laporan pbk (pembelajaran berwawasan kemasyarakatan) pdkg 4306
Post on 25-Jun-2015
1.946 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PDGK 4306
LAPORAN PBK(Pembelajaran Berwawasan Kamasyarakatan)
Budidaya Kambing Etwa (PE) dan simulasi keuntungan
ruQhy Trapsilo2010.1
LAPORANPRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM
KEPEMUDAANTENTANG
PELATIHAN BUDIDAYA PE
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahPembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Yang Dibimbing Oleh Bapak Drs. Sunarto Hapsoyo, M.Pd
OlehNAMA : -NIM : -KELAS : VII / A
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S-1 PGSD
KELOMPOK BELAJAR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TREN
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 2
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : “PRAKTIK PEMBINAAN PROGRAM KEPEMUDAAN TENTANG
PELATIHAN BUDIDAYA KAMBING ETAWA (PE)”
Disusun Oleh :
Nama : -
NIM : -
Kelas : VII / A
Pokjar : Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek
UPBJJ-UT : Malang
Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh tutor mata kuliah Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan pada :
Hari : ………………………………
Tanggal : ………………………………
Sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
Berwawasan Kemasyarakatan Program S1 PGSD Guru Kelas Swadana Pokjar
Dinas Pendidkan Kabupaten Trenggalek UPBJJ-UT Malang Tahun Akademik
2010.1
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Instuktur Mata KuliahPembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Drs. Sunarto Hapsoyo, M.Pd
NIP.
Mengesahkan,Kepala UPBJJ-UT Malang
Prof. Drs. Gatot Muhsetyo, M.Sc.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya penetapan kebijakan diberlakukannya otonomi daerah,
setiap
daerah didorong untuk mampu mengembangkan komoditas unggulan
sebagai sumber pemasukan bagi pendapatan asli daerah. Salah satu
komoditas yang digencarkan pemerintah melalui Kementerian
Petenernakan adalah pada subsektor peternakan khusunya
peternakan kambing.
Indikator peningkatan pembangunan subsektor peternakan ini
dapat dilihat dengan adanya indikasi bertambahnya populasi ternak
pada komoditas yang ada. Menurut BPS Peternakan (2010) penyebaran
populasi ternak (kambing) dari tahun ke tahun umumya terjadi
peningkatan.
Berdasarkan jumlah populasi dari tahun per tahun di provinsi
Jawa Timur ini masih terbuka lebar potensi untuk dikembangkannya
sektor peternakan khususnya kambing.
Berdasarkan klasifikasi biologinya, kambing digolongkan dalam
kerajaan animalia, filum cordata, kelas kelompok mamalia, ordo
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 4
Arthodactyla, famili Bovidae, sub famili Caprinae dan genus Capra.
Berkembanganya tipe kambing diklasifikasikan berdasarkan produk
utamanya seperti kambing tipe perah, tipe potong, tipe dwiguna
( gabungan tipe potong dan perah) yang disebut sebagai kambing
etawa PE.
Kambing jenis PE ini merupakan kambing unggul asal Indonesia,
hasil persilangan antara kambing kacang lokal dengan kambing
Jamnapari asal India. Kambing PE memiliki kemampuan memproduksi
susu sebanyak 1,5-3 liter per hari. Dengan kemampuan produksi susu
tersebut maka kambing perah PE cukup signifikan untuk
dikembangkan sebagai ternak unggulan. Selain itu, kambing PE pun
sangat adaptif dengan topografi Kabupaten Trenggalek khususnya.
Kambing jenis ini dapat dengan mudah beradaptasi dengan kondisi
iklim dan lingkungan.
Produksi daging kambing PE lebih tinggi dibandingkan dengan
kambing kacang. Bobot badan Kambing PE jantan dewasa antara 65 –
90 kg dan yang betina antara 45 – 70 kg, dengan produksi susu bisa
mencapai 1 – 3 liter/hari. Dalam pemeliharaannya kambing jenis PE ini
tidak memerlukan lahan luas dan pembudidayaannya relatif mudah.
Kambing jenis PE juga sangat prospektif untuk usaha
pembibitan. Harga anak kambing PE bisa 3 – 5 kali lipat harga anak
kambing lokal. Kambing PE beranak pertama kali pada umur 16 – 18
bulan dan dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3 kali jika diusahakan
secara intensif dengan hasil anak kembar 1 – 3 ekor/induk. Atau
dengan kata lain, kambing jenis ini memiliki produktivitas biologis yang
cukup tinggi, yaitu 8-28% lebih tinggi dibandingkan sapi. Jumlah anak
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 5
per kelahiran (litter size) bervariasi 1 sampai dengan 3 ekor dengan
tingkat produksi susu yang melebihi dari kebutuhan untuk anaknya,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersial dan tidak
mengganggu proses reproduksinya.
Pada umumnya, pemeliharaan kambing jenis etawa PE ini masih
dengan cara yang sangat sederhana yaitu di setiap halaman samping
rumah dengan pola pemberian pakan yang tidak sesuai antara
umur,berat badan tenak dengan kualitas dan kuantitas dari pada
pakan tersebut. Atau dengan kata lain peternak hanya memberikan
pakan seadanya (rumput hijau) tanpa adanya selingan penambahan
vitamin dan zat gizi lainnya, seperti halnya yang terjadi di Desa
Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Setiap keluarga
pada umumnya memiliki 1 – 4 ekor kambing dan dipelihara dengan
dikandangkan di samping rumah dan digembalakan di areal bekas
panen atau lahan sawah.
Padahal jika kita lihat potensi kabupaten Trenggalek atau pada
skup kecil potensi yang ada di Desa Tanggaran Kecamatan Pule sangat
mendukung untuk usaha peternakan kambing jenis ini. Potensi
kelayakan tempat yaitu berupa kontur wilayah Desa Tanggaran
Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek yang berhawa sejuk adalah
sangat cocok untuk untuk dilakukannya peternakan kambing jenis PE
dalam skala besar maupun skala rumahan ( kecil dan menengah) dan
potensi ketersediaan pakan ternak yang melimpah. Akan sangat
merugi bila tidak ada sebuah upaya pemberdayaan1 masyarakat
1 Pemberdayaan dimaksud adalah optimalisasi pembibitan, produksi daging dan susu dengan teknologi pemeliharaan yang benar (kesesuaian kebutuhan kandungan gizi pakan dengan berat ternak serta penerapan teknologi kandang tenak).
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 6
Desa Tanggaran untuk memlihara kambing jenis Etawa PE ini.
Menyimak dan memperhatikan sekilas paparan di atas, akhirnya
muncullah gagasan untuk melakukan sebuah pemberdayaan melalui
sebuah pusat pelatihan kepemudaan mengenai upaya pemberdayaan
kambing jenis PE pada masyarakat Desa Taggaran Kecamatan Pule
Kabupaten Trenggalek. Pelatihan pemberdayaan pemeliharaan
kambing etawa PE ini akan di fokuskan pada para pemuda yang ada di
Desa Tanggaran tepatnya berlokasi yang berlokasi di RT. 07 RW 02
Dusun Krajan Desa Tanggaran dengan subyek pelatihan yaitu para
pemuda usia produktif.2
1.2 Tujuan Umum Pelatihan Pemberdayaan Kambing PE Kepala
Hitam
Setelah pelatihan selesai diharapkan para pemuda yang ada di
Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek dapat
meningkatkan potensi desa khususnya sektor peternakan subsektor
peternakan kambing unggulan yaitu kambing jenis etawa (PE) kepala
hitam yang ada di desa Tanggaran secara memadai atau maksimal,
serta guna mengembangkan jiwa kreatif, inovatif, wirausahawan,
kepeloporan, dan kepemimpinan para pemuda Desa Tanggaran
sebagai bekal ketrampilan dalam membangun desa.
1.3 Tujuan Khusus Pelatihan Pemberdayaan kambing etawa (PE)
kepala hitam
2 Usia produktif yaitu antara 15-35 tahun(sumber BPS pada sensus tahun 2003).
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 7
1. Setelah pelatihan para pemuda (masyarakat) Desa Tanggaran dapat
memahami dan menganalisis kelayakan usaha Kambing Etawa (PE)
kepala hitam dari berbagai sudut pandang.
2. Memberi wawasan tentang pemberdayaan Peternakan Unggulan
yaitu kambing PE kepala hitam dari aspek kelayakan finansial dan
non finansial (aspek pasar/penjualan, ketrsedian pakan, manajemen,
tenaga, dan lingkungan yang mendukung)
3. memberi wawasan dan pencerahan mengenai teknologi budidaya
kambing PE terhadap perubahan dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi manfaat dan biaya dari usaha tersebut.
4. dapat memelihara kambing etawa dari proses pembibitan sampai
pembesaran.
1.4 Alasan dan Manfaat Pelatihan
Alasan pemilihan lokasi dan jenis Pelatihan Kepemudaan
pemberdayaan kambing etawa (PE) jenis kepala hitam di Desa
Tanggaran RT. 07 RW. 02 Dusun Krajan dikarena dusun tersebut
memiliki potensi pengembangan ternak kambing PE untuk sekala
besar.
Manfaat yang dapat diperoleh berdasarkan tujuan diatas
adalah sebagai berikut :
1.4.1. Bagi penulis
Merupakan suatu kesempatan untuk
mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan
yang diperoleh di kampus Universitas Terbuka dan juga
sebagai sarana sosialisasi tentang teknologi pemeliharaan
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 8
kambing etawa PE di Desa Tanggaran Kecamatan Pule
Kabupaten Trenggalek.
1.4.2. Bagi masyarakat dan desa tempat pelatihan
Praktik pelatihan pemberdayaan ternak kambing etawa
(PE) ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi / wawasan / pencerahan
mengenai cara pemeliharaan/ budidaya kambing etawa
(PE) kepala hitam.
2. Memberikan informasi/wawasan/pencerahan mengenai sisi
ekonomi dari pemeliharaan kambing etawa.
3. Sebagai salah satu usaha yang diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan perbaikan
ekonomi masyarakat Desa Tanggaran Kecamatan Pule
Kabupaten Trenggalek.
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
2.1 Susunan Keanggotaan Pusat Pelatihan:
1. Pelindung :
1. Bapak Jemiyo selaku Kepala Desa Tanggaran
2. Bapak Sadiman sebagai tokoh lingkungan.
2. Ketua Pasat Pelatihan:
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 9
Bapak Laman
3. Anggota Pelatihan/ Warga Belajar
1. Saeno
2. Sumardi
3. Edy Mulyono
4. Agus Mulyono
5. Tabri
6. Saelan
7. Kasdi
8. Jemari
9. maryoto
10.Lamijo
2.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
2.2.1. Tempat Pelaksanaan
Praktik pembinaan program kepemudaan pemberdayaan
ternak kambing etawa (PE) kepala hitam ini diselenggarakan di
rumah Bapak Laman selaku ketua dari pusat pelatihan dan juga
salah satu peternak sukses dengan alamat beralamat di Dusun
Krajan RT.07 RW.02 Desa Tanggaran Kecamatan Pule Kabupaten
Trenggalek.
2.2.2. Waktu Pelaksanaan.
Kegiatan ini dilaksanakan selama delapan hari (terhitung
dari mulai sosialisai sampai kegiatan praktek) yaitu tanggal 24
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 10
Mei 2010 sampai dengan 2 Juni 2010, pada pukul 9.00 WIB
sampai selesai, dengan alokasi waktu sebagai berikut:
a. Jadwal sosialisasi program praktik pemberdayaan kambing
etawa (PE)
NoPerte-
muanHari/Tanggal Tempat Materi Waktu
1. - senin,24 Mei 2010
Balai Desa Tanggaran
Konsultasi tentang persiapan pelaksanaan program dengan
kepala Desa Tanggaran. mengurus perijinan/ pengajuan
proposal untuk mengadakan pelatihan kepemudaan pada Kepala Desa Tanggaran.
2 jam
2. - Selasa, 25 Mei 2010
Kantor UDP Kec. Pule
Konsultasi dengan pejabat pendidikan luar sekolah tentang pelaksanaan program praktek pemberdayaan etawa (PE)
2 jam
3. - Rabu, 26 Mei 2010
Rumah Bpk.laman
Penjaringan warga belajar yang akan dibina.
2 jam
4. - Kamis, 27 Mei 2010
Rumah Bpk. Laman
Pendatan ulang WB Visitasi program meliputi:
a. Penjelasan secara rinci tentang kambing etawa PE kepala hitam dari berbagai tinjauan/aspek.
b. Penjelasan dan gambaran tentang pembuatan kandang, estimasi biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan kandang dan penyediaan bibit kambing, beserta analisa asumsi keuntungan.
c. Penjelasan tentang penyediaan pakan ternak yang bermutu(cukup nutrisi)
d. Penjelasan tentang prospek/pangga pasar ternak dari kambing etawa(PE).
2 jam
b. Jadwal Pelaksanaan Praktek Warga Belajar
NoPerte-
muanHari/Tanggal Tempat Materi Waktu
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 11
1. I Sabtu,29 Mei 2010
Rumah P.Laman
Orientasi lapangan berupa melihat langsung Peternakan milik P. Laman dilanjutkan pratik membuat kandang kambing etawa (PE).
5 jam
2. - Minggu,30 Mei 2010
- Praktik diliburkan -
3. II Senin,31 Mei 2010
Rumah P.Laman
1.Melajutkan Pembuatan kandang yang belum selesai.
2.evaluasi hasil
5 jam
4. III Selasa,1 Juni 2010
1.pratik mengenai cara pemeliharaan kambing etawa yang meliputi: pencampuran pakan/ kombinasi pakan, pemberian pakan pada ternak, cara pembersihan kandang disertai penjelasan mengenai ciri bibit unggul, ciri hewan yang sedang sakit,tidakan prefentif dan cara penyembuhannya.
2.evaluasi hasil.
5 jam
5. IV Rabu , 2 Juni 2010
Rumah
Laman
1Praktik pelatihan tata cara mengawinkan kambing, serta cara memerah susu kambing etawa.
2.evaluasi hasil3.Perpisahan dengan Warga
Belajar
5 jam
2.3. Materi Pelatihan / Kegiatan
2.3.1 Gambaran Usaha Ternak Kambing etawa (PE) Kepala Hitam
1. Faktor Teknis
Populasi kambing di Indonesia saat ini mencapai 7 juta
ekor. Jumlah ini 76% diantaranya berada di Pulau Jawa. Kambing
umumnya dipelihara dengan cara yang sangat sederhana di setiap
rumah tangga pedesaan seperti halnya masyarakat Desa
Tanggaran. Setiap keluarga pada umumnya memiliki 1 – 3 ekor
kambing etawa (PE) kepala hitam yang dipelihara dengan
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 12
dikandangkan di samping rumah dan digembalakan. Pakan yang
diberikan setiap hari berasal dari rumput yang ada di seputar
rumah.
2. Secara teoritis
(1) Kambing etawa PE dapat menghasilkan 2 – 5 (jika
sudah dewasa) anak setiap tahu tahun. Reproduksi kambing
dipengaruhi oleh tingkat kecukupan gizi yang ada.(2) Kebutuhan
pakan kambing dipenuhi dengan rumput, selain rumput kambing
juga memerlukan makanan tambahan berupa biji-
bijian,sentrat,dedak, dan lain-lain untuk mempercepat
pertumbuhannya. (3) Permintaan akan daging dan susu kambing
yang masih sangat tinggi dan pemenuhan pasar sangat rendah.
3. Alternatif Lokasi
Lokasi yang ideal bagi peternakan kambing PE adalah
pada daerah dengan dukungan sarana transportasi yang memadai,
bersuhu sejuk (sekitas 20 C) atau pada daerah dengan ketinggian
dari permukaan laut lebih dari 600 m, dengan ketersediaan air
bersih yang cukup. Wilayah pengembangannya adalah pada
daerah dengan lama periode kering tidak lebih dari 4 bulan,
sehingga ketersediaan hijauan dapat lebih terjamin3.
Berdasarkan persyaratan tersebut, maka Desa Tanggaran
Kecamatan Pule merupakan salah satu lokasi potensial untuk
pengembangan peternakan etawa PE kepala hitam
3 Sedapat mungkin ketersediaan lahan untuk tanaman rumput juga tersedia
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 13
4. Pembiayaan dan Kelayakan Investasi Peternakan Kambing
Etawa (PE) Kepala Hitam
Investasi tetap yang diperlukan dalam pegembangan
ternak kambing PE meliputi bangunan kandang, pembelian bibit
betina dan jantan, sewa lahan4,dan lain-lain. Sedangkan biaya
operasional yang diperlukan dan dikeluarkan setiap tahunnya
mencangkup biaya, pakan, obat, peralatan dan lain-lain.
Struktur pembiayaan dan investasi diperlihatkan dalam data di
bawah:
a. Estimasi Input-Output Usaha Ternak Kambing Etawa PE
Kepala Hitam(rupiah/ 2 tahun) Mulai awal Pembuatan
Kandang.
1. Kangdang.5
Esbes 2m, 8 lembar Rp.
350.000,00
Usuk Rp. 50.000,00
Reng Rp. 50.000,00
Bambu untuk alas dan penutup samping Rp.
25.000,00
Paku Rp. 10.000,00
Bata untuk dasaran Rp.
150.000,00
4 Tidak masuk dalam asumsi pengeluaran dikarenakan hampir semua warga Desa Tanggaran memiliki lahan yang cukup luas untuk kandang pemeliharan kambing.5 Sketsa gambar kandang dibahas pada 2.4.2 pemeliharan kambing etawa sub e. Perkandangan Asumsi biaya kandang didasarkan pada 8 ekor ternak, biaya upah kerja sengaja tidak dimasukkan karena dianggap warga belajar mampu membuat kandang sendiri.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 14
Pasir untuk dasaran Rp.
100.000,00
Semen 3 sak Rp. 150.000,00
Kawat kasa sebagai (penyaring kotoran) Rp.
100.000,00
Rp. 985.000,00
2. Bibit 5 ekor X @ Rp.900.0006 Rp.4.500.000,00
3. Pakan7 Rp. 800.000,00
Total pengeluaran ( kandang+bibit+pakan) Rp
6.285.000,00
4. Asumsi penjualan ternak8 setelah dipelihara 2 tahun adalah:
1.Penjualan susu =Rp. 500.000,-
2.Penjualan betina afkir 4 ekor X @ Rp.2.500.000 =Rp.
10.000,000,-
3.Penjualan jantan afkir 1 ekor = Rp.
3.000.000,-
4.Penjualan anak = Rp 3.000.000,-
6.Penjualan pupuk = Rp.
100.000,-
Total Penjualan = Rp. 16.600,000,-
5. laba bersih selama 2 tahun = Rp. 16.600.000,00 – 6.285.000,-
6 Memilih bibit Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan kambing yang baik,cepat besar, tidak berpenyakit,dll. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype baik. (dikutip dari berbagai sumber)7 Pakan bernutrisi(gamblong,ampas tahu,kedelai selip,sentrat,tepung ikan,dll) selama 4 bulan.8 Pasca PanenBila kambing hendak dijual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun), dan diusahakan agar permintaan akan kambing cukup tinggi.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 15
=
Rp.10.315.000,00
6. Laba per bulan9 = Rp. 430.000,-
b. Peluang Usaha Bagi Peternak Kambing Etawa (PE)
Dari hasil analisis biaya dan investasi tersebut di atas,
ternyata usaha peternakan kambing etawa (PE) kepala hitam
dengan air susunya adalah Iayak secara teknis, ekonomis dan
finansial untuk diterapkan/dilakukan di Desa Tanggaran Kecamatan
Pule Kabupaten Trenggalek dan bila digeluti sungguh-sungguh
dengan disertai sistem pemeliharaan yang intensif berupa
penerapan teknologi sederhana berupa pembuatan kandang yang
bersifat permanen dan hygines serta pemberian pakan yang
seimbang, sehingga kematian anak dapat ditekan, reproduksi
menjadi lebih baik membuat usaha ini dapat berjalan lebih efisien
akan dapat menguntungkan bagi peternak Desa Tanggan.
Untuk ekspansi usaha bagi peternak tentunya terbatas,
khususnya dalam hal pengadaan modal kerja. Dalam hal ini ada
peluang bagi masyarakat Desa Tanggaran yang sangat terbuka
lebar dengan membuat kemitraan usaha melalui sistem kelompok
ternak yang yang dalam hal ini diketuai oleh Bapak Laman,
2.3.2 Pemeliharaan Kambing Etawa (PE)
9 Pada pemeliharaan tahap kedua laba bisa berkali lipat dikarenakan tidak ada biaya pembuatan kandang
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 16
a. Ciri-ciri Kambing Etawa 1. Postur tubuh tinggi, untuk ternak jantan dewasa gumba/pundak
90 – 110 cm dan betina 70 – 90 cm. Kaki panjang dan bagian
paha ditumbuhi bulu/rambut panjang,
2. Profil (bagian atas hidung) tampak cembung
3. Telinga panjang (25 – 40 cm) terkulai ke bawah
4. Warna bulu umumnya putih dengan belang hitam atau coklat.
Tetapi ada juga yang polos putih, hitam atau coklat.
b. Pemilihan Bibit
1. Bibit Kambing PE yang baik
• Sehat, tidak cacat fisik dengan nafsu makan besar dan aktif
• Bulu bersih dan mengkilat
• Dada lebar dan dalam, kaki kurus dan kuat
• Berasal dari keturunan kembardan induk tidak sedarah
2. Bibit Kambing PE jantan yang baik
• Postur tubuh tinggi besar dan gagah
• Kaki panjang dan tumit tinggi
• Alat kelamin normal dan nafsu sex besar
3. Bibit Kambing PE betina yang baik
• Bersifat keibuan dan pandai mengasuh anak
• Alat kelamin normal
• Mempunyai ambing yang simetris, kenyal dan tidak ada bekas
luka
c. Perkembangbiakan
Perkawinan dapat menghasilkan kebuntingan bila
dilakukan pada saat kambing betina dalam keadaan birahi. Kambing
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 17
betina birahi pertama pada saat umur 6 – 8 bulan tetapi belum
dapat dikawinkan menunggu dewasa tubuh pada umur 10 – 12.
Sedangkan kambing jantan sebaiknya dikawinkan setelah umur 12
bulan.
Tanda – tanda birahi pada kambing betina antara lain:
1. Gelisah, tidak nafsu makan, ekor dikibas – kibaskan serta terus
menerus mengembik.
2. Alat kelamin bengkak, berwarna merah serta mengeluarkan
sedikit
Lendir bening.
3. Masa birahi berlangsung selama 24 – 45 jam dan akan terulang
dengan siklus 18 – 20 hari
Bila kambing betina telah menunjukkan gejala birahi maka
sebaiknya segera dikawinkan. Perkawinan dapat dilakukan
dengan dua cara:
1. Kawin alam
Kawin yang dilakukan dengan memasukkan kambing betina ke
kandang pejantan selama 2 hari
2. Kawin suntik / IB10
Kawin yang dilaksanakan dengan cara memasukkan sperma
beku yang mutu genetiknya terjamin
Adapun ciri-ciri kambing bunting antara lain:
1. Sejak dikawinkan gejala birahi tidak muncul lagi
2.Sikap tenang dan nafsu makan meningkat
10 Tidak masuk dalam materi pelatihan karena membutuhkan disipllin ilmu yang sesuai.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 18
3. Perut sebelah kanan membesar dan ambing turun
4. Suka menggesek-gesekkan badan ke dinding kandang
Kambing bunting sebaiknya dipelihara terpisah dengan yang lain
dengan cara memberi sekat agar tidak terganggu kambing lain
dan lantai kandang harus kuat agar kambing tidak terperosok
atau terpeleset.
Masa Bunting kambing selama 5 bulan, anak yang baru
lahir segera disusukan pada induknya agar mendapatkan
colostrum yang berguna bagi pembentukan kekebalan tubuh.
Anak kambing disapih pada umur 3 bulan dan induknya dapat
dikawinkan lagi sehingga dalam waktu 2 tahun bisa beranak 3
kali.
d. Pakan Ternak Kambing.
Secara umum ternak kambing setiap hari membutuhkan
pakan hijauan sebanyak 10 % dari bobot badan, tetapi dalam
pemberiannya 2 kali lipat karena kambing bersifat pemilih.
Pemberian dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Pemberian konsentrat diberikan untuk menambah dan
melengkapi kebutuhan gizi dengan jumlah 1% dari bobot badan.
Pemberian konsentrat dilakukan pada pagi hari. Untuk mencukupi
kebutuhan mineral maka diberikan garam dapur yang ditempatkan
pada wadah khusus yang ditempatkan pada wadah khusus dan
kambing akan menjilati sesuai kebutuhan
Kondisi Pertumbuhan Jumlah Pemberian (kg/ekor)
Konsentrat Ampas tahu Rumput Dedaunan
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 19
Kambing laktasi 0,5 3 5 2
Induk bunting 0,25 3 5 2
Pejantan 0,5 3 6 4
anak > 8 bulan 0,25 1,5 2,5 2
Anak 5-8 bulan 0,1 1 1,5 1
Tabel 1. Jumlah Pemberian Pakan Berdasarkan Kondisi Pertumbuhan Kambing11
e. Perkandangan.
Kandang kambing PE idealnya berbentuk panggung
dengan lantai dari lajur bambu atau papan yang dipasang berjajar
dari depan ke belakang. Antara lajur diberi sela 1,2 cm agar kotoran
serta kaki tidak terperosok. Kebutuhan ruang kandang kambing
jantan dewasa 1,5 m x 1,5 m/ekor dan betina 1,5 m x 1 m/ekor.
Gambar 2: Sketsa kandang kambing 1 bujur(Jemari/ 7B)
f. Produksi Susu Kambing Etawa12
11 Sumber : P4S Cita Rasa dalam Setiawan dan Tanius (2003)
12 Berbagai sumber
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 20
Produksi susu kambing PE relatif tinggi dan berlebih jika hanya
untuk mencukupi kebutuhan anak sehingga dapat dimanfaatkan untuk manusia.
Kandungan gizi susu kambing yaitu protein 3,7 %, lemak 4,1 %, gula 4,6 %
dan mineral 0,80 %. Susu kambing juga mempunyai khasiat sebagai berikut:
1. Membantu penyembuhan penyakit paru-paru (TBC, asma, flek)
2. Mencegah osteophorosis
3. Menanggulangi penyakit gatal pada kulit
4. Meningkatkan pertumbuhan dan kecerdasan anak
5. Mengencangkan dan menghaluskan kulit
6. Menambah gairah seksual.
g. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Pada Ternak Kambing
Etwa (PE)
1. Kurap/kudis (scabies)
Penyebab : perasit kulit (termasuk kutu)
Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu rontok kulit merah
dan menebal. Tempat yang sering di serang muka, telinga,
pengkal ekor, leher dll.
Pencegahan : kebersihan dan pemisahan ternak sakit.
2. Kembung Perut (Bloat/Thympani)
Penyebab : gas yang timbul oleh makanan (rumput muda)
Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar, napas pendek dan
cepat, tidak mau makan.
Pencegahan : jangan diberi rumput muda,berikan larutan gula
merah dan asam jawa, keluarkan gas dengan cara mengurut-
urut perut kambing.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 21
2.3.3 Kerangka Pemikiran Operasional Peternakan Kambing Etawa PE
Berdasakan dari beberapa asumsi-asumsi yang ada diatas dan berdasarkan
keterangan langsung dari Bapak Lasman sebagai salah satu pelopor dan peternak
yang sudah sukses kambing etawa (PE) kepala hitam dapat secara garis besar
peternakan kambing etawa dapat dagambarkan melaui diagram alur sebagai
berikut:
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 22
Adanya pengembangan usaha ternak kambing
Etawa diharapkan dijadikan sebagai sumber peningkatan pendapatan
penghasilan daerah
Adanya prospek dan peluang bisnis kambing PE
Apakah usaha peternakan Etawa layak
dijalankan
Aspek non finansial : Aspek lingkungan yang
mendukung Aspek ketersediaan pakan Aspek tenaga Permintaan yang
tinggi/penjualan
Aspek finansial
Pengeluaran pembelian bibit, pembuatan kandang, pakan
penjualan
Gambar 3: Kerangka pemikiran operasional bertenak kambing etawa (PE) kepala hitam
2.4 Strategi dan deskripsi jalannya kegiatan dari awal hingga
akhir kegiatan
NoPerte-
muanHari/Tanggal Tempat Materi Waktu
1. - senin,24 Mei 2010
Balai Desa Tanggaran
Konsultasi tentang persiapan pelaksanaan program dengan
kepala Desa Tanggaran. mengurus perijinan/ pengajuan
proposal untuk mengadakan pelatihan kepemudaan pada Kepala Desa Tanggaran.
2 jam
2. - Selasa, 25 Mei 2010
Kantor UDP Kec. Pule
Konsultasi dengan pejabat pendidikan luar sekolah tentang pelaksanaan program praktek pemberdayaan etawa (PE)
2 jam
3. - Rabu, 26 Mei 2010
Rumah Bpk.laman
Penjaringan warga belajar yang akan dibina.
2 jam
4. - Kamis, 27 Mei 2010
Rumah Bpk. Laman
Pendatan ulang WB Visitasi program meliputi:
a. Penjelasan secara rinci tentang kambing etawa PE kepala hitam dari berbagai tinjauan/aspek.
b. Penjelasan dan gambaran tentang pembuatan kandang, estimasi biaya yang
2 jam
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 23
Pengusahaan Ternak Etawa PE Kepala
Hitam
Layak
(lanjutkan usaha )
Tidak layak(sebaiknya di investasikan
ke usaha lain)
dibutuhkan untuk pembuatan kandang dan penyediaan bibit kambing, beserta analisa asumsi keuntungan.
c. Penjelasan tentang penyediaan pakan ternak yang bermutu(cukup nutrisi)
d. Penjelasan tentang prospek/pangga pasar ternak dari kambing etawa(PE).
5. I Sabtu,29 Mei 2010
Rumah P.Laman
Orientasi lapangan berupa melihat langsung Peternakan milik P. Laman dilanjutkan pratik membuat kandang kambing etawa (PE).
5 jam
6. - Minggu,30 Mei 2010
-
Praktik diliburkan
-
7. II Senin,31 Mei 2010
Rumah P.Laman
1.Melajutkan Pembuatan kandang yang belum selesai.
2.evaluasi hasil
5 jam
8. III Selasa,1 Juni 2010
1.pratik mengenai cara pemeliharaan kambing etawa yang meliputi: pencampuran pakan/ kombinasi pakan, pemberian pakan pada ternak, cara pembersihan kandang disertai penjelasan mengenai ciri bibit unggul, ciri hewan yang sedang sakit,tidakan prefentif dan cara penyembuhannya.
2.evaluasi hasil.
5 jam
9. IV Rabu , 2 Juni 2010
Rumah
Laman
1Praktik pelatihan tata cara mengawinkan kambing, serta cara memerah susu kambing etawa.
2.evaluasi hasil3.Perpisahan dengan Warga
Belajar
5 jam
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 24
BAB III
TEMUAN DAN HASIL
3.1 Temuan / Hasil Evaluasi Proses
3.1.1. Praktik Hari Pertama dan Kedua13
No Nama
Evaluasi proses
JmlKeaktifan Kerja sama
Kebera-
nian
Produkti-
fitas14
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
13 Penilaian dibantu Bpk Laman14 Produktifitas Diartikan sebagai hasil dari kemampuan mengolah,mencampur pakan, dan memberikan pakan pada ternak(kesesuain antara komposisi/kualitas,kuantitas,dengan berat badan ternak)
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 25
1. Saeno 3 3 3 2 11
2. Sumardi 1 1 1 2 5
3. Edi Mulyono 2 3 3 2 10
4. Agus Mulyono 2 2 2 2 8
5. Tabri 1 1 1 1 4
6. Saelan 3 3 3 2 11
7. Kasdi 1 1 2 1 5
8. Jemari 2 3 3 3 11
9. Maryoto 1 2 2 2 7
10. Lamijo 2 2 3 3 10
*penilaian berdasarkan pengamatan praktik pertama pada hari kamis tanggal 29 & 31 Mei 2010
3.1.2. Pratik Hari Ketiga
No Nama
Evaluasi proses
JmlKeaktifan Kerja sama
Kebera-
nian
Produkti-
fitas
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Saeno 3 3 3 3 122. Sumardi 2 2 2 2 83. Edi Mulyono 3 3 3 3 124. Agus Mulyono 3 2 3 2 105. Tabri 1 2 2 1 66. Saelan 3 3 3 3 127. Kasdi 2 2 2 2 88. Jemari 3 3 3 3 129. Maryoto 2 2 3 3 1010. Lamijo 2 3 3 3 11
*penilaian berdasarkan pengamatan praktik kedua pada hari Sabtu tanggal 1 Juni 2010
3.1.2. Pratik Hari Keempat
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 26
No Nama
Evaluasi proses
JmlKeaktifan Kerja sama
Kebera-
nian
Produkti-
fitas
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Saeno 3 3 3 3 12
2. Sumardi 2 2 2 2 8
3. Edi Mulyono 3 3 3 3 12
4. Agus Mulyono 3 2 3 2 10
5. Tabri 1 2 2 1 6
6. Saelan 3 3 3 3 12
7. Kasdi 2 2 2 2 8
8. Jemari 3 3 3 3 12
9. Maryoto 3 3 3 3 12
10. Lamijo 3 3 3 3 12
*penilaian berdasarkan pengamatan praktik ketika pada hari Senin tanggal 2 Juni 2010
Indikator penilain evaluasi proses:
Keaktifan ====> Nilai : 1. Pasif dalam mengikuti kegiatan
2. Aktif dengan bimbingan tutor
3. Aktif tanpa bimbingan tutor
Kerjasama ===> Nilai: 1. Sulit bekerjasama
2. Bisa bekerjasama
3. Senang membantu teman
Keberaniaan ===> Nilai: 1. Belum berani praktek
2. Berani praktik dengan bimbingan tutor
3. Berani praktik tanpa bimbingan tutor
Produktifitas ===> Nilai: 1. Apabila 3X pratik belum berhasil
2. Apabila 2X pratik belum berhasil
3. Apabila 1X pratik belum berhasil
Skor nilai: 1. 1212
X 10 = 10 7.612
X 10 = 5
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 27
2. 1112
X 10 = 9,2 8.512
X 10 = 4,2
3. 1012
X 10 = 8,3 9.4
12 X 10 = 3,3
4. 9
12 X 10 = 7,5 10.
312
X 10 = 2,5
5.8
12 X 10 = 6,7 11.
212
X 10 = 1,6
6. 712
X 10 = 5,8 12.1
12 X 10 = 0,8
Rentang nilai: 1. 9,2 – 10 = sangat baik
2. 8,3 – 9,1 = baik
3. 7,5 – 8,2 = cukup
4. 6,7 – 7,4 = kurang
5. 0 – 6,5 = sangat kurang
Skor / Rata-Rata = Praktik I +Praktik II+Pratik III
3
Nilai Akhir = Skor rata−rata
12 X 10
Hasil akhir pengamatan praktik I, praktik II, dan praktik III adalah sebagai
berikut:
No.
NamaPraktik
IPraktik
IIPraktik
IIIJmlh
Skor /
rata-rata
NA Ket.
1. Saeno 11 12 12 35 11,7 9,7 Sangat baik
2. Sumardi 5 8 8 21 7 5,8 Sangat kurang
3. Edi M. 10 12 12 34 11,3 9,4 Sangat baik
4. Agus M. 8 10 10 18 6 5,0 Sangat kurang
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 28
5. Tabri 4 6 6 16 5,3 4,4 Sangat kurang
6. Saelan 11 12 12 35 11,7 9,7 Sangat baik
7. Kasdi 5 8 8 21 7 5,8 Sangat kurang
8. Jemari 11 12 12 35 11,7 9,7 Sangat baik
9. Maryoto 7 10 12 29 9,7 8,1 cukup
10. Lamijo 10 11 12 33 11 9,2 Sangat baik
3.2. Temuan Hasil
Berdasarkan pengamatan selama praktik yang
diselengarakan selama 3 hari diperoleh gambaran umum
bahwasannya warga belajar telah menguasai materi pelatihan. Hal ini
dikarenakan pemeliharaan kambing bukanlah hal yang asing bagi
mereka, serta warga belajar mampu membuat kandang kambing
etawa (PE).
Hal tersebut tercermin dari kemampuan unjuk kerja warga
belajar dalam menyerap materi untuk diaplikasikan dalam praktik
langsung. Lebih rinci gambaran warga belajar dalam unjuk kerja
adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyebutkan komposisi(kualitas),jumlah asupan pakan
berdasarkan berat badan ternak kambing etawa (PE) dengan
benar.
2. Menjelaskan cara membuat kandang yang sehat buat kambing
dengan benar.
3. Menjelaskan langkah-langkah pemilihan bibit, pengobatan,
pemberian pakan ternak, pembersihan kandang beserta
ternaknya dengan benar.
4. Mempraktiktakan cara-cara pencampuran pakan dengan
memperhatikan perbandingan komposisi zat pada pakan, jumlah
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 29
pemberian pakan sesuai berat badan hewan, cara
membersihkan kandang dan ternaknya dengan benar.
3.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, secara garis besar para
peserta pelatihan(warga Belajar) mempunyai unjuk kerja yang
baik, skill mumpuni serta aktif bertanya tentang hal-hal yang
belum mereka pahami kepada P. Lasman .
Adapun secara detail gambaran dari unjuk kerja yang
didasarkan pada evaluasi proses15 pada praktik pertama, kedua,
dan ketiga adalah sebagi berikut:
1. Saeno
Memiliki kerjasama yang sangat baik, dapat aktif, memiliki jiwa
kepemimpinan, bisa bekerja sama (team work) dan memiliki
keberanian dengan bimbingan tutorserta unjuk kerja yang baik.
2. Sumardi
Pasif dalam mengikuti kegiatan, sulit bekerjasama, keberanian
sangat kurang dan produktifitas sangat rendah.
3. Edy Mulyono
Memiliki keaktifan, kerjasama, berani mencoba tanpa bimbingan
tutor, namun dari segi hasil / produktifitas agak rendah,memiliki
jiwa wirausahawan yang tinggi.
15 Evaluasi proses merupakan penilaian mengenai: kemampuan warga belajar memahami,mengadaptasi dan mengaplikasikan penjelasan yang diperoleh pada hariRabu, 26 Mei 2010 melalui unjuk kerja pada kegiatan praktek.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 30
4. Agus Mulyono
Berani mencoba, cukup aktif dalam selama praktik berlangsung,
namun kurang bisa bekerjasama dengan warga belajar yang lain
serta dari segi produktifitas perlu ditingkatkan.
5. Tabri
Sangat pasif, kurang bisa bekerjasama atau kolektifitas perlu
ditingkatkan, serta perlu bimbingan tutor untuk pratik.
6. Saelan
Rajin, aktif, mampu bekerjasama dengan warga belajar lain,
serta memiliki keberanian dan produktifitas yang tinggi..
7. Kasdi
Cukup berani dalam melakukan kegiatan praktik, mempunyai
namun dari sisi kerjama dan produktifitas masih agak rendah,
terbukti pencampuran pakan ternak kurang sesuai dengan
kandungan zat gizi dari masing-masing bahan.
8. Jemari
Mempunyai keberanian dan tanggung jawab yang tinggi, punya
jiwa leader ship, mampu bekerjasama.
9. Maryoto
Punya kemampuan awal yang kurang menyakinkan, akan tetapi
pada praktik hari ketiga terjadi peningkatan yang signifikan
dalam hal produktifitas, kerja sama atau dengan kata lain
mampu mencerna materi dengan baik.
10.Lamijo
Unjuk kerja meyakinkan, punya jiwa wirausaha yang tinggi, aktif
bertanya mengenai hal-hal yang kurang dimengerti.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 31
3.4 Gambaran Keaktifan
Cara merespon / cara mempraktekkan petunjuk yang diberikan
dan antusiasme untuk datang mengikuti kegiatan.
No Nama Respon Materi Antusiasme
1. Saeno 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
2. Sumardi 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
3. Edy Mulyono 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
4. Agus Mulyono 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
5. Tabri 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
6. Saelan 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
7. Kasdi 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
8. Jemari 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 32
bagus,produktifitas tinggi. 3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
9. Maryoto 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
10. Lamijo 1.Mudah menerima materi.2.Dapat mempratikkan
dengan benar.3.Hasil kerja cukup
bagus,produktifitas tinggi.
1.Aktif, kreatif, hadir tepat waktu.
2.punya etos kerja yang bagus
3.Terampil dan cekatan dalam melaksanakan tugas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan pengamatan pada praktik pelatihan kepemudaan
tentang pelatihan pemberdayaan Kambing etawa (PE) kepala hitam
dapat dikatakan bahwa semua warga belajar Desa Tanggaran memiliki
unjuk kerja yang baik, tidak produktifitas yang tinggi, memiliki
kekompakan antar warga, cukup cekatan, dan mempunyai jiwa leader
ship.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 33
Dalam pelaksanaan praktik/pelatihan pemberdayaan ternak
kambing etawa (PE) kepala hitam yang dilaksanakan selama enam
hari tersebut tidak banyak mengalami kendala yang berarti atau
dengan kata lain dapat dikatakan sukses digelar, hal ini dikarena
dukungan dari warga belajar yang sangat antusias dan bersemangat
dalam mengikuti pelatihan, serta peran serta Bapak Kepala Desa
beserta perangkat Desa Tanggaran yang sangat proaktif dalam
membantu kegiatan pelatihan kepemudaan tersebut serta peran dari
Bapak Lasman sebagai salah satu pioner peternak kambing etawa (PE)
yang ada di Desa Tanggaran dan bantuan dari tokoh lingkungan yaitu
Bapak Sadiman yang terus memberi motivasi kepada para warga
belajar.
4.2 Saran
4.2.1 Untuk Warga Belajar Desa Watuagung
Dalam kehidupan yang serba sulit ini diharapkan Warga desa
Tanggaran tidak patah semangat dan dapat menekuni serta menyukai apa
yang sudah dimiliki saat ini berupa ketrampilan, kemampuan dan keahlian
yang nantinya dapat dikembangkan dan ditularkan pada orang lain dengan
hati yang tulus dan iklas guna membangun desa tercinta kearah yang lebih
baik serta ikut mensukseskan gerakan kembali ke desa yang sudah
digaungkan pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu.
Kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki hendaknya terus
ditingkatkan dan ditularkan pada orang lain sehingga nantinya bermanfaat
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 34
baik bagi dirinya sendiri maupun juga bermanfaat bagi orang lain, bangsa
dan negara pada umumnya.
4.2.2 Untuk Kepala Desa dan Perangkat Desa
Dengan adanya pelatihan singkat tentang pemberdayaan kambing
etawa (PE) kepala hitam ini diharapkan kepada Kepala Desa Tanggaran
Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek beserta jajarannya bisa menjadi
pelecut dan inspirasi untuk lebih tanggap akan potensi yang dimiliki oleh
Desa baik potensi Sumber Daya Alam (SDA) ataupun potensi Sumber
Daya Manusia (SDM).
Keberadaan kedua potensi tersebut (SDA dan SDM) apabila
diperhatikan dengan sungguh-sungguh bukan tidak mungkin bisa menjadi
sebuah lapangan kerja baru yang menjanjikan dan nantinya bisa menjadi
kontribusi bagi pembagunan desa dan pendapatan rumah tangga.
Diharapkan pula kepada Kepala Desa sebagai pemegang otoritas
tertinggi di desa beserta perangkatnya mampu menghandle, merangsang,
molokalisir, serta mengeliminir setiap kegiatan kepemudaan yang
diselenggarakan di Desa Tanggaran dengan melibatkan organisasi
kepemudaan yang ada di Desa Tanggaran yaitu Karang Taruna.
Keberadaan organisasi yang dalam hal ini sebagai wadah bagi para
pemuda yang ada di Desa Tanggaran jangan hanya sebatas Organisatoris,
tetapi juga merupakan organisasi yang mampu menampung aspirasi,
memberi, dan mengapresiasi setiap kegiatan kepemudaan sehingga
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 35
nantinya mampu menjadi sebuah organisasi kebanggaan bagi pemuda di
Desa Tanggaran.
Bentuk kerjasama dengan pihak-pihak yng terkait seperti
kementerian Peternakan juga sangat diharapkan guna
4.2.3. Tindak Lanjut
Untuk mendorong terus tumbuh berkembangnya peternakan warga
yang ada sekarang ini menjadi peternakan yang lebih besar memang
diperlukan aspek finansial yang cukup besar dan juga kemampuan
managerial yang baik, disamping itu pula kemapuan memahami situasi
pasar juga diperlukan.
Untuk itulah peran serta dan campur tangan semua pihak terkait
sangat diperlukan, baik Kepala Desa Tanggaran, Camat Pule, Kementerian
Peternakan maupun Kementerian UKM guna mendapatkan kredit lunak
usaha bagi peternak.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah , 2002, Pendekatan
Konstektual (Contextual Teacing and Learning), Jakarta.
Hatimah Ihat, dkk, 2008, Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan. Jakarta.
Auth: Ruky Trapsilo CP: 081 331 022 555 Page 36
top related