analisis strukturalisme estetika islam dalam...

137
ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM MOTIF BATIK CIREBONAN Skripsi: Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: METEOR MARDIANSYAH NIM: 1112051000127 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 18-Jul-2020

14 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM

MOTIF BATIK CIREBONAN

Skripsi:

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

METEOR MARDIANSYAH

NIM: 1112051000127

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia
Page 3: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia
Page 4: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia
Page 5: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

i

ABSTRAK

Nama: Meteor Mardiansyah

NIM: 1112051000127

Analisis Strukturalisme Estetika IslamDalam Motif Batik

Cirebonan

Batik merupakan kesenian Indonesia yang dinobatkan

oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Adapun

sejarah batik di Cirebon tidak lepas dari sejarah kerajaan Islam di

Cirebon sendiri. Batik Cirebon terbagi menjadi tiga, yaitu batik

Pesisiran, batik Pedalaman dan batik Keratonan. Dari setiap

motifnya, terdapat makna-makna baik dalam kehidupan

bermasyarakat maupun beragama.

Berdasarkan paparan di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian. Adapun

pertanyaannya adalah bagaimana struktur dalam (deep structure)

dalam motif batik Cirebonan, bagaimana struktur luar (surface

structure) motif batik Cirebonan? Kemudian, pertanyaan seperti

apa estetika Islam di dalam motif batik Cirebonan?

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode

pendekatan kualitatif dengan deskriptif analisis. Penelitian

deskriptif akan mempelajari masalah-masalah yang berkembang

di masyarakat, hubungan, sikap serta proses yang berlangsung

dan pengaruh dari setiap fenomena.

Sebagai karya tulis ilmiah, data-data yang dihasilkan

dianalisis menggunakan teori strukturalisme milik Ferdinand de

Saussure. Teori ini bertujuan untuk mencari makna dan

menganalisis suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat.

Adapun cara kerja strukturalisme menggunakan sign, signifier

dan signified, kemudian langue dan parole, sinkronik dan

diakronik dan terakhir paradigmatik dan sintagmatik.

Motif batik Cirebonan memiliki makna yang dalam. Motif

Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya

mengandung makna dunia atas tempat Allah bersemayam.

Kemudian batik Sawat Pengantin mengajarkan bahwa sebagai

manusia harus selalu berdo’a dan memohon perlindungan.

Terakhir motif batik Paksi Naga Liman yang mengajarkan bahwa

sebagai manusia harus saling menjaga, berbuat baik dan tidak

berlebihan.

Kata Kunci: Batik, Cirebonan, Strukturalisme, Makna, Estetika

Islam.

Page 6: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi

maha penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas berbagai hidayahnya yang membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strukturalisme

Estetika IslamDalam Motif Batik Cirebonan ini. Shalawat

beserta salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikut-

pengikutnya yang memberikan banyak pengetahuan dan panduan

hidup manusia.

Dalam penulisannya yang memakan waktu kurang lebih

dua tahun, penulis sadar masih banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Berbagai macam hambatan, rintangan serta

godaan yang ada akhirnya berhasil penulis lewati dengan

perjuangan keras. Hal tersebut juga berkat do’a, motivasi,

inspirasi dan bantuan yang datang dari berbagai pihak. Oleh

karena itu dengan segala kekurangan dan kerendahan hati penulis

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga, khususnya Ibu Arniya yang tidak henti-

hentinnya mendo’akan anaknya dalam

memperjuangkan hidup dan menghadapi masalah-

masalah yang dihadapi oleh anaknya. Terima kasih

juga kepada adik tercinta Mentari Mardiansyah yang

selalu menemani dan menjaga Ibu di kampung

halaman, sehingga mengurangi rasa khawatir saya yang

berada jauh darinya. Kepada keluarga besar Bapak

Page 7: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

iii

Sukarna dan Ibu Umina yang tidak henti-hentinya

memberikan motivasi dan nasihat agar penulis tetap

kuat menghadapi masalah yang sedang dihadapi.

Semoga dengan selesainya skripsi ini penulis dapat

menjalani hidup lebih baik lagi dan dapat memberikan

manfaat baik bagi keluarga.

2. Kepada jajaran Dekanat Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak

Suparto, M.Ed, Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah,

S.Ag. BSW. MSW sebagai Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Sihabuddin Noor, M.Ag., sebagai

Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, , serta

Drs. Cecep Castrawijaya, M.A., sebagai Wakil Dekan

III Bidang Kemahasiswaan. Semoga dalam

perjuangannya memimpin Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi mendapat kemudahan dan mampu

menjaga nama besar Fakultas.

3. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Ibu Dr.

Armawati Arbi, M.Si, sebagai Ketua Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Bapak Dr. Edi

Amin, MA., sebagai Sekertaris Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam. Berkat keduanya yang selalu

mengingatkan dan mengarahkan, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga dimanapun

dan kapanpun Allah SWT membalas semua

kebaikannya.

Page 8: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

iv

4. Kepada Dosen Penasihat Akademik Bapak Prof. Andi

Faisal Bakti, MA. Ph.D penulis ucapkan banyak terima

kasih karena berkat ilmu dan inspirasinya yang selalu

memberikan semangat bagi penulis. Penulis berharap

semoga dalam setiap langkah dan perjuangannya

Bapak Prof. Andi selalu diberikan kekuatan dan hasil

terbaik.

5. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada

Bapak Rachmat Baihaky, MA., sebagai Dosen

pembimbing skripsi dan Abang yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis untuk tetap

semangat dalam belajar dan berproses baik dalam

dunia pendidikan maupun organisasi. Semoga hajat

melanjutkan program Doktoralnya diberikan

kemudahan oleh Allah SWT dan mendapatkan hasil

terbaik.

6. Seluruh Dosen, Staf Tata Usaha, pihak keamanan dan

kebersihan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan

banyak ilmu, pengalaman dan pelajaran hidup bagi

penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Keluarga besar Mahasiswa Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima

kasih telah mau menerima penulis menjadi keluarga

baru di Ciputat.

Page 9: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

v

8. Terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman

KKN Ampera 2015 yang memberikan kesempatan

penulis untuk belajar mengabdikan diri kepada

masyarakat. Semoga kita semua menjadi manusia-

manusia yang bermanfaat bagi sesama.

9. Kepada keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam

Cabang Ciputat dan Lembaga Pers Mahasiswa Islam

Cabang Ciputat penulis ucapkan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya, karena berkat Himpunan

Mahasiswa Islam penulis mendapatkan banyak ilmu,

pengetahuan, pengalaman serta keluarga baru selama

menjadi mahasiswa.

10. Keluarga besar Markas Komando yang mau berbagi

suka maupun duka, menjadi rumah dan keluarga bagi

penulis. Terima kasih sebanyak-banyaknya, semoga

ikatan ini tetap terjaga dimanapun dan kapanpun.

11. Kepada teman-teman di Tongkrongan Insan Cita,

Almarhum Bang Slash, Bang Ipang, Mas Ni’am serta

teman-teman yang lainnya penulis berterima kasih.

Semoga pengalaman dan ilmu yang dibagikan

memberikan manfaat bagi penulis untuk tetap mencari

ilmu.

12. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan

kepada teman-teman dan adik-adik Remaja Masjid Al-

Barokah, Cirebon dan Komunitas Milenial Tegalan

(Komite). Semoga ilmu yang didapat penulis dapat

membantu pembangunan di kampung kelahiran.

Page 10: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

vi

13. Terima kasih kepada teman spesial Kuraesin Ratnasari

yang sudah memberikan semangat, do’a dan warna

baru kepada penulis. Semoga Allah Swt membalas

kebaikannya dan lekas mendapatkan jodoh.

14. Kepada Mentor Bang Sirajuddin Arridho terima kasih

banyak sudah bersabar membimbing penulis selama

menjadi mahasiswa.

15. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman

satu perjuangan Mahasiswa angkatan 2012. Kepada

Gilang Sakti, Fajri Yanwar, Sopyan Assauri, Abdul

Fattah, Glamora Lionda, Mugni, Hafiz Fathur, Reza,

Halim Kantuy, dan Adhiya yang selalu menjaga

kebersamaan dan saling menyemangati untuk sama-

sama menyelesaikan studi di Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

16. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada Mak

Ung dan Ibu Hj. Ade Ervina yang sudah menerima dan

memberikan pengetahuan tentang batik kepada penulis

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Ciputat, 08 Juli 2019

Penyusun,

Meteor Mardiansyah

NIM: 1112051000127

Page 11: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................. vii

DAFTAR TABEL ....................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .......................................... 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 8

E. Metodologi Penelitian ....................................................... 9

F. Teknik Analisis Data ....................................................... 11

G. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 11

H. Pedoman Penelitian ......................................................... 12

I. Tinjauan Pustaka ............................................................. 12

J. Kerangka Berfikir............................................................. 14

K. Sistematika Penulisan ..................................................... 15

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pemaknaan ...................................................................... 17

1. Semiotika .................................................................. 17

2. Strukturalisme ........................................................... 19

3. Denotasi dan Konotasi .............................................. 31

4. Kode .......................................................................... 32

B. Strukturalisme Dalam Konsep Kebudayaan .................... 32

C. Estetika ............................................................................ 37

Page 12: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

viii

D. Estetika Islam .................................................................. 38

1. Abstraksi ................................................................... 39

2. Struktur Modular ....................................................... 39

3. Kombinasi Suksesif ................................................... 40

4. Repetisi ...................................................................... 40

5. Dinamisme ................................................................ 41

6. Kerumitan .................................................................. 41

E. Batik ................................................................................ 41

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA DAN KABUPATEN

CIREBON SERTA BATIK CIREBONAN

A. Kondisi Sosiologis Masyarakat Cirebon ......................... 45

1. Interaksi Masyarakat Cirebon .................................. 45

2. Struktur Masyarakat ................................................ 46

3. Budaya Masyarakat Cirebon ................................... 47

B. Letak Geografis Wilayah Cirebon .................................. 49

C. Batik Sebagai Kesenian Masyarakat Cirebon ................. 51

D. Motif Batik Cirebonan .................................................... 53

E. Perkembangan Batik Cirebonan ...................................... 57

BAB IV ANALISIS DATA

A. Struktur Dalam (deep structure) Motif Batik Cirebonan

......................................................................................... 59

B. Struktur Luar (surface structure) Motif Batik Cirebonan

.......................................................................................... 81

C. Estetika Islam Motif Batik Cirebonan ............................ 91

Page 13: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

ix

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 99

B. Saran .............................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 105

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sign, Signifier, Signified

Motif Mega Mendung .................................................................. 60

Tabel 4.2 Paradigmatik dan Sintagmatik

Motif Mega Mendung .................................................................. 69

Tabel 4.3 Sign, Signifier, Signified

Motif Sawat Pengantin ................................................................ 70

Tabel 4.4 Paradigmatik dan Sintagmatik

Motif Sawat Pengantin ................................................................ 75

Tabel 4.5 Sign, Signifier, Signified

Motif Paksi Naga Liman ............................................................. 76

Tabel 4.6 Paradigmatik dan

Sintagmatik Motif Paksi Naga Liman ......................................... 81

Page 15: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir .................................................... 14

Gambar 2.1 Segitiga Tanda Saussure........................................... 22

Gambar 3.1 Motif Batik Mega Mendung .................................... 54

Gambar 3.2 Motif Batik Sawat Pengantin .................................. 55

Gambar 3.3 Motif Batik Paksi Naga Liman ............................... 56

Gambar 4.1 Motif Batik Mega Mendung .................................... 60

Gambar 4.2 Motif Batik Mega Mendung ..................................... 62

Gambar 4.3 Motif Batik Mega Mendung .................................... 67

Gambar 4.4 Motif Batik Mega Mendung Kupu-Kupu ................ 67

Gambar 4.5 Motif Batik Mega Mendung Daun .......................... 69

Gambar 4.6 Motif Batik Sawat Pengantin ................................. 70

Gambar 4.7 Motif Batik Paksi Naga Liman ............................... 76

Gambar 4.8 Abdi Dalam Keraton ................................................ 79

Gambar 4.9 Motif Batik Paksi Naga Liman Singa Barong ......... 80

Gambar 4.10 Motif Awan Cina .................................................... 82

Gambar. 4.11 Pola Pohon Motif Sawat Pengantin ....................... 83

Gambar. 4.12 Pola Sayap Motif Sawat Pengantin ....................... 84

Gambar. 4.13 Pola Garis Motif Sawat Pengantin ........................ 85

Gambar. 4.14 Pola Paksi Motif Paksi Naga Liman ..................... 86

Gambar. 4.15 Pola Naga Motif Paksi Naga Liman ...................... 87

Gambar. 4.16 Pola Liman Motif Paksi Naga Liman .................... 88

Page 16: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

xii

Strukturalisme

Struktur Dalam

(deep structure)

1. Sign, Signifer,

Signified

2. Langue dan

Parole

3. Sinkronis

4. Sintagmatik dan

Paradigmatik

Motif Batik

Cirebonan

Struktur Luar

(surface structure)

1. Sejarah

2. Tradisi

3. Aktifitas

Sosial

Estetika Islam

Page 17: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang penuh dengan

keanekaragaman sumber daya alam, adat istiadat, seni,

dan budaya. Salah satu dari warisan kesenian yang ada di

Indonesia adalah batik. Ditinjau dari sejarahnya, kesenian

batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan

Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-

raja berikutnya. Namun setelah runtuhnya kerajaan

Majapahit, kerajinan batik tetap menjadi salah satu karya

seni yang terus dilestarikan oleh umat Islam. Hal tersebut

bisa dilihat dari banyaknya daerah-daerah pembuatan

batik di Jawa adalah daerah-daerah santri yang kemudian

batik digunakan sebagai komoditi oleh pedagang-

pedagang muslim untuk melawan perekonomian Belanda.

Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini

menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa

ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau pada awal abad ke-

XIX. Batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal

abad ke-XX dan kemundian muncul apa yang namanya

batik cap sekitar tahun 1920. 1

Batik merupakan karya seni yang banyak

digunakan sebagai bahan untuk dijadikan sebagai pakaian

1Asti Musman, Batik: Warisan Adiluhung Nusantara, (Jogjakarta:

Andi Publisher, 2011), h. 2.

Page 18: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

2

yang memiliki nilai luhur dan menjadi ciri khas

masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Pada tahun 2008,

Malaysia mengklaim batik sebagai karya seni asli

masyarakat Malaysia. Klaim tersebut berdasarkan

kesamaan rumpun antara Malaysia dengan

Indonesia.Melihat situasi tersebut, sebagian besar

masyarakat Indonesia mengecam perbuatan yang

dilakukan oleh Malaysia atas klaimnya terhadap batik.

Oleh karena itu, pada tahun 2008 pemerintah Indonesia

mendaftarkan batik sebagai warisan budaya asli Indonesia

ke UNESCO. Berkat dorongan masyarakat Indonesia

yang menganggap batik memiliki nilai-nilai luhur yang

syarat akan makna filosofisnya dan ancaman dari

Malaysia, maka batik Indonesia secara resmi diakui oleh

UNESCO dengan dimasukan ke dalam Daftar

Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan

Manusia (Representative list of intangible cultural

heritage of humanity) dalam sidang ke empat Komite

Antar Pemerintah di Abu Dhabi, pada 02 Oktober

2009.2Ketetapan oleh UNESCO ini mematahkan klaim

Malaysia atas batik Indonesia.

Hampir seluruh wilayah di Indonesia

memproduksi batik seperti Solo, Pekalongan, Jogjakarta,

Garut, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Papua dan

Cirebon. Akan tetapi setiap daerah tentu mempunyai

2http://www.antaranews.com/berita/156389/batik-indonesia-resmi-

diakui-unesco/, diakses Minggu, 27 November 2016, pukul 15.21 WIB.

Page 19: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

3

corak yang berbeda-beda dan menjadi ciri khasnya

masing-masing. Perbedaan corak atau motif disebabkan

oleh sejarah, kondisi geografis dan kepercayaan masing-

masing daerah tersebut.

“Ini disebabkan penghasil batik memiliki ciri atau

selera yang masing-masing berbeda. Ini semua

baik dilihat dari ragam, corak, warna yang mana

lingkungan alam daerah si pembuat sangat

berpengaruh, baik dilihat dari adat istiadat,

lingkungan alam maupun system teknologinya.”3

Selain itu tidak sedikit juga motif batik yang murni

dari orang Indonesia sendiri melainkan dipengaruhi oleh

budaya asing seperti budaya China. Salah satu motif batik

yang mendapat pengaruh budaya asing adalah motif batik

yang ada di Cirebon. Pengaruh tersebut dikarenakan

sejarah, kondisi geografis dan akulturasi. Dalam

sejarahnya, munculnya kegiatan membatik di Cirebon

karena peranan Ki Gede Trusmi. Beliau merupakan

pengikut setia Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati

menyebarkan agama Islam salah satunya melalui kegiatan

membatik. Dahulu kegiatan membatik juga dilakukan

oleh golongan tarekat Asatarriyah yang mengabdi di

keraton Cirebon dan anggota tarekat tersebut kebanyakan

tinggal di daerah Kecamatan Trusmi dan sekitarnya.

Kegiatan membatik dijadikan sebagai sumber pendapatan

untuk keraton saat itu dan pusat gerakan tarekat ini adalah

di Banjarmasin.

3Adeng, Kota Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, (Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996), h 150

Page 20: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

4

Cirebon merupakan daerah perdagangan yang

strategis, karena jalur perdagangan di Cirebon dapat

menghubungkan berbagai daerah di pulau Jawa bagian

utara. Maka dari itu, tidak mengherankan jika Cirebon

menjadi daerah pelabuhan, perindustrian, budaya dan

pariwisata pada zamannya.

“Kota ini pun secara geografis dapat

menghubungkan jalur perekonomian antara Jawa

Barat dan DKI Jakarta dengan daerah-daerah di

Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan letak

geografis yang strategis, maka tidak mengherankan

kota Cirebon tumbuh dan berkembang sebagai kota

pelabuhan, perdagangan, industry dan budaya

pariwisata di Jawa Barat.”4

Sebelum masuknya Islam, wilayah Cirebon

termasuk dalam wilayah Pajajaran yang dikuasai oleh

Prabu Siliwangi. Melihat letaknya yang strategis Islam

pun masuk ke wilayah Pajajaran (Cirebon) yang dipimpin

oleh Sunan Gunung Jati. Setelah Islam masuk ke Cirebon,

proses penyebaran agama Islam di Cirebon tidak terlepas

dari kedatangan bangsa China ke Cirebon. Hal tersebut

dikarenakan keberadaan pelabuhan Muara Jati di Cirebon

yang menjadi tempat berlabuhnya para pedagang, baik

pribumi maupun non pribumi. Sejarah juga mencatat

bahwa kedatangan bangsa China ke Cirebon pada abad

ke-14 adalah pengaruh dari proses penyebaran Islam

Sunan Gunung Jati ke wilayah China hingga kemudian

4Adeng, Kota Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra , h. 9.

Page 21: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

5

Sunan Gunung Jati menikahi seorang putri bangsawan

dari China yang bernama Nio Ong Tien.

“Ketika Sunan Gunung Jati kembali ke tanah Jawa,

Putri Nio Ong Tien turut serta menysuul Syekh Syarif

Hidayatullah ke tanah Jawa dengan memberikan tiga

buah kapal dengan 150 awak kapal, lengkap dengan

memberikan cinderamata berupa peralatan rumah

tangga, piring, cangkir, guci, sutera dan lain-lain di

bawah pimpinan seorang panglima yang bernama Lie

Gwan Tjang dan nahkoda Lie Gwen Hien.”5

Pernikahan antara Sunan Gunung Jati dengan Putri

Nio Ong Tien membawa pengaruh besar bagi kehidupan

beragama dan berbudaya masyarakat Cirebon. Hal

tersebut karena terjadinya proses akulturasi budaya Islam

Cirebon dengan budaya China yang sampai saat ini masih

terjaga. Proses akulturasi tersebut juga menginspirasi

berbagai berbagai kesenian, salah satunya motif batik.

Salah satu motif batik Cirebonan yang mendapat

pengaruh dari China adalah motif Mega Mendung. Motif

batik Mega Mendung merupakan motif batik pesisiran

yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Motif

yang menurut pendapat banyak orang elegan tersebut

syarat akan makna.

5Didin Nurul Rosidin,Kerajaan Cirebon, (Jakarta: Puslitbang Lektur

dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

RI),h. 152.

Page 22: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

6

“Mega Mendung juga dilambangkan sebagai

dunia mistis, secara awam Mega Mendung artinya

akan tahan hujan, ini pertanda bahwa hujan

merupakan lambang kemakmuran.”6

Selain motif batik Mega Mendung, Cirebon juga

memiliki motif batik lainnya seperti motif batik Sawat

Pengantin dan Paksinaga Liman yang disebut motif batik

Cirebonan.

Bagi masyrakat Cirebon, batik harus selalu dijaga

dan dilestarikan keberadaannya. Berbagai bentuk upaya

pelestarian kesenian tersebut bisa dilihat dari instansi-

instansi (sekolah, dinas-dinas, organisasi kepemudaan) di

Cirebon yang pada hari-hari tertentu diwajibkan memakai

batik. Selain intansi-instansi di atas, batik juga banyak

digunakan oleh masyarakat Cirebon ketika menghadiri

acara-acara formal maupun non formal, seperti pengajian,

ziarah, kondangan, rapat masyarakat dengan pegawai

pemerintah dan perayaan hari-hari besar Islam. Untuk

menjaga kelestariaannya, memakai batik juga bisa

dijadikan sebagai ajang promosi agar batik bisa tetap

diterima oleh semua golongan. Bentuk lain dari upaya

melestarikan batik tersebut adalah mempelajari secara

teori maupun praktik membatik di kalangan siswa sekolah

yang ada di Cirebon.Akan tetapi, kurangnya literatur

tentang batik Cirebonan menjadi masalah tersendiri bagi

masyarakat Cirebon yang ingin mempelajari batik baik

6Adeng, Kota Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, (Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996), h.153.

Page 23: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

7

dari sejarah, motif, dan makna yang terkandung di balik

motifnya.

Melihat kondisi tersebut, peneliti ingin mengetahui

lebih dalam atau lebih jauh lagi tentang motif batik

Cirebonan, baik dari segi sejarahnya, struktur yang

membentuk motif batik tersebut dan makna estetika yang

terkandung di dalamnya. Sebagai upayanya, dalam

penelitian ini penulis menggunakan teori strukturalisme

Ferdinand de Saussure guna mencari struktur dalam dan

struktur luar yang kemudian membentuk sebuah pola atau

motif sebagai teori utama.

Dari penjabaran di atas, maka penulis tertarik

dengan tema penelitian dan mengangkat sebuah judul,

yaitu “Analisis Strukturalisme Estetika Islam Dalam

Motif Batik Cirebonan” yang meninjau secara kritis

motif batik Cirebonan dan aspek estetika Islam yang

terkandung di dalam motif batiknya.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang penelitiannya, maka

penulis membatasi penelitian ini dengan hanya mencari

struktur atau sistem-sistem yang membentuk sebuah motif

batik Cirebonan dengan cara mengkaji dan menganalisis

sejarah, adat istiadat, dan estetika Islam yang terkandung

dalam motif-motif tersebut.

Maka dari itu, berdasarkan latar belakang dan

batasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

Page 24: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

8

1. Bagaimana struktur dalam (deep structure)

motif batik Cirebonan?

2. Bagaimana struktur luar (surface structure)

motif batik Cirebonan?

3. Seperti apa estetika Islamyang terkandung di

dalam motif batik Cirebonan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah

dinyatakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui:

1. Struktur dalam (deep structure) motif batik

Cirebonan.

2. Struktur luar (surface structure) motif batik

Cirebonan.

3. Estetika Islam yang terkandung pada batik

Cirebonan.

D. Manfaat Penelitian

Dalam ranah akademis, penelitian ini diharapkan

bisa memberikan kontribusi dalam kajian ilmu

komunikasi, terutama pada kajian strukturalisme

Ferdinand de Saussure dan cultural studies. Sedangkan

dalam ranah praktis, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran tentang struktur yang membentuk

sebuah motif batik kemudian kode-kode yang terkandung

di dalam motif tersebut. Selain itu, penelitian ini juga

dapat dijadikan sebagai cara menjaga dan melestarikan

warisan budaya dunia yaitu batik.

Page 25: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

9

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk

memahami kompleksitas dunia nyata7. Dalam

penelitian ini paradigma yang digunakan adalah

konstruktivisme. Dalam penjelasan ontologi

paradigma konstruktivis, realita yang ada merupakan

hasil konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu.8

Untuk itu, perlu adanya interaksi peneliti dengan

pembatik guna mencari tahu segala sesuatu yang

berhubungan dengan batik.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif

dengan sifat penelitian deskriptif. Pendekatan

kualitatif memusatkan perhatian pada suatu makna di

balik fenomena yang terjadi di masyarakat.

“Dalam penelitian kualitatif, tidak

mendeskripsikan sebuah fenomena, sehingga

fenomena itu “tak berangka”, namun yang

terpenting adalah menjelaskan makna,

mendeskripsikan makna dari fenomena yang

muncul, bahkan menjelaskan “meta-maknawi”

yaitu makna di balik makna.”9

7Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2010), h. 9 . 8Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 82. 9Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, h. 150.

Page 26: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

10

Sedangkan penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah masyarakat, tata cara yang berlaku

dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-

sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang

sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu

fenomena.10

Dalam penelitian ini penulis berupaya untuk

menghimpun data, mengelola dan menganalisa secara

kualitatif dan menafsirkannya.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah motif batik

Cirebonan, sedangkan objek penelitiannya sendiri

adalah analisis strukturalisme motif batik Cirebonan

dalam aspek estetika Islam.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 01 Maret

2017 sampai 31 Maret 2019.Bertempat di Rumah

Produksi Batik Tulis, Kelurahan Kalitengah,

Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.

5. Sumber Data

Untuk memperoleh data-data yang lengkap dan

akurat, di sini peneliti menggunakan data primer dan

data sekunder.

10

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h.

55.

Page 27: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

11

Data primer adalah data yang diperoleh langsung

dari responden berupa hasil temuan penelitian

observasi serta wawancara dengan pengrajin batik,

pengusaha batik dan budayawan daerah Cirebon.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber-

sumber tertulis yang terdapat di dalam buku, jurnal,

kutipan-kutipan, dokumentasi atau literatur lainnya

yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh di lapangan dianalisis dalam

bentuk deskriptif kualitatif dengan tujuan

mendeskripsikan hal-hal dalam penelitian, kemudian data

tersebut dianalisis dengan cara yang interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.

Maksudnya, penulis melakukan penafsiran data dan fakta

yang erat kaitannya dengan permasalahan penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga

teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Mengadakan pengamatan secara langsung proses

pembuatan motif batik di Rumah Produksi Batik

Tulis, Kelurahan Kalitengah, Kecamatan Tengah

Tani, Kabupaten Cirebon.

Page 28: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

12

2. Wawancara

Penulis akan menghimpun data dari wawancara

secara langsung dengan para pengrajin batik di

Trusmi, owner tokobatik danpengamat budaya di

daerah Cirebon.

3. Dokumentasi

Menurut Burhan Bungin metode dokumentasi

adalah salah satu metode pengumpulan data yang

digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada

intinya, metode dokumentasi adalah metode yang

digunakan untuk menelusuri data historis.11

Dalam

penelitian ini, studi dokumentasi bertempat di Rumah

Produksi Batik Tulis Cirebon.

H. Pedoman Penelitian

Pedoman penelitian ini adalah SK Rektor No. 507

tahun 2017 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

I. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis

mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian

menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah yaitu skripsi.

Maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji

terlebih dahulu skripsi-skripsi atau karya ilmiah yang

11

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif: Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2005), h. 121.

Page 29: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

13

mempunyai bahasan yang hampir sama dengan yang akan

penulis teliti. Maksud dari pengkajian ini adalah agar

dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang

tidak sama dengan penelitian skripsi-skripsi terdahulu.

Setelah melakukan pencarian terhadap skripsi-

skripsi terdahulu, penulis hanya menemukan satu skripsi

yang mempunyai bahasan tentang batik Cirebonan. Akan

tetapi penelitian ini lebih terpusat pada kontribusi tarekat

Syattariyah terhadap perubahan sosial masyarakat keraton

Cirebon. Penelitian tersebut ditulis oleh Ivan Sulistiana,

mahasiswa asal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

tahun 2015. Judul penelitian tersebut adalah “Tasawuf dan

Perubahan Sosial di Cirebon; Kontribusi Tarekat

Syattariyah Terhadap Perkembangan Institusi Keraton,

Pondok Pesantren dan Industri Batik.”

Selain mencari skripsi di perpustakaan utama

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

penulis juga mencari skripsi di berbagai kampus lainnya

yang mempunyai bahasan serupa. Adapun skripsi tersebut

adalah skripsi karya Dewi Wulansari, mahasiswa

Universitas Padjajaran, Fakultas Ilmu Komunikasi,

Jurusan Bidang Kajian Hubungan Masyarakat, tahun 2013

dengan judul skripsi “Makna Batik Mega Mendung

Sebagai Simbol Budaya Cirebon”. Pembahasan utama

dari skripsi ini adalah mengkaji batik mega mendung

dengan teori semiotika Roland Barthes yang tentunya

Page 30: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

14

berbeda dengan apa yang akan penulis saat ini kaji, yaitu

analsis strukturalisme milik Ferdinand de Saussure.

J. Kerangka Berfikir

Gambar 1.1

Page 31: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

15

K. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman dalam

penelitian, penulis membagi hasil penelitian ini menjadi

lima bab. Adapun sistematika penulisannya, sebagai

berikut:

Skripsi ini diawali dengan pendahuluan yang

terdapat pada bab I. Di dalam bab I tersebut terdapat

permasalahan yang mencakup latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan

masalah. Selain itu ada terdapat juga tujuan dan manfaat

penelitian, kemudian ada metodologi penelitian yang di

dalamnya terdapat pendekatan penelitian, sifat penelitian,

subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, teknik penulisan,serta waktu dan

tempat penelitian. Kemudian, isi terakhir dari bab I ini ada

tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Skripsi sebagai salah satu karya ilmiah tentu

membutuhkan landasan-landasan salah satunya landasan

teori yang dibahas di dalam bab II. Berikut gambaran dari

bab II dalam skripsi ini: Dalam bab ini, penulis akan

menjelaskan pemikiran dasar tentang pemaknaan. Setelah

itu, sebagai fokus dari penelitian ini penulis akan

menguraikan teori strukturalisme Ferdiand de Saussure.

Kemudian, penulis akan menjelaskan tentang estetika

Islam.

Di dalam bab III skripsi ini penulis akan

menjabarkan gambaran umum yang terdapat di lokasi

Page 32: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

16

penelitian. Gambaran umum ini meliputi: Gambaran

sosiologis masyarakat Cirebon dalam aspek interaksi antar

masyarakat, struktur masyarakat dan budaya masyarakat

Cirebon. Selain itu, peneliti juga menjelaskan tentang

batik sebagai kesenian masyarakat Cirebon dan

perkembangan batik Cirebonan dari segi industry dan

mode.

Bab IV dalam skripsi ini berisi tentang analisis

data yang didapatkan oleh penulis sesuai dengan kajian

teori yang menjadi landasan penelitian. Kemudian,

harapan dari hasil analisis ini dapat menjawab rumusan

masalah yang sudah dijelaskan dalam bab I.

Langkah terakhir dari seluruh proses dan hasil

penelitian ini adalah bab V. Adapun isi di dalamnya, ialah

penutup yang berisi kesimpulan sebagai rangkuman hasil

analisis dan saran-saran yang ditawarkan oleh penulis.

Page 33: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pemaknaan

Dalam memahami dan menikmati media saat ini

terdapat berbagai masalah. Masalah tersebut timbul akibat

pemahaman akan pemaknaan yang kurang didasari

dengan banyaknya proses untuk memahami makna dari

pesan yang disampaikan oleh media. Branston dan

Stafford dalam bukunya The Media Stundent’s Book

menjelaskan bahwa untuk memahami suatu makna bisa

dilakukan dengan pendekatan semiotika, strukturalisme,

denotasi konotasi dan kode, baik melalui kata-kata, warna,

gestur, musik ataupun gaya.1

Akan tetapi, untuk mencari dan memahami makna

yang terdapat di dalam batik Cirebonan, peneliti hanya

menggunakan teori strukturalisme. Namun peneliti juga

akan menjelaskan pendekatan semiotika, denotasi dan

konotasi serta kode sesuai dengan yang dijelaskan oleh

Branston dan Stafford.

1. Semiotika

Alex Sobur dalam Analisis Teks Media

mengatakan semiotika berasal dari bahasa Yunani,

yaitu semeion yang berarti tanda. Tanda yang

1Gill Branston & Roy Stafford, The Media Student’s Book,

(Wolverhampton: St. Edmundsbury Press, 20003), h. 9.

Page 34: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

18

dimaksud adalah sesuatu yang terlahir atas

kesepakatan sosial yang dapat mewakili sesuatu

yang lainnya. Seperti contohnya awan gelap

menandakan akan turunnya hujan. Secara

terminologis, semiotik merupakan suatu

pendekatan yang menganalisis serangkaian objek,

peristiwa dan kebudayaan sebagai tanda. Lebih

jauh lagi, semiotika adalah hasil penafisran

peneliti dan masyarakat yang terlibat dalam proses

penelitian lewat tanda-tanda dan lambang yang

ada.2

Lahirnya semiotika terinspirasi oleh

strukturalisme yang digagas oleh Saussure. Dalam

perkembangannya, seorang filsuf asal Amerika

Serikat, Charles S. Peirce mengenalkan semiotika

yang lebih rinci dari pendekatan mengenai tanda

yang digagas oleh Saussure. Maka dari itu, istilah

Semiotika lebih dikenal oleh para pelajar sebagai

pendekatan menganalisis tanda. Selain Peirce,

Roland Barthes juga menerapkan model Saussure

dalam meneliti karya-karya sastra dan gejala-

gejala yang ada dalam kebudayaan. Barthes

menegaskan bahwa komponen-komponen tanda,

2Semiotik merupakan ilmu yang menganilisis serangkaian objek ,

peristiwa dan kebudayaan sebagai tanda. Dalam hal ini, semiotika merupakan

sebuah karya yang ditafsirkan oleh peneliti dan masyarakat lewat tanda-tanda

atau lambang-lambang. Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 95-96.

Page 35: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

19

yakni penanda atau menurut Saussure signifiant

dan petanda yang menurut Saussure signifie, di

dalam tanda-tanda juga terdapat sesuatu yang

bukan bahasa, yaitu mite. Mite merupakan

keseluruhan sistem kepercayaan yang terdapat

pada masyarakat untuk mempertahankan dan

menegaskan identitasnya.3

2. Strukturalisme

Strukturalisme lahir berkat jasa seorang

pakar linguistik kelalhiran Swiss, Ferdinand de

Saussure, dengan karya monumentalnya tentang

dasar-dasar linguistik umum, Course de

Linguistique General.Strukturlisme Saussure

terinspirasi oleh pendekatan sosiologi Emile

Durkheim dalam Des Regles de la Methode

Sociologiques tahun 1885 yang mengatakan

bahwa untuk meneliti masyarakat, peneliti dapat

melihatnya dari berbagai pendekatan, seperti

interaksi antar anggotanya yang kemudian

membentuk suatu tradisi, adat istiadat dan

aktifitas sosial. Dari pendekatan tersebut, peneliti

dapat menarik data-data tentang fenomena objektif

3Dalam perkembangannta yang terakhir kajian mengenai tanda dalam

masyarakat didominasi oleh karya filsuf Amerika, Charles S. Peirce yang

ajarannya jauh lebih terinci daripada Saussure yang lebih programatis.

Sedangkan bagi Barthes, komponen-komponen tanda, yakni penanda

(Saussure: signifiant) dan petanda (Saussure: Signifie), terdapat juga tanda-

tanda bukan bahasa; antara lain terdapat pada mite. Ferdinand de Saussure,

Pengantar Linguistik Umum, terj. Rahayu S. Hidayat, (Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, cet. III 1996), h.27.

Page 36: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

20

yang mendasari seluruh aktifitas sosial.Pendekatan

terhadap masyarakat oleh Emile Durkheim

tersebut mengispirasi Saussure untuk meneliti

bahasa.4

Ahimsa-Putra dalam RH. Widada

menyatakan terdapat sejumlah asumsi dan gagasan

pokok terpenting dalam strukturalisme Saussure

itu dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Pertama, strukturalisme pada hakikatnya

mengasumsikan bahwa dunia natural

maupun kultural selalu hadir di hadapan

manusia sebagai satu bangunan makna-

makna. Menurut struktur yang ada, seluruh

aktifitas manusia akan menghasilkan apa

yang disebut dengan makna. Oleh karena

itu, kedua, di dalam strukturalisme ada

asumsi bahwa pelbagai aktifitas sosial

berikut hasil-hasilnya, misalnya upacara

olah seni, system kekerabatan dan

perkawinan, pola tempat tinggal dan

aktifitas lain dapat dipahami sebagai kita

memahami bahasa. Hal tersebut

dikarenakan bahasa merupakan satu

bentuk pemaknaan utama bagi dunia.

Bentuk-bentuk pemaknaan lain dapat

dijelaskan dengan mengikuti prinsip-

prinsip penjelasan untuk bahasa. Ketiga,

mengacu pada konsep langue dan parole

dalam linguistik Saussure, maka bentuk

4Durkheim menjelaskan bahwa masyarakat pantas diteliti secara

ilmiah karenainteraksi anggota-anggotanya menimbulkan adat istiadat, tradisi,

dan kaidah perilaku yang seluruhnya membentuk kumpulan data yang mandiri.

Fenomena yang disebutnya fakta sosial ini dapat diteliti secara ilmiah

sebagaimana ilmu-ilmu fisika menyelidiki benda atau objek. Lihat Ferdinand

de Saussure, Pengantar Linguistik Umum, terj. Rahayu S. Hidayat,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, cet. III 1996), h. 5.

Page 37: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

21

aktifitas sosial-budaya yang lain

menunjukan adanya tararan seperti itu.

Maka dari itu, di sini para strukturalis

memahami akan adanya sebuah struktur

dalam (deep structure) yang sejajar dengan

langue dan struktur permukaan (surface

structure) yang sejajar dengan parole

dalam setiap aktifitas sosial budaya

manusia dan hasil-hasilnya. Keempat,

mengikuti saran Saussure tentang

pendekatan sinkronis untuk bahasa, maka

fenomena sosial budaya yang lain pun

dapat dipahami dan dijelaskan dengan baik

melalui pendekatan sinkronis. Unsure-

unsur dalam satu fenomena sosial budaya

lebih dapat dijelaskan meknanya dengan

melihat relasi-relasi dan perkembangannya

dalam rentangan waktu (diakronis). Relasi

sinkronis ditempatkan mendahului relasi

diakronis. Kelima,relasi-relasi antar unsur

yang berada dalam sebuah struktur

merupakan penghadir dan penentu

makna”.5

Asumsi-asumsi tersebut menyatakan, bahwa

bahasa yang digunakan untuk berinteraksi akan

melahirkan suatu fenomena berupa adat istiadat,

kesenian, kemudian aktifitas-aktifitas sosial yang

membentuk sebuah struktur tersendiri dalam

masyarakat. Di dalam fenomena tersebut terdapat

berbagai macam makna yang berbeda antara

masyarakat satu dengan yang lainnya, maka untuk

meneliti makna yang terkandung dalam sebuah

5Rh. Widada, Saussure Untuk Sastra, (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h

. 31-32.

Page 38: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

22

Page 39: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

23

Saussure menyebut konsep tersebut dengan sistem

dikotomi tanda signified dan Signifier atau signifie

dan signifiant yang bersifat atomistis. Konsep ini

melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan

yang bersifat asosiasi antara yang ditandai atau

signified dan yang menandai signifier. Tanda adalah

kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan

sebuah ide atau petanda (signified) dengan kata lain,

penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan

yang bermakna. Jadi, penanda adalah aspek material

dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar

dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah

gambaran mental, pikiran, atau konsep.6

Pemikiran Saussure juga mempunyai gaung yang

kuat dalam rumpun ilmu-ilmu sosial budaya secara

umum dan akhirnya menjadi sumber ilham bagi

sebuah paham pemikiran yang dinamakan

strukturalisme.

Selain itu, Saussure memandang setidaknya

terdapat tiga aspek pendekatan strukturalisme yang

dalam bahasa Prancis disebut langue, parole dan

langage. Ketiga aspek tersebut akan mengantarkan

kita untuk mengetahui makna dalam bahasa.

6

Rh. Widada, Saussure Untuk Sastra, (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h

. 36

Page 40: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

24

A. Langue, Parole dan Langage

1. Langue

langue adalah bahasa dalam wujudnya

sebagai suatu system yang digunakan oleh

individu dalam berinteraksi. Maka dari itu,

keberadaan langue menjadi suatu keniscayaan

dalam setiap individu. Langue menghadirkan

fakta-fakta sosial yang jelas dan keberadaannya

dapat diselidiki dalam suatu masyarakat.

Saussure menambahkan bahwa langue

merupakan bahasa sebagai suatu sistem, maka

bahasa tersebut dapat saling dipahami oleh

individu-individu penutur.7

2. Parole

Al-Fayyadl dalam Derridanya menjelaskan

bahwa Parole merupakan kegiatan yang

sifatnya individual. Kegiatan tersebut

melingkupi proses penyaringan, pengolahan

dan pengucapan suatu bahasa yang kemudian

menghasilkan suatu konsep tersendiri.8

7Langue adalah keseluruhan kebiasaan yang diperoleh secara pasif

yang diajarkan oleh masyarakat bahasa yang memungkinkan para penutur

saling memahami dan menghasilkan unsur-unsur yang dipahami penutur

dalam masyarakat. Lihat Harimurti Kridalaksana, Mongin-Ferdinand de

Saussure (1857-1913), (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 17. 8Parole adalah seluruh yang diujarkan atau diucapkan oleh manusia,

termasuk konstruksi-konstruksi yang muncul dari pilihan individu, atau

bentuk-bentuk pengucapan yang diperlukan untuk menghasilkan berbagai

konstruksi tersebut. Muhammad Al-Fayyadl, DERRIDA, (Yogyakarta: Lkis,

2012), h. 31.

Page 41: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

25

Saussure menegaskan bahwa parole adalah

suatu kesatuan yang diujarkan oleh seseorang.

kesatuan tersebut melingkupi konstruksi-

konstruksi individu yang lahir dari kegiatan

seorang penutur. Sederhananya, individu bebas

mengartikan atau memaknai suatu ucapan atau

tindakan yang dilakukan oleh sang penutur.9

Dengan kata lain, parole adalah tindakan

individual dalam kegiatan seleksi dan

aktualisasi. Parole terdiri dari kombinasi-

kombinasi yang digunakan si subjek agar bisa

menggunakan kode langue untuk

mengungkapkan pemikiran pribadinya. Jadi

parole adalah penggunaan aktual bahasa

sebagai tindakan individu.

3. Langage

Langage merupakan kesatuan antara

langue dan parole. Walaupun keberadaan

langage melingkupi keseluruhan masyarakat,

akan tetapi langage sendiri tidak bisa disebut

sebagai fakta sosial atau fakta yang ada pada

masyarakat. Hal tersebut dikarenakan

keberadaan parole yang lahir dari individu-

9Yang dimaksud dengan parole ialah keseluruhan apa yang diujarkan

orang, termasuk konstruksi-konstruksi individu yang muncul dari pilihan

penutur, atau pengucapan-pengucapan yang diperlukan untuk menghasilkan

konstruksi-konstruksi ini berdasarkan pilihan bebas juga. Ferdinand de

Saussure, Pengantar Linguistik Umum, terj. Rahayu S. Hidayat, (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, cet. III 1996), h 6.

Page 42: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

26

individu yang bebas dalam menanggapi suatu

fenomena. Saussure menambahkan bahwa

kehadiran parole akan melahirkan unsur

kerelaan dalam masyarakat. Oleh karena itu,

langage tidak memiliki prinsip-prinsip

keutuhan dalam suatu masyarakat dan

memungkinkan hal tersebut untuk tetap diteliti

secara ilmiah.10

B. Hubungan Antara Langue dengan Parole

Roland Barthes dalam Petualangan Semiologi

menjelaskan, bahwa kehadiran langue dan parole

merupakan suatu kemajuan tersendiri dalam dunia

linguistik, karena tidak lagi berbicara tentang

pencarian sebab, perubahan-perubahan, pergeseran

yang terjadi dan hubungan-hubungannya. dan

mengisnpirasi perkembangan keilmuan lainnya

seperti semiotika.11

Maka dari itu, hubungan antara

langue dan parole harus dipahami dengan sebaik

mungkin.

10

Langage tidaklah memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena

terkandung di dalamnya faktor-faktor individu yang berasal dari pribadi

penutur. Bila penutur pribadi dan perilakunya dimasukan, selalu akan ada

unsur kerelaan yang merupakan unsur yang tak teramalkan. Harimurti

Kridalaksana, Mongin-Ferdinand de Saussure (1857-1913), (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2005), h. 17. 11

Konsep (dikotomis) langue dan parole adalah sentral dalam

pemikiran Saussure dan telah menjadi suatu yang sangat baru jika

dibandingkan dengan linguistik jaman sebelumnya, yang disibukan dengan

pencarian sebab-sebab perubahan historis dalam pergeseran pengucapan,

dalam asosiasi-asosiasi spontan dan dalam aksi analogi. Roland Barthes,

Petualangan Semiologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 16.

Page 43: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

27

Dalam hubungannya, langue tidak dapat hadir

tanpa adanya parole dan tidak ada parole yang ada

di luar langue. Di satu pihak langue adalah “harta

yang dikumpulkan lewat praktik parole semua

orang yang termasuk dalam satu komunitas yang

sama”. Namun di pihak lain, langue tidak akan

menjadi mungkin ada kecuali lewat parole: Secara

historis, fakta-fakta parole selalu mendahului fakta-

fakta langue (parole yang membuat langue

berevolusi), dan secara genetis, langue hadir dalam

individu lewat pembelajaran dengan parole yang

mengelilingi individu itu.

Sebagai upaya memahami langue dan parole,

Saussure membandingkan sifat-sifat keduanya,

sebagai berikut:

“Parole sebagai perbuatan bertutur

selamanya bersifat perorangan, bervariasi,

berubah-ubah, dan mengandung banyak hal

baru. Di dalamnya tidak ada kesatuan sistem,

jadi tidak dapat diteliti secara ilmiah. Supaya

sesuatu dapat didekati secara ilmiah, objek itu

haruslah “diam” karena kita harus

menghitung dan mengukurnya. Parole terjadi

dari pilihan perorangan yang tidak terhitung

jumlahnya, banyak sekali pengucapan-

pengucapan dan kombinasi-kombinasi baru.

Jadi, pemberian terhadapnya bersifat tak

terbatas. Parole bukanlah sesuatu yang

kolektif, semua perwujudannya bersifat sesaat,

pengungkapannya bersifat sesaat dan

heterogen, dan merupakan perilaku pribadi.

Parole dapat diungkapkan dengan rumus:

Page 44: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

28

(1+1’+1’’+1”’..............). Sebaliknya langue

adalah pola kolektif, dimiliki bersama oleh

semua penutur, jadi dapat diungkapkan

dengan rumus: (1+1+1+1+1+1.........) = 1

Langue berada dalam bentuk “keseluruhan

kesan yang tersimpan dalam otak setiap

orang”, yang hampir menyerupai sebuah

kamus yang dibagikan kepada setiap orang,

ada pada setiap orang, sama untuk semua

orang, tetapi tidak terpengaruh oleh kemauan

para penyimpannya. Langue adalah produk

sosial dari kemampuan bahasa dan sekaligus

merupakan keseluruhan konvensi yang

dipengaruhi oleh kelompok sosial untuk

memungkinkannya mempergunakan

kemampuan itu. Karena merupakan tempat

penyimpanan tanda-tanda yang diterima

orang dari penutur lain dalam masyarakat,

pada dasarnya langue adalah benda pasif,

sedangkan parole adalah benda aktif. Langue

adalah perangkat konvensi yang kita terima,

siap pakai, dari penutur-penutur terdahulu”.12

Dalam pembagian di atas dapat ditarik

kesimpulan, bahwa secara keseluruhan parole tidak

dapat diselidiki karena sifatnya yang bermacam-

macam, tidak tetap dan tidak ada batasan.

Sebaliknya langue dapat diselidiki dengan mudah

karena keberadaannya yang jelas dalam masyarakat

dan disepakati bersama. Maka, Saussure

12

Ferdinand de Saussure, Pengantar Linguistik Umum, terj. Rahayu S.

Hidayat, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, cet. III 1996), h 8-9.

Page 45: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

29

menegaskan bahwa bahasa sebagai langue dijadikan

sebagai objek berkomunikasi.13

Selanjutnya dari strukturalisme Saussure adalah

diakronik dan sinkronik. Kata diakronik berasal dari

bahasa Yunani, yaitu dia artinya sepanjang dan kata

chronos yang berarti waktu. Dalam istilah linguistik,

diakronik berarti studi bahasa dari waktu ke waktu.

Sementara kata sinkronik juga berasal dari bahasa

Yunani syn yang artinya bersama. Kata sinkronik

artinya bersama dalam satu waktu. Dalam istilah

linguistik, sinkronik berarti studi tentang kebahasaan

untuk waktu tertentu. Dengan demikian, menurut

Saussure bahasa dapat dilacak dari waktu ke waktu dan

dipelajari untuk jangka waktu tertentu.14

Menurut Saussure, kajian sinkronis mempunyai

beberapa keuntungan dari sudut praktis maupun ilmiah,

lebih dari kajian historis. Pendekatan historis tidak

dapat dimanfaatkan untuk mempelajari perkembangan

bentuk-bentuk bahasa sampai diperoleh informasi yang

andal tentang hubungan sistematis di antara bentuk-

bentuk itu dalam tahap bahasa sebelumnya

13

Karena sifatnya yang berubah-ubah, bervariasi, tanpa batas dan

tidak dapat diperkirakan, parole menjadi fenomena yang tidak jelas bentuknya.

Karena itu, Saussure kemudian menetapkan bahasa sebagai langue yang dapat

dijadikan sebagai objek berkomunikasi. Rh. Widada, Saussure Untuk Sastra,

(Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 17.

14

Ferdinand de Saussure, Pengantar Linguistik Umum, terj. Rahayu S.

Hidayat, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, cet. III 1996), h 29.

Page 46: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

30

danperbedaan di antara hubungan sistematis dalam

pelbagai tahap perkembangan bahasa.

Bahasan terakhir strukturalisme Saussure ialah

sintagmatik dan paradigmatik. Adapun yang dimaksud

dengan hubungan-hubungan sintagmatik adalah

hubungan diantara mata rantai dalam suatu rangkaian

ujaran. Hubungan ini disebut in praesentia karena

butir-butir yang dihubungkan itu ada bersama dalam

wicara. Suatu sintagma dapat berupa satuan berurutan

apa saja yang jelas batasnya atau jumlahnya sekurang-

kurangnya ada dua. Segmen itu bisa berupa fonem,

kata, frasa dan sebagainya.

Sedangkan, hubungan asosiatif atau paradigmatik

adalah hubungan derivatif atau inflektif serangkaian

bentuk jadian dengan bentuk dasar unit bahasa;

sedangkan hubungan sintagmatik ialah hubungan yang

diperoleh jika satuan-satuan diletakkan bersama dalam

satu tindak wicara.

Menurut Saussure, bentuk-bentuk bahasa dapat

diuraikan secara cermat dengan meneliti hubungan

asosiatif atau paradigmatik dan hubungan sintagmatik

itu. Ia menekankan pentingnya gagasan itu dengan

memberi contoh dari dunia luar linguistik, yakni tiang

bangunan. Tiang itu berhubungan satu sama lain dan

dengan bagian lain dari bangunan (secara sintagmatik

Page 47: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

31

karena hubungan ada bersama sekaligus) dan

berhubungan dengan jenis tiang lain yang bisa saja

dipergunakan (secara asosiatif di antara tiang yang ada

itu dengan tiang lain yang mungkin terpikir oleh kita,

tetapi tidak ada).15

3. Denotasi dan Konotasi

Tanda merupakan makna denotasi atau

makna yang sesungguhnya dari tanda itu

tersendiri. Akan tetapi, untuk mendefinisikan

sesuatu, tanda juga dapat dikonotasikan. Langkah

konotasi dilakukan dengan menghubungkan

sesuatu dengan mengasosiasikan konsep dan nilai-

nilai budaya atau pemaknaan pribadi terhadap

sesuatu. Salah satu contoh dari pemaknaan

denotasi dan konotasi adalah pemaknaan warna.

Warna merah dalam denotasi adalah bagian dari

spektrum warna, sedangkan dalam konotasinya

warna merah merupakan warna yang mengandung

keberanian. Proses konotasi dalam warna merah

tersebut didapat dalam konteks perjuangan.16

15Ferdinand de Saussure, Pengantar Linguistik Umum, terj. Rahayu S.

Hidayat, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, cet. III 1996), h 36. 16

Tanda adalah makna denotasi yang sesungguhnya dari tanda itu

sendiri. Misalnya warna merah adalah sebuah bagian dalam spektrum warna.

(denotasi). Tetapi, tanda juga dapat dikonotasikan untuk dapat mendefinisikan

sesuatu. Mereka bisa menghubungkan sesuatu dengan mengasosiasikan konsep

budaya dan nilai-nilai, atau makna dari pengalaman pribadi. Gill Branston &

Roy Stafford, The Media Student’s Book, (Wolverhampton: St. Edmundsbury

Press, 20003), h. 15.

Page 48: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

32

4. Kode

Sebuah makna tidak selamanya melekat di

dalam kehidupan bermasyarakat. Misalkan, warna

hijau dalam lampu lalu lintas berarti jalan, tidak

menutup kemungkinan diganti dengan warna pink

asalkan pergantian tersebut mendapat persetujuan

bersama. Selain itu, dalam kata-kata berbagai

bahasa, kata Anjing dalam bahasa Indonesia dan

Dog dalam bahasa Inggris mempunyai makna

yang sama walaupun kode yang dipakainya

berbeda. Maka dari itu sebuah kata atau simbol

dalam pendekatan kode bersifat polisemik atau

multitafsir.17

B. Strukturalisme Dalam Konsep Kebudayaan

Dalam perkembangannya, strukturalisme Saussure

menjadi salah satu induk dari berbagai disiplin keilmuan

yang ada. Perkembangan tersebut bisa dilihat dari

berbagai tokoh yang terinspirasi oleh pendekatan

strukturalisme Saussure, diantaranya Claude Levi-Strauss

yang menggunakan strukturalisme dalam studi

antropologi, Roland Barthes, Sigmund Freud, Roman

Jakobson, Metz dan Serres. Akan tetapi, perkembangan

strukturalisme terhambat karena gerakan yang disebut

dengan Post-strukturalisme yang mengkritik habis

strukturalisme sendiri, seperti Derrida dengan

dekonstruksinya, Focault dan Julia Kristeva.

17

Gill Branston & Roy Stafford, The Media Student’s Book, h. 16.

Page 49: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

33

Melihat keadaan tersebut, strukturalisme tetap

menjadi salah satu bidang kajian yang menarik untuk

meneliti suatu fenomena dalam kehidupan. Oleh karena

itu menurut Saussure tujuan dari strukturalismenya ialah

untuk menyelidiki suatu sistem sosial atau disebut langue

dari kenyataan yang ada, yaitu parole.

Dalam strukturalisme budaya, fenomena yang

hadir di masyarakat tidak akan terlepas dari sesuatu yang

disebut struktur sosial. Dalam fenomena tersebut, bentuk-

bentuk simbol diproduksi, ditransmisikan dan diterima

oleh masyarakat. John B. Thompson dalam bukunya,

yaitu Kritik Ideologi Global menjalaskan upayanya

menguraikan konsepsi budaya dalam strukturalisme, maka

seorang peneliti harus terlebih dahulu memperhatikan

bentuk-bentuk simbol yang ada dengan memperhatikan

konteks dan proses yang terstruktur secara sosial.18

Sebagai langkah awal yang perlu diperhatikan

adalah kerangka kerja yang digunakan merupakan hasil

kombinasi yang sistemis terhadap makna dan konteks

yang dibawa oleh konsepsi struktural budaya. Maka dari

itu, untuk memahaminya John menerangkan bahwa

terdapat lima karakteristik bentuk simbol yang disebut

dengan intensional, konvensional, struktural, referensial

dan kontekstual. Sebelum lebih jauh membahas lima

18

Dalam menguraikan konsepsi budaya ini sebagai konsepsi

“struktural”, saya akan memperhatikan konteks dan proses yang terstruktur

secara sosial dengan bentuk-bentuk simbol yang dikandungnya. John B.

Thompson, Kritik Ideologi Global, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), h. 191.

Page 50: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

34

karakteristik bentuk simbol di atas, John menegaskan

kembali ia menggunakan istilah bentuk-bentuk simbol

tersebut karena mengacu pada rangkaian suatu fenomena

makna yang luas, baik dalam hal tindakan, sikap, ritual

hingga ucapan, teks, tayangan televisi dan karya seni.

Pertama yang harus diketahui adalah karakteristik

intensional bentuk-bentuk simbol. Maksud dari

intensional tersebut, ialah bentuk-bentuk simbol yang

merupakan ekspresi dari seorang subjek untuk seorang

subjek atau banyak subjek. Maksud dari peryataan di atas,

yaitu bentuk-bentuk simbol diproduksi, dikonstruksi dan

diterapkan oleh seorang subjek yang dalam memproduksi

dan menerapkan bentuk tersebut mengikuti tujuan dan

keinginan tertentu dan berupaya mengekspresikan dirinya

untuk seorang subjek atau banyak subjek yang dalam

menerima dan menafsirkan suatu bentuk simbol

merasakannya sebagai ekspresi dari seorang subjek, yaitu

sebagai sebuah pesan yang harus dipahami.19

Bentuk-bentuk simbol lahir dari ungkapan

individu yang berusaha untuk mengekspresikan sesuatu

kepada individu lain dengan terlebih dahulu

memproduksi, mengkonstruksi dan menerapkan bentuk-

bentuk simbolnya.

Karakteristik kedua bentuk-bentuk simbol adalah

aspek konvensional. Aspek tersebut menjelaskan, bahwa

19

John B. Thompson, Kritik Ideologi Global, (Yogyakarta: IRCiSoD,

2015), h. 193.

Page 51: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

35

produksi, konstruksi dan penggunaan bentuk simbol

Demikian juga interpretasi terhadap bentuk simbol yang

dilakukan oleh subjek yang menerimanya merupakan

proses yang secara tipikal mencangkup aplikasi aturan,

kode dan macam-macam konvensi.20

Aturan, kode dan

konvensi terbentuk dari aturan-aturan tata bahasa sampai

pada konvensi gaya bahasa dan ekspresi, dari suatu kode

yang berhubungan dengan tanda sampai interaksi individu

yang mencoba mengekspresikan dirinya dan berupaya

menafsirkan ekspresi individu lainnya.

Selanjutnya adalah karakteristik bentuk simbol

struktural yang menegaskan, bahwa bentuk-bentuk simbol

adalah konstruksi yang memperlihatkan struktur

artikulasinya. Memperlihatkan struktur artikulasi dalam

artian, bahwa secara tipikal memuat elemen-elemen yang

berada dalam relasi yang menentukan satu dengan yang

lainnya.21

Elemen-elemen tersebut dan relasinya tersusun

atas sebuah struktur yang dapat dianalisa secara sistemis,

seperti yang dicontohkan oleh John, yaitu seseorang dapat

menganalisa penggunaan kata dalam sebuah gambar atau

struktur narasi sebuah mitos.

Karakteristik keempat bentuk-bentuk simbol ialah

aspek referensial yang memandang, bahwa bentuk-bentuk

simbol merupakan konstruksi yang secara tipikal

mencerminkan sesuatu, mengacu pada sesuatu,

20

John B. Thompson, Kritik Ideologi Global, h. 195. 21

John B. Thompson, Kritik Ideologi Global, h. 197.

Page 52: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

36

menyatakan sesuatu tentang sesuatu.22

Ciri dari

karakteristik referensial menurut John adalah ekspresi

bahasa mengacu pada objek tertentu. Ekspresi tersebut

memperoleh ketegasan maknanya dengan cara yang

berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan adanya kondisi

umum yang mengacu kepada suatu objek atau banyak

objek, individu atau banyak individu dan satu keadaan

atau banyak keadaan. Contohnya adalah lukisan pada

masa renaissance dapat berarti sebuah kejahatan manusia,

setan bahkan kematian.

Contoh di atas menjelaskan bahwa dalam

karakteristik referensial, terdapat proses menegaskan dan

menyatakan serta mengilustrasikan dan menggambarkan.

Karakteristik terakhir dari bentuk-bentuk simbol

adalah aspek kontekstual yang menjelaskan, bahwa

bentuk-bentuk simbol selalu dibawa dalam konteks dan

proses sosial tertentu yang di situ bentuk-bentuk simbol

itu diproduksi, ditransmisikan dan diterima.23

Karakteristik kontekstual menjelaskan bagaimana bentuk-

bentuk simbol tersebut beredar dan dapat diterima dalam

dunia sosial, selain itu juga bagaimana pemahaman dan

nilai yang dikandungnya dapat diterima masyarakat.

Kondisi di atas sangat dipengaruhi oleh konteks dan

institusi yang memproduksinya, memediasinya dan

melestarikannya.

22

John B. Thompson, Kritik Ideologi Global, h. 200. 23

John B. Thompson, Kritik Ideologi Global, h. 202.

Page 53: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

37

C. Estetika

Estetika merupakan salah satu cabang dari filsafat

metafisika. Dalam perkembangan awalnya, estetika

disebut dengan istilah keindahan atau dalam bahasa

Inggris disebut beauty, sedangkan istilah estetika sendiri

baru ditemukan sekitar abad ke-18. Menurut Shipley

dalam buku Estetika Sastra dan Budaya menjelaskan,

bahwa sebelum estetika lahir, istilah yang digunakan

adalah keindahan, beauty, beaute yang berasal dari bahasa

Latin, yaitu bellus, yang berarti sesuatu yang baik, sifat

yang baik, keutamaan dan kebajikan. Lebih lanjut lagi,

Shipley menjelaskan pengertian Estetika secara etimologi

berasal dari bahasa Yunani, yaitu aistheta, penurunan dari

kata aisthe yang berarti suatu hal yang dapat ditanggapi

dengan indra atau tanggapan indra terhadap sesuatu yang

disebut karya seni.24

Secara garis besar, keberadaan estetika dibagi

menjadi dua periode, yaitu periode klasik yang diawali

sejak era Sokrates, yaitu pada abad ke-4 SM sampai era

Baumgarten abad ke-19 dan abad modern sejak

Baumgarten sampai saat ini. Dari pembagian tersebut,

The Liang Gie dalam Estetika Sastra dan Budaya, karya

Nyoman menegaskan sasaran dari estetika klasik meliputi

keindahan secara umum, perbedaan antara keindahan

24

Secara etimologis (Shipley, 1957:21) estetika berasal dari bahasa

Yunani, yaitu: aistheta, yang juga diturunkan dari aisthe (hal-hal yang dapat

ditanggapi dengan indra, tanggapan indra). Nyoman Kutha Ratna, Estetika

Sastra dan Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 2-3.

Page 54: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

38

alam dan keindahan seni, keindahan khusus yang ada

dalam karya seni, cita rasa dan estetis. Sedangkan estetika

ilmiah meliputi bahasan karya seni sebagai ilmu atau

estetika perbandingan, sejarah karya seni, sosiologi karya

seni, estetika eksperimental, estetika psikologis dan

estetika matematis. Sebagai aliran filsafat modern,

estetika ilmiah meliputi berbagai jenis seni, seperti seni

lukis, pahat, musik, tari, teater, sastra serta arsitektur.25

Dalam perkembangannya, karya seni mempunyai

manfaat penting bagi manusia. Manfaat tersebut adalah

manfaat jasmani dan rohani. Kedua manfaat tersebut tidak

dapat dipisahkan dalam karya seni. Seperti dalam

kehidupan manusia yang hidup dengan keadaan yang

berkecukupan secara jasmani, akan tetapi mereka tetap

merasakan kegelisahan dan kegelisahan tersebut akan

melahirkan penderitaan karena di dalam jiwanya tidak

ditanamkan sesuatu yang indah yang diciptakan oleh

Tuhan. Tuhan merupakan sumber bagi segala sesuatu

bentuk keindahan, kedamaian dan keharmonisan. 26

D. Estetika Islam

Seni dalam Islam dilandasi dengan pernyataan

kalimat tauhid, yaitu la ilaha illa Allah yang berarti tidak

ada tuhan selain Allah. Allah merupakan yang awal dan

25

Nyoman Kutha Ratna, Estetika Sastra dan Budaya, h. 31-32. 26

Di samping Maha kasih, Maha kuasa dan berbagai sebutan yang

pada dasarnya mengacu pada kebesaran-Nya, Tuhan adalah Maha indah,

sumber segala sesuatu yang berfungsi untuk menyenangkan, memberikan

kedamaian bagi umat manusia. Nyoman Kutha Ratna, Estetika Sastra dan

Budaya, h. 33-34.

Page 55: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

39

dan yang akhir, sehingga seni islam juga sering disebut

seni dengan pola-pola infinit atau keabadian. Maka dari

itu, tauhid menjadi dasar dalam seni Islam. Estetika atau

seni Islam diharapkan mampu membawa kesadaran tauhid

bagi pelaku seni atau penikmat seni.27

Dalam rangka melahirkan kesan infinitas dan

transendensi yang dituntut oleh ajaran tauhid, Al-Faruqi

menyebutkan adanya enam karakteristik, yaitu:

1. Abstraksi

Keberadaan figur dalam seni Islam menjadi

kontroversi sendiri dikarenakan Islam tidak mengenal

simbolisasi terhadap Tuhan. Namun, figur yang

dimaksudkan adalah figur yang mengingatkan kesadaran

manusia terhadap Tuhan melalui mahkluk ciptaan-Nya.

“Pola infinit seni Islam adalah, yang pertama,

sifat abstrak. Meskipun representasi figuratif tidak

sepenuhnya dihilangkan, namun mereka sangat

jarang ditampilkan dalam seni Islam."28

2. Struktur Modular

Struktur modular menjelaskan bahwa karya seni

Islam tersusun atas bagian-bagian kecil yang kemudian

menjadi satu kesatuan. Bagian-bagian kecil tersebut

memiliki karakteristiknya masing-masing.

27

Seni Islam didasarkan pada pernyataan La ilaha illa Llah-bahwa

tidak ada tuhan selain Tuhan dan bahwa sepenuhnya Ia berbeda dengan

manusia maupun alam. Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid, (Yogyakarta:

Yayasan Bentang Budaya, 1999), h. 5-6.

28Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid, h. 8.

Page 56: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

40

“Karya seni Islam tersusun atas berbagai bagian

atau modul yang dikombinasikan untuk

membangun rancangan atau kesatuan yang lebih

besar. Masing-masing dari modul ini adalah

sebuah entitas yang memiliki keutuhan dan

kesempurnaan diri, yang memungkinkan mereka

diamati sebuah unit ekspresif dan mandiri.”29

3. Kombinasi Suksesif

Kombinasi suksesif menegaskan adanya pola yang

berkelanjutan. Pola-pola tersebut ditambahkan guna

membentuk suatu kombinasi yang lebih besar lagi.

Keberadaan pola-pola baru tersebut tidak boleh mengganti

pola dasar, akan tetapi harus menjadi penyempurna atas

pola dasar.

“Pola-pola infinit dalam seni Islam menunjukan

adanya kombinasi keberlanjutan (suksesif) dari

modul-modul dasar penyusunannya. Elemen-

elemen tersebut disusun untuk membangun sebuah

desain yang lebih besar, yang utuh dan

independen.”30

4. Repetisi.

Repetisi bertujuan untuk menegaskan struktur atau

pola-pola yang terdapat dalam seni Islam. Selain itu,

pengulangan yang dilakukan akan melahirkan suatu karya

yang besar dan berkesinambungan.

“Sifat keempat yang diperlukan dalam rangka

menciptakan kesan infinitas dalam sebuah objek

29Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid, h. 9.

30

Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid, h. 10.

Page 57: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

41

seni adalah pengulangan dalam intesitas yang

cukup tinggi.”31

5. Dinamisme

Maksud dari dinamisme, ialah karya seni Islam

yang terus berkembang menyesuaikan kondisi yang

ada di dalam masyarakat. Perkembangan ini

menjadikan karya seni Islam dapat terus dinikmati

tanpa ada kejenuhan bagi para penikmatnya.

“Desain Islam bersifat dinamis, yaitu ia

merupakan desain yang harus dialami melalui

waktu.”32

6. Kerumitan

Kerumitan menjadi ciri terakhir dalam karya seni

Islam yang mengharuskan keseriusan penikmat seni Islam

untuk menikmati dan memahami karya seni tersebut.

“Detail yang rumit merupakan ciri keenam sebuah

karya seni Islam. Kerumitan memperkuat

kemampuan suatu pola untuk menarik perhatian

pengamat dan mendorong konsentrasi kepada

entitas struktural yang direpresentasikannya.”33

E. Batik

Batik merupakan hasil cipta karya seseorang

dalam bentuk lukisan atau pola-pola tertentu yang

terdapat pada sebuah kain. Pola tersebut dibuat dengan

menggunakan alat-alat khusus agar menjadi ciri khas

tersendiri.

31Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid, h. 11.

32

Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid, h. 11. 33

Ismail Raji Al-Faruqi, Seni Tauhid, h. 13.

Page 58: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

42

“Batik adalah lukisan atau gambar pada kain mori

dengan menggunakan lilin (malam) yang diproses

melalui ketrampilan ragam hias (motif) dengan

perpaduan warna-warna serta mempunyai pola

yang khas.”34

Dalam proses pembuatannya, butuh keterampilan

khusus dari pembatik demi menjaga esensi yang

terkandung di dalam motif batik tersebut. Dahulu, proses

pembuatan batik memakan waktu yang lama, yaitu dua

minggu atau bahkan satu bulan lebih. Hal tersebut

dikarenakan proses pembatikan masih dilakukan secara

manual, akan tetapi sejak era modern sekarang ini, proses

pembatikan menjadi semakin cepat dengan menggunakan

mesin-mesin cetak sehingga produk yang dihasilkan

memiliki beberapa jenis, seperti:

1. Batik Tulis

Batik tulis adalah batik yang dibuat secara

tulis tangan dengan menggunakan canting sebagai

alat tulisnya. Motif dari batik tulis sangat halus

dan tidak ada sambungannya.

2. Batik Cap

Batik cap adalah batik yang dibuat

menggunakan cap. Di dalam cap terdapat motif

batik yang kemudian cap tersebut dimasukan ke

dalam lilin atau malam lalu ditempelkan ke kain

mori.

34

Adeng, Kota Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra,

(Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1996), h. 152.

Page 59: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

43

3. Batik Kombinasi

Batik ini dibuat dengan cara

mengkombinasikan tehnik membatik dengan

menggunakan cap dan tulis. Dalam proses

pembuatannya, batik kombinasi lebih memakan

waktu yang singkat dibandingkan dengan batik

tulis.

4. Batik Printing

Batik ini dibuat menggunakan mesin cetak

modern. Walaupun begitu, kualitas batik printing

tidak lebih baik dari batik tulis karena warna yang

dihasilkan cepat pudar.

Page 60: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

44

Page 61: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

45

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA DAN KABUPATEN

CIREBON SERTA KESENIAN BATIK CIREBONAN

A. Kondisi Sosiologis Masyarakat Cirebon

1. Interaksi Masyarakat Cirebon

Masyarakat Cirebon adalah perpaduan antara dua

suku besar yaitu suku Jawa dan suku Sunda.

Akulturasi kedua suku tersebut melahirkan suku yang

mandiri yaitu suku Cirebon. Sejak dahulu hingga

sekarang suku Cirebon adalah suku yang berbeda dari

suku Jawa dan suku Sunda. Hal itu terlihat dari jejak

sejarah yang termuat dan terungkap dalam kitab

Purwaka Caruban Nagari, nama Cirebon berasal dari

kata Sarumban yang jika diucapkan maka menjadi

Caruban. Seiring perkembangan caruban berubah

menjadi Carbon, Cerbon dan akhirnya menjadi

Cirebon. Sarumban memiliki arti Campuran, maka

Cirebon berarti Campuran. Selain akulturasi dari Jawa

dan Sunda, masyarakat Cirebon juga berinteraksi

dengan budaya luar, seperti China, Eropa dan Arab.

Ada hal yang unik dari masyarakat Cirebon yaitu

adalah bahasa. Masyarakat Cirebon dalam

berkomunikasi menggunakan bahasa Cirebon. Bahasa

Cirebon mendapat banyak pengaruh dari budaya

Sunda. Hal itu terjadi karena Cirebon berbatasan

langsung dengan kebudayaan Sunda khususnya Sunda

Page 62: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

46

Kuningan dan Sunda Majalengka, dan juga

dipengaruhi oleh Budaya China, Arab dan Eropa. Hal

ini terbukti dengan adanya kata taocang berarti kuncir

yang merupakan serapan bahasa China, kata bakda

berarti setelah yang merupakan serapan bahasa Arab

dan kemudian kata sonder berarti tanpa yang

merupakan serapan bahasa Eropa (Belanda). Bahasa

Cirebon mempertahankan bentuk-bentuk kuno bahasa

Jawa seperti kalimat-kalimat dan pengucapan,

misalnya isun (saya) dan sira (kamu) yang sudah tidak

digunakan lagi oleh bahasa Jawa Baku.

2. Struktur Masyarakat

Pada Abad 15 keberadaan Suku Cirebon bermula

dari sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati.

Situasi di Muara Jati sangat produktif. Sektor

perdagangan menjadi ladang usaha yang kuat di

daerah tersebut. Banyak kapal-kapal singgah disana

termasuk kapal dari luar negeri seiring dengan

perkembangan daerah Muara Jati menjadi kerajaan

Cirebon pada masa pangeran Walangsungsang putra

Prabu Siliwangi.

Sejak perdagangan mulai berkembang pesat di

daerah Muara Jati yang sekarang menjadi Cirebon,

perkembangan Islam di daerah tersebut sudah mulai

berkembang. Mayoritas masyarakat Cirebon memeluk

agama Islam. Adapun Islam yang ada dalam

masyarakat Cirebon memiliki kekhasan tersendiri. Hal

Page 63: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

47

itu karena Islam di Cirebon berakulturasi dengan

kebudayaan setempat. Selain itu penyebaran agama

Islam berkembang pesat diantaranya karena ada

Walisongo yang terkenal yaitu Sunan Gunung Jati

yang menyebarkan agama Islam di daerah Cirebon.

Dalam segi tata kelola pemerintahan serta

organisasi sosial masyarakat Cirebon terdapat sistem

pemerintahan seperti adanya Bupati dan Walikota

beserta aparatur. Namun secara budaya setempat dan

sejarah yang telah terjadi dalam masyarakat Cirebon

adapula Sistem pemerintahan kerajaan yaitu keraton.

Dalam lingkungan keraton ada keturunan raja yang

menjabat sebagai Sultan Cirebon. Ada beberapa

keraton di daerah Cirebon yaitu Keraton Kasepuhan,

Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan.

3. Budaya Masyarakat Cirebon

Cirebon sebagai daerah pantai Utara Pulau Jawa

bagian Barat.Dalam konteks sejarahnya,Cirebon

terbukti mampu melahirkan kebudayaan yang

berangkat dari nilai tradisi dan agama.Maka dari itu,

kesenian yang mengiringi kebudayaan Cirebon

memasukkan unsur-unsur agama di dalamnya. Dalam

kaitannya, kesenian yang pada mulanya merupakan

sarana dakwah agama (Islam) menjadi semacam oase

di padang gurun. Betapa tidak. Syekh Syarif

Hidayatullah yang juga dikenal dengan nama Sunan

Page 64: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

48

Gunungjati bermukim di Cirebon mengembangkan

agama melalui pendekatan kultural.

Kebudayaan Cirebon yang bukan Jawa dan bukan

Sunda itu akhirnya memiliki ciri khas sendiri, yakni

adanya keberanian untuk mengadopsi nilai lama

dengan nilai baru (saat itu) saat agama Islam mulai

diajarkan Sunan Gunung Jati. Dalam pentas kesenian

panggung, asimilasi budaya terlihat jelas. Nilai budaya

masyarakat pantai dipadukan dengan nilai agama. Tak

heran jika kenyataan ini mengundang nilai tambah

yang patut disyukuri. Artinya, postmodernis sudah

berlangsung dalam kesenian tradisi Cirebon.

Keberanian seniman tradisi memasukkan unsur baru

(ajaran agama Islam) pada kesenian lokal agaknya

sepadan dengan nilai posmo.

Budaya Cirebon yang kabarnya merupakan

budaya serapan Jawa (Kerajaan Mataram) dan Sunda

(Kerajaan Padjajaran) itu menempati posisi unik. Dua

budaya besar di pulau Jawa itu bertemu di Cirebon.

Budaya serapan itu pun makin lengkap bersintesa

dengan spiritualitas Islam. Inilah kekayaan budaya

Cirebon yang mengisi ruang kesenian lokal. Dari

sinilah kemudian muncul seniman rakyat yang asik

berkarya tanpa terpaku pada intruksi sutradara,

sementara ketika tidak manggung mereka menjalani

profesi kesehariannya

Page 65: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

49

B. Letak Geografis Wilayah Cirebon

Secara administratif Cirebon dibagi menjadi dua

wilayah, yaitu wilayah Kota dan Kabupaten.

1. Letak Geografis Kota Cirebon

Kota Cirebon terletak pada 6°41′LU

108°33′BT pantai Utara Pulau Jawa, bagian

timur Jawa Barat, memanjang dari barat ke

timur 8 kilometer, Utara ke Selatan 11

kilometer dengan ketinggian dari permukaan

laut 5 meter (termasuk dataran rendah). Kota

Cirebon dapat ditempuh melalui jalan darat

sejauh 130 km dari arah Kota Bandung dan

258 km dari arah Kota Jakarta.

Kota Cirebon terletak pada lokasi yang

strategis dan menjadi simpul pergerakan

transportasi antara Jawa Barat dan Jawa

Tengah. Letaknya yang berada di wilayah

pantai menjadikan Kota Cirebon memiliki

wilayah dataran yang lebih luas dibandingkan

dengan wilayah perbukitannya. Luas Kota

Cirebon adalah 37,54 km2 dengan dominasi

penggunaan lahan untuk perumahan (32%) dan

tanah pertanian (38%).

Wilayah Kotamadya Cirebon Sebelah Utara

dibatasi Sungai Kedung Pane, Sebelah Barat

dibatasi Sungai Banjir Kanal, Kabupaten

Page 66: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

50

Cirebon, Sebelah Selatan dibatasi Sungai

Kalijaga, Sebelah Timur dibatasi Laut Jawa.

Sebagian besar wilayah merupakan dataran

rendah dengan ketinggian antara 0-2000 dpl,

sementara kemiringan lereng antara 0-40 % di

mana 0-3 % merupakan daerah berkarateristik

kota, 3-25 % daerah transmisi dan 25-40 %

merupakan pinggiran.

Kota ini dilalui oleh beberapa sungai di

antaranya Sungai Kedung Pane, Sungai

Sukalila, Sungai Kesunean, dan Sungai

Kalijaga.

2. Letak Geografis Kabupaten Cirebon

Kabupaten Cirebon berada di daerah

pesisir Laut Jawa. Berdasarkan letak

geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon

berada pada posisi 6°30’–7°00’ Lintang

Selatan dan 108°40’-108°48’ Bujur Timur.

Bagian utara merupakan dataran rendah,

sedang bagian barat daya berupa pegunungan,

yakni Lereng Gunung Ciremai. Letak

daratannya memanjang dari barat laut ke

tenggara. Wilayah Kabupaten Cirebon dibatasi

oleh:

a. Utara Kabupaten Indramayu, Laut Jawa

b. Barat Kabupaten Majalengka

c. Selatan Kabupaten Kuningan

Page 67: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

51

d. Timur Kota Cirebon, Kabupaten Brebes

(Jawa Tengah)

Letak daratannya memanjang dari Barat

Laut ke Tenggara. Dilihat dari permukaan

tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi dua

bagian, Wilayah Kecamatan yang terletak

sepanjang jalur pantura termasuk pada dataran

rendah yang memiliki letak ketinggian antara 0

– 10 m dari permukaan air laut, sedangkan

wilayah kecamatan yang terletak di bagian

selatan memiliki letak ketinggian antara 11 –

130 m dari permukaan laut.

C. Batik Sebagai Kesenian Masyarakat Cirebon

Salah satu batik Nusantara yang terkenal dan

memiliki ciri khas yang kuat adalah batik Cirebon.

Sejarah batik Cirebon berkaitan dengan adanya

proses akulturasi budaya dan penyebaran agama

Islam oleh Sunan Gunung Jati di daerah Cirebon pada

abad ke-16. Salah satu upaya Sunan untuk

menyebarkan agama Islam adalah melalui batik.Para

santri Sunan yang awalnya melakukan kegiatan

membatik sebagai sumber pendapatan mereka.Letak

Cirebon yang berada di daerah pesisir membuat

terjadinya pertukaran budaya sangat mudah.

Masuknya batik bermula ketika Pelabuhan Muara

Jati (sekarang Pelabuhan Cirebon) menjadi tempat

persinggahan para pedagang asing yang berasal dari

Page 68: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

52

Tiongkok, Arab, Persia, dan India. Masuknya

pedagang-pedagang asing tersebut menyebabkan

terjadinya akulturasi berbagai budaya dan

menghasilkan bentuk budaya baru. Batik Cirebon

salah satunya.

Batik Cirebon memiliki 3 ragam hias, yaitu batik

Keratonan, batik Pesisiran dan batik Pedalaman. Jika

dilihat dari wilayah tumbuh-kembangnya, batik

Cirebon termasuk jenis batik Pesisiran yang terbuka

terhadap pengaruh asing. Keterbukaan terhadap

pengaruh dari luar membuat batik pesisir Cirebon

memiliki motif yang beragam dan warna yang atraktif,

dengan ragam hias bersifat naturalis. Namun

demikian, sebagian batik Cirebon masuk dalam

kelompok batik keratonan dan batik pedalaman.

Cirebon memiliki 3 keraton, yaitu Keraton

Kasepuhan, Keraton Kanoman dan Keraton

Kacirebonan. Ketiga keraton tersebut memunculkan

motif-motif klasik yang hingga sekarang masih

dikerjakan oleh sebagian masyarakat Desa Trusmi.

Batik Keratonan, sesuai namanya, dikembangkan

di wilayah Keraton. Berbeda dengan batik Pesisiran

yang motifnya berciri naturalis, ragam hias

batik keratonan bersifat simbolis. Maka dari itu, motif

batik Keratonan dikembangkan berdasarkan

pada nilai-nilai spiritualitas dan pemurnian diri yang

Page 69: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

53

menekankan sifat keselarasan manusia dengan alam

semesta.

Warna yang digunakan batik keratonan pun

tidak sesemarak batik pesisiran. Batik Keratonan

umumnya berwarna lembut dengan warna

dasar sogan, indigo, hitam, putih.Batik Keratonan

dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Islam. Motifnya

didominasi simbol-simbol Kecirebonan, seperti batu-

batuan (wadas), kereta singa barong, ganggang, naga,

taman, sayap-sayap terbentang, pengantenan, bentuk

hutan, dan lain-lain. Sementara batik Pedalaman

dicirikan dengan warna-warna teduh dan

gelap.Warnanya sangat berbeda dengan batik

Pesisiran dengan warna-warna cerahnya.

D. Motif Batik Cirebonan

Dalam sejarahnya, munculnya kegiatan membatik

di Cirebon karena peranan Ki Gede Trusmi. Beliau

merupakan pengikut setia Sunan Gunung Jati. Sunan

Gunung Jati menyebarkan agama Islam salah satunya

melalui kegiatan membatik. Dahulu kegiatan membatik

juga dilakukan oleh golongan tarekat Asatarriyah yang

mengabdi di keraton Kesepuhan Cirebon dan anggota

tarekat tersebut kebanyakan tinggal di daerah Kecamatan

Trusmi dan sekitarnya. Kegiatan membatik dijadikan

sebagai sumber pendapatan untuk keraton saat itu dan

pusat gerakan tarekat ini adalah di Banjarmasin.

Page 70: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

54

Page 71: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

55

2. Batik Sawat Pengantin

Gambar 3.2

Batik Sawat Pengantin merupakan batik

yang sering digunakan oleh masyarakat Cirebon

dalam acara pernikahan. Dalam motif tersebut

terdapat makna yang dalam bagi para

pengantin. Harapan dan do’a para pengantin

terkandung di dalam motif batik Sawat

Pengantin. Akan tetapi, saat ini keberadaan

batik Sawat Pengantin sudah jarang ditemukan

karena prosesi dan adat dalam pernikahan

perlahan-lahan mulai ditinggalkan dan beralih

ke prosesi yang lebih modern.1

1Secara garis besar, batik ini memberikan konotasi simbolisme

menuju keesaan seperti pengantin yang penuh dengan harapan dan

kebahagiaan. Masyarakat Cirebon memiliki keyakinan tentang sebuah harapan

dari Sang Pencipta yang diekspresikan melalui motif batik sawat pengantin.

Motif batik sawat pengantin merupakan motif batik pedalaman. Adeng, Kota

Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, h. 127.

Page 72: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

56

3. Motif Batik Paksinaga Liman

Gambar 3.3

Batik Paksinaga Liman adalah batik yang

banyak dipakai oleh para abdi dalam di Keraton

Cirebon. Motif dalam batik tersebut

menggambarkan tiga binatang tangguh, yaitu

Garuda, Ular dan Gajah yang melambangkan

kekuatan kerajaan Islam di Cirebon. Selain

digunakan oleh para abdi dalam keraton, batik

motif ini juga banyak dipesan oleh para

penikmat batik dari dalam maupun luar negeri.2

2Batik Paksinaga Liman bermotif kereta kencana paksinaga liman

Cirebon. Paksinaga Liman merupakan perwujudan gabungan dari binatang

Paksi (Garuda), Naga (Ular) dan Liman (Gajah). Paksinaga Liman adalah

simbol kekuatan kerajaan Cirebon yakni udara (paksi), laut (naga) dan darat

(liman). Batik ini biasa dipesan oleh turis-turis Jepang untuk dijadikan bahan

kimono. Motif batik ini merupakan salah satu dari motif batik keraton.Adeng,

Kota Dagang Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra, h. 129.

Page 73: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

57

E. Perkembangan Batik Cirebonan

Pusat batik Cirebon yang paling terkenal adalah

Desa Trusmi.Di desa ini, terdapat banyak pengusaha batik

dengan beragam ukuran, mulai dari pengusaha kecil

rumahan hingga pengusaha besar. Desa Trusmi yang

terletak di Kecamatan Plered, kurang lebih delapan kilo

meter ke arah barat dari pusat Keraton Kesepuhan

Cirebon, merupakan sentra kerajinan batik ternama. Di

sepanjang jalan desa ini banyak berdiri showroom batik

berselang-seling dengan rumah penduduk. Desa Trusmi

dibagi menjadi dua, yaitu Trusmi Kulon dan Trusmi

Wetan. Terdapat beberapa desa di sekitar Trusmi yang

juga menjadi pusat produksi batik, di antaranya adalah

Gamel, Kaliwulu, Wotgali, Kalitengah, dan Panembahan.

Menurut cerita masyarakat setempat, batik Trusmi

disebarkan oleh pemuka agama Islam, Ki Buyut Trusmi.

Awalnya Ki Buyut Trusmi bersama Sunan Gunung Jati

menyebarkan agama Islam di desa tersebut sambil

mengajarkan membatik pada penduduk setempat yang

akhirnya membuat desa ini dikenal sebagai kampung

batik.Begitu terkenalnya kampung batik Trusmi hingga

batik Cirebon identik dengan sebutan batik

Trusmi. Pengusaha batik Trusmi umumnya membuat

batik untuk jarit, sarung, ikat kepala, dan keperluan

sandang lainnya, serta barang rumah tangga seperti taplak,

sarung bantal dan sebagainya. Beragam cinderamata batik

Page 74: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

58

yang diproduksi sangat terkenal. Oleh sebab

itu, Trusmi ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan

wisata belanja di Kabupaten Cirebon.

Page 75: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

59

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Struktur Dalam (Deep Structure) Motif Batik

Cirebonan

Motif batik Mega Mendung merupakan motif

batik yang paling terkenal diantara motif-motif lain di

Cirebon. Hal tersebut dikarenakan adanya akulturasi

antara budaya China dan Cirebon. Selain itu sejarah

kejayaan kerajaan Islam di Cirebon pada abad ke-16 turut

menjadikan motif ini sebagai simbol dari Cirebon. Motif

batik Mega Mendung memiliki makna tersendiri bagi

masyarakat Cirebon, yaitu harapan yang hanya ditujukan

kepada Allah Swt. Selain itu, maksud dari motif batik

tersebut adalah sebagai pengingat bagi manusia untuk

selalu berdo’a dan memohon hanya kepada yang di atas

atau Allah Swt.

“Motif Mega Mendung iku wis dadi nyawane wong

Cirebon. Sebab ning sejarae Sunan Gunung Jati seng

wis jadinang Cirebon kerajaan Islam terus santri

atawa muride pada ngelakoni kesenian ngebatik.

Nah, batik mega mendung duwe maksud bari kita

para menusa kudu jejaluk ning Gusti Allah.”1

1

Motif mega mendung itu sudah menjadi nyawa orang Cirebon.

Sebab dalam sejarahnya, Sunan Gunung Jati menjadikan Cirebon sebagai

kerajaan Islam dan para santri atau muridnya diajarkan membuat kesenian

batik. Nah, batik mega mendung mempunyai arti agar para manusia meminta

hanya kepada Allah SWT. Wawancara bersama Mak Ung, (Pengrajin Batik

dan Budayawan di Kali Tengah, Kabupaten Cirebon) pada Minggu, 31 Maret

2019.

Page 76: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

60

Page 77: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

61

(berkah).

Tabel 4.1

Motif batik Mega Mendung adalah motif

batik yang memiliki pola dasar berbentuk awan

yang melingkar. Motif batik ini memiliki warna

biru tua sebagai warna utama dengan sedikit warna

biru muda sebagai gradasi warna yang menambah

kesan elegan. Selain itu untuk garis awannya

berwarna putih. Sebagai karya seni tingkat tinggi,

motif batik Mega Mendung memiliki makna yang

terdapat pada pola awan dan setiap warnanya.

Bentuk awan dimaknai sebagai perlindungan,

warna putih sebagai kesucian, biru muda sebagai

harapan dan biru tua sebagai tanda mendung atau

akan turun hujan (berkah).

2. Langue dan Parole

Menurut Ferdinand de Saussure langue

merupakan suatu bahasa atau sistem yang dapat

dipahami oleh setiap individu-individu dalam

suatu masyarakat. Dalam motif batik Mega

Mendung, ciri yang paling menonjol untuk

menggambarkan motif batik tersebut adalah

gambar awan yang menggumpal dan saling

menyambung. Motif ini sudah menjadi ikon dari

kota Cirebon dan sebagian besar masyarakat

Cirebon mengetahui motif batik ini walaupun

Page 78: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

62

Page 79: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

63

masyarakat awam dengan ciri gambar awan yang

saling sambung-menyambung.

Selain langue yang mengatakan bahasa

atau sistem dipahami oleh setiap individu dalam

suatu masyarakat, terdapat juga parole. Menurut

Ferdinand de Saussure parole adalah suatu

kesatuan yang diujarkan oleh seseorang. Kesatuan

tersebut melingkupi konstruksi-konstruksi individu

yang lahir dari kegiatan seorang penutur.

Sederhananya, individu bebas mengartikan atau

memaknai suatu ucapan atau tindakan yang

dilakukan oleh sang penutur.

Motif batik Mega Mendung memiliki

banyak makna, baik tentang kehidupan

bermasyarakat dan beragama. Dalam kehidupan

bermasyarakat, motif batik Mega Mendung

memiliki makna seorang pemimpin yang ditandai

dengan gambar awan harus selalu memberikan

perlindungan kepada masyarakat atau

bawahannya. Selain itu warna biru sebagai warna

dasar motif batik Mega Mendung menandakan

maskulinitas seorang pria yang dimana menurut

kamus besar bahasa Indonesia maskulinitas adalah

keberanian, kemandirian dan ketegasan.3 Motif

3Maskulinitas (disebut juga kejantanan atau kedewasaan) adalah

sejumlah atribut, perilaku, dan peran yang terkait dengan anak laki-laki dan

pria dewasa. Maskulinitas didefinisikan secara sosial dan diciptakan secara

biologis.Sifat maskulin berbeda dengan jenis kelamin. baik laki-laki maupun

Page 80: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

64

Mega Mendung juga memiliki makna, bahwa

seseorang yang sedang dilanda kesedihan atau

berduka ditandai dengan awan mendung berarti

dilarang larut dalam kesedihan. Seseorang tersebut

harus menghadapi kesedihan dengan ketenangan

dan kesejukan seperti awan mendung yang

memberikan hawa sejuk.

“Mega Mendung iku banyak artinya, misal

pemimpin harus sering ngasih bawahan atau

masyarakat perlindungan dan kenyamanan.

Terus warna biru diartinang sifat maskulin

yang bijaksana. Mega mendung ngajaraken

seseorang yang sedih jangan sampe larut

sedih. Harus nyikapi kesedihan dengan

ketenangan kaya awan mendung yang

memberikan hawa sejuk.” 4

Dalam kehidupan beragama, Mega

Mendung memiliki pesan-pesan tersendiri. Dalam

kepercayaan Taoisme, awan melambangkan dunia

yang luas, abadi, bebas dan bermakna

transendental konsep ketuhanan.5 Selain itu Mak

Ung selaku budayawan dan pembatik mengartikan,

bahwa motif batik Mega Mendung itu memiliki

pesan agar para pemakainya selalu mengingat

perempuan dapat bersifat maskulin. Ciri-ciri yang melekat pada istilah

maskulin adalah keberanian, kemandirian dan ketegasan.

4Wawancara bersama Mak Ung, (Pengrajin Batik dan Budayawan di

Kali Tengah, Kabupaten Cirebon) pada Minggu, 31 Maret 2019. 5

Labib Ilmi, “Makna Motif Mega Mendung dan Wadasan Pada

Keraton di Cirebon,” (Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,

2012).

Page 81: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

65

Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan

perlindungan bagi mahluk hidup di dunia, karena

awan itu di atas jadi kita yang di bawah harus

selalu momohon dan menggantungkan segala

sesuatunya hanya pada Allah SWT. Pesan tersebut

ditandai oleh awan yang melambangkan dunia atas

atau dunia luas yang diciptakan Allah SWT.

Dalam Islam pesan tersebut dijelaskan

dalam Al-qur’an surat Al-Ikhlas, ayat 1-4, yang

berbunyi:

الصهمد )( ل يلد و أحد )( الله ين ( ول د )ل يول قل هو الله له كفوا أحد

Artinya: Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang

Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung

kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan

tidak pula diperanakkan,dan tidak ada seorangpun

yang setara dengan Dia.6

“Mega Mendung iku mengajarkan setiap

manusia agar terus mengingat yang di atas,

yaitu Gusti Allah. Meminta, memohon terus

berdoa hanya pada Gusti Allah, sebab Allah

yang nyiptaknang langit, bumi dan seisinya.”7

Selain pemaknaan tersebut, masih terdapat

beberapa pendapat atau makna tentang motif batik

6

Assobar, “Al-Qur’an dan Tejemahannya.” (Jakarta: Pustaka Al-

Mubin), h. 604.

7Wawancara bersama Mak Ung, (Pengrajin Batik dan Budayawan di

Kali Tengah, Kabupaten Cirebon) pada Minggu, 31 Maret 2019.

Page 82: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

66

Mega Mendung. Sesuai dengan parole yang

memberikan individu untuk bebas menuturkan

atau memaknai suatu tanda dan bahasa yang

berkembang dalam masyarakat.

3. Sinkronik dan Diakronik

Dalam kajian lingusitik sinkronik menurut

Saussure merupakan studi tentang kebahasaan

untuk satu waktu tertentu. Jadi sinkronik

mempelajari suatu bahasa atau sistem yang

terdapat dalam waktu tertentu. Sedangkan

diakronik menjelaskan bahasa atau sistem dari

waktu ke waktu.

Dalam motif batik Mega Mendung, simbol

awan merupakan simbol dasar yang digunakan

oleh para pengrajin batik. Bentuk awan tersebut

telah ada sejak awal kesenian membatik di

Cirebon. Simbol awan tersebut telah bertahan dari

generasi ke generasi hingga saat ini.

Menurut Mak Ung yang menjadi ciri atau

tanda motif batik Mega Mendung adalah adanya

simbol awan. Simbol tersebut yang kemudian

dikenal sebagai Mega Mendung. Jika simbol awan

dihilangkan, maka batik tersebut tidak bisa disebut

sebagai Mega Mendung. Maka dari itu, seorang

pembatik yang membuat motif Mega Mendung

wajib menghadirkan gambar awan.

Page 83: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

67

Page 84: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

68

tersebutdikarenakan untuk menyesuaikan

kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain

perubahan warna, terdapat tambahan berbagai

macam simbol, seperti di atas terdapat gambar

kupu-kupu berwarna hijau yang mendampingi

gambar awan.

“Sekarang jaman udah maju.Jadi

produksi batik juga harus maju nyesuain

kebutuhan pasar atau keinginan pembeli.

Terus supaya lebih menarik aja biar

pembeli gak bosan sama motif batik yang

itu-itu aja.”9

4. Paradigmatik dan Sintagmatik

Menurut Saussure, paradigmatik

merupakan sinonim dari suatu tanda. Setiap tanda

akan mempengaruhi makna yang kemudian makna

tersebut menjadi poros sintagmatik.

Dalam penelitian motif batik Mega

Mendung, paradigmatik dari motif ini adalah

simbol awan yang merupakan simbol utama dari

motif tersebut.Jika simbol awan diganti dengan

simbol bunga atau daun, maka motif tersebut tidak

bisa disebut sebagai motif Mega Mendung.

Walaupun simbol bunga atau daun mendominasi

motif batik, tapi jika terdapat gambar awan maka

9Wawancara bersama Ibu Ade Ervina, (Pengusaha Batik Rumah,.

Kali Tengah, Kabupaten Cirebon) pada Minggu, 31 Maret 2019.

Page 85: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

69

Page 86: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

70

Page 87: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

71

menyambung

membentuk

segi empat.

sedang

melaksanakan

proses

pernikahan.

Tabel 4.3

Motif batik Sawat Pengantin merupakan

motif batik khas pedalaman yang memiliki

berbagai pola dasar, diantaranya terdapat pohon,

sayap dan garis-garis yang membentuk segi empat.

Sama halnya dengan batik Mega Mendung, setiap

pola dari motif Sawat Pengantin memiliki makna

yang dalam, khususnya bagi para pengantin yang

sedang melaksanakan prosesi pernikahan. Namun,

saat ini motif Sawat Pengantin sulit ditemukan.

Hal tersebut dikarenakan dahulu motif batik ini

hanya digunakan oleh para Abdi Dalam Keraton

Cirebon dan pengantin.

2. Langue dan Parole

Motif batik Sawat Pengantin merupakan

salah satu motif yang masuk dalam katagori batik

kelas atas, sebab motif batik ini hanya khusus

digunakan oleh kalangan Abdi Dalam keraton

Cirebon dan para pengantin. Selain faktor di atas,

makna yang terkandung di dalam motif batik

Sawat Pengantin juga tinggi, khususnya bagi

pengantin yang mengadakan acara resepsi

Page 88: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

72

pernikahan. Namun dalam perkembangannya,

masyarakat secara umum belum mengetahui

banyak tentang batik Sawat Pengantin. Hal

tersebut dikarenakan keberadaannya yang hanya

ada di lingkungan keraton Cirebon dan tidak

disebarluaskan kepada masyarakat sekitar.

“Batik Sawat Penganten atau Mas

nyebutSawat Pengantin itu batike para

abdi dalem keraton. Batik sawat itu batik

langka, terus cuma bisa dilihat oleh

masyarakat umum misal ada nikahan yang

pengantennya menggunakan kemben10

batik

Sawat Pengantin.”11

Jadi dalam perkembangannya saat ini,

motif Sawat Pengantin hanya dikenal oleh orang-

orang tertentu, seperti pembatik, pengamat budaya

dan Abdi Dalam Keraton. Selain itu, motif ini

hanya digunakan dalam acara-acara khusus seperti

pernikahan sehingga masyarakat secara umum

masih banyak yang mengetahuinya.

Menurut Mak Ung, motif batik Sawat

Pengantin memiliki berbagai makna, diantaranya

adalah pengharapan seorang pengantin agar

kehidupan berkeluarganya diberi perlindungan

oleh Allah SWT. Dalam motif batik Sawat

Pengantin, perlindungan tersebut ditandai dengan

10Pakaian tradisional yang digunakan dengan cara melilitkan kain

batik dari dada sampai kaki.

11Wawancara bersama Mak Ung, (Pengrajin Batik dan Budayawan di

Kali Tengah, Kabupaten Cirebon) pada Minggu, 31 Maret 2019.

Page 89: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

73

gambar pohon. Selain perlindungan dari Allah

makna pohon dalam motif tersebut adalah suatu

keluarga yang kokoh dan dapat saling menghidupi.

Selanjutnya dalam motif tersebut terdapat gambar

sayap yang memiliki makna, bahwa setiap harapan

dan do’a yang keluar akan langsung menuju ke

atas atau langsung sampai kepada Allah SWT.

Dalam motif batik sawat pengantin, gambar pohon

dan sayap dikelilingi oleh garis-garis yang

berhubungan membentuk persegi empat. Garis-

garis tersebut mempunyai makna menjaga

keseimbangan hidup. Jadi, garis yang membentuk

persegi empat tersebut adalah gambaran

keseimbangan antara dunia dan akhirat atau

individu dan sosial.

“Batik sawat penganten itu punya tiga

gambar utama. Ada pohon terus elar atau

sayap terus gars kotak-kotak. Pohon

gambarnang perlindungan soale rimbun

terus kokoh, sayap itu nerbangin harapan

do’a yang kesebut terakhir garis-garis itu

keseimbangan.”12

3. Sinkronik dan Diakronik

Dari dulu hingga saat ini motif batik Sawat

Pengantin tidak mengalami perubahan atau

penambahan pola-pola baru. Hal tersebut

dikarenakan untuk menjaga kelestarian dan makna

12Wawancara bersama Mak Ung, (Pengrajin Batik dan Budayawan di

Kali Tengah, Kabupaten Cirebon) pada Minggu, 31 Maret 2019.

Page 90: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

74

yang terkandung di dalamnya. Dalam aspek

kegunaannya, dahulu motif batik Sawat

Pengantinhanya digunakan oleh kalangan Abdi

Dalam keraton Cirebon dan dalam acara-acara

pernikahan di Cirebon.

“Gambar motif Sawat Penganten tidak

berubah, tidak ada tambahan-tambahan

gambar.Misalkan dirubah berarti

mengganti makna dan namanya bukan

Sawat Pengantin lagi.”13

Namun seiring berkembangnya waktu,

pengantin sudah jarang yang menggunakan batik

Sawat Pengantin sebagai pakaian adat karena lebih

memilih gaun-gaun yang lebih terlihat anggun.

Selain itu, walaupun tidak ada perubahan dari pola

tetapi dalam segi pewarnaan mengalami

perubahan. Dahulu batik ini memiliki warna dasar

putih dan coklat, namun saat ini banyak ditemukan

warna coklat dan hitam atau coklat dan kuning.

Perkembangan lain dari motif sawat pengantin ini

adalah dari aspek produksi yangdimana saat ini

sudah banyak industri-industri rumah yang

membuat batik ini.

“Jamannya udah berubah. Udah jarang

penganten yang mau make pakaian adat,

khususnya batik motif Sawat. Udah pada milin

gaun-gaun modern yang lebih bagus. Terus

13Wawancara bersama Mak Ung, (Pengrajin Batik dan Budayawan di

Kali Tengah, Kabupaten Cirebon) pada Minggu, 31 Maret 2019.

Page 91: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

75

perubahan lain itu di pewarnaan Mas. Dulu

warna sawat penganten coklat dan putih terus

sekarang banyak variasi, misal coklat dan

hitam atau coklat tambah kuning.”14

4. Paradigmatik dan Sintagmatik

Paradigmatik Sintagmatik

Pohon, sayap dan

garis kotak-kotak.

Pola dasar motif batik Sawat

Pengantin Binatang, bulu

dan lingkaran.

Tabel 4.4

Motif Sawat Pengantin memiliki tiga pola

utama, yaitu pohon yang berarti perlindungan

Allah SWT atau keluarga tidak dapat digambarkan

dengan binatang, kemudian sayap yang berarti

mengantarkan harapan atau do’a langsung ke Allah

SWT tidak dapat digambarkan dengan bulu dan

garis kotak-kotak yang berati keseimbangan hidup

dunia dan akhirat tidak dapat dirubah dengan

sebuah lingkaran. Pola-pola tersebut tidak berubah

dari waktu ke waktu dan jika terdapat perubahan

pada bentuk polanya maka tidak lagi disebut batik

Sawat Pengantin.

14Wawancara bersama Mak Ung, (Pengrajin Batik dan Budayawan di

Kali Tengah, Kabupaten Cirebon) pada Minggu, 31 Maret 2019.

Page 92: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

76

Motif terakhir yang penulis teliti adalah motif

batik Paksi Naga Liman.Motif ini merupakan salah satu

motif batik keraton yang dipakai oleh abdi dalam

keraton.Motif batik ini diadopsi dari kereta Paksi Naga

Liman yang merupakan kendaraan Sultan Cirebon pada

zaman dulu.Paksi Naga Liman merupakan lambang

kekuatan kerajaan Cirebon yang dimana Paksi

melabangkan udara, Naga melambangkan laut dan

Liman melambangkan darat.

Gambar 4.7

1. Sign, Signifier, Signified

Sign Signifier Signified

Motif batik

Paksi Naga

Liman

Nampak sebuah

kereta yang

ditarik oleh

binatang fiksi

Cirebon, yaitu

Paksi Naga

Liman atau

Paksi naga liman

adalah binatang

fiksi yang

melambangkan

kekuatan kerajaan

Cirebon. Paksi

atau burung

Page 93: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

77

Garuda

diwakilkan

dengan sayap,

Naga

diwakilkan

dengan tubuh

dan Gajah

diwakilkan

dengan kepala

yang saling

berhadapan di

antara gapura

khas keraton.

Selain itu

terdapat motif

karang di bawah

kereta.

Garuda bermakna

kekuatan udara,

Naga merupakan

simbol kekuatan

air atau laut

kemudian Liman

atau Gajah adalah

kekuatan daratan.

Tabel 4.5

2. Langue dan Parole

Motif batik Paksi Naga Liman merupakan

motif yang menggambarkan kereta kencana atau

kendaraan Sultan kerajaan Islam Cirebon.Paksi

Naga Liman sendiri adalah binatang fiksi yang ada

di Cirebon.Setiap binatang tersebut melambangkan

suatu kekuatan.Nama Paksi Naga Liman sendiri

sangat populer di kalangan masyarakat Cirebon

Page 94: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

78

sebagai salah satu bukti peninggalan sejarah

kerajaan Islam di Cirebon.

“Paksi Naga Liman sudah terkenal di

masyarakat Cirebon, sebab sering

dipamerkan di acara-acara syukuran, ider-

ideran atau arak-arakan terus bisa dilihat di

musium keraton.Paksi Naga Liman

sebenernya binatang mitos gabungan Garuda,

Ular Naga terus Gajah.”15

Binatang Paksi Naga Liman sendiri

memiliki makna kekuatan kerajaan Islam

Cirebon.Paksi atau burung Garuda dengan

sayapnya melambangkan kekuatan udara kerajaan.

Kemudian Naga dengan tubuhnya memiliki makna

kekuatan tempur laut dan terakhir Liman atau

Gajah dengan kepala mendongak ke atas yang

memegang tombak memiliki makna kekuatan

perang di darat, hal tersebut dikarenakan Gajah

dianggap sebagai salah satu binatang terkuat yang

ada di daratan. Selain itu, tombak yang dipegang

belalai gajah berarti seorang pemimpin yang

mempunyai integritas atau tujuan yang jelas bagi

masyarakatnya.

“Paksi itu burung Garuda yang dipercaya

sebagai penguasa langit, Naga berarti

penguasa laut terus Liman Gajah makhluk

atau binatang kuat di darat.Nah tombak

yang ada di Gajah berarti pemimpin atau

15Wawancara bersama Mak Ung, (Pengrajin Batik dan Budayawan di

Kali Tengah, Kabupaten Cirebon) pada Minggu, 31 Maret 2019.

Page 95: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

79

Page 96: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

80

Page 97: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

81

Paradigmatik Sintagmatik

Garuda, Naga, Gajah Simbol kekuatan

kerajaan Islam Cirebon Elang, Kobra, Singa

Tabel 4.6

Sayap dalam Paksi Naga Liman dipercaya

sebagai sayap burung Garuda yang merupakan

simbol negara Indonesia, kemudian Naga yang

menjadi tubuh merupakan binatang mitologi yang

menjaga laut dan kepala Gajah yang belalainya

memegang tombak. Tiga binatang tersebut tidak

dapat dipisahkan atau digantikan dengan binatang-

binatang lain walaupun jenisnya sama karena sudah

melekat di kepala masyarakat Cirebon.

B. Struktur Luar (Surface Structure) Motif Batik

Cirebonan

1. Sejarah Motif Batik Cirebonan

Lahirnya beragam kesenian masyarakat Cirebon

tidak lepas dari letak Cirebon yang strategis dengan

adanya pelabuhan Muara Jati yang berdiri pada awal

Abad ke-16. Pelabuhan tersebut menjadi tempat

singgah dan menetap bagi para pedagang dari China,

India, dan Arab. Kondisi tersebut kemudian

melahirkan berbagai akulturasi, khususnya dalam

bidang kesenian. Salah satu kesenian yang mendapat

Page 98: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

82

Page 99: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

83

Page 100: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

84

Page 101: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

85

Page 102: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

86

Page 103: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

87

Melihat sejarah atau mitologinya, Gajah merupakan

salah satu hewan yang sering digunakan sebagai dalam

kendaraan dalam peperangan. Sehingga dalam motif batik

Paksi Naga Liman, Gajah memiliki makna sebagai

penjaga alam bawah atau bumi dari kejahatan selain itu,

Gajah juga bermakna bahwa seorang pemimpin harus

memiliki kesabaran dan selalu mengayomi.

Gambar 4.15

Hewan kedua mahluk mitologi Paksi Naga Liman

adalah Ular Naga. Dalam Paksi Naga Liman bentuk Ular

Naga bisa dilihat pada tubuh hewan tersebut. Ular Naga

dalam mitologi Hindu yang terdapat dalam cerita

Mahabrata dipercayai sebagai peguasa dunia bawah atau

air. Sedangkan menurut kepercayaan masyarakat

Indonesia sebelum Hindu mempercayai Naga sebagai

mahluk yang memberikan kesuburan dalam bidang

pertanian. Kesuburan tersebut diperoleh dari ketersediaan

air yang dikuasai oleh Naga untuk sawah.

Page 104: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

88

Gambar 4.16

Liman atau Burung Garuda merupakan sayap dalam

mahluk mitologi Paksi Naga Liman. Sayap tersebut

merupakan perwujudan dari dunia atas atau langit. Dalam

mitologi Hindu, Garuda merupakan perwujudan setengah

manusia dan setengah burung yang menjadi Raja bagi

para burung. Garuda dipuja karena sering disebut sebagai

perwujudan Dewa Api karena sinarnya yang terang.

Dalam kitab Ramayana, Garuda diceritakan membantu

Rama ketika mencari Shinta yang pada saat itu diculik

oleh Rahwana. Di Indonesia sendiri Garuda dijadikan

sebagai simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia

dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Burung Garuda

memiliki filosofi agar bangsa Indonesia menjadi bangsa

yang besar dan kuat. Hal tersebut bertujuan untuk

memberitahu kepada masyarakat, bahwa Indonesia harus

menjadi negara yang maju dan selalu jaya.

Page 105: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

89

2. Tradisi Batik Cirebonan

Sebagai warisan leluhur, batik menjadi kesenian

wajib bagi mayarakat Cirebon. Upaya melestarikan batik

sendiri masih terjaga dengan adanya pusat kesenian batik

Cirebon di daerah Trusmi. Tradisi membatik di daerah

Trusmi sendiri bermula pada abad ke-16 dimana pada saat

itu Sunan Gunung Jati bersama muridnya Ki Gede Trusmi

menyebarkan agam Islam di wilayah Trusmi. Saat itu

batik menjadi salah satu komoditi perekonomian kerajaan

Islam Cirebon.

Pada masa kejayaan kerajaan Islam Cirebon batik

hanya digunakan oleh para Abdi Dalam Keraton dan para

santri. Seperti motif Mega Mendung yang sampai saat ini

masih menjadi ikon di Cirebon. Hal tersebut dapat dilihat

dari berbagai ornamen-ornamen yang terdapat di sekitar

Keraton. Adapun motif Sawat Pengantin yang dahulu

hanya digunakan saat diselenggarakannya pernikahan-

pernikahan dan motif Paksi Naga Liman yang diadopsi

dari kereta kencana atau kendaraan Sunan yang ditarik

oleh mahluk mitologi yang menjadi salah satu motif batik

keratonan. Bagi masyarakat dahulu batik merupakan

komoditi yang langka karena keberadaannya hanya

terdapat di lingkungan keraton.

Namun setelah sepeninggalan Sunan Gunung Jati,

kesenian membatik tidak hanya dilakukan oleh para Abdi

Dalam Keraton atau santri tetapi masyarakat umum juga

dapat memproduksi batik sendiri. Faktor perekonomian

Page 106: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

90

Keraton yang tidak stabil mengakibatkan para masyarakat

harus mulai hidup mandiri dengan membatik dan dijual

kepada Keraton untuk dijual lagi kepada para pedagang

asing yang sedang berlabuh di Cirebon. Sampai saat ini

batik masih menjadi salah satu komoditi masyarakat

Cirebon.

3. Aktifitas Sosial Masyarakat

Dalam perkembangannya kesenian membatik di

Cirebon mengalami berbagai hambatan, salah satunya

adalah kurangnya generasi muda yang bisa membuat batik

tulis. Hal tersebut menjadi kekhawatiran akan kelestarian

batik Cirebonan. Selain itu kemajuan teknologi menjadi

faktor yang sangat berpengaruh untuk kelestarian batik

tulis karena dengan adanya teknologi proses membatik

menjadi lebih cepat dan instan sehingga mempengaruhi

harga dan kualitasnya. Berbeda dengan batik tulis yang

proses pembuatannya membutuhkan waktu lama karena

dikerjakan dengan cara manual.

Namun sejak ditetapkannya batik sebagai warisan

budaya oleh UNESCO para pengusaha batik turut

melestarikan kesenian membatik dengan cara

mengundang para pelajar dari mulai TK, SD, SMP, dan

SMA untuk belajar membuat batik tulis. Kegiatan tersebut

diharapkan menjadi salah satu upaya agar generasi muda

di Cirebon bisa menjaga keberadaan batik tulis. Upaya

lain dari proses pelestarian batik adalah setiap tanggal 2

Oktober pemerintah atau pengusaha batik mengadakan

Page 107: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

91

acara berbentuk festival batik yang bertujuan agar batik

lebih dikenal dan dicintai oleh masyarakat. Selain itu di

tanggal yang sama seluruh instansi di Cirebon

mewajibkan anggotanya untuk menggunakan batik.

Adapun upaya pelestarian batik yang dilakukan

oleh masyarakat Cirebon adalah dengan menjadikan batik

sebagai pakaian formal saat menghadiri acara-acara

seperti pernikahan, pemakaman, pertemuan orang tua

murid sekolah dengan para guru dan lain-lain. Upaya-

upaya yang dilakukan masyarakat tersebut bertujuan

supaya keberadaan batik tidak tergerus oleh

perkembangan fashion yang mengikuti perkembangan

zaman.

C. Estetika Islam Dalam Motif Batik Cirebonan

Batik merupakan karya seni tingkat tinggi dengan

gambar berbentuk pola-pola. Dalam perkembangannya,

selain merupakan karya seni batik juga dapat dijadikan

sebagai media manusia untuk tetap mengingat kebesaran

Allah Swt. Cirebon sebagai salah satu kerajaan Islam

yang ada di wilayah pulau Jawa menjadikan batik sebagai

media silaturahmi antar masyarakat dengan keluarga

keraton. Maka dari itu, sampai saat ini para pengrajin

batik tetap menjaga eksistensi batik dan menjaga

kelestariannya.

Melihat hal tersebut, penulis melihat batik bukan

hanya sekedar komoditas yang diperjual belikan,

melainkan terdapat makna yang dalam. Tingginya estetika

Page 108: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

92

yang terkandung membuat batik banyak digemari oleh

masyarakat, khususnya di Indonesia. Ismail Raji Al-

Faruqi mengatakan setiap kesenian atau estetika Islam

harus selalu dilandasi dengan pernyataan kalimat tauhid.

Dalam bukunya, Seni Tauhid, Ismail menyebut terdapat

enam karakteristik estetika dalam Islam. Maka dari itu,

dalam bagian ini penulis akan menganalisis motif batik

Cirebonan sesuai dengan karakteristik yang disebutkan

oleh Ismail Raji Al-Faruqi.

1. Abstraksi

Seperti yang sudah dituliskan di atas, motif

batik Mega Mendung memiliki banyak makna,

salah satunya ialah agar pemakainya dapat selalu

mengingat keesaan Allah SWT. Pola awan sebagai

pola utama menggambarkan dunia atas yang di

mana masyarakat percaya bahwa dunia atas adalah

tempat di mana Allah SWT bersemanyam. Dalam

Al-qur’an surat At-Thaha ayat 5 terdapat ayat yang

mengatakan bahwa Allah SWT berada di atas

Arsy.

وى ت رش اس ع ل ى ا ل ع الرهح Artinya: (Yaitu) Tuhan Yang Maha

Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy.17

Sama halnya dengan motif batik Mega

Mendung, motif batik Sawat Pengantin juga

17Assobar, “Al-Qur’an dan Tejemahannya,” h. 312.

Page 109: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

93

memiliki makna yang mengingatkan manusia

kepada Allah SWT. Motif batik Sawat memiliki

makna pengharapan seorang pengantin agar

kehidupan berkeluarganya diberi perlindungan

oleh Allah SWT. Dalam motif batik Sawat

Pengantin, perlindungan tersebut ditandai dengan

gambar pohon. Selain itu, dalam motif tersebut

terdapat gambar sayap yang memiliki makna,

bahwa setiap harapan dan do’a yang keluar

akanlangsung menuju ke atas atau langsung

sampai kepada Allah SWT.

Al-qur’an menjelaskan hal tersebut dalam

surat Al-A’raf ayat 55, berikut bunyi suratnya;

نهه ل يب ة إ ي ف ا وخ رع ض م ت وا ربهن ع اد

ي د ت ع م ال Artinya: Berdo’alah kepada Tuhanmu

dengan berendah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang melampaui batas.18

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah

menyeru kepada manusia agar selalu berdo’a atau

memohon hanya kepada-Nya dengan kerendahan

hati dan suara yang lemah lembut dengan kata lain

18Assobar, “Al-Qur’an dan Tejemahannya,” h. 157.

Page 110: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

94

seseorang harus berdo’a dengan perasaan pasrah

dan takut do’a tersebut tidak diterima Allah SWT.

Motif terakhir adalah motif Paksi Naga

Liman yang merupakan batik keratonan. Motif

batik ini memiliki pola utama binatang fiksi yang

menarik sebuah kereta Sultan kerajaan Islam

Cirebon. Sebagai binatang fiksi, tentu Paksi Naga

Liman memberikan makna bagi seorang pemimpin

atau manusia agar menjadi manusia yang berbuat

baik dan dapat membawa perubahan. Seperti

dalam Al-qur’an surat Al-Ankabut ayat 69 yang

menjelaskan bahwa Allah selalu bersama orang-

orang yang selalu berbuat baik.

ا ن ل ب م س ه ن ه ي د ه ن ا ل ين وا ف د اه ي ج والهذ

ي ن س ح م ل ع ا م نه الله ل وإ Artinya: Dan orang-orang yang berjihad

untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan

Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami.

Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang

yang berbuat baik.19

19Assobar, “Al-Qur’an dan Tejemahannya,” h. 404.

Page 111: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

95

2. Struktur Modular

Struktur modular menjelaskan bahwa karya

seni Islam tersusun atas kombinasi-kombinasi

kecil yang membentuk satu kesatuan. Dalam motif

batik Cirebonan, pola-pola yang ada di dalam

batiknya saling sambung menyambung. hal

tersebut menjelaskan adanya kesatuan makna

dalam batik tersebut.

3. Kombinasi Suksesif

Dalam estetika Islam, kombinasi suksesif

menjelaskan adanya pola yang berkelanjutan.

Walaupun terdapat pola-pola baru atau tambahan,

tapi tidak merubah makna utama atau makna dari

pola dasarnya.

Dalam motif batik Mega Mendung,

perkembangan dunia fashion mengharuskan

adanya modifikasi atau penambahan-penambahan

pola baru seperti penambahan pola kupu-kupu

ataupun daun-daunan. Akan tetapi, masyarakat

pada umumnya akan melihat batik tersebut tetap

sebagai motif batik mega mendung.

4. Repetisi

Pengulangan atau repetisi memiliki tujuan

sebagai penegasan akan makna-makna yang

terkandung dalam setiap pola. Dalam motif batik

Cirebonan, repetisi terdapat pada adanya pola yang

diulang-ulang dengan maksud sebagai penegasan

Page 112: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

96

akan makna yang terkandung di dalamnya. Selain

itu, pengulangan akan menghasilkan nilai seni

yang tinggi sehingga dapat menaikan harga jual

dari batik tersebut.

Dalam motif batik Mega Mendung,

pengulangan pola awan akan menegaskan kepada

pemakainya agar di setiap waktunya seseorang

mengingat Allah SWT. Kemudian, dalam batik

Sawat Pengantin pengulangan pola pohon, sayap

dan garis persegi memiliki makna bahwa sebagai

manusia harus selalu memohon atau berdo’a hanya

kepada Allah agar diberikan perlindungan.

Terakhir motif batik Paksi Naga Liman yang

diulang-ulang diharapkan manusia agar selalu

berbuat baik dan bertanggung jawab atas

perbuatannya.

5. Dinamisme

Seiring perkembangan waktu, industri

batik selalu mengalami berbagai inovasi. Hal

tersebut bertujuan agar seni batik tetap dapat

dinikmati oleh setiap orang dari berbagai

golongan. Selain perkembangan dalam bidang

mode atau fungsinya, batik juga mengalami

berbagai perubahan dalam bidang motifnya.

Dalam motif batik Mega Mendung, saat ini

terdapat berbagai macam variasi atau penambahan-

penambahan pola sesuai dengan selera pasar dan

Page 113: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

97

kebutuhan konsumen. Berbeda dengan motif batik

Mega Mendung, motif batik Sawat Pengantin tidak

banyak mengalami perubahan. Perubahan dalam

motif Sawat Pengantin hanya terdapat dalah hal

pewarnaan. Perubahan dan perkembangan juga

terlihat dari motif batik Paksi Naga Liman yang

dimana saat ini banyak terdapat pecampuran antara

batik Paksi Naga Liman dengan motif batik Singa

Barong atau motif batik Paksi Naga Liman dengan

motif Mega Mendung dalam satu kain batik.

Seperti yang dijelaskan di atas, walaupun terdapat

penambahan-penambahan polatidak berarti

merubah makna dari pola utama batik tersebut.

6. Kerumitan

Batik merupakan karya seni yang memiliki

nilai tinggi baik dari aspek penjualan maupun

pemaknaan. Nilai yang tinggi tersebut dikarenakan

adanya pola-pola yang tidak semua orang bisa

membuatnya. Pola-pola yang rumit ini

mengharuskan para penikmat karya seni ataupun

seseorang berfikir secara mendalam untuk

memahami pesan yang hendak disampaikan dalam

setiap polanya. Dalam hal pembuatannya pun

mengharuskan seseorang pembatik memiliki

konsentrasi yang tinggi agar batik yang

dihasilkannya berkualitas.

Page 114: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

98

Motif batik Mega Mendung memiliki pola

yang sederhana, akan tetapi untuk menghasilkan

batik yang berkualitas tinggi dengan pola-pola

yang saling berhubungan, pembatik harus tetap

memiliki konsentrasi dan konsisten agar tidak

banyak terjadi kesalahan dalam menggambar pola

dan ukuran setiap polanya. Berbeda dengan motif

batik Sawat Pengantin yang memiliki tingkat

kerumitan yang tinggi, karena dalam motif Sawat

Pengantin terdapat banyak pola-pola yang harus

saling berkaitan. Karena memiliki tingkat

kerumitan yang tinggi, tidak semua pembatik di

Cirebon bisa membuat motif Sawat Pengantin.

Motif selanjutnya adalah motif Paksi Naga Liman

yang merupakan hasil adopsi dari kereta atau

kendaraan Sultan kerajaan Islam Ciebon. Motif

batik Paksi Naga Liman adalah salah satu motif

batik yang memiliki tingkat kerumitan tinggi.

Motif ini menggambarkan sebuah kereta Paksi

Naga Liman yang sedang berhadapan, maka dari

itu pembatik merasa kesulitan karena harus

menyamakan ukuran motif Paksi Naga Liman

yang saling berhadapan.

Page 115: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh peneliti,

maka dapat disimpulkan bahwa dalam motif batik

Cirebonan terdapat estetika Islam yang terkandung di

dalamnya. Kesimpulan tersebut berdasarkan analisis dari

teori strukturalisme Ferdinand de Saussure yang terbagi

menjadi dua, yaitu struktur dalam dan struktur luar, serta

analisis estetika Islam dari Ismail Raji Al-Faruqi. Adapun

kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah, antara lain:

1. Struktur Dalam (deep structure) Motif Batik

Cirebonan

Motif batik merupakan salah satu karya

seni yang memiliki nilai tinggi karena di setiap

polanya memiliki makna yang dalam. Adapun

makna dan estetika Islam yang terkandung dalam

motif batik Cirebonan, seperti Mega Mendung

yang memberikan pesan kepada manusia agar

selalu mengingat Allah SWT karena dalam motif

tersebut terdapat pola awan yang menggambarkan

dunia atas tempat Allah bersemayam. Sama halnya

dengan motif mega mendung, motif sawat

pengantin mengandung makna yang dalam,

khususnya bagi para pengantin atau masyarakat

pada umumnya agar selalu berdo’a dan memohon

segala sesuatunya kepada Allah SWT. Makna

Page 116: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

100

tersebut digambarkan dengan pola pohon, sayap

dan garis-garis kotak. Sedangkan motif terakhir,

yaitu motif Paksi Naga Liman memiliki makna

yang diwakilkan oleh mahluk fiksi Paksi yang

berarti Burung Garuda sebagai perwujudan dunia

atas, kemudian Naga sebagai perwujudan dunia air

dan Liman atau Gajah sebagai perwujudan dunia

bawah atau tanah. Selain itu, Paksi Naga Liman

dahulu dipercaya oleh masyarakat Cirebon sebagai

mahluk yang menjaga kerajaan Islam Cirebon dari

para penjajah.

2. Struktur Luar (surface structure) Motif Batik

Cirebonan

Dalam sejarahnya, motif batik Cirebonan tidak

terlepas dari pengaruh budaya luar, seperti Hindu dan

China. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah Cirebon

sebagai daerah transit para pedagang dari dalam dan

luar negeri. Pengaruh budaya asing pada motif batik

Cirebonan dapat dilihat pada motif batik Mega

Mendung yang terinspirasi dari motif-motif atau

hiasan awan yang terdapat pada ornamen-ornamen

kerajaan China dinasti Ming. Selain motif batik Mega

Mendung, batik lain yang mendapatkan pengaruh

budaya asing adalah motif batik Paksi Naga Liman.

Motif batik tersebut terinspirasi dari kereta kencana

yang ditarik oleh hewan fiksi, yaitu Paksi atau Gajah,

Naga atau Ular Naga, dan Liman atau Burung Garuda.

Hewan-hewan tersebut merupakan hewan yang banyak

Page 117: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

101

ditemui dalam cerita umat Hindu, baik di India maupun

di Indonesia. Selain itu, pengaruh dari Sunan Gunung

Jati yang menyebarkan agama Islam dan menjadikan

Cirebon sebagai kerajaan Islam berhasil menjadikan

Cirebon menjadi daerah yang banyak melahirkan

kesenian salah satunya batik.

Sebagai warisan budaya yang diakui oleh

UNESCO, batik menjadi identitas baru bagi

masyarakat Cirebon. Maka dari itu setiap masyarakat

atau instansi di Cirebon harus terlibat aktif dalam

upaya melestarikan dan menjaga agar batik bisa

bertahan dari penrkembangan zaman. Dalam

perkembangannya, industri atau motif batik banyak

mengalami perubahan-perubahan. Perubahan tersebut

terdapat dalam penambahan pola baru sebagai penghias

pola utama dan dalam aspek pewarnaannya. Akan

tetapi, penambahan tersebut tidak berarti merubah

makna yang terkandung dalam motif batiknya.

3. Estetika Islam Dalam Motif Batik Cirebonan

Melihat sejarah batik yang tidak lepas dari

kejayaan kerajaan Islam Cirebon maka tidak dapat

dipungkiri bahwa dalam setiap motifnya memiliki

nilai-nilai yang Islami. Hal tersebut bisa dilihat dari

motif batik Mega Mendung yang mengajarkan

seseorang agar selalu memohon hanya pada Allah Swt.

Selain itu, motif ini juga memberikan pesan kepada

manusia agar tidak larut dalam kesedihan karena masih

ada Tuhan. Selanjutnya motif batik Sawat Pengantin

yang mengajarkan para pengantin untuk selalu

Page 118: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

102

mengirimkan do’a atau harapan dan memohon

keberkahan hanya kepada Allah Swt. Motif terakhir

adalah motif Paksi Naga Liman yang terinspirasi dari

kendaraan yang digunakan oleh Sunan Gunung Jati.

Selain makna yang terkandung di dalamnya

dari setiap motif batik Cirebonan memiliki berbagai

kombinasi. Hal tersebut dikarenakan tuntutan dunia

mode yang mengharuskan batik bersaing dengan

pakaian-pakaian yang lebih modern. Adapun proses

pembuatan batik yang setiap polanya memiliki

kerumitan menjadikan tantangan sendiri bagi para

pengrajin batik untuk selalu mengedepankan kualitas

batik.

B. Saran

Selain mendapati kesimpulan dari hasil analisis

penelitian, penulis juga memiliki beberapa saran-saran,

diantaranya:

Pertama, kepada para pembaca dan masyarakat.

Batik merupakan warisan budaya tak benda yang

ditetapkan oleh UNESCO, maka untuk menjaga warisan

luhur tersebut masyarakat khususnya generasi muda harus

sadar dan turut berperan untuk kelestariannya. Adapun

contoh peran generasi muda atau masyarakat untuk

menjaga kelestarian batik adalah dengan mempelajari,

baik mempelajari proses pembuatannya maupun

mempelajari makna yang terkandung dalam setiap

polanya.

Page 119: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

103

Kedua, kepada para pengrajin dan pengusaha

batik. Perkembangan teknologi menjadi salah satu momok

tersendiri bagi pengrajin batik. Adanya teknologi tersebut

dapat memudahkan pengusaha batik memproduksi batik

dengan cepat menggunakan metode printing. Akan tetapi

adanya batik hasil print dapat mengurangi nilai seni dalam

batik tersebut karena pembuatannya tidak melalui proses

olah tangan manusia dalam pembuatan polanya. Selain

itu, adanya teknologi tersebut membuat pengrajin batik

tulis semakin berkurang keberadaannya. Untuk

mengimbangi kemajuan zaman, para pengrajin batik harus

selalu melakukan inovasi baik dari segi pola batik maupun

fungsinya. Dalam bidang fashion, seseorang desainer

harus mampu membuat inovasi atau model-model pakaian

berbahan batik agar batik dapat dinikmati oleh seluruh

kalangan manusia.

Page 120: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

104

Page 121: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

105

DAFTAR PUSTAKA

Adeng. Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Jogjakarta: Andi

Publisher, 2011.

Al-Faruqi, Ismail Raji. Seni Tauhid. Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya, 1999.

Al-Fayyadl, Muhammad. DERRIDA. Yogyakarta: Lkis, 2012.

Assobar. Al-Qur’an dan Tejemahannya. Jakarta: Pustaka

Al-Mubin

Barthes Roland. Petualangan Semiologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007.

Branston, Gill & Stafford, Roy. The Media Student’s Book.

Wolverhampton: St. Edmundsbury Press, 2003.

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif: Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005.

Ilmi, Labib. Makna Motif Mega Mendung dan Wadasan Pada

Keraton di Cirebon. Skripsi S1 Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia, 2012.

Kridalaksana, Harimurti. Mongin-Ferdinand de Saussure (1857-

1913). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Mulyana, Dedi.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2010.

Musman, Asti. Batik: Warisan Adiluhung Nusantara.

Jogjakarta: Andi Publisher, 2011.

Nazir, Moh.Metode Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.

Ratna, Nyoman Kutha. Estetika Sastra dan Budaya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Page 122: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

106

Rosidin, Didin Nurul.,Kerajaan Cirebon.Jakarta: Puslitbang

Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan

Diklat Kementerian Agama RI.

Saussure, Ferdinand de. Pengantar Linguistik Umum, terj.

Rahayu S. Hidayat. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, cet. III 1996.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012.

Sulistiyana, Ivan. 2013. Skripsi. Tasawuf dan Perubahan Sosial

di Cirebon; Kontribusi Tarekat Syattariyah terhadap

Perkembangan Institusi Keraton, Pondok Pesantren dan

Industri Batik. Jakarta: UIN Syarif Hidyatullah.

Thompson, John B. Kritik Ideologi Global. Yogyakarta:

IRCiSoD, 2015.

Widada, Rh. Saussure Untuk Sastra. Yogyakarta: Jalasutra,

2009.

Referensi Internet

Surya. “Batik Indonesia Resmi Diakui UNESCO.” Artikel

diakses Minggu, 27 November 2016, pukul 15.21 WIB.

Dari http://www.antaranews.com/berita/156389/batik-

indonesia-resmi-diakui-unesco/,

Wulansari, Dewi. “Makna Batik Mega Mendung Sebagai Simbol

Budaya Cirebon.” Artikel diakses Senin, 7 Januari 2019,

pukul 20.01 WIB. Dari http:// pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2017/01/Dewi-Wulansari.pdf

Page 123: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Transkip wawancara

Nama Informan:

Ibu Hj. Ulfiah (Pengrajin batik dan Budayawan)

Waktu dan Tempat:

Rumah produksi batik tulis, kelurahan Kalitengah, kecamatn

Tengah Tani, kabupaten Cirebon, Minggu, 31 Maret 2019.

Sudah berapa lama Mak membatik?

Sudah lama sih pas waktu SD udah diajarin ngebatik

sama orang tua.

Motif batik apa saja yang pernah Mak buat?

Banyak Mas. Macem-macem pokoknya mah

tergantung pesanan.

Apakah Mak mengetahui motif batik mega mendung dan

seperti apa motif tersebut?

Iya pasti tau lah Mas. Mega mendung itu awan, jadi awal

membuat motif mega mendung itu gambar awan. Pembatik yang

menggambar mega mendung terus gak ada gambar awan berarti

namanya bukan mega mendung. Jadi gambar awan ya wajib ada

Bisa anda ceritakan sejarah motif tersebut?

Sejarae sih gak tau banyak, tapi kalo cerita-cerita

orang tua mega mendung asale sing China. Kan dulu Kanjeng

Page 124: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Sunan Gunung Jati pernah nikah sama putri Ong Tien terus

seserahane barang-barang kaya guci, piring terus kain yang

banyak gambar awannya. Tapi sejarah benere sih gak tau

Mas.

Apa saja nilai dan Pesan yang terkandung dalam motif

tersebut?

Nilai apa Mas? Misal nilai jual ya pasti ada, tapi

misalkan maknae mega mendung iku banyak, misal pemimpin

harus sering ngasih bawahan atau masyarakat perlindungan

dan kenyamanan. Terus warna biru diartinang sifat maskulin

yang bijaksana. Mega mendung ngajaraken seseorang yang

sedih jangan sampe larut sedih. Harus nyikapi kesedihan

dengan ketenangan kaya awan mendung yang memberikan

hawa sejuk. Mega mendung iku mengajarkan setiap manusia agar

terus mengingat yang di atas, yaitu Allah. Meminta, memohon terus

berdoa hanya pada Allah, sebab Allah yang nyiptaknang langit,

bumi dan seisinya. Gampanya kaya gini mega mendung iku wis

dadi nyawane wong Cirebon. Sebab ning sejarae Sunan

Gunung Jati seng wis jadinang Cirebon kerajaan Islam terus

santri atawa muride pada ngelakoni kesenian ngebatik. Nah,

Page 125: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

batik mega mendung duwe maksud bari kita para menusa

kudu jejaluk ning Gusti Allah.

Terus Mak Ung apakah Mak Ung mengetahui motif batik

Sawat pengantin?

Oh sawat penganten, iyah motif khas Cerbon sama

kaya mega mendung.

Bisa diceritakan sejarah dan perkembangan motif

tersebut?

Duh sejarah lagi. Kalo sawat penganten gak terlalu tau

sejarae Mas soale batik sawat penganten atau Mas nyebut sawat

pengantin itu batike para abdi dalem keraton. Batik sawat itu batik

langka, terus cuma bisa dilihat oleh masyarakat umum misal ada

nikahan yang pengantennya menggunakan kemben batik sawat

pengantin.

Gambar motif sawat penganten tidak berubah, tidak ada tambahan-

tambahan gambar. Misalkan dirubah berarti mengganti makna dan

namanya bukan sawat pengantin lagi. Terus perubahan lain itu di

pewarnaan Mas. Dulu warna sawat penganten coklat dan putih

terus sekarang banyak variasi, misal coklat dan hitam atau coklat

tambah kuning.

Apa saja pesan dan unsur-unsur yang membentuk motif

tersebut?

Page 126: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Batik sawat penganten itu punya tiga gambar utama. Ada pohon

terus elar atau sayap terus gars kotak-kotak. Pohon gambarnang

perlindungan soale rimbun terus kokoh, sayap itu nerbangin

harapan do’a yang kesebut terakhir garis-garis itu keseimbangan.

Pesan apa saja yang terkandung dalam motif tersebut

bagi pasangan pengantin?

Jamannya udah berubah. Udah jarang penganten yang mau make

pakaian adat, khususnya batik motif sawat. Udah pada milin gaun-

gaun modern yang lebih bagus. Apakah Mak Ung mengetahui

motif batik Paksi Naga Liman?

Batik Paksi iyah batike abdi dalam keraton sama kaya

motif singa barong.

Bisa Mak Ung ceritakan sejarah dan perkembangan motif

tersebut?

Sejarah motif batiknya ya paling gak jauh beda sama kereta

kencana Paksi Naga Liman yang dulu dipakai Kanjeng Sultan.

Paksi Naga Liman sudah terkenal di masyarakat Cirebon, sebab

sering dipamerkan di acara-acara syukuran, ider-ideran atau arak-

arakan terus bisa dilihat di musium keraton. Paksi Naga Liman

sebenernya binatang mitos gabungan Garuda, Ular Naga terus

Gajah. Nah mungkin para abdi dalem keraton ngambil inspirasi

batik Paksi dari kereta kencana Paksi.

Page 127: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Pesan-pesan apa saja yang ada pada motif batik tersebut?

Pesan-pesane ya paling artie aa di tiga mahluke Mas.

Misal Paksi itu burung Garuda yang dipercaya sebagai penguasa

langit, Naga berarti penguasa laut terus Liman Gajah makhluk atau

binatang kuat di darat. Nah tombak yang ada di Gajah berarti

pemimpin atau Sultan harus punya tujuan jelas dan berpendirian

tegas.

Mengetahui,

Pengrajin Batik Tulis

Ibu Hj. Ulfiah

Page 128: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Nama Informan:

Ibu Hj. Ade Ervina (Pengusaha Batik Tulis Rumahan)

Waktu dan Tempat:

Rumah produksi batik tulis, kelurahan Kalitengah, kecamatn

Tengah Tani, kabupaten Cirebon, Minggu, 31 Maret 2019.

Menurut Ibu bagaimana perkembangan industri batik saat

ini?

Alhamdulillah sekarang batik banyak yang nyari,

terkhusus batik Cirebon atau batik mega mendung. Dari

penjualan juga ada peningkatan gak kaya dulu-dulu yang masih

susah. Apalagi kan sekarang zamannya internet jadi buat

masarinnya gampang Mas.

Bagaimana cara atau strategi agar batik dapat diterima oleh

masyarakat luas?

Strateginya dengan cara mengajarkan anak-anak kalo

batik itu warisan nenek moyang yang harus dijaga. Mangkanya

di Cirebon setiap sekolah atau dinas-dinas biasaya hari rabu atau

kamis wajib memakai seragam batik. Terus dari pengrajin juga

harus selalu punya ide buat motif-motif batiknya agar pembeli

tidak bosan dengan motif batik yang itu-itu saja. Tapi masih

banyak juga yang nganggep batik itu kuno.

Page 129: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Apa perbedaan antara batik tulis, batik cap sama batik

printing?

Kalo batik tulis ya dibuatnya digambar atau manual,

jadi butuh waktu lama kadang sampe satu minggu atau lebih buat

nyelesain batik tulis ukuran 200X100 senti tergantung ruwet atau

rumitnya motif. Jadi semakin rumit semakin mahal harga

jualnya. Kalo batik cap biasanya buat batik-batik konteporer

kaya motif kotak-kotak. Nah batik tulis gambarnya make canting

kalo cap ya dicap kaya orang nyetempel. Misal batik printing itu

emang enak dan gampang, bisa ngirit waktu pembuatan. Tapi

kualiatasnya gak bagus jadi walaupun rapih terus warnanya

banyak tapi cepet luntur. Mangkanya pas dijual harganya murah

soalnya gak ada nilai seninya gak kaya batik tulis.

Apa faktor penghambat dalam proses pemasaran batik?

Faktor penghambat ya paling persaingan bisnis antara

pengusaha batik, terus dari model-model harus bersaing sama

pakaian-pakaian yang ngikutin budaya Barat. Tapi sekarang kan

batik sudah jadi warisan budaya jadi banyak yang nyari-nyari.

Batik juga sering disertakan di pameran-pameran fashion

internasional dan biasanya motif mega mendung yang

dipamerkan.

Page 130: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Apa harapan Ibu ke depannya terhadap batik?

Harapannya sih semoga batik tetap bertahan dan terus

dan jangan sampai punah. Batik juga diharap bisa nyaingin

pakaian model ke Barat-baratan jadi bisa diterima masyarakat.

Apalagi sekarang sekarang jaman udah maju. Jadi produksi batik

juga harus maju nyesuain kebutuhan pasar atau keinginan pembeli.

Terus supaya lebih menarik aja biar pembeli gak bosan sama motif

batik yang itu-itu aja. Mangkanya harus terus ada inovasi mau itu motif

lama atau motif-motif baru. Intinya batik bisa terus dipakai karena kan

itu warisan budaya.

Mengetahui,

Pengusaha Batik Rumah Cirebon

Ibu Hj. Ade Ervina

Page 131: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Dokumentasi

Gambar 1. Saat penulis sedang melakukan proses wawancara dengan Ibu Hj.

Ade Ervina.

Gambar 2. Foto bersama Ibu Hj.Ade Ervina di Rumah Produksi Batik

Page 132: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Gambar 3. Penulis melihat langsung pembuatan pola batik tulis

Gambar 4. Seorang pengrajin sedang membuat batik dengan metode cap

Page 133: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Gambar 5. Penulis bersama Mak Ung yang sedang membat batik tulis

Gambar 6. Terlihat Mak Ung sedang mengambil malam cair dengan canting

Page 134: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Gambar 7. Bentuk canting atau alat pembuat motif batik

Gambar 8. Wajan dengan cairan pewarna untuk batik

Page 135: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia

Gambar 9. Proses pewarnaan pada kain batik

Gambar 10. Salah satu pembatik sedang melakukan pewarnaan pola

Page 136: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia
Page 137: ANALISIS STRUKTURALISME ESTETIKA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Mega Mendung sebagai motif pesisiran dengan pola awannya mengandung makna dunia