bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.ums.ac.id/48682/12/bab i latar belakang.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sebuah program yang melibatkan beberapa komponen
yang saling berhubungan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagai sebuah program usaha sadar serta sengaja yang diarahkan menuju
pencapaian tujuan yang efektif dan efisien. Ditinjau dari segi pelaksanaanya
mempunyai tuntutan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,
sebagaimana menurut Jhon Dewey yang menyatakan bahwa pendidikan proses
pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah
alam dan sesama manusia.1
Sekolah sebagai aktifias dasar dalam pengembangan kapasitas pendidikan
mempunyai bentuk kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, atau dapat juga
disebut formal dan non formal. Pendidikan formal pendidikan yang teratur,
sitematis, mempunyai jenjang, serta dibagi dalam jangka waktu tertentu.
Pendidikan non formal semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan secara
sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan persekolahan.2 Kedua
kegiatan tersebut telah diatur dalam kurikulum persekolahan dan disesuaikan
dengan perencananaan visi dan misi. Kegiatan intrakurikuler bertujuan untuk
mengembangkan intelektual dalam bidang ilmu pengetahuan, agar mampu
bersaing di era modern dan memiliki keterampilan yang dapat diaplikasikan.
1 Zahara Idris, Dasar Dasar Kependidikan, (Padang : Angkasa Raya 1981), hlm. 9. 2 Ibid., hlm. 58-59.
2
Kegiatan ekstrakurikuler dalam sekolah kegiatan yang pelaksanaannya di
luar jam tatap muka. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk memanapkan
pembentukan kepribadian serta membantu penyaluran bakat dan minat,
diantaranya kegiatan pramuka, PMR, olahraga, kesenian, koperasi, agama,
menjahit, multimedia dan lain sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler dalam
rangkaian pendidikan resmi mempunyai peran dalam memperkaya dan
memperluas wawasan dan pengetahuan yang tidak hanya terpaku pada pendidikan
formal. Kegiatan ekstrakurikuler juga menjadi penunjang dalam mencapai nilai
yang telah diprogramkan. Kegiatan ekstrakurikuler ikut andil dalam proses
menciptakan tingkat intelektual dan wawasan. Materi yang disampaiakan materi
non akademis dengan tujuan untuk meningkatkan kognisi afektif dan
psikomotorik yang dapat menjadi penunjang perbedaan karakter dari masing
masing siswa.
Kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler perpaduan dan pengembangan dari
kegiatan intakulikuler, atau sebagai tambahan dan pelengkap bagi pelajaran wajib.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa,
yang dilakukan pada atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuanan wawasan siswa. Mengenai hubungan antar mata pelajaran,
penyaluran bakat dan minat serta menjadikan pelengkap, ekstrakurikuler juga
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang
dilakukan di lingkungan sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah untuk
memperkaya wawasan dan pengetahuan yang telah dimilliki dan diperoleh pada
3
saat jam tatap muka.3 Kegiatan ekstrakurikuler tentu bermacam macam jenis yang
diberikan, karenya banyak perbedaan karakter, bakat atau minat yang akan
ditunjukkan dan diikuti oleh para siswa serta masih mempunyai kaitan yang erat
dengan kegiatan intrakurikuler. banyaknya kegiatan yang berbeda diharapkan
siswa mampu melakukan pemilihan kegiatan sesuai dengan kemampuan dasar dan
bakat yang dimiliki dan ingin dikembangkan. Ada beberapa jenis kegiatan
ekstrakurikuler yang di programkan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan, yang
diantaranya adalah pendidikan kepramukaan, palang merah remaja, paskibraka,
pecinta alam, keamanan sekolah, karya ilmiah remaja dan lain sebagainya.4
Palang Merah Remaja atau disingkat dengan PMR adalah salah satu jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi wadah pengembangan karakter, bakat dan
minat siswa dibidang sosial. PMR kegiatan ekstrakurikuler yang berada dalam
naungan Palang Merah Indonesia atau PMI, kegiatan ekstrakurikuler PMR dengan
mengacu kepada visi dan misi “ PMR sebagai generasi muda kader PMI mampu
dan siap menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip Prinsip
Dasar Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah Internasional”.5 Tujuh prinsip
tersebut adalah 1) Kemanusiaan, 2) Kesamaan, 3) Kenetralan, 4) Kemandirian, 5)
Kesukarelaan, 6) Kesatuan dan 7) Kesemestaan.
PMR salah satu kekuatan PMI dalam mensosialisaskan aksi kemanusiaan,
bidang pelayanan dalam kesehatan, kebencanaan dan aksi sosial yang lainnya dan
3 Moh. Uzer dan Lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung, 1993). hlm. 22 4 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan , Pedoman Pelaksanaan Organisasi Sekolah. (
Depdikbud : Semarang 1995) hlm. 3 5 Palang Merah Indonesia, Pedoman Manajeman Relawan (TSR-KSR). Vol. 1. Jakarta.
Oktober 2008. hlm. 99
4
mempromosikan prinsip dasar gerakan PMI dan bulan sabit merah internasional.
Kegiatan yang dilaksanakan PMR akan bermuara pada aksi yang bersifat sosial
seperti pada pendidikan karakter dengan harapan mampu untuk mengembangkan
karakter peduli sosial yang pada akhirnya akan dapat menumbuhkan jiwa yang
memiliki karakter sosial yang baik dan dapat menjadi pelayan dalam bidang sosial
di masyarakat.
Kegiatan pelayanan tidak hanya ditur dalam peraturan keduniaan, melainkan
telah diatur pada waktu manusia belum mengalami perkembangan zaman. Dari
banyak segi, kehidupan bermasyarakat banyak diatur dalam al-Qur’an yang
disampaikan oleh RosulNya dengan memberikan pengarahan dalam melakukan
aktifitas dikehidupan dunia sampai dengan kehidupan akherat. Salah satu surat
dalam al-Qur’an yang membahas tentang aktifitas sosial dengan gambaran dan
diartikan kepada bidang pelayanan ada pada QS. al-Ma’un ayat 1-7. Surat al-
Ma’un dapat pula diartikan sebagai banyak harta, berguna, bermanfaat, kebaikan
dan ketaatan.
Teologi adalah ilmu yang yang membahas berkenaan atas ilmu Ketuhanan,
yang menyoroti berkaitan dengan kewajiban manuia atas Tuhannya. Teologi ilmu
merupakan hasil dari refleksi pikiran manusian terhadap suatu realitas satu
kerangka pandangan tertentu. Teologi Islam pemikiran yang mempelajari seluk
beluk ketuhanan, fakta ketuhanan dan hubungan antara manusia dengan tuhannya
yang didasarkan pada prinsip prinsip ajaran Islam. Tujuan dari teologi Islam
adalah memantapkan kepercayaan agama melalui jalan pikiran dan akal serta
5
memantapkan hati untuk percaya kepada-Nya serta membela kepercayaan tersebut
dengan menghilangkan keraguan yang melekat.6
Tidak lain dengan kegiatan PMR yang mencoba untuk menerapkan
kewajiban pada Tuhannya terutama dengan jalan sosial dengan mengambil dasar
pada teologi Al ma’un. Aktivitas sosial tersebut dapat diartikan pula teologi al-
Ma’un yang dicetuskan Prof. Kuntowijoyo.
Pada awalnya Kuntowijoyo menjelaskan Amar Ma’ruf (menyuruh kepada
yang baik) bukan hanya dilakukan dalam konteks individualistik. Konteks amar
ma’ruf harus dilakukan dengan kebaikan pada sesama dan ditransformasikan
dalam konteks sosial budaya.
Selain itu Kuntowijoyo juga menberikan tafsiran sebagai emansipasi
manusia kepada fitrahnya, manusia pada posisinya merupakan makhluk yang
mulia. Inilah yang disebut Kuntowijoyo sebagai sebagai humanisasi teosentris.
humanisasi teosentris merupakan kembalinya manusia pada fitrahnya sebagai
makhluk Allah yang diberi tanggung jawab untuk mengelola bumi. Humanisasi
berarti menebar kebaikan dengan titik pijak keadilan.
Nahi Munkar (mencegah kemunkaran) yang dijelaskan oleh Kuntowijoyo
juga tidak bisa hanya dimaknai dalam kerangka individual. Apabila dilihat secara
sosial, nahi munkar merupakan pembebasan manusia atas penindasan yang
dilakukan manusia lainnya. Pembebasan yang dilakukan adalah pembebasan dari
segala bentuk kegelapan (zhulumat), kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan.
Selain itu pembebasan manusia atas kezaliman yang dilakukan oleh manusia
6 A. Hanafi, Pengantar Theologi Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1992). hlm. 16
6
lainnya. Artinya, konsep nahi munkar memiliki implikasi gerakan dan struktural.
Spirit pembebasan ini banyak ditemui dari puisi-puisi Kuntowijoyo, sebagaimana
berikut:
“Karena kakiku masih di bumi | Hingga kejahatan terakhir dimusnahkan |
Hingga para du’afa dan Mustada’afin diangkat Tuhan dari penderitaan”7
Dasar yang telah diungkapkan oleh Kuntowijoyo dikembangkan dan
menjadi salah satu dasar yang dimiliki dan menjadi dasar berkembangnya
lembaga Muhammadiyah didasarkan pada QS. al-Ma’un ayat 1- 7 yang biasa
diartikan kedalam 3 pilar, yaitu healing (pelayanan kesehatan), schooling
(pelayanan pendidikan) dan feeding (pelayanan sosial). Dilihat dari teologi
tersebut salah satu lembaga yang menerapkannya adalah organisasi
Muhammadiyah. Teologi tersebut yang membawa Organisasi Muhammadiyah
dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama serta dapat membentuk
ribuan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan layanan kesejahteraan sosial yang
lain.8
Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam pemahaman al-Ma’un menjadi sebuah
landasan bagi terciptanya generasi generasi intelektual yang dilahirkan
Muhammadiyah dan menjadi landasan untuk membangun sistem pengetahuan
yang berangkat dari ketauhidan dalam melihat realitas sosial dengan ditinjau
melalui kerangka filosofis teologi al-Ma’un.9 KH. Ahmad Dahlan mengajarkan
7 https://aank1985.wordpress.com/2011/05/17/gagasan-profetik-kuntowijoyo/( diunduh
pada 4 April 2016. 14.15) 8http://muhammadiyahstudies.blogspot.co.id/2013/04/makna-teologi-al-maun-di-dua-
generasi.html ( diunduh pada 4 April 2016. 14.15) 9 http://jejaringintelektual.blogspot.co.id/2009/05/materi-teologi-al-maun-kh-ahmad-
dahlan.html ( 23 April 2016. 07.12)
7
tentang pentingnya aktifitas sosial, bahwasannya amalan ibadah tidak akan ada
artinya dan bermakna apabila tidak disertai aktifitas amal sosial. Surat al-Ma’un
menyebutkan bahwa menelantarkan anak yatim pendusta agama, teologi al-
Ma’un salah satu solusi yang telah dicetuskan pada abad ke-20 dan masih manjur
pada era sekarang dalam mengatasi salah satu masalah kemiskinan karakter dari
dampak kapitalisme.
Melihat dari teologi tersebut kegiatan PMR sebagai kegiatan ekstrakurikuler
yang bergerak dibidang kemanusiaan harus bisa mencakup tiga faktor, faktor
tesebut dalam batasan yang bisa dicapai oleh siswa dalam arti tidak membuat akan
tetapi mengimplementasikannya kebeberapa ranah tersebut sebagai wujud
pengabdian dan eksistensi anggota PMR dengan memegang daras Tri Bakti PMR,
yaitu :
1. Meningkatkan ketrampilan hidup sehat
2. Berbakti dan berkarya di masyarakat.
3. Mempererat persahabatan nasional dan Internasional.
Tiga poin di atas dasar dari PMR seluruh Indonesia untuk mengembangkan
agenda kegiatannya dengan berlomba lomba untuk menampilkan eksistensinya di
masyarakat serta membantu anggota PMR untuk menunjukkan aspirasi positif di
masyarakat.
SMP Negeri 1 Surakarta salah satu lembaga pendidikan yang notabenya
memberikan pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler yang bermacam macam.
Dalam kurikulum yang telah ditetapkan, SMP Negeri 1 Surakarta tidak terlepas
dari pendidikan formal pendidik mempunyai harapan besar dari aktifitas
8
ekstrakurikuler dalam mencapai sebuah prestai yang diharapkan dan potensi yang
diinginkan masing masing peserta didik dapat tercapai yang akhirnya bermuara
pada terbentuknya kepribadian yang memiliki karakter serta mampu
mengembangkan diri dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari dengan
keterampilan masing masing individu. Ekstrakurikuler tidak luput dari fasilitas
yang disediakan oleh pihak sekolah dalam pelaksanaanya. Daya dukung yang
diberikan oleh pihak sekolah akan menjadikan penungjang akan keberhasilan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Rumusam masalah pada penelitian yang dilakukan berfokus pada aktualisasi
teologi Al ma’un pada Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja Di SMP
Negeri 1 Surakarta adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan teologi al-Ma’un?
2. Bagaimana aktualisasi teologi al-Ma’un dalam kegiatan Palang Merah
Remaja di SMP Negeri 1 Surakarta?
C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan teologi al-Ma’un dan aktualisasinya dalam pendidikan
ekstrakurikuler.
9
b. Mendeskripsikan aktualisasi teologi al-Ma’un yang dilaksanakan pada
kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Surakarta.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritik dan
praktis yang tersebut sebagai berikut
a. Manfaat teoritis:
Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah :
1) mengembangkan wawasan ilmu dan mendukung teori yang
sudah tersedia serta berkaitan dengan ilmu kependidikan
terutama dalam pengembangan sumber daya manusia agar
mampu bersaing pada kancah internasional.
2) Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pustaka pada
tingkat program ataupn fakultas.
3) Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1
Surakarta.
4) Memeberikan kritik dan saran dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler supaya dapat menjadikan output yang dapat
bersaing dalam kancah era globalisasi
b. Manfaat praktis:
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
bahan masukan sebagai berikut:
10
1) Bagi SMP Negeri 1 Surakarta.
Sebagai pelaksana program pendidikan diharapkan agar dapat
menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang aktual dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Bagi ekstrakurikuler
Agar dapat digunakan sebagai referensi dan panduan dalam
menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler agar dapat berjalan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
3) Bagi peneliti
Agar dapat menjadi acuan sebagai bahan bagi penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan aktualisasi teologi al-Ma’un dalam kegiatan
ekstrakurikuler.
D. Telaah Pustaka
Penelitian yang telah dilakukan oleh Anisya Ulfah Mahasiswa UIN
Yogyakarta dengan judul Tafsir surat al-Ma’un ( Nilai Nilai Pendidikan Islam
dalam aspek Sosial) memberikan hasil dalam surat al-Ma’un ayat 1-7 terdapat
nilai nilai pendidikan sosial yang meliputi 1) bersikap dalam memperhatikan anak
yatim, 2) membantu orang miskin dan dhuafah, 3) melatih keiklasan, menjauhi
sikap riya’ dan sifat kikir. Dampak dari nilai nilai Islam aspek sosial yang
ditujukkan adalah dapat melatih masalah kemiskinan dan melatih diri untuk
dermawan.
11
Penelitian berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler telah beberapa kali
dilakukan baik dalam penelitian dalam bentuk skripsi ataupun yang lainnya, salah
satunya adalah penelitian tesis yang dilakukan oleh Nitha Noer, mahasiswa
Pascasarjana UMS dengan judul penelitian perencanaan pengelolaan
ekstrakurikuler berbasis karakter di SMK Negeri 2 Surakarta. Hasil dari penelitian
tersebut menghasilkan beberapa temuan yang diantaranya yaitu perencanaan
pengelolaan ekstrakurikuler pramuka dalam pembentukan karakter siswa yang
tertuang dalam materi kepramukaan, yang dalam kepramukaan ada 5 karakter
yaitu spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik. Dalam kegiatannya di
lapangan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembetukan karakter pramuka sangat
efektif dalam meningkatkan prestasi siswa di SMK Negeri 2 Surakarta.
Disebutkan dalam penelitian yang lain, penelitian yang dilakukan oleh
Ahsanudin dengan judul pengembangan nasionalisme siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler, studi kasus di SMKN 5 Surakarta. Berkenaan dengan penanaman
naasionalisme memberikan hasil bahwa siswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan.
Nasionalisme adalah alat dalam mempererat sosialisme dan
mempertahankan eksistensi Negara, pendidikan sarana dalam membangun
nasionalisme siswa dengan mengembangkan setiap modal yang sudah tertanam
dalam diri siswa, yang diantaranya ada modal intelektual, sosial, kultural dan
spiritual. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maka modal tersebut akan
dapat dicapai oleh para siswa.
12
Dari beberapa penelitian di atas dapat diambil garis bahwa banyak
penelitian dilakukan berhubungan kegiatan pengelolaan, peneliti mengambil
langkah penelitian yang membahas berkenaan dengan aktualisasi teologi al-Ma’un
dalam kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja yang ada di SMP Negeri 1
Surakarta.
E. Kerangka Teoritik
Penelitian ini mengkonstruksikan beberapa teori yang relevan untuk
menganalisis data dan fakta sesuai dengan pokok masalah. Teori yang akan
gunakan adalah sebagai berikut :
1. Teologi al-Ma’un
a. Teologi
Definisi teologi Secara etimologi, teologi berasal dari bahasa yunani
yaitu theologia yang terdiri dari kata Theos yang berarti Tuhan atau Dewa,
dan Logos yang artinya ilmu. Sehingga teologi adalah ilmu pengetahuan
tentang ketuhanan. Definisi yang lain menyebutkan bahwa Teologi
merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta
independensi filsafat dan ilmu pengetahuan.10
Definisi yang telah diungkapkan dapat diambil kesimpulan bahwa
teologi merupakan ilmu yang membahas berkaitan dengan pengetahuan dan
kebenaran yang berasal dari Tuhan.
10
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam (Bandung: Pustaka Setia, 2009). hlm.14.
13
b. QS. Surat Al Maun
1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. orang-orang yang berbuat riya,
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.11
Menurut Muhammad Asad kata al-Ma’un berdasarkan berbagai
tafsir klasik dapat dipahami sebagai
"comprises the small items needed for one's daily use, as well as the
occasional acts of kindnessconsisting in helping out one's fellow-men with
such item. In its wider sense, it denotes "aid" or "assistance" in any
difficulty"12
(kata " al-Ma’un " mencakup hal hal kecil yang diperlukan orang dalam
penggunaan sehari hari, juga perbuatan kebaikan berupa pemberian
bantuan kepada sesama manusia dalam hal hal kecil. Maknanya yang lebih
luas, kata al-Ma’un berarti "bantuan" atau "pertolongan" dalam setiap
kesulitan ).
11Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Tarjamahannya. (Jakarta :
Penerbit Sahifa.2014). hlm.602. 12Muhammad Asad, The Massege of the Qur’an, (Watsonville California: The Book
Foundation. 2004). hlm. 102
14
Surat ini menggambarkan beberapa hal yang ada hubungannya
dengan kepedulian sosial dan orang orang yang tidak mau untuk
menginfakkan sebagian hartanya dalam membantu fakir miskin sehingga
Allah akan mengancam orang yang mempunyai banyak harta tersebut,
akan tetapi hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Surat al-Ma’un menjelaskan tentang beberapa hal yang diantaranya
adalah timbulnya keingkaran terhadap Tuhan terkadang datang dari
beberapa orang yang beribadah. Pengingkaran dari orang yang khusuk
beribadah akan tetapi kurang memiliki kepekaan terhadap sosialnya.
Surat al-Ma’un menjelaskan bahwa pengingkaran terhadap Tuhan
dapat terindikasi dengan riya’. Pertanda keriya’an datang dengan
keidakpedulian terhadap sosialnya. Oleh sebab itu QS. al-Ma’un
merupakan kritikan kepada perilaku individualisme. Bahkan telah
dijelaskan pula dalam al-Qur’an berkaitan dengan kebaikan merupakan
perpaduan antara transendensi (keimanan) dan praksisi gerakan.
Pendek kata teologi al-Ma’un dapat didefinisikan sebagai pemikiran
berkenaan dengan pelayanan terhadap masyarakat yang didasarkan pada
QS. al-Ma’un. al-Ma’un Memberi cakupan pada layanan sosial, kesehatan,
dan pendidikan. Cakupan QS. al-Ma’un menjadi jalan untuk menuju
kepada bangkitnya ruh civil society dengan menghilangkan sifat
individualistik pada masyarakat.
15
2. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diberikan kepada siswa untuk
pengembangan minat dan bakat. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
berada pada luar jam pembelajaran formal dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah biasa yang dilakukan pada atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuanan wawasan siswa. Mengenai hubungan antar mata
pelajaran, penyaluran bakat dan minat serta menjadikan pelengkap untuk
membina manusia seutuhnya dengan waktu secara berkala dan dengan sistem
penilaian yang jelas.13
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa teori di atas adalah
kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar kegiatan pembelajaran efektif.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan aktifitas yang ditujukan sebagai sarana
dalam mengembangkan bakat dan mewadahi minat siswa. Selain itu menjadi
sarana dalam pengembangan wawasan dan pengetahuan bagi siswa yang untuk
pembinaan menjadi manusia yang seutuhnya.
Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah
dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1) Pendidikan kepramukaan
2) Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA)
13Yudha M. Saputra, Pengembangan Kegiatan KoEkstrakurikuler, (Jakarta: Depdikbud,
1998). hlm. 6-7
16
3) Palang Merah Remaja (PMR)
4) Pasukan Keaman Sekolah (PKS)
5) Gema Pencinta Alam
6) Filateli
7) Koperasi Sekolah
8) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
9) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
10) Olahraga
11) Kesenian.14
3. Palang Merah Remaja
Palang merah remaja merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang
terdata dalam departemen pendidikan dan kebudayaan. Palang merah remaja
(PMR) merupakan salah satu bagian dari Palang Merah Indonesia yang
digunakan sebagai wadah dalam pengembangan dan pembinaan
kepalangmerahan kepada siswa.15
PMR didirikan oleh organisasi kemanusiaan Palang Merah Indonesia.
PMR terbentuk pada kongres PMI tanggal 25-27 Januari 1950 di Jakarta.
Sebelum menjadi Palang Merah Remaja (PMR) dahulunya merupakan Palang
Merah Pemuda (PMP) yang didirikan pada 1 Mei 1950 yang dipimpin oleh
Nyonya Siti Dasimah.
14 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Kegiatan Ko dan
Ekstrakurikuler. ( Jakarta: Dirjen Dikti, 1995 ). hlm. 3 15 Heri gunawan. Pendidikan karakter konsep dan implementasi, (Bandung : Alfabetha,
2012). hlm. 274.
17
PMR melakukan kegiatan berdasarkan kepada prinsip dasar palang
merah dan bulan sabit merah internasional sebagai berikut :
a. Kemanusiaan
b. Kesamaan
c. Kenetralan
d. Kemandirian
e. Kesukarelaan
f. Kesatuan
g. Kesemestaan
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang
mengedepankan pengumpulan data atau realisasi personal dengan
berlandaskan pada penyajian data yang diungkapkan para informan secara
tertulis ataupun lisan dari perilaku orang orang yang diamati sesuai dengan
realitas sebenarnya.
Moleong, menerangkan bahwa jenis penelitian kualitatif adalah
penelitian yang mengedepankan pengumpulan data atau realitas persoalan
dengan berlandaskan pada pengungkapan apa yang telah diekspresikan dan
diungkapkan oleh responden dan data yang dikumpulkan berupa kata kata
tertulis, gambar dan bukan berupa angka.16
16Lexy.J.Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Pt. Rosdakarya, 2003).
hlm. 3
18
Dengan kata lain metode kualitatif digunakan untuk penelitian yang
mengedepankan pengumpulan data yang berbentuk kalimat ataupun data
yang berbentuk gambar. Maka peneliti menggunakan metode ini karena
informasi yang didapat akan lebih spesifik serta lebih realistis. Informasi yang
diperoleh langsung dari responden selain itu dalam penelitian ini akan lebih
banyak mengedepankan proses daripada hasil yang mempengaruhi terjadinya
sesuatu.17
Oleh sebab itu penulis akan menggali secara luas bagaimana
pengaktualisasian Teologi al-Ma’un dalam kegiatan Ekstrakurikuler PMR di
SMP Negeri 1 Surakarta.
2. Subjek dan informan penelitian
a. Subyek penelitian
Subyek penelitian sumber informasi yang berkaitan dengan
penelitian. Maka peneliti menjadikan pihak manajeman Ekstrakurikuler
PMR di SMP Negeri 1 Surakarta sebagai subyek penelitian karena subyek
dari penelitian.
b. Informan penelitian
Informan penelitian orang orang yang dipandang mengetahui
permasalahan yang akan diteliti, dalam hal ini peneliti menjadikan pihak
Kepala Sekolah, Pembina dan pihak terkait dengan kegiatan
ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 1 Surakarta sebagai informan.
17Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006). hlm. 7
19
3. Metode Pengumpulan data
Untuk memperoleh informasi dari sumber data maka penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Metode observasi
Metode observasi ini digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman
gambar. Menurut Sarwono, “kegiatan observasi meliputi melakukan
pencatatan secara sistematik kejadian kejadian, perilaku, obyek obyek
yang dilihat dan hal hal lain yang diperlukan dalam mendukung
penelitian yang sedang dilakukan”.18
Menurut Sukandarumidi,
“observasi adalah pengamatan dan pencatatan obyek dengan fenomena
yang diselidiki”. Teknik observasi ini alat yang langsung digunakan
untuk mengamati bermacam gejala.19
Kegiatan observasi yang
dilakukan adalah mengamati lebih dekat kegiatan kegiatan yang
dilakukan oleh anggota PMR SMP Negeri Surakarta.
b. Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
18Jonathan Sarwono,. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif . (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006) hlm. 224 19Sukandarrumidi. Metode Penelitian petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula.
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006) hlm. 69
20
itu. Interview yang disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan
adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. 20
kegiatan wawancara
dilakukan dengan mewawancarai Kepala Sekolah, Pembina PMR dan
pihak yang terkait dengan aktifitas PMR.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti setiap bahan
tulis, atau film yang sudah disiapkan karena adanya permintaan
seseorang pendidik. Abu Ahmadi dan Widodo supriyono dalam bukunya
menyebutkan dokumentasi adalah cara mengetahui sesuatu dengan
melihat catatan catatan, arsip arsip, dokumen dokumen yang
berhubungan dengan orang yang diteliti atau diselidiki.21
Menurut
Lincoln mendefinisikan dokumentasi adalah setiap pernyataan tertulis
yang disusun seseorang lembaga untuk pengujian suatu peristiwa.22
Pendokumentasian data dilakukan dengan pengumpulan gambar atau
photo kegiatan yang dilakukan PMR SMP Negei 1 Surakarta.
4. Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran pada
sumber data yang objektif. Oleh sebab itu keabsahan data dalam sebuah
20Lexy.J.Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009). hlm. 86 21Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. (Jakarta: PT. Asdi Mahastya,
2004). hlm. 96 22Lexy.J.Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (edisi revisi). (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009). hlm.161
21
penelitian kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan atau validitas data
dan kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai.
Menurut Arikunto “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau keaslian suatu instrumen”. Kegiatan penyelidikan
kebenaran suatu informasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan
kegiatan triangulasi”.23
Sebagai bukti dinilai absah atau tidaknya suatu data tersebut maka
dilakukan teknik triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu.24
Menurut Sugiyono triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada.25
Sugiyono dalam bukunya
triangulasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu triangulasi teknik
dan triangulasi sumber. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kedua
macam triangulasi tersebut yaitu :
a. Triangulasi teknik pengumpulan data. Menurut Sugiyono, triangulasi
teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Triangulasi teknik ini didapatkan melalui teknik Penelitian
23Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998). hlm. 160 24Ibid., hlm. 330 25Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R & D.
(Bandung: CV. Alfa Beta, 2010). hlm. 330
22
menggunakan observasi partisipatif, wawancara yang mendalam,
Serta dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.26
b. Triangulasi sumber data. Menurut sugiyono triangulasi sumber data
berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda beda
dengan teknik yang sama. Teknik ini berasal dari informan, tempat
dan peristiwa, serta dokumentasi.27
5. Teknik Analisi Data
Menurut Patton sebagaimana dikutip Tohirin “Analisis data adalah
mengatur urutan data, mengorganiasikannya ke dalam suatu pola, kategori
dan suatu uraian data”.28
Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis data model interaktif dan adapun langkah langkahnya
menurut Miles dan Huberman adalah sebagai berikut :29
a. Pengumpulan data, yaitu melakukan pengumpulan data dari lokasi
penelitian dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Tujuan dari pengumpulan data ini adalah unuk mengumpulkan data
sebanyak banyaknya yang berkaitan dengan kajian peneliti, maka data
yang kumpulkan oleh peneliti data yang berkaitan dengan
26Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta 2006 )
hlm. 214 27Ibid., hlm. 214 28Tohirin. Metode penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling.
(Jakarta: PT. Graham Grafindo Persada. 2012) 29Miles, Mathew B dan A. Michael Huberman.. Analisa data Kualitatif ( Buku Sumber
Tentang Metode Metode Baru). (Jakarta: UIP.1992)
23
Aktualisasian Teologi al-Ma’un dalam kegiatan Ekstrakurikuler PMR
di SMP Negeri 1 Surakarta.
b. Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan, pemfokusan,
pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada dilapangan. Semakin
banyak data yang terkumpul dalam pengumpulan data maka akan
semakin kompleks dan rumit pula proses pengolahan data, maka
peneliti akan memfokuskan kajian penelitian pada Aktualisasian
Teologi al-Ma’un dalam kegiatan Ekstrakurikuler PMR di SMP
Negeri 1 Surakarta.
c. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi yang memungkinkan
adanya penarikan kesimpulan saat penelitian dilaksanakan. Penyajian
data disajikan dengan jenis matrik gambar, jaringan kerja, keterkaitan
kegiatan atau table. Pada penelitian ini peneliti akan menampilkan
data berkaitan dengan Aktualisasian Teologi al-Ma’un dalam kegiatan
Ekstrakurikuler PMR di SMP Negeri 1 Surakarta dalam bentuk uraian
singkat serta dokumentasi yang terkait.
d. Verifikasi dan Penarikan kesimpulan yaitu dalam pemikiran terhadap
data data yang telah dikumpulkan di lapangan dengan menyusun pola
pola pengarahan dan sebab akibat. Verifikasi dan penarikan
kesimpulan berusaha mencari makna dari komponen komponen yang
disajikan dengan membuat pola pola, keteraturan, penjelasan,
konfigurasi, hubungan sebab akibat dan proposisi dalam penelitian.
Pengambilan kesimpulan harus dijelaskan menggunakan argument
24
yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, maka peneliti
menggunakan argumentasi deduktif dalam pengambilan kesimpulan,
argumentasi deduktif yang akibat dari alasan yang telah didapat
berdasar analisa data yang telah dilakukan dengan data yang benar dan
valid. Melakukan verifikasi dan penarikan kesimpulan, penting untuk
melakukan kegiatan peninjauan kembali terhadap penyajian data dan
catatan lapangan sebagaimana Menurut Miles dan Huberman analisis
data model interaktif dapat digambarkan dalam bentuk skema berikut
ini :
Gambar 1. Analisis Data Model Interaktif
G. Sistematika Pembahasan
Tahapan penulisan dalam tesis ini dibagi menurut tata aturan pembahasan
yang disusun dalam lima bab. Masing masing bab berisi pembahasan dengan
urutan yang logis dan sistematis agar dapat tercapai kesimpulan yang inti dari
tujuan penulisan tesis ini.
Pengumpulan
n data
Reduksi
data
Kesimpulan
kesimpulan
penarikan
verifikasi
Penyajian
data Pengumpulan
n data
Reduksi
data
Kesimpulan
kesimpulan
penarikan
verifikasi
Penyajian
data
25
Pada Bab I penelitian ini, diawali dengan pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Pembahasan berikutnya terdapat dalam Bab II, yang akan mendalami kajian
konseptual Penelitian ini yang berorientasi kepada judul yang telah ditentukan.
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memadukan
dari berbagai teori teori visi dan misi serta kegiatan non kurikuler yang telah
dirumuskan oleh para ahli. Hal ini dilakukan sebab ada keterkaitan hubungan
yang erat dari berbagai teori yang telah disampaikan oleh para ahli pendidikan.
Pembahasan tersebut akhirnya mengantarkan pada Bab III, yaitu pemaparan
dari data yang telah ditemukan dilapangan, Bab IV adalah menganalisa hasil dari
data yang telah ditemukan di lapangan dan Bab V penarikan kesimpulan dari
hasil penelitian yang yelah dilakukan serta pemberian saran serta rekomendasi
untuk tempat penelitian yang bersangkutan.