Sebuah antena dapat berperan sebagai pemancar ataupun
Universitas Sumatera Utara
-
penerima gelombang transmisi. Dengan kata lain, antena menyediakan transisi
dari sebuah gelombang terbimbing pada sebuah saluran transmisi menjadi
gelombang ruang bebas. Informasi yang dikirim dapat ditransfer diantara lokasi
yang berbeda tanpa adanya struktur yang mengintervensi [5].
Pada beberapa aplikasi antena merupakan sebuah komponen yang wajib
digunakan. Sebagai contoh pada komunikasi bergerak yang melibatkan pesawat
terbang, pesawat luar angkasa, kapal laut atau transportasi darat adanya sebuah
antena sangat diperlukan. Antena juga sangat populer kegunaannya pada
komunikasi broadcast dimana satu terminal transmisi dapat melayani penerima
dengan jumlah yang tak terbatas. Pada aplikasi radio amatir ataupun nonbroadcast
radio antena juga sangat dibutuhkan. Antena juga penting kedudukannya pada
aplikasi radar [5].
Perkembangan antena pada awalnya sangat terbatas. Namun dengan
tingkat kebutuhan akan sebuah alat komunikasi yang makin meningkat,
perkembangan antena pada saat ini menjadi sangat pesat. Penelitian dan
pengembangan antena akan terus berlanjut seiring dengan perkembangan
teknologi komunikasi.
2.2 Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip adalah sebuah tipe antena low profile yang dapat
diletakkan pada berbagai bidang (planar) yang tersusun atas 3 komponen yaitu :
groundplane, substrate dan patch peradiasi. Ukurannya yang kecil dan beratnya
yang ringan membuat jenis antena ini sederhana untuk dibuat dan mudah untuk
diintegrasikan.
Universitas Sumatera Utara
-
Elemen peradiasi atau biasa disebut sebagai patch, berfungsi untuk
meradiasi gelombang elektromagnetik dan terbuat dari lapisan logam (metal) yang
memiliki ketebalan tertentu. Berdasarkan bentuknya, patch memiliki jenis yang
bermacam-macam diantaranya bujur persegi (square), persegi panjang
(rectangular), garis tipis (dipole), lingkaran, elips, segitiga, dll [3].
Elemen substrat (substrate) berfungsi sebagai bahan dielektrik dari antena
mikrostrip yang membatasi elemen peradiasi dengan elemen pentanahan. Elemen
ini memiliki jenis yang bervariasi yang dapat digolongkan berdasarkan nilai
konstanta dielektrik (r) dan ketebalannya (h). Kedua nilai tersebut mempengaruhi
frekuensi kerja, bandwidth, dan juga efisiensi dari antena yang akan dibuat.
Ketebalan substrat jauh lebih besar daripada ketebalan konduktor metal peradiasi.
Semakin tebal substrat maka bandwidth akan semakin meningkat, tetapi
berpengaruh terhadap timbulnya gelombang permukaan (surface wave).
Gelombang permukaan pada antena mikrostrip merupakan efek yang merugikan
karena akan mengurangi sebagian daya yang seharusnya dapat digunakan untuk
meradiasikan gelombang elektromagnetik ke arah yang diinginkan [3].
Sedangkan elemen pentanahan (ground) berfungsi sebagai pembumian
bagi sistem antena mikrostrip. Elemen pentanahan ini umumnya memiliki jenis
bahan yang sama dengan elemen peradiasi.
Gambar 2.2 memperlihatkan struktur dasar dari antena mikrostrip yang
tersusun atas patch, substrat dan groundplane [6].
Universitas Sumatera Utara
-
Gambar 2.2 Antena Mikrostrip
2.3 Antena Mikrostrip Patch Segiempat
Dalam perancangan ini digunakan patch yang berbentuk segiempat. Pada
umumnya patch segiempat lebih banyak digunakan karena kemudahan dalam
analisis dan proses fabrikasi. Gambar 2.3 memperlihatkan antena mikrostrip patch
segiempat dimana W dan L adalah lebar dan panjang dari patch, h adalah tebal
substrat dan r merupakan nilai konstanta dielektrik dari substrat. Gambar 2.4
memperlihatkan bentuk nyata dari patch mikrostrip segiempat [6].
Gambar 2.3 Antena mikrostrip patch segiempat
Universitas Sumatera Utara
-
Gambar2.4 Bentuk nyata patch mikrostrip segiempat
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Antena Mikrostrip
Bentuknya yang low profile membuat antena mikrostrip dapat
diintegrasikan pada berbagai bidang permukaan, sederhana dan tidak mahal untuk
diproduksi dengan menggunakan teknologi sirkuit modern, secara mekanik
tangguh pada saat diintegrasikan pada permukaan yang kasar, dan sangat baik
dalam frekuensi resonansi, polarisasi, bentuk dan impedansi. Jenis antena ini
dapat diintegrasikan pada permukaan yang memerlukan performansi yang sangat
tinggi seperti pada pesawat terbang, pesawat antariksa, satelit, misil, mobil bahkan
pada telepon genggam.
Secara garis besar antena mikrostrip memilki kelebihan yakni [3] :
1. Dimensi antena yang kecil
2. Bentuknya yang sederhana memudahkan proses perakitan
3. Tidak memakan biaya besar pada proses pembuatan
4. Kemampuan dalam dual frequency dan triple frequency
5. Dapat diintegrasikan pada microwave integrated circuit (MIC)
Namun demikian, antena mikrostrip juga memiliki kekurangan seperti :
1. Efisiensi yang rendah
2. Gain yang rendah
Universitas Sumatera Utara
-
3. Bandwidth yang sempit
4. Daya (power) yang rendah
5. Radiasi yang berlebih pada proses pencatuan
2.5 Parameter Umum Antena Mikrostrip
Unjuk kerja (performance) dari suatu antena mikrostrip dapat diamati dari
parameternya. Beberapa parameter utama dari sebuah antena mikrostrip akan
dijelaskan sebagai berikut.
2.5.1 Bandwidth
Bandwidth suatu antena didefinisikan sebagai rentang frekuensi di mana
kinerja antena yang berhubungan dengan beberapa karakteristik (seperti
impedansi masukan, pola radiasi, beamwidth, polarisasi, gain, efisiensi, VSWR,
return loss) memenuhi spesifikasi standar.
Bandwidth dapat dicari dengan menggunakan rumus [1][6] :
............................................................................(2.1)
Dimana : f2 = frekuensi tertinggi
f1 = frekuensi terendah
fc = frekuensi tengah
2.5.2 VSWR (Voltage Standing Wave Ratio)
VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing
wave) maksimum (|V|max) dengan minimum (|V|min) . Pada saluran transmisi
Universitas Sumatera Utara
-
ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V0+)
dan tegangan yang direfleksikan (V0-). Perbandingan antara tegangan yang
direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien refleksi
tegangan () [1] :
...................... (2.2)
Dimana ZL adalah impedansi beban (load) dan Z0 adalah impedansi
saluran lossless. Koefisien refleksi tegangan () memiliki nilai kompleks, yang
merepresentasikan besarnya magnitudo dan fasa dari refleksi. Untuk beberapa
kasus yang sederhana, ketika bagian imajiner dari adalah nol, maka :
= 1 : refleksi negatif maksimum, ketika saluran terhubung singkat,
= 0 : tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched sempurna,
= + 1 : refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian terbuka.
Sedangkan rumus untuk mencari nilai VSWR adalah :
..............................................................................(2.3)
Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (S=1) yang
berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna.
Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Pada umumnya nilai
VSWR yang dianggap masih baik adalah VSWR 2.
2.5.3 Return Loss
Return Loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang
direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return Loss
Universitas Sumatera Utara
-
digambarkan sebagai peningkatan amplitudo dari gelombang yang direfleksikan
(V0-) dibanding dengan gelombang yang dikirim (V0+). Return Loss dapat terjadi
karena adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi
masukan beban (antena). Pada rangkaian gelombang mikro yang memiliki
diskontinuitas (mismatched), besarnya return loss bervariasi tergantung pada
frekuensi [1].
...........................................................................(2.4)
..........................................................................(2.5)
2.5.4 Pola radiasi
Pola radiasi dapat didefinisikan sebagai fungsi matematis atau representasi
grafis dari komponen-komponen radiasi dalam bentuk fungsi koordinat. Pola
radiasi biasanya digambarkan dalam daerah medan jauh dan ditunjukkan sebuah
fungsi koordinat direksional [5].
2.5.5 Impedansi Masukan
Impedansi masukan dari sebuah antena adalah impedansi yang
dipresentasikan oleh antena pada terminalnya. Terminal yang sesuai sangat
dibutuhkan untuk sebuah antena. Impedansi masukan biasanya dipengaruhi oleh
antena lain atau objek yang berada disekitarnya. Tetapi pada umumnya sebuah
antena diasumsikan telah terisolasi. Secara matematis impedansi masukan dapat
dirumuskan [5] :
Universitas Sumatera Utara
-
................................................................................(2.6)
Dimana :
Zin = impedansi masukan
Rin = tahanan terminal antena
Xin = reaktansi masukan
2.5.6 Gain
Gain menunjukkan seberapa efisien sebuah antena dapat mentransformasi
daya yang ada pada terminal masukan menjadi daya yang teradiasi pada arah
tertentu. Gain secara sederhana dapat diartikan sebagai perkalian 4 dari rasio
intensitas radiasi pada arah tertentu (U) dengan daya murni yang diterima antena
dari transmiter (Pin). Secara matematis dapat dirumuskan [5] :
................................................................................(2.7)
Jika arah tidak ditentukan, maka perolehan daya biasanya diperoleh dari
arah radiasi maksimum.
Pada umumnya gain diberikan dalam bentuk desibel. Secara matematis
persamaan konversinya [1]:
.....................................................................(2.8)
Dimana :
ecd = efisiensi rata rata
D0 = direktivitas maksimum
Universitas Sumatera Utara
-
2.5.7 Frekuensi resonansi
Frekuensi resonansi sebuah antena dapat diartikan sebagai frekuensi kerja
antena di mana pada frekuensi tersebut seluruh daya dipancarkan secara
maksimal. Pada umumnya frekuensi resonansi menjadi acuan frekuensi kerja
antena. Frekuensi resonansi secara matematis dapat dirumuskan dalam bentuk
fungsi sebagai berikut [1][2] :
..................................................................................(2.9)
Dimana :
fr = frekuensi resonansi
v0 = kecepatan cahaya di ruang bebas
L = panjang antena
r = kontanta dielektrik
2.5.8 Lokasi Titik Pencatu
Setelah didapat panjang dan lebar dari pach, langkah selanjutnya adalah
mencari lokasi titik pencatu (x0,y0) sehingga akan didapat impedansi yang baik
antara impedansi generator dan impedansi masukan dari elemen patch. Perubahan
lokasi titik pencatu akan mempengaruhi nilai dari impedansi masukan. Jika
pencatu diletakkan pada x0 = xf dan jika 0 yfW, maka resistansi masukan akan
beresonansi seperti ditunjukkan pada persamaan berikut [2] :
......................................................(2.10)
Dimana :
Rin = resistansi masukan
Universitas Sumatera Utara
-
Rr = resistensi radiasi yang beresonansi ketika patch dicatu pada ujung elemen
peradiasi
xf = jarak inset
Dalam hal ini diketahui persamaan untuk mencari nilai dari xf tanpa perlu
menghitung nilai dari resistansi radiasi yang ditunjukkan pada persamaan berikut:
....................................................................................(2.11)
Dimana :
re=konstanta dielektrik efektif
2.6 Metode Analisa
Agar dapat melakukan analisis terhadap sebuah antena mikrostrip,
dibutuhkan metode analisis yang dapat menggambarkan kondisi antena kedalam
sebuah persamaan yang dapat dianalis secara akurat. Terdapat banyak metode
untuk menganalisis antena mikrostrip. Model yang paling populer adalah model
saluran transmisi dan model cavity.
2.6.1 Model Saluran Transmisi
Model saluran transmisi merupakan merupakan metode analisis yang
paling sederhana dari metode lain. Model ini memberikan bentuk fisik yang baik,
akan tetapi kurang akurat dan lebih sulit untuk melakukan kopling. Secara
sederhana model saluran transmisi menampilkan antena mikrostrip dengan dua
slot yang dipisahkan oleh sebuah saluran transmisi dengan impendansi rendah
(Zc) dengan panjang L [2].
Universitas Sumatera Utara
-
Secara elektrik patch dari antenna mikrostrip kelihatan lebih besar
daripada dimensi fisiknya. Gambar 2.5 memperlihatkan dimensi dari patch
dengan panjang yang telah ditambah pada tiap ujungnya dengan jarak L, yang
mana merupakan sebuah fungsi dari konstanta dielektrik efektif dan rasio dari
lebar dan tinggi patch [1].
Gambar 2.5 Bentuk fisik dan panjang efektif dari patch mikrostrip segiempat
Hubungan ini ditunjukkan oleh persamaan berikut [1] :
.......................................................(2.12)
Karena panjang dari patch telah ditambah sebesar L pada setiap ujungya,
panjang efektif dari patch menjadi :
....................................................................... (2.13)
Frekuensi resonansi dari antena mikrostrip merupakan fungsi dari lebar
antena. Bentuk persamaannya menjadi :
.............................................................(2.14)
Universitas Sumatera Utara
-
Kemudian untuk menambahkan efek dari ujung patch dimodifikasi
menjadi :
....................(2.15)
Dimana
....................................................................(2.16)
Dari formulasi yang ada, sebuah prosedur desain dapat dibuat yang
mengantar kita pada desain praktis dari sebuah mikrostrip antena. Prosedur ini
mengasumsikan informasi yang spesifik dari konstanta dielektrik dari substrat
(r), frekuensi resonansi (fr) dan tinggi dari substrat (h). Prosedurnya sebagai
berikut :
1. Untuk mencari lebar praktis dengan efisiensi radiasi yang efektif
digunakan persamaan
..................(2.17)
2. Determinasi konstanta dielektrik efektif dari antena mikrostrip
3. Jika nilai W telah didapat, determinasi nilai dari pertambahan panjang
(L)
4. Panjang aktual dari patch kini dideterminasi dengan persamaan
.....................(2.18)
Universitas Sumatera Utara
-
Bentuk hasil dari desain antena mikrostrip dengan menggunakan metode
model saluran transmisi dapat dilihat pada Gambar 2.6 dimana L adalah panjang
dari patch, Lm panjang dari saluran transmisi, W lebar dari patch, Wm lebar dari
saluran transmisi, r permitivitas relatif dari substrat, t ketebalan dari patch
peradiasi dan saluran transmisi, tg ketebalan dari groundplane dan h ketebalan dari
substrat [1] .
Gambar 2.6 Antena mikrostrip dengan menggunakan model saluran
transmisi
2.6.2 Model Cavity
Pada model cavity, daerah interior yaitu ruang antara patch dan bidang
pentanahan diasumsikan sebagai sebuah ruang (cavity) yang dilingkari oleh suatu
dinding magnetik sepanjang tepinya, dan diapit oleh dinding elektrik dari atas dan
bawah. Pemodelan antena sebagai sebagai sebuah ruang harus mengikuti asumsi-
asumsi berikut [1][2] :
1. Medan elektrik E hanya terdapat pada komponen Z dan medan
magnetik hanya terdapat pada komponen melintang pada daerah yang
dibatasi oleh conducting patch dan ground plane.
Universitas Sumatera Utara
-
2. Karena substrat diasumsikan tipis, maka medan di dalam rongga tidak
berubah terhadap Z.
3. Karena arus elektrik pada mikrostrip tidak harus mempunyai
komponen normal pada tepian patch, yang didapat dari persamaan
Maxwell bahwa komponen tangensial dan H sepanjang tepian patch
dapat dihilangkan.
4. Adanya medan fringing (medan limpahan) dapat dihitung dengan
menambah sedikit panjang pada tepian patch.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.7 dimana adalah adalah permitivitas
dari substrat, 0 adalah permeabilitas ruang hampa, dan J adalah rapat arus.
Gambar 2.7 Distribusi muatan dan densitas arus yang terbentuk pada patch
mikrostrip
Ketika suatu patch (elemen peradiasi) diberikan daya, maka akan terjadi
distribusi muatan seperti yang terlihat pada bagian atas dan bawah dari permukaan
elemen peradiasi dan pada bagian bidang pentanahan (Gambar 2.9). Distribusi
muatan ini diatur dengan dua mekanisme yaitu mekanisme tarik - menarik dan
mekanisme tolak-menolak. Mekanisme tarik - menarik terjadi antara dua muatan
yang berlawanan yaitu antara muatan yang terdapat pada bagian bawah dari
elemen peradiasi dengan muatan yang terdapat pada bidang pentanahan. Hal
tersebut akan membantu menjaga agar konsentrasi muatan tetap ada pada bagian
bawah elemen peradiasi. Mekanisme tolak - menolak terjadi antar muatan yang
Universitas Sumatera Utara
-
terdapat pada bagian bawah elemen peradiasi. Hal tersebut akan meyebabkan
beberapa muatan terdorong dari bagian bawah patch ke bagian atas dari patch.
Pergerakan muatan ini akan meyebabkan arus mengalir pada bagian bawah dan
atas dari elemen peradiasi.
Model analisis cavity mengasumsikan bahwa perbandingan ketebalan
dengan lebar (ketebalan substrat dan lebar elemen peradiasi) sangat kecil dan
akibatnya, mekanisme tarik - menarik antar muatan akan mendominasi dan
menyebabkan sebagian besar konsentrasi muatan dan arus akan terjadi pada
bagian bawah dari permukaan patch. Ketika perbandingan height to width
semakin menurun, arus yang berada pada bagian atas permukaan elemen peradiasi
akan mendekati nol, sehingga tidak akan terbentuk komponen tangensial medan
magnetik pada tepi elemen peradiasi. Empat dinding sisi antena dapat dimodelkan
sebagai permukaan konduktor magnetik yang sempurna. Hal tersebut meyebabkan
distribusi medan magnet dan medan listrik yang terdapat pada elemen peradiasi
tidak terganggu. Akan tetapi pada tataran praktis, komponen tangensial dari
medan magnetik tidak akan sama dengan nol tetapi memiliki nilai yang sangat
kecil dan dinding sisi antena bukan merupakan konduktor magnetik yang
sempurna. Karena dinding cavity (dalam hal ini merupakan material substrat)
lossless, cavity tidak akan beradiasi dan sifat dari impendansi masukannya akan
murni reaktif.
2.7 Method of Moment
Universitas Sumatera Utara
-
Method of moments (MoM) adalah metode untuk mendapatkan solusi dari
persamaan fungsi turunan, integral dan lain-lain dengan menggunakan bentuk
matrik.
Method of Moments (MoM) dapat digunakan untuk menganalisis berbagai
jenis antena, salah satunya adalah antena mikrostrip. Gambar 3.6 menunjukkan
lembar substrat dan patch pada sebuah antena mikrostrip. Slot yang dibuat di
bagian substrat berbentuk persegi panjang dengan lebar yang sangat kecil
dibandingkan panjang slot serta panjang gelombang [2].
Gambar 2.8 Model analisa antena mikrostrip patch segiempat
Pada saat slot dicatu dengan daya, pada slot akan dibangkitan gelombang
elektromagnet yang terpancar ke dalam dan ke luar lembar pemancar. Pada saat
itu di permukaan lubang slot yang dapat dianggap sebagai permukaan batas dari
dua ruang, berdasarkan syarat batas maka dapat diperoleh komponen singgung
medan magnet yang kontinyu.
W
Y
X x
L
Tampak Atas
Tampak Samping r h
Ground Plane Coaxial Feed
Z
Y
X
Universitas Sumatera Utara
-
Apabilan Ymn merupakan admitan yang sudah dinormalisasi, Im adalah
moment dari medan magnet masuk dapat diperoleh persamaan (3.55) sebagai
berikut.
................................(2.19)
Atau bila ditunjukkan sebagai matriks secara lengkap seperti persamaan
(3.56) sebagai berikut.
.........................(2.20)
Dari persamaan di atas dapat diturunkan persamaan (3.57) seperti di
bawah ini.
.......................................( 2.21)
Sehingga dapat ditentukan nilai V0 seperti persamaan (3.58) di bawah ini.
..................( 2.22)
Karena momen medan magnet yang datang Im merupakan fungsi medan H
nilai dari Im dapat dicari dengan persamaan (3.59) berikut ini.
....................( 2.23)
Sehingga impedansi input dapat dicari dengan fungsi Bessel seperti pada
persamaan (3.60) di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
-
......................( 2.24)
Adapun nilai dari , sedangkan nilai dari dan
. Untuk nilai daya maksimum terjadi pada saat antena beroperasi pada
frekwensi resonansi yang dapat dicari dengan persamaan (3.61) berikut ini.
.........(2.25)
Adapun nilai dari dapat dicari dengan persamaan (3.62) di bawah ini.
................(2.26)
2.8 Teknik Pencatuan Antena Mikrostrip
Dalam memilih konfigurasi antena mikrostrip yang paling cocok untuk
sebuah aplikasi tertentu, eksitasi dari elemen peradiasi sangat penting untuk
diperhatikan. Terdapat berbagai jenis mekanisme pencatu antena yang tersedia,
tidak hanya berupa kopling energi untuk elemen individual tapi juga untuk
kontrol distribusi energi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menemukan
teknik pencatuan antena mikrostrip yang paling mungkin dilakukan. Beberapa
teknik pencatuan antena mikrostrip yang paling sering digunakan antara lain
kopling co-planar pada single patch, kopling series-array co-planar, kopling
probe, kopling aperture dan kopling elektromagnetik. Pada bagian ini penulis
akan lebih menekankan pembahasan mengenai kopling probe koaxial [3].
Universitas Sumatera Utara
-
2.8.1 Probe Koaxial
Metode kopling ini cukup banyak dianalisa pada berbagai literatur karena
kelebihan yang dimilikinya. Metode ini memiliki kelebihan dimana pencatu
berada di belakang permukaan beradiasi sehingga tidak menimbulkan radiasi yang
tidak diinginkan. Metode ini sangat baik digunakan pada single patch yang pada
pertengahannya sebuah koaxial konektor yang ditancap pada permukaan
dilampirkan pada ground plane dari mikrostrip. Probe diposisikan pada titik
dimana impedansi input dari patch sebanding dengan impedansi karakteristik dari
saluran pencatu koaxial. Bentuk dari sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Pada Gambar 2.9 tampak antena mikrostrip yang telah dirakit dengan sebuah
probe konektor yang ditancapkan dari belakang permukaan beradiasi [3] .
Gambar 2.9 Kopling Probe
Gambar 2.10 Antena mikrostrip yang dirakit dengan pencatu probe koaxial
Universitas Sumatera Utara
-
Untuk teknik pencatuan dengan menggunakan probe koaxial mempunyai
karakteristik sebagai berikut [3]:
1. Penyepadan impedansi antena terhadap impedansi karakteristik dapat
dilakukan dengan menentukan titik yang tepat pada patch.
2. Karena kabel koaxial dapat dihubungkan langsung dengan patch tersebut,
maka kopling catuan dengan patch antena dapat diminimalisasikan.
3. Strukturnya tidak sepenuhnya monolitis dan akan sangat sulit untuk
menentukan titik catu tadi.
Probe dapat berupa sebuah konduktor inner dari sebuah sambungan
koaxial atau dapat digunakan penyalur daya dari strip line ke antena mikrostrip
melalui sebuah slot pada ground plane. Pada umumnya antena mikrostrip
menggunakan sebuah konektor koaxial tipe N. Konektor koaxial ini ditempatkan
pada bagian belakang dari papan sirkuit dan konduktor koaxial tengah setelah
melewati substrat akan disolder pada patch metal. Lokasi dari titik pencatu
ditentukan dari nilai impedansi paling baik yang didapat. Eksitasi dari patch
secara prinsip terjadi melalui kopling antara arus dari pencatu Jz ke medan Ez pada
patch. Secara matematis nilai dari kopling dapat dirumuskan sebagai berikut [2] :
................................. (2.27)
Dimana:
L = panjang resonansi dari patch
x0 = offset titik pencatu dari ujung patch
Universitas Sumatera Utara
-
Teknik pencatuan dengan menggunakan probe koaxial memiliki
keuntungan dari sisi desain yang mana dengan cara mengatur posisi dari probe
dapat diatur nilai dari impedansi masukan. Tetapi juga memiliki beberapa batasan.
Pertama pencatuan koaxial pada antena array memerlukan jumlah titik
penyolderan yang cukup banyak, yang mana akan menyebabkan sulitnya proses
fabrikasi. Kedua untuk antena mikrostrip yang bandwitdth-nya meningkat,
substrat yang lebih tipis harus digunakan yang mengakibatkan harus
digunakannya probe yang lebih panjang. Hal ini menimbulkan meningkatnya
radiasi yang berlebih dari probe, meningkatnya daya gelombang permukaan dan
naiknya induktansi dari pencatu.
2.8.2 Desain Antena Mikrostrip dengan Pencatuan Probe Koaxial
Dengan menggunakan metode saluran transmisi kita dapat mendesain
sebuah antena mikrostrip patch segiempat dengan pencatuan probe koaxial.
Sebagai contoh, akan didesain sebuah antena mikrostrip dengan pencatu
probe koaxial menggunakan substrat (RT/duroid 5880) dengan konstanta
dielektrik 2.2 , tinggi 0.0625 inchi yang beresonansi pada 10 GHz [1].
Pertama kita mencari lebar dari patch :
Kemudian konstanta dielektrik efektif dari patch didapat dengan
penyelesaian berikut :
Universitas Sumatera Utara
-
Penambahan panjang dari patch (L) didapat dengan melakukan
penyelesaian berikut :
Panjang aktual dari patch (L) didapat dengan penyelesaian :
Kemudian panjang efektif didapat dari perhitungan :
Lokasi titik pencatu didapat dengan penyelesaian :
Gambar 2.10 menunjukkan tampilan dari antena mikrostrip dengan
pencatan probe koaxial dimana W dan L adalah lebar dan panjang patch, Xf dan
Yf adalah lokasi titik pencatu.
Universitas Sumatera Utara