pendekatan dalam perancangan arsitektur (wujud ruang)

Post on 08-Apr-2016

104 Views

Category:

Documents

11 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Pendekatan Dalam Perancangan Arsitektur (Wujud Ruang)

Yudi Perwira (1204104010026)Khairul Rijal (1204104010027)

Husnul Mubaraq B (1204104010033)

Kelompok 3 :

Azas dan Metode Perancangan Ars I

Dosen Pembimbing :Hilda Mufiaty, ST, M. Sc

NIP : 197502061999032001

RUANG

Tempat (topos), yaitu suatu dimana, atau suatu place of belonging yang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada.

Wadah untuk manusia beraktifitas

Menurut Sifatnya

Menurut Letaknya

RUANG DALAM (interior)

RUANG LUAR (eksterior)

RUANG NYATA

RUANG MAYA

Akan Menentukan Bentuk Bangunan

Perlu diatur DULU 3 HAL dari RuangJUMLAH, UKURAN,

RAUT RUANG

1. Kegiatan Mana yang akan

dikelompokkan dalam satu

ruang

2. Mencocokkan Kegiatan disetiap Ruang Dengan Ukuran dan Raut Ruang

2 Tanggung Jawab Arsitek

Wujud RuangPrinsip-prinsip yang berkaitan dengan pendekatan 3 (Wujud Ruang) :

Ruang dapat dibentuk dengan mengutamakan kemandirian wujudnya.

Semakin kuat diutamakan kemandirian bentuk, semakin menonjol objek sebagai karya tunggal.

Penonjolan tersebut bersifat positif atau negatif.

Ruang dibentuk dengan tujuan dan pandangan terhadap bentuk dan wujud tertentu.

Kasus Mengenai Wujud Ruang Dalam Arsitektur

Villa Rotunda merupakan rumah yang dirancang oleh Mario Botta sebagai sebuah silinder. Bangunan tersebut dibangun membentuk sebuah bangunan yang terlihat untuk diri sendiri tanpa ada hubungan spasial dengan lingkungannya.

Dalam interior, Botta mengkombinasi denah bergeometri lingkaran bersama semua elemen bersudut siku-siku (tangga, lemari, dapur, dan semua tempat tidur).

1. Villa Rotunda di Stabio (Mario Botta)

2. Bank of China di Hong Kong (Ieoh Ming Pei)

Pada rancangan ini, Pei sangat menekankan aspek wujud ruang dalam rancangannya. Ia terinspirasi dari kombinasi dua bentuk geometri (segi empat dan segi tiga) yang dibuat dengan menggabungkan empat segitiga secara bersama secara horizontal membentuk bujur sangkar.

Selain itu, Pei juga bermaksud membangun karya yang paling eksprensif didaerahnya.

KesimpulanKedua kasus yang disampaikan mengilustrasikan

perancangan yang mengutamakan wujud karya, yaitu tekanan pada bentuk dan tampak pada suatu karya. Pendekatan dan hasilnya sering menyebabkan penonjolan karya arsitektur dalam lingkungannya.

Seandainya penonjolan terlihat cocok dan kualitas rancangan dilakukan dengan baik, maka hasilnya menjadi kontribusi yang baik dilingkungannya.

Namun, jika penonjolan tersebut diekspos secara monumental dan tidak sesuai dengan keberadaanya atau penonjolan tersebut terlalu sering diterapkan dilingkungannya, maka akan menimbulkan kesan inflasi arsitektur sehingga terjadi penurunan kualitas karya dan dianggap kurang menarik

TERIMA KASIH

top related