analisis asuhan keperawatan pada pasien cedera …elib.stikesmuhgombong.ac.id/731/1/arum kusuma...

37
i ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA BERAT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners Disusun Oleh: Arum Kusuma Wardani, S. Kep A31600867 PEMINATAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2017

Upload: dinhnguyet

Post on 02-Mar-2019

256 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

i

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA

BERAT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS DI INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

Disusun Oleh:

Arum Kusuma Wardani, S. Kep

A31600867

PEMINATAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2017

ii

iii

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini

dengan judul “Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Cedera Kepala Berat

Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Instalasi

Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”. Sholawat serta

salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga

peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Mamah dan Papah tercinta yang senantiasa memberikan dukungan baik moril,

maupun materi, serta segala do’a dan kasih sayang yang tiada henti.

2. Hj. Herniyatun, S. Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah

Gombong.

3. Dr. haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B, selaku Direktur RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto.

4. Dadi Santoso, M. Kep, selaku koordinator Program Profesi Ners STIKES

Muhammadiyah Gombong.

5. Podo Yuwono, M. Kep. Ns.,CWCS, selaku pembimbing I yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan pengarahan.

6. S. Eko Yunianto, S.Kep. Ns, selaku pembimbing II yang telah berkenan mem-

berikan bimbingan dan pengarahan.

7. Semua Satgas II IGD yang telah memberikan izin dan membantu peneliti

dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.

8. Kakak tersayang “Windar Bestari, S.Farm., Apt” dan keponakan tersayang

“Farsya Agwin Maheswari (caca)”.

9. Yang tersayang “Akhmad Baequni Hadi, S.Kep” yang senantiasa menjadi

penyemangat dan senantiasa membantu penulis dalam suka maupun duka

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini tepat pada

waktunya.

viii

10. Teman-teman seperjuangan di Profesi Ners Angkatan 2016.

11. Bapak atau ibu dan keluarga klien yang turut serta memberikan konstribusi

bagi penulis dalam pengambilan data demi terselesaikan Karya Ilmiah Akhir

ini, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya ser-

ta segera mengangkat sakit keluarganya dan memberikan kesembuhan.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan

terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan

mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Allah SWT. Tiada

gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata

semoga Karya Ilmiah Akhir Ners ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Gombong, 15 Agustus 2017

Penulis

ix

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

KIAN, 15 Agustus 2017

Arum Kusuma Wardani1)

Podo Yuwono2)

S. Eko Yunianto3)

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA

BERAT DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS DI INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

ABSTRAK

Latar Belakang: Cedera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologik yang

terjadi setelah trauma kepala, yang dapat melibatkan setiap komponen yang ada,

mulai dari kulit kepala, tulang, dan jaringan otak atau kombinasinya. Cedera

kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada

kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas.

Cedera kepala berat adalah kejadian akibat benturan atau trauma yang biasanya

ditandai dengan penurunan kesadaran dan nilai glas coma scalenya sama atau

kurang dari 8.

Tujuan: Untuk Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien

dengan cedera kepala berat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto.

Hasil: Dari asuhan keperawatan didapatkan hasil klien yang mengalami

cedera kepala berat rata-rata mengalami penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan

sumbatan jalan nafas. Tindakan Suction efektif untuk membebaskan sumbatan

jalan nafas pada klien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas.

Kesimpulan: Hasil analisis dari inovasi tindakan keperawatan sangat efektif

untuk mempertahankan jalan nafas dan memenuhi kebutuhan oksigen dalam

tubuh yang ditandai dengan peningkatan kesadaran atau Glass Coma Scale.

Kata Kunci: Cedera Kepala Berat, Asuhan Keperawatan, Tindakan Suction

. 1) Mahasiswa Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong 2) Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong 3) Pembimbing Klinik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

x

NURSING STUDY PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG

Scientific Paper, August 15, 2017

Arum Kusuma Wardani1)

Podo Yuwono2)

S. Eko Yunianto3)

ANALYSIS OF NURSING CARE IN PATIENTS WITH SEVERE HEAD

INJURY WITH NURSING INEFFECTIVE AIRWAY CLEARANCE

PROBLEM AT EMERGENCY DEPARTEMENT UNIT HOSPITAL

PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

ABSTRACT

Background: Head injury is a series of pathophysiologic events that occur after

head trauma, which may involve any existing component, ranging from scalp,

bone, and brain tissue or its combination. Head injury is one of the leading causes

of death and disability in the productive age group and is mostly due to traffic

accidents. Severe head injury is a traumatic or collision injury that is usually

characterized by a decrease in consciousness and the value of its coma scale glas

scale equal to or less than 8.

Objective: To explain the nursing care given to clients with severe head injuries

at emergency installations.

Results: Of the nursing care obtained the results of clients who experienced

severe head injury on average experienced decreased consciousness, headache,

and the presence of airway obstruction. Effective suction action to free airway

obstruction on client with nursing ineffectiveness problem of airway clearance.

Conclusion: The result analysis the innovation of nursing actions are very

effective to maintain the airway and meet the needs of oxygen in the body

characterized by increased awareness or Glass Come Scale.

Keywords: Severe Head Injury, Nursing Care, Suction

1) Nurs college student Muhammadiyah health science institute of gombong 2) Lecture Muhammadiyah health science institute of gombong

3) Clinical Instructur of RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... ix

ABSTRACT ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

C. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7

A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan .......................................... 7

B. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori .................................... 17

BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ......................... 29

A. Profil Lahan Praktik .................................................................... 29

B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan ..................................... 35

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................... 47

A. Analisis Karakteristik Pasien ...................................................... 47

B. Analisis Masalah Keperawatan ................................................... 48

C. Analisis Intervensi ....................................................................... 50

D. Inovasi Tindakan Keperawatan ................................................... 52

E. Keterbatasan Penelitian ........................................................... .... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 57

A. Kesimpulan ................................................................................ 57

B. Saran ........................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR SINGKATAN

A B C D : Airways Breathing Circulation Disability

A V P U : Alert Vocalises Pain Unrespon

ADH : Aldosteron Hormone

Balitbang : Badan Lintas

CPR : Cardiac Pulmonary Resusitation

Depkes : Departemen Kesehatan

GCS : Glass Coma Scale

IGD : Instalasi Gawat Darurat

IV : Intra Vena

NIC : Nursing Interventions Clasification

NOC : Nursing Outcomes Clasification

NRM : Non Rebreathing Mask

NTT : Naso Tracheal Tube

OPA : Oro Paringeal Airway

OTT : Oro Tracheal Tube

PCT : Paracetamol

PES : Problem Etiology Syndrome

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

RL : Ringer Laktat

RM : Rebreathing Mask

RR : Respiration Rate

RSMS : Rumah Sakit Margono Soekarjo

SDM : Sumber Daya Manusia

SMART : Spesific Measurable Achievable Realistic Time oriented

TD : Tekanan Darah

TT : Tracheostomy Tube

TIK : Tekanan Intra Kranial

WHO : Who Health Organization

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Denah Ruang IGD ...................................................................... 31

Gambar 3.1 Alur Pasien Masuk IGD ............................................................. . 33

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Klien Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 47

Tabel 4.2 Karakteristik Klien Berdasarkan Usia ........................................ 47

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 2. Resume Asuhan Keperawatan

Lampiran 3. Jurnal Penelitian Terkait

Lampiran 4. Standar Operasional Prosedur Tindakan Suction

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cedera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologik yang terjadi

setelah trauma kepala, yang dapat melibatkan setiap komponen yang ada,

mulai dari kulit kepala, tulang, dan jaringan otak atau kombinasinya. Cedera

kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada

kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu

lintas (Price dan Wilson, 2012).

Secara normal otak memerlukan 30-40% oksigen dari kebutuhan

oksigen tubuh. Konsumsi oksigen otak yang besar ini disebabkan karena

otak tidak mempunyai cadangan oksigen, sehingga suplai oksigen yang

masuk akan habis terpakai. Untuk mempertahankan oksigenasi otak yang

adekuat maka diperlukan keseimbangan antara suplai oksigen dengan

kebutuhan (demand) oksigen otak. Kesimbangan oksigen otak dipengaruhi

oleh cerebral blood flow yang besarnya berkisar 15-20% dari curah jantung

(Black & Hawks, 2009).

Walaupun otak berada dalam ruang yang tertutup dan terlindungi oleh

tulang-tulang yang kuat namun dapat juga mengalami kerusakan. Salah

satu penyebab dari kerusakan otak adalah terjadinya trauma atau cedera

kepala yang dapat mengakibatkan kerusakan struktur otak, sehingga

fungsinya juga dapat terganggu (Black & Hawks, 2009).

Pasien dengan cedera kepala dapat secara primer mengakibatkan

kerusakan permanen pada jaringan otak atau mengalami cedera sekunder

seperti adanya iskemik otak akibat hipoksia, hiperkapnia, hiperglikemia atau

ketidakseimbangan elektrolit, bahkan kegagalan bernafas dan gagal jantung

(Arifin, 2013). Akibat trauma pasien mengalami perubahan fisik maupun

psikologis. Akibat yang sering terjadi pada pasien cedera kepala berat antara

lain terjadi cedera otak sekunder, edema serebral, obstruksi jalan nafas,

2

peningkatan tekanan intrakranial, vasopasme, hidrosefalus, gangguan

metabolik, infeksi, dan kejang (Haddad, 2012).

Pasien yang mengalami penurunan kesadaran umumnya mengalami

gangguan jalan nafas, gangguan pernafasan dan gangguan sirkulasi.

Gangguan pernafasan biasanya disebabkan oleh gangguan sentral akibat

depresi pernafasan pada lesi di medula oblongata atau akibat gangguan

perifer, seperti : aspirasi, edema paru, emboli paru yang dapat berakibat

hipoksia dan hiperkapnia. Tindakan yang dapat dilakukan pada kondisi di

atas adalah pemberian oksigen, cari dan atasi faktor penyebab serta

pemasangan ventilator. Pada pasien cedera kepala berat dan sudah terjadi

disfungsi pernafasan, di rawat di ruang perawatan intensif dan terpasang

selang endotrakheal dengan ventilator dan sampai kondisi klien menjadi

stabil (Muttaqin, 2012 ; Hudak & Gallo, 2010).

Tindakan ini berfungsi untuk mencegah obstruksi jalan nafas yang

disebabkan oleh sekresi kering dan perlengketan mukosa. Suction dilakukan

bila terdengar suara ronckhi atau sekresi terdengar saat pernafasan.

Peningkatan tekanan inspirasi puncak pada ventilator dapat mengindikasikan

adanya perlengketan atau penyempitan jalan nafas oleh sekret, juga

menunjukkan kebutuhan untuk dilakukan suction (Hudak & Gallo, 2010).

Penghisapan (suction) adalah aspirasi sekret melalui sebuah kateter

yang disambungkan ke mesin pengisap atau saluran pengisap yang ada di

dinding. Pengisapan dapat dilakukan melalui nasofaring, orofaring dan

intubasi endotrakeal. Suction adalah tindakan untuk membersihkan jalan

nafas dengan memakai kateter penghisap melalui nasotracheal tube (NTT),

orotracheal tube (OTT), tracheostomy tube (TT) pada saluran pernafasan

bagian atas, bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi

sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru (Kelleher &

Andrews, 2006).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian urutan kesebelas

diseluruh dunia, sekitar 1,2 juta jiwa meninggal setiap tahunnya. Tingkat

3

kematian akibat kecelakaan lalu lintas jalan lebih tinggi pada kelompok

usia muda, anak-anak dan orang muda di bawah usia 25 tahun mencapai

lebih dari 30% dari mereka tewas dan terluka dalam kecelakaan lalu

lintas. Dari usia muda tersebut, laki-laki lebih mungkin terlibat dalam

kecelakaan lalu lintas daripada perempuan, laki-laki muda di bawah usia 25

tahun hampir 3 kali lebih mungkin untuk terbunuh dalam kecelakaan mobil.

Di Amerika Serikat, insidensi terjadinya cedera otak traumatika

sebesar 1,7 juta penduduk/tahun, dari jumlah tersebut sebanyak 50.000

penduduk/tahun mengalami kematian, dan sebanyak 5 juta penduduk/tahun

mengalami disabilitas akibat cedera kepala. Cedera kepala umumnya

mengenai penderita usia muda (15-19 tahun) dan dewasa tua usia lebih

atau sama dengan 65 tahun, dimana angka kejadian pada laki-laki 2 kali

lebih sering dibandingkan perempuan. Mekanisme cedera kepala di Amerika

Serikat adalah akibat terjatuh (35,2%), kecelakaan kendaraan bermotor

(34,1%), perkelahian (10%), dan penyebab lain yang tidak diketahui (21%)

(Iwan A et al, 2015).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013,

jumlah data yang dianalisis seluruhnya 1.027.758 orang untuk semua umur.

Adapun responden yang pernah mengalami cedera 84.774 orang dan tidak

cedera 942.984 orang. Prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2% dan

prevalensi angka cedera kepala di Jawa Tengah sebesar 8,3%. Prevalensi

cedera tertinggi berdasarkan karakteristik responden yaitu pada kelompok

umur 15-24 tahun (11,7%), dan pada laki-laki (10,1%), (Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

Di Indonesia, cedera kepala (head injury) diakibatkan para pengguna

kendaraan bermotor roda dua terutama bagi yang tidak memakai helm. Hal

ini menjadi tantangan yang sulit karena diantara mereka datang dari golongan

ekonomi rendah sehingga secara sosio ekonomi cukup sulit memperoleh

pelayanan kesehatan. Cedera kepala diperkirakan akan terus meningkat

seiring dengan meningkatnya pengguna kendaraan bermotor roda dua dan

diperkirakan 39% kenaikan per tahun (Lumban toruan, 2015).

4

Pengelolaan cedera kepala yang baik harus dimulai dari tempat

kejadian, selama transportasi, di instalasi gawat darurat, hingga dilakukannya

terapi definitif. Pengelolaan yang benar dan tepat akan mempengaruhi

outcome pasien. Tujuan utama pengelolaan cedera kepala adalah

mengoptimalkan pemulihan dari cedera kepala primer dan mencegah cedera

kepala sekunder. Proteksi otak adalah serangkaian tindakan yang dilakukan

untuk mencegah atau mengurangi kerusakan sel – sel otak yang diakibatkan

oleh keadaan iskemia. Iskemia otak suatu gangguan hemodinamik yang akan

menyebabkan penurunan aliran darah otak sampai ke suatu tingkat yang akan

menyebabkan kerusakan otak yang irreversibel. Metode dasar dalam

melakukan proteksi otak adalah dengan cara membebaskan jalan nafas dan

oksigenasi yang adekuat (Safrizal, 2013).

Cedera kepala merupakan kegawatdaruratan yang harus ditangani

secara tepat dan cermat. Penatalaksanaan awal penderita cedera kepala pada

dasarnya memiliki tujuan untuk sedini mungkin memperbaiki keadaan

umum serta mencegah cedera kepala sekunder. Penanganan yang dilakukan

saat terjadi cedera kepala adalah menjaga jalan nafas penderita, mengontrol

pendarahan dan mencegah syok, imobilisasi penderita, mencegah terjadinya

komplikasi dan cedera sekunder. Setiap keadaan yang tidak normal dan

membahayakan harus segera diberikan tindakan resusitasi pada saat itu juga

(Hardi, 2008).

Indonesia sebagai negara berkembang ikut merasakan kemajuan

teknologi, diantaranya bidang transportasi. Dengan majunya transportasi,

mobilitas penduduk pun ikut meningkat. Namun akibat kemajuan ini,

juga berdampak negatif yaitu semakin tingginya angka kecelakaan lalu

lintas karena ketidak hati-hatian dalam berkendaraan. Sehingga dapat

mengakibatkan berbagai cedera. Salah satu cedera yang sering terjadi pada

saat kecelakan lalu lintas Dari berbagai referensi diatas, kecelakaan lalu lintas

merupakan masalah kesehatan masyarakat seluruh dunia, khususnya di negara

berkembang. (Haddad, 2012).

5

Angka kejadian cedera kepala di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto dari bulan Januari - Juli 2016 sebanyak 289 kasus, sedangkan di

IGD sendiri berdasarkan kenyataan yang dilihat penulis selama praktek dari

tanggal 30 agustus – 24 september 2016 (1 bulan) di RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto terdapat pasien cedera kepala yang terdiri dari

24 laki-laki dan 8 perempuan yang mengalami cedera kepala ringan sampai

berat.

Cedera kepala menduduki tingkat morbiditas dan mortalitas tertinggi,

oleh karena itu diperlukan pemahaman dan pengelolaan yang lebih baik

terutama tentang penanganan (A, B, C, D, E), pencegahan cedera kepala

terutama cedera kepala berat merujuk pada petugas kesehatan untuk secepat

mungkin melakukan penanganan yang cepat, tepat dan benar. Dari uraian di

atas maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan yang

profesional pada pasien dengan cedera kepala berat sehingga penulis

mengambil Karya Ilmiah Akhir Ners ini dengan judul : “Analisis Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Cedera Kepala Berat Dengan Masalah

Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Instalasi Gawat

Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien

dengan cedera kepala berat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto.

2. Tujuan Khusus

a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien dengan masalah

keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Memaparkan hasil diagnosa keperawatan pada pasien dengan masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas

c. Memaparkan hasil intervensi keperawatan pada pasien dengan

masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas

6

d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan pada pasien dengan

masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas

e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan pada pasien dengan masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas

f. Memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan pada pasien dengan

masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Keilmuan

Diharapkan hasil karya ilmiah akhir ners ini bermanfaat untuk

menambah ilmu pengetahuan khususnya mengenai keperawatan gawat

darurat tentang cedera kepala berat.

2. Manfaat Aplikatif

Hasil karya ilmiah akhir ners ini dapat digunakan sebagai sumber

pengetahuan dan wacana bagi petugas rumah sakit dan penulis khususnya

tentang temuan-temuan yang diperoleh sehingga dapat diaplikasikan

dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan khususnya pada klien

cedera kepala berat dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

3. Manfaat Metodologis

Hasil karya ilmiah akhir ners ini dapat digunakan untuk

mengembangkan penelitian lebih lanjut khususnya mengenai asuhan

keperawatan gawat darurat pada pasien cedera kepala berat dengan

melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Almgren, B., Carl, J.W., Heinonen, & E., Hogman, M. 2014. Side effects of

endotracheal suction in pressure and volume controlled ventilation.

CHEST Journal, 125, 1077–1080.

American Association for Respiratory Care. 2010. Endotracheal Suctioning of

Mechanically Ventilated Patients With Artificial Airways AARC

Clinical Practice Guidelines. Melalui

http://www.apicwv.org/docs/1.pdf. Diakses pada tanggal 1/02/13.

Anggraini & Hafifah. 2014. Hubungan Antara Oksigenasi Dan Tingkat

Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Non Trauma Di ICU RSU Ulin

Banjarmasin. Semarang : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro.

AR, Iwan et al. 2015. Terapi Hiperosmolar Pada Cadera Otak Traumatika.

Jurnal Neurologi Indonesia diunduh pada tanggal 03 Desember 2015.

Arief, Mansjoer. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Arifin, M. Z. 2013. Cedera Kepala : Teori dan Penanganan. Jakarta : Sagung

Seto.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

Bayu, Irmawan. 2017. Pengaruh Tindakan Suction Terhadap Perubahan Saturasi

Oksigen Perifer Pada Pasien Yang Di Rawat Di Ruang ICU RSUD

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Jurnal Ilimiah Sehat Bebaya Vol. 1

No. 2 Mei 2017. STIKES muhammadiyah Samarinda.

Berman, A. Snyder, S. Kozier, B. & Erb, G. 2009. Buku Ajar Praktik

Keperawatan Klinis, Edisi 5. Terjemahan Eny meiliya, Esty

Wahyuningsih, Devi Yulianti, & Fruriolina Ariani. Jakarta: PT. EGC.

Black & Hawks. 2009. Medical Surgical Nursing Clinical Management For

Positive Outcome. Elseveir Saunders.

Brain Injury Association of America. 2006. Types of Brain Injury.

http://www.biausa.org/pages/type of brain injury. html. (Accessed 13

September 2013).

Carpenito, Lynda Juall. 2010. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta

: EGC.

Depkes. 2012. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta :

EGC.

Debora, Yusnita, dkk. 2012. Perbedaan Jumlah Bakteri Pada Sistem Closed

Suction dan Sistem Open Suction Pada Penderita Dengan Ventilator

Mekanik.

Donges, M. E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa

Edisi 3. Jakarta : EGC.

Fauzi, L. 2015. Faktor – Faktor Intrinsik yang Mempengaruhi Motivasi Perawat

dalam Penanganan Cedera Kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD

Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah Strata Satu, STIKES Kusuma Husada,

Surakarta.

Fulde, Gordian. 2009. Emergency Medicine 5th edition. Australia : Elsevier.

Haddad, S. H., & Arabi, Y. M. 2012. Critical Care Management Of Severe

Traumatic Brain Injury In Adults. Scand J Trauma Resuc Emergency

Med 20 (12) : 1 – 15.

Hahn, M. 2010. 10 Consideration for Endotracheal Suctioning.

rtmagazine.com. Melalui http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/19.

Diakses pada tanggal 1/2/13.

Hardi, 2008. Penanganan Awal Pada Pasien Cedera Kepala. Jakarta : EGC.

Hendrizal. 2014. Pengaruh Terapi Oksiegn Menggunakan Non Rebreathing Mask

Terhadap Tekanan Parsial CO2 Darah Pada Pasien Cedera Kepala.

Jurnal Kesehatan Andalas.

Hendy, L., dkk. 2015. Analisis Dampak Penggunaan Varian Tekanan Suction

terhadap Pasien Cedera Kepala Berat. Jurnal Penelitian Program Studi

Keperawatan (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Padjadjaran.

Hickey. J. V. 2013. The Clinical Practice Of Neurological and Neurosurgical

Nursing, 4 th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Hudak, C.M. & Gallo, B.M. 2010. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik,

Vol. 1. Terjemahan Allenidekania, Betty Susanto, Teresa, Yasmin, &

Monica Ester. Jakarta: PT. EGC.

Julie Mayglothling, MD, dkk. 2012. Emergency Tracheal Intubation Immediately

Following Traumatic Injury : An Eastern Association for The Surgery Of

Trauma Practice Management Guideline. Jurnal Trauma Acute Care

Surg Volume 73, Number 5, Supplement 4.

Kelleher, S. & Andrews, T. 2006. An Observational Study On The Open-

System Endotracheal Suctioning Practices Of Critical Care Nurses.

Melalui http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/19. Diakses pada

tanggal 1/02/13.Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta

: Nuha Medika.

Kozier, B., Berman, A.and Shirlee J. Synde. 2015. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan Konsep Proses dan Praktik Volume 1, Edisi ke 7. Dialih

bahasakan oleh Pamilih Eko Karyuni. Jakarta : EGC.

Kurt R Denninghoff, Mervin J Griffin, dkk. 2008. Emergent Endotracheal

Intubation and Mortality In Traumatic Brain Injury. Western Journal Of

Emergency Medicine Volume IX, n o. 4 : November 2008. Original

Research.

Lucchini, A., et al. 2011. Tracheal Secretion Management In The

Mechanically Ventilated Patient : Comparison Of Standard Assessment

And An Acoustic Secretion Detector. Melalui

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/19. Diakses pada tanggal

1/02/13.

Mancini, MR, Gale AT. 2011. Emergency care and the law. Maryland : Aspen

Publication.

Marlisa, dkk. 2013. Efek Suction Melalui Catheter Mouth terhadap Saturasi

Oksigen Pasien Cedera Kepala. Artikel Penelitian Volume 1 Nomor 3.

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran.

Marlisa. 2017. Pengaruh Pemberian Terapi Oksigen Dengan Menggunakan Non

Rebreathing Mask (NRM) Terhadap Nilai Tekanan Parsial CO2

(PaCO2) Pada Pasien Cedera Kepala Sedang (Moderate Head Injury)

Di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUP H Adam Malik Medan Tahun

2016. Jurnal Ilmiah PANNMED Vol. 11 No. 1 Mei – Agustus 2016.

Mattew O, Hebb, Dvid B., dkk. 2007. Development Of A Provincial Guideline

For The Management Of Adult and Pediatric Patients With Head

Injuries. Departement Of Surgery, Division Of Neurosurgery and The

Departement Of Emergency Medicine Dalhousie University, Halfax, NS.

Canadian Medical Association Can J Burg, Vol 5 No.3.

Misrawati. 2011. Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, A. 2012. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : EGC.

NANDA. 2015. Nursing Diagnosis : Definition and Classification. Philadelphia :

NANDA Internasional.

Nurachmah, E., Sudarsono, R.S. 2010. Buku Saku Prosedur Keperawatan

Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Nurmiati. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Perawat Tentang Perawatan

Pasien Dengan Ventilator dan Sikap Perawat Terhadap Tindakan

Suction.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penenlitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2102. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik.

Jakarta : Salemba Medika.

Potter, P.A. & Perry, A.G. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Buku 3.

Edisi 7. Terjemahan Renata Komalasari, Dian Evriyani, Enie

Novieastari, Alfrina Hany dan Sari Kurnianingsih. Jakarta: Salemba

Medika.

Price, S. A, & Wilson, L, M. 2012. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit, Edisi 6, Volume 2. Jakarta : EGC.

Safrizal, Saanin, & Bachtiar. 2013. Hubungan Oxygen Delivery Dengan Outcome

Perawatan Pasien Cedera Kepala Sedang. Bagian Ilmu Bedah Fakultas

Kedokteran Unand/RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Sandhi, C, dkk. 2015. Penatalaksanaan Pasien Cedera Kepala Berat dengan

Evakuasi Perdarahan Subdural yang Tertunda. Jurnal Neuroanestesi

Indonesia ; 4(3): 177–86.

Schell, H.M. & Puntilo, K.A. 2006. Nursing Secrets Series Critical Care Nursing

Secrets. Second Edition. Philadelphia: Mosby Elsevier.

Smeltzer & Bare, B. G. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Sri Paryanti, dkk. 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan

Keterampilan Melaksanakan Prosedur Tetap Isap Lendir / Suction Di

Ruang ICU RSUD Prof. Dr. margono Soekarjo Purwokerto.

Superdana, dkk. 2015. Efektifitas Hiperoksigenasi Pada Proses Suctioning

Terhadap Saturasi Oksigen Pasien Dengan Ventilator Mekanik Di

Intensive Care Unit. Jurnal The SUN Vol. 2 (4) Desember 2015.

Terry & Weaver. 2013. Keperawatan Kritis Demystified. Yogyakarta: Rapha

Publishing

Thygerson., Alton. 2011. Pertolongan Pertama Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Vitri, Hariyani. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Ny. c Dengan Cidera Kepala

Berat (CKB) Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. moewardi

Surakarta. Karya Tulis Ilmiah Program Profesi Ners Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

WHO. 2012. Cedera Kepala. New York.

Widiyanto & Yamin. 2013. Terapi Oksiegn Terhadap Perubahan Saturasi

Oksigen Melalui Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard

Akut (IMA). Prosding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah.

Wilkinson, Douglas. A., Skinner, Marcus, W. 2010. Primary Trauma Care

Standard Edition. Oxford : Primary Trauma Care Foundation. ISBN 0-

95-39411-0-8.

Wilkinson Judith. M, Ahem Nncy. R. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.

Diagnosa Nanda, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Alih

Bahasa Oleh Wahyuningsih Esty. Jakarta : EGC Medical Publisher.

Wiyoto. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Prosedur

Suction Dengan Perilaku Perawat Dalam Melakukan Tindakan Suction

Di ICU Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang.

Yudhiana. 2010. Pengaruh Tindakan Suction Terhadap Keefektifan Dalam

Pembersihan Jalan Nafas.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGHISAPAN LENDIR

(SUCTION)

A. Definisi

Penghisapan lendir (suction) merupakan tindakan keperawatan yang

dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan secret atau lendir

secara mandiri dengan menggunakan alat penghisap.

B. Tujuan

1. Membersihkan jalan nafas

2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi

C. Alat dan bahan

1. Alat penghisap lender dengan botol berisi larutan desinfektan

2. Kateter penghisap lender

3. Pinset steril

4. Sarung tangan steril

5. Sarung tangan bersih

6. Masker

7. Dua Kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9% dan larutan

desinfektan

8. Kasa steril

9. Tisu

10. Stetoskop

D. Prosedur kerja

1. Salam pada pasien

2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang prosedur yang akan dilakukan

3. Cuci tangan lalu pakai sarung tangan bersih

4. Tuangkan NaCl 0,9% atau Aquades ke dalam kom

5. Tempatkan pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring ke arah

perawat

6. Lepas sarung tangan lalu ganti dengan sarung tangan steril

7. Hubungkan kateter penghisap dengan selang alat penghisap

8. Nyalakan mesin penghisap

9. Lakukan penghisapan lendir, sebelumnya masukan kateter penghisap

ke dalam kom yang berisi NaCl 0,9% atau Aquades untuk

mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis)

10. Masukan kateter penghisap kedalam organ yang akan dilakukan

penghisapan (hidung atau mulut) dalam keadaan tidak menghisap

11. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150 mmHg untuk

dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak dan 50-95 mmHg untuk bayi

12. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik

13. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%

14. Minta pasien untuk nafas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami

distress pernafasan, biarkan istirahat 20-30 detik sebelum melakukan

penghisapan berikutnya

15. Rapikan keadaan pasien

16. Bereskan peralatan dan kembalikan pada tempat semula

17. Sampaikan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan

18. Ucapkan salam

19. Cuci tangan

E. Dokumentasi

1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.

2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan

prosedur.

3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.

4. Mencatat sputum/sekret dan karakteristiknya (jumlah, konsistensi, dan

warnanya).

F. Sikap

1. Sistematis.

2. Hati-hati.

3. Berkomunikasi.

4. Mandiri.

5. Teliti.

6. Tanggap terhadap respon klien.

7. Rapih.

8. Menjaga privacy.

(Depkes RI, 2012)