sikap & tingkah laku akhlakul karimah

Post on 22-Jun-2015

11.802 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Akhlak

TRANSCRIPT

Siti ZulaikhahSulis Ratnawati

SunarsehSyahril Mutofa

SIKAP DAN PERILAKU AKHLAKUL KARIMAH

Ash-Sidqu Al Amanah As Syaja’ah Tawadhu’ Al Wafa Ar Rahmaan Ta’awun

SIKAP DAN PERILAKU AKHLAKUL KARIMAH

Ash-Sidqu As-Shidqu ialah kesesuaian pembicaraan dengan

kenyataan menurut keyakinan orang yang berbicara, As-Sidqhu ini kebalikan dari Al-Kadzibu (bohong).

As-Shidqu ialah kesesuaian ucapan hati dengan sesuatu yang dikabarkan (dhahirnya) secara bersamaan, jika salah satu syarat tersebut hilang maka tidak dinamakan jujur secara sempurna.

Allah ta'ala telah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin agar terus bersama orang-orang yang jujur (shiddiqin) dan menetapi kejujuran dalam setiap keadaannya.

Kejujuran adalah jalan keselamatan dari kehidupan dunia dan adzab akhirat.

Allah ta'ala berfirman:"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang sidiqin". (QS. At-Taubah: 119).

Medan Kejujuran

Jujur dalam niat, yakni kemurnian niat, maknanya di kembalikan kepada sikap ikhlas. Jika amalnya ternodai oleh nafsu, maka gugurlah kejujuran niatnya.

Benar dalam ucapan, yakni hanya mengucapkan kebenaran dan membuang kebatilan.

Benar dalam amal, yakni dengan menyesuaikan ucapan dengan perbuatan.

Janji Allah Kepada Orang Jujur

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Alloh, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh, mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya". (QS. An-Nisaa' [4]: 69)

Al Amanah Al Amanah adalah kata yang sering

dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak

hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu.

Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan.

Firman Allah SWT :“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58)

Amanah dan Iman

Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri kekafiran.

Sabda Rasulullah SAW menegaskan hal itu, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (HR.Ahmad dan Ibnu Hibban)

Cont’d

Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat.

Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik.

Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai salah satu ciri datangnya kiamat.

Cont’d

Rasulullah saw. Bersabda :“Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari)

As Syaja’ah Syaja’ah berarti “benar”atau “gagah” Menurut istilah: keteguhan hati, kekuatan

pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji.

Jadi Syaja’ah adalah: keberanian yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan

Ciri-Ciri Syaja’ah

Tidak mundur kalau dicela Tidak mencari pujian Terus terang mengakui kesalahan Tabah menghadapi penderitaan Sabar meghadapi masalah Berpendirian tetap Bersemangat tinggi

Sumber Keberanian

Rasa takut kepada Allah SWT Lebih mencintai akhirat dari pada duniaTidak takut matiTidak ragu-raguTidak menomersatukan kekuatan materiTawakal dan yakin pertolongan Allah SWT

Bentuk Syaja’ah menurutImam Syahid Hasan Al- Banna

Ash-Sharahah fil haq (terus terang dalam kebenaran), tidak plin-plan.

Kitmanus-sirr (menyebunyikan rahasia, tidak membukanya, apalagi menyebarkanluaskannya). Apapun yang dia hadapi dalam menyimpan rahasia itu, ia tetap mempertahankannya, sepatah pun tidak mengatakannya.

Cont’d

Al I’tiraf bil khatha’ (mengakui kesalahan),tidak lempar batu sembunyi tangan, menutupi kesalahan apalagi mengemasnya dengan kemasan-kemasan kebenaran.

Al Inshaf minan-nafs (obyektif terhadap diri sendiri), hati boleh panas, telinga boleh merah akan tetapi akal pikiran tetap jenih dan memilih cara mengekspresikan kemarahannya dalam bentuk yang paling tepat.

Tawadhu’

Pengertian Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong.

Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya.

Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT.

Tawadhu’ merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu’, karena tawadhu’ merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat Islam.

Rasulullah SAW bersabda: “Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada seseorang yang memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiada seseorang yang bertawadhu’ kepada Allah, melainkan dimuliakan (mendapat ‘izzah) oleh Allah.’’ (HR. Muslim)

Berikut beberapa ayat-ayat Al Quran yang menegaskan perintah Allah SWT untuk

senantiasa bersikap tawadhu’ dan menjauhi sikap sombong

”Dan janganlah kalian berjalan di atas bumi ini dengan menyombongkan diri, karena kalian tidak akan mampu menembus bumi atau menjulang setinggi gunung.”(QS al-Isra-37).

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al Furqaan: 63)

Tidak diragukan lagi bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. (QS: an-Nahl: 23)

Tanda Orang Tawadhu’

Disaat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya.

Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya.

Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya.

Cont’d

Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama.

Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.

Al Wafa

Al-Wafa adalah sebuah kosakata dalam bahasa Arab.

Al-Wafa ini bisa dikatakan seperti “kacang tidak lupa kulitnya”.

Contoh sikap Al Wafa

Ketika kita dahulu miskin, saat ini kita kaya, maka kita tidak lupa akan kondisi kita dahulu saat kita miskin.

Dahulu kita bodoh, dan saat ini kita merasa pintar, maka kita tidak lupa akan kondisi kita dahulu ketika kita masih bodoh.

Dahulu kita menganggur, dan saat ini kita mendapat pekerjaan, maka kita tidak lupa pada saat dahulu kita pernah menganggur.

Sikap wafa ini bisa kita representasikan dengan kita selalu bersyukur akan kondisi kita saat ini, dan selalu mengingat akan karunia Allah yang telah kita terima saat ini dengan memperhatikan kondisi-kondisi kita saat dahulu.

Ar Rahmaan

Ar Rahmaan diartikan sebagai Maha Pengasih

Pengasih apabila diartikan sebagai Perasaan sayang

Pertama harus dipahami apabila Maha Pengasih maka maknanya ialah segala sesuatunya diberi atau dikasih oleh Allah. Sesuatu yang sudah diberikan akan menjadi milik si penerima

Ta’awun Ta’awun berasal dari bahasa Arab

Ta’awana, Yata’aawuna, Ta’awuna, yang artinya tolong-menolong, gotong-royong, bantu-membantu dengan sesama manusia.

Pentingnya Ta’awunManusia adalah makhluk yang lemah tak

mampu mencukupi kebutuan hidupnya sendiri tanpa bantuan pihak lain.

Agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya manusia perlu mengadakan kerja sama, tolong-menolong dan bantu-membantu dalam berbagai hal.

Perintah Untuk Ta’awun

Perintah untuk Ta’awun ada dalam Q.S. Al-Maidah 5:2 o Menurut ayat tersebut tidak setiap bentuk tolong-menolong

itu baik, melainkan ada juga yang tidak baik.o Tolong-menolong yang baik adalah apabila mengarah pada

kebaikan dan ketaqwaan sesuai petunjuk agama.o Adapun tolong-menolong yang menyangkut masalah dosa

dan permusuhan termasuk perkara yang dilarang agama.o Tolong-menolong bebas dilakukan dengan siapapun

(termasuk non muslim), selama tidak menyangkut masalah akidah dan ibadah. Dalam hal akidah dan ibadah tidak ada kompromi antara agama yang satu dengan yang lain.

Klasifikasi Manusia dalam Ta’awun.

1. Al- mu’in wal Musta’in 2. La Yu’in wa la Yasta’in 3. Yasta’in wa la Yu’in. 4. Yu’in wa la Yasta’in

1. Al- mu’in wal Musta’in Yaitu orang yang memberi pertolongan

dan juga minta tolong. Orang ini memiliki sikap timbal balik dan inshaf (seimbang). Ia laksanakan kewajibannya dan ia juga mengambil apa yang menjadi haknya.

2. La Yu’in wa la Yasta’in Yaitu orang yang tidak mau menolong dan juga

tidak minta tolong. Ia ibarat orang yang hidup sendirian dan terasing, tidak mendapatkan kebaikan, namun juga tidak mendapat kejelekan orang.

3. Yasta’in wa la Yu’in. Yaitu orang yang maunya minta tolong saja,

namun tidak pernah mau menolong. Ia adalah orang yang paling tercela, terhina dan terendah. Ia sama sekali tidak punya semangat berbuat baik dan tidak punya perasaan khawatir mengganggu orang.

4. Yu’in wa la Yasta’inYaitu orang yang selalu menolong orang lain,

namun dia tidak meminta balasan pertolongan mereka. Ini merupakan orang yang paling mulia dan berhak mendapatkan pujian. Tidak pernah merasa berat di dalam memberi bantuan dan tidak pernah mau berpangku tangan ketika ada orang lain butuh pertolongan.

Faedah Ta’awun

Dengan tolong-menolong, pekerjaan akan dapat terselesaikan dengan lebih sempurna dan mempercepat tercapainya target pekerjaan

Ta’awun melahirkan cinta dan belas kasih antara orang yang saling menolong dan menepis berbagai macam fitnah.

Ta’awun akan memudahkan pekerjaan, memperbanyak orang yang berbuat baik, menampakkan persatuan dan saling membantu. Jika dibiasakan, maka itu akan menjadi modal kehidupan sebuah ummat.

top related