artikel ilmiah s2.pdf

14
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013. KONTRIBUSI PENGUASAAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN III ( NIFAS ) DAN KEPUASAN MAHASISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III DI AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULIA PONOROGO Suprijati 1 , Prof. Dr. Sri Jutmini. M.Pd. 2 , Prof. Dr. Mulyoto. M.Pd. 3 Email : [email protected] , ABSTRACT Background: Midwifery care III is a subject that must be mastered to support midwifery students in clinical practice midwifery. In the process of mastery learning theory and greatly affect the satisfaction index of learning achievement. The purpose of this study to determine the contribution mastery theory Midwifery Care III (parturition) and student satisfaction in teaching and learning with the learning achievement index of third semester. Method: Analytical observational research with cross sectional approach. The entire student population Midwifery Academy Honor Hope Ponorogo number 120, while the entire study sample III semester students numbering 47 in total sampling Mahasiswa.Teknik sampling. Data collection using tests, questionnaires and documentation. Analysis of data using multiple linear regression. Contribution of independent variables to be measured magnitude performance index R 2 (coefficient of determination). Result: The result of the research show that: (1) there was a significant relationship between control theory Orphanage III obstetrics (childbirth) with an index of learning achievement test results t = 3.404, p = 0.001 (p <0.025) and effective contribution to the theory of control variables with test results R 2 equal to 90.6% of the performance index (2) There is an excellent student satisfaction relationship signifkan the index of learning achievement test results t = 4.951, p = 0.001 (p <0.025) and contribute effectively to the satisfaction variables R 2 test results for 92, 4% of the performance index, (3) There are stimultan relationship between control theory and student satisfaction with the learning achievement index test results F = 344.330, p = 0.000 (p = <0.05) and effective contribution to the theory of control variables and satisfaction with outcome R 2 test for 94.0% of the performance index. This suggests that the contribution of the ruler and student satisfaction theory contribute to learning achievement index of 94.0%, while the remaining 6.0% influenced by other factors. The resulting regression equation is: Y = 1,168 + 0,036X 1 + 0,009X 2 . Conclusion: to enhance the learning achievement index of the relevant agencies should add facilities lectures Midwifery Care Theory III and instill a sense of confidence to deliver services as promised to offer. Keywords: Mastery of Midwifery Care Theory III, Student Satisfaction, Learning Achievement Index 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kontribusi dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi bersifat sangat kompleks, karena di dalamnya terdapat aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis. Aspek pedagogis merujuk pada kenyataan bahwa belajar mengajar di perguruan tinggi terutama di akademi berlangsung dalam lingkungan pendidikan dimana dosen harus mendampingi mahasiswa, melalui proses belajar mengajar di dalam kelas maupun belajar dilaboratorium praktek. Aspek psikologis merujuk pada kenyataan bahwa mahasiswa yang belajar di kampus memiliki kondisi fisik dan psikologis yang berbeda-beda. Selain itu, aspek psikologis merujuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri sangat bervariasi, misalnya: ada belajar materi yang mengandung aspek hafalan, ada belajar keterampilan motorik, ada belajar konsep, ada belajar sikap dan seterusnya. Adanya kemajemukan ini menyebabkan cara mahasiswa belajar harus berbeda-beda pula, sesuai dengan jenis belajar yang sedang berlangsung. Aspek didaktis merujuk pada pengaturan belajar mahasiswa oleh dosen. Dalam hal inipun, ada berbagai prosedur didaktis. Berbagai cara mengelompokkan, dan beraneka macam media pengajaran Hamalik, 2008). Dosen harus menentukan metode yang paling efektif untuk proses belajar mengajar tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai. Demikian pula dengan kondisi eksternal belajar yang harus diciptakan oleh dosen sangat bervariasi (Idi Abdullah, 2011). Pada proses belajar mengajar dikelas pembelajaran yang menimbulkan masalah adalah salah satunya penguasaan teori mahasiswa terhadap pembelajaran mata kuliah Asuhan 1

Upload: suprijati05

Post on 16-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    KONTRIBUSI PENGUASAAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN III ( NIFAS ) DAN KEPUASAN MAHASISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DENGAN

    INDEKS PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III DI AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULIA

    PONOROGO

    Suprijati1, Prof. Dr. Sri Jutmini. M.Pd.2, Prof. Dr. Mulyoto. M.Pd.3 Email : [email protected],

    ABSTRACT

    Background: Midwifery care III is a subject that must be mastered to support midwifery students in clinical practice midwifery. In the process of mastery learning theory and greatly affect the satisfaction index of learning achievement. The purpose of this study to determine the contribution mastery theory Midwifery Care III (parturition) and student satisfaction in teaching and learning with the learning achievement index of third semester. Method: Analytical observational research with cross sectional approach. The entire student population Midwifery Academy Honor Hope Ponorogo number 120, while the entire study sample III semester students numbering 47 in total sampling Mahasiswa.Teknik sampling. Data collection using tests, questionnaires and documentation. Analysis of data using multiple linear regression. Contribution of independent variables to be measured magnitude performance index R2 (coefficient of determination). Result: The result of the research show that: (1) there was a significant relationship between control theory Orphanage III obstetrics (childbirth) with an index of learning achievement test results t = 3.404, p = 0.001 (p

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    Kebidanan III ( Nifas ), dimana mata kuliah tersebut terdiri dari 3 SKS dengan pembagian waktu pembelajaran yang begitu singkat antara teori dengan praktikum dilaboratorium, dimana teori terdiri 1 SKS dan praktikum 2 SKS (Depkes,2002). Kusparlina (2010) menyatakan bahwa alokasi waktu yang tersedia untuk teori adalah 60 menit/minggu selama 16 kali pertemuan, sedangkan praktek adalah 120 menit/minggu selama 32 kali praktek dalam satu semester. Hal yang menimbulkan masalah adalah tentang tingkat penguasaan teori mahasiswa yang berasal dari beragam kognitif dan jurusan pendidikan sebelumnya dapat mempengaruhi daya serap dalam pembelajaran dikelas. Perbedaan tersebut tampak pada input mahasiswa yang berasal dari jurusan yang berbeda-beda. Sebagian dari mereka berasal dari SMA jurusan IPA, sebagian lagi IPS bahkan ada juga yang berasal dari SMK jurusan Akutansi, Tata Boga, Bisnis, dan Elektro serta Pondok Pesantren. Hal ini berdampak pada tingkat intelegensi atau daya serap materi yang disampaikan dosen dalam proses belajar mengajar (Kusparlina, 2010).

    Menurut Stolz (2008) mahasiswa pada perguruan tinggi merupakan konsumen dan perguruan tinggi sebagai produsen, tentunya dalam hal ini mahasiswa akan memiliki tingkat kepuasan sebagai konsumen, yang menikmati dan menghabiskan jasa dari produsen. Kepuasan mahasiswa merupakan tingkat perasaan yang dimiliki atau dirasakannya, setelah dia merasakan proses pembelajaran yang sudah terjadi. Kemudian membandingkannya dengan gambaran atau harapan yang dimilikinya. Mutu proses belajar mengajar diartikan sebagai mutu dari aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru/dosen dan peserta didik. Sedangkan mutu hasil proses belajar mengajar ialah mutu hasil dari aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru/dosen dan peserta didik yang terwujud dalam bentuk hasil belajar nyata yang dicapai oleh peserta didik berupa nilai rata-rata dari semua mata pelajaran dalam satu semester. Prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan dosen sebagai pemegang peran penting/ utama yang ditunjang dengan sarana dan prasarana (Sunarto, 2009). Berkaitan dengan prestasi belajar, Imran (2006) menyatakan bahwa tingginya kepuasan dalam pembelajaran berhubungan dengan tingginya prestasi belajar. Dalam proses belajar mengajar selain motivasi belajar, kepuasan dalam proses belajar mengajar juga sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar. Kepuasan dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan minat belajar. Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Dengan timbulnya suatu kepuasan dalam

    proses belajar mengajar akan menimbulkan motivasi yang baik bagi siswa. Hal ini mempunyai dampak yang positif untuk mencapai prestasi belajar yang baik.

    Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo merupakan salah satu pendidikan tinggi kebidanan berasal dari berbagai latar belakang keluarga dan pendidikan atas yang berbeda-beda, mulai dari SMA jurusan IPA, sebagian lagi IPS bahkan ada juga yang berasal dari SMK jurusan Akutansi, Tata Boga, Bisnis, dan Elektro serta Pondok pesantren. Hal ini juga mempengaruhi tingkat intelegensi mahasiswa. Melalui pengamatan terhadap hasil belajar mengajar di Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo selama 3 tahun terakhir terjadi penurunan prestasi belajar mahasiswa khususnya pada mata kuliah Asuhan Kebidanan III (Nifas). Dari sumber data Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo tahun 2011 pada mata kuliah Asuhan kebidanan III (Nifas) didapatkan rata rata IP kelas tahun akademik 2008 2009 (3,38 = 84,5%), 2009 2010 (3,14 = 78,5% ) dan 2010 - 2011 (3,02 = 75,5%).

    Dari hasil wawancara dengan mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo pada waktu bimbingan akademik diperoleh hasil bahwa 8 dari 12 mahasiswa mengalami penurunan nilai IP dikarenakan ketidakpuasan terhadap kinerja dosen dalam proses pembelajaran di kelas. Ketidakpuasan tersebut juga ditunjang oleh keberadaan fasilitas penunjang seperti laboratorium dan perpustakaan.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari kotak saran kampus Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo tahun 2011, terdapat 4 surat dan 5 laporan dari mahasiswa yang merasa kurang puas mengenai proses pembelajaran dari dosen tentang komunikasi dan berbahasa serta cara penyampaian materi yang kurang relevansi dengan kondisi saat ini, juga ditunjang kurangnya sarana dan prasarana laboratorium. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan pelayanan pendidikan dinilai masih ada yang belum sesuai dengan harapan mahasiswa.

    Berbagai upaya telah dilakukan seperti mengikutsertakan dosen dalam berbagai pelatihan misalnya Pojok laktasi dan KIE, melengkapi fasilitas laboratorium dan pengadaan buku perpustakaan.

    Dari uraian diatas dapat diidentifikasi masalah 1) Tingkat penguasaan teori mahasiswa yang berasal dari beragam kognitif dan jurusan pendidikan sebelumnya dapat mempengaruhi daya serap dalam pembelajaran dikelas. Hal itu berdampak pada tingkat intelegensi atau daya serap materi yang disampaikan dosen dalam proses belajar mengajar. 2) Mahasiswa pada perguruan tinggi merupakan konsumen dan perguruan tinggi sebagai produsen, tentunya dalam hal ini mahasiswa akan memiliki tingkat kepuasan sebagai

    2

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    konsumen. 3) Mahasiswa mengalami penurunan nilai IP dikarenakan ketidakpuasan terhadap kinerja dosen dalam proses pembelajaran di kelas. Ketidakpuasan tersebut juga ditunjang oleh keberadaan fasilitas penunjang seperti laboratorium dan perpustakaan. 4).Indeks prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan dosen sebagai pemegang peran penting/ utama yang ditunjang dengan sarana dan prasarana.

    Dari latar belakang masalah diatas penulis merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut, karena belum pernah dilakukan penelitian yang serupa sebelumnya, agar dapat diketahui kontribusi penguasaan teori Asuhan kebidanan III (Nifas) dan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar Semester III.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut a. Berapakah kontribusi penguasaan teori

    Asuhan kebidanan III (Nifas) dengan indeks prestasi belajar mahasiswa semester III?

    b. Berapakah kontribusi kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar mahasiswa semester III?

    c. Berapakah kontribusi penguasaan teori Asuhan kebidanan III (Nifas) dan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi prestasi belajar mahasiswa semester III?

    1.3 Tujuan Penelitian a. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk

    mengetahui seberapa besar kontribusi penguasaan teori Asuhan kebidanan III (Nifas) dan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar semester III.

    b. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menganalisis : 1) Kontribusi penguasaan teori Asuhan

    kebidanan III (Nifas) dengan indeks prestasi belajar semester III.

    2) Kontribusi kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar semester III.

    3) Kontribusi penguasaan teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar semester III.

    2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penguasaan Teori Asuhan

    Kebidanan III ( Nifas) Mata kuliah Asuhan Kebidanan III (Nifas)

    memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu masa nifas, didasari konsep-konsep, sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based dalam praktik postnatal dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang dikemukakan dalam landasan teori ini diambil bardasarkan GBPP (Garis-garis Besar Program Pembelajaran) yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan tahun 2002. Dalam landasan GBPP tersebut dapat diketahui bahwa mata kuliah Asuhan kebidanan III ( Nifas) diajarkan pada jenjang semester III. Dengan demikian, telaah teoritis Asuhan Kebidanan III (Nifas) dalam konteks penelitian ini difokuskan pada penguasaan kompetensi secara teori (Depkes, 2002).

    Materi dalam mata kuliah Asuhan Kebidanan III (Nifas) terbagi menjadi sepuluh kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa sebagimana tertuang pada GBPP. Materi tersebut meliputi konsep dasar masa nifas, proses laktasi dan menyusui, respon orang tua terhadap bayi baru lahir, perubahan fisiologis masa nifas, proses adaptasi fisiologis dan psikologis ibu masa nifas, kebutuhan dasar masa nifas, asuhan kebidanan masa nifas, program tindak lanjut asuhan masa nifas, cara deteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya, mendokumentasikan hasil asuhan post partum (Depkes, 2002).

    Asuhan kebidanan III (Nifas) meliputi: Konsep dasar masa nifas meliputi: pengertian masa nifas, tujuan asuhan masa nifas, peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas, tahapan masa nifas, kebijakan program nasional masa nifas. Proses laktasi dan menyusui meliputi: anatomi dan fisiologi payudara, dukungan bidan dalam pemberian ASI, manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam ASI, upaya memperbanyak ASI, tanda bayi cukup ASI, ASI ekslusif, cara merawat payudara, cara menyusui yang benar, masalah dalam pemberian ASI. Respon orang tua terhadap bayi baru lahir meliputi : bounding attachment, sibling rivally. Perubahan fisiologi masa nifas meliputi : perubahan sistem reproduksi, sistem pencernakan, sistem perkemihan, sistem musculoskeletal/ diastatis rectie adbominis, sistem endokrin, sistem cardio vasculair, sistem hematologi, perubahan tanda tanda vital. Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas meliputi adaptasi psikologis masa nifas, post partum blues, kesedihan dan duka cita. Kebutuhan dasar ibu masa nifas meliputi: nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi BAK/BAB, kebersihan diri/ perineum, istirahat, seksual, latihan/ senam nifas. Melaksanakan asuhan kebidanan mencakup asuhan masa nifas: kunjungan awal, asuhan masa nifas

    3

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    kunjungan ulang. Deteksi dini terhadap komplikasi ibu masa nifas dan penanganannya meliputi perdarahan pervaginam, infeksi masa nifas, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur, pembengkakan diwajah atau ekstermitas, payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit, rasa sakit , merah pembengkakan pada kaki. Sedangkan konpetensi yang terakhir yaitu melakukan pendokumentasian asuhan masa nifas mencakup model-model pendokumentasian, prinsip dokumentasi dan aspek legal dokumentasi (Depkes, 2002).

    Untuk evaluasi sejauh mana penguasaan teori Asuhan Kebidanan III perlu dilakukan test prestasi di akhir pembelajaran. Bloom dkk yang dikutip Azwar (2011) membagi kawasan test prestasi belajar mencakup kawasan kognitif, afektif dan psikomotor. Walaupun begitu dalam tes ini hanya mengacu pada tes prestasi belajar kawasan ukur kognitif. Bentuk tertulis tes obyektif pilihan ganda 30 aitem, terdiri atas satu kalimat pernyataan atau kalimat pertanyaan yang disebut stem, 5 pilihan jawaban yang disebut options. Salah satu diantara options merupakan jawaban yang benar, sedangkan yang lainnya adalah jawaban yang disebut distraktor. Adapun untuk evaluasi tes obyektif pilihan ganda mengacu pada: Kompetensi Dasar Askeb III : Mahasiswa dapat menjelaskan lingkup asuhan pada masa nifas dengan indikator : a. Menjelaskan konsep dasar masa nifas b. Menjelaskan proses laktasi dan menyusui c. Menjelaskan respon orang tua terhadap bayi

    baru lahir d. Menjelaskan perubahan fisiologis masa nifas e. Menjelaskan proses adaptasi spikologis ibu

    masa nifas f. Menjelaskan kebutuhan dasar masa nifas g. Melakukan mendokumentasian asuhan

    kebidanan masa nifas. (Depkes, 2002).

    2.2 Konsep Kepuasan Mahasiswa Beberapa penulis memberikan definisi

    mengenai kepuasan pelanggan. Giantari (2008) menyatakan bahwa perasaan puas timbul ketika konsumen membandingkan persepsi mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan mereka. Kotler dan Keller (2006: 136), menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kekecewaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya.

    Lembaga Pendidikan dikelompokkan ke dalam bisnis jasa administrasi umum yang saat ini perkembangannya sangat pesat. Stolz Paul G (2008) berpendapat bahwa industri jasa selalu berusaha menghasilkan produk berupa jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Apabila mereka merasa puas atas layanannya maka

    diharapkan jumlah konsumen akan terus meningkat dan keuntungan dalam berbagai bentuk dengan sendirinya juga meningkat. Dapat diartikan bahwa proses pelayanan yang terjadi dalam industri jasa mempengaruhi pikiran, perasaan, dan jasmani pengguna jasa secara positif dan hal ini dapat terjadi sebaliknya bila kepuasan pelanggan tidak terpenuhi yang berdampak pada kerugian lembaga usaha tersebut.

    Dalam perguruan tinggi (PT) hal itu juga berlaku karena PT memberikan jasa pelayanan pendidikan antara lain perkuliahan yang disajikan kepada mahasiswa sebagai konsumen. Jasa pendidikan tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa pendidikan secara langsung. Apabila mahasiswa merasa puas dengan perkuliahan yang diikutinya, mereka akan tertarik dan rajin menghadirinya, itu berarti mahasiswa menghayati dan menikmatinya. Kondisi tersebut akan sangat menguntungkan karena dengan rajin mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

    Lembaga pendidikan bertujuan memberikan layanan kepada konsumen dan pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut, dengan kompensasi mereka membayar kepada lembaga pendidikan tersebut sejumlah cost. Cost tersebut yang nantinya dipergunakan oleh lembaga pendidikan untuk menggerakkan proses pencetak yang dikenal sebagai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) peserta didik (Slameto, 2010).

    Mahasiswa sebagai konsumen biasanya melihat tanda-tanda dari sesuatu yang bisa dilihat atau dirasakan untuk bisa menilai kualitas sesuatu jasa pendidikan. Mereka akan melihat kualitas dari kualitas kinerja guru/dosen, tata usaha, dan karyawan (modal manusianya), sarana-prasarana, peralatan pendidikan (media pembelajaran) disesuaikan dengan harga yang mereka bayar pada lembaga pendidikan (Slameto, 2010).

    Kepuasan mahasiswa merupakan suatu luaran (output) dari proses yang merubah suatu masukan (input). Untuk memberikan layanan yang memuaskan pelanggan itu mudah, yakni dengan memberikan kenyataan (perception) sesuai harapan (expectation) pelanggan. Jika kenyataan lebih kecil dibandingkan dengan harapan, maka pelanggan akan merasa kecewa. Artinya, minimal kualitas layanan harus sebanding dengan harapan pelanggan atau bahkan melebihi apa yang diharapkan oleh pelanggan.

    Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dengan timbulnya suatu kepuasan akan menimbulkan motivasi yang baik bagi siswa serta dapat meningkatkan minat keingintahuan terhadap pelajaran tersebut. Hal ini mempunyai dampak yang positif untuk dapat mencapai prestasi belajar anak dengan baik.

    4

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    2.3 Konsep Indeks Prestasi Belajar Pada tingkat perguruan tinggi, penilaian

    prestasi akademik dinyatakan dengan Indeks Prestasi (IP) yang merupakan hasil belajar dalam satu semester dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemampuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai dengan semester paling akhir yang telah ditempuh.

    Pengertian indeks prestasi adalah tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar yang dilihat dari nilai ketuntasan belajar pada akhir semester (Azwar, 2011).

    Sunarto (2009) mengemukakan bahwa kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan mereka memperoleh prestasi. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Indeks prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan.

    Indeks prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itulah, para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Akan tetapi, dari pendapat yang berbeda itulah dapat kita temukan titik persamaan (Ridwan, 2008)

    Poerwanto (dalam Ridwan, 2008) Sehubungan dengan prestasi belajar memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Dalam konteks ini, menurutnya tinggi rendahnya prestasi diukur berdasarkan nilai yang tertera dalam raport atau dapat disebut dengan Kartu Hasil Studi (KHS).

    Hal itu diperkuat lagi oleh Sunarto (2009) yang mengemukakan bahwa prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Tujuan diadakan tes prestasi belajar yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Test pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambil keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan UAN dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

    Sementara itu, Winkel (2006) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suaatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Dengan kata lain,

    prestasi merupakan hasil belajar yang telah diperoleh seseorang yang diukur dengan kriteria tertentu.

    Lain halnya dengan Tarmidi (2006) yang menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni: kognitif, afektif dan psikomotor; sebaliknya prestasi dikatakan kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Ketiga aspek tersebut merupakan aspek penting karena memiliki peran masing-masing yang tak dapat dipisahkan satu sama lain.

    3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo Jalan Batorokatong No 30 Ponorogo. Penelitian ini dilaksanakan selama kurun waktu semester ganjil tahun akademik 2012/2013 yaitu mulai bulan Agustus 2012 sampai Desember 2012

    3.2 Metode dan Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

    3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

    Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo yang berjumlah 120 mahasiswa. Sedangkan sampel adalah seluruh mahasiswa Akademi Harapan Mulya Ponorogo yang berjumlah 47 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.

    3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi

    Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel penguasaan teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) (X1) dan Kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar (X2). Variabel terikatnya adalah indeks prestasi belajar (Y). 3.4.2 Definisi Operasional

    Definisi operasional penguasaan teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) adalah kemampuan mahasiswa dalam menyerap informasi atau konsep materi mata kuliah Asuhan Kebidanan III (Nifas). Pengukuran dengan menggunakan nilai tes obyektif pilihan ganda (mutiple choice questions) 30 item dengan satu kalimat pertanyaan atau kalimat pernyataan dengan pilihan 5 options. Instrument yang digunakan test obyektif pilihan ganda, skala interval.

    Definisi operasional kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar adalah persepsi

    5

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    mahasiswa terhadap seluruh mutu pelayanan pembelajaran yang diperoleh dari faktor proses belajar mengajar yang meliputi kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas serta administrasi/ manajemen. Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan, yaitu angket yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil yang diperoleh skor - skor yang merupakan jumlah total dari 30 item yang terbagi menjadi 5 skala dan terdiri dari item positif (favorable) jumlah 17 nomor, sedangkan negatif unfavorable) jumlah 13 nomor. Setiap pertanyaan mempunyai jawaban sangat puas, puas, cukup puas, kurang puas dan tidak puas. Skala pengukuran ordinal.

    Definisi operasional indeks prestasi belajar mahasiswa adalah kecakapan nyata dalam suatu mata kuliah setelah mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu yang indikatornya dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP). Alat ukur berupa dokumen penilaian/ kartu hasil studi (KHS). Skala pengukuran rasio (ratio). 3.5 Pengumpulan Data Dan Instrumen

    Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 3.5.1 Tes

    1. Tes Objektif Pilihan Ganda Tes Obyektif digunakan untuk mengambil

    data tentang penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) melalui tes obyektif pilihan ganda (mutiple choice questions) 30 item dengan satu kalimat pertanyaan atau kalimat pernyataan dengan jawaban 5 options. Salah satu diantara options merupakan jawaban yang benar, sedangkan yang lainnya adalah jawaban yang disebut distraktor.Jawaban benar skor 1 jawaban salah skor 0.

    Butir soal dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dan korelasi butir total, menggunakan program ITEMAN versian 3,00. Hasil uji coba dapat dilaporkan bahwa diperoleh 22 butir soal yang valid, sehingga reliabilitasnya: 0,842 2. Angket

    Angket ini digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Penskorannya menggunakan skala Likert, dimana jawaban untuk pertanyaan positif maupun negatif dibedakan atas lima skala. Untuk jawaban positif sebagai berikut:

    a. SS = Sangat Setuju dengan skor : 5 b. S = Setuju dengan skor : 4 c. RR = Ragu ragu dengan skor : 3 d. TS = Tidak Setuju dengan skor : 2 e. STS = Sangat Tidak Setuju skor : 1

    dan untuk pernyataan negative penilaian dilakukan sebaliknya. Uji validitas butir angket digunakan rumus Product Moment dengan

    Pearson Correlation, pengujian dilakukan dengan bantuan computer menggunakan SPSS 12 pada taraf signifikansi = 0,05. Reliabilitas variabel yang diteliti diuji dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,952.

    3.5.2 Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk

    mengambil data tentang indeks prestasi belajar mahasiswa (Indeks Prestasi Belajar) sebagaimana yang tertera dalam Kartu Hasil Studi.

    4. HASIL PENELITIAN DAN

    PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian (Lampiran 1) 4.1.1 Analisis Univariat

    a) Distribusi Frekuensi Variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas)

    Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel PenguasaanTeori Asuhan Kebidanan III (Nifas)

    Sumber : Data primer diolah Dari tabel 4.1 di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden (mahasiswa) mempunyai Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) paling banyak adalah kategori sedang yaitu sebanyak 25 responden dengan presentase 51,19%. Berarti bahwa sebagian besar responden (51,19%) mampu menjawab dengan benar Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) antara 23 soal sampai dengan 25 soal dari total 30 soal yang diberikan. Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) terendah menjawab benar adalah 18 soal, tertinggi menjawab benar adalah 28 soal dan rata-rata menjawab benar adalah 23 soal dari 30 soal yang diberikan. b) Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan

    Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan

    Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar Kategori Frekuensi Persentasi

    Kurang ( 108) 9 19,15%

    TOTAL 47 100% Sumber : Data primer diolah

    Dari tabel 4.2 di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar responden (mahasiswa) mempunyai tingkat kepuasan dalam proses belajar mengajar paling banyak adalah berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 28 responden dengan presentase 59,57%. Hal itu berarti bahwa sebagian besar responden (59,57%) mempunyai tingkat kepuasan dalam proses belajar mengajar

    Kategori Frekuensi Persentasi Kurang ( 25 ) 11 23,40% TOTAL 47 100%

    6

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    antara skor 94 sampai dengan skor 108 dari total skor 150. Tingkat kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar terendah adalah skor 52, tertinggi adalah 130 dan rata-rata mahasiswa memberikan skor 98 dari total skor 150. c) Distribusi Frekuensi Variabel Indeks Prestasi

    Belajar Mahasiswa Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Indeks Prestasi

    Belajar Mahasiswa Semester III Kategori Frekuensi Persentasi

    Kurang ( 3,00 ) 10 21,28% TOTAL 47 100%

    Sumber : Data primer diolah Dari tabel 4.3 di atas diperoleh gambaran

    bahwa sebagian besar responden (mahasiswa) mempunyai Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III paling banyak adalah dalam kategori sedang yaitu sebanyak 26 responden dengan presentase 55,32%. Hal itu berarti bahwa sebagian besar responden (55,32%) mempunyai Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III antara 2,75 sampai 3,00 dari IP tertinggi 4,00. Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III terendah adalah 2,08 dan tertinggi adalah 3,17. Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III rata-rata mahasiswa adalah 2,8. 4.1.2 Analisis Bivariat a) Hubungan Penguasaan Teori Asuhan

    Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III

    Tabel 4.4 Koefisien Korelasi Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III

    Penguasaan_teori_nifas IP

    Pearson Correlation 1 .952**

    Sig. (2-tailed) .000 Penguasaan_teori_nifas

    N 47 47 Pearson Correlation .952** 1 Sig. (2-tailed) .000

    IP

    N 47 47 Sumber : Data primer diolah

    Besar hubungan antara variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III yang dihitung dengan koofisien korelasi adalah 0,952. Secara teori hal ini menunjukkan bahwa hubungan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III sangat kuat dan bersifat positif.

    Tingkat signifikansi koefisien korelasi (Sig.2-tailed) menghasilkan angka 0,000. Karena nilai probabilitasnya < (0,05) maka korelasi antara variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III sangat nyata.

    Sementara itu besarnya kontribusi (sumbangan) Variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III dapat dijelaskan oleh tabel berikut ini. Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa

    Model R

    R Square

    Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    1 .952a .906 .904 .06652 Sumber : Data primer diolah

    Kontribusi (sumbangan) efektif sama dengan Koefisien Determinasi/R Square dari Variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III adalah sebesar 0,906. Nilai ini sama dengan kuadrat dari koofisien korelasi (r) yaitu 0,952 dikuadratkan. Hal ini berarti 90,6% dari variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III bisa dijelaskan oleh variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas). Sedangkan sisanya (100%-90,6%=9,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Atau dengan kata lain bahwa variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 90,6% terhadap variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    b) Hubungan Kepuasan Mahasiswa Dalam

    Proses Belajar Mengajar Dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Besar hubungan antara Kepuasan Mahasiswa

    Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III yang dihitung dengan koofisien korelasi adalah 0,961. Secara teori hal ini menunjukkan bahwa hubungan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III sangat kuat dan bersifat positif.

    Tabel 4.6 Koefisien Korelasi Variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa

    7

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    IP Kepuasan

    Pearson Correlation 1 .961**

    Sig. (2-tailed) .000

    IP

    N 47 47 Pearson Correlation .961** 1 Sig. (2-tailed) .000

    Kepuasan

    N 47 47 Sumber : Data Primer diolah

    Tingkat signifikansi koefisien korelasi (Sig.2-tailed) menghasilkan angka 0,000. Karena nilai probabilitasnya < (0,05) maka korelasi antara variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III sangat nyata.

    Sementara itu besarnya kontribusi (sumbangan) Variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III dapat dijelaskan oleh tabel berikut ini. Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa

    Model R R Square

    Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    1 .961a .924 .922 .05991 Sumber : Data primer diolah

    Kontribusi (sumbangan) efektif sama

    dengan Koefisien Determinasi/R Square dari Variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar adalah sebesar 0,924. Nilai ini sama dengan kuadrat dari koofisien korelasi (r) yaitu 0,961 dikuadratkan. Hal ini berarti 92,4% dari variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III bisa dijelaskan oleh variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar. Sedangkan sisanya (100% - 92,4%=7,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Atau dengan kata lain bahwa variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 92,4% terhadap variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III. c) Variabel Yang Lebih Dominan Terhadap

    Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo

    Besar hubungan antara variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III yang dihitung dengan koofisien korelasi adalah 0,952, sedangkan hubungan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III adalah 0,961. Secara teoritis, karena korelasi antara Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III lebih

    besar, maka variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) lebih berpengaruh terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III dibanding variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar. 4.1.3 Analisis Multifariat a) Analisis Regresi Berganda Korelasi Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III diuraikan pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 regresi linear berganda antara penguasaan teori asuhan kebidanan iii (nifas) dan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar mahasiswa semester III.

    Unstandardize

    d Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    Model B

    Std.

    Error Beta T Sig.

    (Constant) 1.168 .101 11.579 .000

    Penguasaan_

    teori_nifas

    .036 .010 .400 3.408 .001

    1

    Kepuasan .009 .002 .582 4.957 .000 Sumber : Data primer diolah

    Berdasarkan hasil uji pengolahan pada tabel di atas maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = 1,168 + 0,036X1 + 0,009X2 Persamaan di atas dapat diuraikan sebagai berikut : Konstanta sebesar 1,168

    Konstanta bernilai positif menyatakan bahwa jika tidak ada faktor Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) (X1) dan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar (X2), maka Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III adalah 1,168.

    Koefisien regresi variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) (X1) sebesar 0,036 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) sebesar 1 Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) (X1) maka akan meningkatkan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) sebesar 0,036.

    Koefisien regresi variabel Kepuasan terhadap proses belajar mengajar sebesar 0,009 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) sebesar 1 kepuasan terhadap proses belajar mengajar (X2)maka akan meningkatkan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III (Y) sebesar 0,009. Sementara itu, kontribusi (sumbangan)

    variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III

    8

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    (Nifas) dan Kepuasan Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III dapat dijelaskan dalam tabel berikut : Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III

    Model R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate 1 .970a .940 .937 .05389 Sumber : Data primer diolah

    Kontribusi (sumbangan) efektif (Koefisien Determinasi/R Square) Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III adalah sebesar 0,940. Nilai ini sama dengan kuadrat dari koofisien korelasi (r) yaitu 0,970 dikuadratkan. Hal ini berarti 94,0% dari variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III bisa dijelaskan oleh variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar. Sedangkan sisanya (100% - 94,0%=6,0%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Atau dengan kata lain bahwa variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 94,0% terhadap variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III b) Analisis Uji t

    Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen. Persamaan regresi yang diperoleh di atas akan diuji apakah valid untuk memprediksi variabel dependen. 1) Pengujian Hubungan variabel Penguasaan

    Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Hipotesis : Ho : Koefisien regresi tidak signifikan H1 : Koefisien regresi signifikan Pengambilan keputusan :Berdasarkan probabilitas dilakukan uji dua sisi Jika probabilitas > 0,025 maka Ho diterima Jika Probabilitas < 0,025 Ho maka Ho ditolak Keputusan : Terlihat bahwa pada Tabel 4.6 kolom Sig./Significance pada variabel penguasaan teori nifas adalah 0,001 atau probabilitas jauh di bawah 0,025 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa koefisien regresi signifikan atau Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    2) Pengujian Hubungan Kepuasan terhadap proses belajar mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Hipotesis : Ho : Koefisien regresi tidak signifikan H1 : Koefisien regresi signifikan Pengambilan keputusan : Berdasarkan probabilitas dilakukan uji dua sisi Jika probabilitas > 0,025 maka Ho diterima Jika Probabilitas < 0,025 Ho maka Ho ditolak Keputusan : Terlihat bahwa pada Tabel 4.6 kolom Sig./Significance pada variabel kepuasan adalah 0,000 atau probabilitas jauh di bawah 0,025 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa koefisien regresi signifikan, atau Kepuasan terhadap proses belajar mengajar benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    c) Analisis Uji F (Simultan) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah

    variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dalam hal ini apakah variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan Kepuasan terhadap proses belajar mengajar secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    Tabel 4.10 Uji Anova

    Model Sum of Squares Df

    Mean Square F Sig.

    Regression 2.000 2 1.000 344.330 .000a

    Residual .128 44 .003

    1

    Total 2.128 46 Sumber : Data primer diolah Hipotesis :

    Ho : Hubungan X dan Y tidak berarti H1 : Hubungan X dan Y berarti

    Pengambilan keputusan : Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika Probabilitas < 0,05 Ho maka Ho ditolak

    Keputusan : Terlihat bahwa pada Tabel 4.10 kolom Sig./Significance adalah 0,000 atau probabilitas jauh di bawah 0,05 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan variabel Kepuasan terhadap proses belajar mengajar secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    9

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    4.2 Pembahasan 4.2.1 Hipotesis I: Kontribusi penguasaan teori

    Asuhan kebidanan III (Nifas) dengan indeks prestasi belajar semester III. Kontribusi (sumbangan) efektif penguasaan

    teori Asuhan kebidanan III (Nifas) dengan indeks prestasi belajar semester III adalah sebesar 0,906 Nilai ini sama dengan kuadrat dari koofisien korelasi (r) yaitu 0,952 dikuadratkan. Hal ini berarti 90,6% dari variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III bisa dijelaskan oleh variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas). Sedangkan sisanya (100%-90,6%=9,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Atau dengan kata lain bahwa variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 90,6% terhadap variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    Pengujian hubungan variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III diperoleh bahwa pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh Sig./Significance sebesar 0,001 atau probabilitas jauh di bawah 0,025 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa koefisien regresi signifikan atau Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) (X1) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III (Y). Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan, diketahui bahwa Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III secara parsial.

    Berdasarkan pendapat Sunarto (2009) mengemukakan bahwa prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Tujuan diadakannya tes prestasi belajar yaitu mengungkap keberhasilan scsorang dalam belajar. Tes pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan UAS dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

    Cara mengetahui prestasi belajar adalah dengan menggunakan tes. Hasil tes merupakan gambaran tingkat penguasaan bahan ajar oleh mahasiswa. Hasil tes juga merupakan acuan mengevaluasi metode pembelajaran. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah perolehan Indeks prestasi kumulatif mahasiswa semester 1II. Indeks prestasi tersebut diperoleh dari gabungan seluruh nilai mata kuliah yang pernah ditempuh mahasiswa. Nilai-nilai tersebut merupakan gabungan dari nilai kuis, tes tengah semester, dan

    tes akhir semester. Sementara itu, tes penguasaan teori merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif mahasiswa, Mata kuliah yang diteskan adalah Asuhan kebidanan III dalam bentuk tes obyektif pilihan ganda.

    Secara teoretis, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar berkorelasi dengan penguasaan teori Asuhan Kebidanana III. Penguasaan teori merupakan cerminan tingkat intelegensi mahasiswa. Dengan demikian, prestasi berhubungan dengan intelegensi. Hal itu, senada dengan Muhibbinsyah (2002), yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa),

    yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani siswa.Faktor internal berupa faktor fisiologis, psikologis (intelegensi, perhatian, minat, motivasi dan bakat);

    b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar Siswa. Faktor eksternal berupa faktor sosial (lingkungan keluarga, sekolah,dan masyarakat) dan faktor non-sosial (gedung belajar dan letaknya, tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktubelajar); dan

    c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

    Lebih lanjut, dikatakan Muhibbinsyah (2002) bahwa prestasi belajar mahasiswa sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal itu terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal.

    Hal ini sesuai bahwa penguasaan teori sangat penting dalam menunjang keberhasilan belajar. Mahasiswa yang memiliki daya serap materi rendah akan memiliki hasil tes yang rendah pula sehingga berdampak pada rendahnya kontribusi indeks prestasi belajarnya. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki daya serap tinggi atau memiliki penguasaan teori yang tinggi berdampak pada tingginya kontribusi hasil tes yang lebih lanjut sehingga dapat diraih indeks prestasi belajar yang tinggi.

    1O

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    4.2.2 Hipotesis II: Kontribusi kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar semester III. Kontribusi (sumbangan) kepuasan

    mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar semester III adalah sebesar 0,924. Nilai ini sama dengan kuadrat dari koofisien korelasi (r) yaitu 0,961 dikuadratkan. Hal ini berarti 92,4% dari variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III bisa dijelaskan oleh variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar. Sedangkan sisanya (100%-92,4%=7,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Atau dengan kata lain bahwa variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 92,4% terhadap variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    Pengujian hubungan variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III diperoleh bahwa pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh Sig./Significance adalah 0,000 atau probabilitas jauh di bawah 0,025 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa koefisien regresi signifikan, atau Kepuasan terhadap proses belajar mengajar (X2) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III (Y).

    Hal ini sesuai dengan pandangan manajemen mutu, sesuai prinsip Deming (dikutip oleh Tampubolon, 2001) yang mengemukakan prinsip pengembangan pelatihan, dimana kemampuan semua dosen harus terus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan tugasnya sehingga kinerja dosen tetap terjamin. Sallis dikutip Tampubolon (2001) menjelaskan bahwa yang dihasilkan perguruan tinggi pada dasarnya adalah jasa kependidikan, yang disajikan kepada pelanggannya, terutama mahasiswa. Jasa itu berupa perkuliahan. Apabila perkuliahan memuaskan mahasiswa, maka mahasiswa akan tertarik dan menghadirinya. Berarti, mahasiswa menghayati dan menikmatinya. Pikiran dan perasaan jasmani mereka terpengaruh secara positif. Adanya pengaruh positif tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap indeks prestasi belajar mahasiswa

    Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan, diketahui bahwa kepuasan terhadap proses belajar mengajar benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III secara parsial. Manfaat mahasiswa yang puas akan mempengaruhi dari apa yang telah dilakukan oleh pihak instansi merasa berhasil, sehingga dengan keberhasilan itu jangan sampai terjadi penurunan kwalitas atau mutu pelayanan..Puasnya mahasiswa atau mutu yang diberikan dari pihak institusi akan mempengaruhi kenyamanan mahasiswa dalam

    proses belajar mengajar , sehingga hal ini berdampak keberhasilan mahasiswa yang akan ditunjukkan dalam prestasi belajar..

    4.2.3 Hipotesis III: Kontribusi penguasaan teori

    Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar semester III Kontribusi (sumbangan) efektif penguasaan

    teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dengan indeks prestasi belajar semester III adalah sebesar 0,940. Nilai ini sama dengan kuadrat dari koofisien korelasi (r) yaitu 0,970 dikuadratkan. Hal ini berarti 94,0% dari variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III bisa dijelaskan oleh variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar. Sedangkan sisanya (100% - 94,0%=6,0%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Atau dengan kata lain bahwa variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 94,0% terhadap variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, dalam hal ini apakah variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) (X1) dan Kepuasan terhadap proses belajar mengajar (X2) secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III (Y). Dengan menggunakan 5% dan tingkat keyakinan sebesar 95%, berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh Sig./Significance adalah 0,000 atau probabilitas jauh di bawah 0,05 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan variabel Kepuasan terhadap proses belajar mengajar secara simultan mempunyai hubungan (positif) yang signifikan terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    Hal ini sesuai bahwa Penguasaan teori sangat penting dalam menunjang keberhasilan belajar. Mahasiswa yang memiliki daya serap materi rendah akan memiliki hasil tes yang rendah pula sehingga berdampak pada rendahnya indeks prestasi belajarnya. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki daya serap tinggi atau memiliki penguasaan teori yang tinggi berdampak pada tingginya hasil tes yang lebih lanjut dapat diraihnya indeks prestasi belajar yang tinggi.

    Kepuasan mahasiswa merupakan suatu bentuk penilaian berdasarkan perasaannya terhadap pelayanan proses pembelajaran oleh dosen untuk mengevaluasi sampai berapa jauh tingkat kualitas

    11

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    pelayanan pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga dapat menimbulkan rasa puas atau tidak puas Apabila perkuliahan memuaskan mahasiswa, maka mahasiswa akan tertarik dan menghadirinya. Berarti, mahasiswa menghayati dan menikmatinya. Pikiran dan perasaan jasmani mereka terpengaruh secara positif. Adanya pengaruh positif tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Penguasaan teori serta kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan tolak ukur penilaian kualitan pembelajaran. Apabila perkuliahan memuaskan mahasiswa, maka mahasiswa akan tertarik dan menghadirinya, sehingga menimbulkan efek positif terhadap prestasi belajar mahasiswa.

    Indeks prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Dengan istilah lain, prestasi belajar adalah hasil penilaian belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang di capai oleh peserta didik pada periode tertentu. Prestasi belajar juga merupakan hasil dari pengukuran terhadap aspek kognitif, afekfif dan psikomotor. Aspek kognitif yang dimaksud dalam konteks ini adalah pengukuran terhadap kecakapan dalam hal daya serap materi atau penguasaan teori Asuhan Kebidanan III (Nifas). Aspek afektif yang dimaksud adalah kepuasan yang datang dari dalam peserta didik (faktor intern) ( Ridwan, 2008).

    Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi positif dan secara statistik signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar (r = 0.73, p < 0.001).

    Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut sesuai yang dikemukakan Winkel (2006) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: faktor intelektual (taraf intelegensi, kemampuan belajar, cara belajar), faktor non intelektual (motivasi belajar, sikap, perasaan, kondisi psikis). Sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor proses belajar, faktor sosial di sekolah (sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa), faktor situasional (politik, ekonomi, waktu, tempat, keadaan musim). Maka, motivasi belajar termasuk salah satu faktor internal non intelektual dalam mencapai prestasi belajar.

    Selama belajar seseorang mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental dan panca indera, otak dan bagian tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan, seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, dan sebagainya (Sukmadinata, 2008). Maka, motivasi merupakan

    salah satu aspek kejiwaan yang berperan selama proses belajar.

    Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar (Ridwan, 2008). Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan.

    Dalam penelitian ini, terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar yang secara statistik signifikan. Mahasiswa yang motivasi belajarnya tinggi memiliki prestasi belajar 0,01 point lebih tinggi daripada mahasiswa yang motivasi belajarnya rendah (b = 0,01; CI = 95% 0,01 hingga 0,02; p < 0,001).

    Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan penelitian dan hasil analisa data mengenai analisis kontribusi penguasaan teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan Kepuasan dalam proses belajar mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III, dapat diambil kesimpilan sebagai berikut : a) Ada hubungan positif Penguasaan Teori

    Asuhan Kebidanan III (Nifas) dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III di Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo. Variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 90,6% terhadap variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    b) Ada hubungan positif Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III di Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo. Variabel Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 92,4% terhadap variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III. Ada hubungan positif Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III di Akademi Kebidanan Harapan Mulia Ponorogo. Variabel Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar secara bersama-sama (simultan) memberikan kontribusi (sumbangan) sebesar 94,0% terhadap variabel Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III.

    12

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    5.2 Implikasi Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini menunjukkan

    bahwa aspek kognitif yang dalam konteks ini adalah pengukuran terhadap kecakapan dalam hal daya serap materi atau penguasaan teori Asuhan Kebidanan III (Nifas) dan aspek afektif yang dalam hal ini adalah kepuasan yang datang dari dalam peserta didik (faktor intern) berpengaruh terhadap Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III. Rasa puas atas pembelajaran yang dirasakan siswa pada layanan pendidikan antara lain pada mata kuliah Asuhan Kebidanan III akan mempengaruhi pencapaian Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa. Sehingga dalam hal ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi dan dosen dalam meningkatkan prestasi belajar bagi mahasiswa.

    5.3 Saran

    Saran yang dapat dikemukakan terkait dengan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a) Bagi Institusi Terkait

    Disarankan kepada instansi terkait untuk memperhatikan mata kuliah Teori Asuhan Kebidanan III dan kepuasan mahasiswa dengan cara menambah fasilitas perkuliahan Teori Asuhan Kebidanan III dan menanamkan rasa kepercayaan terhadap instansi terkait untuk memberikan pelayanan sesuai janji yang ditawarkan. b) Bagi Peneliti Selanjutnya

    Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar memperluas cakupan responden dan memperpanjang waktu penelitian agar memperoleh gambaran kondisi yang lebih nyata. Juga agar memperbanyak variabel independen dikarenakan masih ada beberapa variabel-variabel di luar penelitian yang mempengaruhi Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa.

    DAFTAR PUSTAKA Anitah S. 2011. Media pembelajaran. Surakarta:

    UNS Press. Arikunto S. 2002. Prosedur penelitian sesuatu

    pendekatan praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2011. Sari kuliah manajemen

    pemasaran. Bandung: CV. Yrama Widya. Depkes. 2002. Garis-garis Besar Program

    Pengajaran Bagi D III Kebidanan. Jakarta : Depkes RI.

    Giantari IGAK, Agung IGNJ, Ardhani IGAKS dan

    Rahanatha GB. 2008. Analisis kepuasan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar di program Diploma III FE UNUD. Buletin Studi Ekonomi, 13:52-66.

    http://ejournal.unud.ac.id. Diakses tanggal 1 Juli 2012.

    Hadis A dan Nurhayati. 2010. Manajemen mutu

    pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hamalik O. 2001. Proses belajar mengajar.

    Jakarta: PT Bumi Aksara. _________. 2008. Kurikulum dan pembelajaran,

    Ed 1, Cet.8. Jakarta: PT Bumi Aksara. Imran. 2006. Belajar dan Pembelajran. Jakarta :

    Pustaka Jaya. Kotler P. 2002. Manajemen pemasaran (Edisi

    millenium terjemahan). Jakarta: Prenhallindo.

    Kusparlina E. 2010. Hasil Observasi Sipenmaru

    Akbid Muhammadiyah Madiun. Madiun: (Tidak dipublikasikan).

    Malik ME. 2010. Impact of motivation to learn and

    job attitudes on organizational learning culture in a public service organization of pakistan. A Research Journal of South Asian Studies 25 (2): 217-235. Diakses tanggal 5 Juli 2012.

    Muhibbinsyah. 2008. Psikologi Pendidikan

    Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Murti B. 2010. Desain dan ukuran sampel untuk

    penelitian kuantitatif dan kualitatif di bidang kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

    Nasution S. 2006. Azas-azas Kurikulum. Bandung :

    CV. Jemmars. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodelogi

    Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

    Purwanto N. 2011. Psikologi pendidikan. Bandung:

    Remaja Rosdakarya. Ridwan. 2008. Pengaruh kegiatan belajar

    terhadap prestasi yang dicapai (dalam http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/), diakses 5 Juli 2012.

    Sardiman A M. 2004. Interaksi dan Motivasi

    Belajar Mengajar (cet. XII). Jakarta : C.V Rajawali.

    13

  • Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan UNS, 2013.

    Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

    Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kualitatif Dan

    Kuantitatif. Jakarta: Grasindo. Sukmadinata NS. 2010. Pengembangan kurikulum

    teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

    Sunarto.2009.Pengertian Prestasi Belajar (dalam

    http: //sunartombs. wordpress. com/2009/01/05/ pengertian-prestasi-belajar/) diakses 2 Juli 2012.

    Tarmidi. 2006. Iklim Kelas dan Prestasi Belajar

    (Penelitian). Medan : USU Repository (Tidak dipublikasikan).

    Umiarso dan Gojali I. 2011. Manajemen mutu

    sekolah di era otonomi pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.

    Uno H. 2008. Teori motivasi dan pengukurannya.

    Jakarta: Bumi Aksara. Qoyyimah AU. 2009. Hubungan karakteristik

    dosen dengan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di program studi D-III Kebidanan Stikes Muhammadiyah Klaten (Tesis). Surakarta: (Tidak Dipublikasikan) Pascasarjana UNS.

    Winkel WS. 2006. Psikologi pengajaran. Jakarta: PT Grasindo. Yuneta Nurma. 2010. Hubungan Antara Persepsi

    Mahasiswa Tentang Profesionalitas Dosen Dan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar Dengan Prestasi Belajar Asuhan Kebidanan I Di Fakultas Kedokteran Prodi D IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta (Tesis). Surakarta: (Tidak Dipublikasikan) Pascasarjana UNS.

    Lampiran 1

    DATA PENELITIAN

    No. Nama IP (Y)

    Penguasaan Teori Asuhan Kebidanan Iii

    (Nifas) (X1)

    Kepuasan Terhadap

    Proses Belajar Mengajar

    (X2) 1 Ana Purnamawati 2.63 20 81 2 Anisa Rahmawati 2.88 23 98 3 Anjar Pratiwi 2.92 24 102 4 Arini Nur Azizah 2.71 21 85 5 Bunga Panjani R 3.00 25 105 6 Darlina 3.00 25 106 7 Deny Ferdiana Sari 2.92 25 102 8 Desi Isnalia 2.83 23 98 9 Devi Anitasari 3.00 25 106

    10 Devi Nurhayati 2.75 23 94 11 Diantika Siti Rahayu 2.63 20 81 12 Dita Swasti Rahayu 3.00 25 108 13 Dona Lingga Pratiwi 3.04 26 108 14 Duta Rifqi H 3.13 27 118 15 Dwi Handayani 2.88 23 99 16 Eka Aprilia Sari 2.08 18 55 17 Eka Safitri 2.79 23 97 18 Endang Dwi Suryani 3.04 26 109 19 Enik Susilowati 2.88 24 99 20 Erly Tria Handayani 2.88 24 99 21 Erwin Martina 2.71 21 86 22 Eva Kusuma Dewi 2.75 23 94 23 Fitria Febrianti 2.63 20 81 24 Fitriana Sari DC 2.88 24 100 25 Fitriani 2.75 23 96 26 Fitrotin Magfiroh 2.88 24 100 27 Frida Dwi Rosalina 2.92 25 103 28 Hanna Ita Kumalasari 2.96 25 103 29 Ida Dwi Suryani 2.96 25 104 30 Ika Yusnita 3.08 26 109 31 Jenny Oktaviana 2.38 19 52 32 Lela Anda Sari 3.00 26 108 33 Lia Cristiana R S 3.08 26 110 34 Meilena 2.88 24 100 35 Mita Purnamasari 2.88 24 100 36 Novi Antrika P S 3.08 26 110 37 Nurul Wahidah 3.08 26 113 38 Putri Nurjannah 2.38 19 78 39 Rindang Fitriana Ulfa 2.88 24 100 40 Riska Fitriani 2.88 24 101 41 Rulianti 2.96 25 105 42 Seril Nadia Rini 2.63 20 82 43 Siti Kholifah 2.71 21 86 44 Siti Posbandiyah 3.17 27 121 45 Sri Anjaryani 3.17 28 130 46 Wendyka Renata 3.08 27 116 47 Yayuk Indra Maya 2.71 21 94

    14