astronom i
DESCRIPTION
sedikit kisah mengenai astronomiTRANSCRIPT
Pembahasan Soal-Soal Olimpiade Astronomi
Mencari Deklinasi Matahari
Deklinasi adalah 'ketinggian' atau jarak dari ekuator langit ke benda langit.
Ekuator langit adalah perpanjangan ekuator Bumi ke bola langit. Jadi mirip
dengan bola Bumi, ketinggian tertinggi dari ekuator adalah Kutub Utara (90
derajat Lintang Utara) dan Kutub Selatan (-90 derajat lintang selatan).
Maka saja deklinasi terbesar adalah +90 derajat (di Kutub Langit Utara -
titik tepat di atas Kutub Utara) atau -90 derajat (di Kutub Langit Selatan -
titik tepat di atas Kutub Selatan).
Matahari dalam periode semu hariannya selalu memiliki deklinasi yang
berubah-ubah di langit, hal ini dikarenakan kemiringan ekliptika (garis edar
matahari tahunan) dengan ekuator langit adalah 23,5 derajat. Karena itu
lintasan matahari tahunan miring terhadap ekuator langit sehingga
matahari dapat mencapai deklinasi sebesar +23,5 derajat atau -23,5
derajat.
Jika deklinasi matahari positif artinya matahari sedang berada di daerah
utara khatulistiwa, panjang siang di daerah utara akan lebih lama dari 12
jam. Demikian juga jika deklinasi matahari negatif artinya matahari sedang
berada di daerah selatan khatulistiwa, panjang siang di daerah selatan
akan lebih lama dari 12 jam. Jika deklinasi matahari 0 derajat, artinya
matahari tepat berada di atas khatulistiwa, pada kasus ini panjang siang
hari di semua tempat di bumi ini (kecuali daerah kutub) adalah tepat 12
jam.
Tabel perubahan deklinasi
Matahari adalah sbb. :
Tanggal Deklinasi Matahari:
21/3 0 derajat
22/6 + 23,5 derajat
23/9 0 derajat
22/12 - 23,5 derajat
Tidak seperti perubahan Asensiorekta Matahari yang berubah secara linier
(selalu bertambah kira-kira 4 menit tiap hari), perubahan deklinasi matahari
tidaklah linier, tetapi hampir menyerupai kurva trigonometri cosinus yang
terbalik jika diplot dari 1 Januari sampai 31 Desember, perhatikan gambar
perubahannya di bawah ini :
Dengan menganggap kurva tersebut mendekati kurva trigonometri, maka
P.I. Cooper membuat suatu rumus pendekatan untuk menentukan nilai
deklinasi Matahari jika diketahui tanggal tertentu, yaitu :
atau bisa juga dengan rumus pendekatan Cooper yang lain :
N adalah bilangan hari dalam satu tahun, misalnya :
tanggal 1 Januari memiliki nilai N = 1
tanggal 2 Januari memiliki nilai N = 2,
tanggal 26 Juli memiliki nilai N = 207
tanggal 31 Desember memiliki nilai N = 365
Meskipun hanya pendekatan, tetapi kedua rumus tersebut sangat baik
untuk mencari deklinasi matahari dengan tingkat kesalahan di bawah 1
derajat.
Contoh Soal :
1. Hitunglah deklinasi matahari pada tanggal 26 Juli 2011 pukul 12.00
waktu lokal!
Jawab :
26 Juli memiliki nilai N sebesar 207, yaitu dari N = 31 + 28 + 31 + 30 + 31 +
30 + 26
Maka masukkan ke dalam rumus Cooper, diperoleh deklinasi sebesar
19,378 derajat.
Nilai deklinasi matahari pada tanggal tersebut menurut beberapa sumber
- Sun Declination Calculator di http://nancocad.com/
sundec/sundec.htm adalah 19,445 derajat
- NOAA'S Solar Calculatordi
http://www.esrl.noaa.gov/gmd/grad/solcalc/ adalah 19,45 derajat
- Sun Position Calculator di http://pveducation.org/pvcdrom/properties-of-
sunlight/sun-position-calculator adalah 19,38 derajat
- Solar Position Calculator
di http://wiki.naturalfrequency.com/wiki/SolarPosition_Calculator adalah
19,648 derajat
- Java script sun table calculator
di http://www.jgiesen.de/astro/astroJS/sunriseJS/ adalah 19,446 derajat
- Algoritma Meeus yang dirumuskan melalui fungsi Excell oleh DR. Rinto
Nugraha (Dosen Fisika UGM) adalah 19,5097 derajat
Terlihat bahwa hasil pendekatan rumus Cooper tidak berbeda jauh dengan
sumber-sumber di atas.
2. Tanggal 10 Mei 2013 terjadi gerhana matahari cincin yang puncaknya
pukul 07.28 WIB. Perkirakan deklinasi bulan pada saat itu !
Jawab :
Pada saat gerhana matahari, tentu saja bulan tepat berimpit dengan
matahari sehingga koordinat asensiorekta dan deklinasinya persis sama.
10 Mei memiliki nilai N sebesar 130, masukkan ke rumus Cooper diperoleh
deklinasi matahari = 17,516 derajat
Nilai deklinasi matahari pada tanggal tersebut menurut beberapa sumber :
- Sun Declination Calculator di http://nancocad.com/
sundec/sundec.htm adalah 17,6097 derajat,
- NOAA'S Solar Calculatordi
http://www.esrl.noaa.gov/gmd/grad/solcalc/ adalah 17,61 derajat,
- Sun Position Calculator di http://pveducation.org/pvcdrom/properties-of-
sunlight/sun-position-calculator adalah 17,52 derajat
- Solar Position Calculator
di http://wiki.naturalfrequency.com/wiki/Solar_Position_Calculator adalah
17,328 derajat
- Java script sun table calculator
di http://www.jgiesen.de/astro/astroJS/sunriseJS/ adalah 17,611 derajat
- Algoritma Meeus yang dirumuskan melalui fungsi Excell oleh DR. Rinto
Nugraha (Dosen Fisika UGM) adalah 17,5331 derajat
Terlihat bahwa hasil pendekatan rumus Cooper tidak berbeda jauh dengan
sumber-sumber di atas.
3. Kita coba satu lagi. Pada pukul 10.55 UTC tanggal 8 Oktober 2014 akan
terjadi gerhana bulan total. Perkirakan deklinasi bulan saat itu!
Jawab :
Pada saat gerhana bulan, tentu saja deklinasi bulan adalah negatif dari
deklinasi matahari karena posisi bulan dan matahari bertolak belakang.
8 Oktober memiliki nilai N sebesar 281, masukkan ke rumus Cooper
diperoleh deklinasi matahari = - 6,9579 derajat, maka deklinasi Bulan pada
saat itu adalah + 6,9579 derajat.
Nilai deklinasi matahari pada tanggal tersebut menurut beberapa sumber :
- Sun Declination Calculator di http://nancocad.com/
sundec/sundec.htm adalah - 5,9419 derajat,
- NOAA'S Solar Calculatordi
http://www.esrl.noaa.gov/gmd/grad/solcalc/ adalah - 5,94 derajat,
- Sun Position Calculator di http://pveducation.org/pvcdrom/properties-of-
sunlight/sun-position-calculator adalah - 6,96 derajat
- Solar Position Calculator
di http://wiki.naturalfrequency.com/wiki/Solar_Position_Calculator adalah -
5,621 derajat
- Java script sun table calculator
di http://www.jgiesen.de/astro/astroJS/sunriseJS/ adalah - 5,942 derajat
- Algoritma Meeus yang dirumuskan melalui fungsi Excell oleh DR. Rinto
Nugraha (Dosen Fisika UGM) adalah - 5,83083 derajat
Catatan : Deklinasi Bulan adalah negatifnya deklinasi matahari pada saat
puncak gerhana bulan total.
Terlihat bahwa hasil pendekatan rumus Cooper tidak berbeda jauh dengan
sumber-sumber di atas (selisihnya mencapai sekitar 1 derajat).
Mencari tanggal dari LST dan LT
SOAL :
Jika diketahui pada suatu lokasi, waktu bintang LST = 18.00 dan waktu
matahari lokal LT = 08.00, tanggal berapakah waktu itu?
JAWAB :
Beberapa Definisi :
LST adalah waktu bintang, menyatakan posisi titik Aries di langit (tepatnya
di lingkaran ekuator).
LST = 0 artinya Titik Aries sedang kulminasi atas (transit),
LST = 6 jam artinya titik Aries berada di titik Timur,
LST = 12 jam artinya Titik Aries sedang ada di kulminasi bawah,
LST = -6 jam = 18 jam artinya titik Aries ada di titik Barat
LT adalah waktu matahari, menyatakan posisi Matahari di langit (tapi yang
dipakai matahari fiktif, bukan matahari sebenarnya)
LT = 0 artinya Matahari sedang kulminasi bawah (jam 12 malam atau jam
24.00 atau jam 00.00)
LT = 6 jam artinya matahari kira-kira sedang ada di daerah timur (belum
tentu tepat di titik Timur)
LT = 12 jam artinya matahari sedang kulminasi atas atau transit (jam 12
siang)
LT = 18 jam artinya matahari kira-kira sedang ada di daerah barat (belum
tentu tepat di titik Barat)
Titik Aries dan Matahari berimpit di langit hanya pada saat vernal
equinox yang kira-kira terjadi pada tanggal 20 atau 21 Maret, tiap tahun
selalu berubah jamnya karena periode ini akan berulang setelah 365,24219
hari (disebut tahun tropis) dan pengaruh aturan kabisat yang bertujuan
mempertahankan vernal equinox harus terjadi di sekitar tanggal 20 atau 21
maret setiap tahun.
Periode semu harian Titik Aries dan Matahari berbeda kira-kira sekitar 4
menit setiap harinya. Periode semu harian matahari adalah tepat 24 jam
(untuk matahari fiktif) dan periode semu harian Titik Aries 23 jam 56 menit.
Jadi keesokan harinya setelah vernal equinox, Matahari tidak lagi berimpit
dengan Titik Aries, tetapi ketinggalan dibelakang Titik Aries sejauh kira-kira
4 menit, besoknya lagi ketinggalan sejauh 8 menit dan demikian
seterusnya sampai akhirnya bertemu kembali di langit setelah 1 tahun
tropis. Jika menggunakan istilah koordinat ekuator langit, asensiorekta
matahari bertambah positif 4 menit setiap hari.
Menjawab Soal
Mencari tanggal (secara pendekatan) jika diketahui LST dan LT ada dua
macam cara, yaitu cara pertama dengan tabel selisih LST dan LT, cara
kedua dengan tabel Asensio Rekta Matahari. Kita bahas satu-satu:
Cara Pertama : Selisih LST dan LT
Jam Bintang (LST dan LT) tiap hari memiliki selisih yang tetap untuk setiap
tanggal setiap tahun. Hafalkan tabel di bawah ini :
Tanggal LT LST (LST-LT)
21/3 00.00 12.00 12.00
22/6 00.00 18.00 18.00
23/9 00.00 00.00 00.00
22/12 00.00 06.00 06.00
Dengan bekal tabel di atas, kita kembali ke soal yang menyatakan LST =
18.00 dan LT = 08.00, jadi :
1. Cari selisih LST dan LT di soal, diperoleh 10.00.
2. Cari tanggal terdekat dari selisih tersebut, yaitu tanggal 21 Maret dengan
LST-LT =12.00
3. Cari selisih LST-LT di soal dengan di tanggal, diperoleh 2 jam sebelum
21 Maret
4. Bagi nilai tersebut dengan 4 menit/hari, jadi 2 jam dibagi dengan 4
menit/hari, diperoleh 30 hari, artinya tanggal pengamatan jatuh 30 hari
sebelum 21 Maret, yaitu tanggal 19 Februari.
Cara Kedua : Tabel Asensiorekta Matahari
Setiap hari Asensiorekta Matahari bertambah kira-kira 4 menit, jadi
hafalkan tabel asensiorekta matahari di bawah ini :
Tanggal AR Matahari
21/3 00.00
22/6 06.00
23/9 12.00
22/12 18.00
Dengan bekal tabel di atas, kita kembali ke soal yang menyatakan LST =
18.00 dan LT = 08.00, jadi :
1. Cari HA Matahari dengan rumus : HA = LT - 12.00, jadi HA = 08.00 -
12.00 = -04.00 = 20.00
2. Cari Asensiorekta Matahari dengan rumus : AR = LST - HA, jadi AR =
18.00 - 20.00 = -02.00=22.00
3. Cari tanggal terdekat dari AR matahari tersebut, yaitu tanggal 21 Maret
dengan AR = 00.00
4. Cari selisih AR matahari di langkah sebelumnya dengan AR matahari di
tabel, jadi : 00.00-22.00 = 02.00
5. Bagi nilai tersebut dengan 4 menit/hari, jadi 2 jam dibagi dengan 4
menit/hari, diperoleh 30 hari, artinya tanggal pengamatan jatuh 30 hari
sebelum 21 Maret, yaitu tanggal 19 Februari.
Latihan :
1. Cari tanggal pengamatan yang menunjukkan LT = 19.00 dan LST =
18.00.
Jawabannya : tanggal 8 September
2. Cari tanggal pengamatan yang menunjukkan LT = 06j 20m 32s dengan
LST = 14j 23m 56s
Jawabannya : tanggal 21 Januari
Contoh pemakaian teknik ini di OSN bisa untuk mencari tanggal pada soal
essay OSN 2009 no. 2, soal essay OSP 2010 no. 6, atau soal PG OSP
2012 no.3, tapi dengan beberapa cara kalian harus bisa mendapatkan dulu
nilai LST yang tidak diberi tahu di soal, setelah LST dapat baru lanjutkan
dengan teknik di atas.
Tulisan tentang Astronomi
Ada satu kesulitan yang besar dalam ilmu astronomi, yaitu objek penelitian
yang dipelajari oleh Astronom tidak terjangkau oleh sang peneliti. Objek-
objek tersebut misalnya :
1. Objek-objek dalam tata surya (Matahari, planet, satelit, planet minor,
planet kerdil, dll)
2. Objek-objek di luar Tata Surya (Bintang-bintang, black hole, pulsar,
galaksi, dll)
Objek-objek langit yang bertaburan di angkasa
Pada beberapa dasawarsa belakangan ini dengan kemajuan teknologi,
manusia kini dapat mencapai Bulan, Mars, Venus dan asteroid untuk
meneliti langsung objek-objek tersebut dengan menggunakan robot yang
dikirim kesana. Juga beberapa objek yang lebih jauh sudah bisa didekati
secara langsung, misalnya Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus
dengan menggunakan wahana ruang angkasa sehingga pengamatan bisa
lebih akurat. Tetapi semua ini hanyalah sebagian yang sangat-sangat kecil
dari keseluruhan alam semesta yang sangat-sangat besar.
Sojourner, salah satu robot yang meneliti permukaan planet Mars secara
langsung
Meskipun bintang-bintang adalah objek-objek yang sangat-sangat jauh
tetapi kita beruntung karena ada sesuatu dari bintang yang dapat
mencapai Bumi, apakah itu? Jawabannya adalah gelombang
elektromagnetik! Inilah kurir paling utama yang membawa 'pesan'
mengenai objek langit yang tidak terjangkau itu.
Kurir yang satu ini sangat-sangat berharga sehingga para astronom yang
meneliti alam semesta memperlakukannya dengan sangat-sangat spesial.
Dengan berhati-hati, gelombang elektromagnetik ini dikumpulkan dengan
berbagai cara, kemudian dipilah-pilah dengan berbagai cara, lalu diukur
dengan sangat teliti dengan berbagai cara, kemudian diolah dengan
berbagai cara dan dari pengolahan tersebut diambil kesimpulan-
kesimpulan dengan hati-hati dan logis sehingga menghasilkan berbagai hal
yang dapat menjelaskan obyek-obyek yang sangat-sangat jauh tersebut.
Satu hal lain yang membuat para astronom beruntung adalah gelombang
elektromagnetik sebenarnya adalah gelombang yang memiliki rentang
yang sangat-sangat besar, dari panjang gelombang yang lebih kecil dari
sepertriliun meter sampai yang lebih besar dari seratus ribu meter dan
sebuah bintang (atau objek-objek langit lainnya) memancarkan seluruh
rentang gelombang elektromagnetik tersebut, sehingga para Astronom
dapat memperoleh informasi yang sangat lengkap jika menganalisis objek
tersebut dalam seluruh panjang gelombang yang ada.
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari berbagai objek-objek di alam
semesta
Maka hal yang paling penting dalam astronomi adalah bagaimana :
1. Mengumpulkan gelombang elektromagnetik, alatnya disebut
KOLEKTOR
2. Menyimpan data hasil kolektor, alatnya disebut DETEKTOR
3. Mengolah data yang disimpan tersebut dengan berbagai cara,
disebut MENGANALISIS
4. Mengambil kesimpulan dari hasil pengolahan data, disebut
MENARIK KESIMPULAN
5. Mencocokkan kesimpulan dengan teori yang telah ada atau
membangun teori yang baru dari kesimpulan yang diperoleh
6. Melaporkan hasil-hasil yang telah diperoleh
Setidaknya itulah pekerjaan para astronom. Ada yang mengerjakan semua
hal tersebut di atas, ada yang hanya mengerjakan sebagian, misalnya
hanya mengumpulkan dan menyimpan data lalu sisanya dikerjakan oleh
orang lain, ada juga astronom teori yang membangun teori-teori dari data
atau kesimpulan yang ada, ada yang membuat detektor atau kolektor yang
semakin canggih dan akuran, dan lain-lain. Melalui pekerjaan yang
sedemikian itulah kita dapat memahami alam semesta ini dengan semakin
baik.
Pertanyaan yang sama seringkali diajukan kepada mahasiswa ataupun
para lulusan jurusan Astronomi ITB (hanya satu-satunya di Indonesia),
yaitu "Setelah lulus nanti mau jadi apa?". Ini adalah pertanyaan yang
sering juga tidak bisa dijawab secara langsung oleh para mahasiswa
maupun alumni jurusan astronomi.
Jika saya ditanya demikian maka jawaban saya ada dua, yaitu : Pertama,
setelah lulus saya bisa menjadi apa saja karena dalam jurusan Astronomi
kami dilatih untuk menjadi tekun, berhati-hati, menganalisis dengan
matematika dan fisika yang rumit-rumit, belajar menarik kesimpulan,
belajar melaporkan hasil pengamatan. Hal-hal tersebut menjadi dasar
untuk banyak pekerjaan lainnya di dunia ini sehingga kita siap untuk masuk
ke berbagai bidang yang lain.
Jawaban yang kedua berkaitan dengan astronomi, yaitu kita bisa
memahami lebih banyak mengenai keberadaan alam semesta yang begitu
misterius dan tidak terjangkau ini, banyak hal-hal yang menambah
kekaguman kita akan Pencipta alam semesta ini, banyak hal-hal yang
selalu baru dan tidak terduga tentang alam semesta ini dan masih banyak
lagi hal-hal yang lebih dahsyatdan ajaib yang akan kita peroleh melalui
mempelajari alam semesta ini. Jawaban kedua inilah salah satu alasan
dasar bagi saya memilih jurusan yang langka ini dan saya terus menikmati
alasan ini sampai sekarang.