bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/bab i latar belakang.pdf ·...

25
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah program yang melibatkan beberapa komponen yang saling berhubungan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai sebuah program usaha sadar serta sengaja yang diarahkan menuju pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Ditinjau dari segi pelaksanaanya mempunyai tuntutan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, sebagaimana menurut Jhon Dewey yang menyatakan bahwa pendidikan proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. 1 Sekolah sebagai aktifias dasar dalam pengembangan kapasitas pendidikan mempunyai bentuk kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, atau dapat juga disebut formal dan non formal. Pendidikan formal pendidikan yang teratur, sitematis, mempunyai jenjang, serta dibagi dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan non formal semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan. 2 Kedua kegiatan tersebut telah diatur dalam kurikulum persekolahan dan disesuaikan dengan perencananaan visi dan misi. Kegiatan intrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan intelektual dalam bidang ilmu pengetahuan, agar mampu bersaing di era modern dan memiliki keterampilan yang dapat diaplikasikan. 1 Zahara Idris, Dasar Dasar Kependidikan, (Padang : Angkasa Raya 1981), hlm. 9. 2 Ibid., hlm. 58-59.

Upload: others

Post on 20-Nov-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah program yang melibatkan beberapa komponen

yang saling berhubungan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan.

Sebagai sebuah program usaha sadar serta sengaja yang diarahkan menuju

pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Ditinjau dari segi pelaksanaanya

mempunyai tuntutan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,

sebagaimana menurut Jhon Dewey yang menyatakan bahwa pendidikan proses

pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah

alam dan sesama manusia.1

Sekolah sebagai aktifias dasar dalam pengembangan kapasitas pendidikan

mempunyai bentuk kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, atau dapat juga

disebut formal dan non formal. Pendidikan formal pendidikan yang teratur,

sitematis, mempunyai jenjang, serta dibagi dalam jangka waktu tertentu.

Pendidikan non formal semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan secara

sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan.2 Kedua

kegiatan tersebut telah diatur dalam kurikulum persekolahan dan disesuaikan

dengan perencananaan visi dan misi. Kegiatan intrakurikuler bertujuan untuk

mengembangkan intelektual dalam bidang ilmu pengetahuan, agar mampu

bersaing di era modern dan memiliki keterampilan yang dapat diaplikasikan.

1 Zahara Idris, Dasar Dasar Kependidikan, (Padang : Angkasa Raya 1981), hlm. 9. 2 Ibid., hlm. 58-59.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

2

Kegiatan ekstrakurikuler dalam sekolah kegiatan yang pelaksanaannya di

luar jam tatap muka. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk memanapkan

pembentukan kepribadian serta membantu penyaluran bakat dan minat,

diantaranya kegiatan pramuka, PMR, olahraga, kesenian, koperasi, agama,

menjahit, multimedia dan lain sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler dalam

rangkaian pendidikan resmi mempunyai peran dalam memperkaya dan

memperluas wawasan dan pengetahuan yang tidak hanya terpaku pada pendidikan

formal. Kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi penunjang dalam mencapai nilai

yang telah diprogramkan. Kegiatan ekstrakurikuler ikut andil dalam proses

menciptakan tingkat intelektual dan wawasan. Materi yang disampaiakan materi

non akademis dengan tujuan untuk meningkatkan kognisi afektif dan

psikomotorik yang dapat menjadi penunjang perbedaan karakter dari masing

masing siswa.

Kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler perpaduan dan pengembangan dari

kegiatan intakulikuler, atau sebagai tambahan dan pelengkap bagi pelajaran wajib.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa,

yang dilakukan pada atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas

pengetahuanan wawasan siswa. Mengenai hubungan antar mata pelajaran,

penyaluran bakat dan minat serta menjadikan pelengkap, ekstrakurikuler juga

merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang

dilakukan di lingkungan sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah untuk

memperkaya wawasan dan pengetahuan yang telah dimilliki dan diperoleh pada

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

3

saat jam tatap muka.3 Kegiatan ekstrakurikuler tentu bermacam macam jenis yang

diberikan, karenya banyak perbedaan karakter, bakat atau minat yang akan

ditunjukkan dan diikuti oleh para siswa serta masih mempunyai kaitan yang erat

dengan kegiatan intrakurikuler. banyaknya kegiatan yang berbeda diharapkan

siswa mampu melakukan pemilihan kegiatan sesuai dengan kemampuan dasar dan

bakat yang dimiliki dan ingin dikembangkan. Ada beberapa jenis kegiatan

ekstrakurikuler yang di programkan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan, yang

diantaranya adalah pendidikan kepramukaan, palang merah remaja, paskibraka,

pecinta alam, keamanan sekolah, karya ilmiah remaja dan lain sebagainya.4

Palang Merah Remaja atau disingkat dengan PMR adalah salah satu jenis

kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi wadah pengembangan karakter, bakat dan

minat siswa dibidang sosial. PMR kegiatan ekstrakurikuler yang berada dalam

naungan Palang Merah Indonesia atau PMI, kegiatan ekstrakurikuler PMR dengan

mengacu kepada visi dan misi “ PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu

dan siap menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip Prinsip

Dasar Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah Internasional”.5 Tujuh prinsip

tersebut adalah 1) Kemanusiaan, 2) Kesamaan, 3) Kenetralan, 4) Kemandirian, 5)

Kesukarelaan, 6) Kesatuan dan 7) Kesemestaan.

PMR salah satu kekuatan PMI dalam mensosialisaskan aksi kemanusiaan,

bidang pelayanan dalam kesehatan, kebencanaan dan aksi sosial yang lainnya dan

3 Moh. Uzer dan Lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (PT. Remaja

Rosdakarya: Bandung, 1993). hlm. 22 4 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan , Pedoman Pelaksanaan Organisasi Sekolah. (

Depdikbud : Semarang 1995) hlm. 3 5 Palang Merah Indonesia, Pedoman Manajeman Relawan (TSR-KSR). Vol. 1. Jakarta.

Oktober 2008. hlm. 99

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

4

mempromosikan prinsip dasar gerakan PMI dan bulan sabit merah internasional.

Kegiatan yang dilaksanakan PMR akan bermuara pada aksi yang bersifat sosial

seperti pada pendidikan karakter dengan harapan mampu untuk mengembangkan

karakter peduli sosial yang pada akhirnya akan dapat menumbuhkan jiwa yang

memiliki karakter sosial yang baik dan dapat menjadi pelayan dalam bidang sosial

di masyarakat.

Kegiatan pelayanan tidak hanya ditur dalam peraturan keduniaan, melainkan

telah diatur pada waktu manusia belum mengalami perkembangan zaman. Dari

banyak segi, kehidupan bermasyarakat banyak diatur dalam al-Qur’an yang

disampaikan oleh RosulNya dengan memberikan pengarahan dalam melakukan

aktifitas dikehidupan dunia sampai dengan kehidupan akherat. Salah satu surat

dalam al-Qur’an yang membahas tentang aktifitas sosial dengan gambaran dan

diartikan kepada bidang pelayanan ada pada QS. al-Ma’un ayat 1-7. Surat al-

Ma’un dapat pula diartikan sebagai banyak harta, berguna, bermanfaat, kebaikan

dan ketaatan.

Teologi adalah ilmu yang yang membahas berkenaan atas ilmu Ketuhanan,

yang menyoroti berkaitan dengan kewajiban manuia atas Tuhannya. Teologi ilmu

merupakan hasil dari refleksi pikiran manusian terhadap suatu realitas satu

kerangka pandangan tertentu. Teologi Islam pemikiran yang mempelajari seluk

beluk ketuhanan, fakta ketuhanan dan hubungan antara manusia dengan tuhannya

yang didasarkan pada prinsip prinsip ajaran Islam. Tujuan dari teologi Islam

adalah memantapkan kepercayaan agama melalui jalan pikiran dan akal serta

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

5

memantapkan hati untuk percaya kepada-Nya serta membela kepercayaan tersebut

dengan menghilangkan keraguan yang melekat.6

Tidak lain dengan kegiatan PMR yang mencoba untuk menerapkan

kewajiban pada Tuhannya terutama dengan jalan sosial dengan mengambil dasar

pada teologi Al ma’un. Aktivitas sosial tersebut dapat diartikan pula teologi al-

Ma’un yang dicetuskan Prof. Kuntowijoyo.

Pada awalnya Kuntowijoyo menjelaskan Amar Ma’ruf (menyuruh kepada

yang baik) bukan hanya dilakukan dalam konteks individualistik. Konteks amar

ma’ruf harus dilakukan dengan kebaikan pada sesama dan ditransformasikan

dalam konteks sosial budaya.

Selain itu Kuntowijoyo juga menberikan tafsiran sebagai emansipasi

manusia kepada fitrahnya, manusia pada posisinya merupakan makhluk yang

mulia. Inilah yang disebut Kuntowijoyo sebagai sebagai humanisasi teosentris.

humanisasi teosentris merupakan kembalinya manusia pada fitrahnya sebagai

makhluk Allah yang diberi tanggung jawab untuk mengelola bumi. Humanisasi

berarti menebar kebaikan dengan titik pijak keadilan.

Nahi Munkar (mencegah kemunkaran) yang dijelaskan oleh Kuntowijoyo

juga tidak bisa hanya dimaknai dalam kerangka individual. Apabila dilihat secara

sosial, nahi munkar merupakan pembebasan manusia atas penindasan yang

dilakukan manusia lainnya. Pembebasan yang dilakukan adalah pembebasan dari

segala bentuk kegelapan (zhulumat), kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan.

Selain itu pembebasan manusia atas kezaliman yang dilakukan oleh manusia

6 A. Hanafi, Pengantar Theologi Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1992). hlm. 16

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

6

lainnya. Artinya, konsep nahi munkar memiliki implikasi gerakan dan struktural.

Spirit pembebasan ini banyak ditemui dari puisi-puisi Kuntowijoyo, sebagaimana

berikut:

“Karena kakiku masih di bumi | Hingga kejahatan terakhir dimusnahkan |

Hingga para du’afa dan Mustada’afin diangkat Tuhan dari penderitaan”7

Dasar yang telah diungkapkan oleh Kuntowijoyo dikembangkan dan

menjadi salah satu dasar yang dimiliki dan menjadi dasar berkembangnya

lembaga Muhammadiyah didasarkan pada QS. al-Ma’un ayat 1- 7 yang biasa

diartikan kedalam 3 pilar, yaitu healing (pelayanan kesehatan), schooling

(pelayanan pendidikan) dan feeding (pelayanan sosial). Dilihat dari teologi

tersebut salah satu lembaga yang menerapkannya adalah organisasi

Muhammadiyah. Teologi tersebut yang membawa Organisasi Muhammadiyah

dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama serta dapat membentuk

ribuan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan layanan kesejahteraan sosial yang

lain.8

Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam pemahaman al-Ma’un menjadi sebuah

landasan bagi terciptanya generasi generasi intelektual yang dilahirkan

Muhammadiyah dan menjadi landasan untuk membangun sistem pengetahuan

yang berangkat dari ketauhidan dalam melihat realitas sosial dengan ditinjau

melalui kerangka filosofis teologi al-Ma’un.9 KH. Ahmad Dahlan mengajarkan

7 https://aank1985.wordpress.com/2011/05/17/gagasan-profetik-kuntowijoyo/( diunduh

pada 4 April 2016. 14.15) 8http://muhammadiyahstudies.blogspot.co.id/2013/04/makna-teologi-al-maun-di-dua-

generasi.html ( diunduh pada 4 April 2016. 14.15) 9 http://jejaringintelektual.blogspot.co.id/2009/05/materi-teologi-al-maun-kh-ahmad-

dahlan.html ( 23 April 2016. 07.12)

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

7

tentang pentingnya aktifitas sosial, bahwasannya amalan ibadah tidak akan ada

artinya dan bermakna apabila tidak disertai aktifitas amal sosial. Surat al-Ma’un

menyebutkan bahwa menelantarkan anak yatim pendusta agama, teologi al-

Ma’un salah satu solusi yang telah dicetuskan pada abad ke-20 dan masih manjur

pada era sekarang dalam mengatasi salah satu masalah kemiskinan karakter dari

dampak kapitalisme.

Melihat dari teologi tersebut kegiatan PMR sebagai kegiatan ekstrakurikuler

yang bergerak dibidang kemanusiaan harus bisa mencakup tiga faktor, faktor

tesebut dalam batasan yang bisa dicapai oleh siswa dalam arti tidak membuat akan

tetapi mengimplementasikannya kebeberapa ranah tersebut sebagai wujud

pengabdian dan eksistensi anggota PMR dengan memegang daras Tri Bakti PMR,

yaitu :

1. Meningkatkan ketrampilan hidup sehat

2. Berbakti dan berkarya di masyarakat.

3. Mempererat persahabatan nasional dan Internasional.

Tiga poin di atas dasar dari PMR seluruh Indonesia untuk mengembangkan

agenda kegiatannya dengan berlomba lomba untuk menampilkan eksistensinya di

masyarakat serta membantu anggota PMR untuk menunjukkan aspirasi positif di

masyarakat.

SMP Negeri 1 Surakarta salah satu lembaga pendidikan yang notabenya

memberikan pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler yang bermacam macam.

Dalam kurikulum yang telah ditetapkan, SMP Negeri 1 Surakarta tidak terlepas

dari pendidikan formal pendidik mempunyai harapan besar dari aktifitas

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

8

ekstrakurikuler dalam mencapai sebuah prestai yang diharapkan dan potensi yang

diinginkan masing masing peserta didik dapat tercapai yang akhirnya bermuara

pada terbentuknya kepribadian yang memiliki karakter serta mampu

mengembangkan diri dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari dengan

keterampilan masing masing individu. Ekstrakurikuler tidak luput dari fasilitas

yang disediakan oleh pihak sekolah dalam pelaksanaanya. Daya dukung yang

diberikan oleh pihak sekolah akan menjadikan penungjang akan keberhasilan

ekstrakurikuler yang dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah

Rumusam masalah pada penelitian yang dilakukan berfokus pada aktualisasi

teologi Al ma’un pada Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja Di SMP

Negeri 1 Surakarta adalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan teologi al-Ma’un?

2. Bagaimana aktualisasi teologi al-Ma’un dalam kegiatan Palang Merah

Remaja di SMP Negeri 1 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan teologi al-Ma’un dan aktualisasinya dalam pendidikan

ekstrakurikuler.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

9

b. Mendeskripsikan aktualisasi teologi al-Ma’un yang dilaksanakan pada

kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Surakarta.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan

praktis yang tersebut sebagai berikut

a. Manfaat teoritis:

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah :

1) mengembangkan wawasan ilmu dan mendukung teori yang

sudah tersedia serta berkaitan dengan ilmu kependidikan

terutama dalam pengembangan sumber daya manusia agar

mampu bersaing pada kancah internasional.

2) Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pustaka pada

tingkat program ataupn fakultas.

3) Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1

Surakarta.

4) Memeberikan kritik dan saran dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler supaya dapat menjadikan output yang dapat

bersaing dalam kancah era globalisasi

b. Manfaat praktis:

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

bahan masukan sebagai berikut:

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

10

1) Bagi SMP Negeri 1 Surakarta.

Sebagai pelaksana program pendidikan diharapkan agar dapat

menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang aktual dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Bagi ekstrakurikuler

Agar dapat digunakan sebagai referensi dan panduan dalam

menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler agar dapat berjalan

sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

3) Bagi peneliti

Agar dapat menjadi acuan sebagai bahan bagi penelitian selanjutnya

yang berkaitan dengan aktualisasi teologi al-Ma’un dalam kegiatan

ekstrakurikuler.

D. Telaah Pustaka

Penelitian yang telah dilakukan oleh Anisya Ulfah Mahasiswa UIN

Yogyakarta dengan judul Tafsir surat al-Ma’un ( Nilai Nilai Pendidikan Islam

dalam aspek Sosial) memberikan hasil dalam surat al-Ma’un ayat 1-7 terdapat

nilai nilai pendidikan sosial yang meliputi 1) bersikap dalam memperhatikan anak

yatim, 2) membantu orang miskin dan dhuafah, 3) melatih keiklasan, menjauhi

sikap riya’ dan sifat kikir. Dampak dari nilai nilai Islam aspek sosial yang

ditujukkan adalah dapat melatih masalah kemiskinan dan melatih diri untuk

dermawan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

11

Penelitian berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler telah beberapa kali

dilakukan baik dalam penelitian dalam bentuk skripsi ataupun yang lainnya, salah

satunya adalah penelitian tesis yang dilakukan oleh Nitha Noer, mahasiswa

Pascasarjana UMS dengan judul penelitian perencanaan pengelolaan

ekstrakurikuler berbasis karakter di SMK Negeri 2 Surakarta. Hasil dari penelitian

tersebut menghasilkan beberapa temuan yang diantaranya yaitu perencanaan

pengelolaan ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter siswa yang

tertuang dalam materi kepramukaan, yang dalam kepramukaan ada 5 karakter

yaitu spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik. Dalam kegiatannya di

lapangan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembetukan karakter pramuka sangat

efektif dalam meningkatkan prestasi siswa di SMK Negeri 2 Surakarta.

Disebutkan dalam penelitian yang lain, penelitian yang dilakukan oleh

Ahsanudin dengan judul pengembangan nasionalisme siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler, studi kasus di SMKN 5 Surakarta. Berkenaan dengan penanaman

naasionalisme memberikan hasil bahwa siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan.

Nasionalisme adalah alat dalam mempererat sosialisme dan

mempertahankan eksistensi Negara, pendidikan sarana dalam membangun

nasionalisme siswa dengan mengembangkan setiap modal yang sudah tertanam

dalam diri siswa, yang diantaranya ada modal intelektual, sosial, kultural dan

spiritual. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maka modal tersebut akan

dapat dicapai oleh para siswa.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

12

Dari beberapa penelitian di atas dapat diambil garis bahwa banyak

penelitian dilakukan berhubungan kegiatan pengelolaan, peneliti mengambil

langkah penelitian yang membahas berkenaan dengan aktualisasi teologi al-Ma’un

dalam kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja yang ada di SMP Negeri 1

Surakarta.

E. Kerangka Teoritik

Penelitian ini mengkonstruksikan beberapa teori yang relevan untuk

menganalisis data dan fakta sesuai dengan pokok masalah. Teori yang akan

gunakan adalah sebagai berikut :

1. Teologi al-Ma’un

a. Teologi

Definisi teologi Secara etimologi, teologi berasal dari bahasa yunani

yaitu theologia yang terdiri dari kata Theos yang berarti Tuhan atau Dewa,

dan Logos yang artinya ilmu. Sehingga teologi adalah ilmu pengetahuan

tentang ketuhanan. Definisi yang lain menyebutkan bahwa Teologi

merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta

independensi filsafat dan ilmu pengetahuan.10

Definisi yang telah diungkapkan dapat diambil kesimpulan bahwa

teologi merupakan ilmu yang membahas berkaitan dengan pengetahuan dan

kebenaran yang berasal dari Tuhan.

10

Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam (Bandung: Pustaka Setia, 2009). hlm.14.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

13

b. QS. Surat Al Maun

1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,

3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

6. orang-orang yang berbuat riya,

7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.11

Menurut Muhammad Asad kata al-Ma’un berdasarkan berbagai

tafsir klasik dapat dipahami sebagai

"comprises the small items needed for one's daily use, as well as the

occasional acts of kindnessconsisting in helping out one's fellow-men with

such item. In its wider sense, it denotes "aid" or "assistance" in any

difficulty"12

(kata " al-Ma’un " mencakup hal hal kecil yang diperlukan orang dalam

penggunaan sehari hari, juga perbuatan kebaikan berupa pemberian

bantuan kepada sesama manusia dalam hal hal kecil. Maknanya yang lebih

luas, kata al-Ma’un berarti "bantuan" atau "pertolongan" dalam setiap

kesulitan ).

11Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Tarjamahannya. (Jakarta :

Penerbit Sahifa.2014). hlm.602. 12Muhammad Asad, The Massege of the Qur’an, (Watsonville California: The Book

Foundation. 2004). hlm. 102

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

14

Surat ini menggambarkan beberapa hal yang ada hubungannya

dengan kepedulian sosial dan orang orang yang tidak mau untuk

menginfakkan sebagian hartanya dalam membantu fakir miskin sehingga

Allah akan mengancam orang yang mempunyai banyak harta tersebut,

akan tetapi hanya untuk kepentingan diri sendiri.

Surat al-Ma’un menjelaskan tentang beberapa hal yang diantaranya

adalah timbulnya keingkaran terhadap Tuhan terkadang datang dari

beberapa orang yang beribadah. Pengingkaran dari orang yang khusuk

beribadah akan tetapi kurang memiliki kepekaan terhadap sosialnya.

Surat al-Ma’un menjelaskan bahwa pengingkaran terhadap Tuhan

dapat terindikasi dengan riya’. Pertanda keriya’an datang dengan

keidakpedulian terhadap sosialnya. Oleh sebab itu QS. al-Ma’un

merupakan kritikan kepada perilaku individualisme. Bahkan telah

dijelaskan pula dalam al-Qur’an berkaitan dengan kebaikan merupakan

perpaduan antara transendensi (keimanan) dan praksisi gerakan.

Pendek kata teologi al-Ma’un dapat didefinisikan sebagai pemikiran

berkenaan dengan pelayanan terhadap masyarakat yang didasarkan pada

QS. al-Ma’un. al-Ma’un Memberi cakupan pada layanan sosial, kesehatan,

dan pendidikan. Cakupan QS. al-Ma’un menjadi jalan untuk menuju

kepada bangkitnya ruh civil society dengan menghilangkan sifat

individualistik pada masyarakat.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

15

2. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diberikan kepada siswa untuk

pengembangan minat dan bakat. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang

berada pada luar jam pembelajaran formal dengan tujuan untuk memperluas

pengetahuan siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran

sekolah biasa yang dilakukan pada atau di luar sekolah dengan tujuan untuk

memperluas pengetahuanan wawasan siswa. Mengenai hubungan antar mata

pelajaran, penyaluran bakat dan minat serta menjadikan pelengkap untuk

membina manusia seutuhnya dengan waktu secara berkala dan dengan sistem

penilaian yang jelas.13

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa teori di atas adalah

kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar kegiatan pembelajaran efektif.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan aktifitas yang ditujukan sebagai sarana

dalam mengembangkan bakat dan mewadahi minat siswa. Selain itu menjadi

sarana dalam pengembangan wawasan dan pengetahuan bagi siswa yang untuk

pembinaan menjadi manusia yang seutuhnya.

Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah

dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, diantaranya adalah

sebagai berikut :

1) Pendidikan kepramukaan

2) Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA)

13Yudha M. Saputra, Pengembangan Kegiatan KoEkstrakurikuler, (Jakarta: Depdikbud,

1998). hlm. 6-7

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

16

3) Palang Merah Remaja (PMR)

4) Pasukan Keaman Sekolah (PKS)

5) Gema Pencinta Alam

6) Filateli

7) Koperasi Sekolah

8) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

9) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)

10) Olahraga

11) Kesenian.14

3. Palang Merah Remaja

Palang merah remaja merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang

terdata dalam departemen pendidikan dan kebudayaan. Palang merah remaja

(PMR) merupakan salah satu bagian dari Palang Merah Indonesia yang

digunakan sebagai wadah dalam pengembangan dan pembinaan

kepalangmerahan kepada siswa.15

PMR didirikan oleh organisasi kemanusiaan Palang Merah Indonesia.

PMR terbentuk pada kongres PMI tanggal 25-27 Januari 1950 di Jakarta.

Sebelum menjadi Palang Merah Remaja (PMR) dahulunya merupakan Palang

Merah Pemuda (PMP) yang didirikan pada 1 Mei 1950 yang dipimpin oleh

Nyonya Siti Dasimah.

14 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Kegiatan Ko dan

Ekstrakurikuler. ( Jakarta: Dirjen Dikti, 1995 ). hlm. 3 15 Heri gunawan. Pendidikan karakter konsep dan implementasi, (Bandung : Alfabetha,

2012). hlm. 274.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

17

PMR melakukan kegiatan berdasarkan kepada prinsip dasar palang

merah dan bulan sabit merah internasional sebagai berikut :

a. Kemanusiaan

b. Kesamaan

c. Kenetralan

d. Kemandirian

e. Kesukarelaan

f. Kesatuan

g. Kesemestaan

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang

mengedepankan pengumpulan data atau realisasi personal dengan

berlandaskan pada penyajian data yang diungkapkan para informan secara

tertulis ataupun lisan dari perilaku orang orang yang diamati sesuai dengan

realitas sebenarnya.

Moleong, menerangkan bahwa jenis penelitian kualitatif adalah

penelitian yang mengedepankan pengumpulan data atau realitas persoalan

dengan berlandaskan pada pengungkapan apa yang telah diekspresikan dan

diungkapkan oleh responden dan data yang dikumpulkan berupa kata kata

tertulis, gambar dan bukan berupa angka.16

16Lexy.J.Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Pt. Rosdakarya, 2003).

hlm. 3

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

18

Dengan kata lain metode kualitatif digunakan untuk penelitian yang

mengedepankan pengumpulan data yang berbentuk kalimat ataupun data

yang berbentuk gambar. Maka peneliti menggunakan metode ini karena

informasi yang didapat akan lebih spesifik serta lebih realistis. Informasi yang

diperoleh langsung dari responden selain itu dalam penelitian ini akan lebih

banyak mengedepankan proses daripada hasil yang mempengaruhi terjadinya

sesuatu.17

Oleh sebab itu penulis akan menggali secara luas bagaimana

pengaktualisasian Teologi al-Ma’un dalam kegiatan Ekstrakurikuler PMR di

SMP Negeri 1 Surakarta.

2. Subjek dan informan penelitian

a. Subyek penelitian

Subyek penelitian sumber informasi yang berkaitan dengan

penelitian. Maka peneliti menjadikan pihak manajeman Ekstrakurikuler

PMR di SMP Negeri 1 Surakarta sebagai subyek penelitian karena subyek

dari penelitian.

b. Informan penelitian

Informan penelitian orang orang yang dipandang mengetahui

permasalahan yang akan diteliti, dalam hal ini peneliti menjadikan pihak

Kepala Sekolah, Pembina dan pihak terkait dengan kegiatan

ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 1 Surakarta sebagai informan.

17Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2006). hlm. 7

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

19

3. Metode Pengumpulan data

Untuk memperoleh informasi dari sumber data maka penelitian ini

menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan

dokumentasi, yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Metode observasi

Metode observasi ini digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman

gambar. Menurut Sarwono, “kegiatan observasi meliputi melakukan

pencatatan secara sistematik kejadian kejadian, perilaku, obyek obyek

yang dilihat dan hal hal lain yang diperlukan dalam mendukung

penelitian yang sedang dilakukan”.18

Menurut Sukandarumidi,

“observasi adalah pengamatan dan pencatatan obyek dengan fenomena

yang diselidiki”. Teknik observasi ini alat yang langsung digunakan

untuk mengamati bermacam gejala.19

Kegiatan observasi yang

dilakukan adalah mengamati lebih dekat kegiatan kegiatan yang

dilakukan oleh anggota PMR SMP Negeri Surakarta.

b. Wawancara

Menurut Lexy J. Moleong wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

18Jonathan Sarwono,. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif . (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2006) hlm. 224 19Sukandarrumidi. Metode Penelitian petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula.

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006) hlm. 69

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

20

itu. Interview yang disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan

adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara. 20

kegiatan wawancara

dilakukan dengan mewawancarai Kepala Sekolah, Pembina PMR dan

pihak yang terkait dengan aktifitas PMR.

c. Metode dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti setiap bahan

tulis, atau film yang sudah disiapkan karena adanya permintaan

seseorang pendidik. Abu Ahmadi dan Widodo supriyono dalam bukunya

menyebutkan dokumentasi adalah cara mengetahui sesuatu dengan

melihat catatan catatan, arsip arsip, dokumen dokumen yang

berhubungan dengan orang yang diteliti atau diselidiki.21

Menurut

Lincoln mendefinisikan dokumentasi adalah setiap pernyataan tertulis

yang disusun seseorang lembaga untuk pengujian suatu peristiwa.22

Pendokumentasian data dilakukan dengan pengumpulan gambar atau

photo kegiatan yang dilakukan PMR SMP Negei 1 Surakarta.

4. Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran pada

sumber data yang objektif. Oleh sebab itu keabsahan data dalam sebuah

20Lexy.J.Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009). hlm. 86 21Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. Asdi Mahastya,

2004). hlm. 96 22Lexy.J.Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009). hlm.161

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

21

penelitian kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan atau validitas data

dan kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai.

Menurut Arikunto “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kevalidan atau keaslian suatu instrumen”. Kegiatan penyelidikan

kebenaran suatu informasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan

kegiatan triangulasi”.23

Sebagai bukti dinilai absah atau tidaknya suatu data tersebut maka

dilakukan teknik triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu.24

Menurut Sugiyono triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan

data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan

data dan sumber data yang telah ada.25

Sugiyono dalam bukunya

triangulasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu triangulasi teknik

dan triangulasi sumber. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kedua

macam triangulasi tersebut yaitu :

a. Triangulasi teknik pengumpulan data. Menurut Sugiyono, triangulasi

teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbeda beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Triangulasi teknik ini didapatkan melalui teknik Penelitian

23Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998). hlm. 160 24Ibid., hlm. 330 25Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R & D.

(Bandung: CV. Alfa Beta, 2010). hlm. 330

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

22

menggunakan observasi partisipatif, wawancara yang mendalam,

Serta dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.26

b. Triangulasi sumber data. Menurut sugiyono triangulasi sumber data

berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda beda

dengan teknik yang sama. Teknik ini berasal dari informan, tempat

dan peristiwa, serta dokumentasi.27

5. Teknik Analisi Data

Menurut Patton sebagaimana dikutip Tohirin “Analisis data adalah

mengatur urutan data, mengorganiasikannya ke dalam suatu pola, kategori

dan suatu uraian data”.28

Analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis data model interaktif dan adapun langkah langkahnya

menurut Miles dan Huberman adalah sebagai berikut :29

a. Pengumpulan data, yaitu melakukan pengumpulan data dari lokasi

penelitian dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

Tujuan dari pengumpulan data ini adalah unuk mengumpulkan data

sebanyak banyaknya yang berkaitan dengan kajian peneliti, maka data

yang kumpulkan oleh peneliti data yang berkaitan dengan

26Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta 2006 )

hlm. 214 27Ibid., hlm. 214 28Tohirin. Metode penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling.

(Jakarta: PT. Graham Grafindo Persada. 2012) 29Miles, Mathew B dan A. Michael Huberman.. Analisa data Kualitatif ( Buku Sumber

Tentang Metode Metode Baru). (Jakarta: UIP.1992)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

23

Aktualisasian Teologi al-Ma’un dalam kegiatan Ekstrakurikuler PMR

di SMP Negeri 1 Surakarta.

b. Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan, pemfokusan,

pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada dilapangan. Semakin

banyak data yang terkumpul dalam pengumpulan data maka akan

semakin kompleks dan rumit pula proses pengolahan data, maka

peneliti akan memfokuskan kajian penelitian pada Aktualisasian

Teologi al-Ma’un dalam kegiatan Ekstrakurikuler PMR di SMP

Negeri 1 Surakarta.

c. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi yang memungkinkan

adanya penarikan kesimpulan saat penelitian dilaksanakan. Penyajian

data disajikan dengan jenis matrik gambar, jaringan kerja, keterkaitan

kegiatan atau table. Pada penelitian ini peneliti akan menampilkan

data berkaitan dengan Aktualisasian Teologi al-Ma’un dalam kegiatan

Ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 1 Surakarta dalam bentuk uraian

singkat serta dokumentasi yang terkait.

d. Verifikasi dan Penarikan kesimpulan yaitu dalam pemikiran terhadap

data data yang telah dikumpulkan di lapangan dengan menyusun pola

pola pengarahan dan sebab akibat. Verifikasi dan penarikan

kesimpulan berusaha mencari makna dari komponen komponen yang

disajikan dengan membuat pola pola, keteraturan, penjelasan,

konfigurasi, hubungan sebab akibat dan proposisi dalam penelitian.

Pengambilan kesimpulan harus dijelaskan menggunakan argument

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

24

yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, maka peneliti

menggunakan argumentasi deduktif dalam pengambilan kesimpulan,

argumentasi deduktif yang akibat dari alasan yang telah didapat

berdasar analisa data yang telah dilakukan dengan data yang benar dan

valid. Melakukan verifikasi dan penarikan kesimpulan, penting untuk

melakukan kegiatan peninjauan kembali terhadap penyajian data dan

catatan lapangan sebagaimana Menurut Miles dan Huberman analisis

data model interaktif dapat digambarkan dalam bentuk skema berikut

ini :

Gambar 1. Analisis Data Model Interaktif

G. Sistematika Pembahasan

Tahapan penulisan dalam tesis ini dibagi menurut tata aturan pembahasan

yang disusun dalam lima bab. Masing masing bab berisi pembahasan dengan

urutan yang logis dan sistematis agar dapat tercapai kesimpulan yang inti dari

tujuan penulisan tesis ini.

Pengumpulan

n data

Reduksi

data

Kesimpulan

kesimpulan

penarikan

verifikasi

Penyajian

data Pengumpulan

n data

Reduksi

data

Kesimpulan

kesimpulan

penarikan

verifikasi

Penyajian

data

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/BAB I LATAR BELAKANG.pdf · pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan

25

Pada Bab I penelitian ini, diawali dengan pendahuluan yang berisi latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian

pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Pembahasan berikutnya terdapat dalam Bab II, yang akan mendalami kajian

konseptual Penelitian ini yang berorientasi kepada judul yang telah ditentukan.

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memadukan

dari berbagai teori teori visi dan misi serta kegiatan non kurikuler yang telah

dirumuskan oleh para ahli. Hal ini dilakukan sebab ada keterkaitan hubungan

yang erat dari berbagai teori yang telah disampaikan oleh para ahli pendidikan.

Pembahasan tersebut akhirnya mengantarkan pada Bab III, yaitu pemaparan

dari data yang telah ditemukan dilapangan, Bab IV adalah menganalisa hasil dari

data yang telah ditemukan di lapangan dan Bab V penarikan kesimpulan dari

hasil penelitian yang yelah dilakukan serta pemberian saran serta rekomendasi

untuk tempat penelitian yang bersangkutan.