langkah perancangan intensitas hujan kriteria perancangan

Post on 16-Apr-2017

208 Views

Category:

Engineering

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

LANGKAH PERANCANGAN

Adapted from Suripin, Drainase Perkotaan

Data Perancangan

a. Data permasalahan

Pertimbangan yang diambil adalah :

permasalahan genangan atau banjir.

•Lokasi Genangan

•Lama Genangan

•Tinggi genangan

•Besarnya kerugian

Data genangan yang diperlukan :

Data perancangan (lanjutan)

b. Data Topografi

Peta topografi dalam skala besar 1 : 25.000 atau 1 : 50.000

Biasanya terdapat di Badan dan Koordinasi Survey dan Pemetaan

Nasional

Dalam pengukuran tersebut dilakukan pula pengukuran sampai ke alur

buangan (sungai) terdekat berikut elevasi muka air pada saat banjir.

Aspek hidrologi

PROSEDUR PENDEKATAN LANGKAH-LANGKAH UNTUK

MENETAPKAN BESARAN INTENSITAS HUJAN DAN CONTOH HITUNGAN

PROSEDUR PENDEKATAN UNTUK PENYELESAIAN DRAINASE SUATU DAERAH PERKOTAAN

Memahami sasaran yang hendak dicapai meliputi toleransi tentang:

- tinggi genangan

- luas genangan

- lama berlangsungnya genangan

Inventarisasi data untuk memahami kondisi fisik dan lingkungan dari tinjauan:

- topografi

- tata guna lahan pada saat ini dan kemungkinan

SOAL LATIHAN

• Berikan ulasan dan contoh perhitungan untuk menentukan besaran intensitas hujan pada suatu daerah aliran apabila diketahui data hujan harian dengan kala ulang 2 tahun R = 42 mm, waktu konsentrasi pada daerah aliran tersebut Tc = 1,2 jam

Jawaban

Langkah-langkah untuk menetapkan besaran intensitas hujan :

1. Menentukan besaran hujan dengan kala ulang sesuai dengan debit rencana

2. Menganalisis besaran hujan rancangan dengan kala ulang tertentu menjadi bentuk intensitas hujan

Contoh hitungan

Rumus Mononobe :

𝐼 =𝑅

24

24

𝑡

2 3

𝐷𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑅 = 42 𝑚𝑚 𝑡𝑐 = 1,2 Jam

𝐼 =42

24

24

1.2

2 3

= 12.894 mm/jam

SISTEM DRAINASE, LANGKAH PERANCANGAN DAN KRITERIA PERANCANGAN

Adapted from Drainase Perkotaan

Sumber Air Buangan

Dari Rumah Tangga

Perdagangan

Industri Sedang dan Ringan

Pendidikan

Kesehatan

Tempat Ibadah

Sarana Rekreasi

Fungsi Jaringan

2 Macam Air Buangan Yaitu Air Hujan Dan Air Kotor (Bekas)

• Cara Sistem buangan ada 3 yaitu:

• Separate System : terpisah

• Combined System: tercampur

• Pscudo Separate System atau Sistem Interceptor

Separate System

Dasar pemilihan sistem ini :

Periode musim hujan dan kemarau yang terlalu lama

Kuantitas yang jauh berbeda antara air buangan dan air hujan

Air buangan perlu pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air sedangkan air hujan

dapat langsung dibuang

Comparison (Perbandingan) antara Sistem Tercampur dan Kombinasi

Sistem tercampur

Air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu salauran yang sama

Debit buangan ----- kecil

Kuantitas air buangan dan air hujan ---- tidak jauh beda

Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun ----- kecil

Kerugian : areal nya luas untuk penempatan instalasinya

Sistem Kombinasi Faktor mengapa dipilih

sistem ini ? jika terdapat perbedaan yang besar antara

kuantitas air buangan yang akan disalurkan

dengan kuantitas curah hujan

Umumnya letaknya di kota kota dimana di tengah huniannya terdapat sungai, dimana

air hujan cepat cepat dibuang ke sungai tersebut

DESKRIPSI LINGKUNGAN FISIK DALAM SISTEM DRAINASE

Tata Guna Lahan

Peta yang dapat menggambarkan tentang pola penggunaan lahan

daerah perencanaan, berupa kondisi exsisting dan rencana yang

akan datang

Prasarana Lain

Jaringan jalan, air minum, jaringan telpon, listrik

mempertimbangkan bentuk saluran dan identifikasi bangunan

penunjang yang diperlukan

LANGKAH PERANCANGAN

Adapted from Suripin, Drainase Perkotaan

Data Perancangan

a. Data permasalahan

Pertimbangan yang diambil adalah :

permasalahan genangan atau banjir.

•Lokasi Genangan

•Lama Genangan

•Tinggi genangan

•Besarnya kerugian

Data genangan yang diperlukan :

Data perancangan (lanjutan)

b. Data Topografi

Peta topografi dalam skala besar 1 : 25.000 atau 1 : 50.000

Biasanya terdapat di Badan dan Koordinasi Survey dan Pemetaan

Nasional

Dalam pengukuran tersebut dilakukan pula pengukuran sampai ke alur

buangan (sungai) terdekat berikut elevasi muka air pada saat banjir.

KRITERIA PERANCANGAN

ADAPTED FROM DRAINASE PERKOTAAN, SURIPIN

DEFINISI

KRITERIA PERANCANGAN DISEBUT JUGA KRITERIA

DESIGN ADALAH PEDOMAN YANG

DIGUNAKAN MERANCANG

• Koefisien larian

• Koefisien kekasaran manning

• Kedalaman tebing

Nilai nilai dalam perancangan

TUJUAN PERENCANAAN

MENGALIRKAN GENANGAN AIR SESAAT YANG TERJADI SEMASA MUSIM HUJAN

MENGALIRKAN AIR KOTOR ATAU AIR BUANGAN DARI BUANGAN RUMAH TANGGA

KELEBIHAN AIR

DISEBUT JUGA GENANGAN AIR

TERJADI KARENA KESEIMBANGAN AIR PADA

DAERAH TERSEBUT TERGANGGU

DISEBABKAN AIR YANG MASUK DALAM DAERAH TERSEBUT LEBIH BESAR

DARIPADA AIR YANG KELUAR

BEBERAPA KRITERIA PERANCANGAN

A. KOEFISIEN LARIAN (RUN OFF)

KAPASITAS PENGALIRAN DIHITUNG DENGAN METODE RASIONAL

Q = f. C. I. A

Dimana :

Q = kapasitas pengaliran,

F = faktor konversi 0,278 ,

C = Koefisien Pengaliran,

I = intensitas Hujan dan

A = Luas Daerah

KRITERIA PERANCANGAN (LANJUTAN) B. BENTUK – BENTUK SALURAN

BENTUK SALURAN DRAINASE TERDIRI

DARI :

BENTUK TRAPESIUM

BENTUK EMPAT PERSEGI PANJANG

BENTUK LINGKARAN,

PARABOL

BENTUK TERSUSUN

Menurut Sistem Pengalirannya Drainase terbagi atas

Sistem Gravitasi : pengaliran dimana ketinggian muka air atau level air di bagian hilir lebih tinggi dari hulu sungai

Sistem Pompa : pengaliran dengan cara gravitasi tidak

bisa digunakan karena muka air di bagian hulu lebih

tinggi dari pada hilir

Sistem polder untuk daerah yang levelnya lebih rendah

Saluran Drainase

Saluran primer

Saluran sekunder

Saluran tersier

Saluran tersier

Saluran sekunder

Saluran tersier

top related