bab i pendahuluan a. latar belakangjurnal.sman1karangnunggal.sch.id/files/jurnal...bab i pendahuluan...

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah proses perkembangan diri individu yang bertujuan mengadakan suatu bentuk perubahan perilaku, sikap, ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran di sekolah hasil belajar siswa diukur melalui prestasi akademik siswa yang dinilai dari tiga ranah kemampuan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif yaitu kemampuan siswa mengenai pengetahuan, pemahaman, penalaran, analisis, dan evaluasi dalam menerima informasi yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Afektif yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengelola emosi yang terdiri atas penilaian sikap terhadap guru dan sesama siswa. Psikomotorik yaitu kemampuan siswa dalam keterampilan jasmani. Dengan mengukur ketiga ranah kemampuan ini seseorang dapat mengamati perubahan perilaku, sikap, dan pengetahuan setelah siswa belajar dan membandingkannya. Pembelajaran adalah suatu proses Pendidikan secara keseluruhan dengan pendidik sebagai pembimbing dalam memberikan pembelajaran dan motivasi kepada siswa. Dalam proses pembelajaran siswa sering kali mengalami hambatan dalam mencapai tujuan belajar. Hambatan ini dalam ilmu pendidikan disebut sebagai kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah permasalahan yang menghambat dalam proses belajar mengajar sehingga tidak tercapainya keberhasilan pembelajaran. Menurut Djamarah (2011, hal.235) “Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Dapat dijelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa mengalalami hambatan dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan kegagalan dalam mencapai prestasi belajar. Kesulitan belajar sering kali dikaitkan dengan kegagalan pencapaian prestasi belajar siswa. Menurut Abdurrahman prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Djamarah, 2011; 235),

Upload: others

Post on 17-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Belajar adalah proses perkembangan diri individu yang bertujuan

    mengadakan suatu bentuk perubahan perilaku, sikap, ilmu pengetahuan dan

    keterampilan. Dalam proses pembelajaran di sekolah hasil belajar siswa diukur

    melalui prestasi akademik siswa yang dinilai dari tiga ranah kemampuan yaitu

    kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif yaitu kemampuan siswa mengenai

    pengetahuan, pemahaman, penalaran, analisis, dan evaluasi dalam menerima

    informasi yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Afektif yaitu

    kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mengelola

    emosi yang terdiri atas penilaian sikap terhadap guru dan sesama siswa.

    Psikomotorik yaitu kemampuan siswa dalam keterampilan jasmani. Dengan

    mengukur ketiga ranah kemampuan ini seseorang dapat mengamati perubahan

    perilaku, sikap, dan pengetahuan setelah siswa belajar dan membandingkannya.

    Pembelajaran adalah suatu proses Pendidikan secara keseluruhan dengan pendidik

    sebagai pembimbing dalam memberikan pembelajaran dan motivasi kepada

    siswa. Dalam proses pembelajaran siswa sering kali mengalami hambatan dalam

    mencapai tujuan belajar. Hambatan ini dalam ilmu pendidikan disebut sebagai

    kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah permasalahan yang menghambat dalam

    proses belajar mengajar sehingga tidak tercapainya keberhasilan pembelajaran.

    Menurut Djamarah (2011, hal.235) “Kesulitan belajar adalah suatu kondisi

    dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman,

    hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Dapat dijelaskan bahwa kesulitan

    belajar merupakan suatu kondisi dimana siswa mengalalami hambatan dalam

    proses pembelajaran sehingga menyebabkan kegagalan dalam mencapai prestasi

    belajar.

    Kesulitan belajar sering kali dikaitkan dengan kegagalan pencapaian

    prestasi belajar siswa. Menurut Abdurrahman prestasi belajar dipengaruhi oleh

    dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Djamarah, 2011; 235),

  • 2

    1) Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor internal,

    yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis. Disfungsi neurologis adalah

    gangguan dalam sistem saraf otak yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara

    lain faktor keturunan, kerusakan pada fungsi otak, gizi yang tidak memadai, dan

    pengaruh-pengaruh psikologis dan sosial lainnya.

    2) Faktor eksternal, yaitu berasal dari luar diri siswa berupa strategi pembelajaran

    yang keliru, pengelolaan kegiatan pembelajaran yang tidak membangkitkan

    motivasi dan pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat.

    Kegagalan siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal diduga

    karena beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah faktor yang berasal dari

    dalam diri siswa, persepsi siswa materi jurnal penyesuaian terlalu sulit untuk

    dipahami, sehingga minat belajar siswa menjadi rendah. Faktor kedua yaitu faktor

    yang berasal dari luar diri siswa, metode pembelajaran ceramah dan resitasi yang

    digunakan selama ini di SMAN 1 Karangnunggal pada mata pelajaran ekonomi

    dinilai sudah cukup baik tetapi belum optimal hal ini dilihat dari masih banyaknya

    siswa yang mengalami kesulitan belajar pada materi jurnal penyesuaian.

    Jurnal penyesuaian merupakan proses pengikhtisaran yang mencerminkan

    kondisi akun dan jumlah nominal sebenarnya. Sebagai proses pengikhtisaran

    jurnal penyesuaian berhubungan dengan tahapan pada siklus akuntansi lainnya,

    sehingga pada proses ini siswa memerlukan ketelitian dan kemampuan analisis

    dalam penyelesaiannya. Oleh sebab itu, jurnal penyesuaian dianggap siswa

    sebagai bagian tersulit dalam pembelajaran akuntansi. Berdasarkan informasi

    awal yang diperoleh peneliti dari guru yang mengajar terdapat kesulitan belajar

    akuntansi pada materi jurnal penyesuaian di kelas XII IPS SMAN 1

    Karangnunggal.

    Kesulitan belajar itu dilihat dari kurangnya keaktifan siswa selama proses

    pembelajaran berlangsung, dimana siswa cenderung pasif saat guru bertanya dan

    saat diberikan tugas hanya sebagian siswa yang mengerjakan tugas sedangkan

    sebagian lagi menyalin tugas yang dikerjakan temannya. Hal ini mengakibatkan

    siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi

    khususnya jurna penyesuaian banyak yang tidak bisa menyelesaikan soal jurnal

    penyesuaian yang diberikan. Permasalahan berdampak pada hasil belajar siswa

  • 3

    yang terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa yang belum mencapai KKM,

    yaitu Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan siswa 40%, sedangkan 60% dibawah

    KKM.

    Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan oleh

    guru.Untuk itu peneliti berkeinginan meneliti tentang kesulitan belajar siswa

    dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian dengan harapan hasil belajar siswa

    akan lebih baik dan meningkat setelah diketahui faktor-faktor yang menyebabkan

    siswa mengalami kesulitan belajar dan alternatif cara mengatasi kesulitan belajar

    siswa. Berdasarkan permasalahan yang dialami siswa seperti yang diuraikan di

    atas maka peneliti berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul

    “Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal Jurnal Penyesuaian

    Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Karangnunggal Tahun Pelajaran

    2018/2019”

    B. Rumusan Masalah

    Bagaiman tingkat kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal

    penyesuaian?

    C. Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahuai gambaran tingkat kesulitan belajar siswa dalam

    menyelesaikan soal jurnal penyesuaian

    D. Manfaat Penelitian

    Memberikan gambaran tingkat kesulitan belajar siswa dalam mempelajari

    jurnal penyesuaian, dengan harapan perbaikan yang dibuat mengacu pada hasil

    analisis.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kesulitan Belajar

    Memahami kesulitan belajar, penting untuk mengetahui terlebih dahulu

    definisi dari kedua kata tersebut yaitu: kesulitan dan belajar. Menurut Gagne

    dalam Siregar & Nara “belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif

    menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran

    yang bertujuan/direncanakan” (2019, hal. 4). Sejalan dengan itu, Rusman

    menjelaskan bahwa “belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang

    ada di sekitar siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan

    kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai proses pengalaman. Belajar

    juga merupakan proses melihat, mengamati, menalar, mencobakan,

    mengkomunikasikan, dan memahami sesuatu” (2017, hal. 1).

    Berdasarkan definisi ahli, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

    merupakan sebuah proses interaksi yang menghasilkan pengalaman atas semua

    situasi sehingga dapat mempengaruhi perubahan perilaku seseorang. Sementara

    itu, menurut Subini “kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu

    yang sulit. Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri – ciri

    hambatan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang

    lebih baik untuk mengatasi hal tersebut” (2011, hal.13). Jadi, kesulitan dapat

    diartikan sebagai suatu hal yang dalam praktiknya kadang ditemukan hambatan –

    hambatan tertentu dalam proses mencapai sebuah tujuan.

    Kesulitan belajar menurut Sulistiawati, Suryadi, & Fatimah yaitu “suatu

    kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan

    tertentu dalam mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar disini adalah kesulitan

    belajar yang biasa dikenal dengan learning obstacle”. (2015, Hal. 138). Subini

    berpendapat bahwa anak yang mengalami kesulitan belajar cenderung memiliki

    gangguan dalam memahami hal – hal mendasar dari pembelajaran. Selain itu,

    anak yang memiliki kesulitan belajar cenderung tidak mencapai standar

    kompetensi yang diharapkan, baik itu dalam bentuk sikap, pengetahuan maupun

  • 5

    keterampilan. Mereka mengalami hambatan – hambatan tertentu pada saat proses

    pembelajaran sehingga tidak dapat mencapai hasil pembelajaran. (2011).

    Berdasarkan definisi dari para ahli, maka kesulitan belajar yaitu adanya hambatan

    yang dialami oleh peserta didik dalam proses memahami pembelajaran karena

    faktor – faktor tertentu yang dapat mengakibatkan ketidakmaksimalan pencapaian

    standar kompetensi yang telah ditetapkan, baik itu secara sikap, pengetahuan

    maupun keterampilan.

    Sudarajat dalam Idris, berpendapat bahwa kesulitan belajar dapat

    dimanifestasikan dalam bentuk perilaku baik itu secara kognitif, afektif, dan

    psikomotor. Manifestasi gejala tersebut seperti: hasil belajar yang rendah,

    ketidakseimbangan antara hasil dengan usaha yang dilakukan, selalu lambat dan

    tertinggal dari teman sebayanya terutama dalam mengerjakan tugas, dan adanya

    sikap tidak peduli, menentang, membolos, selalu mengganggu orang lain, tidak

    teratur dalam kegiatan pembelajaran, dan lain-lain (2009).

    Indikator dari kesulitan belajar berdasarkan pemaparan tersebut yaitu

    adanya gejala – gejala yang dimanifestasikan dalam bentuk tindakan atau perilaku

    nyata dan dapat diamati. Pada umumnya, kesulitan belajar secara kognitif dapat

    terlihat dari hasil belajar yang tidak mencapai standar yang ditentukan oleh

    sekolah (KKM). Selain itu, biasanya terdapat peserta didik yang berusaha untuk

    belajar, namun hasil yang dicapai juga tidak sesuai dengan harapan. Sejalan

    dengan indikator yang dipaparkan Sudarajat dalam Idris, Arifin berpendapat

    bahwa indikator kesulitan belajar, antara lain: 1) peserta didik tidak dapat

    menguasai materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 2) peserta

    didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah dibandingkan dengan

    peserta didik lainnya dalam satu kelompok. 3) peserta didik tidak dapat mencapai

    prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 4) peserta didik tidak

    dapat menunjukkan kepribadian yang baik, seperti kurang sopan, membandel, dan

    tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan (2012, hal. 306).

    Senada dengan itu, Djamarah berpendapat bahwa indikator dari kesulitan

    belajar peserta didik yaitu: rendahnya prestasi belajar, ketidaksesuaian usaha

    dengan hasil yang didapatkan, lambat dalam mengerjakan tugas, berbeda dari

    tingkah laku yang biasanya dan terkadang prestasi belajar menurun drastis dari

  • 6

    biasanya. (2007). Berdasarkan pemaparan tersebut, indikator adanya kesulitan

    belajar yaitu pada saat peserta didik umumnya tidak mencapai hasil belajar yang

    sesuai dengan standar, lambat dalam mengikuti pembelajaran dan cenderung

    memperlihatkan perilaku yang tidak seharusnya.

    Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar pada

    peserta didik, baik itu dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal).

    Menurut Susiaty, Muhamad, & Hodiyanto, “faktor internal adalah faktor yang

    berasal dari dalam diri siswa, misalnya kesehatan, bakat minat, motivasi,

    intelegensi dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang

    berasal dari luar diri siswa, misalnya dari lingkungan sekolah, lingkungan

    keluarga dan lingkungan masyarakat” (2017, hal.231). Senada dengan itu,

    Hamalik berpendapat bahwa faktor dari dalam diri yaitu: tidak adanya tujuan

    belajar yang jelas, kurangnya minat dalam belajar, kesehatan fisik yang

    terganggu, kurang dalam menguasai bahasa. Sedangkan faktor dari luar diri

    peserta didik yaitu: sekolah sebagai tempat anak mendapatkan pendidikan formal,

    keluarga sebagai lingkungan yang paling dekat dengan kehidupan peserta didik,

    dan masyarakat (2015). Selain itu, Menurut Haqiqi “faktor kesulitan belajar dari

    faktor internal siswa berupa aspek bakat, minat, motivasi dan intelegensi.

    Sedangkan faktor eksternal berupa fasilitas sekolah, guru, sarana prasarana, dan

    aktivitas siswa” (2018, hal. 42).

    Berdasarkan pemaparan tersebut, faktor yang menyebabkan kesulitan

    belajar secara internal dipengaruhi oleh kesehatan peserta didik, minat belajar

    yang rendah akan membuat peserta didik tidak memiliki kemauan untuk belajar

    sehingga dapat mengakibatkan kebosanan, tidak mengerjakan tugas dari guru, dan

    lain – lain. Tingkat intelegensi atau IQ yang rendah juga akan menghambat peserta

    didik dalam memahami pembelajaran karena proses berpikir yang lama. Pendapat

    lain dikemukakan oleh Brosseau dalam Unaenah mengenai faktor-faktor yang

    menyebabkan kesulitan belajar, antara lain: Hambatan ontogeni (obstacle of

    ontogenic origin) biasanya terjadi karena proses pembelajaran tidak sesuai dengan

    kesiapan anak. Hambatan ini erat kaitannya dengan mental anak dan usia. Pada

    saat hambatan ini muncul karena perkembangan mental, maka hambatan tersebut

    dapat hilang dengan sendirinya. Hambatan lainnya yaitu didaktis (obstacle of

  • 7

    didactional origin) hambatan ini biasanya muncul karena pilihan proyek sistem

    pendidikan. (2017).

    Faktor lain yang dikemukakan oleh Duroux dalam Suryadi (2008) yang

    dikutip oleh Unaenah, yaitu: “hambatan epistemologi (obstacle of epistemological

    origin) pada hakekatnya merupakan pengetahuan seseorang yang hanya terbatas

    pada konteks tertentu. Jika orang tersebut dihadapkan pada konteks berbeda,

    pengetahuan yang dimiliki menjadi tidak bisa digunakan atau dia mengalami

    kesulitan untuk menggunakannya”. (2017, hal. 290). Sejalan dengan itu

    Sulistiawati et al., (2015) menjelaskan bahwa ontogenical learning obstacle

    merupakan jenis kesulitan belajar yang dialami peserta didik karena faktor

    psikologis, hal ini pada umumnya disebabkan oleh cara berpikir yang belum

    sesuai usia. Didactical learning obstacle yaitu kekeliruan dalam pembelajaran

    terutama penggunaan bahan ajar oleh guru yang dapat menimbulkan miskonsepsi.

    Epistemological learning obstacle yaitu kesulitan belajar peserta didik karena

    tidak memahami konsep dari pembelajaran secara komprehensif atau pemahaman

    pembelajaran hanya sebagian.

    Berdasarkan pemaparan para ahli, terdapat dua faktor yang sangat

    mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik yaitu internal dan eksternal. Faktor

    internal terkait dengan hambatan yang terjadi dalam diri peserta didik seperti:

    kesehatan, minat, tingkat intelegensi, hambatan ontogeni (obstacle of ontogenic

    origin) dan hambatan epistemologi (obstacle of epistemological origin)

    sebagaimana dikemukakan oleh Brosseau dan Duroux dalam Unaenah.

    Sedangkan faktor eksternal atau yang berasal dari luar diri peserta didik yaitu

    lingkungan sekolah sebagai tempat peserta didik menempuh pendidikan formal,

    lingkungan keluarga sebagai institusi pertama tempat peserta didik belajar dan

    bertumbuh, lingkungan keluarga yang mendukung minat belajarnya, dapat

    membantu peserta didik mencapai prestasi yang lebih baik. Selain itu, lingkungan

    masyarakat tempat peserta didik tinggal, bersosialisasi dengan orang lain juga

    dapat mempengaruhi peserta didik dalam pembelajaran. Faktor eksternal lainnya

    yaitu hambatan didaktis (obstacle of didactional origin). Hambatan ini pada

    umumnya disebabkan oleh metode pengajaran guru yang kurang tepat sehingga

    peserta didik sulit dalam memahami pembelajaran.

  • 8

    B. Pembelajaran Ekonomi

    1. Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi

    Ekonomi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang perilaku

    dan tindakan mannusia untuk memnuhi kebutuhan hidupnya yang banyak,

    bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui

    pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/ atau distribusi (Fajar.

    2004:127).

    2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi

    a. Fungsi mata pelajaran Ekonomi di SMA dan MA adalah:

    mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara

    mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami

    konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi

    yang terjadi di lingkungan masyarakat.

    b. Tujuan mata pelajatan ekonomi di SMA dan MA adalah:

    1) Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan

    mengerti peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-

    hari, terutama yang terjadi di lingkungan setingkat individu/rumah

    tangga, masyarakat dan negara.

    2) Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan

    untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya.

    3) Membekali siswa nilai-nilai etika ekonomi dan memiliki jiwa

    wirausaha.

    4) Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerjasama

    dengan masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional

    maupun skala internasional (Fajar. 2004:128).

  • 9

    3. Karakteristik Mata Pelajaran Ekonomi

    Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas.

    Demikian juga halnya dengan mata pelajaran Ekonomi. Adapun

    karakteristik mata pelajaran Ekonomi adalah sebagai berikut:

    a. Mata pelajaran Ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi

    yang nyata. Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak

    terbatas, sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat memenuhi

    kebutuhan jumlahnya terbatas. Ilmu ekonomi mampu menjelaskan

    gejala tersebut, sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia nyata.

    b. Mata pelajaran Ekonomi mengembangkan teori-teori untuk

    menjelaskan fakta secara rasional.

    Agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala

    ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan teori ekonomi

    yang menjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain itu ilmu ekonomi adalah

    obyektif dan mempunyai tujuan yang jelas.

    c. Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah

    pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah cocok untuk

    digunakan dalam analisis ekonomi sebab obyek dalam ilmu ekonomi

    adalah permasalahan dasar ekonomi, yaitu barang apa yang harus

    diproduksi, bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang

    diproduksi.

    4. Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik. Untuk

    mencapai kemakmuran, manusia mempunyai banyak pilihan kegiatan.

    Namun, dari sekian banyak pilihan kegiatan tersebut dapat dianalisis

    secara ekonomi sehingga dapat ditentukan alternatif pilihan mana yang

    paling optimal.

    5. Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas

    kebutuhan manusia (Depdiknas. 2003:2).

    4. Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi

    Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa untuk mata pelajaran

    Ekonomi menurut Depdiknas (2003:7) adalah sebagai berikut:

  • 10

    a. Menganalisis perilaku pelaku ekonomi dalam kaitannya dengan

    kelangkaan, pengalokasian sumberdaya dan barang, melalui

    mekanisme pasar.

    b. Mendeskripsikan konsep ekonomi kemasyarakatan dan kebijakan

    pemerintah dalam bidang ekonomi.

    Menganalisis perekonomian Internasional, sistem ekonomi Indonesia,

    manajemen, pembangunan ekonomi, tenaga kerja, wirausaha, dan model

    pemecahan masalah ekonomi.

    C. Jurnal Penyesuaian

    Untuk mempermudah menyusun laporan keuangan, terdapat cara untuk

    membantu hal tersebut yaitu dengan menggunakan jurnal penyesuaian.

    Keseimbangan antara sisi debit dan kredit yang disajikan dalam neraca saldo

    bukanlah jaminan bahwa kegiatan akuntansi telah dilakukan secara benar.

    Karenanya neraca saldo harus menunjukkan keadaan yang sebenarnya dari

    kegiatan akuntansi yang dilakukan perusahaan. Dalam siklus akuntansi

    perusahaan terkadang ditemukan transaksi yang tidak habis diterima atau

    dikeluarkan dalam satu periode karenanya perlu diadakan penyesuaian dan

    perbaikan melalui jurnal penyesuaian. Tujuan jurnal penyesuaian adalah sebagai

    berikut:

    1. Untuk mempermudah menyusun neraca saldo debit dan kredit buku besar.

    2. Untuk merekap saldo akun-akun buku besar

    3. Untuk menentukan saldo akun-akun buku besar yang sesuai dengan realita

    4. Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan

    5. Untuk mempermudah penyusunan kertas kerja

    Beberapa transaksi yang perlu dicatat dalam jurnal penyesuaian, antara

    lain:

    1. Transaksi yang telah terjadi tetapi belum dicatat

    a. Beban terutang (Beban yang masih harus dibayar)

    Beban yang masih harus dibayar memerlukan jurnal penyesuaian terlihat

    dalam contoh pembayaran gaji karyawan bulan Desember yang masih

    harus dibayarkan pada bulan Januari tahun berikutnya. Penyesuaian

  • 11

    diperlukan karena beban gaji tersebut sudah dibukukan pada periode akhir

    siklus akuntansi.

    b. Pendapatan yang masih harus diterima

    Sama halnya dengan beban terutang, pada akhir periode akuntansi

    kemungkinan terdapat sejumlah pendapatan jasa yang pembayarannya

    belum diterima. Penyesuaian diperlukan karena pendapatan tersebut

    dibukukan pada periode akuntansi yang berbeda dengan ketika pendapatan

    diterima.

    c. Penyusutan aktiva tetap

    Aktiva tetap atau fixed assets didefinisikan sebagai aktiva yang masa

    pemanfaatannya lebih dari satu periode akuntansi. Penyesuaian pada

    aktiva dilakukan untuk mengetahui nilai aktiva yang sudah dinikmati pada

    periode berjalan.

    2. Transaksi yang sudah dicatat tapi belum dikoreksi karena tidak sesuai

    dengan keadaan

    a. Beban yang dibayarkan di muka

    Beban dibayar di muka adalah akun campuran, yaitu akun yang di

    dalamnya terdapat sebagian nilai yang harus masuk ke dalam akun riil dan

    sebagian lagi harus masuk ke dalam akun nominal.

    b. Pemakaian perlengkapan

    Akun perlengkapan termasuk dalam akun campuran, yaitu sebagian

    masuk kelompok harta (perlengkapan) dan sebagian masuk kelompok

    beban (pemakaian perlengkapan). Nilai perlengkapan pada akhir periode

    dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan fisik terhadap persediaan

    perlengkapan.

    3. Pendapatan yang diterima di Muka

    Jika pada saat penerimaan pendapatan dicatat sebagai hutang maka akun yang

    digunakan untuk transaksi tersebut adalah akun pendapatan diterima di muka.

    Walau menggunakan istilah pendapatan, sifat akun adalah utang. Sebagai

  • 12

    contoh : pada 1 Juli 2014 diterima pendapatan sewa gedung untuk 1 tahun

    sebesar Rp. 18.000.000. Pada saat terjadi transaksi maka jurnal yang dibuat

    sebagai berikut :

    Sedangkan pada akhir periode diperlukan jurnal penyesuaian untuk

    menentukan pendapatan yang menjadi hak perusahaan dan pendapatan yang

    belum menjadi hak perusahaan.

    Periode sewa berjalan : Juli s.d Desember = 6 bulan = 6/12 x

    Rp.18.000.000=Rp.9.000.000

    Periode sewa berikutnya = Rp. 18.000.000 – Rp. 9.000.000 = Rp. 9.000.000

    Pendapatan yang diterima oleh perusahaan di periode tersebut adalah sebesar

    Rp. 9.000.000 untuk 6 bulan periode pertama, sedangkan 6 bulan periode

    berikutnya dibukukan dalam pendapatan yang diterima di periode selanjutnya.

  • 13

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. HASIL PENELITIAN

    Penelitian dilakukan di SMAN 1 Karangnunggal bertempat dengan jumlah

    siswa yang menjadi sampel sebanyak 32 siswa kelas XII IPS 2 untuk mengetahu

    kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian di SMAN 1

    Karangnunggal melalui pemberian tes. Berdasarkan nilai hasil tes siswa materi

    jurnal penyesuaian diketahui bahwa, siswa yang mencapai nilai (86-100)

    sebanyak 4 orang siswa dengan kategori “Baik Sekali” dan pada barang dagang

    sebesar 50% dan rata-rata keseluruhan kesalahan siswa dalam menganalisis

    transaksi jurnal penyesuaian sebesar 40% dengan persentase kesalahan tertinggi

    pada materi beban dibayar dimuka sebesar 52%.

    Berdasarkan hasil angket faktor intern dan faktor ekstern pada tabel di atas

    diketahui keseluruhan rata-rata faktor intern kesulitan belajar siswa dalam

    menyelesaikan soal jurnal penyesuaian sebesar 52, 05% yang meliputi aspek

    kognitif, afektif dan psikomor sedangkan rata-rata keseluruhan faktor ekstern

    kesulitan belajar siswa sebesar 50, 28% yang meliputi lingkungan keluarga dan

    lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian soal tes kesulitan belajar siswa

    dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian. Kesulitan siswa dalam

    menyelesaikan soal jurnal penyesuaian disebabkan oleh kesalahan mencatat

    transaksi jurnal penyesuaian dan menganalisis transaksi jurnal penyesuaian.

    Rata-rata keseluruhan kesalahan siswa dalam mencatat transaksi jurnal

    penyesuaian sebesar 60% dan rata-rata keseluruhan kesalahan siswa dalam

    menganalisis transaksi jurnal penyesuaian sebesar 40%. Kemudian kesulitan

    belajar siswa yang heterogen ini dikelompokan menjadi 3 kategori untuk

    mengetahui pada materi jurnal penyesuaian manakah yang menjadi kesulitan

    belajar siswa.

    Ada 3 kategori kesulitan belajar siswa, yaitu Sulit, Sedang dan Mudah.

    Berikut ini deskripsi kesulitan belajar siswa dari ketiga kategori kesulitan belajar

    siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut:

  • 14

    1. Pada kategori ini ada 2 materi jurnal penyesuaian yang sering menyebabkan

    kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian yaitu

    materi beban dibayar dimuka dengan persentase kesalahan 52% dan

    persediaan barang dagang dengan persentase kesalahan 50%.

    2. Pada kategori sedang ada 4 materi jurnal penyesuaian yang menyebabkan

    kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian yaitu

    materi beban yang masih harus dibayar sebesar 39%, pendapatan yang masih

    harus diterima sebesar 37%, pendapatan diterima dimuka sebesar 32%, dan

    penyusutan aktiva tetap sebesar 20%.

    3. Pada kategori mudah materi jurnal penyesuaian yang menyebabkan

    kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian yaitu

    materi akun peralatan sebesar 8%. Kesulitan belajar biasanya tampak jelas

    dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajar yang dicapai siswa.

    Rendahnya kinerja akademik siswa dalam menyelesaikan soal jurnal

    penyesuaian dilihat dari hasil tes siswa dibawah KKM sebesar 68,7%.

    Hasil tes siswa yang rendah menunjukan adanya kesulitan belajar siswa

    dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian. Berdasarkan hasil tes siswa

    kategori kesulitan belajar yang sulit yaitu beban dibayar dimuka dengan

    persentase kesalahan 52%, kategori kesulitan belajar yang sedang yaitu beban

    yang masih harus dibayar dengan persentase kesalahan 39% dan kategori

    kesulitan belajar yang mudah yaitu akun perlengkapan dengan persentase

    kesalahan 8%. Penyebab kesulitan belajar siswa hasil dalam menyelesaikan soal

    jurnal penyesuaian berdasarkan hasil angket siswa diketahui bahwa kesulitan

    belajar siswa dalam jurnal penyesuaian disebabkan oleh kurangnya

    pengetahuan dan keterampilan dasar atas bahan yang dipelajari berupa

    pemahaman dan keterampilan dalam menganalisis dan mencatat data transaksi;

    kurangnya minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian; metode

    mengajar guru yang kurang menarik saat pelajaran akuntansi serta kurang

    lengkapnya prasarana pembelajaran seperti persediaan buku pelajaran akuntansi

    yang kurang memadai.

  • 15

    B. PEMBAHASAN

    Tinjauan ilmiah ini dilakukan di SMAN 1 Karangnunggal, dengan tujuan

    untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal

    penyesuaian pada mata pelajaran akuntansi.

    Tahapan menganalisis transaksi merupakan salah satu tahap yang sangat

    penting dalam akuntansi akan tetapi pada tahap menganalisis siswa merasa

    kesulitan dalam mamahaminya sehingga berdampak pada pencapaian hasil

    belajar yang tidak maksimal. Dan dari hasil tes siswa keseluruhan diperoleh

    siswa sebanyak 22 siswa dengan presentase sebesar 68,7% mengalami kesulitan

    belajar. Sedangkan hanya 31,3% sebanyak 10 siswa yang tidak mengalami

    kesulitan belajar dalam materi jurnal penyesuaian.

    Berdasarkan hasil penelitian soal tes kesulitan belajar siswa dalam

    menyelesaikan soal jurnal penyesuaian yang dapat dilihat pada diagram 4.8.

    Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian disebabkan oleh

    kesalahan mencatat transaksi jurnal penyesuaian dan menganalisis transaksi

    jurnal penyesuaian. Rata-rata keseluruhan kesalahan siswa dalam mencatat

    transaksi jurnal penyesuaian sebesar 60%dan rata-rata keseluruhan kesalahan

    siswa dalam menganalisis transaksi jurnal penyesuaian sebesar 40%. Kemudian

    kesulitan belajar siswa yang heterogen ini dikelompokan menjadi 3 kategori

    untuk mengetahui pada materi jurnal penyesuaian manakah yang menjadi

    kesulitan belajar siswa yang disajikan dalam tabel 1 dibawah ini.

  • 16

    Tabel 1

    Kategori Kesulitan Belaar Siswa Menyelesaikan Soal Jurnal Penyesuaian

    No Kategori

    Kesulitan

    Belajar

    Indikator Kesulitan

    Belajar

    Deskripsi Kesulitan

    Belajar

    %

    1. Sulit Beban dibayar

    dimuka

    Menganalisis

    transaksi jurnal

    52 %

    2. Sedang Beban yang masih

    harus dibayar

    Mencatat transaksi 39 %

    3. Mudah Perlengkapan Menganalisis

    transaksi jurnal

    8 %

    Berdasarkan tabel diatas diketahui ada 3 kategori kesulitan belajar siswa,

    yaitu Sulit, Sedang dan Mudah. Berikut ini deskripsi kesulitan belajar siswa dari

    ketiga kategori kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal

    penyesuaian adalah sebagai berikut:

    Kategori Kesulitan Belajar Siswa Sulit

    Pada kategori ini ada 2 materi jurnal penyesuaian yang sering

    menyebabkan kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal

    penyesuaian yaitu materi beban dibayar dimuka dengan persentase kesalahan

    52% dan persediaan barang dagang dengan persentase kesalahan 50%. Pada

    materi jurnal penyesuaian beban dibayar dimuka soal nomor 3 merupakan soal

    dengan persentase kesalahan tertinggi siswa, dimana pada soal ini sebanyak 17

    siswa salah menganalisis transaksi jurnal dikarenakan salah menghitung bulan

    yang sudah menjadi beban, yang seharusnya 7 bulan menjadi 6 bulan.

    Persediaan barang dagang mempunyai dua pencatatan jurnal, yaitu

    pencatatan dengan pendekatan laba rugi dan pencatatan dengan pendekatan

    neraca. Soal nomor 14 dan soal nomor 18 menggunakan pendekatan laba rugi,

    rata-rata kesalahan siswa disebabkan kekeliruan dalam mencatat jurnal dimana

    pada soal nomor 14 sebanyak 16 siswa salah menjurnal, yaitu mendebit

    persediaan barang dagang awal dan mengkredit persediaan barang dagang akhir.

    Kesalahan pencatatan ini terjadi diakibatkan kurangnya pemahaman siswa

    terhadap materi jurnal persediaan barang dagang dimana materi ini baru

  • 17

    dipelajari siswa pada semester ganjil kelas XII. Berbeda dengan enam materi

    jurnal penyesuaian lain yang telah dipelajari pada semester genap kelas XI.

    Kategori Kesulitan Belajar Siswa Sedang

    Pada kategori sedang ada 4 materi jurnal penyesuaian yang menyebabkan

    kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian yaitu

    materi beban yang masih harus dibayar sebesar 39%, pendapatan yang masih

    harus diterima sebesar 37%, pendapatan diterima dimuka sebesar 32%, dan

    penyusutan aktiva tetap sebesar 20%.

    Pada materi jurnal penyesuaian beban yang masih harus dibayar soal

    nomor 13 menunjukan sebanyak 18 siswa menjawab soal dengan benar dan 14

    siswa salah mencatat transaksi jurnal. Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh

    siswa adalah dengan mencatat akun hutang gaji disebelah debit dan akun beban

    gaji disebelah kredit, yang seharusnya akun beban gaji disebelah debit dan akun

    hutang gaji disebelah kredit. Pada materi jurnal penyesuaian pendapatanyang

    masih harus diterima rata-rata kesalahan tertinggi siswa ada pada soal nomor 10

    sebanyak 22 siswa menjawab soal dengan benar dan sebanyak 11 siswa salah

    mencatat transaksi jurnal. Kurangnya pemahaman dasar siswa terhadap akun,

    menyebabkan siswa salah menjurnal yaitu mendebit akun penjualan dan

    menkredit akun piutang usaha.

    Pada materi jurnal penyesuaian pendapatan diterima dimuka rata-rata

    kesalahan tertinggi siswa ada pada butir soal nomor 7 sebanyak 14 siswa salah

    dalam menganalisis transaksi jurnal. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa yaitu

    menghitung saldo peralatan toko dikurang penyusutan setiap tahun menjadi

    Rp.400.000 yang seharusnya hanya mencatat nominal penyusutan setiap tahun

    Rp.100.000.

    Kategori Kesulitan Belajar Siswa Mudah

    Pada kategori mudah materi jurnal penyesuaian yang menyebabkan

    kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian yaitu

    materi akun peralatan sebesar8%. Pada materi akun perlengkapan rata-rata

    kesalahan siswa ada pada soal nomor 2 sebanyak 10 siswa yang menjawab soal

    salah dikarenakan salah menganalisis transaksi jurnal. Pemahaman dasar

  • 18

    terhadap materi jurnal penyesuaian yang kurang menyebabkan siswa salah

    mencatat perlengkapan terpakai menjadi perlengkapan yang tersisa. Pada soal

    nomor 2 rata-rata kesalahan siswa adalah mencatat beban perlengkapan

    Rp.200.000 yang seharusnya Rp. 400.000.

    Siswa yang mengalami kesulitan belajar kemudian dibagikan angket

    untuk melihat faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Hasil angket faktor

    intern dan faktor ekstern diketahui keseluruhan rata-rata faktor intern kesulitan

    belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian sebesar 52, 05%

    sedangkan rata-rata keseluruhan faktor ekstern kesulitan belajar siswa sebesar

    50, 28%.

    Berdasarkan angket faktor intern kesulitan belajar siswa diketahui

    Kesulitan belajar ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan

    dasar atas bahan yang dipelajari berupa pemahaman dan keterampilan dalam

    menganalisis dan mencatat data transaksi; kurangnya minat belajar siswa

    terhadap materi jurnal penyesuaian; metode mengajar guru yang kurang

    menarik saat pelajaran akuntansi serta kurang lengkapnya prasarana

    pembelajaran seperti persediaan buku pelajaran akuntansi yang kurang

    memadai.

    Kesulitan belajar biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja

    akademik atau prestasi belajar yang dicapai siswa. Rendahnya kinerja

    akademik siswa dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian dilihat dari hasil

    tes siswa keseluruhan diperoleh dari 32 siswa sebanyak 22 siswa nilainya

    dibawah KKM dengan presentase sebesar 68,7%.

    Hasil tes siswa yang rendah menunjukan adanya kesulitan belajar siswa

    dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian. Berdasarkan hasil tes siswa

    kategori kesulitan belajar yang sulit yaitu beban dibayar dimuka dengan

    persentase kesalahan 52%, kategori kesulitan belajar yang sedang yaitu beban

    yang masih harus dibayar dengan persentase kesalahan 39% dan kategori

    kesulitan belajar yang mudah yaitu akun perlengkapan dengan persentase

    kesalahan 8%. Penyebab kesulitan belajar siswa hasil dalam menyelesaikan

    soal jurnal penyesuaian berdasarkan hasil angket siswa diketahui bahwa

    kesulitan belajar siswa dalam jurnal penyesuaian disebabkan oleh kurangnya

  • 19

    pengetahuan dan keterampilan dasar atas bahan yang dipelajari berupa

    pemahaman dan keterampilan dalam menganalisis dan mencatat data transaksi;

    kurangnya minat belajar siswa terhadap materi jurnal penyesuaian; metode

    mengajar guru yang kurang menarik saat pelajaran akuntansi serta kurang

    lengkapnya prasarana pembelajaran seperti persediaan buku pelajaran

    akuntansi yang kurang memadai.

  • 20

    BAB IV

    SIMPULAN

    A. Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesulitan belajar siswa dalam

    menyelesaikan soal jurnal penyesuaian perusahaan dagang pada mata pelajaran

    Ekonomi kelas XII IPS di SMAN 1 Karangnunggal tahun pelajaran 2018/2019,

    dapat disimpulkan bahwa Hasil tes siswa dalam menyelesaikan soal jurnal

    penyesuaian perusahaan dagang di SMAN 1 Karangnunggal, yaitu kesalahan

    siswa dalam mengerjakan soal jurnal penyesuaian disebabkan oleh kesalahan

    dalam mencatat transaksi jurnal penyesuaian dan kesalahan dalam menganalisis

    transaksi jurnal penyesuaian.

    kategori kesulitan belajar yang sulit yaitu beban dibayar dimuka dengan

    persentase kesalahan 52%, kategori kesulitan belajar yang sedang yaitu beban

    yang masih harus dibayar dengan persentase kesalahan 39% dan kategori

    kesulitan belajar yang mudah yaitu akun perlengkapan dengan persentase

    kesalahan 8%.

    Hasil analisis angket faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa

    dalam menyelesaikan soal jurnal penyesuaian di SMAN 1 Karangnunggal.

    Diketahui keseluruhan rata-rata faktor intern kesulitan belajar siswa dalam

    menyelesaikan soal jurnal penyesuaian sebesar 52, 05% sedangkan rata-rata

    keseluruhan faktor ekstern kesulitan belajar siswa sebesar 50, 28%.

    Berdasarkan angket faktor intern kesulitan belajar siswa diketahui kesulitan

    belajar ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan dasar atas

    bahan yang dipelajari berupa pemahaman dan keterampilan dalam menganalisis

    dan mencatat data transaksi; kurangnya minat belajar siswa terhadap materi

    jurnal penyesuaian; metode mengajar guru yang kurang menarik saat pelajaran

    akuntansi serta kurang lengkapnya prasarana pembelajaran seperti persediaan

    buku pelajaran akuntansi yang kurang memadai.

  • 21

    B. Saran

    Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka penulis menyarankan, perlu

    adanya persiapan yang maksimal dalam proses KBM dalam menjelaskan materi

    jurnal penyesuaian. Bahan ajar dan desain pembelajaran yang baik akan mampu

    kesulitan belajar siswa pada materi ini, sehingga disarankan bagi guru untuk

    mengidentifikasi kesulitan kesulitan belajar sebelum kegiatan belajar mengajar

    dimulai.

  • 22

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifin, Zainal. (2016). Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, dan Prosedur,

    Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

    Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

    Cipta

    Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

    Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

    Sudijono, Anas. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Rajafindo

    Persada