buku panduan penulisan karya tulis ilmiah...

32
BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DAN ASURANSI KESEHATAN Program Studi Diploma III Administrasi Rumah Sakit dan Asuransi Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Jakarta, 2015 Tim Penyusun: Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH; Catur Septiawan, SKM, M.Kes, Sobar Darmaja, S.Psi, MKM; Rindu, SKM, M.Kes; Ajeng Setianingsih, SKM, M.Kes; Nina, SKM, M.Kes; Abdullah Syafei, SKM.

Upload: dominh

Post on 06-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

BUKU PANDUAN

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ADMINISTRASI RUMAH SAKIT DAN

ASURANSI KESEHATAN

Program Studi Diploma III Administrasi Rumah Sakit dan

Asuransi Kesehatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Jakarta, 2015

Tim Penyusun: Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH; Catur Septiawan, SKM, M.Kes, Sobar

Darmaja, S.Psi, MKM; Rindu, SKM, M.Kes; Ajeng Setianingsih, SKM, M.Kes; Nina, SKM,

M.Kes; Abdullah Syafei, SKM.

Page 2: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

2

BAB I

KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN KTI

1.1 PENDAHULUAN

KTI adalah Karya Ilmiah yang ditulis peserta program pada akhir masa

studinya sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Diploma III. Karya

ilmiah tersebut menunjukkan kemampuan peserta dalam segi metodologi

maupun substansi kesehatan masyarakat pada berbagai peminatan/

kekhususuan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif dalam

memahami fenomena kesehatan atau dalam upaya mengatasi suatu masalah

kesehatan. Naskah KTI merupakan karya tulis mahasiswa yang ditulis

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Naskah KTI ditulis

berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman Penulisan KTI. KTI berbobot 6

SKS minimal 20.000 kata untuk KTI, peserta didik tidak diizinkan untuk diuji

KTInya bila belum lulus semua mata kuliah.

1.2 KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN KTI

1. Syarat mutlak bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian KTI adalah

mahasiswa yang tidak mempunyai permasalahan akademik (nilai Mata

kuliah).

2. Dalam proses awal pembuatan KTI, mahasiswa wajib mengisi form

pendaftaran pengajuan judul KTI dan mengajukan judul ke

Pembimbing dan Program Studi, apabila di Program Studi ditemukan

unsur plagiat, maka judul tidak diterima, dan mahasiswa mengajukan judul

baru. Judul diacc, jika disetujui oleh Pembimbing dan Program Studi.

3. Setiap bimbingan, mahasiswa wajib membawa hasil koreksi

sebelumnya yang telah dikoreksi oleh pembimbing

4. Mahasiswa dapat mengikuti ujian KTI apabila sudah melakukan

konsultasi/bimbingan minimal 6 kali selama periode pembuatan KTI.

5. Sebelum mahasiswa melaksanakan ujian KTI, mahasiswa wajib mengisi

form daftar ujian KTI, serta harus sudah mendapatkan ACC/tanda

tangan dari pembimbing dan program studi, kemudian form tersebut

diserahkan kepada sekretariat selambat-lambatnya pada periode

pendaftaran sidang yang sudah ditentukan dalam kalender akademik

6. Mahasiswa menyerahkan buku bimbingan KTI dan magang ke

akademik bersamaan dengan penyerahan form daftar ujian KTI

7. Dalam sidang KTI, wajib menyertakan instrumen penelitian (kuesioner,

panduan wawancara,dan lampiran lainnya), jika belum maka mahasiswa

tersebut dianggap belum memenuhi persyaratan untuk melaksanakan

sidang KTI

8. Daftar Riwayat Hidup disimpan di bagian belakang

1.3 TAHAPAN PENYUSUNAN KTI 1. Pengajuan Judul KTI

2. Penyusunan proposal

Page 3: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

3

3. Pelaksanaan penelitian

4. Ujian/sidang KTI

1.4 PEMBIMBING KTI

1. Tugas Pembimbing

Secara umum tugas pembimbing dalam penulisan karya ilmiah adalah

mengarahkan peserta dalam mempersiapkan proposal, menentukan waktu

untuk melakukan seminar proposal, dan ujian akhir. Secara rinci tugas

pembimbing meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Membantu peserta program dalam memilih topik dan membuat proposal

sesuai dengan minat peserta sejak penunjukkan pembimbing ditetapkan.

Jangkauan topik hendaknya disesuaikan dengan kemampuan peserta,

sumberdaya dan jangka waktu yang tersedia.

b. Membantu peserta dalam melihat alternatif-alternatif pendekatan masalah

sehingga dapat menentukan kerangka konsep dan atau mengembangkan

model teoritis sebelum ia memulai penulisan/penelitian.

c. Membantu peserta dalam melihat alternatif-alternatif metoda pengupasan

analitik untuk menguji kerangka konsep, pemecahan masalah, dan atau

model teoritis yang dikembangkan.

d. Memberi petunjuk kepada peserta dalam mencari bahan pustaka dan/atau

pengumpulan data sekunder

e. Membantu peserta dalam kelancaran pelaksanaan penelitian/penulisan.

Bila dianggap perlu pembimbing dapat meminta bantuan ahli lain sebagai

nara sumber.Dalam memonitor tugas dan bimbingan digunakan Buku

Bimbingan KTI. Buku ini selalu dibawa mahasiswa pada saat

berkonsultasi dengan pembimbing dan pembimbing harus

menandatangani dan menulis catatan yang penting didalam buku tersebut.

2. Mekanisme Bimbingan

Lembar konsultasi KTI adalah alat komunikasi antara peserta dan

pembimbing, disamping sebagai alat monitoring bagi ketua program studi

dalam memantau kemajuan proses penulisan karya ilmiah akhir peserta

program. Diharapkan minimal pada akhir semester 6 setiap peserta program

telah bertemu dan melaksanakan bimbingan dengan pembimbing minimal 6

(enam) kali.

1.5 UJIAN/SIDANG KTI

1. Pendaftaran Ujian KTI

a. Sebelum mahasiswa melaksanakan ujian KTI, mahasiswa wajib

mengisi form pendaftaran ujian KTI, serta harus sudah mendapatkan

ACC/tanda tangan dari pembimbing akademik, kemudian form tersebut

diserahkan kepada sekretariat selambat-lambatnya pada periode

pendaftaran sidang yang sudah ditentukan dalam kalender akademik

b. Pada saat melakukan pendaftaran sidang KTI, selain membawa form

daftar ujian, mahasiswa diwajibkan untuk membawa check list

isi/materi KTI yang sudah ditandatangani oleh pembimbing

Page 4: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

4

c. Sesudah mengajukan surat permohonan sidang, berkas KTI harus

diserahkan kepada sekretariat prodi S1 Kesmas untuk dikoreksi

penulisan ilmiahnya, apabila masih terdapat kesalahan, maka harus

dilakukan revisi terlebih dahulu, baru akan dijadwalkan sidang KTI

d. Setelah mengisi form pendaftaran sidang (KTI) mahasiswa wajib

menyetorkan berkas KTI ke akademik untuk dilakukan verifikasi

penulisan ilmiah.

Setiap keterlambatan pendaftaran sidang (KTI), akan ada konsekuensi

keterlambatan berupa pemunduran dan daftar tunggu (waiting list)

jadwal plg lambat 1 minggu dari jadwal yang ditentukan

2. Pelaksanaan Ujian KTI

a. Seluruh Pengujidan Pembimbing harus hadir pada Sidang KTI;

b. Penguji dan pembimbing mendapatkan KTI dan jadwal sidang KTI

paling lambat 1 minggu sebelumnya.

c. Pembimbing yang berhalangan hadir harus member konfirmasi kepada

prodi paling lambat 3 hari sebelum sidang;

d. Sidang KTI dapat dilaksanakan minimal dengan kehadiran 2 orang

pembimbing dan 2 orang penguji.

e. Penguji yang tidakhadir,tidak berhak menandatangani Berita Acara

Sidang KTI

f. Sidang KTI dipimpin oleh Pimpinan Sidang. Dalam hal ini pembimbing

I bertindak sebagai Pimpinan Sidang

g. Pembimbing II bertugas mengisi/melengkapi berkas administrasi

Sidang KTI (Berita Acara, Lembar Penilaian, dll).

h. Sebelum siding berlangsung, ketua sidang wajib menginformasikan

kondisi mahasiswa kepada penguji dalam kaitannya dengan prestasi

akademik dan proses bimbingan.

i. Apabila terdapat minimal 1 orang penguji menyatakan "KTI tidak layak

uji" maka kepada mahasiswa diberikan waktu paling lambat 2

minggu memperbaiki KTInya untuk dilakukan ujian kembali

j. Apabila pembatalan ujian disebabkan oleh kelalaian mahasiswa

(misalnya hadir lebih dari 30 menit dari waktu yang telah ditentukan)

maka ujian dapat saja dibatalkan dengan risiko dana penyelenggaraan

ujian selanjutnya akan dibebankan kepada mahasiswa

k. Pimpinan Sidang menjelaskan pokok-pokok yang perlu dinilai dan

menjelaskan kekuatan dan kelemahan KTI serta hambatan-hambatan

yang dialami dalam penelitian dan pendidikan peserta bimbingan secara

umum. Ujian berlangsung antara 60 sampai 90 menit dengan pembagian

sebagai berikut :

1. Pembukaan oleh pemimpin sidang ujian : ± 5 menit

2. Penyajian oleh peserta : ± 15 menit

3. Tanya jawab : ± 35-90 menit

4. Penutup : ± 5 menit

Page 5: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

5

l. Penentuan nilai dilaksanakan setelah pelaksanaan siding KTI. Pada saat

penentuan nilai kelulusan, Tim penguji diperkenankan bermusyawarah

untuk menentukan kelulusan.

m. Segera setelah pemimpin sidang menyatakan ujian selesai, peserta ujian

dipersilahkan untuk keluar ruang sidang sejenak. Hal ini dimaksudkan

untuk memberi waktu kepada para penguji untuk menentukan apakah

peserta lulus atau tidak.

n. Nilai lulus adalah gabungan dari nilai yang diberikan oleh para

penguji dengan batas untuk lulus adalah 2,75. Pemimpin sidang akan

membacakan nilai-nilai yang masuk tanpa menyebut nama penguji. Jika

terdapat perbedaan nilai yang sangat besar kira-kira 0,5 atau lebih maka

tim penguji akan membahas nilai-nilai tersebut, sampai didapatkan

nilai yang wajar dan disepakati bersama.

o. Hasil ujian akan diberitahukan kepada peserta setelah penguji

selesai bersidang dengan cara memanggil kembali peserta ke ruang

sidang. Pemimpin sidang akan memberitahukan hasil ujian tersebut

dan selanjutnya langsung menutup sidang ujian.

p. Sidang ujian KTI didokumentasikan dalam bentuk berita acara yang

ditandatangani oleh pemimpin sidang yang berisikan antara lain hal

apa saja yang hares diperbaiki pada KTI tersebut sebagai bahan untuk

KTI akhir. Berita acara ini akan di fotocopy oleh departemen dan

diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan.

q. Terdapat dua kategori hasil ujian KTI yaitu, lulus dan tidak lulus :

1) Lulus

a) Lulus tanpa syarat, peserta dengan hasil ujian KTI lulus

dapat secara langsung mencetak dan menjilid KTI untuk

diserahkan kepada para penguji dan perpustakaan.

b) Lulus dengan syarat memperbaiki KTI

Apabila hasil ujian meminta peserta memperbaiki KTInya,

maka peserta wajib memperbaiki KTInya sesuai dengan

usul-usul dan kritik yang diberikan pada saat ujian.

Pemimpin sidang (pembimbing) akan memberikan catatan

perbaikan KTI, yang sebelumnya sudah disepakati oleh tim

penguji. Waktu untuk memperbaiki, mencetak, menjilid KTI

hingga menyerahkannya ke perpustakaan tidak lebih dari 1

(satu) bulan sejak selesai ujian.

2) Tidak lulus

Bila peserta dinyatakan tidak lulus, maka kepadanya akan diberikan

kesempatan sekali lagi untuk mengulang ujian KTI, yang selambat-

lambatnya dilaksanakan 3 (tiga) bulan setelah ujian pertama.

r. Bila peserta dinyatakan lulus, peserta akan segera diberitahu hasil

ujiannya

Page 6: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

6

s. Bagi peserta yang dinyatakan tidak lulus ujian KTI, maka wajib

melakukan proses pembimbingan KTI dan melakukan ujian ulang KTI

paling cepat pada tahun berikutnya.

t. Pimpinan Sidang menyerahkan semua berkas administrasi Sidang

(Berita Acara Sidang, Lembar Penilaian Sidang, dll) kepada Prodi

segera setelah Sidang dilaksanakan

3. Penilaian Untuk Ujian KTI

Nilai seminar hasil diperoleh dengan mempertimbangkan

beberapa hal dan diberikan nilai antara A - D yang diterjemahkan

dalam nitai 1 s/d 4. Mutu merupakan perkalian antara nilai dan

bobot. Adapun ketentuan nilai yang berlaku adalah sebagai berikut :

A = 4,00 C+ = 2,30

A- = 3,70 C = 2,00

B+ = 3,30 C- = 1,70

B = 3,00 D = 1,00

B- = 2,70 Dalam memberikan penilaian, penguji akan memperhatikan materi

penilaian sebagai berikut:

I. Konsep Pemikiran

a. Kejelasan masalah dan latar belakang

b. Tujuan penelitian

c. Kerangka konsep

d. Definisi operasional

e. Hipotesis (bila ada)

II. Penggunaan Kepustakaan

a. Relevansi

b. Komprehensivitas

c. Keterkinian

III. Metodologi Penelitian

a. Desain Penelitian

b. Metode statistik dan/atau metode analisis data

c. Alasan pemilihan metode

d. Kelengkapan instrumen penelitian

IV. Hasil Penelitian Pembahasan dan Saran

a. Hasil penelitian

b. Pembahasan dan penelitian

c. Kesimpulan

d. Saran teoritis dan aplikatif

V. Penulisan KTI

a. Cara penulisan KTI

b. Sistematika penulisan

c. Ketepatan penggunaan bahasa

d. Susunan bahasa

VI. Presentasi dan Tanya Jawab

a. Kejelasan pengemukaan isi KTI

Page 7: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

7

b. Kemampuan penyajian

c. Penguasaan materi

d. Ketepatan menjawab pertanyaan

e. Kemampuan berargumentasi

1.6 YUDISIUM

Untuk dapat dinyatakan telah menyelesaikan studinya seorang

peserta program diharuskan menyerahkan beberapa bahan yang merupakan

persyaratan ke sekretariat akademik untuk dapat diikut sertakan dalam

yudisium, yaitu :

1. Menyerahkan hard copy dan soft copy (dalam bentuk CD) KTI dan

Laporan Manajerial dalam bentuk word dan pdf

2. Surat keterangan Bebas Keuangan, Bebas Akademik, dan Bebas

Perpustakaan

3. Buku kegiatan magang yang telah ditandatangani oleh Pembimbing

Lapangan dan di stempel tempat magang

4. Buku Sumbangan terkait dengan tema Administrasi Rumah Sakit atau

Asuransi Kesehatan sebanyak 2 buah (minimal 100 halaman)

Page 8: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

8

BAB II

SISTEMATIKA PENULISAN KTI

2.1 KERTAS DAN PENGETIKAN

1. Kertas

Naskah karya ilmiah diketik di atas kertas HVS putih tanpa garis, Jenis

kertas A4, dengan berat 80 gr.

2. Pengetikan

a. Naskah diketik menggunakan komputer dengan program

pengolah kata, seperti Microsoft Word, dengan pilihan huruf

"Times New Roman", ukuran font/huruf :

1) Naskah : 12

2) Judul bab : 14

3) Judul karya ilmiah/KTI : 16

b. Judul karya ilmiah dan bab diketik dengan huruf besar dan tebal

(bold). Judul subbab dan sub-sub bab tetap diketik dengan font 12.

Semua judul diketik dengan huruf tebal, jumlah kata untuk judul

maksimal 14 kata.

c. Pengetikan naskah dilakukan pada dua sisi halaman. Jarak

pengetikan adalah 2 spasi, kecuali abstrak jarak pengetikannya

adalah 1 spasi.

d. Batas Tepi/margin

Batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas sebagai berikut :

1) Tepi atas : 4 cm

2) Tepi bawah : 3 cm

3) Tepi Kiri : 4 cm

4) Tepi Kanan : 3 cm

2.2 SISTEMATIKA KTI

1. BAGIAN AWAL

a. Halaman Judul 1) Dalam halaman sampul semua huruf dicetak dengan huruf besar.

2) Logo STIKIM. dicetak dibagian paling atas. Di bawah logo,

dicantumkan jenis karya ilmiah (KTI), kemudian cetak judul. Di bawah

cetakan judul diketik. Nama penyusun dan NPM (diberi jarak beberapa

centimeter).

3) Kata oleh serta nama penyusun dilengkapi dengan nomor pokok

mahasiswa. Di bagian bawahnya dicetak nama Program Studi Diploma

III Administrasi Rumah Sakit/ Asuransi Kesehatan, Peminatan, Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju, tempat dan tahun pembuatan.

b. Abstrak Merupakan ringkasan atau ulasan singkat isi karya, tanpa tambahan

penafsiran, kritik maupun tanggapan penulis. Setiap karya ilmiah harus

mencantumkan abstrak yang mencakup : Introduction berasal dari latar

Page 9: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

9

belakang dan masalah utama yang diteliti, tujuan penelitian dan ruang

lingkupnya; Methode yaitu berisi metode yang digunakan, Populasi dan

Sampel, cara pengambilan sampel, pengolahan data dan analisa data

serta penyajian datanya; Result yaitu hasil yang diperoleh; Disscusion

yaitu kesimpulan utama serta saran yang diajukan.

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Masing-masing

abstrak ditulis tidak boleh lebih 200-250 kata/1 halaman (tanpa

menghitung kata sambung) atau dapat dicari melalui menu Format

kemudian pilih Word Count (Tools Word Count : dalam Microsoft

Word). Abstrak ditempatkan setelah halaman judul. Cara pengetikan

abstrak untuk KTI dan KTI adalah sebagai berikut:

1) Di sebelah kiri atas disebutkan :

a) Nama Program Studi (huruf besar)

b) Peminatan / Kekhususan (huruf besar)

c) Jenis karya tulis (KTI)

d) Tanggal ujian : setelah keterangan jenis karya tulis

e) Nama penulis

f) Judul karya tulis ilmiah

g) Jumlah halaman (dari halaman persiapan, halaman naskah)

h) Jumlah tabel, grafik, lampiran (sebaris dengan jumlah halaman)

2) Kata "Abstrak" diketik di tengah sebelum ringkasan dimulai

3) Naskah dalam abstrak diketik dengan jarak 1 spasi.

4) Pada akhir naskah dicantumkan data acuan atau jumlah daftar

pustaka yang digunakan dalam menulis karya tulis serta kisaran

tahun acuan tersebut beserta kata kunci yang terdiri dari 3-5 kata.

c. Halaman Persetujuan

1) Halaman persetujuan pembimbing: tulisan "Lembar

Persetujuan" diketik dengan huruf besar ditempatkan

ditengah-tengah, diikuti keterangan:

”Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan

dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Program Studi Diploma III Administrasi Rumah Sakit/

Asuransi Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Indonesia Maju”

2) Halaman Persetujuan pada halaman ini dituliskan:

a) Penguji 1 (Penguji)

b) Penguji 2 (Pembimbing Akademik)

c) Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Rumah Sakit/

Asuransi Kesehatan

3) Untuk kedua halaman diatas (point A dan B), tanda tangan

dilakukan setelah KTI diperbaiki, diperiksa dan disetujui oleh

pembimbing, penguji dan ketua program studi dan hanya berisikan

nama dan tanda tangan pembimbing, penguji dan ketua program

studi.

Page 10: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

10

d. Surat Pernyataan : Seluruh bentuk karya ilmiah terutama karya

ilmiah resmi akademis, seperti KTI, tesis, disertasi wajib

melampirkan SURAT PERNYATAAN yang berisi pernyataan bebas

plagiat dalam penulisan karya tersebut dilengkapi dengan meterai Rp.

6.000,-

e. Riwayat hidup penulis : mencakup nama, tempat dan tanggal lahir,

riwayat pendidikan dan pekerjaan penulis. Hindari data yang bersifat

pribadi, karena karya ini merupakan karya tulis ilmiah.

f. Halaman khusus : bila ada, ditujukan yang ingin memperuntukkan

karyanya kepada orang tertentu atau dapat diisi dengan semboyan, kata-

kata mutiara, cuplikan doa atau motto yang ingin disampaikan

g. Halaman kata pengantar atau ucapan terima kasih : Pada

umumnya halaman ini memuat ucapan terima kasih kepada pihak-

pihak tertentu yang telah membantu penulisan ataupun pendidikan penulis.

Judul "Kata Pengantar" diketik simetris tanpa garis bawah dan titik di

akhir kalimat. Pada akhir naskah di sebelah kanan bawah diketik tempat,

tanggal penulib san dan kata "Penulis".

h. Halaman daftar isi: Semua judul bab, sub bab disusun dalam suatu

daftar. Judul bab diketik dengan huruf besar, sedangkan sub bab, sub

sub bab dan rinciannya hanya huruf awal yang diketik dengan huruf

besar. Dalam daftar isi dimasukkan nomor halaman KATA

PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR

GAMBAR, DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN, dengan angka

Romawi kecil, diikuti dengan susunan bab bagian utama dengan angka

Arab. Susunan daftar isi diakhiri dengan DAFTAR PUSTAKA dan

LAMPIRAN yang diketik tanpa nomor halaman. Abstrak dicantumkan

dalam daftar isi sebelum kata pengantar juga tanpa nomor halaman.

i. Halaman daftar tabel, daftar gambar, daftar istilah/singkatan,

dan daftar lampiran : memberikan petunjuk kepada pembaca

untuk dapat dengan cepat mencari tabel, gambar, singkatan dan

lampiran yang terdapat dalam karya ilmiah tersebut berikut letak

halamannya. Penomoran tabel dan gambar, maupun grafik disesuaikan

dengan letaknya di dalam bab. Misalkan tabel ke 2 dari bab 3

dituliskan tabel 3.2. dilanjutkan dengan judul tabel atau gambar. Bila

dikutip dari sumber lain harus dicantumkan sumber asli secara lengkap

di bawah tabel atau gambar yang bersangkutan.

2. BAGIAN UTAMA

Bagian ini merupakan pokok dari suatu penulisan karya ilmiah

yang dipaparkan secara ilmiah. Pada umumnya karya ilmiah dapat

berupa laporan penelitian dan laporan kegiatan ilmiah untuk

Page 11: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

11

mengembangkan suatu model atau prototipe mengenai suatu masalah

tertentu. Apabila karya ilmiah berupa laporan penelitian, maka harus

dijelaskan mengenai mengapa penelitian itu dilaksanakan, tujuan,

tinjauan pustaka yang relevan dengan topik, pemikiran dasar penelitian,

bagaimana penelitian dilakukan, metodologi,hasil yang diperoleh,

pembahasan serta kesimpulan dan saran yang diajukan. Penyajian

disampaikan dengan lugas, sistematis ditulis menggunakan bahasa

Indonesia sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku, yaitu

"Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan",

sedangkan ragam bahasa baku mengikuti "Kamus Umum Bahasa

Indonsia".

a. Bab I Pendahuluan

Dalam bab Pendahuluan dikemukakan antara lain dengan singkat dan

jelas :

1) Latar belakang masalah

2) Alasan mengapa penelitian perlu dilakukan dan rumusan masalah

3) Masalah penelitian dan pertanyaan penelitian

4) Tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan khusus yang

bersifat dapat diukur

5) Manfaat yang diharapkan diperoleh setelah analisis dilakukan

6) Ruang lingkup bahasan yang mencakup area, substansi, wilayah

geografis/administrasi, pendekatan penelitian, subyek dan tingkat

pembahasan (makro/mikro).

b. Bab II Tinjauan pustaka

1) Dalam Tinjauan Pustaka yang merupakan bab II, diulas berbagai

publikasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

2) Unsur dalam tinjauan pustaka mencakup definisi dari variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian. Berisi semua aspek

yang berkaitan dengan penelitian, mulai dari pendahuluan

sampai dengan kesimpulan (sehingga materi ini dapat

bertambah atau berkurang sesuai dengan kebutuhan).

3) Disusun secara berurutan untuk setiap variabel dari variabel ujung

(dependen) berurut ke variabel independen, artinya variabel dapat

dijadikan subheading dan keterkaitannya dengan variabel lainnya

4) Tinjauan Pustaka harus dapat menyampaikan tentang

permasalahan dan cara penanggulangannya. Penulis harus dapat

mendefinisikan batasan teori/apa yang dilakukan sekitar masalah

tersebut.

5) Untuk tinjauan pustaka, yang terbaik adalah memilih bahan

pustaka mutakhir dan asli, sedapat mungkin sumber informasi

berupa abstrak dihindari. Minimal 20 buku teks (bahan pustaka

primer) dan 5 artikel dari jurnal ilmiah terkemuka yang relevan

dengan topik karya ilmiah Sehingga dapat digunakan untuk

mengulas yang dapat memberi arahan kepada analisis seperti

tersebut di atas Tidak diperkenankan menggunakan koran.

Page 12: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

12

6) Penulis tidak hanya menyampaikan kutipan-kutipan dari rujukan

yang dibacanya, tetapi juga mengulasnya. Pada umumnya kurun

waktu masing-masing publikasi yang digunakan tidak lebih dari 5

tahun terakhir, kecuali teori-teori dasar.

c. Bab III Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Definisi Konsep dan

Definisi Operasional

Dalam Kerangka Konsep dijelaskan secara rinci pendekatan

pemecahan masalah dan atau model yang digunakan dalam karya

ilmiah ini. Dari analisis yang diperoleh dari tinjauan pustaka,

maka minat penulis kemudian dapat terbentuk. Penulis diminta

untuk melakukan pengkerucutan hasil dari induksi hingga sampai

pada topik penelitian yang sesuai dengan minat dan kelayakan

untuk dilakukan. Bab ini terdiri dari :

1) Visualisasi hubungan berbagai konsep dan atau model matematis

dengan penjelasannya.

2) Kerangka Analisis merupakan skema/kerangka penjelasan dari

proses/tahapan pengolahan dan pengujian kerangka konsep dan

variabel yang akan diteliti

3) Penjelasan secara rinci konsep dan atau variabel serta definisi

operasional setiap konsep/variabel

4) Untuk Definisi Operasional ditulis dalam format Matriks dan

Dilengkapi dengan rencana pengukurannya dan status variabel

tersebut (NOIR)

5) Hubungan antara berbagai konsep dan atau variabel dalam

model pemecahan masalah yang dijelaskan secara rinci

6) Adanya penjelasan hubungan antar variabel yang menyebabkan

terjadinya fenomena topik penelitian

7) Adanya hipotesis penelitian : Berisi kalimat dekratif atas jawaban

sementara dari tujuan penelitian

8) Dapat lebih dari satu hipotesis – karena mengikuti jawaban tujuan

khusus

9) Penelitian-penelitian diskriptif (yang meminta diKTI dari suatu

populasi dalam hal variabel-variabel tertentu) tidak memerlukan

hipotesis.

10) Penelitian Kualitatif menggunakan definisi istilah dengan

komponen metode pengumpulan data dan sumber informasi

d. Bab IV Metode Penelitian

Untuk karya ilmiah yang berdasarkan penelitian kuantitatif dalam

bab METODE PENELITIAN, dijelaskan beberapa hal pokok, yaitu

terdiri dari :

1) Desain penelitian yang digunakan

2) Lokasi penelitian atau latar penelitian

3) Populasi, sampel dan unit analisis serta cara pengambilan dan

Page 13: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

13

perlakuan sampel, serta jumlahnya disertai dengan cara rumus

perhitungannya.

4) Pengukuran dan cara pengamatan variable dan atau konsep yang

diukur

5) Langkah-langkah dalam pengumpulan dan manajemen penelitian

di lapangan

6) Teknik dan analisis data yang digunakan

7) Penyajian Data

Semua hal tersebut di atas dijelaskan dengan cermat dan jelas, agar

bila diulang dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang

sama pula. Sedangkan untuk karya ilmiah yang berdasarkan

penelitian kualitatif dalam bab METODE PENELITIAN, dijelaskan

beberapa hal pokok, yaitu terdiri dari (Kresno, 2000) :

1) Desain Penelitian

2) Lokasi penelitian atau latar penelitian,

3) Sampling dan cara pemilihan sampling

4) Pengumpulan data yang mendeKTIkan teknik pengumpulan data,

data yang dikumpulkan, tahap-tahap pengumpulan data, peneliti

sebagai alat pengumpul data, proses pencatatan, pengolahan dan

analisis data.

5) Validasi data dan informasi melalui triangulasi data/ triangulasi

sumber/ triangulasi metode. Dalam hal ini jelaskan triangulasi yang

digunakan dalam penelitian.

e. Bab V Area Penelitian

Menjelaskan gambaran umum mengenai tempat penelitian yang

diuraikan secara ringkas dan lengkap, namun disesuaikan dengan

informasi yang terkait atau relevan dengan substansi penelitian.

f. Bab VI Hasil Penelitian

1) Bab ini dapat diawali dengan menjelaskan mengenai keterbatasan

penelitian yang ditemui peneliti di lapangan

2) Kemudian dilakukan penyajian hasil penelitian dalam bentuk

Tabel/Grafik dan narasi.

3) Analisis data kuantitatif dilakukan secara bertahap dari distribusi

frekuensi, kemudian analisis univariat. Pada tahap ini, analisis

dilakukan dengan membaca dan menerjemahkan hasil penelitian

secara obyektif dan belum menampilkan pendapat penulis.

4) Untuk analisis data kualitatif, analisis dilakukan dengan

menyajikan hasil penemuan lapangan secara sistimatis, topik demi

topik. Pembuktian bahwa hasil lapangan tersebut diperoleh baik

dari wawancara, telaah dokumen dan observasi penelitian

lapangan perlu ditekankan

5) Untuk penelitian Kualitatif, diketikan hasil dan intepretasi data.

Dukung hasil analisis dengan kutipan dari jawaban informan yang

diambil dari transkrip. Dalam penulisan perlu disebutkan sumber

Page 14: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

14

informasi dan triangulasi informasi yang diperoleh dari beberapa

sumber informasi

g. Bab VII Pembahasan

Bagian ini merupakan bab VII yang membahas hasil

penelitian secara menyeluruh. Dalam bab ini dilakukan

perbandingan hasil penelitian dengan teori dan hasil penelitian

terdahulu seperti yang dituliskan dalam tinjauan pustaka, kemudian

membuat pertimbangan teoritisnya. Juga dikemukakan tentang

kelemahan dan keterbatasan penelitian yang dilakukan. Pada saat

penulis mengumpulkan data, mengolah serta menyusun dalam tabel,

penulis telah mempunyai sejumlah gagasan yang dapat

dikembangkan dalam bagian ini. Pengembangan gagasan yang disebut

argumen yang harus dipertahankan kesahihannya menurut pengetahuan

yang diperoleh dari bidang yang diteliti. Pembahasan adalah tempat

penulis menyampaikan pendapat dan argumen secara bebas, singkat

dan logis. Namun demikian, bila argument tersebut adalah argument

yang telah disampaikan oleh orang lain, maka materi tersebut perlu

ditambahkan di tinjauan pustaka, bila hal ini belum ditulis pada

tinjauan pustaka.

h. Bab VIII Kesimpulan dan saran

Bagian ini merupakan bagian terakhir dari suatu karya ilmiah

yang berisi kesimpulan karya ilmiah. Kesimpulan terdiri dari

dua hal, pertama adalah berupa temuan penelitian terkait

dengan hasil penelitian yang disampaikan secara sistimatis dan

cermat terkait dengan upaya menjawab hipotesis dan atau tujuan

penulisan/penelitian. Dalam menulis temuan, penulis harus kritis

dengan menjaga agar tidak ditafsirkan secara lain oleh pembaca.

Penulis juga harus dapat mengemukakan kesimpulan secara luas

berdasarkan kesimpulan dari hasil dan teori yang ada. Kedua,

buatlah kesimpulan dari temuan penelitian tersebut kemudian

kemukakan pula hasil kesimpulan yang merupakan jawaban dari

pertanyaan penelitian, penemuan-penemuan penting (implikasi

dari penemuan tersebut dan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut).

Saran yang dikemukakan harus berasal dari hal-hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan penelitian maupun model/prototipe yang

dihasilkan. Saran-saran tersebut dapat berupa bentuk kebijakan serta

upaya praktis pemecahan masalah yang dihadapi, dan bahan atau

aspek yang dapat diteliti lebih lanjut. Saran harus dibuat

seoperasional mungkin untuk dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh

pihak penerima saran tersebut. Saran harus pula menjawab manfaat

yang diungkapkan dalam bab pendahuluan suatu karya ilmiah.

Page 15: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

15

3. BAGIAN AKHIR

Bagian ini merupakan bagian akhir karya ilmiah yang tidak termasuk

dalam penomoran bab. Penomoran halaman dengan angka Arab

berakhir sampai dengan Daftar Pustaka. Bagian ini terdiri dari :

a. Daftar pustaka

Penyusunan Daftar Pustaka dapat dilihat pada bab khusus mengenai

hal tersebut dalam Pedoman ini. Minimal kepustakaan yaitu 30 buah

dengan penggunaan pustaka 10 tahun terakhir. Penulisan Daftar

Pustaka menggunakan metode Harvard. Cantuman dalam Daftar

Pustaka Umumnya adalah sebagai berikut:

a. Nama penulis (Nama belakang mendahului nama depan):

Universal

b. Judul :

Buku, artikel dan karya tulis lainnya

Jurnal/ surat kabar

c. Keterangan edisi dan atau editor

d. Data penerbit (kota, nama penerbit)

e. Tahu terbit/ volume & nomor (issue)

f. Nomor halaman yang digunakan (artikel jurnal)

b. Lampiran

Bagian ini dimulai dengan halaman dengan tulisan LAMPIRAN

di tengah bidang pengetikan. Penomoran halaman ini terpisah dari

naskah, tergantung urutan lampiran yang akan disajikan. Dalam

LAMPIRAN disajikan informasi yang dianggap penting, tetapi akan

mengganggu alur naskah bila dicantumkan dalam naskah utama

(bagian isi materi). Lampiran dapat berisi data berkaitan dengan

penelitian yang terlalu panjang untuk dimuat dibagian utama seperti

: izin penelitian, kuesioner, transkrip, wawancara mendalam dan

lain-lain

Page 16: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

16

BAB III

LITERATUR, SERTA CARA MENGACU DAN MENULIS DAFTAR

PUSTAKA

1.1 PRINSIP DAN TUJUAN LITERATUR

Pencarian literatur dilakukan pada studi pendahuluan sebelum peneliti

membuatproposal penelitian. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi

atau pengetahuanyang berhubungan dengan penelitian yang akan ditelitinya

guna menyokong secarailmiah penelitian tersebut.

1.2 CARA-CARA PENCARIAN LITERATUR

Dalam menyusunan sebuah penelitian, peneliti bertanggung jawab

terhadap semua yang ditulis dengan referensi/ literatur secara ilmiah, sehingga

hal yang perlu dilakukan oleh peneliti (Punch, 2006) adalah :

a. Mengidentifikasi dan memahami literatur atau referensi yang relevan

dengan proposal penelitian terkait.

b. Mengetahui posisi penelitian yang dilakukan terkait dengan literature yang

telah ada.

1. Referensi yang Relevan

Cara yang baik dalam menentukan literatur atau sumber-sumber

referensi yang relevan dengan penelitian kita tulis adalah harus mengacu

pada area penelitian, pernyataan masalah dan pertanyaan umum penelitian.

Sumber Referensi dapat berasal dari jurnal-jurnal penelitian, proceedings

seminar, dan skripsi/thesis. Untuk itu akses terhadap perpustakaan (baik

offline maupun online) adalah sangat penting.

Punch, 2006 dalam bukunya Developing effective research

proposals menuliskan ada beberapa hal yang penting yang harus diingat

ketika mengidentifikasi referensi yang relevan:

a. Area dan topik penelitian yang berbeda akan memiliki jumlah

literature relevan yang berbeda. Dalam area tertentu jumlah literature

relevan akan banyak, di area lainnya sedikit

b. Lebih dari satu domain literature dapat dibutuhkan jika penelitian

Anda melintasi lebih dari satu area ilmu.

c. Jangan pernah menyatakan ‖ tidak ada literature yang relevan untuk

topik penelitian saya‖. Pernyataan ini mungkin benar pada level

tertentu, tapi tidak benar pada level yang lebih abstrak.

d. Gunakan sumber daya Internet secara efektif dalam mencari literature

yang relavan. Sebagai contoh Anda bisa gunakan Google

Scholar, ssrn.com. Atau website official resmi seperti WHO, Depkes

dan sebagainya.

2. Posisi antara penelitian dan Referensi

Kajian pustaka (literature review) yang dilakukan dapat

menentukan dimana posisi proposal penelitian. Apa hubungan antara

proposal penelitian kita dengan literatur atau penelitian yang sebelumnya

Page 17: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

17

yang ada? Bagaimana proposal penelitian kita mencakup hal-hal yang

belum diteliti oleh peneliti sebelumnya ?

Beberapa hal kemungkinan jawabannya sepertinya yang

dikemukakan oleh Lock, dkk pada tahun 2010 dalam bukunyaProposals

that work: A guide for planning dissertations and grant proposals adalah:

a. Penelitian kita adalah salah satu mengisi celah (fill a gap) dalam

penelitian sebelumnya.

b. Penelitian kita seiring dengan kecenderungan utama penelitian-

penelitian sbelumnya

c. Penelitian kita buat untuk memperluas kecenderungan literature yang

ada,

d. Penelitian kita justru berbeda atau sangat berbeda dengan penelitian

yang ada,

e. Penelitian kita ingin mengkonfirmasi penelitian yang sudah ada,

f. Penelitian kita mempertanyakan atau membantah hasil penelitian

sebelumnya,

g. Penelitian kita menguji atau memperluas suatu teori dari literature.

1.3 BAGAIMANA MENULIS TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka itu bukan meringkas kajian, memang meringkas itu

penting, namun tinjauan pustaka harus lebih dari sekadar meringkas. Dua hal

yang harus diperhatikan:Pertama, tinjauan pustaka mensyaratkan

pengembangan suatu argumen. Hal ini membutuhkan sintesa (gabungan) dari

literature, tidak sekedar ringkasan dari literature. Kedua, kajian pustaka Anda

diharapkan untuk kritis (critical) terutama terkait dengan literature penelitian.

Hal ini berarti menganalisa dan mengkritik metode penelitian yang ada dengan

mengacu pada kemampuan untuk diterima secara umum (generalisability) dari

temuan yang ada.

Tinjauan pustaka yang baik sangat berharga, mengikat suatu bidang

dan menunjukkan keadaan pengetahuan dalam suatu area, trend dan celah

(gaps) yang ada. Kajian tersebut menunjukkan ‗kemana trend mengarah‘, apa

yang telah diketahui, apa yang menjadi isu yang belum diterima dengan baik,

dan apa yang belum diketahui.

Terakhir menurut Punch, 2006 ada beberapa hal yang harus dihindari

dalam melakukan tinjauan pustaka:

- berlebihan dalam melakukan kutipan (quotes)

- menggunakan terlalu banyak sumber kedua.

- mengabaikan literature dari sumber praktisi.

- mencantumkan semua yang Anda baca dan ketahui.

Sedangkanmenurut Notoatmodjo (2005), sumber informasi dapat

dikelompokkan menjadi tigakategori, yaitu :

1. Sumber Informasi Dokumenter

Yang dimaksud dengan sumber informasi dokumenter adalah semua

informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi atau

Page 18: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

18

tidakresmi. Selanjutnya sumber informasi ini juga dapat digolongkan

menjadi dua,yaitu : sumber primer dan sumber skunder.

Sumber primer disebut juga first hand information atau sumber

pertamaadalah sumber informasi yang langsung berasal dari yang

mempunyaiwewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut.

Misalnya datapolusi udara di Jakarta dari data ISPU (Index Standar

Pencemar Udara),maka sumber pertamanya adalah BPLH (Badan

Pengelolaan LingkunganHidup) Jakarta.

Sumber skunder adalah sumber informasi bukan dari tangan pertamadan

yang bukan mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadapdata

informasi tersebut. Misalnya data pelayanan kesehatan diperolehdari

bukan Dirjen Yankes, tetapi dari sumber kedua, ketiga, keempatdan

seterusnya.

2. Sumber Informasi Kepustakaan (Bibliografi)

Sumber informasi kepustakaan adalah sumber informasi yang

diperolehdari perpustakaan. Bahan-bahan kepustakaan yang dapat

diperoleh dariperpustakaan dapat berupa :

a. Buku yang diterbitkan;

b. Berbagai jenis penerbitan berkala seperti majalah, jurnal,

bulletin,brosur dan sebagainya;

c. Berbagai harian surat kabar;

d. Karangan atau makalah ilmiah yang tidak diterbitkan sepertimakalah,

skripsi, tesis, dan disertasi;

e. Laporan-laporan penelitian;

f. Laporan-laporan dari instansi penelitian;

Dalam mencatat sumber pustaka, hendaknya berdasarkan aturan-

aturan,seperti :

a. Pencatatan tentang Keterangan Sumber

1) Nama pengarang;

2) Judul sumber;

3) Jika diambil dari koran/majalah, maka judu/majalah,nama

koran/majalah, volume, edisi, atau nomor penerbitan,tanggal, bulan

dan tahun;

4) Nama penerbit;

5) Tempat penerbitan;

6) Tahun penerbitan;

7) Seri atau jilid buku;

8) Nomor halaman yang dikutip;

b. Menuliskan kutipan sesuai dengan hasilnya, atau meringkas

informasiyang dianggap penting;

c. Menyusun informasi-informasi dari suatu buku sesuai denganurutan

nomor halaman kecil ke halaman besar;

d. Bila semua sudah dicatat, urutkan catatan tersebut sesuai dengan

namapengarang secara alfabetis;

Page 19: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

19

e. Segala macam catatan itu sebaiknya ditulis pada kertas lepas,

barukemudian dapat digabungkan dengan rapih, sehingga sewaktu-

waktumudah untuk mencari kembali informasi tersebut.

3. Sumber Informasi Lapangan

Sumber informasi lapangan antara lain meliputi:

a. Sumber pribadi, baik orang yang ahli dengan bidang yang akanditeliti,

maupun orang yang tidak ahli tetapi berkecimpung dalambidang yang

akan diteliti;

b. Lembaga atau organisasi, sebagai ahli kesehatan maka lembagayang

dapat menjadi sumber informasi adalah KementerianKesehatan RI

beserta struktur organisasi/aparat di bawahnya;

c. Kantor-kantor atau lembaga, baik pemerintah maupun swasta;

d. Kejadian, gejala, atau kasus yang terjadi di dalam masyarakat.

1.4 KUTIPAN DAN BIBLIOGRAFI

1. Kutipan

Ada berbagai macam cara dalam menuliskan kutipan dalam penulisan

hasilpenelitian. Berikut adalah aturan-aturan menuliskan sumberkutipan

dalam naskah hasil penelitian/skripsi:

a. Jika kutipan itu kurang atau sama dengan tiga baris, maka bagian awal

dan bagian akhir kutipan diberi tanda kutip dan spasi tetap dua spasi.

Contoh:

―A risk is defined as the probability that an even will occur, e.g. that

anindividual will become ill or die within a stated period of time or

before agiven age; the probability of a unfavourable outcome‖ (Last,

1995)

b. Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda

kutip,tetapi diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih

dalam 7 ketuk pada bagian kiri. Contoh:

Prilaku kesehatan menurut Gochman (1988) adalah:Those

attributes such as beliefs, expectations, motives, values,perception,

and other cognitive elements, personally characteristics,including

effective and emotional states and traits; and overtbehavioral

patterns, actions, and habits that relate to healthmaintenance, to

health restoration and to health improvement.

c. Bila kutipan berasal dari satu sumber tulisan dengan satu

penulis:(Baequni, 2013) atau (Utami , 2013:204-205) jika disertai

nomor halaman;

d. Bila kutipan berasal dari satu sumber tulisan dengan dua

penulis:(Badriah dan Hagihara, 2013);

e. Satu sumber tulisan dengan lebih dari dua penulis: (Aryanti dkk, 2012

)atau (Badriah et al, 2013);

f. Dua sumber tulisan dengan penulis yang berbeda: (Hagihara

dkk,2013;Nisa dkk, 2013);

Page 20: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

20

g. Dua tulisan dengan penulis yang sama: (Nisa dkk, 2010 ; 2011). Jika

tahunterbitnya sama, maka (Badriah dkk, 2013a, 2013b);

h. Sumber dari instansi: (BPS, 2014), atau organisasi (WHO, 2014)

Peraturan lainnya yang biasa digunakan adalah pembagian kutipan

dalam suatutulisan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung,

aturan penulisannyasebagai berikut:

a. Jenis Kutipan/Keterangan Kutipan

1) Kutipan Langsung Pendek

Kutipan langsung tidak melebihi tiga baris dan digabung padateks;

penulis memisahkannya dalam dua kutipan. Jarak antarbaris tetap

sama dengan teks penulis (2 spasi)

2) Kutipan Langsung Panjang

Kutipan langsung yang panjangnya melebihi tiga baris.

Kutipandipisahkan dari teks penulis dan membentuk alinea baru.

Jarakantar baris kutipan satu spasi. Kalimat yang

mendahuluikutipan diakhiri tanda baca titik, titik koma atau titik

dua, hal initergantung susunan kalimatnya.

3) Kutipan tidak Langsung; Kutipan tidak Langsung Pendek

(a) Tidak melebihi satu alinea; (b) Dinyatakan dalam karyapenulis

pada alinea bersangkutan.

4) Kutipan tidak Langsung Panjang

(a) Panjang kalimat melebihi satu alinea; (b) Kutipandicantumkan

dalam alinea tersendiri; (c) Jarak antar baris 2spasi.

5) Kutipan Langsung

Kutipan yang dituliskan denganmenggunakan kalimat

penulis,disesuaikan dengan gaya bahasadan cara penyampaian

sertapenyajian penulis sendiri. Kutipantersebut merupakan

ringkasan daripersepsi penulis atas tulisan yangakan dikutipnya.

Contoh kutipan langsung:

Dalam memahami maqam-maqam Islam kita mengenal bermacam-

macamklasifikasi yang telah diutarakan beberapa ulama

diantaranyamenurut Hawwa (1995), Ada dua maqam (jenjang

spiritual), di antaramaqam-maqam kesempurnaan dalam Islam

yang telah mengalamikelemahan yang sangat parah di kalangan

kaum Muslimin, yaitu maqamrabbaniyah dan maqam shiddiqiyah,

…" (p. 1). Apabila kita jelaskan lebih dalam lagi topik mengenai

kedua maqam ini kita akan menemukankesulitan yang sangat

dalam, hal ini juga diungkapkan oleh Hawwasebagai berikut:

"Topik ini amat rumit, sebab pihak-pihak yang menjadi

fokus sayadalam mengangkat masalah ini, dan tingkatan-tingkatan

sertakedudukan-kedudukannya yang saya bahas pada umumnya

adalahkaum sufi. Sementara perkataan-perkataan mereka itu

bercampurbaur, sehingga menjadi obyek penelitian, sanggahan

serta kritik.Siapa pun yang ingin membahasanya, ia harus

merujukpembicaraan mereka, dan hal ini akan menimbulkan

berbagai halyang sensitif…" (Hawwa, 1995)

Page 21: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

21

Contoh kutipan tidak langsung:

Hasil penelitian yang dilakukan terus-menerus menunjukkan

bahwa hampir 98.000 pasien meninggal setiap tahun karena

kesalahan medis yang sebenarnya dapat dicegah. Meskipun secara

hukum, mayoritas dokter gagal untuk mengungkapkan kesalahan

atau mengungkapkannya dengan cara yang tidak kompeten. Hal ini

menyebabkan kerugian pada pasien (Hannawa, 2009)

2. Bibliografi (Daftar Pustaka)

Daftar pustaka merupakan sebuah daftar dari semua pustaka yang

digunakansebagai rujukan. Setiap artikel atau buku yang dikutip dalam

menyusun skripsi,harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sebaliknya,

setiap rujukan yangdicantumkan dalam daftar pustaka harus benar-benar

digunakan dalam skripsiatau penelitian tersebut. Daftar pustaka

merupakan daftar dari buku, artikelyang sudah dipublikasi dalam jurnal

ilmiah maupun jurnal elektronik, makalahyang disajikan pada suatu

seminar ilmiah, tesis, atau CD-ROM, laporan resmisebuah instansi, dan

jurnal elektronik.

Pustaka yang belum dipublikasi atau merupakan hubungan pribadi

baik lisan,tertulis ataupun elektronik (personal communication) tidak dapat

dimasukkandalam daftar pustaka. Tetapi apabila keterangan daftar pustaka

itu memangdibutuhkan maka cara penulisannya adalah ― .........(Burhan,

personalcommunication).

Suatu susunan daftar pustaka yang lengkap harus terdiri dari:

a. Nama belakang/keluarga diikuti nama depan dan tengah penulis

b. Judul artikel lengkap termasuk subjudul

c. Singkatan nama jurnal

d. Tahun penerbitan,

e. Volume

f. Nomor penerbitan atau nomor suplemen

g. Nomor halaman

Namun demikian perlu diketahui juga bahwa ada beberapa cara

atau sistempenulisan daftar pustaka, yaitu :Sistem nomor; Sistem nama

dan tahun (sistem Harvard); Sistem kombinasi abjad dan nomor;Sistem

Vancouver

a. Sistem Nomor

Setiap rujukan diberi nomor di belakang nama penulis,

akhirpernyataan atau akhir kalimat. Untuk rujukan lebih dari

satu,dipisahkan dengan tanda koma. Pada daftar pustaka, rujukan

ditulisberdasarkan urut penampilannya dalam naskah. Misalnya :

―Berbagai penelitian di negara berkembang menunjukkanbahwa 3-23

% episode diare akut pada balita akan berlanjutmenjadi persisten‖

(3,4).

Pada daftar pustaka :

Page 22: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

22

III. Bhan, M.K., et al. Descriptive Epidemiology Of

PersistentDiarrhea Among Young Children In Rural

NorthernIndia. Bull. WHO. 1989;67: 281-288.

IV. Streiner, D.L., Norman, G.R. Health Measurement

Scales.A Practical Guide to Their Development and

Use.New York. Oxford University Press; 1994.

b. Sistem Nama Dan Tahun (Sistem Harvard)

Pada sistem ini urutan daftar pustaka disusun menurut abjad nama

penulis dan tidak tergantung pada urutan penampilannyadi dalam

makalah. Contoh ―..........(Badriah, 2013)‖ atau―Hagihaar (2012)

menyatakan......‖Jika kutipan lebih dari satu sumber pustaka maka

ditulis―........(Badraiah 2013, Haihara 2012).

Untuk buku yang dituliskan lebih dari empat orang, cukup ditulisnama

penulis pertama, selanjutnya ditambah ―dkk‖. Seandainya nama

penulis tidak diketahui, maka cukup mencantumkan judul buku,

misalnya ―......(WHO, 2014).

Berikut ini beberapa aturan penulisan daftar pustaka menurut

sistemHarvard :

1) Buku

Informasi hendaknya mencakup :a) nama penulis (namakeluarga

atau nama belakang diikuti inisial nama depan dannama tengah), b)

tahun terbit (publikasi),c) judul tulisan dansub judulnya (bila

ada),d) editor,e) judul buku (ditulis denganitalic atau garis bawah),

f) edisi, g) kota tempat diterbitkan, h)nama penerbit, i) halaman.

Coffin, J.M. 1999. Molecular Biology of HIV. In: K.A.

Crandell(ed). The Evolution of HIV. Baltimore; John Hopkins

Press, 3-4.

Farmer J.J., III., and Kelly, M.T. 1991. Enterobactericeae.

In:Balows, A., Hausler, W.J., Jr., Herman. K.L., Isenberg. eds.

Manualof Clinical Microbiology. Fifth edition. Washington DC:

AmericanSociety for Microbiology, 370-373.

Ciptaningtyas, C, 2013 Teori & Panduan Konseling Gizi. Graha

Ilmu. Jakarta.

2) Makalah dalam Konferensi

Tuliskan : a) nama penulis (nama keluarga atau nama

belakangdiikuti inisial nama depan dan tengah), b) judul makalah,

c) nomorabstrak, d)In: editor dari buku prosiding konferensi (bila

ada),e)judul konferensi, f) tanggal konferensi, g) tempat

konferensi, h)kota tempat penerbitan, i) nama penerbit, j) nomor

halaman.

3) Artikel dalam Jurnal

Tuliskan : a) nama penulis (nama keluarga atau nama

belakangdiikuti inisial nama depan dan nama tengah), b) tahun

Page 23: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

23

penerbitan,c) judul artikel d) nama jurnal e) volume, dan f) nomor

halaman

H. Nisa, dkk. 2010. Cigarette smoking, genetic polymorphisms and

colorectal cancer risk: the Fukuoka Colorectal Cancer Study.

BMC Cancer 2010, 10:274

H. Nisa, dkk. 2013. Microsomal epoxide hydrolase

polymorphisms, cigarette smoking,and risk of colorectal cancer:

The Fukuoka Colorectal Cancer Study. Molecular Carcinogenesis

Journal Volume 52, pages 619–626

F Badriah dkk. 2013. Predicting the length of hospital stay of

psychiatry patients using signal detection analysis. Psychiatry

Research Journal. Volume 210, Pages 1211–1218

F Badriah. Dkk, 2013. Interaction effects between rehabilitation

and discharge destination on inpatients' functional abilities. Journal

of Rehabilitation Reaserch & Develompment (JRRD). Volume 50

Number 6, 2013. Pages 821 — 834

4) Artikel dalam Jurnal Elektronik

Cara menulis : a) nama penulis, b) tahun, c) judul artikel, d)nama

jurnal (online), e) volume (nomor terbitan), g) tanggaldiperoleh, h)

nomor halaman, i) alamat situs web

Royall, C.P., Thiel, B.L. and Donald, A.M. 2001. Radiation

damageof water in environmental scanning electronic microscopy.

Journalof Microscopy. [Online]. 204 (3), [Accesed 9th May 2002],

p.185.Available from World Wide Web:

http://www.blackwellsynergy.com/

5) Artikel dalam CD-Rom

Cara menulis : a) judul dalam huruf miring, b) tahun, c)

[CDROM],d) kota penerbit, dan e) penerbit

Who‘s Who 1997-1998 electronic resources (1998) [CD-

ROM]London: A & C Black Oxford, OXFORD University Press

6) Skripsi/Tesis/Disertasi

Cara menulis : a) nama penulis, b) tahun, c) judul

tesis/disertasidalam huruf miring, d) tipe kualifikasi, e) nama

institusi.

Hamidi, 2002. Pajanan Debu dengan Kejadian

GangguanPernafasan (Studi terhadap bayi dan balita pada

permukiman dijalur transportasi batubara di Kecamatan

Mataraman KabupatenBanjar Kalimantan Selatan). Tesis.

Program Pasca Sarjana IlmuKesehatan Masyarakat. Universitas

Indonesia.

Page 24: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

24

c. Sistem Kombinasi

Rujukan ditulis secara abjad berdasarkan nama penulis dan

diberinomor berurutan. Penulisannya di dalam naskah dengan

mencantumkannomor (diantara tanda kurung atau superscript) seperti

yang terdapatdalam daftar pustaka.

1.5 KAIDAH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

1. Sistem penulisan kutipan dan bibliografi di Program Studi Ilmu Kesehatan

Indonesia Maju merujuk pada sistem Harvard. Catatan kaki tidak

digunakan untuk acuan.

2. Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri) tapi antara satu

pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi

3. Bila terdapat 4 pengarang, cukup ditulis nama pengarang pertama saja,

selanjutnya tambahkan ‘dkkl‘

4. Gelar tidak perlu disebutkan

5. Nama pengarang ditulis dengan nama keluarga, nama depan

Page 25: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

25

BAB IV

PLAGIARISME

4.1 DEFINISI PLAGIARISME

Menurut Webster‘s World University Dictionary, penjiplakan

(plagiarism) adalahmengambil atau menjadikan (ide-ide atau kata-kata orang

lain) menjadi milik sendiri;menggunakan (sesuatu yang sudah jadi) tanpa

menyebutkan sumbernya; melakukanpencurian literal; menghadirkan ide atau

produk baru dan asli yang diambil dari sumbersebelumnya yang telah

ada.Sedangkan menurut Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKM-UI,

plagiarsmadalah tindakan mengakui pokok pikiran atau tulisan orang lain

sebagai karya sendiri.

Plagiat ini dapat diartikan : (1) pengambilan secara langsung tulisan-

tulisan, gambar, tabel dan pendapatorang lain tanpa menyebutkan sumbernya.

Setiap frasa, klausa, maupun kalimat yangdiambil dari satu atau beberapa

sumber harus diikuti dengan penyebutan sumber-sumbertersebut, baik dalam

catatan kaki atau dalam teks itu sendiri; (2) tindakanplagiarisme juga termasuk

meminjam ide atau logika pikiran orang lain dalammenerangkan sebuah

gagasan atau pandangan tanpa menyebutkan sumber-sumbernya,menganggap

bahwa ide atau logika itu sebagai ide atau jalan pikirannya sendiri;

(3)plagiarisme adalah mengklaim pekerjaan yang dilakukan bersama-sama

sebagai karyasendiri. Sebagai misal adalah penelitian bersama yang kemudian

diklaim sebagaipenelitian pribadi.

Untuk mengatasi kegiatan pelagiarisme, ada beberapa cara pengajuan

yaitu :

1. Bila menggunakan hasil pemikiran orang lain, cantumkan sumber asli;

2. Bila cara mengutip karya orang lain tidak jelas, harus diperjelas dengan

mencantumkansumber aslinya;

3. Bila anda memperoleh bantuan dari tulisan orang lain secara khusus dalam

penulisankarya ilmiah, sebutkan sumbernya.

Jika tidak melakukan hal diatas, maka hasil tulisan tersebut dapat

dinilai sebagaihasil plagiarisme. Ketelitian dan kehati-hatian dalam menulis

pokok pikiran dalamsebuah karya ilmiah adalah kunci untuk menghindari

plagiarisme.

4.2 KLASIFIKASI PLAGIARISME

Sastroasmoro (2005) yang dikutip dalam Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah FKM-UItahun 2007 menyatakan bahwa jenis-jenis plagiarisme yang

dapat ditemukan adalah:

1. Klasifikasi berdasarkan aspek yang dicuri:

a. Plagiarisme ide

b. Plagiarisem isi (data penelitian)

c. Plagiarisme kata, kalimat, paragraf

d. Plagiarisme total

2. Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme:

a. Plagiarisme yang disengaja

Page 26: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

26

b. Plagiarisme yang tidak disengaja

3. Klasifikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, paragraf

yangdibajak:

a. Plagiarisme ringan : < 30%

b. Plagiarisme sedang : 30 – 70%

c. Plagiarisme berat : > 70%

4. Klasifikasiberdasarkan pada pola plagiarisme:

a. Plagiarisme kata demi kata

b. Plagiarisme mosaik

4.3 BENTUK-BENTUK PLAGIARISME

Sastroasmoro (2005) yang dikutip dalam Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah FKM-UI tahun 2007 menyatakan bahwa jenis-jenis plagiarisme yang

dapat ditemukan adalah:

1. Plagiarisme ide

Sering dihubungkan dengan laporan hasil penelitian replikatifyang secara

garis besar mengulang penelitian orang lain, dengan maksud

untukmenambah data atau menguji hipotesis, bahkan tidak jarang desain

penelitianserta analisis yang digunakan sama dan sebangun dengan

penelitian sebelumnya.

Hal ini dibolehkan, yang tidak dibenarkan adalah bila peneliti tidak

menyebutkansecara eksplisit bahwa penelitian yang dilakukan diilhami

atau bahkan mengulangpenelitian terdahulu. Pernyataan bahwa penelitian

yang dilaporkan merupakanreplikasi dari penelitian sebelumnya harus

disebut secara eksplisit dengan rujukanyang akurat. Bila ini tidak

dilakukan maka peneliti dianggap melakukanplagiarisme ide, karena

seolah-olah ide berasal darinya sendiri.

2. Plagiarisme Isi

Plagiarisme isi atau plagirisme data juga merupakan fabrikasi dan/

ataufalsifikasi data, karena peneliti tidak mempunyai data atau datanya

tidak sepertiyang dikehendaki dan peneliti mengambil data orang lain

dengan menimbulkankesan sebagai datanya sendiri. Ini merupakan

plagiarisme berat yang tidakdapat ditoleransi.

Yang sering terjadi adalah falsifikasi data dimana peneliti memiliki data

sendiri,namun data tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan lalu

diubah, dipatutpatutdengan maksud agar hasil penelitian sesuai dengan

yang direncanakan.Secara epistemologis sikap ini sebenarnya merugikan.

Suatu data empiris yangmemverifikasi hipotesisa dalah bagus, meskipun

dapat dikatakan ―tidakmenambah ilmu baru‖. Tetapi bila hipotesis telah

dibangun dengan benarberdasarkan teori yang kuat namun data empiris

tidak memverifikasi hipotesistersebut maka ini akan menimbulkan

pertanyaan penelitian yang dapatberkembang menjadi ilmu baru.

Page 27: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

27

3. Plagiarisme Kata Demi Kata

Merupakan plagiarisme yang paling mudah ditentukan yang dapat

terdiridari sebagian kecil kalimat, dapat satu paragraf, atau bahkan seluruh

makalah(meskipun ditulis dalam bahasa lain).

4. Plagiarisme Mosaik

Plagiarisme yang dilakukan dengan menyambung, menggabung

ataumenyisipkan kata, frasa, atau kalimat yang diambil dari orang lain

denganpenulis lainnya tanpa memberikan rujukan sehingga memberi kesan

hal tersebutadalah kalimat asli penulis.

5. Plagiarisme yang Disengaja atau Tidak Disengaja

Kedua jenis plagiarisme ini harus mendapat sangsi yang sama

karenaplagiarisme ini merupakan sesuatu yang universal, jadi ada atau

tidaknyaperaturan di suatu lembaga pendidikan tentang plagiarisme tidak

membuatorang boleh melakukan plagiarisme.

6. Common Knowledge

Adalah pengetahuan atau informasi yang lazim diketahui secara umum

dalamsuatu bidang ilmu. Pencantuman common knowledge tanpa

menyebutkansumbernya bukan merupakan plagiarisme, tetapi dalam

menentukan commonknowledge ini harus berhati-hati. Pada umumnya

sesuatu disebut sebagaicommon knowledge bila informasi serupa

diperoleh dari banyak sumber minimal5 sumber atau lebih.

Informasi yang ada dalam buku ajar biasanya merupakan sesuatu yang

sudahdianggap common knowledge dalam bidang ilmu yang bersangkutan,

namun bila terdapat informasi baru maka harus disebut sumber aslinya.

Demikian pulasusunan yang lazim dalam buku ajar seperti: Judul,

Epidemiologi, Penyebab, Gambaran Klinis, Diagnosis, Terapi, Prognosis

dan lain-lain sudah merupakanbaku, sehingga bila kita menulis buku ajar

dengan susunan seperti tersebut kita tidak dapat dikatakan ―mencuri ide‖.

4.4 CARA MENGHINDARI PLAGIARISME

Beberapa cara untuk menghindari Plagiarisme:

1. Tandai setiap bagian yang akan dikutip dengan tanda khusus seperti garis

bawah atau stabilo.

2. Tandai dan catat main idea yang diambil dari sumber kutipan dan mana

yang menjadi pendapat atau kesimpulan pribadi.

3. Baca bagian yang akan dikutip secara cermat, lalu lakukan parafrase tanpa

melihat teks asli dengan bersandar pada apa yang kita ingat dari teks itu.

4. Setelah selesai, periksa kembali untuk membandingkan antara parafase

yang dibuat dengan teks asli agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan

pemahaman.

5. Cantumkan sumber yang dikutip sejelas-jelasnya dalam dokumentasi

6. Pilih bagian yang akan dikutip langsung secara proposional dengan

menggunakan tanda baca khusus.

Page 28: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

28

7. Pengutipan langsung sebaiknya tidak terlalu pendek dan tidak terlalu

panjang.

8. Cantumkan sumber yang dikutip sejelas-jelasnya dalam dokumentasi.

9. Cermati bagian yang akan dikutip tidak langsung, lalu lakukan parafrase

dengan menggunakan kata dan kalimat lain tetapi menggunakan struktur

penulisan kalimat yang berbeda dengan kutipan tersebut.

10. Baca dan cek kembali sumber yang digunakan agar setiap bagian-bagian

yang dikutip baik yang langsung maupun tidak langsung jelas

dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau in text citation, catatan

kaki dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem penulisan dan

pengutipan tulisan yang berlaku dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah.

11. KETIKA PENELITIAN, PENGUTIPAN, DAN WAWANCARA, mulai

kalimat parafase sebagai bentuk pemahaman kita atas teks dengan

ungkapan seperti: menurut Max weber,…......... atau sebagaimana yang

dinyatakan oleh Nucholish madjid…

12. KETIKA PARAFASE DAN PENGAMBILAN KESIMPULAN, baca dan

cek kembali sumber yang digunakan agar setiap bagian-bagian yang

dikutip langsung jelas dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau

in text citation, catatan kaki dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem

penulisan dan pengutipan tulisan yang berlaku di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah.

13. KETIKA MENGUTIP LANGSUNG, baca dan cek kembali sumber yang

digunakan agar setiap bagian-bagian yang dikutip langsung jelas

dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau in text citation, catatan

kaki dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem penulisan dan

pengutipan tulisan yang berlaku di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah.

14. KETIKA MENGUTIP TIDAK LANGSUNG, baca dan cek kembali

sumber yang digunakan agar setiap bagian-bagian yang dikutip tidak

langsung jelas dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau in text

citation, catatan kaki dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem

penulisan dan pengutipan tulisan yang berlaku di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah.

4.5 SANKSI TERHADAP PELAKU PLAGIARISME

1. Pelaku plagiarisme minor : Teguran dan sangsi untuk merevisi semua

yang diduga dari plagiarisme.

2. Pelaku plagiarisme mayor

a. Sebelum lulus kuliah : mengulang skrispi

b. Sesudah lulus: pencabutan gelas SKM

Page 29: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

29

Lampiran 1.

Halaman Sampul

Page 30: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

30

Lampiran 2

Form Pengajuan Judul KTI

Page 31: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

31

Lampiran 3.

Lembar Konsultasi Bimbingan KTI

Page 32: BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH …mhs.stikim.ac.id/file/stikim/informasi/20152_all_20160416_142633.pdf · 2 BAB I KETENTUAN UMUM ... berdasarkan acuan dalam Buku Pedoman

32

Lampiran 4.

Form Pengajuan Sidang KTI