bahasa samiyah

22
Kedudukan Bahasa Arab dan Bahasa Samiyah Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fiqh Lughoh Dosen : Ade Nandang S, M.Ag. Disusun Oleh : Kelompok II Muhammad Awwaludin (1210203062) Nurul Husnatul wahida (1210203072) Pingki Santika (1210203076) Siti Ummu Kulsum Sanusi (1210203087) Prodi Pendidikan Bahasa Arab

Upload: fakhri-cool

Post on 21-May-2015

648 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahasa Samiyah

Kedudukan Bahasa Arab dan

Bahasa Samiyah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fiqh Lughoh

Dosen : Ade Nandang S, M.Ag.

Disusun Oleh :

Kelompok II

Muhammad Awwaludin (1210203062)

Nurul Husnatul wahida (1210203072)

Pingki Santika (1210203076)

Siti Ummu Kulsum Sanusi (1210203087)

Prodi Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Bandung

2013

Page 2: Bahasa Samiyah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah unsur kebudayaan yang berkembang sesuai dengan

zaman. Bahasa juga bersifat produktif, maka bahasa selalu mengalami

perubahan. Perubahan-perubahan ini menunjukkan kedinamisan setiap bahasa.

Bahkan dapat dikatakan bahwa bahasa yang dinamis merupakan ciri-ciri

bahasa yang hidup ( اللغة الباقية ). Sebaliknya bahasa yang tidak mengalami

perubahan adalah bahasa yang sudah punah ( البائدة اللغة ). Bahasa yang telah

mengalami kepunahan dapat dilihat pada bahasa, Sangsekerta, Latin dll.

Bahasa Arab amat kaya dengan kosa) مفردات kata) dan مترادفات

(sinonim). Dalam bahasa Arab terdapat cara pengembangan bentuk kata yang

disebut اشتقاق, yaitu pengambilan sighot (bentuk kata) dari sighot yang lain,

karena ada persamaan baik dari segi bentuk, maknanya maupun strukturnya

dengan beberapa tambahan tertentu yang telah ditetapkan.

Sedangkan bahasa samiyah menurut sebagian ulama yang berpegang

kepada unsur-unsur kesamaan antara bahasa-bahasa samiyah yaitu dari aspek

mufrodat dan qawa’id, lalu mereka menjadikan dari kesamaan tersebut

gambaran bagi bahasa samiyah pertama, dan mereka menganggap bahwa

bentuk bahasa ini merupakan bahasa samiyah pertama kali ada dan digunakan,

dan pertama kali berkembang.

Walaupun demikian, diantara yang dapat diterima menurut orientalis

bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang paling banyak terjaga dari bahasa

aslinya yaitu bahasa samiyah baik dari aspek mufrodatnya maupun qawaidnya.

Disamping berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa juga memiliki

kedudukan-kedudukan yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Page 3: Bahasa Samiyah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami dapat merumuskan

berbagai permasalahan yaitu :

1) Apa itu bahasa arab dan samiyah?

2) Kedudukan bahasa arab dan samiyah?

3) Bagaimana Kedudukan bahasa arab di Arab dan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan permasalahan di

atas, yaitu :

1) Untuk mengetahui apa itu bahasa arab dan samiyah.

2) Untuk mengetahui kedudukan bahasa arab dan samiyah.

3) Kedudukan bahasa arab di Arab dan di Indonesia.

4) Sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah Fiqh Lughoh Semester VII

D. Metode Penulisan

Dalam menyusun makalah ini penyusun menggunakan metode

deskriptif. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam menyusun makalah ini,

penyusun menggunakan teknik studi kepustakaan, yaitu dengan

mengumpulkan keterangan-keterangan dari berbagai referensi (sumber),

seperti dari buku-buku yang ada di perpustakaan dan berbagai sumber lainnya

yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Page 4: Bahasa Samiyah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Bahasa Arab

Bahasa arab merupakan rumpun bahasa semit, yaitu bahasa yang

digunakan oleh bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai tigris dan

Frat, dataran syiria, dan jazirah Arabia (timur tengah). Seperti halnya

bahasa suryania, finisia, assyuria, babilonia, ibrania, dan Arabia adalah

perjalanannya rumpun-rumpun bahasa semit mengalami kepunahan dan

yang dapat bertahan sampai sekarang ini hanyalah bahasa arab dan ibrani.

Ahli sejarah menyatakan bahwa bahasa arab adalah cabang bahasa semit

yang paling mendekati bahasa aslinya, hal itu dikarenakan bangsa arab

yang tidak banyak bergaul dengan bangsa-bangsa lain dan tidak pernah

lama dibawah kekuasaan bangsa asing.

Walaupun bahasa arab telah berkembang di tempat-tempat

terdahulu, tetapi apa yang sampai kepada kita dari peninggalan-

peninggalannya dianggap sebagai peninggalan bangsa samiyah yang

terkini. Sementara itu kita melihat apa yang terdahulu dari peninggalan

bahasa arab al-ba’idah tidak melewati abad pertama sebelum masehi dan

apa yang sampai kepada kita dari peninggalan bahasa arab al-baqiyah

hamper tidak melewati abad kelima sesudah masehi, dengan demikian kita

tidak bisa mengetahui secara pasti perkembangan bahasa arab pada fase

awal.

1. Bahasa Arab Al-Ba’idah

Bahasa Arab Al-Ba’idah atau bahasa arab tulisan batu yaitu bahasa

arab yang digunakan oleh penyair-penyair arab yang tinggal di bagian

utara hijaz dekat perbatasan bangsa aromia dan sekitarnya. Karena bahasa

itu banyak bercampur dengan bahasa aromia serta keberadaannya jauh dari

Page 5: Bahasa Samiyah

pusat-pusat bahasa arab yang asli yang terletak di nejed dan hijaz, maka

bahasa arab al-ba’idah ini telah banyak berubah dan banyak dipengaruhi

dan di bentuk oleh bahasa aromia. Bahasa arab al-badiya ini telah muncul

setelah islam.

Bahasa arab al-ba’idah yang sampai kepada kita terbagi 2, yaitu:

bahasa arab yang sangat banyak terpengaruh oleh bahasa aromia dan

bahasa arab al-baidah yang tidak terlalu banyak terpengaruh oleh bahasa

aromia dan lebih dekat kepada bahasa arab al-baqiyah.

2. Bahasa Arab Al-Baqiyah

Bahasa arab al-baqiyah adalah bahasa arab yang dibentuk darinya

kalimat-kalimat bahasa arab dan bahasa arab yang senantiasa digunakan

oleh masyarakat arab yang lain sebagai bahasa sastra, bahasa tulisan dan

bahasa penyusunan buku. Peninggalan yang pertama kali sampai kepada

kita adalah yang dikenal dengan sastra jahili. Sastra jahili ini adalah sastra

yang dihubungkan kepada kelompok penyair masa jahiliyah juga para

hakim-hakim dan khatib-khatibnya.

3. Percampuran Bahasa Arab Al-Baqiyah dan Mengunggulinya Lahjah

Quraisy Terhadap Bahasa Arab Al-Baqiyah

Para peneliti membagi bahasa arab al-baqiyah kepada beberapa

kabilah dan kelompok antara kabilah dan kelompok yang satu dan yang

lainnya. Berbeda dalam hal lingkungan geografisnya, keadaan tabi’at dan

masyarakatnya serta dibedakan dengan aspek perasaan dan cara berfikir

juga hal-hal lain yang terkait dengan kebudayaannya.

Adapun factor-faktor yang membantu lahjah bahasa arab lainnya

adalah sebagai berikut:

1. Factor agama

2. Factor ekonomi

Page 6: Bahasa Samiyah

B. Kedudukan Bahasa Samiyah

Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi

sekumpulan bahasa yang dihubungkan kepada salah satu anak nabi Nuh as

yaitu Sam. Orang yang pertama kali memberikan istilah tersebut adalah

Schlozer pada tahun 1781 ketika dia mencari nama bagi bangsa Ibrani dan

bangsa Arab. Dia melihat antara bahasa Ibrani dan bangsa Arab ternyata

ada hubungan dan kesamaan. Schlozer menyandarkan penamaan ini

kepada berita yang terdapat dalam kitab Tauret tentang keturunan Nuh as

setelah terjadi banjir  besar. Bangsa-bangsa dan kabilah-kabilah dibagi

menjadi tiga bagian besar yang semuanya kembali kepada anak-anak Nuh

as yaitu Sam, Ham, dan Yafat.

1. Tempat Pertama Bangsa Samiyah

Mengenai tempat pertama bangsa samiyah, para ilmuwan berbeda

pendapat dalam menentukan tempat yang digunakan oleh bangsa samiyah,

pendapat-pendapat yang berkembang diantaranya:

a. Bangsa sam tinggal di Habsyah dari Habsyah menyebar ke bagian

selatan arab melalui jalan Mundab, dari bagian ini berkembang ke

berbagai penjuru jazirah arab.

b. Bangsa sam tinggal dibagian utara afrika, lalu berkembang ke asia

melalui Barzakh Sawis.

c. Bangsa sam tinggal di Armenia dekat perbatasan Kurdistan.

d. Guidi berpendapat bahwa bangsa sam tinggal di selatan Iraq.

Pendapatnya didasarkan kepada adanya sebahagian kosa kata yang

sama yang berkaitan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan.

e. Sebagian pakar berpendapat bahwa bangsa samiyah tinggal di

selatan jazirah arab (hijaz, Nejed dan Yaman).

Page 7: Bahasa Samiyah

2. Penyebaran Bahasa samiyah

Secara garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian yaitu

Samiyah bagian utara dan Samiyah bagian barat. Bahasa samiyah bagian

barat adalah bahasa Akkaida  dan kedua cabangnnya yaitu Babilonia dan

Asyuria. Sedangkan Samiyah bagian Barat  terbagi kepada dua bagian

yaitu barat bagian selatan dan barat bagian utara. Bahasa yang hidup

disebagian selatan adalah bahasa Kan'aniyah yang meliputi bahasa Ibrani,

Agoriti, dan Fainiqi. Sedanngkan Aromiyah meliputi bahasa Suryani dan

Nabti. 

Samiyah bagian barat selatan terdiri terbagi dua yaitu bangsa

Habsyah dan Bangsa Arab. Bangsa Habsyah meliputi lahjah Ja'jiah,

Amhariyah dan Tijriniyah, sedangkan bangsa Arab terbagi dua bagian.

Bagian selatan yaitu Yaman kuno yang meliputi lahjah Ma'niyah,

Sabaiyah, Humairiyah, Quthbaniyah dan Hadramiyah sedangkan bagian

utara adalah bahasa Arab. Bahasa Arab terbagi terbagi dua yaitu bahasa

Arab al-Baidah  yang meliputi  lahjah Lihyaniyah, Tsamudiyah, dan

Syafwiyah. Sedangkan bahasa Arab al-Baqiyah meliputi bahasa syi;ir arab

jahili, Rajaz, bahasa para Hukama, Fushsha.

Page 8: Bahasa Samiyah

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam bagan berikut

3. Bahasa Samiyah Terdahulu (Kuno)

Sebagian para ulama berpendapat mengenai tempat pertama bangsa

sam, mereka juga berbeda pendapat mengenai bahasa pertama yang

Page 9: Bahasa Samiyah

digunakan oleh bangsa sam sampai anak dan keturunan mereka berkumpul

di satu tempat.

Sebagian mereka berpendapat bahwa bahasa Asyuriah Al-

Babiliyah (Babilonia-asyuria) merupakan bahasa terdahulu, tetapi

pendapat ini kurang disertai argumentasi, karena apa yang sampai kepada

kita dari peninggalan Asyuriah sedikit sekali. Sebagian ahli diantaranya

Olshausen (dalam pendahuluan bukunya tentang bahasa ibrani),

berpendapat bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang paling dekat

dengan bahasa sam terdahulu.

Semua pendapat ini disandarkan pada dasar yang tidak tepat, hal

ini dikarenakan semua bahasa-bahasa samiyah sudah mengalami fase-fase

perkembangan sebelum sampai kepada keadaan dimana para ulama

mengetahuinya. Diantara kesalahan adalah menetapkan suatu bahasa

sebagai bahasa yang pertama kali digunakan oleh bangsa sam, karena tidak

mungkin dapat diketahui satu bahasa itu sendiri ketika tempat-tempatnya

banyak, kelompok pemakai bahasanya juga banyak bahkan berkembang

menjadi banyak cabang bahasa dan dialek.

Ada juga diantara sebagian ulama yang berpegang kepada unsur-

unsur kesamaan antara bahasa-bahasa samiyah yaitu dari aspek mufrodat

dan qawa’id, lalu mereka menjadikan dari kesamaan tersebut gambaran

bagi bahasa samiyah pertama, dan mereka menganggap bahwa bentuk

bahasa ini merupakan bahasa samiyah pertama kali ada dan digunakan,

dan pertama kali berkembang.

Walaupun demikian, diantara yang dapat diterima menurut

orientalis bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang paling banyak

terjaga dari bahasa aslinya yaitu bahasa samiyah baik dari aspek

mufrodatnya maupun qawaidnya. Sebabnya adalah karena perkembangan

bahasa tersebut terjadi ditempat terdahulu bagi bangsa sam, dan tetapnya

bahasa tersebut di tempat yang independen dan tidak banyak dipengaruh

oleh bangsa luar, maka sedikit sekali percampuran dengan bahasa lain juga

Page 10: Bahasa Samiyah

tidak ada jalan lain untuk menjauhkan bahasa tersebut dari bahasa asalnya

yang terdahulu.

C. Kedudukan Bahasa Arab di Arab dan di Indonesia

Kedudukan bahasa arab di Arab

Bahasa arab merupakan bahasa yang kaya dengan keindahan

bahasanya bisa dipertahankan apabila kita semua mau mempelajari,

memahami dan mendalami bahasa arab seutuhnya. Kedudukan bahasa

arab ada tiga, yaitu:

1. Bahasa komunikasi

Bahasa arab sebagai alat komunikasi sehari-hari bagi penduduk di Negara-

negara arab (bahasa arab sebagai bahasa ibu), dan tidak hanya digunakan

oleh orang muslim saja melainkan juga digunakan oleh orang non muslim

artinya bahasa arab sebagai bahasa kesatuan bagi Negara-negara arab.

2. Bahasa agama

Diriwayatkan oleh umar ibnu khattab :

“Bersemangatlah dalam mempelajari bahasa arab, karena sesungguhnya

bahasa arab adalah sebagian dari agamamu“. Umat islam mempunyai

pedoman sebagai pedoman hidup yang berbahasa arab, yaitu Al-qur’an,

Al-Hadits dan kitab-kitab lainnya.

3. Bahasa komunikasi international

Bahasa arab tidak hanya sebagai alat komunikasi di Negara-negara arab

dan tidak hanya sebagai bahasa agama bagi umat islam, namun juga

sebagai alat komunikasi international yang diresmikan oleh PBB no.3190-

D2B dalam siding umum no.2206- desember 1973.

Oleh karena itu bahasa arab sebagai alat komunikasi dan penghubung

dalam pergaulan manusia dengan bangsa tertentu (antar Negara).

Page 11: Bahasa Samiyah

Kedudukan bahasa arab di Indonesia

Di Indonesia, bahasa arab berkedudukan sebagai bahasa asing,

sejajar dengan bahasa inggris, jerman, prancis, jepang, cina dan lain

sebagainya. Dalam kedudukan bahasa asing, bahasa arab di Indonesia

berfungsi sebagai berikut:

1. Alat penghubung antar bangsa

Sebagai alat penghubung antar bangsa bahasa arab cukup berperan,

karena:

a. Sebagai bahasa resmi bagi kurang lebih 20 negara Arab yang

terbesar di benua asia dan afrika

b. Dinyatakan sebagai bahasa resmi dilingkungan organisasi PBB

sejak tahun 1973

c. Dinyatakan sebagai bahasa resmi dilingkungan organisasi-

organisasi islam international, misalnya Muktamar Alam Islami,

Rabithah Alam Islami, dll.

d. Sebagai bahasa resmi dalam komprensi-komprensi islam

international, di mana Indonesia menjadi anggota aktif, misalnya

muktamar media islam yang pernah diselenggarakan di Indonesia

beberapa tahun lalu.

2. Alat pembantu pembanguna bahasa Indonesia

Setidak-tidaknya pertumbuhan pembendaharaan kata, terutama

untuk istilah-istilah dalam peribadatan , filsafat dan tasawuf. Kata-kata

bahasa arab yang dipinjam oleh bahasa Indonesia meliputi:

Page 12: Bahasa Samiyah

a. Memiliki sinonim dalam bahasa Indonesia, misalnya: “bakhil”

untuk “kikir”, “ta’at” untuk “patuh”, dan “ba’iat” untuk “lantik.

b. Terjadi perubahan makna/arti

c. Penyempitan makna, misalnya: “alim ulama”, yang semula

bermakna “orang yang berilmu”, menyempit artinya menjadi

“orang yang berilmu agama islam” dalam bahasa Indonesia.

d. Perluasan arti, misalnya: arti yang semula berarti “orang yang

mengetahui” meluas artinya menjadi orang yang mengetahui,

pandai dan bijaksana dalam bahasa Indonesia.

e. Penyimpangan, misalnya: “insaf” yang dalam bahasa arab berarti

“berbuat adil”, menyimpang maknanya menjadi “sadar”.

3. Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam rangkan

pembangunan bangsa

Sekalipun peran ini sekarang boleh dikatan tidak terlalu besar.

Namun para sarjana barat dan timur yang mendalami pertumbuhan dan

perkembangan dunia islam, mengakui bahwa selama beberapa kurun

waktu pada abad pertengahan, bahasa arab selain merupakan bahasa

agama juga merupakan bahasa yang dipergunakan dalam ilmu

pengetahuan dan kebudayaan di seluruh bagian dunia yang berperadaban.

Pada saat itu muncul ilmuan-ilmuan terkenal, seperti Al-kindi, Ibn Sina,

Al-farabi, Ibn Rusdy, Ibn Khaldun, AL-khowarizmi dan lain sebagainya.

Dengan mempelajari bahasa arab sedikit banyak akan berguna

untuk memahami sejarah perkembangan peradaban dunia islam pada

khususnya dan peradaban dunia pada umumnya.

4. Bahasa agama islam

Page 13: Bahasa Samiyah

Dalam hal ini agama berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan

intensitas penghayatan dan pengalaman ajaran agama islam dalam rangka

pembinaan kepribadian luhur bangsa.

Mayoritas bangsa Indonesia beragama islam. Sumber pokok ajaran

islam, yaitu al-qur’an dan al-hadits kedua-duanya berbahasa arab,

disamping buku-buku tentang ajaran islam sebagian besar berbahasa arab.

Dalam sejarah perkembangan agama wahyu, tidak ada kitab suci yang

masih asli bahasanya kecuali bahasa al-qur’an, tidak ada al-qur’an dengan

bahasa lain kecuali bahasa arab. Maka mempelajari bahasa arab bagi kaum

muslimin merupakan kebutuhan utama. Disamping itu, dalam rangka

ibadah yang bersifat ritual, bacaan-bacaan shalat, adzan dan iqomat harus

di ucapkan dengan bahasa aslinya, yaitu bahasa arab.

Page 14: Bahasa Samiyah

BAB III

SIMPULAN

Bahasa arab merupakan rumpun bahasa semit, yaitu bahasa yang

digunakan oleh bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai tigris dan

Frat, dataran syiria, dan jazirah Arabia (timur tengah). Walaupun bahasa

arab telah berkembang di tempat-tempat terdahulu, tetapi apa yang sampai

kepada kita dari peninggalan-peninggalannya dianggap sebagai

peninggalan bangsa samiyah yang terkini. dengan demikian kita tidak bisa

mengetahui secara pasti perkembangan bahasa arab pada fase awal.

Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi

sekumpulan bahasa yang dihubungkan kepada salah satu anak nabi Nuh as

yaitu Sam. Orang yang pertama kali memberikan istilah tersebut adalah

Schlozer pada tahun 1781 ketika dia mencari nama bagi bangsa Ibrani dan

bangsa Arab. Dia melihat antara bahasa Ibrani dan bangsa Arab ternyata

ada hubungan dan kesamaan.

Bahasa arab merupakan bahasa yang kaya dengan keindahan

bahasanya bisa dipertahankan apabila kita semua mau mempelajari,

memahami dan mendalami bahasa arab seutuhnya. Kedudukan bahasa

arab ada tiga, yaitu:

1. Bahasa komunikasi

2. Bahasa agama

3. Bahasa komunikasi international

Di Indonesia, bahasa arab berkedudukan sebagai bahasa asing,

sejajar dengan bahasa inggris, jerman, prancis, jepang, cina dan lain

sebagainya.

Page 15: Bahasa Samiyah

DAFTAR PUSTAKA

Nandang, Ade ,2012. Fiqh Lughah. Bandung. CV Insan Mandiri

Wafi, Ali Abdul Wahid, Fiqh al-Lughah, Beirut

Ahmad Muhammad Qaddur, 1992. Al-MAdkhal ila Fiqh Al-Lughah, Dar al-Fikr

al-Mu'ashir

Ahmad Izzan, 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, cet. III.,

Humaniora: Bandung