brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_survei-persepsi-final.pdf · ii indeks ....

77
INDEKS PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP RESTORASI EKOSISTEM GAMBUT 2018 LAPORAN

Upload: dangthien

Post on 07-Jul-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

INDEKS PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN

TERHADAP RESTORASI EKOSISTEM GAMBUT

2018

LAPORAN

Page 2: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

i

Ringkasan Eksekutif Pemerintah Republik Indonesia berkomitmen serius untuk merestorasi gambut bekas terbakar dan terdegradasi melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Badan Restorasi Gambut (BRG). Badan non-struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden ini diberikan tugas pokok dan fungsi untuk mengkoordinasi dan memfasilitasi restorasi gambut di 7 (tujuh) provinsi yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua. Target restorasi yang diamanahkan kepada BRG seluas kurang lebih 2 (dua) juta hektar dan dilaksanakan pada tahun 2016-2020. Untuk keberhasilan program restorasi gambut perlu dukungan dan kerjasama banyak pihak. Karena itu perlu diketahui sejauh apa persepsi serta komitmen keterlibatan para pemangku kepentingan terhadap program restorasi gambut. Indeks persepsi ini disusun untuk tujuan itu. Selain itu juga untuk menetapkan baseline dan metodologi untuk survei persepsi pemangku kepentingan di masa depan dan memberikan rekomendasi pengembangan strategi komunikasi bagi BRG. Indeks didasarkan pada hasil survei persepsi dengan sampling error sebesar 1,59%, dilakukan di 10 Kota/Kabupaten, terdiri dari: Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Tapin pada bulan Oktober 2018. Total responden 3.802 yang terbagi dalam 4 kelompok, yaitu:

• Masyarakat yang terlibat dalam program restorasi gambut, seperti Kelompok Perempuan, Perangkat Desa, Kelompok Masyarakat Peduli Api/Sekat Kanal/Gambut, Guru SD, Da’i/Ustadz/Tokoh Agama dan Kader petani sekolah lapang

• Masyarakat Umum, terdiri dari: Ibu rumah tangga, Karyawan dan PNS serta Pedagang/wirausahawan

• Generasi Milenial, terdiri dari: Pelajar usia diatas 17 tahun dan Mahasiswa

• Pembentuk Opini, terdiri dari: Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, Akademisi/pengamat lokal, Anggota DPRD Provinsi, Anggota DPRD Kota/Kabupaten, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perusahaan perkebunan/kehutanan, Media/jurnalis lokal dan Organisasi massa kepemudaan dan keagamaan

Berdasarkan hasil analisis diperoleh data bahwa indeks persepsi para pemangku kepentingan terhadap restorasi gambut secara umum adalah 76,72 (Kategori Baik menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik). Berdasarkan kategori kota/kabupaten terlihat bahwa indeks persepsi di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu 82,47 sedangkan indeks di Kota Pekanbaru memiliki indeks paling rendah yaitu 72,62. Berdasarkan kelompok responden terlihat bahwa kelompok Pembentuk Opini di daerah memiliki pencapaian paling tinggi 78,36, sedangkan indeks kelompok masyarakat umum memiliki indeks paling rendah yaitu 75,24.

Indeks keterikatan pemangku kepentingan terhadap restorasi gambut secara umum adalah 81,04 (Kategori Baik). Indeks keterikatan menunjukkan komitmen dukungan pada restorasi gambut di masa selanjutnya. Berdasarkan kategori kota/kabupaten terlihat bahwa

Page 3: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

ii

indeks keterikatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu 87,54 sedangkan indeks di Kota Pekanbaru memiliki indeks paling rendah yaitu 76,38. Instansi yang menurut responden paling sering menyampaikan informasi tentang kegiatan restorasi gambut adalah Pemerintah Pusat (38,72%), Perangkat Desa (16,76%), Tim Restorasi Gambut Daerah (14,65%), Pemerintah Daerah (13,24%), dan Tokoh Masyarakat (9,67%). Instansi yang menurut para responden paling dipercaya untuk menyampaikan informasi terkait kegiatan restorasi gambut adalah Pemerintah Pusat (42,00%), Perangkat Desa (15,10%), Pemerintah Daerah (11,95%), Tim Restorasi Gambut Daerah (11,38%) dan Tokoh Masyarakat ( 9,93%). Berdasarkan saran dari para responden serta analisis hasil survei dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

1. Perlu meningkatkan keterlibatan perusahaan dalam program restorasi gambut. Keterlibatan yang diharapkan terutama dalam upaya mengurangi atau mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, pemadaman kebakaran hutan dan lahan dan pemberdayaan masyarakat dalam restorasi gambut

2. Perlu meningkatan keterlibatan para pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah, perguruan tinggi dan LSM dalam program restorasi gambut. Keterlibatan yang diharapkan terutama dalam upaya penyebarluasan informasi dan pengetahuan dalam program restorasi gambut, peningkatan kemampuan masyarakat dalam mitigasi resiko akibat kebakaran dan kebanjiran, peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat

3. Perlu meningkatkan upaya untuk menyebarluaskan informasi mengenai ekosistem gambut dan restorasi gambut melalui berbagai media, baik media massa, media sosial maupun melalui aktivitas-aktivitas pertemuan yang dilakukan warga seperti pengajian, arisan, dan pertemuan PKK.

4. Perlu meningkatkan keterlibatan dan kesadaran masyarakat khususnya generasi milenial tentang pentingnya restorasi gambut melalui aktivitas di media sosial, dan melalui berbagai kegiatan seperti seminar/diskusi, lomba-lomba atau aktivitas lain yang sesuai dengan selera generasi milenial.

5. Perlu meningkatkan koordinasi dengan lembaga penegak hukum untuk memberikan sanksi yang tegas terhadap pihak-pihak yang melakukan pelanggaran hukum di bidang lingkungan/pembakaran hutan dan lahan gambut.

6. Perlu menyediakan saluran informasi yang mudah diakses termasuk media sosial sebagai media penyampaian pengaduan yang berkaitan dengan pelaksanaan program restorasi gambut dan berkaitan dengan pelanggaran hukum.

7. Perlu meningkatkan efektivitas dalam program pembasahan gambut melalui sumur bor, sekat kanal, dan lain-lain.

8. Bentuk komunikasi tatap muka, media televisi (nasional) dan media digital menjadi yang utama dalam sosialisasi tentang restorasi gambut.

Page 4: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

iii

Kata Pengantar

Pada 2018, Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia (BRG) memasuki tahun ketiga pelaksanaan tugasnya. Setelah menyusun perencanaan dan melakukan persiapan pada 2016 dan mulai aktif menjalankan kegiatan di tingkat tapak pada tahun-tahun selanjutnya, BRG memandang penting untuk mengetahui sejauh mana para pemangku kepentingan mempersepsikan pelaksanaan restorasi gambut. Untuk itulah kegiatan penyusunan Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap upaya restorasi gambut yang dilakukan Pemerintah sesuai perintah Presiden ini dilaksanakan. Pelaksanaan survei diselenggarakan selama satu bulan secara serentak di 10 kabupaten/kota, dengan menjangkau lebih dari 3800 responden. Untuk mendapatkan analisis yang kredibel, survei dan penyusunan indeks ini mengacu ke standar baku yang diatur dalam Permen PANRB, serta dilaksanakan oleh lembaga konsultan independen yaitu P.T. Akurat Supromindo Konsul. Kami berharap survei ini dapat menggambarkan pemahaman, persepsi dan ekspektasi masyarakat secara utuh terhadap restorasi gambut. Dengan hasil inilah perbaikan terhadap pelaksanaan restorasi pada 2019 dapat lebih kami upayakan. Kami juga bersyukur atas respon jujur dan terbuka dari para responden termasuk kritik-kritiknya, serta mengapresiasi tim enumerator dan analis, dan seluruh pihak yang membantu pelaksanaan survei. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Pemerintah Norwegia dan UN Office for Project Service (UNOPS) yang mendukung pelaksanaan survei.

Jakarta, 10 Januari 2019

Kepala Badan Restorasi Gambut R.I.

Nazir Foead

Page 5: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

iv

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif ................................................................................................................... i

Kata Pengantar ......................................................................................................................... iii

Daftar Isi ................................................................................................................................... iv

I. Pendahuluan ......................................................................................................................... 1

II. Kajian Literatur ................................................................................................................... 3

2.1 Ekosistem Gambut ........................................................................................................... 3

2.2 Partisipasi Pemangku Kepentingan dalam Restorasi Ekosistem Gambut ........................ 4

III. Metode Survei ..................................................................................................................... 6

3.1 Desain Kuesioner Survei .................................................................................................. 6

3.2 Metode Sampling ............................................................................................................. 7

3.3 Metode Pelaksanaan Survei ........................................................................................... 10

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Survei ........................................................................ 10

IV. Karakteristik Responden ................................................................................................... 14

V. Hasil dan Analisis Survei ................................................................................................... 16

5.1 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut ......... 16

5.2 Indeks Persepsi Berdasarkan Faktor Pembentuknya ...................................................... 18

5.3 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut Berdasarkan Atribut Pelayanan/Program ....................................................................... 20

5.4 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut Tingkat Kabupaten/Kota ................................................................................................ 23

1. Kota Pekanbaru ........................................................................................................ 23

2. Kabupaten Siak ......................................................................................................... 25

3. Kabupaten Kepulauan Meranti ................................................................................. 28

4. Kabupaten Ogan Komering Ilir ................................................................................ 31

5. Kabupaten Musi Banyuasin ...................................................................................... 34

6. Kabupaten Muaro Jambi .......................................................................................... 37

7. Kota Pontianak ......................................................................................................... 41

8. Kabupaten Kubu Raya .............................................................................................. 44

9. Kabupaten Pulang Pisau ........................................................................................... 47

Page 6: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

v

10. Kabupaten Tapin ..................................................................................................... 50

5.5 Indeks Keterikatan Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut .... 52

5.6 Pengetahuan Mengenai Ekosistem Gambut dan Partisipasi Pemangku Kepentingan dalam Program Restorasi Ekosistem Gambut ................................................................ 54

5.7 Interaksi dan Keterlibatan/Partisipasi Pemangku Kepentingan dalam Kegiatan Restorasi Ekosistem Gambut .......................................................................................... 55

5.8 Sumber Informasi Pemangku Kepentingan dalam Kegiatan Restorasi Ekosistem Gambut ........................................................................................................................... 57

5.9 Media Informasi Pemangku Kepentingan ...................................................................... 58

5.10 Saran dan Informasi yang Dibutuhkan Pemangku Kepentingan dalam Upaya Restorasi Ekosistem Gambut.......................................................................................................... 59

VI. Kesimpulan dan Rekomendasi ......................................................................................... 61

6.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 61

6.2 Rekomendasi .................................................................................................................. 61

Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 63

Lampiran .................................................................................................................................. 65

Page 7: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

1

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan wilayah gambut tropis terbesar di Asia Tenggara.

Ekosistem gambut tersebar di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Ekosistem ini

memiliki peran penting terhadap penyerapan karbon serta memiliki keanekaragaman

hayati tinggi.

Dalam beberapa dekade terakhir, kerusakan ekosistem gambut meningkat. Salah

satunya akibat pembukaan dan pembakaran lahan gambut. Hal itu menimbulkan

dampak buruk pada lingkungan, kesehatan, dan ekonomi. Emisi gas rumah kaca dari

ekosistem gambut juga meningkat.

Beberapa kebijakan telah diambil Pemerintah Indonesia untuk melindungi ekosistem

gambut. Di antaranya melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta Peraturan Pemerintah Nomor

71 Tahun 2014 yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Sejumlah peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Surat Edaran juga telah diterbitkan untuk perlindungan

gambut. Selain itu, Instruksi Presiden mengenai penghentian sementara penerbitan izin

di lahan gambut terus diperbaharui.

Tahun 2015 kebakaran hutan dan lahan adalah yang terburuk sejak kurun 18 tahun

terakhir dan terjadi sebagian pada ekosistem gambut. Tidak kurang dari 33 persen area

ekosistem ini terbakar. Oleh sebab itu pemulihan ekosistem gambut dengan jalan

restorasi adalah keniscayaan.

Sebagai bentuk komitmen serius pemerintah, Presiden Joko Widodo membentuk Badan

Restorasi Gambut (BRG) pada awal 2016 dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden

Nomor 1 Tahun 2016. Badan non-struktural yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Presiden ini diberikan tugas pokok dan fungsi untuk mengkoordinasi dan

memfasilitasi kegiatan restorasi gambut di 7 (tujuh) provinsi yakni Riau, Jambi,

Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan

Papua; dengan target restorasi seluas kurang lebih 2 (dua) juta hektar pada kurun waktu

tahun 2016-2020.

Page 8: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

2

Dalam kurun waktu dua tahun program restorasi dijalankan tentunya banyak tantangan

dalam pelaksanaannya. Untuk mencapai target restorasi, Pemerintah perlu

mendapatkan dukungan banyak pihak. Pemerintah perlu mengembangkan strategi

penjangkauan yang memadai dan meningkatkan visibilitas kegiatan di berbagai

pemangku kepentingan agar menguntungkan secara ekologis dan ekonomis bagi

masyarakat sekitar kawasan ekosistem gambut.

Untuk mengetahui bagaimana persepsi para pemangku kepentingan terhadap

pelaksanaan restorasi ekosistem gambut selama ini perlu dilakukan survei persepsi

yang kemudian dianalisis ke dalam indeks persepsi masyarakat terhadap restorasi

ekosistem gambut.

1.2 Maksud dan Tujuan

Survei ini memberikan data mengenai persepsi para pemangku kepentingan terhadap

kegiatan yang terkait restorasi ekosistem gambut. Selain itu, tercakup komitmen

dukungan dan keterlibatan mereka terhadap upaya perlindungan ekosistem gambut

secara umum.

Maksud dari dilaksanakannya survei yaitu:

a. Memahami persepsi berbagai pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem

gambut

b. Memetakan isu-isu yang berkembang di kalangan pemangku kepentingan

Sementara tujuan survei adalah:

a. Menetapkan baseline dan metodologi untuk pelaksanaan survei yang sama/serupa di

masa depan

b. Mendapatkan indeks persepsi pemangku kepentingan mengenai restorasi ekosistem

gambut

c. Memberikan rekomendasi sebagai dasar pengembangan strategi komunikasi BRG

Page 9: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

3

II. Kajian Literatur

2.1 Ekosistem Gambut

Beberapa daerah di Indonesia memberikan penamaan khas untuk tanah gambut,

misalnya sepuk (Kalimantan Barat), dan tanah rawang atau tanah payo (Riau dan

Jambi) (Noor, 2010). Pembentukan lapisan gambut biasanya terjadi karena laju

pelapukan (dekomposisi) lebih lambat dibandingkan dengan penimbunan. Proses

pelambatan pelapukan ini disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan fisik dan

biologis, seperti jenuh air, miskinnya unsur hara, kekurangan oksigen (anaerobik), dan

keasaman tinggi (pH rendah). Pembentukan gambut di Indonesia diperkirakan terjadi

sejak masa Holosin (sekitar 5.000-10.000 tahun yang lalu).

Gangguan terhadap ekosistem gambut umumnya dipicu oleh kegiatan penebangan

pohon, alih guna lahan (konversi) ke peruntukan lain yang disertai dengan

pembangunan jaringan kanal drainase secara berlebihan (Dohong, 2016). Akibatnya

gambut mengalami kekeringan dan rentan terbakar. Penebangan hutan rawa gambut

dan pembangunan drainase buatan (kanal, parit) di lahan gambut menyebabkan air di

lahan gambut terkuras secara berlebihan sehingga menyebabkan gambut sulit untuk

dibudidayakan, menjadi kering serta mudah terbakar.

Degradasi ekosistem gambut salah satunya ditandai dengan semakin menurunnya

permukaan tanah gambut. Hal ini dapat terjadi karena gambut mengalami pemampatan

dan penurunan (subsidence), atau hilangnya massa gambut. Ekosistem gambut yang

terdegradasi pada umumnya ditumbuhi oleh semak-belukar atau paku resam karena

ditelantarkan (Wahyunto, dkk., 2013).

Salah satu cara pencegahan kerusakan ekosistem gambut adalah melalui pembangunan

sekat kanal (canal blocking) atau konstruksi yang mengatur tata air pada ekosistem

gambut (Stoneman dan Brooks, 1997; Suryadiputra, dkk., 2005, Dohong, 2016).

Penimbunan kanal merupakan teknik pembasahan gambut lainnya di mana kanal-kanal

drainase terbuka di lahan gambut diisi kembali dengan tanah (gambut) dan/atau bahan

organik setempat (lapukan batang, dahan, seresah kayu, dan lain-lain) sehingga kanal

mengalami pendangkalan dan sedimentasi. Dengan demikian daya kuras (drainability)

air yang keluar melalui badan kanal dapat dikurangi dan simpanan air (retensi) dapat

Page 10: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

4

dipertahankan di ekosistem gambut (Houterman dan Ritzema, 2009; Applegate, dkk.,

2002; Dohong, 2016).

Pemberlakuan moratorium gambut merupakan salah satu bagian dari sistem

perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut. Untuk itu, harus diupayakan agar

pengelolaan gambut berbasis pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di mana

emisi gas rumah kaca (GRK) diminimalkan dan sedapat mungkin berkontribusi

terhadap kesejahteraan masyarakat. (Sumaryanto, dkk., 2013)

2.2 Partisipasi Pemangku Kepentingan dalam Restorasi Ekosistem

Gambut

Upaya restorasi dan rehabilitasi gambut tidak terlepas dari pendekatan partisipatif, yaitu

dengan melibatkan masyarakat secara aktif sejak perencanaan (penyusunan rancangan)

dan implementasi kegiatan restorasi (Barkah dan Siddiq, 2009; Suryadiputra, dkk.,

2005). Pelibatan masyarakat secara aktif diperlukan untuk turut menjaga kelestarian

lingkungan dan lahan gambut secara keseluruhan. Di sisi lain, memberikan manfaat

ekonomi bagi masyarakat tersebut.

Banyak laporan yang menunjukkan bahwa keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan

ditentukan oleh faktor sosial ekonomi (Suryadiputra, 2007; van Eijk dan Kumar, 2009;

Jatmiko, dkk., 2012; Tata dan Pradjadinata, 2014) sehingga aspek sosial ekonomi

seharusnya juga menjadi prioritas dalam kegiatan rehabilitasi.

Aspek sosial ekonomi dalam rehabilitasi hutan dan lahan terdiri atas beberapa elemen,

yaitu kelembagaan, kondisi pasar, kenaikan pendapatan, dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat sekitar. (Jatmiko, dkk., 2012)

Giesen (2015) menyebutkan bahwa banyak komoditas yang bisa dikembangkan yang

merupakan komoditas asli hutan rawa gambut. Berdasarkan survei di Asia Tenggara

diketahui terdapat 534 jenis komoditas dan 514 di antaranya terdapat di Indonesia.

Manfaat utama adalah sebagai penghasil kayu yang terdiri dari 222 jenis, untuk obat

221 jenis, bahan pangan ada 165 jenis, dan kegunaan lainnya ada 192 jenis. Perlu

diketahui juga bahwa banyak jenis yang memiliki manfaat ganda. Terdapat pula 32

jenis yang telah diketahui potensial sebagai sumber bahan baku kertas.

Robbins dan Stephen (2003) menyatakan bahwa persepsi satu individu terhadap satu

objek sangat mungkin berbeda dengan persepsi individu yang lain terhadap objek yang

Page 11: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

5

sama. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu

karakteristik pribadi pelaku persepsi, target yang dipersepsikan, dan lingkungan atau

situasi di mana persepsi itu dilakukan. Perbedaan persepsi para pemangku kepentingan

ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan dampak dari tujuan pengelolaan

terhadap kondisi kehidupan.

Perbedaan pandangan masyarakat dalam memahami lahan gambut dan sistem pertanian

yang dikembangkan merupakan informasi empirik yang sangat penting untuk

diketahui. Misalnya petani suku Banjar memandang lahan gambut cocok untuk

ditanami padi sawah, tetapi petani dari suku Bugis menganggap bahwa ekosistem

gambut lebih tepat ditanami nenas dan kelapa, juga padi seperti di Riau dan Kalimantan

Timur. (Noor dan Jumberi, 2007)

Masyarakat ternyata masih lebih banyak yang tidak tahu tentang rencana restorasi lahan

gambut yang digagas oleh pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi

mengenai program restorasi gambut masih sangat perlu untuk ditingkatkan. Walaupun

lebih banyak yang tidak tahu, tetapi masyarakat mendukung program ini. Masyarakat

juga lebih banyak yang bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam

melaksanakan program restorasi gambut. (Ramdhan, 2017)

Page 12: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

6

III. Metode Survei

Survei Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut di Indonesia

dilakukan berdasarkan pendekatan riset kuantitatif. Sesuai dengan pendekatannya, maka

metode pelaksanaan kegiatan yang dipakai adalah survei lapangan (field survey).

Pengumpulan data dilakukan secara langsung dan bebas dengan menggunakan medium

kuesioner.

3.1 Desain Kuesioner Survei

Tahapan pertama sebelum pengambilan data pada survei ini adalah membuat desain

kuesioner yang dilakukan dengan memperhatikan beberapa prinsip dasar penyusunan

kuesioner, antara lain:

1. Isi dan tujuan pertanyaan dalam kuesioner harus sesuai dengan tujuan penelitian

2. Bahasa yang dipergunakan dalam pertanyaan harus mudah dimengerti

3. Pertanyaan tidak menimbulkan makna ganda sehingga menyulitkan responden

dalam menjawabnya

4. Pertanyaan yang diberikan merupakan hal yang aktual, mudah diingat responden,

bukan pertanyaan yang perlu berpikir keras dalam menjawabnya

5. Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak terlalu banyak agar responden tidak

jenuh menjawab/mengisinya

6. Urutan pertanyaan dalam kuesioner biasanya diacak, atau dimulai dari yang umum

menuju ke hal yang spesifik, atau dapat dimulai dari hal yang mudah menuju ke

hal yang lebih sulit

Bentuk/jenis pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari:

1. Pertanyaan tertutup (close-ended question)

Pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan dalam kuesioner yang mengharapkan

responden untuk memilih salah satu alternatif pilihan jawaban yang telah tersedia

(multiple choice). Pertanyaan tertutup ini akan membantu responden untuk

menjawab dengan cepat dan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data.

Page 13: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

7

2. Pertanyaan terbuka (open ended question)

Pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang mengharapkan responden

menjawab dalam bentuk uraian kata-kata responden sendiri dan untuk menggali

lebih jauh mengenai jawaban responden, biasa disebut dengan istilah probing.

Sejumlah referensi yang digunakan dalam penyusunan kuesioner:

1. Hasil observasi

2. Pengalaman pelaksana terhadap tema penelitian yang sama/serupa

3. Pengumpulan data sekunder, yaitu laporan terkait program restorasi ekosistem

gambut baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

4. Data pemangku kepentingan yang pernah terlibat dalam pemulihan lahan

gambut

3.2 Metode Sampling

1. Metode Penghitungan Sampel

Pertimbangan karakteristik populasi akan menentukan teknik pengambilan sampel,

dengan maksud untuk mengurangi atau menghilangkan bias. Sementara kemampuan

estimasi berkaitan dengan presisi dalam mengestimasi populasi dari sampel serta cara

agar sampel dapat digeneralisasikan atas populasinya. Upaya untuk mencapai presisi

yang lebih baik memerlukan penambahan sampel; seberapa besar sampel serta

penambahannya akan tergantung pada variasi dalam kelompok, tingkat kesalahan

yang ditoleransi, serta tingkat kepercayaan.

Rumus dari Krejcie dan Morgan digunakan dalam survei ini dalam menentukan

jumlah pemangku kepentingan yang akan dijadikan sampling, besaran sampel dan

populasi:

Page 14: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

8

2. Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk kategori kelompok masyarakat

yang terlibat dalam restorasi ekosistem gambut adalah kuota minimum. Sedangkan

untuk kategori responden lainnya, seperti pemerintah provinsi, pemerintah kota,

pemerintah kabupaten, akademisi/pengamat lokal, anggota DPRD, generasi milenial

lokal, LSM lokal, pengusaha lokal, serta media/wartawan lokal, digunakan teknik

non-probability sampling dengan metode quota sampling. Pertimbangannya adalah

sebagai berikut:

a. Sudah dimilikinya kerangka sampel (sampling frame) berupa daftar anggota

populasi pemangku kepentingan. Oleh karena itu dapat dilakukan penarikan

kesimpulan secara statistik (statistical inference) tentang parameter populasi.

b. Pengambilan sampel dalam setiap kelompok responden dilakukan sesuai kuota

sampling yang sudah ditentukan, yaitu: (i) berdasarkan kelompok; (ii) area

survei.

Prosedur pengambilan sampel responden yang menggunakan metode non-probability

sampling dengan metode quota sampling dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Metode non-probability sampling adalah metode pemilihan sampel dari suatu

populasi dengan tidak menggunakan kaidah-kaidah probabilitas. Metode ini

digunakan apabila metode probability sampling tidak dapat digunakan terutama

terkait dengan pengurangan biaya, waktu, tenaga, dan permasalahan yang

timbul dalam pembuatan kerangka sampel.

b. Metode quota sampling sering disebut sebagai judgment sampling tiga tahap,

yaitu:

1. Tahap pertama, merumuskan kategori kendali atau kuota dari populasi yang

akan diteliti. Pada tahap ini terindentifikasi empat kelompok, yaitu:

Page 15: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

9

2. Tahap kedua, menentukan pengambilan sampel yang didasarkan pada

pertimbangan situasi dan kondisi

3. Tahap ketiga, penentuan responden. Sampel dipilih secara acak melalui

penentuan jumlah sampel tiap kategori di masing-masing jenis responden

yang dipilih, dengan pertimbangan kelayakan sebagai sampel dan

kemampuannya memberikan informasi yang dibutuhkan

Page 16: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

10

3.3 Metode Pelaksanaan Survei

Pada tahap pengumpulan data dengan metode on the spot, beberapa hal yang

dilakukan adalah: Wawancara (interview). Mekanisme dalam melakukan wawancara

dengan responden dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Daftar responden dihubungi terlebih dahulu oleh pihak pelaksana, untuk

penentuan waktu dan tempat wawancara.

2. Setelah terjadi kesepakatan, pewawancara bersiap menemui responden.

3. Dalam proses wawancara, pewawancara menuliskan semua jawaban responden

pada lembar kuesioner. Pewawancara tidak diperkenankan mengubah,

menghapus, atau menambahkan jawaban yang diberikan responden.

4. Untuk memperlancar proses responden menjawab pertanyaan, dibuatkan kartu

bantuan (show card), atau pewawancara meminjamkan lembar kuesioner agar

responden lebih memahami pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Setelah

seluruh pertanyaan dalam lembar kuesioner terisi, kelengkapan jawaban

diperiksa kembali. Sesi ditutup dengan apresiasi pewawancara terhadap

responden.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Survei

Pada tahap pengolahan dan analisis data survei, kegiatan yang dilaksanakan adalah:

1. Proses Cleaning

a. Memeriksa dan memvalidasi kelengkapan kuesioner bila telah cukup terisi dan

dijawab dengan benar serta sesuai dengan kerangka lingkup tujuan survei

b. Melaksanakan koreksi kuesioner jika memang diperlukan, serta membuang

jawaban yang tidak lengkap

2. Coding dan Entry Data

Coding adalah kegiatan pemberian kode atau skor tertentu atas semua pilihan

jawaban yang ada di tiap pertanyaan kuesioner. Pemberian skor dilakukan oleh

tenaga ahli konsultan. Pemberian skor sangat berpengaruh terhadap indeks yang

akan dihasilkan dari pengolahan data. Oleh karena itu, untuk keperluan ini perlu

dibuatkan sebuah panduan pemberian skor.

Page 17: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

11

Setelah semua kuesioner selesai diberi kode atau skor, maka tahap selanjutnya

adalah entry data. Entry data II ini merupakan kelanjutan dari sistem double entry

data yang bertujuan untuk melengkapi dan memperbaiki (editing) data yang telah

di-entry pada tahap I di lokasi survei, sehingga data primer yang diperoleh dari

responden pada lembar kuesioner adalah data yang benar-benar valid dan akurat

setelah melewati 2 (dua) kali proses kendali mutu (quality control) data.

3. Pengolahan Data

Setelah entry data selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah pengolahan data

primer hasil survei. Proses pengolahan data untuk memperoleh keluaran (output)

dari kegiatan ini berupa:

a. Indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem gambut

b. Persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem gambut

c. Pemetaan isu-isu yang berkembang terkait upaya restorasi ekosistem gambut

d. Rekomendasi berupa strategi dan program komunikasi BRG

4. Proses Tabulasi Data

Memasukkan seluruh data hardcopy (data kuesioner) yang terdiri dari identitas

responden, pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka ke dalam bentuk softcopy

sesuai aplikasi yang digunakan.

5. Proses Analisis Survei

a. Importance-Performance Analysis

Analisis matriks importance-performance dilakukan dengan menggunakan

analisis kuadran (quadrant analysis) dengan tujuan mempermudahkan proses

memahami analisis. Analisis ini menggambarkan skala prioritas perbaikan.

Sumbu X adalah nilai importance dari tiap atribut pelayanan dan sumbu Y

adalah nilai performance dari tiap atribut tersebut. Nilai tersebut membagi

empat kuadran, dan tiap kuadran memiliki makna

Page 18: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

12

Gambar 3.1. Metode Importance – Performance Analysis

Kuadran 1 - Maintain Performance. Memuat aspek/atribut yang dianggap

penting oleh responden dan memiliki performa di atas rata-rata. Artinya

aspek/atribut tersebut memiliki performa yang bagus dan perlu dipertahankan.

Kuadran 2 - Reduce Emphasis. Memuat aspek/atribut yang dianggap kurang

penting oleh responden tetapi memiliki performa di atas rata-rata. Artinya upaya

peningkatan aspek atribut dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali

karena pengaruhnya terhadap harapan pelanggan kecil, meskipun untuk

mengupayakannya membutuhkan energi dan biaya yang besar.

Kuadran 3 - Medium Low Priority. Memuat aspek/atribut yang dianggap

kurang penting oleh responden dan memiliki performa di bawah rata-rata.

Kuadran 4 - Focus Effort. Memuat aspek/ atribut yang dianggap penting oleh

responden tetapi memiliki performa di bawah rata-rata. Artinya aspek/atribut

tersebut sangat perlu ditingkatkan performanya agar tidak mengecewakan

harapan pemangku kepentingan.

b. Analisis Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan

Skala likert 4 point digunakan untuk mengetahui nilai-nilai variabel yang

mempengaruhi tingkat kepuasan pemangku kepentingan (persepsi) dan tingkat

1 Maintain

Performance

3

Medium Low Priority

4 Focus Effort

2 Reduce Emphasis

Tingkat Kepentingan

Ting

kat K

epua

san

X

Y

Page 19: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

13

kepentingan. Setiap pertanyaan survei, masing-masing unsurnya diberi nilai.

Nilai dihitung dengan menggunakan "nilai rata-rata tertimbang" pada masing-

masing unsur. Dalam penghitungan survei, setiap unsur memiliki penimbang

yang sama. Nilai penimbang ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:

Bobot nilai rata − rata tertimbang = Jumlah BobotJumlah Unsur

+ 1x

=N

N = bobot nilai per unsur

Untuk memperoleh nilai indeks digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang

dengan rumus sebagai berikut:

SKM =Total dari Nilai Persepsi Per Unsur

Total Unsur Terisix Nilai Penimbang

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian SKM yaitu antara 25 – 100,

maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25,

dengan rumus sebagai berikut:

Gambar 3.2. Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi,

Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan Referensi: Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 14 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.

NILAI PERSEPSI

NILAI INTERVAL (NI)

NILAI INTERVAL KONVERSI

(NIK)

MUTU PELAYANAN

(X)

KINERJA UNIT

PELAYANAN

(Y) 1 1,0 – 2,5996 25,00 – 64,99 D Tidak Baik

2 2,6 – 3,064 65,00 – 76,60 C Kurang Baik

3 3,0644 – 3,532 76,61 – 88,30 A Baik

4 3,5324 – 4,00 88,31 – 100,00 B Sangat Baik

Indeks Per Atribut x 25

Page 20: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

14

IV. Karakteristik Responden

Dalam melakukan analisis perlu dilihat antara jumlah responden dan jumlah populasi

sehingga dapat dikatakan mewakili data dengan baik. Dengan memakai tingkat kepercayaan

95% maka didapat jumlah sampling sebanyak 3.802 dari 3.849 responden yang dihubungi.

Karakteristik responden dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 4.1 Persentase Responden berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, responden yang berumur 17-24 tahun memiliki proporsi 27,05%, disusul 35-39 tahun

14,92% dan 30-34 tahun 13,76%.

Gambar 4.2 Persentase Responden berdasarkan Jumlah Pengeluaran Bulanan

27.05%

12.34%13.76%

14.92%

11.79%9.44%

8.07%

2.64%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

17-24 th 25-29 th 30-34 th 35-39 th 40-44 th 45-49 th 50-54 th 55-60 th

Usia

3.67%

5.69%

10.91%

8.12%

21.96%

28.29%

21.36%

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00%

> = IDR 500 Ribu

500 - 700 Ribu

700 Ribu - 1 Juta

1 - 1,5 Juta

1,5 - 2 Juta

2 - 3 Juta

> 3 Juta

Sosial Ekonomi Status (Rupiah)

Page 21: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

15

Berdasarkan Sosial Ekonomi Status (SES), responden yang memiliki SES Rp. 2-3 juta sebanyak

28,29%, disusul dengan SES Rp. 1,5-2 juta sebesar 21,96% dan di atas Rp. 3 juta sebanyak

21,36%.

Gambar 4.3 Persentase Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan status pendidikan, responden yang berpendidikan SMU adalah yang tertinggi, yaitu sebanyak

51%, disusul dengan sarjana 17% dan SMP sebanyak 12%.

Gambar 4.4 Persentase Responden berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan status pekerjaan, responden yang tertinggi adalah pelajar, yaitu sebesar 21,23% dan

disusul sebagai Karyawan 18,52% dan Pekerja non formal 18,31%.

11.38% 12.39%

50.74%

5.43%

17.02%

3.05%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

SD SMP SMU Diploma Sarjana Pasca Sarjana(S2/S3)

Pendidikan

6.96%

21.23%

13.63%

18.31%

5.02%

10.91%

18.52%

2.97%

2.46%

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00%

Tidak bekerja atau mencari pekerjaan

Pelajar/mahasiswa

Ibu rumah tangga

Pekerja non-formal…

Profesional

Wiraswasta/pedagang

Karyawan

Manajer/kepala bagian/perwira…

Direktur/pemilik/pejabat tinggi/perwira…

Pekerjaan

Page 22: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

16

V. Hasil dan Analisis Survei

5.1 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem

Gambut

Survei Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut

dibentuk dari tiga faktor, yaitu program restorasi ekosistem gambut, manfaat yang telah

dirasakan dengan kehadiran program restorasi ekosistem gambut, dan media

komunikasi. Pencapaian indeks persepsi ini menggunakan metode rataan (mean score)

dan tersaji dalam grafik di bawah ini:

Gambar 5.1 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut

Grafik di atas menunjukkan bahwa indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap

restorasi ekosistem gambut adalah 76,72 (kategori baik) menurut Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017

Tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara

Pelayanan Publik.

Berdasarkan kategori kota/kabupaten terlihat bahwa indeks di Kabupaten Ogan

Komering Ilir (OKI) memiliki pencapaian paling tinggi (82,47), sedangkan indeks di

Kota Pekanbaru memiliki indeks paling rendah (72,62). Indeks persepsi pemangku

kepentingan terhadap restorasi ekosistem gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir,

Page 23: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

17

Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Pontianak, dan Kabupaten Pulang Pisau memiliki

pencapaian di atas rata-rata. Sisanya, pencapaiannya di bawah rata-rata dari indeks

total.

Survei ini juga membagi kelompok pemangku kepentingan menjadi masyarakat umum,

masyarakat yang terlibat program restorasi ekosistem gambut, generasi milenial, dan

para pembentuk opini di daerah. Pencapaian indeks persepsi pemangku kepentingan

terhadap restorasi ekosistem gambut tersaji pada gambar di bawah ini:

Gambar 5.2 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Kelompok Pemangku Kepentingan

Dari indeks persepsi berdasarkan kelompok pemangku kepentingan terlihat bahwa

indeks kelompok pembentuk opini adalah 78,36. Indeks ini memiliki pencapaian paling

tinggi. Sedangkan kelompok masyarakat umum memiliki indeks paling rendah, yaitu

75,24.

Page 24: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

18

5.2 Indeks Persepsi Berdasarkan Faktor Pembentuknya

1. Berdasarkan Kota atau Kabupaten

Gambar 5.3 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan Terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor dan Sebaran Kota/Kabupaten

Pada grafik di atas terlihat bahwa secara total faktor manfaat yang telah dirasakan

dengan kehadiran program restorasi ekosistem gambut memiliki indeks persepsi

tertinggi, yaitu 81,28. Sedangkan faktor media komunikasi memiliki indeks

terendah, yaitu 74,06.

Faktor program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir

memiliki pencapaian paling tinggi (82,10), sementara di Kota Pekanbaru memiliki

indeks paling rendah (69,86). Begitu juga untuk faktor manfaat yang telah

dirasakan dengan kehadiran program restorasi ekosistem gambut, indeks tertinggi

dicapai di Kabupaten Ogan Komering Ilir yakni 87,42, sedangkan di Kota

Pekanbaru memiliki indeks paling rendah yaitu 77,52. Faktor media komunikasi di

Kabupaten Musi Banyuasin memiliki pencapaian paling tinggi yakni 78,63. Indeks

paling rendah untuk faktor ini berada di Kabupaten Siak (68,63).

Page 25: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

19

2. Berdasarkan Kelompok Pemangku Kepentingan

Untuk faktor program restorasi ekosistem gambut, indeks pencapaian paling tinggi

(76,01) dimiliki oleh masyarakat yang terlibat program restorasi ekosistem gambut.

Sementara indeks paling rendah dimiliki oleh masyarakat umum (73,66). Untuk

faktor manfaat yang telah dirasakan dengan kehadiran program restorasi ekosistem

gambut, indeks tertinggi dimiliki kelompok pemuka masyarakat (84,88),

sedangkan indeks paling rendah dimiliki kelompok masyarakat umum (78,87).

Faktor media komunikasi pada kelompok masyarakat terlibat program restorasi

ekosistem gambut memiliki pencapaian paling tinggi (74,50), sedangkan pada

kelompok masyarakat umum memiliki indeks paling rendah (73,18).

Gambar 5.4 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor dan Kelompok Pemangku Kepentingan

Faktor program restorasi ekosistem gambut, indeks pencapaian paling tinggi

(76,01) dimiliki oleh masyarakat yang terlibat program restorasi ekosistem

gambut. Sementara indeks paling rendah dimiliki oleh masyarakat umum (73,66).

Untuk faktor manfaat yang telah dirasakan dengan kehadiran program restorasi

ekosistem gambut, indeks tertinggi dimiliki kelompok pemuka masyarakat

(84,88), sedangkan indeks paling rendah dimiliki kelompok masyarakat umum

(78,87). Faktor media komunikasi pada kelompok masyarakat terlibat program

restorasi ekosistem gambut memiliki pencapaian paling tinggi (74,50), sedangkan

pada kelompok masyarakat umum memiliki indeks paling rendah (73,18).

Masyarakat

Umum

Generasi

Milenial

Masyarakat

Terlibat

Pembentuk

Opini

Program Restorasi Ekosistem

Gambut 73,66 73,8 76,01 75,9

Manfaat yang telah dirasakan

dengan kehadiran Program

Restorasi Ekosistem Gambut

78,87 79,17 83,32 84,88

Media Komunikasi 73,18 74,17 74,5 74,29

Page 26: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

20

5.3 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem

Gambut Berdasarkan Atribut Pelayanan/Program

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi

ekosistem gambut pada faktor program restorasi ekosistem gambut tergambar pada

grafik berikut:

Gambar 5.5 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi

adalah restorasi ekosistem gambut di daerah, yaitu 77,54. Sedangkan atribut yang

memiliki indeks persepsi paling rendah adalah partisipasi perusahaan dalam restorasi

gambut dengan indeks sebesar 71,32.

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut, nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut keterlibatan pemerintah daerah dan

perangkat desa dalam restorasi gambut yaitu sebesar 68,44.

Atribut yang memiliki nilai di bawah indeks rata-rata dan kepentingan yang relatif

tinggi perlu dijadikan fokus dalam perbaikan di masa depan.

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya.

A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

77.54 76.3176.92

71.3272.75

77.4575.12 73.06 74.90

71.69

0.00%

68.44% 65.36%

36.59%28.73%

40.03%

33.16% 23.13%26.71%

26.57%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10Kepuasan %Paling Penting

Page 27: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

21

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor manfaat yang dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.6 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi Ekosistem Gambut

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

berkurangnya kebakaran (82,04). Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi

paling rendah adalah manfaat kesehatan (80,70).

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang dirasakan dengan kehadiran

program restorasi ekosistem gambut, nilai kepentingan tertinggi terdapat pada atribut

berkurangnya kebakaran (63,48).

82.0480.70 81.37 81.78 81.23

63.48%

39.46% 37.05%22.14% 24.73%

0%10%20%30%40%50%60%70%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 28: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

22

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem

gambut pada faktor Media Komunikasi tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.7 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Media Komunikasi

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

akses melalui media sosial (Facebook, Twitter, dll) dan televisi (76,55). Sedangkan

atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah ceramah/pertemuan/diskusi

(76,26).

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi, nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses informasi melalui internet (11,55).

76.37 75.09 76.55 76.55

70.72 71.8769.28

76.26

11.55%

6.62%

10.02%8.75%

3.19%

5.60%

2.41%

5.46%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8

Kepuasan %Paling Penting

Page 29: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

23

5.4 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut Tingkat Kabupaten/Kota

1. Kota Pekanbaru

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut Atribut pembentuk indeks persepsi

pada faktor program restorasi ekosistem gambut di Kota Pekanbaru tergambar pada

grafik berikut:

Gambar 5.8 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut

berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut di Kota Pekanbaru

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

peran LSM dan perguruan tinggi dalam restorasi ekosistem gambut (72,31). Sedangkan

atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah partisipasi perusahaan

dalam restorasi gambut (64,88).

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya.

A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

72.15

71.7271.67

64.88

72.31 71.5870.53 69.04 69.13

65.5542.82%

55.13%

39.74%

23.08%

22.05% 20.26%

22.56%10.26%

14.87%

25.38%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10

Performance %Paling Penting

Page 30: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

24

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut, nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut keterlibatan pemerintah daerah dan

perangkat desa dalam restorasi gambut (55,13).

Atribut yang memiliki nilai di bawah indeks rata-rata dan kepentingan yang relatif

tinggi perlu dijadikan perhatian utama dalam perbaikan di masa depan.

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor manfaat yang dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut di Kota Pekanbaru tergambar pada

grafik berikut:

Gambar 5.9 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi Ekosistem Gambut di Kota Pekanbaru

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

berkurangnya kebakaran (79,28). Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi

paling rendah adalah manfaat kesehatan (76,22).

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang telah dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut, nilai kepentingan tertinggi terdapat

pada atribut berkurangnya kebakaran (48,97).

78.1476.22

77.32 79.2876.63

48.97%34.36% 21.54%

11.28%16.15%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 31: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

25

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor media komunikasi di Kota Pekanbaru

tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.10 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kota Pekanbaru

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

akses melalui televisi (75,45), sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling

rendah adalah akses melalui surat kabar/majalah (64,94).

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses informasi melalui internet (13,85).

2. Kabupaten Siak

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor program restorasi ekosistem gambut

di Kabupaten Siak tergambar pada grafik berikut:

73.88

68.75

74.4575.45

64.91

69.58

64.94

72.7313.85%

7.18%

12.31%

13.33%

2.31%3.85%

1.28%6.15%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 32: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

26

Gambar 5.11 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut dalam Atribut

Pelayanan/Program di Kabupaten Siak

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

kualitas sekat kanal, sumur bor, dan bentuk pembasahan gambut lain (81,03).

Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah penegakan

hukum di ekosistem gambut (61,70).

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut program restorasi ekosistem gambut di

daerah saya yaitu sebesar 71,51.

Atribut yang memiliki nilai di bawah indeks rata-rata dan kepentingan yang relatif

tinggi dijadikan perlu dijadikan fokus untuk perbaikan di masa depan. Dalam hal ini,

terdapat dua atribut yang penting, yaitu partisipasi perusahaan dalam merestorasi

gambut dan peran LSM serta perguruan tinggi dalam merestorasi gambut.

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya.

A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

79.71

77.00 76.74

68.34 69.48

80.40

71.57 71.88

81.03

61.70

71.57%

57.83% 54.22%

23.61%20.24%

23.37%

18.80% 13.98%

30.84%

11.81% 0%10%20%30%40%50%60%70%80%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10Performance %Paling Penting

Page 33: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

27

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor manfaat yang dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten Siak tergambar pada

grafik berikut:

Gambar 5.12 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut di Kabupaten Siak

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

berkurangnya kebakaran (83,33). Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi

paling rendah adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan

gambut (78,89).

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang dirasakan dengan kehadiran

program restorasi ekosistem gambut nilai kepentingan tertinggi terdapat pada atribut

berkurangnya kebakaran yaitu sebesar 35,18.

83.3382.99 81.93 79.85 78.89

35.18%

23.13%9.88%

5.78% 6.99%

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

50.0055.0060.0065.0070.0075.0080.0085.0090.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 34: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

28

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor media komunikasi di Kabupaten Siak

tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.13 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kabupaten Siak

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

akses melalui website (www.brg.go.id) dan kanal media sosial BRG yaitu 77,44.

Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah akses melalui

brosur dengan indeks sebesar 58,04.

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses melalui sosial media (facebook, twitter, dll) yaitu

sebesar 7,71.

3. Kabupaten Kepulauan Meranti

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor program restorasi ekosistem gambut di

Kabupaten Kepulauan Meranti tergambar pada grafik berikut:

73.7677.44 73.81

74.37

60.8660.73

58.04

75.50

7.47%

4.82%

7.71%

3.61%

2.41% 0.48% 0.48%0.96%

0%1%2%3%4%5%6%7%8%9%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 35: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

29

Gambar 5.14 Indeks Persepsi Pemangku Kepenti

ngan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut dalam Atribut Pelayanan/Program di Kabupaten Kepulauan Meranti

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

penanganan pengaduan tentang gambut oleh pemerintah (76,87). Sedangkan atribut

yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah partisipasi perusahaan dalam

restorasi gambut (69,34).

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut program restorasi ekosistem gambut di

daerah saya yaitu sebesar 61,50.

Atribut yang memiliki nilai di bawah indeks rata-rata dan kepentingan yang relatif

tinggi dijadikan fokus untuk perbaikan di masa depan. Dalam hal ini, terdapat dua

atribut yang penting dijadikan fokus, yaitu partisipasi perusahaan dalam merestorasi

gambut dan peran LSM serta perguruan tinggi dalam merestorasi gambut.

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya.

A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

76.73 76.86 76.07

69.34 70.09

76.73 77.15 76.87 77.04

72.4961.50%

47.03%43.15%

31.27% 21.45%

28.17%

26.10% 23.00% 24.29% 19.90%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10

Performance %Paling Penting

Page 36: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

30

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor manfaat yang dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti

tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.15 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

meningkatnya pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan gambut (81,28).

Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah manfaat

kesehatan (79,36).

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang dirasakan dengan kehadiran

program restorasi ekosistem gambut, nilai kepentingan tertinggi terdapat pada atribut

berkurangnya kebakaran, yaitu sebesar 54,01.

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor Media Komunikasi di Kabupaten

Kepulauan Meranti tergambar pada grafik berikut:

80.0779.36 80.33 81.28

80.02

54.01%40.31% 24.29%

9.82%6.98%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 37: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

31

Gambar 5.16 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kabupaten Kepulauan Meranti

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

akses melalui televisi (78,07). Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling

rendah adalah akses melalui brosur (66,60).

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses informasi melalui internet yaitu sebesar 5,17.

4. Kabupaten Ogan Komering Ilir

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi

Ekosistem Gambut pada faktor program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten

Ogan Komering Ilir dapat digambarkan pada grafik berikut:

75.34

71.15

75.35

78.07

73.26 71.13

66.60

73.99

5.17%

2.84%

4.13%

1.81% 0.52% 0.52% 0.00%

2.84%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 38: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

32

Gambar 5.17 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut dalam Atribut Pelayanan/Program

di Kabupaten Ogan Komering Ilir

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi

adalah program restorasi ekosistem gambut di daerah saya (91,23). Sedangkan atribut

yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah partisipasi perusahaan dalam

merestorasi ekosistem gambut (75,61).

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut program restorasi ekosistem gambut di

daerah saya (71,58).

Atribut yang memiliki nilai di bawah indeks rata-rata dan kepentingan yang relatif

tinggi perlu dijadikan perhatian untuk perbaikan di masa depan. Dalam hal ini,

terdapat lima atribut yang penting dijadikan fokus, yaitu partisipasi perusahaan dalam

merestorasi gambut, peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi gambut,

penanganan pengaduan tentang gambut oleh pemerintah, kualitas sekat kanal, sumur

bor, dll bentuk pembasahan gambut, dan penegakan hukum di lahan gambut.

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya.

A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

91.23

83.87 84.68

75.61 76.20

84.88 83.27 81.45 81.41 78.3971.58%

49.61%35.14%

12.66%

13.18%

26.10%

16.54%

12.40%19.64%

4.65%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

50.0055.0060.0065.0070.0075.0080.0085.0090.0095.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10Performance %Paling Penting

Page 39: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

33

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor manfaat yang dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir

tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.18 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi Ekosistem Gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

berkurangnya kebakaran (93,15). Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi

paling rendah adalah manfaat kesehatan (84,29).

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang telah dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut nilai kepentingan tertinggi terdapat pada

atribut berkurangnya kebakaran yaitu sebesar 65,63.

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor media komunikasi di Kabupaten Ogan

Komering Ilir tergambar pada grafik berikut:

93.15

84.29 84.82 86.7688.10

65.63%

26.87%31.52%

29.46…31.52%

0%10%20%30%40%50%60%70%

50.0055.0060.0065.0070.0075.0080.0085.0090.0095.00

100.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 40: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

34

Gambar 5.19 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

akses melalui internet (82,81). Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling

rendah adalah akses melalui surat kabar/majalah (71,68).

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses melalui internet yaitu sebesar 11,63.

5. Kabupaten Musi Banyuasin

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor program restorasi ekosistem gambut di

Kabupaten Musi Banyuasin tergambar pada grafik berikut:

82.81

77.7880.10 80.49

71.68

76.4774.98

78.39

11.63%

7.24%

5.43%

10.34%

0.52%

9.30%

0.26%

5.43%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 41: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

35

Gambar 5.20 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut

berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut dalam Atribut Pelayanan/Program di

Kabupaten Musi Banyuasin

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

penanganan pelanggaran hukum di ekosistem gambut (81,78). Sementara atribut yang

memiliki indeks persepsi paling rendah adalah keterlibatan pemerintah daerah dan

perangkat desa dalam restorasi gambut (78,39).

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut keterlibatan pemerintah daerah dan

perangkat desa dalam restorasi gambut (36,29).

Atribut yang memiliki nilai di bawah indeks rata-rata dan kepentingan yang relatif

tinggi dijadikan fokus untuk perbaikan di masa depan. Dalam hal ini, terdapat delapan

atribut yang dijadikan fokus, yaitu program restorasi ekosistem gambut di daerah saya,

keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi gambut,

keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi gambut saat ini, partisipasi

perusahaan dalam merestorasi gambut, peran LSM dan perguruan tinggi dalam

merestorasi gambut, keberkelanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa yang

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya.

A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

79.85 78.…79.50 80.96 76.88 80.76 80.71 78.54 79.16

81.78

29.50%

36.29% 33.68% 34.20%32.64% 30.55%

28.46%23.76%

20.10%

31.33%

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10Performance %Paling Penting

Page 42: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

36

akan datang, penyampaian informasi tentang gambut dan restorasi ekosistem gambut

oleh pemerintah, dan penanganan pengaduan tentang gambut oleh pemerintah.

b.Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor manfaat yang telah dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten Musi Banyuasin dapat

digambarkan pada grafik berikut:

Gambar 5.21 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi Ekosistem Gambut di Kabupaten Musi Banyuasin

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

berkurangnya kebakaran (85,02). Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi

paling rendah adalah manfaat kesehatan (81,07).

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang telah dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut nilai kepentingan tertinggi terdapat pada

atribut berkurangnya kebakaran yaitu sebesar 26,63.

85.02

81.07 81.2684.30 82.44

26.63%

17.23%21.93%

15.93%

22.19%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

50.0055.0060.0065.0070.0075.0080.0085.0090.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 43: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

37

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor media komunikasi di Kabupaten Musi

Banyuasin dapat digambarkan pada grafik berikut:

Gambar 5.22 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kabupaten Musi Banyuasin

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

ceramah/pertemuan/diskusi (81,31). Atribut yang memiliki indeks persepsi terendah

adalah akses melalui radio (75,48).

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses melalui internet yaitu sebesar 17,75.

6. Kabupaten Muaro Jambi

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor program restorasi ekosistem gambut di

Kabupaten Muara Jambi dapat digambarkan pada grafik berikut:

79.1479.88

80.9977.17

75.48 78.34 78.30

81.31

17.75%

12.01%

10.44%7.83%

4.96%

4.96%3.13%

9.40%

0%2%4%6%8%10%12%14%16%18%20%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 44: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

38

Gambar 5.23 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut dalam Atribut Pelayanan/Program di Kabupaten Muaro Jambi

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi gambut saat ini (78,08).

Sementara atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah partisipasi

perusahaan dalam merestorasi gambut (71,98).

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut keterlibatan pemerintah daerah dan

perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut yaitu sebesar 52,28.

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya.

A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

75.3878.03 78.08

71.98

75.0276.92

74.84 74.65 75.60 73.64

34.01%

52.28%49.49%

29.19%17.51%

25.89%

25.63%8.38%

15.23%

9.39%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10

Performance %Paling Penting

Page 45: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

39

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor manfaat yang dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten Muaro Jambi tergambar

pada grafik berikut:

Gambar 5.24 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi Ekosistem

Gambut di Kabupaten Muaro Jambi

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

berkurangnya kebakaran (79,60). Sementara atribut yang memiliki indeks persepsi

terendah adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan

ekosistem gambut (77,42).

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang dirasakan dengan kehadiran

program restorasi ekosistem gambut nilai kepentingan tertinggi terdapat pada atribut

berkurangnya kebakaran yaitu sebesar 61,93.

79.6079.07 79.36 77.42 78.53

61.93%

36.55%46.19%

13.71% 14.72%

0%10%20%30%40%50%60%70%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 46: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

40

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor Media Komunikasi di Kabupaten Muaro

Jambi tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.25 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut

berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kabupaten Muaro Jambi

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

akses melalui website (www.brg.go.id) dan medsos BRG (75,49). Atribut yang

memiliki indeks persepsi terendah adalah akses melalui brosur (67,61).

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses melalui media sosial (Facebook, Twitter, dll) yaitu

sebesar 2,28.

75.0775.4974.81 75.30

72.67 70.70

67.61

75.35

1.78%

0.51%

2.28%

0.51%

0.25% 0.25% 0.00%

0.51%

0%

1%

1%

2%

2%

3%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 47: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

41

7. Kota Pontianak

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor program restorasi ekosistem gambut di

Kota Pontianak tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.26 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut dalam Atribut

Pelayanan/Program di Kota Pontianak

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi tertinggi adalah

peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi gambut (77,93). Atribut yang

memiliki indeks persepsi terendah adalah penanganan pelanggaran hukum di ekosistem

gambut (61,38).

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut, nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam

upaya restorasi gambut saat ini yaitu sebesar 47,31.

Terdapat enam atribut yang perlu dijadikan fokus perbaikan di masa depan, yaitu

keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi gambut,

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya.

A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

76.29 75.37 75.02

70.43

77.9376.29

72.95

68.0271.15

61.3830.95%

45.52% 47.31%

26.09%

16.88%

25.58%20.97%

21.48%

11.00%

39.13%

0%5%10%15%20%25%30%35%40%45%50%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10Performance %Paling Penting

Page 48: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

42

keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi gambut saat ini, partisipasi

perusahaan dalam merestorasi gambut, penyampaian informasi tentang gambut dan

restorasi ekosistem gambut oleh pemerintah, penanganan pengaduan tentang gambut

oleh pemerintah, dan penegakan hukum di lahan gambut.

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor manfaat yang telah dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut di Kota Pontianak tergambar pada

grafik berikut:

Gambar 5.27 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi Ekosistem Gambut di Kota Pontianak

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi tertinggi adalah

manfaat untuk kesejahteraan masyarakat sekitar ekosistem gambut (81,61). Atribut

yang memiliki indeks persepsi terendah adalah berkurangnya kebakaran (79,17).

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang dirasakan dengan kehadiran

program restorasi ekosistem gambut, nilai kepentingan tertinggi terdapat pada atribut

berkurangnya kebakaran yaitu sebesar 35,55.

79.17 80.94 81.6179.30 79.45

35.55%

14.07%19.18%

12.79% 15.35%

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

50.0055.0060.0065.0070.0075.0080.0085.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 49: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

43

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor media komunikasi di Kota Pontianak

tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.28 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kota Pontianak

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi tertinggi adalah

akses melalui internet (79,77). Sementara atribut yang memiliki indeks persepsi

terrendah adalah akses melalui brosur (74,88).

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses melalui media sosial (Facebook, Twitter, dll) yaitu

sebesar 11,25.

79.77 78.82

79.16

79.7276.29 76.57

74.8878.87

8.95%

2.81%

11.25%

10.23%

2.81%

5.88%

1.02%

3.58%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 50: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

44

8. Kabupaten Kubu Raya

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi

Ekosistem Gambut pada faktor program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten

Kubu Raya dapat digambarkan pada grafik berikut:

Gambar 5.29 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut dalam Atribut Pelayanan/Program di Kabupaten Kubu Raya

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi gambut, yaitu 75,85. Sedangkan

atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah penanganan pelanggaran

hukum di ekosistem gambut dengan indeks sebesar 67,56.

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut keterlibatan pemerintah daerah dan

perangkat desa dalam restorasi gambut, yaitu sebesar 43,75%.

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya. A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di

masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

72.65

70.…

72.57

68.91

75.85 75.5770.53 68.89 70.77

67.56

30.68%

43.75%34.94%

20.74% 21.31%

31.53%26.99%

18.18%11.93%

22.73%

0%5%10%15%20%25%30%35%40%45%50%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10Performance %Paling Penting

Page 51: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

45

Terdapat enam atribut yang perlu dijadikan perhatian ke depan, yaitu program restorasi

ekosistem gambut di daerah saya, keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa

dalam restorasi gambut, keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi

gambut saat ini, partisipasi perusahaan dalam merestorasi gambut, peran LSM dan

perguruan tinggi dalam merestorasi gambut, keberkelanjutan upaya restorasi ekosistem

gambut di masa depan, penyampaian informasi tentang gambut dan restorasi ekosistem

gambut oleh pemerintah, penanganan pengaduan tentang gambut oleh pemerintah,

kualitas sekat kanal, sumur bor, dan bentuk pembasahan gambut lain, dan penanganan

pelanggaran hukum di lahan gambut.

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem

gambut pada faktor manfaat yang telah dirasakan dengan kehadiran program restorasi

ekosistem gambut di Kabupaten Kubu Raya tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.31 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut di Kabupaten Kubu Raya

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

meningkatnya pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan gambut yaitu 84,85.

81.97 83.32 83.8784.85

83.75

34.38% 30.40%

22.44%

15.34% 19.32%

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

50.0055.0060.0065.0070.0075.0080.0085.0090.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 52: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

46

Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah berkurangnya

kebakaran dengan indeks sebesar 81,97.

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang telah dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut nilai kepentingan tertinggi terdapat pada

atribut berkurangnya kebakaran yaitu sebesar 34,38%.

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor media komunikasi di Kabupaten Kubu

Raya tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.32 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut Berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kabupaten Kubu Raya

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

ceramah/pertemuan/diskusi yaitu 74,83. Sedangkan atribut yang memiliki indeks

persepsi paling rendah adalah akses melalui radio dengan indeks sebesar 70,26.

73.70

71.51

74.7574.41

70.2674.03 71.18 74.83

10.80%7.67%

13.35%

8.24%6.53%

10.23% 7.10%5.97%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 53: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

47

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses melalui media sosial (Facebook, Twitter, dll) yaitu

sebesar 13,35%.

9. Kabupaten Pulang Pisau

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi

eeekosistem gambut pada faktor program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten

Pulang Pisau tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.33 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut dalam Atribut

Pelayanan/ Program di Kabupaten Pulang Pisau

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi gambut saat ini yaitu 79,44.

Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah peran LSM dan

perguruan tinggi dalam merestorasi gambut dengan indeks sebesar 71,41.

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya. A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di

masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

76.09 76.…79.44

74.29

71.41

77.32

75.2572.08 74.61 72.25

36.39%38.01%40.97%

28.03%

26.15%

34.77%

33.42%

22.64% 23.99%

13.48%0%5%10%15%20%25%30%35%40%45%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10Performance %Paling Penting

Page 54: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

48

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut nilai

kepentingan tertinggi terdapat pada atribut keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam

upaya restorasi gambut saat ini, yaitu sebesar 40,97%.

Terdapat enam atribut yang penting diperhatikan, yaitu program restorasi ekosistem

gambut di daerah saya, keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam

restorasi ekosistem gambut, keterlibatan/ partisipasi masyarakat dalam upaya

merestorasi ekosistem gambut saat ini.

Partisipasi perusahaan dalam merestorasi gambut, peran LSM dan perguruan tinggi

dalam merestorasi gambut, keberkelanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa

depan, penyampaian informasi tentang gambut dan restorasi ekosistem gambut oleh

pemerintah, penanganan pengaduan tentang gambut oleh pemerintah, serta kualitas

sekat kanal, sumur bor, dan bentuk pembasahan gambut lain, juga perlu diperhatikan.

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem

gambut pada faktor manfaat yang dirasakan dengan kehadiran program restorasi

gambut di Kabupaten Pulang Pisau tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.34 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut di Kabupaten Pulang Pisau

81.90 81.60 83.14

80.96

81.49

27.76%

29.65%

18.60%

11.59%11.32%

0%5%10%15%20%25%30%35%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 55: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

49

C1 Akses melalui internet C4 Akses melalui radioC2 Akses melalui website ( www.brg.go.id ) dan

medsos BRGC5

Akses melalui surat kabar / majalah

C3 Akses melalui sosial media (facebook, twitter, dll)

C6Akses melalui brosur

C4 Akses melalui televisi C7 Ceramah / Pertemuan / Diskusi

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

manfaat untuk kesejahteraan masyarakat sekitar ekosistem gambut yaitu 83,14.

Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah pengetahuan

dan keterampilan memanfaatkan gambut dengan indeks sebesar 80,96.

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang dirasakan dengan kehadiran

program restorasi ekosistem gambut nilai kepentingan tertinggi terdapat pada atribut

manfaat kesehatan yaitu sebesar 29,65%.

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor media komunikasi di Kabupaten Pulang

Pisau tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.35 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kabupaten Pulang Pisau

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

ceramah/pertemuan/diskusi yaitu 78,42. Sedangkan atribut yang memiliki indeks

persepsi paling rendah adalah akses melalui brosur dengan indeks sebesar 70,47.

73.48 73.8175.09 75.32

71.59

73.8770.47

78.42

4.58%

2.70% 3.23%

4.04%

3.23%

5.12%

3.50%

0.27%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 56: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

50

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut akses melalui surat kabar/majalah yaitu sebesar 5,12%.

10. Kabupaten Tapin

a. Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor program restorasi ekosistem gambut di

Kabupaten Tapin tergambar pada grafik berikut:

Gambar 5.36 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Program Restorasi Ekosistem Gambut dalam Atribut

Pelayanan/ Program di Kabupaten Tapin

Berdasarkan grafik tersebut, atribut yang memiliki indeks persepsi paling tinggi adalah

penanganan pelanggaran hukum di ekosistem gambut (82,20). Atribut yang memiliki

indeks persepsi terendah adalah peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi

gambut (62,38).

Dari 10 atribut yang terdapat pada faktor program restorasi ekosistem gambut, nilai

kepentingan paling tinggi terdapat pada atribut keterlibatan/partisipasi masyarakat

dalam upaya merestorasi gambut saat ini (72,56).

A1 Program restorasi ekosistem gambut di daerah saya.

A6 Keberlanjutan upaya restorasi ekosistem gambut di masa depan.

A2 Keterlibatan pemerintah daerah dan perangkat desa dalam restorasi ekosistem gambut.

A7 Penyampaian informasi tentang ekosistem gambut dan restorasi gambut oleh pemerintah

A3 Keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam upaya restorasi ekosistem gambut.

A8 Penanganan pengaduan tentang ekosistem gambut oleh pemerintah.

A4 Partisipasi perusahaan dalam merestorasi ekosistem gambut.

A9 Kualitas sekat kanal, sumur bor, dll. Bentuk pembasahan ekosistem gambut.

A5 Peran LSM dan perguruan tinggi dalam merestorasi ekosistem gambut. A10 Penegakan hukum di ekosistem gambut.

75.37 74.62

75.4668.49

62.38

74.05 74.44

69.21 69.14

82.20

33.77%

50.40%

72.56%

27.44% 5.80%

40.11%

15.04%10.03% 13.72%

8.44%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

85.00

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10Performance %Paling Penting

Page 57: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

51

b. Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor manfaat yang dirasakan dengan

kehadiran program restorasi ekosistem gambut di Kabupaten Tapin tergambar pada

grafik berikut:

Gambar 5.37 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut Berdasarkan Faktor Manfaat yang Dirasakan dengan Kehadiran Program Restorasi

Ekosistem Gambut di Kabupaten Tapin

Berdasarkan grafik di atas, atribut yang memiliki indeks persepsi tertinggi adalah

meningkatnya pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan gambut (83,85).

Sedangkan atribut yang memiliki indeks persepsi paling rendah adalah berkurangnya

kebakaran (77,99).

Dari lima atribut yang terdapat pada faktor manfaat yang dirasakan dengan kehadiran

program restorasi ekosistem gambut, nilai kepentingan tertinggi terdapat pada atribut

berkurangnya kebakaran yaitu sebesar 52,26.

c. Faktor Media Komunikasi

Atribut pembentuk indeks persepsi pada faktor media komunikasi di Kabupaten Tapin

tergambar pada grafik berikut:

77.9978.16 80.06

83.85 82.9457.26%

28.50%

46.44%

33.77% 35.88%

0%10%20%30%40%50%60%70%

50.0055.0060.0065.0070.0075.0080.0085.0090.00

Berkurangnyakebakaran

Manfaatkesehatan

Manfaat untukkesejahteraan

masyarakatsekitar

ekosistemgambut

Meningkatnyapengetahuan

danketerampilan

memanfaatkangambut

Meningkatkankesadaran dankeikutsertaanmasyarakat

menjagaekosistem

gambutKepuasan %Paling Penting

Page 58: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

52

Gambar 5.38 Indeks Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut berdasarkan Faktor Media Komunikasi di Kabupaten Tapin

Berdasarkan grafik tersebut, akses melalui media sosial (Facebook, Twitter, dll)

menjadi atribut yang memiliki indeks persepsi tertinggi (76,97). Sedangkan atribut

yang memiliki indeks persepsi terendah adalah akses melalui brosur (65,81).

Dari delapan atribut yang terdapat pada faktor media informasi, nilai kepentingan

tertinggi terdapat pada atribut ceramah/pertemuan/diskusi yaitu sebesar 5,01.

5.5 Indeks Keterikatan Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut Survei keterikatan pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem gambut dibentuk

dari lima faktor: (1) merasa bangga menjadi bagian dari program restorasi ekosistem

gambut, (2) merasa lebih aman dengan adanya program restorasi ekosistem gambut, (3)

merasa program restorasi ekosistem gambut adalah program yang baik, (4) percaya

bahwa program restorasi ekosistem gambut akan membuat kehidupan lebih baik, dan

(5) menganggap banyak masyarakat terlibat dalam program restorasi ekosistem gambut.

Pencapaian indeks survei ini tersaji pada gambar berikut:

76.7076.23

76.9775.24

70.23 67.2565.81

73.17

1.06%

0.00%

2.64%

3.96%

0.00%

0.79%

1.58%

5.01%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

50.00

55.00

60.00

65.00

70.00

75.00

80.00

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8Kepuasan %Paling Penting

Page 59: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

53

Gambar 5.39 Indeks Keterikatan Pemangku Kepentingan terhadap Restorasi Ekosistem Gambut

Gambar di atas memperlihatkan nilai indeks keterikatan pemangku kepentingan

terhadap restorasi ekosistem gambut sebesar 81,04 (kategori baik). Indeks keterikatan

ini di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian tertinggi yaitu 87,54,

sedangan indeks paling rendah dimiliki Kota Pekanbaru, yaitu 76,38. Indeks keterikatan

pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem gambut di beberapa kabupaten/kota

memiliki pencapaian di atas rata-rata, di antaranya di Kabupaten Ogan Komering Ilir,

Kabupaten Siak, Kabupaten Kubu Raya, dan Kota Pontianak. Sisanya memiliki

pencapaian indeks di bawah rata-rata dari indeks total.

Survei ini juga dikelompokkan berdasarkan kategori pemangku kepentingan, yakni

masyarakat umum, masyarakat yang terlibat program restorasi ekosistem gambut,

generasi milenial, dan pembentuk opini di daerah. Pencapaian keterikatan persepsi

pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem gambut tersaji pada gambar ini:

Page 60: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

54

Gambar 5.40 Grafik Indeks Keterikatan Responden Secara Umum berdasarkan Kelompok Responden

Indeks kelompok masyarakat yang terlibat program restorasi gambut mencapai angka

82,95 dan menjadi yang tertinggi. Indeks kelompok generasi milenial memiliki nilai

indeks paling rendah, yaitu 79,47.

5.6 Pengetahuan Mengenai Ekosistem Gambut dan Partisipasi Pemangku Kepentingan dalam Program Restorasi Ekosistem Gambut

Gambaran tingkat pengetahuan responden terkait gambut disajikan dalam gambar

berikut:

Nama Kota/ Kabupaten YA TIDAK

Kota Pekanbaru 98,21% 1,79%

Kab. Siak 98,55% 1,45%

Kab. Kep Meranti 98,97% 1,03%

Kab. Ogan Komering Ilir 98,45% 1,55%

Kab. Musi Banyuasin 93,21% 6,79%

Kab. Muaro Jambi 100,00% 0,00%

Kota Pontianak 95,91% 4,09%

Kab. Kubu raya 99,43% 0,57%

Kab. Pulang Pisau 90,03% 8,63%

Kota Palangkaraya 80,74% 19,26%

Gambar 5.41 Grafik Pengetahuan Mengenai Ekosistem Gambut

Page 61: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

55

Gambar di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar (95,55%) responden mengetahui

dan pernah mendengar tentang gambut. Bahkan hampir seluruh kabupaten kota yang

disurvei sudah mengetahui tentang gambut.

Menurut responden gambut adalah lahan yang mudah terbakar, lahan yang

banyak akar mati, lahan yang tanahnya asam, lahan dataran rendah dan sering

kebanjiran, tanah hitam, lahan rawa, lahan yang mengandung zat asam, lahan

banyak akar, dan tanah dari sisa-sisa tanaman yang membusuk.

Beberapa hal yang sudah dilakukan terkait partisipasi responden dalam kegiatan

restorasi ekosistem gambut, di antaranya:

1) Revegetasi/Reboisasi/ Penghijauan.

2) Restorasi.

3) Pembuatan sekat kanal.

4) Pembuatan damplot.

5) Penanaman kelapa sawit.

6) Pembuatan sumur bor.

7) Penyiraman/pemadaman api.

8) Sosialisasi ekosistem gambut.

9) Pemberian kapur/dolomit.

10) Pembentukan dan pelatihan petugas kebakaran.

11) Pembuatan kanal.

5.7 Interaksi dan Keterlibatan/Partisipasi Pemangku Kepentingan dalam Kegiatan Restorasi Ekosistem Gambut

Bentuk interaksi dan keterlibatan/partisipasi responden dalam kegiatan restorasi

ekosistem gambut tersaji pada gambar berikut:

Page 62: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

56

Gambar 5.42 Interaksi dan Keterlibatan/Partisipasi Responden dalam Kegiatan Restorasi Ekosistem Gambut

Total 1.583 responden yang terlibat program restorasi gambut, gambar di atas

memperlihatkan beberapa bentuk keterlibatan responden dalam kegiatan restorasi

ekosistem gambut, yakni pembuatan sekat kanal dan sumbur bor (36,02%), pemadaman

kebakaran (32,10%), dan pertanian tanpa bakar (29,74%).

Terkait pemahaman tentang restorasi ekosistem gambut, 53,69% responden

mengatakan sebagai upaya membuat gambut dapat dimanfaatkan, 49,93% mengatakan

upaya membuat gambut tidak terbakar, dan 18,07% mengatakan bahwa restorasi

ekosistem gambut adalah upaya agar tidak banjir.

Gambar 5.43 Pemahaman Responden terkait Restorasi Ekosistem Gambut

Page 63: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

57

Untuk pemahaman mengenai upaya yang termasuk dalam pembasahan gambut, 38,93%

responden mengatakan dengan pembuatan kanal, 35,93% mengatakan dalam bentuk

pembuatan sekat kanal/tabat, 23,75% responden mengatakan salah satu yang termasuk

pembahasahan gambut adalah pembangunan sumur bor, dan 23,72% dalam bentuk

pemadaman kebakaran.

5.8 Sumber Informasi Pemangku Kepentingan dalam Kegiatan Restorasi Ekosistem Gambut

Sumber informasi responden dalam kegiatan restorasi ekosistem gambut tersaji pada

grafik di bawah ini:

Gambar 5.44 Grafik Sumber Informasi Responden dalam Kegiatan Restorasi Ekosistem Gambut

Grafik di atas memperlihatkan bahwa sumber informasi mengenai kegiatan restorasi

ekosistem gambut yang paling dipercaya adalah pemerintah pusat (87,97%), disusul

pemerintah daerah (74,89%), perangkat desa (54,53%), tokoh masyarakat (43,74%),

dan tim restorasi ekosistem gambut daerah (42,30%). Pihak-pihak tersebut oleh

responden dianggap pernah menyampaikan informasi mengenai kegiatan restorasi

ekosistem gambut.

0.00%

2.15%

4.02%

2.00%

3.84%

3.57%

11.38%

9.93%

15.10%

11.95%

42.00%

0.00%

2.00%

3.57%

2.00%

2.97%

4.07%

14.65%

9.67%

16.76%

13.24%

38.72%

0.89%

13.00%

14.24%

16.73%

19.20%

22.04%

42.30%

43.74%

54.53%

74.89%

87.97%

Lainnya

Perusahaan

Universitas

Tokoh Adat

Tokoh Agama

Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM)

Tim Restorasi Gambut Daerah

Tokoh Masyarakat

Perangkat Desa

Pemerintah Daerah

Pemerintah Pusat

Pernah Menyampaikan Informasi Program GambutPaling Sering MenyampaikanPaling Dipercaya

Page 64: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

58

Instansi yang menurut responden paling sering menyampaikan informasi

restorasi ekosistem gambut adalah pemerintah pusat (38,72%), perangkat desa

(16,76%), tim restorasi ekosistem gambut daerah (14,65%), pemerintah daerah

(13,24%), dan tokoh masyarakat (9,67%). Sedangkan instansi yang menurut

responden paling dipercaya untuk menyampaikan informasi terkait kegiatan

restorasi ekosistem gambut adalah Pemerintah Pusat (42%), perangkat desa

(15,10%), pemerintah daerah (11,95%), Tim Restorasi Gambut Daerah (11,38%),

dan tokoh masyarakat (9,93%).

5.9 Media Informasi Pemangku Kepentingan Media informasi yang biasa dibaca, ditonton, didengar, atau diikuti responden tersaji

pada grafik berikut:

Gambar 5.45 Grafik Media Informasi Responden

1.23%

2.86%

4.23%

7.49%

4.12%

7.62%

11.93%

12.37%

17.15%

24.72%

35.22%

0.45%

0.68%

1.31%

3.47%

0.55%

5.41%

13.19%

7.07%

14.87%

20.17%

33.65%

1.08%

9.75%

11.85%

12.32%

13.19%

25.43%

30.34%

34.36%

40.77%

52.38%

75.99%

Lainnya

Media Tradisional

Radio Lokal

Televisi Lokal

Media Lini Bawah SepertiKalender dan Poster

Media Online

Media Komunitas

Media Cetak

Media Sosial [Facebook,Twitter, Instagram Youtube…

Tatap Muka Langsung

Televisi Nasional

Media yang diaksesMedia paling sering diaksesMemuat informasi mengenai restorasi gambut

Page 65: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

59

Grafik di atas memperlihatkan bahwa media informasi yang biasa diakses responden

dalam menerima informasi adalah televisi nasional (75,99%), tatap muka langsung

(52,38%), media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dll (40,77%),

media cetak (34,36%), dan media komunitas (30,34%). Kemudian media yang biasa

diakses untuk mendapatkan informasi mengenai restorasi ekosistem gambut adalah

televisi nasional (35,22%), tatap muka langsung (24,72%), media sosial seperti

Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan lain-lain (17,15%), media cetak (12,37%),

dan media komunitas (11,93%).

Selain media di atas, beberapa forum yang biasa dimanfaatkan responden untuk

berkumpul dan mendapatkan berbagai informasi, di antaranya:

1) Pertemuan Kelompok Tani

2) Pertemuan kelompok masyarakat

3) Rapat/musyawarah desa

4) Pertemuan Karang Taruna atau Remaja Masjid

5) Yasinan/pengajian

6) Arisan

7) Pertemuan PKK/Posyandu

8) Kelompok Peduli Api

9) Himpunan mahasiswa

10) Musyawarah desa

11) Karang Taruna

12) Forum diskusi warga

5.10 Saran dan Informasi yang Dibutuhkan Pemangku Kepentingan dalam Upaya Restorasi Ekosistem Gambut

1. Beberapa Saran dari Responden:

Dilakukan revegetasi atau penghijauan

Pemberian bibit pohon untuk ditanam di lahan gambut

Pelatihan pemanfaatan lahan gambut

Page 66: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

60

Membuka peluang kerja di lahan gambut

Revitalisasi ekonomi masyarakat di sekitar lahan gambut

Program berkelanjutan

Melibatkan masyarakat di sekitar lahan gambut

Kampanye/sosialisasi tentang lahan gambut

Imbauan agar tidak membakar hutan di lahan gambut

Penanaman kembali lahan yang terbakar

Memberikan bantuan untuk pengolahan lahan gambut

Tindakan hukum terhadap pelanggaran terkait lahan gambut

2. Beberapa Layanan Informasi yang Dibutuhkan oleh Pemangku Kepentingan

terkait Program Restorasi Ekosistem Gambut:

Informasi tentang restorasi ekosistem gambut

Informasi tentang mengatasi kebakaran dan perlunya penghijauan

Pengetahuan tentang cara pengelolaan lahan gambut

Informasi tentang permodalan dan pemasaran hasil kerajinan tangan

Sosialisasi tentang restorasi ekosistem gambut

Layanan pengaduan tentang penanganan ekosistem gambut

Page 67: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

61

VI. Kesimpulan dan Rekomendasi Setelah survei dijalankan pada bulan Oktober 2018 terhadap 3.802 responden di 10 lokasi, didapat

hasil yang menjadi bahan analisis dalam pembentukan kesimpulan dan rekomendasi.

6.1 Kesimpulan 1. Indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem gambut adalah 76,72

(kategori baik). Dalam indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem

gambut berdasarkan kategori kota/kabupaten terlihat bahwa Kabupaten Ogan Komering

Ilir memiliki indeks pencapaian tertinggi, yaitu 82,47, sedangkan Kota Pekanbaru memiliki

indeks paling rendah, yaitu 72,62.

2. Dalam indeks persepsi pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem gambut

berdasarkan kelompok pemangku kepentingan terlihat bahwa indeks kelompok pembentuk

opini di daerah adalah 78,36 dan merupakan pencapaian tertinggi. Sementara itu indeks

kelompok masyarakat umum memiliki indeks paling rendah, yaitu 75,24.

3. Indeks keterikatan pemangku kepentingan terhadap restorasi ekosistem gambut adalah

81,04 (kategori baik). Dalam indeks keterikatan pemangku kepentingan terhadap restorasi

ekosistem gambut berdasarkan kategori kota/kabupaten terlihat bahwa Kabupaten Ogan

Komering Ilir memiliki indeks pencapaian tertinggi, yaitu 87,54, sedangkan Kota

Pekanbaru memiliki indeks paling rendah, yaitu 76,38.

4. Instansi yang menurut pemangku kepentingan paling sering menyampaikan informasi

terkait kegiatan restorasi ekosistem gambut adalah Pemerintah Pusat (38,72%), perangkat

desa (16,76%), Tim Restorasi Gambut Daerah (14,65%), pemerintah daerah (13,24%), dan

tokoh masyarakat (9,67%).

5. Instansi yang menurut pemangku kepentingan paling dipercaya untuk menyampaikan

informasi mengenai kegiatan restorasi ekosistem gambut adalah Pemerintah Pusat (42%),

perangkat desa (15,10%), pemerintah daerah (11,95%), Tim Restorasi Gambut Daerah

(11,38%), dan tokoh masyarakat (9,93%).

6.2 Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis IPA (Importance Performance Analysis) hal yang menjadi skala

prioritas yang harus ditingkatkan dalam program restorasi adalah :

1. Perlunya peningkatan keterlibatan perusahaan yang berada pada ekosistem gambut dalam

proses pemulihan lahan gambut, terutama dalam upaya mengurangi atau mencegah

terjadinya kebakaran, pemadaman kebakaran, dan upaya pemberdayaan masyarakat.

Page 68: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

62

2. Perlunya peningkatan keterlibatan pemangku kepentingan lain terutama pemerintah

daerah, perguruan tinggi, dan LSM dalam program restorasi ekosistem gambut, terutama

dalam upaya-upaya:

a. Penyebarluasan informasi dan pengetahuan dalam pemulihan ekosistem gambut;

b. Peningkatan kemampuan masyarakat dalam mitigasi risiko akibat kebakaran dan

kebanjiran;

c. Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat; dan

d. Pemberdayaan ekonomi masyarakat.

3. Perlunya peningkatan upaya untuk menyebarluaskan informasi mengenai ekosistem

gambut dan restorasi ekosistem gambut melalui berbagai media, baik media massa, media

sosial, maupun melalui aktivitas-aktivitas pertemuan yang dilakukan warga seperti

pengajian, arisan, dan pertemuan PKK.

4. Perlunya peningkatan keterlibatan masyarakat khususnya generasi milenial melalui upaya

penyebaran informasi tentang pentingnya restorasi ekosistem gambut di kanal media sosial,

serta melalui berbagai seminar/diskusi, lomba-lomba, atau aktvitas lain yang sesuai dengan

selera generasi milenial.

5. Perlunya peningkatan koordinasi dengan lembaga penegak hukum untuk memberikan

sanksi yang tegas terhadap pihak-pihak yang melakukan pelanggaran hukum di ekosistem

gambut.

6. Perlunya disediakan saluran yang mudah diakses (termasuk media sosial) sebagai media

penyampaian pengaduan yang berkaitan dengan pelaksanaan program restorasi ekosistem

gambut dan berkaitan dengan pelanggaran hukum.

7. Perlunya peningkatan efektivitas dalam program pembasahan ekosistem gambut melalui

sumur bor, sekat kanal, dan lain-lain.

8. Perlunya penguatan relasi dengan LSM, pemerintah daerah, perguruan tinggi, perusahaan,

pembentuk opini di daerah, masyarakat umum, dan generasi milenial.

9. Bentuk komunikasi tatap muka, penggunaan media televisi nasional dan media digital perlu

menjadi yang medium utama dalam sosialisasi tentang gambut dan restorasi ekosistem

gambut.

Page 69: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

63

Daftar Pustaka

Barkah, B. & Siddiq, M. 2009. Penyekatan parit/kanal dan pengelolaan bersama masyarakat di

areal hutan rawa gambut MRPP Kabupaten Musi Banyuasin. Report No. 20/TA Final/SOP.

No.03. PSF Rehabilitation Rev.0. Palembang, Indonesia: German Technical Cooperation –

Merang REDD Pilot Project (MRPP).

Brooks, Stuart, dan Stoneman, Rob. 1997. Conserving Bogs: The Management Handbook. The

Stationery Office, South Gyle Crescent, Edinburgh. England.

Dohong, Alue. 2016. An assesment of the restoration efforts of degraded peatland in Central

Kalimantan. Indonesian Phd Thesis, School of Geography, Planning and Environmental

Managament, The University of Quensland. doi: 10.14264/uql.2016.771

Giesen, W. 2015. Paludiculture (Swamp Cultivation): Alternative Species As An Option for

Sustainable Peatland Development in Indonesia. Innovation Brief. Euroconsult Mott

MacDonald. Netherlands.

Houterman, J, dan Ritzema, H.P. 2009. Land and Water Management in the Ex-Mega Rice Project

Area in Central Kalimantan. Government of Indonesia and Royal Netherlands Embassy,

Jakarta. Jakarta.

Jatmiko, A., Sadono, R., daN Faida, L.R.W. 2012. “Evaluasi Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan

Lahan Menggunakan Analisis Multikriteria”. Jurnal Ilmu Kehutanan. 6(1):30-44.

Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut: Potensi dan Kendala. Kanisius. Yogyakarta.

Noor, M. dan A. Jumberi. 2007. “Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Gambut: Pengalaman dan

Pembelajaran dari Petani”, hlm 61-72. Dalam B. Prayudi, dkk., (eds.) Prosiding Lokakarya

Percepatan Penerapan Iptek & Inovasi Teknologi Mendukung Ketahanan Pangan dan

Revitalisasi Pembangunan Pertanian. BPTP Jambi.

Ramdhan, Muhammad. 2017. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Kebijakan Restorasi Lahan

Gambut di Kalimantan Tengah. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Robbins dan Stephen, 2003. Perilaku Organisasi. Gramedia. Jakarta

Suhardiman, A. Hidayat, A. Applegate, Grahame B. dan Colfer,Carol JP. 2002. Manual

praktek mengelola hutan dan lahan. Jakarta.

Page 70: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

64

Sumaryanto, Mamat, H.S., dan Irawan, 2013. Strategi Pengembangan Ekonomi Masyarakat di

Kawasan Lahan Gambut. Hlm. 379-387 dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan

Gambut Berkelanjutan. 4 Mei 2012. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan pertanian, Bogor.

Suryadiputra, I.N.N, Alue Dohong, Roh,S.B. Waspodo, Lili Muslihat, Irwansyah R. Lubis, Ferry

Hasundungan, dan Iwan T.C. Wibisono, 2005. Panduan Penyekatan Parit dan Saluran di

Lahan Gambut Bersama Masyarakat. Bogor: Wetlands International. Bogor.

Suryadiputra, N. 2007. Options for Rehabilitation of Degraded Peatland. Technical Meeting and

Stakeholders Outreach Workshop on Mining 67 Prospek Paludikultur Lahan Gambut Indonesia

67 Impacts of Palm Oil and Bio-Fuel Production in SE Asia on Peatlands, Biodiversity and

Climate Change. Kuala Lumpur, 31-October-2 November 2007. [paper presentation].

Tata, H.L. & Pradjadinata, S. 2014. Rehabilitasi Ekosistem Gambut terdegradasi dengan

pola partisipatif. Dalam: Widyatmoko, A.Y.B.C., Nirsatmanto, A., Baskorowati, L.,

Leksono, B., Mahfudz, Prabawa, S.B. (eds). Prosiding Seminar nasional Benih Unggul

untuk Hutan Tanaman, Restorasi, dan Antisipasi Perubahan Iklim. Balai Besar

Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Pp: 303-312. Bogor. Badan

Penelitiann dan Pengembangan Kehutanan. SEAMEO-BIOTROP.

Van Eijk, P., & Kumar, R. 2009. Bio-Rights dalam teori dan praktik: Sebuah mekanisme

pendanaan untuk pengentasan kemiskinan dan konservasi lingkungan. Wstafingen, the

Netherlands: Wetlands International.

Wahyunto, S. Ritung, K. Nugroho, Y. Sulaeman, Hikmatullah, C. Tafakresno, Suparto, dan

Sukarman. 2013. Atlas Lahan Gambut Terdegradasi di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan

Papua. Badan Litbang Pertanian, Jakarta.

Page 71: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

65

Lampiran LEMBAR KUISIONER

Page 72: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

66

Page 73: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

67

Page 74: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

68

Page 75: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

69

Page 76: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

70

Page 77: brg.go.idbrg.go.id/wp-content/uploads/2019/03/10119_Survei-Persepsi-FINAL.pdf · ii indeks . keterikatan . di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pencapaian paling tinggi yaitu

71