bab ii tinjauan pustaka a. geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/bab ii.pdf · mantap maupun yang...

22
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologi Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuklahan (landfrom) yang membentuk permukaan bumi, di atas dan di bawah permukaan laut dan menekankan pada cara terjadinya serta perkembangannya dalam konteks keruangannya (Verstappen, 1982 dalam Danang Endarto, 2007). Bentuklahan merupakan bagian dari permukaan bumi yang mempunyai bentuk khas sebagai akibat pengaruh dari proses dan struktur batuan selama periode waktu tertentu (Widiyanto dan Dibyosaputro, 1996). Klasifikasi satuan geomorfologi maupun satuan bentuklahan tidak lain adalah usaha menggolongkan bentuk-bentuk yang terdapat di permukaan bumi atas dasar karakteritik yang dimiliki oleh masing-masing golongan (Danang Endarto, 2007). Peranan satuan bentuklahan berperan memiliki aspek saling ketergantungan dan saling berhubungan keberadaan dan prosesnya. Bentuklahan itu sendiri memberikan batasan sebagai kenampakan medan yang dibentuk oleh proses-proses alami yang mempunyai karakteristik fisikal dan visual dimanapun bentuk lahan itu dijumpai (Zuidam, 1979 dalam Imanuson, 2008). Pada saat ini geomorfologi telah menjadi ilmu terapan. Terapannya dalam berbagai bidang muncul secara bertahap dan dianggap penting untuk berbagai tujuan. Salah satu terapan geomorfologi adalah perencanaan dan pengembangan pedesaan bidang pertanian, kehutanan yang berkaitan dengan penggunaan lahan melalui evaluasi lahan (Adhitya, 2008). Peranan geomorfologi dalam evaluasi Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Upload: hadung

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuklahan (landfrom) yang

membentuk permukaan bumi, di atas dan di bawah permukaan laut dan

menekankan pada cara terjadinya serta perkembangannya dalam konteks

keruangannya (Verstappen, 1982 dalam Danang Endarto, 2007). Bentuklahan

merupakan bagian dari permukaan bumi yang mempunyai bentuk khas sebagai

akibat pengaruh dari proses dan struktur batuan selama periode waktu tertentu

(Widiyanto dan Dibyosaputro, 1996).

Klasifikasi satuan geomorfologi maupun satuan bentuklahan tidak lain

adalah usaha menggolongkan bentuk-bentuk yang terdapat di permukaan bumi

atas dasar karakteritik yang dimiliki oleh masing-masing golongan (Danang

Endarto, 2007). Peranan satuan bentuklahan berperan memiliki aspek saling

ketergantungan dan saling berhubungan keberadaan dan prosesnya. Bentuklahan

itu sendiri memberikan batasan sebagai kenampakan medan yang dibentuk oleh

proses-proses alami yang mempunyai karakteristik fisikal dan visual dimanapun

bentuk lahan itu dijumpai (Zuidam, 1979 dalam Imanuson, 2008).

Pada saat ini geomorfologi telah menjadi ilmu terapan. Terapannya dalam

berbagai bidang muncul secara bertahap dan dianggap penting untuk berbagai

tujuan. Salah satu terapan geomorfologi adalah perencanaan dan pengembangan

pedesaan bidang pertanian, kehutanan yang berkaitan dengan penggunaan lahan

melalui evaluasi lahan (Adhitya, 2008). Peranan geomorfologi dalam evaluasi

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

7

lahan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Fungsi evaluasi lahan untuk memberikan pengertian tentang

hubungan antara kondisi lahan dan penggunaanya serta memberikan pada

perencana sebagai manfaat dan alternatif penggunaan lahan yang diharapkan akan

berhasil. Salah satu manfaat dari bagian ilmu geomorfologi sebagai evaluasi

kesesuaian lahan (Adhitya, 2008)

Aspek utama yang digunakan dalam pendekatan geomorfologi adalah

bentuklahan yang telah banyak digunakan sebagai dasar analisis untuk kajian

terapan seperti kemampuan lahan dan kesesuaian lahan untuk menentukan daerah

yang rentan terhadap bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Setiap bentuk

lahan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih sempit yang disebut satuan lahan

dengan unsur pembeda dan penciri adalah bentuklahan, jenis tanah, lereng dan

penggunaan lahan (Imanuson, 2008).

B. Karakteristik dan Kualitas Lahan

1. Lahan

Lahan merupakan bagian dari bentang alam yang mencakup pengertian

lingkungan fisik termasuk iklim, topografi, hidrologi dan keadaan vegetasi alami

yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

Lahan dalam artian yang lebih luas termasuk yang sudah dipengaruhi oleh

berbagai aktivitas manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan

datang (Sastrohartono, 2011).

Pengertian yang luas tentang lahan ialah suatu daerah permukiman daratan

bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

8

mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer,

tanah, geologi, hidrologi, populasi, tumbuhan, dan hewan, serta hasil kegiatan

manusia pada masa lampau dan masa kini sejauh tanda-tanda pengenal tersebut

memberikan pengaruh atas penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini dan

masa mendatang (FAO, 1977). Penggunaan lahan adalah setiap bentuk intervensi

atau campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya baik materil maupun spiritual. Penggunaan lahan utama adalah salah

satu dari beberapa penggunaan lahan seperti pertanian tadah hujan, pertanian

irigasi, hutan, rumput dan rekreasi (Yunianto dan Worosuprojo, 1996).

2. Karakteristik lahan

Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau di

estimasi, misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air

tersedia, kedalaman efektif dan sebagainya. Karakteristik lahan merupakan

parameter lahan yang dipakai untuk menentukan kualitas lahan (Yunianto dan

Worosuprojo, 1996).

3. Kualitas Lahan

Kualitas lahan adalah sifat-sifat atau atribut yang kompleks dari suatu

satuan lahan. Kualitas lahan merupakan tingkat kesesuaian lahan untuk

penggunaan lahan tertentu. Kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan

yang berpengaruh. Suatu karakteristik lahan dapat berpengaruh pada suatu

kualitas lahan tertentu (Yunianto dan Worosuprojo, 1996).

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

9

Kondisi-kondisi lahan yang berhubungan dengan persyaratan suatu tipe

pada penggunaan lahan yang disebut kualitas lahan (Santun R.P. Sitorus, 1985

dalam Sastrohartono, 2011). Lahan yang disurvei dapat digolongkan kedalam

kelas-kelas sesuai dengan kemampuannya yang didasarkan kepada faktor

penghambat dalam pemanfaatan lahan tersebut kemudian dihubungkan dengan

kesesuaian lahan, penggunaan lahan tersebut agar dapat dicapai manfaat hasil

yang maksimal.

Tabel 2.1. Hubungan karakteristik lahan dan kualitas lahan dipakai pada metode

evaluasi lahan

Sumber: Djaenudin, (2003)

Karakteristik lahan erat kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan dapat

dikelompokan ke dalam 3 faktor utama, yaitu topografi, tanah dan iklim.

Karakteristik lahan tersebut merupakan unsur pembentuk satuan peta tanah. Data

Kualitas Lahan Karakteristik Lahan

Temperatur (tc) Temperatur rata-rata (oC)

Ketersediaan Air (wa) Curah hujan (mm), Kelembaban (%), Lamanya

bulan kering (bln)

Ketersediaan oksigen (oa) Drainase

Keadaan media perakaran (rc) Tekstur, bahan kasar (%), kedalaman tanah

(cm)

Gambut Ketebalan (cm) jika ada sisipan bahan mineral,

kematangan

Retensi hara (nr) KTK liat (cmol/kg). kejenuhan basa (%),

PhH2oC-organik

(%)

Toksisitas (xc) Salinitas (dS/m)

Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%)

Bahaya sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm)

Bahaya erosi (eh) Lereng (%), bahaya erosi

Bahaya banjir (fh) Genangan

Penyiapan lahan (lp) Batuan di permukaan (%), Singkapan batuan

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

10

lengkap yang diperoleh dari survei atau penelitian tanah dilapangan maka dapat

dibuat kelas kesesuaian lahan (Ritung, 2007).

a. Topografi

Topografi yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan adalah lereng.

Lereng adalah kenampakan permukaan alam pada bagian yang miring atau sisi

yang landai pada sebuah gunung, pegunungan atau perbukitan (Sujatmiko, 2014).

Kemiringan lereng sangat diperlukan bagi pengolahan lahan seperti pengelolaan

hutan karena mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan (Jamulya dan

Sunarto, 1996).

Ketinggian tempat diukur dari permukaan laut sebagai titik nol yang

secara umum dibedakan antara dataran rendah (<700 m dpl) dan dataran tinggi

(>700 m dpl). Kesesuaian tanaman dalam ketinggian tempat berkaitan erat dengan

temperatur. Semakin tinggi tempat diatas permukaan laut maka temperatur

semakin menurun (Ritung, 2007). Udara yang bebas bergerak akan turun

temparaturnya pada umumnya 1ºC untuk setiap seratus meter naik di atas

permukaan laut, untuk Pulau Jawa penurunan ini rata-rata 0,61ºC dimana t adalah

temperatur dalam derajat celcius (Jamulya dan Sunarto, 1996).

b. Iklim

Dua komponen iklim yang paling berpengaruh adalah temperatur dan

curah hujan. Temperatur yang rendah mempengaruhi jenis dan pertumbuhan

tanaman. Di daerah tropis yang paling mempengaruhi udara adalah ketinggian

letak suatu permukaan dipermukaan laut (Jamulya dan Sunarto, 1996).

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

11

Data curah hujan diperoleh dari hasil pengukuran stasiun penakar hujan

yang ditempatkan pada suatu lokasi yang dianggap dapat mewakili suatu wilayah

tertentu. Penilaian kesesuaian lahan biasanya dinyatakan dalam jumlah curah

hujan tahunan, jumlah bulan kering, dan jumlah bulan basah (Ritung, 2007).

Kriteria menurut Schmidt dan Ferguson 1951 sering digunakan untuk penilaian

tanaman tahunan yang mengelompokan wilayah berdasarkan jumlah bulan basah

dan jumlah bulan kering. Bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan

(>100 mm) dan bulan kering mempunyai curah hujan (<60 mm).

c. Tanah

Faktor tanah dalam evaluasi lahan ditentukan oleh beberapa sifat atau

karakteristik tanah diantaranya darainase tanah, tekstur, kedalaman tanah, dan

retensi hara (pH), serta beberapa sifat lainnya yaitu erosi dan banjir (Ritung,

2007).

1. Drainase Tanah

Parameter kondisi drainase tanah perlu dicatat dalam kiatannya

untuk penentuan baik kemampuan maupun kesesuaian lahan karena

mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tanaman. Drainase

tanah menunjukan kecepatan meresapnya air dari tanah atau kedalaman

tanah yang menunjukan lamanya dan seringnya jenuh air (Sastrohartono,

2011). Kondisi drainase buruk dicirikan oleh adanya bercak-bercak

(motling) diprofil tanah. Makin banyak bercak dan makin dekat posisinya ke

permukaan, maka kondisi drainasenya makin buruk (Wahyuningrum dkk,

2015).

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

12

2. Tekstur

Tekstur tanah adalah satu faktor yang penting yang mempengaruhi

kapasitas tanah untuk menahan air tanah serta berbagai sifat fisik dan kimia

tanah lainnya (Jamulya dan Sunarto, 1996). Tekstur tanah adalah sifat fisik

tanah yang memiliki komposisi partikel tanah yang halus dengan diameter

kurang dari 2 mm yaitu pasir, debu, dan liat. Tekstur dapat ditentukan di

lapangan secara langsung (kualitatif) atau berdasarkan data hasil analisis di

laboratorium (kuantitatif) menggunakan segitiga tekstur (Ritung, 2007).

3. Solum tanah

Solum tanah adalah kedalaman yang baik bagi pertumbuhan akar

tanaman sampai pada lapisan yang keras dan tidak dapat ditembus oleh

akar tanaman yang dapat mengganggu atau membatasi perakaran, baik

tanaman pangan maupun tanaman tahunan. Lapisan tersebut berupa lapisan

padas keras, padas liat dan padas rapuh atau lapisan phlintite (Jamulya dan

Sunarto, 1996). Kedalaman efektif mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan akar, drainase dan sifat fisik tanah (Aditiyas, tt).

4. Kemasaman tanah

Kemasaman tanah ditentukan atas dasar pH tanah pada kedalam 0-

20 cm dan 20-50 cm, kelas pH tanah (Sastrohartono, 2011). Keasaman

tanah yang dinyatakan dalam Eksponen Hidrogen (pH) merupakan aspek

kimia tanah yang tetap diperlukan dalam kaitannya dengan pengelolaan

lahan. Hal ini disebabkan karena pengaruh pH yang sangat besar terhadap

kesesuaian lahan dan pertumbuhan tanaman (Wahyuningrum, 2015).

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

13

5. Tingkat bahaya erosi

Erosi yang dibahas adalah erosi yang disebabkan oleh air. Tingkat

bahaya erosi dapat diprediksi berdasarkan kondisi lapangan dengan

memperhatikan adanya erosi, seperti erosi lembar permukaan, erosi alur,

dan erosi parit (Sastrohartono, 2011). Erosi merupakan pembatas utama dari

penggunaan lahan, pada umumnya erosi tanah banyak terjadi di lahan

miring daripada di lahan yang datar (Wahyuninrum, 2015).

6. Bahaya Banjir

Banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari kedalaman banjir

dan lamanya banjir. Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara

dengan penduduk setempat dilapangan (Sastrohartono, 2011). Banjir dan

genangan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Genangan

yang terlalu lama dapat meyebabkan kerusakan tanaman berakibat matinya

tanaman (Adhitya, 2008).

7. Salinitas

Salinitas yaitu besarnya keracunan tanah yang dinyatakan dalam

kandungan garam larut atau tingkat kadar garam terlarut dalam air atau

tanah (Adhitya, 2008).

8. Batuan Permukaan

Batuan adalah setiap bahan yang mengandung mineral yang

merupakan bagian dari kerak bumi yang terdiri atas batuan beku, batuan

sedimen dan matuan malihan atau metamorf. Batuan permukaan adalah

batuan yang tersebar diatas permukaan tanah (Adhitya, 2008).

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

14

9. Singkapan batuan

Singkapan batuan adalah batuan yang terlihat terungkap atau terlihat

dipermukaan tanah. Batuan yang dimaksud merupakan bagaian dari batuan

besar yang terbenam didalam tanah (Adhitya, 2008).

C. Spesifikasi Tanaman Mahoni (Swietenia Mahagoni)

Tanaman mahoni (swietenia mahagoni) merupakan mahoni berdaun

sempit yang merupakan tanaman tropis yang tumbuh subur di Indonesia.

Tanaman mahoni (swietenia mahagoni) merupakan tanaman yang dianjurkan

untuk pengembangan HTI (Hutan Tanaman Industri). Tanaman mahoni dapat

tumbuh pada ketinggian 0-1000 meter diatas permukaan laut, dengan curah hujan

1500 – 4000 mm/tahun, suhu udara yang dibutuhkan tanaman mahoni minimum

21-35ºC (Khaerudin, 1999 dalam Sitepu, 2007).

Tanaman mahoni merupakan tanaman tahunan, dengan tinggi rata-rata 5-

25 meter, Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35-40 m

dan diameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak

berbanir, mempunyai sifat tanaman keras dan memiliki akar kuat dengan sistem

perakaran tunggang yang secara ekologi dapat menahan laju longsor (Sambas,

2004).

D. Persyaratan Tumbuh Tanaman Mahoni

Tanaman agar dapat tumbuh dan bereproduksi memerlukan persyaratan

tertentu. Tanaman mahoni merupakam tanaman tropis dan merupakan tanaman

tahunan yang mempunyai sifat tanaman keras dan memiliki akar kuat dengan

sistem perakaran tunggang. Syarat tumbuh tanaman mahoni :

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

15

1. Iklim

Ketinggian tempat untuk tanaman mahoni dapat tumbuh pada

ketinggian 0 – 1000 mdpl. Tanaman mahoni merupakan jenis tanaman tropis,

sehingga memerlukan suhu rata-rata tahunan 21-35ºC. Tanaman mahoni

dapat tumbuh pada daerah bertipe iklim A – D, yaitu daerah dengan musim

kering atau basah (Khaerudin, 1999 dalam Sitepu, 2007).

2. Sinar matahari

Mahoni dapat tumbuh dengan hasil baik di tempat-tempat yang

terbuka dan terkena sinar matahari langsung (tidak ternaungi). Tanaman

mahoni juga baik tumbuh di dataran rendah, maupun dataran tinggi yakni

hingga ketinggian 1000 m di atas permukaan laut (Khaerudin, 1999 dalam

Sitepu, 2007).

3. Curah Hujan

Tanaman mahoni memerlukan curah hujan 1500-4000 mm/tahun.

Tanaman ini termasuk jenis tanaman yang dapat bertahan hidup ditanah

gersang mahoni masih mampu untuk bertahan hidup (Khaerudin, 1999 dalam

Sitepu, 2007)).

4. Tanah

Tanaman mahoni tidak memiliki persyaratan tipe tanah yang spesifik

karena mahoni dapat tumbuh alami pada tipe tanah aluvial, tanah vulkanik,

tanah laterik, dan tanah dengan kandungan liat yang tinggi. Pertumbuhan

mahoni akan baik pada tanah subur dan memiliki solum dalam dengan pH

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

16

berkisar 6,5 sampai 7,5 (Soerianegara dan Lemmes, 1994 dalam Sitepu,

2007).

E. Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan

tertentu, sebagai contoh lahan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman

tahunan, atau pertanian tanaman semusim. Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan

tersebut di tinjau dari sifat lingkungan fisiknya, yang terdiri dari iklim, tanah,

topografi, hidrologi, dan drainase sesuai untuk usaha tani atau komoditas yang

produktif (Anonim, 1993).

Penentuan kesesuaian lahan ada beberapa cara yaitu perkalian parameter,

penjumlahan dengan menggunakan hukum minimum yaitu matching antara

kualitas dan karakteritik lahan sebagai parameter dengan kriteria kelas kesesuain

lahan berdasarkan persyaratan tumbuh yang dievaluasi . Kesesuaian lahan adalah

tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kesesuaian lahan

tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah

diadakan perbaikan (Ritung, 2007).

Menurut FAO (1976), terdapat 4 kategori sistem klasifikasi kesesuaian dibedakan

menurut tingkatannya, yakni seperti berikut:

1. Ordo

Menunjukan jenis atau macam kesesuaian secara umum. Pada tingkatan

ini kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S) dan

lahan yang tidak tergolong sesuai (N).

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

17

2. Kelas

Menunjukana tingkat kesesuaian dalam ordo. Pada tingkatan kelas, lahan

lahan yang tergolong sesuai (S) dibedakan antara lahan yang sangat sesuai

(S1), cukup sesuai (S2), dan marginal sesuai (S3).

Kelas S1 sangat sesuai : Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang

berarti atau nyata terhadap penggunaanya secara berkelanjutan atau hanya

faktor pembatas yang bersifat minor dan tidak akan mereduksi

produktifitasnya secara nyata

Kelas S2 cukup sesuai : Lahan mempunyai faktor pembatas dan faktor

pembatas ini berpengaruh terhadap produktifitasnya, memerlukan

tambahan input (masukan).

Kelas S3 marginal sesuai : Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat

dan faktor pembatas ini berpengaruh terhadap produktifitasnya,

memerlukan tambahan input yang lebih banyak.

Kelas N tidak sesuai : Lahan yang tidak sesuai karena mempunyai faktor

pembatas yang sangat berat. Lahan yang tergolong N1 mempunyai faktor

pembatas yang sangat berat, tetapi sifatnya tidak permanen dan secara

ekonomis masih memungkinkan untuk diperbaiki (improvement), yaitu

dengan mengatasi faktor-faktor pembatasnya. Sedangkan pada lahan kelas

N2 tidak memungkinkan untuk diperbaiki karena faktor pembatas yang

sangat berat dan sangat sulit diatasi karena sifatnya permanen.

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

18

3. Sub Kelas

Pada tingkat ini kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi sub kelas

berdasarkan karakteristik lahan yang merupakan faktor pembatas pada

masing-masing sub kelas, kemungkinan kelas kesesuaian lahan yang di

hasilkan bisa diperbaiki dan ditingkatkan kelasnya sesuai dengan masukan

yang diperlukan.

4. Unit

Pembagian lebih lanjut dari kesesuaian pada tingkat sub kelas. Tingkatan

ini merupakan bagian dari tingkat sub kelas, yang dibedakan masing-

masing berdasarkan sifat-sifat yang akan berpengaruh terhadap aspek

produksi atau dalam aspek manajemen.

F. Longsorlahan

Longsor merupakan bencana alam yang sering mengancam morfologi

lereng dikawasan berbukit atau pegunungan, khususnya di musim hujan. Bencana

longsor menyebabkan kerugian besar dalam perekonomian, bahkan mengancam

keselamatan manusia (Sadarviana dkk, 2008). Longsorlahan adalah suatu prose

perpindahan masa tanah atau batuan ke arah kemiringan dari kedudukan semula

karena pengruh gravitasi dengan jenis gerakan rotasi dan translasi. Proses

terjadinya longsorlahan dapat dijelaskan sebagai berikut: air meresap ke dalam

tanah sehingga menambah bobot tanah, air menembus ke lapisan kedap air yang

berperan sebagai bidang gelincir, tanah menjadi licin dan dan tanah pelapukan

diatasnya bergerak mengikuti lereng (Pedoman Penataan Ruang Peraturan Mentri

Pekerjaan Umum No.2/PRT/M/2007)

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

19

Penetapan kriteria makro kawasan rawan bencana longsorlahan sebagai berikut:

a. Kondisi kemiringan lereng 15% - 70%;

b. Tingkat curah hujan rata-rata tertinggi di atas 2500 mm per tahun;

c. Kondisi tanah, lereng tersusun oleh tanah penutup tebal lebih dari 2 meter;

d. Struktur batuan tersusun dengan bidang diskontinuitas atau struktur

retakan;

e. Daerah yang dilalui struktur patahan;

f. Adanya gerak tanah, dan/atau

g. Jenis tutupan lahan/vegetasi (jenis tumbuhan, bentuk tajuk dan sifat

perakaran) (Pedoman Penataan Ruang Peraturan Mentri Pekerjaan Umum

No.2/PRT/M/2007).

G. Kerawanan Longsorlahan

Menurut Pedoman Penataan Ruang peraturan Mentri Pekerjaan Umum

No.2/PRT/M/2007 bahwa tingkat kerawanan adalah ukuran yang menyatakan

tinggi rendahnya atau besar kerugian bila terjadi bencana longsorlahan yang

diukur berdasarkan tingkat kerawanan fisik alamiah dan tingkat kerawanan karena

aktivitas manusia. Penentuan tingat kerawanan longsorlahan dilakukan penilaian

seperti kemiringan, karakteristik lahan, lapisan batuan, curah hujan dan hidrologi

lereng. Faktor-faktor aktifitas manusia seperti kepadatan penduduk, jenis

kegiatan, penggunaan lahan dan kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam dan

masyarakat setempat dalam mengantisipasi bencana longsorlahan. Suatu daerah

berpotensi longsorlahan, dapat dibedakan dalam tiga tingkat kerawanan terdiri

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

20

atas kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi, kawasan dengan tingkat

kerawanan sedang dan kawasan dengan tingkat kerawanan rendah

H. Penelitian Sebelumnya

Iwan Setyawan, 2012 dalam penelitiannya yang berjudul ”Kesesuaian

lahan untuk tanaman jati (Tectona grandis) di Kecamatan Pekuncen Kabupaten

Banyumas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik dan kualitas

lahan di daerah penelitian dan mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk

tanaman jati di daerah penelitian dan memvisualisasikan dalam peta kesesuaian

lahan. Metode yang digunakan adalah metode survei dan pengambilan sampel

area random dan sampling dan analisa laboratorium tanah Universitas Negeri

Jenderal Soedirman. Analisa data menggunakan Matching, yaitu dengan cara

mencocokkan data kualitas dan karakteritik lahan yang diperoleh dari daerah

penelitian. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu tingkat kesesuaian lahan

untu tanaman jati yang meliputi kelas S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (sesuai

secara marjinal), N1 (tidak sesuai sementara), dan N2 (tidak sesuai secara

permanen).

Khairul umam, 2014 dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian

kesesuaian lahan untuk tanaman mahoni (swietenia macrophylla) di Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

karakteristik dan kualitas lahan di daerah penelitian dan mengetahui tingkat

kesesuaian lahan untuk tanaman mahoni di daerah penelitian. Metode yang

digunakan adalah metode survei dan pengambilan sampel area random dan

sampling dan analisa laboratorium tanah Universitas Negeri Jenderal Soedirman.

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

21

Analisa data menggunakan Matching, yaitu dengan cara mencocokan data

kualitas dan karakteritik lahan yang diperoleh dari daerah penelitian. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini yaitu tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman mahoni

yang meliputi kelas S (sesuai), CS (sesuai bersyarat) dan N (tidak sesuai).

Tabel 2.2 Perbandingan antar penelitian

Nama

Peneliti Judul Tujuan

Metode

Penelitian hasil

Iwan

Setyawan,

2012

Kesesuaian lahan

untuk tanaman

jati(tectona

grandis) di

Kecamatan

Pekuncen

Kabupaten

Banyumas.

Mengetahui

karakteristik

kualias lahan

di Kecamatan

Pekuncen

Kabupaten

Banyumas

Mengetahui

tingkat

kesesuaian

lahan untuk

tanaman jati

di Kecamatan

Pekuncen

Kabupaten

Banyumas

Menggunakan

metode survei

dan

pengambilan

sampel area

random dan

sampling dan

analisa

laboratorium

tanah

Universitas

Negeri

Jenderal

Soedirman.

Peta kelas

kesesuaian

lahan untuk

tanaman jati

Khairul

Umam,

2014

Kajian kesesuaian

lahan untuk

tanaman

mahoni(swietenia

macrophylla) di

Kecamatan

Ajibarang

Kabupaten

Banyumas

Tujuan

penelitian ini

adalah

mengetahui

karakteristik

dan kualitas

lahan di

Kecamatan

Ajibarang

Kabupaten

Banyumas

Mengetahui

tingkat

kesesuaian

lahan untuk

tanaman

Metode survei

dan

pengambilan

sampel area

random dan

sampling dan

analisa

laboratorium

tanah

Universitas

Negeri

Jenderal

Soedirman.

Peta kelas

kesesuaian

lahan untuk

tanaman

mahoni

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

22

mahoni di

Kecamatan

Ajibarang

Kabupaten

Banyumas

Khikmawan

Jiwandaru,

2017

Kajian kesesuaian

lahan untuk

tanaman mahoni

(swietenia

mahagoni) di

Kecamatan

Pekuncen

Kabupaten

Banyumas

Mengetahui

karakteristik

dan kualitas

lahan di

Kecamatan

Pekuncen

Kabupaten

Banyumas

Mengetahui

tingkat

kesesuaian

lahan untuk

tanaman

mahoni di

Kecamatan

Pekuncen

Kabupaten

Banyumas

Penelitian ini

menggunakan

metode survei

dengan teknik

pengambilan

sampel area

random dan

sampling dan

analisa

laboratorium

tanah

Universitas

Negeri

Jenderal

Soedirman

analisis data

dengan

maching dan

keruangan

Peta kelas

kesesuaian

lahan untuk

tanaman

mahoni

Sumber : Setyawan (2012) dan Umam (2014)

I. Landasan Teori

Geomorfologi pada saat ini telah diterapkan dalam berbagai bidang, salah

satu terapan geomorfologi adalah perencanaan dan pengembangan pedesaan

bidang pertanian, kehutanan yang berkaitan dengan penggunaan lahan melalui

evaluasi lahan. Fungsi evaluasi lahan untuk memberikan pengertian tentang

hubungan antara kondisi lahan dan penggunaanya serta memberikan pada

perencana sebagai manfaat dan alternatif penggunaan lahan yang diharapkan

akan berhasil. Suatu wilayah yang memiliki potensi dalam penggunaan lahan

disektor pertanaian dapat ditentukan oleh beberapa sifat lingkungan fisik seperti

iklim, tanah, topografi, hidrologi, dan persyaratan penggunan pengguanaan

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

23

komoditas yang dievaluasi untuk memberikan gambaran atau informasi bahwa

lahan tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu manfaat dari bagian

ilmu geomorfologi sebagai evaluasi kesesuaian lahan. Aspek utama dalam

pendekatan geomorfologi adalah bentuk lahan yang telah banyak digunakan

sebagai dasar analisis untuk kajian terapan seperti kemampuan lahan dan

kesesuaian lahan untuk menentukan daerah yang rentan terhadap bencana alam

seperti banjir dan tanah longsor.

Lahan adalah suatu area dipermukaan bumi yang merupakan bagian dari

bentang alam yang mencakup pengertuan lingkungan fisik termasuk iklim,

topografi, hidrologi dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial

akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Penggunaan lahan diartikan

sebagai bentuk kegiatan manusia terhadap lahan yang sudah dipengaruhi oleh

berbagai aktivitas manusia baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan

datang sesuai dengan tujuan.

Kualitas lahan adalah perilaku lahan yang menentukan pertumbuhan.

Kualitas lahan mempengaruhi tingkat kesesuaian lahan untuk penggunaan

tertentu, kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik yang berpengaruh. Suatu

karakteristik lahan yang dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan tertentu,

tetapi tidak berpengaruh pada kualitas lahan lainnya.

Tanaman mahoni merupakan tanaman tropis yang tumbuh subur di

Indonesia, sehingga memerlukan suhu rata-rata tahunan 21-35ºC. Tanaman

mahoni dapat tumbuh pada darah bertipe iklim A – D, yaitu daerah dengan musim

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

24

kering atau basah. Tanaman mahoni merupakan tanaman tahunan, dengan tinggi

rata-rata 5-25 meter. Mempunyai sifat tanaman keras dan memiliki akar kuat

dengan sistem perakaran tunggang. Syarat tumbuh tanaman mahoni memiliki

ketinggian tempat untuk dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1000 mdpl, juga baik

tumbuh di dataran rendah, maupun dataran tinggi.

Mahoni dapat tumbuh dengan hasil baik di tempat-tempat yang terbuka

dan terkena sinar matahari langsung. Tanaman mahoni memerlukan curah hujan

1500-4000 mm/tahun. Tanaman ini termasuk jenis tanaman yang dapat bertahan

hidup ditanah gersang mahoni masih mampu untuk bertahan hidup. Tanaman

mahoni tidak memiliki persyaratan tipe tanah yang spesifik karena mahoni dapat

tumbuh alami pada tipe tanah aluvial, tanah vulkanik, tanah laterik, dan tanah

dengan kandungan liat yang tinggi. Pertumbuhan mahoni akan baik pada tanah

subur dan memiliki solum dalam dengan Ph berkisar 6,5 sampai 7,5.

Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan

tertentu, sebagai contoh lahan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman

tahunan, atau pertanian tanaman semusim. Kesesuaian lahan akan sangat

dipengaruhi oleh sifat fisi tanah, topografi serta ketinggian tempat.

Kerawanan longsor lahan merupakan suatu lahan yang mudah terjadi

bencana longsor. Kerawanan longsorlahan disebabkan karena fator fisik alamiah

dan faktor aktfitas manusia. Penggunaan lahan yang tepat dengan vegetasi yang

sesuai akan mengurangi ringkat resiko kerawanan longsorlahan.

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

25

J. Kerangka Pikir

Kecocokan atau kesesuaian lahan akan sangat dipengaruhi oleh sifat fisik

tanah, sifat kimia tanah, topografi dan ketinggian tempat. Kesesuaian lahan pada

kategori sub kelas untuk tanaman mahoni harus diketahui dulu syarat tumbuh

tanaman. Persyaratan tersebut terdiri dari rata-rata temperatur tahunan, tekstur

tanah, pH tanah, salinitas, dan kemiringan lereng.

Dalam penanaman tanaman mahoni tentu tidak lepas dari resiko bencana

tanah longsor, untuk mengurangi resiko bencana tanah longsor tersebut maka

perlu diadakannya evaluasi kesesuaian lahan terhadap suatu wilayah untuk

tanaman mahoni. Hasil dari evaluasi lahan tersebut dapat memberikan suatu

alternatif tindakan pengelolaan yang lestari sesuai dengan hambatan dan

pembatas yang ada.

Hasil pengamatan dan pengukuran lapangan dilengkapi data sampel tanah

dan data analisis laboratorium untuk memperoleh data tentang sifat tanah pada

setiap satuan lahan. Sehingga dengan data yang diperoleh tersebut dapat diketahui

karakteristik dan kualitas setiap satuan bentuklahan. Dilakukan perbandingan

antara kesesuaian lahan dengan persyaratan tingkat kesesuaian lahan untuk

tanaman yang akan diteliti adalah tanaman mahoni sehingga didapatkan kelas

kesesuaian lahan untuk tanaman mahoni kemudian di overlay dengan peta

kerawanan longsorlahan.

Disusun diagram alir penelitian, untuk mempermudah dalam penelitian ini

disajikan gambar 2.1 berikut ini:

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

26

Gambar 2.1. Diagram alir kerangka pikir

Satuan Bentuklahan

Karakteristik Lahan

Kualitas Lahan

Tingkat Kesesuaian Lahan

Syarat Tumbuh Tanaman Mahoni

Peta Kelas Kerawanan

Longsorlahan

Peta Kesesuaian Lahan Tanaman

Mahoni

Peta Hubungan Kesesuaian Lahan Tanaman

Mahoni Pada Kelas Kerawanan

Longsorlahan

OVERLAY

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologirepository.ump.ac.id/1772/3/BAB II.pdf · mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer ... hutan karena mempengaruhi

27

K. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kesesuaian lahan

untuk tanaman mahoni di daerah penelitian 50% Sesuai terutama pada klasifikasi

kelas S2 (Cukup Sesuai).

Kajian Kesesuaian Lahan..., Khikmawan Jiwandaru, FKIP, UMP, 2017