kerajaan pontianak, kerajaan wajo, kerajaan ternate

Post on 12-Apr-2017

485 Views

Category:

Education

30 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN KERAJAAN ISLAM DI

INDONESIAKELOMPOK 4:

-ALMAS TAQIYYA-IKRIMA ALKAFF-RIFQI ALI ZUHDI

-SHAKUNTALA LUNARJATI

Kerajaan Ternate

Kerajaan Pontianak

Kerajaan Wajo

• Didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie, pada hari Rabu, 23 Oktober 1771.

• Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Masjid Jami Pontianak (kini bernama Masjid Sultan Syarif Abdurrahman) dan Istana Kadariyah yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak.

• Pada tahun 1778 (1192 H), Syarif Abdurrahman dikukuhkan menjadi Sultan Pontianak.

KERAJAAN PONTIANAK

Sultan Syarif Muhammad Alqadrie

RAJA-RAJA PENGUASA KERAJAAN PONTIANAKSultan Syarif Abdurrachman Alqadrie (1771-1808)

Sultan Syarif Kasim (1808-1819)

Sultan Syarif Oesman Alqadrie (1819-1855)

Sultan Syarif Hamid Alqadrie (1855-1872)

Sultan Syarif Yoesoef Alqadrie (1872-1895)

Sultan Syarif Muhammad Alqadrie(1895-1944)

Sultan Syarif Thata Alqadrie (1944-1945)

Sultan Hamid II (1945-1950)

Keraton Kadriah Pontianak.

Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrachman, peninggalan Kesultanan Pontianak. Didirikan tahun 1770 M, berada di Kampung Beting, Pontianak Timur.

KERAJAAN WAJO

Kerajaan Wajo adalah sebuah kerajaan yang didirikan sekitar tahun 1399, di wilayah yang menjadi Kabupaten Wajo saat ini di Sulawesi Selatan. Penguasanya disebut "Raja Wajo". Wajo adalah kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yaitu Cinnotabi.

Struktur Kerajaan Wajo

Batara Wajo Penguasa tertinggi (1 orang)

Paddanreng Penguasa wilayah, terdiri dari Bettempola untuk Majauleng, Talotenreng untuk Sabbamparu dan Tuwa untuk Takkalalla (3 orang)

Arung Mabbicara Aparat pemerintah (12) orang

Masa Batara Wajo

Struktur Kerajaan Wajo

Arung Matoa Penguasa tertinggi (1 orang)

Paddanreng Penguasa wilayah (3 orang)Pabbate Lompo Panglima perang, terdiri dari Pilla,

Patola dan Cakkuridi (3 orang)Arung Mabbicara Aparat pemerintah (30 orang)Suro  Utusan (3 orang)

Masa Arung Matoa

Kelima jabatan diatas disebut sebagai Arung PatappuloE, penguasa 40.

Struktur Kerajaan Wajo

Arung Bettempola Mengangkat dan menurunkan Arung Matoa berdasar kesepakatan orang Wajo

Punggawa Panglima perang wilayah, bertugas mengantar Arung lili ke pejabat Arung Patappulo

Petta MancijiE Staf keprotokuleran istana

Jabatan lain yang tidak masuk Arung Patappulo

PENINGGALAN KERAJAAN WAJO

■ Masjid Tello dan Makam Assyiekh Al-Habib Jamaluddin Al-Akbar Al-Husein■ Geddongnge (Gedung Mesiu)■ Benteng■ Mushola Tua Menge■ Makam Lasalewangeng Tenriruwa■ Makam Lataddampare’ Puangrimaggalatung■ Makam    La Tenrilai’ Tosengngeng■ Makam Besse Idalatikka■ Saoraja Mallangga■ Makam La Maddukkelleng■ Goa Nippon

• Terletak di daerah Kepulauan Maluku• Didirikan oleh Baab Mashur Malamo

pada tahun 1257• Memiliki peran penting di kawasan

timur Nusantara pada abad ke-13 hingga abad ke-17.

• Masa kejayaannya pada abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya

• Daerah kekuasaan:Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.

KERAJAAN TERNATE

KEDATANGAN ISLAM

diperkirakan sejak awal berdirinya kerajaan Ternate masyarakat Ternate telah mengenal Islam mengingat banyaknya pedagang Arab yang telah bermukim di Ternate kala itu. Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi memeluk Islam pertengahan abad ke-15.

Kolano Marhum (1465-1486), penguasa Ternate ke-18 adalah raja pertama yang diketahui memeluk Islam bersama seluruh kerabat dan pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum adalah puteranya, Zainal Abidin (1486-1500). Beberapa langkah yang diambil Sultan Zainal Abidin adalah meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan sultan, Islam diakui sebagai agama resmi kerajaan, syariat Islam diberlakukan, dan membentuk lembaga kerajaan sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama.

Sultan Mudaffar Syah II, Sultan Ternate ke-48 (1975-2015).

■ Pada masa pemerintahan Sultan Bayanullah (1500-1521), Ternate semakin berkembang

■ Tahun 1512 Portugal untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Ternate dibawah pimpinan Fransisco Serrao, atas persetujuan sultan, Portugal diizinkan mendirikan pos dagang di Ternate. Portugal datang bukan semata–mata untuk berdagang melainkan untuk menguasai perdagangan rempah–rempah, pala dan cengkih di Maluku.

■ Sultan Baabullah dijuluki penguasa 72 pulau yang semuanya berpenghuni hingga menjadikan Kesultanan Ternate sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia timur

Kekalahan demi kekalahan yang diderita memaksa Ternate meminta bantuan Belanda pada tahun 1603. Ternate akhirnya berhasil menahan Spanyol namun dengan imbalan yang amat mahal. Belanda akhirnya secara perlahan-lahan menguasai Ternate. Pada tanggal 26 Juni 1607 Sultan Ternate menandatangani kontrak monopoli VOC di Maluku sebagai imbalan bantuan Belanda melawan Spanyol. Pada tahun 1607 pula Belanda membangun benteng Oranje di Ternate yang merupakan benteng pertama mereka di nusantara.Meski telah kehilangan kekuasaan mereka, beberapa sultan Ternate berikutnya tetap berjuang mengeluarkan Ternate dari cengkeraman Belanda.

PENINGGALAN KERAJAAN TERNATE

Istana Kesultanan Ternate di kaki Gunung Gamalama, Kota Ternate.

Masjid Tua Ternate, Maluku

TERIMA KASIH

top related