b. tujuan dan kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/sistem penghidupan (livelihood... · web...

80
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN PRAKATA ....................................................... i RINGKASAN...................................................... ii DAFTAR ISI..................................................... iii DAFTAR TABEL................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN................................................ vi I. PENDAHULUAN.................................................... 1 A. Latar Belakang............................................. 1 B. Tujuan dan Kegunaan........................................ 4 II. METODE PENELITIAN.............................................. 6 A. Metode Dasar............................................... 6 B. Lokasi Penelitian.......................................... 6 C. Bahan dan Peralatan Penelitian............................. 7 D. Pelaksanaan Penelitian..................................... 8 1. Tahap Persiapan......................................... 8 2. Tahap Pengumpulan Data.................................. 8 3. Tahap Analisa Data...................................... 10 iii

Upload: others

Post on 18-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

DAFTAR ISIHalaman

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHANPRAKATA ...................................................................................................................... iRINGKASAN.................................................................................................................. iiDAFTAR ISI.................................................................................................................... iiiDAFTAR TABEL............................................................................................................. ivDAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang........................................................................................................ 1

B. Tujuan dan Kegunaan............................................................................................. 4

II. METODE PENELITIAN.................................................................................................. 6

A. Metode Dasar.......................................................................................................... 6

B. Lokasi Penelitian..................................................................................................... 6

C. Bahan dan Peralatan Penelitian.............................................................................. 7

D. Pelaksanaan Penelitian........................................................................................... 8

1. Tahap Persiapan.............................................................................................. 8

2. Tahap Pengumpulan Data............................................................................... 8

3. Tahap Analisa Data.......................................................................................... 10

III. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................... 13

IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI............................................................................ 56

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 56

B. Rekomendasi.......................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii

Page 2: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

I. PENDAHULUAN

Kondisi masyarakat Indonesia sebagian besar tinggal dan menetap pada

kawasan perdesaan dengan kondisi fasilitas yang sangat minim serta dengan

penghasilan pokoknya bersumber dari kegiatan pertanian dengan pemanfaatan

lahan dan sumber daya yang sangat terbatas. Kondisi ini mendorong Pemerintah

Indonesia untuk secara sadar berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui berbagai program pembangunan. Kendala yang muncul

disebabkan kurangnya partisipasi aktif masyarakat itu sendiri dalam pembangunan.

Realita yang ada dalam masyarakat terkesan masyarakat hanya dijadikan sebagai

komoditas dari pembangunan itu sendiri.

Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan di berbagai bidang

yang ditandai dengan kerentanan, ketidakberdayaan, keterisolasian dan

ketidakmampuan menyampaikan aspirasi. Secara sosial ekonomi kemiskinan dapat

menjadi beban masyarakat, menyebabkan rendahnya kualitas dan produktifitas

masyarakat, rendahnya partisipasi aktif masyarakat. Kegagalan pembangunan

untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia dan atau negara-negara berkembang

karena pembangunan yang dilaksanakannya kurang memperhatikan partisipasi

masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Korten dalam Prijono dan

Pranarka bahwa pembangunan tersebut kurang memberikan kesempatan kepada

rakyat miskin untuk ikut dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut

pemilihan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Berangkat dari kegagalan tersebut, trend sekarang ini dalam upaya

pelaksanaan pembangunan dan pengentasan kemiskinan adalah melalui

pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada manusia (people-centered

development). Trend ini kemudian melandasi wawasan pengelolaan sumber daya

lokal (community-based resources management) yang merupakan mekanisme

iv

Page 3: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

perencanaan people-centered development yang menekankan pada teknologi

pembelajaran sosial (social learning) dan strategi perumusan program. Adapun

tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

dalam mengaktualisasikan dirinya (empowernment).

Kondisi semacam ini didukung oleh kondisi faktual bahwa hakekat

pengertian pembangunan adalah dari, untuk dan oleh masyarakat, dengan demikian

maka pembangunan di perdesaan menempatkan masyarakat desa sebagai subyek

pembangunan dan bukan sebagai obyek pembangunan. Atau dengan kata lain

bahwa pembangunan desa harus dapat dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri

dan bukan dilakukan oleh pemerintah supra desa.

Pembangunan harus menerapkan prinsip-prinsip desentralisasi, bergerak

dari bawah (bottom up), mengikutsertakan masyarakat secara aktif (participatory),

dilaksanakan dari dan bersama masyarakat (from and with people) dan koordinasi

antar sektor serta kelembagaan yang ada di desa. Melalui proses semacam ini

maka keinginan-keinginan dan kebutuhan masyarakat desa dapat disalurkan dan

diwujudkan dalam program pembangunan desa.

Dalam konteks pembangunan daerah, bentuk dan pola perencanaan

pembangunan yang telah diterapkan selama ini dianggap tidak lagi sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Anggapan seperti ini berkembang setelah munculnya

paradigma baru dalam pelaksanaan pembangunan dimana lebih menekankan pada

pendekatan participatory planning, yaitu pendekatan pembangunan yang

memberikan ruang seluas-luasnya bagi peran serta segenap komponen

masyarakat dalam menentukan kebijakan, program dan skala prioritas kegiatan

pembangunan yang dilaksanakan. Salah satu pendekatan dalam pengelolaan

pembangunan adalah melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat (community

v

Page 4: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

empowerment). Melalui pendekatan pemberdayaan ini memberikan peluang

kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan dengan menumbuh

kembangkan potensi yang dimilikinya sebagai modal dasar pembangunan, serta

memberikan kewenangan penuh kepada masyarakat dalam pengambilan keputusan

sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu inti dari setiap proses

pengembangan masyarakat. Dalam pengembangan masyarakat baik secara teoritis

konsepsional dan praktis operasional merupakan suatu realitas yang telah teruji

dalam sejarah pembangunan nasional maupun pembangunan Internasional.

Senada dengan hal tersebut Shaffer berpendapat bahwa ” To be able to trust yet to

be skeptical of your own experience i have to believe is one mark of the mature

workman”. Hal tersebut dijadikan dasar untuk mengacu kepada kerangka pemikiran

yang perlu dipahami dalam proses pemberdayaan masyarakat dimana merupakan

kerangka pikir yang dikembangkan dari teori-teori atau konsep-konsep

pengembangan masyarakat. Sehingga dalam setiap upaya pemberdayaan

masyarakat didasarkan pada kerangka pikir yang konsepsional dan konsisten dari

pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat merupakan suatu upaya

perubahan terencana yang dilakukan secara sadar dan sungguh-sungguh melalui

usaha bersama masyarakat untuk memperbaiki keragaan sistem

kemasyarakatannya. Dalam rangka pengembangan masyarakat dua pilar yang yang

merupakan indikator keberhasilan dari program ini perlu diterapkan yaitu (i)

Pengembangan masyarakat mementingkan proses pencapaian tujuan yang

disepakati bersama masyarakat, dan (ii) pengembangan masyarakat mementingkan

hasil dari proses pengembangan masyarakat yang telah disepakati tersebut.

Definisi di atas menekankan bahwa pembangunan masyarakat, merupakan

suatu "proses" dimana usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki masyarakat

diintegrasikan dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk memperbaiki

vi

Page 5: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dan mengintegrasikan masyarakat di

dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan mereka agar mampu

memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai kemajuan pada level

nasional.

Rumusan di atas menekankan bahwa pembangunan masyarakat merupakan

usaha-usaha yang terorganisasi yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi

kehidupan masyarakat, dan memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan

mengarahkan diri sendiri. Pembangunan masyarakat bekerja terutama melalui

peningkatan dari organisasi-organisasi swadaya dan usaha-usaha bersama dari

individu-individu di dalam masyarakat, akan tetapi biasanya dengan bantuan teknis

baik dari pemerintah maupun organisasi-organisasi sukarela.

Untuk itulah Pusat Studi Perdesaan dan Wilayah Binaan LPPM Universitas

Lambung Mangkurat melalui Tri Dharmanya yakni; Penelitian dan Pengabdian

Kepada Masyarakat sangat peduli terhadap perkembangan dan peningkatan

kualitas masyarakat desa termasuk yang berada di wilayah Kecamatan Jorong,

Kabupaten Tanah Laut. Maka melalui penelitian ini diharapkan dapat terhimpun

baseline data mengenai kepentingan substansial masyarakat dan sistem

penghidupan (livelihood system) masyarakat pedesaan mencakup data biofisik,

sosekbud dan lingkungan sehingga dapat memberikan dampak perekonomian,

sosial dan pengembangan wilayah yang sangat besar dimasa sekarang maupun

dimasa yang akan datang.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan umum yang diinginkan dengan adanya kegiatan penelitian ini adalah

untuk mendapatkan data dan informasi yang lengkap tentang kondisi sosial-

ekonomi dan budaya masyarakat desa di Kecamatan Jorong yang diharapkan

nantinya menjadi desa binaan UNLAM.

vii

Page 6: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Menyusun dan membuat peta sosial (social mapping) pada desa-desa yang

berada di Kecamatan Jorong berdasarkan tipologi masyarakat melalui kajian

aspek sosial,ekonomi , budaya dan lingkungan.

2. Melihat dan mengkaji aspirasi yang berkaitan dengan perioritas kebutuhan,

harapan atau usulan masyarakat pedesaan dalam rangka pemberdayaan

masyarakat

3. Mengkaji aspek potensi biofisik, sehingga dapat disusun rencana

pengembangan ekonomi pedesaan sekitar tambang berbasis pertanian

perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan dll

4. Penyusunan program pemberdayaan masyarakat desa pada Kecamatan

Jorong sebagai calon desa binaan Unlam.

viii

Page 7: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

II. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yaitu merupakan suatu metode yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik

tentang institusi sosial, ekonomi, dan budaya maupun lingkungan. Ciri khas

penelitian ini adalah pengumpulan data melalui observasi dan survey, dengan cara

wawancara secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan

kuesioner.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok masyarakat desa di Kecamatan

Jorong yang didasarkan pada keterwakilan tipologi wilayah sebagai berikut:

1. Desa Batalang, mewakili desa hutan sekitar tambang. Berbatasan langsung

dengan kawasan hutan produksi dan perusahaan pemegang Ijin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) PT. Hutan Rindang Banua.

Masyarakatnya berasal dari etnis Banjar, Jawa, Sunda, Flores dan Timor

2. Desa Swarangan, mewakili desa pesisir sekitar tambang. Lokasi desa ini berada

di pinggir pantai Laut Jawa. Sebagian besar penduduknya mempunyai mata

pencaharian sebagai nelayan dan pekerja tambang. Masyarakatnya berasal dari

etnis Bugis, Banjar, dan Jawa

3. Desa Jorong, mewakili desa perkebunan sekitar tambang. Masyarakatnya

sebagian besar menjadi petani padi dan berkebun kelapa sawit. Pada umumnya

dihuni oleh warga yang berasal dari etnis Banjar, Jawa dan Madura

4. Desa Simpang Empat Sungai Baru, mewakili desa perdagangan dan industri.

Pada umumnya masyarakatnya bekerja pada perusahaan-perusahaan tambang

ix

Page 8: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

batubara yang ada di Kecamatan Jorong dan sekitarnya. Di desa ini berasal dari

berbagai etnis seperti Banjar, Dayak, Jawa, Madura, Bali, Melayu, Flores, Bugis,

Makasar, dll

5. Desa Asam - Asam, mewakili desa pertanian sawah. Sebagian besar

penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Masyarakatnya

berasal dari etnis Banjar, dan Jawa

C. Bahan dan Peralatan Penelitian

1. Bahan Penelitian

a. Peta wilayah Kecamatan Jorong

b. Peta kawasan berdasarkan RTRWP dan RTRWK Tanah Laut

c. Peta Administrasi masing-masing Desa Lokasi Penelitian.

2. Peralatan Penelitian

a. Peralatan yang berkaitan dengan survey biofisik lokasi seperti bor tanah,

ring sampel, plastik, pemotong seperti parang, pisau/cutter, gunting dll

b. Peralatan yang berkaitan dengan survey sosial ekonomi dan budaya seperti

lembar kuesioner atau daftar pertanyaan untuk wawancara dengan informan

kunci maupun responden contoh

c. Seperangkat kuesioner untuk pemetaan sosial (Social mapping), Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara dengan informan kunci secara

mendalam (indepth interview) mengenai skala perioritas kebutuhan,

harapan dan usulan masyarakat pada masing-masing desa yang menjadi

lokasi penelitian.

d. Peralatan tulis menulis untuk mencatat dan memetakan obyek penelitian

seperti buku, pensil, penggaris, , spedol, step, kertas folio dan map

e. Peralatan Geografis Position System (GPS), untuk menetapkan posisi objek

penelitian

f. Peralatan untuk dokomentasi berupa Hyndicam dan Kamera photo

x

Page 9: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan persiapan terutama menyiapkan bahan-bahan yang

digunakan dalam penelitian seperti peta-peta wilayah kerja perusahaan, peta

administrasi Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, dan peta administrasi

masing-masing desa lokasi penelitian.

Tahap selanjutnya menyiapkan bahan dan peralatan penelitian yang akan

digunakan, seperti kuesioner, peralatan survey termasuk menyiapkan jumlah tenaga

bantu/enumeratur dalam rangka pengumpulan data lapangan

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data biofisik lokasi sebagai berikut :

Data biofiksik lokasi dikumpulkan seperti informasi iklim (curah hujan,

temperatur dan kelembaban dan angin), jenis tanah serta topografi dengan

melihat data yang sudah ada pada instansi terkait (data sekunder).

b. Pengumpulan data ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan sbb :

1) Menginventarisasi jumla desa-desa yang mencakup wilayah Kecamatan

Jorong untuk mencari informasi secara detail dan keberadaannya

sebagai petunjuk awal. Berdasarkan informasi awal didapatkan lingkup

wilayah kecamatan dan desa yang mewakili tipologi masyarakat (desa

sekitar hutan, sekitar tambang, pesisir, industri, dan pertanian

perkebunan).

2) Menentukan jumlah responden contoh.

Responden terpilih (kecuali focus group discussion) akan diambil secara

random sampling atau pengambilan secara acak dengan intensitas

sampling ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah rumah tangga

sesuai kriteria sebagaimana diperlihatkan pada tabel dibawah ini.

xi

Page 10: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Tabel 1 . Kriteria Pengambilan Jumlah Sampel

Jumlah Kepala Keluarga (kk) % Contoh

< 50 kk 50 -100

51 – 100 kk 20 – 25

101 – 200 kk 10 – 20

> 200 kk 2 – 10

Sumber : Storey dan Marzuki, 2002

Focous Group Discussion (FGD) akan dilakukan pada masing-masing

desa lokasi penelitian dengan melibatkan perangkat desa dan tokoh

informal seperti unsur pendidik, ulama/tetuha adat, pemuda dan

perwakilan perempuan, pengusaha/ pengrajin dan lain sebagainya..

3) Mengunjungi setiap desa terpilih untuk mengumpulkan data dan mencari

informasi secara detail dari masyarakat yang berkaitan dengan tujuan

penelitian sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Kelompok kegiatan, macam data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian

No Kelompok kegiatan

Macam data yang ditambangJenis dan

sumber data

1 PEMETAAN KONDISI BIOFISIK LOKASI

a. Iklim. Jenis tanah, Topografi, tanah dan kesesuaian lahan

Sekunder

2 PEMETAAN SOSIAL

a. Propil komunitas desa (karakteristik responden; usia, tingkat pendidikan, kependudukan , agama, jenis kelamin)

b. Propil sosial (kesehatan, pengobatan, pelibatan lembaga sosial, interaksi sosial, pelestarian budaya masyarakat, sanksi

Primer/sekunder/

responden

xii

Page 11: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

sosial dan modal sosial)

c. Propil ekonomi (pekerjaan, penghasilan, sarana & prasarana ekonomi, sumber pinjam uang, tarip perhubungan)

d. Propil lingkungan ( lama tinggal, status rumah, kondisi rumah ; lantai atap, fasilitas rumah, sumber air bersih, gangguan kamtipmas, kenyamanan, tempat melapor dan konflik)

e. Propil budaya (upacara adat, benda yang dikeramatkan, tradisi masyarakat, budaya bercocok tanam, luas lahan milik, jenis tanaman yang ditanam dan konpensasi lahan

f. Peranan wanita dan pemuda (dalam usaha produktif rumah tangga, kelemba -gaan, pengambilan keputusan, kesetara an upah

3MENGGALI PERIORITAS KEBUTUHAN,

HARAPAN ATAU USULAN MASYARAKAT

a. Perioritas Kebutuhan Masyarakat

1)Kebutuhan sektor pendidikan2)Kebutuhan sektor kesehatan3)Kebutuhan sektor budaya4)Kebutuhan sektor spritual5)Kebutuhan sektor ekonomi6)Kebutuan sektor lingkungan7)Kebutuhan sektor politik8)Kebutuhan sektor kelembagaan

b. Harapan atau usulan masyarakat dalamsektor pendidikan, kesehatan, budaya, spitual, ekonomi, lingkungan, politik, kelembagaan, dll

Primer/respoden

FGD

3. Tahap Analisa Data

a. Analisa data biofisik

Data biofisik yang diperoleh dari data sekunder akan digunakan untuk melihat tingkat kesesuaian lahan.dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat, terutama pada sektor pertanian , perkebunan dan kehutanan.

b. Analisa data sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan

Data hasil pemetaan sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan yang terkumpul akan dianalisa secara deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif melalui tabulasi sederhana yaitu dengan menghitung jumlah (frekuensi) dari jawaban responden dengan persentase (%).

xiii

Page 12: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

c. Analisa kebutuhan, harapan dan usulan masyarakat

Data mengenai kebutuhan, harapan atau usulan masyarakat dari hasil Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara dengan informan kunci secara mendalam (indepth interview ) pada masing-masing desa akan dianalisa secara cermat sesuai dengan perioritasnya dan disajikan dalam bentuk tabulatif.

Interpretasi seluruh data pada poin (a, b, c) sebagaimana tersebut diatas

dilakukan secara sylogistik sesuai dengan fakta dan teoritik yang ada, sehingga

mampu menggambarkan suatu keadaan secara sistematik, faktual dan akurat

mengenai kenyataan di lapangan.

E. TIM PELAKSANA DAN TATA WAKTU KEGIATAN PENELITIAN

1. Tim Pelaksana Penelitian

Tim Pelaksana penelitian berdasarkan kualifikasi keahliannya dapat dilihat

pada Tabel berikut:

Tabel 3. Personalia Tim Peneliti

No N a m a Posisi Bidang Keahlian

1 Ketua LPPM UnlamPenanggung Jawab

-

2 Dr. Hafizianor,S.Hut, MP Ketua Tim Sosiologi

3 Dr. Hamdani Fauzi, S.Hut,MP AnggotaPemberdayaan Masyarakat

4 Dr. A.Yunani, M.Si AnggotaSosek Pembangunan

5Arfa Agustina Rezekiah,S.Hut,M.P. Anggota

Sosial Ekonomi Kehutanan

6 Eva Prihatiningtyas,S.Hut,M.Si Anggota Ekologi

xiv

Page 13: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

2. Tata Waktu Kegiatan Penelitian

Penelitian ini dijadwalkan membutuhkan waktu selama 7 minggu mulai dari

persiapan hingga penyerahan laporan akhir. Rincian rencana kegiatan disajikan

sebagaimana pada Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Uraian kegiatan dan rencana jadwal penelitian

Uraian KegiatanMinggu ke-

1 2 3 4 5 6 7

1. Persiapan, termasuk perizinan

2. Pelaksanaan penelitian

3. Analisa data

4. Penyusunan draft laporan

5. Pembahasan laporan (tim)

6. Seminar laporan akhir

7. Penggandaan dan percetakan

xv

Page 14: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Biofisik Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok masyarakat desa yang bermukim

disekitar dan di dalam wilyah Kecamatan Jorong meliputi 5 desa terdiri dari Desa

Jorong, Desa Asam-Asam, Desa Simpang Empat Sungai Baru, Desa Batalang dan

Desa Swarangan. Adapun lokasi dan luas wilayah masing-masing desa dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Lokasi dan Luas Wilayah Desa-desa Wilayah Penelitian

No Desa Luas Wilayah (Km2)1.2.3.

4.5.

JorongAsam-AsamSimpang Empat Sungai BaruBatalangSwarangan

262,2055,5065,00

23,00175,00

Sumber : Profil Desa 2013 / 2014

Desa Asam-Asam, Simpang Empat Sungai Baru, Jorong, Batalang dan

Swarangan termasuk dalam Kecamatan Jorong dan kelima desa tersebut saling

berdekatan pada posisi barat, timur dan selatan. Desa Asam-asam luasnya 55.50

Km2, Desa Simpang Empat Sungai Baru luasnya 65.00 Km2 dan Desa Jorong

luasnya 262,20 Km2, Desa Batalang 23,00 Km2 dan Desa Swarangan luasnya

175,00 Km2.

1. Topografi dan Tipologi Lahan

Desa-desa tersebut berdasarkan Peta Land System terdiri dari 18 formasi

geologi/asosiasi tanah. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1:50.000,

areal kerja perusahaan desa-desa tersebut memiliki topografi wilayah yang

bervariasi, dari datar (kelerengan antara 0-8%) sampi dengan sangat curam

(kelerengan > 40 %). Sebagian besar areal bertopografi datar (85,63%). Secara

umum sebagian wilayah Desa Jorong, Asam-Asam dan Kecamatan Simpang Empat

Sungai Baru, Batalang dan Swarangan berada dikawasan dengan topografi

bervariasi dari datar, bergelombang, berbukit sampai bergunung-gunung. Kawasan

pegunungan pada umumnya ditemui pada daerah ujung selatan Pegunungan

Meratus.

xvi

Page 15: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

2. Tanah

Jenis tanah yang terdapat di wilayah adalah Podsolik Merah Kuning (PMK)

yang menempati lahan kering dan tanah Aluvial dan Gleisol yang terdapat pada

lahan basah di bagian sungai dan pantai serta daerah cekungan yang selalu

tergenang. Tanah PMK terbentuk dari bahan induk batuan pasir yang mengalami

pelapukan lanjut di bawah pengaruh iklim tropika basah. Sedang tanah Aluvial dan

Gleisol terbentuk dari tanah endapan yang terangkut ketika banjir. Kedalaman tanah

PMK bervariasi dari sedang hingga dalam. Tekstur tanah lapisan atas umumnya liat

dengan dibeberapa tempat terdapat konkresi besi yang muncul dipermukaan tanah.

Struktur tanah lapisan atas umumnya blocky dengan konsistensi teguh.

Permeabilitas tanah lambat hingga sedang. Kesuburan tanah umumnya rendah

hingga sedang dengan faktor pembatas utama adalah kemasaman tanah (pH 4-5),

kandungan hara N,P dan K rendah. Dari karakteristik lahan dan sifat-sifat tanahnya,

tanah PMK berpotensi untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan

tanaman tahunan/perkebunan seperti karet maupun kelapa sawit serta untuk

peternakan. Tanah Aluvial di bagian pantai bertekstur pasir sedang yang dibagian

pedalaman dan di leeve sungai bertekstur lempung hingga liat. Tanah Gleisol

umumnya bertekstur lempung hingga liat. Tanah Aluvial dan Gleisol ini mempunyai

kedalaman yang sedang hingga dalam dan umumnya berpotensi untuk perkebunan

kelapa, persawahan dan tambak ikan dan udang. Secara umum berdasarkan peta

tanah eksplorasi Kalimantan Selatan, desa-desa yang berada di Kabupaten Tanah

Laut terdiri atas tanah podsolik merah kuning (kawasan daerah kering dan

pegunungan), tanah regusol (kawasan hutan pantai dan pesisir), tanah organosol

(daerah rawa) dan tanah alluvial (daerah kanan kiri sungai).

3. Iklim

Iklim pada wilayah desa yang berada di Kabupaten Tanah Laut memiliki

temperatur maksimum berkisar antara 30,5˚C sampai 34,1˚C dan temperatur

minimum berkisar antara 23,3˚C sampai 24,6˚C dengan rata-rata temperatur tiap

bulan 26,1˚C sampai 28,2˚C. Jumlah curah hujan perbulan rata-rata 191 mm

dengan jumlah hari hujan 10 hh/bulan dimana kecepatan angin setiap bulan 31,4

knots dengan penyinaran matahari 40% setiap bulan. Kabupaten Tanah Laut

termasuk daerah beriklim tropis basah karena tidak terdapat perbedaan musim yang

jelas. Hujan turun merata sepanjang tahun dengan bulan-bulan relatif basah antara

Bulan Desember–Februari dan bulan-bulan relatif kering antara Bulan Juni –

xvii

Page 16: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Agustus. Berdasarkan hasil penelitian antara 1915 – 1941, curah hujan bagian

Timur/pantai sebesar 2,324 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 150 hari/tahun.

Di bagian Barat sampai dengan perbatasan Kabupaten curah hujan berkisar antara

2.500 – 3.000 mm/tahun dan di wilayah Timur berkisar antara 2.000 – 2.500

mm/tahun.

Untuk kegunaan pertanian, dengan kondisi iklim di atas tergolong ke dalam tipe

iklim A2 menurut Oldeman (1977). Tipe ini dicirikan oleh tidak adanya bulan kering

(<100 mm) sepanjang tahun. Kondisi ini cukup memungkinkan untuk usaha

pertanian yang intensif hampir sepanjang tahun, meskipun dari neraca air yang

diperhitungkan berdasar metoda Thorwhite terlihat kemungkinan adanya defisit air

pada bulan-bulan September dan Oktober. Defisit air pada ke dua bulan tersebut

jumlahnya tidak begitu besar yaitu diperkirakan 17 dan 23 mm. Kekurangan air ini

dapat diatasi dengan teknik bercocok tanam yang baik misalnya dengan pemberian

mulsa untuk mengurangi kehilangan air karena evaporasi atau menggunakan

varietas tanaman yang tidak banyak memerlukan air. Satu hal yang perlu

diperhatikan dikemudian hari adalah karena curah hujan yang tinggi dan

distribusinya yang hampir merata sepanjang tahun pada lahan dengan jenis

tanahnya (PMK) besar kemungkinan akan terjadinya runoff dan erosi yang berakibat

pada degradasi lahan. Degradasi ini akan terjadi terutama bila tanah terbuka tanpa

perlindungan oleh vegetasi penutup tanah. Degradasi lahan juga akan terjadi pada

lahan-lahan pertanian yang tidak tepat cara pengelolaannya yang tanpa

menggunakan teknik konservasi.

4. Tata Guna Lahan dan Konservasi Lahan

Pada desa-desa yang berada di wilayah Kabupaten Tanah Laut pada

umumnya memiliki sistem penggunaan lahan untuk kepenting perkebunan dan

pertanian. Vegetasi dari tanaman pertanian didominasi padi baik padi sawah

maupun lading dimana pada tahun 2005 produksi padi Kabupaten Tanah Laut

mencapai 124.554 ton. Vegetasi perkebunan yang dikembangkan berupa karet dan

kelapa sawit.Sedangkan vegetasi kehutanan berupa jenis meranti dan rimba

campuran lainnya. Vegetasi lainnya adalah jenis –jenis vegetasi berkayu yang

tumbuh di lahan pekarangan masyarakat berupa tanaman buah-buahan seperti

durian, langsat, kelapa, mangga, rambutan, jambu dan tanaman penghasil kayu

seperti sengon, sungkai, jati dan lain-lain. Tanaman jenis holtikultura juga tersedia

dibeberapa desa karena masyarakatnya ada melakukan kegiatan penanaman ubi

xviii

Page 17: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

kayu, jagung dan kacang tanah. Di sekitar Desa Desa Jorong, Batalang, Asam-

Asam, Simpang Empat Sungai Baru dan Swarangan terjadi kegiatan penambangan

batubara.

5. Hidrologi dan Penyediaan Air Bersih

Sumber air yang terdapat di wilayah Desa Jorong, Batalang, Asam-Asam,

Simpang Empat Sungai Baru dan Swarangan juga berasal dari air hujan yang

meresap ke dalam tanah membentuk air permukaan yang tersimpan di sumur-

sumur dangkal, anak-anak sungai atau guntung. Pada wilayah Kabupaten Tanah

Laut banyak dialiri oleh sungai dan anak-anak sungai dengan DAS yang berbeda.

Dengan perbedaan geomorfologi dan DAS tersebut maka juga menghadirkan

keberagaman aktivitas masyarakatnya yang cenderung menyesuaikan dengan

potensi sumber daya alam yang tersedia. Air tanah umumnya cukup dangkal, hal ini

dapat dilihat pada sumur-sumur penduduk yang tinggi airnya mencapai kedalaman

kurang dari 5,0 meter. Keadaan air sumur secara fisik cukup baik dan pada musim

kemarau masih cukup tersedia dengan baik. Guntung-guntung di musim hujan

cukup berair tetapi di musim kemarau sebagian ada yang kering akibat rusaknya

daerah resapan dan tangkapan air akibat rusaknya hutan yang terjadi beberapa

puluh tahun yang lalu antara lain karena pembukaan lahan pada saat penyiapan

lahan untuk transmigrasi.

6. Perhubungan, Transportasi, Komunikasi dan Penerangan

Pada Desa Jorong, Batalang, Asam-Asam, Simpang Empat Sungai Baru

dan Swarangan aksesibilitas jalan cukup baik walaupun terdapat beberapa ruas

jalan yang perlu perbaikan dan masih membutuhkan renovasi dan pemeliharaan

jalan apalagi di musim hujan. Penerangan sudah berlangsung merata karena PLN

sudah bisa mengakses wilayah kelima desa tersebut. Untuk menuju ibu kota

kecamatan atau kabupaten dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 atau 4. Jarak

tempuh masing-masing desa sekitar 25-55 menit menit jika mau ke ibu kota

kecamatan dan 1,5 jam sampai 2 jam jika mau ke ibu kota kabupaten.

xix

Page 18: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

B. Sistem Penghidupan

1. Umum

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kecamatan Jorong pada 5 desa yang

meliputi Desa Jorong, Asam – asam, Simpang Empat Sungai Baru, Batalang, dan

Swarangan. Struktur penduduk didekati berdasarkan jumlah, kepadatan penduduk

dan proporsi penduduk berdasarkan kelompok umur. Jumlah penduduk pada desa-

desa yang menjadi wilayah penelitian berkisar antara 936 – 7.822 jiwa dengan

jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Desa Simpang Empat Sungai Baru

sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah Desa Batalang seperti tertera

pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Jumlah Penduduk, Jumlah KK dan Kepadatan Penduduk No Kecamatan Desa Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Jumlah KK

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1 Jorong 1. Jorong2. Asam-Asam3. Simpang Empat

Sungai Baru4. Batalang5. Swarangan

3.8725.1287.822

9361.585

1.0881.3151.968

343421

-92

360

20-

Sumber : Profil Desa 2013/2014

Untuk memudahkan dalam analisa hasil penelitian, desa-desa yang menjadi

objek penelitian diberi nomor urut sebagai berikut :I. 1. Desa JorongII. 2. Desa Asam-asamIII. 3. Desa Simpang Empat Sungai

BaruIV. 4. Desa BatalangV. 5. Desa Swarangan

Sedangkan untuk studi profil komunitas desa profil sosial, profil ekonomi,

profil lingkungan, profil budaya, profil kelembagaan serta perioritas kebutuhan

menurut masyarakat dilakukan pada 5 desa dengan jumlah responden sebanyak

10 – 15 orang per desa, sehingga secara keseluruhan terdaftar sebanyak 55 orang

responden yang diwawancarai.

Kemudian Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka indept interview

dilakukan pada masing-masing desa lokasi penelitian dengan melibatkan perangkat

desa dan tokoh informal seperti unsur pendidik, tokoh agama, tokoh adat, pemuda

dan perwakilan perempuan, pengusaha/ pengrajin dan lain sebagainya masing-

masing sebanyak 10 – 15 orang, sehingga secara keseluruhan berjumlah 55 orang

yang terlibat dalam diskusi kelompok.

xx

Page 19: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Dengan demikian penelitian ini melibatkan jumlah responden dan informan

sebanyak 110 orang yang rinciannya seperti terlihat pada Tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7. Sebaran Jumlah Responden Pada Desa-desa Penelitian

No Uraian

Kecamatan/Desa

Jorong

1 2 3 4 51 Jumlah KK 1088 1315 1968 343 421

2 Jumlah Responden 10 10 10 15 10

3 Jumlah Peserta FGD 10 10 10 15 10

Total Responden 20 20 20 30 20

Sumber : Profil Desa Tahun 2013 dan 2014 dan Hasil Pengolahan Data Primer

2. Profil Komunitas Desa

a. Usia Responden

Karakteristik usia responden terbesar pada desa – desa yang menjadi lokasi

penelitian berkisar antara 19 sampai 35 tahun. Hasil penelitian memperlihatkan

bahwa 41% atau 23 responden berusia 19 sampai 35 tahun dan sisanya berusia

sebesar 59% berada diluar kisaran usia tersebut sebagaimana diperlihatkan pada

Tabel 8. Pada kondisi umur yang demilkian mereka merupakan kelompok usia

muda yang memiliki kematangan berfikir dan kematangan menganalisa terhadap

sesuatu objek tertentu.

Kemudian dilihat dari struktur umur, berdasarkan UU Ketenagakerjaan No 3

tahun 2003, dapat diketahui bahwa seluruh responden adalah angkatan kerja

produktif (usia 15 - 64 tahun). Dapat dijelaskan bahwa penduduk di desa-desa

penelitian yang berusia produktif tersebut karena usia mereka yang sudah mulai

matang maka akan lebih baik dan berkualitas dalam mengisi dunia kerja.

Tabel 8. Persentase Karakteristik Responden Menurut Usia

NoUsia Responden

(Tahun)

Kecamatan/Desa

TotalJorong

1 2 3 4 5

1 19 – 35 2 4 7 5 5 23

2 36 – 45 6 4 1 8 3 22

3 46 – 55 1 2 1 1 0 5

4 > 55 1 0 1 1 2 5

Total Persentase Responden 10 10 10 15 10 55

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

xxi

Page 20: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

b. Jenis Kelamin

Data pada Tabel 9 memperlihatkan bahwa dari jumlah responden yang ada di

desa-desa yang termasuk wilayah penelitian lebih dari 89 % adalah kaum laki-laki

dewasa, sedangkan 11% adalah kaum perempuan atau ibu rumah tangga.

Tabel 9. Persentase Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin

Kecamatan/Desa

TotalJorong

1 2 3 4 5

1 Laki-laki 8 10 7 15 9 49

2 Perempuan 2 0 3 0 1 6

Total Persentase Responden 10 10 10 15 10 55

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

c. Status Perkawinan

Sebagian besar responden yang menjadi sasaran kegiatan penelitian

berstatus kawin ( 90%) dan mereka adalah kapala rumah tangga yang memiliki

tanggung jawab terhadap keluarga dan lingkungannya sebagaimana diperlihatkan

pada Tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan

No Status Perkawinan

Kecamatan/Desa

TotalJorong

1 2 3 4 5

1 Kawin 10 9 9 14 8 50

2 Belum Kawin 0 1 1 1 2 5

Total Persentase Responden 10 10 10 15 10 55

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

d. Jumlah Anggota Keluarga

Jika dilihat dari jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tangga, tabel

dibawah ini menunjukan bahwa sebagian besar responden mempunyai anggota

keluarga berkisar antara 3 sampai 6 orang yang terdiri dari isteri, anak dan orang

tua. Meskipun demikian ada diantara responden yang memiliki anggota keluarga 7

sampai 9 orang. Sedang responden yang mempunyai 1 anggota keluarga ternyata

dari data primer berstatus belum kawin.

xxii

Page 21: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Tabel 11. Karakteristik Responden Menurut Jumlah Anggota Keluarga

NoJumlah Anggota

Keluarga Responden

Kecamatan/Desa

TotalJorong

1 2 3 4 5

1 1 orang 0 0 0 1 2 3

2 2 orang 0 1 1 2 1 5

3 3 orang 2 4 1 4 2 13

4 4 orang 4 3 5 5 3 20

5 5 orang 2 1 1 2 0 6

6 6 orang 1 0 2 1 1 5

7 7 orang 0 1 0 0 0 1

8 8 orang 0 0 0 0 1 1

9 9 orang 1 0 0 0 0 1

10 10 orang 0 0 0 0 0 0

Total Persentase Responden 10 10 10 15 10 55

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

e. Asal Usul Penduduk

Asal usul responden yang bermukim di wilayah penelitian, 60 % adalah

penduduk asli, sedangkan 40% sisanya adalah para pendatang (transmigran),

menyebar di 5 desa.

Tabel 12. Karakteristik Responden Menurut Asal Usulnya

No Asal UsulResponden

Kecamatan/Desa

TotalJorong

1 2 3 4 5

1 Asli 8 8 7 2 9 332 Pendatang 2 2 3 13 1 22

Total Responden 10 10 10 15 10 55Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

f. Suku / Etnis

Suku atau etnis yang bermukim atau tinggal dan menetap pada desa-desa

penelitian sebanyak 6 suku, yaitu Banjar, Dayak, Bugis, Jawa, Sunda, dan Lombok.

Data pada Tabel 13 memperlihatkan bahwa dari jumlah responden yang ada

di desa-desa yang termasuk wilayah penelitian lebih dari 61,8 % adalah

bersuku/etnis Banjar, disusul dengan suku Jawa. Suku Jawa merata di semua

xxiii

Page 22: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

desa. Keragaman suku terbanyak terdapat di Desa Simpang Empat Sungai Baru

Kecamatan Jorong, yakni suku Banjar, Bugis, Jawa dan Sunda.

Tabel 13. Karakteristik Responden Menurut Suku/Etnis

NoSuku / EtnisResponden

Kecamatan/Desa

TotalJorong

1 2 3 4 5

1 Banjar 8 8 7 2 9 34

2 Dayak 0 0 0 0 0 0

3 Bugis 0 0 1 0 0 1

4 Jawa 2 1 1 10 1 15

5 Sunda 0 0 1 3 0 4

6 Madura 0 0 0 0 0 0

7 Lombok 0 1 0 0 0 1

Total Responden 10 10 10 15 10 55

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

g. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan terbanyak responden sudah berpendidikan sampai dengan

SLTA (36 %) dan sisanya berpendidikan SD dan SLTP sederajat bahkan sebagian

kecil telah berpendidikan hingga sarjana sebagaimana terlihat pada Tabel 14.

Namun dari data dibawah, ada beberapa responden yang tidak pernah mengeyam

pendidikan dasar (SD) diantaranya terdapat di Desa Batalang.

Tabel 14. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan

Kecamatan/Desa

TotalJorong

1 2 3 4 5

1 Tidak Sekolah 0 0 0 3 0 3

2 SD Tidak Tamat 0 0 0 0 1 1

3 SD 3 4 0 4 6 15

4 SLTP Sederajat 3 0 2 4 2 16

5 SLTA Sederajat 4 5 6 4 1 20

6 Perguruan Tinggi 0 1 2 0 0 3

7 Tidak Ada Jawaban 0 0 0 0 0 0

Total Responden 10 10 10 15 10 55

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

h. Agama

Agama yang dianut responden umumnya adalah 100% Islam, sebagaimana

diperlihatkan pada Tabel 15.

xxiv

Page 23: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Tabel 15. Karakteristik Responden Menurut Agama yang Dianut

No AgamaResponden

Kecamatan/DesaTotalJorong

1 2 3 4 51 Islam 10 10 10 15 10 552 Kristen 0 0 0 0 0 03 Hindu 0 0 0 0 0 04 Budha 0 0 0 0 0 0

Total Responden 10 10 10 15 10 55Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

3. Profil Sosial

a. Kesehatan Masyarakat1) Sarana Kesehatan

Berdasarkan data profil Desa tahun 2013 maupun 2014, pada wilayah

penelitian belum ada penempatan bangunan rumah sakit, namun puskesmas

sudah ada di Desa Jorong, Simpang Empat Sungai Baru, Asam-asam,

Batalang dan Swarangan. Pada setiap desa memang sudah dilakukan

pengadaan puskesmas untuk kepentingan masyarakat di masa sekarang dan

dimasa yang akan datang. Gambaran sarana kesehatan yang digunakan

masyarakat pada desa-desa penelitian, dapat dilihat dari hasil pengolahan data

primer kuisioner pada Tabel 16 di bawah ini.

Tabel 16. Sarana Kesehatan Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Sarana Kesehatan/ Desa

Jumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 a. Rumah Sakit 0 0 0 0 0 0,00b. Puskesmas Induk 10 9 10 6 4 15,98c. Puskesmas Pembantu

0 0 0 0 0 0,00

d. poliklinik 0 5 0 1 0 2,46e. Posyandu 10 10 10 15 9 22,13f. BKIA 0 0 0 0 0 0,00

2

Tenaga Medisa. Dokter 0 6 1 0 0 2,87b. Mantri 10 9 10 0 0 11,89c. Bidan 10 9 10 15 11 22,54d. Paramedis 0 3 0 1 0 1,64

3

Tenaga Medis Tradisionala. Dukun 10 8 8 13 6 18,44b. Paranormal 0 3 1 0 0 1,64c. Batra 0 1 0 0 0 0,41

Total Presentase 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

xxv

Page 24: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Berdasarkan data di atas, 15,98% masyarakat memanfaatkan sarana

kesehatan yaitu puskesmas, demikian pula pusat pelayanan terpadu

(posyandu) juga telah dipergunakan untuk keperluan ibu hamil dan anak balita

dengan persentase sebesar 22,13%.

Dokter sebagai tenaga medis telah ada di beberapa desa namun

jumlahnya tidak memadai (kurang) bahkan ada beberapa desa yakni Desa

Jorong, Batalang dan Swarangan belum terdapat dokter sebagai tenaga medis.

Sementara tenaga paramedis seperti mantri/perawat dan bidan telah ada

secara merata di semua desa.

Tenaga medis lainnya yakni tenaga medis tradisional masih dipergunakan

oleh sebagian besar masyarakat di desa-desa penelitian. Umumnya tenaga

medis tradisional adalah dukun beranak yang biasanya bekerjasama dengan

bidan desa untuk membantu persalinan penduduk. Sedangkan keberadaan

paranormal hanya sedikit responden yang mengetahuinya, yaitu di Desa Asam-

asam dan Simpang Empat Sungai Baru.

2) Penyakit Dominan

Penyakit dominan yang pernah dialami sebagian besar masyarakat di

semua desa/kecamatan pada kawasan penelitian adalah penyakit berbasis

lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar  masyarakat

Indonesia dan selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hampir seluruh

Puskesmas di Indonesia. Beberapa penyakit yang timbul akibat kondisi

lingkungan yang buruk seperti ISPA, TBC, diare, DBD, malaria, kecacingan,

dan penyakit kulit hampir merata dialami di semua desa pada wilayah

penelitian. Selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 17 berikut di bawah ini

Tabel 17. Penyakit Dominan Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Penyakit DominanJumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Malaria 10 5 10 1 2 6,132 Sakit Perut 10 9 5 9 6 8,533 TBC 9 5 9 5 4 7,004 THT 10 5 10 4 2 6,785 Kulit 10 5 10 1 4 6,566 Kelamin 8 0 8 0 0 3,507 Gizi Buruk 9 4 9 0 0 4,818 Batuk Akut 9 5 9 4 3 6,569 Flu 10 5 5 5 10 7,6610 Demam 10 10 5 5 5 7,6611 Typhus 10 5 5 5 7 7,00

xxvi

Page 25: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

12 Reumatik 10 10 5 12 7 9,6313 Gatal-gatal 10 10 5 5 5 7,6614 Sakit Kepala 10 10 10 8 10 10,50

Total Presentase 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan di desa-desa pada kawasan

penelitian antara lain disebabkan oleh faktor lingkungan serta perilaku hidup

bersih dan sehat yang masih rendah. Berdasarkan aspek sanitasi tingginya

angka penyakit berbasis lingkungan banyak disebabkan tidak terpenuhinya

kebutuhan air bersih masyarakat. Jika data ini menunjukan suatu gejala yang

permanen maka harus diwaspadai dan diambil tindakan sesegera mungkin dari

instansi terkait ataupun pihak-pihak yang terlibat didalam pemanfaatan sumber

daya alam seperti perkebunan besar dan pertambangan.

3) Pengobatan

Upaya kesehatan perorangan di puskesmas terkait dengan perilaku sakit

dan perilaku pencarian pengobatan pada orang sakit Sumber pengobatan di

Indonesia menurut Kalangie (1984), mencakup tiga sektor yang saling berkaitan

yaitu pengobatan rumah tangga/pengobatan sendiri, pengobatan tradisional,

dan pengobatan medis profesional. Perilaku berobat umumnya dimulai dari

pengobatan sendiri, kemudian apabila tidak sembuh dilanjutkan ke pengobatan

medis atau pengobat tradisional. Demikian juga dari pengobatan medis dapat

dilanjutkan ke pengobat tradional, atau sebaliknya seperti Tabel 18 berikut ini.

Tabel 18. Tempat Berobat Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Tempat BerobatJumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Berobat Sendiri 10 10 10 15 10 13,612 Puskesmas 10 8 10 15 10 13,123 Klinik 10 4 10 15 10 12,134 Dokter 10 3 10 15 10 11,885 Rumah sakit 10 3 10 15 10 11,886 Mantri 10 4 10 15 10 12,137 Bidan 10 6 10 15 10 12,628 Orang pintar / dukun 10 6 10 15 10 12,629 Lainnya 0 0 0 0 0 0,00

Total Presentase 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencarian pengobatan

yang dilakukan penduduk di desa penelitian yang mengeluh sakit, diawali

dengan berobat sendiri, memilih berobat jalan ke puskesmas, sisanya

xxvii

Page 26: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

melakukan pengobatan medis ke mantri/perawat dan bidan dan pengobat

tradisional. Sedangkan bila sudah menuju taraf berat baru mereka memilih

berobat ke dokter dan rumah sakit tedekat.

b. Pelibatan Lembaga Sosial Dalam Masyarakat

Dalam setiap aktifitas atau kegiatan pemerintahan desa pelibatan lembaga

sosial desa menjadi penting sebagai motor penggerak masyarakat di pedesaan.

Pelibatan/partisipasi lembaga sosial dalam masyarakat merupakan suatu alat guna

memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat

setempat,  yang tanpa kehadirannya program pembangunan akan gagal/tidak

berhasil. Partisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan

kepercayaan/mandat kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi, lembaga atau

panitia. Contoh lembaga kemasyarakatan yang ada di desa antara lain Karang

Taruna yang merupakan wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan jiwa

mudanya. Disamping di tingkat desa di masing-masing pedukuhan juga terdapat

karang taruna tingkat dusun dengan kegiatan tergantung dari program kerja karang

taruna tingkat dusun.  LPMD ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa ), lembaga ini berkedudukan ditingkat desa yang berperan dalam rangka ikut

memperlancar program-program pembangunan ditingkat desa.

Kemudian  GaPokTan ( Gabungan Kelompok Tani ), merupakan wadah bagi

kelompok tani ditingkat desa, kegiatan yang menjadi rutinitas adalah pertemuan

kelompok tani tingkat desa yang dilaksanakan secara bergilir setiap bulan di

masing-masing kelompok tani.  Lembaga Sosial yang melibatkan masyarakat dalam

aktivitasnya pada Desa-desa Penelitian dapat dilihat pada Tabel 19 di bawah ini.

Tabel 19. Pelibatan Lembaga Sosial pada Desa-desa Penelitian

No Jenis Lembaga Sosial

Jumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1Badan Perwakilan Desa (BPD)

10 5 10 5 5 15,02

2Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

10 3 10 5 7 15,02

3Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

10 3 10 8 5 15,45

4 Karang Taruna 10 3 10 10 315,45

xxviii

Page 27: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

5 Kelompok tani 10 4 10 15 619,31

6 Koperasi Desa 10 0 10 3 110,31

7Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

2 2 10 7 1 9,44

Total Presentase100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Berdasarkan data responden memperlihatkan lembaga kelompok tani me

rupakan lembaga yang paling banyak melibatkan masyarakat dalam melakukan

aktifitasnya disusul oleh Karang Taruna, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

(PKK), Badan Perwakilan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

(LPM), Koperasi Desa, dan LSM. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sedikit

sekali melibatkan masyarakat dan sedikit responden yang mengetahui aktifitasnya.

c. Interaksi Sosial MasyarakatMenurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial, manusia selalu hidup

bersama dan selalu berada diantara manusia lainnya yang dalam bentuk

kongkritnya manusia bergaul, berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia

lainnya.

Masyarakat berinteraksi melalui cara berpartisipasi, baik berupa sumbangan

ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif maupun biaya untuk memperlancar

pelaksanaan suatu kegiatan yang diikutinya. Partisipasi sosial diberikan oleh

partisipan pada suatu perkumpulan sosial kemasyarakatan. Misalnya arisan,

menghadiri kematian, dan lainnya serta dapat juga sumbangan perhatian atau

tanda kedekatan dalam rangka memotivasi orang lain untuk berpartisipasi. Pada

desa-desa yang menjadi objek penelitian, jenis interaksi sosial masyarakat disajikan

pada Tabel 20 di bawah ini.

Tabel 20. Interaksi Sosial Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Jenis Interaksi Sosial Masyarakat

Jumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Silaturahmi; misalnya 10 8 10 15 10 18,692 Gotong royong; misalnya 10 3 10 15 10 16,613 Toleransi; misalnya 10 0 0 11 8 10,034 Rukun kematian 10 6 10 15 11 17,995 Kegiatan yasinan 10 7 10 15 11 18,34

6Kegiatan lainnya, hari-hari besar;

10 7 10 15 11 18,34

Total Presentasi 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Dalam konteks jenis interaksi sosial masyarakat, 18,69% responden

menyebutkan kegiatan silaturahmi sebagai interaksi sosial yang paling banyak

xxix

Page 28: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

dilakukan, baik siraturrahmi antara warga satu dengan warga yang lain disusul

dengan yasinan, kegiatan hari besar keagamaan atau hari besar nasional, gotong

royong, yasinan, dan rukun kematian. Jenis interaksi lain adalah toleransi pada

kehidupan sehari-hari masyarakat yang terjalin harmonis di hampir semua desa di

wilayah penelitian. Toleransi yang ditunjukkan pada desa-desa di wilayah penelitian

juga sangat tinggi dengan persentase sebesar 10,03%.

d. Pelestarian Budaya Masyarakat

E. B. Tylor (1871) menyebutkan kebudayaan adalah kompleks yang

mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan

lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia

sebagai anggota masyarakat.

Sebagai kelompok masyarakat yang multi etnik/suku, di wilayah desa-desa

yang menjadi objek penelitian memiliki beragam budaya yang dimiliki dan masih

eksis dan dilestarikan. Menurut informasi responden, adat istiadat/budaya yang

sering dilaksanakan adalah sebagai berikut.

Tabel 21. Pelestarian Budaya Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Pelestarian Budaya Masyarakat

Jumlah Jawaban RespondenPersentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Bapalas 10 2 9 2 0 15,442 Naik Ayun 10 1 9 1 0 14,093 Haulan 10 8 10 2 1 20,814 Pesta Tahunan 10 1 9 15 11 30,875 Selamatan Kematian 0 0 0 15 10 16,786 Selamatan/mantenan 0 0 0 1 2 2,01

Total Presentase 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Data responden pada tabel 21 memperlihatkan pesta tahunan dengan

persentase terbesar yaitu 30,87% telah menjadi adat dan tradisi masyarakat di

desa-desa penelitian, hal ini sebagai bukti bahwa keakraban dan kerukunan antar

warga dapat dikatakan baik kemudian di susul dengan upacara haulan, selamatan

kematian, bapalas, naik ayun, dan selamatan/mentenan.

e. Sanksi Sosial

Norma dan nilai merupakan sesuatu yang sangat penting serta tidak dapat

dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat,karena keduanya merupakan alat untuk

mengarahkan dan mengontrol perilaku warga masyarakat. Interaksi sosial yang

terjadi diantara masyarakat pada akhirnya melahirkan budaya dan pengaturan tata

xxx

Page 29: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

kehidupan dalam bentuk norma-norma adat maupun agama dalam hubungan antar

individu, kelompok maupun individu dan kelompok.

Pelanggaran setiap tata kehidupan bermasyarakat/norma sosial, senantiasa

dibarengi dengan adanya sanksi yang dimulai dari yang ringan, agak berat sampai

berat tergantung seberapa besar pelangaran yang dilakukan. Penarapan sanksi

sosial mengandung bobot edukasi agar masyarakat tidak melakukan perbuatan

yang menyimpang.

Hasil penelitian memberikan informasi dan gambaran bahwa bentuk sanksi

sosial yang berlaku di desa-desa penelitian yaitu; penasehatan, denda, pengucilan,

pengusiran, dilaporkan ke polisi, dihakimi masa dan diadili di desa. Jawaban

responden dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini

Tabel 22. Sanksi Sosial yang Berlaku pada Desa-desa Penelitian

No Sanksi Sosial Yang Berlaku Dalam Masyarakat

Jumlah Jawaban RespondenPersentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Penasehatan 0 4 10 0 0 82,352 Denda 0 1 0 0 0 5,883 Pengucilan 0 2 0 0 0 11,764 Pengusiran 0 0 0 0 0 0,00

Total Presentase 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Sanksi sosial sebesar 82,35% masih berupa penasehatan/ memberi nasehat-

nasehat agar kembali ke norma yang berlaku di desa setempat. Sebaliknya jika

tidak bisa diselesaikan pada tingkat desa, maka selanjutnya akan segera dilaporkan

kepada aparat kepolisian. Informasi di atas memberikan gambaran pula bawa di

desa-desa yang menjadi objek penelitian bentuk pelanggaran berat terhadap norma

atau tata kehidupan masyarakat relatif kecil.

f. Modal Sosial

Modal sosial merupakan kenyataan yang dimiliki warga, dapat berupa

kehendak baik, simpati, persahabatan, hubungan sosial antar individu dan keluarga

yang dapat membantu mengatasi persoalan warga masyarakat. Dalam konteks

demikian, hubungan yang baik antar anggota masyarakat menciptakan jaringan

yang bersifat mutualis, dan bahkan mengalahkan individualitas, yang biasanya

melingkupi kharateristik budaya barat. Dengan kata lain, jika seseorang mengalami

persoalan & tidak mampu mengatasinya sendiri, warga tersebut dibantu warga

lainnya secara sukarela. Modal sosial merupakan suatu bentuk nilai-nilai tradisi

yang memiliki kemampuan untuk mengelola sumberdaya manusia maupun

xxxi

Page 30: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

sumberdaya alam yang digambarkan dengan adanya rasa saling percaya,

kebersamaan dan toleransi antar sesama anggota masyarakat.

Informasi melalui jawaban reponden sebagaimana diperlihatkan pada tabel

dibawah ini memberikan gambaran modal sosial yang dimiliki masyarakat di desa-

desa wilayah penelitian adalah adanya rasa saling percaya diantara sesama warga

masyarakat dengan persentase sebesar 28,02%, kebersamaan sebagai warga desa

sebesar 28,57% dan adanya sikap toleransi sebesar 28,02% diantara warga

meskipun berbeda suku, agama maupun kebudayaan. Mengelola tanah ulayat

secara bersama-sama hanya dilakukan oleh beberapa desa pada Desa Jorong, hal

ini juga merupakan modal sosial karena didasari atas kebersamaan dan saling

percaya misalnya dalam kegiatan usaha pertanian dan perkebunan

Tabel 23. Modal Sosial Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Modal Sosial MasyarakatJumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Saling percaya 10 5 10 17 9 28,022 Kebersamaan 10 7 10 17 8 28,573 Tanah ulayat 10 0 0 13 5 15,384 Toleransi 10 7 9 16 9 28,025 Lainnya 0 0 0 0 0 0,00

Total Presentase 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

4. Profil Ekonomi

a. Pekerjaan Masyarakat

Sebaran pekerjaan yang dilakoni oleh masyarakat dari informasi sangat

beragam dan tercatat sebanyak 18 macam pekerjaan. Bervariasinya pekerjaan

masyarakat mencerminkan bahwa lapangan kerja cukup tersedia bagi penduduk

desa di wilayah penelitian. Banyaknya macam perkerjaan yang bisa ditawarkan

menjadikan wilayah ini sebagai faktor pendorong sekaligus sebagai faktor penarik

bagi pencari kerja bagi penduduk dari daerah lainnya di Kalimantan Selatan maupun

dari pulau Jawa.

Tabel 24. Pekerjaan Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Pekerjaan MasyarakatJumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Petani sawah 0 8 9 17 10 5,702 Petani Ladang/lahan kering 10 8 10 17 7 6,743 Buruh bangunan 10 8 10 13 10 6,614 Wiraswasta 10 6 10 17 11 6,995 PNS/TNI/POLRI 10 8 10 17 11 7,25

xxxii

Page 31: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

6 Pedagang 10 8 10 17 11 7,257 Nelayan 0 6 8 0 10 3,118 Aparat Desa 10 7 10 17 11 7,129 Buruh tani 10 7 10 17 8 6,7410 Guru 10 8 10 17 11 7,25

11Pensiunan (PNS/TNI/POLRI)

0 4 10 17 9 5,18

12 Sopir 10 8 10 11 7 5,9613 Tukang ojek 0 8 9 5 4 3,3714 Buruh angkut kayu bagunan 10 8 10 11 9 6,2215 Penebang kayu dihutan 0 8 9 6 3 3,3716 Dukun beranak 10 8 9 11 6 5,7017 Paranormal 10 3 10 12 5 5,1818 Pengrajin atap 0 0 0 0 2 0,26

Total Presentase 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Pekerjaan dominan adalah di sektor perdagangan, kemudian di sektor jasa

yaitu guru dan sopir. Banyaknya pekerjaan di sektor perdagangan menunjukkan

bahwa pada keempat kecamatan kegiatan ekonomi berjalan dengan baik.

Banyaknya pedagang terutama di Desa Jorong dan Simpang Empat Sungai Baru

ditunjang dengan letak wilayah yang berdekatan dengan perusahaan tambang,

sehingga perkembangan perekonomian di wilayah tersebut lebih cepat dan maju

jika dibandingkan dengan desa lain yang menjadi sampel penelitian.

Pekerjaan sebagai pensiunan PNS/TNI/Polri dan guru menempati posisi yang

sama. Karena sebagian desa yang ada di desa itu berpisah maka mau tidak mau

sarana dan prasarana di sektor pendidikan ditambah. Salah satu prasarana yang

perlu ditingkatkan adalah tenaga pendidik. Dengan demikian peluang kerja sebagai

guru baik mulai TK sampai dengan SMA terbuka luas. Sedangkan pekerjaan

sebagai pensiunan PNS/TNI/Polri juga mendominasi pekerjaan masyarakat hal ini

dikarenakan di sekitar wilayah penelitian ada perusahaan tambang batu bara dan

perkebunan kelapa sawit yang memberikan peluang bagi pensiunan untuk bekerja.

Pekerjaan selanjutnya yang banyak ditekuni oleh masyarakat adalah pekerjaan

sebagai buruh angkut kayu bangunan serta buruh tani.

b. Penghasilan Masyarakat

Dengan menilik aspek pekerjaan yang dilakoni oleh masyarakat sebagaimana

disebutkan terdahulu, maka pola pendapatan seperti tabel dibawah ini sangan

relevan. Gambaran besarnya penghasilan yang diperoleh responden dapat

mencerminkan sebaran pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Secara umum

terlihat penghasillan masyarakat pada desa-desa di wilayah penelitian 17,36 %

berada pada grade diatas 500.000,- s/d 1.000.000,- per bulan, kemudian 18,18 %

diatas 1.000.000,- s/d 1.500.000,- per bulan serta 47,93 % berpenghasilan diatas

xxxiii

Page 32: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

1.500.000,- per bulan. Sementara itu terdapat pula 16,53% responden yang

berpenghasilan di bawah 500.000,- per bulan yang secara rinci disajikan pada Tabel

25.

Tabel 25. Penghasilan Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Penghasilan Masyarakat Perbulan

Jumlah Jawaban RespondenPersentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 < Rp 500.000 10 7 4 11 8 16,532 > 500.000 - 1.000.000 10 10 4 11 7 17,363 > 1.000.000 – 1.500.000 10 7 6 11 10 18,184 > 1.500.000 - 2.000.000 10 6 10 17 8 21,075 > 2.000.000 - 2.500.000 10 5 4 11 7 15,296 > 2.500.000 0 5 4 11 8 11,57

Total Presentase 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Rata-rata penghasilan yang diperoleh responden tersebut diatas apabila

dibandingkan dengan standar upah harian diberbagai sektor pekerjan diwilayah

penelitian, maka nilainya setara dengan 35.000,- s/d 50.000,- per hari.

c. Sumber Pinjam Uang

Ada beberapa lembaga yang bisa dimanfaatkan penduduk untuk meminjam

uang yaitu Bank, Kelompok simpan pinjam (Koperasi), Arisan, Rentenir, BMT dan

pinjam pada tetangga.

Pada desa-desa di wilayah penelitian dan di Kecamatan Jorong umumnya,

pemerintah daerah telah mengembangkan beberapa program diantaranya adalah

bantuan dana kepada Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk digulirkan

kepada masyarakat (ibu-ibu rumah tangga) yang diberi nama kegiatan Pra Koperasi

PKK, kemudian adapula lembaga simpan pinjam yang mengumpulkan dana

masyarakat..

Sementara ini berdasarkan informasi aparat desa dan ketua PKK pada

masing-masing desa diwilayah penelitian, kegiatan Pra Koperasi PKK sudah ada

yang berjalan sangat baik, baik dan bahkan ada yang macet. Bagi kegiatan yang

berjalan sangat baik dan baik modal yang dikucurkan yang semula berjumlah Rp

20.000.000,- bertambah hingga Rp 60.000.000,- bahkan lebih. Sebaliknya

xxxiv

Page 33: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

terhentinya kegiatan Pra Koperasi PKK dikarenakan nasabah/peminjam tidak

mampu mengembalikan pnjaman sampai batas waktu yang ditentukan.

Bank pemerintah maupun swasta sebagai lembaga perkreditan

keberadaannya masih terbatas diwilayah penelitian, sehingga kalau mau pinjam

uang mereka harus pergi ke Satui atau ke Kabupaten (Batu licin).

Rentenir sebagai salah satu sumber peminjaman uang keberadaannya tidak

begitu banyak, tetapi ada namun tidak semua desa ada rentenir. Meskipun

demikian ada diantara mereka statusnya kabur karena berprofesi sebagai tukang

kredit seperti kendaraan dan berbagai macam peralatan rumah tangga.

d. Sarana dan Prasarana Ekonomi

Sarana dan prasarana ekonomi seperti pasar, kios/warung bahkan koperasi

pada umumnya cukup tersedia pada desa-desa wilayah penelitian.

Pasar desa sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli dilakukan

seminggu sekali secara bergiliran mulai dari hari minggu sampai Senin, sedangkan

toko/warung tersedia dengan fasilitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

harian rumah tangga penduduk.

Koperasi adalah lembaga yang menyediakan bantuan dan fasilitas untuk

keperluan masyarakat memiliki bermacam bentuk, pada desa-desa yang

penduduknya menjadi anggota plasma perkebunan kelapa sawit memiliki Koperasi

Sawit sehingga Koperasi Unit Desa (KUD) tidak sempat terbentuk atau kalau

terbentuk badan hukumnya tidak berjalan dengan baik/mati suri. Bentuk lainya dari

koperasi adalah Pra Koperasi PKK dengan kegiatan utama simpan pinjam.

Tabel 26. Sarana dan Prasarana Ekonomi Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

NoJenis Sarana dan

Prasarana Ekonomi Desa

Persentase Jawaban Responden Masing-Masing

DesaPersentase (%)

Jorong1 2 3 4 5

1 Pasar 10 10 10 10 10 1002 Koperasi 10 10 10 10 10 1003 Toko/Kios/Warung 10 10 10 10 10 100

Total Presentase 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

xxxv

Page 34: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

5. Profil Lingkungan

a. Status Kependudukan

Etnis yang teridentifikasi pada wilayah penelitian adalah suku Banjar, Dayak,

Bugis, Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Batak. Dari 8 etnis yang ada mereka dapat

hidup secara damai dan berdampingan dengan saling menghormati dan menjaga

toleransi berkehidupan.

Status kependudukan responden yang bermukim dan bertempat tinggal pada

desa-desa diwilayah penelitian, sebagian besar berstatus sebagai pendatang. Etnis

Banjar mendominasi pada status kependudukan yang ada di desa-desa wilayah

penelitian. Etnis Banjar di sini bisa dikatakan sebagian sebagai masyarakat asli dan

sebagian merupakan masyarakat pendatang yang berasal dari kabupaten lain yang

berada di Provinsi Kalimantan Selatan, seperti Tapin, Martapura, Kandangan,

Barabai dan lain-lain.

Etnis kedua yang mendominasi status kependudukan masyarakat adalah suku

Jawa. Hal ini sangat berhubungan dengan program pemerintah pada era tahun

1980-1990 yaitu program transmigrasi. Dimana peserta program tersebut

didatangkan dari Jawa dengan tujuan mengurangi jumlah penduduk di pulau Jawa

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa. Alhasil dari program tersebut

banyak dijumpai masyarakat etnis Jawa di wilayah penelitian.

Etnis etiga yang mendominasi adalah suku Bugis, hal ini sangat berhubungan

dengan sifat orang Bugis yang suka melaut dan menempati wilayah-wilayah pesisir.

Khusus pada Desa Swarangan karena berada di wilayah pesisir sehingga banyak

dijumpai masyarakat etnis Bugis.

Tabel 27. Status Kependudukan Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Suku/EtnisJumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Banjar 10 10 10 12 2 19,212 Dayak 10 5 10 0 0 10,923 Bugis 10 7 10 0 0 11,794 Jawa 10 10 10 2 8 17,475 Sunda 10 4 10 3 0 11,796 Madura 10 9 10 0 0 12,667 Bali 0 2 6 0 0 3,498 Batak 10 5 10 0 0 10,929 Lainnnya 0 1 3 0 0 1,75

Total Presentase 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

xxxvi

Page 35: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

b. Lama Tinggal / Bermukim

Lama tinggal di wilayah penelitian dibagi atas beberapa kurun waktu. Tercatat

ada 7 (tujuh) kurun waktu lama tinggal masyarakat. Dari hasil penelitian diperoleh

hasil bahwa masyarakat di desa-desa wilayah penelitian didominasi dengan lama

tingga kurang dari 10 tahun. Kemudian diikuti dengan lebih dari 35 tahun.

Keadaan ini menunjukkan bahwa di wilayah penelitian didominasi oleh

pendatang. Para pendatang ini berasal dari Kalimantan Selatan sendiri maupun

pulau Jawa. Hal ini dikarenakan pada wilayah penelitian terdapat perusahaan

tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit. Kedua jenis perusahaan tersebut

memberikan peluang kerja sehingga banyak masyarakat dari luar wilayah penelitian

yang mencoba mengadu nasib di sana. Selain hal tersebut, banyaknya penduduk

pendatang disebabkan oleh berkembangnya dengan pesat Kecamatan Jorong dan

Satui sehingga terjadi peningkatan perekonomian yang secara otomatis menarik

penduduk dari luar wilayah untuk masuk.

Tabel 28. Lama Bermukim Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Lama Tinggal (Tahun)Jumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 < 10 10 7 4 12 8 15,772 11 - 15 10 6 4 11 8 15,003 16 - 20 10 4 3 10 7 13,084 21 - 25 10 3 3 10 8 13,085 26 - 30 10 3 3 11 8 13,466 31 - 35 10 4 5 12 7 14,627 > 35 10 4 5 11 9 15,00

Total Presentase Responden 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Bagi masyarakat yang lama tinggalnya lebih dari 35 tahun merupakan

masyarakat yang dulunya mengikuti program pemerintah transmigrasi. Maupun

para pendatang dari Kalimantan Selatan yang berprofesi sebagai pedagang dan

suku Jawa yang berprofesi sebagai nelayan.

c. Perumahan

1) Status Rumah Penduduk

xxxvii

Page 36: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Status rumah penduduk disini dilihat dari sudut kepemilikan. Terbagi

atas 6 (enam) kriteria yaitu rumah sendiri, warisan orang tua, milik dinas,

sewa/kontrak, pinjam pakai dan lainnya. Dari hasil penelitian status rumah

yang dihuni oleh responden pada desa-desa di wilayah penelitian adalah milik

sendiri (lebih dari 44,54%), meskipun demikian sebagian kecil diantaranya

berstatus warisan orang tua, sewa/kontrak, milik dinas dan pinjam pakai.

Tabel 29. Status Rumah Penduduk pada Desa-desa Penelitian

No Lama Tinggal (Tahun)

Jumlah Jawaban Responden Persentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Rumah sendiri 10 7 10 17 9 44,542 Warisan orang tua 10 6 2 5 5 23,533 Milik dinas 0 3 2 0 0 4,204 Sewa/kontrak 10 4 2 0 1 14,295 Pinjam pakai 10 3 2 0 0 12,616 Lainnya 0 0 1 0 0 0,84

Total Responden 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Status rumah dinas hanya sebesar 4,20% dan biasanya dimiliki oleh

aparat pemerintah seperti guru, bidan desa, mantri atau perawat, sedangkan

status rumah sewa/kontrak biasanya oleh masyarakat pendatang yang bekerja

di perusahaan tambang, atau berdagang di desa yang dekat dengan

perusahaan tambang.

2) Kondisi Bangunan Rumah

Bangunan merupakan struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding

dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga bisa

disebut dengan rumah. Bangunan mempunyai beberapa fungsi bagi kehidupan

manusia, terutama sebagai tempat berlindung dari cuaca, keamanan, tempat

tinggal, privasi, tempat menyimpan barang dan tempat bekerja. Suatu

bangunan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia khususnya sebagai sarana

pemberi rasa aman dan nyaman.

Berdasarkan profil desa di masing-masing wilayah penilitian kondisi

rumah yang ada di masyarakat terbagi atas 3 kategori yaitu rumah permanen,

rumah semi permanen dan rumah sederhana. Sedangkan dalam kuisioner

kepada responden kondisi bangunan rumah terbagi atas permanen, semi

permanen, pondok, rumah panggung dan darurat. Tiga golongan terakhir

dimasukkan ke dalam kategori rumah sederhana di dalam profil desa.

xxxviii

Page 37: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Kondisi bangunan rumah yang dihuni oleh responden seperti

diperlihatkan pada Tabel 30 memiliki berbagai bentuk, ada yang permanen,

semi permanen, pondok, rumah panggung bahkan ada yang darurat. Kondisi

rumah yang permanen seperti dalam kategori diatas adalah keadaan umah

yang terbuat dari bahan semen/kayu dari bawah sampai atasnya. Adapun semi

permanen adalah bangunan rumah yang hanya separohnya saja terbuat dari

bahan semen sisanya adalah terbuat dari kayu.

Rumah panggung adalah rumah yang bangunananya berada diatas

tiang-tiang berupa kayu ulin yang berfungsi sebagai pondasi rumah dan

biasanya banyak dimiliki oleh masyarakat asli setempat (urang banjar).

Sebalik pondok adalah bangunan sangat sederhana yang bentuknya

lebih kecil dari rumah dan pada umumnya terbuat dari kombinasi kayu dan atau

bahan lainnya seperti bambu, daun atau kulit kayu yang pondasinya tanah

maupun berbentuk panggung.

Tabel 30. Kondisi Bangunan Rumah Penduduk pada Desa-desa Penelitian

No Kondisi Bangunan Rumah

Jumlah Jawaban RespondenPersentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Permanen 10 9 5 17 7 43,642 Semi permanen 10 1 6 11 8 32,733 Pondok 10 1 2 0 1 12,734 Rumah Panggung 10 1 1 0 0 10,915 Darurat 0 0 0 0 0 0,006 Lainnya 0 0 0 0 0 0,00

Total Presentase Responden 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Hasil dari Tabel 30 menunjukkan bahwa kondisi bangunan rumah yang

ada di wilayah penelitian didominasi oleh bangunan permanen kemudian

disusul oleh bangunan semi permanen. Secara keseluruhan kondisi ini

menunjukkan bahwa masyarakat yang ada termasuk golongan sejahtera.

Rumah panggung juga masih banyak dijumpai di desa-desa wilayah penelitian

terutama pada wilayah yang dekat dengan sungai.

3) Lantai Bangunan RumahLantai rumah merupakan salah satu dari beberapa elemen penyusun

arsitektur bangunan, keberadaannya adalah mutlak, esensial sehingga akan

membentuk identitas dan karakter dari sebuah bangunan rumah. Secara

xxxix

Page 38: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

umum bahan penutup lantai yang banyak terdapat dipasaran yaitu lantai yang

terbuat dari lapisan penutup alami dan lapisan penutup buatan. Hasil

penelitian mengenai kondisi lantai bangunan rumah yang ada di wilayah

penelitian terlihat dengan jelas pada Tabel 31 di bawah ini.

Tabel 31. Lantai Bangunan Rumah Penduduk pada Desa-desa Penelitian

NoKondisi Lantai

Bangunan Rumah

Jumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Keramik 10 2 7 11 4 22,672 Teraso 10 0 0 11 2 15,333 Plestar 10 2 3 11 5 20,674 Papan 10 7 2 11 9 26,005 Bambu 0 0 5 0 0 3,336 Tanah 10 3 5 0 0 12,00

Total Presentase Responden 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Kondisi lantai rumah tempat tinggal responden kebanyakan terbuat

dari kayu yaitu berupa papan, kemudian lantai keramik. Dengan kondisi yang

demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan masyarakat yang ada di

wilayah penelitian cukup baik.

4) Atap Rumah

Atap adalah bangunan yang berfungsi sebagai pelindung bagi isi dan

pengguna bangunan dari hujan, panas dan dingin. Bahan yang biasa

digunakan untuk atap rumah oleh masyarakat pada desa-desa wilayah

penelitian didominasi oleh bahan atap berupa ; seng, genteng dan sirap. Baru

sedikit diantara mereka yang mengunakan bahan atap berupa multiroof.

Bahan atap rumah berupa sirap kebanyakan adalah rumak dimiliki

oleh oleh penduduk asli setempat (Banjar), sebaliknya bahan atap berupa

genteng kebanyakan rumahnya dimiliki oleh penduduk pendatang dari pulau

Jawa. Sedangkan bahan atap berupa seng sifatnya sudah umum diketahui

oleh masyarakat serta relatif murah dan mudah didapatkan.

Bahan atap rumah yang terbuat dari dedaunan (nipah/sagu) yang

disebut dengan “kajang dan atau atap rumbia” sebagai upaya pemanfaatan

xl

Page 39: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

sumberdaya lokal sudah jarang digunakan, kecuali memang tidak mampu

membeli bahan atap lainnya. Jaman dulu bahan atap ini merupakan salah

satu pilihan selain sirap, bahan ini memberikan keteduhan karena terbuat dari

daun, hanya saja keawetannya relatif kurang (10 tahun-an ) dan pada saat

tetentu hari diganti dengan yang baru.

Tabel 32. Bahan Atap Rumah Penduduk pada Desa-desa Penelitian

No Kondisi Atap Rumah

Jumlah Jawaban RespondenPersentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Multiroof 10 2 10 6 3 16,672 Seng 0 8 6 11 10 18,823 Sirap kayu 10 3 5 11 4 17,744 Genteng 10 3 6 17 6 22,585 Daun rumbia 10 3 4 1 4 11,83

6Daun nipah/kajang

10 0 5 3 5 12,37

7 Alang-alang 0 0 0 0 0 0,00Total Presentase Responden 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Dari Tabel 32 di atas atap rumah yang mendominasi pada desa-desa

wilayah penelitian adalah seng kemudian multiroof dan genteng. Hal ini

dikarenakan harga seng relatif murah dibandingkan dengan multiroof.

Sedangkan atap rumah yang terbuat dari sirap sudah semakin jarang

dijumpai, hal tersebut dikarenakan bahan baku untuk pembuatan atap sirap

yaitu kayu ulin semakin langka keberadaannya. Kalau masih dijumpai

beberapa rumah pnduduk yang beratapkan sirap adalah rumah penduduk

yang sudah lama bermukim di desa tersebut, dan kondisi atap sirapnya juga

sudah banyak yang tidak bagus lagi.

Sedangkan untuk atap berbahan daun rumbia, daun nipah dan alang-

alang masih dijumpai di beberapa desa wilayah penelitian. Biasanya rumah

yang beratap rumbia, nipah maupun alang-alang adalah rumah yang berjenis

panggung.

5) Fasilitas yang Ada di Rumah PendudukData responden yang tertera pada Tabel 33 memberikan gambaran

terhadap Fasilitas yang ada dirumah-rumah penduduk pada masing-masing

desa diwilayah penelitian cukup memadai bahkan dapat dikatakan sudah

lengkap. Fasilitas hiburan dan mendapatkan informasi seperti Televisi sudah

xli

Page 40: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

banyak yang memiliki, begitu juga dengan kulkas, kipas angin,

meubelair,kompor biasa/gas, alat pemanas nasi/magic jar serta alat

komunikasi seperti HP.

Tabel 33. Fasilitas yang Ada di Rumah Penduduk pada Desa-desa Penelitian

No Fasilitas Rumah Penduduk

Jumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Tempat Mandi 10 8 10 17 11 7,122 Tempat mencuci 10 8 9 17 10 6,873 Kakus 10 8 9 17 9 6,744 Kamar tdur 10 9 10 17 9 7,005 TV 10 9 10 17 8 6,876 Kulkas 10 9 10 14 5 6,117 Radio 10 6 10 8 3 4,718 Telepon/HP 10 9 10 14 8 6,49

9Kompor gas/kompor biasa

10 9 10 17 10 7,12

10Meubelair (meja kursi)

10 9 9 16 7 6,49

11 Ranjang / dipan 10 9 10 16 10 7,0012 Kipas angin 10 9 10 16 9 6,8713 Magic jar 10 9 10 16 7 6,6214 Air bersih 10 9 9 17 10 7,0015 Penerangan listrik 10 9 10 17 9 7,00

Total Presentase Responden 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Dari beberapa fasilitas yang dimiliki oleh responden tersebut diatas,

ada beberapa hal yang dapat dijelaskan mengenai fasilitas tersebut sebagai

berikut:

o Tempat mandi, responden menyebutkan setiap rumah memiliki fasilitas

tempat mandi Tempat mandi yang dimaksudkan disini adalah bisa berupa

kamar mandi bisa pula tempat mandi terbuka yang ada di dalam rumah dan

sekaligus tempat mencuci pakaian ataupun bekas makan serta tempat mandi

di sungai atau “jamban”.

o Tempat mencuci, responden meyebutkan rumah penduduk memiliki fasilitas

tempat mencuci. Tempat mencuci yang dimaksudkan adalah bisa didalam

rumah (lihat poin 1) maupun disungai bagi desa desa yang berada

disepanjang sungai.

o Kakus, responden menyebutkan rumah penduduk memiliki kakus. Kakus

dalam pengertian ini adalah tempat buang hajat yang ada dirumah dengan

kloset maupun di luar rumah/disungai (jamban) tanpa kloset/nyemplung.

xlii

Page 41: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

o Air bersih, responden mengakui memiliki sumber air bersih adalah air yang

umumnya bersumber dari sumur galian, sedikit sekali air yang bersih yang

bersumber dari sumur bor atau PDAM. Ada program PAMSIMAS

o Penerangan listrik, diperoleh responden/masyarakat bukan hanya bersumber

dari PLN

6) Fasilitas Pemakaian Listrik yang Ada di Rumah Penduduk

Fasilitas pemakaian beban listrik yang bersumber dari PLN yang

dipasang di rumah-rumah penduduk umumnya adalah 900 kwh, bahkan masih

ada yang menggunakan kapasitas 450 kwh dan hanya sedikit rumah tangga

yang memiliki beban 1200 kwh sebagai mana tertera pada Tabel 34 di bawah

ini.

Tabel 34. Fasilitas Pemakaian Listrik di Rumah Penduduk pada Desa-desa Penelitian

No Fasilitas Listrik Rumah Penduduk

Jumlah Jawaban Responden Persentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 250kwh 10 3 1 6 3 18,112 450 kwh 10 6 1 14 8 30,713 900 kwh 10 6 10 15 7 37,804 1200 kwh 10 2 5 0 0 13,39

Total Presentase Responden 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Secara keseluruhan masyarakat di desa sudah bisa menikmati aliran

listrik. Walaupun demikian masih ada sebagian kecil masyarakat yang belum

memiliki aliran listrik dikarenakan sarananya kurang seperti tiang listrik dan

tegangan yang masih sedikit sehingga masih sering terjadi listrik padam.

7) Pelayanan Listrik yang Dirasakan Penduduk

Pelayanan listrik yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara

umumnya selalu dikeluhkan oleh masyarakat, tak terkecuali oleh responden

yang menjadi gambaran keadaan masyarakat diwilayah penelitian. Sering

terjadi beberapa kali pemadaman bahkan kadang kadang terjadi setiap saat

pemadaman.

Pemadaman listrik yang sering terjadi adalah suatu masalah yang

serius di Kalimantan Selatan karena bersumber dari PLTU Asam-asam dan

PLTA Riam Kanan yang mungkin pemakaian sudah melebihi kapasitas

xliii

Page 42: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

terpasang, namun pemadaman bergilir biasanya terjadi karena adanya

pemeliharaan/perawatan mesin pembangkit listrik yang bersangkutan.

8) Sumber Air Bersih Penduduk

Sumber air bersih penduduk pada desa-desa yang menjadi objek

penelitian sebagian besar berasal dari sumur galian, akan tetapi pada desa

Asam-Asam yang letak desanya memanjang di badan sungai maka mereka

memanfaatkan sumber air bersih dari sungai yang ada. Sumber air bersih

lainnya adalah dari sumur bor, hanya saja tidak semua warga bisa memiliki

dan atau menikmatinya. Pengadaan sumur bor untuk saat ini lebih banyak

dilakukan secara swadaya, belum ada bantuan perusahaan sekitar.

Pemeritah pusat sudah mencanangkan Program Nasional Penyediaan

Air Bersih dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) sudah mengucur

ke beberapa desa diwilayah penelitian. Sedangkan Pemerintah Daerah

meluncurkan dana untuk program Pembangunan Desa Sejahtera Bersujud

(PDSB) dalam berbagai aspek seperti pembuatan jalan, jembatan dan

pengadaan air bersih (sumur bor). Pelaksana kegiatan diserahkan pada

masyarakat sesuai dengan perioritas kebutuhan masyarakat dan

diantaranya ada desa-desa yang memperioritaskan untuk pengadaan sumur

bor walaupun masih terbatas jumlahnya.

Tabel 35. Sumber Air Bersih Penduduk pada Desa-desa Penelitian

No Sumber Air Besih

Jumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Sungai 10 3 5 11 4 18,752 Mata air digunung 10 0 0 0 0 5,683 Tadah hujan 10 3 6 0 0 10,804 PAM/Beli 0 10 10 0 6 14,775 Dam 10 0 6 0 0 9,096 Sumur galian 10 7 7 16 11 28,987 Sumur bor 10 3 6 2 0 11,93

Total Prsentase Responden 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Dari tabel di atas, sumber air bersih yang biasanya digunakan oleh

masyarakat didominasi bersumber dari sumur galian. Hanya sedikit yang

menggunakan air dari PAM atau beli. Hal yang saat ini dirasakan oleh

masyarakat desa adalah jika pada musim kemarau yaitu kesulitan memperoleh

xliv

Page 43: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

air bersih. Banyak sumur yang kering dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih

mereka terpaksa membeli.

d. Gangguan Kamtibmas

1) Jenis/Macam Gangguan Kamtibmas

Sebagaimana diketahui, pada kecamatan dan desa-desa diwilayah

penelitian sebagian besar merupakan desa unit pemukiman transmigrasi yang

mulai berkembang pesat pertumbuhan ekonomi dan infrastrukturnya karena

adanya berbagai perusahaan disekitar mereka. Kondisi demikian

menyebabkan daerah ini faktor pendorong (push factor) sekaligus faktor

penarik (pull factor) bagi pencari lapangan kerja dan menyebabkan

perpindahan/keluar masuk penduduk menjadi tinggi sehingga gangguan

keamanan juga cenderung meningkat.

Tabel 36. Jenis/Macam Gangguan Kamtipmas pada Desa-desa Penelitian

No Jenis Gangguan Kamtibmas

Jumlah Jawaban RespondenPersentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Pencurian 10 2 10 0 1 19,832 Perampokan 0 4 2 0 0 5,173 Minuman keras 10 1 10 0 3 20,694 Narkoba 10 0 10 0 2 18,97

5Konflik dengan perusahaan sekitar

3 0 9 0 0 10,34

6 Aman saja 0 4 0 17 8 25,007 Lainnya 0 0 0 0 0 0,00

Total Prsentase Responden 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis gangguan kamtibmas

didominasi oleh pencurian dan minuman keras. Hal ini wajar terjadi

dikarenakan desa-desa tersebut berada di Kecamatan Jorong yang

merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tanah Laut yang cukup

berkembang dengan pesat. Biasanya perkembangan suatu wilayah juga

diiringi dengan peningkatan gangguan lingkungan.

Secara keseluruhan pada wilayah penelitian jarang terjadi konflik

dengan perusahaan sekitar terutama konflik mengenai lahan. Jika terjadi

xlv

Page 44: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

konplik maka hal ini kebanyakan terjadi dengan perusahaan perkebunan

kelapa sawit.

2) Kenyamanan Lingkungan

Berdasarkan jawaban responden, umumnya masyarakat merasakan

nyaman melakoni kehidupan dan tidak merasa cemas/takut tinggal pada desa

dimana mereka menetap, walaupun masih ada gangguan kamtibmas disekitar

mereka.

Tabel 37. Kenyamanan Lingkungan pada Desa-desa Penelitian

No Kenyamanan Lingkungan

Jumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Aman 8 5 8 16 8 77,592 Biasa saja 2 4 1 0 3 17,24

3Cemas / resah / takut

0 0 1 0 0 1,72

4 Tidak aman 0 0 1 1 0 3,45

Total Presentase Responden100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

3) Tempat Melapor Penduduk

Konsekwensi dari adanya perbuatan yang menggangu keamanan dan

ketertiban, masyarakat akan melaporkan kepada 3 lembaga yaitu mulai dari

ketua RT dan atau Kepala Desa kemudian pada Polisi.

Tingkat pelaporan sangat tergantung dari besar kecilnya pelanggaran

yang terjadi, jika kasusnya relatif ringan/seputar kejahatan kecil dan ingin

diselesaikan secara kekeluargaan maka mereka cukup mendatangi Kepala

Desa/ketua RT. Akan tetapi apabila kasusnya sudah mengarah pada tindakan

kriminal baru dilaporkan ke polisi.

Tabel 38. Tempat Melapor Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Tempat MelaporJumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Kepala desa 10 7 10 10 4 23,702 Ketua RT 10 9 3 16 10 27,753 Kepala adat 0 3 0 6 3 6,94

xlvi

Page 45: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

4 Tokoh agama 10 4 7 6 3 17,345 Polisi 0 9 10 15 8 24,286 Lainnya 0 0 0 0 0 0,00

Total Presentase Responden 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

4) Konflik dengan Perusahaan di Sekitar Desa

Dari informasi responden di bawah ini menjelaskan bahwa secara

umum tidak ada konflik dengan perusahaan-perusahaan disekitar desa, baik

perusahaan kelapa sawit maupun batu bara, akan tetapi jika ada konfik pada

beberapa desa, itu dikarenakan; masyarakatnya merasa belum adil didalam

pengelolaan sumber daya alam, kemudian sengketa tanah yang sengaja/

belum ada penyesaiannya dengan perusahaan sawit/batubara, tuntutan

kesempatan kerja bagi penduduk lokal diperusahaan, janji-janji yang belum

ditepati sampai kepada dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat kegiatan

perusahaan tanpa adanya kompensasi.misalnya perbaikan jalan dan atau

jembatan, penanganan debu serta persoalan limbah.

Tabel 39. Konflik dengan Perusahaan di Sekitar Desa-desa Penelitian

No Konflik yang Terjadi

Jumlah Jawaban RespondenPersentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Ada konflik: 0 10 10 0 0 27,78

2Kadang-kadang ada

9 7 7 0 133,33

3 Tidak ada konflik 1 1 1 17 8 38,89

4Sering terjadi konflik

0 0 0 0 00,00

5 Lainnya 0 0 0 0 0 0,00Total Presentase Responden 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

6. Profil Budaya

a. Benda yang Dikeramatkan

Benda-benda keramat adalah benda-benda yang dipercaya memiliki kekuatan

ghoib yang dapat membantu menyelesaikan segala persoalan hidup seperti :

keris,pedang,batu mulia,batu kristal, dan lain sebagainya. Berdasarkan data

responden pada tabel 40 memberikan penjelasan bahwa penduduk pada desa-desa

yang menjadi objek penelitian sebagian besar sudah tidak ada yang

memperlakukan benda untuk dikeramatkan, hanya sebagian kecil saja, yakni pada

xlvii

Page 46: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

makam dan peninggalan benda pusaka (keris,mandau, batu-batuan). Dalam tradisi

agama Islam, makam yang dikeramatkan adalah makam para alim ulama atau

makam para habib yang merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan benda pusaka seperti keris dan mandau seringkali dikeramatkan karena

memiliki nilai magis oleh pemiliknya, demikian pula halnya dengan batu-batu

tertentu. Hasil persentase benda yang dikeramatkan oleh penduduk pada desa-

desa penelitian adalah sebagai berikut

Tabel 40. Benda yang Dikeramatkan oleh Penduduk pada Desa-desa Penelitian

No Benda yang DikeramatkanJumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Makam 10 2 8 0 0 39,22

2Peninggalan benda pusaka; misalnya

0 0 0 0 0 0,00

3 Pohon tertentu. Misalnya 0 0 0 0 0 0,004 Tanah tertentu; misalnya 0 0 0 0 0 0,005 Mata air tertentu; misalnya 0 0 0 0 0 0,006 Tidak ada 0 1 2 17 11 60,78

Total Presentase Responden 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

b. Tradisi Masyarakat

Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian

dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Hal yang paling mendasar dari tradisi

adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis

maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

Tradisi atau kebiasaan yang dilakukan masyarakat pada dasarnya adalah

ucapan terima kasih/syukur atas tercapainya hajad/keinginan seseorang atau

terhindarnya atau dihindarkannya dari malapetaka/ musibah/marabahaya dengan

cara mengundang beberapa warga serta pembacaan doa-doa sesuai dengan

kepercayaan yang dianut. Data responden mengenai tradisi masyarakat pada

desa-desa penelitan dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 41. Tradisi Masyarakat pada Desa-desa Penelitian

No Tradisi MasyarakatJumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Palas bidan 10 4 10 2 0 15,292 Mahanyari padi 10 5 8 1 0 14,123 Aruh ganal 10 3 0 2 1 9,414 Selamatan kematian 10 7 8 15 11 30,005 Selamatan / mantenan 10 5 10 15 10 29,416 Lainnya (Tampung 0 0 0 1 2 1,76

xlviii

Page 47: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Tawar)Total Presentase Responden 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Data Tabel 41 memperlihatkan 30,00% responden menyatakan selamatan

kematian dan selamatan mantenan merupakan tradisi masyarakat yang paling

banyak dijumpai, disusul palas bidan, mahanyari padi dan aruh ganal. Selamatan

kematian/ haul telah menjadi adat dan tradisi masyarakat kalimantan termasuk di

sekitar desa penelitian, hal ini sebagai bukti kecintaan anak terhadap orang tua

yang telah tiada dan juga kecintaan murid terhadap guru/ulama. Demikian pula

dengan selamatan mantenan, diadakan sebagai bentuk ucapan syukur dan

permintaan doa atas pelaksanaan acara mantenan tersebut. Sedang tradisi bapalas

Bidan merupakan ritual doa pada anak yang baru lahir agar diberikan keselamatan.

Bapalas Bidan, sebagai bentuk ucapan terimakasih orang tua si anak kepada bidan,

yang membantu kelahiran anaknya. Orangtua si anak menyerahkan kepada si bidan

beberapa persyaratan seperti beras, kelapa gula jawa, serta telur ayam kampung.

Setelah upacara Bapalas Bidan selesai, dilanjutkan dengan upacara Batasmyah,

yaitu sebuah upacara untuk memberikan nama pada anak yang baru lahir. Palas

bidan adalah tradisi selamatan setelah melahirkan anak yang bersumber dari ajaran

Hindu yang biasanya dilaksanakan orang Banjar dan waktunya sampai satu bulan

setelah melahirkan. Palas bidan bukan aqiqah, akan tetapi palas bidan bisa

dilaksanakan sekaligus dengan aqiqah atau pemberian nama anak.

Mahanyari padi adalah tradisi yang juga bersumber dari ajaran Hindu yang

diadopsi oleh penganut ajaran Islam sebagai rasa sukur atas hasil panen padi,

maka untuk itu mereka mesti memasak beras dari padi yang baru dipanen untuk

dimakankan pada undangan/keluarga yang hadir. Mahanyari padi umumnya terjadi

pada usaha tani lahan kering (up land) yang dilakukan oleh para peladang

berpindah dengan varietas padi tertentu seperti siduyung (padi gunung).

d. Budaya Bercocok Tanam

Dalam usaha bercocok tanam, dari data responden diperoleh hasil bahwa

bentuk kegiatan bercocok tanam yang mempunyai persentase terbesar adalah

berkebun karet (25,56 %), selanjutnya berkebun kelapa, usaha tani menetap dan

usaha sawah. Berladang berpindah menempati persentase terkecil yaitu sebesar

24,12%.

xlix

Page 48: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Usaha tani menetap umumnya dilakukan oleh penduduk pada desa-desa

transmigran dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang luasnya 0.25 ha hingga

1 ha. Budaya bercocok tanam berkebun kelapa merata di masyarakat yang

bertempat tinggal/berlokasi di daerah pesisir pantai pada desa-desa di kecamatan

Jorong, sedang berkebun karet biasanya memanfaatkan lahan kebun/hutan, lahan

pekarangan maupun lahan usaha bagi penduduk transmigran. Usaha tani sawah

dilakukan oleh penduduk desa pada wilayah yang terdapat lahan rawa seperti desa

Asam-Asam. Persentase jawaban responden pada masing-masing desa dapat

dilihat pada Tabel 42 berikut ini. Sedangkan untuk menanam kelapa sawit telah

dilakukan oleh perusahan dan mereka umumnya terlibat sebagai kelompok tani

plasma.

Tabel 42. Budaya Bercocok Tanam Penduduk pada Desa-desa Penelitian

No Budaya Bercocok Tanam

Jumlah Jawaban RespondenPersentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Ladang berindah-pindah 10 2 8 0 0 11,112 Usaha tani menetap 10 9 9 7 6 22,783 Berkebun karet 10 6 10 16 4 25,564 Berkebun kelapa 10 6 9 7 4 20,005 Usaha Sawah 0 3 8 15 10 20,006. Kebun Sayur 0 0 0 0 1 0,56

Total Presentase Responden 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Jenis tanaman semusim atau tanaman pangan yang diusahakan dalam

bercocok tanam dan berkebun, terbanyak ditanam adalah padi,pisang, karet dan

kelapa. Untuk lebih lengkapnya jenis tanaman yang biasa ditanam/diusahakan

oleh penduduk dapat dilihat pada Tabel 43 berikut ini.

Tabel 43. Jenis Tanaman yang Biasa Ditanam Penduduk pada Desa-desa Penelitian

No Jenis Tanaman

Jumlah Jawaban Responden

Persentase (%)Jorong1 2 3 4 5

1 Padi 10 5 10 17 11 9,652 Pisang 10 5 10 15 8 8,743 Kelapa 10 9 10 10 9 8,744 Karet 10 9 10 16 8 9,655 Durian 10 4 9 17 1 7,476 Cempedak 10 4 9 12 1 6,567 Kemiri 10 2 2 7 0 3,838 Nangka 10 4 8 13 5 7,299 Aren 0 3 2 6 1 2,19

l

Page 49: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

10 Pepaya 10 3 8 13 4 6,9211 Kopi 0 3 0 6 0 1,6412 Lada 0 0 1 1 1 0,5513 Langsat 0 3 1 11 1 2,9114 Rambutan 10 8 8 17 3 8,3815 Kacang tanah 10 6 2 8 6 5,8316 Sayuran Lainnya 10 8 9 17 9 9,65

Total Presentase Responden 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

e. Kompensasi Lahan

Menurut responden seandainya terjadi sesuatu yang berkaitan dengan lahan

yang terkena dampak suatu proyek mereka tidak mau memilih relokasi/ pemindahan

sebagian atau seluruh aktivitas berikut sarana dan prasarana penunjang aktivitas ke

tempat lain. Ditolaknya relokasi oleh penduduk disebabkan mereka telah lama

tinggal, sudah betah/senang tinggal pada desa yang mereka tinggali selama ini dan

mereka sudah merasakan bagaimana dulu susahnya pertama kali tinggal di daerah

tersebut, khususnya pada pemukiman transmigrasi.

Dilihat dari nilai persentase pada Tabel 44, responden lebih memilih

kompensasi (43,64%) dibandingkan dengan relokasi (38,18%). Mereka memilih

adanya kompensasi dengan nilai yang sebanding, yang bisa dipergunakan untuk

membeli rumah dan lahan yang baru serta fasilitas keperluan hidup lainnya.

Sebagian yang lain tidak menghendaki adanya relokasi maupun

kompensasi, artinya mereka memberikan isyarat tidak menghendaki adanya

sesuatu yang mengganggu keberadaan status lahan yang dimiliki saat ini. Menurut

responden seandainya terjadi sesuatu yang berkaitan dengan lahan yang terkena

dampak suatu proyek mereka tidak mau memilih relokasi, karena sudah betah dan

senang tinggal pada desa yang mereka tinggali selama ini dan mereka sudah

merasakan bagaimana dulu susahnya pertama kali tinggal di pemukiman

transmigrasi.

Sebagian diantara mereka memilih adanya kompensasi dengan nilai yang

sebanding, sehingga mendapatkan kelebihan uang yang bisa dipergunakan untuk

membeli rumah dan lahan yang baru serta fasilitas keperluan hidup lainnya.

Sebagian yang lain tidak menghendaki adanya relokasi maupun kompensasi,

artinya mereka memberikan isyarat tidak menghendaki adanya sesuatu yang

mengganggu keberadaan status lahan yang dimiliki saat ini.

Tabel 44. Kompensasi Lahan Penduduk pada Desa-desa PenelitianNo Kompensasi Lahan Jumlah Jawaban Responden Persentase (%)

li

Page 50: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Jorong1 2 3 4 5

1 Relokasi 2 1 8 5 5 38,182 Kompensasi 8 5 1 5 5 43,643 Tidak keduanya 0 4 1 5 0 18,184 Lainnya 0 0 0 0 0 0

Total Presentase Responden 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

7. Peranan Wanita

a. Peranan Wanita dalam Kegiatan Usaha Produktif Rumah Tangga

Pembangunan perdesaan dalam konteks pemberdayaan masyarakat untuk

membangun kemandirian dan kesejahteraan masyarakat perlu dilakukan agar

terbentuk dan terciptanya masyarakat yang madani. Pada prosesnya harus

menitikberatkan pada keikutsertaan dan keterlibatan seluruh elemen masyarakat

yang berada di desa sebagai fakor penggerak. Kunci pelaksanaan pembangunan

agar dapat berjalan dengan optimal adalah dengan memanfaatkan seluruh sumber

daya lokal yang ada di desa, sumber daya manusia juga harus termanfaatkan

dengan baik, dengan tidak memandang bias gender sebagai pemisah antara kaum

laki-laki dengan kaum perempuan. Unsur pemberdayaan sesungguhnya harus

memberi celah pada kaum wanita untuk tetap bisa berkarya dan berkreatifitas.

Pada desa-desa wilayah penelitian wanita memegang peranan penting dalam

membantu perekonomian rumah tangga, peranan tersebut diantaranya adalah

dalam bentuk adanya berbagai pekerjaan yang dilakukan oleh kaum wanita di

pedesaan. Peranan wanita dalam kegiatan usaha produktif rumah tangga di desa-

desa wilayah penelitian dapat dilihat pada Tabel 45 berikut

Tabel 45. Peranan Wanita dalam Kegiatan Usaha Produktif Rumah Tangga

No Jenis Kegiatan

Jumlah Jawaban Responden Masing-Masing Desa terhadap

Wanita yang Terlibat Pada Setiap Desa (Orang) Persentase (%)

Jorong

1 2 3 4 5

1 Pertanian

a. Pekarangan 3 2 3 1 1 10,75

lii

Page 51: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

b. Pekerjaan ringan di sawah

0 2 3 3 2 10,75

c. Pekerjaan berat di sawah / ladang (mencangkul)

0 2 3 2 1 8,60

2 Perdagangan 0,00

a. Menjual hasil produksi ke pasar

3 1 1 2 1 8,60

b. Memiliki kios di rumah / pasar

3 2 3 1 1 10,75

3 Bekerja sebagai pegawai (negeri/swasta)

4 3 4 0 1 12,90

4 Bekerja sebagai buruh (tani) dll

4 2 3 2 1 12,90

5 Bekerja sebagai pengrajin

2 2 2 2 1 9,68

6 Pengasuh anak / balita

0 0 1 2 1 4,30

7 Juru / tukang masak

3 3 4 0 0 10,75

8 Mendulang emas 0 0 0 0 0 0,00

Total Presentase Responden 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Dari tabel di atas terlihat bahwa wanita di desa-desa wilayah penelitian telah

berperan penting dalam berbagai sektor pekerjaan. Persentase terbesar terdapat

pada peranan wanita pada sektor pekerjaan Buruh Tani dan pegawai negeri dan

bertani disusul sebagai pekerja ringan di sawah sebesar seperti mengambil upah

pada kegiatan penanaman, pemeliharan dan pemanen padi. Sementara itu disektor

perkebunan, mereka juga bekerja sebagai buruh sawit untuk kegiatan penanaman,

pemeliharan/pemebersihan rumput dan daun serta pemupukan/pengapuran dan

buruh pada kebun karet.

Di sektor perdagangan, para wanita lebih banyak memilih dan memiliki

pekerjaan dengan cara membuka kios/toko/warung di rumah maupun dipasar,

berdasarkan informasi responden mereka relatif jarang yang bekerja untuk menjual

hasil produksi ke pasar.

liii

Page 52: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Di sektor Pertanian para wanita yang umumnya ibu-ibu rumah tangga

bekerja membantu suami bekerja dipekarangan dengan melakukan kegiatan usaha

tani seperti menanam tanaman semusim (sayuran) maupun tanaman tahunan

(lombok, terong, singkong, pisang dll). Mereka juga membantu pekerjaan ringan

disawah seperti menanam padi, pemeliharaan dan panenan, meskipun demikian

diantara mereka ada juga yang terpaksa mengerjakan pekerjaan berat (seperti

mencangkul) di sawah maupun di pekarangan.

Di pedesaan yang didiami oleh para transmigran asal Jawa diantara mereka

juga ada yang menekuni pekerjaan sebagai pengrajin untuk pembuatan tempe,

tahu, kerupuk dan batu bata.

b. Peranan Wanita dalam Kelembagaan

Di sektor kelembagaan desa, terlihat bahwa wanita berperan aktif dalam semua

kelembagaan, baik dari lembaga pemerintahan maupun lembaga kemasyarakatan

(LKMD,PKK, Yasinan). Peranan wanita di desa-desa penelitian dapat dilihat pada

tabel di bawah ini

Tabel 46. Peranan Wanita dalam Kelembagaan Desa

No Nama Lembaga

Persentase Jawaban Responden Masing-Masing Desa terhadap Wanita yang Terlibat

Pada Setiap Desa Persentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Pemerintahan desa (Kades / Sekdes ) 0 2 0 0 1 4,232 LKMD 0 2 0 0 2 5,633 BPD 2 2 3 0 1 11,274 PKK 4 1 1 3 1 14,085 Karang Taruna 4 4 4 2 1 21,136 Koperasi Desa 0 4 4 4 1 18,317 Kelompok tani 1 4 2 4 1 16,908 Arisan/yasinan 1 1 1 2 1 8,45

Total Presentase Responden 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Pada tabel terlihat, bahwa wanita di semua desa-desa wilayah penelitian

melakukan kegiatan kemasyarakatan arisan/yasinan/pengajian dengan persentase

sebesar Mereka juga aktif di kegiatan PKK Kelompok Tani dan Karang Taruna

misalnya di desa Asam-asam sudah membentuk beberapa Pokja PKK yakni PKK

Pokja 4 (kesehatan) jalan, Pokja 2 (pendidikan) jalan, Pokja 1 Jalan. Dari jawaban

respoden para wanita juga memiliki kesempatan yang sama didalam pemerintahan

liv

Page 53: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

desa. Peranan Wanita lainnya pada Desa-desa penelitian dapat dilihat pada Tabel

47 berikut ini.

Tabel 47. Peranan Wanita Lainnya pada Desa-desa Penelitian

No Uraian Pertanyaan

Persentase Jawaban Responden Masing-Masing Desa terhadap

Wanita yang Terlibat Pada Setiap DesaKeterangan

Jorong

1 2 3 4 5

1 Apakah wanita memiliki peran dalam membuat keputusan desa?

2 1 1 3 1

2Apakah mereka memiliki tanah ?

2 3 2 2 2

3Apakah mereka memiliki jalur kredit/usaha?

0 0 0 1 1

4Apakah upah wanita (dalam setiap pekerjaan / usaha) dibandingkan dengan upah laki-laki untuk pekerjaan yang sama?

1 0 0

5 0 0

1 0 0

2 0

0

200

K = Kurang

S = Sama

LB = Lebih Besar

5Apakah para wanita didesa ini terbiasa mengembangkan pekarangan dengan menanam tanaman berkhasiat obat?

4 6 5 2 1

6Jika Ya, Jenis tanaman apa yang biasanya ditanam?

Lom

bok,

em

pon-

empo

n

7Jika Tidak, apakah mereka mengetahui tentang apotik hidup dan peranannya bagi keluarga di pedesaan?

3 4 6 5 3

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

lv

Page 54: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Dari aspek kesetaraan didalam bekerja apabila dilihat dari upah kerja yang

diberikan, menurut informasi dari jawaban responden seperti tabel diatas. relatif

tidak ada perbedaan antara upah yang diperoleh oleh wanita dengan yang

diperoleh laki-laki. Namun separuh lainnya menyatakan upah yang diberikan kepada

wanita lebih rendah dibanding laki-laki dengan alasan laki-laki memiliki

volume/bobot pekerjaan lebih berat dibanding wanita.

Para ibu rumah tangga diantaranya ada juga yang memanfaatkan lahan

pekarangan dengan menanam tanaman berkhasiat obat dan bagi mereka yang

menanam umumnya mengetahui tentang apotik hidup dan peranannya bagi

keluarga. Hanya saja pengembangan tanaman tersebut relatif masih terbatas pada

tingkat subsisten (keperluan sehari-hari) bukan berorientasi pasar (market oriented),

padahal dilihat dari aspek luasan lahan pekarangan sangan memungkinkan

dikembangkan.

Jenis tanaman obat yang ditanam umumnya jenis empon-empon atau dari

familia zingeberaceae atau jahe-jahean seperti ; jahe, laos, kencur, temulawak,

beras kencur, kunyit putih, kunyit kuning, temuireng. Sedangkan jenis lainnya

antara lain serai, sirih , brotowali, mahkota dewa, drigo, bengkelai, kumis kucing,

penicilin, lavender, seledri, serta buah-buahan seperti mengkudu, pepaya, jeruk

nipis, belimbing dan jarak. Secara rinci daftar jenis tanaman berkhasiat obat yang

ditanam oleh para ibu-ibu rumah tangga pada desa-desa di wilayah penelitian

disajikan pada Tabel 48 berikut.

Tabel 48. Jenis Tanaman Obat Yang ditanam di Pekarangan

No Nama Desa Jenis Tanaman Obat yang Ditanam

1 Jorong Jahe, Lengkuas, Laos,Timpakem, Kencur

2 Asam-asam Jahe, Kencur, Sirih, Laos, Brotowali, Kunir, Lengkuas

3 Simpang EmpatJahe, Laos, Kunyit, Kencur, Temulawak, Jarak, Mengkudu Kunir, Mahkota Dewa

4 BatalangJahe, Laos, Kunyit, Kencur, Temulawak, Jarak, Mengkudu Kunir, Mahkota Dewa

5 Swarangan Jahe, Laos, Kunyit, Kencur, Temulawak, Jarak

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

8. Peranan Pemuda

a. Peranan Pemuda dalam Kegiatan Usaha Produktif

lvi

Page 55: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

Tidak berbeda dengan wanita, pemuda pada desa-desa wilayah penelitian

sangat memegang peranan penting dalam membantu perekonomian rumah tangga,

peranan tersebut diantaranya adalah dalam bentuk adanya berbagai pekerjaan

yang dilakukan di pedesaan. Di sektor pertanian para pemuda bekerja dipekarangan

dengan melakukan kegiatan usaha tani seperti menanam tanaman semusim

(sayuran) maupun tanaman tahunan (lombok, terong, singkong, pisang dll). Mereka

juga melakukan pekerjaan ringan sampai berat di sawah seperti menanam padi,

pemeliharaan dan panenan. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, para

pemuda banyak yang bekerja sebagai buruh tani dengan persentase sebesar 91%,

seperti mengambil upah pada kegiatan penanaman, pemeliharan dan pemanen

padi. Sementara itu disektor perkebunan, mereka juga bekerja sebagai buruh sawit

untuk kegiatan penanaman, pemeliharan/pembersihan rumput dan daun serta

pemupukan/pengapuran dan pemanenan serta angkutan.

Di sektor perdagangan, pemuda memiliki pekerjaan dengan cara membukan

kios/toko/warung di rumah maupun dipasar, berdasarkan informasi responden

sedikit sekali diantara mereka yang bekerja untuk menjual hasil produksi ke pasar.

Para pemuda juga ada yang menekuni pekerjaan sebagai pengrajin untuk

pembuatan tempe, tahu, kerupuk dan batu bata serta pembuatan kusen. Banyak

diantara mereka yang berstatus sebagai pegawai negeri maupun karyawan swasta

pada perusahahan-perusahan di sekitar desa, baik perusahaan yang bergerak di

bidang perkebunan kelapa sawit ataupun pertambangan.

Tabel 49. Peranan Pemuda dalam Kegiatan Usaha Produktif

No Jenis Kegiatan

Persentase Jawaban Responden Masing-Masing Desa terhadap Pemuda yang Terlibat Pada Setiap Desa

Persentase (%)Jorong

1 2 3 4 5

1 Pertanian

a. Pekarangan 1 2 1 1 1 12

b. Pekerjaan ringan di sawah

2 1 3 2 1 18

c. Pekerjaan berat di sawah / ladang (mencangkul)

2 1 1 3 1 16

2 Perdagangan 0

a. Menjual hasil produksi ke pasar

2 1 1 1 0 10

lvii

Page 56: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

b. Memiliki kios di rumah / pasar

0 1 1 1 1 8

3 Bekerja sebagai pegawai (negeri/swasta)

1 1 1 1 3 14

4 Bekerja sebagai buruh (tani) dll

1 2 1 1 2 14

5 Bekerja sebagai pengrajin

1 1 1 0 1 8

Total Presentase Responden 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

b. Peranan Pemuda dalam Kelembagaan

Pemuda di wilayah penelitian banyak terlibat dalam kegiatan kelembagaan

desa melalui kegiatan Karang Taruna dan kegiatan lainnya misal kegiatan Mauled

habsyi di Desa Sumber Arum , namun peralatan mauled habsyi belum ada padahal peminat

banyak. Organisasi karang taruna yang dibentuk kurang berjalan dengan baik,

mereka lebih banyak melakukan aktifitas pada saat perayaan hari-hari besar Agama

dan Nasional saja. Mereka juga seperti kaum wanita memiliki/diberi peranan dalam

membuat keputusan/kebijakan pemerintahan desa (rapat desa), memiliki wadah

organisasi untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas mereka sebagai generasi muda.

Peranan pemuda dalam kelembagaan di desa dapat dilihat pada Tabel 50 berikut.

Tabel 50. Peranan Pemuda dalam Kelembagaan Desa

No Nama Lembaga

Persentase Jawaban Responden Masing-Masing Desa terhadap Pemuda yang Terlibat Pada Setiap

Desa (Orang) Persentase (%)Jorong

1 2 3 4 51 Pemerintahan

desa (Kades / Sekdes )

2 1 0 2 1

10,912 LKMD 1 1 0 1 3 10,913 BPD 2 2 1 2 1 14,554 PKK 0 1 1 2 0 7,275 Karang Taruna 1 1 2 1 1 10,916 Koperasi Desa 1 1 2 2 1 12,737 Kelompok tani 3 1 2 1 1 14,558 Arisan/yasinan 1 1 2 5 1 18,18

Total Presentase Responden 100Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

lviii

Page 57: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Potensi lahan di wilayah 5 desa yang menjadi objek penelitian sebagian besar

lahannya sudah digunakan untuk kegiatan hutan tanaman industri, perkebunan

kelapa sawit, perkebunan karet dan kegiatan pertambangan batubara.

Karakteristik lahan apabila dilihat dari sifat-sifat lingkungan fisik (iklim dan

tanah) tidak memiliki faktor penghambat yang berarti sehingga sesuai

digunakan untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian, perkebunan

maupun kehutanan.

Sistem penghidupan terkait akses pada lahan penting bagi kesejahteraan

rumah tangga, pertumbuhan ekonomi, dan penurunan kemiskinan secara

berkelanjutan. Pola pemanfaatan lahan dan jenis vegetasi pertanian yang

banyak diusahakan penduduk adalah karet dan kelapa sawit. Vegetasi lainnya

adalah jenis –jenis vegetasi berkayu yang tumbuh di lahan pekarangan

masyarakat berupa tanaman buah-buahan seperti durian, langsat, kelapa,

lix

Page 58: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

mangga, rambutan, jambu dan tanaman penghasil kayu seperti sengon,

sungkai, jati dan lain-lain. Tanaman jenis holtikultura juga tersedia dibeberapa

desa karena masyarakatnya ada melakukan kegiatan penanaman ubi kayu,

jagung dan kacang tanah.

Sebaran pekerjaan masyarakat pada wilayah penelitian sebanyak 17 macam

pekerjaan. Bervariasinya pekerjaan masyarakat mencerminkan bahwa

lapangan kerja cukup tersedia bagi penduduk desa di wilayah penelitian.

Banyaknya macam perkerjaan yang bisa ditawarkan menjadikan wilayah ini

sebagai faktor pendorong sekaligus sebagai faktor penarik bagi pencari kerja

bagi penduduk dari daerah lainnya di Kalimantan Selatan maupun dari pulau

Jawa.

B. Saran

Dari hasil penelitian analisa data skala prioritas dan harapan/usulan yang

telah disepakati oleh masyarakat melalui focus group discussion, tim memberikan

bebarapa rekomendasi yang paling urgen agar bisa dilakukan pada desa-desa

wilayah penelitian bagi mitra penelitian dan tentunya dalam pelaksanaannya

dilakukan melalui kerjasama/berkoordinasi dengan masyarakat dan pemda (desa,

kecamatan dan kabupaten) setempat agar terjadi peningkatan pada sistem

kehidupannya.

DAFTAR PUSTAKA

.

Biro Pusat Statistik. Profil Desa 2011, 2012, 2013. Tanah Laut

Faisal, S. 2003. Format-format Penelitian Sosial. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta

Mubyarto, dkk. 1992. Desa dan Perhutanan Sosial. Suatu kajian Antropologis di Propinsi Jambi

Nazir, 1988. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta

Sardjono, M.A. 2004. Mosaik Sosiologi Khutanan, Masyarakat Lokal, Politik dan Kelestarian Sumberdaya. Debut Press. Yogjakarta

Storey, G dan Marzuki, 2002. Survey Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan. Berau Forest Manajement Project. Berau

Soekanto Soerjono . 1990. Sosiologi , Suatu pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta .

lx

Page 59: B. Tujuan dan Kegunaaneprints.ulm.ac.id/4138/1/SISTEM PENGHIDUPAN (LIVELIHOOD... · Web viewPartisipasi representatif dilakukan dengan cara memberikan kepercayaan/mandat kepada wakilnya

lxi