kelompok 3 sastra periode 30 pujangga baru dan di luar pujangga baru
Post on 02-Jul-2015
1.813 Views
Preview:
TRANSCRIPT
NAMA KELOMPOK:
1. IMAM SOLEH (K711 )
2. NISA ROMADONI (K7113153)
3. NITA NUR QORIAH (K7113154)
4. NORA DWIJAYANTI(K7113155)
KELAS : 2 C
SEJARAH SASTRA INDONESIAPERIODE TAHUN ‘30
SEJARAH SASTRA INDONESIA
PERIODE TAHUN ‘30
Angkatan Pujangga Baru
Luar Pujangga Baru
Angkatan Pujangga Baru
A • Majalah Pujangga Baru
B • Karakterisasi Angkatan Pujangga Baru
C • Angkatan ‘80 dan Pengaruhnya terhadap Pujangga Baru
D • Pujangga Baru sebagai Aliran Kebudayaan
E • Asas Seni pada Pujangga Baru
F • Para Pengarang Pujangga Baru
G • Pengarang – Pengarang Pujangga Baru yang Lain
A. Majalah Pujangga Baru
Nama Pujangga Baru mempunyai dua
pengertian :
1. Pujangga Baru sebagai nama majalah
• Sebelum perang ( Juli 1933 – Maret 1942)
• Sesudah perang ( Maret 1948 – Maret
1953)
2. Sebagai nama angkatan dalam Sastra
Indonesia
B. Karakterisasi Angkatan Pujangga Baru.
Keanekaraaman yang terdapat pada Pujangga Baru :1. Daerah Asal
• Bali (I Gusti Nyoman
Panji)
• Madiun (Sutomo
Jauhar A)
• Sangihe (Marius
Ramis D)
• Minahasa (J.E.
Tatengkenng)
2. Kepercayaan Agama
• Nasrani (J.E.
Tatengkeng)
• Hindu (I Gusti
Nyoman Panji)
• Islam (Amir
Hamzah, S. Takdir
Aisyahbanda)
Berikut adalah karakteristik Angkatan Pujangga Baru :
1. Tema pokok cerita bukan lagi tentang kawin paksa atau masalah adat, namun bertema tentang masalah kehidupan modern.
2. Sarat akan nasionalitas.
3. Memiliki kebebasan dalam menentukan bentuk pengucapan sesuai dengan pribadinya.
4. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia.
5. Baik prosa maupun puisinya sebagian besar mengandung suasana romantik.
6. Adanya unsur pengaruh dari sastra, terutama dari angkatan 80 di negeri
C. Angkatan ‘80 dan Pengaruhnya terhadap Pujangga Baru
1. Angkatan 80 (De Tachtiger Beweging)
dan tokoh – tokohnya.
De Nieuwe Gids
(Pandu Baru) 1885
• Willem Kloos
•Yacques Perk
•Frederic Van
Deyssel
De Gids (Pandu)
1840
• Potgieter
• Busken Huet
• Vosmaer
2. Perbedaan dan Persamaan antara PB
dengan Angkatan 80
a. Perbedaan
• Angkatan 80 mengutamakan unsur
estetik yang murni, sedangkan PB lebih
mengutamakan unsur tujuan sosial
yang jelas.
• Banyak pengarang PB menolak sifat
individualisme dan ciri naturalisme
yang dianut pengarang Angkatan 80.
b. Persamaan
• Keduanya menentang sastra sebelumnya
yang sudah merosot nilainya dan yang
penuh dengan konvensi – konvensi.
• Di dalam usahanya mencari pengucapan
yang baru, keduanya mencari contoh dari
luar negeri.
E. Asas Seni pada Pujangga Baru
Masalah yang dipersoalkan ialah tentang seni bertendens dan seni yang untu seni (I’art pour I’art). Ada pengarang PB yang condong pada asas seni bertendens dan ada pula yang sebaliknya.
1. Asas Seni Sutan Takdir Alisjahbanda
Sutan Takdir Alisjahbanda sama sekali tidak menolak asas seni untuk seni karena ia menyadari bahwa seni untuk seni dapat menghasilkan karya seni yang tinggi nilainya.
2. Asas Seni Sanusi Pane
Di mana harga karangan sajak,Bukan di dalam maksut isinya,Dalam bentuk kata nan rancak,
Dicari timbang dengan pilihanya.(“Sajak”, Puspa Mega)
O, bukannya dalam kata yang rancak,
Kata yang pelik kebagusan sajak,O, pujangga, buang segala kata,
Yang kan Cuma mempermainkan kata,
Dan hanya dibaca selintas lalu,Karena tak keluar dari sukmamu.
(“Sajak”, Madah Kelana)
3. Asas Seni Armijin Pane
Dalam tulisannya pada Pujangga Baru
th. I. No. 1 Juli 1933 ia mengatakan, “
Begitulah kami bukan abdi seni, yang
hanya bersifat seni semata – mata, tetapi
kami abdi seni, yang sebagai salah satu
alat masyarakat, harus mengabdikan diri
kepada masyarakat.”
4. Pendapat Y.E. Tatengkeng tentang Asas Seni
“ Kita tidak boleh menjadikan seni itu Allah, tetapi sebaliknyajanganlah kita menjadikan seni itu alat semata –mata. Seni harus tinggal seni.Dalam pada itu, seni selalu hadir dan tumbuh dalam masyarakat, pergaulan; ia berbentuk dalam alam, ia berwujud dalam waktu. Sepatutnya ia memberi buah kepada masyarakat dan pergaulan.”
Pujangga Baru th. III no. 1 Juli 1935
F. Para Pengarang Pujangga Baru
1. Sutan Takdir Alisjahbana
2. Amir Hamzah
3. Sanusi Pane
4. Arminj Pane
5. Y.E. Tetengkeng
6. Hamidah
7. I Gusti Nyoman Putu Tisna
8. Suman Hs.
Beliau memiliki keahlian dan kecakapan :
Pengarang novel,pengarang esai,pengarang tata
bahasa,pengarang filsafat,penyair,ahli
hukum,ahli kebudayaan,seorang usahawan,dan
juga seorang politikus yang sadar
memperjuangkan kemajuan bangsanya.
Hasil karangan Sutan Takdir Alisjahbana
1. Berupa novel
Tak Putus Dirundung Malang (1929)
Dian yang Tak Kunjung Padam (1932)
Anak Perawan di Sarang Penyamun (1932)
Layar Terkembang (1936)
Grotta Asurra : Kisah Chinta dan Chita (tiga
jilid , 1970-1971)
2. Kumpulan Puisi
Tebaran Mega ( 1936 )
3. Kumpulan Esai Tentang
Bahasa Indonesia
Dari Perjuangan dan
pertumbuhan Bahasa
Indonesia (1957)
4. Antologi ( Bunga Rampai )
Puisi Lama (1940)
Puisi Baru (1946)
Pelangi
5. Berupa Terjemahan
Nelayan di lautan Utara (
Terjemahan dari Pecheurs
d’Islande karangan Picerro
Loti )
Nyanyian Hidup (
Terjemahan dari The Song Of
Live karangan Krishnamurti
)
Niku-Dan ( Kurban Manusia
)
Di dalam karangannya yang berupa esai, tampakketajaman pikiran dan sikap beliau yang tegasdengan bahasa yang meyakinkan dan berapi-apidalam mengemukakan persoalan. Beberapa sifat-sifat pada karangan beliau antara
lain: 1. Karangan itu terutama didorong oleh hasratnya
untuk berjuang membawa bangsanya ke arah kemajuan yang modern.
2. Bahasa yang dipergunakan sederhana bersahaja dalam arti mudah dipahami dan meyakinkan.
3. Sebagian besar karangannya mengandung suasana kegembiraan dan suasana optimisme.
Karangannya tidak terlepas dari unsur Melayu
dan unsur lama. Selain itu, bentuk puisi-puisinya
sebagian besar masih menyerupai bentuk
pantun dan syair. Baris-barisnya tersusun atas
dwi-angga-tunggal dengan sebuah jeda
(caesure) ditengah baris.
Unsur melayu pada Amir Hamzah terletak pada
• Sifatnya yang suka berhina-hina diri.
• Pemakaian kosa kata dan perbandingan-
perbandingan. Kata-kata yang berasal dari
Barat hamper tidak ada dalam karangannya
• Tidak pernah menggunakan sonata dalam
karangan puisinya.
Karangan- karangan Amir Hamzah yang sudah dibukukan antara lain:
1. Buah Rindu (1941)
Hampir semua puisi dalam kumpuan ini menyatakan rasa kedudukan karena gelora asmara yang tidak berkesampaian.
Masih bersifat romantis sentimental, belum ada ketetapan dan keseimbangan jiwa.
2. Nyanyi Sunyi (1935)
Lebih bebas, lebih mengenal variasi.
Nada puisinya menyatakan rasa kedukaan dalam kemeranaan.
Tema pokok berupa cinta kasih yang gagal, kerinduan pada kekasih, ratapan kesedihan terhadap nasibnya, dan akhirnya penyerahan diri kepada Tuhan.
Karangan Amir Hamzah yang lain:
1. Setanggi Timur (kumpulan puisi lama dari
sastra India, Arab, Cina, Parsi, dan
sebgainya).
2. Bhagawad Gita ( prosa terjemahan)
3. Gitanyali ( terjemahan dari karangan
Rabindranath Tagore)
4. Sastra Melayu lama dan Raja- Rajanya
(prosa)
Tulisan-tulisan beliau menimbulkan kesan adanya
kontradiksi-kontradiksi. Hal ini tampak pada
pendapatnya tentang bentuk dan isi, masalah pelaksanaan
asas seni dan lain-lain.
Pada kumpulan karangannya yang pertama maupun yang
kemudian, sebagian besar terdiri atas bentuk soneta dan
prosa lirik.
Walaupun pada karangan-karangan beliau tampak adanya
pengaruh dari Barat (angkatan 80 di negeri Belanda),
pengaruh India dan filsafat Budha teras sekali.
Karangan- karangan Sanusi pane yang sudah
diterbitkan antara lain:
1. Pancaran cinta (prosa berirama, 1926)
2. Puspa Mega (kumpulan puisi, 1927)
3. Madah Kelana (kumpulan puisi, 1931)
4. Manusia Baru (drama, 1940)
5. Arjuna Wiwaha (terjemahan dari bahasa jawa
kuno kekawin Mpu Kanwa, 1940)
Karangan- karangan yang pernah dimuat dalam majalah Timbul yaitu:
1. Airlangga (drama dalam bahasa belanda,1928)
2. Damar Wulan (Gita pahlawan, bahasa Belanda,1929)
3. Eenzame garudavlucht (drama dalam bahasa Belanda,1929)
4. Kertajaya (drama dalam bahasa Indonesia, 1932)
5. Sandhayakalaning Majapahit (drama dalam bahasa Indonesia,1933)
Karangannya meliputi berbagai macam bentuk:novel,drama, puisi, cerpen, esai, dan bahkan jugakarangan tentang pengetahuan tata bahasa.Karakteristik karangan Armijn Pane: 1. Tema cerita tidak lagi berhubungan dengan
masalah suatu adat daerah, masalah kawin paksa, masalah barat dan timur, atau masalah pertentangan kaum muda dengan kaum tua, tetapi berhubungan dengan masalah manusia, yaitu manusia Indonesia atau manusia pada umumnya.
2. Plot ceritanya tidak tersusun atas rangakaian peristiwa-peristiwa yang tampak pada perbuatan, tingkah laku, atau dialog pelaku-pelakunya, tetapi tersusun atas pikiran-pikiran dan kehidupan perjuangan batin pelaku-pelaku.
3. Bentuk puisi sebagian besar mengikuti pola-pola tertentu yang teratur.
Karangan-karangan Armijn Pane antara lain: 1. Novel Belenggu 2. Kisah Antara Manusia (kumpulan cerpen,1953) 3. Jiwa Berjiwa (kumpulan puisi,1939) 4. Ratna (saduran drama Ibsen Nora,1943) 5. Sanjak-Sanjak Masa Muda Mr. Moh. Yamin (1954)6. Membangun Hari Kedua (terjemahan Tweede
Scheppingsdog karangan Ilya Ehrenburg,1956) 7. Jinak-Jinak Merpati (kumpulan drama,1953) 8. Gamelan Jiwa (kumpulan puisi) 9. Kort Overizicht van de Moderne indonesisch Literatuur (1949) 10. Mencari Sendi Baru Tatabahasa Indonesia
Perbedaan pengaruh Angkatan 80 dengan Y.E.Tatengkeng: 1. Jika puisi-puisi pada Angkatan 80 umumnya
mengandung kemuraman dan kesedihan, puisi beliau lebih banyak mengandung suasana kegembiraan.
2. Pada Angkatan 80 terdapat pertentangan antara agama dengan umat Kristen karena menurut keyakinan agama, penyair-penyair angkatan 80 telah durhaka dan takabur serta menganggap keindahan dan seni sebagai Tuhannya. Pada Y.E. Tatengkeng pertentangan semacam itu tidak ada melainkan pada puisi-puisinya terpancar sikap penyair sebagai pemeluk agama yang taat
Nama sesungguhnya ialah FatimahHasan Delais. Satu-satunya novel yang pernahditerbitkan berjudul KehilanganMestika (1935). Cerita dalam noveltersebut berbentuk “Aku” yangmengisahkan kehidupan penuhkesedihan dan penderitaan. Dalamcerita tersebut mengandung sifatbiografis.
Ciri-ciri karangan Suman HS yang paling menonjol: 1. Bahasa yang digunakan lancar, hidup, dan
memikat perhatian. 2. Sifat kejenakaan terdapat pada hampir semua
karangannya. 3. Semua novelnya mengandung unsur detektif
walaupun sifat detektifnya masih sederhana dan orang mudah menebak penyelesaian masalahnya.
4. Gaya ceritanya penuh kejenakaan dan bahasanya lincah mengasyikkan.
Novel yang pernah diterbitkan:
1. Kasih Tak Terlarai (1929)
2. Percobaan Setia (1931)
3. Mencari Pencuri Anak Perawan (1932)
4. Kasih Tersesat (1932)
5. Tebusan Darah (1939)
G. Pengarang – Pengarang Pujangga Baru yang Lain
1. M.R. Dayoh (Dr. Hc. Marius Ramis Dayoh)
Karangannya :
• Peperangan Orang Minahasa dengan Orang Spanyol (1931)
• Pahlawan Minahasa (novel sejarah, 1935)• Syiar untuk ASIB• Putera Budiman (1941)
2. Asmara Hadi
Karangannya :
• Di Belakang Kawat Berduri (1942)
3. A. Hasymy (M. Ali Hasyim)
Karangannya :
• Kisah Seorang Pengembara (kumpulan puisi, 1936)
• Dewan Sajak (kumpulan puisi, 1940)
• Bermandi Cahaya Bulan
• Suara Azan dan Lonceng Gereja
• Sepanjang Jalan Raya Dunia
4. Sutomo Jauhari Arifin
Karangannya :
• Andang Taruna (novel, 1942)
B. Hamka (Haji Abdul Malik Karim
Amrullah)
Karangan Hamka :
• Di Bawah Lindungan Ka’bah
Diterbitkan oleh Daftar
Pustaka tahun (1938)
• Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1938)
Pada 19642, novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dihebohkan oleh masyarakat, terutama oleh Lekra sebagai novel plagiat.
Magdalena
A.S. Alatas (1963) Indonesia
Majdulin
Mustafa Luttfi al – Manfaluthi (1876 – 1924) Arab
Sous Les Tilleuls (Di Bawah Naungan Pohon Tillia
Alphonse Karr (1808 – 1890) Perancis
Karya Hamka lainnya :• Laila Majnun (1933)• Salahnya sendiri (1939)• Karena Fitnah (1938)• Keadilan Ilahi (1940)• Dijemput Mamaknya (1962)• Menunggu Beduk Berbunyi (1950)• Terusir (1951)• Merantau ke Deli (1959)• Tuan Direktur (1961)
PERTANYAAN
1.
2.
3.
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
top related